Anda di halaman 1dari 51

Episode 1

SAF Original
Kisah Ayah dalam Al-Qur'an

Nabi Nuh
Alaihissalam
Habib Ja'far Al-Jufri

@ilmiah14 | Ilmiah Notes


Peran Seorang Ayah
Saat ini, Indonesia dikatakan sebagai negara Fatherless Country nomor
3 di dunia. Artinya hampir tidak ada kehadiran seorang ayah dalam pola
pengasuhan anak. Padahal kehadiran ayah dalam proses pendampingan
pertumbuhan anak itu sangat penting, meskipun ini bukan menjadi satu-
satunya faktor penentu. Tetapi seorang ayah mempunyai peran yang
sangat signifikan dari sejak menikah sampai anaknya tumbuh dewasa.
Bahkan sejak sebelum menikah, karena memilih istri yang shalihah itu
menjadi penentu keberhasilan dalam mendidik anak, apabila sang ayah
tiba-tiba mendapat amanah dakwah yang lain di luar rumah, maka yang
membersamai anak di rumah adalah ibunya (istri) pilihan dari ayahnya.
Umar bin Khattab pun pernah mengatakan bahwa hak seorang anak
dari orang tuanya ada 3, yaitu dipilihkan ibu yang baik, diberikan nama
yang baik, dan diberikan pendidikan yang baik. Jadi, tugas seorang
calon ayah itu memilihkan ibu terbaik untuk mendidik anak-anaknya.

Ikhtiar Mendidik Anak


Banyak juga kasus yang ketika semua telah diupayakan, ayahnya shalih,
ibunya shalihah, lingkunganya baik, pendidikannya luar biasa, tetapi
anaknya terkadang kurang ajar. Ternyata ada faktor paling inti, yaitu
faktor langit, artinya hidayah itu milik Allah. Tetapi sebagai orang tua
harus tetap kita upayakan untuk memberikan pendidikan yang terbaik.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Habib Ali Jufri, "Kita belajar supaya
maksimal ikhtiar, itu termasuk ibadah. Tetapi ketika kita mendahului
Allah dalam urusan-Nya, berarti kita mendahului kehendak Allah, dan
bergantung kepada asbab atau mendewakan ikhtiar adalah maksiat."

Kisah Nabi Nuh dalam Mendidik Anaknya


Nabi Nuh memiliki 4 anak, salah satunya adalah Kan'an, dikatakan bahwa
Kan'an ini tenggelam dalam banjir bandang yang sangat hebat (azab dari
Allah). Meski begitu, tidak bisa dikatakan bahwa Nabi Nuh salah dalam
pola pengasuhannya. Karena jika dipelajari lebih dalam, kita bisa melihat
bagaimana pendidikan Nabi Nuh kepada anak-anaknya itu luar biasa.

Episode 1 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 1


Kisah Nabi Nuh
Sebagaimana yang terdapat pada Surah Nuh, surah yang berisi tentang
isi hati Nabi Nuh setelah beliau berdakwah selama 950 tahun. Selama
itu pula beliau berdakwah tanpa keluhan sama sekali, dan selama itu pula
beliau mendidik anaknya. Maka tidak bisa dikatakan bahwa Nabi Nuh
kurang alim, kurang perhatian, kurang adil terhadap anak-anaknya.
Ketiga anak Nabi Nuh, yaitu Sam, Ham, Yafid adalah seorang Muslim,
sedangkan Kan'an adalah seorang kafir. Ketika terjadi banjir, ketiga
anaknya ikut kapalnya Nabi Nuh. Ketika Kan'an akan menyelamatkan diri
dengan mengendarai kuda, kemudian naik ke atas gunung, panggilan
Nabi Nuh kepada Kan'an sangat luar biasa, "Ya Bunayyarkam Ma'ana"
(wahai anakku tercinta), walaupun beliau tahu bahwa anaknya tidak
beriman. Bahkan ketika Kan'an sudah tenggelam pun doanya Nabi Nuh
luar biasa, beliau tetap mendoakan keselamatan untuk Kan'an.
Allah berfirman, "Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang Rasul
untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah
taghut." (QS. An-Nahl : 36) Semua Nabi dan Rasul memiliki konten
utama yang sama. Begitupun yang terjadi pada Nabi Nuh, "Dia (Nuh)
berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya saya adalah seorang pemberi
peringatan yang menjelaskan kepada kamu." (QS. Nuh : 2)

Materi Pokok yang Harus Diajarkan


Nabi Nuh bertugas memberi peringatan kepada istrinya, anak-anaknya,
dan kaumnya, dan ini disampaikan selama 950 tahun tanpa bosan.
1. Menyembah Allah, sebagai tujuan utama manusia diciptakan, dan
ibadah itu segala hal yang diniatkan untuk cinta dan ridha-Nya Allah
baik perkataan maupun perbuatan yang tampak ataupun tidak.
2. Bertakwa kepada Allah, dengan melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larangan-Nya. Nabi Nuh pun memerintahkan istri, anak, dan
umatnya untuk bertakwa kepada Allah, kemudian mentaati beliau.
Karena Nabi Nuh adalah Nabi dan Rasul yang membawa pesan dari
Allah untuk disampaikan kepada umatnya.

Episode 1 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 2


Mengajarkan Tauhid
Ini adalah materi pokok yang diabadikan Allah di dalam Al-Qur'an dari
kisah Nabi Nuh, yang menjadi pembelajaran utama untuk para ayah.
Materi yang harus diajarkan ayah kepada anaknya sebelum materi yang
lain adalah Tauhid. Kenalkan anak kepada Allah, buatlah anak menjadi
taat kepada Allah, maka Allah akan mengurus semua urusan anaknya.
Ketika anak berusia 1-7 tahun, ajarkan tentang hal yang sederhana dan
belum terlalu menyentuh logika. Contohnya teladan dari orang tua, kata-
kata yang ringan, mengena, dan mudah diingat. Ketika logika anak sudah
aktif, maka harus ada upaya untuk membangun secara lebih kompleks.
Tetapi yang banyak terjadi terkadang ayah sulit untuk mendeskripsikan
kata-kata, sehingga obrolan antara ayah dengan anak pun terasa sulit.
Padahal sebenarnya logika yang digunakan para Nabi itu logika-logika
yang sederhana, bukan teori yang berbelit-belit ataupun buku yang
berjilid-jilid. Untuk mengajarkan Tauhid kepada anak itu cukup melihat
dan memperhatikan kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah pada alam
semesta), mengkorelasikan dengan ayat-ayat yang ada di dalam Al-
Qur'an, menggunakan logika-logika sederhana yang bisa diterima oleh
akal sehat seorang anak. Tujuannya adalah meyakinkan kepada anak
bahwa ini semua terjadi di bawah pengaturan dan kehendak Allah.

Periode Emas Seorang Anak


Sekarang ini banyak dikenal tentang periode emas seorang anak, jadi
usia 1-7 tahun adalah periode pertumbuhan, dan usia 7-14 tahun
adalah periode dimana peran ayah sangat signifikan. Meskipun peran
ayah itu selalu dibutuhkan dan sangat signifikan di setiap periodenya,
hanya saja mungkin intensitas atau durasinya yang akan berbeda-beda.
Pendidikan yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul, para salafus shalih,
memang menunjukkan kedekatan yang luar biasa antara ayah dan anak,
terutama di periode emasnya, karena pada periode tersebut memang
anak lagi bertumbuh. Banyak hal sederhana yang bisa dilakukan ayah di
waktu itu, dan akan berpengaruh untuk jangka panjang sampai anak itu
nanti meninggal dunia. Apapun yang dicontohkan seorang ayah kepada
anaknya, tapi tetap bab hidayah adalah hak prerogratifnya Allah.
Episode 1 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 3
Dakwah Nabi Nuh
Dalam kisah Nabi Nuh, beliau menjelaskan kepada istri, anak-anaknya,
dan umatnya, "Kalau kalian ikuti aku, menyembah Allah, dan bertakwa
kepada-Nya, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian." Karena
umatnya Nabi Nuh adalah mereka yang ahli maksiat, mereka adalah
umat pertama yang menyembah berhala. Pada awalnya mereka salah
karena terlalu mendewakan 5 orang shalih (Wadd, Suwa', Yaghus, Ya'uq,
dan Nasr) yang telah meninggal dunia. Mereka merasa sangat sedih,
kemudian mereka membuat gambar, yang akhirnya menjadi patung. Yang
awalnya hanya dijadikan wasilah untuk meminta kepada Allah, tetapi
berakhir dengan disembahnya patung-patung tersebut.
Cara dakwah yang digunakan oleh Nabi Nuh itu luar biasa lembut, tetapi
tanggapan dari umatnya bahkan istri dan anaknya itu mereka menutup
telinganya dengan semua jarinya, saking tidak mau mendengarkannya.
Inilah bab hidayah, sesuatu yang diluar kuasa orang tua terhadap
anaknya. Orang tua bertugas menyampaikan dan memberi teladan yang
baik, masalah anaknya nanti berubah atau tidak, orang tua harus fokus
terhadap ikhtiarnya, tetapi hatinya itu diserahkan hanya kepada Allah,
karen Allah lah yang memberikan hidayah kepada anaknya.

Umat Nabi Nuh


Dikatakan bahwa umat Nabi Nuh bukan hanya sekedar menutup telinga,
tetapi mereka juga menutup matanya dengan jubah, karena tidak ingin
melihat Nabi Nuh. Namun setelah Allah memerintahkan Nabi Nuh
membuat kapal, Allah mengabarkan kepada Nuh bahwa tidak ada lagi
umatnya yang akan beriman kecuali yang telah beriman sebelumnya.
Nabi Nuh pun berdoa, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau izinkan seorang
pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya
jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan
hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang
jahat dan tidak tahu bersyukur." (QS. Nuh : 26-27)

Episode 1 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 4


Pengkhianat Dakwah
Faktor Kan'an menjadi sombong dan tidak mau naik ke atas kapal Nabi
Nuh itu karena istri Nabi Nuh yang seorang pengkhianat dakwah. Jadi
semua yang disaksikannya berupa dakwah dan mukjizat suaminya, tidak
membuat dia terketuk hatinya untuk Mukmin. Dalam tafsir Al-Qurthubi,
nama istri Nabi Nuh adalah Wali'ah/Walihah. Inilah orang pertama dari
dalam rumahnya Nabi Nuh yang menyampaikan kepada masyarakat
bahwa Nabi Nuh adalah orang gila. Dan dia pula yang mempunyai peran
signifikan untuk mengajarkan tentang kekafiran kepada Kan'an. Bahkan
istri Nabi Nuh pengkhianatan dahwahnya luar biasa, justru dia lah yang
mengompori umat Nabi Nuh untuk tidak beriman kepadanya.

Selektif dalam Memilih Ibu untuk Anak


Artinya peran ayah saja belum cukup untuk mendidik anak, justru
peran ibu yang sangat signifikan. Maka kalau seorang laki-laki tidak
bisa memilih istri yang baik, bisa jadi nanti istri akan menjadi peng-
hianat dalam rumah tangga. 4 hal yang bisa dijadikan pertimbangan
dalam mencari istri sesuai tuntunan Rasulullah, yaitu harta (kekayaan),
nasab (keturunan), paras (cantik), dan agama (shalihah). Kemudian
pastikan bahwa perempuan yang dipilih memiliki visi-misi yang sama,
dan paham konsekuensi perjuangan yang akan dijalani.
Karena pendidikan yang diberikan oleh seorang ibu kepada seorang
anak menjadi faktor utama penentu kesuksesan anak-anaknya nanti.
Penting juga seorang ibu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk
menghormati ayahnya, supaya anaknya tetap takzim kepada ayahnya.
Meskipun anak jarang bertemu dan mendapat sentuhan langsung dari
ayahnya, tetapi kalau seorang istri tidak menjadi pengkhianat dakwah
dalam rumah tangga, anaknya akan tetap menjadi orang yang benar.

Perjuangan Dakwah Nabi Nuh


Perjuangan dakwah Nabi Nuh sangat luar biasa, malam dan siang beliau
tetap berdakwah. Ketika hari raya dan semua umat berkumpul, beliau
curi-curi panggung untuk berdakwah. Kalau gagal, saat ada perkumpulan
kecil beliau curi-curi kesempatan untuk menyampaikan dakwahnya.

Episode 1 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 5


Kasih Sayang Seorang Ayah
Bahkan ketika melihat ada seseorang yang mulai tertarik, beliau akan
mendatangi rumahnya pada malam hari dan mengajarkan agama secara
diam-diam. Dengan perjuangan dakwah Nabi Nuh yang luar biasa itu,
justru istrinya yang menikam umatnya untuk tidak beriman kepadanya.

Nasib Istri dan Anak Nabi Nuh


Nasib terakhir istri dan anak Nabi Nuh yang durhaka adalah dibinasakan
Allah di dalam banjir. Diceritakan ketika Nabi Nuh membuat kapal di atas
bukit, karena terlihat tidak masuk akal, orang-orang itu sampai berak di
kapal Nabi Nuh untuk menghinakan. Begitu banjir datang, Nabi Nuh dan
sedikit umatnya yang beriman (40 orang), maka kapal mulai naik.
Kan'an berlari dengan kudanya naik ke atas gunung, kemudian Nabi
Nuh mengatakan, "Ya Bunayyarkam Ma'ana" mengajaknya untuk naik
ke atas kapal bersama beliau, dan melarangnya untuk bersama dengan
orang kafir. Dengan sombongnya Kan'an mengatakan, "Aku akan naik
ke atas gunung yang akan menyelamatkanku dari air." Kata Nabi Nuh,
"Tidak ada yang bisa selamat dari azab Allah hari ini kecuali orang yang
disayang, dan orang yang disayang itu yang naik ke atas kapal ini."
Itulah pengajaran iman Nabi Nuh untuk seluruh umat manusia. Karena
yang dibutuhkan dalam beragama adalah iman, bukan sekedar logika.
Akhirnya Kan'an mati tenggelam, kemudian Nabi Nuh berdoa sepenuh
hati, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku,
dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” (QS.
Hud : 45) Artinya, seburuk-buruknya anak, tetapi kasih sayang seorang
ayah akan tetap mengalir dan tetap mencintai anaknya.
Yang paling wajib adalah hati atau cinta seorang ayah kepada anaknya,
seperti yang dilakukan oleh Nabi Nuh, bahkan beliau tetap mendoakan
anaknya, walaupun anaknya itu mati dalam keadaan kafir sampai Allah
sendiri yang melarang. Ada saatnya kita berlemah lembut kepada anak
dengan memberikan kasih sayang yang sangat luar biasa. Ada juga
saatnya kita memberikan ketegasan kepada anak, bukan berarti tidak
sayang, justru itu bentuk kasih sayang dengan dasar cinta dan iman,
bukan hanya pelampiasan hawa nafsu semata.

Episode 1 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 6


Episode 2

SAF Original
Kisah Ayah dalam Al-Qur'an

Nabi Ibrahim
Alaihissalam
Habib Ja'far Al-Jufri

@ilmiah14 | Ilmiah Notes


Kisah Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim dikenal sebagai bapaknya para Nabi dan Rasul, karena
beliau ini adalah contoh, teladan, dai, Nabi dan Rasul terbaik dalam
berdakwah. Sehingga dari jalur inilah para Nabi dan Rasul baik dari
dzurriyati Ismail atau dzurriyati Israil akan meneladani beliau.
Sebagai seorang dai, Nabi Ibrahim mendakwahi Raja Namrud, kemudian
menghancurkan semua berhala tanpa takut mati, walaupun konsekuensi-
nya adalah beliau akan dibakar dalam api. Beliau berani mengorbankan
istri dan anaknya dalam rangka dakwah fii sabilillah karena perintah
Allah. Beliau juga mendakwahi suatu kaum yang tidak ada satupun orang
yang beriman kepada beliau, akan tetapi semangat api dakwah beliau
terus menyala di dalam hati, yang termanifestasikan dalam teladan-
teladan beliau yang luar biasa sebagai seorang dai dan juru dakwah.
Nabi Ibrahim dakwah dengan hijrah dari satu tempat ke tempat yang lain
tujuannya untuk mendakwahkan agama Tauhid, walaupun pengikutnya
tidak banyak. Ada ulama yang mengatakan bahwa pengikut Nabi Ibrahim
hanya Sarah dan Hajar (istrinya), Ishaq dan Ismail (anaknya), dan Nabi
Luth (saudaranya). Tetapi pengikut yang sedikit tidak menjadi penyebab
beliau berhenti berdakwah. Karena dakwah itu bukan tentang jumlah
pengikut atau followers, tetapi dakwah itu tentang usaha maksimal apa
yang dilakukan oleh seorang dai dalam menyebarluaskan dakwah.

Perintah untuk Menyembelih Anaknya


Secara logika, Nabi Ibrahim dikatakan sebagai ayah yang 'tidak ideal'
karena beliau telah meninggalkan anaknya selama 15 tahun. Kemudian
ketika beliau datang pertama kali bertemu dengan anaknya, malam itu
juga Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya.
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) bisa berusaha dihentikan,
(Ibrahim) berkata, “Wahai anakku tercinta! Sesungguhnya aku ini telah
bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana
pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa
yang telah diperintahkan (Allah) kepadamu, insyaAllah engkau akan
mendapatiku termasuk orang yang sabar." (QS. As-Saffat : 102)

Episode 2 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 1


Ketaatan Nabi Ibrahim
Ini adalah puncak persembahan seorang ayah dan anak kepada Allah,
karena mereka sadar bahwa mereka hidup di dalam bingkai perjuangan.
Nabi Ismail adalah seorang anak yang sangat terdidik, beliau tahu betul
bahwa mimpi ayahnya yang seorang Nabi adalah wahyu. Nabi Ibrahim
seterbuka itu dengan anaknya, sampai masalah mimpinya diceritakan
kepada anaknya. Disini ada diskusi dan perbincangan yang luar biasa,
dimana Nabi Ibrahim yang tahu takwil mimpinya, tahu bahwa itu perintah,
kemudian beliau mengkonfirmasikan perintah tersebut kepada anaknya.
Nabi Ibrahim sangat menginginkan ketaatan beliau beserta keluarganya
kepada Allah atas dasar kesadaran dan komunikasi yang baik. Menarik-
nya adalah Nabi Ibrahim meminta persetujuan kepada anaknya untuk
melaksanakan perintah Allah. Sehingga ketika pelaksanaan perintah
tersebut dilaksanakan, maka kedua belah pihak ini dalam keadaan taslim
(pasrah dan patuh terhadap kebenaran yang datang dari Allah). Dan
ketika keduanya sudah pasrah, patuh, dan tunduk melaksanakan perintah
Allah, barulah Nabi Ismail diganti oleh Allah dengan seekor kambing.
Hikmah yang dapat diambil adalah seorang Ayah yang ikut melibatkan
anaknya di dalam proses pengambilan keputusan, sebagaimana Nabi
Ibrahim yang mau berkomunikasi dengan anaknya. Karena kebanyakan
orang tua sekarang ini ketika mempunyai masalah, mereka tidak mau
terbuka dan memilih untuk menyelesaikannya sendiri, yang terkadang
justru itu masalah tentang anaknya. Akhirnya seringkali terjadi seorang
anak menjadi pengadu domba antara ayah dan gurunya.

Tiga Fase Pendidikan Anak


1. Tujuh tahun pertama anak diperlakukan seperti RAJA. Tidak mene-
gur dengan teguran yang keras, harus dilakukan dengan penuh adab,
kasih sayang, etika, dan nasihat yang baik. Artinya, anak-anak ini
masih di usia bermain, dan seorang ibu harus dominan dengan kasih
sayangnya, walaupun ayahnya juga bisa berperan. Maka biarkan anak
bermain, karena bermain adalah proses belajarnya. Di fase ini banyak
orang tua yang memaksa anaknya untuk belajar, padahal apapun
yang sedang dilakukan oleh anak itu adalah bagian dari belajar.

Episode 2 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 2


Fase Pendidikan Anak
1. Jangan paksakan anak untuk menghafal, karena apa yang dia dengar
akan dihafalkan olehnya (pembicaraan ayah dan ibunya, murottal Al-
Qur'an, dll). Di usia 7 tahun pertama memang usia tanpa diperintah
anak akan belajar, dan metode belajar yang paling utama adalah
bermain. Yang dominan pada fase ini adalah seorang ibu dengan
kasih sayangnya, supaya di 7 tahun pertama ini anak itu puas dengan
kasih sayang. Sehingga ketika tumbuh dewasa nanti dia tidak akan
haus kasih sayang. Di fase ini seorang ayah juga bisa membersamai
anaknya, tetapi bukan dengan gaya otoriter dan tegasnya, ayah harus
menyesuaikan dengan sikap kelembutan kepada anaknya.
2. Tujuh tahun kedua anak diperlakukan seperti TAWANAN. Diperlaku-
kan dengan baik, diberikan makanan dan minuman yang layak dan
enak, diberikan pakaian, dan juga tidak didzalimi. Tetapi kalau terjadi
pemberontakan, maka harus ditindak dengan sikap tegas. Rasulullah
bersabda, "Perintahkanlah shalat pada anak-anak kalian yang sudah
berumur tujuh tahun. Dan pukulah mereka karena meninggalkannya
ketika telah berumur 10 tahun, serta pisahkanlah antara mereka di
tempat tidurnya." (HR. Abu Daud). Ini pendidikan ketegasan soal
kedisiplinan, karena anak harus dikenalkan dengan peraturan. Kalau
anak tidak mengenal aturan di usia ini, maka ketika dewasa nanti dia
akan menjadi seorang anak yang semaunya sendiri, arogan, dan tidak
mengerti tentang tata krama. Karena dia tidak pernah mendapatkan
ketegasan, ayahnya terlalu memanjakan sampai kelewat batas.
3. Tujuh tahun ketiga anak diperlakukan seperti WAZIR atau MENTERI.
Pada usia inilah logika anak sudah mulai tumbuh dengan baik. Anak
sudah mempunyai andil untuk mengambil bagian dalam pembuatan
keputusan. Seorang ayah harus membiasakan menyampaikan sebuah
masalah kepada anak, dengan karakter tegas ayah menyampaikan
solusi, dan dengan karakter lembut ibu menyampaikan solusi, dari
sinilah anak akan melihat dua solusi dari sebuah permasalahan yang
sama. Akhirnya anak akan mempunyai bekal kepemimpinan dan cara
pandang tentang bagaimana dia harus bersikap dalam mengambil
sebuah keputusan. Anak akan merasa cukup dengan kasih sayang,
sehingga dia yang akan berbagi kasih sayang kepada orang lain.

Episode 2 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 3


Kesabaran Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim adalah seorang Nabi dan Rasul yang sangat sabar. Sekian
lama beliau diuji dengan menunggu kehadiran anak, tetapi ketika anak
sudah hadir justru Allah memerintahkan untuk menyembelih anaknya,
ketika ditanyakan ternyata anaknya menerima perintah Allah tersebut.
Tentunya Nabi Ismail mendapatkan jawaban itu bukan secara tiba-tiba,
pasti ada proses dan nilai kesabaran sudah ditanamkan dari sejak lama.

Peran Ibunda Hajar dalam Mendidik Ismail


Ibunda Hajar ini selalu bercerita kepada Nabi Ismail tentang kesabaran
ayahnya, selalu diperdengarkan tentang mukjizat Nabi Ibrahim ketika
akan dilemparkan dengan manjanik ke dalam api yang menyala selama 2
bulan yang efek panasnya sampai beberapa kilometer. Nabi Ibrahim
tetap teguh meskipun beliau harus berhadapan dengan api, beliau rela
mengorbankan dirinya demi menegakkan kalimat "Laa Ilaha Illallah."
Ketika anak diceritakan oleh orang tuanya, anak itu secara fitrah akan
mengikuti orang tua. Rasulullah bersabda, "Kullu mauluddin illa yuladu
ala fitrah" (setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya, namun orang tuanya
berpengaruh besar terhadap fitrah anak tersebut) (HR. Bukhari Muslim)
Artinya yang menjadi teladan bagi anak adalah kisah dari orang tuanya.
Hikmahnya adalah walaupun suami jauh, seorang istri wajib mencerita
-kan dan mengenalkan kebaikan dari suaminya kepada anak-anaknya.
Karena sekarang ini banyak seklai terjadi ketika ayahnya merantau,
anaknya menjadi tidak mengenal ayahnya. Sehingga ketika ayah dan
anak itu bertemu, anak anak merasa risih dan menganggap ayahnya
sebagai orang asing. Dari kisah inilah tumbuh perasaan cinta dan
hormat seorang anak kepada ayahnya walaupun mereka tidak bertemu.
Kehadiran seorang ayah bagi seorang anak itu penting, namun sekarang
ini kita dihadapkan pada kondisi dimana ayah harus dakwah ataupun
bekerja di luar kota/pulau/negeri yang jauh dari keluarga. Dan terjadinya
fatherless itu mungkin karena seorang ibu tidak mengenalkan anaknya
dengan sosok ayahnya dan juga pekerjaan yang dilakukan oleh ayahnya.

Episode 2 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 4


Teladan Kisah Nabi Ibrahim
Makanya Al-Qur'an adalah kisah paling ekstrem untuk segala hal yang
akan terus terjadi sampai hari kiamat. Kalau dilihat secara dzahir, kisah
Nabi Ibrahim meninggalkan ibunda Hajar dan Ismail di padang pasir
tanpa modal adalah contoh fatherless. Akan tetapi Allah mencontohkan
bahwa Nabi Ibrahim tidak salah memilih dan mendidik istrinya. Maka
fatherless yang sesungguhnya bukan tentang kehadiran, tetapi tentang
teladan. Karena di usia anak 1-7 tahun itu informasi yang masuk ke dalam
seorang anak akan menjadi doktrin. Dan sampai kapanpun anak akan
terus tersambung dengan ayahnya, karena dia adalah darah dagingnya.
Ketika ibunda Hajar ditinggalkan di padang pasir, beliau bertanya, "Apa
salah saya? Tolong saya dinasihati supaya saya bisa berbenah." Ketika
Nabi Ibrahim tidak menjawab sama sekali, ibunda Hajar mengatakan,
"Apakah ini perintah Allah? Kalau ini perintah Allah, maka Allah tidak
akan menyia-nyiakan saya. Saya seorang wanita yang punya keyakinan
mutlak bahwa apapun yang diperintahkan Allah itu pasti baik." Itulah
yang didengar oleh Nabi Ismail, dilihat langsung teladan dari ibunya.
Proses pertumbuhan beliau bersama ibunya sangatlah positif, itulah yang
menjadi karakter luar biasa Nabi Ismail, sehingga beliau bukan dikatakan
sebagai seorang anak yang fatherless. Justru Nabi Ismail adalah anak
yang terdidik dengan kisah orang tuanya dari ibunya yang shalihah.

Sosok Ibunda Hajar


Ibunda Hajar adalah seorang perempuan, anak bangsawan Mesir yang
dihadiahkan kepada Nabi Ibrahim. Karena Nabi Ibrahim menunjukkan
dakwah yang luar biasa, maka ayahnya menghadiahkan putrinya kepada
Nabi Ibrahim. Ibunda Hajar pun menyaksikan peperangan antar negara
satu dengan negara lainnya, pengetahuan politiknya level tinggi karena
ayahnya adalah salah satu negarawan yang luar biasa, beliau melihat
contoh teladan dari ayahnya, kemudian bagaimana ibunya mendidik dia
sebagai seorang perempuan di dalam istana yang beradab. Ibunda Hajar
tumbuh sebagai seorang yang sangat berpendidikan dan juga cerdas.
Dengan modal kecerdasan ini, beliau dihadiahkan kepada Nabi Ibrahim,
dan Nabi Ibrahim hanya memoles sisanya dalam perkara Tauhid.

Episode 2 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 5


Nilai-Nilai Tauhid
Dari proses Nabi Ibrahim menikah dengan ibunda Hajar sampai nanti
meninggalkannya di padang pasir ini adalah waktu yang luar biasa
singkat. Tetapi disitulah Nabi Ibrahim menanamkan pokok-pokok utama,
nilai-nilai aqidah dan Tauhid kepada istrinya. Karena yang paling penting
adalah keyakinan seorang istri bahwa Allah lah yang memberi rezeki.
Inilah yang tidak banyak direkam atau dipahami oleh orang-orang zaman
sekarang. Orang tua justru menanamkan kepada anak-anaknya tentang
kekhawatiran rezeki. Bahkan sampai seorang ibu pun ikut keluar rumah
untuk mencari ma'isyah (penghasilan), karena tidak yakin bahwa rezeki
datangnya dari Allah, disangkanya rezeki hanya dari suaminya, padahal
semua makhluk sudah dijamin rezekinya oleh Allah. Bagian inilah yang
tidak diajarkan oleh seorang suami kepada istrinya atau seorang ayah
kepada anaknya, sehingga mereka selalu khawatir dengan rezeki.
Doa Nabi Ibrahim : "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di
dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian
itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian
manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS. Ibrahim : 37)
Itulah doa yang mengandalkan iman, bukan logika, dan itu mudah bagi
Allah untuk mengabulkan. Maka seorang suami wajib mendidik istrinya
dengan Tauhid, supaya yakin bahwa Allah lah Sang Pemberi Rezeki.

Pekerjaan Mulia Seorang Perempuan


Memang sah-sah saja kalau seorang istri bekerja, asal tujuannya bukan
karena kekhawatiran masalah rezeki untuk keluarganya. Tetapi untuk
sekedar membantu suami apabila memang kondisinya mengharuskan,
dan suaminya pun ridha terhadapnya. Karena terkadang istri kalau sudah
bekerja, meskipun suaminya telah mencukupi, dia akan kehilangan peran
sejatinya sebagai seorang ibu yang mendidik anak-anaknya. Padahal
pendidikan tertinggi seorang perempuan itu ketika dia bisa menjadi ibu
"Al ummu madrasatul ula", dan pekerjaan yang paling mulia seorang
perempuan adalah menjadi ibu yang bisa mendidik anak-anaknya.

Episode 2 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 6


Episode 3

SAF Original
Kisah Ayah dalam Al-Qur'an

Nabi Luth
Alaihissalam
Habib Ja'far Al-Jufri

@ilmiah14 | Ilmiah Notes


Kisah Nabi Luth
Nabi Luth adalah sosok ayah yang unik, anaknya selamat dari azab, tapi
justru istrinya yang terkena azab. Nabi Luth adalah contoh seorang ayah
yang berhasil mendidik anak perempuannya di lingkungan yang sangat
buruk. Mereka bertempat tinggal di negeri sodom, tempatnya orang-
orang yang hobi melakukan perbuatan keji homoseksual. Pada zaman
kaumnya Nabi Luth inilah orang-orang semacam ini berkembang biak
sedemikian besarnya di satu tempat. Walaupun lingkungannya seburuk
itu, Nabi Luth tetap bisa mendidik anak perempuannya menjadi seorang
perempuan yang shalihah dan tidak terpengaruh dengan lingkungannya.
Misalkan kalau pada zaman sekarang jika ada orang tua yang kesulitan
dalam mendidik anaknya dengan alasan lingkungan, maka itu belum
tentu valid. Karena Nabi Luth sudah mengalami dimana beliau pernah
berada pada lingkungan yang jauh lebih mengerikan dan sangat ekstrem
tetapi beliau tetap berhasil menyelamatkan anak-anak perempuannya.

Peran yang Dibutuhkan dari Seorang Ayah


Sekarang ini, kebanyakan ayah dihadapkan dengan rasa was-was dan
takut untuk mendidik anak perempuannya. Karena kasih sayang seorang
ayah kepada anak perempuannya itu sangatlah luar biasa, itulah yang
membuat para ayah pada zaman sekarang ini bingung mengenai pola
pendidikan yang tepat untuk anak-anaknya. Apalagi zaman sekarang ini
kekhawatiran itu meluas, bukan hanya interaksi dengan lawan jenisnya,
tetapi juga interaksi dengan sesama jenisnya. Seakan-akan kaum sodom
akan kembali lagi, ditandai dengan semakin gencar LGBT di Indonesia.
Bahkan support terhadap program LGBT di dunia ini sungguh luar biasa.
Maka sebagai orang tua khususnya seorang ayah harus membentengi
anak-anaknya di tengah zaman yang sedang kacau ini. Anak harus
diperkenalkan dengan Allah, syariat Islam, juga pengetahuan tentang
Tauhid dan iman. Itulah yang menjadi imunitas bagi seorang anak,
mereka akan mengetahui bahwa Allah telah mengatur demikian.
Walaupun ada ketertarikan, tetapi setidaknya di dalam hati mereka ada
ilmu yang membentengi, ilmu yang sudah disampaikan orang tua
kepada anaknya tentang hal yang akan mereka hadapi kedepannya.

Episode 3 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 1


Kedatangan Para Malaikat
Orang tua harus membekali anaknya dengan peraturan yang telah Allah
tetapkan. Iman dan Tauhidnya kepada Allah lah yang membuat mereka
itu kokoh dan berpegang teguh pada aturan Allah. Walaupun di tengah
ancaman eksternal dari lingkungan anak itu bisa bertahan, sebagaimana
yang dilakukan oleh Nabi Luth kepada anak-anak perempuannya.
"Maka Luth membenarkan (kenabian Ibrahim). Dan dia (Ibrahim) pun
berkata, “Sesungguhnya aku harus pindah ke (tempat yang diperintah-
kan) Tuhanku." (QS. Al-Ankabut : 26) Dan akhirnya Nabi Ibrahim hijrah
melanjutkan perjuangan dakwahnya, lalu sampailah di negeri sodom.
Karena Nabi Luth adalah saudaranya Nabi Ibrahim, maka Nabi Ibrahim
memberikan sebagian amanah dakwah beliau kepada Nabi Luth.

Kabar dari Para Malaikat


Suatu hari ada tiga Malaikat mendatangi rumah Nabi Ibrahim untuk
silaturrahmi. Tamunya dijamu dengan sapi panggang utuh, tetapi dengan
jamuan tersebut tamu-tamu Nabi Ibrahim ini tidak mau makan, sehingga
Nabi Ibrahim merasa curiga sekaligus takut. Sampai akhirnya mereka
menjelaskan, "Sesungguhnya kedatangan kami diutus untuk mendatangi
kaum Luth, kemudian juga menghukum serta mengazab mereka." Ketiga
Malaikat ini juga diperintahkan oleh Allah untuk memberi kabar gembira
dengan lahirnya anak Nabi Ibrahim dari Siti Sarah, yaitu Nabi Ishaq.
Disini adab para Malaikat ketika akan menyampaikan kabar kepada Nabi
Luth bahwa Allah akan menghukum kaumnya lewat Nabi Ibrahim, karena
Nabi Ibrahim adalah sesepuhnya, pemimpin dalam urusan dakwah. Maka
datanglah para Malaikat kepada Nabi Luth untuk mengabarkan bahwa
Allah akan menghukum kaumnya. Namun kehadiran tamu-tamu ini justru
membuat hati Nabi Luth menjadi sempit dan sesak karena tertekan.
Nabi Luth mengenal watak kaumnya, mereka adalah penyuka sesama
jenis. Kalau sampai kedatangan tamu-tamunya diketahui oleh kaumnya,
maka mereka akan segera merebut tamu-tamunya itu untuk diperkosa.
Maka benar saja, "Dan kaumnya segera datang kepadanya (Luth). Dan
sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan keji." (QS. Hud : 78)

Episode 3 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 2


Kaum Nabi Luth
Ternyata kaum Nabi Luth ini tahu bahwa Nabi Luth sedang kedatangan
tamu-tamu yang sangat tampan, mereka tahu dari istrinya yang seorang
pengkhianat dakwah di dalam rumah tangga Nabi Luth. Istrinya lah yang
membocorkan strategi-strategi dakwahnya Nabi Luth, yang memberitahu
kelemahan-kelemahan Nabi Luth. Maka ketika beliau kedatangan tamu,
istrinya lah yang membocorkan kepada kaumnya, memberikan isyarat
dengan menyalakan api di belakang rumahnya. Itu tandanya ada tamu
laki-laki yang sedang datang ke rumah Nabi Luth. Ketika kaum sodom ini
mengetahui bahwa ada tamu laki-laki di rumah Nabi Luth, maka mereka
segera datang dengan niat akan memperkosa tamu-tamu Nabi Luth.

Bentuk Dakwah Nabi Luth


Nabi Luth berkata, "Wahai kaumku! Inilah putri-putri (negeri)ku mereka
lebih suci bagimu, maka bertakwalah hanya kepada Allah dan janganlah
kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di
antaramu orang yang pandai?" (QS. Hud : 78) Menariknya adalah kenapa
bisa orang seshalih Nabi Luth mendidik anak-anaknya sedemikian rupa
dan totalitas di dalam dakwahnya, sampai betul-betul mengikhlaskan
anak-anak perempuannya dinikahi oleh kaumnya yang mau bertaubat?
Anak-anaknya tidak protes terhadap keputusan ayahnya, karena mereka
paham bahwa tujuan ayahnya itu untuk berdakwah. Supaya kaum Nabi
Luth ini mau bertaubat, terutama tokoh-tokoh masyarakatnya, yang bisa
jadi nanti akan mempengaruhi penduduk lainnya untuk bertaubat.
Pada saat itu para Malaikat menyamar jadi laki-laki tampan, mereka
menjawab, "Sesungguhnya kau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai
keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu, dan kau tentu mengetahui
apa yang (sebenarnya) kami kehendaki. (Luth) berkata, “Sekiranya aku
mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung
kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)." (QS. Hud : 79-80)
Dakwah itu memiliki kekuatan (finansial, militer, dsb) yang sangat mem-
bantu dan menguatkan. Begitupun dengan keluarga yang kokoh, terpan-
dang, kuat di masyarakat itu juga akan melindungi dakwah, maka rentan
sekali jika ada dai-dai yang tidak memiliki keluarga yang kuat.

Episode 3 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 3


Azab Kaum Nabi Luth
Seorang Nabi Luth bisa mendidik internalnya dengan baik, anak-anak
perempuannya dididik sampai pada level betul-betul beriman. Karena
ini perintah Allah, sampai di titik sedikitpun tidak menyangkal perintah
Allah, karena mereka mengetahui bahwa semua yang diinginkan Allah itu
baik. Seandainya dakwah Nabi Luth lebih terlindungi dengan keluarga
yang kuat, maka akan lebih menjamin eksistensi dakwah itu sendiri.
Singkat cerita, Allah memberi hukuman untuk kaum Nabi Luth.
"Mereka (para malaikat) berkata, "Wahai Luth! Sesungguhnya kami
adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu
kamu, sebab itu pergilah beserta keluargamu pada akhir malam, jangan
ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali
istrimu. Sesung-guhnya dia akan ditimpa (siksaan) yang menimpa
mereka. Sesungguh-nya saat terjadi siksaan bagi mereka itu pada
waktu subuh. Bukankah subuh sudah dekat?" Ketika keputusan Kami
datang, Kami menjungkir-balikkannya negeri kaum Luth, dan Kami
hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar, yang
diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang
yang dzalim." (QS. Hud : 81-83)
Amar Ma'ruf Nahi Munkar Seorang Ayah
Peran seorang suami dan ayah harus betul-betul mempunyai keseriusan
untuk mendidik anaknya terkait dengan masalah Tauhid, mengenalkan
anak-anaknya tentang syariat Islam, lalu memberikan benteng dengan
mengenalkan dan menceritakan bahwa ada kaum Nabi-Nabi terdahulu
yang terjerumus dalam dosa maksiat yang sangat keji, mengingatkan
anak supaya tidak terpengaruh dengan ajakan semacam itu, karena Allah
juga bisa membiasakan dengan cara yang bermacam-macam. Maka
amar ma'ruf nahi munkar yang dilakukan seorang ayah adalah dengan
serius mendidik anak-anaknya untuk menjauhi hal-hal semacam itu.
Sebagaimana peran Nabi Luth, tidak mungkin anak hidup normal, kalau
tidak Nabi Luth yang memberikan pendidikan serius kepada anak-anak
perempuannya. Karena lingkungan sangat berpengaruh, harusnya pada
saat itu anak-anak perempuan Nabi Luth juga terkena dampaknya, tetapi
mereka selamat karena peran seorang ayah yang sangat signifikan.

Episode 3 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 4


Pesan untuk Para Ayah
Inilah pelajaran untuk para ayah, dimanapun berada seorang ayah harus
meluangkan waktu khusus untuk memberikan pendidikan kepada anak-
anaknya, terutama anak perempuan. Karena sekarang ini telah banyak
sekali dijumpai anak-anak usia SMP/SMA yang meminta keringanan
untuk menikah dini. Bisa jadi mereka ini adalah anak-anak yang tidak
tersentuh kasih sayang orang tuanya sejak kecil. Sehingga dalam masa
pertumbuhan menuju dewasa mereka mencari kasih sayang dari orang
lain, mereka juga tidak teredukasi dengan baik perihal agamanya.
Jadi menurut mereka sekarang itu adalah hal yang lumrah dan normal
terjadi, ketika mereka kenal dengan satu laki-laki yang bisa memberikan
perhatian lebih dibandingkan ayahnya, maka kasih sayangnya pun bisa
beralih. Sangat bahaya sekali kalau para ayah zaman sekarang ini tidak
memperhatikan dan meluangkan waktunya, tidak memberikan perhatian
tentang pendidikan agama untuk anak-anak perempuannya. Sehingga
sangat rawan sekali anak perempuan akan menjadi korban di berbagai
macam penyimpangan seksual seperti kaum Nabi Luth.

Waspada Terhadap Bahaya Perilaku Menyimpang


Secara dzahir, orang dengan penyimpangan seksual seperti kaum Nabi
Luth itu tidak terlihat bermasalah. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
mereka memiliki radar khusus untuk melihat orang yang berpotensi
menyimpang. Ini sangat bahaya untuk anak-anak kita, karena ini adalah
penyakit yang menular. Mungkin pada awalnya masih merasa normal,
namun seiring berjalannya waktu bisa jadi juga akan terpengaruh.
Bahkan saat ini, sekelas pondok pesantren pun tidak semua bersih dari
kemaksiatan. Meskipun pihak pondok pesantren sudah melakukan upaya
semaksimal mungkin untuk menghindarkan santri dan santriwatinya dari
kemaksiatan tetap saja masih ada kebocoran. Namun bukan berarti yang
di luar pondok pesantren tidak lebih parah. Karena penyakit menyimpang
di lingkungan yang sudah ada proteksi sedemikian rupa saja masih bisa
bocor, apalagi di tempat yang tidak ada proteksi sama sekali, yang tidak
ada keterlibatan dan peran ayah dalam mendidik anak-anaknya.

Episode 3 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 5


Mengatur Mindset Orang Tua
Banyak orang tua yang memasukkan anak ke pondok pesantren karena
merasa sudah tidak mampu memberikan pendidikan kepada anaknya.
Ketika di pondok pesantren anaknya bertemu dengan teman-teman yang
kurang baik dan terpengaruhlah anak tersebut, yang akhirnya orang tua
menyalahkan pihak dari pondok pesantren. Padahal dari awal itu orang
tua yang salah niat, mereka tidak mempersiapkan & memberikan bekal
untuk anaknya untuk masuk pondok pesantren. Sehingga ketika terjadi
kasus, yang menjadi tersangka utamanya adalah pondok pesantren.
Banyak orang tua yang keliru mindsetnya, seharusnya niat utama orang
tua memasukkan anak ke pondok pesantren adalah sebagai tanggung
jawab di hadapan Allah, bahwa anak harus selamat sampai di akhirat.
Bukan karena anak itu bandel lalu dimasukkan ke pondok pesantren,
dan pasrah menggantungkan semuanya ke pihak pondok pesantren.

Menjadi Pendengar yang Baik


Contoh yang sederhana, seorang ayah bisa memanfaatkan momen untuk
mengantar-jemput anaknya sekolah. Karena setelah berpisah beberapa
jam di waktu sekolahnya, ayah harus menjadi orang pertama yang men-
dengar cerita dari anaknya. Sehingga anak akan memiliki mindset bahwa
orang pertama yang akan mendengarkan ceritanya adalah ayahnya.
Terkadang dalam momen-momen tersebut, kata-kata pendek yang ayah
ucapkan direkam dengan baik oleh anak. Jadi pendampingan seorang
ayah kepada anak tidak harus selama 24 jam penuh, tetapi ayah harus
pintar dalam memilih dan memanfaatkan waktu, manakah momen yang
tepat untuk anak tersebut bisa bercerita. Karena seorang ayah harus
bisa menjadi pendengar yang baik, sehingga ketika anak punya masalah,
tidak ada orang lain yang dijadikan tempat bercerita kecuali ayahnya.
"Ketika orang tua tidak menganggap penting apa yang disampaikan
oleh anak-anaknya pada saat mereka kecil karena memang sangat
tidak penting bagi orang tuanya, maka pada suatu hari nanti bisa jadi
anaknya pun tidak akan menganggap penting apapun yang dianggap
penting oleh orang tuanya." (Habib Ja'far Al-Jufri)

Episode 3 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 6


Episode 4

SAF Original
Kisah Ayah dalam Al-Qur'an

Nabi Ya'kub
Alaihissalam
Habib Ja'far Al-Jufri

@ilmiah14 | Ilmiah Notes


Kisah Nabi Ya'kub
Nabi Ya'kub dikenal sebagai ayah yang cintanya tidak bertepi, beliau di-
gambarkan sebagai sosok ayah yang luar biasa perjuangannya, terutama
perhatian beliau tentang urusan Tauhid dan aqidah untuk anak-anaknya.
"Apakah kamu menjadi saksi saat maut menjemput Ya'kub, ketika dia
berkata pada anak-anaknya, "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?"
Mereka menjawab "Kami menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek mo-
yangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa
dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya." (QS. Al-Baqarah : 133)
Bahkan dalam keadaan sakaratul maut, yang menjadi perhatian adalah
tentang siapa yang nanti akan disembah oleh anak-anaknya. Inilah bukti
yang sangat kuat dan luar biasa dari Nabi Ya'kub mengenai pendidikan
Tauhid kepada anak-anaknya mulai awal beliau menjadi seorang ayah,
sampai beliau menjelang meninggal dunia. Saking luar biasanya, sampai
komunikasi beliau dengan anaknya diabadikan Allah di dalam Al-Qur'an.

Komunikasi Nabi Ya'kub dengan Nabi Yusuf


"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya (Ya'kub), "Wahai ayah
-ku tercinta! Sungguh aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari
dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku." Dia (ayahnya) berkata,
“Wahai anakku! Janganlah kamu ceritakan mimpimu kepada saudara-
saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)
mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia. Dan demikian-
lah, Tuhanmu memilih engkau (untuk menjadi Nabi) dan mengajarkan
kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-
Nya) kepadamu dan kepada keluarga Ya'kub, sebagaimana Dia telah
menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum
itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq." (QS. Yusuf : 4-6)
Kehebatan komunikasi Nabi Ya'kub itu ketika beliau mendengarkan anak
-nya, lalu memotivasi saat anaknya bercerita tentang mimpinya tersebut.
Hal itu menjadi satu kepercayaan diri yang terus menerus tertanam di
dalam diri Nabi Yusuf kecil sampai beliau tumbuh dewasa. Kepercayaan
diri tersebut adalah buah dari komunikasi dan motivasi dari orang tuanya.

Episode 4 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 1


Komunikasi Ayah dan Anak
Pelajaran yang bisa didapatkan dari komunikasi antar keduanya adalah
terjadi perbedaan signifikan antara ketika ayah memulai pembicaraan
kepada anak, dan anak kepada ayah. Ketika ayah mau berbicara dengan
anak, ayah bisa memilih waktu dengan kedewasaannya untuk mengatur
supaya pembicaraan itu nyaman. Sedangkan si anak tidak mempunyai
pemikiran itu, anak belum cukup dewasa untuk mengerti kondisi ayahnya.
Tetapi ketika anak yang selalu memulai pembicaraan kepada orang
tuanya, itu menunjukkan bahwa anak ini mempunyai kedekatan yang
spesial dengan orang tua. Begitupun yang dilakukan oleh Nabi Yusuf
ketika menceritakan mimpi kepada ayahnya, dimulai dengan panggilan
"Ya Abati" yang artinya "Wahai ayahku tercinta/tersayang/terhormat."
karena Nabi Yusuf mengetahui bahwa ayahnya adalah seorang Nabi.
Sekarang ini banyak anak-anak yang fatherless, mempunyai masalah
besar di sekolahnya dan teman-temannya, mereka di bully, dsb. Tetapi
mereka tidak berani berbicara kepada orang tuanya, karena bisa jadi
orang tuanya tidak solutif, bisa jadi ketika berbicara justru dimarahi
oleh orang tuanya, padahal orang tuanya tidak mengetahui apa duduk
per-masalahannya. Sehingga seorang anak akan menganggap bahwa
orang tuanya bukan problem solving. Bahkan bisa jadi ketika seorang
anak berbicara, justru orang tuanya sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

Menjadi Pendengar yang Baik


Ketika Nabi Yusuf menceritakan tentang mimpinya yang sekilas terkesan
seperti cerita kekanak-kanakan kepada ayahnya, Nabi Ya'kub menyimak
dengan serius tanpa memotong pembicaraannya sama sekali. Saking
excitednya Nabi Yusuf menceritakan mimpi tersebut dengan kata yang
diulang-ulang, dan ditengah-tengah keterbataan itu tidak ada satupun
celaan dari Nabi Ya'kub. Beliau menjadi pendengar yang baik bagi
anaknya, mendengarkan setiap ceritanya sampai betul-betul tuntas.
Seorang ayah harus memiliki waktu untuk mendengarkan anak, meski-
pun cerita yang disampaikan anak ini mungkin dianggap tidak penting
bagi orang tua, tetapi bagi anak cerita itu dampaknya sangat signifikan.

Episode 4 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 2


Sifat Hasad
Dan yang sering terjadi sekarang adalah terkadang seorang ayah sulit
menurunkan frekuensi ketika menjadi pendengar untuk anak-anaknya.
Seorang anak itu fitrahnya bisa merekam tentang apa saja yang terjadi
pada masa kecilnya, terutama tentang sebuah luka pengasuhan dari
orang tuanya yang bisa diingat sampai anak tersebut tumbuh dewasa.
Sebagaimana Muhammad Al-Fatih yang pernah dipukul oleh gurunya
tanpa sebab. Ketika Muhammad Al-Fatih menakhlukkan Konstantinopel
beliau berkata, "Semua pembelajaran yang engkau lakukan kepadaku,
sudah aku ketahui hikmahnya. Kecuali satu, kenapa waktu itu engkau
memukulku sangat keras tanpa aku melakukan kesalahan apapun?"
Gurunya menjawab, "Begitulah kedzaliman yang tidak akan dilupakan.
Setelah ini kau akan menjadi pemimpin, jangan sampai engkau dzalim
kepada rakyatmu, karena mereka akan terus mengingatnya."

Problematika Keluarga Nabi Ya'kub


Nabi Ya'kub adalah ayah yang sangat adil kepada anak-anaknya, tapi
keadilan dan cinta yang sangat luar biasa kepada masing-masing anak-
nya menyebabkan anaknya posesif. Nabi Ya'kub memiliki 12 anak, dari
Rachel ada Yusuf dan Bunyamin, dan dari 3 istri yang lainnya ada Raubin,
Syam'un, Lewi, Yahuda, Yasyzar, Zabulon, Dan, Neftalua, Jad, Asyir.
Pada awalnya Nabi Ya'kub ingin menikah denga Rachel, tetapi atas satu
skenario dari keluarga, maka Nabi Ya'kub terpaksa harus menikahi Lea
(kakaknya) terlebih dahulu. Lea sangat cemburu pada Rachel, kecembu-
ruan itu ditumpuk terus menerus. Puncaknya adalah ketika Nabi Yusuf
lahir, kecemburuan tersebut diwariskan oleh Lea kepada anak-anaknya.
"Mereka berkata, "Sesungguhnya Yusuf & saudaranya (Bunyamin) lebih
dicintai ayah daripada kita, padahal kita adalah satu golongan (yang
kuat). Sungguh, ayah kita dalam kekeliruan yang nyata." (QS. Yusuf : 8)
Sebenarnya mereka hasad karena ingin mendapatkan cinta dari ayah-
nya. Tetapi yang mengagetkan adalah, "Bunuhlah Yusuf atau buanglah
dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu, dan
setelah itu kamu menjadi orang yang baik." (QS. Yusuf : 9)

Episode 4 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 3


Doa Orang Tua
Bagaimana bisa 10 saudara Nabi Yusuf ini tega berniat untuk membunuh
adiknya yang masih kecil tanpa melakukan kesalahan apapun, kalau
bukan karena hasad dan cemburu yang telah bertumpuk-tumpuk yang
diwariskan oleh ibunya. Karena niat buruk itu terus dikompori oleh setan,
akhirnya hal tersebut pun dieksekusi, seorang adik kecilnya ini dilucuti
pakaiannya, kemudian dipukul dan dilemparkan ke dalam sumur.
Menurut para ulama tafsir, mereka bertemu kembali 40/50/60 tahun
setelahnya, ketika Nabi Yusuf menjadi seorang menteri di Mesir. Nabi
Yusuf tetap memuliakan dan menjamu mereka karena beliau mengenali
saudara-saudaranya, sedangkan mereka tidak mengenali siapa beliau.
Menariknya adalah ketika saudara-saudara Nabi Yusuf ini membawa
Bunyamin ke Mesir, ternyata mereka gagal menjaga Bunyamin.
"Dan dia (Ya'kub) berpaling darinya (anak-anaknya) seraya berkata,
"Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf," dan kedua matanya menjadi putih
karena sedih. Dia diam menahan amarah (terhadap anak-anaknya)."
(QS. Yusuf : 84) Hebatnya adalah walaupun anaknya menyakiti Nabi
Ya'kub selama puluhan tahun, beliau menahan amarahnya dan tidak
pernah sekalipun mendoakan kejelekan untuk anak-anaknya.

Dahsyatnya Doa Orang Tua


Karena doa orang tua, terutama ibu itu sangat mustajab. Sebagaimana
Syeikh Sudais, ketika beliau kecil dan melempar pasir dalam makanan
yang dibuat oleh ibunya. Justru marahnya seorang ibu ini dilampiaskan
dengan doa, "Semoga Allah menjadikanmu imam besar Masjidil Haram."
Dan benar-benar terkabul doa tersebut. Maka berhati-hatilah untuk para
orang tua ketika sedang marah dengan anaknya, jangan sampai keluar
doa yang buruk untuk anak. Berdoalah yang baik, karena doa ketika
orang tua sedang marah atau terdzalimi itu kuat sekali untuk terkabul.
Waktu itu Nabi Ya'kub menangisi Nabi Yusuf dan Bunyamin sampai mata
nya putih, beliau takut kalau anak-anaknya ini murtad dari agama Allah,
khawatir aqidah anaknya berubah. Nabi Ya'kub menahan marah selama
puluhan tahun, walau perilaku anaknya sudah kelewatan. Namun pada
akhirnya Nabi Yusuf besar hati untuk memaafkan saudara-saudaranya.

Episode 4 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 4


Teladan Kisah Nabi Ya'kub
Setiap orang tua memiliki kecenderungan kasih sayang terhadap salah
satu anaknya, tetapi sebagai orang tua tidak boleh menampakkan, dan
harus adil kepada semua anak. Adil itu ada 2 hal, secara dzahir (nafkah)
dan batin (cenderung tidak bisa adil). Kasih sayang seorang ayah pun
pasti ada salah satu anaknya yang memang dicenderungi hatinya, tetapi
hal itu tidak boleh ditampakkan kepada anak-anaknya, supaya tidak
terjadi kecemburuan dan masalah antar sesama saudaranya.

Adil dan Mudah Memaafkan


Nabi Ya'kub adalah contoh ayah teladan yang luar biasa, karena bukan
hanya sekedar mengatasi anak yang saling bersiteru. Tetapi beliau tetap
bersikap adil, bahkan sampai puluhan tahun masa itu berjalan. Ketika
anak-anaknya datang untuk meminta maaf, Nabi Ya'kub berkata, "Aku
akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguh, Dia
Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Yusuf : 98)
Seperti itulah Nabi Ya'kub membalas kejahatan anak-anaknya, dan itu
menurun kepada Nabi Yusuf. Beliau mengetahui bahwa Lea itu cemburu
kepada Rachel, dan selalu mengajarkan kecemburuan itu kepada anak-
anaknya sampai hasadnya itu turun temurun. Mereka membenci Nabi
Yusuf, padahal mereka tidak pernah bertemu dengan Nabi Yusuf.
"Ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia menempatkan saudara-
nya (Bunyamin) di tempatnya, dia (Yusuf) berkata, "Sesungguhnya aku
adalah saudaramu, jangan engkau bersedih hati terhadap apa yang
telah mereka kerjakan." (QS. Yusuf : 69) Nabi Yusuf melihat bahwa
orang tuanya selalu memaafkan kesalahan orang lain. Dengan didikan
yang luar biasa, beliau pun demikian. Akhirnya Nabi Yusuf memaafkan
Lea, seorang ibu yang penuh dengan hasad kepada beliau dan ibunya.
Untuk yang saat ini sedang menjadi seorang ayah, coba diperhatikan
lagi komunikasinya dengan anak, jadilah pendengar yang baik, ajaklah
anak untuk berbicara, berlaku adil lah dalam memberikan kasih sayang.
Meskipun masalah kecenderungan hati itu memang tidak bisa dihindari,
tetapi jangan sampai menampakkan, sehingga menimbulkan masalah-
masalah baru yang terjadi dalam rumah tangga.

Episode 4 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 5


Episode 5

SAF Original
Kisah Ayah dalam Al-Qur'an

Nabi Syu'aib
Alaihissalam
Habib Ja'far Al-Jufri

@ilmiah14 | Ilmiah Notes


Mendidik Anak Perempuan
Banyak problem ketika seorang ayah itu dianggap gagal dalam mendidik
anak perempuannya. Dibalik luar biasanya pahala dalam mendidik anak
perempuan, ada kerumitan, tantangan, dan fitnah yang begitu besar.
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan,
memberinya tempat tinggal, menyayanginya dan menanggungnya maka
dia mendapat Surga." Jabir bin Abdullah bertanya, "Wahai Rasulullah,
jika hanya dua?" Beliau menjawab, "Tetap Surga, walaupun hanya dua."
Mendidik anak perempuan menjadi perempuan shalihah, paham agama
dan menjaga harga dirinya adalah urusan yang rumit. Maka sebanding
dengan pahalanya. Apalagi di zaman sekarang ini orang tua harus lebih
hati-hati. Bukan hanya tentang pergaulan, tapi anak perempuan belum
bisa memproteksi dirinya sendiri. Setiap dosa yang dilakukan oleh anak
perempuan itu juga akan mengalir kepada ayahnya. Disebabkan karena
kelalaian seorang ayah tidak mendidik dengan baik anak perempuannya,
sehingga pertanggungjawaban di hadapan Allah pun menjadi panjang
dengan berbagai macam pertanyaan di pengadilan Allah kelak.

Dua Anak Perempuan Nabi Syu'aib


Dalam Al-Qur'an ada sosok ayah teladan yang luar biasa, beliau berhasil
mendidik anak-anak perempuannya sebagaimana yang Allah perintah-
kan. QS. Al-Qasas menceritakan kisah 2 anak perempuan Nabi Syu'aib.
Diceritakan Nabi Musa lari dari Mesir, ketika sampai di negeri Madyan
beliau mendatangi sumber mata air di negeri itu, Nabi Musa mendapati
penggembala berdesakan untuk memberi minum hewan gembalanya.
"Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di
sana sekelompok orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan
dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan
sedang menghambat (ternaknya)." (QS. Al-Qasas : 23) Disini terlihat
bahwa meskipun Nabi Syu'aib mengizinkan kedua anak perempuannya
itu untuk bekerja diluar disebabkan tuntutan (karena waktu itu beliau
sudah tua), tetapi kedua anak perempuannya ini bisa menjaga dirinya.

Episode 5 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 1


Perempuan Shalihah
Idealnya laki-laki yang mencari ma'isyah (penghasilan), tapi ketika orang
tua sudah tua dan tidak ada anak laki-laki yang bisa diandalkan untuk
bekerja, maka anak perempuan yang harus bekerja. Betapa kedua anak
perempuan Nabi Syu'aib ini sangat menjaga batas atau kehormatannya,
mereka ini tidak memaksakan diri berdesakan dengan laki-laki. Sangat
berbeda dengan yang terjadi sekarang ini, banyak perempuan yang
bekerja di luar, tetapi mereka tidak keberatan bahkan dengan sukarela
membebaskan interaksinya dengan laki-laki yang bukan mahramnya.

Bantuan dari Nabi Musa


Musa berkata, "Apakah maksudmu melakukan itu?" Kedua perempuan
itu menjawab, "Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebe-
lum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang
ayah kami orang tua yang sudah lanjut usianya." (QS. Al-Qasas : 23)
Nabi Musa membatasi pembicaraannya, kedua anak Nabi Syu'aib pun
membatasi pembicaraannya dengan jawaban yang to the point. Seorang
perempuan yang luar biasa dalam membentengi dirinya dengan cara
membatasi pembicaraannya, inilah hal yang paling sulit dilakukan oleh
perempuan, karena memang tabiat perempuan itu susah untuk meng-
hentikan pembicaraan ketika sudah terjadi sebuah obrolan yang panjang.
"Maka Musa memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian
dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, "Ya Tuhanku, sesungguh
-nya aku sangat perlu suatu kebaikan (makanan) yang Engkau turun-
kan kepadaku." Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari
kedua perempuan yang berjalan malu-malu, dia berkata, "Sesungguh-
nya ayahku mengundang untuk memberi balasan sebagai imbalan atas
kebaikanmu memberi minum (ternak) kami." (QS. Al-Qasas : 24-25)
Terlihat bahwa anak perempuan Nabi Syu'aib tersebut memiliki karakter
sebagaimana perempuan shalihah yang terdidik oleh ayahnya. Dalam
pendidikan keluarga Nabi Syu'aib, anak perempuannya diajarkan rasa
malu ketika bertemu dengan laki-laki bukan mahram. Rasa malu-malu
dari anak perempuan Nabi Syu'aib ketika berjalan inilah yang nanti akan
menjadi sebab Nabi Musa jatuh cinta kepada perempuan tersebut.
Episode 5 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 2
Kepekaan Seorang Ayah
Berbeda dengan perempuan zaman sekarang yang tidak ada malunya
sama sekali ketika bertemu laki-laki, betapa dekatnya hubungan antara
laki-laki dengan perempuan, seakan-akan mereka tidak sadar bahwa
mereka itu lawan jenis, dan mereka juga tidak sadar bahwa apa yang
mereka lakukan itu akan berdampak kepada ayahnya. Maka seorang
perempuan itu harus menghiasi dirinya dengan rasa malu, karena rasa
malu adalah pakaian paling mahal untuk seorang perempuan.

Pertemuan Nabi Musa dan Nabi Syu'aib


"Ketika (Musa) mendatangi ayahnya dan menceritakan kisah mengenai
dirinya), dia berkata "Janganlah takut! Engkau telah selamat dari orang-
orang yang dzalim itu." Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu
berkata, "Wahai ayahku! Jadikan dia sebagai pekerja (kita), sesungguh-
nya orang yang paling baik yang Anda ambil sebagai pekerja adalah
orang yang kuat dan dapat dipercaya." (QS. Al-Qasas : 25-26)
Nabi Musa disifati sebagai orang yang kuat dan terpercaya. Kuat karena
setelah penggembala selesai mengambil air, sumber mata air itu ditutup
dengan batu yang hanya bisa diangkat oleh 10 orang, tetapi batu itu di
angkat sendiri oleh Nabi Musa. Maka anak perempuan Nabi Syu'aib ini
kagum dengan kekuatan Nabi Musa. Kemudian terpercaya karena ketika
anak perempuan Nabi Syu'aib mengundang untuk datang ke rumahnya,
Nabi Musa mengatakan, "Saya orang ibrani, dan tidak boleh berjalan di
belakang perempuan. Biarkan saya berjalan di depan, kau di belakang."
Itu bertujuan untuk meminimalisir pembicaraan dengan perempuan yang
bukan mahram. Itu yang membuat anak perempuan Nabi Syu'aib jatuh
cinta kepada Nabi Musa, dikarenakan kuat dan terpercaya. Sebenarnya
yang diinginkan itu bukan supaya ayahnya mempekerjakan Nabi Musa,
tetapi anak perempuan Nabi Syu'aib ini ingin menikahi Nabi Musa.
Kemudian Nabi Syu'aib mengatakan, "Sesungguhnya aku bermaksud
ingin menikahkan engkau dengan salah seorang di antara kedua anak
perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau ini bekerja padaku
selama 8 tahun dan jika engkau sempurnakan 10 tahun maka itu adalah

Episode 5 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 3


Mencari Jodoh Terbaik
kebaikan darimu dan aku tidak bermaksud memberatkanmu. InsyaAllah
kau akan menemukanku termasuk orang yang baik." (QS. Al-Qasas : 27)
Itulah ayah yang peka terhadap anaknya, karena terkadang banyak ayah
yang terlalu lama istikharah, banyak syarat, tiba-tiba anaknya sudah men-
jadi perawan tua. Sekarang ini, masalah jodoh justru diserahkan sepe-
nuhnya kepada anak, orang tua tidak dilibatkan. Tiba-tiba sudah men-
dapat calon yang belum jelas bagaimana agamanya, keturunannya, dsb.

Orang Tua Mencarikan Jodoh untuk Anak


Dalam tradisi orang Arab orang tua sangat berperan dalam pernikahan
anaknya. Orang tua memilih pasangan untuk anaknya, sehingga ketika
nanti mereka menikah itu dalam keadaan orang tuanya sudah cocok.
Sekarang ini justru anak yang mencari calon pasangannya sendiri, bisa
jadi mereka cocok, tetapi belum tentu orang tuanya juga merasa cocok.
Dengan demikian, orang tua yang menjodohkan anaknya bukan mutlak
memaksa anaknya harus menikah dengan calon yang dipilih oleh orang
tuanya. Orang tua hanya sebatas mencarikan laki-laki shalih untuk anak
perempuannya, kemudian menawarkan apakah saling cocok satu sama
lain, kalau anak perempuannya merasa cocok barulah berlanjut. Maka
disitulah ada keseimbangan, seorang anak mengetahui bahwa orang tua
memilihkan jodoh untuk kebaikan keluarga. Orang tua pun tidak egois
dan tidak memaksa anaknya hanya untuk keuntungan duniawinya saja.

Kesalahan dalam Menjodohkan Anak


Banyak orang tua yang salah dalam menjodohkan anak, seakan-akan
yang mau menikah itu orang tuanya. Padahal yang akan menjalin rumah
tangga adalah anaknya, terkadang orang tua juga terlalu egois. Makanya
ekstrim kanan atau kiri ini harus ditengahi dengan ilmu, seorang anak
mengetahui mengapa mereka dijodohkan, dan orang tua juga menge-
tahui bahwa nanti yang menjalani rumah tangga adalah anaknya. Terlalu
banyak syarat justru membuat seorang anak kesulitan, karena banyak
terjadi anaknya menerima, tetapi orang tuanya yang sulit menerima.

Episode 5 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 4


Perasaan Seorang Ayah
Islam mengajarkan "Wa idznuha sukutuha" kewajiban orang tua hanya
mencarikan, setelah laki-laki itu datang, keputusan berada pada tangan
anak perempuannya. Ketika anak perempuannya tidak cocok maka dia
langsung menolak, ketika anak perempuannya itu cocok maka dia cukup
diam. Orang tua hanya sebagai yang mencarikan, mengupayakan faktor
eksternal supaya nanti pernikahan anaknya itu dijalani dengan nyaman,
tetapi orang tua bukan sebagai penentu keputusan mutlak.

Cinta Pertama Anak Perempuan


Seorang ayah adalah cinta pertama untuk anak perempuannya, bagai-
mana seorang ayah mendidik anak perempuannya dengan baik, dan juga
akan mempertanggungjawabkan di hadapan Allah. Kemudian tiba suatu
masa dimana seorang ayah harus menyerahkan anak perempuannya ke-
pada laki-laki asing. Kekhawatiran terbesar seorang ayah adalah apakah
nanti anak perempuannya itu bisa selamat sampai akhirat atau tidak?
Seorang ayah itu pasti mengharapkan keselamatan dunia akhirat untuk
anak perempuannya. Karena sejak masih di dalam kandungan, seorang
ayah bekerja keras mencari rezeki untuk biaya supaya anaknya lahir
dengan selamat. Kemudian sejak kecil dirawat, dimanja, dipenuhi segala
kebutuhannya. Ketika remaja anak itu benar-benar dijaga supaya tidak
jatuh kepada laki-laki yang salah. Dan ketika menikah dalam satu ijab
kabul anak perempuannya itu lepas dari genggaman, berpindah rumah,
dan berpindah tanggungjawab. Kalau memang ikatan antara ayah dan
anak itu baik, itulah beratnya perasaan ketika menjadi seorang ayah,
karena ikatan cinta terhadap anak perempuannya sangat luar biasa.
Itulah yang dirasakan oleh Nabi Syu'aib ketika anak perempuannya
sudah memiliki keinginan untuk menikah. Beliau ini bukan sembarang
orang, tentunya beliau sudah memiliki bekal ilmu yang cukup, karena
beliau ini adalah seorang Nabi yang dibimbing oleh Allah. Diceritakan
bahwa Nabi Musa menikahi 2 anak perempuan Nabi Su'aib, dinikahinya
satu anaknya terlebih dahulu, kemudian setelah selesai mahar 10 tahun,
beliau menikahi lagi yang kedua sampai selesai mahar 20 tahun.

Episode 5 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 5


Keindahan Syariat Islam
Nabi Musa menemani Nabi Syu'aib (mertuanya) selama 20 tahun, dan
mereka hidup serumah, mereka tidak pernah terjadi masalah apapun
karena Nabi Musa dan Nabi Syu'aib ini sama-sama memiliki ilmu.
Rasulullah bersabda, "Jika datang kepada kalian seorang lelaki yang
kalian ridhai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak,
maka akan terjadi fitnah dan kerusakan di muka bumi." (HR. Tirmidzi)
Memang boleh orang tua itu menetapkan kriteria ketampanan, kekayaan,
bernasab mulia, tetapi kriteria yang menjadi penentu utamanya adalah
agamanya. Karena karakter laki-laki yang shalih kalau dia mencintai
istrinya dia akan memuliakan, dan kalau dia tidak mencintai istrinya,
maka dia tidak akan mendzalimi istrinya, dia akan selalu memegang
dengan cara yang ma'ruf, atau menceraikan dengan cara yang ihsan.

Mertua Bukanlah Musuh


Syeikh Muhammad Abdul al-Islam Mahjubun bin Muslimin, mengatakan
"Keindahan ajaran Islam itu sudah tertutup dengan buruknya akhlak
kaum Muslimin, tertutup buruknya standar yang mereka buat sendiri."
Sebenarnya menikah adalah syariat yang sangat mulia, tetapi menjadi
buruk karena banyak tokoh-tokoh masyarakat yang mengatakan dirinya
Islam, tetapi mereka mencederai syariat dengan akhlak buruk mereka.
Begitu juga dengan poligami, hidup dengan mertua, dan syariat-syariat
lain, semua itu baik kalau dibekali dengan ilmu dasar yang baik. Mertua
itu bukan musuh, kehadiran mertua itu menambah orang tua baru, arti-
nya terbuka kembali satu pintu Surga yang lain bagi seorang menantu.
Dalam kitab Nizamul Usroh fi Islam karya abuya sayyid Muhammad bin
Alwi al-Maliki, disebutkan, "Ketika seorang anak berbakti kepada kedua
orang tuanya di pagi hari, Allah akan bukakan dua pintu Surga. Kalau
seorang anak itu durhaka, maka Allah akan bukakan dua pintu Neraka."

Teladan untuk Para Ayah


Nabi Syu'aib adalah seorang ayah yang pengertian dan peka terhadap
apa yang menjadi keinginan anaknya, kedekatannya dengan anak-anak
Episode 5 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 6
Kewajiban Seorang Ayah
perempuannya ini bisa menjadi teladan para ayah yang saat ini mungkin
masih takut merasakan patah hati terbesar dalam hidupnya ketika akan
menikahkan anak perempuannya. Karena banyak ayah zaman sekarang
yang merasa khawatir terhadap nasib anak perempuannya nanti.
Kedekatan Nabi Syu'aib dengan anak-anak perempuannya ini justru
menjadikan mereka menjadi perempuan luar biasa. Satu sisi mereka
menjadi perempuan yang mampu menjaga rasa malunya, izzahnya,
kehormatannya, tetapi di satu sisi lain mereka adalah perempuan yang
percaya diri untuk bergaul dengan banyak orang, tentu mereka masih
mengetahui batas. Orang tua yang hebat adalah yang bisa mendidik
anak perempuannya menjadi perempuan yang memiliki rasa malu, dan
mengetahui batas ketika berinteraksi dengan orang lain.
Sedangkan sekarang ini banyak kasus anak yang berpacaran kemudian
hamil diluar nikah itu sudah lazim. Kasus guru menyukai muridnya sampai
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pun sudah banyak terjadi saat ini.
Lebih parah lagi ada sebuah kasus seorang ayah yang membiarkan anak
perempuannya menjadi pelacur, bahkan ayahnya ikut menikmati hasilnya,
Naudzubillah. Inilah gambaran betapa rusaknya fitnah akhir zaman ini.

Tips dalam Mendidik Anak Perempuan


Seorang ayah itu harus benar-benar bisa mendidik anak perempuannya,
yang paling penting adalah doa "Rabbi habli minas-shalihin" Artinya : "Ya
Tuhanku, anugerahkan kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang
yang shalih/shalihah." karena doa adalah senjatanya orang mukmin. Mau
sehebat apapun kemampuan ikhtiarnya, yang menentukan adalah Allah.
Sejak sebelum menikahpun seorang laki-laki harus memilihkan ibu yang
baik untuk anak-anaknya, karena seorang ayah seringnya tidak di rumah.
Maka istri yang baik itu yang nanti akan mendidik anak perempuannya.
Pendidikan agama yang baik juga wajib diberikan kepada seorang anak
perempuan, orang tua wajib untuk menjelaskan bahwa anak perempuan
adalah mutiara atau perhiasan yang sangat mulia, dan jangan sampai
anak perempuan itu menjual harga dirinya secara murahan.

Episode 5 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 7


Episode 6

SAF Original
Kisah Ayah dalam Al-Qur'an

Luqmanul
Hakim
Habib Ja'far Al-Jufri

@ilmiah14 | Ilmiah Notes


Ayah yang Toxic
Ayah yang toxic adalah salah satu penyebab seorang anak kekurangan
kasih sayang. Masalahnya ada diluar rumah, namun yang menjadi pelam-
piasan istri dan anak, kemudian menyebabkan trauma yang mendalam
bagi seorang anak. Atau ayah yang menasihati anaknya dengan orientasi
duniawi yang tidak ada hubungannya dengan akhirat. Inilah karakter-
karakter seorang ayah yang toxic, yang saat ini sudah banyak terjadi.
Ayah yang toxic juga menjadi salah satu penyebab broken home, tidak
sedikit anak hasil broken home ini akan melahirkan generasi-generasi
yang rusak, meski tidak semuanya. Misalnya, seorang suami yang ingin
poligami, tetapi tanpa ada kesepakatan dan ridha dari istrinya, tanpa
memperhatikan dampaknya untuk anak, poligami hanya untuk memenuhi
nafsunya. Maka yang akan menjadi korban adalah anak-anaknya.
Padahal dalam Al-Qur'an, kisah-kisah yang diceritakan tentang poligami
rata-rata berhasil, kerena dilakukan dengan ilmu. Sedangkan sekarang
ini banyak orang yang melakukan poligami hanya sekedar menuruti
hawa nafsu, makanya pada berantakan semuanya. Sebenarnya bukan
syariat Islamnya yang buruk, tetapi para kaum Muslimnya saja yang
tidak berakhlak, tidak bisa menjadi cerminan Al-Qur'an dan Sunnah
yang baik. Jadi Islam menjadi buruk karena tingkah laku mereka.

Trauma Mendalam Bagi Seorang Anak


Ayah yang toxic itu menimbulkan trauma mendalam bagi anak-anaknya,
pasti berdampak kepada mentalitas/psikis seorang anak dan orientasi
hidupnya. Bahkan dalam beberapa kasus, trauma yang mendalam akibat
ayah yang toxic itu menjadikan anak akan memiliki kecenderungan untuk
berperilaku seperti ayahnya. Seorang anak laki-laki yang terbiasa melihat
pertengkaran rumah tangga orang tuanya itu akan tertanam sebuah luka
pengasuhan. Sehingga ketika anak tersebut sudah menjadi seorang
ayah, solusi pertama yang dia pikirkan ketika terjadi permasalahan rumah
tangga adalah sebagaimana yang dilakukan oleh ayahnya. Teladan anak
di masa-masa kecilnya itu mereka tidak perlu dipaksa untuk belajar,
karena sejatinya apapun yang mereka lihat adalah pembelajaran.

Episode 6 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 1


Luqmanul Hakim
Dampak ayah yang toxic pada anak perempuan juga besar, beberapa
kasus ketika seorang anak perempuan mengalami luka pengasuhan di
masa kecilnya, mereka pun merasakan trauma yang sangat mendalam.
Sehingga saat dia sudah menikah, ketika suaminya membentak sedikit
saja, maka dia bisa histeris bahkan stress, teringat masa lalunya dengan
ayahnya, karena perempuan lebih lemah perasaannya dari laki-laki.

Sosok dengan Nasihatnya yang Bijak


Ada sosok ayah, beliau bukan Nabi dan Rasul, tetapi namanya diabadikan
Allah di dalam Al-Qur'an sebagai nama surah yaitu Luqmanul Hakim (QS.
Luqman). Di dalam surah ini Allah ceritakan satu halaman penuh berisi
nasihat Luqmanul Hakim. Padahal beliau bukan Nabi, bukan Rasul, bukan
tokoh masyarakat, bukan pemimpin, akan tetapi beliau adalah seorang
yang sangat bijaksana. Luqmanul Hakim adalah seorang penggembala,
bahkan ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa beliau adalah se-
orang budak. Tapi seluruh pemimpin dari seluruh dunia berlomba-lomba
datang kepada beliau untuk mendengarkan nasihat-nasihat yang bijak.
Yang menarik adalah ketika Luqmanul Hakim diperintah oleh majikan-
nya, "Sembelihkan untukku kambing, lalu ambilkan dua bagian terbaik-
nya." Beliau membawakan lidah dan hati kambing tersebut. Majikannya
pun bingung dan bergumam, "Kalau bagian lidah dan hati ini baik, lalu
bagian apa yang paling buruk?" Kemudian majikannya itu menyuruhnya
untuk menyembelih kambing lagi dan menyuruhnya untuk membawakan
bagian yang paling buruk, ternyata yang dibawakan tetap bagian hati
dan lidah. Luqmanul Hakim menjelaskan, "Bagian yang terbaik dan ter-
buruknya memang lidah dan hati, dengan keduanya inilah manusia
akan dinilai, dari lidah dan hatinya, karena lisan adalah cerminan hati."
Nabi Ayub pun ketika seluruh tubuhnya hancur, beliau meminta kepada
Allah, "Ya Allah jangan Engkau ikut hancurkan lisan dan hatiku, karena
dengan keduanya itu aku berdzikir." Dan memang inilah dua penyebab
orang masuk Surga dan dua penyebab orang masuk Neraka sekaligus.

Episode 6 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 2


Nasihat Luqmanul Hakim
Luqmanul Hakim banyak sekali menyampaikan nasihat kepada anaknya,
berapa nasihat yang disampaikan oleh Luqmanul Hakim diantaranya :

1. Nasihat tentang Tauhid


"Wahai anakku! Janganlah kau mempersekutukan Allah." (QS. Luqman :
13) Karena sesungguhnya Allah lebih pencemburu dibanding manusia
manapun ketika hamba menduakan-Nya. Inilah nasihat yang paling
penting yang harus orang tua berikan kepada anaknya, tidak peduli
berapapun usianya. Sebabaimana Nabi Ya'kub, yang di saat sakaratul
maut pun beliau masih menyampaikan hal ini kepada anaknya.
Seorang ayah harus tahu waktu yang tepat untuk menasihati anaknya
dan harus paham kapan kondisi psikis anaknya itu dalam keadaan baik
untuk diberi nasihat. Ketika seorang ayah sudah mendapatkan momen
seperti itu, maka di antara nasihat penting yang wajib menjadi menu
utama untuk disampaikan kepada anak-anaknya adalah nasihat tentang
Tauhid dan menjauhi syirik, karena syirik adalah kedzaliman terbesar.
2. Nasihat untuk Berbuat Baik Kepada Orang Tua
Setelah nasihat vertikal antara anak dengan Tuhannya, yang berikutnya
nasihat horizontal antara anak dengan orang tua, "Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya
telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapih dalam usia 2 tahun. Bersyukurlah kepada-Ku & kepada
kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. Dan jika keduanya
memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang kamu
tidak punya ilmu tentang itu, maka janganlah membebani keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik." (QS. Luqman : 14-15)
Inilah yang sering disalah artikan, seorang anak yang habis ngaji dengan
satu ustadz dan satu kitab, lalu dia merasa lebih pintar daripada orang
tuanya, hanya karena satu kekeliruan orang tuanya, tidak satu manhaj
dan mazhab, kemudian dengan mudahnya seorang anak mengatakan
orang tuanya sesat dan bodoh karena ketidakmengertian orang tuanya.

Episode 6 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 3


Nasihat Luqmanul Hakim
Harusnya seorang anak berterimakasih kepada orang tuanya, karena dia
itu lahir di dunia ini disebabkan orang tua. Maka kalau seandainya yang
syirik saja orang tua harus diperlakukan dengan baik, apalagi yang tidak
syirik. Meskipun ada kaidah penting bahwa tidak ada ketaatan kepada
makhluk dalam urusan maksiat. Tapi selain kemaksiatan, walaupun orang
tuanya itu musyrik, maka anaknya tetap harus taat kepada orang tua.
Banyak anak yang ketika punya ayah yang toxic itu mengalami trauma
yang mendalam, sehingga seorang anak tersebut enggan untuk berbakti
kepada orang tuanya. Terlahir di keluarga & mempunyai ayah yang toxic
itu bukan kesalahan anak, tetapi terkadang seorang anak itu playing
victim. Maka setelah mengetahui ilmunya, anak itu harus tetap menjadi
seorang anak yang tahu akan kewajibannya kepada orang tuanya.
Prinsipnya adalah seorang anak fokus menjalankan syariat & kewajiban-
nya. Kalau seandainya orang tua tidak memberikan hak kepada anaknya,
maka seorang anak tersebut bisa meminta haknya kepada Allah. Jadi
tidak ada alasan bagi anak untuk durhaka kepada orang tuanya yang
toxic. Justru akhlak, adab, sikap baik yang ditunjukkan oleh anak kepada
orang tuanya itu bisa menjadi asbab hidayah orang tuanya menjadi baik.

3. Nasihat untuk Mengikuti Jalan Allah


"Ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu. Hanya kepadaKu tempat
kembalimu." (QS. Luqman : 15) Diperintahkan untuk mengikuti jalannya
orang Mukmin, shalih, alim, dan orang yang mempunyai hubungan baik
dengan Allah. Mereka adalah orang-orang yang layak ditemani dan
dijadikan sebagai pemimpin dalam menjalani kehidupan di dunia.
Pada sekarang ini anak-anak banyak yang mudah terpengaruh dengan
para influencer yang tidak mengajak kepada kebaikan. Mereka hanya
mengajak untuk mencari sensasi, yang itu juga belum tentu baik, bahkan
beberapa diantara mereka justru mencontohkan hal yang buruk.

Episode 6 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 4


Nasihat Luqmanul Hakim
4. Nasihat tentang Balasan dari Allah
"Wahai anakku! Sungguh, jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawi,
dan berada di dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan
memberinya balasan." (QS. Luqman : 16) Ketika bermuamalah di ma-
syarakat harus mengikuti orang yang mengikuti jalan Allah. Karena
sesungguhnya Allah lah tempat kembali seorang hamba, semua amal
perbuatan selama di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan
Allah. Luqmanul Hakim tidak mengajarkan anaknya tentang orientasi
duniawi saja, tetapi beliau juga mengajarkan tentang orientasi akhirat.

5. Nasihat tentang Shalat


"Wahai anakku! Tegakkanlah shalat." (QS. Luqman : 17) Disini Luqmanul
Hakim memerintahkan anaknya untuk melaksanakan shalat, dan bukan
hanya untuk sekedar menggugurkan kewajiban, tapi juga harus deng-
an memperhatikan rukun dan sunnahnya sebaik mungkin, karena amal
yang pertama kali dihisab oleh Allah di hari kiamat adalah shalat.
Dikatakan oleh Umar bin Khattab bahwa ketika urusan shalat baik, maka
urusan lainnya juga ikut baik, dan yang tidak baik shalatnya, maka yang
lainnya pun menjadi tidak baik. Sekarang ini tidak banyak orang tua yang
memberikan perhatian terhadap urusan shalat anaknya, bahkan orang
tua sendiri yang mencontohkan kepada anak untuk meremehkan shalat.
Sedangkan untuk urusan dunia perhatiannya sungguh luar biasa. Banyak
orang tua yang memberikan investasi duniawi kepada anaknya, sampai
mereka rela membayar mahal. Tetapi untuk urusan akhirat (ngaji, shalat,
dll) dengan biaya yang terjangkau saja mereka merasa keberatan. Itulah
orang tua toxic yang belum paham tentang orientasi akhirat.

6. Nasihat tentang Amar Ma'ruf Nahi Munkar


"Suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari
yang mungkar." (QS. Luqman : 17) Itu penting, karena umat ini maju
apabila ada budaya Amar Ma'ruf Nahi Munkar itu ditegakkan.
Episode 6 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 5
Nasihat Luqmanul Hakim
Ketika orang-orang tidak terbiasa mengajak pada kebaikan, tidak peduli
dengan kemunkaran yang terjadi, tidak ada upaya untuk menasihati hati,
dsb. Maka jadilah masyarakat zombie seperti di Philadelphia. Luqmanul
Hakim sudah mengajarkan, bahkan pada skala terkecil, antara suami dan
istri, antara ayah dan anak. Seorang suami & ayah yang dayyuts adalah
yang membiarkan istri dan anaknya bermaksiat kepada Allah. Tidak ada
rasa cemburu ketika istrinya berinteraksi dengan laki-laki lain, atau ketika
anaknya mempunyai hubungan dengan laki-laki yang bukan mahramnya.
Seorang suami berhak cemburu dan tidak membiarkan istrinya interaksi
dengan laki-laki lain. Seorang ayah berhak membatasi teman pergaulan
(dengan laki-laki) bagi anak perempuannya, dan mengajarkan kepada
anak laki-lakinya tentang cara berinteraksi dengan perempuan, meng-
hormati dan memuliakan perempuan. Menjadi fatal ketika seorang anak
tidak dinasihati dan tidak ditunjukkan jalan yang sebagaimana mestinya.

7. Nasihat untuk Bersabar


"Bersabarlah terhadap apa yang sedang menimpamu." (QS. Luqman :
17) Maksudnya adalah seorang anak harus bersabar dalam menanam,
berorientasi untuk berprestasi sebanyak mungkin, dan tidak terburu-
buru untuk mendapatkan sesuatu atau ketika memanen hasilnya, kare-
na seberat-beratnya urusan kehidupan anak muda adalah sabar.

8. Nasihat tentang Larangan untuk Sombong


"Janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong)
dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri." (QS.
Luqman : 18) Karena banyak keretakan hubungan sosial itu disebabkan
karena saling membuang muka, menimbulkan suudzon, dan akhirnya
saling membalas, sampai terjadi pertikaian, saling hasad, dll.

Episode 6 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 6


Nasihat Luqmanul Hakim
8. Nasihat tentang Cara Berjalan & Mengendalikan Suara
"Sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesung-
guhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (QS. Luqman : 19)
Seorang ayah harus menanamkan nasihat tersebut kepada anak laki-
lakinya. Kemudian seorang anak juga harus diajarkan untuk menjaga
suaranya, mereka harus tahu bagaimana cara mengendalikan suaranya
ketika hidup bermasyarakat. Jangan sampai ada orang yang tersakiti
dikarenakan suara, karena itu bisa menimbulkan fitnah di masyarakat.
Itulah pedoman bagi seorang anak dengan ayah yang toxic supaya terus
berbakti kepada kedua orang tuanya selama orang tua tidak mengajak
untuk kemaksiatan. Juga pedoman bagi seorang ayah yang saat ini tidak
menganggap dirinya toxic, tetapi ternyata berkelakuan toxic. Mungkin ini
bisa dijadikan sebuah pelajaran dan intropeksi diri bahwasannya seperti
inilah sikap seorang ayah yang seharusnya. Kalau seorang ayah berhasil
menerapkan nasihat Luqmanul Hakim dalam kehidupan dengan anak-
anakny, insyaAllah akan selamat dunia dan akhirat.

Episode 6 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 7


Episode 7

SAF Original
Kisah Ayah dalam Al-Qur'an

Imran &
Nabi Zakaria
Alaihissalam
Habib Ja'far Al-Jufri

@ilmiah14 | Ilmiah Notes


Kehadiran Seorang Ayah
Seorang ayah seringkali menjadi tersangka utama atas kegagalan anak,
padahal dalam Al-Qur'an justru sebaliknya. Memang Allah tidak banyak
mengisahkan tentang ayah, tetapi Allah banyak mengisahkan tentang
keberhasilan anak. Seakan-akan Allah menceritakan bahwa keberhasilan
seorang anak itu karena pendidikan seorang ibu kepada anaknya, juga
karena pendidikan seorang suami atau ayah kepada istri dan anaknya.
Bahkan dalam sejarah tidak ada perempuan yang menjadi orang yang
besar, kecuali suaminya juga orang yang besar. Kecuali kisah Asiyah binti
Muzahim (istri Fir'aun), tetapi pada umumnya dibalik perempuan hebat
itu ada laki-laki yang mendidiknya (ayah dan suami). Namun ketegasan
seorang ayah banyak disalah artikan oleh sebagian orang bahwa ayah itu
kejam, sehingga seorang ayah akan menjadi tersangka utama dengan
dalih tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah.
Itu contoh ketika seseorang melihat sesuatu bukan dari kacamata Al-
Qur'an, terlalu silau dengan teori orang Barat, dimana teori tersebut
bertentangan dengan Al-Qur'an. Padahal kalau mau melihat bagaimana
Al-Qur'an ketika mengisahkan tentang para ayah, tidak selalu ayah itu
membersamai anaknya selama 24 jam. Justru seorang ayah dibiarkan
dengan fitrahnya, dicontohkan kisah-kisah terbaik tentang para ayah
yang bisa mendidik istrinya dan anaknya, baik seorang ayah itu sedang
tinggal bersama maupun yang tinggal jauh dari istri dan anaknya.

Teori Barat yang Merusak


Pada saat ini teori Barat memaksa ayah untuk bersikap 'adil', padahal
adil itu bukan berarti sama rata, tetapi harus proporsional. Jadi seolah-
olah kalau seorang ibu sudah memberikan waktunya selama 12 jam untuk
anak, maka seorang ayah pun harus menyisihkan waktu yang sama untuk
anak. Padahal di luar rumah ayah tersebut sudah mendapatkan banyak
tekanan, masalah, stress, dsb. Sehingga ketika seorang ayah dipaksakan
untuk langsung memberikan proses pendidikan kepada anak setelah
ayah tersebut bekerja di luar, itu justru menjadi tidak maksimal, bahkan
bisa menorehkan luka pengasuhan.

Episode 7 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 1


Peran Seorang Ayah
Kalau teori seperti itu diterapkan, maka sangat sulit sekali untuk menjadi
seorang ayah, karena memang profesi ayah berbeda-beda. Tetapi Al-
Qur'an selalu menyediakan alternatif atau opsi untuk para ayah dengan
berbagi macam profesi atau latar belakangnya, sehingga seorang ayah
masih bisa mendidik istrinya dengan baik dan memberikan pendidikan
terbaik untuk menunjang kesuksesan anaknya. Dan yang keliru adalah
seorang ayah meremehkan pendidikan untuk anak-anaknya. Sedangkan
seorang ayah yang berusaha mendidik anak-anaknya dengan baik akan
memberikan 'hadiah' sesuai dengan kapasitasnya masing-masing.
Selain menjadi tersangka, seorang ayah juga seringkali menjadi korban
kasih sayang dari anaknya. Dengan segala macam aktivitas yang sudah
diberikan, tetapi respect utama seorang anak itu tetap kepada ibunya.
Karena sepanjang waktu, seorang anak itu menghabiskan waktu untuk
ibunya, sehingga merasa tidak memiliki waktu bersama ayahnya.

Kisah Keluarga Imran


Ada sebuah keluarga yang diceritakan oleh Allah, tidak disebutkan ki-
sah antara ayah dengan anaknya, tetapi sebelum Allah menceritakan
kisahnya, Allah memulai dengan menyebut, "Sesungguhnya Allah telah
memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim serta keluarga Imran melebihi
segala umat (pada masa masing-masing)," (QS. Ali 'Imran : 33)
Menariknya adalah disebutkan nama Imran, beliau ini bukan Nabi, tetapi
beliau adalah seorang ayah yang hebat. Dan di dalam Al-Qur'an, Allah
tidak menceritakan kisah Imran, yang diceritakan justru kisah istri, anak,
beserta pengasuhnya. Meskipun namanya dijadikan nama surah, dan
yang disebut oleh Allah adalah keluarga Imran, bukan keluarga Hannah,
Maryam, Zakaria. Rahasia mengapa Allah menyebutkan nama Imran
adalah karena pendidikan yang berjalan yang dikisahkan oleh Allah itu
ada campur tangan dari Imran sebagai seorang ayah dan suami.
Ibunda Hannah berkata, "Ya Tuhanku, sungguh aku bernazar kepada-
Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang
mengabdi (kepada-Mu), terimalah (nazar) dariku." (QS. Ali 'Imran : 35)

Episode 7 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 2


Kisah Keluarga Imran
Inilah satu-satunya cita-cita untuk menjadi pelayan Allah yang disebutkan
dalam Al-Qur'an. Pelajaran penting yang bisa diambil adalah orang tua
yang menggariskan cita-cita untuk anaknya sejak sebelum anaknya itu
ahir. Jadi dari sebelum menikah, suami & istri ini sudah merencanakan
tentang masa depan anaknya, sudah menetapkan arahnya. Maka sejak
kecil seorang anak tidak dibuang-buang waktunya untuk mempelajari
hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan masa depannya.
Sedangkan sekarang ini banyak anak yang dipaksa untuk mempelajari
sesuatu yang bukan bidang atau bakat anak tersebut. Terlalu dipaksakan
mempelajari banyak hal yang tidak penting, pada akhirnya tidak dipakai
di dalam kehidupannya. Saat ini kategori kepintaran berkembang dengan
stigma bahwa seorang anak harus pintar dalam bidang matematika.
Padahal ada bidang-bidang lain yang bisa dieksplor oleh seorang anak
untuk menampakkan kecerdasannya, karena seorang anak itu tumbuh
dengan kecerdasannya masing-masing, tidak bisa disamaratakan.

Memberi Nama yang Baik


Ibunda Hannah memberikan nama yang baik "Dan aku memberinya
nama Maryam, dan aku memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak
cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk." (QS. Ali 'Imran : 36)
Disini ada satu doa terbaik dalam pendidikan orang tua kepada anaknya,
yaitu memberinya dengan nama yang baik. Maryam artinya Amatullah
(Hamba Allah), dan yang namanya hamba pekerjaanya adalah melayani,
dan dalam kehidupannya nanti Maryam sangat menjiwai pekerjaannya.

Kriteria Keberhasilan Orang Tua Mendidik Anak


Di dalam Al-Qur'an, QS. At-Tahrim : 12 Allah menerangkan ada 3 kriteria
tentang gambaran keberhasilan orang tua dalam mendidik anak.
1. "Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya." Dalam
pertumbuhan dari kecil sampai dewasa, Maryam adalah perempuan
yang menjaga kehormatannya. Ketika Maryam berada dalam mihrab,
malaikat Jibril datang menyamar sebagai seorang laki-laki tampan.

Episode 7 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 3


Keberhasilan Mendidik Anak
1. Maryam mengatakan, "Sungguh, aku berlindung kepada Tuhan Yang
Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa."
2. "dia menyesuaikan kalimat-kalimat-Nya & kitab-kitab-Nya." Perlu di-
ketahui bahwa Maryam menguasai kitab Taurat dan Zabur. Sehingga
ketika datang firman Allah yang berikutnya, beliau membenarkannya.
3. "dia termasuk orang-orang yang taat (ahli ibadah)."
Seperti itulah gambaran ketika orang tua bisa mendidik anak dengan 3
kriteria tersebut, maka nanti akan menjadi seorang anak yang luar biasa.
Banyak laki-laki yang imannya sempurna, tetapi yang dijadikan simbol
keimanan di dalam Al-Qur'an adalah Maryam binti Imran.

Menitipkan Maryam kepada Nabi zakaria


Ketika itu ibunda Hannah dan Imran menyadari bahwa ada yang lebih
pintar & pantas untuk mendidik anaknya. Memang hak seorang anak dari
orang tuanya adalah diberikan pendidikan yang terbaik. Ketika seorang
ayah itu alim dan mempunyai waktu untuk mendidik anaknya, maka sudah
menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik anaknya secara langsung.
Tapi kalau seorang ayah tidak mampu mendidik anak secara langsung
karena alasan syar'i seperti berdakwah atau mencari ma'isyah, maka
boleh untuk orang tua menitipkan anaknya kepada orang lain.
Maka Allah menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesar-
kannya dengan pertumbuhan yang baik & menyerahkan pemeliharaan-
nya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab
(kamar khusus ibadah), dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata,
"Wahai Maryam! Dari mana ini semua engkau peroleh?" Dia (Maryam)
menjawab, "Itu dari Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada
siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan." (QS. Ali 'Imran : 37)
Karena nazar ibunya Maryam ini akan dijadikan orang yang berkhidmat di
Masjidil Aqsha, maka dipilih seorang Nabi Zakaria yang akan mengasuh
Maryam (kecil) dengan pengasuhan luar biasa. Pernah suatu ketika Nabi
Zakaria terheran, karena Maryam mendapatkan buah-buahan Surga, dan
Maryam mengatakan kepadanya bahwa itu adalah rezeki dari Allah.

Episode 7 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 4


Peran Nabi Zakaria
Inilah gambaran orang tua yang berhasil mendidik anaknya sampai pada
titik anak tersebut meyakini bahwa rezeki itu datangnya dari Allah tanpa
perhitungan sedikitpun. Artinya ketika seseorang semakin dekat dengan
Mihrab, maka akan semakin lancar rezekinya (bukan uang, tapi rezeki).
Di tengah penjagaan Allah dalam Mihrabnya, peran Nabi Zakaria adalah
sebagai pendidik Maryam. Beliau yang mengajari ilmu, yang mengajari
untuk menjaga iffah & izzah, yang mengajari dan mengingatkan ibadah,
bahkan beliau berkhidmat kepada Maryam. Karena seorang Maryam ini
tidak keluar dari Mihrabnya, maka Nabi Zakaria dan keluarganya yang
menyediakan makanan dan memenuhi kebutuhan untuk Maryam.

Rezeki Datangnya dari Allah


Salah fatal ketika seorang perempuan meyakini bahwa rezeki itu datang
dari orang tua atau suaminya, itu menunjukkan bahwa belum sempurna
keimanannya. Karena seorang Mukminah yang baik adalah yang yakin
bahwa rezeki datangnya hanya dari Allah, orang tua atau suami hanyalah
wasilah, dan Allah tidak memberikan rezeki hanya dari satu jalan saja.
Terkadang yang jadi alasan beberapa perempuan memutuskan untuk
menikah adalah ketika dirinya khawatir akan rezekinya. Sehingga
seorang perempuan tersebut memiliki harapan dan menggantungkan
rezekinya kepada suaminya. Tidak sepenuhnya salah, karena dalam Al-
Qur'an disebutkan, "Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan
(istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas
sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah
memberikan nafkah dari hartanya." (QS. An-Nisa' : 34)
Bahkan salah satu sebab diperbolehkannya khulu bagi perempuan da-
lam ilmu fiqih adalah ketika suami sudah tidak sanggup memberikan
nafkah. Tapi di sisi Tauhid, ayah yang menikahkan anak perempuannya
karena khawatir menjadi miskin adalah ayah yang bermasalah.
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang menikahkan (putrinya) karena
silau akan kekayaan lelaki meskipun buruk agama dan akhlaknya, maka
tidak akan pernah pernikahan itu dibarakahi-Nya, Siapa yang menikahi

Episode 7 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 5


Penantian Nabi Zakaria
seorang wanita karena kedudukan, Allah akan menambahkan kehinaan
kepadanya, Siapa yang menikahi karena kekayaan, Allah akan memberi
-nya kemiskinan, Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya,
Allah akan menambahkan kerendahan padanya, Namun siapa yang
menikah hanya karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau
karena ingin mempererat kasih sayang, Allah senantiasa memberi
barakah dan menambah kebarakahan itu padanya." (HR. Thabrani)

Anugerah dari Allah untuk Nabi Zakaria


Sebenarnya Nabi Zakaria sudah lama berdoa pada Allah supaya beliau
dikaruniakan seorang anak. Karena usia Nabi Zakaria sudah tua dan istri
-nya dalam kondisi mandul. Tetapi ketika melihat Maryam yang sedang
berada di Mihrab selalu mendapatkan rezeki dari Allah, disitulah Nabi
Zakaria pun tersadar dengan perkataan yang pernah disampaikan oleh
Maryam, yang menyempurnakan pemahaman beliau tentang rezeki.
Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, "Ya Tuhanku,
berilah aku keturunan baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar doa." Kemudian para malaikat memanggilnya, ketika dia
berdiri shalat di Mihrab "Allah menyampaikan kabar gembira kepadamu
dengan (kelahiran) Yahya, yang membenarkan sebuah kalimat (firman)
dari Allah, panutan, berkemampuan menahan diri (dari hawa nafsu) dan
seorang nabi di antara orang-orang shalih." (QS. Ali 'Imran : 38)
Pelajaran yang bisa diambil adalah kapanpun Allah bisa memberi rezeki
tanpa perhitungan. Dengan mudahnya Allah menganugerahkan seorang
anak kepada pasangan laki-laki tua dan perempuan yang mandul.
Nabi Zakaria mendidik anaknya rakus belajar ilmu, beliau mengatakan,
"Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-
sungguh." Dan Kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih
kanak-kanak." (QS. Maryam : 12) Maka sejak balita Nabi Yahya sudah
menjadi seorang ahli hikmah yang bijak. Semangat dari Nabi Zakaria
untuk mengajarkan ilmu dan pesan kepada anaknya itu menjadikan Nabi
Yahya menjadi seorang anak yang luar biasa. Karena kalau seseorang
itu sudah dekat dengan ilmu, maka Allah lah yang akan membimbingnya.

Episode 7 @ilmiah14 | Ilmiah Notes Page 6


Episode 7

Jazakumullahu
Khairan
Sudah membaca resume kajian ini, semoga bermanfaat dan bisa
diambil pelajaran serta hikmahnya. Mohon maaf jika masih ada
salah kata dalam penulisannya.

Download resume (pdf.) di Telegram "Ilmiah Notes"

https://t.me/ilmiahnotes
Klik link di bio

@ilmiah14 | Ilmiah Notes

Like, Comment, Share Save

Anda mungkin juga menyukai