Anda di halaman 1dari 149

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN

LEMBAGA KEUANGAN UNTUK MEMBERIKAN PINJAMAN KEPADA

UMKM DI KOTA MATARAM

(STUDI PADA LEMBAGA KEUANGAN DI KOTA MATARAM)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memenuhi gelar


Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh

VICKY SEKAR SAGARA


NPM. 161441SA

JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA (S1)


JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM

2020
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN

LEMBAGA KEUANGAN UNTUK MEMBERIKAN PINJAMAN KEPADA

UMKM DI KOTA MATARAM

(STUDI PADA LEMBAGA KEUANGAN DI KOTA MATARAM)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memenuhi gelar


Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Program Studi Akuntansi

Diajukan oleh

VICKY SEKAR SAGARA


NPM.161441SA

JENJANG PENDIDIKAN PROGRAM SARJANA (S1)


JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM

2020

ii
PERSETUJUAN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN

LEMBAGA KEUANGAN UNTUK MEMBERIKAN PINJAMAN KEPADA

UMKM DI KOTA MATARAM

(STUDI PADA LEMBAGA KEUANGAN DI KOTA MATARAM)

Diajukan oleh

VICKY SEKAR SAGARA


NPM. 161441SA

Mataram.…………………… Mataram,……………………..

Pembimbing I Pembimbing II

Ni Nyoman Yuliati, SE., M.Ak. Sigit Ary Wijayanto, SE., MM.


NIDN 0801076701 NIDN 0818037801

iii
PENGESAHAN PENGUJIAN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI PERTIMBANGAN

LEMBAGA KEUANGAN UNTUK MEMBERIKAN PINJAMAN KEPADA

UMKM DI KOTA MATARAM

(STUDI PADA LEMBAGA KEUANGAN DI KOTA MATARAM)

Disusun oleh :

Nama : VICKY SEKAR SAGARA


NPM : 161441SA

Telah Dipertahankan
DI depan Dewan Penguji
Pada tanggal……bulan……2020

Ketua Pengguji

……………………………..
NIDN 0830057304

Anggota Anggota

Ni Nyoman Yuliati, SE., M.Ak. Sigit Ary Wijayanto, SE., MM.


NIDN 0801076701 NIDN 0818037801
Mengetahui :
Ketua STIE AMM

Dr. H. Umar Said, SH., MM.


NIK. 610005472
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang beratanda tanggan dibawah ini:


Nama : Vicky Sekar Sagara
NPM : 161441SA
Jurusan : Akuntansi
Program Studi : S1 Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-


Faktor Yang Menjadi Pertimbangan Lembaga Keuangan Untuk Memberikan
Pinjaman Kepada Umkm di Kota Mataram (Studi Pada Lembaga Keuangan di
Kota Mataram)” adalah hasil karya saya sendiri dan dalam skripsi ini tidak
terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis asli.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
maka saya siap menerima pembatalan gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh
STIE AMM Mataram.

Mataram, 2020
Yang memberi pernyataan,

(Vicky Sekar Sagara)

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kekhadirat Allah.swt atas segala limpahan

rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Analisis Faktor-faktor Yang Menjadi Pertimbangan Lembaga Keuangan

Untuk Memberikan Pinjaman Kepada UMKM di Kota Mataram dalam

menyelesaikan skripsi ini, upaya maksimal penulis melakukan untuk

mendapatkan hasil yang terbaik bagi bergbagai pihak yang memerlukan.

Skripsi ini disusun dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada berbagai pihak yang turut memberikan sumbnagan, fikiran guna

menyelesaikan skripsi ini dan turut membantu baikb secara langsung maupun

tidak langsung kepada:

1. Ketua STIE AMM Mataram Dr. H. Umar Said, S.H., MM, atas

kesempatan, waktu, izin yang diberikan untuk menempuh studi pada

kampus STIE AMM Mataram.

2. Pembantu kedua ketua I STIE MATARAM, Hj. Indah arif Vianti, SE.,

MM. atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi kepada STIE

AMM MATARAM.

3. Ni Nyoman Yuliati, SE., M.Ak. selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang

telah banyak melungkan waktunya dan dengan sabar membimbing peneliti

hingga terwujudnya Skripsi ini

vi
4. Sigit Ary Wijayanto, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang

telah banyak melungkan waktunya dan dengan sabar membimbing peneliti

hingga terwujudnya Skripsi ini

5. Bapak Rian Sofyan dan Ibu Cantik Widianty, selaku kedua orang tua
tercinta yang telah memberikan do’a restu kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini tanpa ada hambatan yang berarti
6. Adik-adik, kakanda yang tercinta, serta sahabatku di kampus STIE AMM
Mataram yang banyak memotivasi penulis dalam penyelesaian studi di
STIE AMM Mataram
7. Teman-teman kelas Akuntansi A angkatan 2016 yang telah banyak
memberikan motivasi dan bantuan di kelas selama penulis menempuh
studi di STIE AMM Mataram
8. Sigit Ary Wijayanto SE., MM., selaku dosen pembimbing akademik
peneliti, yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada peneliti
dari awal peneliti masuk kuliah sampai dengan selesai menempuh
pendididkan di STIE AMM Mataram
9. Terimakasih keluarga dekatku M.Rizal Aldi Pratama yang telah menemani
dari awal perkulian hingga selesai ini.
10. Terimakasih untuk teman-teman dan sahabat sepermainanku tercinta, yang
telah memotivasi, membimbig, dan menemani setiap hariku, sehingga
peneliti mampu menyelesaikan dtudi di STIE AMM Mataram

Mataram, 2020

Penulis

vii
Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-


faktor yang mempengrauhi pemberian pinjaman tentang tingkat suku bunga,
capital adequacy ratio, non performing loan, dan loan to deposit ratio terhadap
penyaluran pinjaman yang disalurkan kepada UMKM di kota Mataram. Data
dikumpulkan dengan metode purposive sampling. Objek penelitian ini dilakukan
pada Bank yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2020
sebanyak 39 Lembaga Keuangan Bank di kota Mataram. Jenis data kuantitatif dan
sumber data primer hasil penyebaran kuisioner dan menggunakan metode analisis
regresi linier berganda dengan bantuan aplikasi software spss. Hasil dari
pengujian penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, dan loan to
deposit ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap pemberian pinjaman
UMKM. Sementara itu, capital adequacy ratio dan non performing loan
berpengaruh signifikan terhadap jumlah pemberian pinjaman UMKM.

Kata Tingkat Suku Bunga, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non


Kunci : Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

viii
Abstrack

This study aims to obtain empirical evidence about the factors that affect
lending regarding interest rates, capital adequacy ratios, non-performing loans,
and loan to deposit ratios on lending disbursed to MSMEs in the city of Mataram.
Data collected by purposive sampling method. The object of this study was
conducted at banks registered with the Financial Services Authority (OJK) in
2020 as many as 39 financial institutions in the city of Mataram. Quantitative
data types and primary data sources are generated from questionnaires and use
multiple linear regression analysis methods with the help of spss software
applications. The results of testing this study indicate that interest rates, and loan
to deposti ratio significant negative effect on MSME loans. Meanwhile, the
capital adequacy ratio and bad credit have a significant effect on the number of
MSME loans.

Keywords : Interest Rates, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing


Loans (NPL), and Loan to Deposit Ratio (LDR).

ix
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan ........................................................................................................... i
Sampul Dalam ........................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan Pembimbing ............................................................................. iii
Lembar Pengesahan Penguji ..................................................................................... iv
Pernyataan Keaslian Tesis ........................................................................................ v
Ucapan Terima Kasih ............................................................................................... vii
Abstrak ...................................................................................................................... viii
Abstract .................................................................................................................... ix
Daftar Isi ................................................................................................................... x
Daftar Gambar .......................................................................................................... xiii
Daftar Tabel .............................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ........................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 9
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9
1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUTSAKA .............................................................................. 11


2.1. Landasan Teori .................................................................................... 11
2.1.1 Definisi UMKM ....................................................................... 11
2.1.1.1 Kriteria UMKM.............................................................. 12
2.1.1.2 Jenis-jenis UMKM......................................................... 15
2.1.1.3 Permasalahan dan Penghambat UMKM........................ 16
2.1.2 Pengertian Lembaga Keuangan.................................................. 20
2.1.2.1 Macam-macam Lembaga Keuangan.............................. 22
2.1.2.2 Macam-macam Lembaga Keuangan Bukan Bank......... 27
2.1.2.3 Fungsi dan Peran Lembaga Keuangan........................... 30

x
2.1.3 Pengertian Kredit ....................................................................... 31
2.1.3.1 Jenis-Jenis Kredit........................................................... 31
2.1.3.2 Kualitas Kredit/ Pinjaman ............................................. 33
2.1.3.3 Faktor- faktor Mempengaruhi Penyaluran Kredit.......... 34
2.2 Penelitian Terdahulu............................................................................. 44
2.3 Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis ........................... 52
2.3.1 Rerangka Konseptual ................................................................ 52
2.3.2 Pengembangan Hipotesis .......................................................... 53

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 59


3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 59
3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 59
3.3 Populasi, Sampeldan Teknik Pengambilan Sampel.............................. 60
3.4 Jenis dan Sumber Data.......................................................................... 61
3.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel .................................... 62
3.5.1 Identifikasi Variabel .................................................................. 62
3.5.2 Definisi Operasional Variabel ................................................... 63
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................ 64

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 72


4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 72
4.1.1 Deskripsi Data ........................................................................... 72
4.2 Analisis Data ......................................................................................... 76
4.2.1 Uji Instrumen Data .................................................................... 76
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 80
4.2.3 Uji Hipotesis .............................................................................. 82
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 91

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 98


5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 98
5.2 Saran ................................................................................................... 100
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 101

xi
Lampiran ................................................................................................................ 106
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


2.1 Rerangka Pemikiran Analisis ...................................................... 49

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


1.1 Data Jumlah NPL Pada Bank Umum ................................................ 3
2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu & Penelitian Sekarang ................... 48
3.1 Skala Likert ....................................................................................... 60
3.2 Definisi Operasional yang Diteliti .................................................... 63
4.1 Pengembalian Kuisioner .................................................................. 72
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................73
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................... 73
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ........................... 74
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ....................... 74
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Jabatan ....................... 75
4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Suku Bunga Kredit .............................. 75
4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Capital Adequancy Ratio .....................76
4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Non performing Loan .......................... 76
4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Loan to Deposit Ratio ......................... 77
4.11 Hasil Uji Pemberian Pinjaman........................................................... 77
4.12 Hasil Uji Reliabel .............................................................................. 78
4.13 Hasil Uji Normalitas One-Sampel Kolmogorov-smirnov test............ 79
4.14 Hasil Uji Multikoliniaritas..................................................................80
4.15 Hasil Uji Heterokedastisitas............................................................... 81
4.16 Hasil Uji Determinan....................................................................... 82
4.17 Hasil Perhitungan t Test Hipotesis 1 Coefficientsa ........................... 83
4.18 Hasil Perhitungan t Test Hipotesis 2 Coefficientsa ........................... 84
4.19 Hasil Perhitungan t Test Hipotesis 3 Coefficientsa ......................... 86
4.20 Hasil Perhitungan t Test Hipotesis 4 Coefficientsa .............................87

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1. Daftar Kusioner……………………………………………… 105

2. Sampel Penelitian…………………………………………… 112

3. Tabulasi Data Kuesioner ……………………………………. 113

4. Hasil Uji Validitas…………………………………………… 118

5. Hasil Uji Reliabilitas………………………………………… 123

6. Uji Normalitas……………………………………………….. 124

7. Uji Multikolinieritas…………………………………………. 124

8. Uji Heteroksiditas …………………………………………… 125

9. Hasi Uji t ……………………………………………………. 125

10. Hasil Uji Determinan……………………………………….. 126

11. Daftar Lembaga Keuangan Kota Mataram ………………… 130

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran

yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian suatu negara.

Penjelasan usaha kecil menengah termasuk dalam kelompok jenis usaha

yang meliputi industri dan perdagangan. Pengertian tentang usaha mikro

kecil menengah (UMKM) tidak selalu sama tergantung konsep yang

digunakan pada suatu negara.

Secara keseluruhan berdasarkan UUD No. 20 Tahun 2008 Pasal 3

mengatakan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki

tujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan usaha tersebu dalam

membangun perekonomian nasional dengan berlandaskan keadilan dan

demokrasi. Partisipasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam

pembangunan ekonomi diantaranya berusaha menciptakan produk dalam

negeri, meningkatan pengeksporan, dan menciptakan lapangan kerja untuk

masyarakat Indonesia.

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, UMKM memiliki

peranan yang sangat penting, karena dengan memberdayakan usaha kecil

mikro dan menengah dalam pembangunan nasional berlandaskan sistem

ekonomi kerakyatan, tidak hanya mengurangi masalah kesenjangan

antargolongan pendapatan juga penyerapan tenaga kerja. Hal ini dilihat

1
2

dari kontribusi UMKM dalam menciptakan lapangan kerja, pemerataan

pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan, meningkatkan pendapatan

daerah dan juga penggerak kegiatan ekspor.

Dalam upaya mendorong pemberdayaan masyarakat, khususnya

masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dan usaha mikro kecil

dan menengah (UMKM) dikota Mataram diperlukan dukungan dari

lembaga keuangan bank yang berada disekitarnya. Selama ini UMKM

terkendala pada akses pendanaan pada lembaga keuangan formal. Untuk

mengatasi masalah tersebut, di masyarakat tumbuh dan berkembang

banyak lembaga keuangan bank maupun non-bank yang melakukan

kegiatan usaha jasa pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, yang

didirikan pemerintah ataupun masyarakat. Lembaga-lembaga tersebut

dikenal dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 Lembaga

Keuangan Mikro adalah:

“Lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan jasa


pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui
pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada
anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun
pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak
semata-mata mencari keuntungan”.

Kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur usaha mikro,

kecil, dan menengah yang telah sesuai dengan definisi dan kriteria usaha

mikro, kecil, dan menengah yang telah diatur dalam Undang-Undang No.

20 Tahun 2008 tentang UMKM yang merupakan kebijakan pemerintah


3

dalam upaya meningkatkan perekonomian negara yang dijalankan melalui

bank. Program tersebut memberi kemudahan bagi masyarakat untuk

memperoleh modal. Namun pada praktik dilapangan dalam hal

persetujuan kredit serta penyaluran dana banyak sekali pertimbangan yang

dilakukan oleh pihak bank dalam memenuhi pengajuan debitur.

Diantaranya sering terjadi kredit bermasalah yang membuat pihak

perbankan berhati-hati dalam menyalurkan dana kredit kepada debitur.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan

Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir, berdasarkan

data Kementerian Koordinator Perekonomian, hingga Agustus 2019 sudah

ada Rp.101,71 triliun KUR yang disalurkan ke 3,62 juta lebih debitur.

Jumlah yang sesuai dengan 72,65% dari target penyaluran KUR sebanyak

Rp.140 triliun sampai tahun 2019. Dari KUR yang sudah disalurkan, ada

Rp.2,03 triliun kredit bermasalah. Pembiayaan bermasalah ini tersebar di

19 bank penyalur. Nilai keseluruhan NPL KUR per Agustus 2019 hanya

1,32% angka tersebut tergolong rendah, namun terdapat beberapa bank

penyalur memiliki rasio NPL dan KUR lebih tinggi dari rata-rata.

Tabel 1.1
Data jumlah NPL pada Bank Umum
No Bank Standar Posisi Kenaikan Jumlah Tahun
besaran awal NPL Biaya
NPL (Rp)
1 Bank NTB Syariah 5% 20,26% - 6.51 M 2019
2 PT. Bank Arta Graha 5% 88,00% - 480,27 M 2019
3 BPR NTB 5% 9,75% 11,71% 145 M 2017
4 Bank Umum 5% 1,96 % 2,16% - 2016
Sumber : Kementrian Koordinator Perekonomian.
4

Sesuai peraturan, dalam hal NPL total KUR atau NPL masing-

masing KUR (KUR mikro, KUR kecil dan KUR TKI) melebihi 5% dalam

6 bulan berturut-turut, maka komite akan menghentikan penyaluran KUR

pada lembaga penyalur. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sampai

saat ini tidak sepenuhnya terbebas dari masalah terkait pendanaan.

Pernyataan ini terbukti dari adanya rasio kredit bermasalah non

performing loan (NPL) karena KUR yang tinggi di sejumlah bank

penyalur.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada September

2018, Loan To Deposit Ratio (LDR) pada bank umum mencapai 94,09%.

LDR Bank BUKU IV mencapai 89,43%. LDR Bank BUKU III sebesar

103,22%. LDR bank BUKU II sebesar 90,91%. LDR bank BUKU I

sebesar 83,91%. Salah satunya contohnya bank yang sedang bergulat

dengan likuiditas ketat adalah OCBC NISP hingga mencapai 100,91%

pada akhir September 2018, tumbuh 11,13% dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya.

Peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) disebabkan oleh

tingginya pertumbuhan kredit serta pembiayaan yang mencapai 16%

menjadi Rp.119.52 triliun pada akhir September 2018. Sementara DPK

hanya tumbuh 3,2% menjadi Rp.118,44 triliun pada akhir September

2018. Bank Panin mempunyai tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR)

sebesar 109,16% pada kuartal III-2018. Angka tersebut meningkat dari

sebelumnya sebesar 96,39%. Pada sembilan bulan pertama kredit Bank


5

Panin bertambah Rp.7,1 triliun menjadi Rp.147,55 triliun. Namun, DPK-

nya turun 7,18% menjadi Rp.135,22 triliun.

Maybank Indonesia memiliki tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR)

yang cukup tinggi juga. Hingga September 2018, tingkat LDR-nya

mencapai 114,82% padahal periode yang sama tahun lalu LDR-nya

menyentuh angka 99,09%. Tingginya likuiditas tersebut disebabkan oleh

penyaluran kredit yang tidak terlalu cepat dan hanya tumbuh 7,8%

menjadi Rp.131,21 trililun. Namun, dana pihak ketiga (DPK) malah

anjlok 6,9% menjadi Rp.110,83 triliun.

Kondisi ini perlu mendapat perhatian, karena sektor usaha mikro

lebih banyak melibatkan masyarakat ekonomi lemah. Sehubungan hal

tersebut, agar meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sektor usaha yang

perlu mendapat tingkat perkembangan yang tinggi adalah sektor usaha

mikro. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) membutuhkan

pembiayaan yang bersumber dari perbankan atau lembaga keuangan

lainnya untuk memenuhi kebutuhan finansial usaha.

Produktivitas yang masih rendah menyebabkan sulit bagi UMKM

untuk mengakses pembiayaan, dan sebagian besar UMKM masih

dianggap tidak bankable atau tidak memenuhi syarat-syarat pengajuan

kredit didunia perbankan, sehingga perbankan cenderung lebih

memperhatikan kredit koorporasi.

Analisis Pengaruh Spread Tingkat Suku Bunga, Ldr, Dan Car

Terhadap Penyaluran Kredit Umkm Pada Bank Buku 4 Periode 2015-


6

2017 menyatakan Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap penelitian

ini diketahui secara bersamasama bahwa Spread tingkat suku bunga,

CAR, dan LDR dengan uji F berpengaruh terhadap penyaluran kredit

UMKM. Hasil seacra parsial dengan uji t, diperoleh hasil bahwa variabel

CAR dan LDR berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit UMKM

sedangkan variabel spread tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap

penyaluran kredit UMKM (Sefriawan dan Curry 2018). Penyaluran kredit

memungkinkan dilakukannya investasi, distribusi, dan juga konsumsi

barang dan jasa, mengingat semua kegiatan tersebut selalu berkaitan

dengan penggunaan uang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya

fenomena belum optimalnya penyaluran kredit perbankan. Hal ini

ditunjukkan dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih berada

dibawah harapan Bank Indonesia. Oleh karena itu perlu dilakukan

pengujian faktor - faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit

perbankan, yang meliputi Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Loan (NPL), Loan Deposit Ratio (LDR) dan suku bunga

(Anindita, 2011).

Rasio yang di perhatikan dalam pemberian kredit dan bertujuan

untuk melihat bagaimana pengaruh NPL, LDR, CAR dan GWM terhadap

Kredit UMKM di Indonesia. Hasil penelitian yang menunjukkan pada

kenyataanya program kredit UMKM tersebut tepat sasaran karena dengan

total penyaluran kredit UMKM yang mengalami peningkatan, hal tersebut

menjamin jumlah penduduk miskin akan mengalami penurunan. Dalam


7

kondisitersebut, cukup beralasan jika penyedia dana lebih suka

menyalurkan pinjaman UMKM kepada UMKM yang memiliki prospektif

dipandang mampu mengembalikan pinjaman yang diberikan kepada

UMKM (Samudra, 2019).

Penyaluran kredit dapat ditingkatkan dengan menurunkan Retun

On Asset (ROA). Penyaluran kredit dapat ditingkatkan dengan

menurunkan Liquidity Funding Ratio (LFR). Penyaluran kredit dapat

ditingkatkan dengan menurunkan Non Performing Loan (NPL).

Penyaluran kredit tidak dipengaruhi oleh Capital Adequacy Ratio (CAR).

Penyaluran kredit dapat ditingkatkan bersama-sama menurunkan Retun

On Asset (ROA), menurunkan Liquidity Funding Ratio (LFR),

menurunkan Non Performing Loan (NPL) dan menaikkan Capital

Adequacy Ratio (CAR) (Fadli, 2019).

Dalam pemenuhan modal melalui prosedur pemberian pinjaman

yang mempengaruhi tingkat distribusi pinjaman faktor-faktor rasio

keuangan perbankan (CAR, NPL, DPK, BOPO,ROA) dan variabel makro

(GDP, Inflasi, Kurs) yang dinilia mempengaruhi pemberian kredit

UMKM oleh perbankan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan rasio

keuangan perbnakan mempengaruhi penyaluran kredit UMKM.

Sementara variabel Makro ekonomi yang stabil juga menjadi faktor yang

turut mendorong pemberian pinjaman (Kusnandar, 2012).

Penerapan 5C pada pemberian kredit usaha menengah pada PT.

Bank UMKM BPR Jatim Cabang Lumajang sudah sesuai dengan


8

kebijakan perbankan yang telah menerapkan prinsip 5C antara lain

Character, Collateral, Capacity, Capital, Condition, kemampuan dan

kesediaan calon nasabah usaha menengah dapat membayar kembali

pembiayaan dan melunasi pembiayaan kredit sesuai dengan perjanjian

pembiayaan. Analisis kebijakan pemberian kredit pada PT. Bank UMKM

BPR Jatim cabang Lumajang sudah baik sesuai dengan kebijakan

perbankan yang telah menerapkan prinsip 5C dan prinsip kehati-hatian

dalam pemberian kredit namun masih terjadi kenaikan NPL, kenaikan

NPL paling besar terjadi pada kredit usaha mikro dikarenakan komponen

collateral tidak digunakan sehingga cenderung terjadinya NPL (Laily,

2015).

Pengaruh Return On Assets (ROA), Liquidity Funding Ratio

(LFR), Non Performing Loan (NPL), dan Capital Adequacy Ratio (CAR)

Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Bumn yang Terdaftar di Bei

Periode Tahun 2013 – 2017. Penelitian ini menunjukan variabel ROA,

LFR, dan NPL dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap penyaluran

kredit. Sedangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) dinyatakan tidak

berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit karena merupakan rasio

kinerja bank yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang

dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung (Fadli, 2018).

Berdasarkan uraian latar belakang, maka peneliti tertarik untuk

melakukan analisis tentang pengaruh Non Perform Loan (NPL), Capital

Adequacy Ratio (CAR) dan Suku Bunga BI terhadap Volume Penyaluran


9

Kredit dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Menjadi

Pertimbangan Perbankan Untuk Memberikan Pinjaman Kepada

UMKM di Kota Mataram (Studi Kasus Pada Lembaga Keuangan Di

Kota Mataram)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif terhadap keputusan

pemberian kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) oleh

Lembaga Keuangan di Kota Mataram?

2. Apakah Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif terhadap

keputusan pemberian kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

oleh Lembaga Keuangan di Kota Mataram?

3. Apakah Non Performing Loan berpengaruh posotif terhadap

keputusan pemberian kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

oleh Lembaga Keuangan di Kota Mataram?

4. Apakah Loan Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap keputusan

pemberian kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) oleh

Lembaga Keuangan di Kota Mataram?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang

ingin dicapai dari penulisan penelitian ini adalah:


10

1. Untuk menganalisis apakah Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif

terhadap keputusan pemberian kredit Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) oleh Lembaga Keuangan di Kota Mataram.

2. Untuk menganalisis apakah Capital Adequacy Ratio berpengaruh

positif terhadap keputusan pemberian kredit Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) oleh Lembaga Keuangan di Kota Mataram.

3. Untuk menganalisis apakah Non Performing Loan berpengaruh positif

terhadap keputusan pemberian kredit Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) oleh Lembaga Keuangan di Kota Mataram.

4. Untuk menganalisis apakah Loan Deposit Ratio berpengaruh positif

terhadap keputusan pemberian kredit Usaha Mikro Kecil Menengah

(UMKM) oleh Lembaga Keuangan di Kota Mataram.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat atau pentingnya penelitian terutama dari segi manfaat

akademis, teoritis dan praktis adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat akademis sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar

sarjana (S1) Akuntansi pada STIE AMM Mataram.

1.4.2. Manfaat teoritis, hasil dari penelitian dapat mengembagkan yang

sudah ada, menjelaskan teori yang sudah ada ke fenomena baru.

1.4.3. Manfaat praktis, merupakan manfaat secara langsung dari hasil

penelitian yang dapat digunakan oleh lembaga keuangan dan

UMKM dikota Mataram.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

Definisi UMKM dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

berbeda-beda. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa:

“Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang”.

Menurut Inpres No. 5 Tahun 1998, Usaha Mikro Kecil Menengah

mrupakan:

“Usaha yang bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan


usaha bersih lebih besar dari Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak sebesar
Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit
dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah)”

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah, Bab IV Kriteria, Pasal 6, Usaha Menengah

berdasarkan Undang-undang tersebut dikatakan:

“Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan


oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan”

11
12

Usaha mikro merupakan usaha informal yang memiliki aset,

modal, omzet yang amat kecil. Ciri lainnya adalah jenis komiditi usaha

yang dilakukan sering berganti-ganti, lokasi usaha yang terkadang kurang

tetap, umumnya tidak dilayani oleh perbankan dan tidak banyak yang

memiliki legalitas usaha (Rizky, 2008:50).

Ditambahkan pula, bahwa kriteria-kriteria yang telah dikemukakan

di atas jumlah nominalnya dapat berubah sesuai dengan perkembangan

perekonomian yang diatur dengan Peraturan Presiden. UMKM adalah unit

usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi dan merupakan

suatu kegiatan ekonomi yang memiliki basis dari masyarakat dengan

keterjangkauan modal yang sangat minim (Susanta, 2009:13).

Secara umum, tujuan atau sasaran tepat yang ingin dicapai adalah

terwujudnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh

dan mandiri dan memiliki daya saing tinggi, berperan utama dalam

produksi dan distribusi kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam

permodalan untuk menghadapi pasar persaingan bebas.

2.1.3.1 Kriteria UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM

memiliki kriteria sebagai berikut:


13

1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan

atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria

yakni:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000

(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha.

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp.300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).

2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni:

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus

juta rupiah).
14

Menurut Kementrian Keuangan, Nomor 316/KMK

016/1994 tanggal 27 Juni 1994 menyatakan bahwa usaha kecil

sebagai perorangan/badan usaha yang telah melakukan

kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset pertahun

setinggi-tingginya Rp.600.000.000 atau aset (aktiva) setinggi-

tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang

ditempati) contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni

dalam bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk

perorangan antara lain pengrajin industri rumah tangga,

peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan

definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha

kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5

orang samapai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah

merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang

sampai dengan 99 orang.

3. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik

langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau

usaha besar yang memenuhi kriteria (Tambunan, 2012:12):


15

1) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.500.000.000,00

(lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp.2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,00 (lima

puluh milyar rupiah).

2.1.3.2 Jenis-jenis UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)

Jika ditinjau dari berdasarkan tanggung jawabnya,

tanggung jawab pemilik terhadap utang-utang perusahaan, maka

perusahaan dapat dibagi atas (Amalia, 2009:47):

1. Perusahaan dengan pemilik yang bertanggung sepenuhnya

terhadap utang perusahaan, seperti perusahaan perorangan dan

firma.

2. Perusahaan dengan pemilik yang tidak bertanggung jawab

sepenuhnya terhadap utang perusahaan, seperti Perseroan

Terbatas.

Berdasarkan laporan Kelompok Pakar Usaha Menengah

Kecil (UMKM) sebagaimana yang dijelaskan bahwa di Indonesia

telah teridentifikasi 4 (empat) kelompok UMKM di lingkungan

APEC, yaitu:
16

1. Kelompok A adalah kelompok UMKM yang telah memasuki

pasar global. Kelompok usaha ini telah menjadi subkontrak

dari perusahaan multinasional terutama di sektor otomatif dan

elektrik.

2. Kelompok B adalah UMKM yang telah memasuki pasar

internasional. Kelompok ini telah mampu mengekspor, tetapi

atas dasar pesanan luar negeri dan bukan atas upaya pemasaran

yang agresif.

3. Kelompok C adalah kelompok yang belum pernah melakukan

transaksi ke luar negeri tetapi memiliki potensi yang besar.

4. Kelompok D adalah kelompok UMKM yang memang tidak

berorientasi ke pasar luar negeri. Adapun kelompok ini

merupakan kelompok yang dominan diIndonesia.

2.1.3.3 Permasalahan dan Penghambat UMKM

UMKM memiliki peran sangat strategis dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, serta

mendorong kemajuan perekonomian dan mengatasi berbagai

masalah-masalah perekonomian khususnya kemiskinan dan

pengangguran. Meskipun UMKM memiliki tujuan yang strategis

dalam mendukung perekonomian, terdapat beberapa permasalahan

sssyang sering dihadapi oleh UMKM yang dapat ditinjau dari sisi
17

ekternal dan internal. Permasalahan tersebut adalah (Wuisang,

2019:67):

1. Faktor Internal UMKM

1) Modal

Modal merupakan baagian penting dalam setiap usaha yang

diperlukan dalam menjalankan dan mengembangkan suatu

usaha. Kurangnya modal lebih banyak dialami oleh usaha

mikro, kecil dan menengah karena merupakan usaha

perorangan yang hanya mengandalkan modal dari sisi

pemiliki usaha yang terbatas. Selain itu, pemilik usaha

mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dari

perbankan dikarenakan persoaan administratif dan teknik

yang tidak mampu dipenuhi oleh pelaku usaha.

2) SDM yang Terbatas

Usaha mikro dan kecil lebih banyak berkembang secara

tradisional dan merupakan usaha yang terkadang melalui

usaha keluarga turun temurun. Keterbatasan tersebut dapat

ditinjau dari pendidikan formal maupun pengetahuan serta

keterampilan yang akan mempengaruhi pengelolaan usaha.

Selain itu, usaha mikro dan kecil sebahagian besar

mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan teknologi

kekinian dalam meningkatkan daya saing produk.


18

3) Jaringan Usaha

Sebagian besar usaha kecil merupakan usaha keluarga yang

memiliki jaringan usaha yang terbatas dan kemampuan

memahami kondisi pasar yang sangat rendah. Dampak dari

kualitas barang dan jumlah penduduk yang terbatas akan

mempengaruhi jaringan usaha untuk memasarkan

barang/jasa yang dihasilkan apalagi bila ingin menjangkau

pasar global.

2. Faktor Eksternal UMKM


1) Terbatasnya Sarana dan Prasarana

Kurangnya informasi terkait kemajuan pengetahuan dan

teknologi menyebabkan sarana prasarana tidak dapat

berkembang dan tidak mampu mendukung kemajuan

usaha. Hal ini akan berdampak pada seluruh aspek pada

usaha yang dijalankan, baik dari segi manajemen, kuantitas

serta kualitas barang dan jasa yang dihasilkan.

2) Iklim

Usaha Barang yang dihasilkan oleh UMKM setelah masuk

di pasar akan bersaing dengan barang-barang lainnya baik

ditinjau sebagai barang primer dan sekunder. Dalam

persaingan tersebut, terkadang masih terdapat persaingan

kurang sejat antar pelaku usaha kecil dan pelaku usaha

besar. Hal ini akan memicu persaingan yang tidak sehat


19

dengan hadirnya monopoli barang tertentu yang dilakukan

oleh pelaku usaha besar.

3) Otonomi Daerah

Berlakunya otonimi daerah telah memberikan kewenangan

penuhi kepada daerah untuk mengatur dan mengurus

masyarakatnya. Perubahan sistem memberikan dampak

terhadap pelaku bisnis UMKM berupa pungutan baru yang

akan dikenakan kepada pelaku UMKM. Terkadang pula,

dengan berlakunya otonomi daerah akan memberikan

semangat kedaerahan yang sangat tinggi sehingga

menyebabkan pelaku usaha dari luar daerah tersebut

kesulitan mengembangkan usahanya.

4) Perdagangan Bebas

Salah satu indikator dari globalisasi adalah terciptanya

persaingan bebas utamanya dalam perdagangan bebas. Hal

ini memaksa UMKM untuk melakukan produksi yang

produktif serta efisien, dan menghasilkan barang/jasa yang

sesuai dengan keinginan pasar global dengan standar

kualitas internasional. Kenyataannya, pelaku usaha tidak

mampu bersaing dengan barang/jasa yang dihasilkan dari

luar.
20

Mengatasi berbagai masalah tersebut, diperlukan

langkah yang sangat strategis dalam peningkatan daya saing

UMKM dan pengembangannya. Pemerintah mempunyai posisi

sangat strategis melalui berbagai kebijakan yang mampu

menopang perkembangannya. Selain pemerintah, industri jasa

keuangan memiliki peran yang sangat besar dalam proses

penyaluran pembiayaan/kredit yang berorientasi kepada

pengembangan UMKM.

Beberapa langkah telah dilakukan oleh pemerintah

adalah Kredit Usaha Rakyat dengan skema kredit/pembiayaan

modal kerja dan/atau investasi diperuntukkan kepada UMKM

dan Koperasi di bidang usaha yang produktif.

Terdapat pula Program Usaha Agrobisnis Pertanian

(PUAP) yang merupakan fasilitasi bantuan modal usaha untuk

pertain. Selain itu, terdapat pula Kredit Usaha Pembibitan Sapi

(KUPS) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri (PNPM) (Kementerian Luar Negeri RI, Majalah Edisi

2016:20).

2.1.2 Pengertian Lembaga Keuangan

Lembaga Keuangan yang merupakan lembaga perantara dari pihak

yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak yang


21

kekurangan dana (lack of funds), memiliki fungsi sebagai perantara

keuangan masyarakat (financial intermediary) (Sri, 2010:2).

Menurut SK Menteri Keuangan RI No. 792 Tahun 1990

Pengertian Lembaga Keuangan yaitu:

“Lembaga Keuangan adalah semua badan yang kegiatannya

bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi

perusahaan”.

Pendapat lainnya memberikan cakupan pada sistem keuangan yang

lebih luas dan jelas karena mendefinisikan sistem keuangan sebagai suatu

sistem yang terdiri dari:

1. Lembaga-lembaga keuangan yang merupakan lembaga-lembaga

intermediasi yang menghubungkan unit yang surplus dan unit yang

defisit dalam suatu ekonomi;

2. Instrumen-instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh lembaga-

lembaga tersebut.

3. Pasar tempat instrumen-instrumen tersebut diperdagangkan.

Sistem keuangan memainkan peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan pertumbuhan serta kesehatan perekonomian suatu negara

secara berkelanjutan dan seimbang. Suatu sistem keuangan yang stabil

akan menciptakan kepercayaan danlingkungan yang mendukung bagi

nasabah penyimpan dan investor untuk menanamkan dananya pada


22

lembaga keuangan termasuk menjamin kepentingan masyarakat terutama

nasabah kecil.

Dalam perjalanan perbankan saat ini, bank sudah berkembang dan

dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu bank konvensional dan

banksyariah (Supriyono, 2011: 1). Sistem keuangan yang berfungsi

sebagai perantara perdagangan, dan aktivitas perbankan lainnya yang

dapat menunjang berbagai kebutuhan seperti penyaluran, simpanan

ataupun jual beli. Sistem keuangan sangat penting pengembangannya bagi

masyarakat agar dapat memenuhi kebutuhan setiap penggunanya.

2.1.2.1 Macam-macam Lembaga Keuangan

1. Lembaga Keuangan Bank (LKB)

Salah satu institusi yang memiliki peranan penting

dalam dunia bisnis adalah lembaga keuangan perbankan.

Institusi perbankan merupakan subsistem dari keberadaan

lembaga keuangan (financial instutiton). Menurut hukum

perbankan yang berlaku saat ini, Indonesia adalah hukum yang

menganut konsep perbankan nasional dengan system ganda

(dual banking system). Artinya bahwa selain ada perbankan

konvensional yang beroperasi berdasarkan hukum “bunga”,

juga ada perbankan lain yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Meskipun keduanya sama-

sama lembaga perbankan, namun baik secara konsep maupun


23

implementasinya tetap berbeda antara satu dengan lainnya.

(Burhanuddin, 2011:110).

Lembaga keuangan bank terdiri atas Bank Umum dan

Bank Perkreditan Rakyat. Dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Bank Umum

Definisi Bank Umum Menurut UU No. 7 Tahun

1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

UU No. 10 Tahun 1998 adalah:

“Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip

syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran”

Bank umum adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan

prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberian adalah

umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa

perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah

operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah Indonesia,

bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut

Bank Komersil (commercial bank) (Kasmir, 2014:19).


24

Dalam rangka melaksanakan fungsi dan tugasnya, kegiatan

bank umum secara lengkap (Kasmir, 2012:32) meliputi

kegiatan sebagai berikut:

a. Menghimpun dana (Funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan

membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga

dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat

dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis

simpanan. Simpanan yang sering disebut dengan nama

rekening atau account. Jenis-jenis simpanan yang ada

sebagai berikut:

- Simpanan Giro (Deman Deposit)

- Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

- Simpanan Deposito (Time Deposit)

- Menyalurkan Dana (Lending)

b. Menyalurkan dana (Lending)

Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual

dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Lending

yaitu penyaluran dana oleh bank melalui pemberian

pinjaman dalam masyarakat dikenal dengan nama kredit.


25

Kredit yang diberikan terdiri dari beragam jenis tergantung

kemampuan bank menyalurkannya. Demikian pula dengan

jumlah serta tingkat suku bunga yang ditawarkan. Secara

umum jenis-jenis kredit yang ditawarkan meliputi:

- Kredit Investasi

- Kredit Modal Kerja

- Kredit [erdagangan

- Kredit Produktif

- Kredit Konsumtif

- Kredit Profesi

c. Memberikan Jasa-jasa Bank Lainnya (Services)

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan

penunjang yang dilakukan guna mendukung kelancaran

kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana. Dalam

praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi:

- Kiriman Uang (Transfer).

- Kliring (Clearing).

- Inkaso (Collection).

- Safe Deposit Box.

- Kartu Kredit (Bank Card).

- Bank Notes.

- Bank Garansi.
26

- Bank Draft.

- Letter of Credit (L/C).

- Cek Wisata (Travellers Cheque).

- Menerima setoran-setoran.

- Melayani pembayaran-pembayaran.

- Bermain di dalam pasar modal.

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan

bank umun, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah

jasa bank yang ditawarkan BPR jauh lebih sempit. Dalam

praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun dana hanya dalam bentuk:

- Simpanan Tabungan.

- M Simpanan Deposito.

b. Menyalurkan dana dalam bentuk

- Kredit Investasi.

- Kredit Modal Kerja.

- Kredit Perdagangan.

2. Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)

Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah

semua lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya

memberikan jasa-jasa keuangan dan menarik dana dari


27

masyarakat secara tidak langsung atau dengan kata lain

Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah lembaga Non

Depository pembinaan, pengaturan dan pengawasan kegiatan

usaha yang dilakukan oleh Departemen Keuangan. Lembaga

Keuangan Bukan Bank berfungsi sebagai pengumpul dan

penyalur dana dari masyarakat dan untuk masyarakat.

Maksudnya untuk menunjang pengembangan pasar uang dan

modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan,

sejak tahun 1972 Pemerintah memberikan izin bagii pendirian

LKBB. Sebagaimana diketahui LKBB terdiri dari jenis

pembiayaan pembangunan, jenis investasi, dan jenis lainnya.

Usaha pokok Lembaga Keuangan Bukan Bank antara lain

(Kasmir, 2014:53):

1) Jenis pembiayaan pembangunan adalah memberikan kredit

jangka menengah/panjang serta melakukan penyiutan

modal dalam perusahaan.

2) Jenis investasi terutama melakukan usaha sebagai perantara

dalam menerbitkan surat berharga dan menjamin serta

menanggung terjualnya surat berharga (underwriter).

3) Jenis lainnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam bidang tertentu seperti memberikan


28

pinjaman kepada masyarakat golongan berpenghasilan

menengah untuk memiliki bank.

2.1.2.2 Macam-macam Lembaga Keuangan Bukan Bank

Macam-macam lembaga keuangan bukan bank termasuk

lembaga keuangan bukan bank lainnya, dijelaskan antara lain

sebagai berikut (Mawardi, 2007:64):


29

1. Koperasi simpan pinjam

Koperasi simpan pinjam, koperasi yang usahanya menerima

simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggota yang

memerlukan dengan persyaratan mudah dan bunga relatif

ringan (di bawah bunga bank). Adapun tujuan dari koperasi

simpan pinjam:

1) Mendidik anggotanya untuk hidup hemat dan gemar

menyimpan;

2) Memberikan pinjaman kepada para anggota, baik bentuk

usaha produktif maupun konsumtif;

3) Menolong anggota agar tidak terjerat rentenir atau pelepas

uang.

Selain tujuan di atas, koperasi simpan juga memiliki

beberapa fungsi lain, yaitu:

1) Dapat meminjam uang dengan mudah dan tanpa jaminan.

2) Suku bunganya layak karena berdasarkan kesepakatan

anggota.

3) Terhindar dari rentenir yang biasanya meminta bunga

tinggi.

4) Anggota dapat menyimpan uang lebihnya dengan diberi

jasa.

5) Akhir tahun menerima SHU berdasarkan jasa.


30

2. Perum pegadaian

Perum pegadaian adalah perusahaan umum milik

pemerintah yang kegiatan usahanya memberikan pinjaman

uang kepada perorangan, yang besarnya didasarkan pada

besarnya nilai barang yang diserahkan sebagai jaminan. Tujuan

perum pegadaian ialah mencegah agar rakyat kecil yang

membutuhkan pinjaman tidak jatuh ke tangan rentenir atau

kreditor liar karena pada umumnya kreditor liar mengenakan

bunga yang sangat tinggi dan berlipat ganda yang lazim

disebut bunga berbunga.

3. Perusahaan asuransi

Perusahaan asuransi ialah perusahaan yang bergerak di

bidang jasa pertanggungan risiko, misalnya risiko kecelakaan

dan kebakaran. Orang yang mempertanggungkan risiko dirinya

harus membayar sejumlah uang kepada perusahaan asuransi.

Jumlah uang (premi) yang harus dibayar orang yang

mempertanggungkan risikonya sudah ditetapkan perusahaan

asuransi.

4. Dana Pensiun

Pemerintah maupun perusahaan yang berbentuk

perseroan terbatas (PT) umumnya memperhatikan masa

pensiun para pegawai maupun 32 karyawannya. Untuk


31

keperluan tersebut, setiap bulan pegawai atau karyawan

dikenakan potongan dana pensiun dari gaji selama masih

bekerja. Dana pension terkumpul digunakan untuk membayar

gaji pensiun kepada pegawai maupun karyawan yang telah

memasuki masa pensiun. Sebelum digunakan, dana pension

terkumpul dalam jumlah besar dikelola oleh PT. Taspen

pegawai negeri, atau lembaga pengelola dana pensiun dan

untuk perusahaan swasta. Dana tersebut disalurkan dengan

cara pemberian kredit kepada investor yang membutuhkan,

atau dengan cara dibelikan surat-surat berharga yang

dikeluarkan pemerintah.

2.1.2.3 Fungsi dan Peran Lembaga Keuangan

Lembaga kaungan dapat diartikan sebagai darahnya

perekonomian suatu negara. Peranannya dalam memajukan

perekonomian suatu negara sangatlah besar dan dapat dikatakan

bank merupakan nyawa untuk menggerakan roda perekonomian.

Adapun fungsi dan peran lembaga keuangan lebih lanjut

adalah sebagai berikut (Burhanuddin, 2011:109):

1. Melancarkan pertukaran produk (barang dan jasa) dengan

menggunakan jasa keuangan.

2. Menghimpun dana dari masyarakat untuk disalurkan kembali

dalam bentuk pembiayaan.


32

3. Memberikan pengetahuan/informasi kepada pengguna jasa

keuangan sehingga membuka peluang keuntungan.

4. Lembaga keuangan memberikan jaminan hukum mengenai

keamanan dana masyarakat yang dipercayakan.

5. Menciptakan likuiditas sehingga dana yang disimpan dapat

dipergunakan ketika dibutuhkan.

2.1.3 Pengertian Kredit/ Pinjaman

Dalam bahasa latin kredit disebut “credere” yang artinya percaya

maksudnya si pemberi kredit percaya kepada si penerima kredit bahwa

kredit yang disalurkannya pasti dikembalikan sesuai dengan perjanjian.

Analisis kredit mencakup latar beakang nasabah atau perusahaan, prospek

usahanya, jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya (Kasmir,

2012:112).

Menurut pasal 1 angka 11 UU No.10 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan (UU Perbankan)

menyatakan bahwa:

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat


dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”

2.1.3.1 Jenis-jenis Kredit

Dalam praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan

bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai


33

jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai

segi antara lain (Kasmir, 2012:199):

1. Dilihat dari segi kegunaan.

Kredit menurut sifat penggunaannya dibedakan menjadi kredit

modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit.

Tujuan penggunaan, kredit menurut tujuan penggunaannya

dibedakan menjadi kredit konsumtif dan kredit produktif.

3. Dilihat dari segi jangka waktu.

Menurut jangka waktu, kredit menurut jangka waktu

dibedakan menjadi kredit jangka pendek, jangka menengah

dan jangka panjang.

4. Dilihat dari segi jaminannya.

Menurut jaminan, kredit menurut jaminannya dibedakan

menjadi kredit dengan jaminan dan kredit tanpa jaminan.

5. Dilihat dari segi sektor usaha.

Menurut sektor usaha, kredit menurut risiko pembiayaan

dibedakan menjadi, kredit dengan dana bank bersangkutan,

kredit sindikasi, dan kredit partisipasi/kelolaan antara lain:

a. Kredit pertanian

b. Kredir perternakan

c. Kredit industri
34

d. Kredit pertambangan

e. Kredir pendidikan

f. Kredir profesi

g. Kredit perumahan

h. Dan sektor-sektor lainnya.

2.1.3.2 Kualitas Kredit/ Pinjaman

Bagi dunia perbankan kredit merupakan unsur utama untuk

memperoleh keuntungan. Dalam paktiknya agar laba optimal maka

jumlah kredit disalurkan harus sesuai dengan target yang telah

ditetapkan. Manajemen harus menetapkan beberapa target kredit

yang harus disalurkan setiap periode. Hal ini penting karena

kualitas kredit berkaitan dengan resiko kemacetan (bermasalah)

kredit yang disalurkan. Dalam hal ini bank menerapkan prinsip

kehati-hatian penyaluran kredit dengan memperhatikan kualitas

kredit disalurkan.

Untuk menghindari kredit yang disalurkan bermasalah,

maka proses dalam melepas kreditnya pihak perbankan perlu

memperhatikan dua unsur penting yaitu (Kasmir, 2012:126):

1. Tingkat perolehan laba (Return)

2. Tingkat Risiko (Risk)

Dalam rangka memenuhi tingkat perolehan laba, perbnakan

harus memperhatikan faktor-faktor seperti:


35

a. Tingkat Return On Asset (ROA)

b. Tingkat Return On Equity (ROE)

c. Tingkat Timing Of Return (waktu perolehan laba)

d. Tingkat Future Prospect (prospek kedepan/ dimasa yang akan

datang).

Untuk mementukan berkualitas atau tidaknya suatu kredit

perlu diberikan suatu ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia

menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut:

1. Lancar (Pas)

2. Dalam perhatian khusus (Special mention)

3. Kurang Lancar (Substandart)

4. Diragukan (Doubtful)

5. Macet (Loss).

2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit/

Pinjaman Perbankan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyaluran kredit

perbankan baik lembaga keuangan bank maupun lembaga

keuangan bukan bank, antara lain sebagai berikut:

1. Suku Bunga

Bunga bagi bank berdasarkan konsep konvensional

dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank

kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga


36

juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayarkan

kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harus

dibayarkan oleh nasabah pada bank (nasabah yang

memperoleh pinajaman) (Kasmir, 2012:154).

Dalam kegiatan perbankan konvensional sehari-hari,

ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya,

(Kasmir, 2012:155):

1) Bunga Simpanan

Merupakan harga beli yang harus dibayar bank

kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga ini diberikan

sebagai rangsangan atau balas jasa, kepada nasabah yang

menyimpan uangnya dibank. Sebagai contoh jasa giro,

bunga tabungan dan bunga deposito.

2) Bunga Pinjaman

Merupakan bunga yang dibebankan kepada

peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh

nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga

pinjaman merupakan harga jual dan contoh harga jual

adalah bunga kredit.

Menurut Departemen Statistik (DSta) Bank

Indonesia, BI Rate dinyatakan sebagai:


37

“Suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau

stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank

Indonesia dan diumumkan kepada public”

Tingkat suku bunga bank merupakan salah satu

indikator moneter yang mempunyai dampak penting dalam

berbagai kegiatan perekonomian antara lain sebagai berikut

(Darmawi, 2012:188):

1) Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan

melakukan investasi yang pada akhirnya akan

mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi.

2) Tingkat suku bunga juga akan berpengaruh terhadap

pengambilan keputusan pemilik modal, apakah akan

berinvestasi pada real asset ataukah pada financial

asset.

3) Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan

usaha pihak bank dan lembaga keuangan lainnya

4) Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang

beredar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya

penetapan suku bunga adalah (Kasmir, 2010:38):

1) Kebutuhan dana

2) Target laba yang diinginkan


38

3) Kebijaksanaan pemerintah

4) Jangka waktu.

Bank mengenakan suku bunga kredit yang rendah maka

minat masyarakat dalam meminjam kredit bertambah besar,

khususnya kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Semakin rendahya suku bunga kredit, akan memicu jumlah

pertumbuhan, dan perkembangan UMKM yang berarti dapat

mengurangi jumlah pengangguran. Sebab UMKM dikenal

sebagai penopang jumlah tenaga kerja terbesar di Indonesia.

2. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Modal adalah faktor penting untuk perkembangan serta

kemajuan bank sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat.

Disisilain berpotensi menghasilkan keuntungan juga berpotensi

menimbulkan terjadinya risiko. Oleh karena itu, modal harus

dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya risiko

kerugian atas aktiva dan investasi pada aktiva lainnya,

terutama yang berasal dari dana-dana pihak ketiga atau

masyarakat. Jika bank tersebut sudah beroperasi maka modal

merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian.

Menurut Buyung (2009:17), “Capital Adequacy Ratio

(CAR) merupakan salah satu metode penilaian yang


39

didasarkan kepada permodalan salah satu bank, yaitu dengan

cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang

menurut resiko (ATMR).”

Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat dihitung dengan

menggunakan formula sebagai berikut:

Ketentuan ini ditetapkan oleh Bank Indonesia yang

tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001

tentang kewajiban penyediaan modal minimum bank umum

sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR),

terhitung sejak akhir bulan Desember 2001. Rasio penyediaan

modal minimum bank ini hanya memperhitungkan faktor

risiko kredit, karena risiko terbesar dalam perbankan nasional

adalah risiko kredit.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.

15/12/PBI/2013, Pasal 2 Bank wajib menyediakan modal

minimum sesuai profil risiko, penyediaan modal minimum

ditetapkan paling rendah sebagai berikut:

1) 8% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk bank

dengan profil riiko peringkat 1.


40

2) 9% sampai dengan kurang dari 10% dari ATMR untuk

bank dengan profil risiko peringkat 2.

3) 10% sampai dengan kurang dari 11% dari ATMR untuk

bank dengan profil risiko peringkat 3 atau,

4) 11% sampai dengan 14% dari ATMR untuk bank dengan

profil risiko peringkat 4 atau peringkat 5.

Dalam pasal 3, selain kewajiban penyediaan modal

minimum sesuai profil risiko sebagaimana dimaksud pasal 2,

bank wajib membentuk tambahan modal sebagai penyangga

(buffer). Tambahan modal yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

1) Capital Conservation Buffer, berlaku bagi bank yang

tergolong sebagai Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU)

berlaku mulai tanggal 1 Januari 2016. Ditetapkan sebesar

2,5% dari ATMR.

2) Countercyclical Buffer, berlaku bagi seluruh bank, wajib

dipenuhi secara bertahap, sebesar 0,625% dari ATMR

mulai tanggal 1 Januari 2016, sebesar 1,25% dari ATMR

mulai tanggal 1 Januari 2017, sebesar 1,875% dari ATMR

mulai tanggal 1 Januari 2018 dan sebesar 2,5% dari ATMR

mulai tanggal 1 Januari 2019.


41

3) Capital Surcharge untuk D-SIB, berlaku bagi bank yang

ditetapkan berdampak sistematik mulai berlaku pada

tanggal 1 Januari 2016. Ditetapkan dalam kisaran sebesar

1% dari ATMR sampai dengan 2,5% dari ATMR.

3. Loan Deposit Ratio (LDR)

Menurut Ismail (2009:224), kredit bermasalah yaitu

suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar

sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang

telah diperjanjikan. Setiap bank harus mampu mengelola

kreditnya dengan baik dalam memberikan kredit kepada

masyarakat maupun dalam pengembalian kreditnya sesuai

dengan syarat dan ketentuan yang berlaku sehingga tidak

menimbulkan kredit bermasalah.

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan perbandingan

total kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun

oleh Bank. Rasio ini akan menunjukan tingkat kemampuan

Bank dalam menyalurkan dananya yang berasal dari

masyarakat (berupa: giro, tabungan, deposito berjangka,

sertifikat deposito berjangka dan kewajiban segera lainnya)

dalam bentuk kredit. Jika dikembangkan lebih lanjut maka

dibandingkannya tidak hanya terhadap kredit tetapi ditambah


42

dengan surat berharga yang diterbitkan (obligasi) dan modal

inti (Riyadi, 2015:200).

Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/7BPI/2013

Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank

Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing menyatakan:

”Rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga

dalam rupiah dan valuta asing, termasuk kredit kepada bank

laim, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro,

tabungan, dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak

termasuk dana antar bank”.

LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan

bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Hal tersebut disebabkan jumlah yang diperlukan

untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

Berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia

No.17/11/PBI/2015 tanggal 26 Juni 2015, antara lain:

“Formula loan to deposit ratio (LDR) diubah dengan


memasukkan surat-surat berharga ke dalam perhitungan
LDR, sehingga namanya diganti menjadi Loan to
Funding Ratio (LFR). Kebijakan penyesuaian
ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM)-LFR itu
diubah dengan memperluas komponen pendanaan agar
mendorong kredit ke sektor Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) lebih besar”.
43

Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan

kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan

menyepakati bahwa batas aman dari Loan Deposit Ratio

(LDR) suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi

berkisar antara 85% dan 100%. Besarnya Loan Deposit Ratio

(LDR) dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

Jumlah Kredit Yang Diberikan


LDR = x 100%
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) + Modal Inti

Salah satu rasio yang digunakan untuk menilai risiko

likuiditas yaitu loan deposits ratio (LDR) yang merupakan

rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan

oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.

Sumber dana bank umumnya berasal dari dana pihak ketiga

yang dihimpun kemudian disalurkan dalam bentuk kredit.

Rasio LDR yang rendah mengindikasikan adanya dana

menganggur yang belum disalurkan dalam kredit, namun

kualitas likuiditas baik. Sebaliknya, apabila rasio LDR tinggi

berarti penyaluran dana dalam bentuk kredit optimal, namun

kemampuan likuiditas bank kurang baik. Tingkat LDR

merupakan indikator kesehatan bank dalam menjalankan

operasinya.
44

4. Non Performing Loan (NPL)


Menurut Hariyani (2010:35) Non Performing Loan

(NPL) adalah kredit yang digolongkan dalam beberapa

golongan yaitu kredit lancar, kredit diragukan, dan kredit

macet. Rasio kesehatan bank yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar kemampuan bank dalam mengelola kredit

bermasalah yang diberikan oleh bank. Nilai NPL yang semakin

tinggi menandakan bahwa kesehatan suatu bank berada pada

tingkat yang tidak sehat. Standar besaran nilai NPL yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5%. Penekanan rasio

NPL dibawah 5% dapat dikatakan bahwa potensi keuntungan

yang dapat diperoleh bank semakin tinggi. Perhitungan besaran

NPL suatu bank dapat dihitung dengan rumus berikut menurut

SEBI No.6/23/DPNP (2004):

Rasio NPL = (Total NPL / Total Kredit) x 100%

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum, menetapkan bahwa rasio

kredit bermasalah (NPL) adalah sebesar 5%.

Misalnya suatu bank mengalami kredit bermasalah

sebesar 50 dengan total kredit sebesar 1000, sehingga rasio


45

NPL bank tersebut adalah 5% (50/1000 = 0.05). Semakin

tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank tersebut tidak sehat.

NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan

diterima oleh bank. Statistik Perbankan Indonesia periode

Oktober 2015 yang diterbitkan OJK menunjukkan rasio NPL

perbankan nasional meningkat. Pada Oktober 2015, NPL bank

tercatat sebesar 2,67% atau naik 33 basis poin secara tahunan

(year-on-year) dari 2,34%.

2.2 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat masalah

penyaluran kredit ini, yaitu sebagai berikut:

Samudra (2019) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Kredit UMKM Serta

Dampaknyya Terhadap Kemiskinan di Indonesia. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif jenis data sekunder, dengan objek

penelitian 33 provinsi di Indonesia dengan teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis regresi data panel untuk mengolah hasil

penelitian tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh

Tingkat Suku Bunga, Inflasi, PDRB, Non Performing Loan (NPL),

Jumlah Kantor Bank, Loan to Deposit Ratio (LDR), Total Kredit UMKM.

Dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif

signifikan antara kredit UMKM dan jumlah penduduk miskin. Hal


46

tersebut berarti bahwa adanya kesesuaian antara teori lingarakan

kemiskinan (Nurkse) dengan hasil penelitian atau dengan kata lain hasil

dari penelitian ini menerima teori tersebut. Dapat disimpulkan bahwa pada

kenyataanya program kredit UMKM tersebut tepat sasaran karena dengan

total penyaluran kredit UMKM yang mengalami peningkatan, hal tersebut

menjamin jumlah penduduk miskin akan mengalami penurunan.

Fadli (2019) Pengaruh Return On Assets (ROA), Liquidity

Funding Ratio (LFR), Non Performing Loan (NPL), dan Capital

Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Bumn

yang Terdaftar di Bei Periode Tahun 2013 – 2017. Penelitian ini

menggunakan data Kuantitatif jenis data sekunder dengan objek penelitian

PT. Bank Negara Indonesia (Persero). Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero).Tbk, PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk, dan PT. Bank

Mandiri (Persero). Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi

linier berganda. Penelitian ini menunjukan variabel ROA, LFR, dan NPL

dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan

Capital Adequacy Ratio (CAR) dinyatakan tidak berpengaruh signifikan

terhadap penyaluran kredit karena merupakan rasio kinerja bank yang

digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk

menunjang aktiva yang mengandung.

Sefriawan dan Curry (2018) dalam penelitiannya yang berjudul

Analisis Pengaruh Spread Tingkat Suku Bunga, Loan to Deposit Ratio,


47

dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Penyaluran Kredit Umkm Pada

Bank Buku 4 Periode 2015-2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif jenis data sekunder yang bersumber dari Otoritas Jasa

Keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi bank dan

menggunakan metode analisis regresi panel data dengan time series dan

cross section serta menggunakan alat e-views. Penelitian ini menunjukan

bahwa Spread tingkat suku bunga, CAR, dan LDR dengan uji F

berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM. Hasil seacra parsial

dengan uji t, diperoleh hasil bahwa variabel CAR dan LDR berpengaruh

positif terhadap penyaluran kredit UMKM sedangkan variabel spread

tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM.

Nurlestari (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Umkm (Studi Pada

Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013).

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif jenis data sekunder dalam

bentuk runtut waktu (time series) dengan populasi penelitian semua Bank

Umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode penelitian dari

tahun 2009-2013. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi

linier berganda dengan statistik deskriptif. Penelitian ini menunjukan hasil

penelitian ini bahwa CAR memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap penyaluran kredit UMKM perbankan, ROA memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM perbankan


48

sedangkan DPK dan NPL memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap penyaluran kredit UMKM perbankan. Spread tingkat suku bunga

memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit

UMKM perbankan.

Kusnandar (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-faktot

yang Mempengaruhi Pemberian Kredit UMKM Oleh Perbankan di

Indonesia. Penelitian ini termasuk jenis explanatory research dengan jenis

data primer dan sekunder serta teknik analasis menggunakan regresi linier

berganda bantuan program software Eviews versi 7.00. Objek penelitian

ini adalah Bank Persero, Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Umum

dan Swasta Nasional, Bank Asing Campuran, dan Bank Perkreditan

Rakyat. Hasil dari penelitiannya yang menjelaskan variabel tentang

faktor-faktor rasio keuangan perbankan (CAR, NPL, DPK, BOPO, ROA)

dan variabel Mikro (GDP, Inflasi Kurs) yang diniai mempengaruhi

pemberian kredit UMKM oleh perbankan di Indonesia. Hasil dari

penelitian ini menunjukan rasio keuangan perbankan mempengaruhi

penyaluran kredit UMKM. Sementara avariabel makro ekonomi yang

stabil juga yang turut mendorong pemberian kredit UMKM.

Anindita (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Pengaruh Tingkat Suku Bunga, CAR, NPL dan LDR Terhadap

Penyaluran Kredit UMKM (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional

Periode 2003-2010). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptip


49

kuantitatif dengan jenis data sekunder mengguanakan metode analisis

linier berganda. Objek penelitian ini adalah seluruh Bank Umum periode

penelitian dari tahun 2003. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi

linier berganda Penelitian ini menunjukan bahwa CAR, LDR, NPL dan

suku bunga dengan uji F berpengaruh secara signifikan. Hasil secara

parsial dengan uji T, diperoleh hasil bahwa variabel CAR, NPL dan

tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

penyaluran kredit UMKM, sedangkan variabel LDR tidak berpengaruh

signifikan terhadap penyaluran kredit UMKM.

Galih (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Dana

Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On

Assets, dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit

pada Bank di Indonesia (Studi Empiris:Bank yang Terdaftar di Bei).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis

statistik deskriptif. Data dalam peneitian menggunakan data sekunder

dengan objek Bank yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2009. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa dana pihak ketiga, return on

assets, dan loan to deposit ratio berpengaruh positif signifikan terhadap

jumlah penyaluran kredit. Sementara itu, capital adequacy ratio dan non

performing loan tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran

kredit.
50

Berdasarkan kajian terhadap penelitian terdahulu maka persamaan

dan perbedaan ini di deskripsikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian terdahulu dan Penelitian Sekarang
No Peneliti Persamaan Perbedaan
1 Samudra (2019), Analisis 1) Penelitian ini 1) Objek penelitian ini
Faktor-faktor yang sama-sama dilakukan pada Lembaga
Mempengaruhi Kredit menggunakan jenis Keuangan Kota Mataram
UMKM Serta penelitian tentang analisis pemberian
Dampaknyya Terhadap assosiatif dengan kredit terhadap UMKM.
Kemiskinan diIndonesia. pendekatan Sedangkan peneliti
kuantitatif. sebelumnya oleh Samudra
2) Menggunakan (2019) objek
variabel yang sama penelktiannya adalah
yaitu Tingkat Suku seluruh lembaga keuangan
Bunga, Non di Indonesia mencakup 33
Performing Loan provinsi.
(NPL), Loan to
Deposit Ratio
(LDR), Total
Kredit UMKM.
2 Fadli (2019), Pengaruh 1) Penelitian ini 1) Objek dalam penelitian ini
Return On Assets (ROA), sama-sama dilakukan pada lembaga
Liquidity Funding Ratio menggunakan keuangan bank pada tahun
(LFR), Non Performing variabel Non 2020 di kota Mataram
Loan (NPL), dan Capital Performing Loan dengan sumber data
Adequacy Ratio (CAR) (NPL), Capital primer yang digunakan.
Terhadap Penyaluran Adequacy Ratio Sedangkan penelitian
Kredit Pada Bank Bumn (CAR) terhadap sebelumnya oleh Fadli
yang Terdaftar di Bei Penyaluran Kredit. (2019) obyek yang
Periode Tahun 2013 – 2) Menggunakan uji dilakukan pada Bank
2017. regresi linier BUMN yang terdaftar di
berganda dan jenis Bei periode 2013-2017
penelitian menggunakan sumber data
menggunakan sekunder.
pendekatan
assosiatif.
3 Sefriawan dan Curry 1) Penelitian ini 1) Penilitian ini
(2018), Analisis Pengaruh sama-sama menggunakan sampel 39
Spread Tingkat Suku menggunakan jenis Lembaga Keuangan Bank
51

Bunga, Loan to Deposit penelitian di Kota Mataram tahun


Ratio, dan Capital assosiatif dengan 2020 dengan alat analasis
Adequacy Ratio Terhadap pendekatan menggunakan regresi
Penyaluran Kredit Umkm kuantitatif. linier berganda.
Pada Bank Buku 4 Periode 2) Adanya tiga Sedangkan Obyek
2015-2017. variabel utama penelitian yang dilakukan
yaitu Tingkat Suku oleh Safriawan dan Curry
Bunga, Loan to dilakukan pada Bank yang
Deposit Ratio terdaftar di BEI yang
(NPL), dan tergolong kedalam bank
Capital Adequacy buku 4 periode 2015-2017
Ratio (CAR). dan penelitian ini
3) Teknik analisis menggunakan analisis
yang digunakan regresi panel data dengan
adalah analisis time series dan cross
linier berganda section.
dengan bantuan
software SPSS
4 Nurlestari (2015), Analisis 1) Teknik analisis 1) Obyek pada penelitian ini
Faktor-Faktor yang yang digunakan yaitu Lembaga Keuangan
Mempengaruhi Penyaluran yaitu regresi linier Bank di Kota Mataram
Kredit Umkm (Studi Pada berganda tahun 2020 dengan
Bank Umum yang 2) Adanya variabel sumber data primer.
Terdaftar di Bursa Efek lain yang Sedangkan penelitian
Indonesia Periode 2009- digunakan yaitu Nurlestari (2015) obyek
2013). Tingkat Suku penelitiannya dilakukan
Bunga, Capital pada bank umum yang
Adequacy Ratio terdaftar di BEI periode
(CAR), Non 2009-2013.
Performing Loan
(NPL) dan Loan to
Deposit Ratio
(LDR).
3) Teknik sampling
yang digunakan
yaitu purposive
sampling.
5 Kusnandar (2012), Faktor- 1) Penelitian ini 1) Obyek yang digunakan
faktor yang Mempengaruhi sama-sama dalam penelitian ini adalah
Pemberian Kredit UMKM menggunakan jenis Lembaga Keuangan di
Oleh Perbankan di penelitian Kota Mataram tahun 2020
Indonesia. assosiatif dengan dan sumber data yang
pendekatan digunakan yaitu data
kuantitatif. primer. Sedangkan
52

2) Sama-sama penelitian Kusnandar


menggunakan (2012) obyek yang diteliti
teknik sampling adalah seluruh bank yang
yaitu purposive terdaftar di BEI dengan
sampling. periode tahun 2005-2010
dan sumber data yang
digunakan adalah data
sekunder.
6 Anindita (2012), dalam 1) Teknik sampling 1) Penelitian ini
penelitiannya yang yang digunakan menggunakan sampel
berjudul Analisis Pengaruh yaitu purposive Lembaga Keuangan bank
Tingkat Suku Bunga, sampling. di Kota Mataram sebanyak
CAR, NPL dan LDR 2) Penelitian ini 39 yang terdaftar di
Terhadap Penyaluran sama-sama Otoritas Jasa Keuangan
Kredit UMKM (Studi pada menggunakan jenis Tahun 2020 dan
Bank Umum Swasta penelitian menggunakan sumber data
Nasional Periode 2003- assosiatif dengan primer. Sedangkan
2010). pendekatan penelitian Anindita (2012)
kuantitatif. obyeknya adalah bank
3) Metode analisis umum swasta nasional
dalam penelitian seluruh Indonesia dan
ini menggunakan sampel yang digunkaan
analisis regresi adalah laporan keuangan
berganda. bulanan Bank Indonesia
4) Sama-sama selama 7 Periode yaitu
menguji variabel tahun 2003-2007 dan
Capital Adequacy sumber data yang
Ratio (CAR), Non digunakan yaitu data
Performing Loan sekunder.
(NPL), Loan
Deposit Ratio
(LDR) dan suku
bunga.
7 Galih (2011) dalam 1) Metode analisis 1) Obyek dalam penelitian
penelitiannya yang dalam penelitian ini yaitu Lembaga
berjudul Pengaruh Dana ini menggunakan Keuangan bank di Kota
Pihak Ketiga, Capital analisis regresi Mataram yang terdaftar di
Adequacy Ratio, Non berganda. Otoritas Jasa Keuangan
Performing Loan, Return 2) Teknik sampling Tahun 2020 dengan
On Assets, dan Loan To yang digunakan sumber data primer.
Deposit Ratio Terhadap yaitu purposive Sedangkan penelitian yang
Jumlah Penyaluran Kredit sampling. dilakukan Galih (2011)
pada Bank di Indonesia 3) Penelitian ini obyeknya adalah bank
(Studi Empiris: Bank yang sama-sama yang terdaftar di BEI
53

Terdaftar di Bei) menggunakan jenis selama tahun 2006-2009


penelitian diseluruh Indonesia dan
assosiatif dengan sumber data sekunder
pendekatan yang digunakan.
kuantitatif.

2.3 Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Rerangka Konseptual

Penyaluran kredit dari perbankan dipersamakan sebagai kegiatan

penawaran uang pihak bank kepada masyarakat yang dapat di intervensi

oleh pemerintah dengan penetapan suku bunga dan faktor lainnya.

Keaadaan UMKM saat ini belum begitu berkembang khususnya masalah

permodalan disebabkan kurangnya akses pada sumber-sumber

permodalan baik lembaga keuangan bank maupun lembaga keuangan

bukan bank.

Kebutuhan modal dilihat sebagai peluang oleh lembaga keuangan

untuk menawarkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan biaya tunai

suatu usaha. Programnya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) terdiri dari

kredit investasi dan kredit modal kerja pada lembaga keuangan wilayah

Kota Mataram yang terdaftar dapat melakukan aktifitas penyaluran dana

melalui pinjaman dan pembiayaan UMKM. Adanya kredit sejenis

menimbulkan persaingan antar bank sebagai penyelenggara kredit.

Adanya akses pengajuan maupun pencairan oleh lembaga tersebut

memunculkan pertimbangan bahwa alasan seperti apa yang pelaku bisnis

(UMKM) lakukan untuk mengambil kredit di bank.


54

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan memperkaya teori/

kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi lembaga keuangan dalam

pemberian kredit UMKM di Kota Mataram. Faktor–faktor tersebut antara

lain Tingkat Suku Bunga (X1), Capital Adequacy Ratio (X2), Non

Performing Loan (X3), Loan Deposit Ratio (X4). Berdasarkan tinjauan

pustaka mengacu terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan

dapat ditarik sebuah kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini adalah:

Tingkat Suku Bunga

Capital Adequacy
Ratio
Pemberian
Pinjaman
Non Performing (Y)
Loan

Loan to Deposit
Ratio

Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Analisis

Keterangan:

= Pengaruh Parsial

2.3.2 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan model pemikiran teoritis di atas, maka dirumuskan

hipotesis berdasarkan teori-teori terdahulu, berikut ini adalah perumusan

hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut :


55

1. Hubungan tingkat suku bunga terhadap pemberian pinjaman

Kasmir (2012:154) menyatakan bahwa bunga bank dapat

diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan

prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual

produknya. Suku bunga ini dikenakan pada masyarakat yang ingin

meminjam dana kepada bank.

Hasil penelitian Whardani (2011) menjelaskan Spread

tingkat suku bunga adalah pendapatan bank yang di dapat dari selisih

suku bunga pinjaman dengan suku bunga simpanan. Besarnya

spread tergantung dari besarnya volume kredit yang disalurkan oleh

bank. Dan besarnyanya volume penyaluran kredit akan

mempengaruhi spread antara suku bunga pinjaman (cost of funds)

dengan suku bunga simpanan (lending rate). Semakin tinggi spread

pada tahun sebelumnya, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa

bank tersebut tidak mencapai kinerja yang baik, sehingga bank tidak

dapat menyalurkan kreditnya secara maksimal ditahun berikutnya.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Bayu (2012) didapatkan hasil

bahwa tingkat bunga kredit berpengaruh dominan terhadap

penyaluran kredit pada Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Kalimantan Timur, hal ini ditunjukkan oleh nilai standartdize


56

coefficient betavariabel tingkat bunga kredit sebesar lebih besar

dari nilai standartdize coefficient betavariabel jumlah pinjaman.

H1 = Tingkat suku bunga kredit mempunyai pengaruh yang

positif terhadap pemberian pinjaman untuk UMKM oleh

lembaga keuangan bank di kota Mataram.

2. Hubungan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

Penyaluran Pinjaman

Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa CAR

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit

modal kerja. Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilai CAR maka

semakin kecil tingkat penyaluran kredit modal kerja oleh Bank

umum di Indonesia. Kondisi likuiditas bank umum menunjukkan

penurunan jika dilihat dari nilai cash ratio dari tahun 2008 hingga

tahun 2009 dengan rata-rata di bawah 0,38 yaitu dalam kategori

tidak sehat menurut ketentuan Bank Indonesia (Fitriani, 2012).

Hasil penelitian Satria dan Bagus (2017) menunjukan

bahwa CAR berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran

kredit dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi rasio CAR

(kecukupan modal) bank maka kredit yang disalurkan semakin

bertambah karena kecukupan modal merupakan syarat penting

dalam mendukung ekspansi kredit yang lebih besar. Kecukupan

modal dapat memberikan ruang gerak secara internal dan


57

eksternal, karena dengan kecukupan modal pihak perbankan dapat

memenuhi syarat regulasi yang aman. Hasil penelitian Kusnandar

(2012) juga menunjukan rasio dari permodalan yang menunjukan

bank tersebut mampu menutupi kerugian dan risiko karena

memiliki cukup modal, sehingga memungkinkan bank

meningkatkan penyaluran kredit UMKM kepada nasabah untuk

ekspansi usahanya.

H2 = CAR (Capital Adequacy Ratio) mempunyai pengaruh

yang positif terhadap penyaluran pinjaman UMKM oleh

lembaga keuangan bank di Kota Mataram.

3. Hubungan Non Performing Loan (NPL) terhadap Penyaluran

Pinjaman

Non performing loan merupakan salah satu faktor internal

bank yang penting dalam penyaluran kredit. Non performing loan

atau kredit bermasalah adalah banyaknya pinjaman yang

mengalami kesulitan dalam proses pelunasannya. Ini diakibatkan

karena kesengajaan pihak debitur atau karena sesuatu diluar

kendali. Penelitian-penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa

terdapat adanya pengaruh yang besar antara Non Performing Loan

terhadap Pemberian Kredit (Adhitya, 2011).

Namun beberapa peneliti memuat pendapat lain atas

pengaruh Non-Performing Loan (NPL) terhadap jumlah


58

penyaluran kredit semua mengarah pada pengaruh negatif.

Menurut Meiranto (2010) dan Yuda (2010) NPL memiliki

pengaruh negatif terhadap penyaluran kredit bank karena semakin

besar kredit bermasalah maka kredit yang disalurkan oleh bank

akan turun. Peningkatan atau penurunan NPL mempengaruhi

penyaluran kredit secara signifikan dan negatif

H3 = NPL (Non Performing Loan) mempunyai pengaruh yang

positif terhadap penyaluran pinjaman UMKM oleh

lembaga keuangan bank di Kota Mataram.

4. Hubungan Loan Deposit Ratio (LDR) terhadap Penyaluran

Pinjaman

Hasil penelitian Lintang (2019) menunjukan bahwa

semakin besar nilai LDR maka semakin besar total penyaluran

kredit UMKM di Indonesia. Jika kemampuan bank dalam

menyalurkan kredit terhadap dana pihak ketiga yang terkumpul

adalah tinggi, maka akan semakin tinggi pula kredit yang

diberikan pihak bank dan juga akan meningkatkan laba bank yang

bersangkutan, dengan kata lain kenaikan Loan To Deposit Ratio

(LDR) akan meningkatkan total kredit UMKM, sehingga kinerja

keuangan bank akan semakin baik (dengan asumsi bank tersebut

mampu menyalurkan kredit dengan efektif sehingga jumlah kredit

macetnya akan kecil).


59

Penelitian sebelumnya menunjukan bahwa Loan Deposit

Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Pemberian Kredit. Pada

penelitian yang dilakukan Rizky dan Curry (2018) Loan to

Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap penyaluran

kredit UMKM, dikarenakan LDR adalah rasio yang

membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan total DPK

yang diterima, sehingga semakin besar LDR maka akan semakin

besar pula jumlah kredit yang diberikan namun akan semakin

menurunkan DPKnya. Sehingga rasio ini digunakan bank untuk

melihat apakah bank tersebut sudah baik dalam menjalankan

tugasnya sebagai lembaga intermediasi. Dilihat dari penelitian

terdahulu yang ada, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan namun dengan arah yang berbeda yaitu

menunjukkan arah yang positif dan tetap mendukung hipotesis ini.

H4 = LDR (Loan Deposit Ratio) mempunyai pengaruh yang

positif terhadap penyaluran pinjaman UMKM oleh

lembaga keuangan bank di Kota Mataram.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis

penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Analisis Asosiatif

menurut Sugiyono (2017:91) adalah metode penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan kausalitas antara variabel melalui suatu

pengujian melalui suatu perhitungan statistik didapat hasil pembuktian

yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima. Dalam penelitian ini

analisis verifikatif digunakan untuk mengetahui hasil penelitian yang

berkaitan dengan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan lembaga

keuangan untuk memberikan pinjaman kepada UMKM (Studi Lembaga

Keuangan di Kota Mataram).

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang

paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah

mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Kuisioner

Menurut Sugiyono (2017:199) mengemukakan bahwa

kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada


60
61

responden untuk dijawabnya. Teknik yang digunakan yaitu skala

likert. Dalam penelitian ini skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat responden tentang fenomena sosial. Dalam skala

likert, variabel yang akan diukur ataupun dijabarkan yang menjadi

indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen dimana alternatifnya berupa pertanyaan.

Tabel 3.2
Skala Likert
Jawaban Skala Nilai
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Sumber : Sugiyono (2014:94)

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Penambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2017) adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

seluruh Lembaga Keuangan yang ada di Kota Mataram sesuai data

Otoritas Jasa Keuangan pada Tahun 2020 sebanyak 129 Lembaga

Keuangan.

Sampel menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populai tersebut. Adapun

teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah


62

teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:122).

Dalam teknik pengambilan sampel jenis ini, sampel dipilih agar

dapat mewakili populasinya, sampel yang dipilih adalah menurut aturan

umum bahwa pengambilan sampel disyaratkan merupakan Lembaga

Keuangan Bank yang berada dikota Mataram yang mempunyai kegiatan

diantaranya menyalurkan dana dalam bentuk Pinjaman. Dari kriteria yang

diajukan diatas didapat sampel yakni seluruh lembaga keuangan bank

dengan sampel yang diambil untuk mewakili populasi yang ada sebanyak

39 Lembaga Keuangan Bank yang ada di Kota Mataram.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data

Kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2014:13). Data kuantitatif dalam

penelitian ini berupa penyebaran kuisioner dengan jenis pengukuran

menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial yang ada sesungguhnya (Sugiyono, 2014:93). Dengan skala likert,

maka variabel yang akan diukur dan dijabarkan menjadi jelas terkait

indikator variabel yang berikan kepada Lembaga Keuangan di Kota

Mataram.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer. Data

primer merupakan sumber yang langsung diberikan data kepada


63

pengumpul data, misalnya melalui orang lain ataupun dokumen

(Sugiyono, 2017:137). Sumber data dalam penelitian ini berupa data

eksternal dimana data didapat dari penyebaran kuisioner yang langsnung

diberikan kepada masing-masing responden yaitu Lembaga Keuangan di

Kota Mataram.

3.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

3.5.1 Identifikasi Variabel

Pengertian dari variabel penelitian adalah suatu atribut . Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Berikut penjelasan kedua variabel tersebut:

1. Variabel Independen (Dependent Variable)

Variabel bebas atau Independen merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2014:59). Dalam penelitian ini

yang merupaka variabel bebasnya adalah:

1) Suku Bunga Kredit (SKB)

2) Capital Adequacy Ratio (CAR)

3) Non Performing Loan (NPL)

4) Loan Deposit Ratio (LDR)

2. Variabel Dependen (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2014:59), Variabel terikat atau dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena


64

adanya variabel bebas (independen). Dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah dana kredit UMKM yang disalurkan.

3.5.2 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.5
Definisi Operasional Variabel yang Diteliti
Variabel Definisi Parameter/ Indkator Skala

Bunga bank umum yang 1. Besarnya suku bunga perbulan


diberikan pada para ditetapkan Bank Indonesia
peminjam atau harga (bi.go.id, 2016).
yang harus dibayar oleh 2. Total Biaya Dana
nasabah peminjam 3. Laba yang diinginkan
Suku kepada bank umum. 4. Kebutuhan Dana
Bunga Riil Dengan indikator 5. Kebijakan Pemerintah Likert
Kredit pertanyaan sebagai 6. Target Laba yang diinginkan
berikut: 7. Jangka Waktu (Kasmir,
2012:154).
Peraturan Bank 1. Ketentuan minimum nilai rasio
Indonesia kecukupan modal
No.15/12/PBI/2013 2. Penyediaan modal minimum
Pasal 2: sesuai profil resiko (buffer)
Kecukupan modal yang 3. Penyangga konservasi modal
menunjukkan (capital conservation buffer)
kemampuan bank dalam 4. Tambahan modal sebagai
mempertahankan modal penyangga untuk mengantisipasi
CAR yang mencukupi dan kerugian (countercyclical buffer) Likert
(Capital kemampuan manajemen 5. Tambahan modal terkait
Adequacy dalam mengidentifikasi, mengurangi dampak negatif atas
Ratio) mengukur, mengawasi, stabilitas sistem keuangan apabila
dan mengontrol risiko- terjadi keagalan kemampuan
risiko yang dapat bank dalam menyerap kerugian
berpengaruh terhaap (capital surcharge.
besarnya modal bank.

Rasio kesehatan bank 1. Kondisi permodalan


untuk mengukur 2. Likuiditas
seberapa besar pihak 3. Resiko kredit
bank dalam mengelola 4. Resiko pasar
kredit bermasalah yang
NPL (Non digolongkan kedalam Likert
Performin beberapa jenis yaitu
g Loan) kredit lancer, kredit
65

diragukan, dan kredit


macet (Hariyani,
2010:350).
Perbandingan antara 1. Batas aman atas Loan to Deposit
LDR total kredit yang Ratio suatu bank 80% dengan
(Loan diberikan dengan total batas toleransi 85%-100%
Deposit dana pihak ketiga yang Likert
Ratio) dihimpun oleh bank
(Riyadi, 2015:199).

3.6 Teknik Analisis Data

Manurut Sugiyono (2012:89) analisis data adalah proses mencari

dan menyusun data secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-

unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini diolah menggunakan aplikasi

software spss versi 25 yang isinya adalah sebagai berikut:

1. Uji Instrumen data

1) Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data

dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas adalah

pengujian yang ditunjukan untuk mengetahui suatu data dapat

dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Uji validitas

instrument yang digunakan adalah validitas isi dengan analisis


66

item, dilakukan dengan menghitung korelasi skor butir instrument

dengan skor total (Sugiyono, 2014:121).

Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi

syarat adalah jikalau r = 0,3, jadi kalau korelasi antara butir

dengan skor total kurang dari 3,0 maka butir dalam instrument

tersebut dinyatakan tidal valid.

2) Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini yaitu

menggunakan pengujian reliabilitas dengan internal consistency.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali

aau lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang

sama. Metode yang digunakan metode koefisien reliabilitas yang

paling sering digunakan karena koefisien ini menggunakan variasi

dari item baik untuk format benar atau salah atau bukan, seperti

format pada skala likert. Sehingga koefisien alpha cronbach’s

merupakan koefisien yang paling umum digunakan untuk

mengevaluasi internal consistency.

Syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah

apabila koefisien alpha cronbach’s yang didapat 0,6. Jika koefisien

yang didapat kurang dari 0,6 maka instrument peneltian tersebut

kurang reliable. Apabila dalam uji coba instrument ini sudah valid
67

dan reliable, maka dapat digunakan untuk pengukuran dalam

rangka pengumpulan data.

2. Uji Asumsi Klasik.

Mengingat data penelitian yang digunakan adalah sekunder,

maka untuk memenuhi syarat yang ditentukan sebelum uji hipotesis

melalui uji t dan uji F maka perlu dilakukan pengujian atas beberapa

asumsi klasik yang digunakan yaitu normalitas, mulltikolinieritas,

autokolerasi, dan heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel bebas, dan variabel terikat memiliki

distribusi normal dan tidak. Dalam uji normalitas terdapat 2 cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak,

yaitu dengan analisis grafik dan uji statistic (Ghozali, 2013:154).

Alat uji yang digunakan adalah dengan analisis grafik histogram

dan grafik normal probability plot dan uji statistik dengan

Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S).

Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik

normal probability plot adalah (Ghozali, 2013:154):

a. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka dinyatakan model regresi memenuhi

asumsi normalitas.
68

b. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Dasar pengambilan keputusan uji statistik dengan

Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S) adalah:

a. Jika nilai Asymp. Sig. (2-failed) kurang dari 0,05, maka H0

ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal.

b. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0

diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal.

2) Uji Mulltikolinieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah

model regesi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal (variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen

sama dengan nol) (Ghozali, 2013:103).

Untuk mengukur multikolineritas dapat dilakukan dengan

melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua

ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance

≤0,1 dan VIF ≥10, mengartikan bahwa data tersebut terjadi

multikolinearitas. Jika nilai tolerance ≥0,1 dan VIF ≤10, dapat


69

diartikan tidak terdapat multikolinearitas dalam data penelitian

tersebut (Ghozali, 2011:103-104).

3) Uji Heteroskidastisitas

Tujuan dari pengujian heteroskedastisitas adalah untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,

2013:134).

Salah satu metode yang digunakan untuk menguji

heteroskedastisitas dalam model regresi adalah dengan meihat pola

gambar Scatterplots. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

heteroskedastisitas dengan grafik Scatterplots yaitu:

a. Jika terdapat pola tertentu pada grafik Scatterplots, seperti titik-

titik membentuk pola yang teratur (bergelombang, menyebar

kemudian menyempit), maka dapat disimpulkan bahwa terjadi

heteroskedastisitas.

b. Sebaliknya, jika tidak ada pola jelas, serta titik-titik menyebar,

maka indikasinya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.


70

3. Analisis Linier Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier

berganda. Menurut Sugiyono (2014:277) bahwa:

“Analisis regresi linier berganda bermaksud meramalkan


bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediator dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi
analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independennya minimal 2”.

Persamaan regresi linier berganda yang ditetapkan untuk

menguji hipotesis secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Y =a+ B1 X 1+ B2 X 2 + B3 X 3 +B 4 X 4 + e

Keterangan:

Y = Penyaluran Kredit
Α = Koefisien Konstanta
X 1 = Tingkat suku bunga riil kredit
X 2 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X 3 = Non Performing Loan (NPL)
X 4 = Loan Deposit Ratio (LDR)
e = Error term (variabel pengganggu)

Analisis ini gunakan untuk mengetahui arah hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing

variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel

independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan

biasanya berskala interval atau rasio.


71

4. Uji t (Uji Parsial)

Uji t (t-test) melakukan pengujian terhadap koefisien regresi

secara parsial, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi

peran secara parsial antara variabel independen terhadap variabel

dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain

dianggap konstan.

(t-test) hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan

t tabel dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05. Kriteria yang

digunakan adalah sebagai berikut:

- H 0 diterima jika nilai t hitung ≤ t tabel atau nilai sig > α

- H 0 ditolak jika nilai t hitung ≥ t tabel atau nilai sig < α

Bila terjadi penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat pengaruh signifikan, sedangkan bila Ho ditolak artinya

terdapat pengaruh yang signifikan.

Rancangan pengujian hipotesis statistik ini untuk menguji ada

tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu terhadap

Tingkat suku bunga bank, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap

Penyaluran Kredit (Y), adapun yang menjadi hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

- Ho : β = tidak terdapat pengaruh signifkan

- Ha : β = terdapat pengaruh yang signifikan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

menjadi pertimbangan lembaga keuangan dalam memberikan pinjaman

kepada UMKM dikota Mataram. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu Tingkat Suku Bunga, Capital Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Loan (NPL) dan Loan Deposit Ratio (LDR). Dalam

penelitian ini jenis data yang digunakan yaitu data kantitatif dengan

sumber data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada

responden. Responden dalam penelitian ini adalah Lembaga Keuangan di

Kota Mataram.

Teknis analisis data peneliti menggunakan bantuan aplikasi

software SPSS. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu

purposive sampling, sampel yang dipilih sesuai dengan kriteria yang telah

di sesuaikan oleh peneliti guna memperoleh responden sesuai dengan

yang diinginkan. Maka peneliti menyebarkan kuisioner sebanyak 39 yang

diberikan kepada lembaga keuangan bank yang berada dikota Mataram.

Tingkat pemberian respon responden dalam penelitian ini 100%.

Tabel 4.1.
Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 39 100 %
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

72
73

Berdasarkan hasil survey karakteristik responden yang menjadi

sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu

menurut jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja dan

lama jabatan. Berikut ini adalah karakteristik responden sebagaimana

dijelaskan dibawah ini:

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Keterangan Jumlah Persentase
Laki-laki 26 67%
Perempuan 13 33%
Jumlah 39 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Data di atas menunjukkan responden dalam penelitian ini

sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 26

orang sebesar (67%) dan 13 orang berjenis kelamin perempuan

sebesar (33%).

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Keterangan Jumlah Persentase
< 20 tahun - -
20 – 30 Tahun 26 67%
31 – 40 Tahun 9 23%
74

41 – 50 Tahun 4 10%
>50 Tahun - -
Jumlah 39 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Data diatas menunjukkan sebagian besar responden/

orang yang mewakili masing-masing Lembaga Keuangan

berkisaran pada usia < 20 Tahun tidak ada (0%), usia 20-30

tahun sebanyak 26 orang (67%), usia 31-40 tahun sebanyak 9

orang (23%), usia 41-50 tahun sebanyak 4 orang (10%), dan

usia >50 tahun Tahun tidak ada (0%).

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Deskripsi responden berdasarkan Pendidikan dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Keterangan Jumlah Persentase
Sekolah Dasar (SD) - -
Sekolah Menegah Pertama (SMP) - -
Sekolah Menengah Atas (SMA) 4 10%
Diploma Tiga (D3) 9 23%
Strata Satu (S1) 21 54%
Strata Dua (S2) 5 13%
Strata Tiga (S3) - -
Jumlah 39 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Data di atas menunjukkan responden dalam penelitian ini

sebagian besar Strata Satu (S1) yaitu sebanyak 21 orang (54%),

berpendidikan Strata Dua (S2) yaitu sebanyak 5 orang (13%),

berpendidikan D3 yaitu sebanyak 9 orang (23%), Sekolah


75

Menengah Atas sebanyak 4 orang (10%) dan berpendidikan SD,

SMP, Strata 3 (S3) masing-masing tidak ada (0%).

4. Deskripsi Responden Lama Bekerja

Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5.
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Keterangan Jumlah Persentase
< 1 tahun 16 41%
1 – 3 Tahun 21 54%
4 – 5 Tahun 3 5%
> 5 Tahun - -
Jumlah 39 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Data di atas menunjukan responden/ orang yang mewakili

masing-masing lembaga keuangan lama bekerja <1 tahun yaitu

sebanyak 16 orang sebesar (28%), lama bekerja 1-3 tahun yaitu

sebanyak 21 orang sebesar (54%), lama bekerja 4-5 tahun

sebanyak 3 orang sebesar (5%%) dan lama bekerja >5 tahun

sebanyak tidak ada (0%).

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Jabatan

Deskripsi responden berdasarkan lama lama jabatan dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6.
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Jabatan
Keterangan Jumlah Persentase
< 1 tahun 23 59%
1 – 3 Tahun 16 41%
4 – 5 Tahun - -
76

> 5 Tahun - -
Jumlah 39 100%
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Data di atas menunjukan data responden/ orang yang

masing-masing mewakili lembaga keuangan dikota Mataram

yaitu lama jabatan <1 tahun sebanyak 23 orang sebesar (59%),

lama jabatan 1-3 tahun sebanyak 16 orang sebesar (41%), lama

jabatan 4-5 tahun dan lama jabatan >5 tahun tidak ada (0%).

4.2 Analisis Data

4.2.1 Uji Statistik Deskriptif

Berikut ini adalah hasil uji statistik deskriptif pada lembaga

keuangan bank yang berlokasi di Kota Mataram dilihat dari variabel

tingkat suku bungga, CAR, NPL, LDR dan pemberian pinjaman pada

UMKM:

Tabel 4.7.
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistics

SBRK CAR NPL LDR PK

N Valid 39 39 39 39 39

Missing 0 0 0 0 0

Mean 28.59 29.13 30.21 25.67 29.36

Std. Deviation 1.817 1.989 1.824 1.611 1.885

Minimum 25 25 26 24 24

Maximum 33 33 34 29 33
Sumber: Data Primer Diolah, 2020
77

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukan hasil analisis statistik

deskriptif untuk ingkat suku bunga (SBRK), capital adequacy ratio

(CAR), non performing loan (NPL), loan to deposit ratio (LDR),

pemberian pinjaman (PK) pada lembanga keuangan di Kota Mataram

dari output ditas dapat dilihat bahwa masing-masing variabel memiliki

jumlah data yaitu 39, nilai minimum masing-masing variabel secara

beruntun yaitu (SBRK, CAR, NPL, LDR dan PK) yaitu 25, 25, 26, 24,

dan 24. Nilai maksimum masing-masing variabel secara beruntun yaitu

33, 33, 34, 29 dan 33. Nilai mean untuk masing-masing variabel secara

beruntun yaitu 28.59, 29.13, 30.21, 25.67, dan 29.36.

4.2.2 Uji Instrument Data

1. Uji Validitas

Uji validitas ini dapat dilakukan dengan mengukur valid atau

tidak suatu kuisioner. Dalam hal ini mengukur valid atau tidaknya

suatu kuisoner dilihat jika pertanyaan dalam kuesioner tersebut bisa

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji

validitas ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan r hitung

(tabel corrected item – total correlation) dengan r table (Tabel

product moment dengan signifikan 0,05). Jika r hitung lebih besar dari

r tabel \dan bernilai positif maka butir pernyataan atau indicator

tersebut dinyatakan valid.


78

Tabel 4.8.
Hasil Uji Validitas
Variabel Item R Hitung R Tabel Keterangan
SBRK 1 0,773 0,316 Valid
SBRK 2 0,602 0,316 Valid
Suku SBRK 3 0,539 0,316 Valid
Bungga Rill SBRK 4 0,374 0,316 Valid
Kredit SBRK 5 0,587 0,316 Valid
SBRK 6 0,489 0,316 Valid
SBRK 7 0,505 0,316 Valid
CR 1 0,631 0,316 Valid
CR 2 0,620 0,316 Valid
Capital CR 3 0,653 0,316 Valid
Adequecy CR 4 0,424 0,316 Valid
Ratio CR 5 0,597 0,316 Valid
CR 6 0,468 0,316 Valid
CR 7 0,424 0,316 Valid
NPL 1 0,435 0,316 Valid
NPL 2 0,618 0,316 Valid
Non NPL 3 0,512 0,316 Valid
Performing NPL 4 0,542 0,316 Valid
Loan NPL 5 0,597 0,316 Valid
NPL 6 0,652 0,316 Valid
NPL 7 0,433 0,316 Valid
LDR 1 0,610 0,316 Valid
LDR 2 0,628 0,316 Valid
Loan To
LDR 3 0,345 0,316 Valid
Deposit
LDR 4 0,689 0,316 Valid
Ratio
LDR 5 0,523 0,316 Valid
LDR 6 0,731 0,316 Valid
PK 1 0,659 0,316 Valid
PK 2 0,515 0,316 Valid
PK 3 0,647 0,316 Valid
Pemberian
PK 4 0,349 0,316 Valid
Pinjaman
PK 5 0,493 0,316 Valid
PK 6 0,642 0,316 Valid
PK 7 0,580 0,316 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2020
79

Adapun kriteria yang digunakan dalam menemukan valid tidaknya

pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah apabila nilai R

hitung > R Tabel, maka bukti pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2013).

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh kesimpulan bahwa semua indikator

yang digunakan untuk mengukur variable-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini mempunyai R hitung > R Tabel, sehingga semua indikator

tersebut adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari

instrument penelitian. Teknik yang digunakan dalam statistik

menggunakan teknik Cronbach Alpha , suatu instrument peneltian

dapat dikatakan reliable apabila nilai Cornbach Alpha adalah jika nila

koefisien alpa diatas 0,6 (Ghozali, 2013). Hasil ujian dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.12.
Hasil Uji Reliabel
Vareiabel Jumlah Cornbach Batas Keterangan
Pertanyaan Alpha Minimum
Suku Bungga Rill 7 0,622 0,6 Reliabel
Kredit
Capital Adequecy Ratio 7 0,615 0,6 Reliabel
Non Performing Loan 7 0,614 0,6 Reliabel
Loan To Deposit Ratio 6 0,627 0,6 Reliabel
Pemberian Pinjaman 7 0,643 0,6 Reliabel
Sumber : Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan pada tabel diatas menunjukan bahwa instrument

variabel penelitian adalah reliable, karena Cronbach alpha hitung >

0,6. pada variabel suku bungga rill kredit memiliki nilai cronbach
80

alpha sebesar 0,622, variabel capital adequecy ratio nilai cronbach

alpha sebesar 0,615, variabel non performing loan memiliki nilai

cronbach alpha sebesar 0,614, variabel pengalaman memiliki nilai

cronbach alpha 0,816, varibel loan to deposit ratio memiliki nilai

cronbach alpha sebesar 0,627, dan variabel pemberian pinjaman

memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,643. Hal ini menunjukan

bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu dalam

memperoleh data yang konsisten yang berarti apabila pernyataan itu

diajukan kembali akan memperoleh jawaban yang relative dengan

jawaban sebelumnya.

4.2.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data

dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam sebuah penelitian

apakah data layak atau tidak untuk dianalisis. Uji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Data akan

berdistribusi normal apabila Asymp. Sig (2-Tailed) > nilai alpha yang

telah ditentukan yaitu 5%. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.13
81

Rangkuman Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Sumber:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Data
Unstandardized
Primer Residual
Diolah, N 39
2020 Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.68291887
Most Extreme Absolute .127
Differences Positive .118
Negative -.127
Kolmogorov-Smirnov Z .793
Asymp. Sig. (2-tailed) .556
a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui nilai Asymp.Sig (2-

Tailed) yaitu 0,548 > 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi

normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada

tidaknya hubungan linear di antara variabel-variabel independen dalam

model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel bebas atau tidak terjadi multikolinearitas.

Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14.
Hasil Uji Multikolinieritas
82

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Colli nearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1(Constant) 25.351 9.484 2.673 .011
TOTAL_SBRK -.178 .160 -.172 -1.113 .274 .984 1.016
TOTAL_CR .111 .148 .118 .754 .456 .965 1.036
TOTAL_NPL .374 .161 .362 2.324 .026 .965 1.036
TOTAL_LDR -.212 .183 -.182 -1.157 .255 .953 1.049
a. Dependent Variable: TOTAL_PK
Sumber: Data Primer Diolah, 2020

Berdasarkan data di atas menunjukkan semua variabel

independen mempunyai nilai Tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi

multikolinearitas.

3. Uji Heteroksidastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil uji

heteroskedastisitas ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.15.
Hasil Uji Heteroksidistisitas
83

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 4.209 6.301 .668 .509
TOTAL_SBRK .083 .106 .129 .777 .442
TOTAL_CR -.153 .098 -.260 -1.558 .128
TOTAL_NPL -.029 .107 -.045 -.268 .791
TOTAL_LDR -.002 .122 -.003 -.020 .984
a. Dependent Variable: Abs_Res
Sumber : Data Prmer Diolah, 2020

Gejala yang menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas adalah

apabila nilai signifikansi variabel bebas < 0,05 (Ghozali, 2013).

Berdasarkan hasil uji Glejser yang telah dilakukan menunjukkan nilai

signifikansi dari semua variabel bebas > 0,05% sehingga tidak terdapat

gejala heteroskedastisitas

4.2.4 Uji Determinan (R2)

Untuk menguji determinan (R2) dilakukan dengan analisis regresi

linier. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16.
Hasil Uji Determinan (R2)
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .450a .203 .109 1.779

a. Predictors: (Constant), TOTAL_LDR, TOTAL_SBRK, TOTAL_NPL,


TOTAL_CR

b. Dependent Variable: TOTAL_PK


84

Koefisien determinan (R2) pada intinya digunakan untuk

mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi

variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa

besarnya kemampuan model dalam hal ini variabel independen (tingkat

suku bunga, capital adequacy ratio, non perfoming loan dan loan to

deposite ratio) dalam menjelaskan variabel dependen (pemberian kredit)

adalah sebesar 20,3%. Sedangkan sisanya 79,7% dipengaruhi variabel lain

yang tidak dimasukan dalam model regresi.

4.2.5 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan model regresi linear berganda (multiple regression), yaitu

dilakukan melalui hasil uji statistik t dan juga dilihat hasil uji determinan

R2. Penggujian hipotesis sebagai berikut:


85

1. Uji Hipotetsis 1

H1: Tingkat suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap

terhadap pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan

bank di Kota Mataram.

Untuk menguji H1 dilakukan dengan analisis regresi linier.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.17.
Hasil Perhitungan t test Hipotesis 1 Coefficientsa
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 35.799 4.769 7.507 .000

TOTAL_SBRK -.225 .166 -.217 -1.353 .184

a. Dependent Variable: TOTAL_PK

Sumber : Data Prmer Diolah, 2020

Berdasarkan tabel diatas variabel tingkat suku bunga memiliki

nilai sebesar -0,225 dan bertanda negatif, hal ini berarti adalah jika

nilai variabel independen lainnya tetap dan tingkat suku bunga

mengalami kenaikan sebesar 1, maka pemberian pinjaman (Y) akan

mengalami penurunan sebesar 0,225. Koefisien bernilai negatif artinya

terjadi hubungan negatif antara tingkat suku bunga dan pemberian

pinjaman. Uji t statistik untuk variabel Tingkat Suku Bunga

menghasilkan t hitung 1,353 < t tabel 2,03224, dan nilai signifikansi

0,184 yang berarti lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil pengujian
86

yang telah dilakukan maka dapat ditulis persamaan regresi sebagai

berikut:

Y = 35,799 - 0,225X1

Pada hasil pengujian hipotesis H1 memperoleh hasil

bahwsanya “Tingkat suku bunga berpengaruh negative dan tidak

signifikan terhadap pemberian pinjaman”. Hasil ini bertolak

belakang dengan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan

demikian, hipotesis H1 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa

“Tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pemberian pinjaman” ditolak.

2. Uji Hipotesis 2

H2: CAR (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh positif signifikan

terhadap pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan

bank di Kota Mataram.

Untuk menguji H2 dilakukan dengan analisis regresi linier.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.18.
Hasil Perhitungan t test Hipotesis 2 Coefficientsa
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 26.413 4.521 5.842 .000

TOTAL_CR .101 .155 .107 .653 .518

a. Dependent Variable: TOTAL_PK

Sumber : Data Prmer Diolah, 2020


87

Berdasarkan tabel diatas variabel CAR (Capital Adequacy

Ratio) memiliki nilai sebesar 0,101 dan bertanda positif, hal ini berarti

jika nilai variabel independen lainnya tetap dan CAR (Capital

Adequacy Ratio) mengalami kenaikan sebesar 1, maka pemberian

pinjaman (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,066. Koefisien

bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara CAR (Capital

Adequacy Ratio) dan pemberian pinjaman. Uji t statistik untuk variabel

CAR (Capital Adequacy Ratio) menghasilkan t hitung 0,653 < t tabel

2,03224, dan nilai signifikansi 0,518 yang berarti lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditulis

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 26,413 + 0,101X2

Pada hasil pengujian hipotesis H2 memperoleh hasil

bahwsanya “CAR (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap pemberian pinjaman”. Hasil ini

sesuai dengan dengan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dengan demikian, hipotesis H2 dalam penelitian ini yang menyatakan

bahwa “CAR (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pemberian pinjaman” diterima.

3. Uji Hipotesis 3

H3: NPL (Non Performing Loan) berpengaruh positif signifikan

terhadap pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan

bank di Kota Mataram


88

Untuk menguji H3 dilakukan dengan analisis regresi linier.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19.
Hasil Perhitungan t test Hipotesis 3 Coefficientsa
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 18.810 4.839 3.887 .000
TOTAL_NPL .349 .160 .338 2.184 .035
a. Dependent Variable: TOTAL_PK

Sumber : Data Prmer Diolah, 2020

Berdasarkan tabel diatas variabel NPL (Non Performing Loan)

memiliki nilai sebesar 0,349 dan bertanda positif, hal ini berarti jika

nilai variabel independen lainnya tetap dan NPL (Non Performing

Loan) mengalami kenaikan sebesar 1, maka pemberian pinjaman (Y)

akan mengalami peningkatan sebesar 0,349. Koefisien bernilai positif

artinya terjadi hubungan positif antara NPL (Non Performing Loan)

dan pemberian pinjaman. Uji t statistik untuk variabel NPL (Non

Performing Loan) menghasilkan t hitung 2,184 > t tabel 2,03224, dan

nilai signifikansi 0,035 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan

hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditulis persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = 18,810 + 0,349X3

Pada hasil pengujian hipotesis H3 memperoleh hasil bahwa

“NPL (Non Performing Loan) berpengaruh postif dan signifikan


89

terhadap pemberian pinjaman”. Hasil ini sesuai dengan hipotesis

yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, hipotesis H3

dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa “NPL (Non Performing

Loan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemberian

pinjaman” diterima.

4. Uji Hipotetsis 4

H4: LDR (Loan Deposit Ratio) berpengaruh positif singnifikan

terhadap pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan

bank di Kota Mataram

Untuk menguji H4 dilakukan dengan analisis regresi linier.

Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.20.
Hasil Perhitungan t test Hipotesis 4 Coefficientsa
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 34.388 4.875 7.054 .000
TOTAL_LDR -.196 .190 -.168 -1.034 .308
a. Dependent Variable: TOTAL_PK

Sumber : Data Prmer Diolah, 2020

Berdasarkan tabel diatas variabel LDR (Loan Deposit Ratio)

memiliki nilai sebesar -0,196 dan bertanda negatif, hal ini berarti jika

nilai variabel independen lainnya tetap dan LDR (Loan Deposit Ratio)

mengalami kenaikan sebesar 1, maka pemberian pinjaman (Y) akan

mengalami penurunan sebesar -0,196. Koefisien bernilai negatif

artinya terjadi hubungan negatif antara LDR (Loan Deposit Ratio) dan
90

pemberian pinjaman. Uji t statistik untuk variabel LDR (Loan Deposit

Ratio) menghasilkan t hitung 1,034 > t tabel 2,03224, dan nilai

signifikansi 0,308 yang berarti lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil

pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditulis persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = 34,388 - 0,196X4

Pada hasil pengujian hipotesis H3 memperoleh hasil

bahwsanya “LDR (Loan Deposit Ratio) berpengaruh negativ dan

tidak signifikan terhadap pemberian pinjaman”. Hasil ini bertolak

belakang dengan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan

demikian, hipotesis H3 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa

“LDR (Loan Deposit Ratio) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pemberian pinjaman” ditolak.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap pemberian pinjaman

untuk UMKM oleh lembaga keuangan bank di Kota Mataram.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Tingkat Suku

Bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan bank

di Kota Mataram. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis ditolak.

Hal ini membuktikan bahwa tidak adanya pengaruh antara

tingkat suku bunga dengan pemberian pinjaman untuk UMKM

oleh lembaga keuangan bank di Kota Mataram yang berarti


91

Tingkat Suku Bunga tidak mempengaruhi pelaku UMKM untuk

tetap mengajukan pinjaman kepada bank dalam menopang

tambahan masalah permodalan. Hasil penelitian ini sama dengan

penelitian yang dilakukan oleh Sefriawan dan Curry (2018) yang

menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap pemberian pinjaman hal tersebut berarti

bahwa naiknya tingkat suku bunga Bank Indonesia tidak

mempengaruhi pelaku UMKM untuk tetap mengajukan kredit

UMKM kepada perbankan serta banyaknya permintaan kredit dari

pelaku UMKM guna memperoleh tambahan modal. Namun hasil

penelitian in bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan

oleh Fadli (2019) yang menyatakan bahwa Tingkat Suku Bunga

berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Artinya bahwa

semakin besar nilai LFR maka penyaluran kredit menjadi semakin

rendah.

4.3.2 Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap pemberian

pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan bank di Kota

Mataram.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa CAR (Capital

Adequacy Ratio) berpengaruh positif signifikan terhadap

pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan bank

di Kota Mataram. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis diterima.

Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara CAR


92

(Capital Adequacy Ratio) dengan pemberian pinjaman untuk

UMKM oleh lembaga keuangan bank di Kota Mataram. Dalam

penelitian ini dari 39 obyek lembaga keuangan bank dikota

Mataram rata-rata memiliki memiliki nilai modal minimum antara

8% - 14% dengan kata lain rasio dalam permodalan tersebut

mampu menutupi seluruh kerugian serta resiko yang ada karena

memiliki permodalan yang cukup. Secara umum jika semakin

tinggi nilai CAR yang dimiliki oleh suatu perbankan maka akan

semakin baik pula tingkat keamanan dan pemenuhan kewajiban

kepada nasabahnya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sefrawan dan Curry (2018) yang menyatakan

bahwa CAR (Capital Adequacy Ratio) berpengaruh positif

terhadap pemberian pinjaman dalam penelitian ini 4 bank yang

dijadikan objek penelitian memiliki nilai CAR lebih dari 8%,

sehingga menunjukkan rasio permodalan ini mampu menutupi

seluruh kerugian dan risiko yang dialami karena memiliki cukup

modal, sehingga memungkinkan bank meningkatkan penyaluran

kredit UMKM kepada nasabah untuk ekspansi usahanya. Namun

hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kusnandar (2012) yang menyatakan bahwa CAR

(Capial Adequacy Ratio) memiliki pengaruh negatif terhadap

pemberian kredit. Artinya semakin tinggi rasio CAR (Capial


93

Adequacy Ratio) maka akan terjadi penurunan kredit UMKM. Hal

tersebut dimungkinkan terjadi karena kebijakan manajemen bank

persero, Swasta, BPD, dan BPR berfokus untuk meningkatkan

cadangan modal minimum diatas 8% yang telah ditetapkan oleh

Bnak Indonesia, sehingga cenderung menahan dananya untuk

memenuhi kebutuhan tersebut yang berdampak pada pembatasan

jumlah kredit yang diberikan.

4.3.3 Pengaruh NPL (Non Performing Loan) terhadap pemberian

pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan bank di Kota

Mataram.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa NPL (Non

Performing Loan) berpengaruh positif signifikan terhadap

pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan bank

di Kota Mataram. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis diterima.

Hal ini membuktikan terdapat pengaruh yang cukup besar antara

NPL (Non Performing Loan) dengan pemberian pinjaman untuk

UMKM oleh lembaga keuangan bank di Kota Mataram. Artinya

bahwa besarnya tingkat NPL (Non Performing Loan) yang

digolongkan kepada jumlah kredit bermasalah sangat berpengaruh

terhadap pemberian pinjaman semakin rendah yang dapat

diberikan oleh Lembaga Keuangan bank kepada UMKM dikota

Mataram. Untuk menjaga rasio NPL (Non Performing Loan) tetap

stabil, bank harus rela menyisihkan modal untuk tambahan


94

pencadangan kerugian piutang. Dengan kata lain jika nilai NPL

(Non Performing Loan) rendah maka bank tersebut memiliki

kemampuan pengelolaan kredit yang baik sehingga dapat

menyalurkan pinjaman lebih banyak lagi, karena memiliki modal

serta cadangan kerugian piutang cukup untuk mengatasi risiko

yang timbul akibat kredit bermasalah. Namun sebaliknya jika nilai

NPL (Non Performing Loan) tinggi maka bank harus berfokus

pada penutupan kerugian yang ditimbulkan yang berdampak pada

penurunan jumlah penyaluran pinjaman.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Samudra (2019) NPL (Non Performing Loan)

berpengaruh positif signifikan terhadap total kredit UMKM yang

berarti bahwa dengan naiknya NPL tidak mengurangi penyaluran

kredit UMKM. Hal tersebut dikarenakan, pertama tingginya

permintaan kredit dari para pelaku UMKM, kedua perbankan

mampu menjaga dan mengendalikan nilai NPLnya yang rendah,

ketiga perbankan sudah mencadangkan sejumlah nilai melalui

penyisihan penghapusan aktiva produktif kredit (PPAPK) guna

mengantisipasi kredit macet atau gagal bayar yang akan terjadi

sehingga tidak mengalami kerugian. Namun berbeda dengan

penelitian yang dilakukan Fadli (2019) yang menyatakan bahwa

NPL (Non Performing Loan) berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap pemberian pinjaman Non Perforning Loan


95

(NPL) dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap penyaluran

kredit dan koefisien regresi NPL terhadap penyaluran kredit

bernilai negatif artinya terdapat pengaruh negatif antara NPL

terhadap penyaluran kredit. Artinya bahwa semakin besar nilai

NPL maka penyaluran kredit menjadi semakin rendah.

4.3.4 Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap pemberian

pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan bank di Kota

Mataram.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa LDR (Loan to

Deposit Ratio) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan bank

di Kota Mataram. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis ditolak.

Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh antara LDR

(Loan to Deposit Ratio) dengan pemberian pinjaman untuk

UMKM oleh lembaga keuangan bank di Kota Mataram. Artinya

bahwa semakin tinggi rasio LDR (Loan to Deposit Ratio)

memberikan tekanan bahwa semakin rendahnya kemampuan

likuiditas bank, hal tersebut berdampak pada profitabilitas yang

mengalami penurunan. Dua hal yang timbul berdampak pada

penyaluran pinjaman yaitu bila pinjaman disalurkan efektif maka

akan memperoleh laba yang baik, namun jika jumlah pinjaman

yang disalurkan kurang terkendali dan disalurkan secara tidak hati-

hati maka akan menimbulkan risiko yang besar. Ketika jumlah


96

pinjaman yang disalurkan tinggi namun terdapat kesulitan dalam

pembayarannya, itu akan membebani pihak penyedia dana. Pihak

penyedia dana harus menjaga likuiditasnnya guna mencegah

jumlah kas dan piutang yang diberikan secara berlebihan kepada

masyarakat agar tidak terjadi pengendaan dana yang akan

menurunkan profitabilitas keuangan bank.

Hasil penelitian bertolak belakang dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Samudra (2019) yang menyatakan bahwa

LDR (Loan to Deposit Ratio) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pemberian pinjaman. Artinya bahwa LDR (Loan to

Deposit Ratio) berpengaruh positif signifikan terhadap total kredit

UMKM karena dengan meningkatkan dan menjaga posisi LDR

(Loan to Deposit Ratio) dapat meningkatkan jumlah kredit pada

perbankan sehingga akan meningkatkan keuntungan dari bank.

Menurut Sefriawan dan Curry (2018) menyatakan bahwa LDR

(Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif terhadap penyaluran

kredit UMKM. Hal ini dikarenakan LDR (Loan to Deposit Ratio

merupakan rasio yang membandingkan jumlah kredit yang

disalurkan dengan total DPK yang diterima, sehingga semakin

besar LDR (Loan to Deposit Ratio maka akan semakin besar pula

jumlah kredit yang diberikan namun akan semakin menurunkan

DPKnya. Sehingga rasio ini digunakan bank untuk melihat apakah


97

bank tersebut sudah baik dalam menjalankan tugasnya sebagai

lembaga intermediasi.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi pemberian kredit oleh lembaga keuangan bagi

UMKM. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan mengenai pengaruh

variabel independen yaitu Tingkat Suku Bunga, Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Loan (NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR),

terhadap penyaluran pinjaman UMKM pada bank yang terdaftar di OJK

(Otoritas Jasa Keuangan) pada wilayah Mataram periode Maret 2020.

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya,

maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Tingkat Suku Bunga bank menunjukan pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap pemberian pinjaman untuk UMKM oleh

lembaga keuangan bank di Kota Mataram. Hal ini membuktikan

bahwa tidak adanya pengaruh antara tingkat suku bunga dengan

pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga keuangan bank

di Kota Mataram. Bahwa Tingkat Suku Bunga tidak

mempengaruhi pelaku UMKM untuk tetap mengajukan pinjaman

kepada bank dalam nenopang tambahan masalah permodalan.

2. Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan

terhadap pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga

keuangan bank di Kota Mataram. Hal ini menyatakan bahwa

98
99

pengaruh antara CAR (Capital Adequacy Ratio) yang diberikan

sangat besar, terbukti dari 39 objek lembaga keuangan bank dikota

Mataram rata-rata memiliki memiliki nilai modal minimum antara

8% - 14% dengan kata lain rasio dalam permodalan tersebut

mampu menutupi seluruh kerugian serta resiko yang ada karena

memiliki permodalan yang cukup. Secara umum jika semakin

tinggi nilai CAR (Capital Adequacy Ratio) yang dimiliki oleh

suatu perbankan maka akan semakin baik pula tingkat keamanan

dan pemenuhan kewajiban kepada nasabahnya.

3. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif signifikan

terhadap pemberian pinjaman untuk UMKM oleh lembaga

keuangan bank di Kota Mataram. Artinya bahwa besarnya tingkat

NPL (Non Performing Loan) yang digolongkan kepada jumlah

kredit bermasalah sangat berpengaruh terhadap pemberian

pinjaman semakin rendah yang dapat diberikan oleh Lembaga

Keuangan bank kepada UMKM dikota Mataram. Untuk menjaga

rasio NPL (Non Performing Loan) tetap stabil, bank harus rela

menyisihkan modal untuk tambahan pencadangan kerugian piutang

sehingga dapat menyalurkan pinjaman lebih banyak lagi, karena

memiliki modal serta cadangan kerugian piutang cukup untuk

mengatasi risiko yang timbul akibat kredit bermasalah.

4. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap pemberian pinjaman untuk UMKM oleh


100

lembaga keuangan bank di Kota Mataram. Artinya bahwa semakin

tinggi rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) memberikan tekanan

bahwa semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank, hal tersebut

berdampak pada profitabilitas yang mengalami penurunan. Dua hal

yang timbul berdampak pada penyaluran pinjaman yaitu bila

pinjaman disalurkan efektif maka akan memperoleh laba yang

baik, namun jika jumlah pinjaman yang disalurkan kurang

terkendali dan disalurkan secara tidak hati-hati maka akan

menimbulkan risiko yang besar.

5.1 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan pada penelitian ini, maka peneliti

akan memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Pihak manajemen bank harus meningkatkan tingkat efesiensi agar

dapat meminimalisir kerugian biaya diluar perkiraan yang

ditimbulkan dari dana masuk maupun keluar sehingga dapat

meningkatkan pendapatannya dan mengatasi risiko besar yang

mungkin timbul. Hal tersebut berdampak pada peningkatan

pendapatannya sehingga penyaluran pinjaman masih tetap dapat

diberikan.

2. Untuk menjaga rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) tetap stabil

maka pihak penyedia dana harus menekan tingkat pertumbuhan

rasio yang telah ditetapkan dengan nilai modal minimum antara

8% - 14%. Sehingga rasio dalam permodalan tersebut mampu


101

menutupi kerugian serta resiko yang ada karena memiliki

permodalan yang cukup. Secara umum jika semakin tinggi nilai

CAR yang dimiliki oleh suatu perbankan maka akan semakin baik

pula tingkat keamanan dan pemenuhan kewajiban kepada

nasabahnya.

3. Untuk menjaga rasio NPL (Non Performing Loan) tetap stabil,

bank harus rela menyisihkan modal untuk tambahan pencadangan

kerugian piutang. Dengan kata lain jika nilai NPL (Non

Performing Loan) rendah maka bank tersebut memiliki

kemampuan pengelolaan kredit yang baik sehingga dapat

menyalurkan pinjaman lebih banyak lagi, karena memiliki modal

serta cadangan kerugian piutang cukup untuk mengatasi risiko

yang timbul akibat kredit bermasalah.

4. Untuk menjaga rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) tetap stabil

yakni pihak bank harus efektif dalam penyaluran pinjaman agar

memperoleh laba yang baik. Ketika jumlah pinjaman yang

disalurkan tinggi namun terdapat kesulitan dalam pembayarannya,

itu akan membebani pihak penyedia dana. Jadi pihak penyedia dana

harus menjaga likuiditasnnya guna mencegah jumlah kas dan

piutang yang diberikan secara berlebihan kepada masyarakat agar

tidak terjadi pengendaan dana yang akan menurunkan profitabilitas

keuanganbank.
102

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir, Muhammad. 2010. Lembaga Keuangan dan Pembiayaan. Citra


Aditya Bhakti, Bandung, 2004, hlm. 8, dikutip dalam Neni Sri Imaniyati,
Pengantar Hukum Perbankan Indonesia. PT Refika Aditama, Bandung.

Aljufri, Fahmi Oemar dan Dini Onasis. (2015). Pengaruh Tingkat kesehatan
Keuangan terhadap penyaluran kredit Pada PT. BPR Cempaka mitra
Nagori Kuansing di Taluk Kuantan. Jurnal ilmiah Ekonomi dan Bisnis,
Vol. 12, No. 2; 147-156.

Amalia, Euis. 2009. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam; Penguatan


Peran LKM dan UKM di Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Anindita, Irma. (2012). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, CAR, NPL DAN
LDR Terhadap Penyaluran Kredit UMKM (Studi pada Bank Umum
Swasta Nasional Periode 2003-2010). Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, Semarang.

Bank Indonesia. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), 2008-2017.


Diakses 2018 melalui http://bi.go.id. (diakses Selasa, 5 Maret 2020).

Bank Indonesia. (2004). Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP


Perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan. Diunduh di Bank Indonesia
www.bi.go.id. (diakses Selasa, 3 Maret 2020).

Bank Indonesia. (2004). Peraturan Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004


perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Diunduh di
Bank. Indonesia www.bi.go.id. (diakses Selasa, 3 Maret 2020).

Bank Indonesia, (2014). BI rate sebagai suku bunga acuan.


http://www.bi.go.id/penjelasan-bi-rate-sebagai-suku-bungaacuan.(diakses
pada 3 Maret 2020).

Bank Indonesia. (2015). Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI).


Diakses. 4 Maret 2020 melalui http://bi.go.id.

Badan Pusat Statistik. 2015. Rasio NPL perbankan nasional. http://bps.go.id.


Diakses pada tanggal 3 Maret 2020 pada pukul 19.00 WIB.

Bank Indonesia. (2015). Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI).


Diakses. 3 Maret 2020 melalui http://bi.go.id.
103

Bahrudin, Rudy. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. cet ke-1,
Jogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN, 1997. hlm. 4-5. Dikutip
dalam Burhanuddin S. Hukum Bisnis Syariah. UII Press, Yogyakarta.

Barus, Andreani C,. Marya, L. (2013). Pengaruh Spread, Tingkat Suku Bunga
dan Rasio Keuangan terhadap Penyaluran Kredit UMKM pada Bank
Umum di Indonesia. Volume. 3. April. STIE Mikroskill.

Bayu, Fajar P. (2012). Pengaruh Jumlah Simpanan dan Tingkat Bunga Kredit
terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah Kalimantan
Timur. Portalgaruda.org. (Volume 1 No.1).

Budiman, Bagus S,. Satriawan, Ardli R,. Desmiawati. (2016). Pengaruh NPL
CAR dan Tingkat Suku Bunga terhadap Penyaluran Kredit Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2009-2011. Jurnal Online
Mahasiswa Fakultas Ekonomi.

Burhanuddin, 2011. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Buyung, Ahmad N. (2009). Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, DAN BOPO
terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan
Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007)”,
(Semarang: Universitas Diponegoro).

Djoni, S. Gazali dan Rachmadi Usman. (2010). Hukum Perbankan. Sinar Grafika,
Jakarta.

Evriyenty, Dian,. Viola S,. Jarosl. (2017). Analisis Faktor-faktor yang


Mempengarugi Pengambilan Kredit oleh Pelaku Usaha Kecil Menenbgah
pada Debitur BPR Kota Batam. Universitas Putera Batam.

Fadli, Achmad A Y. (2019). Pengaruh Return on Asset (ROA), Liquidity Funding


Ratio (LFR), Non Performing Loan (NPL), DAN Capital Adequacy Ratio
(CAR) Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Bumn Yang Terdaftar Di
Bei Periode Tahun 2013 – 2017. Universitas Pamulang. Kota Tangerang
Selatan.

Fitriani, Dwi. (2012). Pengaruh Rasio Keuangan Bank Terhadap Penyaluran


Kredit Modal Kerja (Studi Pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2008-2010). Fakultas Ekonomi Universitas
Andalas, Padang.

Galih, Tito A. (2011). Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio,
Non Performing Loan, Return On Assets, Dan Loan To Deposit Ratio
104

Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Pada Bank Di Indonesia (Studi


Empiris: bank yang terdaftar di BEI). Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, Semarang.

Heri, Sudarsono. 2004. Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonisia.

Herman, Darmawi. 2006. Pasar financial dan lembaga-lembaga financial.


Cetakan pertama. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5. 1998. Tentang Pemberdayaan
Usaha Kecil dan Menengah. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia.

Ismail. 2009. Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta:
Kencana 2011.

Hariyani, Iswi. 2010. Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet. Jakarta: PT


Elex Media Komputindo.

Kasmir. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi-2. PT Raja Grafindo:


Jakarta.

Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbankan. Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rajawali


Pers.

Kementerian Keuangan, 27 Juni 1994. Nomor 316/KMK 016/1994. Tentang


Pedoman Pembinaan Usaha Kecil Dan Koperasi Melalui Pemanfaatan
Dana Dari Bagian Lembaga Badan Usaha Milik Negara. (Diakses: 06
Maret 2020).

Kementerian Luar Negeri RI, Majalah Edisi 2016:20. Diakses pada 5 Maret 2020.

Laily, Ichwan N,. Muhammad. (2015). Analisis 5C Terhadap Pemberian Kredit


(KM, KK, Kredit Mikro) dan Kaitannya dengan NPL pada Bank Umum
BPR Jatim Lumajang. Universitas Jember.

Mawardi, 2007. Ekonomi Islam. Pekanbaru, Alaf Riau Graha UNRI Press.
Cet.Ke-1

Nurlestari, Anisa. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Penyaluran Kredit UMKM (Studi Pada Bank Umum yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013). Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
105

Nora, Alfi Rista. (2016). Pengaruh Financial Indicator, Ukuran Perusahaan dan
Kepemilikan Institusional Terhadap Financial Distress. Artikel Ilmiah
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

Pandia, Korinti V. (2017). Analisi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyalran


Kredit UMKM Bank Umum di Indonesia. Universitas jember.

Putri & Akmalia. (2016). Pengaruh CAR, NPL, ROA dan LDR terhadap
penyaluran kredit pada Perbankan (Studi Pada Perusahaan Perbankan
yang Listed di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015). Balance, Vol.
XIII No. 2; 82-93.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 20/POJK.03/2014. Tentang Bank


Perkreditan Rakyat. (Diakses: 03 Maret 2020).

Peraturan Bank Indonesia No. 3/21/PBI/2001. Tentang Kewajiban Penyediaan


Modal Minimum Bank Umum. (Diakses: 03 Maret 2020).

Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013, Pasal 2. Tentang Kewajiban


Penyediaan Modal. (Diakses: 03 Maret 2020).

Peraturan Bank Indonesia No.17/11/PBI/2015. Tentang Giro Wajib Minimum


Bank Umum Dalam Rupiah Dan Valuta Asing Bagi Bank Umum
Konvensional. (Diakses: 03 Maret 2020).

Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management. Jakarta:


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Samudra, Ake L. (2019). Analisis Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi


Kredit UMKM Serta Dampaknya Terhadap Kemiskinan di Indonesia.
Universitas Brawijaya.

Satria, Dias,. Bagus, R,. (2010) Determinasi Penyaluran Kredit Bank Umum di
Indonesia Periode 2006-2009. Universitas Brawijaya.

Sefriawan, M Rizky,. Curry, Khirstina. (2018). Analisis Pengaruh Spread


Tingkat Suku Bunga, LDR, DAN CAR Terhadap Penyaluran Kredit
UMKM Pada Bank Buku 4 Periode 2015-2017. Keuangan FEB.
Universitas Trisakti.

Selamet, Riyadi. 2015. Banking Assets dan Liability Management. Lemabag


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
106

Sinungan, Muchdarsyah. 2010. Uang dan Bank. Bina Aksara, Jakarta, 1987,
hlm. 111, dikutip dalam Neni Sri Imaniyati, Pengantar Hukum Perbankan
Indonesia. Refika Ditama, Bandung.

SK Menteri Keuangan RI Tahun 1990. No.792. Tentang Lembaga Keuangan.


(Diakses: 03 Maret 2020).

Sri, Neni Imaniyati, 2010. Pengantar Hukum Perbankkan Indonesia. Bandung:


Refika Ditama.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

Supriyono,. Maryanto. 2011. Buku Pintar Perbankan. Bandung: ANDI Yogya.

Susanta, Gatut. 2009. Cara Mudah Mendirikan dan Mengelola UMKM. Depok:
Raih Asa Sukses.

Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu
Penting. Jakarta: LP3ES.

Undang-Undang Pasal 1 angka 11 UU No.10 Tahun 1998. Perubahan atas


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. (Diakses: 03
Maret 2020).

Undang undang No. 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro. Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (Diakses: 03 Maret 2020).

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan dengan UU No. 10


Tahun 1998. (Diakses: 04 Maret 2020).

Undang-Undang Pasal 8 UU No. Tahun 20 Tahan 2008 Tentang UMKM, aspek


pendanaan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1).
(Diakses: 03 Maret 2020).

Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


(UMKM). (Diakses: 03 Maret 2020).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan


Menengah, Bab IV Kriteria, Pasal 6. (Diakses: 03 Maret 2020).

Wardhani, S. (2011). Analisis Pengaruh Spread Tingkat Suku Bunga Bank, CAR,
dan NPl terhadap Penyaluran Kredit UMKM oleh Perbankan di
Indonesia. Semarang : Skripsi pada Universitas Diponegoro.
107

Wuisang, Jery,. Roddy, R. 2019. Konsep Kewirausahaan dan UMKM. Sulawesi


Utara: Yayasan Makaria Waya. Edisi pertama Desember.

Yuda, I Made P,. Wahyu, Meiranto. (2010). Pengaruh Faktor Internal Bank
terhadap Jumlah Kredit yang Disalurkan. Jurnal Akuntansi dan Auditing
Universitas Diponegoro. Vol. 7 No. 1.

OJK, Data dan statistik perbankan Indonesia dalam


https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-
perbankan-indonesia/Default.aspx. (Diakses:Minggu 1 Maret 2020).

http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_9_1995.pdf. Undang-undang Republik Indonesia


Nomor 9 tahun 1995, Bab II, pasal 4, tentang Usaha Kecil. (Diakses:04
Maret 2020).

https://www.scribd.com/doc/314834468/ Pengertian Usaha Mikro Kecil dan


Menengah. (Diakses: 03 Maret 2020).
108

Lampiran 1. Daftar Kusioner

KUESIONER

Mataram, 10 Mei 2020

Kepada Yth.
Bapak/ibu pengelola Lembaga Keuangan Bank
Di Tempat

Dengan Hormat,
Sehubung dengan dilaksanakannya penelitian untuk penulisan skripsi
pada strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMM
Mataram yang berjudul: Analisis Faktor-faktor Yang Menjadi Pertimbangan
Lembaga Keuangan Untuk Memberikan Pinjaman Kepada Umkm di Kota
Mataram (Studi Pada Lembaga Keuangan di Kota Mataram), saya memohon
kesedian Bapak/ibu meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini.
Bapak/ibu dimohon membaca petunjuk pengisian pada bagan atas
kuesioner dan menjawab pernyataan yang sesuai dengan yang dirasakan selama
ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini,
karena hanya menanyakan perpsepsi Bapak/ibu, jawaban dan identitas responden
hanya digunakan untuk kepentingan akademis dan akan dijaga kerahasiaannya.
Keberhasilan penelitian ini sangat bergantung pada perhatian dan kesungguhan
Bapak/ibu dalam mengisi kuesioner ini.
Atas bantuan dan kesediaan Bapak/ibu dalam mengisi kuesioner
penelitian ini, saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya,
Peneliti

(Vicky Sekar Sagara)


109

Petunjuk pengisian

Isilah masing-masing pernyataan sesuai dengan petunjuk masing- masing


instrumen. Bapak/Ibu dapat menyesuaikan pernyataan tersebut dengan memberi
tanda silang (X) atau cek (√) pada salah satu dari angka 1 hingga 5.

1 Nama Responden : ...................................................................................


...

2 Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

3 Usia : ...................................................................................
...

4 Pendidikan Terakhir : a. SD b. SMP c. SMA d. D3

e. S1 f. S2 g. S3

5 Lama Bekerja : a. < 1 Tahun b. 1-3 Tahun

c. 4-5 Tahun d. >5 Tahun

6 Lama Jabatan : a. < 1 Tahun b. 1-3 Tahun

c. 4-5 Tahun d. >5 Tahun


110

Daftar pernyataan berikut, bertujuan untuk mengungkapkan persepsi


bapak/ibu mengenai pertimbangan penyaluran kredit. Pastikan setiap jawaban
bapak/ibu dan berilah tanda silang (X) atau cek (√) pada kolom jawaban yang
tersedia.
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Tidak Netral Setuju Sangat Setuju
Setuju Setuju (N) (S) (SS)
(STS) (TS)

Berdasarkan penelitian terdahulu dan mengacu pada peraturan Bank


Indonesia maka penyusun merumuskan beberapa kuisioner sebagai berikut:

Suku Bunga Riil Kredit


1 2 3 4 5
No Pernyataan
STS TS N S SS
Besarnya tingkat suku bunga perbulan
disesuaikan dengan ketetapan Bank
1
Indonesia.
Total biaya dana memperhitungkan
keuntungan yang diharapkan termasuk biaya
2 administrasi dan biaya lainnya
Total biaya dana tergantung pada suku bunga
yang ditetapkan untuk memperoleh dana
3 yang diinginkan.
Transaksi bank menuntut perolehan laba
4 maksimal ditentukan dengan melihat kondisi
pesaing, kondisi nasabah, dan juga melihat
sektor-sektor yang dibiayai.
Sesuai dengan target yang diinginkan, jika
5 laba yang diinginkan besar, maka Bunga
pinjaman ikut besar dan sebaliknya.
Apabila bank kekurangan dana, sementara
permohonan pinjaman meningkat, maka yang
6 dilakukan bank agar dana cepat terpenuhi
dengan meningkatkan suku bunga simpanan. 
111

Semakin tinggi jangka waktu pinjaman


7 semakin tinggi pula bunganya, hal ini
disebabkan kemungkinan risiko dimasa
mendatang.

Capital Adequacy Ratio (CAR)


1 2 3 4 5
No Pernyataan
STS TS N S SS
Untuk memastikan bank memiliki
kemampuan finansial jika sesuatu terjadi
1 pada asetnya mengacu pada total ATMRnya,
maka bank diharuskan memiliki kemampuan
permodalan cukup untuk masalah pendanaan
Bank harus memiliki jumlah modal
2 minimum antara 8% – 14% tergantung dari
peringkat profil risiko bank tersebut.  
Profil risiko dinilai berdasarkan peraturan
3 yang ditetapkan bank dengan CAR
10% artinya memiliki modal sebagai buffer
sebesar 10% dari aset berisikonya (ATMR)
Bank wajib memenuhi rasio modal inti
4 minimum dan modal inti utama minimum
untuk mengantisipasi risiko yang mungkin
timbul lebih tinggi
Besarnya tambahan modal sebagai
penyangga (buffer) yang wajib dibentuk oleh
5 Bank sebesar 2,5% dari ATMR untuk Bank
yang tergolong dalam Bank Umum Kegiatan
Usaha (BUKU) 3 dan BUKU 4 yang
pemenuhannya secara bertahap
Countercyclical Buffer dalam kisaran sebesar
6 0% (nol persen) sampai dengan 2,5% (dua
koma lima persen) dari ATMR sebagai
penyangga yang harus disediakan apabila
terjadi kerugian
Capital Surcharge dalam kisaran sebesar
7 1% - 2,5% dari ATMR yang ditetapkan
berdampak sistemik melalui peningkatan
kemampuan bank dalam menyerap kerugian
berisiko tinggi

Non Performing loan (NPL)


1 2 3 4 5
112

STS TS N S SS
No Pernyataan
Untuk menjaga rasio non performing
loan (NPL) tetap stabil, bank harus rela
1 menyisihkan modal untuk tambahan
pencadangan
Bank melakukan pemantauan dan pencatatan
tagihan dan kewajiban yang jatuh tempo
2 untuk mencegah kemungkinan timbulnya
kesulitan likuiditas
Dalam memberikan kredit bank melakukan
analisis terhadap kemampuan debitur untuk
3 membayar kembali kewajibannya
Setelah kredit diberikan bank melakukan
pemantauan terhadap penggunaan kredit
4 serta kemampuan dan kepatuhan debitur
dalam memenuhi kewajibannya
Risiko kredit dapat diakibatkan oleh
terkonsentrasinya penyediaan dana pada
5 debitur, wilayah geografis, produk, jenis
pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu
Perubahan kondisi ekonomi, teknologi dapat
mempengaruhi tingkat suku bunga, nilai
6 tukar, sikus usaha debitur, dan berdampak
pada kemampuan debitur untuk membayar
kembali pinjamannya
Analisis karakteristik nasabah utama bank
7 terhadap sensitivitasnnya terhadap
perubahan suku bunga

Loan to Deposit Ratio (LDR)


1 2 3 4 5
No Pernyataan
STS TS N S SS
Loan to deposite ratio miliki peranan penting
sebagai indikator yang menunjukan tingkat
1 ekspansi kredit bank sehingga dapat juga
digunakan untuk mengukur berjalan atau
tidaknya fungsi intermediasi bank.
Loan to deposit ratio merupakan
2 perbandingan antara seluruh jumlah kredit
atau pembayaran yang diberikan bank
dengan dana yang diterima bank.
113

Batas aman LDR bank secara umum sekitar


85% - 100%. Sedangkan menurut ketentuan
3 bank sentral, batas aman LDR suatu bank
adalah 80%
Loan to deposite ratio digunakan untuk
menilai strategi manajemen suatu bank yang
4 konservatif biasanya memiliki LDR yang
relative rendah
Penilaian kesehatan bank sehat adalah bank
yang tingkat LDR nya tinggi. Ini berarti bank
5 tersebut cukup aktif dalam menyalurkan
kredit dalam masyarakat.
Faktor ekspansi kredit ditunjukan oleh rasio
LDR dengan laba dari selisih penerimaan
6 bunga kredit dan beban bunga simpanan
serta peningkatan pengolahan penyaluran
kredit yang baik mendorong bank untuk
meningkatkan kemampuanya memperoleh
laba profitabilitas

Pemberian Pinjaman
1 2 3 4 5
No Pernyataan
STS TS N S SS
Adanya pemisahan fungsi antara bagian
yang menangani permohonan kredit dan
1 bagian analisis kredit
Otorisasi keputusan atas kredit telah
2 dilakukan oleh pihak yang berwenang
(dalam hal ini pimpinan cabang)
Adanya pemisahan fungsi antara bagian
3 yang menyetujui atau menolak permohonan
kredit
Dilakukan pemeriksaan jaminan kreditnya
4 yang meliputi fisik, lokasi, transaksi nilai
beli, nilai jual kembali, dan nilai bukunya
Faktor-faktor yang menentukan bank menilai
kelayaakan suatu kredit yaitu karakter calon
5 debitur, riwayat pinjaman, kesanggupan
memperoleh pendapatan, legalitas usaha,
nilai agunan, dan hubungan pemilik dengan
debitur
Hal-hal yang menjadi pertimbangan utama
bank dalam penyaluran kredit didasarkan
114

6 pada lokasi tempat tinggal (domisili) debitur,


lokasi usaha debitur, dan pada agunan yang
diajukannya
Analisis apakah nasabah utama bank berupa
7 perusahaan besar, bank, atau nasabah
individual dalam kaitannya dengan
sensitivitas terhadap perubahan faktor pasar
115

Lampiran 2. Sampel Penelitian

Lembaga Keuangan Bank di Kota Mataram


No Nama Bank No Nama Bank
1 PT. Bak Rakyat Indonesia 21 PT. Bank OCBC NISP, Tbk
(Persero), Tbk
2 PT. Bank Mandiri (Persero), 22 PT. Bank Mayapada
Tbk International, Tbk
3 PT. Bank Negara Indonesia 23 PT. BPD Bali
(Persero), Tbk
4 PT. Bank Danamon Indonesia, 24 PT. Bank Tabungan Pensiun
Tbk Nasional, Tbk
5 PT. Bank Permata, Tbk 25 PT. Bank National Nobu, Tbk
6 PT. Bank Central Asia, Tbk 26 PT. Bank Mandiri Taspen Pos,
Tbk
7 PT. Bank May Bank Indonesia, 27 PT. Bank Shinhan Indonesia
Tbk
8 PT. Bank Pan Indonesia, Tbk 28 PT. Bank China Construction
Bank Indonesia, Tbk
9 PT. Bank CIMB Niaga,Tbk 29 PT. Bank Tabungan Pensiun
Nasional Syariah
10 PT. Bank CIMB Niaga Syariah, 30 PPT. Bank Mega Syariah, Tbk
Tbk
11 PT. Bank NTB Syariah, Tbk 31 PT. Prima Master Bank
12 PT. Bank Muamalat Indonesia, 32 PT. Bank Tabungan Negara
Tbk Syariah (Persero), Tbk
13 PT. Bank Sinarmas Syariah, 33 PD. BPR NTB Mataram Kantor
Tbk Pusat
14 PT. Bank Bank Tabungan 34 PT. BPRS Dinar Asri
Negara (Persero), Tbk
15 PT. Bank BRI Syariah 35 PT. BPR Primadani
16 PT. Bank Bank Mega, Tbk 36 PT. BPR Pitih Gumarang
17 PT. Bank BNI Syariah 37 PT. BPR Mitra Harmoni
18 PT. Bank Bukopin, Tbk 38 PT. BPR Graha Lestari
19 PT. Bank Syariah Mandiri 39 PT. BPR Abdi Warga Mulia
20 PT. Bank Panin Dubai Syariah,
Tbk
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2020).
116

Lampiran 3. Tabulasi Data Kuesioner


SBRK SBRK TOTAL TOTAL
No SBRK1 2 SBRK3 SBRK4 SBRK5 6 SBRK7 SBRK CAR1 CAR2 CAR3 CAR4 CAR5 CAR6 CAR7 CAR
1 4 3 4 4 3 3 4 25 4 4 4 5 4 4 4 29
2 4 4 5 4 4 4 4 29 5 4 5 5 4 4 4 31
3 4 4 4 5 4 4 5 30 4 4 4 4 4 5 4 29
4 5 4 4 5 4 3 4 29 3 3 3 4 5 5 4 27
5 4 3 4 4 4 3 4 26 4 3 4 4 4 4 4 27
6 3 4 5 4 3 3 4 26 4 4 4 4 4 5 5 30
7 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 5 5 5 5 32
8 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 5 4 4 4 4 29
9 4 4 4 4 3 4 4 27 4 3 4 5 5 5 4 30
10 4 4 5 4 3 4 4 28 4 3 4 4 4 4 4 27
11 4 4 5 4 4 4 4 29 4 4 5 4 5 5 4 31
12 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 28
13 4 4 5 4 4 4 4 29 4 3 4 4 5 5 5 30
14 5 4 5 4 4 4 5 31 5 4 5 5 4 4 4 31
15 4 3 4 4 4 4 4 27 5 3 4 5 4 4 5 30
16 4 4 5 4 4 4 5 30 4 4 4 5 5 5 5 32
17 4 3 4 5 3 4 5 28 4 4 4 4 4 4 5 29
18 4 4 4 4 4 4 4 28 3 3 3 4 4 4 4 25
19 5 4 5 5 5 4 4 32 4 4 4 4 5 5 5 31
20 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 28
21 4 4 4 4 4 3 4 27 4 4 4 4 4 4 4 28
22 4 4 5 4 4 4 4 29 3 3 3 4 4 5 4 26
23 5 5 5 5 4 4 4 32 4 4 4 4 4 4 5 29
24 5 5 5 4 4 4 5 32 3 3 3 4 4 4 4 25
117

25 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 5 29
26 4 4 4 5 4 4 4 29 5 4 4 5 5 4 4 31
27 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 5 5 5 5 32
28 4 4 4 5 4 4 4 29 4 4 4 4 4 4 4 28
29 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 4 4 4 4 4 29
30 5 4 5 4 4 4 4 30 4 5 4 5 5 5 5 33
31 5 4 5 5 5 4 5 33 4 4 4 4 4 4 4 28
32 4 4 4 5 5 3 4 29 4 5 4 5 4 4 4 30
33 3 3 4 5 3 3 4 25 5 4 4 4 4 4 4 29
34 4 3 5 4 4 4 4 28 5 4 5 4 5 5 4 32
35 4 4 4 5 4 4 5 30 3 3 3 5 4 4 4 26
36 4 3 5 5 3 4 5 29 3 3 3 5 4 4 5 27
37 4 3 5 5 4 4 4 29 4 4 5 4 4 4 5 30
38 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 28
39 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 5 4 4 5 4 30

NPL NPL NPL TOTAL LDR TOTAL


No 1 NPL2 NPL3 4 NPL5 NPL6 7 NPL LDR1 LDR2 3 LDR4 LDR5 LDR6 LDR
1 4 5 4 5 5 5 4 32 4 5 4 3 4 4 24
2 4 4 5 4 4 5 4 30 4 4 4 5 4 5 26
3 4 5 4 5 4 5 4 31 4 5 4 5 4 5 27
4 5 5 5 4 4 4 4 31 5 5 4 5 5 5 29
5 4 4 4 5 4 5 4 30 4 4 5 4 5 5 27
6 4 4 4 5 4 4 4 29 4 5 4 5 4 5 27
7 4 5 5 5 5 4 4 32 5 5 4 5 4 4 27
8 4 4 5 5 5 4 4 31 4 4 5 4 4 4 25
9 4 4 4 5 5 4 5 31 4 4 4 4 4 4 24
10 4 4 4 4 4 4 4 28 5 5 4 4 4 5 27
118

11 4 4 4 5 4 5 4 30 5 5 4 5 5 5 29
12 5 5 5 4 5 5 5 34 4 4 4 4 4 4 24
13 5 5 5 5 5 5 4 34 4 4 4 4 5 4 25
14 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 24
15 4 5 4 5 5 4 4 31 4 4 4 4 4 4 24
16 4 5 4 5 5 4 4 31 4 4 4 5 4 4 25
17 5 5 5 5 5 5 4 34 4 4 4 4 5 5 26
18 5 5 4 4 4 5 5 32 4 4 4 4 4 4 24
19 5 4 4 5 5 4 4 31 4 5 5 4 5 5 28
20 4 5 4 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 5 25
21 5 4 4 5 4 5 4 31 4 4 4 5 5 5 27
22 5 4 4 4 4 4 4 29 4 5 5 4 4 4 26
23 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 24
24 4 4 4 4 5 5 5 31 4 4 4 4 5 4 25
25 5 5 4 4 4 4 4 30 4 4 5 5 4 5 27
26 4 4 4 4 4 4 5 29 4 4 4 4 4 4 24
27 4 4 4 4 5 4 4 29 4 4 4 4 4 4 24
28 4 4 4 4 5 4 4 29 4 5 4 4 4 4 25
29 4 4 4 4 4 3 3 26 4 4 4 4 4 4 24
30 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 24
31 4 5 4 5 5 5 5 33 5 5 4 5 5 5 29
32 4 4 5 4 4 4 5 30 4 4 4 4 4 5 25
33 4 5 4 4 4 5 4 30 4 5 5 5 4 5 28
34 4 5 4 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 4 24
35 5 4 4 4 4 4 4 29 4 4 5 5 5 4 27
36 4 5 5 5 4 4 4 31 4 4 4 4 4 4 24
37 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 5 5 4 4 26
38 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 5 5 26
119

39 5 5 4 4 4 4 5 31 4 4 4 4 5 4 25

TOTAL
No PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 PK
1 4 5 4 4 4 5 4 30
2 4 4 3 4 5 4 4 28
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 5 4 5 4 4 4 30
5 4 4 4 4 4 5 4 29
6 4 4 4 4 4 3 3 26
7 4 4 4 4 5 4 5 30
8 4 4 4 4 4 4 4 28
9 5 5 5 5 5 4 4 33
10 3 3 4 4 4 3 4 25
11 4 4 4 4 4 4 4 28
12 4 5 5 4 5 4 4 31
13 4 5 4 5 4 4 4 30
14 4 4 5 4 4 4 4 29
15 4 4 5 5 5 5 5 33
16 4 5 4 4 4 4 4 29
17 5 5 4 4 4 4 5 31
18 4 4 4 4 5 5 4 30
19 4 4 4 5 4 4 4 29
20 4 5 5 5 5 4 4 32
21 4 5 5 5 3 4 4 30
22 5 5 5 4 4 4 5 32
23 4 4 4 5 4 4 4 29
24 3 4 3 4 4 3 3 24
120

25 4 5 4 4 4 4 4 29
26 4 4 4 4 5 5 4 30
27 4 4 4 4 4 4 5 29
28 4 4 4 5 4 4 4 29
29 4 4 4 5 4 4 4 29
30 4 4 4 4 4 4 4 28
31 5 4 5 4 5 5 4 32
32 4 4 4 5 4 4 4 29
33 4 4 4 4 5 5 4 30
34 4 4 4 5 5 5 4 31
35 4 4 4 4 4 4 4 28
36 5 4 4 4 4 4 4 29
37 4 4 4 4 4 4 4 28
38 4 4 5 4 4 4 4 29
39 4 4 4 4 5 5 5 31
121

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas


 Variabel Suku Bungga Rill Kredit

Correlations

SBRK1 SBRK2 SBRK3 SBRK4 SBRK5 SBRK6 SBRK7 TOTAL_SBRK

SBRK1 Pearson Correlation 1 .433** .332* .157 .504** .274 .271 .774**

Sig. (2-tailed) .006 .039 .341 .001 .092 .095 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

SBRK2 Pearson Correlation .433** 1 .231 -.035 .319* .203 .079 .602**

Sig. (2-tailed) .006 .157 .832 .048 .216 .633 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

SBRK3 Pearson Correlation .332* .231 1 -.037 .067 .254 .222 .540**

Sig. (2-tailed) .039 .157 .824 .684 .118 .175 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

SBRK4 Pearson Correlation .157 -.035 -.037 1 .146 -.094 .314 .374*

Sig. (2-tailed) .341 .832 .824 .374 .567 .051 .019

N 39 39 39 39 39 39 39 39

SBRK5 Pearson Correlation .504** .319* .067 .146 1 .173 -.023 .587**

Sig. (2-tailed) .001 .048 .684 .374 .293 .890 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

SBRK6 Pearson Correlation .274 .203 .254 -.094 .173 1 .238 .489**

Sig. (2-tailed) .092 .216 .118 .567 .293 .145 .002

N 39 39 39 39 39 39 39 39

SBRK7 Pearson Correlation .271 .079 .222 .314 -.023 .238 1 .506**

Sig. (2-tailed) .095 .633 .175 .051 .890 .145 .001

N 39 39 39 39 39 39 39 39

TOTAL_SBR Pearson Correlation .774** .602** .540** .374* .587** .489** .506** 1
K
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .019 .000 .002 .001

N 39 39 39 39 39 39 39 39

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


122

 Variabel Capital Adequecy

Correlations

CR1 CR2 CR3 CR4 CR5 CR6 CR7 TOTAL_CR

CR1 Pearson Correlation 1 .439** .692** .157 .071 -.126 -.031 .631**

Sig. (2-tailed) .005 .000 .339 .668 .445 .849 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

CR2 Pearson Correlation .439** 1 .523** .103 .058 .023 .103 .621**

Sig. (2-tailed) .005 .001 .534 .726 .888 .534 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

CR3 Pearson Correlation .692** .523** 1 -.031 .071 .059 -.031 .654**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .849 .668 .719 .849 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

CR4 Pearson Correlation .157 .103 -.031 1 .282 .038 .192 .425**

Sig. (2-tailed) .339 .534 .849 .082 .819 .241 .007

N 39 39 39 39 39 39 39 39

CR5 Pearson Correlation .071 .058 .071 .282 1 .719** .282 .598**

Sig. (2-tailed) .668 .726 .668 .082 .000 .082 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

CR6 Pearson Correlation -.126 .023 .059 .038 .719** 1 .265 .468**

Sig. (2-tailed) .445 .888 .719 .819 .000 .104 .003

N 39 39 39 39 39 39 39 39

CR7 Pearson Correlation -.031 .103 -.031 .192 .282 .265 1 .425**

Sig. (2-tailed) .849 .534 .849 .241 .082 .104 .007

N 39 39 39 39 39 39 39 39

TOTAL_CR Pearson Correlation .631** .621** .654** .425** .598** .468** .425** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .007 .000 .003 .007

N 39 39 39 39 39 39 39 39

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


123

 Variabel Non Performing Loan

Correlations

NPL1 NPL2 NPL3 NPL4 NPL5 NPL6 NPL7 TOTAL_NPL

NPL1 Pearson Correlation 1 .253 .198 -.059 .006 .179 .131 .435**

Sig. (2-tailed) .120 .228 .719 .971 .275 .426 .006

N 39 39 39 39 39 39 39 39

NPL2 Pearson Correlation .253 1 .255 .213 .205 .279 .110 .618**

Sig. (2-tailed) .120 .117 .193 .212 .086 .505 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

NPL3 Pearson Correlation .198 .255 1 .162 .224 .146 .053 .512**

Sig. (2-tailed) .228 .117 .325 .170 .376 .751 .001

N 39 39 39 39 39 39 39 39

NPL4 Pearson Correlation -.059 .213 .162 1 .463** .312 -.102 .542**

Sig. (2-tailed) .719 .193 .325 .003 .053 .537 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

NPL5 Pearson Correlation .006 .205 .224 .463** 1 .176 .178 .598**

Sig. (2-tailed) .971 .212 .170 .003 .284 .277 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

NPL6 Pearson Correlation .179 .279 .146 .312 .176 1 .319* .652**

Sig. (2-tailed) .275 .086 .376 .053 .284 .048 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

NPL7 Pearson Correlation .131 .110 .053 -.102 .178 .319* 1 .434**

Sig. (2-tailed) .426 .505 .751 .537 .277 .048 .006

N 39 39 39 39 39 39 39 39

TOTAL_NPL Pearson Correlation .435** .618** .512** .542** .598** .652** .434** 1

Sig. (2-tailed) .006 .000 .001 .000 .000 .000 .006

N 39 39 39 39 39 39 39 39

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


124

 Variabel Loan To Deposito Ratio

Correlations

LDR1 LDR2 LDR3 LDR4 LDR5 LDR6 TOTAL_LDR

LDR1 Pearson Correlation 1 .575** -.195 .367* .243 .304 .611**

Sig. (2-tailed) .000 .235 .021 .136 .060 .000

N 39 39 39 39 39 39 39

LDR2 Pearson Correlation .575** 1 .074 .249 .037 .348* .629**

Sig. (2-tailed) .000 .654 .126 .823 .030 .000

N 39 39 39 39 39 39 39

LDR3 Pearson Correlation -.195 .074 1 .190 .074 .093 .346*

Sig. (2-tailed) .235 .654 .247 .654 .575 .031

N 39 39 39 39 39 39 39

LDR4 Pearson Correlation .367* .249 .190 1 .141 .413** .690**

Sig. (2-tailed) .021 .126 .247 .391 .009 .000

N 39 39 39 39 39 39 39

LDR5 Pearson Correlation .243 .037 .074 .141 1 .348* .524**

Sig. (2-tailed) .136 .823 .654 .391 .030 .001

N 39 39 39 39 39 39 39

LDR6 Pearson Correlation .304 .348* .093 .413** .348* 1 .732**

Sig. (2-tailed) .060 .030 .575 .009 .030 .000

N 39 39 39 39 39 39 39

TOTAL_LDR Pearson Correlation .611** .629** .346* .690** .524** .732** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .031 .000 .001 .000

N 39 39 39 39 39 39 39

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


125

 Variabel Pemberian Pinjaman

Correlations

PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 PK6 PK7 TOTAL_PK

PK1 Pearson Correlation 1 .404* .426** .010 .141 .293 .376* .659**

Sig. (2-tailed) .011 .007 .951 .392 .070 .018 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

PK2 Pearson Correlation .404* 1 .334* .217 -.085 .045 .115 .516**

Sig. (2-tailed) .011 .038 .184 .607 .785 .485 .001

N 39 39 39 39 39 39 39 39

PK3 Pearson Correlation .426** .334* 1 .205 .104 .185 .265 .648**

Sig. (2-tailed) .007 .038 .210 .527 .259 .103 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

PK4 Pearson Correlation .010 .217 .205 1 -.042 .016 -.029 .349*

Sig. (2-tailed) .951 .184 .210 .798 .923 .861 .029

N 39 39 39 39 39 39 39 39

PK5 Pearson Correlation .141 -.085 .104 -.042 1 .507** .216 .494**

Sig. (2-tailed) .392 .607 .527 .798 .001 .187 .001

N 39 39 39 39 39 39 39 39

PK6 Pearson Correlation .293 .045 .185 .016 .507** 1 .369* .643**

Sig. (2-tailed) .070 .785 .259 .923 .001 .021 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

PK7 Pearson Correlation .376* .115 .265 -.029 .216 .369* 1 .580**

Sig. (2-tailed) .018 .485 .103 .861 .187 .021 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

TOTAL_PK Pearson Correlation .659** .516** .648** .349* .494** .643** .580** 1

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .029 .001 .000 .000

N 39 39 39 39 39 39 39 39

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


126

Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas


 Variabel Suku Bungga Rill Kredit

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.622 7

 Variabel Capital Adequecy

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.615 7

 Variabel Non Performing Loan

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.605 7

 Variabel Loan To Deposito Ratio

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.627 6

 Variabel Pemberian Pinjaman

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.624 7
127

Lampiran 6. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 39

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.68291887

Most Extreme Differences Absolute .127

Positive .118

Negative -.127

Kolmogorov-Smirnov Z .793

Asymp. Sig. (2-tailed) .556

a. Test distribution is Normal.

Lampiran 7. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 25.351 9.484 2.673 .011

TOTAL_SBRK -.178 .160 -.172 -1.113 .274 .984 1.016

TOTAL_CR .111 .148 .118 .754 .456 .965 1.036

TOTAL_NPL .374 .161 .362 2.324 .026 .965 1.036

TOTAL_LDR -.212 .183 -.182 -1.157 .255 .953 1.049

a. Dependent Variable: TOTAL_PK


128

Lampiran 8. Uji Heteroksiditas

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 4.209 6.301 .668 .509

TOTAL_SBRK .083 .106 .129 .777 .442

TOTAL_CR -.153 .098 -.260 -1.558 .128

TOTAL_NPL -.029 .107 -.045 -.268 .791

TOTAL_LDR -.002 .122 -.003 -.020 .984

a. Dependent Variable: abs_ress

Lampiran 9. Hasi Uji t

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 25.351 9.484 2.673 .011

TOTAL_SBRK -.225 .166 -.217 -1.353 .184

TOTAL_CR .101 .155 .107 .653 .518

TOTAL_NPL .349 .160 .338 2.184 .035

TOTAL_LDR -.196 .190 -.168 -1.034 .308

a. Dependent Variable: TOTAL_PK


129

Lampiran 10. Hasil Uji Determinan

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .450a .203 .109 1.779

a. Predictors: (Constant), TOTAL_LDR, TOTAL_SBRK, TOTAL_NPL,


TOTAL_CR

b. Dependent Variable: TOTAL_PK


130

Lampiran 11. Lembaga keuangan Kota Mataram


131
132
133
134
135

Anda mungkin juga menyukai