Anda di halaman 1dari 96

ANALISIS PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN

PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PERTUMBUHAN


LABA PADA CV WYBANS SAPUTRA CIAMIS

SKRIPSI

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyusunan skripsi


Pada Program Studi Akuntansi

Oleh

DIAN MELASARI
NPM 2018. 02.029

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS CIPASUNG TASIKMALAYA
2023
ANALISIS PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN
PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PERTUMBUHAN
LABA PADA CV WYBANS SAPUTRA CIAMIS

SKRIPSI

Oleh:

DIAN MELASARI
NPM 2018. 02.029

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam penyusunan skripsi


pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Cipasung Tasikmalaya

Tim Pembimbing:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Laras Pratiwi, M.Ak Gista Rismayani, M.Ak


NIDN. 0401019302 NIDN. 0418029201
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Dian Melasari
NIM : 201802029
Program Studi : Akuntansi

Memberikan pernyataan sebagai berikut :


1. Karya tulis skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana S-1), baik di Universitas Cipasung
Tasikmalaya maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan/bimbingan pembimbing yang telah
ditetapkan berdasarkan surat keputusan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Cipasung Tasikmalaya.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai bahan acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pusaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperolah karena karya tulis (skripsi) ini, serta sanksi lainnya, sesuai dengan
norma lain yang berlaku di Fakultas Ekonomi Universitas Cipasung
Tasikmalaya.

Tasikmalaya, Januari 2023


Yang membuat pernyataan

(Dian Melasari)
201802029

i
ABSTRACT

ANALYSIS OF CASH TURNOVER, RECEIVABLES TURNOVER AND


INVENTORY TURNOVER ON PROFIT GROWTH AT CV WYBANS
SAPUTRA CIAMIS

By:
Dian Melasari
NIM. 201802029

Guided by
Laras Pratiwi
Gista Rismayani

The link between cash turnover, accounts receivable turnover and inventory
turnover with profit growth, namely one way to predict company profit growth is
to use financial ratios consisting of cash turnover, receivable turnover and
inventory turnover. The purpose of this research is to find out, first, cash
turnover, accounts receivable turnover, and inventory turnover at CV Wybans
Saputra Ciamis. Second, the effect of cash turnover on profit growth partially at
CV Wybans Saputra Ciamis. Third, the effect of accounts receivable turnover on
profit growth partially at CV Wybans Saputra Ciamis. Fourth, the effect of
inventory turnover on profit growth partially at CV Wybans Saputra Ciamis. And
fifth, the effect of cash turnover, accounts receivable turnover, and inventory
turnover on profit growth simultaneously at CV Wybans Saputra Ciamis. The
method used in this study is a quantitative method with a descriptive and
associative approach. The results showed cash turnover, accounts receivable
turnover, inventory turnover, and profit growth at CV. Wybansh Saputra, Ciamis
Regency, fluctuates every year. Cash turnover has a positive effect on profit
growth at CV. Wybansh Saputra, Ciamis Regency. Receivable turnover has a
positive effect on profit growth at CV. Wybansh Saputra, Ciamis Regency.
Inventory turnover has a positive effect on profit growth at CV. Wybansh Saputra,
Ciamis Regency. Cash turnover, accounts receivable turnover and inventory
turnover have a positive effect on profit growth at CV. Wybansh Saputra, Ciamis
Regency.

Keywords: Cash Turnover, Accounts Receivable Turnover, Inventory Turnover,


Profit Growth

ii
ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMPETENSI


TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN
PADA CV. SYAHDAN DWI ASIA CIAMIS

Oleh :

Dian Melasari
NIM. 201802029

Dibimbing oleh
Laras Pratiwi
Gista Rismayani

Kaitan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan dengan


pertumbuhan laba yaitu salah satu cara untuk memprediksi pertumbuhan laba
perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari perputaran kas,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui, pertama perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran
persediaan pada CV Wybans Saputra Ciamis. Kedua, pengaruh perputaran kas
terhadap pertumbuhan laba secara parsial pada CV Wybans Saputra Ciamis.
Ketiga, pengaruh perputaran piutang terhadap pertumbuhan laba secara parsial
pada CV Wybans Saputra Ciamis. Keempat, pengaruh perputaran persediaan
terhadap pertumbuhan laba secara parsial pada CV Wybans Saputra Ciamis. Dan
kelima, pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan
terhadap pertumbuhan laba secara simultan pada CV Wybans Saputra
Ciamis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan desktiptif dan asosiatif. Hasil penelitian menunjukkan
perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan pertumbuhan laba
pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis mengalami fluktuasi setiap
tahunnya. Perputaran kas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba di CV.
Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis. Perputaran piutang berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan laba di CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis.
Perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba di CV.
Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis. Perputaran kas, perputaran piutang dan
perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba di CV.
Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis.

Kata Kunci: Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan,


Pertumbuhan Laba

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “Analisis perputaran Kas, Perputaran Piutang dan

Perputaran Persediaan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada CV Wybans

Saputra Ciamis”.

Tujuan penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat dalam penyusunan

skripsi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Cipasung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna karena terbatasnya pengetahuan, kemampuan serta pengalaman yang

penulis miliki. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak lain.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan

pengarahan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Kedua orang tua saya, terima kasih atas doa, pengorbanan dan kasih

sayangnya selama ini.

2. Rektor Universitas Cipasung Tasikmalaya.

3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Cipasung Tasikmalaya

4. Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Cipasung Tasikmalaya.

iv
5. Pembimbing Utama yang telah sabar memberikan bimbingan, saran serta

pengarahan kepada penulis sampai terselesaikannya skripsi ini.

6. Pembimbing Pendamping yang telah sabar membimbing saya dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh staf dosen pengajar serta segenap karyawan, dilingkungan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Cipasung Tasikmalaya yang telah banyak

membantu selama penyusunan skripsi ini.

8. Rekan-rekan seangkatan Akuntansi yang telah membantu dan memotivasi

penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang mendalam bagi semua pihak yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala dukungan dan do’anya,

semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah mereka berikan kepada

penulis, Amiin.

Tasikmalaya, Januari 2023

Penulis

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN............................................................................. i

ABSTRACT.................................................................................................... ii

ABSTRAK..................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR.................................................................................. iv

DAFTAR ISI................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL......................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Penelitian........................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah.................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 7

1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................... 8

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian...................................................... 9

1.5.1 Lokasi Penelitian............................................................... 9

1.5.2 Jadwal Penelitian............................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS.................................................................................. 10

2.1 Kajian Pustaka............................................................................. 10

2.1.1 Perputaran Kas................................................................... 10

2.1.1.1 Pengertian Kas...................................................... 11

2.1.1.2 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan

Kas.......................................................................... 12

vi
2.1.1.3 Pengertian Perputaran Kas..................................... 13

2.1.1.4 Indikator Perputaran Kas...................................... 14

2.1.2 Perputaran Piutang............................................................. 15

2.1.2.1 Pengertian Piutang............................................... 15

2.1.2.2 Jenis-Jenis Piutang............................................... 16

2.1.2.3 Pengertian Perputaran Piutang............................. 17

2.1.2.4 Indikator Perputaran Piutang............................... 18

2.1.2.5 Tujuan Piutang..................................................... 19

2.1.3 Perputaran Persediaan....................................................... 20

2.1.3.1 Pengertian Persediaan.......................................... 20

2.1.3.2 Jenis-jenis Persediaan Dan Metode Pencatatan . . 21

2.1.3.3 Peranan Persediaan.............................................. 22

2.1.3.4 Metode Penilaian Persediaan................................ 22

2.1.3.5 Perputaran Persediaan.......................................... 23

2.1.4 Pertumbuhan Laba............................................................. 26

2.1.4.1 Pengertian Pertumbuhan Laba.............................. 26

2.1.4.2 Pengertian Pertumbuhan Laba.............................. 27

2.1.4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba.. 28

2.1.5 Penelitian Terdahulu.......................................................... 30

2.2 Kerangka Pemikiran.................................................................... 34

2.3 Hipotesis Penelitian..................................................................... 37

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN.................................... 38

3.1 Objek Penelitian.......................................................................... 38

3.2 Metode Penelitian........................................................................ 38

3.2.1 Operasional Variabel......................................................... 38

vii
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data................................................ 49

3.2.2.1 Jenis Data.............................................................. 49

3.2.2.2 Populasi Sasaran.................................................... 40

3.2.2.3 Penentuan Sampel.................................................. 40

3.2.2.4 Prosedur Pengumpulan Data.................................. 41

3.3 Model Penelitian.......................................................................... 41

3.4 Teknik Analisis Data................................................................... 43

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif............................................... 43

3.4.2 Uji Asumsi Klasik............................................................. 43

3.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda...................................... 45

3.4.4 Analisis Koefisien Korelasi............................................... 46

3.4.5 Analisis Koefisien Determinasi......................................... 46

3.4.6 Pengujian Hipotesis .......................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 49

4.1 Hasil Penelitian............................................................................ 49

4.1.1 Gambaran Umum CV.Wybansh........................................ 49

4.1.2 Visi Dan Misi CV.Wybansh.............................................. 49

4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas CV.Wybansh......... 50

4.1.4 Perputaran Kas Pada CV.Wybansh.................................... 51

4.1.5 Perputaran Piutang Pada CV.Wybansh............................. 54

4.1.6 Perputaran Persediaan Pada CV.Wybansh......................... 56

4.1.7 Pertumbuhan Laba Pada CV.Wybansh.............................. 58

4.1.8 Uji Asumsi Klasik.............................................................. 60

4.1.9 Analisis Regresi Linier Berganda....................................... 63

4.4.10 Analisis Koefisien Korelasi.............................................. 65

viii
4.4.11 Analisis Koefisien Determinasi........................................ 66

4.2 Pembahasan.................................................................................. 67

4.2.1 Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Pertumbuhan Laba pada

CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis......................... 67

4.2.2 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Pertumbuhan Laba

pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis................. 70

4.2.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Pertumbuhan Laba

pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis................. 72

4.2.4 Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran

Persediaan Terhadap Pertumbuhan Laba pada CV. Wybansh

Saputra Kabupaten Ciamis................................................. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 79

5.1 Kesimpulan.................................................................................. 79

5.2 Saran............................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 81

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Pesaing CV Wybans Saputra............................................ 2

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian......................................................................... 9

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.................................................................... 30

Tabel 3.1 Operasional Variabel................................................................... 39

Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Korelasi.......................................................... 46

Tabel 4.1 Perputaran Kas CV Wybans........................................................ 52

Tabel 4.2 Perputaran Piutang CV Wybans.................................................. 55

Tabel 4.3 Perputaran Persediaan CV Wybans............................................. 57

Tabel 4.4 Pertumbuhan Laba CV Wybans.................................................... 59

Tabel 4.5 Pengujian Normalitas.................................................................... 61

Tabel 4.6 Pengujian Multikolineritas............................................................ 61

Tabel 4.7 Pengujian Autokorelasi................................................................. 63

Tabel 4.8 Analisis Regresi Linier Berganda................................................. 64

Tabel 4.9 Analisis Determinasi..................................................................... 66

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Laba/Rugi dan Pertumbuhan laba bersih CV Wybans Saputra


Periode 2012 – 2021.................................................................... 6

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian.................................................................. 36

Gambar 3.1 Model Penelitian......................................................................... 42

Gambar 4.1 Struktur Organisasi CV.Wybans................................................ 50

Gambar 4.2 Pengujian Heterokedastisitas...................................................... 62

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Indonesia saat ini banyak bermunculan perusahaan yang bergerak di

bidang industri konveksi. Dalam perkembangannya perusahaan-perusahaan

mengalami persaingan yang sangatlah ketat diantara mereka yang

memproduksi produk sejenis. Perubahan-perubahan yang cepat dalam bisnis

menuntut mereka harus lebih mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan

dalam bersaing, mampu melakukan perubahan arah dengan cepat dan

memusatkan perhatian pada konsumen. Dalam suasana bisnis seperti sekarang

ini perusahaan harus mampu menjadi mitra kerja yang handal bagi para

konsumen ditengah persaingan yang semakin ketat. Industri konveksi yang

dalam persaingannya yaitu mengenai produk-produk seperti baju, celana dan

lain-lain, saat ini semuanya beracuan pada biaya bahan baku sebagai

pertimbangan untuk pembuatan produk agar dapat diterima oleh masyarakat.

Persaingan di dunia industri konveksi membuat perusahaan harus ekstra

keras memutar otak untuk mengeluarkan ide-ide baru yang kreatif dan

inovatif, serta dapat mengelola sumber daya-sumber daya yang ada sehingga

tujuan perusahaan dapat tercapai. Kegiatan perusahaan mempunyai hubungan

yang erat dengan kegiatan produksi. Perusahaan mengadakan kegiatan

produksi untuk memenuhi permintaan pasar. Untuk mengadakan kegiatan

produksi tersebut harus ada fasilitas-fasilitas produksi, antara lain bahan baku,

1
2

tenaga kerja, mesin dan lainlain. Semua fasilitas produksi itu mempunyai

kapasitas yang terbatas dan membutuhkan biaya.

Salah satu perusahaan konveksi CV Wybans Saputra merupakan

perusahaan konveksi. Biasanya penjualan produk dari perusahaan ini

berdasarkan pesanan konsumen . Perusahaan ini memproduksi produk-produk

pakaian olahraga seperti jaket, celana training, celana pendek untuk olahraga,

dan celana bola. Laba sering dipakai CV Wybans Saputra untuk menentukan

sukses tidaknya manajemen perusahaan. Berhasil atau tidaknya CV Wybans

Saputra ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan

dan kesempatan di masa yang akan datang. Masalah yang terjadi pada CV

Wybans Saputra adalah laba dan atau rugi yang berfluktuatif, pertumbuhan

laba di CV Wybans Saputra sangat dipengaruhi oleh perputaran kas,

perputaran piutang, dan perputaran persediaan.

Banyaknya kompetitor atau pesaing perusahaan di Kabupaten Ciamis yang

menjual produk sejenis mambuat CV Wybans Saputra harus mampu bersaing

dengan para pelaku bisnis di sekitar Kabupaten Ciamis. Berikut adalah

sebagian perusahaan sejenis yang ada di sekitar Kabupaten Ciamis.

Tabel 1.1
Daftar Pesaing CV Wybans Saputra
No Nama Pesaing Alamat
1 CV. Mutiara Jl. Wastukencana, No. 231 Desa Kawali,
Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis
2 CV. Syahdan Jalan Limusnunggal Utara No. 51 Kelurahan
Dwi Asia Maleber Kabupaten Ciamis
3 CV. Berkah Jl. Jenderal Sudirman Ruko Nagrak No. 19
Mandiri Kelurahan Sindangrasa Kabupaten Ciamis
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022
3

Berdasarkan tabel 1.1 halama 2 diketahui daftar pesaing yang dalam hal

ini akan menjadikan ancaman tersendiri dari produk CV Wybans Saputra

karena pesaing CV Wybans Saputra tersebut menawarkan harga yang

cenderung lebih murah di bawah produk CV Wybans Saputra dengan kualitas

yang sama. Dari beberapa produk pesaing peneliti melakukan survei tentang

harga dengan produk sejenis, misalnya Alat Peraga SD, Alat Peraga SMP,

Alat Peraga SMA, dan foster untuk melakukan perbandingan harga antara

produk CV Wybans Saputra dengan merek produk yang lain.

Perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kinerja perusahaan

dalam memperoleh laba yang optimal. Tersedianya kas yang cukup sangat

penting bagi suatu perusahaan karena dengan kas yang cukup memungkinkan

bagi perusahaan untuk beroperasi se-ekonomis mungkin dan perusahaan tidak

mengalami kesulitan dalam menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul

karena adanya krisis keuangan. Kas merupakan unsur perputaran kas yang

paling tinggi tingkat likuiditasnya. Makin besar jumlah kas berarti makin

tinggi tingkat likuiditasnya. Perputaran kas yang tinggi membuat perusahaan

mampu menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya tepat waktu dan

menunjukkan kualitas perusahaan yang lebih baik di mata investor dan

kreditur.

Perputaran piutang adalah usaha untuk mengukur seberapa sering

piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Diana (2014), menyatakan

bahwa semakin tinggi tingkat perputaran maka semakon efektif pengelolaan

piutangnya. Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya


4

waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Perputaran piutang berasal dari

lamanya piutang diubah menjadi kas, piutang timbul karena adanya transaksi

penjualan barang atau jasa secara kredit. Menurut Hery (2021), menyatakan

bahwa perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu

periode. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa

semakin tinggi rasio perputaran piutang menandakan bahwa modal yang

digunakan oleh perusahaan semakin efisien.

Perputaran persediaan merupakan berapa kali persediaan akan berputar

dan kembali lagi. Perputaran persediaan merupakan aktivitas perusahaan yang

jelas diperlukan dan diperhitungkan, karena dapat mengetahui efisiensi biaya,

juga berguna untuk memperoleh laba yang besar. Inventory turnover

menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar

dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk

adanya overstock.

Kaitan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan

dengan pertumbuhan laba yaitu salah satu cara untuk memprediksi

pertumbuhan laba perusahaan adalah menggunakan rasio keuangan yang

terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.

Pertumbuhan Laba Menurut Harahap (2015:310) pertumbuhan laba adalah

rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih

dibanding tahun sebelumnya. Hanafi dan Halim (2012:95) menyatakan bahwa

pertumbuhan laba merupakan kenaikan laba atau penurunan laba pertahun


5

yang dinyatakan dalam persentase. Pertumbuhan laba adalah kemampuan

perusahaan dalam meningkatan laba yang diperoleh dibandingkan dengan laba

yang diperoleh tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba perusahaan yang baik

mencerminkan bahwa kondisi kinerja perusahaan juga baik, jika kondisi

ekonomi baik pada umumnya pertumbuhan perusahaan baik.

Penelitian–penelitian sebelumnya tentang perputaran kas, perputaran

piutang, perputaran persediaan terhadap laba menghasilkan simpulan yang

berbeda–beda. Menurut Lestari (2017) menyatakan terdapat pengaruh negatif

yang signifikan antara perputaran kas terhadap Profitabilitas Perusahaan,

Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara perputaran persediaan

terhadap Profitabilitas Perusahaan, Terdapat pengaruh positif yang signifikan

antara perputaran piutang terhadap Profitabilitas Perusahaan, Terdapat

pengaruh positif yang signifikan antara perputaran kas, perputaran persediaan,

dan perputaran piutang secara simultan terhadap Profitabilitas Perusahaan.

Peneliti mengenai hal ini juga pernah dilakukan oleh Ikhsan & Suryani

(2018) menyatakan Perputaran Kas secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap Profitabilitas (Return on Assets). Perputaran Piutang secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (Return on Assets). Perputaran

Kas dan Perputaran Piutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

Profitabilitas (Return on Assets). Peneliti mengenai hal ini juga pernah

dilakukan oleh (Surya, Ruliana, dan Soetama, 2017) Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial perputaran kas dan

perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


6

Masalah yang timbul pada CV Wybans Saputra adalah laba dan atau

rugi yang berfluktuatif, terlampir data laba/ rugi perusahaan selama 10

tahun terakhir (dari tahun 2012 sampai 2021).

Pertumbuhan Laba CV. Wybans Saputra Ciamis


2012-2021
40,00
35,00
30,00
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
-5,00
Laba

Gambar 1.1
Laba / Rugi dan Pertumbuhan Laba CV. Wybans Saputra Ciamis
periode 2012-2021

Berdasarkan data di atas bahwa dalam menghasilkan laba bersih dari tiap

periodenya selalu berfluktuarif dimana dianalisa dengan perputaran kas, piutang,

dan persediaan maka penulis tertarik untuk membahas dan meneliti dengan judul

“Analisis perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan

Terhadap Pertumbuhan Laba Pada CV Wybans Saputra Ciamis”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan

pada CV Wybans Saputra Ciamis periode 2012- 2021 ?


7

2. Bagaimana pengaruh perputaran kas terhadap pertumbuhan laba secara

parsial pada CV Wybans Saputra Ciamis periode 2012- 2021 ?

3. Bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap pertumbuhan laba

secara parsial pada CV Wybans Saputra Ciamis periode 2012- 2021 ?

4. Bagaimana pengaruh perputaran persediaan terhadap pertumbuhan laba

secara parsial pada CV Wybans Saputra Ciamis periode 2012- 2021 ?

5. Bagaimana pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran

persediaan terhadap pertumbuhan laba secara simultan pada CV Wybans

Saputra Ciamis periode 2012- 2021 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini disusun dengan

tujuan untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan pada CV

Wybans Saputra Ciamis periode 2012- 2021.

2. Pengaruh perputaran kas terhadap pertumbuhan laba secara parsial pada

CV Wybans Saputra Ciamis periode 2012- 2021.

3. Pengaruh perputaran piutang terhadap pertumbuhan laba secara parsial

pada CV Wybans Saputra Ciamis periode 2012- 2021.

4. Pengaruh perputaran persediaan terhadap pertumbuhan laba secara parsial

pada CV Wybans Saputra Ciamis periode 2012- 2021.

5. Pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan

terhadap pertumbuhan laba secara simultan pada CV Wybans Saputra

Ciamis periode 2012- 2021.


8

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan yang dapat

digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkannya, antara lain sebagai

berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

menberikan wawasan berupa pengembangan ilmu yang berkaitan dengan

ekonomi akuntansi khususnya perputaran kas, perputaran piutang, dan

perputaran persediaan terhadap purtumbuhan laba di CV Wybans Saputra

Ciamis. Selain itu juga, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

sumber referensi untuk penelitian selanjutnya, serta oleh peneliti lain dapat

dijadikan bahan perbandingan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat dijadikan acuan para praktis untuk lebih berhati-hati

kepada para manajernya agar melakukan tindakan yang lebih ketat

dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat mengetahui

langkah – langkah yang akan diambil dalam mengantisipasi kegiatan

usahanya berdasarkan perputaran kas, perputaran piutang, dan

perputaran persediaan terhadap purtumbuhan laba.

b. Bagi Investor

Diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para investor dan calon

investor serta pelaku pasar lainnya dalam memandang laba perusahaan


9

sebagai tolak ukur pengambilan keputusan yang tepat, baik keputusan

investasi, kredit, maupun yang lainnya.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Semoga hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian

selanjutnya.

1.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di CV. Wybans Saputra yang beralamat di Jalan

Karang Gedang. No.17 Ciamis – Jawa Barat.

1.5.2 Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dari Agustus 2022

sampai dengan bulan Januari 2023.

Tabel 1.2
Jadwal Penelitian
Waktu
Kegiatan Tahun 2022 2023
Agust Sept Okt Nov Des Jan
Pengajuan Judul
Seleksi Judul
Pembuatan Usulan Penelitian
Seminar Usulan Penelitian
Pengumpulan data
Analisis data
Penyusunan Skripsi
Sidang Skripsi
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Perputaran Kas

2.1.1.1 Pengertian Kas

Menurut Munawir (2014:14) bahwa kas adalah: “Uang tunai yang dapat

digunakan untuk membiayai operasi perusahaan”. Termasuk dalam pengertian kas

adalah cek yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank

dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat

diambil kembali setiap saat oleh perusahaan.

Selanjutnya Harahap (2012:258) mengemukakan pengertian kas sebagai

berikut:

“Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap
saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat
setiap saat dapat ditukar menjadi kas, tanggal jatuh temponya sangat dekat,
dan kecil risiko perubahan tingkat harga”.

Menurut Riyanto (2012:94) bahwa kas adalah: “Salah satu unsur modal

kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya”. Dengan demikian kas merupakan

komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, berarti bahwa

semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi pula

tingkat likuiditasnya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan PSAK No. 2

(IAI:2013:22) bahwa definisi kas adalah: “Investasi yang sifatnya liquid,

berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan sebagai kas dalam jumlah

tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan”.

10
11

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perputaran kas

mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi dan jika jumlahnya berlebihan akan

mengakibatkan tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan

kelebihan investasi dalam kas. Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin

cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat

dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak

mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

2.1.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Kas

Faktor – faktor yang mempengaruhi ketersediaan kas bisa melalui

penerimaan dan pengeluaran kas. Menurut Riyanto (2012: 346) bahwa perubahan

yang efeknya menambah dan mengurangi kas dan dikatakan sebagai sumber-

sumber penerimaan dan pengeluaran kas diantaranya:

1. Berkurang dan bertambahnya aktiva lancar selain kas


2. Berkurang dan bertambahnya aktiva tetap
3. Bertambah dan berkurangnya setiap jenis hutang
4. Bertambahnya modal
5. Adanya keuntungan dan kerugian dari operasi perusahaan

Sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas di atas, dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Berkurang dan bertambahnya aktiva lancar selain kas

Berkurangnya aktiva lancar selain kas berarti bertambahnya dana atau kas,

hal ini dapat terjadi karena terjualnya barang tersebut, dan hasil penjualan tersebut

merupakan sumber dana atau kas bagi perusahaan itu. Bertambahnya aktiva lancar

dapat terjadi karena pembelian barang, dan pembelian barang membutuhkan dana.
12

2. Berkurang dan bertambahnya aktiva tetap

Berkurangnya aktiva tetap berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap itu

dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana dan menambah kas

perusahaan. Bertambahnya aktiva tetap dapat terjadi karena adanya pembelian

aktiva tetap dengan menggunakan kas. Penggunaan kas tersebut mengurangi

jumlah kas perusahaan.

3. Bertambah dan berkurangnya setiap jenis hutang

Bertambahnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang

berarti adanya tambahan kas yang diterima oleh perusahaan. Berkurangnya

hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang dapat terjadi karena

perusahaan telah melunasi atau mengangsur hutangnya dengan menggunakan kas

sehingga mengurangi jumlah kas.

4. Bertambahnya modal

Bertambahnya modal dapat menambah kas misalnya disebabkan karena

adanya emisi saham baru, dan hasil penjualan saham baru. Berkurangnya modal

dengan menggunakan kas dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil

kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan sehingga

jumlah kas berkurang.

5. Adanya keuntungan dan kerugian dari operasi perusahaan

Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan dari operasinya berarti

terjadi penambahan kas bagi perusahaan yang bersangkutan sehingga penerimaan

kas perusahaan pun bertambah. Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat

menyebabkan ketersediaan kas berkurang karena perusahaan memerlukan kas


13

untuk menutup kerugian. Dengan kata lain, pengeluaran kas bertambah sehingga

ketersediaan kas menjadi berkurang.

2.1.1.3 Pengertian Perputaran Kas

Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efesiensi penggunaan kas yang

dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan

kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan didalam modal kerja.

Dalam mengukur tingkat perputaran kas yang telah tertanam dalam modal kerja

adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan.

Menurut Riyanto (2012:65) bahwa perputaran kas adalah: “Perbandingan

antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata”. Jumlah kas dapat pula

dihubungkan dengan jumlah penjualan atau salesnya. Perbandingan antara sale

dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran kas (cash

turnover).

Menuh (2018:143) menyatakan bahwa :

“Perputaran kas merupakan periode berputarnya kas yang dimulai pada


saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali
menjadi kas-kas sebagai unsure modal kerja yang paling tinggi
likuiditasnya”.

Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali asset

lancar menjadi kas melalui penjualan makin tinggi tingkat perputaran kas, piutang

dan persediaan menunjukkan tingginya volume penjualan. Perputaran kas adalah

perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam dalam kas dan bank dalam satu

periode akuntansi. Perputaran kas diketahui dengan membandingkan antara

jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata. Dengan

demikian tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja


14

yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan

atau pendapatan.

Menurut Kuswadi (2013:135) bahwa:

“Perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dan kas, bisa


disebut dengan rasio penjualan atas kas. Sedangkan kata lain perputaran
kas dapat diartikan berapa kali uang kas berputar dalam suatu periode
tertentu melalui penjualan. Perputaran kas berguna untuk mengetahui
seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam mengelolah dana kasnya guna
menghasilkan pendapatan dari penjualan. Selain itu rasio perputaran kas
dapat membantu manajemen dalam memperkirakan besarnya dana kas
pada masa mendatang atas dasar ramalan penjualan”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-

rata. Sehingga perputaran kas dapat diketahui dengan membandingkan antara

jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata.

2.1.1.4 Indikator Perputaran Kas

Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang

dilakukan oleh perusahaan. Karena tingkat perputaran kas menggambarkan

kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja.

Menurut Kasmir, (2013: 140), bahwa: “Rasio perputaran kas digunakan untuk

mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk

membayar tagihan dan membiayai penjualan”. Rumus yang digunakan mencari

rasio perputaran kas menurut Kasmir, (2013: 141) adalah sebagai berikut:

Perputaran Kas =

Rata – rata kas dapat dihitung dengan kas tahun sebelumnya ditambah
15

dengan kas tahun ini dibagi dua. Variabel ini diukur denganmenggunakan satuan

“kali” dalam satu tahun. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kas sangat

berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, kas

harus direncanakan dan diawasi dengan baik dari segi penerimaan dan

pengeluarannya.

Menurut Subramanyan dan Haley (2014:42) bahwa Perputaran kas atau

cash turnover bisa dirumuskan sebagai berikut:

Cash Turnover =

Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat kembalinya

kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan

kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu

kondisi keuangan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka rata-rata kas dan bank dalam perpuataran

kas dapat dihitung dari saldo kas dan bank awal ditambah saldo kas dan bank

akhir dibagi dua. Makin tinggi perputaran kas berarti makin tinggi efesiensi

penggunaan kasnya.

2.1.2 Perputaran Piutang

2.1.2.1 Pengertian Piutang

Banyak perusahaan yang melakukan penjualan produk, baik barang

maupun jasa akan mempunyai piutang. Piutang ini terjadi sebagai akibat

kebijaksanaan penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit.


16

Menurut Jusuf (2013:52), menyatakan bahwa: “Piutang merupakan hak

untuk menagih sejumlah uang dari penjual kepada pembeli yang timbul karena

adanya suatu transaksi”. Selanjutnya menurut Riyanto (2012:85), menyatakan

bahwa: “Piutang (receivables) merupakan elemen modal kerja yang juga selalu

dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal

kerja”. Menurut Ambarwati (2014:155) , menyatakan bahwa piutang adalah:

“Sejumlah saldo yang akan diterima dari pelanggan”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

piutang adalah hasil penjualan kredit yang dilakukan perusahaan. Dengan kata

lain piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan

berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Piutang

Piutang yang timbul akibat adanya penjualan secara kredit menurut

Warren dan Fess (2013: 392) yang diterjemahkan oleh Farahmita dan Hendrawan

diklasifikasikan menjadi tiga kelompok :

1. Piutang Usaha

2. Wesel Tagih

3. Piutang lain-lain

Ketiga jenis piutang tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;

1. Piutang Usaha

Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan

barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang akan dicatat dengan mendebit akun

piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih
17

dalam waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha

diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.

2. Wesel Tagih

Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat

perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih

diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan dalam

neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih

dari 60 hari.

3. Piutang Lain-lain

Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika

piutang ini diharapkan akan tertagih dalam waktu satu tahun, maka piutang

tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu

tahun, maka piutang diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan di

bawah judul investasi. Piutang lain-lain ini meliputi piutang bunga, piutang pajak,

dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.

2.1.2.3 Pengertian Perputaran Piutang

Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan

berputar. Periode perputaran piutang dihubungkan oleh syarat pembayarannya.

Semakin lunak syarat pembayarannya maka semakin lama modal tersebut terikat

dalam piutang yang berarti tingkat perputarannya semakin rendah.

Menurut Kasmir (2013:176), yang menyatakan bahwa: “Perputaran

piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama pengihan
18

piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini

berputar dalam satu periode”.

Menurut Irawati (2013:54), yang menyatakan bahwa: “Receivable

Turnover (RT) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas

pengelolaan piutang”.

Menurut Warren dan Fees (2013: 407) Perputaran piutang adalah: “Usaha

untuk mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam

setahun”. Perputaran piutang menurut Riyanto (2012: 90), menyatakan bahwa:

“Perputaran piutang dapat diukur dengan menggunakan perbandingan antara

pemberian kredit dengan jumlah rata-rata piutang”. Piutang sebagai bagian dari

komponen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya waktu untuk

mengubah piutang menjadi kas. Yang timbul akibat adanya transaksi penjualan

barang atau jasa secara kredit.

2.1.2.4 Indikator Perputaran Piutang

Periode perputaran piutang dipengaruhi oleh panjang pendeknya ketentuan

waktu yang disyaratkan dalam syarat pembayarannya. Semakin lama syarat

pembayaran kredit, berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam

piutang dan menandakan semakin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu

periode. Perputaran piutang menurut Riyanto (2012: 90) dapat dirumuskan

sebagai berikut:
19

Perputaran Piutang =

Menurut Rahayu dan Susilowibowo (2014:3), tingkat perputaran piutang

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Perputaran Piutang =

Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti berkesimpulan bahwa,

jika semakin cepat perputaran piutang maka semakin efektif perusahaan dalam

mengelola piutangnya.

2.1.2.4 Tujuan Piutang

Berbagai upaya mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan,

maka pada umumnya perusahaan melakukan penjualan secara kredit. Oleh karena

itu pada saat penyerahan produk tidak terjadi penerimaan kas dan justru

menimbulkan piutang. Disaat terjadinya piutang maka terjadi aliran kas masuk

pada perusahaan.

Penjualan kredit dapat merangsang pembeli maupun pelanggan agar

membeli dalam jumlah besar yang membutuhkan investasi pada aktiva lancar dan

menimbulkan biaya lainnya.

Menurut Kasmir (2013:293), menyatakan bahwa ada 3 tujuan piutang,

yaitu:

a. Meningkatkan penjualan

b. Meningkatkan laba
20

c. Menjaga loyalitas pelanggan

Meningkatkan penjualan dapat diartikan agar omzet penjualan meningkat

atau bertambah dari waktu ke waktu. Dengan penjualan kredit diharapkan

penjualan dapat meningkat mengingat sebagian besar pelanggan kemungkinan

tidak mampu membeli secara tunai.

Meningkatkan penjualan memang tidak identik dengan meningkatkan laba

atau keuntungan. Namun, dalam praktiknya, apabila penjualan meningkat,

kemungkinan besar laba akan meningkat pula. Hal ini akan terlihat dari omzet

penjualan yang dimilikinya. Jadi dengan memberikan kebijakan penjualan secara

kredit akan mampu meningkatkan penjualan sekaligus keuntungan.

Menjaga loyalitas pelanggan artinya terkadang tidak selamanya pelanggan

memiliki dana tunai untuk membeli barang dengan alasan tertentu sehingga jika

dipaksakan, mungkin pelanggan tidak akan membeli produk kita, bahkan tidak

menutup kemungkinan berpindah ke perusahaan lain. Oleh karena itu, untuk

mempertahankan pelanggan, perusahaan dapat memberikan pelayanan penjualan

kredit.

2.1.3 Perputaran Persediaan

2.1.3.1 Pengertian Persediaan

Menurut Mulyadi, (2014:214) “Persediaan adalah aktiva yang tersedia

untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, aktiva dalam proses

produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan

untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberiaan jasa.”


21

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14

(2015) persediaan adalah “Aset tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa,

dalam proses produksi untuk penjualan tersebut atau dalam bentuk bahan baku

atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.”

Jenis Persediaan Menurut Hamizar, dan Muhammad Nuh (2018:81)

menyatakan bahwa dalam perusahan industri persediaan meliputi:

a. Persediaan bahan baku


b. Persediaan perlengkapan pabrik
c. Persediaan bahan penolong
d. Persediaan barang jadi
Menurut Mulyadi (2014:553) menyatakan bahwa “dalam perusahaan

dagang persediaan hanya terdiri dari satu golongan saja, yaitu persediaan barang

dagangan yang merupakan barang yang dibeli untuk dijual kembali”.

Berdasarkan uraian di atas, maka persediaan merupakan aktiva yang

tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, aktiva dalam

proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau

perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberiaan jasa.

2.1.3.2 Jenis persediaan dan Metode Pencatatan Persediaan

Menurut Hamizar, dan Muhammad Nuh (2018:81) menyatakan bahwa

dalam perusahan industri persediaan meliputi :

a. Persediaan bahan baku


b. Persediaan perlengkapan pabrik
c. Persediaan bahan penolong
d. Persediaan barang jadi
22

Menurut Muhammad Nuh & Hamizar (2018:94), ada 2 metode dalam

pencatatan persediaan, diantaranya :

1. Metode Fisik/Periodik
Pencatatan transaksi persediaan barang dagang dengan metode ini tidak
langsung berkaitan dengan barang dagang yang bersangkutan.
2. Metode Perpetual
Pencatatan transaksi persediaan dengan metode ini akan langsung
mempengaruhi persediaan barang dagang.
2.1.3.3 Peranan Persediaan

Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi

perusahaan yang secara berkelanjutan diperoleh, diubah kemudian dijual kembali.

Manfaat adanya persediaan antara lain (Muhammad Nuh & Hamizar, 2018:95):

a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang


b. Menghilangkan resiko barang yang rusak
c. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan
d. Mencapai penggunaan mesin yang optimal
e. Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen
Persediaan memegang peranan penting dalam menentukan Laba

bersih/Rugi dalam sebuah perusahaan pada suatu periode tertentu karena

Perhitungan Laba bersih/Rugi tidak hanya sekedar membandingkan antara

penjualan dengan pembelian, tetapi antara harga penjualan dengan harga

perolehan barang yang bersangkutan.

2.1.3.4 Metode Penilaian Persediaan

Metode penilaian persediaan menurut PSAK (2015:14) adalah sebagai

berikut :
23

a. Metode harga pokok spesifik

Dipakai untuk persediaan yang dapat diidentifikasikan secara individu.

b. Metode rata-rata tertimbang

Harga pokok penjualan per unit dihitung berdasarkan rata-rata harga

perolehan per unit dari barang yang tersedia untuk dijual.

c. First In First Out (FIFO)

Harga pokok dari barang yang pertama kali dibeli adalah yang akan diakui

pertama kali sebagai harga pokok penjualan.

d. Last in First Out (LIFO)

Harga pokok dari barang yang terakhir kali dibeli adalah yang akan diakui

pertama kali sebagai harga pokok penjualan.

2.1.3.5 Perputaran Persediaan

Aktivitas bisnis perdagangan dihadapkan pada keputusan pembelian secara

grosir dengan harga beli tertentu, kemudian menjual dengan harga yang lebih

mahal untuk mendapatkan untung/laba bersih. Untuk mendapatkan untung/laba

bersih sebanyak-banyaknya maka harus menjual sebanyak-banyaknya.

Terkait dengan inventory, makin banyak inventory berarti akan banyak

uang kas kita yang digunakan untuk membeli inventory. Uang kas yang banyak

dipakai untuk membeli inventory ini akan mengurangi kas perusahaan kita dan

kalau terlalu banyak yang dipakai bisa mengganggu arus kas (cash flow)

perusahaan. Di sisi lain kalau sedikit inventory kita tentu juga sulit menjual

dengan cepat dan memuaskan pelanggan. Oleh karena itu jumlah barang/
24

inventory harus cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga baik dari

sisi arus kas /cash flow (Munandar, 2014: 157).

Berdasarkan pertimbangan di atas, diusahakan agar barang datang

kemudian cepat jual, barang datang lagi dan jual lagi demikian seterusnya. Makin

cepat perputaran ini, maka untung perusahaan akan semakin tinggi.

Menurut Mulyadi (2014:553) Rasio perputaran persediaan dapat dihitung

dengan rumus :

Perputaran persediaan = harga pokok penjualan / rata rata persediaan

Perputaran persediaan = penjualan / persediaan

Adapun rumus inventory turnover (perputaran persediaan) menurut Irham

Fahmi ( 2015 : 132) adalah : .

Cost of Good Sold .


Average Avarage Inventory
Hasil perhitungan perputaran persediaan mampu mengukur efektitas dari

pengelolaan persediaan yakni berapa kali persedian yang bersangkutan berputar

dalam suatu periode sesuai dengan rumus perputaran persediaan menurut

Dermawan Sjahrial dan Djahotman Purba (2013: 39) adalah

. Harga Pokok Penjualan .


Rata- Rata Persediaan
Menurut Rahayu dan Susilowibowo (2014: 10) “Perputaran persediaan

adalah berapa kali barang dijual dan diadakan kembali selama 1 periode tertentu”.

Semakin tinggi tingkat perputaran persediaa, maka semakin singkat atau semakin

baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dan transaksi

penjualan. Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :

Perputaran persediaan = . Harga pokok penjualan .


25

Rata- rata persediaan


Rata- rata persediaan = . Persediaan Awal + Persediaan akhir .
2
Kebijakan untuk selalu menyediakan jumlah barang yang tersedia secara

rata-rata, dengan tujuan agar ketersediaan barang di gudang selalu tersedia. Secara

umum persediaan ada tiga jenis yaitu :

1) Persediaan dalam bentuk bahan/ barang baku


2) Persediaan dalam bentuk bahan/ barang setengah jadi atau dalam proses
dan
3) Persediaan dalam bentuk bahan/ barang jadi

Tingkat persediaan dari masing-masing persediaan dapat diketahui dari :

1) Perputaran persediaan bahan baku (raw material turnover), yaitu jumlah

seluruh bahan baku yang digunakan dalam suatu periode dibagi rata-rata

persediaan bahan baku selama periode tersebut. Hasilnya dinyatakan

dalam frekuensi.

2) Perputaran persediaan barang dalam proses (work in process turnover),

yaitu jumlah pekerjaan dalam proses yang ditransfer menjadi produk jadi

dibagi rata-rta pekerjaan dalam proses persediaan selama periode tersebut.

Hasilnya dalam frekuensi.

3) Perputaran persediaan barang jadi (finished goods turnover), yaitu

dinyatakan sekuruh biaya produk yang dibagi rata-rata biaya persediaan

barang jadi. Hasilnya dinyatakan dalam frekuensi.

Kondisi perusahaan yang baik adalah dimana kepemilikan persediaan dan

perputaran adalah selalu berada dalam kondisi seimbang, artinya jika perputaran

persediaan adalah kecil maka akan terjadi penumpukan barang dalam jumlah yang
26

banyak di gudang, namun jika perputaran terlalu tinggi maka jumlah barang yang

tersimpan di gudang akan kecil, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi kehilangan

bahan/ barang di pasaran dalam kejadian yang bersifat di luar perhitungan seperti

gagal panen, bencna alam, kekacauan stabilitas politik dan keamanan serta

berbagai kejadian lainnya yang sejenis. Maka ini bisa menyebabkan perushaan

terganggu aktivitas produksinya dan lebih jauh berpengaruh pada sisi penjualan

serta perolehan keuntungan. Dengan begitu bagi pihak pengambil keputusan di

suatu perusahaan harus paham menjaga keseimbangan dengan baik baik untuk

saat sekarang dan yang akan datang.

2.1.4 Pertumbuhan Laba

2.1.4.1 Pengertian Pertumbuhan Laba

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya tergambar dalam

laporan laba rugi. Penyajian laba melalui laporan tersebut merupakan fokus

kinerja perusahaan yang penting. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari

serangkaian proses dengan mengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah

satu parameter penilai kinerja perusahaan tersebut adalah pertumbuhan laba. Hal

ini sejalan dengan pendapat Wild dalam Fitriano (2016:388), bahwa: “Laba

mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode

bersangkutan”.

Menurut Hapsari, (2010:64), pertumbuhan laba adalah: “Perubahan

persentase kenaikan laba bersih yang diperoleh perusahaan”. Pertumbuhan laba

yang baik, mengisyaratkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik,


27

yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan, karena besarnya dividen

yang akan dibayar di masa akan datang sangat bergantung pada kondisi

perusahaan. Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan

antara besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang diperoleh.

Selanjutnya menurut penelitian Taruh, (2012) bahwa: “Perusahaan dengan

laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar sehingga memberikan

peluang lebih besar didalam menghasilkan labanya”. Perusahaan dengan laba

bertumbuh dapat memperkuat hubungan antara besarnya atau ukuran perusahaan

dengan tingkatan laba yang diperoleh. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh

akan memiliki jumlah aktiva yang besar sehingga memberikan peluang lebih

besar di dalam menghasilkan profitabilitasnya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan pertumbuhan laba

sering digunakan oleh investor, kreditur, perusahaan, dan pemerintah untuk

memajukan usahanya. Laba bersih yang digunakan dalam penelitian ini adalah

laba sebelum pajak dan bunga (Ebit), karena perusahaan masih tidak

memperhitungkan kebijakan pendanaan.

2.1.4.2 Pengertian Pertumbuhan Laba

Rumus Pertumbuhan laba menurut Usman dalam Nindhika (2013:98) yaitu

sebagai berikut:

∆Y it = (Yit - Yit-1)
X 100
Yit-1

Dimana :

∆Yit= Pertumbuhan laba pada periode t


28

Yit= Laba bersih (Ebit) perusahaan i pada periode t

Yit-1=Laba bersih (Ebit) perusahaan i pada periode t-1

Selanjutnya menurut Sitorus, (2010:142), dalam memprediksi pertumbuhan

laba menggunakan rumus pertumbuhan laba sebagai berikut:

Laba bersih tahun t – Laba bersih tahun t-1


Pertumbuhan Laba = x 100
Laba bersih tahun t-1

Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara

besarnya atau ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang diperoleh. Dimana

perusahaan dengan laba bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang besar

sehingga memberikan peluang lebih besar didalam menghasilkan

profitabilitasnya.

2.1.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan laba

Menurut Angkoso dan Halim dalam Taruh (2012:40), menyebutkan bahwa

pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Besarnya perusahaan
Semakin besar suatu perusahaan maka ketepatan pertumbuhan laba yang
diharapkan semakin tinggi.
2. Umur perusahaan
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam
meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah
3. Tingkat leverage
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer
cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan
pertumbuhan laba
4. Tingkat penjualan
29

Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat


penjualan di masa yang akan datang maka pertumbuhan laba semakin
tinggi.

5. Perubahan laba masa lalu


Semakin besar perubahan laba dimasa lalu, maka semakin tidak pasti laba
yang diperoleh dimasa mendatang.

Penelitian Oktanto dan Nuryatno (2014) bahwa: “Perubahan laba yang

tinggi mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaan tinggi, sehingga tingkat

pembagian deviden perusahaan tinggi pula”. Hal ini akan mempengaruhi

keputusan investasi para investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam

perusahaan karena investor mengharapkan dana yang diinvetasikan ke dalam

perusahaan akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi.

Menurut Hapsari (2010:3) bahwa: “Total Assets Turnover (TAT)

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba dan rasio TAT mencerminkan tingkat

efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva lancar dan aktiva tetapnya untuk

menunjang kegiatan penjualan”. Semakin cepat perputaran aktivanya, maka

pendapatan yang diperoleh makin besar sehingga pertumbuhan laba meningkat.

Jika suatu perusahaan manufaktur memiliki rasio TAT yang meningkat, maka

perusahaan tersebut dikatakan mampu menghasilkan laba yang tinggi. Hal ini

sejalan dengan penelitian Cahyaningrum (2012) yang menyatakan bahwa: “Rasio

TAT berpengaruh terhadap pertumbuhan laba”. Namun dalam penelitian Oktanto

dan Nuryatno (2014) menunjukkan bahwa: “Variabel TAT tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba”. Begitupun dalam penelitian Taruh (2012) bahwa:

“TATO tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba”.


30

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu mengungkapkan persamaan dan perbedaan dengan

penelitian sebelumnya yang relevan dan dapat di jelaskan dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian
Pengaruh Perputaran kas - Perputaran Subjek
perputaran berpengaruh signifikan Kas (X1) Penelitian
modal kerja terhadap pertumbuhan laba, - Perputaran
(Perputaran kas, perputaran piutang Piutang
perputaran berpengaruh signifikan (X2)
piutang, dan terhadap pertumbuhan laba, - Perputaran
perputaran perputaran persediaan tidak Persediaan
persediaan) berpengaruh signifikan (X3)
terhadap terhadap pertumbuhan laba, - pertumbuh
pertumbuhan Perputaran modal kerja an laba (Y)
laba (Studi pada yang terdiri dari perputaran
Perusahaan kas, perputaran piutang,
Manufatur yang dan perputaran persediaan
listing di BEI berpengaruh signifikan
periode 2013- secara simultan terhadap
2012). pertumbuhan laba yang
Achmad Ishak diukur dengan
Setyawan, pertumbuhan laba.
(2018)
Pengaruh Ada pengaruh positif dan - Perputaran Perputaran
Perputaran Kas signifikan perputaran kas Kas (X1) Persediaan
dan Perputaran dan piutang terhadap - Perputaran (X3)
Piutang terhadap pertumbuhan laba, Ada Piutang
pertumbuhan pengaruh positif perputaran (X2)
laba pada kas terhadap pertumbuhan - pertumbuha
Koperasi. laba, dan ada pengaruh n laba (Y)
Ni Made Dwi negatif dan signifikan
Agustini, (2014) perputaran piutang
terhadap pertumbuhan laba.
Pengaruh secara parsial dan secara - Perputaran Pertumbuhan
31

Perputaran Kas, simultan terdapat Pengaruh Kas (X1) laba (Y)


Perputaran Perputaran Kas, Perputaran - Perputaran
Piutang, dan Piutang, dan Perputaran Piutang
Perputaran Persediaan terhadap Laba (X2)
Persediaan Usaha pada Perusahaan - Perputaran
terhadap Laba Dagang yang terdaftar di Persediaan
Usaha pada BEI (X3)
Perusahaan
Dagang yang
terdaftar di BEI.
Hesti
Rahmasari,
(2013)

Pengaruh Perputaran modal kerja dan - Perputaran - Perputaran


Perputaran perputaran piutang secara Piutang Kas (X1)
Modal Kerja simultan berpengaruh (X2) - Perputaran
Dan Perputaran terhadap pertumbuhan laba - pertumbuha Persediaan
Piutang (0,004 < 0,05). Secara n laba (Y) (X3)
Terhadap parsial perputaran modal
pertumbuhan kerja berpengaruh terhadap
laba (Studi Pada pertumbuhan laba (0,009 <
Perusahaan 0,05), perputran piutang
Pembiayaan berpengaruh terhadap
Listing Di Bei pertumbuhan laba (0,019 <
Periode 2013- 0,05). Kedua variabel
2013). signifikan kurang dari 0,05.
Bangun Prakoso,
(2014)
Perputaran Secara simultan perputaran - Perputaran - Perputaran
Modal Kerja modal kerja dan perputaran Piutang Kas (X1)
Dan Perputaran piutang pada PT. (X2) - Perputaran
Piutang Pegadaian (Persero) - pertumbuha Persediaan
Pengaruhnya periode 2000-2013 n laba (Y) (X3)
Terhadap berpengaruh signifikan
pertumbuhan terhadap pertumbuhan laba.
laba Pada PT. Sedangkan secara parsial
Pegadaian perputaran modal kerja
(Persero). pada PT. Pegadaian
Clairene E.E. (Persero) periode 2000-
Santoso, (2013) 2013 tidak memiliki
hubungan yang signifikan
terhadap pertumbuhan laba
namun, perputaran piutang
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
32

pertumbuhan laba pada PT.


Pegadaian (Persero)
Periode 2000-2013

Setyawan, (2018) meneliti judul penelitian tentang: “Pengaruh perputaran

modal kerja (Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan)

terhadap pertumbuhan laba (Studi pada Perusahaan Manufatur yang listing di BEI

periode 2013-2012)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, perputaran piutang

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, perputaran persediaan tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Perputaran modal kerja yang

terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pertumbuhan laba. Persamaan

dengan yang peneliti lakukan yaitu penggunaan variabel perputaran kas,

perputaran piutang, dan pertumbuhan laba. Adapun perbedaannya yaitu

perputaran persediaan dan tempat penelitian yang melibatkan perusahaan sub

sektor manufaktur sedangkan peneliti hanya melibatkan satu perusahaan saja.

Agustini, (2014) meneliti tentang: “Pengaruh Perputaran Kas dan

Perputaran Piutang terhadap pertumbuhan laba pada Koperasi”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan perputaran kas dan

piutang terhadap pertumbuhan laba, Ada pengaruh positif perputaran kas terhadap

pertumbuhan laba, dan ada pengaruh negatif dan signifikan perputaran piutang

terhadap pertumbuhan laba. Persamaan dengan yang peneliti lakukan yaitu

penggunaan variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan pertumbuhan laba.


33

Adapun perbedaannya yaitu tempat penelitian yang dilakukan di koperasi

sedangkan peneliti di Perseroan Terbatas (PT).

Rahmasari, (2013) meneliti tentang: “Pengaruh Perputaran Kas,

Perputaran Piutang, dan Perputaran Persediaan terhadap Laba Usaha pada

Perusahaan Dagang yang terdaftar di BEI”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

secara parsial dan secara simultan terdapat Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran

Piutang, dan Perputaran Persediaan terhadap Laba Usaha pada Perusahaan

Dagang yang terdaftar di BEI. Adapun persamaan dengan yang peneliti lakukan

adalah melibatkan variabel perputaran kas dan perputaran piutang, sedangkan

perbedaannya yaitu peneliti tidak menggunakan variabel perputaran persediaan

dan laba usaha serta tempat penelitiannya yang berbeda.

Prakoso, (2014) dengan judul penelitian: “Pengaruh Perputaran Modal

Kerja Dan Perputaran Piutang Terhadap pertumbuhan laba (Studi Pada

Perusahaan Pembiayaan Listing Di Bei Periode 2013-2013)”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perputaran modal kerja dan perputaran piutang secara

simultan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba (0,004 < 0,05). Secara parsial

perputaran modal kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan laba (0,009 < 0,05),

perputran piutang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba (0,019 < 0,05). Kedua

variabel signifikan kurang dari 0,05. Persamaan dengan yang peneliti lakukan

yaitu penggunaan variabel perputaran piutang dan pertumbuhan laba, sedangkan

perbedaannya yaitu peneliti tidak meneliti variabel perputaran modal kerja tetapi

variabel perputaran kas.


34

Santoso, (2013) dalam penelitiannya yang berjudul: “Perputaran Modal

Kerja Dan Perputaran Piutang Pengaruhnya Terhadap pertumbuhan laba Pada PT.

Pegadaian (Persero)”. Adapun hasil penelitiannya yaitu secara simultan

perputaran modal kerja dan perputaran piutang pada PT. Pegadaian (Persero)

periode 2000-2013 berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Sedangkan

secara parsial perputaran modal kerja pada PT. Pegadaian (Persero) periode 2000-

2013 tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap net profit margin namun,

perputaran piutang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap net profit margin

pada PT. Pegadaian (Persero) Periode 2000-2013. Persamaan dengan yang

peneliti lakukan yaitu penggunaan variabel perputaran piutang dan laba,

sedangkan perbedaannya yaitu peneliti tidak meneliti variabel perputaran modal

kerja tetapi variabel perputaran kas.

2.2 Kerangka Pemikiran

Laba sering dipakai untuk menentukan sukses tidaknya manajemen

perusahaan. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan pada umumnya ditandai

dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan di

masa yang akan datang, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Pengertian

laba menurut Subramanyam dalam Fitriano (2016:389) adalah: “Laba (earnings)

atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba

mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode

bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat”.

Menurut Harahap (2010:310) pertumbuhan laba adalah rasio yang menunjukkan


35

kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih dibanding tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba merupakan selisih laba bersih tahun tertentu dengan laba bersih

tahun sebelumnya dibagi dengan laba bersih tahun sebelumnya.

Salah satu cara untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan adalah

menggunakan rasio keuangan. Menurut penelitian Ni Made Dwi Agustini, (2014)

bahwa: “Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

perputaran kas (cash turnover) dan perputaran piutang”. Definisi perputaran kas

(cash turnover) adalah perbandingan antara Sales dengan jumlah kas rata-rata

(Riyanto 2012:95). Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi

penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan.

Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan laba selain perputaran kas

yaitu perputaran piutang. Perputaran piutang menurut Bambang Riyanto (2012:

90), merupakan: “Perbandingan antara pemberian kredit dengan jumlah rata-rata

piutang”. Piutang sebagai bagian dari komponen modal kerja yang selalu dalam

keadaan berputar. Periode perputaran piutang dipengaruhi oleh panjang

pendeknya ketentuan waktu yang disyaratkan dalam syarat pembayarannya.

Pengaruh perputaran kas terhadap pertumbuhan laba mengacu kepada

pendapat Riyanto (2012: 95), bahwa: “Semakin tinggi perputaran kas akan

semakin baik keuntungan, hal ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan

kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar”. Selanjutnya

diperkuat oleh hasil penelitian Irmawati (2014) menunjukkan bahwa: “Tingkat

perputaran kas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Pendapat ini diperkuat lagi menurut Rahma (dalam Canizio, 2017: 6), bahwa:
36

“Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan,

sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu”.

Hal ini diperkuat pendapat Wahyuningtyas (2013) yang menyatakan

bahwa: “Pengolahan piutang yang baik akan meningkatkan pertumbuhan laba

perusahaan”. Selanjutnya pengaruhnya diperkuat oleh hasil penelitian Irmawati

(2014) menunjukkan bahwa: “Tingkat perputaran piutang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan laba”.

Selanjutnya dari penelitian Irmawati (2014) bahwa: “Secara simultan

menunjukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan perputaran kas dan

piutang terhadap pertumbuhan laba”. Penelitian Setyawan, (2018) menyatakan:

“Terdapat pengaruh perputaran modal kerja (perputaran kas, perputaran piutang,

dan perputaran persediaan) terhadap pertumbuhan laba perusahaan”. Selanjutnya

penelitian Rahmasari, (2013) mengemukakan bahwa: “Terdapat pengaruh

perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap laba

usaha”.

Paradigma penelitian yang didasarkan dari kerangka pemikiran dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Perputaran Kas
(X1)
 Penjualan H1
 Rata-Rata Kas
Bambang Riyanto (2012: 65)

Perputaran Piutang Pertumbuhan Laba


(X2)
H2 (Y)
 Total Piutang  Net Income
 Rata-Rata Piutang  Total Assets
Bambang Riyanto (2012: 90) Sawir (2015:18)

Perputaran Persediaan
(X3)
 Harga Pokok Penjualan
 Rata-Rata Persediaan
Dermawan (2013: 39)
37

H3

H4

Keterangan:
= Parsial
= Simultan
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang dikemukakan baru

berdasarkan pada teori yang peneliti peroleh, belum berdasarkan pada fakta-fakta

yang diperoleh melalui pengumpulan dan analisis data (Sugiyono, 2014:93).

Mengacu kepada kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1. : Perputaran kas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada CV. Wybans

Ciamis.

H2. : Perputaran piutang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada CV.

Wybans Ciamis.

H3. : Perputaran persediaan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada CV.

Wybans Ciamis.

H4. : Perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan secara

bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada CV. Wybans

Ciamis.
38
BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam ini adalah perputaram kas, perputaran piutang,

perputaran persediaan dan pertumbuhan laba. Variabel perputaran kas

menggunakan indikator penjualan tunai dan rata-rata kas, variabel perputaran

piutang menggunakan indikator pemberian kredit dan rata-rata piutang, variabel

perputaran persediaan menggunakan indikator harga pokok penjualan dan rata-rata

persediaan. Adapun indikator pertumbuhan laba yaitu laba bersih tahun ini dan

laba bersih tahun sebelumnya. Tempat penelitian dilakukan di CV. Wybansh

Saputra Kabupaten Ciamis.

3.2. Metode Penelitian

3.2.1. Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2016: 96). Dalam penelitian ini terdapat 4

(empat) variabel yaitu :

1. Variabel Bebas / Independent Variabel (X) yaitu variabel yang

mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya (Indriantoro

dan Supomo, 2016: 63).

X1 = Perputaran Kas
X2 = Perputaran Piutang
X3 = Perputaran Persediaan

38
40

2. Variabel dependent (Y) yaitu tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independent (Indriantoro dan Supomo, 2016: 63)

Y= Pertumbuhan Laba

Penelitian ini terdapat 3 tiga variabel yang digunakan yaitu:

Tabel 3.1
Operasionalisasi variabel
Variabel Konsep Indikator skala
Perputaran Perputaran kas dapat diukur Perputaran Kas = Rasio
Kas (X1) dengan menggunakan
perbandingan antara jumlah
penjualan dengan jumlah kas
rata-rata. Riyanto (2012: 65) (Kasmir, 2013: 141)
Perputaran Perputaran piutang dapat Perputaran Piutang = Rasio
Piutang diukur dengan menggunakan
(X2) perbandingan antara
pemberian kredit dengan
jumlah rata-rata piutang.
(Riyanto, 2012: 90)
Riyanto (2012: 90)
Perputaran Perputaran persediaan Perputaran Persediaan= Rasio
Persediaan merupakan rasio yang
(X2) digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanam
dalam persediaan (inventory) (Rahayu dan
ini berputar dalam suatu Susilowibowo, 2014: 10)
periode.
Kasmir (2015:180)
Pertumbuh Rasio yang menunjukkan Rasio
an Laba kemampuan perusahaan (Yit - Yit-1)
(Y) meningkatkan laba bersih ∆Y it = x 100
dibanding tahun sebelumnya. Yit-1
Harahap (2012:310)
(Harahap, 2012:310)

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.2.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Menurut Sugiyono (2017:137) data sekunder adalah “Sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
41

dokumen”. Alasan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini data

sekunder, karena tidak melakukan observasi langsung ke objek yang diteliti tetapi

menggunakan data berupa laporan keuangan yang diperoleh dari data yang telah

dipublikasikan CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis periode 2012-2021.

3.2.2.2. Populasi Sasaran

Menurut Sugiyono (2016: 115) bahwa populasi adalah “wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Selanjutnya menurut Nawawi (2016: 141) menyebutkan

bahwa, populasi adalah “totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil

menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif dari pada

karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan

memenuhi syarat- syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan di CV. Wybansh

Saputra Kabupaten Ciamis.

3.2.2.3. Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2016: 117) bahwa sampel adalah “bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk menentukan jumlah

sampel dilakukan sebuah sampling. Teknik sampling merupakan teknik

pengambilan sampel. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel.

Sampel dalam penelitian ini berupa Laporan Keuangan di CV. Wybansh Saputra
42

Kabupaten Ciamis selama 10 Tahun mulai dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun

2021.

3.2.2.4 Prosedur Pengumpulan Data

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dengan meminta data-data

dari pihak manajemen perusahaan mengenai profil objek penelitian seperti

sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi dan uraian

tugasnya serta dokumen-dokumen lain yang menunjang terhadap hasil

penelitian.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di

perpustakaan, buku-buku yang bersumber dari perusahaan, tulisan-tulisan,

artikel, dan literatur yang berkaitan dengan masalah-masalah yang akan

diteliti.

3.3. Model Penelitian

Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:288) desain penelitian adalah

“rancangan utama penelitian yang menyatakan metode-metode dan prosedur-

prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan dan

analisis data.

Desain penelitian yang digunakan penulis adalah desain deskriptif dan

asosiatif. Menurut Sugiyono (2016:14), desain asosiatif berguna untuk

menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau


43

bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Metode penelitian

dirancang melalui langkah–langkah penelitian dari operasional variabel,

penentuan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan diakhiri dengan

rancangan pengujian hipotesis dan statistik. Adapun tujuan dari penelitian ini

yaitu untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan

perputaran persediaan terhadap pertumbuhan laba pada CV Wybans Saputra

Ciamis.

Langkah-langkah sistematis dan logis yang dilaksanakan dalam

melakukan penelitian ini dapat digambarkan dalam model sebagai berikut:

Variabel
X1

Variabel Variabel
X2 Y

Variabel
X3

Keterangan:
= Parsial
= Simultan
Gambar 3.1
Model Penelitian
44

3.4. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2016: 147), “Teknik analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

mentabulasikan data berdasarkan variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan”.

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif untuk membahas data kuantitatif. Dalam hal ini

digunakan metode dengan mengolah data yang ada kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode statistik yaitu dengan menganalisis koefisien korelasi,

regresi linear berganda, koefisien determinasi dan pengujian hipotesis.

Menurut Sugiyono ( 2016:206 ), “analisis deskriptif adalah suatu metode

yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang terlah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Analisis deskriptif yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari nilai maksimum,

nilai minimum, rata-rata dan standar deviasi.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013:105) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara

variabel independen. Uji multikolonieritas pada penelitian dilakukan dengan


45

matriks korelasi. Pengujian ada tidaknya gejala multikolonieritas dilakukan

dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat

pengolahan data. Dalam penelitian ini, multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤

0,10 atau nilai VIF ≥ 10.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan

satu ke pengamatan yang lain (Ghozali 2006). Jika varians dari residu atau dari

suatu pengamatan ke pengamatan yang lain maka disebut homokedastisitas. Dan

jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali 2006).

Cara mendeterksi terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dengan

melakukan metode uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresi nilai

absolut residual dari model yang diestimasi terhadap variabel-variabel penjelas.

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilihat dari nilai probabilitas

setiap variabel independen. Jika Probabilitas > 0,05 berarti tidak terjadi

heteroskedastisitas, sebaliknya jika Probabilitas < 0,05 berarti terjadi

heteroskedastisitas. Selain itu terdapat metode uji white untuk melihat ada tidanya

heteroskedastisitas dalam model.


46

3. Uji Normalitas

Uji noramalitas data dalam penelitian ini menggunakan tes kolmogorof

smirnov yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

residual memiliki distribusi normal (Ghozali 2006). Metode pengujian normal

tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi variabel jika

signifikan lebih besar dari α = 5% maka menunjukan distribusi data normal.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan run test adalah untuk

melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya

(t -1) (Ghozali 2016). Uji Autokorelasi melalui run test merupakan bagian dari

statistik non-parametrik yang dapat digunakan untuk menguji apakah antar

residual terdapat korelasi yang tinggi. Pengambilan keputusan dilakukan dengan

melihat nilai Asymp. Sig (2-tailed) uji Run Test. Apabila nilai Asymp.Sig (2-

tailed) lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan tidak

terdapat autokorelasi.

3.4.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Sugioyono (2016: 188) Untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai

variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi (dirubah-rubah).

Adapun rumus statistik analisis regresi berganda menurut Sugiyono ( 2016

: 243) adalah Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Dimana :

Y = Pertumbuhan Laba

X1 = Perputaran Kas

X2 = Perputaran Piutang
47

X3 = Perputaran Persediaan

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel perputaran kas, perputaran piutang

b2 = Koefisien regresi variabel perputaran persediaan

e = error

3.4.4 Analisis Koefisien Korelasi

Uji korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara

perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap

pertumbuan laba. Untuk menilai seberapa kuat korelasi antar variabel digunakan

kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.2
Kriteria Koefisien Korelasi
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber : Sugiyono, (2016: 149)

3.4.5 Analisis Koefisien Determinasi

Apabila koefisien korelasi telah diperoleh, selanjutnya penulis akan

menghitung koefisien determinasi. Koefisien determinasi ini berguna untuk

mengukur besarnya pengaruh antar variabel, dengan rumus yaitu:

Kd = (r)2 x 100%

3.4.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional

penetapan tingkat signifikan, uji signifikansi, kriteria dan penarikan kesimpulan:


48

1. Penetapan Hipotesis Operasional

a. Secara Parsial

Ho1 :  = 0 perputaran kas secara parsial tidak berpengaruh siginifikan

terhadap pertumbuhan laba.

Ha1 :   0 perputaran kas secara parsial berpengaruh siginifikan

terhadap pertumbuhan laba.

Ho2 :  = 0 perputaran piutang secara parsial tidak berpengaruh

siginifikan terhadap pertumbuhan laba.

Ha2 :   0 perputaran piutang parsial berpengaruh siginifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ho3 :  = 0 perputaran persediaan secara parsial tidak berpengaruh

siginifikan terhadap pertumbuhan laba.

Ha3 :   0 perputaran persediaan parsial berpengaruh siginifikan

terhadap pertumbuhan laba.

b. Secara Simultan

Ho3 :  = 0 perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran

persediaan secara simultan tidak berpengaruh siginifikan

terhadap pertumbuhan laba.

Ha3 :  ≠ 0 perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran

persediaan secara simultan berpengaruh siginifikan terhadap

pertumbuhan laba.
49

2. Penetapan Tingkat Signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% (α = 0,05) yang merupakan

tingkat signifikansi yang sering digunakan dalam ilmu sosial yang

menunjukkan keempat variabel mempunyai korelasi cukup nyata.

3. Uji Signifikansi

a. Secara simultan menggunakan uji F

b. Secara parsial menggunakan uji t

4. Kaidah Keputusan

a. Secara Simultan

 Jika significance F < (α = 0,05) Maka, Ho ditolak, Ha diterima

 Jika significance F > (α = 0,05) Maka, Ho tidak ditolak, Ha tidak

diterima

b. Secara Parsial

 Jika significance t < (α = 0,05), Maka Ho ditolak, Ha diterima

 Jika significance t > (α = 0,05), Maka Ho tidak ditolak, Ha tidak

diterima

5. Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah

hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis merupakan perusahaan dibidang

konveksi dan bentuk usaha ini adalah perusahaan perseorangan. CV. Wybansh

Saputra Kabupaten Ciamis didirikan pada tahun 2002 oleh Bpk. Bobby Arif

Rahman, awalnya pemilik dari perusahaan ini melihat peluang yang ada pada

usaha konveksi dimana setiap perusahaan konveksi menjual produk-produknya

dengan harga yang mahal tanpa memperhatikan seberapa bagus kualitas produk

tersebut.

Oleh karena itu Bpk. Bobby Arif Rahman mencoba untuk membuka usaha

konveksi dengan nama CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis. CV. Wybansh

Saputra Kabupaten Ciamis hadir dengan konsep perusahaan konveksi dengan

harga yang terjangkau bagi semua kalangan namun dengan barang yang

berkualitas. Biasanya penjualan produk dari perusahaan ini berdasarkan pesanan

konsumen. Perusahaan ini memproduksi produk-produk pakaian olahraga seperti

jaket, celana training, celana pendek untuk olahraga, celana bola.

4.1.2. Visi dan Misi CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

Adapun Visi dari CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis adalah

menciptakan produk yang berkualitas dan terus mempunyai nilai mutu produk di

kalangan masyarakat. Selanjutnya Misi dari CV. Wybansh Saputra Kabupaten

49
50

Ciamis adalah menjadi produk yang berkembang dan siap bersaing dengan produk

lainya untuk menjadi produk yang terbaik.

4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas CV. Wybansh Saputra

Kabupaten Ciamis

Salah satu komponen dalam organisasi yang penting dan mendasar adalah

stuktur organisasi dimana pembentukan stuktur organisasi tersebut dibuat sesuai

dengan kebutuhan perusahaan dan diatur sehingga dapat terkoordinasi dengan

baik sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai.

PEMILIK

BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PRODUKSI GUDANG PENJUALAN

Gambar 4.1
Struktur Organisasi CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

Uraian tugas (Job Description) adalah suatu pernyataan tertulis yang berisi

uraian atau gambaran tentang apa saja yang harus dilakukan oleh pemegang

jabatan, bagaimana suatu pekerjaan dilakukan dan mengapa pekerjaan tersebut

dilakukan. Berikut ini adalah uraian kerja yang ada pada CV. Wybansh Saputra

Kabupaten Ciamis:

1. Pemilik

Mempunyai tugas dan wewenang:

1) Memiliki hak untuk melakukan pengambilan keputusan.


51

2) Mengontrol aktivitas perusahaan

3) Menjalin hubungan dengan perusahaan lain.

4) Membuat stratesi perusahaan.

2. Bagian produksi

Mempunyai tugas dan wewenang:

1) Membuat produk

2) Mengantarkan dan melaporkan ke bagian gudang

3) Membuat laporan kepada pemilik

3. Bagian penjualan

Mempunyai tugas dan wewenang:

1) Melayani pembeli.

2) Melaporkan laporan penjualan barang ke pemilik.

4. Bagian Gudang

Mempunyai tugas dan wewenang:

1) Mencatat barang yang masuk ke gudang

2) Melaporkan laporan pembelian barang dari supplier.

3) Melaporkan laporan persediaan barang ke pemilik.

4.1.4 Perputaran Kas pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

Kas merupakan aktiva lancar yang paling tinggi tingkat likuiditasnya

artinya dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan

dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain, semakin besar

jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula

likuiditasnya. Menilai ketersediaan kas dapat dihitung dari perputaran kas.


52

Tingkat perputaran kas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia. Suatu

perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar,

berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over

invesment dalam kas.

Perputaran kas pada CV Wybans Saputra selama periode tahun 2012 sampai

dengan tahun 2021 dapat dihitung dengan rumus:

Penjualan
Perputaran Kas =
Rata-Rata Kas

Untuk lebih jelasnya mengenai perputaran kas pada CV Wybans Saputra

selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat dalam tabel di

bawah ini :

Tabel 4.1
Perputaran Kas CV Wybans Saputra
Periode 2012 – 2021
Perputaran Kas Perputaran Kas
NO Tahun
Penjualan (Rp) Rata-Rata Kas (Rp) (kali)
1 2012 2.217.480.000 5.786.995 383
2 2013 1.874.500.000 5.186.995 361
3 2014 2.258.213.000 9.139.000 247
4 2015 2.685.250.000 9.184.000 292
5 2016 1.328.080.000 4.435.000 299
6 2017 3.917.480.000 5.493.500 713
7 2018 3.874.500.000 12.043.500 322
8 2019 2.198.213.000 9.540.400 230
9 2020 2.388.259.000 2.990.400 799
10 2021 3.028.051.000 10.490.000 289
Rata-Rata Perputaran Kas 394
Sumber : CV Wybans Saputra
53

Berdasarkan tabel 4.1 di atas bahwa selama 10 tahun terakhir perputaran

kas pada CV Wybans Saputra terjadi fluktuatif seperti pada tahun 2013 tingkat

perputaran kas sebesar 361 kali mengalami penurunan dari tahun sebelumnya

begitujuga pada tahun 2014 tingkat perputaran kas sebesar 247 kali dan

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2015 tingkat perputaran

kas sebesar 292 kali dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, begitupula

pada tahun 2016 naik menjadi 299 kali. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2017

tingkat perputaran kas sebesar 713 kali, namun mengalami penurunan pada tahun

2018 tingkat perputaran kas menjadi 322 kali. Selanjutnya penurunan terjadi pada

tahun 2019 menjadi 230 kali. Dan kenaikan terbesar lagi terjadi pada tahun 2020

menjadi 799 kali dan penurunan terjadi pada akhir tahun 2021 menjadi 289 kali.

Tabel di atas menunjukkan bahwa perputaran kas pada CV Wybans

Saputra diperoleh nilai maximum sebesar 799 kali, nilai minimum sebesar 230

kali, dan nilai rata-rata sebanyak 394 kali. Dari nilai rata-rata tersebut dapat

diinterpretasikan bahwa kecepatan perputaran kas pada CV Wybans Saputra

setiap tahun sebanyak 394 kali atau dalam satu hari kas berputar sebanyak 1,08

kali. Semakin besar atau semakin cepat perputaran kas CV Wybans Saputra

menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam mengelola kas perusahaan.

Sehingga kecepatan perputaran kas pada CV Wybans Saputra dalam setahun

sebesar 394 kali yang ditunjang dengan peningkatan penjualan dan efisiensi kas

yang dimiliki perusahaan.


54

4.1.5 Perputaran Piutang pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

Piutang CV Wybans Saputra berasal dari penjualan. Perputaran piutang

merupakan proses penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode

tertentu. Piutang dalam suatu perusahaan akan terus berputar. Selain itu

perusahaan perlu mengetahui seberapa besar tingkat perputaran piutang yang akan

mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran, karena tingkat perputaran piutang

sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup atau kegiatan operasional

perusahaan berkaitan dengan perolehan laba yang akan dihasilkan.

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang

ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio

menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah

(bandingkan dengan rasio tahun sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi

perusahaan semakin baik demikian sebaliknya jika rasio semakin rendah ada over

investment dalam piutang.

Untuk mengetahui perputaran piutang pada CV Wybans Saputra selama

periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 perlu dijelaskan terlebih dahulu

tentang rata-rata piutangnya yang dapat dihitung dengan rumus:

Piutang Awal + Piutang Akhir


Rata-Rata Piutang =
2
Selanjutnya dihitung perputaran piutang dengan rumus sebagai berikut:

Penjualan
Perputaran Piutang =
Rata-Rata Piutang
55

Untuk mengetahui mengenai perputaran piutang pada CV Wybans Saputra

terjadi fluktuatif, untuk lebih jelasnya dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2
Perputaran Piutang CV Wybans Saputra
Periode 2012 – 2021
Perputaran Piutang Perputaran Piutang
NO Tahun
Penjualan (Rp) Rata-Rata Piutang (Rp) (kali)
1 2012 2.217.480.000 10.500.000 211
2 2013 1.874.500.000 13.500.000 139
3 2014 2.258.213.000 16.500.000 137
4 2015 2.685.250.000 11.000.000 244
5 2016 1.328.080.000 8.500.000 156
6 2017 3.917.480.000 12.500.000 313
7 2018 3.874.500.000 13.000.000 298
8 2019 2.198.213.000 16.500.000 133
9 2020 2.388.259.000 23.000.000 104
10 2021 3.028.051.000 22.000.000 138
Rata-Rata Perputaran Piutang 187
Sumber : CV Wybans Saputra

Berdasarkan tabel 4.2 di atas bahwa tingkat perputaran piutang CV Wybans

Saputra pada kurun waktu 10 tahun mengalami fluktuatif perputaran terendah

yaitu pada tahun 2020 dan tertinggi yaitu pada tahun 2017. Berdasarkan data-data

di atas bahwa terjadinya penurunan tingkat perputaran piutang disebabkan karena

adanya investasi yang terlalu besar dalam piutang bisa menimbulkan lambatnya

perputaran piutang, adanya peningkatan jumlah piutang yang bermasalah akibat

dari kurang memberikan perhatian dan analisis yang tepat dalam kegiatan

penjualan sehingga kurang mampu meminimalkan risiko.

Tabel di atas menunjukkan bahwa perputaran piutang pada CV Wybans

Saputra diperoleh nilai maximum sebesar 313 kali, nilai minimum sebesar 104

kali, dan nilai rata-rata sebesar 187 kali. Dari nilai rata-rata tersebut dapat
56

diinterpretasikan bahwa kecepatan perputaran piutang pada CV Wybans Saputra

setiap tahun sebanyak 187 kali atau dalam satu hari piutang berputar sebanyak

0,51 kali. Semakin besar atau semakin cepat perputaran piutang pada CV Wybans

Saputra menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutang

perusahaan. Sehingga kecepatan perputaran piutang pada CV Wybans Saputra

sebanyak 187 kali yang ditunjang dengan peningkatan penjualan dan efektifnya

piutang yang dimiliki perusahaan.

4.1.6 Perputaran Persediaan pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

Untuk mengetahui perputaran persediaan pada CV Wybans Saputra selama

periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 dihitung perputaran kas dengan

rumus sebagai berikut:

Persediaan Awal + Persediaan Akhir


Rata-Rata Persediaan =
2

Selanjutnya dihitung perputaran piutang dengan rumus sebagai berikut:

Penjualan
Perputaran Persediaan =
Rata-Rata Persediaan

Untuk lebih jelasnya mengenai perputaran persediaan pada CV Wybans

Saputra selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 dapat dilihat

dalam tabel di bawah ini :


57

Tabel 4.3
Perputaran Persediaan CV Wybans Saputra
Periode 2012 – 2021
Perputaran Persediaan Perputaran
NO Tahun
Penjualan (Rp) Rata-Rata Persediaan (Rp) Persediaan (kali)
1 2012 2.217.480.000 10.250.000 216
2 2013 1.874.500.000 13.500.000 139
3 2014 2.258.213.000 12.000.000 188
4 2015 2.685.250.000 8.000.000 336
5 2016 1.328.080.000 8.500.000 156
6 2017 3.917.480.000 8.945.000 438
7 2018 3.874.500.000 7.845.000 494
8 2019 2.198.213.000 4.075.000 539
9 2020 2.388.259.000 9.964.100 240
10 2021 3.028.051.000 15.028.100 201
Rata-Rata Perputaran Persediaan 295
Sumber : CV Wybans Saputra

Berdasarkan tabel 4.3 di atas bahwa selama 10 tahun terakhir perputaran

persediaan pada CV Wybans Saputra terjadi fluktuatif seperti pada tahun 2012

tingkat perputaran persediaan sebesar 216 kali dan mengalami penurunan pada

tahun 2013 menjadi 139. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 188 dan

kenaikan masih terjadi pada tahun 2015 menjadi 336. Namun pada tahun 2016

mengalami penurunan menjadi 156. Pada tahun 2017 tingkat perputaran

persediaan sebesar 438 kali dan mengalami kenaikan pada tahun 2018 tingkat

perputaran persediaan sebesar 494 kali. Selanjutnya kenaikan masih terjadi pada

tahun 2019 menjadi 539 kali, tahun 2020 turun menjadi 240 kali dan penurunan

terjadi pada akhir tahun 2021 menjadi 201 kali.

Tabel di atas menunjukkan bahwa perputaran persediaan pada CV Wybans

Saputra diperoleh nilai maximum sebesar 539 kali, nilai minimum sebesar 139

kali, dan nilai rata-rata sebanyak 295 kali. Dari nilai rata-rata tersebut dapat
58

diinterpretasikan bahwa kecepatan perputaran persediaan pada CV Wybans

Saputra setiap tahun sebanyak 295 kali atau dalam satu hari kas berputar sebanyak

0,81 kali. Semakin besar atau semakin cepat perputaran persediaan CV Wybans

Saputra menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan

perusahaan. Sehingga kecepatan perputaran persediaan pada CV Wybans Saputra

dalam setahun sebesar 295 kali yang ditunjang dengan peningkatan penjualan

yang dimiliki perusahaan.

4.1.7 Pertumbuhan Laba pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

Pertumbuhan laba sebagai parameter dalam perbandingan yang tepat atas

pendapatan dan biaya tergambar dalam laporan laba rugi. Penyajian laba melalui

laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting. Kinerja

perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengorbankan

berbagai sumber daya. Penilaian Pertumbuhan laba pada CV Wybans Saputra

terdiri atas laba bersih perusahaan, dengan cara membandingkan laba setelah

pajak tahun ini dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba menunjukkan

efektivitas pada CV Wybans Saputra dalam meningkatkan laba bersih.

Pertumbuhan laba pada CV Wybans Saputra dilakukan dengan

menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan

keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran

dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat

perkembangan posisi keuangan CV Wybans Saputra dalam rentang waktu

tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus sebagai evaluasi terhadap


59

kinerja manajemen pada CV Wybans Saputra sehingga dapat diketahui penyebab

dari perubahan kondisi keuangannya. Semakin lengkap jenis rasio yang

digunakan, semakin sempurna hasil yang akan dicapai, sehingga posisi dan

kondisi tingkat Pertumbuhan laba pada CV Wybans Saputra dapat diketahui

secara sempurna.

Untuk mengetahui pertumbuhan laba pada CV Wybans Saputra selama

periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 perlu dijelaskan terlebih dahulu

perhitungannya dengan rumus:

Laba Bersih Tahun Ini + Laba Bersih Tahun Sebelumnya


Pertumbuhan Laba = x 100
Laba Bersih Tahun Sebelumnya

Untuk mengetahui mengenai pertumbuhan laba CV Wybans Saputra dapat

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4
Pertumbuhan Laba CV Wybans Saputra
Periode 2012 – 2021
Pertumbuhan Laba
N Petumbuhan
Tahun Laba Bersih Tahun Laba Bersih Tahun
O Laba (%)
Ini (Rp) Sebelumnya (Rp)
1 2012 160.000.000 145.200.000 10,19
2 2013 101.000.000 160.000.000 -36,88
3 2014 264.804.940 101.000.000 162,18
4 2015 204.700.000 264.804.940 -22,70
5 2016 188.000.000 204.700.000 -8,16
6 2017 291.101.910 188.000.000 54,84
7 2018 370.124.950 291.101.910 27,15
8 2019 (76.716.250) 370.124.950 -120,73
9 2020 257.399.000 (76.716.250) -435,52
10 2021 201.893.150 257.399.000 -21,56
Pertumbuhan Laba -39,12
Sumber : Annual Report CV Wybans Saputra
60

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diketahui bahwa persentase pertumbuhan

laba pada CV Wybans Saputra selama kurun waktu 10 tahun mengalami

fluktuatif. Hal ini menunjukan perusahaan belum dapat menstabilkan nilai

pertumbuhan laba pada tingkat yang maksimal. Walaupun terjadi penurunan nilai

pertumbuhan laba namun nilai pertumbuhan laba CV Wybans Saputra berada di

atas target yang telah ditetapkan pihak manajemen CV Wybans Saputra ..

Tabel di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan laba pada CV Wybans

Saputra diperoleh nilai maximum sebesar 162,18%, nilai minimum sebesar -

435,52%, dan nilai rata-rata sebesar -39,12%. Dari nilai rata-rata tersebut dapat

diinterpretasikan bahwa rata-rata pertumbuhan laba pada CV Wybans Saputra

setiap tahun mengalami penurunan sebesar -39,12%. Semakin besar nilai

pertumbuhan laba pada CV Wybans Saputra menunjukkan semakin besar

kemampuan perusahaan dalam meningkatkan laba pertahunnya.

4.1.8 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan variabel perputaran kas,

perputaran piutang, dan perputaran persediaan pada CV. Wybansh Saputra

Kabupaten Ciamis. Berikut adalah tabelnya:


61

Tabel 4.5
Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Perp_Piutan Perp_Persediaa Pert_Lab


Perp_Kas g n a
N 10 10 10 10
Mean 393,5000 187,3000 294,7000 -39,1190
Normal
Parameters(a,b) Std. Deviation 197,5225 156,8821
74,52971 146,99739
7 3
Most Extreme Absolute ,321 ,263 ,245 ,306
Differences Positive ,321 ,263 ,245 ,175
Negative -,204 -,133 -,145 -,306
Kolmogorov-Smirnov Z 1,016 ,831 ,775 ,967
Asymp. Sig. (2-tailed) ,254 ,495 ,585 ,307
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada tabel 4.1 untuk perputaran kas

sebesar 0,254, perputaran piutang sebesar 0,495 dan perputaran

persediaan sebesar 0,585. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dari ketiga

variabel tersebut lebih dari 0,05 maka distribusi dinyatakan normal.

b. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolineritas dilakukan dengan variabel

independen perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran

persediaan serta pertumbuhan laba sebagai variabel dependen pada CV.

Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6
Pengujian Multikolineritas
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Perp_Kas ,979 1,022
Perp_Piutang ,689 1,451
Perp_Persediaan ,702 1,425
a. Dependent Variable: Pert_Laba
62

Nilai Tolerance Value dari masing-masing variabel perputaran

kas memiliki nilai 0,979, perputaran piutang memiliki nilai 0,689 dan

perputaran persediaan memiliki nilai 0,702, nilai tersebut lebih besar

dari 0,1 serta Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing

variabel perputaran kas memiliki nilai 1,022, perputaran piutang

memiliki nilai 1,451, dan perputaran persediaan memiliki nilai 1,425

nilai tersebut kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

independen pada penelitian ini tidak terdapat multikolineritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan variabel

independen perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran

persediaan serta pertumbuhan laba sebagai variabel dependen pada CV.

Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis. Berikut adalah uji

heterokedastisitas menggunakan grafik scatter plot yaitu:

Gambar 4.2
Pengujian Heterokedastisitas
63

Dapat dilihat dari gambar bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar baik di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan dengan variabel

independen perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran

persediaan pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis. Berikut

adalah tabelnya:

Tabel 4.7
Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb

Durbin-
Model Watson
1 2,897 a
a. Predictors: (Constant), Perp_
Persediaan, Perp_Kas, Perp_Piutang
b. Dependent Variable: Pert_Laba

Dapat dilihat dari tabel model summary Durbin Watson berada

diantara -2 < 2,897 < 4, maka dapat disimpulkan model ini tidak

memiliki gejala autokorelasi. Karena dalam pengujian tidak terdapat

asumsi klasik, maka penelitian ini dilanjutkan dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda.

4.1.9 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan

perputaran persediaan terhadap pertumbuhan laba pada CV. Wybansh Saputra

Kabupaten Ciamis, selanjutnya penulis sajikan data sebagai berikut:


64

Tabel 4.8
Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresinya yaitu:

Y= + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = 51,747 + 2,002X1 + 3,519X2 + 0,671X3

Berdasarkan tabel di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 51,747. Artinya, jika Perputaran Kas (X1), Perputaran

Piutang (X2) dan Perputaran Persediaan (X3) nilainya sebesar 0 (nol), maka

Pertumbuhan Laba (Y) nilainya sebesar 51,747.

2. Variabel Perputaran Kas (X1) memiliki nilai koefisien regresi sebesar

2,002. Nilai tersebut memiliki arah positif, artinya jika Perputaran Kas

naik satu satuan maka Pertumbuhan Laba akan meningkat sebesar 2,002

dengan asumsi variabel independen yang lainnya dianggap konstan atau

sama dengan nol.

3. Variabel Perputaran Piutang (X2) memiliki nilai koefisien regresi sebesar

3,519. Nilai tersebut memiliki arah positif, artinya jika Perputaran Piutang

naik satu satuan maka Pertumbuhan Laba akan meningkat sebesar 3,519

dengan asumsi variabel independen yang lainnya dianggap konstan atau

sama dengan nol.


65

4. Variabel Perputaran Persediaan (X3) memiliki nilai koefisien regresi

sebesar 0,671. Nilai tersebut memiliki arah positif, artinya jika Perputaran

Persediaan naik satu satuan maka Pertumbuhan Laba akan meningkat

sebesar 0,671 dengan asumsi variabel independen yang lainnya dianggap

konstan atau sama dengan nol.

4.1.10 Analisis Koefisien Korelasi

Berdasarkan tabel 4.8 (tabel coefficient) diketahui bahwa hasil perhitungan

korelasi perputaran kas (X1) diperoleh nilai r parsial = 0,851. Maka besar

pengaruh perputaran kas (X1) terhadap pertumbuhan laba (Y) secara parsial adalah

sebesar 72,42% [Kd = (0,851)² × 100%]. Selanjutnya untuk membuktikan

hipotesis yang penulis ajukan maka penulis membandingkan antara nilai

signifikansi dengan tingkat keyakinan 95% dengan = 0,05 dan untuk dk = 10-2

= 8 maka diperoleh sig (0,010) < alpha (α) (0,05) maka Ha diterima dan H0

ditolak. Ini berarti perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba.

Hasil perhitungan korelasi perputaran piutang (X2) diperoleh nilai r parsial

= 0,891. Maka besar pengaruh perputaran piutang (X2) terhadap pertumbuhan

laba (Y) secara parsial adalah sebesar 79,38% [Kd = (0,891)² × 100%].

Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang penulis ajukan maka penulis

membandingkan antara nilai signifikansi dengan tingkat keyakinan 95% dengan

= 0,05 dan untuk dk = 10-2 = 8 maka diperoleh sig (0,001) < alpha (α) (0,05)
66

maka Ha diterima dan H0 ditolak. Ini berarti perputaran piutang berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Hasil perhitungan korelasi perputaran persediaan (X3) diperoleh nilai r

parsial = 0,727. Maka besar pengaruh perputaran persediaan (X3) terhadap

pertumbuhan laba (Y) secara parsial adalah sebesar 52,85% [Kd = (0,727)² ×

100%]. Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang penulis ajukan maka

penulis membandingkan antara nilai signifikansi dengan tingkat keyakinan 95%

dengan = 0,05 dan untuk dk = 10-2 = 8 maka diperoleh sig (0,043) < alpha (α)

(0,05) maka Ha diterima dan H0 ditolak. Ini berarti perputaran persediaan

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

4.1.11 Analisis Koefisien Determinasi

Selanjutnya untuk mengetahui hubungan variabel perputaran kas,

perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap pertumbuhan laba

maka dapat diuraiakan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9
Analisis Determinasi

Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil R sebesar 0,957.

berdasarkan penafsiran tingkat pengaruh seperti yang dapat dilihat pada

tabel 3.3 (Sugiyono, 2013: 184), R = 0,957 termasuk kategori sangat kuat

dan memiliki arah yang positif. Dengan demikian tingkat korelasi


67

(hubungan) dua variabel bebas antara Perputaran Kas (X1), Perputaran

Piutang (X2) dan Perputaran Persediaan (X3) secara simultan (bersama-

sama) terhadap variabel terikat pertumbuhan laba (Y) dinyatakan memiliki

hubungan yang sangat kuat.

Berdasarkan tabel di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa

perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada CV. Wybansh Saputra

Kabupaten Ciamis sebesar 91,5%.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Pertumbuhan Laba pada CV.

Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas

berpengaruh semakin tinggi. Hal ini karena kas merupakan jumlah dana yang

perlu ada dan tersedia dalam perusahaan. Setiap perusahaan akan menentukan

besarnya kas minimal dan kas maksimal yang harus tersedia dalam perusahaan.

Hal ini diperlukan untuk optimalisasi dana yang dimiliki oleh perusahaan. Jumlah

kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan

keuntungan yang diperoleh akan lebih besar.

Perusahaan yang tidak dapat mengendalikan pertumbuhan laba nya maka

akan mengakibatkan hilangnya kepercayaan dari pihak kreditur. Ketika terjadi

perputaran yang lama maka akan menunjukkan kelebihan modal kerja yang

disebabkan rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang
68

terlalu besar. Maka para manajer keuangan harus bisa menjaga dan memperbaiki

tingkat pertumbuhan laba perusahaan agar bisa menaikkan terus kemampuan

perusahaan.

Hasil penelitian di atas, mendukung teori yang dikemukakan bahwa

perputaran kas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini disebabkan

pertumbuhan laba sebagai hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang

dilakukan oleh CV. Waybans Saputra. Sehingga pertumbuhan laba menunjukan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu yang

ditunjang oleh perputaran kas perusahaan.

Perputaran kas menunjukan efisiensi perusahaan karena tingkat perputaran

kas menggambarkan kecepatan arus kas kembali menjadi kas yang telah

diinvestasikan. Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi

perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru oleh perusahaan

kedalam berbagai bentuk aktivitas yang dapat menghasilkan laba sehingga dapat

memaksimalkan perusahaan.

Uraian di atas sejalan dengan pendapat Kasmir (2012:140) yang

menyatakan bahwa:

Rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai penjualan. Perputaran kas merupakan
perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. Perputaran kas
menunjukan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga
dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.
Semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik pertumbuhan laba nya.

Hal ini diperkuat oleh penelitian Agustini, (2014) bahwa: “pertumbuhan

laba dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perputaran kas (cash

turnover)”. Pendapat ini diperkuat lagi menurut Rahma (dalam Canizio, 2017:6),
69

bahwa: “Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan

pendapatan, sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu

periode tertentu”.

Dengan demikian semakin tinggi perputaran kas akan semakin baik,

karena ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya dan pendapatan

yang diperoleh akan semakin besar sehingga pertumbuhan laba akan semakin

meningkat. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin cepat

kembalinya kas masuk pada perusahaan. Kas yang lancar akan meningkatkan

keuangan perusahaan yang baik. Dimana kas yang didapatkan berasal dari hasil

penjualan kredit yang merupakan tagihan dari pelanggan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Setyawan (2018) dengan

judul Pengaruh perputaran modal kerja (Perputaran kas, perputaran piutang, dan

perputaran persediaan) terhadap pertumbuhan laba (Studi pada Perusahaan

Manufatur yang listing di BEI) dengan hasil perputaran kas berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba. Selanjutnya Agustini (2014) dengan judul

Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap pertumbuhan laba pada

Koperasi dengan hasil ada pengaruh positif dan signifikan perputaran kas terhadap

pertumbuhan laba. Kemudian penelitian Rahmasari (2014) dengan hasil penelitian

perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Kas yang telah di terima oleh perusahaan akan di keluarkan lagi untuk

proses selanjutnya, kas yang dikeluarkan itu diharapkan dapat kembali lagi masuk

dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya, apabila piutang

yang diberikan kepada pelanggan dibayarkan dengan jatuh tempo yang


70

ditetapkan, maka perputaran kas perusahaan semakin meningkat dan kas yang

diterima akan cepat digunakan kembali untuk proses selanjutnya.

4.2.2 Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Pertumbuhan Laba pada CV

Wybans Saputra

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran piutang

berpengaruh semakin tinggi. Hal ini karena perputaran piutang yang terjadi dapat

menunjukan berapa kali piutang timbul sampai piutang tersebut dapat tertagih dan

dapat dikembalikan ke kas perusahaan tersebut. Tingkat perputaran piutang dapat

dihitung dengan membagi nilai kredit dengan piutang rata-rata. Semakin banyak

kredit yang disalurkan maka semakin banyak jumlah piutang, dan laba yang

diperoleh akan semakin besar, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan laba.

Hasil penelitian di atas, mendukung teori yang dikemukakan bahwa

perputaran piutang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Hal ini disebabkan

pertumbuhan laba sebagai hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang

dilakukan oleh PT. Astra Agro Lestari Tbk, peningkatannya tidak hanya dari

perputaran piutang yang lebih ke penjualan kredit tetapi dari variabel lain yang

lebih dominan seperti penjualan tunai dan besarnya laba bersih, karena piutang

lebih ke penjualan kredit. Sehingga pertumbuhan laba menunjukan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu yang ditunjang

dengan penjualan dan pencapaian laba bersih perusahaan.

Hubungan penjualan kredit dan piutang usaha dinyatakan sebagai

perputaran piutang. Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara penjualan


71

kredit bersih dengan rata-rata piutang bersih. Semakin cepat periode berputarnya

piutang menunjukkan semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas.

Perputaran piutang berasal dari lamanya piutang diubah menjadi kas, piutang

timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit.

Uraian di atas sejalan dengan yang dikemukakan Sudana (2012:22),

bahwa:

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur


perputaran piutang dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi
perputaran piutang berarti semakin efektif dan efisien manajemen piutang
yang dilakukan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Hal ini diperkuat pendapat Wahyuningtyas (2011) yang menyatakan

bahwa: “Pengolahan piutang yang baik akan meningkatkan profitabilitas

perusahaan”. Selanjutnya pengaruhnya diperkuat oleh hasil penelitian Irmawati

(2014) menunjukkan bahwa: “Tingkat perputaran piutang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap profitabilitas (Return On Assets)”. Hal ini didukung penelitian

dari Setyawan (2018) dengan judul Pengaruh perputaran modal kerja (Perputaran

kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan) terhadap pertumbuhan laba

(Studi pada Perusahaan Manufatur yang listing di BEI) dengan hasil perputaran

piutang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Selanjutnya Agustini

(2014) dengan judul Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap

pertumbuhan laba pada Koperasi dengan hasil ada pengaruh positif dan signifikan

perputaran kas terhadap pertumbuhan laba.

Tingkat perputaran piutang diukur dengan membandingkan antara

penjualan kredit dengan rata-rata piutangnya. Jadi, tingkat perputaran piutang

yang tinggi berarti semakin cepat piutang dapat ditagih menjadi uang tunai berarti
72

semakin cepat pula pendapatan dapat diterima sehingga tingkat pertumbuhan laba

perusahaan akan meningkat.

Pada dasarnya piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan barang

dagangan secara kredit, tetapi karena hal-hal lain misalnya piutang kepada

pegawai, piutang karena penjualan saham secara angsuran atau adanya uang muka

untuk pembelian atau kontrak kerja lainnya. Piutang timbul dari beberapa jenis

transaksi, dimana yang paling umum adalah dari penjualan barang ataupun jasa

secara kredit. Piutang ini dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Dengan

lancarnya perputaran piutang akan membuat kas perusahaan meningkat dan

berjalan baik.

4.2.3 Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Pertumbuhan Laba pada

CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran persediaan

berpengaruh semakin tinggi. Hal ini karena persediaan merupakan aktiva yang

tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal perusahaan, aktiva dalam

proses produksi dan atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau

perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberiaan jasa.

Terkait dengan inventory, makin banyak inventory berarti akan banyak

uang kas kita yang digunakan untuk membeli inventory. Uang kas yang banyak

dipakai untuk membeli inventory ini akan mengurangi kas perusahaan kita dan

kalau terlalu banyak yang dipakai bisa mengganggu arus kas (cash flow)

perusahaan. Di sisi lain kalau sedikit inventory kita tentu juga sulit menjual
73

dengan cepat dan memuaskan pelanggan. Oleh karena itu jumlah barang/

inventory harus cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tetapi juga baik dari

sisi arus kas /cash flow (Munandar, 2014: 157).

Hal ini diperkuat oleh penelitian Ni Made Dwi Agustini, (2014) bahwa:

“pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perputaran

persediaan”. Selanjutnya hasil penelitian Irmawati (2014) menunjukkan bahwa:

“Tingkat perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Setyawan

(2018) dengan judul Pengaruh perputaran modal kerja (Perputaran kas, perputaran

piutang, dan perputaran persediaan) terhadap pertumbuhan laba (Studi pada

Perusahaan Manufatur yang listing di BEI) dengan hasil perputaran persediaan

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Kemudian penelitian

Rahmasari (2014) dengan hasil penelitian perputaran persediaan berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Kondisi perusahaan yang baik adalah dimana kepemilikan persediaan dan

perputaran adalah selalu berada dalam kondisi seimbang, artinya jika perputaran

persediaan adalah kecil maka akan terjadi penumpukan barang dalam jumlah yang

banyak di gudang, namun jika perputaran terlalu tinggi maka jumlah barang yang

tersimpan di gudang akan kecil, sehingga jika sewaktu-waktu terjadi kehilangan

bahan/ barang di pasaran dalam kejadian yang bersifat di luar perhitungan seperti

gagal panen, bencna alam, kekacauan stabilitas politik dan keamanan serta

berbagai kejadian lainnya yang sejenis. Maka ini bisa menyebabkan perushaan

terganggu aktivitas produksinya dan lebih jauh berpengaruh pada sisi penjualan
74

serta perolehan keuntungan. Dengan begitu bagi pihak pengambil keputusan di

suatu perusahaan harus paham menjaga keseimbangan dengan baik baik untuk

saat sekarang dan yang akan datang.

4.2.4 Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran

Persediaan terhadap Pertumbuhan Laba pada CV Wybans Saputra

Kas merupakan salah satu unsur modal kerja yang memiliki tingkat

likuiditas yang paling tinggi segala macam kebutuhan dan pengeluaran

perusahaan dibiayai dengan menggunakan kas atau uang tunai. Dengan adanya

ketersediaan dana kas yang cukup, maka dapat memungkinkan bagi perusahaan

untuk dapat melakukan aktivitas operasi dengan seefektif mungkin sehingga dapat

mencapai tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan laba maksimal. Tingkat

perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh

perusahaan.

Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi

dalam piutang dapat diketahui dari tingkat perputarannya. Semakin lama syarat

pembayarannya berarti semakin lama modal terikat dalam piutang yang juga

berarti bahwa tingkat perputaran piutangnya semakin rendah, dan sebaliknya

semakin cepat perputaran piutang pada suatu perusahaan maka semakin tinggi

pula tingkat perputaran piutang pada perusahaan tersebut. Perputaran piutang

adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan yang tertanam dalam

piutang berputar dalam periode tertentu yaitu dengan membagi total

penjualan/pendapatan dengan piutang rata-rata. Semakin cepat perputaran piutang,


75

semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Tingkat perputaran atau

receivable turnover dapat diketahui dengan cara membagi penjualan kredit dengan

jumlah rata-rata piutang. Perputaran piutang merupakan rasio perbandingan antara

jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan piutang rata-rata.

Perputaran piutang adalah kemampuan dana yang tertanam dalam piutang

berputar berapa kali dalam satu periode tertentu melalui penjualan kredit.

Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan

tingkat pertumbuhan laba yang harus diukur. Pertumbuhan laba menunjukkan

efisiensi perusahaan dari pengelolaan kewajiban dan modal yang digunakan. Laba

yang besar belum tentu mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dapat

dikatakan likuid.

Dari hasil análisis tersebut diperoleh hasil r sebesar 0.01822. berdasarkan

penafsiran tingkat pengaruh seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.4 Sugiyono,

(2014: 216), r = 0.812 berada pada interval 0,80 – 1,00 atau termasuk kategori

sangat kuat dan mempunyai arah yang positif. Dengan demikian tingkat korelasi

(hubungan) antara perputaran kas (X1) dengan perputaran piutang (X2) dinyatakan

memiliki hubungan yang sangat kuat.

Dari hasil analisis tersebut diperoleh hasil R sebesar 0,957. berdasarkan

penafsiran tingkat pengaruh seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.3 (Sugiyono,

2013: 184), R = 0,957 termasuk kategori sangat kuat dan memiliki arah yang

positif. Dengan demikian tingkat korelasi (hubungan) dua variabel bebas antara

Perputaran Kas (X1), Perputaran Piutang (X2) dan Perputaran Persediaan (X3)
76

secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat pertumbuhan laba (Y)

dinyatakan memiliki hubungan yang sangat kuat.

Berdasarkan tabel di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa

perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

sebesar 91,5%.

Dengan perhitungan tersebut diperoleh F hitung> Ftabel atau 13,601 >

3,221 artinya hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh positif dan

signifikan perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap

pertumbuhan laba dapat diterima/teruji kebenarannya.

Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang

dilakukan oleh koperasi karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan

arus kas kembalinya kas yang telah ditanamkan di dalam modal kerja. Rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar utang dan

biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Perputaran kas menunjukan

efisiensi perusahaan karena tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan

arus kas kembali menjadi kas yang telah diinvestasikan. Kas diperlukan

perusahaan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk

mengadakan investasi baru oleh perusahaan kedalam berbagai bentuk aktivitas

yang dapat menghasilkan laba sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan laba

perusahaan.

Perputaran piutang menunjukkan rata-rata berapa sering secara rata-rata

piutang berubah yaitu, diterima dan di tagih sepanjang tahun. Piutang sebagai
77

bagian dari komponen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Periode

perputaran piutang dipengaruhi oleh panjang pendeknya ketentuan waktu yang

disyaratkan dalam syarat pembayarannya. Semakin lama syarat pembayaran

kredit, berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan

menandakan semakin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode.

Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin cepat pula

menjadi kas. Selain itu cepatnya piutang menjadi kas berarti kas dapat digunakan

kembali serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan. Dengan diketahuinya

tingkat perputaran piutang maka diketahui pula hari rata-rata pengembalian

piutang tersebut yaitu dengan membagi hari dalam setahun dengan perputaran

piutangnya. Hari rata-rata pengembalian piutang berfungsi untuk menilai efisiensi

pengumpulan piutang.

Bagi perusahaan masalah pertumbuhan laba sangat penting, pertumbuhan

laba digunakan sebagai tolak ukur berhasil atau tidak perusahaan. Bramasto,

(2010:120) menyatakan bahwa:

Pertumbuhan laba yang tinggi akan dapat mendukung kegiatan operasional


perusahaan secara maksimal. Tinggi atau rendahnya pertumbuhan laba
yang dimiliki perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti modal
kerja seperti kas, piutang, persediaan dan modal tetap seperti aktiva tetap.
Modal merupakan masalah utama yang akan mendukung berjalannya
kegiatan operasional perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya.

Hal ini diperkuat dari penelitian Irmawati (2014) bahwa: “Secara simultan

menunjukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan perputaran kas dan

piutang terhadap pertumbuhan laba”. Selanjutnya penelitian Setyawan, (2008)

menyatakan: “Terdapat pengaruh perputaran modal kerja (perputaran kas,

perputaran piutang, dan perputaran persediaan) terhadap profitabilitas


78

perusahaan”. Selanjutnya penelitian Rahmasari, (2011) mengemukakan bahwa:

“Terdapat pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran

persediaan terhadap laba usaha”. Selanjutnya Agustini (2014) dengan judul

Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang terhadap pertumbuhan laba pada

Koperasi dengan hasil ada pengaruh positif dan signifikan perputaran kas dan

perputaran piutang terhadap pertumbuhan laba.

Dengan demikian berarti ketika perusahaan mempertahankan jumlah aset

lancar dalam jumlah yang besar maka akan memperkecil peluang perusahaan

untuk mendapatkan laba. Oleh karena itu untuk memperkecil jumlah modal kerja

perusahaan perlu mempercepat perputaran jumlah modal kerja. Apabila

perputarannya semakin cepat maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin

sedikit dan laba yang dihasilkan semakin tinggi. Perputaran kas berfungsi untuk

mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk

membayar tagihan dan membiayai penjualan. Perputaran kas menunjukkan

kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan, sehingga dapat dilihat berapa

kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu.

Selanjutnya piutang usaha dinyatakan sebagai perputaran piutang. Rasio

ini dihitung dengan membandingkan antara penjualan kredit bersih dengan rata-

rata piutang bersih. Semakin cepat periode berputarnya piutang menunjukkan

semakin cepat penjualan kredit dapat kembali menjadi kas. Perputaran piutang

berasal dari lamanya piutang diubah menjadi kas, piutang timbul karena adanya

transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Dengan demikian semakin

tinggi perputaran kas dan piutang bisa menghasilkan laba yang lebih besar, dan

sebaliknya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. a) Perputaran kas pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

berfluktuasi.

b) Perputaran piutang pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

berfluktuasi.

c) Perputaran persediaan pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

berfluktuasi.

d) Pertumbuhan laba pada CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis

berfluktuasi.

2. Perputaran kas berpengaruh terhadap pertumbuhan laba di CV. Wybansh

Saputra Kabupaten Ciamis.

3. Perputaran piutang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba di CV.

Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis.

4. Perputaran persediaan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba di CV.

Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis.

5. Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba di CV. Wybansh Saputra Kabupaten Ciamis.

79
80

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat disampaikan adalah sebagai

berikut :

1. Bagi Perusahaan

Perusahaan disarankan meningkatkan lagi strategi pemasarannya dan

mengkaji penyebab penurunan pertumbuhan laba melalui perhitungan

perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan yang

optimal sehingga diharapkan adanya peningkatan laba perusahaan.

2. Bagi Investor

Upaya peningkatan laba bersih disarankan bagi investor melalui ketepatan

dalam perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan yang

baik dengan cara efisiensi sehingga dapat meningkatkan laba bersih yang

maksimal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan meneliti variabel yang lebih luas lagi

dan juga bisa menambah variabel lain agar memperoleh hasil yang lebih

komprehensif seperti rasio keuangan yang meliputi likuiditas dan

solvabilitas.
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Yavini S. Et all. 2019. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba


Empat.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan”, Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Bustami, Bastian dan Nurlela. 2012. Akuntansi Biaya. Jakarta: Mitra Wacana
Media.

Darsono dan Ashari. 2012. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.


Yogyakarta: Penerbit Andi.

Erlina dan Rambe, Omar Sakti. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis
Akrual. Jakarta: Salemba Empat.

Gitman, Lawrence J and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial


Finance. Boston: Pearson Education

Halim, Abdul dan Kusufi, Muhammad Syam. 2014. Akuntansi Sektor Publik,
Teori, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat.

Hanafi, Mamduh H dan Halim, Abdul. 2012. Analisa Laporan Keuangan.


Yogyakarta: AMP.YKPN.

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada.

Heri. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS.

Horne, Van James C. and Wachowicz, John M. 2015. Fundamentals of Financial


Management, Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar Akuntansi Keuangan per Efektif 1


Januari 2015. Jakarta.

Irawati, Susan. (2009). Manajemen Keuangan. Bandung:Pustaka.

Jusuf, Al Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi. Yogyakarta: YKPN.

Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kieso, Weygant. (2010). Accounting Princilples. Jakarta: Salemba.


Maria, Evi. 2010. Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa. Yogyakarta: Gava Media.

Martono dan Harjito. 2013. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : EKONISIA.

Munawir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Riyanto, Bambang. 2013. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:


GPFE.

Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi Adaptasi IFRS. Jakarta: Erlangga.

Sadeli, Lili M.. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sangadji dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam


Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Sawir, Agnes. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan

Simamora, Henry. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia.

Sitanggang, 2012. Manajemen Keuangan Perusahaan Dilengkapi Soal Dan


Penyelesaiannya, Jakarta: Mitra Wacana.

Soemarso. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.


Rajagrafindo Persada.

Subramanyam, Wild, John J.; K.R. 2010. Financial Statement Analysis: Analisis
Laporan Keuangan. Yang Diterjemahkan Oleh: Yanivi S. Bachtiar
dan S. Nurwahyu Harahap. Edisi Kedelapan. Jakarta: Salemba Empat.

Sudibyo, Bambang S.. 2013. Pengantar Metodologi Penelitian. Bandung:


Universitas Nasional Pasim.

Sugiyono. 2014. Metode Statistika, Bandung: Tarsio.

Sutrisno. 2011. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta :


EKONISIA.

Anda mungkin juga menyukai