Anda di halaman 1dari 4

PROSES KOMUNIKASI NEGOSIASI BISNIS ANTAR BUDAYA DI

PASAR TRADISIONAL
(Praktikum Negosiasi dan Advokasi Bisnis)

Oleh

Kelompok 1
Messyah Karlindah 1814131004
Winny Maharani Marsaben 1854131010
Vinni Aurelia Salsabila 1854131005
Lestari Gita Nur’aini 1814131023

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
ISI

Berdasarkan video berjudul “ Negosiasi Bisnis Antar Budaya di Pasar


Tradisional” terdapat proses komunikasi yang terlihat. Komunikasi sendiri berarti
bahwa informasi dikirim dari satu tempat ke tempat lain. Berdasarkan referensi
video yang kami pilih tersebut terdapat keterlibatan 2 pelanggaan yang berperan
sebagai negosiator dan 1 orang pedagang yang menawarkan dagangnnya. Kedua
negosiator tersebut memiliki latar belakang yang berbeda sehingga kesepakatan
yang didapatkan pun berbeda antara satu dan lainnya. Di awal video, terdapat
seorang perempuan yang hendak berbelanja sayur di sebuah pasar tradisional,
ketika sampai, ia bertanya perihal harga yang diberikan oleh si penjual sayur. Si
penjual sayur memberikan harga yang cukup tinggi kepada si pembeli sehingga
pembeli meminta sedikit pengurangan harga. Namun, karena tidak dapat
dikurangi akhirnya si pembeli membayar dengan harga yang cukup tinggi. Dalam
segmen ini, terdapat kaitan tentang konsep pemikiran komunikasi, dimana
terdapat 3 unsur yaitu :
1) Memberikan informasi
Dalam video, terlihat si pembeli bertanya tentang harga dari sayur yang
dijual, dan kemudian si penjual memberikan informasi mengenai harga
tersebut.
2) Diberi informasi
Dalam video juga, terlihat si pembeli diberi informasi mengenai harga sayur
tersebut oleh penjual.
3) Mempengaruhi orang lain
Terlihat dalam video, si penjual memberi harga yang cukup tinggi kepada
pembeli sehingga pembeli melakukan negosiasi untuk mengurangi harga,
namun si penjual merasa ia akan rugi sehingga tidak memberikan
pengurangan harga dan pembeli terpaksa membeli dengan harga yang cukup
tinggi.

Dalam segmen video yang kedua, terlihat ada pembeli yang datang lagi untuk
membeli sayuran, pembeli kedua terlihat akrab dengan penjual namun komunikasi
antara pembeli dan penjual menggunakan bahasa jawa, ketika si pembeli kedua
bertanya tentang harga sayur yang sama dengan sayur yang ditanya oleh pembeli
kedua, dengan tetap menggunakan bahasa jawa si penjual memberikan harga yang
lebih rendah. Karena merasa tidak adil dan dirugikan, akhirnya si pembeli pertama
protes dan meminta penjual untuk mengembalikan uang sisanya. Dalam segmen
kedua, terdapat komunikasi antar budaya atau lintas budaya, dimana komunikasi
dengan dua bahasa tersebut sama-sama dilakukan di pasar tradisional dengan
penjual yang sama. Sebenarnya, komunikasi antar budaya sangat penting, karena
dengan komunikasi antar budaya yang baik akan mempererat hubungan
kerjasama. Namun, untuk konteks dalam video tersebut, komunikasi antar budaya
seakan menjadi gangguan komunikasi sehingga proses komunikasi berjalan tidak
sesuai.

Dalam video tersebut, komunikasi dilakukan secara langsung dan dilakukan oleh
tiga orang, yaitu seorang penjual dan dua orang pembeli. Pembeli berperan
sebagai negosiator dan penjual berperan dalam menawarkan sayur yang dijual.
Kedua negosiator memiliki latar belakang budaya yang berbeda sehingga akan
mempengaruhi kesepakatan yang didapat.
PENUTUP

Kesimpulan dari laporan berjudul “Proses Komunikasi Negosiasi Bisnis Antar


Budaya Di Pasar Tradisional” sebagai berikut
1. Perbedaan latar belakang budaya antara kedua negosiator (pembeli dan
penjual) dapat menghasilkan kesepakatan harga yang berbeda pula dalam
proses komunikasi
2. Komunikasi dilakukan dilakukan oleh 3 orang, yaitu seorang penjual dan dua
orang pembeli, yang memiliki latar belakang berbeda
3. Komunikasi dilakukan secara langsung tanpa menggunakan alat atau media
komunikasi

Anda mungkin juga menyukai