Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA TENTANG PERKEMBANGAN

DAYA BELI MASYARAKAT DITENGAH NAIKNYA HARGA KEBUTUHAN


POKOK

Disusun oleh :
Shofa Jihan Hulwa – 2003010446
Juwairiyah – 2003010743
Muhammad Riza Azhari – 2003010747
Muhammad Arief – 2003011129

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN( UNISKA )


MUHAMMAD ASRYAD AL-BANJARY BANJARMASIN
2021/2022
Daftar isi

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA TENTANG PERKEMBANGAN DAYA


BELI MASYARAKAT DITENGAH NAIKNYA HARGA KEBUTUHAN POKOK i
Daftar isi .................................................................................................................. ii
Kata pengantar ...................................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang ................................................................................................4
B. Pembatasan Masalah .........................................................................................6
C. Rumusan Masalah ..........................................................................................6
D. Tujuan Penulisan ............................................................................................6
E. Manfaat Penulisan ..........................................................................................6
F. Kerangka Pemikiran ......................................................................................7
BAB II .....................................................................................................................9
LANDASAN TEORI..............................................................................................9
A. Teori Harga .....................................................................................................9
B. Teori Konsumsi ...............................................................................................17
C. Daya Beli ..........................................................................................................20
BAB III ....................................................................................................................23
PEMBAHASAN .....................................................................................................23
A. Dampak Kenaikan Harga Bahan Pokok ......................................................23

BAB IV ....................................................................................................................26
PENUTUP ...............................................................................................................26
A. Kesimpulan ......................................................................................................26
B. Saran ................................................................................................................26
Daftar pustaka ...................................................................................................... 27
Kata pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahansehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang mana beliau telah memberikan
petunjuk kepada kita jalan yang benar, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Perekonomian Indonesia.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpah nikmat sehat- Nya, baik
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah “ Perkembangan daya beli masyarakat ditengah naiknya harga kebutuhan
pokok” Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Banjarmasin, 17 Juni 2022

Anggota kelompok
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk hidup layak dalam masyarakat, orang membutuhkan aneka ragam barang
dan jasa, yang tidak dapat diusahakan sendiri terpaksa harus dibeli. Dibeli berarti harus
membayar harganya. Berapa jumlah dari suatu barang tertentu yang dibeli oleh
masyarakat tergantung dari beberapa faktor. Pertama, berapa jumlah pembelinya.
kedua, berapa banyak uang yang mereka miliki untuk dibelanjakan. Ketiga, berapa
mahal harga barang itu. Keempat, berapa harga barang-barang lain termasuk kebutuhan
pokokkah barang itu, kelima mode dan selera konsumen, gengsi dalam masyarakat dan
masih banyak lainnya lagi.

Masyarakat sering kali membeli barang sesuai dengan keinginannya bukan


suatu kebutuhan. Banyak faktor-faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat sering
kali membeli barang yang bukan kebutuhan, misalnya saja ketika masyarakat memiliki
pendapatan yang meningkat, jadi dengan pendapatan yang meningkat masyarakat bisa
menjadi konsumtif atau saja karena alasan gengsi, karena faktor lingkungan yang
menjadi masyarakat konsumtif.

Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan-perusahaan dan


masyarakat secara keseluruhannya akan menghadapi persoalan-persoalan yang bersifat
ekonomi, yaitu persoalan yang menghendaki seseorang atau suatu perusahaan ataupun
suatu. masyarakat membuat keputusan tentang cara yang terbaik untuk melakukan suatu
kegiatan ekonomi.

Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang rutin setiap hari kita lakukan.
Sebagai konsumen sudah pasti memerlukan barang dan jasa untuk kebutuhan dan
pemuasan kebutuhan. Akan tetapi, setiap kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang
jumlahnya tidak terbatas, dan konsumen tidak akan pernah merasa puas terhadap apa
yang diinginkannya. Maka dari itu, manusia akan terus menerus membutuhkan barang
dan jasa dalam kehidupan sehari-harinya.

Tiap barang dan faktor produksi mempunyai harga. Yang dimaksud harga
adalah nilai yang dinyatakan dalam suatu komoditi dalam bentuk uang. Suatu barang
mempunyai harga karena barang itu berguna (mempunyai kegunaan) dan langka.
Artinya, jumlah yang tersedia kurang di bandingkan dengan jumlah yang diperlukan.
Jika hanya satu dari dua syarat tersebut yang dipenuhi, maka barang tersebut tidak
mempunyai harga. Harga ditentukan oleh dua kekuatan yaitu permintaan dan
penawaran.

Permintaan (demand) adalah kesediaan dan kemampuan pembeli untuk

4
membeli barang dan jasa dengan harga yang berbeda-beda. Sedangkan penawaran
(Supply) adalah jumlah barang dan jasa yang dijual dengan harga yang berbeda-beda.
Jadi, permintaan selalu berhubungan dengan pembeli, sedangkan penawaran
berhubungan dengan penjual. Apabila antara penjual dan pembeli berinteraksi, maka
terjadilah kegiatan jual beli. Pada saat terjadi kegiatan jual beli dipasar, antara penjual
dan pembeli akan melakukan tawar menawar untuk mencapai kesepakatan harga.
Pembeli selalu menginginkan harga yang murah, agar dengan uang yang dimilikinya
dapat memperoleh barang yang banyak. Sebaliknya, penjual menginginkan harga yang
tinggi, dengan harapan ia dapat memperoleh keuntungan yang banyak. Perbedaan itulah
yang dapat menimbulkan tawar menawar harga.

Kenaikan harga merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi konsumen


dalam membeli suatu barang/produk. Karena dalam hukum permintaan dijelaskan sifat
hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Berdasarkan
hukum permintaan yang menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka
makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga
suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.Adanya masalah
kenaikan harga suatu produk bisa saja tidak berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.
Karena alasan kualitas produk yang sangat baik dan selera konsumen atau bisa saja
karena alasan gengsi dalam masyarakat yang mengharuskan seseorang dengan terpaksa
membeli barang tersebut dalam keadaan barang sedang mengalami kenaikan harga.
Para produsen pun harus memberikan harga yang adil bagi para konsumen.

Rasulullah bersabda dalam suartu riwayat hadits Abu Daud, Ibn Majah dan
Tirmidzi yang menjelaskan :

“Sesungguhnya Allahlah zat yang menetapkan harga, yang menahan, yang


mengulurkan, dan yang maha pemberi rizeki.Sungguh, aku berharap dapat menjumpai
Allah tanpa ada seorangpun yang menuntutku atas ke dzaliman yang aku lakukan
dalam masalah darah dan tidak juga dalam masalah harta.” (H.R. Abu Daud, Ibn
Majah, dan At-Tirmidzi)

Jadi, hadits diatas menjelaskan bahwa Allahlah yang menetapkan harga, dan
memberikan rizki kepada umatnya.Manusia sebagai makhluk Allah hanya bisa
berusaha dan berdo’a kepada-Nya karena Allah lah yang maha pemberi rezeki dan
pemberi kemudahan bagi setiap hambanya.

Permintaan akan suatu komoditi timbul karena keinginan konsumen dan


kemampuannya (dari hasrat atau keinginan yang didukung dengan pendapatan) untuk
membeli suatu komoditi. Teori permintaan konsumen (consumer demand theory)
mempostulatkan bahwa jumlah komoditi yang diminta merupakan suatu fungsi dari,
atau bergantung pada harga komoditi tersebut, pendapatan konsumen, harga komoditi
yang berhubungan (komplementer atau substitusi), dan selerakonsumen.7 Untuk itu,
masyarakat harus pintar mengelola keuangannya, membatasi atau bahkan tidak
membeli barang-barang yang tidak penting.

Daya Beli adalah kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya

5
dalam bentuk barang maupun jasa. Kemampuan daya beli antar daerah berbeda-beda
Semakin rendahnya nilai daya beli suatu masyarakat berkaitan erat dengan kondisi
perekonomian pada saat itu yang sedang memburuk yang berarti semakin rendah
kemampuan masyarakat membeli suatu barang atau jasa.

Dalam jurnal Zarkasi menyebutkan bahwa Sukirno mengatakan bahwa Kalau


pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan
pendapatan rill menjadi semakin sedikit. Dengan kata lain, kemampuan pendapatan
yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi lebih kecil dari sebelumnya.
Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang
yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penulisan untuk


mengetahui sejauh mana kenaikan harga komoditas pokok berpengaruh terhadap daya
beli masyarakat. Untuk itu penulis melakukan penulisan dengan judul :“
PERKEMBANGAN DAYA BELI MASYARAKAT DITENGAH NAIKNYA
HARGA KEBUTUHAN POKOK”.
B. Pembatasan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membatasi permasalahan yang akan dibahas,
agar lebih terfokus pada pokok permasalahan yang ada beserta dengan pembahasannya,
dengan tujuan agar pembahasan tidak menyimpang dari sasaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam


penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kenaikan harga komoditas pokok berpengaruh terhadap daya beli


masyarakat?

2. Berapa besar pengaruh kenaikan harga komoditas pokokterhadap daya beli


masyarakat?

D. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga komoditas pokok terhadap daya


beli masyarakat

2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh kenaikan harga komoditas pokok


terhadap daya beli masyarakat

E. Manfaat Penulisan

Hasil yang diperoleh dalam penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Secara teoritis hasil penulisaan ini diharapkan dapat menyumbangkan


hipotesis tentang kenaikan harga komoditas pokok terhadap daya beli

6
masyarakat

2. Secara praktik, penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi


dan perbandingan dalam mengungkapkan permasalahan sejenis bagi
penulisan lain.

F. Kerangka Pemikiran

Pemerintah sampai saat ini belum memiliki daftar komoditi bahan pangan
pokok (Bapok) yang konsisten.Terdapat perbedaan pandangan tentang komoditi Bapok
antar lembaga pemerintah, misalnya Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian No.Kep-28/M.EKON/05/2010 dan Renstra Kementerian Perdagangan
2010-2014 memasukkan komoditi Bapok yang berbeda.MenurutSurat Keputusan
Menko Perekonomian No. Kep-28/M.EKON/05/2010 Tahun 2010 tentang Tim
Koordinasi Stabilisasi Pangan Pokok, meliputi: beras, gula, minyak goreng, terigu,
kedelai, daging sapi, daging ayam, dan telur ayam. Sedangkan Rencana Strategis Badan
Ketahanan Pangan 2010-2014 (Kementerian Pertanian, 2010) mengelompokkan
komoditas pangan penting ke dalam dua kelompok yaitu pangan nabati dan pangan
hewani. Pangan nabati terdiri dari 10 komoditi yang terdiri dari beras, jagung, kedelai,
kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, sayuran, buah-buahan, minyak goreng dan gula putih.
Sedangkan pangan hewani terdiri dari lima komoditi yang meliputi daging sapi dan
kerbau, daging ayam, telur, susu, dan ikan.

Kasmir menyebutkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat


harga yaitu :

1. Permintaan dan penawaran, permintaan dapat mempengaruhi tingkat harga,


apabila permintaan akan suatu barang meningkat biasanya harga yang ditawarkan
murah, begitupun sebaliknya apabila permintaan suatu barang menurun biasanya
harga yang ditawarkan meningkat.

2. elastisitas permintaan, elastisitas permintaan karena adanya perubahan harga


pada jumlah barang yang diminta, selain itu dapat mempengaruhi volume
penjualan juga.

3. karena adanya persaingan, penentuan harga dengan melihat harga pesaing


bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan harga
pesaing untuk produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah.

Selain ketiga faktor diatas tingkat harga juga dipengaruhi oleh biaya produksi,
biaya produksi juga dapat mempengaruhi tingkat harga suatu barang. Apabila harga
suatu barang dapat menutup jumlah biaya produksi maka produsen akan mendapatkan
keuntungan, begitupun sebaliknya, apabila harga suatu barang tidak dapat menutupi
biaya produksi maka produsen akan mengalami kerugian. Naiknya mata uang asing
juga termasuk faktor yang mempengaruhi tingkat harga, naiknya mata uang asing,
misalnya US dollar dapat menyebabkan kenaikan harga-harga di pasaran.Terutama,
bagi para produsen yang mendapatkan bahan bakuimport untuk memproduksi
barangnya.

7
Pelaku ekonomi atau tumah tangga baik ditingkat keluarga maupun pemerintah
pasti membutuhkan biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.Kebutuhan
tersebut diperoleh dari pendapatan seluruh anggota keluarga tersebut.Pendapatan dan
pengeluaran dalam suatu rumah tangga pasti berbeda-beda.Pendapatan dapat digunakan
untuk pengeluaran konsumsi maupun tabungan.Pengeluaran untuk konsumsi tersalur
kepengeluaran pangan, sandang, perumahan, hiburan dan perawatan kesehatan,
sedangkan bagian yang tidak dikonsumsi masuk kedalam tabungan.

Menurut Keynes, ada dua faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat


yaitu faktor objektif dan subjektif. Faktor objektif diantaranya adalah harga komoditi
dan tingkat suku bunga. Harga sangat penting dalam menentukan jumlah masing-
masing komoditas yang akan dikonsumsi seseorang. Perubahan harga yang cukup besar
akan menyebabkan perubahan daya beli atau pembelian yang besar pula. Demikian pula
dengan tingkat suku bunga, bahwa keputusan masyarakat tentang berapa banyak yang
harus ditabung dan berapa banyak yang akan dibelanjakan tidak dapat terlepas dari suku
bunga. Faktor-faktor subjektif juga dapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi.
Keputusan untuk menabung dan mengkonsumsi tidak selalu dilatarbelakangi
pertimbangan rasional tetapi juga faktor-faktor subjektif seperti gaya hidup mewah dan
sifat kikir. Pada dasarnya perilaku konsumtif yang dilatarbelakangi oleh faktor
subjektifbermuara pada satu wilayah yaitu wilayah berfikir atau cara pandang
seseorang. Cara pandang seseorang ditentukan oleh pengetahuan atautingkat
pemahaman seseorang tentang suatu konsep. Oleh karena itu, keputusan rumah tangga
dalam membelanjakan uangnya tidak hanya dipengaruhi oleh perhitungan rasional
tentang prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi, tetapi juga dilatarbelakangi oleh
alasan-alasan yang tidak rasional yang bersifat psikososial.11Masyarakat seringkali
membeli barang bukan sesuai dengan kebutuhannya tetapi sesuai dengan keinginannya.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat seringkali membeli
barang yang bukan kebutuhan, misalnya saja ketika masyarakat memiliki pendapatan
yang meningkat, jadi dengan pendapatan yang meningkat masyarakat bisa menjadi
konsumtif atau saja karena alasan gengsi karena faktor lingkungan yang menjadi
masuyarakat konsumtif.

Daya beli masyarakat sangat dekat hubungannya dengan tingkat pendapatan


masyarakat. Apabila tingkat pendapatan masyarakat tinggi maka akan berpengaruh
pada kemampuan daya beli masyarakat. Pendapatan masyarakat erat hubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan. Keadaan tidak bekerja akan menyebabkan ketiadaan
pendapatan yang akhirnya akan berdampak pada daya beli masyarakat. Bagi kelompok
masyarakat menengah, pilihannya melakukan penghematan konsumsi.Saat ini jika
ingin membeli sesuatu harus berpikir dua kali. Karena melihat harga barang mulai naik
danpendapatan tidak berubah tentu masyarakat melakukan pengetatan ikat pinggang.

8
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Harga

1. Pengertian Harga

Harga yaitu Tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain.Sebagai mana
diketahui salah satu tugas pokok ekonomi adalah menjelaskan alasan barang-barang
mempunyai harga serta alasan barang yang mahal dan murah.Sebagai mana gaji dan
upah adalah harga jasa bagi seseorang yang bekerja. Bunga adalah harga meminjam atau
menggunakan uang di bank.Pajak adalah harga jasa pemerintah bagi warga negaranya.
Bentuk atau sebutan harga lain adalah uang sewa, tiket, tol, honorarium, SPP, dan
sebagainya.

Harga merupakan satu-satunya yang dapat menentukan pendapatan bagi


penjual.Harga suatu produk merupakan faktor penentu permintaan pasar pada suatu
barang atau produk.Oleh karena itu, harga menentukan pendapatan bagi
penjual.Biasanya penjual menawarkan harga kepada pembeli dengan harga yang
setinggi-tingginya untuk mendapatkan keuntungan yang besar.Padahal penjual boleh
mengambil keuntungan sewajarnya saja sebagai pengganti atas jasanya.

Harga dibentuk untuk memenuhi tujuan. Yaitu tujuan dari produsen dan
konsumen. Produsen memandang harga sebagai nilai dari suatu barang yang dapat
memberikan keuntungan dari produknya. Sedangkan konsumen memandang harga
sebagai nilai barang yang dapat memberikan manfaat untuk dapat memenuhi segala
kebutuhan dan keinginan konsumen. Pihak produsen sangat berperan dalam
pembentukan harga suatu barang.Akan tetapi selain produsen juga ada yang turut
berperan dalam pembentukan harga yaitu pemerintah dan distributor.

Pengertian harga menurut para ahli adalah sebagai berikut :

a. Menurut iskandar sudayat menyatakan bahwa harga suatu barang adalah tingkat
pertukaran barang itu dengan barang lain.

b. Menurut Murti dan John, menyatakan bahwa harga merupakan satu-satunya


komponen yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya dalam
marketingmix menunjukan biaya.

c. menurut Marius harga adalah jumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk
mendapatkan produk tersebut.

d. Menurut Marius dan Wiliam, harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah
beberapa barang) yang di butuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah
produk dan pelayanan yang menyertainya.

Dari pendapat ahli diatas mengenai harga dapat disimpulkan bahwa harga
merupakan nilai pada suatu barang atau jasa yang dibayarkan oleh konsumen dalam

9
bentuk uang untuk mendapatkan suatu produk. Karena harga merupakan nilai suatu
barang, apabila harga barang itu bernilai tinggi maka akan semakin berharga barang
tersebut. Karena harga menjadi faktor penentu konsumen dalam mengambil keputusan
untuk membeli suatu barang.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat harga yaitu :

a. Permintaan dan penawaran, permintaan dapat mempengaruhi tingkat harga,


apabila permintaan akan suatu barang meningkat biasanya harga yang ditawarkan
murah, begitupun sebaliknya apabila permintaan suatu barang menurun biasanya
harga yang ditawarkan meningkat.

b. Elastisitas permintaan, elastisitas permintaan karena adanya perubahan harga pada


jumlah barang yang diminta, selain itu dapat mempengaruhi volume penjualan
juga.

c. Karena adanya persaingan, penentuan harga dengan melihat harga pesaing


bertujuan agar harga yang ditawarkan lebih kompetitif dibandingkan harga
pesaing untuk produk tertentu atau sebaliknya bisa lebih rendah.

Selain ketiga faktor diatas tingkat harga juga dipengaruhi oleh biaya produksi,
biaya produksi juga dapat mempengaruhi tingkat harga suatu barang. Apabila harga
suatu barang dapat menutup jumlah biaya produksi maka produsen akan mendapatkan
keuntungan, begitupun sebaliknya, apabila harga suatu barang tidak dapat menutupi
biaya produksi maka produsen akan mengalami kerugian. Naiknya mata uang asing juga
termasuk faktor yang mempengaruhi tingkat harga, naiknya mata uang asing, misalnya
US dollar dapat menyebabkan kenaikan harga-harga di pasaran. Terutama, bagi para
produsen yang mendapatkan bahan baku import untuk memproduksi barangnya.

Berdasarkan keterangan diatas penulis menyimpulkan bahwa faktor yang


mempengaruhi tingkat harga yaitu permintaan dan penawaran, elastisitas permintaan,
karena adanya persaingan, biaya produksi, dan naiknya mata uang asing.

2. Fungsi Dan Penentuan Hargaa.

a. Fungsi Harga

Bagi perusahaan dan konsumen harga berfungsi sebagai berikut:


1) Sumber pendapatan dan atau keuntungan perusahaan untuk pencapaian tujuan
produsen (harga diatas biaya-biaya produk memberikan keuntungan bagi
perusahaan).

2) Pengendali tingkat permintaan dan penawaran (terutama apabila bersifat


elastis, permintaan akan meningkat dan harga akan turun, begitu pula
sebaliknya).

3) Memengaruhi program pemasaran dan fungsi bisnis lainnya bagi perusahaan.

4) Memengaruhi perilaku konsumsi dan pendapatan masyarakat (harga rendah

10
dapat meningkatkan konsumsi masyarakat dan upah yang tinggi bagi jasa
masyarakat akan mempengaruhi perilaku konsumen).

Dari beberapa fungsi diatas bahwa harga sangat berfungsi bagi perusahaan atau
produsen dan juga konsumen.Setiap produsen maupun konsumen pasti memiliki tujuan-
tujuan dalam menentukan harga.Bagi produsen harga adalah sebagai sumber
keuntungan. Dan bagi konsumen harga adalah suatu nilai yang dapat menentukan
keputusan pembelian.

b. Penentuan harga

Harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan ditentukan oleh
permintaan dan penawaran barang tersebut.Oleh karena itu untuk menganalisis
mekanisme penentuan harga dan jumlah barang yang di perjualbelikan, secara serentak
perlulah dianalisis permintaan dan penawaran terhadap suatu barang tertentu yang
wujud dipasar. Keadaan disuatu pasar dikatakan dalam keseimbangan (ekuilibrium)
apabila jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu barang tertentu adalah sama
dengan jumlah barang yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Dengan
demikian, harga suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan dapat ditentukan
dengan melihat keadaan keseimbangan dalam suatu pasar.

Penentuan harga oleh suatu perusahaan dimaksudkan dengan berbagai tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan penentuan harga secara umum, sebagai berikut :

1) Untuk bertahan hidup. Tujuan penentuan harga semurah mungkin dengan maksud
agar produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran, dengan catatan harga murah
tapi masih dalam kondisi yang menguntungkan.

2) Untuk memaksimalkan laba. Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan


yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya
dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

3) Untuk memperbesar market share. Penentuan harga ini dengan harga murah
sehingga diharapkan jumlah pelanggan meningkat dan diharapkan pula
pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.
4) Mutu produk. Tujuannya adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa
yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi atau lebih tinggi dari kualitas
pesaing. Harga biasanya ditentukan setinggi mungkin, karena ada anggapan
bahwa produk yang berkualitas adalah produk yang harganya lebih tinggi dari
harga pesaing.

5) Karena pesaing. Dalam hal ini, penetuan harga dengan melihat harga pesaing,
yang tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga
pesaing.

Dalam ilmu ekonomi konsep pembentukan harga terjadi pada titik

11
equilibrium.Titik equilibrium merupakan titik dimana terjadinya perpotongan antara
kurva permintaan dengan kurva penawaran.Kurva permintaan menggambarkan
kuantitas barang yang diminta oleh konsumen pada tingkat harga tertentu.Kurva
penawaran menggambarkan kuantitas barang yang ditawarkan oleh produsen pada
tingkat tertentu. Pada titik perpotongan kedua kurva tersebut, pembeli dan penjual
memiliki kesepakatan yang sama mengenai jumlah kuantitas barang yang dibeli dan
harga yang harus dibayar. Sehingga pembentukan harga berdasarkan kondisi pasar
tempat bertemu permintaan dan penawaran.

3. Permintaan dan Penawaran

a. Permintaan
Salah satu alat analisi ekonomi yang paling penting adalah Supply dan Demand
atau permintaan dan penawaran.Dua alat yang bisa didapat dengan menggunakan alat
analisi ini adalah harga dan barang yang terjual dipasar. Permintaan adalah banyaknya
jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada
tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.6Ditinjau dari segi kemampuan
daya beli konsumen, maka permintaan dibagi atas permintaan potensial dan permintaan
efektif. Permintaan potensial hanya menunjukan intensitas kebutuhan seseorang akan
guna sesuatu barang tanpa disertai dengan daya beli. Sedangkan permintaan efektif
selain menunjukan adanya intensitas kebutuhan juga disertai dengan adanya daya beli.
Jadi dengan demikian maka permintaan jenis permintaan efektiflah yang ikut serta
dalam proses pembentukan harga pasar dan terlaksananya jual beli.

Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu


barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan :makin rendah harga suatu barang maka makin banyak
permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka
makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

Mengapa jumlah permintaan dan tingkat harga memiliki sifat hubungan? Yang
pertama, karena kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang
dapat digunakan sebagai pengganti barang yang mengalami kenaikan harga tersebut.
Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian terhadap barang
yang mengalami penurunan harga. Alasan kedua, kenaikan harga menyebabkan
pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa
para pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang dan
terutama barang yang mengalami kenaikan harga.

Gambar 2.1 Kurva PermintaanSumber: Sadono SukirnoPengantar Teori Mikroekonomi


(Edisi Ketiga).

Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri atas
kekanan bawah.Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan
jumlah yang diminta, yang mempunyai sifat hubungan yang terbalik.Kalau salah satu
variabel naik (misalnya harga) maka variabel yang lainnya akan turun (misalnyajumlah

12
yang diminta).

Yang dimaksud dengan kenaikan maupun penurunan permintaan itu adalah :

1) Permintaan dikatakan naik: permintaan dikatakan naik jika masyarakat bersedia


membeli jumlah yang lebih banyak sekalipun harga barang itu tetap tidak berubah.
Permintaan masyarakat bersedia membeli barang yang tetap sekalipun harga
barang itu sudah naik.

2) Permintaan dikatakan turun: permintaan dikatakan turun jika masyarakat akan


membeli jumlah barang yang lebih sedikit sekalipun harga barang yang
bersangkutan tidak berubah. Permintaan dikatakan turun jika masyarakat akan
membeli jumlah barang yang tetap hanya apabila harga barang yang itu turun.

Terjadinya kenaikan atau penurunan permintaan itu ditandai dengan bergesernya


kurva permintaan.Jika terjadi peningkatan permintaan maka bergeser ke kanan atau
keatas.Begitupun sebaliknya, apabila terjadi penurunan permintaan maka garis bergeser
ke kiri atau kebawah.
Gambar 2.2Pergerakan dan pergeseran kurva permintaanSumber: Sadono
SukirnoPengantar Teori Mikroekonomi (Edisi Ketiga)

Pergerakan (movement) atau pergeseran (shifting) tergantung dari faktor-faktor


yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang dimaksud adalah:

1) Movement along demand curve, yaitu pergerakan disepanjang kurva permintaan


akibat terjadi perubahan pada faktor harga barang dan jasa.

2) Shifting on the demand curve, yaitu pergeseran kurva permintaan yang disebabkan
oleh faktor non-harga. Kurva permintaan akan bergeser sejajar (shifting) ke kanan
(naik) atau ke kiri (turun) dari posisi awal.

Dengan mengutip dari beberapa literature ekonomi, dapat diidentifikasi beberapa


faktor yang mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, yaitu :

1) Harga barang itu sendiri: bila harga barang naik, cateris paribus, maka jumlah
barang yang diminta akan berkurang begitu juga sebaliknya.

2) Harga barang lain yang terdiri dari barang substitusi: bila harga barang substitusi
naik, ceteris paribus, maka permintaan akan bertambah, begitu juga sebaliknya.
Dan barang komplemen: bila barang komplemen naik, ceteris paribus, maka
permintaan akan berkurang, begitu juga sebaliknya.

3) Pendapatan masyarakat: semakin bertambah tingkat pendapatan, cateris paribus,


maka permintaan terhadap suatu barang akan semakin meningkat, begitu juga
sebaliknya.

4) Selera(taste) atau kebiasaan: apabila seorang individu semakin berselera atau


terbiasa mengkonsumsi barang x, ceteris paribus, maka permintaan terhadap
barang x pun akan semakin bertambah, begitupun ssebaliknya

13
5) Jumlah penduduk: semakin banyak jumlah penduduk, ceteris paribus, semakin
tinggi pula permintaan terhadap barang dan jasa, begitu juga sebaliknya.

6) Perkiraan (ekspektasi): jika perkiraan barang dimasa yang akan datang akan naik,
ceteris paribus, maka ada kecenderungan saat ini permintaan terhadap barang
tersebut akan bertambah, begitu juga sebaliknya.

7) Distribusi pendapatan: jika distribusi pendapatan buruk, yang berarti daya beli
menurun, ceteris paribus, maka permintaan terhadap suatu barang akan menurun
pula, begitu juga sebaliknya.

8) Usaha-usaha yang dilakukan produsen: promosi, hadiah, potongan harga, cateris


paribus, akan mempengaruhi masyarakat untuk menambah konsumsi suatu
barang, begitu juga sebaliknya.

Dari kedelapan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, sebenarnya


permintaan hanya ditentukan oleh harga. Naik turunnya permintaan akan ditentukan
oleh tinggi rendahnya suatu harga. Maka dari itu, harga dan permintaan saling
berhubungan.Hubungan antara permintaan dan tingkat harga ini dengan adanya naik
turunnya pendapatan, volume penjualan dan barang-barang yang dibeli.

b. Penawaran

Dalam hukum penawaran dinyatakan bahwa kondisi dimana pada saat harga
semakin mahal maka jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak.Sebaliknya, di
saat harga barang dan jasa semakin rendah maka jumlah barang yang dijual semakin
berkurang, ceteris paribus.

Dengan demikian teori penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang ditawarkan
produsen pada berbagai tingkat harga dalam jangka waktu dan tempat tertentu.Macam-
macam Penawaran :

1) Penawaran Individu, yaitu jumlah barang yang akan dijual oleh seorang penjual.

2) Penawaran Kolektif, yaitu keseluruhan jumlah suatu barang yang ditawarkan oleh
penjual di pasar. Penawaran pasar merupakan penjumlahan dari keseluruhan
penawaran perorangan.

Kurva penawaran menunjukan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan


dengan tingkat harganya.Selaras dengan hukum penawaran, kurva penawaran memiliki
bentuk (miring dari kiri bawah ke kanan atas).Kurva penawaran memiliki
kemiringan/slopepositif yang menjelaskan bahwa antara kenaikan penawaran searah
dengan kenaikan tingkat harga.

Gambar 2.3Kurva penawaranSumber: Adiwarman Karim “Sejarah Pemikiran Islam


Edisi Ketiga”

Yang dimaksud dengan kenaikan maupun penurunan permintaan itu adalah :

1) Penawaran dikatakan naik: pada setiap tingkat harga tertentu, akan ditawarkan

14
jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang ditawarkan sebelumnya. dan suatu
jumlah tertentu akanditawarkan pada tingkat harga yang lebih rendah daripada
tingkat harga sebelumnya.

2) Penawaran dikatakan turun: pada suatu tingkat harga tertentu akan ditawarkan
jumlah output yang lebih sedikit dari pada jumlah yang ditawarkan sebelumnya.
dan suatu tingkat output tertentu akan ditawarkan pada tingkat harga yang lebih
tinggi dari pada sebelumnya.

Seperti hal nya fungsi permintaan, dari fungsi penawaran pun dapat dibentuk
sebuah kurva penawaran yang juga bisa mengalami pergerakan (movement) dan
pergeseran (shifting).

Gambar 2.4Pergeseran dan pergerakan kurva penawaranSumber: Kadariah “Teori


Ekonomi Mikro”

Pergerakan (movement) atau pergeseran (shifting) tergantung dari faktor-faktor


yang mempengaruhinya. Faktor yang dimaksud adalah:
1) Movement along supply curve, terjadi karena adanya perubahan faktor harga yang
menyebabkan pergerakan disepanjang kurva penawaran.

2) Shifting on the supply curve, yaitu pergeseran kurva penawaran yang disebabkan
oleh faktor non-harga, misalnya karena kemajuan teknologi atau kebijakan
kenaikan pungutan pajak. Kurva penawaran akan bergeser sejajar (shifting) ke
kanan (naik) atau ke kiri (turun) dari posisi awal

Dari berbagai literature ekonomi yang membahas mekanisme pasar, terdapat tujuh
faktor yang mempengaruhi penawaran. Diantaranya adalah :

1) Barang itu sendiri: bila harga barang naik, ceteris paribus, maka jumlah barang
yang ditawarkan oleh produsen akan bertambah, begitu juga sebaliknya.

2) Harga barang lain: bisa disebut substitusi (pengganti) atau komplemen (saling
melengkapi). Barang substitusi, bila barang substitusi naik ceteris paribus, maka
penawaran suatu barang akan bertambah, begitu juga sebaliknya. barang
komplemen, bila harga barang komplemen naik ceteris paribus, maka penawaran
suatu barang akan berkurang, begitu juga sebaliknya.
3) Biaya produksi: kenaikan biaya produksi (upah, bahan baku, pajak, dan
sebagainya), ceteris paribus, menyebabkan produsen mengurangi penawaran
barangnya di pasaran, begitu juga sebaliknya.

4) Kemajuan teknologi: kemajuan teknologi, ceteris paribus, menyebabkan


pengusaha menambah kapasitas produksi barang dan jasa dipasaran, begitu juga
sebaliknya.

5) Jumlah produsen: apabila jumlah produsen suatu produk semakin banyak, ceteris
paribus¸maka penawaran barang tersebut akan bertambah, begitu juga sebaliknya.

15
6) Tujuan perusahaan: penawaran suatu barang dipengaruhi oleh tujuan yang ingin
dicapai produsen, apakah ingin mencapai laba yang maksimal, kapasitas produksi
yang maksimal, atau kapasitas produksi yang biasa saja.

7) Kebijakan pemerintah: misalnya pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk


menaikan pajak penjualan.Kebijakan ini akan menyebabkan harga jual barang
lebih tinggi sehingga produsen mengurangi jumlah barangnya dipasaran.

4. Konsep Harga Menurut Islam

Dalam Islam konsep penentuan harga berdasarkan pembentukan harga antara


permintaan dan penawaran. Hal ini dilihat dari hadits dari Rasulullah Saw :

Dari Anas bin Malik r.a berkata: “di Madinah di zaman Rasulullah saw pernah
naik harga-harga barang, dan orangorang berkata: Ya Rasulullah, harga barang-
barang telah naik, karena itu tetapkanlah harga-harga bagi kami”. Maka
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allahlah zat yang menetapkan harga,
yang menahan, yang mengulurkan, dan yang maha pemberi rizeki. Sungguh, aku
berharap dapat menjumpai Allah tanpa ada seorangpun yang menuntutku atas ke
dzaliman yang aku lakukan dalam masalah darah dan tidak juga dalam masalah
harta” (H.R Abu Daud, Ibn Majah, dan At-Tirmidzi)

Dari hadits diatas bisa dilihat bahwa Islam memandang konsep pembentukan
harga berdasarkan sunatullah atau berjalan alami sesuai kondisi pasar tanpa penentuan
dari kekuasaan manusia. Penentuan harga akan menimbulkan ketidakseimbangan pada
pasar yang berarti akan menimbulkan kerugian bagi pembeli atau penjual, yang berarti
adalah kedzaliman. Namun demikian, ekonomi Islammasih memberikan peluang pada
kondisi tertentu untuk melakukan intervensi harga (price intervention) bila para
pedagang melakukan monopoli dan kecurangan yang menekan dan merugikan
konsumen.

Dimasa khulafaur Rasyidin, para khalifah pernah melakukan intervensi pasar, baik
pada sisi supply maupun demand. Intervensi pasar yang dilakukan Khulafaur Rasyidin
dari sisi supply ialah mengatur jumlah barang yang ditawarkan seperti yang dilakukan
Umar bin Khattab ketika mengimpor gandum dari Mesir untuk mengendalikan harga
gandum di Madinah. Sedangkan intervensi dari sisi demand dilakukan dengan
menanamkan sikap sederhana dan menjauhkan diri dari sifat konsumerisme.

Untuk itu, dapat disimpulkan bawa konsep harga menurut Islam dikembalikan
kepada kondisi pasar, tempat bertemunya permintaan dan penawaran, dengan syarat
tidak terjadi kecurangan dalam kondisi pasar tersebut.

Harga yang pantas dan sesuai dengan kualitas produk yang seharusnya produsen
berikan dalam menetapkan harga barang, agar kedua belah pihak antara produsen
sebagai penentu harga dan konsumen sebagai pembeli suatu barang sama-sama merasa
puas dengan harga yang telah disepakati.Jangan menetapkan harga yang tidak sesuai
dengan kualitas produknya.Hal itu bisa menjadikan konsumen merasa dirugikan dengan
harga yang tidak sesuai tersebut. Apabila harga tinggi dan kualitas produk sangat bagus

16
dan terjamin konsumen pun berani untuk membeli barang tersebut dengan tingkat harga
yang diberikan.

Abu Yusuf tercatat sebagai ulama terawal yang mulai menyinggung mekanisme
harga.Ia misalnya memerhatikan peningkatan dan penurunan produksi dalam kaitannya
dengan penurunan harga.

Fenomena yang terjadi pada masa Abu Yusuf adalah, ketika terjadi kelangkaan
barang maka harga cenderung akan tinggi, sedangkan pada saat barang tersebut
melimpah, maka harga cenderung turun atau lebih rendah. Dengan kata lain,
pemahaman pada zaman Abu Yusuf tentang hubungan antara harga dan kuantitas hanya
memerhatikan kurva demand. Fenomena umum inilah yang kemudian dikritisi oleh Abu
Yusuf.
Dalam pandangan Abu Yusuf, hubungan harga dengan kuantitas hanya
memerhatikan kurva permintaan saja, dimana apabila barang tersebut langka maka
harga akan meningkat, begitupun sebaliknya apabila barang melimpah hargapun akan
turun. Banyaknya kuantitas barang yang dibeli oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh
tingkat harganya.Dimana kurva permintaan menunjukan bahwa pengaruh harga
terhadap jumlah permintaan suatu barang adalah negatif.

B. Teori Konsumsi

1. Pengertian Konsumsi

Konsumsi berasal dari bahasa inggris yaitu „Consumption’.konsumsi adalah


pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan
tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian dan barang-barang
kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi.

Dalam ilmu ekonomi, konsumsi diartikan sebagai semua penggunaan barang dan
jasa yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Pengeluaran
konsumsi dilakukan dengan maksud untuk mempertahankan taraf hidup.Pada tingkat
pendapatan rendah, pengeluaran konsumsi pertama-tama dibelanjakan untuk
kebutuhan-kebutuhan pokok guna memenuhi kebutuhan jasmani.Konsumsi pangan
adalah terpenting, karena pangan merupakan jenis barang utama untuk mempertahankan
kelangsungan hidup.Akan tetapi terdapat berbagai macam barang konsumsi yang dapat
dianggap sebagai kebutuhan untuk menyelenggarakan rumah
tangga.Keanekaragamannya tergantung pada tingkat pendapatan rumah tangga.Tingkat
pendapatan yang berbeda-beda mengakibatkan perbedaan taraf konsumsi.

2. Teori-teori konsumsi

a. Teori Konsumsi John Maynard Keynes

Dalam teori Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-

17
dugaan tentang konsumsi berdasarkan introspeksi dan observasi casual. Pertama :
Keynes menduga bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity
to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap tambahan pendapatan adalah antara
nol dan satu. Kecenderungan mengkonsumsi marginal adalah krusial bagi rekomendasi
kebijakan Keynes umtuk menurunkan tingkat pengangguran yang kian
meluas.Kekuatan kebijakan fiskal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti
ditunjukan oleh pengganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan
dan konsumsi. Kedua: Keynes menyatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan,
yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata (average prospenssity to
consume), turun ketika pendapatan naik. Keynes percaya bahwa tabungan adalah
kemewahan, sehingga Ia berharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih
tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin. Ketiga : Keynes berpendapat bahwa
pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak
memiliki peranan penting.

Fungsi konsumsi Keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek. Keynes tidak
mengeluarkan fungsi konsumsi jangka panjang karena menurut Keynes “in thie long run
we‟re all dead” bahwa didalam jangka panjang kita semua akan mati, sehingga jangka
panjang tidak perlu diprediksi.

Keynes menulis tentang sejumlah faktor objektif dan subjektif yang dipengaruhi
kecenderungan konsumsi.Faktor-faktor objektif yang mempengaruhi kecenderungan
konsumsi diantaranya harga, suku bunga, dan kebijaksanaan fiskal. Harga-harga sangat
penting dalam menentukan jumlah masing-masing komoditi yang akan dikonsumsi
seseorang. Perubahan harga yang cukup besar akan menyebabkan daya beli yang besar
pula kecuali elastisitas permintaan rendah. Kenaikan harga hanya pada satu komoditi
mungkin tidak akan berpengaruh banyak pada kecenderungan konsumsi. Akan tetapi,
apabila hamper semua komoditi mengalami kenaikan harga (kenaikan tingkat harga
umum) yang cukup besar, hal ini akan mengubah daya beli dari pendapatan yang
diperoleh. Faktor-faktor subjektif yang mempengaruhi kecenderungan mengkonsumsi
seperti watak dan kebiasaan konsumen. Pengeluaran konsumsi juga dipengaruhi oleh
dorongan batin dan penghargaan masyarakat. Artinya, dalam membeli dan
mengkonsumsi, konsumen seringkali dipengaruhi oleh suasana hati atau pandangan
masyarakat tentang modernitas yang dilihat dari gaya hidup dan pola konsumsi.
Pengeluaran konsumsi dipengaruhi oleh kebiasaan dan pola berfikir. Beberapa
konsumen atau keluarga sulit untuk mengubah kebiasaan dalam hal membelanjakan
uang untuk barang-barang yang kurang diperlukan. Sebagian keluarga atau konsumen
akan sulit untuk mencapai pola hidup sederhana dengan cara membedakan antara
kebutuhan dan keinginan. Hal ini sangat berhubungan dengan cara penyusunan
anggaran untuk menentukan prioritas yang harus dikonsumsi.

b. Teori konsumsi dengan hipotesis Siklus Hidup

Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukakan oleh Franco Modigliani. Franco
Modigliani menjelaskan hipotesis bahwa konsumsi yang sekarang akan tergantung
kepada harapan pendapatannya dimasa yang akan datang. Seseorang akan mengalami

18
fluktuasi pendapatan dan akan memperkirakan kapan pendapatannya bertambah atau
berkurang. Sebuah siklus kehidupan dapat dicontohkan sebagai berikut ; seorang
konsumen memiliki pendapatan sebelum ia menikah atau sebelum mempunyai anak.
Untuk kehidupan setelah menikah, pada masa lajangnya ia harus menyimpan uang lebih
dalam rangka pembiayaan rumah tangga dengan istri dan anak-anak. Pada fase
berikutnya ketia ia menikah dan mempunyai anak, pengeluaran akan lebih banyak.
Boleh jadi ia mengambil tabungannya atau memakai fasilitas pinjaman jangka panjang
dengan harapan beberapa tahun kedepan gajinya akan naik beberapa persen. Demikian
juga masa pensiunnya, ia harus menyediakan cukup uang untuk menghadapi kondisi
ketika pendapatan jauh lebih kecil dari pengeluaran.

Dalam seluruh siklus kehidupan, seorang konsumen berusaha mengatur arus


penerimaan uangnya yang tidak begitu lancar sehingga ia bisa membuat pola
pengeluaran yang lebih teratur. Sejauh ia melakukan dengan penuh kesadaran,
konsumen tersebut akan mengatur pendapatan dan pengeluaran dalam suatu pola yang
menopang arus pengeluaran konsumsi yang ia inginkan.

Dalam teori siklus hidup terdapat asumsi bahwa seseorang hanya akan menabung
apabila pendapatannya relatif melebihi kebutuhan konsumsi dan tabungan tersebut
dimaksudkan untuk menunjang kehidupan masa depan. Akan tetapi tidak seorangpun
mengetahui kapan ia dan tanggungannya akan meninggal sehingga tidak dapat
memperkirakan jumlah uang yang harus ditabung untuk masa ketika ia tidak memiliki
pendapatan sampai ia meninggal. Oleh karena itu pada umumnya setiap orang memiliki
tabungan bersih. Apalagi jika terdapat rencana menyisihkan uang untuk ahli waris, maka
tabungan bersih akan diusahakan tetap ada.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government


consumption) dan konsumsi rumah tangga (household consumption/private
consumption). faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi
rumah tangga, antara lain:

a. Faktor ekonomi
Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu :

1) Pendapatan rumah tangga (household income), pendapatan rumah tangga amat


besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik tingkat
pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan
meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi
menjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif,
setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.

2) Kekayaan rumah tangga (household wealth), tercakup dalam pengertian kekayaan


rumah tangga adalah real asset (rumah, tanah, dan mobil) dan financia asset
(deposito akan semakin mahal. Bagi mereka yang ingin mengkonsumsi dengan
berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat

19
meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable.

3) Tingkat bunga (interest rate)¸tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi


keinginan konsumsi. Dengan tingkat bunga yang tinggi, maka biaya ekonomi
(opportunity cost) dari kegiatan konsumsi berutang dahulu, misalnya dengan
meminjam dari Bank atau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal,
sehingga lebih baik menunda/mengurangi konsumsi.

4) Perkiraan tentang masa depan (household expectation about the future), faktor-
faktor internal yang digunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumah
tangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota
keluarga yang telah bekerja. Sedangkan faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi antara lain kondisi perekonomian domestic dan internasional,
jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.

b. Faktor Demografi

1) Jumlah Penduduk, jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran


konsumsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata perorang atau
perkeluarga relatif rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar,
bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.

2) Komposisi penduduk, pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi,


antara lain:

a) Tingkat UsiaMakin banyak penduduk yang berusia kerja atau produktif (15-
64 tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk
yang bekerja penghasilanpun semakin besar.

b) Tingkat PendidikanMakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat


konsumsinyapun makin tinggi karena biasanya dalam keluarga yang rata-
rata berpendidikan tinggi, kebutuhan hidupnya semakin banyak.

c) Wilayah tempat tinggalMakin banyak penduduk yang tinggal di wilayah


perkotaan, pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi.Sebab umumnya pola
hidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif dibanding masyarakat
pedesaan.

c. Faktor-faktor Non Ekonomi

Faktor-faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi


adalah faktor sosial budaya masyarakat.Misalnya saja, berubahnya kebiasaan belanja
dipasar tradisional menjadi di Swalayan dapat mendorong masyarakat menjadi lebih
konsumtif atau bisa juga kebiasaan makan di restoran cepat saji (fast food)dapat
mengubah pola konsumsi masyarakat menjadi semakin boros.

4. Pengaturan Komoditas Pokok

Pemerintah sampai saat ini belum memiliki daftar komoditi bahan pangan pokok

20
(Bapok) yang konsisten.Terdapat perbedaan pandangan tentang komoditi Bapok antar
lembaga pemerintah, misalnya Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian No.Kep-28/M.EKON/05/2010 dan Renstra Kementerian Perdagangan
2010-2014 memasukkan komoditi Bapok yang berbeda.Menurut Surat Keputusan
Menko Perekonomian No. Kep-28/M.EKON/05/2010 Tahun 2010 tentang Tim
Koordinasi Stabilisasi Pangan Pokok, meliputi: beras, gula, minyak goreng, terigu,
kedelai, daging sapi, daging ayam, dan telur ayam. Sedangkan Rencana Strategis Badan
Ketahanan Pangan 2010-2014 (Kementerian Pertanian, 2010) mengelompokkan
komoditas pangan penting ke dalam dua kelompok yaitu pangan nabati dan pangan
hewani.Pangan nabati terdiri dari 10 komoditi yang terdiri dari beras, jagung, kedelai,
kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, sayuran, buah-buahan, minyak goreng dan gula putih.
Sedangkan pangan hewani terdiri dari lima komoditi yang meliputi daging sapi dan
kerbau, daging ayam, telur, susu, dan ikan.

C. Daya Beli

Daya beli yaitu Kemampuan masyarakat sebagai konsumen untuk membeli barang
atau jasa yang dibutuhkan.daya beli masyarakat ini ditandai dengan meningkat ataupun
menurun, dimana daya beli meningkat jika lebih tinggi dibanding periode lalu
sedangkan daya beli menurun ditandai dengan lebih tingginya kemampuan beli
masyarakat dari pada periode sebelumnya.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat
antara lain yaitu :

a. Tingkat pendapatan

Pendapatan merupakan suatu balas jasa dari seseorang atas tenaga atau
pikiran yang telah disumbangkan, biasanya berupa upah atau gaji.Makin tinggi
pendapatan seseorang makin tinggi pula daya belinya dan semakin beraneka
ragam kebutuhan yang harus dipenuhi, dan sebaliknya.

b. Tingkat Pendidikan
Makin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin
dipenuhinya.Contohnya seorang sarjana lebih membutuhkan computer
dibandingkan seseorang lulusan sekolah dasar.

c. Tingkat Kebutuhan

Kebutuhan setiap orang berbeda-beda. Seseorang yang tinggal di kota daya


belinya akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tinggal di desa.

d. Kebiasaan Masyarakat

Di zaman yang serba modern muncul kecenderungan konsumerisme didalam


masyarakat.Penerapan pola hidup ekonomis yaitu dengan membeli barang dan

21
jasa yang benar-benar dibutuhkan, maka secara tidak langsung telah meningkatkan
kesejahteraan hidup.

e. Harga Barang

Jika harga barang naik maka daya beli konsumen cenderung menurun
sedangkan jika harga barang dan jasa turun maka daya beli konsumen
akannaik.Hal ini sesuai dengan hukum permintaan.

f. Mode

Barang-barang yang baru menjadi mode dalam masyarakat biasanya akan


laku keras di pasar sehingga konsumsi bertambah. Dengan demikian mode dapat
mempengaruhi konsumsi.
2. Pengukuran Daya Beli Masyarakat

Menurut Dr. Supawi Pawenang pengukuran daya beli masyarakat dapat dilakukan
dengan dua indeks yaitu indeks harga konsumen dan indeks harga produsen.

a. Indeks harga konsumen, yaitu suatu pengukuran keseluruhan biaya pembelian


produk oleh rata-rata konsumen. dimana dalam pengukuran indeks ini perlu
memperhatikan beberapa hal yaitu harga, kuantitas, tahun dasar, dan tahun
pembelian.

b. Indeks harga produsen, yaitu pengukuran biaya untuk memproduksi barang yang
akan dibeli konsumen.

22
BAB III

PEMBAHASAN

A. Dampak Kenaikan Harga Bahan Pokok


Berdasarkan observasi secara langsung dan melalui wawancara dengan masyarakat
di sebuah Desa dengan demikian penulis telah menghasilkan data. Dari hasil observasi
penulis melihat secara langsung aktifitas warga di desa tersebut. melalui wawancara,
penulis mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana dampak kenaikan harga bahan pokok
terhadap kehidupan atau kesejahteraan masyarakat desa tersebut. Sedangkan dari hasil
dokumentasi, penulis mendapatkan data-data jumlah pendapatan warga desa tersebut.
Adapun dampak dari naiknya harga bahan pokok adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok


Kurangnya daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok
merupakan dampak yang terjadi akibat rendahnya pendapatan masyarakat terutama petani
karet yang harga karetnya setiap hari mengalami penurunan secara derastis. Masyarakat
yang sebagian besar bekerja sebagai petani karet, saat ini mengalami kekurangan dalam
memenuhi kebutuhan pokoknya. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
dengan masyarakat desa yang bekerja sebagai petani karet maka didapatlah data sebagai
berikut:
Menurut seorang warga ibu Titi Suparti yang berprofesi sebagai petani karet ia
mengatakan bahwa:
“Dengan pendapatan Rp.1.440.000/bulan belum bisa mencukupi kebutuhan bahan pokok
dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari lainnya. Terlebih lagi dengan harga bahan pokok
yang sekarang naik dengan terus menerus sedangkan harga karet yang semakin menurun
ditambah keadaan cuaca yang tidak menentu yang menyebebkan petani karet tidak dapat
menyadap karetnya, ditambah lagi dengan kebutuhan anak sekolah. Disaat harga karet
turun seperti saat ini saya hanya mmapu mengkonsumsi beras dengan kualitas yang rendah
yang dibeli dari para petani beras, karena harganya lebih murah dibandingkan beras
dengan kualitas bagus. Begitu juga dengan lauk pauk, saat ini tidak mampu mengkonsumsi
daging, sedangkan daging ayam yang mencapai hampir Rp. 31.500/kg hanya bisa
dikonsumsi beberapa minggu sekali. Sementara untuk kebutuhan pokok lainnya hanya bisa
dibeli seperlunya saja agar lebih hemat.
Pendapat di atas dibenarkan pula oleh bapak Muhamad Soleh dan Bapak Jamaludi
sebagai petani karet.
Berdasrkan pendapat yang telah disampaikan maka dapat dikatakan bahwa saat ini
masyarakat di desa yang bekerja sebagai petani karet mengalami kekurangan dalam daya
beli kebutuhan bahan pokok, seperti beras dengan kualitas baik, daging, ikan, ayam,
minyak goreng dan sebagainya. Kurangnya daya beli masyarakat akan bahan pokok,
disebabkan karena pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi untukmemenuhi semua
kebutuhan pokoknya sehingga masyarakat lebih menghemat pengeluaran agar kebutuhan
pokoknya dapat terpenuhi.

23
2. Ketidakmampuan masyarakat dalam membeli barang-barang skunder lainnya

Menurut seorang warga bapak Ahmad91 yang berprofesi sebagai pedagang sayur ia
mengatakan bahwa:
“Dengan pendapatan Rp.2.400.000/bulan belum mencukupi untuk membeli kebutuhan
bahan pokok dan kebutuhan rumah tangga lainnya setiap hari, terlebih lagi saya punya
anak 3 yang harus membiayai sekolah setiap harinya. Apalagi untuk memebeli sepeda
motor atau berang-barang elektronik lainnya.
Pendapat di atas juga dibenarkan oleh Bapak Nasikun92 yang berprofesi sebagai
pedagang mengatakan:
“Pada zaman sekarang ini dengan penghasilan Rp.2.400.000 mustahil bisa dibilang
sebagai masyarakat yang sejahterah terlebih lagi dengan kondisi mempunyai anak 4
dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Belum untuk keperluan sekolah, jajan sehari-hari,
kebutuhan susu, kebutuhan makan, belum lagi nanti apabila anak-anak sakit kebutuhan
berobat memerlukan biaya yang sangat besar dan kebutuhan lain-lainnyasedangkan harga
kebutuhan bahan pokok yang semakin mahal membuat saya sulit untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari. Apalagi untuk membeli kebutuhan skunder sedangkan
untuk kebutuhan sehari-hari saja kurasa masih kurang cukup.”.
Dari hasil wawancara dengan beberapa responden diatas maka dapat dikatakan bahwa
kehidupan masyarakat desa lebih besar pengeluarannya dibandingkan penghasilan
dikarenakan naiknya harga bahan pokok tidak sesuai dengan pendapatan masayarakat desa
yang hanya berpendapatan rendah. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 4.1 tingkat pendapatan
No Nama warga Umur Jenis pekerjaan Pendapatan/bulan
1 Tanto Pramono 45 Karyawan Rp. 5.000.000
2 Mulbalok 42 Karyawan Rp. 5.000.000
3 Ahmad 42 Pedagang Rp. 2.400.000
4 Toni 28 Pedagang Rp. 2.200.000
5 Nasikun 39 Pedagang Rp. 2.400.000
6 Edi 40 Pedagang Rp. 2.400.000
7 Titi suparti 29 Petani karet Rp. 1.440.000
8 Jamaludin 52 Petani karet Rp. 2.080.000
9 Muhammad soleh 29 Petani karet Rp. 1.120.000
10 Karmini 32 Petani karet Rp. 2.100.000
Sumber: wawancara dengan warga desa

Dari data tabel diatas dapat kita lihat tingkat pendapatan masyarakat desa yang bisa
digolongkan sangat rendah. Pada zaman sekarang ini dimana bahan pokok yang sangat
dibutuhkan masyarakat harganya sangat mahal sedangkan pendapatan petani karet didesa
hanya Rp. 1.120.000/bulan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari
mereka. Oleh karena itu masyarakat desa masih banyak sekali yang hidup dibawa golongan
sejahtera.
Pendapatan yang merupakan penghasilan masyarakat harus diimbangi dengan

24
pengeluaran atau biaya hidup yang dikeluarkan setiap hari, penghasilan yang tidak
seimbang dengan pengeluaran maka masyarakat tersebut belum dapat dikategorikan
sejahtera karena ukuran kesejahteraan adalah pendapatan dan pengeluaran harus seimbang.
Wawancara dilakukan kepada masyarakat desa seperti misalnya pengeluaran
keluarga desa sangatlah tinggi karena didasari oleh harga bahan pokok yang semakin mahal
dengan ditambah adanya biaya pendidikandan kesehatan dan biaya lain-lainnya.
Dari hasil wawancara inilah dapat kita kelompokan bahwa pendaptan masyarakat
tidak merata mengingat hanya masyarakat yang bekerja sebagai karyawan tetap sudah
memenuhi syarat sejahtera yang berpenghasilan Rp.5.000.000 dan bahkan lebih
perbulannya, yang dapat mengimbangi pengeluaran. Sedangkan masyarakat yang
pendapatannya dibawah standar untuk memenuhi kebutuhan keluarga perlu mencari profesi
tambahan sebagai seseran misalnya menjadi buruh disiang dan sore hari.
Masih banyak masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang didominasi oleh
masyarakat yang berprofesi sebagai buruh dan petani yang penghasilannya tidak menentu.
Sedangkan biaya hidup makin meningkat apa lagi bagi mereka yang mempunyai banyak
anggota keluarga sehingga menambah tanggung jawab bagi kepala keluarga.
Bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat yang harganya terusmenerus naik
membuat banyak keresahan bagi kesejahteraan dan kehidupan masyarakat desa, bukan
hanya karena pendapatan yang tidak sesuaitetapi kebutuhan hidup yang semakin
melambung tinggi harganya. Bahan pokok yang harganya mahal membuat masyarakat sulit
untuk memenuhinya ditambah kebutuhan rumah tangga yang lain sehingga kesejahteraan
sulit untuk diciptakan.
Kesejahteraan, kemakmuran, dan kebahagiaan telah dijamin oleh Tuhan. Memang
sumber-sumber daya yang disediakan Tuhan di dunia ini tidak tak terbatas, namun semua
itu akan dapat mencukupi bagi kebahagiaan manusia seluruhnya jika dipergunakan secara
efisien dan adil.Manusia dapat melakukan pilihan terhadap berbagai kegunaan alternatif
dari sumber-sumber tersebut. Namun harus disadari bahwa jumlah umat manusia bukanlah
sedikit tetapi dalam jumlah yang besar. Oleh karenanya, penggunaan sumber-sumber
tersebut hanya bisa dilakukan dengan perasaan tanggung jawab dan dalam batasan yang
ditentukan oleh petunjuk Tuhan dan maqasidnya.

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga komoditas
pokok terhadap daya beli masyarakat. Dan pada akhirnya diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dari materi di atas terdapat pengaruh yang signifikan antara kenaikan harga
komoditas pokok dengan daya beli masyarakat.
2. Dari materi di atas ini juga menunjukan bahwa adanya hubungan yang sedang antara
kenaikan harga komoditas pokok dengan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat
dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas pokok, dan dipengaruhi oleh variabel lain
yang bermacam-macam.

B. Saran
Berdasarkan hasil penulisan dan kesimpulan dari skripsi diatas penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi pembeli, sebaiknya masyarakat bisa mengatur kebutuhan dengan baik, dan
pintar menentukan kebutuhankebutuhan apa saja yang harus diutamakan.
2. Bagi pedagang, berjualanlah dengan jujur tidak melakukan hal yang menimbulkan
kerugian bagi keduanya, dan jangan pernah menyimpang dari ajaran islam yang telah
ditetapkan dalam berdagang, supaya apa yang dihasilkan menjadi berkah.
3. Bagi pemerintah, masalah kenaikan harga ini sebaiknya pemerintah bisa menentukan
harga dipasaran. Agar harga dipasaran tetap stabil.

26
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchori. 2007. Manajement Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:Alfa beta
Azwar Karim, Adiwarman. 2006. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Baihaqi, Wazin. 2011. Teori Konsumsi Dalam Ekonomi Konvensional Dan Ekonomi Islam, Jurnal Ke
Islaman, Kemasyarakatan Dan Kebudayaan, Pusat Kajian Islam Dan Kemasyarakatan IAIN SMHB
Vol. 12 No.2
E.Boone, Louis dan L.Kurtz, David. 2010. Pengantar Bisnis Kontemporer Edisi 13. Jakarta : Salemba
Empat
Fauzia, Ika,Yunia. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup
Gilarso. T, 2003, Pengantar Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta: Kanisius
Hasil wawancara dengan Afin selaku Staf di Kelurahan Sumur Pecung, tanggal 12 Juni 2017 di
Kantor Kelurahan Sumur Pecung Kota Serang
Ibrahim, Zaini. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Serang: IAIN “SMH” Banten
Kasmir. 2006. Kewirausahaan.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Kadariah, 1994. Teori Ekonomi Mikro Edisi Revisi. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Machfoedz, Mahmud. 2005. Pengantar Pemasaran Modern.
Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan
Mamang Sangadji, Etta dan Sopiah. 2010. Metodologi Penenlitian : Pendekatan Praktis dalam
Penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Nugroho, Heru. 2000. “Globalisasi Perilaku Konsumtif dan
konumerisme”. Yogyakarta: Pustaka belajar
Nur Fatoni, Siti. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia
Oktavia, Nia. 2017. “Mekanisme Pasar dalam perspektif Ekonomi
Isam” di akses dari
https://shariaaeconomics.wordpress.com/tag/mekanisme-
pasarhttps://shariaaeconomics.wordpress.com/tag/mekanisme-pasar-dalam-perspektif-ekonomi-
Islam/.htmldalam-perspektif-ekonomi-Islam/.html
Pawenang, Supawi. 2016. Modul Perkuliahan Lingkungan Ekonomi Bisnis. Surakarta: Program
Pascasarjana, UNIBA
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisis Statistik data dengan SPSS. Yogyakarta: media Kam
Putong, Iskandar. 2005. Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media
Profil Kelurahan Sumur Pecung Kota Serang Periode 2015-2016
Rahardja, Prathama, Mandala, Mnurung. 2006. Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Ketiga.
Jakarta:Fakultas Universitas Terbuka
Rosyidi, Suherman. 2005. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Salvatore, Dominick. 2001. Managerial Economics Dalam Perekonomian Global Edisi Ke Empat Jilid 1.
Jakarta : Erlangga

Saputra, Uhar Suhar. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. Bandung: Refika
Aditama

Soeratno dan Arsyad, Lincolin. 2008. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta:

27
Unit Penerbit dan Percetakan
Sekolah Tinggi Ilmu Managemen YKPN
Subhana, M. 2005. dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: Pustaka Setia
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D. Bandung: Alfabeta

Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Sukirno, Sadono. 2013. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: ANDI

Sunarto, Ridwan. 2010. Pengantar Statistika Untuk Penelitian


Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta

Wahyuniarti Prabowo, Dwi. 2014. “Pengelompokan Komoditi Bahan Pangan Pokok Dengan Metode
Analytical Hierarchy Process”. Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, BP2KP, Kementerian
Perdagangan - RI
Widiastuti dkk, Dinar. 2014. Teori Konsumsi. Jakarta: STIKOM Profesi Indonesia
Winardi, E. 1997. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Tarsito
Zarkasi. 2014. “Pengaruh Pengangguran Terhadap Daya Beli
Masyarakat Kalbar”. Jurnal Khatulistiwa – Journal OfIslamic Studies. Volume 4 Nomor 1 Maret

28
29

Anda mungkin juga menyukai