Anda di halaman 1dari 5

POLITEKNIKENJINERINGINDORAMA

PRODI TEKNOLOGI REKAYASAMEKATRONIKA


Kembang Kuning, Jatiluhur Purwakarta 41152 – Jawa Barat
Telp: +62-264-8301041Fax: +62-264-202318
Website: mekatronika.pei.ac.id e-mail:

Laporan Praktikum
Proses produksi - Milling

Disusun oleh :
Endriarto Pratama S
202206014
Rombel 2

ini dibuat untuk memenuhi syarat Mata Kuliah Program Studi Teknologi Rekayasa Mekatronika Politeknik Enjinering

Purwakarta 2023
A. Tujuan
1. Mahasiswa akan memahami komponen-komponen dasar dalam mesin milling.
2. Mahasiswa akan mampu mengoperasikan mesin milling dengan keselamatan dan keahlian
yang tepat.
3. Mahasiswa akan terampil dalam berkolaborasi dalam proses produksi.

B. Alat Dan Bahan

1. Mesin Milling Vertikal

Mesin Milling (frais) vertikal adalah mesin frais dengan pisau potong yang memiliki sumbu
vertikal. Sumbu pisau potong tersebut, tegak lurus dengan meja mesin. Mesin frais bisa
digunakan untuk membuat roda gigi, paralel, alur, dll. Pemilingan sendiri berfungsi untuk
mengurangi benda kerja secara akurat agar mendapatkan ukuran dan kualitas yang di inginkan
sehingga lebih presisi dan rapih.
2. Mata Bor Hss 12mm
3. Palu Lunak
4. Almunium
C. Bagian-Bagian Dasar Mesin Milling

Sebelum memulai proses pengerjaan benda kerja di mesin milling, penting untuk memahami
komponen-komponen dasar yang terdapat pada mesin frais, seperti berikut:
 Kepala Mesin (Headstock): Ini adalah bagian yang berisi motor penggerak spindle, yang
bertanggung jawab untuk memutar mata pemotong atau mata bor.
 Spindle: Spindle adalah elemen yang memutar alat pemotong atau mata bor untuk melakukan
pemotongan pada benda kerja.
 Meja Mesin: Meja mesin digunakan sebagai tempat untuk menempatkan ragum atau benda
kerja yang akan diolah.
 Handle/Sadel: Bagian handle memiliki peran penting dalam menggerakkan meja mesin secara
manual, baik secara vertikal maupun horizontal.
 Panel Kontrol: Panel kontrol digunakan untuk menghidupkan dan mengoperasikan mesin, dan
biasanya terdapat tombol-tombol untuk mengatur gerakan sadel secara otomatis.
 Panel Kontrol Digital: Panel kontrol digital ini memungkinkan pemantauan dan pengukuran
yang akurat terhadap semua gerakan sadel melalui tampilan digital.

D. Cara Kerja
Setelah memahami prinsip dasar komponen-komponen mesin milling, langkah berikutnya
adalah memahami secara umum bagaimana mesin ini beroperasi. Proses pemillingan dalam
praktikum ini dapat dibagi menjadi dua tahap utama, yaitu penentuan titik nol dan pemotongan
benda kerja sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
a. Proses Penentuan Titik Nol
Langkah penentuan titik nol dilakukan untuk memastikan bahwa permukaan awal benda kerja
menjadi rata setelah proses pengikiran, serupa dengan apa yang dilaporkan dalam Laporan
Praktikum Proses Produksi-Kerja Bangku.
 Langkah pertama adalah menjepit benda kerja dengan ragum. Penjepitan benda kerja perlu
dilakukan dengan hati-hati dan harus ditemani oleh spacer untuk melindungi permukaan
benda kerja agar tidak tergores oleh ragum.
 Selanjutnya, benda kerja harus diatur pada ketinggian yang hampir menyentuh mata bor, dan
arah pemotongan harus ditentukan.
 Mesin kemudian dihidupkan. Setelah mesin berjalan dan spindel mulai berputar, benda kerja
didekati kembali hingga ujung mata bor menyentuhnya.
 Sadel kemudian diputar ke arah yang diinginkan sehingga benda kerja mulai terkikis atau
terpotong, dan titik nol dapat diatur dengan presisi pada permukaan benda kerja tersebut.
b. Pemotongan Benda Kerja
Pemotongan benda kerja merupakan langkah kunci untuk mencapai hasil yang presisi dan
akurat sesuai dengan ukuran yang diinginkan, dengan merujuk pada titik nol yang telah ditentukan
sebelumnya.
Prinsip kerja pemotongan serupa dengan proses penentuan titik nol, namun pada tahap ini, kita
fokus pada pengaturan seberapa besar pemotongan yang diinginkan dengan menggerakkan sadel.
Upaya dilakukan untuk menjaga kesinambungan pemotongan searah, sehingga jika kita memulai
pemotongan dari arah tertentu, kita akan melanjutkannya dari arah yang sama. Hal ini bertujuan
untuk menghindari bekas atau cacat pada permukaan benda kerja yang telah dipotong.
Dalam praktikum ini, pemotongan yang dilakukan adalah sebanyak 1000 mikrometer atau setara
dengan 1 milimeter. Hal ini dilakukan agar perubahan ukuran yang diinginkan, yaitu 100
centimeter, tidak berubah terlalu drastis dan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.

E. Hasil Pemillingan

Pemillingan yang telah dilakukan yaitu merapikan setiap permukaan dari bagian- bagian
benda kerja dan membuat bentuk seperti gambar 3. Dapat dilihat bahwa hasil pemilingan lebih
mengkilat dan lebih rapih dibandingkan dengan hasil dari pengikiran yang telah dilakukan di
Laporan Praktikum Kerja Bangku.

Anda mungkin juga menyukai