Anda di halaman 1dari 4

Nama : Chiatul Maulinda

NPM : 211804045
Konsentrasi : Psikologi Pendidikan
Kelas :A

Mata Kuliah : Psikologi Indigenous

Jawaban No 1

Indigenous psychology itu adalah salah satu pendekatan yang mempelajari fakta fenomena
psikologi tergantung pada makna dan konteksnya (Kim, 1990). Indigenous psychology memiliki
filosofi utama ‘’if u want to understand people, then you need understand by its
context”. Sehingga kalau kita ingin mempelajari orang dari suatu budaya maka harus dipelajari
oleh orang yang berasal dari budaya tersebut.
Indigenous psychology mencoba untuk memperluas batas dan substansi psikologi umum.
Meskipun  Indigenous psychology  dan umum berupaya menemukan fakta, prinsip, dan hukum
universal perilaku manusia, titik awal penelitiannya berbeda. Psikologi umum berusaha untuk
menemukan prinsip-prinsip dekontekstual, mekanis, dan universal dan mengasumsikan bahwa
teori psikologis saat ini bersifat universal (Koch & Leary, 1985). Indigenous
psychology membahas ke-universalitas teori psikologis yang ada dan upaya untuk menemukan
universal psikologis dalam sosial, konteks budaya dan ekologi (Kim & Berry, 1993; Yang,
2000). Indigenous psychology  merupakan pendekatan di mana konten (yaitu, makna, nilai,
dan kepercayaan) konteks (yaitu, keluarga, sosial, budaya, dan ekologi) secara eksplisit
dimasukkan ke dalam desain penelitian. (Kim, Yang, & Hwang, 2006)
Konsep-konsep Indigenous telah dianalisis sebagai contoh-contoh dari indigenous psychologies.
Seperti konsep philotimo (orang yang sopan, berbudi, dapat diandalkan dan dibanggakan) di
Yunani. Anasakti di India, Amae di Jepang, Kapwa (identitas sama dengan orang lain) di
Filipina, Jung (kelekatan dan afeksi yang mendalam). Konsep-konsep ini telah dianalisis dari
berbagai sindrom budaya. Indigenous psychology adalah bagian dari sebuah tradisi ilmiah yang
menganjurkan multiple perspectives (bukan multiple psychologies), yang berusaha menemukan
pengetahuan psikologi yang berakar dalam konteks budaya. Pengetahuan ini dapat dasar
penemuan psychological universal dan dapat memberikan kontribusi pada kemajuan psikologi
dan ilmu pengetahuan.

Jawaban No 2
1. indigenous psychology menekankan menelaah fenomena psikologis dalam konteks keluarga,
sosial, politik, filosofis, historis, religious, kultural, dan ekologis. Hal ini menguji bagaimana
orang memandang diri mereka, berhubungan dengan orang lain dan mengelolah lingkungan
mereka.
2. Indigenous psychology bukanlah studi tentang orang pribumi (native), kelompok etnik atau
orang yang hidup dinegara-negara Dunia Ketiga. Penelitian Indigenous tidak sama dengan
studi antropologi terhadap orang “eksotik” yang hidup dipedalaman. Indigenous
psychology dibutuhkan untuk semua kelompok kultural, pribumi dan etnik, termasuk negara-
negara yang sedang berkembang secara ekonomis, negara-negara yang baru menjadi negara
industri, dan negara-negara yang sudah maju secara ekonomi.
3. Indigenous psychology tidak menghalangi pemakaian metode tertentu. Indigenous
psychology adalah bagian dari tradisi ilmu pengetahuan yang salah satu aspek pentingnya
pekerjaan ilmiah menemukan metode-metode yang tepat untuk fenomena yang sedang
diinvestigasi. Indigenous psychology menganjurkan penggunaan berbagai metode (kuantitatif,
kualitatif, eksperimen, komparatif, multi methods, ataupun analisis filosofis). Hasil-hasil
dari multi methods seharusnya diintegrasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang fenomena psikologis.
4. Asumsi bahwa orang pribumi atau orang dalam (insiders) disebuah budaya yang dapat
memahami fenomena indigenous dan kultural dan bahwa orang luar (outsider) hanya
memiliki pemahaman yang terbatas. Meskipun seorang lahir dan dibesarkan disebuah
masyarakat tertentu bisa menjadi insight tentang fenomena indigenous, tetapi hal itu mungkin
tidak selalu terjadi. Sudut pandang internal maupun eksternal perlu dalam memberikan
pemahaman yang komprehensif dan terintegrasi tentang fenomena psikologis.
5. Indigenous psychology berbeda dengan konsep psikologi naif (teori atribusi) oleh Fritz Heider
(1958). Teori atribusi merupakan teori yang mempelajari tentang perilaku seseorang dan
mengetahui mengapa seseorang berperilaku demikian. Di dalam teori atribusi dijabarkan
mengenai pembagiannya yaitu atribusi internal dan atribusi eksternal. Dalam perilaku
manusia dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek lingkungan dan dirinya sendiri. Karenanya
dalam menganalisis dan memberikan deskripsi tentang perilaku seseorang kita harus
melihatnya dari dua aspek tersebut. Kesalahan dalam teori atribusi adalah penilaian yang
cenderung subjektivitas dan menekankan pada satu objek saja. Padahal orang mempunyai
pemahaman yang kompleks dan rumit tentang dirinya dan dunia sosialnya.

Jawaban No 3
1. Indigenous psychology menekankan pada pekajian fenomena psikologis dalam suatu konteks:
familia, sosial, politik, filosofis, sejarah, percintaan, religiusitas, budaya dan ekologis.
Sehingga dalam pengkajiannya psikologi indigenous akan lebih relevan dan efektif karena ada
kesesuaian antara teori dan budaya.
2. Indigenous psychology bukan studi tentang masyarakat Asli, kelompok etnis, atau orang yang
tinggal di negara tertentu.
3. Indigenous psychology adalah bagian dari tradisi ilmiah di mana aspek penting dari upaya
ilmiah adalah penemuan metode yang tepat untuk fenomena yang diteliti. Hasil dari berbagai
metode harus diintegrasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang
fenomena psikologis yang dikaji.
4. Menurut Indigenous psychology hanya penduduk asli atau orang dalam suatu budaya yang
dapat memahami fenomena adat dan budaya dan bahwa orang luar hanya dapat memiliki
pemahaman yang terbatas. Namun, sudut padangan internal dan sudut pandang eksternal
diperlukan dalam memberikan pemahaman yang komprehensif dan terintegrasi tentang
fenomena psikologis.
5. Indigenous psychology berbeda dengan psikologi naïf Heider (1958), Heider (1958) mencatat
bahwa dibidang perilaku interpersonal “orang biasa memiliki pemahaman yang besar dan
mendalam dari dirinya sendiri dan orang lain, meskipun tidak dirumuskan atau samar-samar
dipahami, memungkinkan dia untuk berinteraksi dalam waktu kurang lebih secara adaptif.”
6. Konsep-konsep Indigenous telah dianalisis sebagai contoh-contoh Indigenous psychology.
Konsep philotimo di Yunani (orang yang “sopan, berbudi, dapat diandalkan, bangga”,
Triands, 1972), anasakti di India (“non detachment”,Pande & Naidu, 1992), amae di Jepang
(“Indlgent dependence”, Doi, 1973), kapwa di Filiphina (“identitas yang sama dengan orang
lain”, Enriquez, 1973) dan jung di Korea (“kelekatan dan afeksi yang mendalam”, Choi, Kim,
& Choi, 1993) telah dianalisis dan berbagai sindroma terkait budaya) telah diintroduksikan
(Yap, 1974).
7. Para pakar Indigenous psychology yang mencari buku-buku filsafat atau keagamaan untuk
menjelaskan fenomena Mereka menggunakan philosophical treaties (seperti Confusion
Classics) atau buku keagamaan (Al-Quran atau Wedha) sebagai penejelasan fenomena
psikologis.
8. Indigenous psychology diidentifikasikan sebagai bagian dari tradisi ilmu budaya.
9. Indigenous psychology menganjurkan pengaitan antara humanitas (misalnya; filsafat, sejarah,
agama dan kesastraan yang difokuskan pada pengalaman manusia).

Jawaban No 4
Paradigma konstruktivisme merupakan paradigma yang menganggap bahwa kebenaran suatu
realitas sosial dapat dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial itu
bersifat relatif. Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan telah ditangkap manusia adalah konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri
(Matthews, 1994 dalam Suparno, 1997). Maka pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari
pengamatan tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia
sejauh yang dialaminya.

Proses konstruksi pengetahuan berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan
reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru (Piaget, 1971 dalam Suparno, 1997).
Suatu ilmu pengetahuan setelah mengalami proses yang cukup lama menjadi sebuah ilmu
pengetahuan yang lazim bagi manusia untuk dijadikan landasan dalam menjalani kehidupan
keseharian. Sebelum dilazimkan oleh manusia sebuah pengetahuan mengalami penyempurnaan
akibat bertambahnya pengalaman baru manusia yang disebut proses reorganisasi ilmu
pengetahuan yang berupa pendefinisian kembali, pemantapan konsep dan ilmu pengetahuan
yang relatif baku.

Anda mungkin juga menyukai