Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

WORKSHOP PERPAJAKAN
TATA CARA PENGGUNAAN APLIKASI E-BUPOT 21/26 ( PEMAHAMAN MENGENAI BUKTI
POTONGANNYA)

DISUSUN OLEH
NURHALIMAH

HIMPUNAN MAHASISWA AKUNTANSI


UNIVERSITAS INSAN PEMBANGUNA INDONESIA
Jl. Raya Serang KM.10 Pos Bitung , Kadu Jaya, Kec. Curug, Kab. Tangerang – Banten 15810
TAHUN 2024
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Perpajakan PPh 21 dan PPh 26 merupakan pajak penghasilan yang dikenakan


pada

individu dan badan usaha di Indonesia. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) telah
memperkenalkan aplikasi e-Bupot 21/26 untuk memudahkan pemotong pajak dalam
membuat bukti potong PPh 21/26 dan melaporkan SPT Masa PPh 21/26 dalam bentuk
elektronik. Bukti potong PPh 21/26 yang dimaksud dalam peraturan ini adalah bukti potong
PPh 21 yang tidak bersifat final atau PPh 26 (Formulir 1721-VI). Pemotong pajak yang
melakukan pemotongan PPh 21 dan/atau PPh 26 harus membuat bukti potong PPh 21/26 dan
memberikan bukti potong PPh 21/26 kepada penerima penghasilan. Selain itu, pemotong
pajak juga harus melaporkan bukti potong PPh 21/26 kepada DJP menggunakan SPT Masa
PPh 21/26 dalam bentuk elektronik.

Dengan menerbitkan PER-2/PJ/2024, DJP memperkenalkan aplikasi e-Bupot


21/26

yang digunakan untuk membuat bukti potong PPh 21/PPh 26 serta SPT Masa PPh 21/PPh 26
dalam bentuk dokumen elektronik. Aplikasi e-Bupot 21/26 memungkinkan pemotong pajak
untuk menggunakan tanda tangan elektronik pada dokumen elektronik. Bukti potong PPh
21/26 dan SPT Masa PPh 21/26 dalam bentuk elektronik wajib digunakan oleh pemotong
pajak mulai Januari 2024. Pembuatan bukti potong PPh 21/26 dan SPT Masa PPh 21/26
dalam bentuk elektronik menjadi sarana bagi pemotong pajak untuk memudahkan proses
pemotongan pajak dan memastikan transparansi dalam pemerintahan. Oleh sebab itu,
Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HMAK) Universitas Insan Pembangunan Indonesia akan
membuat kegiatan workshop yang membahas tentang “ Tata Cara Penggunaan E-Bupot
21/26 dan Pemahaman Mengenai Bukti Pemotongannya” kegiatan ini tentu memiliki tujuan
agar mahasiswa UNIPI lebih memahami dalam membuat bukti pemotongan pajak dan
melaporkan SPT Masa PPh 21/26 dengan mudah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

PPh pasal 21 adalah pajak yang dipotong oleh pihak lain atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorium, tunjangan, dan pembayaran, lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. PPh 21 pasal 21 yang dipotong oleh pihak lain
tersebut sepanjang tidak bersifat final dapat dikreditkan oleh Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri terhadap pajak penghasilan (PPh) yang terhutang pada akhir tahun pajak
yang bersangkutan.

 Hak-hak pemotong PPh pasal 21 adalah:

 Kewajiban pemotong PPh 21 adalah:

 Penerima penghasilan yang dipotong PPh pasal 21:

 Penghasilan yan merupakan objek pajak pemotongan PPh pasal 21

 Bukan merupakan objek PPh pasal 21

 Menghitung pajak penghasilan pasal 21

2.2 Pengertian Pajak Penghasilan pasal 26

PPh pasal 26 adalah pajak atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia
yang diiterima atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri selain Bentuk Usaha Tetap (BUT)
di Indonesia. BUT merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya
dipersamakan dengan subjek pajak badan. Negara domisili dari Wajib Pajak Luar Negeri
selain yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan usaha melalui BUT di Indonesia
adalah negara tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak Luar Negeri yang
sebenarnya menerima manfaat dari penghasilan tersebut (beneficial owner)
BAB III
TOPIK PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Aplikasi E-BUPOT 21/26

Aplikasi e-Bupot 21/26 adalah aplikasi berbasis web untuk membuat bukti
potong PPh 21/26 serta mengisi dan menyampaikan SPT Masa PPh 21/26 di laman DJP
Online. Aplikasi ini digunakan oleh pemotong pajak non-instansi pemerintah yang mulai
digunakan mulai Masa Januari 2024. Aplikasi e-bupot 21/26 merupakan aplikasi berbasis
web, untuk menggunakannya wajib pajak dapat login melalui laman.
https://djponline.pajak.go.id

 Aplikasi e-Bupot 21/26 memiliki 4 menu utama, yakni:


1. Login
 Tahapan untuk dapat mengakses aplikasi melalui e-bupot 21/26
o Buka (Google Chrome, Mozilla Firefox,
Microsoft edge, dan sejenisnya)
o Ketik laman djponline
(https://djponline.pajak.go.id)
 Isikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Masukan Kata Sandi (password) djponline
 Masukan Kode Keamanan (Captcha) yang
muncul
 Lalu tekan tombol Login
Alur Aplikasi:
1. Login, untuk dapat menggunakannya wajib pajak cukup login ke laman
https://djponline.go/id
2. Bupot, pembuatan bukti potong dapat dilakukan melalui dua metode yaitu key-
in dan skema impor data excel.
3. Posting, aktivitas memindahkan data bukti potong yang telah di buat/ diterbitkan
kedalam draft Surat Pemberitahuan (SPT) / untuk melakukan update data pada
SPT.
4. Pembayaran, merekam data pembayaran pada SPT. Proses ini dipersayaratkan
bagi Wajib pajak yang melakukan setoran PPh baik berupa NTPN /
pemindahbukuan.
5. Submit SPT, rangkaian terakhir dari proses bisnis pemotongan PPh pasal 21/26.
Proses ini dilakukan setelah proses perekaman bukti pemotongan dan bukti
penyetoran selesai dilaksanakan.

Berikut akan ditampilkan dashboard dibawah ini. Untuk pertama kali, aktifkan menu e-bupot
21/26 dengan cara memilih menu profil.

Kemudian pilih submenu Aktivitasi Fitur  ceklis e-bupot 21/26  lalu tekan tombol ubah
fitur layanan
Setelah menekan tombol ubah Fitur Layanan perguna akan ter-log out secara otomatis silakan
login Kembali seperti gambar dibawah:

Selanjutnya masuk ke menu Lapor Pra- pelaporan e-bupot 21/26

(selain cara tersebut pengguna


juga dapat secara langsung
mengakses aplikasi e-bupot 21/26
dengan cara mengetik laman
https://ebupot2126.pajak.go.id )

Pengguna akan ditampilkan dashboard utama aplikasi e-bupot 21/26 seperti ditunjukkan menu
utama dashboard.

2. Dashboard
Menu utama Dashboard
fungsi : Menu Dashboard
berfungsi untuk daftar SPT masa
PPh Pasal 21/26 yang telah
dikirimkan secara elektronik ke
sistem Direktorat Jendral Pajak.
pada Menu ini memiliki beberapa kolom yaitu:

o NO, menunjukkan nomor baris


o No BPE/NTTE, atas SPT masa PPh pasal 21/26 yang telah dikirimkan
o masa/tahun pajak, informasi masa dan tahun pajak dari SPT yang telah dilaporkan
o Pbtl ke, mencerminkan status dari SPT yang dilaporkan (normal, pembentulan ke-1 dan
seterusnya
o Tanggak kirim, tanggal dikirimnya SPT
o Aksi, terdapat 2 kolom tombol aksi yaitu:
tombol aksi, Lihat BPE;untuk melihat dan mencetak BPE/NTTE
atas SPT Masa PPh pasal 21/26 yang telah dikirmkan & pengguna
dapat mengunduh doc dalam bentuk Pdf/mencetak langsung ke
printer. Terdapat kode QR yang dapat diakses secara online dari SPT yang dikirmkan.
Caranya dengan Melakukan pemindaian scan menggunakan perangkat mobile QRCode
Scanner.

Cetak SPT Induk, digunakan untuk melihat dan mencetak Induk SPT Masa
PPh Pasal 21/26. Pengguna dapat mengunduh induk SPT tersebut kedalam
bentuk Pdf/ mencetak secara langsung ke printer.
3. Bukti Potong
Menu utama Bukti Potong PPh Pasal 21/26
Fugsi: untuk membuat bukti
potong PPh 21/26, melalui
key in / skema impor excel.
menampilkan daftar bukti
potong 21/26 yang telah
dibuat, dan melakukan
posting atau pemindahan
bukti potong yang telah
dibuat ke dalam draft SPT Masa.

Menu ini terdiri dari 4 submenu yaitu:


1. Daftar Bupot Pasal 21
- Melihat, mengubah, dan menghapus bupot PPh pasal 21 yang telah diterbitkan dalam
masa pajak. pilih pencarian berdasarkanNo bupot Identitas dipotong atau
periodeisikan-pilih kata kunci lalu tekan tombol cari.
Sistem akan menampilkan data sesuai dengan parameter yang ditetapkan, untuk
mengunduh
kedalam format
excel klik unduh
tombol
aksi lihat
untuk
mencetak bupot PPh 21 yang telah dibuat/terbit. Aksi Ubah untuk mengubah
bupot PPh 21 yang telah dibuat/terbit. Aksi hapus untuk mengapus bukti potong
yang telah dibuat.
- Merekam, bupot melalui mekanisme key in
menginput satu per satu bupot yang akan dibuat. Metode ini pengguna dapat lebih detail
dan teliti atas setiap bupot yang dibuat sebelum disimpan dan diterbitkan.
untuk proses perekaman bupot skema key in diperlukan elemen data sebagai berikut:
Part A, Identitas Wajib Pajak
yang di potong.
- Identitas yang dipilih NPWP, isi 15 digit NPWP.
- Identitas NIK, isi 16 digit NIK, nama lengkap dan Alamat sesuai dengan e-KTP.
Part B, Jenis Pemotongan PPh
Pasal 21.
Kode objek pajak yang
dipotong PPh 21 yaitu: 21-100-
01 pegawai tetap, 21-100-02
penerima pension berkala dll.
Fasilitas PPh pasal 21 penerima
penghasilan memiliki fasilitas
seperti SKB / Surat Keterangan
Bebas pemotongan pph 21.
Part C, Penghitungan PPH Pasal 21

- Isikan data sesuai dengan kolom yang tersedia dan tekan tombol Hitung untuk
mengetahui besar PPh pasal 21 yang harus dipotong.
Part D, Penandatanganan Bukti Potong.
- Jika semua sudah terisi lengkap, yang terakhir adalah memilih jabatan
penandatanganan, nama penandatanganan, ceklist pernyataan, tekan tombol
simpan.
2. Daftar Bupot Pasal 26
- Melihat/mengedit/mengapus bukti potong untuk melihat data bukti potong PPh
pasal 26 yang telah dibuat/terbit dalam masa pajak, pilih pencarian
berdasarkanno bupotidentitas dipotong/periodeisikan/pilih kata
kuncitekan tombol cari.
Sistem menampilkan data sesuai dengan parameter yang ditetapkan. Untuk
mengunduh kedalam format excel, tekan tombol unduh.

Tombol aksi
Lihat, untuk
mencetak bupot
PPh pasal 26 yang
telah
dibuat/diterbitkan.
Sementar tombol
Hapus untuk menghapus bupot yang telah dibuat.

- Merekam bukti potong melalui mekanisme key-in mengaharuskan pengguna


untuk merekam satu per satu bupot yang telah dibuat. Pengguna dapat melihat
lebih detail dan teliti atas setiap bupot yang dibuat, sebelum disimpan dan
diterbitkan.
Untuk memulai perakaman mulai dengan memilih Tahun Pajak dan Masa Pajak,
kemudian dilanjutkan dengan pengisian:
Part A Identitas Wajib
Pajak yang dipotong isikan
Tax Identity Number

(TIN)/Paspor/KITAS/KITAP. Nama, Alamat dan Negara dari orang luar negeri


yang dipotong.
Part B Jenis Pemotong PPh pasal 26, kode objek pajak yang dipotong pasal 26
yaitu 27-100-99 pegawai/pemberi jasa/peserta kegiatan/penerima pension berkala
sebagai WP Luar Negeri.
- Fasilitas PPh pasal 26 penerima penghasilan memiliki fasilitas seperti Surat
Keterangan Domisili sebagai WP Luar Negeri (SKD WPLN).
Part C Penghitungan PPh pasal 26 jumlah penghasilan bruto, tarif (kolom tarif
di isikan secara manual jika memiliki SKD WPLN dan tekan tombol Hitung
untuk mengetahui PPh pasal 26 yang harus dipotong.
Part D Penandatanganan Bukti Potong jika semua sudah terisi lengkap
Langkah terakhir memilih Jabatan Penandatanganan, nama
penandatanganan, ceklist pernyataan, dan tekan tombol simpan.
3. Impor Data Bupot
Untuk membuat Bupot PPh 21/26 dalam jumlah banyak. Melalui menu impor ini,
pengguna tidak perlu merekam bukti potong secara manual/satu per satu. Namun
sebelum melakukan impor data pengguna harus mengunduh terlebih dahulu Template
Impor yang lainnya sudah disediakan oleh DJP.
Untuk mengunduh template impor Excel ini,
silahkan masuk ke menu Impor Data Bupot, kemudian pilih Petunjuk Pengisian dan tekan
tombol disini dibawah ini:
Didalam template impor excel tersebut terdapat 6 sheet yaitu:
 Sheet rekap
 Sheet 21
 Sheet 26
 Sheet Ref Daftar Objek Pajak
 Sheet Ref Daftar Kode Negara
 Sheet Ref Daftar PTKP

Isi 3 Sheet Utama yaitu sheet Rekap, Sheet 21, dan Sheet 26 dengan data yang ada, lalu simpan
fail tersebut dengan penamaan 15 digit No NPWP. Contohnya untuk NPWP: 01.234.567.8-
062.000, maka fail tersebut disimpan dengan nama 012345678062000.xls
 Cara impor data bukti potong
Sebelum Impor data excel pastikan telah terisi lengkap dengan ukuran maksimal
2mb dan maksimal 10rb rows.
Aturan penamaan file adalah diawali dengan 15 digit NPWP.xls
Contoh seperti dalam petunjuk pengisian disamping.
Untuk menuju ke menu impor data, silakan masuk ke menu Bukti PotongImpor
data bupot, Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Pilih
 Jenis Bukti potong
 Tahun Pajak
 Masa Pajak
Lalu unggah fail excel yang telah diisi sebelumnya dengan cara menekan tombol
Pilih File Bukti Pemotongan. Pasti kan ukurannya maksimal 2mb. Kemudian
tekan tombol Unggah.
Pada halaman impor data bupot bagian bawah, terdapat daftar monitoring proses
impor data yang telah diproses oleh sistem. Didalam daftar tersebut terdapat
kolom aksi untuk melihat detail keterangan hasil validasi data impor bupot.

Dalam hal ini terdapat notifikasi “Gagal Validasi “ silahkan tekan tombol

Anda mungkin juga menyukai