Anda di halaman 1dari 51

Diusun Oleh :

Nama : DEDE SALIM DAHLAN, S.Pd


NIP : 198204162022211008
Unit Kerja : SMAN 1 CIPEUNDEUY KBB
Gelombang : 15
Angkatan : 295
NDH : 10
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya-lah, saya dapat menyusun jurnal MOOC (Massive Open Online Course) dalam rangka
kegiatan orientasi PPPK 2022.

Saya sadar bahwa segala kesulitan dan kemudahan yang terjadi selama penyusunan jurnal ini tidak akan
terjadi tanpa seizin-Nya. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan jurnal ini masih banyak kekurangan
baik dari segi isi maupun dari segi struktur dan kaidah kebahasaan.

Semoga jurnal ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya dan umumnya untuk rekan-rekan peserta
orientasi PPPK Gelombang 15 Angkatan 295 semoga kita dapat terus berkarya dan mengabdi.

Akhir kata, penulis ucapkan mohon maaf bila dalam penyusunan jurnal ini masih banyak kesalahan karena
kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT.

Kab.Bandung Barat, 20 November 2023

Penulis

1 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

AGENDA I SIKAP PERILAKU BELA NEGARA 3

A. Wawasan Kebangsaan 3
B. Analisis Isu Kontemporer 13
C. Kesiapsiagaan Bela Negara 20

AGENDA 2 NILAI-NILAI DASAR PNS 29

A. Berorientasi Pelayanan 29
B. Akuntabel 30
C. Kompeten 32
D. Harmonis 33
E. Loyal 36
F. Adaptif 36
G. Kolaboratif 37

AGENDA 3 KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI 39

A. Smart ASN 39
B. Manajemen ASN 45

2 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


AGENDA I SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

MODUL 1 : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

Materi 1 : Wawasan Kebangsaan

Pengertian Wawasan Kebangsaan


Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap
sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan
Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi
mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara


1. Pancasila
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan philosofische grondslag,
suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi negara
merdeka yang akan didirikan.

2. Undang-Undang Dasar 1945


Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu Ir Soekarno menyampaikan gagasan
dasar pembentukan negara yang beliau sebut Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia
BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.

3. Bhinneka Tunggal Ika


Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa oleh Mpu Tantular pada dasarnya adalah
sebuah pernyataan daya kreatif dalam paya mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan,
sehubungan dengan usaha bina negara kerajaan Majapahit kala itu. Di kemudian hari, rumusan tersebut
telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa kemerdekaan, dan bahkan
telah berhasil menumbuhkan rasa dan

3 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


semangat persatuan masyarakat indonesia. Itulah sebab mengapa akhirnya Bhinneka Tunggal Ika –
Kakawin Sutasoma (Purudasanta) diangkat menjadi semboyan yang diabadikan lambang NKRI Garuda
Pancasila.

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia


Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari persitiwa Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil
mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada
negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya dirumuskan dalam sidang periode II
BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun
tujuan NKRI seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, meliputi :
a. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia ;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial (Tujuan NKRI tersebut di atas sekaligus merupakan
fungsi negara Indonesia.)

E. Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan


1. Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara adalah Sang
Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3
(dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua
bagiannya berukuran sama.

2. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa
resmi nasional yang digunakandi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia
yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan
sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.

4 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


3. Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang Negara adalah Garuda
Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah
Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman.

NILAI-NILAI BELA NEGARA

Pengertian Bela Negara


Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan
maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

Nilai Dasar Bela Negara


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk
Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.

Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan


Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan kepada warga negara guna
menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan
Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan yang ditujukan bagi Warga Negara yang bekerja pada : lembaga
Negara, kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian dan pemerintah daerah, Tentara Nasional
Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, badan usaha milik negara badan usaha milik daerah,
badan usaha swasta, dan badan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Indikator nilai dasar Bela Negara
1. Indikator cinta tanah air. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
a. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
b. Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia
c. Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
d. Menjaga nama baik bangsa dan negara.
e. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara.
f. Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia

2. Indikator sadar berbangsa dan bernegara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :


a. Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik.
b. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Ikut serta dalam pemilihan umum.
d. Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
e. Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
a. Paham nilai-nilai dalam Pancasila.
b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
d. Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila.
e. Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara.

4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
a. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan negara.
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
d. Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan.
e. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak
Sia-sia.

5. Indikator kemampuan awal Bela Negara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap:

6 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


a. Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia.
b. Senantiasa memelihara jiwa dan raga
c. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
d. Gemar berolahraga.
e. Senantiasa menjaga kesehatannya.

Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN


Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional, dengan sikap dan
perilaku meliputi :

1. Cinta tanah air bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku, antara lain :
a. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah.
b. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
c. Sesuai peran dan tugas masing-masing, ASN ikut menjaga seluruh ruang wilayah Indonesia baik ruang
darat, laut maupun udara dari berbagai ancaman, seperti : ancaman kerusakan lingkungan, ancaman
pencurian sumber daya alam, ancaman penyalahgunaan tata ruang, ancaman pelanggaran batas negara dan
lain-lain.
d. ASN sebagai warga Negara terpilih harus menjadi contoh di tengah-tengah masyarakat dalam
menunjukkan kebanggaan sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.
e. Selalu menjadikan para pahlawan sebagai sosok panutan, dan mengambil pembelajaran jiwa patriotisme
dari para pahlawan serta berusaha untuk selalu menunjukkan sikap kepahlawanan dengan mengabdi tanpa
pamrih kepada Negara dan bangsa.
f. Selalu nenjaga nama baik bangsa dan Negara dalam setiap tindakan dan tidak merendahkan atau selalu
membandingkan Bangsa Indonesia dari sisi negatif dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.
g. Selalu berupaya untuk memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan Negara melalui ide-ide kreatif
dan inovatif guna mewujudkan kemandirian bangsa sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas masing-
masing.
h. Selalu mengutamakan produk-produk Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
mendukung tugas sebagai ASN Penggunaan produk- produk asing hanya akan dilakukan apabila produk
tersebut tidak dapat diproduksi oleh Bangsa Indonesia.
i. Selalu mendukung baik secara moril maupun materiil putra-putri terbaik bangsa (olahragawan, pelajar,
mahasiswa, duta seni dan lain-lain) baik perorangan maupun kelompok yang bertugas membawa nama
Indonesia di kancah internasional.

7 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


k. Selalu menempatkan produk industri kreatif/industri hiburan tanah air sebagai pilihan pertama dan
mendukung perkembangannnya.

2. Kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku, antara lain :
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
b. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
c. Memegang teguh prinsip netralitas ASN dalam setiap kontestasi politik, baik tingkat daerah maupun di
tingkat nasional.
d. Mentaati, melaksanakan dan tidak melanggar semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi pelopor dalam penegakan
peraturan/perundangan di tengah-tenagh masyarakat.
e. Menggunakan hak pilih dengan baik dan mendukung terselenggaranya pemilihan umum yang mandiri,
jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, professional, akuntabel, efektif dan efisien.
f. Berpikir, bersikap dan berbuat yang sesuai peran, tugas dan fungsi ASN.
g. Sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing ikut berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan
negara.
h. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
i. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.

3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku,
antara lain :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
c. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
d. Menjadi agen penyebaran nilai-nilai Pancasila di tengah-tengah masyarakat.
e. Menjadi contoh bagi masyarakat dalam pegamalan nilai-nilai Pancasila di tengah kehidupan sehari-hari.
f. Menjadikan Pancasila sebagai alat perekat dan pemersatu sesuai fungsi ASN.
g. Mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kesempatan dalam konteks kekinian.
h. Selalu menunjukkan keyakinan dan kepercayaan bahwa Pancasila merupakan dasar Negara yang
menjamin kelangsungan hidup bangsa.
i. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku, antara
lain :

8 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


a. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun.
b. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan Negara sesuai tugas
dan fungsi masing-masing.
c. Bersedia secara sadar untuk membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
d. Selalu berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional dan menjadi pionir pemberdayaan masyarakat
dalam pembangunan nasional.
e. Selalu ikhlas membantu masyarakat dalam menghadapi situasi dan kondisi yang penuh dengan kesulitan.
f. Selalu yakin dan percaya bahwa pengorbanan sebagai ASN tidak akan sia-sia.

5. Kemampuan awal Bela negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku antara lain :
a. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
b. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
c. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
d. Selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan wawasan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Selalu menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis dengan pola hidup sehat serta menjaga keseimbangan
dalam kehidupan sehari-hari.
f. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
g. Selalu menjaga kebugaran dan menjadikan kegemaran berolahraga sebagai gaya hidup.
h. Senantiasa menjaga kesehatannya dan menghindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang dapat
mengganggu kesehatan.

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Makna Kesatuan dalam Sistem Penyelenggaraan Negara


Sebagai sebuah negara kesatuan (unitary state), sudah selayaknya dipahami benar makna “kesatuan”
tersebut. Dengan memahami secara benar makna kesatuan, diharapkan seluruh komponen bangsa Indonesia
memiliki pandangan, tekat, dan mimpi yang sama untuk terus mempertahankan dan memperkuat kesatuan
bangsa dan negara.
Indonesia adalah melting pot atau tempat meleburnya berbagai keragaman yang kemudian bertransformasi
menjadi identitas baru yang lebih besar bernama Indonesia. Indonesia adalah konstruksi masyarakat modern
yang tersusun dari kekayaan sejarah, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan ideologi yang tersebar di bumi

9 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


nusantara. Gerakan separatisme atau upaya-upaya kearah disintegrasi bangsa, adalah sebuah tindakan
ahistoris yang bertentangan dengan semangat persatuan dan kesatuan tersebut.
Disamping kesatuan psikologis, politis, dan geografis diatas, penyelenggaraan pembangunan nasional juga
harus didukung oleh kesatuan visi. Artinya, ada koherensi antara tujuan dan cita-cita nasional yang
termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dengan visi, misi, dan sasaran strategis yang dirumuskan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah, hingga Rencana Strategis

Bentuk Negara Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


Sebagaimana disebutkan dalam Bab I, pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Negara
Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik”. Ini berarti bahwa Organisasi Pemerintahan
Negara Republik Indonesia bersifat unitaris, walaupun dalam penyelenggaraan pemerintahan kemudian
terdesentralisasikan. Sejalan dengan hal tersebut, maka Negara kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota.

Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa.


Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang dinamis dan
berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses yang tumbuh dari
unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa dalam jangkauan waktu yang lama
sekali.Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua
unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan
kebudayaan. Karena masuknya kebudayaan dari luar, maka terjadi proses akulturasi (percampuran
kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur
kebudayaan lain yang beraneka ragam.
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut:
1. Perasaan senasib.
2. Kebangkitan Nasional
3. Sumpah Pemuda
4. Proklamasi Kemerdekaan
F. Prinsip-Prinsip Persatuan Dan Kesatuan Bangsa.
1. Prinsip Bhineka Tunggal Ika
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab

10 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


4. Prinsip Wawasan Nusantara
5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi.

Nasionalisme
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and History mendefinisikan nasionalisme sebagai
berikut :Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan pada negara.
Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah. Nasionalisme adalah sikap
mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi atas:
1. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan sehingga
menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini disebut juga nasionalisme yang chauvinisme,
contoh Jerman pada masa Hitler.
2. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan menggap semua
bangsa sama derajatnya.

Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia:
1. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara
2. Mengembangka sikap toleransi
3. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia

Empat hal yang harus kita hindari dalam memupuk sermangat nasionalisme adalah:
1. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.
2. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiri paling unggul.
3. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau perlu dengan kekerasan dan
senjata.
4. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.

Sikap patriotisme adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk
mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme adalah:
1. Cinta tanah air.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
4. Berjiwa pembaharu.
5. Tidak kenal menyerah dan putus asa.

11 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Implementasi sikap patriotisme dalam kehidupan sehari hari :
1. Dalam kehidupan keluarga ; Menyaksikan film perjuangan, Membaca buku bertema perjuangan, dan
Mengibarkan bendera merah putih pada hari-hari tertentu.
2. Dalam kehidupan sekolah ; Melaksanakan upacara bendera, mengkaitkan
materi pelajaran dengan nilaiu-nilai perjuangan, belajar dengan sungguh-sungguh untuk kemajuan.
3. Dalam kehidupan masyarakat ; Mengembangkan sikap kesetiakawanan sosial di lingkungannya,
Memelihara kerukunan diantara sesama warga.
4. Dalam kehidupan berbangsa ; Meningkatkan persatuan dan kesatuan, Melaksanakan Pancasila dan UUD
1945, Mendukung kebijakan pemerintah, Mengembangkan kegiatann usaha produktif, Mencintai dan
memakai produk dalam negeri, Mematuhi peraturan hukum, Tidak main hakim sendiri, Menghormati, dan
menjungjung tinggi supremasi hukum, Menjaga kelestarian lingkungan.

Kebijakan Publik dalam Format Keputusan dan/atau Tindakan Administrasi Pemerintahan


Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (“UUAP”) yang diberlakukan
sejak tanggal 17 Oktober 2014, memuat perubahan penting dalam penyelenggaran birokrasi pemerintahan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengenai jenis produk hukum dalam administrasi pemerintahan;
2. Pejabat pemerintahan mempunyai hak untuk diskresi;
3. Memperoleh perlindungan hukum dan jaminan keamanan dalam menjalankan tugasnya
Dalam UU AP tersebut, beberapa pengertian penting yang dimuat di dalamnya adalah sebagai berikut:
1. Administrasi Pemerintahan
2. Keputusan Administrasi Pemerintahan yang juga disebut Keputusan Tata Usaha Negara atau Keputusan
Administrasi Negara
3. Tindakan Administrasi Pemerintahan
5. Diskresi

LANDASAN IDIIL : PANCASILA


Rumusan nilai-nilai dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa;
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3. Persatuan Indonesia;
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan;
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

12 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


UUD 1945: Landasan konstitusionil SANKRI
1. Kedudukan UUD 1945
Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar
negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD
1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum SANKRI pada umumnya,atau
khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan
aspek sumber daya manusianya.

2. Pembukaan UUD 1945 sebagai Norma Dasar (Groundnorms)


Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD 1945, merupakan tempat
dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi, kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah,
merupakan dasar dan sumber hukum bagi Batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia apapun yang akan atau mungkin dibuat.

Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

MODUL 2 : ANALISIS ISU KONTEMPORER

Perubahan Lingkungan Strategis


Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan peraturan
perundang- undangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

13 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Menjadi PNS yang profesional memerlukan pemenuhan terhadap beberapa persyaratan berikut:
1. Mengambil Tanggung Jawab, antara lain dilakukan dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang
mencerminkan tetap disiplin dan akuntabilitas, mengakui
dan memperbaiki kesalahan yang dibuat, fair dan berbicara berdasarkan data, menindaklanjuti dan
menuntaskan komitmen, serta menghargai integritas pribadi.
2. Menunjukkan Sikap Mental Positif, antara lain diwujudkan dalam sikap dan perilaku bersedia menerima
tanggung jawab kerja, suka menolong, menunjukkan respek dan membantu orang lain sepenuh hati, tidak
tamak dan tidak arogan, serta tidak bersikap diskriminatif atau melecehkan orang lain.
3. Mengutamakan Keprimaan, antara lain ditunjukkan melalui sikap dan perilaku belajar terus menerus,
semangat memberi kontribusi melebihi harapan, dan selalu berjuang menjadi lebih baik.
4. Menunjukkan Kompetensi, antara lain dimanifestasikan dalam bentuk kesadaran diri, keyakinan diri, dan
keterampilan bergaul, mampu mengendalikan diri, menunjukkan kemampuan bekerja sama, memimpin,
dan mengambil keputusan, serta mampu mendengarkan dan memberi informasi yang diperlukan.
5. Memegang Teguh Kode Etik, antara lain menampilkan diri sesuai profesinya sebagai PNS, menjaga
konfidensialitas, tidak pernah berlaku buruk terhadap masyarakat yang dilayani maupun rekan kerja,
berpakaian sopan sesuai profesi PNS, dan menjunjung tinggi etika-moral PNS.

Perubahan Lingkungan Strategis


Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017) ada empat level lingkungan strategis yang
dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing,
yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture),
Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini
ditandai dengan masuknya kepentingan global (negara-negara lain) ke dalam negeri
dalam aspek hukum, politik, ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan cara pandang
individu tentang tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan), telah mempengaruhi cara
pandang masyarakat dalam memahami pola kehidupan dan budaya yang selama ini
dipertahankan/diwariskan secara turun temurun. Oleh karena itu, pemahaman perubahan dan
perkembangan lingkungan stratejik pada tataran makro merupakan faktor utama yang akan menambah
wawasan PNS.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus
kehidupan berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai
konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap
PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu

14 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham
radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war.

Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis


Modal insani yang dimaksud, disini istilah modal atau capital dalam konsep modal manusia (human capital
concept). Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal yang
tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja.
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam organisasi. Manusia dengan segala
kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan menghasilkan kinerja yang luar
biasa. Ada enam komponen dari modal manusia (Ancok, 2002), yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Modal Intelektual
Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola perubahan
organisasi melalui pengembangan SDMnya.Hal ini didasari bahwa pada dasarnya manusia memiliki sifat
dasar curiosity, proaktif dan inovatif yang dapat dikembangkan untuk mengelola setiap perubahan
lingkungan strategis yang cepat berubah. Modal intelektual untuk menghadapi berbagai persoalan melalui
penekanan pada kemampuan merefleksi diri (merenung),
untuk menemukan makna dari setiap fenomena yang terjadi dan hubungan antar fenomena sehingga
terbentuk menjadi pengetahuan baru. Kebiasaan merenung dan merefleksikan suatu
fenomena yang membuat orang menjadi cerdas dan siap menghadapi segala sesuatu.

2. Modal Emosional
Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan kesuksesan PNS dalam
melaksanakan tugas, kemampuan dalam mengelola emosi tersebut disebut juga sebagai kecerdasan emosi.
Bradberry & Greaves (2006) membagi kecerdasan emosi ke dalam empat dimensi kecerdasan
emosional yakni: Self Awareness yaitu kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri secara tepat dan
akurat dalam berbagai situasi secara konsisten; Self Management yaitu kemampuan mengelola emosi secara
positif dalam berhadapan dengan emosi diri sendiri; Social Awareness yaitu kemampuan untuk memahami
emosi orang lain dari tindakannya yang tampak (kemampuan berempati) secara akurat;, dan Relationship
Management yaitu kemampuan orang untuk berinteraksi secara positif pada orang lain.

3. Modal Sosial

15 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi
dari permasalahan yang dihadapi mereka. (rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku
yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas).
Modal sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan kerjasama dan hubungan interpersonal
yang mendukung kesuksesan, khususnya kesuksesan sebagai PNS sebagai pelayan
masyarakat, yang terdiri atas:
1. Kesadaran Sosial (Social Awareness)
2. Kemampuan sosial (Social Skill)

4. Modal ketabahan (adversity)


Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam
kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi
birokrasi. Berdasarkan perumpamaan pada para pendaki gunung, Stoltz membedakan tiga tipe manusia:
quitter, camper dan Climber.
1. Quitter yakni orang yang bila berhadapan dengan masalah memilih untuk melarikan diri dari masalah
dan tidak mau menghadapi tantangan guna menaklukkan masalah.
2. Camper adalah tipe yang berusaha tapi tidak sepenuh hati. Bila dia menghadapi sesuatu tantangan dia
berusaha untuk mengatasinya, tapi dia tidak berusaha mengatasi persoalan.
3. Climber yang memiliki stamina yang luar biasa di dalam menyelesaikan masalah. Tipe orang ini adalah
pantang menyerah, sesulit apapun situasi yang dihadapinya.

5. Modal etika/moral
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus
diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan
membedakan benar dan salah. Ada empat komponen modal moral/etika yakni:
1. Integritas (integrity), yakni kemauan untuk mengintegrasikan nilai-nilai universal di dalam berperilaku
yang tidak bertentangan dengan kaidah perilaku etis yang universal.
2. Bertanggung-jawab (responsibility) yakni orang-orang yang bertanggung-jawab atas tindakannya dan
memahami konsekuensi dari tindakannya sejalan dengan prinsip etik yang universal.
3. Penyayang (compassionate) adalah tipe orang yang tidak akan merugikan orang lain.
4. Pemaaf (forgiveness) adalah sifat yang pemaaf. Orang Yang memiliki kecerdasan moral yang tinggi
bukanlah tipe orang pendendam yang membalas perilaku yang tidak menyenangkan dengan cara yang tidak
menyenangkan pula.

16 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


6. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani
Badan atau raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua modal insani yang dibahas
sebelumnya, Badan yang tidak sehat akan membuat semua modal di atas tidak muncul
dengan maksimal. Oleh karena itu kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar dia bisa bekerja dan
berpikir secara produktif. Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan
tolok ukur kekuatan fisik adalah; tenaga (power), daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength),
kecepatan (speed), ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan keseimbangan
(balance).

ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER


1. Korupsi
Sejarah Korupsi Indonesia
1) zaman kerajaan
Dari beberapa catatan sejarah menggambarkan kehancuran kerajaan-kerajaan besar di Indonesia
disebabkan perilaku korup sebagian besar tokohnya. Pada zaman ini kasus korupsi lebih banyak terkait
aspek politik/ kekuasaan dan usaha-usaha memperkaya diri sendiri dan kerabat kaum bangsawan sehingga
menjadi pemicu perpecahan.

2) zaman penjajahan
Pada zaman penjajahan, praktek korupsi masuk dan meluas ke dalam sistem budaya, sosial, ekonomi, dan
politik. Budaya korupsi yang berkembang dikalangan tokoh-tokoh lokal yang
diciptakan sebagai budak politik untuk kepentingan penjajah. Reprsentasi Budak-Budak Politik tersebut
dimanisfetasikan dalam struktur pemerintahan adiministratif daerah, misal
demang (lurah), tumenggung (setingkat kabupaten atau provinsi), dan pejabat-pejabat lainnya yang nota
bene merupakan orang-orang suruhan penjajah Belanda untuk menjaga dan mengawasi kepentingan di
daerah teritorial tertentu.

3) zaman modern
Di zaman modern seperti sekarang ini kita perlu menyadari bahwa korupsi merupakan jenis kejahatan yang
terwariskan hingga saat ini dari perjalanan panjang sejarah kelam bangsa Indonesia, bahkan telah beranak
pinak lintas generasi.
Periode pasca kemerdekaan. Pada masa orde lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, telah
membentuk dua badan pemberantasan korupsi, yaitu; PARAN (Panitia Retooling Aparatur Negara) dan

17 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Operasi Budhi. PARAN mengalami kebuntuan, karena semua pejabat tinggi berlindung di balik
kedekatanya dengan presiden.
Pada masa Orde Baru mencoba memperbaiki penangan korupsi dengan membentuk Tim

2.NARKOBA
Pengertian Narkoba adalah merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya,
sedangkan Napza adalah akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.Narkotika
mengandung pengertian sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke
dalam golongan-golongan.Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Psikotropika dibedakan ke dalam empat golongan, yaitu (RI, 2009): Zat adiktif lainnya adalah zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika meliputi:

- Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat;

- Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang
terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin, yang sering
disalahginakan seperti lem, thinner, cat kuku dll;

- Tembakau, dan lain-lain

3.TERORISME
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan
suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau
menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas
publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. (Pasal 1 Ayat
(2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang)

18 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


TERORISME DAN RADIKALISME

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang UN Global Counter
Terrorism Strategy yang berisi empat pilar strategi global pemberantasan terorisme, yaitu :

1) pencegahan kondisi kondusif penyebaran terorisme;

2) langkah pencegahan dan memerangi terorisme;

3) peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas terorisme serta
penguatan peran sistem PBB; dan

4) penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law sebagai dasar pemberantasan
terorisme. Selain itu, PBB juga telah menyusun High-Level Panel on Threats, Challenges, and Change yang
menempatkan terorisme sebagai salah satu dari enam kejahatan yang penanggulangannya memerlukan
paradigma baru. Hubungan Radikalisme dan Terorisme

4. MONEY LAUNDRING
“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian uang. Terjemahan
tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (arti perkata) karena akan menimbulkan perbedaan cara
pandang dengan arti yang populer, bukan berarti uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana
layaknya mencuci pakaian kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya
money laundering dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan.

Sejarah Pencucian Uang

Sejak tahun 1980-an praktik pencucian uang sebagai suatu tindak kejahatan telah menjadi pusat perhatian
dunia barat, seperti negara-negara maju yang tergabung dalam G-8, terutama dalam konteks kejahatan
peredaran obat-obat terlarang (narkotika dan psikotropika).

5.PROXY WAR
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini yang dilakukan oleh
negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor non negara. Kepentingan nasional negara
negara besar dalam rangka struggle for power dan power of influence mempengaruhi hubungan
internasional. Proxy war memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam
mencapai tujuannya.

Proxy War Modern

19 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Reksodiprojo menyebutkan Proxy War adalah
istilah yang merujuk pada konflik di antara dua negara, di mana negara tersebut tidak serta-merta terlibat
langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’ atau kaki tangan. Perang Proksi merupakan bagian
dari modus perang asimetrik, sehingga berbeda jenis dengan perang konvensional. Perang asimetrik bersifat
irregular dan tak dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau luasan daerah pertempuran. Perang proxy
memanfaatkan perselisihan eksternal atau pihak ketiga untuk menyerang kepentingan atau kepemilikan
teritorial lawannya.

6. Media Massa vs Media Sosial


Media massa pada berbicara atas nama lembaga tempat dimana mereka berkomunikasi sehingga pada
tingkat tertentu, kelembagaan tersebut dapat berfungsi sebagai fasilitas sosial yang dapat ikut mendorong
komunikator dalam menyampaikan pesan-pesannya. Sedangkan media sosial, baik pemberi informasi
maupun penerimanya seperti bisa memiliki media sendiri.

Media sosial merupakan situs di mana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung
dengan kolega atau publik untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.

MODUL 3 ; KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik,
mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan
sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi
oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD
Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.

Rumusan 5 Nilai Bela Negara :

1. Rasa Cinta Tanah Air;

2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;


3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara; dan

KESIAPSIAGAAN JASMANI
PENGERTIAN : Adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan tugas atau kegiatan
fisik secara lebih baik dan efisien.

20 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


MANFAAT :
❑ Memiliki postur yang baik.
❑ Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan berat.

❑ Memiliki ketangkasan yang tinggi

SIFAT KESIAPSIAGAAN JASMANI :


❑ Dapat dilatih untuk ditingkatkan.
❑ Dapat meningkat dan/atau menurun dalam periode waktu tertentu.

❑ Kualitas kesiapsiagaan sifatnya tidak menetap sepanjang masa.


❑ Cara terbaik untuk mengembangkannya, yaitu melakukannya

SASARAN PENGEMBANGAN KESIAPJAS :


❑ Tenaga (power).
❑ Daya tahan (endurance).

❑ Kekuatan (muscle strength).


❑ Kecepatan (speed).

❑ Ketepatan (accuracy).
❑ Kelincahan (agility).
❑ Koordinasi (coordination).
❑ Keseimbangan (balance).
❑ Fleksibilitas (flexibility).

CIRI JASMANI SEHAT :


1) Normalnya fungsi alat-alat tubuh, terutama organ vital. Misal :
✔Tekanan darah : 120/80 mmHg

✔Frekuensi nafas : 12-18 kali/menit


✔Denyut nadi : 60 - 90 kali/menit
✔Suhu tubuh antara 360- 370 C

2) Memiliki energi yang cukup untuk melakukan tugas harian (tidak mudah merasa lelah).

21 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


3) Kondisi kulit, rambut, kuku sehat (gambaran tingkat nutrisi tubuh).
4) Memiliki pemikiran yang tajam (otak bekerja baik)

GANGGUAN KESEHATAN JASMANI :


1) Psikosomatis: Faktor Psikologis
2) Penyakit “Orang Kantoran”

KEBUGARAN JASMANI
Pengertian : Kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan/tugasnya seharihari dengan mudah, tanpa
merasa kelelahan yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati
waktu senggangnya dan untuk keperluan yang mendadak.
Komponen :
❑ Komposisi Tubuh -- IMT = BB / (TB)2
❑ Kelenturan Tubuh -- Luas bidang gerak persendian
❑ Kekuatan/Daya Tahan Otot -- Kontraksi maks. otot
❑ Daya Tahan Jantung-Paru

POLA HIDUP SEHAT :


Pengertian :
Segala upaya guna menerapkan kebiasaan baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan diri dari kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Cara :
1) Makan Sehat
2) Aktifitas Sehat
3) Berpikir Sehat
4) Lingkungan Sehat
5) Istirahat Sehat

KESIAPSIAGAAN MENTAL
PENGERTIAN : Adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental, perkembangan
mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan
mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.

22 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


KECERDASAN EMOSIONAL
Pengertian : Adalah kemampuan emosional yang meliputi : sadar akan kemampuan emosi diri sendiri,
kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri, kemampuan empati terhadap perasaan orang
lain, dan pandai menjalin hubungan dengan orang lain.
Dimensi Kecerdasan Emosional :
❑ Kesadaran Diri Sendiri (pengendalian emosi)

❑ Pengelolaan Diri Sendiri (Mempin & Menguasai Diri)


❑ Kesadaran Sosial
❑ Pengelolaan Hubungan Sosia
Faktor Kecerdasan Emosional :
❑ Psikologis (dari dalam diri)

❑ Pelatihan Emosi yang berulang


❑ Pendidikan

Cara Melatih/Meningkatkan Kecerdasan Emosional :


❑ Kenali emosi yang dirasakan;
❑ Minta pendapat/nasihat orang lain;
❑ Mengamati setiap perubahan emosi dan mood;
❑ Menulis jurnal atau buku harian;

❑ Berpikir sebelum bertindak;


❑ Menggali akar permasalahannya;
❑ Berintrospeksi saat menerima kritik;

❑ Memahami tubuh sendiri; dan


❑ Terus melatih kebiasaan tersebut

KESEHATAN MENTAL
PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL : Sistem kendali diri yang bagus sebagai wujud dari kinerja
sistem limbik (cenderung ke emosi) dan sistem cortex prefrontalis (cenderung rasional) yang tepat.

KESEHATAN BERPIKIR :
1) Kesehatan Mental berkaitan dengan kemampuan berpikir.

23 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


2) Berpikir sehat : kemampuan menggunakan logika dan rasionalitas.
3) Kesalahan Beripikir :
✔Berpikir ‘ya’ atau ‘tidak’

✔Generalisasi berlebihan
✔Magnifikasi-minimisasi
✔Alasan emosional

✔Memberi label
✔Membaca pikir

TANDA KESEHATAN MENTAL :


Adalah KENDALI DIRI, yaitu kemampuan manusia untuk selalu dapat berpikir sehat
Dalam kondisi apapun (sistem cortex prefrontalis kendalikan sistem limbik).

MANAJEMEN STRESS
Pengertian Stress :
Ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya
maupun terhadap lingkungannya atau respon tidak spesifik dari tubuh atas pelbagai hal yang dikenai
padanya.
Fase Stress :
❑ Fase 1: alarm reaction : Tanda-tanda pada tubuh
❑ Fase 2: stage of resistance : Tubuh kebal (adaptasi -ulangan)
❑ Fase 3: stage of exhaustion: Tubuh lelah - Alarm muncul lagi

Tanda Stress :
1) Pikiran menjadi sangat cepat, seperti sedang balapan.
2) Kontrol terh pikiran menjadi sangat sulit.
3) Menjadi cemas, mudah terangsang dan bingung.
4) Sulit berkonsentrasi.
5) Menjadi sulit tidur.

KESEHATAN BERPIKIR :
1) Kesehatan Mental berkaitan dgn

24 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


kemampuan berpikir.
2) Berpikir sehat : kemampuan menggunakan logika dan rasionalitas.
3) Kesalahan Beripikir :
✔Berpikir ‘ya’ atau ‘tidak’
✔Generalisasi berlebihan
✔Magnifikasi-minimisasi
✔Alasan emosional

✔Memberi label
✔Membaca pikiran

EMOSI POSITIF MAKNA HIDUP


TANDA KESEHATAN MENTAL : Adalah KENDALI DIRI, yaitu kemampuan manusia untuk selalu
dapat berpikir sehat dalam kondisi apapun (sistem cortex prefrontalis kendalikan sistem limbik).
Mengelola Stress :
1) Prinsip Mengelola Stress :
❑ A : Anticipation. Mengantisipasi dan menyiapkan respon positif terhadap pemicu stress.

❑ I : Identification. Mengenal sumber utama stres dalam kehidupan sehari-hari.


❑ D: Developing. Mengembangkan mekanisme stress coping.

2) Cara Mengelola Stress :


❑ Mengelola sumber stress
❑ Mengubah cara berpikir, cara merespon stress
❑ Mengelola respon stress tubuh
❑ Manifestasi Spiritualitas : Mengelola Pikiran dan Perasaan

❑ Syukur, Sabar & Ikhlas


❑ Komponen Emosi Positif :
1) Senang terhadap kebahagiaan orang lain.
2) Menikmati dengan kesadaran bahwa segala sesuatu diciptakan atas tujuan tertentu (hikmah).
3) Optimis akan pertolongan Tuhan.
4) Bisa berdamai dengan keadaan sesulit/separah apapun.
5) Mampu mengendalikan diri.

25 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


6) Bahagia saat melakukan kebaikan

MAKNA HIDUP
Manifestasi Spiritualitas : Penghayatan Intrapersonal
❑ Inspiring & Legacy

❑ Komponen Emosi Positif :


1) Menolong dengan spontan
2) Memegang teguh janji
3) Memaafkan (diri dan orang lain).
4) Berperilaku jujur.
5) Menjadi teladan bagi orang lain
6) Mengutamakan keselarasan dan
kebersamaan

KEARIFAN LOKAL
PENGERTIAN :
adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia di tempat ia hidup dengan lingkungan alam
sekitarnya untuk memperoleh kebaikan. Kearifan Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat,
bahan dan perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai bidang
kehidupan manusia.
URGENSI
Dengan menjaga dan melestarikan kearfian lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa
yang luhur dan terhormat tersebut merupakan sesuatu hal yang tidak bisa terbantahkan lagi
sebagai salah satu modal yang kita miliki untuk melakukan bela negara.

Rencana Aksi Bela Negara


Bela Negara : Tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun
kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.(UU No. 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara).

26 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


AKSI NASIONAL BELA NEGARA
adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan dengan berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat,
adil, dan makmur.

Inpres No. 7 Tahun 2018 Nasional Mengamanatkan setiap K/L dan Pemda untuk melaksanakan program-
program Aksi Nasional Bela Negara yang aplikatif sesuai dengan spesifikasi, tugas dan fungsinya masing-
masing dan melibatkan seluruh komponen bangsa dan mencakup seluruh segmentasi masyarakat.

INDIKATOR Nilai-Nilai Bela Negara


1. CINTA TANAH AIR
 Mencintai, menjaga, dan melestarikan lingkungan hidup
 Menghargai dan menggunakan karya anak bangsa
 Menggunakan produk dalam negeri
 Menjaga dan memahami seluruh ruang wilayah NKRI
 Menjaga nama baik bangsa dan negara
 Mengenal wilayah tanah air tanpa rasa fanatisme kedaerahan
2. SADAR BERBANGSA DAN BERNEGARA
 Disiplin dan bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan
 Menghargai dan menghormati keanekaragaman suku, agama, ras dan antar golongan.
 Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan.
 Bangga terhadap bangsa dan negara sendiri.
 Rukun dan berjiwa gotong royong dalam masyarakat.
 Menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan perundangan yang berlaku
3. SETIA KEPADA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
 Menjalankan kewajiban agama dan kepercayaan secara baik dan benar.
 Memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
 Meyakini Pancasila sebagai dasar negara serta menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan
negara.
 Menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai musyawarah mufakat.
 Menghormati serta menjungjung tinggi Hak Azasi Manusia.
 Saling membantu dan tolong menolong antar sesama sesuai nilai-nilai luhur Pancasila untuk
mencapai kesejahteraan.

27 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


4. RELA BERKORBAN UNTUK BANGSA DAN NEGARA
 Rela menolong sesama antar warga masyarakat yang mengalami kesulitan tanpa melihat latar
belakang sosio-kulturalnya.
 Mendahulukan kepentingan Bangsa dan Negara dari pada kepentingan pribadi dan golongan.
 Menyumbangkan tenaga, pikiran, kemampuan untuk kepentingan masyarakat , kemajuan bangsa
dan negara
 Membela bangsa dan negara sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing.
 Berpartisipasi aktif dan peduli dalam pembangunan masyarakat bangsa dan negara.
 Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
5. MEMPUNYAI KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
 Memiliki kemampuan, integritas dan kepercayaan diri yang tinggi dalam membela bangsa dan
negara.
 Mempunyai kemampuan memahami dan mengidentifikasi bentuk-bentuk ancaman di lingkungan
masing-masing.
 Senantiasa menjaga kesehatannya sehingga memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.
 Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensi yang tinggi
 Memiliki pengetahuan tentang kearifan lokal dalam menyikapi setiap ancaman.
 Memiliki kemampuan dalam memberdayakan kekayaan sumber daya alam dan keragaman hayati.

28 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


AGENDA 2
NILAI-NILAI DASAR PNS

MODUL 1 : Berorientasi Pelayanan


Definisi Pelayanan Publik dari berbagai sumber (2)
Agus Dwiyanto (2010:21) pelayanan publik sebagai: semua jenis pelayanan untuk menyediakan
barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau
jasa yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat serta penyediaannya terkait
dengan upaya mewujudkan tujuan bersama yang tercantum dalam konstitusi maupun dokumen
perencanaan pemerintah, baik dalam rangka memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan
strategis pemerintah, dan memenuhi komitmen dunia internasional

HAL FUNDAMENTAL DALAM PELAYANAN PUBLIK


1.Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi
2.Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan
bangsa di masa yang akan datang

Prinsip Dalam Pelayanan Publik (1)


1. Partisipatif
2. Transparan
3. Tidak diskriminatif
4. Responsif
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan Efisien
7. Aksesibel
8. Akuntabel
9. Berkeadilan

Keterlibatan Masyarakat Dalam Peningkatan Pelayanan Prima


Dimaknai sebagai terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau
adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak

29 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


langsung. Dengan kata lain, inovasi pelayanan publik tidak harus berupa suatu penemuan baru (dari tidak
ada kemudian muncul gagasan dan praktik inovasi), tetapi dapat merupakan suatu pendekatan baru
yang bersifat kontekstual berupa hasil perluasan maupun peningkatan kualitas inovasi yang sudah ada
Dalam sektor publik memiliki ciri transferabilitas. Semakin banyak penyelenggara pelayanan publik lain
yang terinspirasi dan menerapkan suatu inovasi di wilayah kerja masing-masing, maka akan semakin tinggi
nilai inovasi tersebut karena dampak dan manfaat inovasi dapat dirasakan oleh lebih banyak pengguna
layanan
Inovasi pelayanan publik yang matang dan berkualitas didorong agar lebih banyak penyelenggara
pelayanan publik lain yang terinspirasi dan menularkan virus baiknya sehingga dampak dan manfaat inovasi
dapat dirasakan oleh lebih banyak pengguna layanan
inovasi dalam layanan publik mestinya mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan
memotivasi setiap individu untuk membangun karakter dan mind-set baru sebagai apartur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda dari
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin
Nilai Dasar ASN (salah satunya Berorientasi Pelayanan) bertujuan agar menjadi pedoman perilaku bagi
para ASN dan menciptakan budaya kerja yang mendukung tercapainya kinerja terbaik. Keberhasilan
implementasi Nilai Dasar ASN apabila telah terinternalisasi dan teraktualisasi dalam perilaku pegawai
ASN, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

MODUL 2 : Akuntabilitas

Potret Layanan Publik Negeri Ini


Mental Melayani
- Mulai dari Diri Sendiri
- Mulai dari yang kecil
- Mulai dari SEKARANG!

Pengertian Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan

30 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017)

Aspek-Aspek Akuntabilitas
•Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)Hubungan yang dimaksud adalah
hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
•Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)Hasil yang diharapkan dari
akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
•Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) Laporan kinerja adalah
perwujudan dari akuntabilitas.
•Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)Laporan kinerja adalah
perwujudan dari akuntabilitas.
•Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)Tujuan utama dari
akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1.Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2.untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3.untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Tingkatan Akuntabilitas
1.Akuntabilitas Personal
2.Akuntabilitas Individu
3.Akuntabilitas Kelompok
4.Akuntabilitas Organisasi
5.Akuntabilitas Stakeholder

Aspek-Aspek Akuntabilitas
•Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)Hubungan yang dimaksud adalah
hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
•Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)Hasil yang diharapkan dari
akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
•Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) Laporan kinerja adalah
perwujudan dari akuntabilitas.

31 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


•Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) Laporan kinerja adalah
perwujudan dari akuntabilitas.
•Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance) Tujuan utama dari
akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Membangun Pola Pikir Antikorupsi


- ASN harus dapat memastikan kepentingan pribadi atau keuangan tidak bertentangan dengan
- kemampuan mereka untuk melakukan tugas- tugas resmi mereka dengan tidak memihak;
- Ketika konflik kepentingan yang timbul antara kinerja tugas publik dan kepentingan pribadi atau personal,
maka PNS dapat berhati-hati untuk kepentingan umum;
- ASN memahami bahwa konflik kepentingan sebenarnya, dianggap ada atau berpotensi ada di masa depan.
Situasi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan,
- Jika konflik muncul, ASN dapat melaporkan kepada pimpinan secara tertulis, untuk mendapatkan
bimbingan mengenai cara terbaik dalam mengelola situasi secara tepat;
• ASN dapat menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.

MODUL 3 :Kompeten

Aparatur Sipil Negara


1. PNS (Pasal 1 butir 3 & pasal 7)
• Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional;
• Menduduki jabatan pemerintahan.
2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & pasal 7)
• Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan Undang-Undang;
• Melaksanakan tugas pemerintahan

FUNGSI ASN:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa

PERAN ASN:
Sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas:

32 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


1. penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
2. pelaksana pembangunan nasional melalui Yanlik yang profesional,
3. bebas dari intervensi politik,
4. bersih dari praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).

Kompetensi ASN:
1. Kompetensi Teknis
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Sosial Kultural

Prinsip Pengembangan Kompetensi ASN:


1.Upaya peningkatan kompetensi yang dilakukan organisasi maupun individu melalui proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan pegawai
2.Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi
3.Diarahkan pada pengembangan kompetensi sesuai kebutuhan jabatan Pengembangan kompetensi sebagai
salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karir.
Rencana Pengembangan Kompetensi ASN
1.Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang dituangkan dalam
rencana kerja anggaran tahunan instansi.
2.Perencanaan pengembangan kompetensi untuk mewujudkan profesionalitas ASN dengan
mempertimbangkan kebutuhan individu pegawai dan kebutuhan umum organisasi dengan sistem
perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan efisien

Melaksanakan Tugas Terbaik


1. Pengetahuan menjadi karya: mewujudkan pengetahuan yang bertumbuh menjadi karya nyata.
2. Makna hidup dan bekerja baik: Pentingnya berkarya terbaik sejalan dengan tujuan hidup seseorang.
3. Tim individu semangat berkarya: yang dapat mendorong dan menahan kesuksesan pekerjaan Anda.

MODUL 4 : Harmonis

Keanekaragaman Bangsa

33 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau. Nama alternatif yang
biasa dipakai adalah Nusantara. Dengan populasi mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, Indonesia
menjadi negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.

Konsep Nasionalisme
• Perspektif modernis melihat bahwa bangsa merupakan hasil dari modernisasi dan rasionalisasi seperti di
contohkan dalam Negara Birokratis, ekonomi industry, dan konsep sekuler tentang otonomi manusia.
Beberapa jenis konflik
• Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku
seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam
masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat.
• Konflik antaragama yaitu pertentangan antarkelompok yang memiliki keyakinan atau agama
berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok
dalam agama tertentu.
• Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat
disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
• Konflik antargolongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau golongan dalam
masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai
politik, asal daerah, dan sebagainya.

DAMPAK KONFLIK
1. Suasana Bekerja dan Lingkungan Tidak Nyaman
2. Pekerjaan terbengkalai
3. Kinerja Buruk
4. Layanan Kepada Masyarakat Tidak optimal

Mengapa Harus Harmonis?


Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut
dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur
Pentingnya Suasana Harmonis
• Disharmonis: https://www.youtube.com/watch?v=bJ6T0hT-uTk.
•Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan
kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja
dan kualitas layanan kepada pelanggan.

34 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


DASAR DASAR NILAI ASN
• Etika: “the dicipline dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation”.
“an idea or moral belief that influences the behaviour, attitudes and philosophy of life of a group of people”.
• tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam institusi yang adil
• Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus, sudut
pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuanketentuan tertulis.

PENEGAKAN ETIKA ASN


a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.

Etika ASN sebagai Individu, dalam Organisasi, dan Masyarakat


• Perubahan Mindset Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
• Kedua, merubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’;
• Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang harus dipertanggung jawabkan bukan
hanya di dunia tapi juga di akhirat.
• Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan:
• Toleransi
• Empati
• Keterbukaan terhadap perbedaan.

Peran ASN Harmonis


• Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam artian tidak memihak
kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak
boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan.

35 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


• PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas, dengan tidak membuat
kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut.
• PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan
• Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka menolong baik kepada
pengguna

MODUL 5 : Loyal

LOYAL adalah Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.


Kalimat Afirmasi : Kami berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
Panduan Perilaku (Kode Etik)
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Kata Kunci (Aktualisasi) :“KoDeKoNasAb
Komitmen, Dedikasi, Kontribusi, Nasionalisme, Pengabdian

MODUL 6 : Adaptif
Apa itu Adaptif?
* Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau
kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan
(Robbins, 2003)
* Rumuskan pengertian adaptif menurut pemahaman dan hasil diskusi anda dalam kelompok, sampaikan
di kelas

Penerapan Budaya Adaptif


- Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
- Memanfaatkan peluangpeluang yang berubah-ubah
- Mendorong jiwa kewirausahaan
- Terkait dengan kinerja instansi
- Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat dan
sebagainya

36 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Ciri-ciri Individu Adaptif
• Eksperimen orang yang beradaptasi
• Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
• Memiliki sumberdaya
• Selalu berpikir ke depan
• Tidak mudah mengeluh
• Tidak menyalahkan
• Tidak mencari popularitas
• Memiliki rasa ingin tahu
• Memperhatikan system
• Membuka pikiran
• Memamhami apa yang sedang diperjuangkan

MODUL 7 : Kolaboratif

KONSEP KOLABORATIF
Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan
norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance .
PROSES YANG HARUS DILALUI DALAM MENJALIN KOLABORASI
1) Trust building
2) Face tof face Dialogue
3) Komitmen terhadap proses
4) Pemahaman bersama
5) Menetapkan outcome antara

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN DALAM KOLABORASI ANTAR


LEMBAGA PEMERINTAH
1. Kepercayaan,
2. Pembagian kekuasaan,
3. Gaya kepemimpinan,
4. Strategi manajemen dan
5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien efektif antara entitas publik
Custumato (2021)

37 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Faktor yang dapat menghambat kolaborasi antar organisasi pemerintah
• Ketidakjelasan batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi.
• Dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas.

Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
bersama dalam bidang pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.

WoG Berdasarkan Jenis


Pelayanan yang bersifat adminisitratif
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan warga masyarakat
• Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya
• Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti misalnya jalan,
perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan seterusnya
• Pelayanan regulatif
Pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang
mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.

38 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

MODUL 1 : SMART ASN

MATERI 1 : Literasi Digital


Pengertian Literasi Digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkauan (affordances) yang
dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi, diskusi, dan evaluasi opini publik melalui
cara tekstual (Barton dan Lee, 2013).
Kompetensi Literasi Digital
Secara umum, literasi digital memang sering dianggap sebagai kecakapan menggunakan internet
dan media digital. Namun begitu, acap kali ada pandangan bahwa kecakapan penguasaan teknologi adalah
kecakapan yang paling utama. Padahal, literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan
sekadar menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi digital juga
banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi media
digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia & Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017).
Penguatan Literasi Digital
Pada Kurikulum 2006, mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sempat menjadi
bagian penting di bangku sekolah menengah dan atas. Namun dihapus pada Kurikulum 2013, untuk
kemudian direstorasi di Kurikulum 2013 terbaru. Namun, penguatan
literasi digital tidak hanya datang dari Kemendikbud selaku otoritas pendidikan beberapa lembaga
pemerintah, akademisi, dan nonpemerintah juga turut serta

MATERI 2 : Pilar Literasi Digital


Literasi digital memiliki 4 pilar wajib yang harus dikuasai oleh para peserta CPNS yang
terdiri dari etika, keamanan, budaya, dan kecakapan dalam bermedia digital.

Etika Bermedia Digital


Etika bermedia digial adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital
(netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.

39 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Etika tradisional adalah etika berhubungan secara langsung/tatap muka yang menyangkut tata cara
lama, kebiasaan, dan budaya yang merupakan kesepakatan bersama dari setiap kelompok masyarakat,
sehingga menunjukkan apa yang pantas dan tidak pantas sebagai pedoman sikap dan perilaku anggota
masyarakat.
Etika kontemporer adalah etika elektronik dan digital yang menyangkut tata cara, kebiasaan, dan
budaya yang berkembang karena teknologi yang memungkinkan
pertemuan sosial budaya secara lebih luas dan global. Maka, ruang lingkup etika dalam dunia digital
menyangkut pertimbangan perilaku yang dipenuhi kesadaran, tanggung jawab, integritas (kejujuran), dan
nilai kebajikan. Baik itu dalam hal tata kelola, berinteraksi, berpartisipasi, berkolaborasi dan bertransaksi
elektronik.

Waspada Konten Negatif


Definisi konten negatif jelas tertulis dalam UU ITE. Konten negatif ada dalam Undang-Undang No. 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang telah diubah melalui UU Nomor 19 Tahun
2016 (UU ITE) sebagai informasi dan/atau dokumen elektronik yang memiliki
muatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik, pemerasan dan/atau
pengancaman, penyebaran berita bohong dan menyesatkan sehingga mengakibatkan kerugian pengguna.
Beberapa Jenis Konten Negatif:
a. Hoaks
b. Cyberbullying
c. Hate speech
Cara melawan konten negatif diantaranya adalah memverifikasi informasi. Kita wajib melakukan cross
check untuk menguji kebenaran suatu informasi.

Budaya Bermedia Digital


Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun
wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Budaya Digital dan Penguatan Karakter


Sebagai bangsa Indonesia diwajibkan untuk memiliki sikap dan perilaku yang menjunjung nilai nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Keduanya menjadi landasan yang kuat dalam bersosialisasi di
masyarakat baik secara tatap muka maupun melalui kegiatan dalam
jaringan (daring).

40 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di Dunia Digital
Dalam konteks keIndonesiaan, sebagai warga negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab
(meliputi hak dan kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya
berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini karena
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa, bernegara dan berbudaya
di Indonesia. Sehingga jelas, kita hidup di dalam negara yang multikultural dan plural dalam banyak aspek.

Digitalisasi Kebudayaan dan TIK


Budaya digital yang akan kita pelajari bersama ini akan memberi wawasan kritis tentang tantangan dan
peluang sosial, politik, dan ekonomi yang ditimbulkan oleh teknologi digital itu sendiri. Sebuah budaya
memberi masyarakatnya gagasan tentang cara mendekati keputusan hidup, mulai dari bangun hingga tidur.

Cintai Produk dalam Negeri


Kecintaan pada produksi dalam negeri sebenarnya bukti dari bela negara secara ekonomi (Siswanto 2017
dalam Astuti dan Prananingrum, 2021). Bela negara dimaksudkan sebagai upaya untuk menumbuhkan
semangat patriotisme dan cinta tanah air kepada seluruh warga negara Indonesia (Akmadi, 2017 dalam
Astuti dan Prananingrum, 2021).
Jadi sudah selayaknya, warga negara Indonesia melakukan bela negara yang lebih nyata dengan selalu
menggunakan barang-barang yang diproduksi di dalam negeri. Juga selalu mengkonsumsi hasil-hasil
pertanian dan perikanan asli Indonesia.

Hak-Hak Digital
Hak Digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan,
membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital terdiri dari hak untuk
mengakses, hak untuk berekspresi, dan hak untuk merasa aman.
Kebebasan berekspresi adalah salah satu hak asasi manusia yang menjadi ciri negara demokrasi. Dengan
berkembangnya teknologi, berkembang pula jenis-jenis media massa. Dari media tradisional yang bersifat
analog, menjadi media baru yang bersifat digital.

Aman Bermedia Digital


Perangkat digital memiliki peran vital dalam melakukan aktivitas digital. Misalnya ketika kita melakukan
komunikasi seringkali kita menggunakan gawai yang terkoneksi dengan jaringan internet pada keseharian
kita, sehingga dalam menggunakan perangkat digital kita perlu melakukan proteksi terhadap perangkat
digital yang kita miliki.

41 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Proteksi Perangkat Digital
Risiko lainnya yang mungkin saja terjadi pada perangkat digital yang kita miliki jika tidak diproteksi
dengan benar adalah kegiatan mengakses data dan dokumen pribadi yang bisa dilakukan oleh orang yang
paham teknologi dan informasi.Sebagai contoh, kita bisa menggunakan fitur remote wipe, backup data,
antivirus, enkripsi full disk dan shredder.

Perlindungan Identitas dan Data Pribadi Digital


Berbeda dengan identitas di dunia nyata, identitas digital bukanlah suatu kesatuan karakteristik melainkan
gabungan beragam identitas parsial (Monggilo, dkk, 2020, dalam Adikara dan Kurnia, 2021). Artinya ada
identitas digital yang sama dengan identitas kita di dunia nyata, ada yang berbeda. Hindari untuk
menampilkan identitas digital yang seolah aman tapi tidak seperti tanggal lahir kita dan nama ibu kandung.
Sebab, identitas tersebut biasanya digunakan dalam transaksi perbankan yang tentu hanya kita saja yang
boleh menggunakannya.

Lindungi Rekam Jejak Digital


Jejak digital memiliki sisi positif dan juga sisi negatif yang perlu kita waspadai. Jejak digital dan keberadaan
fisik orang-orang sekarang dapat dilacak dengan mudah sehingga seseorang kini harus melindungi
anonimitas mereka secara daring dan juga luring dengan lebih menyeluruh (Madden, 2012 dalam Adikara
dan Kurnia, 2021). Cara termudah mengetahui jejak digital kita adalah dengan mengetikkan nama kita pada
search engine/mesin pencari digital seperti Google, Yahoo, Altavista, Yandex, dan sebagainya. Cara lain
adalah dengan melakukan
pencarian barang pada situs belanja daring.

Cakap Bermedia Digital


Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak
TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun
terlihat cukup sepele, peningkatan kecakapan mendasar dalam bermedia digital ini dapat memberi pengaruh
yang luas di tengah masyarakat.

Lanskap Digital
Setiap generasi dapat memiliki praktik dan pengalaman yang berbeda terhadap dunia digital. Olehnya itu,
pemahaman fundamental terhadap lanskap digital semakin penting mengingat semakin beragamnya
generasi yang mengakses dunia digital.

42 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Mesin Pencarian Informasi
Mesin pencarian informasi adalah situs yang memiliki kemampuan untuk mencari halaman situs web di
internet berdasarkan basis data dengan bantuan kata kunci. Google, Yahoo, Bing, Baidu, dan Yandex adalah
beberapa jenis mesin pencarian informasi yang populer di dunia.

Aplikasi Percakapan dan Medsos


Aplikasi percakapan dan media sosial adalah salah satu bagian dari perkembangan teknologi yang disebut
sebagai tolok ukur yang sangat menarik yang memiliki kaitan dengan berbagai aspek (Sun, 2020 dalam
Monggilo dan Kurnia 2021). Aplikasi percakapan adalah penunjang
komunikasi kita dalam jaringan.

Dompet Digital, Lokapasar, dan Transaksi Digital


Transaksi digital cenderung lebih aman dilakukan bilamana penjual bergabung dengan lokapasar yang
sudah menyediakan metode pembayaran resmi. Salah satunya dengan memanfaatkan fitur dompet digital.
Namun, sebelum dompet digital hadir seperti saat ini, terdapat sejumlah metode pembayaran yang cukup
sering digunakan, yaitu pembayaran dengan kartu kredit, kartu debit, transfer bank, rekening bersama
(virtual account), cash on delivery (COD), dan tunai melalui gerai retail.

MATERI 3 : Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya

Mengetahui dan Memahami Internet

Internet merupakan jaringan komputer yang memungkinkan satu komputer saling berhubungan dengan
komputer lain (Levine & Young, 2010). Karena hal tersebut, maka pengguna komputer dapat
berkomunikasi dengan pengguna komputer lainnya. Menurut Levine dan Young (2010), ada beberapa hal
yang perlu disiapkan untuk mengakses internet, yaitu komputer, modem, akses ke penyedia jasa internet,
dan berbagai perangkat lunak.

Mengetahui dan Memahami Koneksi Internet

Komputer kita dapat terkoneksi karena adanya perusahaan penyedia jasa internet (internet service provider)
yang menyediakannya (Miller, 2016). Kita perlu mendaftar agar memperoleh jasa koneksi internet dari
penyedia jasa internet di sekitar.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Wi-Fi di Ruang Publik

43 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Jaringan publik bisa saja tidak seaman jaringan pribadi yang memerlukan kata kunci untuk mengaksesnya.
Karena semua orang dapat mengakses jaringan publik, bisa saja ada kemungkinan pengguna yang berniat
buruk. Pengguna ini secara tidak bertanggung jawab dapat mencegat sinyal yang dikirimkan dari komputer
kita ke situs di internet. Jadi sebaiknya jangan mengirimkan informasi pribadi dan sensitif dengan
menggunakan koneksi publik (Miller, 2016).

Mesin Pencarian Informasi, Cara Penggunaan dan Pemilahan Data

Dalam menggunakan internet, salah satu aktivitas yang sering kita lakukan adalah menggunakan mesin
pencarian informasi untuk menunjang kegiatan.Google masih berada pada peringkat pertama mesin
pencarian informasi terfavorit, baik di dunia maupun Indonesia.

Aplikasi Percakapan, dan Media Sosial

Aplikasi percakapan dan media sosial adalah salah satu bagian dari perkembangan teknologi yang disebut
sebagai tolok ukur yang sangat menarik yang memiliki kaitan dengan berbagai aspek (Sun, 2020).

Urgensi Netiket

Kita semua manusia bahkan sekalipun saat berada di dunia digital, jadi ikutilah aturan seperti dalam
kehidupan nyata Pengguna internet berasal dari bermacam negara yang memiliki perbedaan bahasa, budaya
dan adat istiadat. Pengguna internet merupakan orang yang hidup dalam anonymous, yang mengharuskan
pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.

Informasi Hoax, Ujaran Kebencian, Pornografi, Perundungan, dan Konten Negatif Lainnya

Konten negatif muncul karena motivasi-motivasi pembuatnya yang memiliki kepentingan ekonomi
(mencari uang), politik (menjatuhkan kelompok politik tertentu), mencari kambing hitam, dan memecah
belah masyarakat (berkaitan suku agama ras dan antargolongan/SARA) (Posetti & Bontcheva, 2020).

Pengetahuan Dasar Berinteraksi, Partisipasi, dan Kolaborasi di Ruang Digital yang Sesuai dengan
Kaidah Etika Digital dan Peraturan yang Berlaku

Proses interaksi yang terjadi di media sosial ini merupakan bagian dari komunikasi sosial, bahkan semakin
kompleks dan dapat menimbulkan masalah jika tidak dikelola dengan baik. Permasalahan yang biasanya
muncul terkait dengan privasi, hak cipta karya, pornografi,kekerasan online, dan isu etika lainnya. Namun,
dengan kompleksnya informasi pada media digital, maka interaksi pun dapatberdampak negatif. Misalnya,
memberi komentar negatif terhadap berita khususnya gosip artis di media sosial.

44 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Berinteraksi dan Bertransaksi secara Elektronik di Ruang Digital Sesuai dengan Peraturan yang
Berlaku

Sebagai pengguna media digital harus bijak dan waspada dalam bertransaksi, karena apabila tidak, akan
dapat berdampak negatif bagi kita ketika melakukan transaksi daring di sosial media.

Transaksi Elektronik

Transaksi elektronik atau dikenal sebagai transaksi daring adalah transaksi atau pertukaran barang/jasa atau
jual beli yang berlangsung di ranah digital. Berdasarkan UU ITE No 11 tahun 2008, transaksi elektronik
adalah dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan media elektronik lainnya.

Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan Digital dalam
Kehidupan Berbudaya, Berbangsa, dan Bernegara

Sebagai bangsa Indonesia diwajibkan untuk memiliki sikap dan perilaku yang menjunjung nilai nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Keduanya menjadi landasan yang kuat dalam bersosialisasi di
masyarakat baik secara tatap muka maupun melalui kegiatan dalam jaringan (daring).

Konteks Ke-Indonesiaan Warga Negara Digital

Memasuki era The Death of Expertise dimana Internet memungkinkan kita untuk menjadi produsen
informasi, peran partisipatif warga negara digital yang baik sangat diperlukan. Artinya, menjadi kewajiban
kita untuk memastikan tidak memproduksi dan menyebarluaskan informasi yang tidak benar, sekaligus
memproduksi konten positif.

Digitalisasi Kebudayaan melalui Pemanfaatan TIK

Partisipasi literasi digital dalam seni budaya tradisional dan kontemporer bisa dilakukan dengan banyak
cara. Salah satu cara yang paling manjur adalah bergabung dengan berbagai kelompok seni budaya
tradisional & kontemporer, serta menjadi bagian dari kelompok penjaga dan pelestari bahasa daerah di
masing-masing daerah.

MODUL 2 : MANAJEMEN ASN

MATERI 1 :Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan kode etik ASN

a. Kedudukan ASN

45 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan

2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan satu
kesatuan.

b. Peran ASN

Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:

1) Pelaksana kebijakan public;

2) Pelayan public; dan

3) Perekat dan pemersatu bangsa

Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:

1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan

3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia

c. Hak dan Kewajiban ASN

Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut

PNS berhak memperoleh:

1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;

2) cuti;

46 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

4) perlindungan; dan

5) pengembangan kompetensi

Sedangkan PPPK berhak memperoleh:

1) gaji dan tunjangan;

2) cuti;

3) perlindungan; dan

4) pengembangan kompetensi

Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa:

1) jaminan kesehatan;

2) jaminan kecelakaan kerja;

3) jaminan kematian; dan

4) bantuan hukum.

Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah:

1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;

2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

3) melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

4) menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;

6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

47 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


7) menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan

8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;

2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;

6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;

7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien;

8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;

10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan

12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN.

MATERI 2 : Konsep Sistem Merit Dalam Pengelolaan ASN

Sistem merit yang berdasarkan pada obyektivitas dalam pengelolaan ASN menjadi pilihan bagi berbagai
organisasi untuk mengelola SDM. Kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan juga ketrampilan pegawai

48 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


yang menjadi acuan dalam pengelolaan ASN berdasar sistem merit menjadi fondasi untuk memiliki
pegawai yang kompeten dan „bahagia‟ dalam organisasi karena mereka memiliki kepercayaan
diterapkannya keadilan dalam organisasinya.

a. Konsep Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN

Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan diterapkannya
obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan
kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Bagi
organisasi sistem merit mendukung keberadaan prinsip akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan dalam
sektor publik. Dalam sistem merit berbagai keputusan dalam manajemen SDM didasari pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja. Dalam recruitment, kualifikasi dan kompetensi menjadi pertimbangan seseorang
untuk menjadi pegawai ASN.

Dalam sistem merit, penggajian, promosi, mutasi, pengembangan kompetensi dan lain-lain keputusan juga
didasarkan sepenuhnya pada penilaian kinerja, uji kompetensi, dan juga pertimbangan kualifikasi dan tidak
berdasarkan pada kedekatan dan rasa kasihan.

b. Kelembagaan dan Jaminan Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN

Sistem merit menjadi prinsip uatma dalam UU ASN, bahkan UU ini juga menyediakan aturan
kelembagaan untuk menjamin keberadaan sistem merit dalam pengelolaan ASN. Lembaga-lembaga
tersebut adalah:

1) Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang diberikan kewenangan untuk melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN untuk menjamin perwujudan atau pelaksanaan
sistem merit ini pada instansi pemerintah.

2) Kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara


(yang saat ini di sebut Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi/kemen PAN
dan RB) yang bertugas emberikan pertimbangan kepada Presiden dalam penindakan Pejabat yang
Berwenang dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas penyimpangan Sistem merit dalam pengelolaan ASN.

MATERI 3 : Mekanisme Pengelolaan ASN

a. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK

49 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN


b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan

c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian
kerja; dan perlindungan.

d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara,
lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

e. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun
terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.

f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun

g. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses
pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik
berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri

h. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

50 | PPPK295_10_DEDE SALIM DAHLAN

Anda mungkin juga menyukai