Anda di halaman 1dari 10

RESUME MOOC PPPK

Nama : Sigit Dwilaksono


NI PPPK : 198411172022211003

Agenda 1 : Modul 1

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA


Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri
sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
TITIK PENTING DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA
a) 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuanitu mereka sepakat
mendirikan organisasi Boedi Oetomo
b) Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah
"Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah
internasional. Perhimpunan Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada
25 Oktober 1908 di Leiden,Belanda
c) Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”, yang kemudian terkenal
dengan nama “Kongres Pemuda I”. Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh wakil organisasipemuda Jong Java,
Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers,
kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.
d) Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan.
e) Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan pemerintahpendudukan
Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI).
f) PPKI terbentuk pada 7 Agustus 1945.

4 KONSENSUS DASAR BERBANGSA DAN BERNEGARA


1. PANCASILA
Berfungsi sebagai landasan/dasar bagi negara, bintang pemandu, ideologI nasional, pandangan hidup
bangsa, pemersatu bangsa dan wawasan pokok bangsa Indonesia
2. UUD 1945
Naskah UUD 1945 dirancang sejak tanggal 26 mei hingga 16 juni 1945 oleh BPUPKI
3. BHINEKA TUNGGAL IKA
Lambang NKRI Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika ditetapkan PP No 66 th 1951.
4. NKRI
Tujuan NKRI dirumuskan dalam siding BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan disahkan oleh PPKI pada tanggal
18 Agustus 1945 yang tercantum dalam pembukaan UUD 45 alinea 4.

BENDERA, BAHASA, LAMBANG NEGARA,SERTA LAGU KEBANGSAAN


1. BENDERA
“Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negaraadalah Sang
Merah Putih” (Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
2. BAHASA
“Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang- Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika
peradaban Bangsa” (Pasal 25 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan)
3. LAMBANG NEGARA
“Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh
lurus ke sebelah kanan, perisai berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda” (Pasal 46 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan)
4. LAGU KEBANGSAAN
“Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman” (Pasal 58 Ayat (1)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara
serta lagu kebangsaan)

BELA NEGARA
Adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif
dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai
olehkecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia
dan Negara dari berbagai Ancaman” (Pasal1 Ayat(11) Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor23tahun2019
tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara)
HARI BELA NEGARA ditetapkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006
tentang Hari Bela Negara tanggal 18 Desember 2006 dengan pertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948
merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dalam rangka mengisi kekosongan
kepemimpinan Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela Negara serta bahwa
dalam upaya lebih mendorong semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka mempertahankan
kehidupan ber-bangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan Kesatuan.
Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional
untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskanbahwa Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara salah
satunya dilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan dengan PembinaanKesadaran Bela Negara dengan
menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang meliputi:
INDIKATOR CINTA TANAH AIR
a) Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruhruang wilayah Indonesia
b) Jiwa dan raganya banggasebagai bangsa Indonesia
c) Jiwa patriotisme terhadapbangsa dan negaranya
d) Menjaga nama baik bangsadan negara
e) Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dannegara
f) Bangga menggunakan hasil
g) produk bangsa Indonesia
INDIKATOR KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA
a) Berpartisipasi aktif dalam organisasikemasyarakatan, profesi maupun politik
b) Menjalankan hak dan kewajibannyasebagai warga Negara sesuai dengan peraturan perundang- undangan
yang berlaku
c) Ikut serta dalam pemilihan umum
d) Berpikir, bersikap dan berbuat yang
e) terbaik bagi bangsa dannegaranya
f) Berpartisipasi menjaga kedaulatan
g) bangsa dan negara
INDIKATOR SETIA PADA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
a) Paham nilai-nilai dalam
b) Pancasila Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupansehari-hari
c) Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsadan negara
d) Senantiasa mengembangkan nilai-nilaiPancasila
e) Yakin dan percaya bahwaPancasila sebagai dasar negara
INDIKATOR RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA DAN NEGARA
a) Bersedia mengorbankan waktu,tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsadan negara
b) Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macamancaman
c) Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat,bangsa dan negara
d) Gemar membantu sesama warga negara yang mengalamikesulitan
e) Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dannegaranya tidaksia-sia
INDIKATOR KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
a) Memiliki kecerdasan emosionaldan spiritual serta intelejensia
b) Senantiasa memelihara jiwa danraga
c) Bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa
d) Gemar berolahraga
e) Senantiasa menjaga kesehatan
NILAI-NILAI DASAR ASN
a) Memegang teguh ideologi Pancasila;
b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah;
c) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f) Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepadapublik
i) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan danprogram pemerintah;
j) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,berhasil guna,
dan santun;
k) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerjapegawai;
n) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yangdemokratis sebagai perangkat sistem karier.
FUNGSI ASN
a) Pelaksana kebijakan publik;
b) Pelayan publik; dan
c) Perekat dan pemersatu bangsa.

Agenda 1 : Modul 2

ANALISIS ISU KONTEMPORER


Tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia, merupakan respon atas
masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam menghadapi perubahan lingkungan
strategis yang menyebabkan posisi Indonesia dalam percaturan global belum memuaskan. 2. Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk
menjalankan profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku;
c) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan. ” 3. Kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan lingkungan strategis dan analisis isu-isu kontemporer pada agenda
pembelajaran Bela Negara perlu didasari oleh materi wawasan kebangsaan dan aktualisasi nilainilai bela negara
yang dikontektualisasikan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya
a) Melaksanakan : Kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
b) Memberikan : Pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c) Memperat : Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Menjadi ASN yang professional
a) Mengambil tanggung jawab d) Menunjukkan kompetensi
b) Menunjukkan sikap mental positif e) Memegang teguh kode etik
c) Mengutamakan keprimaan
Perubahan Lingkungan Strat
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017, empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni:
individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional
(Society), dan Dunia (Global).
Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
a) Modal intelektual d) Modal ketabahan
b) Modal emosional e) Modal etika / moral
c) Modal social f) Modal Kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani
Macam-Macam Isu Kontemporer
1. Korupsi
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi beserta revisinya melalui
UndangUndang Nomor 20 tahun 2001. Secara substansi Undangundang Nomor 31 Tahun 1999 telah
mengatur berbagai modus operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil, memperluas
pengertian pegawai negeri sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang perorang tetapi
juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak
pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana Tambahan.
2. Narkoba
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu ”Narke” yang berarti
terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian orang berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata
”Narcissus” yang berarti jenis tumbuh- tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak
sadarkan diri. Narkotika dan Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa digunakan oleh Kemenkes)
yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Kemenkes, 2010). Kedua istilah
tersebut dapat menimbulkan kebingungan. Dunia internasional (UNODC) menyebutnya dengan istilah
narkotika yang mengandung arti obat-obatan jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Sehingga
dengan menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif
lainnya.
3. Terosisme Dan Radikalisme
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana
teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau
menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas
publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang UN Global Counter Terrorism
Strategy yang berisi empat pilar strategi global pemberantasan terorisme, yaitu : 1) pencegahan kondisi
kondusif penyebaran terorisme; 2) langkah pencegahan dan memerangi terorisme; 3) peningkatan kapasitas
negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas terorisme serta penguatan peran sistem PBB; dan
4) penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law sebagai dasar pemberantasan
terorisme. Selain itu, PBB juga telah menyusun High- Level Panel on Threats, Challenges, and Change
yang menempatkan terorisme sebagai salah satu dari enam kejahatan yang penanggulangannya
memerlukan paradigma baru.
Hubungan Radikalisme dan Terorisme
Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya sangat terhubung dengan
radikalisme. Untuk memahami Hubungan konseptual antara radikalisme dan terorisme dengan menyusun
kembali definsi istilah-istilah yang terkait.
Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang
ekstrem. Ciri-ciri sikap dan paham radikal adalah: tidak toleran (tidak mau menghargai pendapat dan
keyakinan orang lain); fanatik (selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah); eksklusif
(membedakan diri dari umat umumnya); dan revolusioner (cenderung menggunakan cara kekerasan untuk
mencapai tujuan).
Radikal Terorisme adalah suatu gerakan atau aksi brutal mengatasnamakan ajaran agama/golongan, dilakukan oleh
sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan senjata politik untuk menyerang kelompok lain yang
berbeda pandangan.
Cara mencegah tindak pidana terorisme meliputi : Kesiapsiagaan Nasional, Deradikalisasi
4. Money Loundry
“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian uang. Terjemahan tersebut
tidak bisa dipahami secara sederhana (arti perkata) karena akan menimbulkan perbedaan cara pandang
dengan arti yang populer, bukan berarti uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya
mencuci pakaian kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya money
laundering dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan.

Agenda 1 : Modul 3

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan
berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga
yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila
dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.
Rumusan 5 Nilai Bela Negara :
1. Rasa Cinta Tanah Air;
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara; dan
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan Makmur.
KESIAPSIAGAAN JASMASNI
Adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik
dan efisien.
MANFAAT :
a) Memiliki postur yang baik.
b) Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan berat.
c) Memiliki ketangkasan yang tinggi.
SIFAT KESIAPSIAGAAN JASMANI :
a) Dapat dilatih untuk ditingkatkan.
b) Dapat meningkat dan/atau menurun dalam periode waktu tertentu.
c) Kualitas kesiapsiagaan sifatnya tidak menetap sepanjang masa.
d) Cara terbaik untuk mengembangkannya, yaitu melakukannya.
SASARAN PENGEMBANGAN KESIAPJAS :
a) Tenaga (power). f) Kelincahan (agility).
b) Daya tahan (endurance). g) Koordinasi (coordination).
c) Kekuatan (muscle strength). h) Keseimbangan (balance).
d) Kecepatan (speed). i) Fleksibilitas (flexibility)
e) Ketepatan (accuracy).

LATIHAN & PENGUKURAN KESIAPSIAGAAN JASMASNI


Tujuan Latihan untuk meningkatkan volume oksigen (VO2max) dalam tubuh agar dapat dimanfaatkan untuk
merangsang kerja jantung dan paru-paru, guna mencapai tingkat kesegaran fisik pd kategori baik sehingga siap
dan siaga dalam melaksanakan setiap aktivitas sehari-hari.
Bentuk Latihan :
a) Lari 12 menit (Cooper Test) d) Push up (35 kali/mnt utk pria dan 30 kali/mnt
b) Pull up 10 kali (pria), dan Chining 20 kali utk perempuan)
(perempuan) e) Shutle Run (jarak 10 meter, 3 putaran
c) Sit up (35 kali/mnt utk pria dan 30 kali/mnt maksimal 20 detik)
utk perempuan) f) Lari 2,4 km (maksimal 9 menit)
g) Berenang (minimal 25 meter)
KESEHATAN JASMANI
Kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat2 tubuhnya dlm batas fisiologi thd keadaan lingkungan &/
kerja fisik yg cukup efisien tanpa lelah scr berlebihan.
CIRI JASMANI SEHAT :
1) Normalnya fungsi alat-alat tubuh, terutama organ vital.
2) Memiliki energi yang cukup untuk melakukan tugas harian (tidak mudah merasa lelah).
3) Kondisi kulit, rambut, kuku sehat (gambaran tingkat nutrisi tubuh).
4) Memiliki pemikiran yang tajam (otak bekerja baik).
GANGGUAN KESEHATAN JASMANI :
1) Psikosomatis: Faktor Psikologis
2) Penyakit “Orang Kantoran”
KEBUGARAN JASMANI
Kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan/tugasnya sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa
kelelahan yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga utk menikmati waktu
senggangnya & untuk keperluan yg mendadak.
POLA HIDUP SEHAT
Segala upaya guna menerapkan kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan diri
dari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Cara :
1) Makan Sehat 4) Lingkungan Sehat
2) Aktifitas Sehat 5) Istirahat Sehat
3) Berpikir Sehat
KESIAPSIAGAAN MENTAL
Adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental, perkembangan mental, dan proses
menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya,
baik tuntutan dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
KARAKTER KESIAPSIAGAAN MENTAL BAIK :
a) Berperilaku menurut norma-norma sosial yang diakui, sikap perilaku tersebut digunakan untuk menuntun
tingkah lakunya;
b) Mengelola emosi dengan baik;
c) Mengembangkan berbagai potensi yang dimilik secara optimal;
d) Mengenali resiko dari setiap perbuatan;
e) Menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang; dan
f) Menjadikan pengalaman (langsung atau tidak langsung) sebagai guru terbaik.
KESEHATAN MENTAL
Sistem kendali diri yang bagus sebagai wujud dari kinerja sistem limbik (cenderung ke emosi) dan sistem
cortex prefrontalis (cenderung rasional) yang tepat.
KESEHATAN BERPIKIR :
a) Kesehatan Mental berkaitan dgn kemampuan berpikir.
b) Berpikir sehat : kemampuan menggunakan logika dan rasionalitas.
c) Kesalahan Beripikir :
 Berpikir ‘ya’ atau ‘tidak’  Alasan emosional
 Generalisasi berlebihan  Memberi label
 Magnifikasi-minimisasi  Membaca pikiran
TANDA KESEHATAN MENTAL :
Adalah KENDALI DIRI, yaitu kemampuan manusia utk selalu dpt berpikir sehat dlm kondisi apapun (sistem
cortex prefrontalis kendalikan sistem limbik).
KEARIFAN LOKAL
adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia di tempat ia hidup dengan lingkungan alam
sekitarnya untuk memperoleh kebaikan. Kearifan Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan
dan perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai bidang kehidupan manusia.
Dengan menjaga dan melestarikan kearfian lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan
terhormat tersebut merupakan sesuatu hal yang tidak bisa terbantahkan lagi sebagai salah satu modal yang kita
miliki untuk melakukan bela negara.
Prinsip :
a) Dapat berupa gagasan, ide, norma, nilai, adat, benda, alat, rumah tinggal, tatanan masyarakat, atau hal
lainnya yang bersifat abstrak atau konkrit.
b) Mengandung nilai kebaikan dan manfaat yang diwujudkan dalam hubungannya dengan lingkungan alam,
lingkungan manusia dan lingkungan budaya di sekitarnya.
c) Akan berkembang dengan adanya pengaruh kegiatan penggunaan, pelestarian, dan pemasyarakatan secara
baik dan benar sesuai aturan yang berlaku di lingkungan manusia itu berada.
d) Dapat sirna seiring dengan hilangnya manusia atau masyarakat yang pernah menggunakannya.
e) Memiliki asas dasar keaslian karya karena faktor pembuatan oleh manusia setempat dengan pemaknaan
bahasa setempat, kegunaan dasar di daerah setempat, dan penggunaan yang massal di daerah setempat.
f) Dapat berupa pengembangan kearifan yang berasal dari luar namun telah diadopsi dan diadaptasi sehingga
memiliki ciri baru yang membedakannya dengan kearifan aslinya serta menunjukkan ciri-ciri lokal.
BELA NEGARA
Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan
Negara dari berbagai Ancaman.
(UU No. 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahan Negara)
Aksi Nasional bela negara adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman,
gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan
negara yang berdaulat, adil, dan makmur.

Agenda 2 : Modul 1

BERORIENTASI PELAYANAN
Berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
Panduan Perilaku
a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b) Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c) Melakukan perbaikan tiada henti
Perwujudan Perilaku
a) Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat dengan proaktif
b) Memenuhi kebutuhan masyarakat dengan responsif
c) Melayani masyarakat sesuai tupoksi
d) Menyelesaikan keluhan masyarakat dengan pendekatan komunikasi yang persuasif
e) Menuntaskan semua pekerjaan
f) Mengucapkan salam dan sapa saat melayani
g) Menyediakan informasi yang aktual dan akurat
h) Melayani dengan standard yang sama kepada semua pihak, tanpa memandang kedudukan,
jabatan, suku, agama, ras dan jenis kelamin
i) Memperbaiki tata kelola layanan manajemen ASN dengan inovatif
j) Menindaklanjuti setiap kritik dan saran
k) Melakukan benchmarking untuk mendapatkan wawasan dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan

Agenda 2: Modul 2

AKUNTABEL
Mampu mengemban amanat dan kepercayaan yang diberikan dengan penuh tanggung jawab.
Panduan Perilaku
a) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi
b) Menggunakan kekayaan dan Barang Milik Negara secara bertanggung jawab, efektif
dan efisien
c) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
Perwujudan perilaku :
a) Memenuhi janji dan komitmen
b) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
c) Bertanggung jawab atas hasil kerja dan bersedia dievaluasi
d) Menolak segala bentuk gratifikasi, korupsi, kolusi, dan nepotisme
e) Memanfaatkan fasilitas BMN sesuai dengan peruntukannya
f) Mencari alternatif cara penggunaan sarana prasarana, bahan, dan alat kerja yang lebih hemat
g) Mengutamakan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi atau golongan
h) Mengambil keputusan dengan objektif saat terjadi konflik kepentingan

Agenda 2 : Modul 3
KOMPETEN
Meningkatkan kompetensi diri dengan terus belajar
Panduan Perilaku
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b) Membantu orang lain belajar
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
Perwujudan perilaku :
a) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi diri secara terus-menerus
b) Bertukar pikiran dan berdiskusi dengan rekan kerja, bawahan dan atasan
c) Belajar secara mandiri maupun kolaboratif dengan antusias
d) Memberikan kesempatan orang lain untuk menyampaikan pendapat
e) Membagikan pengetahuan dan pengalaman melalui diskusi, dialog dengan rekan
kerja, bawahan dan atasan
f) Menyusun rencana kerja/aggaran dengan spesifik
g) Melaksanakan rencana kerja/anggaran sesuai target yang ditetapkan
h) Menjalankan seluruh peraturan manajemen ASN yang berlaku
i) Mengevaluasi peningkatan kinerja diri
j) Menyelesaikan masalah secara komprehensif dan tuntas

Agenda 2 : Modul 4

HARMONIS
Saling peduli, menghargai dan bertoleransi dengan perbedaan
Panduan Perilaku
a) Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
b) Suka menolong orang lain.
c) Membangun lingkungan kerja yang kondusif
Perwujudan perilaku :
a) Berlaku adil kepada setiap orang tanpa memandang, kedudukan, jabatan, latar
belakang, suku, agama, ras dan jenis kelamin
b) Menjaga hubungan yang baik dengan rekan kerja, atasan, bawahan dan stakeholder
c) Menghormati gagasan yang disampaikan orang lain
d) Membantu orang lain dengan responsif
e) Memberikan solusi dan/atau informasi sesuai kewenangan
f) Menyelesaikan konflik di antara rekan kerja, atasan dan bawahan dengan netral
g) Berinteraksi dengan rekan kerja, atasan dan bawahan dengan sopan dan
menjunjung tinggi etika
h) Menghindari diskusi yang fokus pada perbedaan SARA

Agenda 2 : Modul 5
LOYAL
Berdedikasi tinggi terhadap kepentingan bangsa dan negara
Panduan perilaku :
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia kepada NKRI, serta pemerintahan
yang sah.
b) Menjaga nama baik sesama ASN, Pemimpin, Instansi dan Negara
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara
Perwujudan perilaku :
a) Menghindari tindakan, ucapan, perbuatan yang menjurus pada radikalisme yang
bertentangan dengan ideologi Pancasila
b) Menyebarkan informasi yang mendukung keutuhan NKRI
c) Mencegah stuasi yang mengancam keutuhan NKRI
d) Bersikap dan berperilaku yang melindungi nama baik serta citra instansi
e) Melaksanakan keputusan pimpinan yang sesuai dengan norma dan ketentuan
yang berlaku.
f) Menyebarkan informasi positif tentang ASN, Pemimpin Instansi dan Negara
g) Menyimpan informasi rahasia dengan cara dan pada tempat yang aman
h) Membagikan informasi rahasia hanya kepada pihak yang berwenang
i) Mencegah situasi yang mengancam rahasia jabatan dan negara
Agenda 2 : Modul 6
ADAPTIF
Siap menghadapi ataupun menjadi motor perubahan dengan terus mengasah kreativitas dan
berinovasi.
Panduan perilaku :
a) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
c) Bertindak proaktif
Perwujudan perilaku :
a) Menyesuaikan diri di berbagai lingkungan kerja
b) Beradaptasi dengan dinamika perubahan lingkungan
c) Menguasai dinamika perkembangan teknologi
d) Menyampaikan ide dan gagasan untuk kemajuan instansi dengan berani
e) Membuat inovasi yang mendukung tujuan instansi secara konsisten
f) Mengantisipasi permasalahan yang terjadi di masa mendatang dengan kritis
g) Menjalankan sistem kerja yang berbasis teknologi informasi
h) Mengidentifikasi potensi masalah dan solusinya
i) Menunjukkan keingintahuan yang tinggi terhadap hal baru
j) Memanfaatkan peluang untuk menghasilkan hal yang lebih baik

Agenda 2 : Modul 7

KOLABORATIF
Panduan perilaku :
a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Perwujudan perilaku :
a) Menerima pendapat dan saran dalam menyelesaikan pekerjaan.
b) Memuji keunggulan dan prestasi orang lain
c) Membagi tugas, tanggung jawab, hak, dan kewajiban kepada setiap anggota tim
kerja secara proporsional.
d) Mengajukan diri terlibat dalam projek, secara sukarela
e) Bersinergi dengan pihak-pihak terkait dalam menyelesaikan pekerjaan.
f) Mengakui saat berbuat kesalahan.
g) Mendorong rekan kerja, atasan,dan bawahan untuk dapat terlibat aktif dalam
pencapaian tujuan instansi.
h) Membangun komunikasi yang efektif dalam berkoordinasi dengan tim kerja.
i) Mengoptimalkan sumber daya yang mendukung pencapaian kinerja instansi.
Agenda 3 : Modul 1

SMART ASN
Setiap ASN harus dapat merespon perkembangan teknologi dan informasi dengan positif tidak hanya itu setiap
ASN juga harus dapat bersikap adaptif atau cepat menyesuaikan diri terhadap teknologi agar kinerja pelayanan
lebih cepat, akurat dan efisien. Seorang ASN yang 'Smart" juga diharapkan dapat berperan sebagai digital talen
(orang-orang yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menguasai teknologi digital) dan digital
leader (pola kepemimpinan yang berfokus pada pemanfaatan teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan
dengan lebih cepat) untuk mendukung trasformasi birokrasi di Indonesia.
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan persiapan kebutuhan SDM talenta digital,
literasi digital berperan penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia
agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Secara umum, literasi digital memang sering
dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital. tidak hanya itu literasi digital bukan
sekedar cara untuk membuat makna, tetapi juga cara berhungan dengan orang orang laian dan menunjukkan
siapa kita, literasi juga terkait cara melakukan sesuatu di dunia dan cara mengembangkan ide-ide baru serta
menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi.
Literasi digital adalah pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan media digital dengan bijak, seorang
pengguna yang memilki literasi digital yang baik tidak hanya mampu mengoprasikan alat melaikan juga
mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Literasi digital dibagi menjadi 4 kompetensi yaitu :
1. Kecakapan menggunakan media digital (digital skills)
Kemampuan dalam memahami, menggunakan dan memanfaatkan teknologi perangkat digital dalam
mengakses dan mengelola informasi.
a. Pengetahuan dasar menggunakan perangkat keras digital (HP, PC)
Pengetahuan dasar tentang search engine atau mesin telusur dalam mencari informasi dan data,
memasukkan kata kunci dan memilah berita benar.
c.Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi chat dan media social untuk berkomunikasi dan berinteraksi,
mengunduh dan mengganti Settings
d. Pengetahuan dasar tentang beragam aplikasi dompet digital dan e-commerce untuk memantau keuangan
dan bertransaksi secara digital
2. Budaya menggunakan digital (digital calture)
Bentuk aktivitas masyarakat di ruang digital dengan tetap memiliki wawasan kebangsaan, memegang teguh
nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan.
a. Pengetahuan dasar akan peraturan, regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika berinternet (netiguette)
b. Pengetahuan dasar membedakan informasi apa saja yang mengandung hoax dan tidak sejalan, seperti:
pornografi, perundungan, dil.
c. Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dalam kaidah etika
digital dan peraturan yang berlaku
d. Pengetahuan dasar bertransaksi secara elektronik dan berdagang di ruang digital yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Etis menggunakan media digital (digital ethics)
Kemampuan menyadari, mempertimbangakan, mengembangkan tata Kelola etika digital dalam kehidupan
sehari-hari
a. Pengetahuan dasar akan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kehidupan berbudaya,
berbangsa dan berbahasa Indonesia
b. Pengetahuan dasar membedakan informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin
telusur, seperti perpecahan, radikalisme dan hoax.
c. Pengetahuan dasar menggunakan Bahasa Indonesia baik dan benar dalam berkomunikasi, menjunjung
nilai Pancasila, Bhineka Tunggal Ika
d. Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku konsumsi sehat, menabung, mencintai produk dalam negeri
dan kegiatan produktif lainnya.
4. Aman menggunakan media digital (digital safety)
Kemampuan masyarakat menggali, menerapkan, meningkatkan kesadaran
perlindungan data pribadi dan kemanan digital
a. Pengetahuan dasar fitur proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint). Pengetahuan dasar memproteksi
identitas digital (kata sandi)
b. Pengetahuan dasar dalam mencari informasi dan data yang valid dari sumber yang terverifikasi dan
terpercaya, memahami spam, phishing (penglabuan)
c. Pengetahuan dasar dalam memahami fitur keamanan platform digital dan menyadari adanya rekam jejak
digital dalam memuat konten sosmed
d. Pengetahuan dasar perlindungan diri atas penipuan (scam) dalam transaksi digital serta protokol
keamanan seperti PIN dan kode otentikas

Agenda 3 : Modul 2

MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang Profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme selain itu
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kontrak (PPPK). Sebagai ASN yang mempunyai kedudukan sebagai aparatur negara yang
mempunyai tugas untuk menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan pemerintah harus
memastikan diri bebas dari pengaruh intervensi semua golongan dan partai politik. Selain memiliki kedudukan,
ASN mempunyai fungsi, yaitu :
a. Pelaksana kebijakan publik
Bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Bertugas memahami fungsi dan tugas sebagai pelayan
publik dengan memberikan pelayanan professional dan berkualitas, tanpa meminta suatu imbalan dari apa
yang sudah diberikan kepada masyarakat.
b. Perekat dan pemersatu bangsa
Bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI serta senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan perintahan yang sah. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi
para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah.
Di dalam manajemen ASN terdapat sistem merit yang merupakan salah satu sistem yang menjadikan
kualifikasi, kompetensi dan kinerja sebagai pertimbangan utama dalam proses perencanaan, perekrutan,
pengembangan, promosi, disiplin dan pension pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan
pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan
penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana
kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja

Anda mungkin juga menyukai