Anda di halaman 1dari 27

25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan mengenai bentuk tindak tutur
komisif penjual dan pembeli di pasar tradisional Kali Rejo, Kecamatan Negeri
Katon, Kabupaten Pesawaran dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia di SMA. Hal-hal yang menjadi fokus penelitian dan akan dibahas yaitu
bentuk tindak tutur komisif penjual dan pembeli di pasar tradisional Kali Rejo
yang meliputi tiga fungsi komunikasi yaitu menjanjikan, menawarkan, dan
berkaul beserta kelangsungan dan ketidaklangsungannya, modus yang digunakan
dalam tuturan, dan implikasinya terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA.

4.1 Hasil Penelitian


Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur komisif dalam tuturan
transaksi jual beli antara penjual dan pembeli di pasar tradisional Kali Rejo
menggunakan tiga fungsi komunikasi yaitu menjanjikan, menawarkan, dan
berkaul. Ketiga fungsi komunikasi tersebut dituturkan secara beragam.
Keberagaman tersebut dituturkan secara langsung dan tidak langsung serta
modus yang digunakannya, yang meliputi modus berita dan modus tanya. Hasil
penelitian tersebut diimplikasikan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di
SMA pada materi Teks Negosiasi dengan KD 3.2 Membandingkan teks
negosiasi, baik melalui lisan maupun tulisan dan 4.2 Memproduksi teks negosiasi
yang koheren, sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat, baik secara
lisan maupun tulisan.

Setiap tindak tutur komisif berupa menjanjikan, menawarkan, dan


berkaul tersebut, baik yang disampaikan secara langsung dan tidak langsung,
masing- masing memiliki tujuan. Tindak tutur komisif menjanjikan, digunakan
26

oleh penutur untuk meyakinkan mitra tuturnya sehingga mempercayai apa yang
dituturkan oleh penutur.

4.2 Pembahasan
Pada bagian ini disajikan pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan, mengenai tuturan yang termasuk dalam tindak tutur komisif dengan
tiga fungsi komunikasi, yaitu menjanjikan, menawarkan, dan berkaul, beserta
kelangsungan dan ketidaklangsungannya, dan modus yang digunakan dalam
tuturan tidak langsung tersebut, serta implikasi hasil penelitian terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Hasil penelitian diimplikasikan pada
pembelajaran Teks Negosiasi kelas X semester genap, yaitu KD 3.2
Membandingkan teks negosiasi, baik melalui lisan maupun tulisan dan 4.2
Memproduksi teks negosiasi yang koheren, sesuai dengan karakteristik teks
yang akan dibuat, baik secara lisan maupun tulisan.

1.2.1 Tindak Tutur Komisif Menjanjikan


Tindak tutur komisif menjanjikan adalah tindak tutur yang menyatakan
kesanggupan untuk berbuat sesuatu kepada mitra tutur/orang lain. Dalam
penelitian ini, tindak tutur diklasifikasikan menjadi tindak tutur langsung (T2L)
yang berjumlah 5 tuturan dan tindak tutur tidak langsung (T3L) yang berjumlah 4
tuturan. Selain itu, modus yang digunakan pada bentuk tindak tutur tidak langsung
fungsi komunikasi ini hanya modus berita.

1. Tindak Tutur Langsung


Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang dalam pengutaraan tuturannya
sesuai atau sama dengan maksud yang dituturkannya. Beberapa tindak tutur
langsung tersebut, akan dijabarkan sebagai berikut.
(1) Pembeli : (menunjuk jilbab atau kerudung) Yang ini berapa
Mas?
Penjual : Yang ini 25, kalo yang ini 20. Yang asli ini, gak
menipu).
Pembeli : Hmmm.. yaudah yang ini 1 ya!
27

(menunjuk jilbab atau kerudung yang harganya


25 ribu)

Peristiwa tutur :
Setting and scene : 23 Mei 2022 pukul 07.45 WIB Di kios
penjual pakaian. Penjual sedang menata
barang jualannya.
Participants : Penjual dan pembeli berjenis kelamin perempuan.
End : Penutur menjamin keaslian jilbab atau
kerudung yang dijualnya dengan menunjukkan jilbab
atau kerudung tersebut kepada pembeli.
Act Sequence : Pembeli datang ke kios langsung
menanyakan harga dua jenis jilbab atau kerudung,
kemudian penjual menjawab harga kedua jenis jilbab
atau kerudung tersebut sekaligus menjamin bahwa
kualitas jilbab atau kerudung miliknya asli dan tidak
menipu. Akhirnya pembeli tertarik dengan jilbab atau
kerudung yang memiliki harga sedikit lebih mahal
karena tergiur dengan ujaran penjual.
Key : Penuh semangat.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Sopan dan santun.
Genres : Percakapan.

Data menunjukkan penjual menggunakan tindak tutur komisif


menjanjikan dalam transaksi. Pernyataan yang asli ini, gak menipu merupakan
tuturan dengan maksud menjanjikan kepada pembeli bahwa barang (jilbab
atau kerudung) yang dijualnya terjamin kualitas keasliannya dan ia tidak
menipu. Hal tersebut dilakukan untuk semakin meyakinkan pembeli atas
kualitas barang tersebut.
28

Data merupakan tindak tutur langsung. Maksud ilokusi sama atau


sesuai dengan tuturannya, yaitu secara lugas bertujuan untuk memberi tahu
kepada pembeli bahwa barang (jilbab atau kerudung) yang dijualnya terjamin
kualitas keasliannya dan ia tidak menipu, tanpa adanya maksud lain lagi.
(2) Penjual : Cantik.. Ayo cantik nyalingnya. (mengajak pembeli
untuk mampir ke kiosnya)
Pembeli : Enggak Om. (terus berjalan)
Penjual : Dijamin bau loh Mbak ini.

Peristiwa tutur :
Setting and scene : 23 Mei 2022 pukul 07.00 WIB, pagi hari disebuah kios
kecil pedagang kaki lima. Penjual sedang sibuk
menjajakan nyaling jualannya dengan suara yang
lantang.
Participants : Penjual berjenis kelamin laki-laki dan pembeli
berjenis kelamin perempuan.
Ends : Penjual menjanjikan kualitas buah nyaling.
Act Sequence : Penjual menjajakan nyaling yang dijualnya
dengan menjamin bahwa nyaling yang
dijualnya bau.
Key : Bersemangat dan bergembira.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Kurang sopan dan kurang santun.
Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan jenis tindak tutur


komisif menjanjikan, artinya penutur menyatakan kesanggupan untuk berbuat
sesuatu kepada mitra tutur. Penjual menunjukkan bahwa ia menjanjikan kepada
pembeli dengan menjamin bahwa nyaling yang dijualnya benar- benar bau.

Data termasuk dalam tindak tutur langsung. Tuturan dijamin bau loh
mbak ini sama atau sesuai dengan maksud ilokusi yang dituturkan, yaitu penjual
29

secara lugas memberi tahu bau dari nyaling yang dijualnya, tanpa maksud lain
lagi yang menyertainya.

(3) Pembeli : Mba, ini headsetnya ada yang lain nggak?


Penjual : Kayak gitu semua,Mas.
Pembeli : Ooh.. (sambil membolak-balikkan headset dan membukanya)
Penjual : Dalemnya utuh semua kok Mas, udah dipastiin gak ada
yang rusak. Dicob aja!
Peristiwa tutur :
Setting and scene : 23 Mei 2022 pukul 09.45 WIB di konter hanphone.
Participants : Penjual berjenis kelamin perempuan dan pembeli
berjenis kelamin laki-laki.
Ends : Menjanjikan kepada pembeli.
Act Sequence : Penjual menjamin kualitas headset yang dijualnya dengan
memerintah pembeli untuk membuka plastiknya agar
percaya dan puas bahwa barangnya dalam keadaan baik
tanpa ada yang rusak.
Key : Acuh.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Kurang sopan.
Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan jenis tindak tutur


komisif menjanjikan, artinya penutur menyatakan kesanggupan untuk
melakukan sesuatu kepada mitra tutur. Penjual menunjukkan bahwa ia
menjanjikan kepada pembelinya dengan menjamin kualitas barang yang
dijualnya dalam keadaan yang bagus dan utuh, tanpa ada yang cacat/rusak.
Data termasuk dalam tindak tutur langsung. Tuturan tersebut sama atau
sesuai dengan maksud ilokusi yang diharapkan, yaitu secara lugas penjual
memerintah pembeli untuk mencoba headset yang dijualnya, agar percaya
dengan kualitas (headset) tersebut.
30

2. Tindak Tutur Tidak Langsung


Tindak tutur tidak langsung adalah tindak tutur yang dituturkan tidak
sesuai atau berbeda dengan maksud ilokusi yang diharapkan, sehingga membuat
mitra tutur berpikir lagi untuk memahaminya karena terdapat makna terselubung
lain dibalik tuturan yang disampaikan. Tindak tutur ini menggunakan modus
dalam tuturannya. Berikut akan dijabarkan beberapa data yang menggunakan
tindak tutur tidak langsung.
(1) Pembeli : Mba, ada casan handphone Oppo ngga?
Penjual : yang biasa apa tipe-c? Asli? Mitasi?
Pembeli : yang biasa. Adanya apa?
Penjual : ada yang asli sama mitasi mba.
Pembeli : Berapa?
Penjual : 70 yang asli.
Pembeli : Mahal banget.
Penjual : Ya namanya mba, kabelnya juga bagus ini. Buat ngecas
hanphone juga cepet.
Peristiwa tutur :
Setting and scene : 23 Mei 2022 pukul 10.00 WIB di sebuah konter
handphone, terlihat ada tiga pembeli di toko tersebut
dengan dua karyawan yang sedang melayani pembeli.
Participants : Penjual dan pembeli berjenis kelamin perempuan.
Ends : Menjanjikan kepada pembeli
Act Sequence : Penjual bertutur dengan tujuan untuk
menjamin bahwa barang yang dijualnya memiliki
kualitas yang bagus dan cepat untuk charge handohone.
Key : Semangat dan meyakinkan.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Sopan dan santun.
Genres : Percakapan.
31

Data menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan jenis tindak tutur


komisif menjanjikan, artinya penutur menyatakan kesanggupan kepada mitra
tutur. Penjual menggunakan tuturan bahannya bagus ini. Nggak akan cepat
molor, yang menunjukkan bahwa ia menjanjikan kepada pembelinya dengan
menjamin kualitas bahan pada barang yang dijualnya dalam keadaan yang bagus
dan cepat untuk charge handphone.

Data termasuk dalam tindak tutur tidak langsung dengan modus berita.
Makna ilokusi berbeda dengan yang dituturkan, sehingga terdapat makna lain
yang terselubung dibalik tuturannya. Melalui modus berita, penjual tidak hanya
bemaksud memberi tahu pembeli bahwa kualitas charge handphone yang
dijualnya bagus dan cepat untuk charge handphone, tetapi juga bermaksud
menegaskan kepada pembeli bahwa harga yang ia tentukan sudah sesuai dengan
kualitas barang tersebut.
(2) Pembeli : Eh Mba, ada jual TG hp ini gak?
Penjual : HP apa Mb?
Pembeli : Oppo A5S.
Penjual : Bagus apa biasa?
Pembeli : Yang bagus mba, biar awet, ntar kalo
yang jelek nggak kepake lama.
Penjual : Kalo yang bagus harganya 30.
Pembeli : Waduh.. waduh… 30? Bisa kurang
nggak itu Mba?
Penjual : Tapi jaminan itu Mba.

Peristiwa tutur :
Setting and scene : 23 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di sebuahkonter
handphone. Terlihat di toko ada dua pembeli yang
sedang menunggu barangnya diambilkan.
Participants : Penjual dan pembeli berjenis kelamin perempuan.
Ends : Menjanjikan kepada pembeli
32

Act Sequence : Penjual tidak memperbolehkan harga CDI yang


dijualnya ditawar/dikurangi lagi, dengan menjanjikan
kualitas barang yang dijualnya bagus.
Key : Semangat, meyakinkan, dan nada bicara
yang lembut/ramah.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Sopan dan santun.
Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan jenis tindak tutur


komisif menjanjikan, artinya penutur menyatakan kesanggupan kepada mitra
tutur. Penjual menggunakan tuturan tapi jaminan itu Mas, yang menunjukkan
bahwa ia menjanjikan kepada pembelinya dengan menjamin/menanggung segala
kualitas barang yang dijualnya

Data termasuk dalam tindak tutur tidak langsung dengan modus berita.
Makna ilokusi berbeda dengan yang dituturkan, sehingga terdapat makna lain
yang terselubung dibalik tuturannya. Melalui modus berita, penjual tidak hanya
bemaksud memberi tahu pembeli bahwa ia menjamin/menanggung segala
kualitas barang yang dijualnya, tetapi juga bermaksud menegaskan bahwa harga
yang diberikan tidak dapat ditawar/tidak dapat kurang lagi.
(3) Penjual : Mampir Mba… murah-murah bajune…putih biru opo
opo?
Pembeli : Pramuka…seng tebel tapi agak… (sambIl berpikir).
Penjual : Tebel tapi nggak panas?
Pembeli : Seng iki piro to?(memegang salah satu baju) Penjual :
Iki 150 oleh kurang… Ukurane okeh.
Pembeli : Mosok 150 men si Mas. Biasane 120.
Penjual : Ora oleh nak 120 Mbak. Seng kandel iki nak dingo ora
panas.
Peristiwa tutur :
Setting and scene : 23 Mei 2022 pukul 08.30 WIB, kios penjual baju
33

sedang dalam keadaan yang sepi pembeli.


Participants : Penjual berjenis kelamin laki-laki dan pembeli
berjenis kelamin perempuan.
Ends : Menjanjikan kepada pembeli.
Act Sequence : Penjual menegaskan bahwa harga yang diberikannya
sudah sesuai dengan menjanjikan kepada pembeli
mengenai kualitas baju yang dijualnya tebal dan tidak
panas.
Key : Bersemangat.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Sopan dan santun.
Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan jenis tindak tutur


komisif menjanjikan, karena penutur memberikan kesanggupan untuk berbuat
sesuatu kepada mitra tutur. Penjual menjamin bahwa baju yang dijualnya tebal
dan tidak panas. Penjual menggunakan tuturan dalam bahasa Jawa seng kandel
iki nak dingo ora panas yang dalam bahasa Indonesia artinya yang tebel ini kalau
dipakai tidak panas.

Data termasuk dalam tindak tutur tidak langsung dengan modus berita.
Makna ilokusi berbeda dengan yang dituturkan, sehingga terdapat makna lain
yang terselubung dibalik tuturannya. Melalui modus berita, penjual tidak hanya
bemaksud meyakinkan pembeli tentang kualitas baju yang dijualnya tebal dan
tidak panas penjual juga memiliki maksud lain dibalik tuturannya, yaitu
menegaskan bahwa harga yang diberikannya sudah sesuai dengan kualitas yang
dimiliki baju tersebut.

1.2.2 Tindak Tutur Komisif Menawarkan


Tindak tutur komisif dengan fungsi komunikasi menawarkan adalah tindak
tutur yang menunjukkan sesuatu/barang kepada mitra tutur dengan tujuan agar
dibeli. Jenis fungsi komunikasi ini diklasifikasikan menjadi tindak tutur langsung
34

(T2L) yang berjumlah 4 tuturan dan tindak tutur tidak langsung (T3L) yang
berjumlah 2 tuturan. Modus dalam tuturan tindak tutur tidak langsung hanya
menggunakan modus berita dan modus tanya.
1. Tindak Tutur Langsung
Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang dalam pengutaraan
tuturannya sesuai atau sama dengan maksud yang dituturkannya. Beberapa tindak
tutur langsung tersebut, akan dijabarkan sebagai berikut.

(1) Pembeli : Bude, midi dress seng iki piro yo?


Penjual : (menghampiri pembeli) seng endi Mbak? Seng warna ireng?
Pembeli : Iyo kui.
Penjual : (melihat kode harga) nak seng ireng 100 mba.
Pembeli : 100? Bedane opo karo seng iki (memegang baju lainnya yang
memiliki bentuk serupa)
Penjual : Bedane, nak seng iki lebih panjang bahane juga seng
apik, ukurane pun lebih gedi. Kualitase bahanne juga
bedo lho mbak iku.

Peristiwa tutur :
Setting and scene : 27 Mei 2022 pukul 07.30 WIB di sebuah toko baju.
Saat itu toko dalam keadaan sepi, tidak ada pembeli lain.
Participants : Penjual dan pembeli berjenis kelamin perempuan.
Ends : Menawarkan kepada pembeli.
Act Sequence : Penjual menawarkan barang yang dijualnya
kepada pembeli agar tertarik dan mau
membelinya.
Key : Bersemangat dan serius.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Sopan dan santun.
Genres : Percakapan.
35

Data menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan jenis tindak tutur


komisif menawarkan, karena penutur menunjukkan barang/sesuatu kepada mitra
tutur agar tertarik dan membelinya. Penjual menunjukkan kelebihan dan kualitas
yang dimiliki oleh barang (midi dress) yang dijualnya, dengan maksud agar
pembeli tertarik dan membelinya.

Data termasuk dalam tindak tutur langsung. Maksud ilokusi sama atau
sesuai dengan yang dituturkan, penjual secara lugas memberi tahu kualitas
barang yang dijualnya beserta kelebihan-kelebihan yang ada pada salah satu
midi dress tersebut, tanpa maksud lain lagi yang menyertainya.
(2) Penjual : Mari Mba…
Pembeli : Liat-liat dulu ya Mba.
Penjual : Bolehhh… Barang baru dateng semua ini mba.
Pembeli : Baju tidur ini berapa Mba?
Penjual : Itu 75 bisa kurang.
Pembeli : Kalo jilbab di depan itu?
Penjual : Oooh yang itu.. 25 udah pas.
Pembeli : Kalo aku ambil dua-duanya jadi berapa?
Penjual : (menghitung dengan kalkulator) 100 Mba. Mau?
Kalo mau, saya ambilin.

Peristiwa tutur :
Setting and scene : 27 Mei 2022 pukul 10.00 WIB di sebuah
toko pakaian yang sepi.
Participants : Penjual dan pembeli berjenis kelamin perempuan.
Ends : Menawarkan kepada pembeli.
Act Sequence : Penjual menawarkan dengan bertanya kepada
pembeli apakah ia bersedia dengan harga yang
ditawarkan.
Key : Cara bicara cepat dan penuh keseriusan.

Instrumentalities : Langsung.
36

Norms : Sopan dan santun.


Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan jenis tindak tutur


komisif menawarkan, karena penutur menunjukkan barang/sesuatu kepada
mitra tutur agar tertarik dan membelinya. Penjual menggunakan tuturan mau?
Kalo mau, saya ambilin, yang bertujuan untuk memberikan penawaran
terhadap suatu barang (pakaian) yang dijualnya kepada pembeli.

Data termasuk dalam tindak tutur langsung. Maksud ilokusi sama atau
sesuai dengan yang dituturkan, penjual secara lugas menanyakan apakah
pembeli tertarik dengan baju tidur dan jilbab tersebut, dan akan langsung
mengambilkannya jika tertarik, tanpa adanya maksud lain lagi.

2. Tindak Tutur Tidak Langsung


Tindak tutur tidak langsung adalah tindak tutur yang dituturkan tidak
sesuai atau berbeda dengan maksud ilokusi yang diharapkan, sehingga membuat
mitra tutur berpikir lagi untuk memahaminya karena terdapat makna terselubung
lain dibalik tuturan yang disampaikan. Tindak tutur ini menggunakan modus
dalam tuturannya. Berikut akan dijabarkan beberapa data yang menggunakan
tindak tutur tidak langsung.
(1) Penjual : Tempene , yuk? Murah wae 5 ewu enem!
(tempenya mau tidak, mba? Murah aja ini, 5 ribu dapat
enam).
Pembeli : Nggak. (menengok sebentar namun kemudian lanjut berjalan)

Peristiwa tutur :
Setting and scene : 27 Mei 2022 Pukul 09.45 WIB di sebuah kios
penjual tempe, kiosnya dalam keadaan yang sepi,
hanya ramai orang berlalu-lalang.
Participants : Penjual berjenis kelamin laki-laki dan pembeli
berjenis kelamin perempuan.
37

Ends : Menawarkan kepada pembeli.


Act Sequence : Penjual menawarkan tempe dengan harga yang murah
kepada pembeli
Key : Keras dan bersemangat.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Sopan dan santun.
Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan jenis tindak


tutur komisif menawarkan, karena penutur menunjukkan barang/sesuatu
kepada mitra tutur agar tertarik dan membelinya. Penjual menawarkan tempe
yang dijualnya dengan harga yang murah, dengan menggunakan tuturan dalam
bahasa Jawa tempene, yuk? Murah wae 5 ewu enem! yang dalam bahasa
Indonesia berarti tempenya, mba? Murah aja ini, 5 ribu dapat enam, yang
bertujuan menarik perhatian pembeli untuk membeli barang yang dijualnya.

Data termasuk dalam tindak tutur tidak langsung dengan modus tanya.
Maksud ilokusi berbeda dengan yang dituturkan, sehingga terdapat makna lain
yang terselubung dibalik tuturannya. Melalui modus tanya tersebut, penjual
tidak hanya bertanya, tetapi juga bermaksud agar pembeli membeli tempe
yang dijualnya.
(2) Pembeli : Ini 15 aja ya?
Penjual : Dilihat dulu Bu. Itu besar lah ukurannya.
Pembeli : Yaiya 15!
Penjual : 20. Itu yang bagus (itu yang bagus itu).
Pembeli : Semua ya bagus itu baru.

Peristiwa tutur :
Setting and scene : 27 Mei 2022 pukul 09.15 WIB di belakang mobil penjual
barang pecah belah, terlihat ramai pembeli yang melintas.
Participants : Penjual berjenis kelamin laki-laki dan pembeli
berjenis kelamin perempuan.
38

Ends : Menawarkan kepada pembeli.


Act Sequence : Pembeli menginginkan sebuah toples dengan harga 15
ribu, tetapi tidak diperbolehkan oleh penjual karena
kualitasnya yang bagus.
Key : Bersemangat.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Sopan dan santun.
Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan jenis tindak


tutur komisif menawarkan, karena penutur menunjukkan barang/sesuatu
kepada mitra tutur agar tertarik dan membelinya. Penjual menggunakan
tuturan itu yang bagus. Penjual bertujuan menarik perhatian pembeli untuk
membeli barang yang dijualnya.

Data termasuk dalam tindak tutur tidak langsung dengan modus


berita. Maksud ilokusi berbeda dengan yang dituturkan, sehingga terdapat
makna lain yang terselubung dibalik tuturannya. Melalui modus berita
tersebut, penjual tidak hanya mengatakan bahwa kualitas suatu barang
(toples) bagus, tetapi juga bermaksud menegaskan bahwa harganya tidak
dapat ditawar lagi atau tidak dapat kurang lagi.

4.2.3 Tindak Tutur Komisif Berkaul


Tindak tutur komisif dengan fungsi komunikasi berkaul adalah tindak tutur
yang berupa janji untuk melakukan sesuatu, jika permintaannya dikabulkan;
seperti bernazar. Tindak tutur ini hanya diklasifikasikan menjadi tindak tutur
langsung (T2L) yang berjumlah 5 tuturan, sehingga tidak ditemukan modus yang
digunakan dalam fungsi komunikasi ini.
39

Tindak Tutur Langsung


Tindak tutur langsung adalah tindak tutur yang dalam pengutaraan
tuturannya sesuai atau sama dengan maksud yang dituturkannya. Beberapa tindak
tutur langsung tersebut, akan dijabarkan sebagai berikut.
(1) Pembeli : Setengah! (menunjuk gula)
Penjual : Kok dikit amat.
Pembeli : Duitnya bagi-bagi buat beli
yang laen.
Penjual : Di sini, mau beli berapa aja
dikasih 14. Beneran. Tiap
orang beli, saya kasih 14,
padahal aslinya 15.
Pembeli : 2kilo kalo gitu!
Penjual : Oke. Peristiwa tutur

Setting and scene : 27 Mei 2022 pukul 07.15 WIB di sebuah kios sembako,
penjual sedang menata barang jualan kiosnya.
Participants : Penjual dan pembeli berjenis kelamin perempuan.
Ends : Berkaul kepada pembeli
Act Sequence : Pembeli ingin membeli gula setengah saja, kemudian
penjual mengatakan bahwa jika membeli di kiosnya
dengan jumlah berapa pun harganya sama saja dan
bernazar akan memberikan potongan harga kepada
pembeli. Akhirnya, pembeli membeli sebanyak dua
kilogram.
Key : Wajah serius namun sedikit acuh.
Instrumentalities :Langsung.
Norms : Cukup sopan.
Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa penjual menggunakan tindak tutur komisif


berkaul dalam bertutur. Pernyataan di sini, mau beli berapa aja dikasih 70.
40

Beneran. Tiap orang beli, saya kasih 14, padahal aslinya 15, menunjukkan suatu
nazar yang akan penjual lakukan jika pembeli menjadi langganan di kiosnya.

Data merupakan tindak tutur langsung. Maksud ilokusi sama atau sesuai
dengan tuturannya. Secara lugas penjual memberi tahu pembeli bahwa ia akan
memberikan potongan harga jika pembeli membeli di kiosnya dengan jumlah
berapa pun.
(2) Pembeli : Tante, mau belanja. (menyerahkan catatan
belanjaannya)
Penjual : Iya Mba, tunggu ya.
Pembeli : Siap.
Penjual : (kurang lebih sepuluh menit kemudian, penjual selesai
menyiapkan belanjaannya) Udah Mba, totalnya 170 ribu.
Pembeli : Aduh uangnya kurang lagi! Harganya pada naik ya
Te? Biasanya saya belanja gak segini abisnya.
Penjual : Ini kan yang bagus semua, sesuai sama catetan Mba tadi.
Pembeli : Masak gak dikurangin Te?
Penjual : Aduuhh.. gak bisa Mba, udah pas segitu, coba cek toko
sebelah, kalo lebih murah, saya pulangin selisihnya.

Peristiwa tutur :
Setting and scene : 27 Mei 2022 pukul 10.50 WIB di sebuah toko
sembako, penjual terlihat sedang sibuk karena
tokonya cukup ramai.
Participants : Penjual dan pembeli berjenis kelamin perempuan.
Ends : Berkaul kepada pembeli
Act Sequence : Penjual bernazar akan mengembalikan selisih harganya
jika di toko lain menjual dengan harga yang lebih
murah dengan memerintah pembeli untuk mengecek
harga di toko lain.
Key : Cara bicara cepat dan nada yang datar.
Instrumentalities : Langsung.
41

Norms : Sopan dan santun.


Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa penjual menggunakan tindak tutur komisif


berkaul dalam bertutur. Pernyataan coba cek toko sebelah, kalo lebih murah,
saya pulangin selisihnya menunjukkan suatu janji berupa nazar akan
mengembalikan selisih uang yang telah dibayarkan oleh pembeli jika setelah
mengecek harga barang di toko lain ternyata harganya lebih murah dari harga
ditokonya.

Data merupakan tindak tutur langsung. Maksud ilokusi sama atau sesuai
dengan tuturannya. Penjual bernazar akan mengembalikan selisih uang yang
telah dibayarkan oleh pembeli, jika di toko lain menjual dengan harga yang lebih
murah dengan memerintah pembeli untuk mengecek harganya di toko lain.
(3) Penjual : Iya cantik, cari apa?
Pembeli : Ada celana buat saya nggak?
Penjual : Celana ya? Ada, tapi tinggal ukuran 27
Pembeli : Tapi muat ya?
Penjual : Cobain aja.
Pembeli : (langsung mencoba) Agak sempit ya.
Terlalu pres maksudnya.
Penjual : Masa sih? Nggak lah. Pas itu, kalo kegedean jelek.
Pembeli : Berapa ini?
Penjual : Itu 130 aja.
Pembeli : 100 aja ya? Kan tinggal satu.
Penjual : Aduh cantik.. modalnya aja belum dapet segitu. Boleh
tanya sama bos saya yang jualan di toko sebelah sana,
kenal kan? Pasti harganya sama. Kalo beda, tak
pulangin deh duitnya.
Peristiwa tutur :
Setting and scene : 27 Mei 2022 pukul 11.20 WIB di sebuah kios
penjual pakaian, kiosnya dalam keadaan yang
42

sedikit ramai dengan dua pembeli yang sedang


melihat-melihat pakaian di sana.
Participants : Penjual dan pembeli berjenis kelamin perempuan.
Ends : Berkaul kepada pembeli
Act Sequence : Penjual bernazar akan mengembalikan uang yang
telah dibayarkan oleh pembeli, jika memang harga
yang diberikannya terlalu mahal daripada yang
dijual oleh bosnya dengan meminta pembeli untuk
menanyakan harga koko yang dijualnya kepada
bosnya di toko yang lain tersebut.
Key : Senang hati dan serius.
Instrumentalities : Langsung.
Norms : Sopan dan santun.
Genres : Percakapan.

Data menunjukkan bahwa penjual menggunakan tindak tutur komisif


berkaul dalam bertutur. Tuturan boleh tanya sama bos saya yang jualan di toko
sebelah sana, kenal kan? Pasti harganya sama. Kalo beda, tak pulangin deh
duitnya menunjukkan suatu janji berupa nazar pembeli, yang akan
mengembalikan uang yang telah dibayarkan oleh pembeli, jika memang harga
yang diberikannya terlalu mahal daripada yang diberikan oleh bosnya, dengan
meminta pembeli untuk menanyakan harga celana yang dijualnya kepada bosnya
di toko yang lain tersebut.

Data merupakan tindak tutur langsung. Maksud ilokusi sama atau sesuai
dengan tuturannya. Penjual bertutur dengan maksud meminta pembeli untuk
mengecek harga di toko lain yang ditunggu oleh bosnya dan akan
mengembalikan uang yang telah dibayarkan oleh pembeli jika harga yang
diberikannya terlalu mahal/berbeda dengan harga yang diberikan bosnya, tanpa
adanya maksud lain lagi.
43

4.2.4 Implikasi Hasil Penelitian terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia


di SMA

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan sebanyak 62


tuturan yang termasuk dalam tindak tutur komisif dengan tiga fungsi komunikasi
yaitu menjanjikan, menawarkan, dan berkaul. Hasil penelitian tersebut dapat
diimplikasikan terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah
Atas (SMA) sebagai contoh percakapan dalam pembelajaran, khususnya pada
materi teks negosisasi. Materi teks negosiasi terdapat dalam silabus kelas X
SMA semester genap, dengan KD yang digunakan sebagai berikut.
1.11 Menganalisis isi, struktur (orientasi, pengajuan penawaran,
persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi.

4.11 Mengkontrusikan teks negosiasi dengan memperhatikan isi, struktur,


(orientasi, pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan
kebahasaan.

Materi teks negosiasi pada KD tersebut meliputi beberapa indikator,


yaitu menentukan persamaan/perbedaan struktur isi dua teks negosiasi,
menentukan persamaan/perbedaan ciri bahasa dua teks negosiasi,
menyampaikan secara lisan teks negosiasi sesuai dengan struktur isi dan ciri
bahasa teks negosiasi, dan menulis teks negosiasi sesuai dengan struktur isi dan
ciri bahasa teks negosiasi. Hasil penelitian dapat dijadikan contoh atau acuan
cara bernegosiasi. Supaya dalam proses pembelajarannya lebih terkonsep,
terarah, efektif, dan efisien, perlu dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Mata pelajaran Bahasa Indonesia pada tingkat SMA Kurikulum 2013
mendapat alokasi waktu empat jam/minggu. Biasanya dalam satu minggu
terdapat dua kali pertemuan, sehingga alokasi untuk satu kali pertemuan yaitu
2x45 menit. Kegiatan pembelajaran meliputi tiga tahap, yaitu apersepsi,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
44

Berdasarkan hal tersebut, implikasi hasil penelitian terhadap


pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi teks negosiasi khususnya materi
membandingkan dan memproduksi teks negosiasi dilakukan dengan 2 kali
pertemuan. Pada pertemuan pertama, materi yang dipelajari berkaitan dengan
membandingkan teks negosiasi. Guru menyajikan berbagai contoh teks
negosiasi yang berasal dari hasil penelitian. Kegiatan awal atau apersepsi pada
pertemuan pertama dilakukan dengan alokasi waktu 15 menit, yang dimulai
dengan memberi salam oleh guru dan peserta didik, berdoa (jika kegiatan
pembelajaran pada jam pertama), dilanjutkan dengan menanyakan kehadiran
peserta didik, menanyakan kesiapan peserta didik dan ruang kelas untuk
belajar, dan menanyakan materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya (pada pertemuan sebelumnya, peserta didik sudah mempelajari
materi tentang memahami struktur dan kaidah teks negosiasi serta
menginterpretasi makna teks negosiasi baik secara lisan maupun tulisan).
Tujuan menanyakan materi yang telah dipelajari yaitu agar menarik minat
belajar peserta didik, mengingat materi yang lalu, dan sekaligus
menghubungkannya dengan materi baru yang akan dipelajari. Guru
menyampaikan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan
pembelajaran pada pertemuan kali itu.

Setelah kegiatan awal dirasa cukup, yang terlihat dari antusias para
peserta didik, maka kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti.
Kegiatan dengan alokasi waktu 60 menit ini dimulai dengan membentuk
peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil, kemudian membagikan
transkrip percakapan hasil penelitian berupa teks negosiasi. Pada tahap ini, data
dalam penelitian yang berupa percakapan antara penjual dan pembeli dijadikan
sebagai contoh teks negosiasi untuk memperjelas cara bernegosiasi sekaligus
dapat memperkenalkan kepada peserta didik tentang tiga fungsi komunikasi
dalam tindak tutur komisif, yang meliputi menjanjikan, menawarkan, dan
berkaul. Peserta didik diminta untuk membaca dua buah teks negosiasi dan
mencermati uraian yang berkaitan dengan menganalisis isi, struktur (orientasi,
pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi
45

yang dibaca. Setelah mencermatinya, peserta didik diberikan waktu untuk


menyampaikan pemahamannya dari hal-hal yang telah dibacanya maupun
menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya. Guru memberikan penjelasan
sebagai bentuk pemantapan pemahaman bagi peserta didik. Berikut disajikan
data hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai contoh teks negosiasi
terhadap proses pembelajaran.

Contoh 1
Pembeli : (menunjuk jilbab atau kerudung) Yang ini berapa Mas?
Penjual : Yang ini 25, kalo yang ini 20. Yang asli ini, gak menipu.
Pembeli : Hmmm.. yaudah yang ini 1 ya! (menunjuk
jilbab atau kerudung yang harganya 25 ribu)

Contoh 2
Penjual : Cantik.. Ayo cantik nyalingnya. (mengajak pembeli untuk
mampir ke kiosnya)
Pembeli : Enggak Om. (terus berjalan)
Penjual : Dijamin bau loh Mbak ini.

Berdasarkan dua contoh teks negosiasi tersebut, guru menjelaskan bahwa


kedua teks tersebut memiliki perbedaan baik dari segi struktur isi dan bahasa
yang digunakan. Pada contoh 1, teks negosiasi berisi tentang transaksi kerudung
oleh penjual berjenis kelamin laki-laki dan pembeli berjenis kelamin
perempuan. Pembeli menanyakan harga kerudung yang dijual, kemudian penjual
menjawabnya dengan harga yang berbeda pada dua jenis kerudung yang
dijualnya. Selanjutnya pada segi bahasa yang digunakan oleh penjual cenderung
lugas dan singkat, namun masih terkesan santun. Teks negosiasi tersebut
termasuk dalam tindak tutur komisif menjanjikan, artinya terdapat pemberian
janji oleh penjual untuk melakukan sesuatu kepada pembeli. Janji tersebut
berupa tuturan yang asli ini, gak menipu, yang menunjukkan bahwa penjual
menjamin kualitas kerudung yang dijualnya dan menegaskan bahwa ia tidak
berbohong.
46

Berbeda dengan contoh 1, teks negosiasi pada contoh 2 berisi tentang


transaksi petai oleh penjual yang berjenis kelamin laki-laki dan pembeli yang
berjenis kelamin perempuan. Penjual berteriak dengan lantang menjajakan petai
yang dijualnya kepada setiap pembeli yang melintas. Bahasa yang digunakan
oleh penjual termasuk dalam kategori yang kurang santun, sebab tuturan
terkesan memaksa dan berteriak terlalu lantang dekat dengan pembeli yang
melintas. Teks negosiasi tersebut termasuk dalam tindak tutur komisif
menjanjikan, penjual menunjukkan bahwa ia menjanjikan kepada pembeli
dengan menjamin bahwa nyaling yang dijualnya benar-benar bau.
Contoh 3

Pembeli : Mba, ada casan handphone Oppo ngga?


Penjual : yang biasa apa tipe-c? Asli? Mitasi?
Pembeli : yang biasa. Adanya apa?
Penjual : ada yang asli sama mitasi mba.
Pembeli : Berapa?
Penjual : 70 yang asli.
Pembeli : Mahal banget.
Penjual : Ya namanya mba, kabelnya juga bagus ini. Buat ngecas
hanphone juga cepet.

Contoh 4

Pembeli : Eh Mba, ada jual TG hp ini gak?


Penjual : HP apa Mb?
Pembeli : Oppo A5S.
Penjual : Bagus apa biasa?
Pembeli : Yang bagus mba, biar awet, ntar kalo yang jelek
nggak kepake lama.
Penjual : Kalo yang bagus harganya 30.
Pembeli : Waduh.. waduh… 30? Bisa kurang nggak itu Mba?
Penjual : Tapi jaminan itu Mba.
47

Dua contoh teks negosiasi tersebut memiliki perbedaan baik dari segi
struktur isi dan bahasa yang digunakan. Pada contoh 3, teks negosiasi berisi
tentang transaksi sebuah charge handphone oleh penjual dan pembeli yang
berjenis kelamin perempuan. Pembeli menanyakan harga dan perbedaan charge
jenis satu dengan jenis lainnya. Bahasa yang digunakan oleh penjual padat dan
santun karena penyampaiannya ramah serta lembut. Teks negosiasi tersebut
termasuk dalam tindak tutur komisif menawarkan, penjual menawarkan
kelebihan yang dimiliki pada jenis charge handphone yang dijualnya.

Contoh 4 berisi transaksi sebuah accesoris handphone yaitu TG oleh


penjual dan pembeli yang berjenis kelamin perempuan. Pembeli menanyakan
harga sebuah TG dan dijawab oleh penjual. Bahasa yang digunakan penjual
santun danramah, sehingga pembeli tertarik dengan barang yang ditawarkannya.
Teks negosiasi tersebut tergolong dalam jenis tindak tutur komisif menawarkan,
karena penjual menawarkan harga TG yang dijualnya menggunakan tuturan itu
30 bisa kurang.

Contoh 5
Pembeli : Setengah! (menunjuk gula)
Penjual : Kok dikit amat.
Pembeli : Duitnya bagi-bagi buat beli yang laen.
Penjual : Di sini, mau beli berapa aja dikasih 14. Beneran. Tiap
orang beli, saya kasih 14, padahal aslinya 15.
Pembeli : 2kilo kalo gitu!
Penjual : Oke.

Contoh 6
Pembeli : Tante, mau belanja. (menyerahkan catatan belanjaannya)
Penjual : Iya Mba, tunggu ya.
Pembeli : Siap.
48

Penjual : (kurang lebih sepuluh menit kemudian, penjual selesai


menyiapkan belanjaannya) Udah Mba, totalnya 170 ribu.
Pembeli : Aduh uangnya kurang lagi! Harganya pada naik ya
Te? Biasanya saya belanja gak segini abisnya.
Penjual : Ini kan yang bagus semua, sesuai sama catetan Mba tadi.
Pembeli : Masak gak dikurangin Te?
Penjual : Aduuhh.. gak bisa Mba, udah pas segitu, coba cek toko
sebelah, kalo lebih murah, saya pulangin selisihnya.

Berdasarkan contoh 5, teks negosiasi tersebut berisi transaksi gula oleh


penjual dan pembeli yang berjenis kelamin perempuan. Pembeli menghampiri
kios dan langsung mengatakan jumlah yang ia inginkan. Menurut penjual
jumlahnya terlalu sedikit karena ia akan memberikan pengurangan harga kepada
pembeli meskipun hanya membeli dengan jumlah yang sedikit. Bahasa yang
digunakan oleh penjual terkesan acuh dan singkat, sehingga tergolong kurang
santun digunakan dalam tuturan dengan pembeli. Teks negosiasi tersebut
termasuk dalam jenis tindak tutur berkaul, yaitu berupa nazar penjual kepada
pembeli akan memberikan pengurangan harga jika pembeli menjadi langganan di
kiosnya.

Berbeda dengan contoh 5, teks negosiasi pada contoh 6 berisi tentang


transaksi sembako oleh penjual dan pembeli berjenis kelamin perempuan.
Pembeli sudah menjadi langganan berbelanja di kios tersebut, sehingga ia
langsung menyerahkan catatan belanjanya kepada penjual. Setelah barang selesai
disiapkan dan sudah ditotal jumlah belanjaannya, pembeli merasa bahwa harga-
harga tersebut berbeda dengan harga yang biasa ia dapatkan ketika berbelanja di
sana. Menurut penjual harga tersebut sudah sesuai karena barang- barang yang
diinginkan pembeli memiliki kualitas yang bagus, kemudian penjual memerintah
pembeli untuk mengecek harga di toko lain dan akan mengembalikan uang
pembeli jika di toko lain menjual dengan harga yang lebih murah. Bahasa yang
digunakan penjual singkat dan datar, karena merasa lelah melayani pembeli yang
cukup ramai di kiosnya. Teks negosiasi tersebut termasuk dalam jenis tindak
49

tutur komisif berkaul, yang menunjukkan suatu janji berupa nazar akan
mengembalikan selisih uang yang telah dibayarkan oleh pembeli jika setelah
mengecek harga barang di toko lain ternyata harganya lebih murah dari harga
ditokonya.

Setelah menyimak penjelasan guru, kemudian peserta didik secara


berkelompok mendiskusikan persamaan dan perbedaan dari teks negosiasi yang
telah dibahas dan menyimpulkan hal-hal terpentingnya dalam bentuk laporan
tertulis.

Hasil kerja mereka dituliskan dalam bentuk laporan kerja kelompok dan
dibacakan hasilnya di muka kelas, sedangkan peserta didik lain memberi
tanggapan secara lisan. Guru menilai semua kegiatan yang dilakukan oleh
peserta didik dan memberikan tambahan nilai terhadap peserta didik yang aktif.
Selesai kegiatan inti, dilanjutkan dengan kegiatan penutup, yaitu guru dan
peserta didik bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan. Melalui tahap ini, guru dapat mengetahui pemahaman peserta didik
tentang membandingkan dua teks negosiasi yang dibacanya, yang meliputi
persamaan dan perbedaan teks tersebut. Selain itu, guru dan peserta didik juga
merencanakan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya, yaitu
memproduksi teks negosiasi secara lisan maupun tulisan. Kegiatan pembelajaran
pada pertemuan kali itu diakhiri dengan salam dan berdoa (jika kegiatan
pembelajaran dilakukan pada jam terakhir).

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua membahas mengenai


materi memproduksi teks negosiasi yang koheren, sesuai dengan karakteristik
negosiasi baik secara lisan maupun tulisan. Pada pertemuan sebelumnya, peserta
didik sudah mempelajari materi mengenai menganalisis isi, struktur (orientasi,
pengajuan, penawaran, persetujuan, penutup) dan kebahasaan teks negosiasi,
sehingga peserta didik dianggap sudah memahami cara bernegosiasi yang baik.
Kegiatan memproduksi tersebut meliputi dua jenis, yaitu dilakukan secara lisan
dan tulisan. Pertama, guru menunjuk peserta didik secara acak dan meminta
50

untuk menyampaikan secara lisan satu contoh teks negosiasi. Kedua, secara
berpasangan peserta didik membuat teks negosiasi secara tertulis dan
mendemonstrasikan di muka kelas.

Peserta didik lain diperkenankan memberikan tanggapan, sedangkan guru


menilai semua kegiatan peserta didik. Melalui kegiatan berulang-ulang tersebut,
guru dapat mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik. Untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru menegaskan kembali mengenai
persamaan dan perbedaan teks negosiasi serta cara memproduksinya. Setelah itu,
guru memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik untuk membuat
teks negosiasi yang lebih vartiatif.
51

Anda mungkin juga menyukai