Anda di halaman 1dari 4

Nama : Chiatul Maulinda

NPM : 211804045
Konsentrasi : Psikologi Pendidikan
Kelas :A
Mata Kuliah : Psikologi Lintas Budaya

Jawaban No 1

Salah satu definisi tentang psikologi lintas budaya adalah definisi yang dikemukakan oleh Segall
dkk. (1990) yang menyatakan bahwa psikologi lintas budaya adalah cabang psikologi yang
melakukan kajian-kajian terhadap fenomena kejiwaan dan perilaku manusia dalam konteks lintas
budaya. Psikologi lintas budaya memiliki tujuan untuk mengungkap tentang cara-cara tradisi
budaya mengatur, mempengaruhi, dan mentransformasikan fenomena kejiwaan dan perilaku
manusia. Fenomena kejiwaan dan perilaku manusia meliputi tiga ranah penting dalam kajian-
kajian psikologi, yaitu dalam cara berpikir, berperasaan, dan cara berperilaku manusia.

Dalam upaya untuk membuka perspektif psikologi yang lebih berimbang maka kemudian lahir
psikologi lintas budaya. Keberimbangan itu dapat dilihat dari cakupan psikologi lintas budaya
yang melakukan kajian-kajian terhadap prinsip-prinsip psikologi universal yang melandasi
perilaku manusia melalui studi kesamaan lintas budaya dan perbedaan lintas budaya terkait
dengan topik-topik psikologi. Topik-topik psikologi itu misalnya adalah emosi, kognisi, perilaku
lingkungan, prasangka dan stereotip, akulturasi, sosialisasi, komunikasi, organisasi, hubungan
erat (close relationship), pengasuhan anak, dan cinta (Jungsik, 2005).
Perkembangan psikologi lintas budaya di Indonesia dimulai pada sekitar pertengahan tahun
1980an yang ditandai dengan munculnya penelitian disertasi tentang stereotip etnik di dalam
budaya-budaya kelompok etnik di Indonesia oleh Prof. Dr. Soewarsih Warnaen. Kepeloporan
pengembangan psikologi lintas budaya Prof. Dr. Soewarsih Warnaen dalam bidang psikologi
lintas budaya dilanjutkan dalam pengajaran matakuliah psikologi lintas budaya pada program S2
Psikologi Sosial di Universitas Indonesia sejak akhir tahun 1980an.

Perkembangan teori dan hasil penelitian psikologi lintas budaya ternyata memberi implikasi
yang cukup penting dalam perkembangan ilmu psikologi di abad 21. Implikasi itu terutama
memberi pengaruh kepada eksistensi psikologi aliran utama (mainstream), yaitu psikologi yang
berkembang di wilayah geografis dan wilayah kebudayaan Barat secara umum dan psikologi
yang berkembang di wilayah geografis dan wilayah kebudayaan Amerika Serikat secara khusus.
Pada zaman kita yang posmodernisme ini (Gergen dkk., 1996), banyak orang semakin
memahami suatu fakta bahwa banyak teori psikologi Barat ternyata tidak dapat secara semena-
mena diberlakukan untuk wilayah geografis dan wilayah kebudayaan yang lain
Jawaban No 2
Fenomena budaya dengan psikologis pada kehidupan sehari-hari adalah komunikasi antar
anggota keluarga, pergaulan antar teman, cara kita memahami sifat dan karakteristik seseorang.
Atau dalam kehidupan masyarakat, interaksi yang dilakukan haruslah memahami norma-norma
masyarakat sehingga dapat tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis.

Budaya juga mempengaruhi seorang individu di sebabkan kebiasaan – kebiasaan yang


diterapkan dalam suatu kebudayaan tertentu.

Contoh fenomena budaya dengan psikologis pada kehidupan sehari-hari adalah komunikasi
antar anggota keluarga, pergaulan antar teman, cara kita memahami sifat dan karakteristik
seseorang. Atau dalam kehidupan masyarakat, interaksi yang dilakukan haruslah memahami
norma-norma masyarakat sehingga dapat tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis.

Contoh lainnya adalah cara bersikap sehingga kita dapat memiliki penempatan diri pada
situasi yang dihadapi. Dalam menerapkan ilmu ini, faktor pendukung yang dibutuhkan adalah
agama, dimana agama sudha pasti mengajarkan kita untuk saling menjaga hubungan antara
manusia dan Tuhan. Sejauh apapun ilmu budaya dapat mempengaruhi perilaku kita di dalam
masyarakat

Jawaban No 3

Pola Interaksi Sosial Antar Masyarakat Aceh Jawa dan Gayo di Gampong Pondok Baru

Hubungan masyarakat dalam berbagai kriterianya memiliki hubungan interaksi yang secara
umum sama baik itu berbentuk relasi muamalah seperti jual beli dan usaha lainnya, di bisang
sosial seperti gotong royong saling membantu satu dengan yang lainnya, atau pada konteks
keorganisasian. Masyarakat yang mempunyai heterogenitas memiliki bentuk pola interaksi yang
biasanya berbeda dengan suatu masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang rendah, seperti
antara masyarakat yang memiliki suku, agama, ras dan etnik yang berbeda-beda. Hal ini dapat
ditelusuri misalnya dalam masyarakat heterogen kesukuan di Gampong Pondok Baru Kecamatan
Bandar, Kebupatan Bener Meriah, antara masyarakat Aceh, Jawa, dan masyarakat Gayo Pole
interaksi sosial antara masyarakat Aceh, Jawa dan Gayo cenderung sama dengan masyarakat-
masyarakat lainnya. dipahami bahwa pola interaksi sosial yang terjadi berlaku dalam hubungan
jual beli, keorganisasian dan hubungan sosial kemasyarakat, termasuk di dalam konteks
pelaksanaan upacara adat.

“ Komunikasi dan interaksi antara masyarakat suku Gayo suku Aceh dan suku Jawa cukup baik.
Apabila antara masyarakat ketiga suku tersebut bergaul, bergabung, maka menggunakan bahasa
Indonesia. Tatkala mereka kembali pada masyarakat yang sejenis sukunya, maka mereka
kembali berbahasa suku menurut mereka masing-masing. Interaksi sosial masyarakat antara
masing-masing suku adalah kerja sama saling gotong royong. Tatkala ada hajatan, sama-sama
ikut, tatkala gotong royong sama-sama juga ikut jika memang mereka melakukan kegiatan
keorganisasian maka mereka secara kelompok atau secara organisasi juga melakukan kegiatan
itu. Tidak pernah terjadi konflik antara masing-masing suku di daerah Pondok Baru ini. Dampak
interaksi sosial tersebut cukup baik, saling mendukung, menghargai mereka memiliki adat
sendiri, dan jika terjadi suatu acara hajatan, maka mereka melaksanakan hajatan menurut suku
sendiri, meskipun yang memimpin di acaranya adalah orang Gayo sendiri.

Jawaban No 4

Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi Sosial Alasan utama masyarakat memilih untuk tetap
bertahan di kawasan banjir dan melakukan adaptasi terhadap kondisi yang ada yaitu
dikarenakan oleh faktor ekonomi. Masyarakat tidak mempunyai pilihan lain karena mereka
tidak mampu untuk pindah ke tempat lain. Harga rumah pada masa sekarang ini sudah sangat
mahal sehingga jika mereka harus pindah, mereka tidak tahu harus pindah kemana. Selain
faktor ekonomi, faktor sosial pun turut mempengaruhi adaptasi sosial yang dilakukan oleh
masyarakat. Banyak yang merasa bahwa kedekatan mereka dengan tetangga sekitar membuat
mereka sudah terlanjur nyaman karena telah bersama-sama dalam waktu yang lama. Hubungan
sesama manusia di Desa Bojongloa terbilang sangat bagus. Masyarakat terbiasa untuk saling
tolong menolong, saling menjaga, dan saling mengurus, saling kontrol, dan saling mengoreksi.
Jika ada masalah ataupun hal lain diselesaikan dan dibicarakan secara kekeluargaan dan
musyawarah.

Selain interaksi sehari-hari, interaksi masyarakat yang cukup kuat juga terbangun ketika mereka
menghadapi banjir. Hal ini tercermin dari sikap mereka dalam tolong menolong selama
menghadapi banjir. Ketika banjir datang, masyarakat memasang tambang agar dapat
menyebrang diantara air banjir. Jika ada masyarakat yang ingin keluar dari rumah, maka dapat
berpegangan ke tambang tersebut agar dapat berjalan menuju jalan raya. Sebenarnya,
masyarakat sulit untuk saling tolong menolong ketika banjir terjadi. Mereka dapat saling tolong
menolong ketika banjir tersebut sudah mulai surut. Hal tersebut bukan dikarenakan mereka tidak
peduli pada sesamanya, akan tetapi dikarenakan arus air banjir yang cukup kuat sehingga
tidak memungkinkan mereka untuk keluar dari rumah. Setelah mereka menyelamatkan diri dan
barang masing-masing, mereka hanya dapat tetap tinggal di dalam rumah menunggu air banjir
mulai surut. Barulah ketika banjir sudah mulai surut, mereka saling tolong menolong satu sama
lain.

Jawaban No 5

Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Bentuk Solidaritas Sosial


Masyarakat Aceh Durkheim melihat masyarakat sebagai kesatuan sosial yang saling terhubung
dengan sifat-sifat mereka yang khas, sifat-sifat yang merupakan fakta sosial sui-generis,
atau unik bagi mereka (Ritgzer &Goodman, 2008). Solidaritas merujuk kepada perasaan,
sikap dan interprestasi normatif. Tindakan solidaritas membuat sikap solidaristik menjadi
nyata. Karakteristik yang menentukan dari sifat solidaristik ialah tidak ada kesetaraan
dalam apa yang dikontribusikan kepada suatu kelompok dan apa yang menjadi balasan dari apa
yang di kontribusikan. Konsep solidaritas berhubungan dengan identifikasi manusia dan
dukungan anggota kelompok yang lain yang termasuk di dalamnya dan mengurangi
kesejangan sosial dalam kehidupan bersama (Beer &Koster, 2009)

Tradisi maulid sebagai adat dan budaya Aceh. Budaya dan adat pada tradisi maulid
sangat relevan dengan kehidupan masyarakat Di Aceh. Sebagai sebuah daerah yang bersyariat
Islam, maka semua aspek kehidupan diarahkan kepada nilai-nilai ajaran Islam. Sikap,
perilaku, tatakrama didasarkan kepada syariat Islam. Perayaan maulid Nabi Muhammad
SAW pada masyarakat aceh merupakan wadah untuk silaturahmi masyarakat tanpa
memandang kelas sosial. Solidaritas mekanik yang terjalin dapat dilihat pada masyarakat
Aceh, tradisi maulid ini dilakukan sebagai momentum untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap Islam, memperkuat keimanan kepada Allah swt dan kecintaan
mereka kepada Rasulullah saw serta memperkokoh ukhuwah Islamiah untuk menumbuhkan
solidaritas sosial, memperkuat ikatan sosial dan kepekaan terhadap nasib sesama. Itulah tujuan
dasar dari tradisi tersebut, dan tujuan ini relevan dengan tujuan Islam. Solidaritas organis
hampir tidak terlihat dalam pelaksanaan kenduri maulid ini karena semua masyarakat
berkumpul, berbagi, serta merayakan hari

kelahiran Nabi Muhammad SAW. Namun, solidaritas organis dapat dilihat pada sistem,
pranata dan struktur sosial cukup menonjol, artinya Islam dijadikan sebagai world view
(pandangan hidup). Misalnya, sistem pemerintah yang paling tinggi nanggroe (kerajaan
atau negara) sampai pada level yang paling rendah (gampong). Pada tingkat kerajaan dahulu
sultan mengurusi masalah, sosial, politik dan tata negara, sedangkan agama dan adat
berada dalam kewenangan qadhi (ulama) sebagai penasihat sultan pada saat itu. Qadhi yang
terkenal adalah Syamsuddin as-Sumatrani (w. 1630 M), Nuruddin ar-Raniri (w. 1658)
dan Abdurrauf as- Singkili (w. 1693). Para ulama inilah yang mewarnai proses sosial,
politik dan budaya dalam masyarakat Aceh. Kemudian pada level gampong yang
dipimpin oleh keuchik (kepala desa) yang mengurusi persoalan pemerintahan. Di samping
itu, ada imum meunasah yang memimpin semua urusan keagamaan. Sampai saat ini
biasa kantor keuchik dan meunasah selalu berdekatan atau dalam satu kompleks, bahkan
dahulu meunasah juga dijadikan sebagai kantor keuchik.

Anda mungkin juga menyukai