ANGIN
Identitas novel
c. Isi resensi
1. Pendahuluan
Tere Liye adalah nama pena dari seorang penulis yang kehebatannya dalam
mengolah sebuah cerita sudah tak diragukan lagi. Tere Liye lahir dan tumbuh
dewasa di pedalaman Sumatera, pada tanggal 21 Mei 1979. Anak keenam dari
tujuh bersaudara ini telah menyelesaikan masa pendidikan di SDN 2 dan SMPN 2
Kikim Timur, Sumatra Selatan dan melanjutkan SMUN 9 Bandar Lampung.
Setelah selesai di Bandar lampung, dia meneruskan studinya ke Universitas
Indonesia (UI) Fakultas Ekonomi jurusan Akutansi.
Selain novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Tere Liye juga sudah
merilis sebuah buku yang berjudul “Hafalan Sholat Delisa” yang membuat
pembaca seakan masuk ke dunia fiksi dan seakan ikut berperan dalam cerita
tersebut. Tere Liye telah menghasilkan 14 buah novel best seller, diantaranya:
Keunikan novel yang ditulis oleh Tere Liye ini yaitu sebuah cerita yang sederhana,
mampu diangkatnya menjadi konflik demi konflik yang menyeret pembaca untuk
ikut menjadi pemeran utama dalam novelnya. Saat membaca novel buatannya
sangat sulit untuk tidang menangis, sebab dari mulai alur, konflik, maupun
amanatnya semuanya sempurna. Tere Liye diambil dari bahasa India yang artinya
untuk-Mu.
Tema yang saya angkat dari novel ini adalah tentang percintaan yang terpaut usia
sangat jauh antara Danar dan Tania. Di dalamnya juga terdapat unsur Pendidikan,
yaitu pada saat Tania bisa menyelesaikan studinya di luar negeri sebagai lulusan
terbaik, walaupun dia hanya mantan pengamen jalanan yang di pungut oleh orang
yang baik hati bernama Danar. Selain itu, di dalam novel ini juga terdapat unsur
kekeluargaan dimana walaupun tidak ada hubungan darah diantara Danar dan
keluarga Tania, tetapi Danar sudah menganggap mereka dengan tulus seperti
kelurganya sendiri.
Di dalam buku ini, akhir ceritanya tidak begitu jelas dan ceritanya terkadang mirip
seperti sinetron yang ada di layar kaca televisi. Ceritanya juga agak sedikit
membosankan. Selain itu terdapat sebuah kesalahan saat menarasikan perhitungan
waktu pernikahan Danar, “Jam lima subuh laptopku berkedip. Lima jam sebelum
pernikahan dilangsungkan.” Harusnya “Empat jam sebelum pernikahan
dilangsungkan”, karena pada dua halaman sebelumnya diketahui bahwa Danar
menikah tepat pukul 09.00.
Kesan setelah membaca buku ini mengajar kan kita untuk selalu ikhtiar. Selain itu
dilihat dari pesan moral, novel ini layak mendapat acungan jempol. Perjuangan
seorang Tania, mantan pengamen jalanan, yang kemudian sukses menyelesaikan
studinya di luar negeri, bisa memberi motivasi kepada para pembaca. Melalui
tokoh-tokohnya, novel ini menggambarkan pentingnya berkata jujur dan menepati
janji.
2. Tubuh / isi
Sinopsis
Novel ini menceritakan kehidupan seorang Tania dan Dede yang merupakan dua
kakak beradik yang harus putus sekolah dan harus menjadi pengamen karena
keterbatasan ekonomi keluarga sepeninggal ayah mereka. Mereka tinggal bersama
ibunya di sebuah rumah kardus.
Hingga pada akhirnya mereka bertemu dengan seseorang yang bernama Danar dan
kehidupan mereka pun berubah. Danar adalah seorang karyawan yang juga penulis
buku anak-anak. Danar begitu baik sehingga keluarga ini menganggapnya seperti
malaikat. Tania sangat mengagumi Danar karena selain baik juga memiliki paras
yang menawan.
Danar menganggap mereka sudah seperti keluarga lalu memberikan mereka rumah
kontrakan sehingga Tania, Dede dan ibunya tidak perlu lagi tinggal di rumah
kardus. Selain itu mereka bisa kembali sekolah dan ibunya bisa berjualan kue.
Mereka pun semakin dekat seperti keluarga. Suasana agak berubah ketika danar
membawa teman dekatnya yang bernama Ratna. Tania merasa cemburu, ia tidak
suka melihat kedekatan Danar dengan Ratna. Rasa tidak suka itu bukan sekedar
perasaan iri seorang adik tapi Tania kecil belum bisa menerjemahkan apa arti
perasaan itu.
Suatu ketika ibu mereka di vonis oleh dokter terkena kanker paru-paru stadium IV
yang membuat ibunya meninggal dunia. Berat sekali bagi Tania menerima
kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dan sekarang ia yang harus
bertanggung jawab menjaga adiknya. Untung saja ada Danar yang selalu berada di
samping mereka. Tania tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pintar. Ia berhasil
mendapatkan beasiswa ke Singapura. Sederet prestasi berhasil ia raih dalam
studinya. Semua pengalaman hidup yang telah Tania alami menjadikannya lebih
dewasa dari gadis-gadis lain seumurannya. Perasaannya terhadap Danar juga
semakin jelas. Lambat laun Tania tahu, perasaan itu bernama cinta.
Seiring berjalannya waktu, Tania tahu bahwa kehidupan rumah tangga Danar dan
Ratna tidak bahagia. Melalui chatting Ratna bercerita kepada Tania bahwa Danar
telah banyak berubah. Danar menjadi pendiam dan sering pulang larut malam
bahkan jarang berada di rumah. Ratna tahu ada sesuatu yang menghalangi mereka,
ada seseorang di antara ia dan Danar tapi ia tidak pernah tahu siapakah bayangan
itu. Dari cerita Dede akhirnya Tania tahu bahwa Danar juga mencintai Tania.
Danar menuliskan perasaannya dalam novel “Cinta Pohon Linden” yang tidak
akan pernah selesai ia tulis. Perbedaan usia yang cukup jauh membuat Danar
merasa tidak pantas mencintai Tania. Tidak seharusnya ia mencintai gadis kecil
seperti Tania.
Ketika Tania dan Danar sama-sama tahu perasaan mereka masing-masing, semua
sudah terlambat. Dan tania memberitahukan tentang kehamilan Ratna. Biar
bagaimanapun Danar telah menikah dengan Ratna. Akhirnya Tania kembali ke
Singapura dan memutuskan untuk meninggalkan semua cerita cintanya.
Keunggulan
Dalam novel “Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” karya Tere Liye ini
menggunakan bahasa sehari-hari sehingga si pembaca mudah memahami isi dari
novel tersebut. Selain itu saat membaca novel ini kita seakan-akan masuk kedalam
cerita tersebut. Novelnya pun juga banyak memberikan inspirasi dan motivasi.
Kelemahan
Kadang saat membaca novel ini ada bagian-bagian yang membosankan, kemudian
alur yang maju mundur membuat pembaca sulit mencerna alur cerita.
Tania menceritakan kisahnya dan mendeskripsikan dirinya sendiri itu seperti apa
dan bagaimana kehidupannya. Sepeninggal ayahnya mereka tinggal di rumah
kardus sampai akhirnya Tania dan Dede bertemu dengan malaikat mereka yaitu
Danar di Sebuah bus tempat mereka mengamen Saat kaki tania tertusuk oleh paku
payung.
Setelah mengenal Danar kehidupan Tania, Dede, dan ibunya berubah yg awalnya
tinggal di rumah kardus, sekarang sudah tinggal di rumah kontrakan yang di biayai
oleh Danar. Dan Tania maupun Dede bisa bersekolah. Sampai akhirnya Danar
membawa seorang wanita yang bernama Ratna yang membuat Tania menjadi kesal
dan jengkel. Dan pada saat itu Tania mulai mengenal kata cemburu.
Bab.3 Pukul 20.21: Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Tiga bulan sebelum Tania lulus SD, ibunya jatuh sakit dan dokter membutuhkan
waktu yang lama untuk memvonis ibunya bahwa beliau sudah terkena kanker paru-
paru stadium IV. Pada akhirnya seminggu sebelum usia Tania 13 tahun Ibunya
meninggal dunia. Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan
dirinya jatuh begitu saja tak melawan dan mengiklaskan semuanya, begitulah
semangat yg diberikan Danar kepada Tania.
Bab.4 Pukul 20.26: Setelah Ibu Pergi
Saat hari ulang tahun Tania, Dede dan Danar berangkat ke Singapura untuk
merayakan ulang tahun Tania. Dan tania mendapat hadiah ulang tahun dari Danar
sebuah liontin yang berinisial T.
Setulah mendapat liontin dari Danar, Tania menerka-nerka apa maksud dari inisial
T tersebut. Sebelum lulus, tania harus mengerjakan laporan akhir aktivitas
sosial senior high school. Dan sebagai penerima beasiswa, Tania harus menulis
laporan tentang permasalahan negara masing-masing. Tania diberikan tiket pulang
pergi ke Jakarta, dan libur selama dua minggu untuk mendalami riset tersebut
dilapang. Tapi tania tidak memberitahukan kepulangannya kepada Danar.
Di hari kelulusannya Tania di senior higth school , Dede, Danar, dan Ratna
ternyata datang ke hari graduation day nya. Dan ada kabar baik salah satunya
Tania di beri kursi kelas terbaik semester depan di NUS. Sayangnya semua kabar
itu tertup begitu saja pada saat Danar memutuskan untuk menikah dengan Ratna.
Dan Tania memutuskan untuk tidak pulang ke Indonesia pada saat pernikahannya.
Bab.8 Pukul 20.50: Hari-Hari Menyakitkan!
Tiga hari terakhir Danar banyak berubah karwena Tania tidak mau pulang saat
pernikahannya dan Ratna memutuskan untuk ke Singapura membujuk Tania agar
bisa pulang dihari pernikahannya. Tetapi usahanya pun sia-sia. Dan hari
menyakitkan itu tiba, dimana Danar dan Ratna menikah dan Tania mersakan rasa
sakit yang mendalam.
Bab.9 Pukul 21.00: Hidup Harus Terus Berlanjut, dalam Bentuk Apapun
Tania sudah bekerja full time di salah satu perusahaan pialang Singapura.
Perusahaan spekulan terbesar di Asia Pasifik untuk menggerakan jumlah uang
yang bahkan bisa membuat demam perekonomian regional.
Setelah Pernikahan itu terjadi, Tania maupun Danar tidak pernah menghubungi
satu sama lain. Dan agar tidak terlalu memikirkan hal tersebut dan berlarut dalam
kesedihan, Tania selalu menyibukan diri baik mengikuti organisasi sampai
membuka bakery sebuah toko kue.
Tania memutuskan untuk pulang ke Indonesia tanpa memberi tahu Danar. Dan
pada saat delapan tahun setelah kematian ibunya. Dede, Tania, Danar, Ratna, dan
Adi (salah satu teman Tania sejak ASEAN scholarship dulu) pergi ke ziarah
makam ibu Tania. Dan pada saat di pemakaman Dede mengatakan “ Ibu pergi
bukan karena tidak sayang lagi pada Dede. Ibu pergi untuk mengajarkan sesuatu...”
Dan dia mengerti sekarang bahwa hidup itu harus menerima, mengerti dan
memahami. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, dan pemahaman itu
datang.
Tania lulus kuliah sesuai jadwal, dengan nilai yang baik dan disaat graduation day
dia cuma sendirian tanpa di dampingi Dede, Danar, ataupun Ratna. Dan ratna tiba
memberitahu Tania lewat chatingan bahwasannya ada keganjilan dari Danar
selama enam bulan terakhir ini yang jarang berbincang dengannya, Danar lebih
banyak diam dan sering pulang larut malam.
Dede menceritak semua yang ia tahu selama ini kepada kakaknya (Tania), Bahwa
Danar juga memiliki perasaan yang sama seperi Tania. Dan tania memutuskan
untuk menemui Danar di bawah Pohon Linden dan menanyakan perasaan dia
kepadanya.
Tinjawan Bahasa
Ini sebuah kisah cinta yang sederhana, namun dibalut dengan gaya tulisan yang
sangat indah, romantis dan jalan cerita yang tak mudah ditebak. Tentang cinta yang
terpendam, tentang kepedulian dan kasih sayang. Bahasa yang terdapat dalam
novel ini cukup puitis. Gaya bahasanya pun cukup mudah dipahami. Di dalam
novel juga terdapat bahasa percakapaan seperti dialog dan narasi sehingga saat
pembaca membaca novel ini tidak memberikan efek yang membosankan dan
membuat cerita lebih menarik.
Dalam novel ini tidak ada kesalahan cetak sediki pun, kata demi kata terketik
secara sempurna.
3. Penutup
Buku ini penting dan perlu di baca untuk masyarakat umum, terutama remaja.
Karena novel karangan Tere Liye ini banyak menginspirasi dan memotivasi
pembaca agar tetap kuat, tabah, ikhtiar, dan tawakal dalam menjalani hidup,
sekalipun masalah atau cobaan itu berat. Dalam realita kehidupan kita sehari-hari
entah ada berapa banyak sosok kanak-kanak seperti Tania dan Dede diluaran sana,
yang terpaksa menjalani kejamnya kehidupan di jalanan, namun adakah orang
seperti Danar? Tentu ada walaupun Cuma sedikit.
Satu hal lagi yang saya suka dari buku ini dan siapapun harus membaca dan
memilikinya yaitu bagaimana seorang Tere-Liye menggambarkan kedekatan
hubungan antara ibu dan anak. Bagaimana ternyata sosok dan perkataan seorang
Ibu selalu menjadi penuntun dalam kehidupan anak-anaknya. Bagaimana dengan
segala kearifannya ia mampu menjadi batu sandaran bagi anak-anaknya dalam
menghadapi proses pasang surut kehidupan, sekalipun kelak jikalau ia telah
berpulang. Sosok Ibu yang bagai Pohon Linden. Selalu memberikan tempat
berlindung dan keteduhan bagi hati anak-anaknya.