Anda di halaman 1dari 36

II.

TEORI REMBESAN
Aliran Air Dalam Tanah

Didasarkan pada HUKUM BERNOULLI

p v2
h=z+ + → h = tenaganya total = potensial
γ 2g
= jumlah tenaga persatuan buat air tidak suatu bid.
datum.
p
= tinggi tekanan = tinggi pizometri = hw
γ
v2
Z1 Ref = tinggi tempat = elevasi
2g

Sehingga rumus menjadi :


h = hw + x
hw1 +z1 + δ2 = hw2 + z2 + δ2 = …….= H (constant)
δ = potensial drap = kehilangan tinggi tenaga
sehingga hw + z + δ = H.
p v2 p v22 p v2
z1 + 1 + 1 = z2 + 2 + = z3 + 3 + 3
γ 2g γ 2g γ 2g
h≠m=H

Garis m.a
hw1 pizometri
hw5 H

hw3
hw2

+ z5 + z1
+z3
- z2
tanah -z4 = hw4
L 4
Ref
L

Mekanika Tanah II 13
Keseimbangan antara 3 titik :
1. Tinggi tekanan = tekanan pizometer (hw)
= kenaikan air dalam pizometer (hw1, hw2, hw3)

2. Tinggi elevasi :
Jarak vertikal dari titik yang dipandang terhadap sembarang bid. dataran (bid. Referensi)
z = positif, bila di atas bid. Datum / Ref.
z = negatif, bila dibawah bid. Datum / Ref

3. Potensial pada masing-masing titik ( h = hw + z)


( h = hw + z )

Untuk titik 1. : h1 = hw1 + (-z1) = H


2. : h2 = hw2 +(– z2) = 0
3. : h3 = hw3 +(- z3)

4. Tinggi tekanan yang hilang = potensial drop


5. Gradient hydraulic : kehilangan tenaga / potensial drop setiap satuan panjang / jarak
aliran

H
i= (linier → rata-rata pada contoh)
L
∆H
secara umum i =
∆L

6. FLOW NET → rembesan


Pada aliran air tanah umumnya linier, yaitu setiap partikel air akan bergerak pada garis
lurus yang sejajar yang disebut GARIS ALIRAN.
Selama mengalir, akan mengalami pengurangan potensial dan titik2 yang mempunyai
potensial sama disebut GARIS POTENSIAL (EKIPOTENSIAL).
Garis aliran selalu ⊥ garis ekipotensial, dan garis tersebut disebut FLOW NET.
Jumlah garis aliran dan garis ekipotensial tak terhingga tetapi biasanya diambil
secukupnya. Selisih dari dua garis ekipotensial = potensial drop :

∆h = h1 – h2
∆h
dimana i =
∆L
Bagaimana untuk mengetahui lebih jauh tentang FLOW NET → pers. LAPLACE

Mekanika Tanah II 14
⊗ TEORI LAPLACE

Vz masuk Dipandang prisma dx, dz dan pada arah ⊥ bid. Gambar


∂ vx = 1 satuan
vx + dx
∂x • Aliran vx, vz
Vx dz • Debit pada satuan luasan tertentu : q = V. A
masuk keluar

dx

∂ vZ
vz + . dz
∂z
keluar

∂ vX ∂ vZ
Vx. dz + Vz. dx = (Vx + dx) dz + (Vz + dz) dx
∂x ∂z
∂ Vx ∂ Vz
Disederhanakan : + = 0 ………………..(1)
∂x ∂z

Hukum DARCY

V = k.i

Untuk tanah anisotropis : ada kx & kz. sehingga


∂h ∂h
ix = - → Vx = - kx
∂x ∂x Masuk ke persamaan 1
∂h ∂h
iz = - → Vz = - kz
∂z ∂z
∂ ∂h ∂ ∂h
(−k X . ) + (−k Z . ) = 0
∂X ∂X ∂z ∂z
∂ 2h ∂ 2h
atau k X . + k . =0 ...................................................(2)
∂ 2X ∂ 2Z
Z

jadi persamaan Laplace secara umum untuk tanah isotropis dimana kx = kz = k

∂ 2h ∂2 h
+ =0 Persamaan LAPLACE untuk TANAH ISOTROPIS
∂ x2 ∂ z2

Mekanika Tanah II 15
Secara Matematis :
a. Perubahan gradien ke arah x + perubahan gradien ke arah z = 0
Ini menunjukan bahwa aliran akan selalu menempuh jarak terpendek.

b. Jika persamaan tersebut diselesaikan maka persamaan merupakan 2 susunan garis yang
saling berpotongan tegak lurus (sesuai dengan susunan flownet)
Contoh Bagian dari FLOW NET

h3
h2 garis aliran
h1

garis ekipotensial

q1
q2

• Sebenarnya jumlah aliran maupun jumlah ekipotensial tak terbatas


• Diambil beberapa saja yang sesuai dengan kebutuhan
• Untuk memudahkan hitungan diambil tiga perjanjian :
a. Garis-garis ekipotensial dipilih yang potensial dropnya sama

h1 – h2 = h2 – h3 = h3 – h4 = ∆h.
Sehingga debit dalam satu alur aliran akan sama dimanapun qa1 = qa2 = ….

b. Secara Umum :
Dua garis aliran = alur aliran, sehingga Debit pada setiap alur diambil konstan

qa1 = qa2 = q
q = k1. i1. a1 = k2. i2. a2
h1 − h 2 ∆h
i1 = =
l1 l1
h 2 − h3 ∆h
i2 = =
l2 l2
h3 − h 4 ∆h
i3 = =
l3 l3

Mekanika Tanah II 16
∆h ∆h
maka : k. . a1 = k. . a2 =………..
l1 l2
a1 a a3
atau = 2 = =…………
l1 l2 l3

Kesimpulan :
Setiap kotak terdapat perbandingan antara panjang dan lebar adalah KONSTAN.

c. Usulan FORCHEINER.
Usulan yang disampaikan adalah flownet selalu di buat dengan a = l
Sehingga kotak : flownet semacam bujur sangkar
• a= l
• Saling ⊥

Flownet Forcheiner
• Saling ⊥
l • Berbentuk bujur sangkar
• ∆h1 = ∆h2 = ∆h3 =…….= ∆h
• Debit seting alur q1 = q2 = q

CARA MENGGAMBAR FLOW NET

Gedung • Gambar garis aliran


Bangunan Bendung • Gambar ekipotensial
Tanggul
dsb

Sifat-sifat Flownet :

1. Garis aliran dan ekipotensial selalu berpotongan tegak lurus (garis-garisnya sendiri
tidak perlu lurus)
2. Kota-kotak yang terjadi harus selalu berbentuk bujur sangkar (panjang = besar dan ⊥)

aliran

Ceking : a ∆q aquifer

Mekanika Tanah II 17
3. Selisih potensial (potensial drop) antara dua garis ekipotensial yang berurutan selalu
sama besarnya = ∆h

Σ Potensial drop → bilangan bulat → terbagi dalam ∆h utuh

4. Debit aliran air yang lewat pada masing-masing alur aliran (diantara dua garis aliran
akan selalu sama) = ∆q

Setiap akar : ∆q = ∆A. k. i


q = A. k. i
∆h
∆A = a (untuk lebar i) ∆q = k. a.
∆h a
i = ∆q = k. ∆h
a a

Catatan : Bila potensial drop selalu bilangan bulat maka alur aliran tidak selalu bilangan
bulat

5. Pada tanah yang homogen, bentuk dari garis-garis ini harus smooth, yaitu bagian dari
ellips, pecahan.

ADA BEBERAPA CARA MENGGAMBAR FLOWNET


1. Sketsa
2. Analisis
3. Modul di laboratorium
4. Analogi listrik

BEBERAPA CONTOH FLOWNET

H
B C
D _____ : garis ekipotensial
A
_____ : garis aliran (g.a)

F g.c G
Tanah rapat air

kf > 3 → Nf = 3,3 Nf
= 3,4 q = k.H
= 3,5 Nd

Mekanika Tanah II 18
Contoh flownet dengan cara trial and error

Nd Jumlah potensial drop (selalu bulat)


=
12 → Nd ≠ 12 → (tidak harus 12)
=
Nf Jumlah alur aliran (boleh pecahan)
=
4 (Nf ≠ 4 → tidak harus 4)
=
AB Garis ekipotensial tertinggi, maksud : tiap titik pada garis AB mempunyai
=
potensial = h (garis e.p. 120 : 12)
DE = g.e.p. terendah, dengan potensial = 0
BCD = garis yang menyusur turap merupakan garis aliran pertama (nol)
FKG = garis aliran terakhir

Sifat Flownet :
1. Semua garis aliran dan semua garis e p saling berpotongan tegak lurus. Dapat
membentuk kotak berupa Bujur sangkar
2. Selisih potensial antara dua garis e.p. yang berurutan selalu sama (∆h)
∆h = potensial drop

H
∆h =
Nd

H = Selisih tinggi air hulu dan hilir


Nd= Jumlah potensial drop

Mekanika Tanah II 19
3. Debit aliran yang lewat setiap alur aliran (terletak di antara dua garis aliran yang
berturutan), selalu sama ∆h

∆.a.q = k. ∆h. satu alur alir

Manfaat :

1. Untuk menghitung debit rembesan


Mengacu pada rumus di atas

h = k. ∆h

Bila dilihat pada flownet, dimana


• Jumlah alur aliran = Nf
• Tebal bidang yang dihitung ⊥ bidang gambar = 1 m

Maka q = Nf. K. ∆h. Satu alur aliran

H
∆h =
Nd

2. Untuk menghitung tekanan rembesan.

Garis aliran
h2
h1 Prisma kecil a x a
a 1
Tebal = 1 bag, searah garis aliran
Selisih potensial (hulu & hilir) h2 & h1
a a

1 bg

P = (h2 – h1) γ w . a.1

P = ∆h - γ w . a.

P = gaya rembesan yang lewat pada tanah dengan vol : a x a x 1. = a2


τ = tekanan rembesan

Mekanika Tanah II 20
P
τ =
a2
∆h.a.γ w
=
a2
∆h.γ w ∆h
= → =i
a a

τ = i. γ w . t/m3

• Jumlah potensial Drop = Nd


• Beda tinggi m. a = H
H
Maka : q = Nf. k.
Nd

Nf
q = k. H.
Nd

3. Untuk menghitung tekanan air pori atau tekanan hidrostatis pada suatu titik

u
h = z+ atau h = z + hw
γw
hw = h - z

u
hA = zA + u = hw. γ w.
γw

z = elevasi titik yang ditinjau terhadap Datum


hw = tinggi tekanan air pori
h = potensial titik yang ditinjau (dilihat pada flownet)

contoh : titik yang ditinjau terletak pada garis ekipotensia nomor nd, maka potensial
titik tersebut adalah :

H
h = nd.
Nd

Mekanika Tanah II 21
Hitungan secara tebal :

titik Z (m) nd H hw = h - z
h = nd
Nd
c - 6,4 9.5 2,33 8,73

Gambar gambar 4
9,5 x 2,33 – (-6,4)
12

H
h2 – h1 = ∆h =
Nd
a a = panjang kotak, diukur dari flownet

h2 ∆h
i=
a
W
h1

Tekanan rembesan : Vol 1 cm3


W = γ ′. 1
W′ = d . ½ . d . γ’
τ = i. γ w = ½ . d2 . γ’
G

Adanya tekanan ke atas (up lift) maka berat efektif tanah berkurang→ keadaan kritis
W′ = 0, bila γ ′ = i kr . γ w

γ'
ikr =
γw

quick condition ( balling )

Contoh :
Hitung tekanan hidrostatis di titik P.

Jawab :
• Cari letak titik P, misal 7,4 m dari datum z = -7,4 m
• Cari potensial titik P, ternyata terletak di antara garis e.p. No. 9 & 10
Nd = 9,7
• H = 4m

Mekanika Tanah II 22
• Nd = 12
9,7 4
Sehingga : h = x
1 12
= 3,23 . m
hw = h–z
= 3,23 – ( - 7,4 )
= 10, 63 m
jadi u = hw. γ w
= 10,63 t/m2
tekanan air pari (u) :
• Bekerja ke semua arah
• Untuk menghitung up lift bangunan
• Tekanan hidrostatis (turap)

4. Untuk mencek stabilitas terhadap bahaya Piping tanah di belakang turap.

Mekanika Tanah II 23
REMBESAN PADA BENDUNGAN TANAH

Earth fill Dam

UP. STREAM
B
Down Stream

Longsor

• Berapa banyaknya air yang hilang ?


Qair = ?

• Stabilitas lereng. → ϕ, c, γ, Rembesan (k)

AB : garis ekipotensial tertinggi


AC : garis aliran terakhir

Kemiringan talud ⇒ Vert : horiz = 1 : m

v ⇒ Untuk α < 450


α 1:m

1 Vert : horz = m : 1
m m > 1 → untuk α > 450
α

Mekanika Tanah II 24
Konst. R

R ada tekanan rembesan, → konst drainasi.

Syarat FILTER
D15 f D50 f
FILTER >5 < 25
D15 s D50 s
X D15 f
<4
D85 s

Jenis Filter

BENTUK KONST. BENDUNGAN

ROCK FILL DAM


Filter

K2
Batu
Core (SHELL)
(Shoulder)

Clay

Harga K:
CORE : k = 10-4 cm/dt (pasir)
k1 = 10-6 cm/dt
= 10-7 cm/dt → lempung.
SHELL : k2 = 10-2 cm/dt
k2
= 10.000 x.
k1
k2 = 10. k1 → shell dianggap sebagai udara
k2
= 10
k1

Mekanika Tanah II 25
BENTUK GARIS REMBESAN

Casagrade : garis rembesan berbentuk parabola, perlu dikoreksi pada bagian hulu & hilir.

+ l Sifat Parabola
Sb y
Diket :
A r G - titik api F
B - garis arah l
r B
V - parameter p
θ
x+ ← sifat : setiap titik A yang terletak pada
F H
parabola akan mempunyai jarak yang
sama ke titik api dan garis arah l
½p ½p
AF = AG
P Akibatnya :
FV = VH = ½ p
FB = p.

Rembesan : p

1. sb x+ : ke kiri
sb y+ : ke atas melalui puncak y2 = 2p x.

2. sb y melalui titik api . (F), ⇒ y2 = 2p x + p2

p
3. Koord. Kutub : ⇒ r =
1 − cos θ

Untuk menggambar :
1. titik api F
2. besarnya parameter p

atau
1. diket letak F
2. diket satu titik pada parabola

Mekanika Tanah II 26
GARIS REMBESAN CASAGRANDE :

1. Titik api F : perpotongan dasar bendungan air dengan bid. Keluarnya air

F
F F

2. Secara empiris, parabola akan memotong garis m.a hulu disuatu sedemikian hingga AB
= 0,3 BE
BE : Proyeksi tulud hulu yang ada di dalam air ke muka air.

0,3 BE

E
B
A

Aplikasi

α = 180

a. titik F dapat ditetapkan


b. titik A dapat dihitung (AB = 0,3 BE), sehingga jarak d dapat dihitung.
Sb x = dasar bendungan (x = d)
Sb y = vertikal melalui F (y = tinggi air)
Jadi koord. Titik A dapat diketahui A(d, h1)
Jika A (d, h1) dimasukan pada persamaan : y2 = 2 px + p2

didapat h12 = 2pd + p2 → p = d2 + h1 2 - d

Mekanika Tanah II 27
KOREKSI PADA PARABOLA DASAR

A. Pada Bagian Hulu

1.
A B DB = garis ekipotensial

Untuk keadaan talud dengan


kemiringan < 900
α1 < 900

2.
Sudut = 900
Untuk bendungan composit
α = 900

3.
Sudut miring > 900
composit

Shell

B. Bagian Hilir
Dapat dipandang dua kriteria :
1. Dimana letak titik potong antara garis rembesan dengan talud hilir ?
2. Arah garis rembesan di tempat tersebut ?

Letak titik potong


a. Untuk sudut hilir 300 ≤ α ≤1800
b. Untuk sudut hilir α < 300 (bicarakan khusus)

Mekanika Tanah II 28
Untuk 300 ≤ α ≤1800
α = 300 ⇒ m2 = 1,73
slope (1 : m2) F : sebagai titik api
α ≥ 300 → m2 > 1,73 Garis melalui R2, R1, V tapi
garis rembesan R2 ,R1
R2 Masalah : letak R2 & R1
R1 ∆a
r
parabola
koreksi R a p
r=
1 − cos α
α
F V

p
r=
1 − cos α
r = a + ∆a.
∆a ∆a
Berdasarkan penyelidikan casagrande, dibuat grafik/tabel : C = =
a + ∆a r

Variabel sudut α :
α 30 45 60 90 120 135 150 180
C 0,36 0,34 0,32 0,26 0,18 0,14 0,10 0

0,4
∆a ∆a
0,3 C= =
a + ∆a r
0,2

0,1
30 60 90 120 150 180
α

Mekanika Tanah II 29
ARAH REMBESAN
• Untuk α ≤ 900

R2
Koreksi garis rembesan menyinggung
R1
garis lereng (lewat R)
RR1
koreksi R0 =C
α FR1

F V

• Untuk α = 900

R1 FR1 = p = r (dari tabel)


FR = (-0,26) r
0,26p = 0,74 p
R
α
garis rembesan menyinggung garis
F V talud

• Untuk 900 ≤ α ≤ 1800

• Filter drain dianggap sebagai udara


R1 • Keadaan khusus, garis rembesan
memotong di R dengan garis vertikal
(hijau) menyinggung di R
R
α
F V

• Filter drain mendatar


• Tanpa koreksi
• Parabola dasar merupakan garis
rembesan
• Keadaan khusus :
FV = 1/2p.
V, R, dan R1 berimpit
F
R = R1 = v

Mekanika Tanah II 30
Perhatian khusus secara menyeluruh

Letak titik api F

Keadaan Khusus α < 300


Untuk kondisi ini, dibicarakan bersama-sama dengan masalah rembesan dan letak titik
potong di bagian hilir.

Kemiringan talud 1 : m2
1 : m2
Vert. : hiroz = 1 : m2
α α = dicari dari kondisi sebenarnya
1
m2 = ctg α =
1 : m2 tgα
1 : 1,73 → α < 30
untuk α = 300 → ctg α = 1,73
untuk keadaan ini ditentukan m2 > 1,73

α < 30
Menghitung Debit Rembesan

⊗. Untuk sudut talud hilir 30o ≤ α ≤ 180o


Hitungan debit :
• Gambar garis rembesan

• Buat flownet →
Nf
q = k. H.
Nd

⊗. α < 300, karena garis rembesan pada bag. hilir


Flownet : • Rumus ini tepat untuk α = 1800
• Secara pendekatan 30 < α 180
• Berlaku untuk bendungan rapat air
Bendungan Homogen
I

I
Dipandang lebar ⊥ bid. Gambar = 1 m.

Mekanika Tanah II 31
Pers. Kontinuitas :

q = A.V
= (y. 1) k.i
dy
i= (kemiringan garis rembesan)
dx

dy
q = y.k .
dx
y = 2 p x + p2
2

Parabola : y = 2 p x + p2
dy p
=
dx 2 p x + p2
p
Maka q = 2 p x + p2 . k .
2 p x + p2

m3/dt/m
q = k . p
untuk 30 < α <180

Untuk α < 30
• Koreksi garis rembesan bag. Hilir
• Debit dihitung tersendiri

A
1 : m2
a
h1 y
h2 R
α

d = xA F

R a

h2

Mekanika Tanah II 32
Untuk lebar 1 m′ (⊥ bid. Gambar)
Q = A. ν
= y. k. i
dy
⇒ q = y. k. . …………………………………………………….(1)
dx

Pada titik R → x = a cos α


y = h2 = a. sin α
dy
i = = tg α
dx
q = k. a. sin α. Tg α…………………………………………………..(2)

Dipandang cara lain :


dy
Dari persamaan 1 → q = k. y.
dx
q. dx = k. y. dy

Diintegralkan, dengan Boundary Condition yaitu dari R sampai A.


Untuk titik R : → XR = a cos α
YR = a. sin α
Untuk titik A : → XA = d
Y2 = h 1
Maka :
d h1
q ∫
a cos α
dx = k ∫
a sin α
y dy

k
q (d − a cos α ) = (h1 − a 2 sin 2 α )
2

k (h1 − a 2 sin 2 α )
2

q = ……………………………………………..(3)
2 (d − a cos α )
sehingga persamaan 2 = 3

k (h1 − a 2 sin 2 α )
2

k. a. sin α. Tg =
2 (d − a cos α )
h1 + a sin α - 2 a d sin α tg α = dibagi sin α
2 2 2

h1 2ad
+ a2 − =0
sin α
2
cos α
2
d d2 h1
a= − − ……………………………………………………(4)
cos α cos α
2
sin 2 α

Mekanika Tanah II 33
Persamaan 4 → a
= diket
Persamaan 2 → q
= diket
Sudut α → α
= diket
= a. sin α
h2
1 cos α
m2 = =
tgα sin α
Pers. 4 dikalikan sin α

a sin α = d tg α − d 2tg 2α − h1
2

d d2
h2 = − − h1
2
2
m2 m2

dan q = . a . sin α . tg α

h2
q = k.
m2

Kesimpulan :

• Talud hilir < 300


1. Koreksi gambar garis rembesan di bag. Hilir terhadap parabola dasar yaitu garis
rembesan itu harus lewat titik R yang secara analitis dapat dihitung dengan
persamaan 4, dimana FR = a
2. Debit rembesan dapat dicari dengan rumus 2
Debit rembesan dapat dicari dengan memasukan variabel α, atau m (vertikal :
horizontal)

h2
q = k.
m2
Rumus 2 →
d d2
h2 = − − h1
2
2
m2 m2

Mekanika Tanah II 34
Cara grafis :
Cara ini harus mencari tinggi titik R
A1

S
I
U
G
A 0,3 Iu
R

Langkah :
1. tarik garis vertikal melebihi A, memotong perpanjangan garis talud hilir di A,
2. buat ½ lingkaran dengan diameter A, F
3. garis m.a diperpanjang hingga memotong talud hilir di G
4. buat lingkaran GS dengan pusat titik F
5. buat lingkaran SR dengan pusat A, → FR = a

BENDUNGAN DARI TANAH ANISOTROPIS

( kx ≠ kz )

Langkah - langkah :
1. Gambar diubah, → ditransformasikan arah x dibagi dengan faktor transformasi
Kx
faktor transformasi =
Kz

2. gambar / bentuk berubah menjadi

An. isotropis → f isotropis α2


α

Kx ≠ kz k′ = kx. Kz
Maka segala persoalan dihitung berdasarkan k′ dan α < 30 ditransformasikan α > 30
Gambar asli → ditransformasikan balik

Mekanika Tanah II 35
Kx
X dikalikan
Kz
Catatan :
Transformasi, kemiringan talud juga akan berubah misal x1 → x2

m2 > 1,73 → α < 30o


1 : 2,4
10 Kx
Misal =2
α1 Kz

2,4

m2 = 1,2 < 1,73 → α >300


1 : 1,2
10
α3

1,2 m

MENGHITUNG DEBIT REMBESAN DENGAN CARA PENDEKATAN

1. Bendungan tidak Homogen

K1
a. > 10
K2

1 : 2,5
1 :1
1:3
K2
K1

previous impervious

Bag. Tengah rapat air


Bag. Tepi tidak rapat air → stabilitas ?
Bag. Tengah → CORE (inti) → Clay → K2 = 2.10-5 cm/dt
Bag. Luar ( shell) → shoulder → K1 = 1,25.10-5 cm/dt

Mekanika Tanah II 36
K1 = 1,25.10-5 cm/dt K1 1,25 .10 −5
=
K2 = 2.10-5 cm/dt K2 2 .10 −5

K1
= 62,5
K2
K1
= > 10
K2
K1 dianggap sebagai udara
Tanah bag. tengah → bentuk garis rembesan berubah

K1
b. < 10 ⇒ Dianggap tanah Homogen
K2
b1
b3 b4

1 : m2

1:m1
y1 K2
K1
y2 k1
b2

ukuran
Homogen
Nilai k

Harga k seluruhnya → k1
Lebar menjadi sama

K1
b’ = b.
K2
Sehingga bentuk akan berubah
b + b2
b = 1
2

Mekanika Tanah II 37
B’
b3 b4

1 : m2
1 : m1
y1
y2

Cara mengerjakan seperti biasa :


- garis rembesan
- debit rembesan

2. Bendungan tanah, terletak di atas tanah tidak rapat air dengan tebal terbatas

K1 Q1
h1

l K2
t
Q2

Rapat air
Cara Pendekatan
• Digambar dengan flownet (teliti)
• Dianggap ada 2 debit, Q1 & Q2 Q = Q1 + Q2
• Untuk menghitung Q1, cara seperti biasa dengan menganggap tanah dasar rapat air
• Untuk menghitung Q2, dengan rumus empiris.

t
Q2 = k 2 . h 1
α.l

Harga. α sbb :

l 1 2 3 4 5 ≥ 20
t
α 1,87 1,44 1,30 1,23 1,18 1,15
l
Bila harga diantara data yang ada, maka untuk menghitung α dengan interpolasi
t

Mekanika Tanah II 38
3. Bendungan dengan air di bag. Hilir

0,3 BE

E A
B
h 11
h1
F
F hd
D d’

Perpotongan garis rembesan dengan lereng bag. hilir naik (lebih tinggi, jika tidak ada air)
• Persamaan rembesan → pers. Parabola dengan sedikit perubahan.
• Yang tetap
→ letak A seperti dulu
→ BA = 0,3 BE
→ D. : perpotongan m. t. dengan talud
• Yang berubah
→ sb x melalui muka air hilir (mis. F)
• Rumus Parabola tetap : y2 = 2px + p2

p = (d’)2 + (h1’)2 – d’

4. Untuk menghitung debit rembesan

I
1
h1

II t= hd
l

Q = Q1 + Q2
Q1 = debit rembesan badan bendungan di atas m. a hilir dengan cara biasa.

t
Q2 = k . h 1 ’
α.l

Mekanika Tanah II 39
Bila An isotropic k = kx kz
t dan l = → terhadap gambar transformasi

STABILITAS BENDUNG TERHADAP REMBESAN


(BAHAYA REMBESAN)

Bendungan = Dam
Bendung = Wair

Stabilitas ada 3 macam :


1. Bag. Bendung → • Aman terhadap guling, geser
• Tak pecah terhadap gaya yang bekerja
2. Kolam Olahan → • Penggerusan → guling
• Model test → VLUGER
3. Bahaya Piping → • lantai depan
• turap
• gaya ke atas

Catatan :
1. Bentuk konst. Seperti gambar

Batu/cadas keras

Mekanika Tanah II 40
• Aliran sungai banyak mengandung batu
• Dasar sungai → lap. Batu keras / cadas
• Batu → terjun → merusak lantai
• Batu / cadas keras → kolam olahan tidak perlu

Gerusan → kolam olahan → stop

2. Cara mengatasi : bahaya piping


• Memperpanjang garis rembesan → memperpanjang lantai depan
• Memasang turap dibawah konst.
• Hulu :
→ tekanan
→ terhadap piping tidak efisien
• Hilir :
→ piping lebih diamankan
Bagus : Turap menembus tanah kelas diantara lunak.

TEORI BLIGH DAN LANE

Mengatasi bahaya piping pada Bendung

Garis rembesan yang berbahaya, → garis kontak antara tanah & bendung → CREEP
L
Teori Bligh → Teori Lane → =C
H
Persyaratan :

L
C = ≥ CB
H

Mekanika Tanah II 41
CB = angka Creep dari Bligh
Creep ratio minimum :
• Silt and very fine sand
• Fine sand
• Coarse sand
• Gravel and sand (campuran)
• Camp. Boulder, gravels, sand

Dapat untuk menghitung tekanan ke atas → seolah-olah dibagi sebagai flownet tetapi
lebih sederhana.

datum
h
1 O

3

a1 a9
a3 a4 a5
a6
a7
a2 a’
a8
L = a1 + a2 +…………….+ a9
• Garis L = garis rembesan = garis creep
• Potensial, ∆h linier dan sepanjang garis creep
titik 1, mempunyai potensial tertinggi H
titik 0, mempunyai potensial terendah O
Untuk titik yang lain turun secara linier
Misal : titik 3 :
(a + a + a 7 + a 6 + a5 + a1 )
→ h3 = 9 8 xH
L
L h3 l
=
l H L
l
h3 = .H
h3 L
H

Mekanika Tanah II 42
Tekanan ke atas pada suatu titik sesuai dengan teori flownet.

U = hw. γ w
hw = h–z

Cara Praktis untuk menghitung stabilitas Bendung tanpa flownet


1. Cara BLIGH
• Syarat CL ≥ CB
• Tekanan ke atas
l
Cara analisis → hn = H - 4 H
L
l
Hn = H. n
L

2. Cara LANE
• Perbaikan teori BLIGH
Anggapan : garis creep menyusun garis kontak (garis dasar fondasi dan muka tanah)
→ harus diperhatikan → lintasan lain yang lebih lemah.
• Creep dibagi 2 :
→ creep horizontal (BC & DE)
→ creep vertikal (AB & CD)

D E

B C

Garis creep horizontal Garis creep vertikal


• Lebih lemah, karena ikatan dasar • Lebih kuat, walaupun tanah
fondasi dan muka tanah kurang kuat mengalami penurunan
• Perbandingan • 3

Weighted creep : ( Lw)

1
Lw = ∑ LV + ∑ LH
3

Mekanika Tanah II 43
Weighted creep ratio : CL.
Lw
CL =
H

Studi kasus :
∑ LV = V1 + V2 + V3 + V4 + V5 + V6
∑ LH = H1 + H2 + H3 + H4 + H5

1
LW = ∑ LV + ∑ LH
3
Lw
CL =
H

Konstruksi aman creep yang ada CL ≥ C B dan CL ≥ C L

Tabel Harga CL & CB

Jenis tanah CL CB
1. Very find sand or silt 8.5 18
2. Fine sand 7 15
3. Medium sand 6 -
4. Coarse sand 5 12
5. Fine gravel 4 -
6. Medium gravel 3.5 -
7. Coarse and sand - 9
8. Coarse gravel included cables 3 -
9. Boulders, gravel and sand - 4–6
10. Solf clay 3 -
11. Medium clay or hardpan 1.8 -
12. Very hard clay and gravel 1.6 -
13. Boulders with cables and gravel 2.5 -

Misal Lw = 20 m.
H = 4m
20
CL = = 5 ≥ CL
4

Mekanika Tanah II 44
Teori Bligh & Lane, dapat digunakan untuk menghitung tekanan ke atas.
Prinsip sama, seakan-akan garis dari tekanan : Lw

1
Lw = ∑ V + ∑ LH
3

λn
Analitis : hn = H
L
λn = ∑ umum
Contoh :
Menghitung tekanan ke atas
• grafis
• analitis
Data seperti gambar studi kasus 1
∑ V =15 m. LW = ∑ V + ∑h
3
1 = 15 + 7,67
∑ h=7,67 m.
3 = 22,67

Lw 22,67
CL = = = 5,67.
H 4
CL = 5,67 ≥ C L (dari tanah setempat)

GRAFIS
Lw = 22,67

hA

4
LA

LA LA
hA = .H = .4
Lw 22,67
= 1,5 m.

Mekanika Tanah II 45
Analitis :

hA = 3 + 1/3 + 2 + 10/3 x 4 z = diukur terhadap dalam ( dari m.a. hilir)


22,67 misal di A → ZA = -3 m
= 1,5
tekanan ke atas : U = hw. γ w
= (h – z) γ w

UA =  1,5 – (-3)  γ w
= 4,5.1
= 4,5 T/m2

Pedoman Cara Memperbaiki terhadap bahaya piping

1. Pada bag. hilir harus ada KOPERAN


2. C terjadi < C → Bahaya → memperpanjang garis rembesan

Menurut Lane :
a. creep vert > creep Horiz diusulkan bentuk sbb :

a > 2b

b
a
paling banyak digunakan

Mekanika Tanah II 46
b. Digunakan Turap / sheet pile
• Bila tanah impermeable terlalu dalam

Cara mengatasi piping :


1. Memberi filter pada bagian hulu untuk pengamanan
Bahan : pasir yang punya gradasi sebagai filter

filter

Mekanika Tanah II 47
2. Sweep Hales : Bendungan diberi lubang Biasa digunakan pada :
- Check Dam
- Sabo Dam

Sweep Holes

Lantai depan sering cukup hanya dengan lapisan lempung

Mekanika Tanah II 48

Anda mungkin juga menyukai