Anda di halaman 1dari 2

Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22

Di bawah ini adalah daftar pengecualian untuk pemungutan pajak


penghasilan berdasarkan PPH 22.

 Pemasukan barang dan/atau penyerahan barang berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan tidak dikenakan pajak
penghasilan. Pembebasan pajak harus dicantumkan dalam Surat
Keterangan Bebas Pajak Penghasilan Pasal 22 yang diterbitkan
oleh DJP.
 Barang impor bebas bea masuk:
o Kawasan Berikat (daerah di mana tidak ada bea masuk
yang dikenakan sampai barang dikliringkan untuk impor,
ekspor, atau impor kembali) dan Production Clearance for
Export Purposes (EPTE), yaitu tempat barang disimpan di
gudang, karena importir tidak membayar bea masuk
dilakukan dimana bea masuk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 dan Pasal 7 Peraturan Perundang-undangan Nomor
6 Tahun 1969 tentang Pemberlakuan Pembatasan Impor,
sebagaimana telah diubah dan terakhir ditambah
dengan Keputusan Nomor 26 Tahun 1988; SK No. 2 Tahun
1973.
o Dalam bentuk hadiah.
o Untuk tujuan ilmiah.
 Pembayaran atas penyerahan barang dibebankan pada belanja
negara/daerah, termasuk jumlah yang kurang dari Rp2.000.000
(tidak ada jumlah item baris).
 Pembayaran pembelian minyak tanah, listrik, gas, air
minum/PDAM, surat, dan telepon.

Siapa yang Harus Membayar PPh?


Semua jenis PPh ditanggung oleh penerima penghasilan. Adapun,
mekanisme pph pasal 23 ialah pembeli (pihak yang memberi
penghasilan) memotong 2% dari total harga jasa/ sewa kepada penjual
(pihak yang menerima penghasilan). Kemudian, sebesar 2% yang
dipotong pembeli tersebut disetorkan ke negara.

Kemudian, PPh 23 normalnya dibebankan kepada perusahaan penjual


barang. Penghasilan yg diterima penjual barang dikurangi/dipotong PPh
23. Perusahaan pembeli barang hanya berkewajiban memotong PPh 23
dari penghasilan yg diterima perusahaan penjual barang, menyetorkan
PPh 23 ke bank persepsi, dan membuat bukti potong PPh 23 yang
nantinya bukti potong akan diserahkan kepada perusahaan penjual
barang.

Mudahkan Perhitunganmu Dengan e-PPT


Pajakku
Walaupun perhitungan PPh Pasal 21/26 terlihat mudah, namun
kenyataannya menghitung PPh 21/26 sebenarnya cukup merepotkan.
Terlebih bagi badan usaha yang mengurus kewajiban perpajakannya
tanpa dibantu konsultan atau tidak memiliki karyawan yang memiliki
keahlian khusus dalam mengurus perpajakan. Untuk itu permudahkan
perhitunganmu dengan layanan aplikasi e-PPT Pajakku.

e-PPT Pajakku merupakan platform pengolahan seluruh PPh termasuk


PPh Unifikasi secara menyeluruh dari Hitung-Bayar-Lapor kapan saja
dan di mana saja. e-PPT Pajakku juga telah lolos Uji Teknis DJP (BA
No. 9/PJ.10/2016) dengan lisensi resmi DJP SK KEP-211/PJ/2022.
Adapun, fitur-fitur yang dapat membantumu, seperti:

 Multi-NPWP
 Multi-Pasal PPh
 Multi-User (Tax admin)
 Pengaturan hak akses/user role
 Manageable Bukti Potong
 Output format CSV siap lapor ke e-Filing
 Import/eksport data secara multi NPWP-Multi Pasal PPh
 Penyimpanan Tanda tangan elektronik
 Dapat diakses dimana saja (web base/cloud).

Beragam keuntungan pun juga akan kamu dapatkan. Maka dari itu,
segera gunakan layanan aplikasi e-PPT Pajakku. Untuk informasi lebih
lanjut langsung akses www.pajakku.com/products atau melalui kanal
Live Chat marketing@pajakku.com.

Anda mungkin juga menyukai