Anda di halaman 1dari 10

Masyarakat Indonesia yang tinggal tersebar diberbagai wilayah Indonesia,

memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara satu wilayah dengan wilayah

lainnya, baik dalam aspek seni, budaya, politik, dan sebagainya. Secara kodrat,

manusia selalu membutuhkan manusia lain. Untuk membantu memahami

berbagai sifat dan bentuk interaksi sosial budaya dalam pembangunan, mari kita

pelajari uraian berikut.

1. Sifat-sifat Interaksi Sosial Budaya dalam Kehidupan Masyarakat

Sejak lahir sampai meninggal dunia, manusia tidak pernah terlepas dari

kebutuhan akan interaksi sosial. Interaksi akan terjadi, baik antar-individu, individu

dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Seorang ibu yang

sedang menasehati anaknya atau curhat seseorang dengan temannya

merupakan contoh interaksi individu dengan individu. Guru yang sedang

mengajar murid-muridnya atau seorang lurah yang sedang berdiskusi dengan

rakyat di desanya merupakan contoh interaksi individu dengan kelompok. Diskusi

antar-kelompok di dalam kelas, merupakan contoh interaksi kelompok dengan

kelompok. Mengapa manusia, memerlukan interaksi dengan manusia lain ?


Manusia melakukan interaksi dengan orang lain, karena tidak dapat mencukupi

semua kebutuhan hidupnya sendiri. Contoh: saat kita akan makan, dari mana kita

memperoleh nasi, siapa yang menanam padi, siapa yang menggiling padi, dan

siapa yang mengantar beras sampai di rumah kita untuk di masak ? Contoh

tersebut, merupakan hal sederhana yang kita hadapi setiap hari. Itu adalah salah

satu bukti, betapa pentingnya interaksi dengan sesama.

Makan bersama, merupakan media yang baik untuk berinteraksi dalam keluarga.

Interaksi juga merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan bersama.

Sebagai contoh, ayah, ibu, dan anak-anak, memiliki tujuan yang sama yaitu

mencapai keluarga bahagia dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut,

semua anggota keluarga tentu harus berinteraksi dengan baik, sehingga masing-

masing saling memahami dan membantu. Interaksi di sekolahmu juga merupakan

contoh lain interaksi antarmanusia, untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya,

interaksi antara pengurus kelas yang membicarakan tentang aktivitas sosial yang

akan dilakukan selama satu tahun.

Dalam berinteraksi, tidak semua orang mengarah pada kebersamaan atau

persatuan. Kamu mungkin menemukan sifat interaksi yang mengarah kepada

perpecahan, seperti: pertengkaran antarorang disekitar tempat tinggalmu,

tawuran pelajar, perang antara Indonesia dan Jepang pada masa lalu, dan lain

sebagainya. Interaksi yang mengarah kepada persatuan, disebut juga interaksi

yang bersifat asosiatif. Sedangkan interaksi manusia yang terjadi mengarah

kepada perpecahan, disebut dengan interaksi disosiatif.


Kehidupan manusia berlangsung selalu berubah-ubah atau dinamis. Interaksi

yang positif pada waktu lalu, dapat berubah menjadi interaksi negatif pada saat

ini. Interaksi yang positif pada saat ini, diwaktu lain dapat berubah menjadi

interaksi negatif.

Perselisihan antarteman dan antar-kelompok juga terjadi, bahkan antarbangsa.

Contohnya Jepang merupakan salah satu sahabat perdagangan Indonesia,

sebelum Perang Dunia II. Berbagai produk Jepang, telah masuk ke Indonesia.

Pada masa pendudukan Jepang, mereka menjadi musuh bangsa Indonesia.

Kebencian dan perlawanan, dilakukan oleh bangsa Indonesia. Konflik terbuka,

terjadi diberbagai daerah.

Bagaimana setelah Indonesia merdeka ? Bangsa Jepang berusaha membina

hubungan baik dengan Indonesia. Saat ini, Jepang menjadi salah satu negara

sahabat penting Indonesia. Jepang sangat membutuhkan Indonesia, dan

Indonesia juga sangat membutuhkan Jepang. Kedua bangsa, berusaha menjaga

hubungan baik yang menguntungkan.

Setelah kita pelajari uraian di atas, untuk lebih memperjelas pemahaman kita

tentang interaksi yang bersifat asosiatif dan disosiatif, mari kita pelajari bentuk-

bentuk interaksi sosial pada uraian berikut ini.

2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial dalam Kehidupan Masyarakat


Dalam suatu pertandingan sepak bola, terjadi interaksi yang mengarah kepada

kerjasama dan persaingan. Para pemain dalam satu kesebelasan, saling bekerja

sama berusaha untuk memenangkan pertandingan. Hubungan antar-pemain

dalam satu kesebelasan, merupakan bentuk interaksi: kerjasama. Sedangkan,

hubungan antara dua kesebelasan yang saling berhadapan, merupakan bentuk

interaksi: persaingan. Keinginan untk mengalahkan lawan, kadang dapat menjurus

pada interaksi yang mengarah kepada perpecahan. Perselisihan antara

pendukung kedua tim sepak bola, merupakan contoh interaksi yang mengarah

kepada perpecahan.

Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan sosial memiliki dua bentuk, yaitu

asosiatif dan disosiatif. Bentuk interaksi asosiatif adalah interaksi sosial yang

mengarah dalam bentuk kerjasama sebagai sebuah proses terjadi saling

pengertian dan kerjasama timbal balik antara orang perorangan atau kelompok

satu dengan lainnya, dimana proses tersebut menghasilkan pencapaian tujuan-

tujuan bersama. Bentuk-bentuk interaksi asosiatif, yaitu:

a. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama adalah bentuk utama dari proses interaksi sosial, karena pada

dasarnya, interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk

memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. Sebagai contoh dalam

kegiatan ekonomi, kita dapat mengamati berbagai kegiatan produksi,

konsumsi, dan distribusi. Koperasi Sekolah, PT, dan CV, merupakan contoh

kerjasama dalam interaksi asosiatif.

b. Akomodasi (accommodation)

Akomodasi adalah proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar-

individu dan antar-kelompok, untuk meredakan pertentangan. Romusha,

merupakan contoh pemaksaan pada rakyat Indonesia di masa lalu. Apakah

rakyat Indonesia, rela melakukan kerja paksa tersebut ? Tentu saja mereka

merasa keberatan, dengan pelaksanaan kerja paksa. Mereka terpaksa

bersedia melakukan kerja paksa, karena merupakan pilihan paling aman

untuk kehidupan mereka. Jika mereka menolak, penjajah tidak segan-

segan untuk melakukan kekerasan terhadap keluarganya. Sebagai bentuk

akomodasi, pemaksaan kehendak oleh individu atau kelompok terhadap

individu atau kelompok lain, disebut: akomodasi pemaksaan. Dampak

akomodasi pemaksaan sangat merugikan individu atau kelompok yang

lebih lemah. Perbudakan pada masa lalu, juga merupakan contoh lain dari

akomodasi pemaksaan. Perbudakan, memberikan kesempatan tindakan

semena-mena oleh majikan. Sebagai insan yang berperikemanusiaan,

maka kamu perlu memperhatikan nilai-nilai keadilan saat menjadi orang

atau kelompok yang memiliki kekuasaan dan kekuatan yang dominan.

Beberapa tahun yang lalu terjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia

dalam masalah Pulau Sipadan dan Ligitan. Kedua negara, sama-sama


mengklaim kedua pulau tersebut sebagai wilayahnya. Pada akhirnya,

Indonesia dan Malaysia bersepakat menyelesaikan konflik melalui meja

pengadilan internasional. Konflikpun selesai, setelah pengadilan

internasional menyatakan Sipadan dan Ligitan merupakan hak Malaysia.

Indonesia menghormati hukum internasional, dan dengan ikhlas melepas

kedua pulau tersebut. Penyelesaian konflik melalui pengadilan tersebut,

merupakan jenis: akomodasi ajudikasi. Meskipun hasil pengadilan tidak

selalu membuat puas kedua belah pihak, sebagai masyarakat taat hukum

sepantasnya kita selalu menghormati keputusan pengadilan.

c. Asimilasi (assimilation)

Asimilasi merupakan proses ke arah peleburan kebudayaan, sehingga

masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal yang

menjadi milik bersama. Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai

adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan yang terdapat antara

beberapa orang atau kelompok. Contohnya adalah: perkawinan antara

orang dari suku Jawa dan suku Minangkabau. Masyarakat Minangkabau

mempunyai tradisi warisan melalui garis ibu, sedangkan masyarakat jawa

mempunyai tradisi warisan keluarga berdasarkan garis ayah. Perkawinan

yang berlangsung antara kedua orang yang berbeda budaya, merupakan

salah satu bentuk asimilasi.

d. Akulturasi (acculturation)
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan

menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing, tanpa menyebabkan

hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. Sebagai Contoh : bakpao

merupakan makanan tradisional khas masyarakat bangsa Tionghoa.

Bakpao, banyak dijumpai di Indonesia yang memiliki isi berbeda dengan

bakpao di Tionghoa. Di negara asalnya, bakpao lazimnya berisi daging

babi, tetapi di Indonesia berisi bahan lainnya, seperti: daging ayam,

sayuran, selai kacang, kacang hijau, kacang azuki, dan sebagainya, sesuai

selera. Bakpao, merupakan contoh bentuk akulturasi dalam kehidupan

masyarakat kita dalam hal makanan.

Penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru, dalam akulturasi, akan terjadi

dengan mudah apabila dalam bentuk peralatan yang sangat mudah

dipakai dan dirasakan manfaatnya secara langsung. Sebagai contoh:

perubahan cara membajak sawah dari menggunakan tenaga hewan

(kerbau) menjadi tenaga mesin (traktor). Bangunan menara Masjid Kudus

di Jawa Tengah, mirip bangunan candi atau bangunan Bale Kulkul yang

terdapat di Pura Taman Ayun Bali. Bangunan menara masjid tersebut

membuktikan kepada generasi masa sekarang, bahwa nenek moyang

Indonesia sangat bertoleransi. Sunan Kudus mengajarkan agama Islam di

Jawa, dengan tetap menghargai budaya Hindu Buddha yang berkembang

pada masa itu.

Renungkan
Dalam pembangunan nasional, sangat dibutuhkan terjadinya interaksi yang

mengarah pada persatuan dan kerjasama (asosiatif). Kita harus selalu menjaga

interaksi yang mendukung pembangunan nasional, dengan selalu melakukan

hubungan yang baik dengan sesama. Kita harus memahami bahwa perbedaan

merupakan kodrat dari Tuhan YME, sehingga kita harus mengelola perbedaan

tersebut menjadi suatu kekuatan.

Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan sosial, yaitu: disosiatif. Disosiatif

merupakan interaksi sosial yang mengarah ke bentuk perpecahan atau

merenggangkan solidaritas. Beberapa proses disosiatif, yaitu: persaingan,

kontravensi, dan pertentangan.

e. Persaingan (competition)

Persaingan merupakan bentuk dari interaksi disosiatif yang banyak kita temukan

di lingkungan kehidupan kita. Persaingan merupakan perjuangan yang dilakukan

oleh individu atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau

hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.

Contohnya adalah pedagang di sentra industri kulit yang menjajakan barang

dagangan sejenis, yakni: kerajinan dari kulit. Pedagang yang ada di sentra industri

kulit tersebut, jumlahnya banyak dan pembelinya juga banyak. Jika kita lihat dari

teori ekonomi, sentra industri kulit termasuk contoh pasar. Dalam arti sempit,

pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk

melakukan jual beli barang/jasa. Dengan adanya kemajuan dalam bidang

pengetahuan dan teknologi, pertemuan antara penjual dan pembeli saat ini dapat

dilakukan tidak hanya di pasar, tetapi dapat terjadi: di jalan, di kantor, di rumah,
dan bahkan melalui media lain, seperti: telepon. Berdasarkan uraian di atas,

pengertian pasar lebih luas lagi, bukan sekedar tempat bertemunya pembeli dan

penjual, melainkan: terjadinya transaksi jual beli antara penjual dan pembeli.

f. Kontravensi

Kontravensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti : proses

persaingan yang ditandai oleh gejala ketidakpastian mengenai pribadi seseorang

dan perasaan tidak suka yang disembunyikan terhadap kepribadian seseorang.

Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial yang berada diantara: persaingan dan

pertentangan atau konflik.

g. Konflik

Peperangan antara Indonesia melawan penjajahan Belanda dan Jepang dapat

dikategorikan dalam konflik. Konflik dapat berupa tindakan yang berupaya

mengalahkan lawan, secara memaksa. Contohnya adalah konflik fisik antara

kelompok masyarakat dan antarnegara, yang dapat menjadi perang terbuka.

Wawasan tentang Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan

Jika dilihat dari pola interaksinya, Bentuk interaksi manusia dengan lingkungan

budaya terdiri dari interaksi intern dan ekstern. Bentuk interaksi intern, merupakan

bentuk interaksi yang terjadi karena adanya proses belajar kebudayaan oleh

warga masyarakat yang bersangkutan. Interaksi ini memiliki beberapa proses,

yaitu: internalisasi (internalization), sosialisasi (socialization), dan enkulturasi

(enculturation). Jadi, proses ini hanya dapat terjadi jika nilai-nilai suatu

kebudataan sudah diakui dan dijadikan sebagai milik diri dari suatu masyarakat.
Bentuk interaksi ekstern merupakan interaksi budaya antara suatu kelompok

masyarakat dengan kelompok masyarakat lain yang memiliki nilai-nilai

kebudayaan yang berbeda. Interaksi eksternmemiliki beberapa proses yaitu:

akulturasi (acculturation) dan asimilasi (assimilation), yang timbul dari adanya

proses penyebaran kebudayaan secara geografis, terbawa oleh perpindahan

penduduk dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Proses penyebaran budaya ini,

disebut sebagai: difusi (diffution). Interaksi manusia dengan lingkungan ekonomi,

berbentuk pola kegiatan ekonomi masyarakat dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan hidup ini berkaitan dengan konsep

penerimaan dan penawaran yang didasari oleh nilai keuntungan dan kerugian

yang diperoleh oleh manusia. Misalnya, terkait mata pencaharian masyarakat.

Mata pencaharian masyarakat, merupakan suatu kegiatan masyarakat sehari-hari

untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidupnya, masyarakat berusaha mencari lapangan kerja yang sesuai

dengan kemampuannya. Mata pencaharian dapat diklasifikasikan menjadi dua

golongan: berdasarkan tempat yaitu : desa dan kota, berdasarkan jenis pekerjaan

yaitu : pertanian dan bukan pertanian.

Anda mungkin juga menyukai