BAB 1
PENDAHULUAN
AKIL BALIGH
Setiap anak perempuan secara alamiah akan mengalami menstruasi. Inilah fase bagi seorang anak
perempuan memasuki masa akil baligh. Masyarakat Gorontalo memiliki tradisi yang unik terkait
hal ini. Seperti diberitakan Tabloid Jum’at Republika edisi 5 Maret 2010, masyarakat Gorontalo
lazim melakukan upacara baiat untuk menyambut anak perempuan mereka yang mendapatkan
menstruasi pertamanya. Inti acara yang sangat bernuansa relijius ini adalah mengantarkan seorang
gadis menjadi muslimah seutuhnya. Anak gadis yang telah menginjak masa akil baligh itu dituntun
seorang pemuka agama untuk mengucapkan syahadat, yakni kalimat ikrar peneguhan tauhid
sebagai seorang muslimah. Setelah itu, sang gadis membacakan rukun iman, rukun Islam, dan
rukun ihsan. Prosesi itu disaksikan ayah, ibu, nenek, kakek, dan seluruh anggota keluarga serta
handai taulan sebagai pertanda bahwa si gadis berikrar akan memegang teguh syariat dan ajaran
Islam.
Masa akil baligh adalah masa bagi seorang anak yang dipandang cukup untuk mengemban misi
kehidupan. Ia memasuki umur yang memungkinkan baginya mulai memahami jati dirinya sebagai
hamba Allah. Pada masa inilah berlaku beban hukum (taklif) syariat kepadanya. Ada pena pencatat
pahala dan dosa di setiap tingkah lakunya. Mukallaf. Ia tidak lagi bocah dan kanak-kanak,
melainkan remaja atau anak muda yang beranjak dewasa.
Menstruasi pertama bagi anak perempuan yang menjadi tanda masuknya masa akil baligh bisa
datang sejak usia 9 tahun. Dan peran serta orangtua/guru amatlah diperlukan untuk melakukan
pembimbingan dan pendampingan. Umur 9 tahun saat ini mungkin baru kelas 3 atau 4 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Sayyidah Aisyah menyatakan,
BAB II
PEMBAHASAN
A. AKIL BALIGH
Masa akil baligh pastinya dialami oleh setiap manusia, baik pria maupun wanita yang telah
dewasa. Tentunya, kita sebagai orang tua telah melewati masa akil baligh belasan bahkan puluhan
tahun silam. Tibalah masanya bagi kita para orang tua untuk memperkenalkan masa akil baligh
kepada anak-anak kita yang akan menginjak remaja, baik anak kandung sendiri maupun anak didik
jika kita berprofesi sebagai guru. Mereka sangat membutuhkan penjelasan kita tentang apa saja
yang akan mereka alami dan apa-apa pula yang harus mereka lakukan bila masa akil baligh itu tiba
waktunya. Masa akil baligh bagi seorang anak laki-laki biasanya diawali dengan peristiwa 'mimpi'.
Sedangkan bagi seorang anak perempuan masa akil baligh dimulai dengan terjadinya menstruasi.
Sangatlah patut dan bijaksana jika para orang tua mau tahu dan turut berperan serta menjelaskan
peristiwa akil baligh kepada anak-anaknya sendiri dan tidak sekedar menyerahkan kepada pihak
sekolah atau guru saja apalagi kepada orang lain yang tidak paham dan tidak ada sangkut pautnya
dengan anak-anak kita. Masalah akil baligh bukanlah masalah yang harus ditakuti atau dianggap
tabu untuk diperbincangkan. Justru seyogyanya peristiwa akil baligh adalah peristiwa yang sangat
penting dalam kehidupan seorang anak manusia. Baligh merupakan istilah dalam hukum Islam
yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan. "Baligh" diambil dari kata bahasa Arab
yang secara bahasa memiliki arti "sampai", maksudnya "telah sampainya usia seseorang pada
tahap kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila :
1. Mengetahui, memahami, dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, serta
2. Telah mencapai usia 15 tahun ke atas dan atau sudah mengalami mimpi basah.(bagi
laki-laki)
3. Telah mencapai usia 9 tahun ke atas dan atau sudah mengalami "menstruasi". (bagi
perempuan)
4. Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan
dihisab yang mana baligh mempunyai tanda-tanda yang dapat dikenal
Oleh karena itu, celupan Allah (shibghatullah) harus kita torehkan kepada anak.
Kita celup jiwa dan badan mereka dengan celupan Allah, sebelum mereka menerima atau
tercemari celupan-celupan yang lain. Setelah berbicara mengenai millah Nabi Ibrahim, Al-
Qur’an menyatakan
َص ْبغَةً َونَحْ نُ لَهُ َعابِد ُْون َ ْص ْبغَةَ هللاِ َو َم ْن أَح
ِ ِسنُ ِمنَ هللا ِ
Celupan (shibghah) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya
kepada-Nya-lah kami menyembah. (Q.S. Al-Baqarah
Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan
dihisab yang mana baligh mempunyai tanda-tanda yang dapat dikenal
Tanda-Tanda Baligh untuk Laki-Laki
1. Ihtilam, yaitu keluar air mani baik karena mimpi atau karena lainnya
Dalilnya disebutkan dalam Al-Qur’an, dimana Allah ta’ala berfirman :
59. َع ِليمَ َح ِكيم ََّ طفَالَ ِمنكمَ أالحل ََم فَ أليَ أست َأأذِنوا َك َما ا أست َأأذَنََ الَّذِينََ ِمن قَ أب ِل ِه أَم َك َذ ِلكََ يبَيِن
ََّ اّلل لَك أَم آيَاتِ َِه َو
َ ّللا َوإِ َذا بَلَ ََغ أاْل َ أ
”Dan bila anak-anakmu telah sampai hulm (ihtilam), maka hendaklah mereka meminta ijin seperti
orang-orang yang sebelum mereka meminta ijin”. (An Nuur : 59)
Dari Ali bin Abi Thalib radliyallaahu ‘anhu ia berkata,”Aku hafal perkataan dari Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam : Tidak dinamakan yatim bila telah ihtilam dan tidak boleh diam
seharian hingga malam” (HR. Abu Dawud).
”Diangkat pena tidak dikenakan kewajiban pada tiga orang : orang yang tidur hingga bangun,
anak kecil hingga ihtilam, dan orang gila hingga berakal” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Semua ini menunjukkan bahwa tumbuhnya rambut kemaluan adalah tanda balighnya seseorang,
sebagai tanda juga bagi anak-anak kaum muslimin dan orang-orang kafir; dan menunjukkan juga
bolehnya melihat aurat orang lain bila diperlukan untuk mengetahui baligh dan tidaknya seseorang
serta untuk lainnya
Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata,”Untuk waktu ihtilaam tidak ada batas umurnya, bahkan
anak-anak yang berusia dua belas tahun bisa ihtilaam. Ada juga yang sampai lima belas tahun,
enam belas tahun, dan seterusnya namun belum ihtilaam”.
3. Jai’z
Inilah asal menikah. Lelaki pada dasarnya boleh menikah dan boleh pula tidak menikah. Baru
setelah ada ‘ilat (alasan)maka nikah bis memiliki hukum wajib, sunat, makruh, atau haram.
4. Makruh
Seorang laki-laki makruh menikah apabila brlum siap memberikan nafkah kepada istri, baik
nafkah batin maupun lahir.
5. Haram
Seseorang lelaki haram menikah apabila motifnya untuk menyakiti (membung rugi) calon istri.
Memahami kode etik memili calon istri
Dalm rangka mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan , maka calon istri yang
hendak di pilihpun seharusnya seorang wanita yang memiliki kretria-kretria tertentusesuai dengan
tujuan yang telah dicanangkan dan upaya yang dilakukan untuk memilih pun tetap menempuh
jalan yang digariskan oleh ajaran islam. Tidak bertindak sembrono, apalagi sengaja menempuh
jalan yang sesat. Adapun kode etik memilih calon istri yang sesuai dengan syariat islam , antara
lain harus mengetahui wanita-wanita yang haram di nikahi, tepat dalam memilih calon istri dan
tidak lupa memohon petunjuk kepada Allah SWT melalui shalat istikharah.
1. Mengetahui wanita yang haram di nikahi
Diantara perkara-perkara yang paling urgen bagi setiap muslim dalm memilih calon istri
adalah memilih mengetahui wanita-wanita yang haram dinikahi.
Dengan begitu dia tidak terjerumus ke dalam jurang yang amat dalam. Karena pernikahan
itu sendiri adalah diniatkan untuk selama-lamanya, tidak hanya berlaku didunia yang fana ini belka
melainkan hingga di akhiarat yang berkelanggengan kelak. Maka apabila sampai keliru menikahi
wanita yang ternyata haram dinikahi, terlebih jika terlanjur beranak , niscaya keluarga yang telah
dibangun pun merupakan keluarga yang haram , persetubuhannya juga termasuk zina dan anak-
anak yang lahirpun tidak jelas identitasnya.
Adapun wanita-wanita yang haram dinikahi itu secara langsung dijelaskan oleh Allah SWt,
yang meliputi 14 macam. Sebagaimana difirmankan dalam (QS. An Nisa’: 22-23)
ْ) ُح ِر َمت22( يًل ً س ِب َ سا َء َ احشَةً َو َم ْقتًا َو ِ َف إِنَّهُ كَانَ ف َ َسلَ اء إِ ََّل َما قَ ْد ِ س َ َِو ََل ت َ ْن ِك ُحوا َما نَ َك َح آَبَا ُؤ ُك ْم ِمنَ الن
َ الًلتِي أ َ ْر
ض ْعنَ ُك ْم ِ ع َّمات ُ ُك ْم َو َخ َاَلت ُ ُك ْم َوبَنَاتُ ْاْلَخِ َوبَنَاتُ ْاْل ُ ْخ
َّ ت َوأ ُ َّم َهات ُ ُك ُم َ علَ ْي ُك ْم أ ُ َّم َهات ُ ُك ْم َوبَنَات ُ ُك ْم َوأ َ َخ َوات ُ ُك ْم َو
َ
الًلتِي َد َخ ْلت ُ ْم بِ ِهنَّ فَ ِإ ْن لَ ْمَّ سائِ ُك ُم َ ِور ُك ْم ِم ْن ن
ِ الًلتِي فِي ُح ُج َّ سائِ ُك ْم َو َربَائِبُ ُك ُم َ ِع ِة َوأ ُ َّمهَاتُ ن َ الرضَا َّ ََوأ َ َخ َوات ُ ُك ْم ِمن
ف َ َسلَ علَ ْي ُك ْم َو َح ًَلئِ ُل أ َ ْبنَائِ ُك ُم الَّ ِذينَ ِم ْن أَص ًَْل ِب ُك ْم َوأ َ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْينَ ْاْل ُ ْختَي ِْن إِ ََّل َما قَ ْد
َ تَكُونُوا َد َخ ْلت ُ ْم ِب ِهنَّ فَ ًَل ُجنَا َح
)23( ورا َر ِحي ًما َ ََّللاَ كَان
ً ُ غف َّ َِّإن
Artinya
’’ dan janganlah kalian menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayah
kalian kecuali pada masa yang telah lampau! Sesungguhnya perbuatan itu amat keji, dibenci Allah
dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”. Di haramkan atas kalian (menikahi) ibu-ibu kalian,
anak wanita kalian, saudara-saudara wanita kalian, saudara-ssaudara wanita ayah kalian, saudara-
saudara wanita ibu kalian, anak-anak wanita dari saudara laki-laki kalian, anak-anak dari saudara
wanita kalian, ibu-ibu istri kalian ( mertua ), anak-anak wanita dari istri kalian yang dalam
pemeliharaan kalian (anak tiri dari istri) yang telah kalian setubuhi, tetapi jika kalian belum
menyetubuhinya (dan sudah kalian ceraikan) maka tidak berdosa kalian menikahinya; (dan
diharamkan pula menikahi) istri-istri dari anak kandung kalian (menantu)dan menikahi wanita
bersaudara kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.” (QS, an-Nisa’).
Setelah mengetahui wanita-wanita yang haram dinikahi itu, hendaklah kita waspada dalam
memilih calon istri. Karena dalam percaturan kehidupan terlebih dalam era moderen seperti
sekarang ini, tidak sedikit wanita nan jauh dirantau oarang dan kita baru bertemu setelah dewasa
misalnya;mtetspi ternyata ia adalh saudara kita atau wanita haram yang dinikahi.
Oleh sebab itu , sebagai seorang lelaki hendaklah kita bersikap waspada dan upayakan
untuk meneliti asal-usul wanita menawan hati kita. Jangan sampai terlanjur jatuh hati , baru
mengetahui bahwa ternyata ia haram dinikahi misalnya. Yang perlu di ingat adalah, bahwa
panelitain itu bukan berarti harus dilakukan secara langsung , apalgi melalui pacaran
Tentu saja pertimbangan –pertimbangan itu tidak dilarang oleh islam! Tetapi apabila
semata-mata didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan seperti itu tanpa mempertimbangkan
alasan agama, niscaya akan membawa akibat yang tidak baik bagi pengalaman agama kita dan
kehidupan kita.Melibatkan pertimbangan-pertimbangan lain sebagai mana disebutkan diatas tentu
saja tidak dilarang oleh islam, asalkan halitu tidak dijadikan sebagai pertimbangan pokok. Semua
pertimbangan tersebut mungkin saja akan menambah kemesraan dan bumbu penyedap dalm hidup
berkeluarga. Tapi persoalan kan menjadi kacau seandainya bumbu justru di jadikan sebagai bahan
pokok. Mengingat bahan pokok hidup berkeluarga adalah agama, maka itulah yang harus di
jadikan sebagai alasan pokok, sedangkan alasan-alasan yang lain sekedar sebagai bumbu
penyedap yang akan melengkapi kebahagiaan hidup berkeluarga kita.
Sehubungan dengan itu, maka hendaklah par calon suami muslim dapat menempatkan
alasan-alasan dalam memilih calon istri pada posisinya yang tepat. Jangan sampai kita memilih
calon istri hanya karena kemuliaannya (prestasi duniawinya, kebangsawanaan, kecantikan)
semata. Karena alasan ini justru akan merapuhkan bangunan keluarga yang hendak kita dirikan.
Atau memilih calon istri hanya karena hartanya semata, karena hlitu justru akan mengkibatkan
kemiskinan setelah hidup berkeluarga. Demikian pula jangan memilih calon istri hanya karena
keningratan nasabnya semata. Hal inipun akan merendahkan martabat keluarga yang hendak kita
bangun . semua ini telah di wasiatkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau yang artinya: “janganlah
kalian menikahi wanita hanya karena kecantikannya (semata), boleh jdi kecantikanya itu akn
membawa kehancuran! Dan janganlah kalian menikahi wanita karena kekayaannya (semata) ,
boleh jadi kekayaaan itu akan menyebabkan kesombongan ( sehingga kalian tidak mampu
membimbingnya)! Tetapi nikahilah wanita kaerna agamanya! Sesungguhnya budak wanita hitam
yang cacat tetapi taat beragama adalah lebih baik (ketimbang wanita kaya nan cantik tetapi
mengabaikan agama)!” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Alasan-alasan yang lain seperti di atas juga tidak di tapikan aoeh islam sesuai sabda
Rasulullah, artinya: “wanita itu dinikahi (oleh suami) karena empat alasan, yakni: karena hartanya,
karena nasabnya, karena kecantikannya, karena agamanya. Maka dasarilah alasanmu karena
ketaatan agamanya, niscaya kamu akan beruntung!” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
AKIL BALIGH
Masa akil baligh pastinya dialami oleh setiap manusia, baik pria maupun wanita yang telah
dewasa. Tentunya, kita sebagai orang tua telah melewati masa akil baligh belasan bahkan
puluhan tahun silam. Tibalah masanya bagi kita para orang tua untuk memperkenalkan masa akil
baligh kepada anak-anak kita yang akan menginjak remaja, baik anak kandung sendiri maupun
anak didik jika kita berprofesi sebagai guru. Mereka sangat membutuhkan penjelasan kita
tentang apa saja yang akan mereka alami dan apa-apa pula yang harus mereka lakukan bila masa
akil baligh itu tiba waktunya. Masa akil baligh bagi seorang anak laki-laki biasanya diawali
dengan peristiwa 'mimpi'.
PRA NIKAH
Perkawinan sebagai peristiwa sakral dalam perjalanan hidup dua individu. Banyak sekali harapan
untuk kelanggengan suatu pernikahan. Agar harapan pernikahan dapat terwujud, maka
diperlukan pendidikan pranikah dan parenting yang merupakan salah satu upaya penting dan
strategis. Saat ini, pendidikan pra nikah belum menjadi prioritas bagi keluarga maupun calon
pengantin. Padahal dalam kursus diajarkan banyak hal yang dapat mendukung suksesnya
kehidupan rumah tangga pengantin baru.