Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Taguchi: Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri p-ISSN 2798-964X

DOI Issue: 10.46306/tgc.v3i1 e-ISSN 2798-9658

Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri

Vol. 3, No. 1, Juli, 2023 hal. 112-117


DOI Article : 10.46306/tgc.v3i1.61

ANALISIS PENGARUH KENDARAAN OVER DIMENSI DAN


OVER LOADING
(STUDI LITERATUR)
Thadeus Raphael Gunawan1, Amalia kurniawan2, Muchammad Fauzi3
1,2,3Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Widyatama

*Email : thadeus.raphael@widyatama.ac.id , amalia.kurniawan@widyatama.ac.id ,


muchammad.fauzi@widyatama.ac.id

Abstract
Over Dimension Over Load (ODOL) is an excess load on the vehicle. By definition, overload
is a condition in which a vehicle carries a load that exceeds the specified load limit. While
Overdimension is a condition where the dimensions of the vehicle carrier are not in accordance with
production standards and regulatory provisions. The many negative impacts caused by ODOL; policy
intervention is needed so that the target of zero ODOL can be realized immediately. This research is
qualitative research that is a literature study (library research) that uses books and other literature as
the main research object. The results of this study conclude that the zero ODOL policy must be
realized immediately because many roads are damaged which causes many accidents, but requires
joint awareness of the importance of implementing this policy.
Keywords: ODOL, payload, literature study, Zero ODOL

Abstrak
Over Dimension Over Load (ODOL) merupakan kelebihan beban muatan pada
kendaraan. Secara definisi, overload adalah suatu kondisi dimana kendaraan mengangkut
muatan yang melebihi batas beban yang ditetapkan. Sementara Overdimension adalah suatu
kondisi dimana dimensi pengangkut kendaraan tidak sesuai dengan standar produksi dan
ketentuan peraturan. Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan ODOL, diperlukan
intervensi kebijakan agar target zero ODOL dapat segera teralisasi. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang bersifat studi literatur (library research) yang
menggunakan buku-buku dan literatur-literatur lainnya sebagai objek penelitian yang
utama. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kebijakan zero ODOL harus segera
direalisasikan karena banyaknya jalanan yang rusak hingga menyebabkan banyaknya
kecelakaan, akan tetapi membutuhkan kesadaran bersama akan pentingnya penerapan
kebijakan ini.
Kata kunci: ODOL, muatan, studi literatur, Zero ODOL

PENDAHULUAN
Permasalahan angkutan barang terkait kendaraan ODOL seringkali meresahkan
sebab dampak yang ditimbulkan juga tidak ringan. Kendaraan / angkutan ODOL
menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti penurunan umur jalan, patahnya jembatan
atau kecelakaan. Perlu adanya kesadaran dan komitmen dari masyarakat serta stakeholder
untuk menyelesaikan permasalahan ODOL mengingat ODOL akan berdampak langsung
terhadap pemilik/ pengemudi angkutan seperti penurunan kecepatan dan tingginya biaya
operasional. Untuk itu diperlukan upaya untuk mempertahankan umur jalan, menghindari

112
Jurnal Taguchi: Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri p-ISSN 2798-964X
DOI Issue: 10.46306/tgc.v3i1 e-ISSN 2798-9658

kerusakaan dini jalan, menurunkan angka kecelakaan yang melibatkan angkutan barang
serta menurunkan biaya operasional (Gautama, et al., 2022)
Setiap tahun negara harus mengeluarkan biaya 43 triliun untuk memperbaiki jalan
yang rusak akibat truk obesitas. Kelebihan muatan berdasarkan penelitian yang dilakukan
bisa mengurangi sepertiga umur jalan kalau misalnya desain jalan itu 10 tahun, karena
adanya ODOL umur jalan menjadi hanya tiga tahun. (Antono, 2022)
Adapun undang- undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (selanjutnya disebut UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) merupakan aturan yang
dibuat oleh pemerintah guna mengatur kendaraan di jalan raya. Berdasarkan Pasal 1 angka
7 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dimaksud dengan kendaraan adalah suatu
sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan tidak
Bermotor. UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan juga mengatur tentang kriteria setiap
dimensi kendaraan bermotor di jalan raya karena setiap kendaraan memiliki
pengelompokannya menurut kelas jalannya masing masing (Nurrachmad & Hartanto, 2020)
Pengelompokan kendaraan didasarkan pada golongan kelas dari mulai kendaraan
kecil hingga kendaraan besar. Tujuan dari penggolongan kendaraan jalan adalah untuk
mencegah kerusakan jalan dan juga untuk mencegah kerusakan terhadap kendaraan
pengangkut beban yang mengangkutnya. Pasal 19 ayat (2) UU Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan telah mengatur bahwa pengelompokan jalan menurut kelas jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
1. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran
panjang tidak melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi
4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton;
2. Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus)
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 (dua belas ribu) milimeter, ukuran
paling tinggi 4.200 (empat ribu dua ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat 8
(delapan) ton;
3. Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 (dua ribu seratus)
milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 (sembilan ribu) milimeter, ukuran
paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat 8
(delapan) ton dan
4. Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor dengan
ukuran lebar melebihi 2.500 (dua ribu lima ratus) milimeter, ukuran panjang
melebihi 18.000 (delapan belas ribu) milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 (empat
ribu dua ratus) milimeter dan muatan sumbu terberat lebih dari 10 (sepuluh) ton.

STUDI KEPUSTAKAAN
Pada perputaran ekonomi saat ini menyangkut pada transportasi . Terutama pada
transportasi angkutan barang. Karena saat ini harga BBM melonjak tinggi oleh karena itu
para pengusaha sering kali memaksakan truk untuk memaksimalkan angkutan, sehingga
terjadinya kelebihan beban muatan pada kendaraan tersebut. Kelebihan beban muatan ini
disebut dengan Over Dimension Over Load (ODOL)
Secara definisi, overload adalah suatu kondisi dimana kendaraan mengangkut
muatan yang melebihi batas beban yang ditetapkan. Sementara Overdimension adalah suatu
kondisi dimana dimensi pengangkut kendaraan tidak sesuai dengan standar produksi dan
ketentuan peraturan (Gautama, et al., 2022). ODOL tidak hanya menjadi permasalahan

113
Jurnal Taguchi: Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri p-ISSN 2798-964X
DOI Issue: 10.46306/tgc.v3i1 e-ISSN 2798-9658

transportasi semata, melainkan sudah merembet ke sosial ekonomi karena masalah ini
rentan terjadi pada bagian hulu hingga hilir dari proses Logistik.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian kali ini penulis meneliti dengan cara mengkaji jurnal. Penelitian ini
adalah jenis penelitian kualitatif yang bersifat studi literatur (library research) yang
menggunakan buku-buku dan literatur-literatur lainnya sebagai objek penelitian yang
utama. Menurut (Zed, 2014) riset kepustakaan atau sering disebut juga studi pustaka adalah
serangkaian kegiatan penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, kemudian membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian tersebut. lebih
lanjut, (Sugiyono, 2018) mengatakan bahwa studi kepustakaan berkaitan dengan kajian
secara teori melalui referensi-referensi terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang
berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Penelitian kepustakaan ini tidak terlepas dari
literatur-literatur ilmiah. Dari kedua pendapat tersebut, maka penelitian kepustakaan
(library research) ini tidak terjun ke lapangan secara langsung untuk bertemu dengan
responden karena data-data diperoleh dari sumber pustaka berupa buku ataupun dokumen
yang kemudian dibaca, dicatat, dan dianalisis. Dalam hal penelitian kepustakaan ini,
peneliti mencari data kepustakaan berupa teori tentang transportasi muatan baran. Tidak
semua penelitian harus terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data primer.
Namun, adakalanya penelitian terbatas pada studi pustaka saja, seperti pada penelitian ini.
Menurut (Zed, 2014)ada tiga alasan pemilihan studi pustaka digunakan sebagai metode
penelitian, yakni karena (1) persoalan penelitian hanya bisa dijawab melalui penelitian
pustaka dan tidak mungkin mengharap data dari lapangan, (2) dilakukan studi
pendahuluan untuk memahami gejala yang ada di masyarakat, dan (3) data pustaka tetap
handal dalam menjawab persoalan penelitian. Adapun, alasan penelitian ini menggunakan
metode penelitian kepustakaan ialah karena (1) karakteristik pembelajaran dapat diketahui
melalui kajian terhadap buku-buku dan literatur-literatur yang relevan, dan (2) buku-buku
dan jurnal-jurnal terkait pembelajaran transportasi sudah cukup handal dalam menjawab
pertanyaan penelitian. Setiap penelitian tentu memerlukan tempat untuk meneliti, sama
seperti halnya penelitian kepustakaan ini. Jika penelitian lapangan, lokasi atau tempat
penelitian terbatas pada lokasi objek yang menjadi variabel penelitian. Namun, lain halnya
dengan library research ini yang tidak terbatas pada ruang dan waktu. Penelitian jenis ini
dapat dilakukan dimana saja, dengan syarat terdapat literatur-literatur sebagai bahan
kajian. Adapun tempat untuk melakukan penelitian kepustakaan ini dilaksanakan di secara
online dengan mencari beberapa jurnal yang terkait dengan penelitian ini. Adapun waktu
yang digunakan dalam penelitian kepustakaan ini berlangsung dari tahun 2020-2022.
Langkah awal penelitian kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang
diperlukan dari berbagai sumber data. Menurut (Arikunto, 2013) sumber data ialah subjek
dari mana data diperoleh.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan buku-
buku dan jurnal-jurnal hasil penelitian sebelumnya yang masih terkait dengan topik
penelitian, baik yang sudah ataupun yang belum dipublikasikan. Sebagai penelitian
kepustakaan (library research), maka sumber data yang akan dipaparkan pada penelitian ini
ialah bersumber dari paper yang berasal dari buku-buku dan jurnal-jurnal hasil penelitian
terkait ODOL. Setelah semua data terkumpul, tahap selanjutnya ialah analisis data dengan
melakukan pengkajian dan pembandingan terhadap data-data yang ditemukan secara
sistematis. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa analisis isi
(content analysis). Analisis isi (content analisys) merupakan pembahasan yang bersifat
mendalam terhadap isi dari suatu informasi tercetak ataupun informasi tidak tercetak yang
bersumber dari internet.

114
Jurnal Taguchi: Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri p-ISSN 2798-964X
DOI Issue: 10.46306/tgc.v3i1 e-ISSN 2798-9658

HASIL DAN PEMBAHASAN


Zero ODOL harus di terapkan di Indonesia karena ODOL dapat merusak jalan
karena kendaraan yang terlalu berat, jalan yang rusak dapat menyebabkan kecelakaan.
Selain itu ODOL juga dapat mengakibatkan pemerintah mengalami kerugian untuk
memperbaiki jalan yang rusak, sehingga pemerintah harus mengeluarkan dana berlebih
untuk pembangungan/perbaikan jalan.
Zero ODOL bertujuan untuk
1. Mendorong penggunaan teknologi otomotif yang maju dan sesuai aturan Jumlah Berat
di Izinkan (JBI) untuk mengatasi overload seperti penggunaan multiple axles, air bag
suspension.
2. Mendorong pemilik angkutan yang harus tunduk pada regulasi yang mengatur tata
cara muat dan kendaraan yang sesuai
3. Mengoptimalkan upaya pengawasan dan penindakan melalui Unit Pelaksana
Penimbangan Kendaraan Bermotor
4. Mewujudkan penyelenggaraan pengujian berkala kendaraan bermotor yang baik
Seperti yang di ungkapkan dalam jurnal (Rozi, 2021) Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa pembuatan kendaraan bermotor angkutan barang telah diatur
di dalam beberapa peraturan perundang - undangan, yanga mana dalam
pelaksanaannya harus memenuhi aturan - aturan di dalam UU LLAJ, PP No.55 tentang
kendaraan bermotor, PM No.33 tentang pengujian tipe kendaraan bermotor, PM
No.133 Tahun 2020, dan Perdirjen KP 4413 Tahun 2020. Dengan mekanisme aturan
dalam pembuatan kendaraan bermotor angkutan barang, diharapkan para pengusaha
transportasi dapat mematuhi peraturan - peraturan yang diatur dalam perundang -
undangan sehingga dapat mengurangi angka kecelakaan yang di sebabkan oleh
kendaraan ODOL di jalan raya dan mengurangi kerugian negara dalam kerusakan
jalan. Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran ODOL telah diatur jelas di dalam UU
LLAJ, yang mana penerapan sanksi terhadap pelanggaran overdimension diatur dalam
pasal 277 UU LLAJ dan pelanggaran overloading diatur dalam Pasal 307 UU LLAJ.
Selain itu sanksi administratif terhadap kendaraan ODOL dapat dikenai pembekuan
buku uji Kier hingga kendaraan ODOL tersebut dilakukan normalisasi ke dimensi
semula sesuai ketentuan pemerintah. Dengan sanksi yang diatur di dalam UU LLAJ
diharapkan memberikan efek jerah kepada para pelaku kendaraan ODOL dan para
pengusaha karoseri dapat mematuhi aturan yang berlaku sesuai dengan perundang-
undangan dalam memproduksi pembuatan kendaraan angkutan barang.
Berdasarkan hasil analisis dari (Enggar Oktarinda, 2020), hipotesis penelitian bahwa
terdapat pengaruh kendaraan ODOL terhadap tingkat kecelakaan di jalan tol berhasil
dibuktikan sebesar 32% sedangkan sisanya 68% dipengaruhi faktor lainnya. Adapun
kendaraan ODOL masih banyak yang melintas karena regulasi yang mengatur dirasa belum
tegas. Kecelakaan akibat kendaraan ODOL juga merugikan berbagai pihak dimana pada
studi kasus, penurunan kecepatan rata-rata kendaraan akibat kecelakaan melibatkan
kendaraan ODOL sebesar 12%.
Beberapa hal yang menyebabkan ODOL masih berjalan di Indonesia menurut
(Sudiro, 2022). Perilaku ilegal pelaku usaha dalam hal pengangkutan barang yang ODOL
disebabkan karena beberapa faktor diantaranya adalah: Pertama, loyalitas pelaku usaha
terhadap konsumen, dimana konsumen yang merasa keberatan dengan biaya pengiriman
bisa ditekan dengan melakukan over capacity. Kedua,adanya perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh pelaku usaha terkait dengan ODOL adalah kurangnya ketegasan dan
fungsi pengawasan dari pemerintah untuk dapat tegak lurus membenahi permasalahan
ODOL. Fenomena ini dapat tergambarkan dengan tindakan-tindakan para aparatur
pengawas yang belum mampu bersinergi dengan baik antara KepolisianRI,

115
Jurnal Taguchi: Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri p-ISSN 2798-964X
DOI Issue: 10.46306/tgc.v3i1 e-ISSN 2798-9658

DinasPerhubungan, Jasa Marga dan sebagainya. Namun, fenomena tersebut masih


mendapatkan titik terang dimana masih ada beberapa perusahaan yang memilih untuk
tidak melakukan praktek ODOL karena menitik beratkan pada biaya perawatan yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Payung hukum yang menjelaskan pertanggung jawaban
mengenai praktek ODOL mengarahkan pada pasal 307UULLAJ tentang pelanggaran
kelebihan muatan angkutan umum yang berbunyi “Setiap orang yang mengemudikan
Kendaraan Bermotor Angkutan Umum Barang yang tidak mematuhi ketentuan mengenai
tata cara pemuatan, dayaangkut, dimensi kendaraan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal169 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda
paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).”Regulasi tersebut cukup meringankan
para pelaku usaha dimana denda sebesar 500.000 rupiah dianggap terlalu kecil sehingga
pada pengusaha meremehkan pertanggung jawaban tersebut dan berdampak terhadap
masih maraknya praktek ODOL di Indonesia.
Dengan begitu menurut (Sutoyo, 2022) jalan yang sering dilalui oleh ODOL harus
mempunyai struktur seperti :
1. Untuk dapat merancang struktur perkerasan yang awet dan memiliki kekakuan/
kekokohan yang tinggi harus memperhitungkan tebal, cara penghamparan dan
karakteristik masing-masing lapisan karena saling terkait dan saling menguatkan.
2. Penghamparan tunggal AC base tebal 15 cm sebagai lapis permukaan sekaligus
sebagai lapis penutup memiliki tingkat kekakuan sangat tinggi, karena nilai
stabilitas marshall lebih dari 1800 kg, sehingga mampu menahan geser akibat
tekanan roda beban kendaraan heavy overloaded.
3. Hasil penelitian di lapangan didapatkan bahwa hampar tunggal AC-base tebal 15 cm
diperoleh tingkat kepadatan maksimal pada seluruh tebal lapisan, texture cukup
rata, nilai kekesatan tinggi dan tingkat kerataan permukaan cukup memadai

KESIMPULAN
Dikutip dari 4 jurnal di atas peraturan ODOL sudah terdapat di Indonesia dan telah
diterapkan kedalam Undang - Undang yang mana harus diterapi keberadaannya, karena
kendaraan ODOL memberikan angka kecelakaan sebanyak 32%. Namun di Indonesia masih
banyak pelaku kendaraan ODOL dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah: Pertama,
loyalitas pelaku usaha terhadap konsumen, dimana konsumen yang merasa keberatan
dengan biaya pengiriman bisa ditekan dengan melakukan over capacity. Kedua, adanya
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pelaku usaha terkait dengan ODOL
disebabkan kurangnya ketegasan dan fungsi pengawasan dari pemerintah untuk dapat
tegak lurus membenahi permasalahan ODOL. Dengan begitu pemerintah harus mengikuti
peraturan pembuatan jalan yang baik dan benar untuk merancang jalanan yang awet, salah
satu caranya adalah dengan realisasi kebijakan zero ODOL. Realisasi zero ODOL ini harus
melibatkan kesadaran semua pihak pengguna jalan raya, akan besarnya dampak yang
diakibatkan oleh ODOL.

DAFTAR PUSTAKA
Antono, L. (2022). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ODOL DALAM UPAYA
MENINGKATKAN SISTEM PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUATAN
ANGKUTAN BARANG. JURNAL ILMIAH MULTI DISIPLIN INDONESIA.
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Enggar Oktarinda, N. B. (2020). ANALISIS PENGARUH KENDARAAN ODOLTERHADAP
TINGKAT KECELAKAAN DI JALAN TOL.

116
Jurnal Taguchi: Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri p-ISSN 2798-964X
DOI Issue: 10.46306/tgc.v3i1 e-ISSN 2798-9658

Gautama, N. W., Dewi, P. A., Sadri, P. D., Pribadi, O. S., Istiyanto, B., Soimun, A., . . .
Darmayanti, N. L. (2022). SOSIALISASI ZERO OVER DIMENSION OVER
LOADING (ODOL) KEPADA PENGEMUDI DAN PEMILIK ANGKUTAN
BARANG DI TERMINAL BARANG DISHUB KOTA DENPASAR. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat Semangat Nyata untuk Mengabdi.
Nurrachmad, R., & Hartanto. (2020). PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
PELANGGARAN YANG DILAKUKAN GOLONGAN KENDARAAN YANG
MELEBIHI TONASE OLEH DINAS PERHUBUNGAN.
Rozi, S. (2021). SANKSI TERHADAP PELANGGARAN TRANSPORTASI DARAT ODOL
(OVERDIMENSION OVERLOADING)DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG
NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN.
Sudiro, N. R. (2022). TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA SEBAGAI PENGANGKUT
BARANGYANG OVER DIMENSION & OVERLOAD (ODOL)
BERDASARKANUNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG
LALU LINTASDAN ANGKUTAN JALAN.
Sugiyono. (2018). Metode penelitian kuntitatif, kualitatif, dan r&d. Bandung: Alfabeta.
Sutoyo, A. D. (2022). PENERAPAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN YANG TEPAT
UNTUK ANTISIPASI KERUSAKAN DINI AKIBAT KENDARAAN “ODOL”.
Zed, M. (2014). Metode penelitian kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

117

Anda mungkin juga menyukai