Anda di halaman 1dari 4

NILAI BUDAYA GOTONG ROYONG

Gotong royong berasal dari kata dalam Bahasa Jawa. Kata gotong dapat dipadankan
dengan kata pikul atau angkat. Kata royong dapat dipadankan dengan bersama-sama. Jadi
kata gotong royong secara sederhana berarti mengangkat sesuatu secara bersama-sama
atau juga diartikan sebagai mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Misalnya:
mengangkat meja yang dilakukan bersama-sama, membersihkan selokan yang dilakukan
oleh warga se RT, dan sebagainya.
Jadi, gotong royong memiliki pengertian sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu untuk
ikut terlibat dalam memberi nilai tambah atau positif kepada setiap obyek, permasalahan
atau kebutuhan orang banyak di sekelilingnya. Partisipasi aktif tersebut bisa berupa bantuan
yang berwujud materi, keuangan, tenaga fisik, mental spiritual, ketrampilan, sumbangan
pikiran atau nasihat yang konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan.
Secara konseptual, gotong royong dapat diartikan sebagai suatu model kerjasama yang
disepakati bersama. Koentjaraningrat (1987) membagi dua jenis gotong royong yang dikenal
oleh masyarakat Indonesia; gotong royong tolong menolong dan gotong royong kerja bakti.
Kegiatan gotong royong tolong menolong terjadi pada aktivitas pertanian, kegiatan sekitar
rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaan, dan pada peristiwa bencana atau
kematian. Sedangkan kegiatan gotong royong kerja bakti biasanya dilakukan untuk
mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, yang dibedakan antara
gotong royong atas inisiatif warga dengan gotong royong yang dipaksakan.
Konsep gotong royong juga dapat dimaknai dalam konteks pemberdayaan masyarakat
(Pranadji, 2009: 62), karena bisa menjadi modal sosial untuk membentuk kekuatan
kelembagaan di tingkat komunitas, masyarakat negara serta masyarakat lintas bangsa dan
negara Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan. Hal tersebut juga dikarenakan di
dalam gotong royong terkandung makna collective action to struggle, self governing,
common goal, dan sovereignty.
Dalam perspektif sosio budaya, nilai gotong royong adalah semangat yang diwujudkan
dalam bentuk perilaku atau tindakan individu yang dilakukan tanpa pamrih (mengharap
balasan) untuk melakukan sesuatu secara bersama-sama demi kepentingan bersama atau
individu tertentu. Misalnya; petani secara bersama-sama membersihkan saluran irigasi yang
menuju sawahnya, masyarakat bergotong royong membangun rumah warga yang terkena
angin puting beliung, dan sebagainya. Bahkan dalam sejarah perkembangan masyarakat,
kegiatan bercocok tanam seperti mengolah tanah hingga memetik hasil (panen) dilakukan
secara gotong royong bergiliran pada masing-masing pemilik sawah. Budaya gotong royong
adalah cerminan perilaku yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sejak zaman dahulu.
Bilamana dilakukan kajian di seluruh wilayah Indonesia, maka akan ditemukan praktek
gotong royong tersebut dengan berbagai macam istilah dan bentuknya, baik sebagai nilai
maupun sebagai perilaku.
nilai-nilai moral. Artinya gotong royong selalu menjadi acuan perilaku, pandangan hidup
bangsa Indonesia dalam berbagai macam wujudnya. Sebagaimana diketahui, setiap
perilaku yang ditampilkan manusia selalu mengacu kepada nilai-nilai moral yang menjadi
acuan hidupnya, pandangan hidupnya. Misalnya: manusia selalu mandi Karena mengacu
kepada nilai kebersihan, jadi ketika ada orang berkata tidak mandi tidak apa-apa, itu berarti
yangbersangkutan tidak menjadikan nilai kebersihan sebagai pandangan hidupnya.
Implementasi nilai gotong royong dalam perilaku bangsa Indonesia menjadikan
kesejahteraan hidup masyarakat bisa terwujud. Mereka bergotong royong dalam segala hal,
mulai dari menjaga keamanan, kebersihan, perlindungan secara umum, memenuhi
kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, dan sebagainya. Melalui gotong royong biaya
hidup dan kegiatan pembangunan menjadi lebih murah dan efisien. Bilamana bisa dihitung
biaya untuk perlindungan umum dan lainlain dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang
dilakukan secara bergotong royong, bisa jadi jumlahnya lebih besar dari APBN.

SALING MENGHORMATI DAN MENGHARGAI PERBEDAAN, TERMASUK PERBEDAAN


SUKU BANGSA, BUDAYA, AGAMA, DAN BAHASA
Di tengah dunia yang semakin kompleks dan saling terhubung, penting bagi setiap individu
untuk memahami dan menghargai perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat. Saling
menghargai, menghormati, dan memaafkan menjadi kunci utama untuk menjaga
keharmonisan dan perdamaian antara satu dengan yang lainnya.
Saling menghargai berarti mengakui keberadaan dan hak setiap individu dalam menjalani
hidupnya. Setiap orang memiliki latar belakang, budaya, dan keyakinan yang berbeda-beda.
Sebagai manusia, kita harus memahami dan menerima perbedaan tersebut sebagai bagian
dari kehidupan yang normal. Saling menghargai juga berarti menghormati pilihan dan
keputusan orang lain, serta membiarkan mereka hidup dengan cara mereka sendiri tanpa
campur tangan.
Saling menghormati adalah sikap yang sama pentingnya dengan saling menghargai. Saat
kita menghormati seseorang, kita menunjukkan penghargaan dan hormat pada dirinya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini bisa diterapkan dalam berbagai situasi seperti
dalam diskusi, berbicara di hadapan orang banyak, dan berinteraksi dengan orang yang
lebih tua atau lebih muda dari kita. Saling menghormati juga berarti tidak melukai perasaan
orang lain dengan perkataan atau tindakan yang tidak sopan atau tidak sesuai dengan
norma yang berlaku.
Tidak kalah pentingnya, saling memaafkan juga menjadi faktor utama dalam membangun
hubungan yang sehat dan harmonis. Kita semua pasti pernah melakukan kesalahan dalam
hidup kita. Namun, yang membedakan antara orang yang bijak dan yang tidak adalah
kemampuan untuk meminta maaf dan memaafkan kesalahan yang dilakukan. Saling
memaafkan bisa menjadi kunci dalam mengatasi konflik atau perselisihan yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat.
Dalam era digital seperti sekarang ini, saling menghargai, menghormati, dan memaafkan
menjadi lebih penting lagi. Dengan adanya media sosial dan platform digital, seringkali kita
berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal secara langsung. Hal ini bisa memicu konflik
dan ketidaksepahaman yang lebih tinggi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu
bersikap bijak dalam berinteraksi dengan orang lain, terutama dalam ruang digital.
Saling menghargai, menghormati, dan memaafkan bukan hanya penting dalam kehidupan
bermasyarakat, tetapi juga dalam kehidupan pribadi kita. Sikap ini bisa membantu kita
menjadi manusia yang lebih baik dan lebih memahami sesama. Kita semua memiliki peran
penting dalam menjaga harmoni dan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh
karena itu, mari kita jaga kebersamaan dan persatuan dengan saling menghargai,
menghormati, dan memaafkan satu sama lain.
MENJAGA KERUKUNAN DI LINGKUNGAN SEKITAR
Kerukunan adalah proses yang dinamis yang berlangsung sejalan dengan pertumbuhan
masyarakat itu sendiri. Pembinaan kerukunan hidup beragama adalah upaya yang dilakukan
secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggungjawab untuk meningkatkan
kerukukunan hidup beragama, dengan cara menanamkan pengertian akan nilai dan
kehidupan bermasyarakat yang mampu mendukung kerukunan hidup beragama,
mengusahakan lingkungan dan keadaan yang mampu menunjang sikap dan tingkah laku
mengarah kepada kerukunan hidup beragama, dan menumbuhkan dan mengembangkan
sikap dan tingkah laku yang mewujudkan kerukunan hidup beragama. Kerukunan demikian
inilah yang diharapkan sehingga dapat berfungsi sebagai fondasi yang kuat bagi terciptanya
persatuan dan kesatuan bangsa kondisi ini ada gilirannya akan sangat bermanfaat bagi
pelaksana pembangunan untuk meningkatkan seluruh umat beragama di Indonesia.
Pentingnya menjaga kerukunan dalam hidup bermasyarakat dilakukan agar tidak terjadinya
masalah yang akan menimbulkan perpecahan antar sesama. Dengan menjaga kerukunan di
lingkungan masyarakat juga sangat penting untuk menciptakan persatuan dan kesatuan
suatu bangsa. Kerukunan merupakan sebuah proses sosial yang dilakukan oleh makhluk
hidup untuk menciptakan kehidupan bersama meskipun memiliki berbagai perbedaan.
Dalam kehidupan sosial, kerukunan merupakan pondasi dasar untuk menciptakan
hubungan yang damai. Oleh sebab itu sebagai anggota masyarakat harus bersama-sama
menjaga kerukunan tersebut.Perbedaan yang terjadi di Indonesia adalah warna dalam hidup
bermasyarakat. Dengan adanya berbagai corak perbedaan sudah sepantasnya seluruh
masyarakat untuk senantiasa bahu membahu untuk menjaga keselarasan hidup
berdampingan di tengah-tengah keberagaman yang ada Bhineka Tunggal Ika. Toleransi
beragama di dalam masyarakat memegang peranan penting guna menjaga keharmonisan
dan kerukunan hidup berdampingan dengan berbagai perbedaan yang ada di lingkungan
masyarakat Perbedaan suku dan bangsa diantara umat beragama adalah kehendak Allah
SWT. Oleh karena itu manusia harus saling memahami, mengerti, menyayangi, mengasihi,
melindungi dan menghormati tanpa memandang dan terhalang oleh sekat-sekat perbedaan
suku dan bangsa yang ada.
Ada beberapa sikap untuk mewujudkan kerukunan pada masyarakat antara lain sikap
solidaritas, terbuka terhadap kebudayaan lain, komunikasi yang baik, sikap menghargai
realitas, sikap solider dan toleran serta menjadi pribadi yang menolak kekerasan. Seperti
bentuk toleransi dalam beragama yaitu masyarakatnya saling menghormati dan saling
memberikan ucapan selamat kepada saudara-saudara yang merayakan hari besar selain itu
mereka juga saling bersilaturahmi dan mengirimkan makanan, kemudian saat merayakan
raya Idul Adha hasil kurban dibagikan secara merata kepada seluruh masyarakat tidak
memandang agama dan suku apapun, bahkan dalam pembangunan rumah ibadah semua
warga ikut berpartisipasi. Masyarakatsadar betul bahwa tidak ada manusia yang bisa hidup
sendiri melainkan manusia saling membutuhkan satu sama lain. Salah satu faktor yang
mempengaruhi yaitu interaksi antar suku yang polanya terjadi secara teratur dan terus
menerus, meskipun interaksi tersebut hanya aktivitas keseharian namun melahirkan rasa
toleransi yang baik didalam masyarakat. Kepentingan ekonomi, sosial juga mempengaruhi
kerukunan yang terjalin, serta peran tokoh masyarakat dalam menjaga keharmonisan,
seperti gotong royong dalam melaksanakan kerja bakti, berpartisipasi dalam pemililihan
ketua RT, RW, Kepala Desa dan memperbaiki jalan-jalan yang rusak. Berdasarkan paparan
di atas dapat di simpukan bahwa wujud sikap kerukunan masyarakat mencakup beberapa
sikap seperti sikap solidaritas multikultural, terbuka terhadap kebudayaan lain, komunikasi
yang baik, sikap menghargai realitas multikultural, sikap solider dan toleran serta menjadi
pribadi yang menolak kekerasan.
RELA BERKORBAN
Rela berkorban adalah sikap dan tindakan seseorang yang memprioritaskan kebutuhan
orang lain dan lingkungan di atas kebutuhan pribadi. Ciri-ciri sikap rela berkorban meliputi
kemampuan memprioritaskan, mengendalikan ego, berkendara untuk memajukan
lingkungan, berpikir positif, sikap empati, dan semangat jujur dan adil. Rela berkorban
memiliki banyak manfaat bagi diri sendiri dan masyarakat, seperti membangun rasa
solidaritas dan kebersamaan, menciptakan lingkungan yang lebih baik, dan membangun
masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Oleh karena itu, rela berkorban sangat penting
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai