Syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya-lah, saya dapat menyusun jurnal MOOC (Massive Open Online Course) dalam rangka
kegiatan orientasi PPPK 2022.
Saya sadar bahwa segala kesulitan dan kemudahan yang terjadi selama penyusunan jurnal ini tidak akan
terjadi tanpa seizin-Nya. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan jurnal ini masih banyak kekurangan
baik dari segi isi maupun dari segi struktur dan kaidah kebahasaan.
Semoga jurnal ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya dan umumnya untuk rekan-rekan peserta
orientasi PPPK Gelombang 15 Angkatan 295 semoga kita dapat terus berkarya dan mengabdi.
Akhir kata, penulis ucapkan mohon maaf bila dalam penyusunan jurnal ini masih banyak kesalahan karena
kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT.
Penulis
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
A. Wawasan Kebangsaan 3
B. Analisis Isu Kontemporer 13
C. Kesiapsiagaan Bela Negara 20
A. Berorientasi Pelayanan 29
B. Akuntabel 30
C. Kompeten 32
D. Harmonis 33
E. Loyal 36
F. Adaptif 36
G. Kolaboratif 37
A. Smart ASN 39
B. Manajemen ASN 45
2. Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa
resmi nasional yang digunakandi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia
yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan
sesuai dengan dinamika peradaban bangsa.
4. Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah
Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman.
3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
a. Paham nilai-nilai dalam Pancasila.
b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
d. Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila.
e. Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara.
4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
a. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan negara.
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
d. Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan.
e. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak
Sia-sia.
1. Cinta tanah air bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku, antara lain :
a. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah.
b. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
c. Sesuai peran dan tugas masing-masing, ASN ikut menjaga seluruh ruang wilayah Indonesia baik ruang
darat, laut maupun udara dari berbagai ancaman, seperti : ancaman kerusakan lingkungan, ancaman
pencurian sumber daya alam, ancaman penyalahgunaan tata ruang, ancaman pelanggaran batas negara dan
lain-lain.
d. ASN sebagai warga Negara terpilih harus menjadi contoh di tengah-tengah masyarakat dalam
menunjukkan kebanggaan sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.
e. Selalu menjadikan para pahlawan sebagai sosok panutan, dan mengambil pembelajaran jiwa patriotisme
dari para pahlawan serta berusaha untuk selalu menunjukkan sikap kepahlawanan dengan mengabdi tanpa
pamrih kepada Negara dan bangsa.
f. Selalu nenjaga nama baik bangsa dan Negara dalam setiap tindakan dan tidak merendahkan atau selalu
membandingkan Bangsa Indonesia dari sisi negatif dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia.
g. Selalu berupaya untuk memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan Negara melalui ide-ide kreatif
dan inovatif guna mewujudkan kemandirian bangsa sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas masing-
masing.
h. Selalu mengutamakan produk-produk Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
mendukung tugas sebagai ASN Penggunaan produk- produk asing hanya akan dilakukan apabila produk
tersebut tidak dapat diproduksi oleh Bangsa Indonesia.
i. Selalu mendukung baik secara moril maupun materiil putra-putri terbaik bangsa (olahragawan, pelajar,
mahasiswa, duta seni dan lain-lain) baik perorangan maupun kelompok yang bertugas membawa nama
Indonesia di kancah internasional.
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku, antara lain :
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
b. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
c. Memegang teguh prinsip netralitas ASN dalam setiap kontestasi politik, baik tingkat daerah maupun di
tingkat nasional.
d. Mentaati, melaksanakan dan tidak melanggar semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi pelopor dalam penegakan
peraturan/perundangan di tengah-tenagh masyarakat.
e. Menggunakan hak pilih dengan baik dan mendukung terselenggaranya pemilihan umum yang mandiri,
jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, professional, akuntabel, efektif dan efisien.
f. Berpikir, bersikap dan berbuat yang sesuai peran, tugas dan fungsi ASN.
g. Sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing ikut berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan
negara.
h. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
i. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku,
antara lain :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila.
b. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
c. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
d. Menjadi agen penyebaran nilai-nilai Pancasila di tengah-tengah masyarakat.
e. Menjadi contoh bagi masyarakat dalam pegamalan nilai-nilai Pancasila di tengah kehidupan sehari-hari.
f. Menjadikan Pancasila sebagai alat perekat dan pemersatu sesuai fungsi ASN.
g. Mengembangkan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kesempatan dalam konteks kekinian.
h. Selalu menunjukkan keyakinan dan kepercayaan bahwa Pancasila merupakan dasar Negara yang
menjamin kelangsungan hidup bangsa.
i. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku, antara
lain :
5. Kemampuan awal Bela negara bagi ASN, diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku antara lain :
a. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
b. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
c. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
d. Selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan wawasan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
e. Selalu menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis dengan pola hidup sehat serta menjaga keseimbangan
dalam kehidupan sehari-hari.
f. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
g. Selalu menjaga kebugaran dan menjadikan kegemaran berolahraga sebagai gaya hidup.
h. Senantiasa menjaga kesehatannya dan menghindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan yang dapat
mengganggu kesehatan.
Nasionalisme
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and History mendefinisikan nasionalisme sebagai
berikut :Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan pada negara.
Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah. Nasionalisme adalah sikap
mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi atas:
1. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan sehingga
menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini disebut juga nasionalisme yang chauvinisme,
contoh Jerman pada masa Hitler.
2. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan menggap semua
bangsa sama derajatnya.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia:
1. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara
2. Mengembangka sikap toleransi
3. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
Empat hal yang harus kita hindari dalam memupuk sermangat nasionalisme adalah:
1. Sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik.
2. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiri paling unggul.
3. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau perlu dengan kekerasan dan
senjata.
4. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri.
Sikap patriotisme adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk
mempertahankan dan kejayaan negara. Ciri-ciri patriotisme adalah:
1. Cinta tanah air.
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
3. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
4. Berjiwa pembaharu.
5. Tidak kenal menyerah dan putus asa.
Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
Berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Modal Intelektual
Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola perubahan
organisasi melalui pengembangan SDMnya.Hal ini didasari bahwa pada dasarnya manusia memiliki sifat
dasar curiosity, proaktif dan inovatif yang dapat dikembangkan untuk mengelola setiap perubahan
lingkungan strategis yang cepat berubah. Modal intelektual untuk menghadapi berbagai persoalan melalui
penekanan pada kemampuan merefleksi diri (merenung),
untuk menemukan makna dari setiap fenomena yang terjadi dan hubungan antar fenomena sehingga
terbentuk menjadi pengetahuan baru. Kebiasaan merenung dan merefleksikan suatu
fenomena yang membuat orang menjadi cerdas dan siap menghadapi segala sesuatu.
2. Modal Emosional
Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan kesuksesan PNS dalam
melaksanakan tugas, kemampuan dalam mengelola emosi tersebut disebut juga sebagai kecerdasan emosi.
Bradberry & Greaves (2006) membagi kecerdasan emosi ke dalam empat dimensi kecerdasan
emosional yakni: Self Awareness yaitu kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri secara tepat dan
akurat dalam berbagai situasi secara konsisten; Self Management yaitu kemampuan mengelola emosi secara
positif dalam berhadapan dengan emosi diri sendiri; Social Awareness yaitu kemampuan untuk memahami
emosi orang lain dari tindakannya yang tampak (kemampuan berempati) secara akurat;, dan Relationship
Management yaitu kemampuan orang untuk berinteraksi secara positif pada orang lain.
3. Modal Sosial
5. Modal etika/moral
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus
diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan
membedakan benar dan salah. Ada empat komponen modal moral/etika yakni:
1. Integritas (integrity), yakni kemauan untuk mengintegrasikan nilai-nilai universal di dalam berperilaku
yang tidak bertentangan dengan kaidah perilaku etis yang universal.
2. Bertanggung-jawab (responsibility) yakni orang-orang yang bertanggung-jawab atas tindakannya dan
memahami konsekuensi dari tindakannya sejalan dengan prinsip etik yang universal.
3. Penyayang (compassionate) adalah tipe orang yang tidak akan merugikan orang lain.
4. Pemaaf (forgiveness) adalah sifat yang pemaaf. Orang Yang memiliki kecerdasan moral yang tinggi
bukanlah tipe orang pendendam yang membalas perilaku yang tidak menyenangkan dengan cara yang tidak
menyenangkan pula.
2) zaman penjajahan
Pada zaman penjajahan, praktek korupsi masuk dan meluas ke dalam sistem budaya, sosial, ekonomi, dan
politik. Budaya korupsi yang berkembang dikalangan tokoh-tokoh lokal yang
diciptakan sebagai budak politik untuk kepentingan penjajah. Reprsentasi Budak-Budak Politik tersebut
dimanisfetasikan dalam struktur pemerintahan adiministratif daerah, misal
demang (lurah), tumenggung (setingkat kabupaten atau provinsi), dan pejabat-pejabat lainnya yang nota
bene merupakan orang-orang suruhan penjajah Belanda untuk menjaga dan mengawasi kepentingan di
daerah teritorial tertentu.
3) zaman modern
Di zaman modern seperti sekarang ini kita perlu menyadari bahwa korupsi merupakan jenis kejahatan yang
terwariskan hingga saat ini dari perjalanan panjang sejarah kelam bangsa Indonesia, bahkan telah beranak
pinak lintas generasi.
Periode pasca kemerdekaan. Pada masa orde lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno, telah
membentuk dua badan pemberantasan korupsi, yaitu; PARAN (Panitia Retooling Aparatur Negara) dan
2.NARKOBA
Pengertian Narkoba adalah merupakan akronim Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya,
sedangkan Napza adalah akronim dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya.Narkotika
mengandung pengertian sebagai zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke
dalam golongan-golongan.Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika dibedakan ke dalam empat golongan, yaitu (RI, 2009): Zat adiktif lainnya adalah zat yang
berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika meliputi:
- Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf pusat;
- Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang
terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin, yang sering
disalahginakan seperti lem, thinner, cat kuku dll;
3.TERORISME
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan
suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau
menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas
publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. (Pasal 1 Ayat
(2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang UN Global Counter
Terrorism Strategy yang berisi empat pilar strategi global pemberantasan terorisme, yaitu :
3) peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas terorisme serta
penguatan peran sistem PBB; dan
4) penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law sebagai dasar pemberantasan
terorisme. Selain itu, PBB juga telah menyusun High-Level Panel on Threats, Challenges, and Change yang
menempatkan terorisme sebagai salah satu dari enam kejahatan yang penanggulangannya memerlukan
paradigma baru. Hubungan Radikalisme dan Terorisme
4. MONEY LAUNDRING
“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian uang. Terjemahan
tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (arti perkata) karena akan menimbulkan perbedaan cara
pandang dengan arti yang populer, bukan berarti uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana
layaknya mencuci pakaian kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya
money laundering dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan.
Sejak tahun 1980-an praktik pencucian uang sebagai suatu tindak kejahatan telah menjadi pusat perhatian
dunia barat, seperti negara-negara maju yang tergabung dalam G-8, terutama dalam konteks kejahatan
peredaran obat-obat terlarang (narkotika dan psikotropika).
5.PROXY WAR
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini yang dilakukan oleh
negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor non negara. Kepentingan nasional negara
negara besar dalam rangka struggle for power dan power of influence mempengaruhi hubungan
internasional. Proxy war memiliki motif dan menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam
mencapai tujuannya.
Media sosial merupakan situs di mana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung
dengan kolega atau publik untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.
“Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik,
mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan
sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi
oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD
Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara”.
KESIAPSIAGAAN JASMANI
PENGERTIAN : Adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan tugas atau kegiatan
fisik secara lebih baik dan efisien.
❑ Ketepatan (accuracy).
❑ Kelincahan (agility).
❑ Koordinasi (coordination).
❑ Keseimbangan (balance).
❑ Fleksibilitas (flexibility).
2) Memiliki energi yang cukup untuk melakukan tugas harian (tidak mudah merasa lelah).
KEBUGARAN JASMANI
Pengertian : Kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan/tugasnya seharihari dengan mudah, tanpa
merasa kelelahan yang berlebihan, dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati
waktu senggangnya dan untuk keperluan yang mendadak.
Komponen :
❑ Komposisi Tubuh -- IMT = BB / (TB)2
❑ Kelenturan Tubuh -- Luas bidang gerak persendian
❑ Kekuatan/Daya Tahan Otot -- Kontraksi maks. otot
❑ Daya Tahan Jantung-Paru
KESIAPSIAGAAN MENTAL
PENGERTIAN : Adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental, perkembangan
mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan
mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
KESEHATAN MENTAL
PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL : Sistem kendali diri yang bagus sebagai wujud dari kinerja
sistem limbik (cenderung ke emosi) dan sistem cortex prefrontalis (cenderung rasional) yang tepat.
KESEHATAN BERPIKIR :
1) Kesehatan Mental berkaitan dengan kemampuan berpikir.
✔Generalisasi berlebihan
✔Magnifikasi-minimisasi
✔Alasan emosional
✔Memberi label
✔Membaca pikir
MANAJEMEN STRESS
Pengertian Stress :
Ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya
maupun terhadap lingkungannya atau respon tidak spesifik dari tubuh atas pelbagai hal yang dikenai
padanya.
Fase Stress :
❑ Fase 1: alarm reaction : Tanda-tanda pada tubuh
❑ Fase 2: stage of resistance : Tubuh kebal (adaptasi -ulangan)
❑ Fase 3: stage of exhaustion: Tubuh lelah - Alarm muncul lagi
Tanda Stress :
1) Pikiran menjadi sangat cepat, seperti sedang balapan.
2) Kontrol terh pikiran menjadi sangat sulit.
3) Menjadi cemas, mudah terangsang dan bingung.
4) Sulit berkonsentrasi.
5) Menjadi sulit tidur.
KESEHATAN BERPIKIR :
1) Kesehatan Mental berkaitan dgn
✔Memberi label
✔Membaca pikiran
MAKNA HIDUP
Manifestasi Spiritualitas : Penghayatan Intrapersonal
❑ Inspiring & Legacy
KEARIFAN LOKAL
PENGERTIAN :
adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia di tempat ia hidup dengan lingkungan alam
sekitarnya untuk memperoleh kebaikan. Kearifan Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat,
bahan dan perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai bidang
kehidupan manusia.
URGENSI
Dengan menjaga dan melestarikan kearfian lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa
yang luhur dan terhormat tersebut merupakan sesuatu hal yang tidak bisa terbantahkan lagi
sebagai salah satu modal yang kita miliki untuk melakukan bela negara.
Inpres No. 7 Tahun 2018 Nasional Mengamanatkan setiap K/L dan Pemda untuk melaksanakan program-
program Aksi Nasional Bela Negara yang aplikatif sesuai dengan spesifikasi, tugas dan fungsinya masing-
masing dan melibatkan seluruh komponen bangsa dan mencakup seluruh segmentasi masyarakat.
MODUL 2 : Akuntabilitas
Pengertian Akuntabilitas
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam
konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan
Aspek-Aspek Akuntabilitas
•Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)Hubungan yang dimaksud adalah
hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
•Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)Hasil yang diharapkan dari
akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
•Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) Laporan kinerja adalah
perwujudan dari akuntabilitas.
•Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)Laporan kinerja adalah
perwujudan dari akuntabilitas.
•Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)Tujuan utama dari
akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASN dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1.Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2.untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3.untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Tingkatan Akuntabilitas
1.Akuntabilitas Personal
2.Akuntabilitas Individu
3.Akuntabilitas Kelompok
4.Akuntabilitas Organisasi
5.Akuntabilitas Stakeholder
Aspek-Aspek Akuntabilitas
•Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)Hubungan yang dimaksud adalah
hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
•Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)Hasil yang diharapkan dari
akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
•Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) Laporan kinerja adalah
perwujudan dari akuntabilitas.
MODUL 3 :Kompeten
FUNGSI ASN:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
PERAN ASN:
Sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas:
Kompetensi ASN:
1. Kompetensi Teknis
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Sosial Kultural
MODUL 4 : Harmonis
Keanekaragaman Bangsa
Konsep Nasionalisme
• Perspektif modernis melihat bahwa bangsa merupakan hasil dari modernisasi dan rasionalisasi seperti di
contohkan dalam Negara Birokratis, ekonomi industry, dan konsep sekuler tentang otonomi manusia.
Beberapa jenis konflik
• Konflik antarsuku yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku
seringkali juga memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial dalam
masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat menimbulkan konflik dalam masyarakat.
• Konflik antaragama yaitu pertentangan antarkelompok yang memiliki keyakinan atau agama
berbeda. Konflik ini bisa terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok
dalam agama tertentu.
• Konflik antarras yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat
disebabkan sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
• Konflik antargolongan yaitu pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau golongan dalam
masyarakat. Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan, partai
politik, asal daerah, dan sebagainya.
DAMPAK KONFLIK
1. Suasana Bekerja dan Lingkungan Tidak Nyaman
2. Pekerjaan terbengkalai
3. Kinerja Buruk
4. Layanan Kepada Masyarakat Tidak optimal
MODUL 5 : Loyal
MODUL 6 : Adaptif
Apa itu Adaptif?
* Adaptasi adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau
kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap bertahan
(Robbins, 2003)
* Rumuskan pengertian adaptif menurut pemahaman dan hasil diskusi anda dalam kelompok, sampaikan
di kelas
MODUL 7 : Kolaboratif
KONSEP KOLABORATIF
Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “ Collaborative governance “sebagai sebuah proses yang melibatkan
norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor governance .
PROSES YANG HARUS DILALUI DALAM MENJALIN KOLABORASI
1) Trust building
2) Face tof face Dialogue
3) Komitmen terhadap proses
4) Pemahaman bersama
5) Menetapkan outcome antara
Whole of Government
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
bersama dalam bidang pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Hak-Hak Digital
Hak Digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan,
membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital terdiri dari hak untuk
mengakses, hak untuk berekspresi, dan hak untuk merasa aman.
Kebebasan berekspresi adalah salah satu hak asasi manusia yang menjadi ciri negara demokrasi. Dengan
berkembangnya teknologi, berkembang pula jenis-jenis media massa. Dari media tradisional yang bersifat
analog, menjadi media baru yang bersifat digital.
Lanskap Digital
Setiap generasi dapat memiliki praktik dan pengalaman yang berbeda terhadap dunia digital. Olehnya itu,
pemahaman fundamental terhadap lanskap digital semakin penting mengingat semakin beragamnya
generasi yang mengakses dunia digital.
Internet merupakan jaringan komputer yang memungkinkan satu komputer saling berhubungan dengan
komputer lain (Levine & Young, 2010). Karena hal tersebut, maka pengguna komputer dapat
berkomunikasi dengan pengguna komputer lainnya. Menurut Levine dan Young (2010), ada beberapa hal
yang perlu disiapkan untuk mengakses internet, yaitu komputer, modem, akses ke penyedia jasa internet,
dan berbagai perangkat lunak.
Komputer kita dapat terkoneksi karena adanya perusahaan penyedia jasa internet (internet service provider)
yang menyediakannya (Miller, 2016). Kita perlu mendaftar agar memperoleh jasa koneksi internet dari
penyedia jasa internet di sekitar.
Dalam menggunakan internet, salah satu aktivitas yang sering kita lakukan adalah menggunakan mesin
pencarian informasi untuk menunjang kegiatan.Google masih berada pada peringkat pertama mesin
pencarian informasi terfavorit, baik di dunia maupun Indonesia.
Aplikasi percakapan dan media sosial adalah salah satu bagian dari perkembangan teknologi yang disebut
sebagai tolok ukur yang sangat menarik yang memiliki kaitan dengan berbagai aspek (Sun, 2020).
Urgensi Netiket
Kita semua manusia bahkan sekalipun saat berada di dunia digital, jadi ikutilah aturan seperti dalam
kehidupan nyata Pengguna internet berasal dari bermacam negara yang memiliki perbedaan bahasa, budaya
dan adat istiadat. Pengguna internet merupakan orang yang hidup dalam anonymous, yang mengharuskan
pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
Informasi Hoax, Ujaran Kebencian, Pornografi, Perundungan, dan Konten Negatif Lainnya
Konten negatif muncul karena motivasi-motivasi pembuatnya yang memiliki kepentingan ekonomi
(mencari uang), politik (menjatuhkan kelompok politik tertentu), mencari kambing hitam, dan memecah
belah masyarakat (berkaitan suku agama ras dan antargolongan/SARA) (Posetti & Bontcheva, 2020).
Pengetahuan Dasar Berinteraksi, Partisipasi, dan Kolaborasi di Ruang Digital yang Sesuai dengan
Kaidah Etika Digital dan Peraturan yang Berlaku
Proses interaksi yang terjadi di media sosial ini merupakan bagian dari komunikasi sosial, bahkan semakin
kompleks dan dapat menimbulkan masalah jika tidak dikelola dengan baik. Permasalahan yang biasanya
muncul terkait dengan privasi, hak cipta karya, pornografi,kekerasan online, dan isu etika lainnya. Namun,
dengan kompleksnya informasi pada media digital, maka interaksi pun dapatberdampak negatif. Misalnya,
memberi komentar negatif terhadap berita khususnya gosip artis di media sosial.
Sebagai pengguna media digital harus bijak dan waspada dalam bertransaksi, karena apabila tidak, akan
dapat berdampak negatif bagi kita ketika melakukan transaksi daring di sosial media.
Transaksi Elektronik
Transaksi elektronik atau dikenal sebagai transaksi daring adalah transaksi atau pertukaran barang/jasa atau
jual beli yang berlangsung di ranah digital. Berdasarkan UU ITE No 11 tahun 2008, transaksi elektronik
adalah dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan media elektronik lainnya.
Nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Landasan Kecakapan Digital dalam
Kehidupan Berbudaya, Berbangsa, dan Bernegara
Sebagai bangsa Indonesia diwajibkan untuk memiliki sikap dan perilaku yang menjunjung nilai nilai
Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Keduanya menjadi landasan yang kuat dalam bersosialisasi di
masyarakat baik secara tatap muka maupun melalui kegiatan dalam jaringan (daring).
Memasuki era The Death of Expertise dimana Internet memungkinkan kita untuk menjadi produsen
informasi, peran partisipatif warga negara digital yang baik sangat diperlukan. Artinya, menjadi kewajiban
kita untuk memastikan tidak memproduksi dan menyebarluaskan informasi yang tidak benar, sekaligus
memproduksi konten positif.
Partisipasi literasi digital dalam seni budaya tradisional dan kontemporer bisa dilakukan dengan banyak
cara. Salah satu cara yang paling manjur adalah bergabung dengan berbagai kelompok seni budaya
tradisional & kontemporer, serta menjadi bagian dari kelompok penjaga dan pelestari bahasa daerah di
masing-masing daerah.
MATERI 1 :Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan kode etik ASN
a. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan satu
kesatuan.
b. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut
2) cuti;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi
2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi
1) jaminan kesehatan;
4) bantuan hukum.
1) setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
5) melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
6) menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
Sistem merit yang berdasarkan pada obyektivitas dalam pengelolaan ASN menjadi pilihan bagi berbagai
organisasi untuk mengelola SDM. Kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan juga ketrampilan pegawai
Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan diterapkannya
obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada pertimbangan
kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan kinerja). Bagi
organisasi sistem merit mendukung keberadaan prinsip akuntabilitas yang saat ini menjadi tuntutan dalam
sektor publik. Dalam sistem merit berbagai keputusan dalam manajemen SDM didasari pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja. Dalam recruitment, kualifikasi dan kompetensi menjadi pertimbangan seseorang
untuk menjadi pegawai ASN.
Dalam sistem merit, penggajian, promosi, mutasi, pengembangan kompetensi dan lain-lain keputusan juga
didasarkan sepenuhnya pada penilaian kinerja, uji kompetensi, dan juga pertimbangan kualifikasi dan tidak
berdasarkan pada kedekatan dan rasa kasihan.
Sistem merit menjadi prinsip uatma dalam UU ASN, bahkan UU ini juga menyediakan aturan
kelembagaan untuk menjamin keberadaan sistem merit dalam pengelolaan ASN. Lembaga-lembaga
tersebut adalah:
1) Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang diberikan kewenangan untuk melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan dan manajemen ASN untuk menjamin perwujudan atau pelaksanaan
sistem merit ini pada instansi pemerintah.
c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian
kerja; dan perlindungan.
d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara,
lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS
dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
e. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun
terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun
g. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses
pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik
berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri
h. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.