Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Fadila

Kelas/No : XII Mipa 6/28

Cinta di Antara Lembaran Buku

Bhinabakti yang tenang, hiduplah dua teman sekelas yang memiliki minat yang sama dalam dunia
literatur, Daniel dan Emma.

Daniel yang memiliki nama lengkap Daniel Alexandro Lewis adalah seorang penulis muda yang
selalu membawa buku catatan ke mana pun dia pergi, sementara Emma Elizabeth Alonso atau biasa
dipanggil Emma adalah seorang pembaca berat yang selalu terlihat membawa novel di tasnya.

Mereka bertemu dalam sebuah klub sastra sekolah dan segera menemukan ikatan yang kuat di antara
mereka. Mereka sering berbagi cerita, meninjau buku bersama, dan mendiskusikan plot dan karakter
favorit mereka.

Suasana yang hangat dan gemas antara Daniel dan Emma memberikan warna tersendiri dalam
hubungan mereka:

Emma sering menemukan catatan kecil yang diselipkan di antara halaman buku yang dipinjamnya dari
Daniel. Catatan-catatan itu berisi kutipan-kutipan favoritnya atau pesan-pesan kecil yang manis. Satu
hari, Emma menemukan catatan yang berisi

"Kamu adalah bintang yang menyinari halaman-halaman hidupku"

di antara halaman buku puisi kesukaannya. Daniel pun tersenyum lebar ketika melihat ekspresi terkejut
Emma ketika menemukan catatan itu.

Daniel sering menghibur Emma dengan lelucon-lelucon konyolnya ketika Emma sedang stres karena
tugas sekolah. Suatu hari, ketika Emma sedang frustasi dengan ulangan matematika yang sulit, Daniel
mengirimkan pesan singkat yang berisi lelucon tentang

"mengapa buku matematika disebut buku yang paling menyedihkan? Karena setiap kali kita
membukanya, kita selalu menemukan banyak masalah di dalamnya!"

Emma pun tertawa terbahak-bahak membaca pesan itu, dan hal itu berhasil membuatnya merasa lebih
baik.

Namun kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Suasana yang hangat dan gemas antara Daniel dan
Emma mulai terganggu ketika seorang siswa baru, Ryan Mahreza, pindah ke sekolah mereka. Ryan
adalah sosok yang tampan, cerdas, dan memikat, dan dia cepat menjadi sorotan di antara siswi-siswi di
sekolah, termasuk Emma.

Daniel, yang awalnya tidak terlalu memperhatikan kehadiran Ryan, mulai merasa cemburu ketika
melihat betapa dekatnya Ryan dengan Emma. Emma, yang sama sekali tidak menyadari perasaan Daniel,
menganggap Ryan hanya sebagai teman biasa dan tidak menyadari ketegangan yang muncul di antara
Daniel dan Ryan.

Sementara itu, Ryan, yang sebenarnya juga tertarik pada Emma, mulai mendekatinya dengan sikap yang
ramah dan perhatian. Dia sering membantunya dengan tugas-tugas sekolah dan mengajaknya untuk
berdiskusi tentang buku-buku yang mereka baca.

Emma, yang senang mendapatkan teman baru yang berbagi minat yang sama dengannya, menerima
bantuan dan ajakan Ryan dengan tanda persahabatan biasa.

Ketegangan di antara Daniel, Emma, dan Ryan semakin membesar ketika Emma mulai semakin dekat
dengan Ryan dan mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.

Daniel, yang semakin frustrasi dengan situasi itu, mencoba untuk menemukan cara untuk menarik
perhatian Emma kembali kepadanya, tetapi usahanya selalu gagal.

Akhirnya, dalam sebuah momen yang intens, Daniel mengungkapkan perasaannya pada Emma dan
menyatakan betapa pentingnya dia dalam hidupnya.

Emma, yang terkejut dan terharu, menyadari bahwa perasaannya juga lebih dari sekadar persahabatan.
Mereka berdua akhirnya mengakui perasaan mereka satu sama lain, dan kehadiran Ryan akhirnya
menjadi bagian dari masa lalu mereka.

Dengan bantuan dari momen-momen manis dan romantis yang mereka alami bersama, Daniel dan
Emma akhirnya menemukan jalan mereka kembali satu sama lain.

Mereka menyadari bahwa cinta sejati dan persahabatan yang kokoh akan selalu mampu mengatasi
segala rintangan, termasuk godaan dari luar.

Anda mungkin juga menyukai