Anda di halaman 1dari 6

Dampak Fatwa MUI No.

83 Tahun 2023 Terhadap Pemboikotan


Produk Pro-Israel
Dinda Nur Afresa

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Majene e-mail : dindadin8765@gmail.com

Pendahuluan
Boikot merupakan sebuah aksi atau tindakan yang menghentikan untuk membeli sebuah
produk ataupun jasa pelayanan terhadap sebuah perusahaan ketika seseorang tidak setuju
dengan tindakan atau mengenai aturan tertentu. Dalam perspektif islam, boikot tidak boleh
digunakan untuk merugikan perusahaan atau orang lain yang tidak bersalah hingga merusak
perekonomian. Sebaliknya, boikot harus digunakan sebagai sarana untuk menunjukkan
keadilan. Artinya boikot dalam ekonomi islam dipandang sebagai cara untuk menegakkan
keadilan.

Dalam Ekonomi Islam selalu dikaitkan dengan sejarah Rasulullah Saw, boikot dalam
sejarah islam sama halnya dengan penolakan yang tidak terlepas dari masalah agama dan
sosial. Aksi boikot terhadap produk pro-israel adalah upaya yang dilakukan umat islam yang
difatwakan oleh para ulama untuk melawan kedzaliman orang-orang yang memerangi kaum
muslimin.

Gerakan aksi boikot yang dilakukan, tidak sedikit tokoh agama yang mendukung aksi
tersebut. Tokoh agama yang mendukung boikot ini mengaitkannya dengan kewajiban
seorang muslim dalam agama yang diperoleh dari sumber hukum agama seperti Fatwa. Fatwa
tentang boikot didasarkaan pada Al-Quran, Hadist Rasulullah SAW dan Kaidah Fikih.

Israel telah menyerang Palestina, serangan tersebut mengakibatkan kerusakan besar pada
prasarana serta menghilangkan banyak nyawa warga sipil. Akibat dari konflik tersebut
memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian hingga kesejahteraan warga
sipil pada wilayah tersebut. Maka terkait konflik tersebut MUI mengeluarkan Fatwa tentang
boikot produk pro-israel yang ada di Indonesia. Boikot ekonomi dijadikan sebagai
perlawanan
terhadap negara yang menindas sekaligus memperjuangkan negara yang tertindas agar
mendapatkan keadilan, kebebasan, dan kemerdekaaan.

Fatwa adalah sebuah nasehat resmi dari pemegang otoritas tentang pendirian hukum
ataupun dogma islam, fatwa tersebut diberikan sebagai respon terhadap suatu masalah
tertentu. Baru-baru ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan Fatwa Nomor 83
Tahun 2023. Dalam hal ini Fatwa MUI menghimbau umat islam untuk semaksimal mungkin
menghindari transaksi dan penggunaan produk pro-israel. Karena Dalam Fatwa ini MUI
menegaskan bahwa produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel
hukumnya haram.

Aksi boikot merupakan cara untuk menunjukkan solidaritas terhadap kaum muslimin di
Palestina serta mendorong penyelesaian konflik Israel dan Palestina yang telah berlangsung
lama. Karena dengan membeli atau mengkonsumsi produk pro-Israel itu sama saja dengan
memberikan dana kepada zionis tersebut untuk kemudian melakukan penyerangan kepada
orang-orang pada wilayah tersebut. Gerakan pemboikotan yang berbasis agama yang
dilakukan oleh umat islam juga dilakukan berdasarkan ikatan persaudaraan sesama islam
yakni Ukhuwah Islamiyah.

Adapun tujuan utama dalam memboikot produk yang terkait dengan Israel adalah untuk
memberikan tekanan ekonomi serta upaya tehadap Israel agar segera mengakhiri serangan
terhadap Palestina. Pemboikotan ini dapat berkaitan dengan perekonomian. Akan tetapi aksi
boikot ini tergantung pada partisipasi konsumen dalam melakukan pemboikotan. Dalam
jangka panjang, bisa saja aksi boikot ini memberikan dampak terhadap penurunan penjualan
serta menghambat perputaran uang ke negara tersebut.

Adapun terkait konsumen yang melakukan boikot untuk tidak mengkonsumsi produk
pro- Israel karena alasan kasus kemanusiaan artinya dalam Pandangan Islam membela kasus
kemanusiaan tersebut atas dasar agama. Bukan hanya boikot, dinegara lain pun bahkan yang
bukan beragama islam turut melakukan aksi pembelaan terhadap Palestina dengan
pertimbangan kemanusiaan, mereka yang kemudian menentang Zionis Israel akibat serangan
yang dilakukan menyebakan banyak korban jiwa termasuk anak-anak Palestina.
Pembahasan

Dampak Fatwa MUI No. 83 Tahun 2023 Terhadap Pemboikotan Produk Pro-Israel

Seruan boikot yang banyak beredar dimedia sosial bukan hanya disampaikan oleh
kalangan umat Islam, tetapi juga dari kalangan yang cinta akan perdamaian dan atas dasar
kemanusiaan. Para pendukung dari aksi boikot baik dimedia sosial maupun secara langsung
memandang bahwa hal ini merupakan salah satu jihad. Syekh Qaradhawi menjelaskan bahwa,
boikot merupakan satu-satunya jalan sebagai senjata yang ada ditangan rakyat sipil. Serta
menjadi aksi persaudaraan dan persatuan bagi umat Islam.

Terkait seruan boikot yang banyak beredar di media sosial, yang tentu saja menimbulkan
pro kontra terutama pada saat dikeluarkannya Fatwa MUI no 83 tahun 2023 tentang hukum
dukungan terhadap perjuangan Palestina. Berdasarkan Fatwa tersebut MUI menghimbau
umat Islam untuk menghindari transaksi dan penggunaan produk terafiliasi dengan Israel.
Bukan hanya itu MUI juga memuat putusan bahwa yang mendukung agresi Israel terhadap
Palestina atau pihak yang secara nyata mendukung Israel baik secara langsung maupun tidak
langsung hukumnya haram.

Tetapi dalam hal ini banyak masyarakat yang masih bingung dengan isi dari Fatwa
tersebut, karna dalam Fatwa tersebut MUI tidak mengeluarkan list secara resmi terhadap
produk apa saja yang terafiliasi dengan Israel. Sehingga dalam hal ini menimbulkan banyak
pro kontra terhadap beberapa produk yang diduga pro terhadap Israel. Dan tentunya sangat
penting bagi seseorang untuk mengetahui jenis produk apa saja yang diduga terafiliasi agar
konsumen dalam hal ini bisa lebih selektif dalam membeli atau menggunakan produk sesuai
yang dihimbaukan oleh MUI.

Dalam hal ini yang saya pahami sebagai penulis adalah bahwa Fatwa MUI No 83 Tahun
2023 yang diharamkan adalah mendukung setiap agresi yang dilancarkan ke palestina, dalam
hal ini yang diharamkan adalah dukungannya, dan terkait transaksi atau jual beli produk-
produk yang terafiliasi dengan Israel bentuknya adalah himbauan bukan larangan atau
diharamkan. karna dalam Fatwa tersebut disebutkan juga bahwa umat islam dihimbau untuk
semaksimal mungkin menghindari transaksi dan penggunaan produk yang terafiliasi dengan
Israel serta yang mendukung penjajahan dan zionisme.

Maka poin penting yang bisa diambil dari Fatwa tersebut adalah kita mendukung
palestina, menyalurkan donasi atau zakat melalui badan-badan yang telah disetujui oleh
negara untuk
nantinya disalurkan pada palestina dan kita tidak boleh mendukung agresi Israel. Serta terkait
pengharamannya, yang diharamkan dalam Fatwa tersebut adalah dukungan langsung dan
tidak langsung agresi Israel terhadap Palestina dan bukan produknya yang menjadi haram.
Selama produk tersebut halal maka hukum membelinya pun juga halal.

Fatwa artinya Keputusan, sedangkan MUI singkatan dari Majelis Ulama Indonesia ,
maka dalam hal ini para ulama membuat keputusan jika brand atau produk yang dukung
israel itu haram. Dan tentunya pendapat mereka telah dipertimbangkan dalam semua
aspeknya. Lain halnya jika dilihat dari segi hukum, kita sebagai warga Indonesia tidak wajib
mengikuti seruan tersebut. Walaupun kita sebagai umat Islam, karena Fatwa MUI tidak
mempunyai legalitas untuk memaksa serta harus ditaati oleh seluruh umat Islam serta Fatwa
MUI bersifat rekomendasi dan tidak mengikat.

Tetapi dalam hal ini tidak sedikit masyarakat yang ikut serta melakukan aksi boikot
karena sadar akan adanya konflik yang terjadi di Palestina. Israel yang telah menjajah
Palestina yang mengakibatkan ribuan nyawa hilang. Sehingga salah satu faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan aksi boikot adalah dari sisi nilai religius, dimana
dalam keyakinan yang terdapat dalam diri seseorang mendorongnya untuk bertindak sesuai
dengan keyakinannya. Sehingga dengan berhenti membeli atau menggunakan brand-brand
atau produk yang diduga terafiliasi mendukung penjajahan. Maka hal ini bisa saja
memberikan efek terhadap aksi tersebut, karena ketika kita tidak menggunakan produk yang
diduga pro Israel tersebut bisa saja saham dan pemasukannya turun sehingga mereka akan
mengalami kerugian.

Tetapi dalam hal ini tidak sedikit juga masyarakat yang tidak ikut serta dalam seruan
aksi boikot ini dikarenakan sudah ketergantungan terhadap produk yang diduga terafiliasi
dengan Israel. setelah keluarnya Fatwa MUI banyak warga dimedia sosial yang kurang setuju
dengan Fatwa tersebut karena mereka menganggap bahwa ketika membeli produk yang
diduga terafiliasi tersebut bukan berarti memberikan dukungan terhadap agresi israel. karna
pada dasarnya faktor kebutuhanlah yang membuat untuk membeli produk tersebut.

Selain itu beralih pada produk lain tanpa ada alasan yang dirugikannya kepentingan
masyarakat secara langsung akan sulit dilakukan. Terutama saat seruan boikot ini tanpa ada
upaya sebelumnya untuk memberikan alternative bagi masyarakat untuk beralih ke produk
yang kualitas dan harganya sama. Sehingga produk yang banyak digunakan oleh masyarakat
memboikotnya pun akan menjadi hal yang sulit untuk dilakukan.
Sehingga pemboikotan tidak bisa disinyalir akan dapat berdampak besar terhadap
perekonomian, jika tidak dilakukan secara menyeluruh. Karena dalam hal ini pemerintah
tidak ikut andil dalam aksi boikot tersebut karena hal itu mengacu pada persaingan usaha
tidak sehat sehingga pelaksanaan boikot di Indonesia tidaklah mudah. Maka dampak
pemboikotan hanya akan berdampak sementara tidak untuk jangka panjang. Karena pada
dasarnya sangat susah untuk menggantikan produk yang sudah lama dikenal dan digunakan
oleh masyarakat sebagai konsumen. Selain itu pemboikotan yang biasanya ramai
diperbincangkan dimedia sosial karena adanya pemberitaan yang terus-menerus, tetapi
pemberitaan ini tidak akan berlansung dalam jangka panjang dikarenakan isu baru yang terus
menerus bermunculan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dampak Fatwa MUI terhadap pemboikotan produk
pro israel diantaranya adalah :

1. Pengaruh perilaku konsumen, terkait Fatwa MUI no 83 tahun 2023 tentang hukum
dukungan terhadap perjuangan Palestina telah mempengaruhi sebagian masyarakat
muslim di Indonesia, yang mengikuti rekomendasi MUI untuk tidak bertransaksi
dengan produk yang terafiliasi dengan israel. sehingga mempengaruhi bagaimana
masyarakat sebagai konsumen dalam berbelanja.
2. Kesenjangan terhadap efektifitas Fatwa, Fatwa ini mungkin tidak efektif dalam
mempengaruhi perilaku konsumen secara luas atau menyeluruh. Hal ini menunjukkan
bahwa Fatwa ini membutuhkan pemahaman dari masyarakat serta tidak semua
masyarakat muslim mengikuti Fatwa tersebut karena memiliki ketergantungan pada
produk-produk yang diklaim terafiliasi dengan israel.
DAFTAR PUSTAKA

Eliandy, R. R., Amini, A., Heriadi, M., Tumanggor, E. R., & Hasibuan, E. A. (2023). Konflik
Palestina Dengan Israel:(Nasib Pendidikan Anak-Anak Palestina). Journal
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 15(1), 106-112.
Fatwa DSN MUI No. 83 Tahun 2023 Tentang HUKUM DUKUNGAN TERHADAP
PERJUANGAN PALESTINA
Laili, A., Fasa, M. I., & Ja’far, A. K. (2021). ANALISIS HUKUM EKONOMI SYARI’AH
TERHADAP PEMBOIKOTAN PRODUK ISRAEL. EKSYA: Jurnal Ekonomi
Syariah, 2(2), 152-171.
Mutiani, T., & Burhanuddin, M. (2023). Kaidah Fiqh Dalam Fatwa Ekonomi DSN-
MUI. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 9(1), 773-779..
NEGARA, P. D. B. MOTIVASI RELIGIUSITAS DI BALIK PEMBOIKOTAN PRODUK
Rahmawati, S. (2020). PENGARUH NILAI RELIGIUSITAS DAN PENGETAHUAN
PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN BOIKOT PRODUK KFC (Studi Pada
Konsumen Muslim Bandar Lampung). Jurnal Kompetitif Bisnis, 1(1), 10-10.
RICKY, R. R. (2022). ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBOIKOTAN PRODUK
ASING DI INDONESIA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG).
Safitri, D. (2016). Seruan Boikot Starbucks: Kampanye Negatif Atau Kampanye
Hitam?. Jurnal InterAct, 4, 11-20.
Sudarsono, H. (2008). Telaah Dampak Boikot Produk Amerika terhadap Perekonomian
Nasional. Unisia, 31(70).
Yullah, A. N. D. R. I. (2016). Analisis Framing Pemberitaan Boikot Produk Israel Pada
Kantor Berita Islam Mi’raj News Agency. Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(4).
Yunus, A. M., Abd Wahid, N., & Hassan, W. S. W. (2017). Hukum Boikot Barangan Israel
Berdasarkan Kepada Fiqh al-Jihad. Jurnal Pengurusan dan Penyelidikan Fatwa.

Anda mungkin juga menyukai