Proposal PTK TK
Proposal PTK TK
Disusun Oleh:
HASTITIK NUR HANIFA
B. Bidang Kajian
Kemampuan membaca dan metode bermain
C. Pendahuluan
Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28, ayat 3 menyatakan bahwa Pendidikan
Taman Kanak-kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik
psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian
kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar.
Sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama TK adalah
mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku,
dan keterampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di
sekolah dasar. TK merupakan lembaga pendidikan pra-skolastik atau pra-akademik. Itu
artinya, TK tidak mengemban tanggung jawab utama dalam membelajarkan
keterampilan membaca dan menulis. Substansi pembinaan kemampuan Skolastik atau
akademik ini haruslah menjadi tanggung jawab utama lembaga pendidikan sekolah
dasar.
Alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dengan praktik kependidikan baik
di TK ataupun SD di lndonesia. Pergeseran tanggung jawab dalam membelajarkan
kemampuan Skolastik/akademik khususnya yang berhubungan dengan kemampuan
membaca dan menulis ini seolah-olah telah bergeser dari sekolah dasar ke TK. Bahkan
terdapat SD yang dengan sengaja mengajukan persyaratan atau tes masuk dengan
menggunakan konsep akademik, terutama tes membaca dan menulis. Akibatnya banyak
TK yang tidak lagi menjalankan fungsinya sebagai tempat bermain yang menyenangkan
bagi anak.
Pada dasarnya, membelajarkan persiapan membaca dan menulis di TK dapat
saja dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan pra-Skolastik atau
praakademik. Pembelajaran persiapan membaca dan menulis di TK hendaknya dapat
diberikan secara terpadu dalam program pengembangan kemampuan dasar, dalam hal
ini bidang pengembangan berbahasa dan motorik.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek
perkembangan membaca dan menulis ini dapat disusun berbagai bentuk kegiatan
pembelajaran membaca dan menulis bagi anak TK.
Berdasarkan Kompetensi membaca di tingkat pendidikan dasar merupakan
salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Membaca merupakan awal
dan dasar dari kemampuan seseorang. Apabila kemampuan membaca rendah dapat
dipastikan bahwa kemampuan yang lain juga rendah, tidak mungkin memiliki
kemampuan matematik yang tinggi.
Secara umum, upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada
diri siswa masih mengalami beberapa kendala yakni karena mahalnya bahan bacaan
seperti buku, Koran dan majalah. Di samping itu, khususnya tayangan asing ke dalam
bahasa lndonesia. Merupakan salah satu penghambat untuk mengembangkan kebiasaan
membaca. Sesungguhnya yang paling penting adalah kemudahan mendapatkan bahan
bacaan dan timbul keniatan pada diri seseorang akan pentingnya membaca.
Pada hakikatnya pendidikan anak TK adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan menyediakan kegiatan pembelajaran yang
akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak. Pendidikan anak TK
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada
peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan baik koordinasi motorik (halus
dan kasar), kecerdasan jamak (multiple intelegence), maupun kecerdasan spiritual.
Sesuai dengan keunikan dan penumbuhan anak TK, Penyelenggaraan Pendidikan TK
disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak TK.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
UU Sisdiknas (2003) pada pasal 1 ayat (14) menyatakan bahwa pendidikan
anak TIU Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang diajukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Karakteristik tujuan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak rnemiliki lima
bidang pengembangan yaitu: (1) pengembangan sikap dan nilai, (2) pengembangan
bahasa, (3) pengembangan kognitif (4) pengembangan fisik dan motorik, dan (5)
pengembangan seni. Untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, guru dapat
menggunakan strategi / metode pembelajaran yang memungkinkan anak dapat
mengembangkan keterampilan berbicara, mendengar, membaca dan menulis.
Berdasarkan karakteristik dan aspek pengembangan kebahasaan, pada usia TK
kemampuan anak masih terbatas dalam memahami bahasa dari pandangan orang lain.
Akselerasi perkembangan bahasa anak terjadi sebagai hasil perkembangan fungsi
simbolis Hetherington (dalam Mocslichatocn, 1999: 18). Jika pengembangan simbol
bahasa telah berkembang, maka hal ini memungkinkan anak memperluas kemampuan
memecahkan persoalan yang dihadapi dan memungkinkan anak belajar dari sesuatu
yang telah dibacanya. Semakin banyak dan sering anak membaca maka semakin
berkembang pula keterampilan memahami kata. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
apabila para ahli menyimpulkan, membaca merupakan dasar dari pada keterampilan
bahasa lainnya Tarigan (dalam Tarigan 1987: 48)
Pentingnya pemahaman terhadap suatu kata dalam interaksi komunikatif
memang sangat nyata. Untuk dapat terlibat dalam suatu komunikasi, seseorang harus
mampu memahami dan mereaksi apa yang baru saja dikatakan dan didengar.
Konsekwensinya pembelajaran perlu melatih keterampilan membaca. Membaca adalah
kemampuan memperluas cakrawala pengetahuan kita. Dengan mahir membaca akan
timbul keinginan menemukan bacaan, memahami dan menafsirkan apa yang dibaca
(Fawzia Aswin.H, 1999).
Untuk mencapai kegiatan membaca tersebut diperlukan metode yang tepat.
Metode bermain merupakan salah satu metode yang banyak di pergunakan di Taman
Kanak-Kanak. Metode bermain merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
menyenangkan karena anak mendapat pengalaman langsung yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak TK.
Dengan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang
pembelajaran kemampuan membaca dengan Metode Bermain. Penelitian ini penulis
tuangkan dalam bentuk Proposal Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“Meningkatkan Kemampuan Membaca dengan Metode Bermain pada Siswa Kelompok
A di TK Dharma Wanita Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Semester 1
Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Pemecahan Masalah
Siswa yang mendapatkan pengetahuan dari lingkungan secara langsung
melalui pembelajaran yang menyenangkan lewat metode bermain tentunya akan
menghasilkan atau menguasai materi (dalam hal ini kemampuan membaca) yang
lebih baik karena materi didapat dengan permainan yang menyenangkan.
3. Hipotensis
Hipotensis yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :
Melalui metode bermain dapat meningkatkan kemampuan mcmbaca pada siswa
kelompok A di TK Dharma Wanita Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto
Tahun Pelajaran 2011/2012
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Guna meningkatkan kemampuan membaca pada siswa kelompok A di TK Dharma
Wanita Tangunan Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto Tahun Pelajaran
2011/2012.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan siswa dapat menumbuh kembangkan kemampuan membaca menjadi
sebuah minat, kegemaran, dan kebiasaan positif baik di sekolah, di keluarga
maupun di lingkungan masyarakat.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Memberikan motivasi dan dorongan untuk kemampuan membaca pada anak.
b. Dengan kemampuan membaca pemahaman, siswa dapat berperan aktif dan
bertanggung jawab dalam mengembangkan kemajuan belajar mereka sendiri.
c. Meningkatkan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik dalam konteks
pembelajaran.
G. Kajian Pustaka
1. Karakteristik Tujuan Pembelajaran di TK
Karakteristik tujuan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak memiliki empat bidang
pengembangan yaitu:
a. Pengembangan sikap dan nilai.
b. Pengembangan bahasa
c. Pengembangan kognitif
d. Pengembangan fisik dan motorik
e. Pengembangan seni
3. Karakteristik anak TK
Anak taman kanak-kanak adalah anak yang sedang berada dalam rentang
usia 4-6 tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses
perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari tidak
matang menjadi matang, dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses evolusi
manusia dari ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri. Perkembangan
anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang
lebih tinggi dari aspek-aspek : gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi baik dengan
sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan hidupnya.
Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode
usia dini merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini
mungkin. Maria Montessori (Elizabeth B. Hurloek, 1978113) berpendapat bahwa
usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu
periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak
terhambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode ini
tidak terlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa
untuk periode selanjutnya.
Masa-masa sensitif anak pada usia ini menurut Montessori mencakup
sensitivitas terhadap keteraturan lingkungan, mengeksplorasi lingkungan dengan
lidah dan tangan, berjalan, sensitivitas terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta
terhadap aspek-aspek sosial kehidupan.
Erik 1-1. Erikson (Helms & Turner, 1994164) memandang periode usia 4-6
tahun sebagai fase .sensre ofinitiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk
mengembangkan prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa
yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari
lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan prakarsa, dan daya
kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Guru yang
selalu menolong, memberi nasehat, dan membantu mengerjakan sesuatu padahal
anak dapat melakukannya sendiri, menurut Erikson dapat membuat anak tidak
mendapatkan kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahan.
Froebel (Roopnaire, J.L & Jhonson J.E 1993:56) berpendapat bahwa masa
anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, dan merupakan masa
pembentukan dalam periode kehidupan manusia (a noble and malleable phase of
human life). Oleh karenanya masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden
age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat
fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang
yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang.
Menurut Froebel, jika orang dewasa mampu menyediakan suatu “taman” yang
dirancang sesuai dengan potensi dan bawaan anak, maka anak akan berkembang
secara wajar. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang berkembang secara
wajar. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan
selanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari
dunia dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan
hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak
pernah berhenti untuk belajar.
b. Kegiatan bermain berdasarkan pada kegemaran anak yaitu bermain bebas dan
spontan :
1. Bermain bebas dan spontan.
2. Bermain pura-pura.
3. Bermain dengan cara membangun atau menyusun.
4. Bertanding atau berolahraga.
d. Membaca Gambar
Kemampuan ini mengungkapkan kesanggupan anak membaca sesuatu
dengan menggunakan gambar. Kemampuan ini sebagai tahap awal dalam
membaca permulaan. Termasuk dalam kemampuan ini adalah:
1. Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri.
2. Bercerita tentang gambar yang dibuat sendiri.
3. Membaca gambar yan memiliki kata atau kalimat sederhana
c. Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung selama satu bulan yang dimulai tanggal 18 Juni
2012 sampai 13 Juli 2012. Waktu 24 hari efektif tersebut difokuskan pada
kegiatan persiapan pengumpulan data, pengorganisasian, dan pengonsepan
laporan. Penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal yang berlaku di TK Dharma
Wanita terutama yang berkaitan dengan bidang pengembangan bahasa.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan mengacu pada bentuk desain
bercorak Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action research), sehingga
model penelitian yang digunakan adalah model daur (siklus) yang mencakup
empat komponen, yaitu: rencana (planning), observasi (Observation),
tindakan (action) dan refleksi (reflection). Rancangan penelitian seperti
tergambar dari bagan berikut ini.
Penjelasan dari bagan tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)
Dalam tahap ini penelitian dilakukan secara berpasangan antara
pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses
jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi.
Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah
guru kelas A sendiri. sedangkan yang diminta melakukan pengamatan
terhadap berlangsungnya proses/tindakan adalah observer (guru kelas A).
Dalam hal tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau
fokus peristivva yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat sebuah instrumen
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan pembelajaran di kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam
tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang
sudah dirumuskan dalam rancangan. dan harus pula berlaku wajar, tidak
dibuat-buat.
3. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tiap
siklus meliputi 4 tahap yaitu perencanaan. pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Dari tiap siklus ini diamati kualitas proses pembelajaran yang terdiri
dari aktifitas siswa dan guru, serta hasil belajar siswa yang diukur dari hasil
test.
I. JADWAL PENELITIAN
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Pengolahan Data
Pembuatan
4.
Laporan
J. PERSONALIA
Peneliti Observer
Nama : Hastitik Nur Hanifa Nama :
NIM :- NIP :
Jabatan : Guru TK A Jabatan :
Instansi : TK Dharma Wanita Instansi :
Tanda Tangan : Tanda Tangan :
K. KOMPONEN BIAYA
Komponen biaya yang diperlukan untuk penelitian ini antara lain sebagai berikut:
NO. URAIAN BIAYA (Rp.)
1. Untuk Penyususnan :
1. Penyusunan Proposal 75.000,00
2. Penyusunan Instrumen 20.000,00
3. Pengumpulan Data 20.000,00
4. Pengolahan Data 20.000,00
5. Analisis Data 20.000,00
6. Penulisan Laporan 100.000,00
2. Bahan:
Pembelian ATK 10.000,00
3. Lain-lain :
1. Konsumsi 50.000,00
2. Foto Copy 10.000,00
4. JUMLAH 400.000,00
HAYATI, S.Pd
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2001). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Aqib, Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung : Yrama Widya.
Departemen Pendidikan Nasioanal, 2007. Persiapan Membaca dan Menulis melalui
Permaianan di Taman Kana-Kanak. Jakarta:
http://yatna234.blogsp0t.com/2008/11/penggunaan-dan-pengertian-metode-bagi.html,
diakses 3 Juni 2012
Moleong, 2001 dalam Anonymous, 2007. Pedoman Penulisan Skripsi dan Laporan
Penelitian. Tulungagung: Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pedidikan Ilmu
Pedidikan (STKIP) PGRI Tulungagung.
Munandar, Utami, (1995). Dasar-dasar Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta :
Dirjen Dikti Depdikbud.
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003. Standar Kompetensi Anak Usia Dini Taman
Kanak-kanak & Raudhatul Athfal. Jakarta
Rachmawati, Yeni, & Kurniati, Eusis. (2003). Strategi Pengembangan Kreativitas Anak
Taman Kanak-kanak. Jakarta.
Dikti.Jaruki, Muhammad. 2008. Bahasa Indonesia Kelas 1. Jakarta : Grasindo.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20. Jakarta.