Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SDI AYAT AL- QURA’AN DAN HADIS

TENTANG USIA AKIL BALIGH DAN PASE


PRANIKAH

BAB 1
PENDAHULUAN

AKIL BALIGH
Setiap anak perempuan secara alamiah akan mengalami menstruasi. Inilah fase bagi seorang anak
perempuan memasuki masa akil baligh. Masyarakat Gorontalo memiliki tradisi yang unik terkait
hal ini. Seperti diberitakan Tabloid Jum’at Republika edisi 5 Maret 2010, masyarakat Gorontalo
lazim melakukan upacara baiat untuk menyambut anak perempuan mereka yang mendapatkan
menstruasi pertamanya. Inti acara yang sangat bernuansa relijius ini adalah mengantarkan seorang
gadis menjadi muslimah seutuhnya. Anak gadis yang telah menginjak masa akil baligh itu dituntun
seorang pemuka agama untuk mengucapkan syahadat, yakni kalimat ikrar peneguhan tauhid
sebagai seorang muslimah. Setelah itu, sang gadis membacakan rukun iman, rukun Islam, dan
rukun ihsan. Prosesi itu disaksikan ayah, ibu, nenek, kakek, dan seluruh anggota keluarga serta
handai taulan sebagai pertanda bahwa si gadis berikrar akan memegang teguh syariat dan ajaran
Islam.
Masa akil baligh adalah masa bagi seorang anak yang dipandang cukup untuk mengemban misi
kehidupan. Ia memasuki umur yang memungkinkan baginya mulai memahami jati dirinya sebagai
hamba Allah. Pada masa inilah berlaku beban hukum (taklif) syariat kepadanya. Ada pena pencatat
pahala dan dosa di setiap tingkah lakunya. Mukallaf. Ia tidak lagi bocah dan kanak-kanak,
melainkan remaja atau anak muda yang beranjak dewasa.
Menstruasi pertama bagi anak perempuan yang menjadi tanda masuknya masa akil baligh bisa
datang sejak usia 9 tahun. Dan peran serta orangtua/guru amatlah diperlukan untuk melakukan
pembimbingan dan pendampingan. Umur 9 tahun saat ini mungkin baru kelas 3 atau 4 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Sayyidah Aisyah menyatakan,

‫ي ْام َرآَة ٌ – رواه الترمذي‬ ِ ‫ت ْال َج‬


َ ‫اريَةُ تِ ْس َع ِسنِيْنَ فَ ِه‬ ِ َ‫ِإذَا بَلَغ‬
Jika anak gadis telah mencapai umur 9 tahun, maka ia termasuk perempuan (memasuki umur
baligh). (H.R. Tirmidzi)
Pra Nikah
Perkawinan sebagai peristiwa sakral dalam perjalanan hidup dua individu. Banyak sekali harapan
untuk kelanggengan suatu pernikahan. Agar harapan pernikahan dapat terwujud, maka diperlukan
pendidikan pranikah dan parenting yang merupakan salah satu upaya penting dan strategis. Saat
ini, pendidikan pra nikah belum menjadi prioritas bagi keluarga maupun calon pengantin. Padahal
dalam kursus diajarkan banyak hal yang dapat mendukung suksesnya kehidupan rumah tangga
pengantin baru. Angka perceraian pun dapat diminimalisir dengan adanya pendidikan pra nikah
Materi yang diberikan pada kursus pranikah antara lain, kesehatan organ reproduksi, UU
perkawinan, UU KDRT. Dengan adanya pemaparan materi-materi itu, pasangan baru tersebut
mengetahui apa hak dan kewajiban secara undang-undang. Misalnya saja pengantin jadi
mengetahui, kalau saat terjadi perselisihan antar suami-istri, berdasarkan Undang-undang tetangga
atau keluarga terdekat bisa menengahinya. Pendidikan pra nikah juga dapat mengajarkan
pemahaman kepribadian masing-masing calon pengantin dan pola-pola penyesuaian yang tepat
pada setiap pasangan calon pengantin. Pemahaman tetnang kepribadian diri sendiri dan calon
pasangan ini menjadi penting karena ditengarai banyak perceraian terjadi karena kebiasaan-
kebiasaan kecil yang tidak disukai oleh lawan jenis. Materi penting yang juga ada dalam
pendidikan pra-nikah tersebut adalah mengenai cara menjadi orang tua yang baik. Seperti
diketahui, menjadi orang tua tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dipersiapkan baik moril
maupun materiil. Pada kursus tersebut akan dibahas mengenai kesiapan menjadi orang tua,
mendidik anak dan mengatur emosional. Selain itu peserta juga akan mendapatkan materi tentang
managemen keuangan keluarga. Mengingat Indonesia dikenal dengan kultur religinya,
penyelenggara kursus dapat dilakukan oleh Departemen Agama. Lokasi pendidikan dapat
dilakukan di tempat ibadah, misalnya untuk umat Islam dapat dilakukan di lingkungan masjid.

BAB II
PEMBAHASAN

A. AKIL BALIGH
Masa akil baligh pastinya dialami oleh setiap manusia, baik pria maupun wanita yang telah
dewasa. Tentunya, kita sebagai orang tua telah melewati masa akil baligh belasan bahkan puluhan
tahun silam. Tibalah masanya bagi kita para orang tua untuk memperkenalkan masa akil baligh
kepada anak-anak kita yang akan menginjak remaja, baik anak kandung sendiri maupun anak didik
jika kita berprofesi sebagai guru. Mereka sangat membutuhkan penjelasan kita tentang apa saja
yang akan mereka alami dan apa-apa pula yang harus mereka lakukan bila masa akil baligh itu tiba
waktunya. Masa akil baligh bagi seorang anak laki-laki biasanya diawali dengan peristiwa 'mimpi'.
Sedangkan bagi seorang anak perempuan masa akil baligh dimulai dengan terjadinya menstruasi.
Sangatlah patut dan bijaksana jika para orang tua mau tahu dan turut berperan serta menjelaskan
peristiwa akil baligh kepada anak-anaknya sendiri dan tidak sekedar menyerahkan kepada pihak
sekolah atau guru saja apalagi kepada orang lain yang tidak paham dan tidak ada sangkut pautnya
dengan anak-anak kita. Masalah akil baligh bukanlah masalah yang harus ditakuti atau dianggap
tabu untuk diperbincangkan. Justru seyogyanya peristiwa akil baligh adalah peristiwa yang sangat
penting dalam kehidupan seorang anak manusia. Baligh merupakan istilah dalam hukum Islam
yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan. "Baligh" diambil dari kata bahasa Arab
yang secara bahasa memiliki arti "sampai", maksudnya "telah sampainya usia seseorang pada
tahap kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila :
1. Mengetahui, memahami, dan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk, serta
2. Telah mencapai usia 15 tahun ke atas dan atau sudah mengalami mimpi basah.(bagi
laki-laki)
3. Telah mencapai usia 9 tahun ke atas dan atau sudah mengalami "menstruasi". (bagi
perempuan)
4. Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan
dihisab yang mana baligh mempunyai tanda-tanda yang dapat dikenal

Oleh karena itu, celupan Allah (shibghatullah) harus kita torehkan kepada anak.
Kita celup jiwa dan badan mereka dengan celupan Allah, sebelum mereka menerima atau
tercemari celupan-celupan yang lain. Setelah berbicara mengenai millah Nabi Ibrahim, Al-
Qur’an menyatakan
َ‫ص ْبغَةً َونَحْ نُ لَهُ َعابِد ُْون‬ َ ْ‫ص ْبغَةَ هللاِ َو َم ْن أَح‬
ِ ِ‫سنُ ِمنَ هللا‬ ِ
Celupan (shibghah) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya
kepada-Nya-lah kami menyembah. (Q.S. Al-Baqarah

Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan
dihisab yang mana baligh mempunyai tanda-tanda yang dapat dikenal
Tanda-Tanda Baligh untuk Laki-Laki
1. Ihtilam, yaitu keluar air mani baik karena mimpi atau karena lainnya
Dalilnya disebutkan dalam Al-Qur’an, dimana Allah ta’ala berfirman :

59. َ‫ع ِليمَ َح ِكيم‬ ََّ ‫طفَالَ ِمنكمَ أالحل ََم فَ أليَ أست َأأذِنوا َك َما ا أست َأأذَنََ الَّذِينََ ِمن قَ أب ِل ِه أَم َك َذ ِلكََ يبَيِن‬
ََّ ‫اّلل لَك أَم آيَاتِ َِه َو‬
َ ‫ّللا‬ ‫َوإِ َذا بَلَ ََغ أاْل َ أ‬

”Dan bila anak-anakmu telah sampai hulm (ihtilam), maka hendaklah mereka meminta ijin seperti
orang-orang yang sebelum mereka meminta ijin”. (An Nuur : 59)
Dari Ali bin Abi Thalib radliyallaahu ‘anhu ia berkata,”Aku hafal perkataan dari Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam : Tidak dinamakan yatim bila telah ihtilam dan tidak boleh diam
seharian hingga malam” (HR. Abu Dawud).

Dari Ali juga dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :

”Diangkat pena tidak dikenakan kewajiban pada tiga orang : orang yang tidur hingga bangun,
anak kecil hingga ihtilam, dan orang gila hingga berakal” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

2. Tumbuhnya rambut kemaluan


Dari ‘Athiyyah ia berkata : “Kami dihadapkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pada hari
Quraidhah , di situ orang yang sudah tumbuh bulu kemaluannya dibunuh, sedang orang yang
belum tumbuh dibiarkan. Aku adalah orang yang belum tumbuh maka aku dibiarkan”(HR. Abu
Dawud, Tirmidzi , Nasa’I , Ibnu Majah dan Ahmad).

Semua ini menunjukkan bahwa tumbuhnya rambut kemaluan adalah tanda balighnya seseorang,
sebagai tanda juga bagi anak-anak kaum muslimin dan orang-orang kafir; dan menunjukkan juga
bolehnya melihat aurat orang lain bila diperlukan untuk mengetahui baligh dan tidaknya seseorang
serta untuk lainnya
Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata,”Untuk waktu ihtilaam tidak ada batas umurnya, bahkan
anak-anak yang berusia dua belas tahun bisa ihtilaam. Ada juga yang sampai lima belas tahun,
enam belas tahun, dan seterusnya namun belum ihtilaam”.

Tanda baligh untuk perempuan


Setiap anak perempuan secara alamiah akan mengalami menstruasi. Inilah fase bagi seorang anak
perempuan memasuki masa akil baligh. Masa akil baligh adalah masa bagi seorang anak yang
dipandang cukup untuk mengemban misi kehidupan. Ia memasuki umur yang memungkinkan
baginya mulai memahami jati dirinya sebagai hamba Allah. Pada masa inilah berlaku beban
hukum (taklif) syariat kepadanya. Ada pena pencatat pahala dan dosa di setiap tingkah lakunya.
Mukallaf. Ia tidak lagi bocah dan kanak-kanak, melainkan remaja atau anak muda yang beranjak
dewasa.
Menstruasi pertama bagi anak perempuan yang menjadi tanda masuknya masa akil baligh bisa
datang sejak usia 9 tahun. Dan peran serta orangtua/guru amatlah diperlukan untuk melakukan
pembimbingan dan pendampingan. Umur 9 tahun saat ini mungkin baru kelas 3 atau 4 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Sayyidah Aisyah menyatakan,
‫ي ْام َرآَة ٌ – رواه الترمذ‬ ِ ‫ت ْال َج‬
َ ‫ار َيةُ تِ ْس َع ِسنِيْنَ فَ ِه‬ ِ َ‫ِإذَا َبلَغ‬
Jika anak gadis telah mencapai umur 9 tahun, maka ia termasuk perempuan (memasuki umur
baligh). (H.R. Tirmidzi)
B. PRANIKAH
pengertian nikah dalam islam sebuah ucapn sakraldengan memenuhi rukun dan syarat
tertentu yang bertujuan untuk membentuk keluarga sakinah dalam jangka waktu yang tidak
terbatas. sebelum memberanikan diri bersanding di pelaminan dengan wanita pujaan para calon
suami muslim hendaklah mengetahuwi betul tentang hukum menikah ( beristri). Sehingga meraka
dapat memposisikan dirinya pada hukum yang nbenar, apakah sudah termasuk wajib menikah,
baru disunnahkan, hanya di perbolehkan, dimakruhkan atau bahkan diharamkan. Adapun hukum
menikah menurut pandangan fiqih meliputi lima hukum, yakni:
1. Wajib
Seorang laki-laki wajib menikah apabila telah mampu membiyayai kehidupan berkeluarga dan di
kawatirkan akan mudah terjerumus ke jurang perzinahhan jika tidak segera beristri.
2. Sunat
Seorang lelaki sunah menikah apabila telah berkeinginan serta telah memiliki kesiapan rohani dan
jasmani yang cukup.
– Rasullah saw, bersabda.
• ‫ستَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه ِبالص َّْو ِم َف ِإنَّهُ لَهُ ِوجَا ٌء‬
ْ ‫صنُ ِل ْلفَ ْرجِ َو َم ْن لَّ ْم َي‬ َ َ ‫ع ِم ْن ُك ُم ا ْل َبائ َةَ فَ ْل َيت َ َز َّو ْج فَ ِإنَّهُ أ‬
َ ْ‫غضُّ ِل ْل َبص َِر َوأَح‬ َ ‫ست َ َطا‬
ْ ‫ب َم ِن ا‬
ِ ‫ش َبا‬
َّ ‫َيا َم ْعش ََر ال‬
.
– "Wahai para pemuda barang siapa di antara kamu sekalian telah cukup persediaan untuk menikah,
maka menikahlah. Sesungguhnya nikah itu akan menjaga dari kejahatan mata dan mampu menjaga
kehormatan. Barang siapa yang belum berkemampuan hendaklah berpuasa. sebab baginya puasa
itu merupakan perisai (yang mampu menahannya dari berbuatan zina)" (Diriwayatkan Bukhari
Muslim dan selain dari keduanya dari Abdullah bin Mas'ud).

3. Jai’z
Inilah asal menikah. Lelaki pada dasarnya boleh menikah dan boleh pula tidak menikah. Baru
setelah ada ‘ilat (alasan)maka nikah bis memiliki hukum wajib, sunat, makruh, atau haram.
4. Makruh
Seorang laki-laki makruh menikah apabila brlum siap memberikan nafkah kepada istri, baik
nafkah batin maupun lahir.
5. Haram
Seseorang lelaki haram menikah apabila motifnya untuk menyakiti (membung rugi) calon istri.
Memahami kode etik memili calon istri
Dalm rangka mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan , maka calon istri yang
hendak di pilihpun seharusnya seorang wanita yang memiliki kretria-kretria tertentusesuai dengan
tujuan yang telah dicanangkan dan upaya yang dilakukan untuk memilih pun tetap menempuh
jalan yang digariskan oleh ajaran islam. Tidak bertindak sembrono, apalagi sengaja menempuh
jalan yang sesat. Adapun kode etik memilih calon istri yang sesuai dengan syariat islam , antara
lain harus mengetahui wanita-wanita yang haram di nikahi, tepat dalam memilih calon istri dan
tidak lupa memohon petunjuk kepada Allah SWT melalui shalat istikharah.
1. Mengetahui wanita yang haram di nikahi
Diantara perkara-perkara yang paling urgen bagi setiap muslim dalm memilih calon istri
adalah memilih mengetahui wanita-wanita yang haram dinikahi.
Dengan begitu dia tidak terjerumus ke dalam jurang yang amat dalam. Karena pernikahan
itu sendiri adalah diniatkan untuk selama-lamanya, tidak hanya berlaku didunia yang fana ini belka
melainkan hingga di akhiarat yang berkelanggengan kelak. Maka apabila sampai keliru menikahi
wanita yang ternyata haram dinikahi, terlebih jika terlanjur beranak , niscaya keluarga yang telah
dibangun pun merupakan keluarga yang haram , persetubuhannya juga termasuk zina dan anak-
anak yang lahirpun tidak jelas identitasnya.
Adapun wanita-wanita yang haram dinikahi itu secara langsung dijelaskan oleh Allah SWt,
yang meliputi 14 macam. Sebagaimana difirmankan dalam (QS. An Nisa’: 22-23)

ْ‫) ُح ِر َمت‬22( ‫يًل‬ ً ‫س ِب‬ َ ‫سا َء‬ َ ‫احشَةً َو َم ْقتًا َو‬ ِ َ‫ف إِنَّهُ كَانَ ف‬ َ َ‫سل‬َ ‫اء إِ ََّل َما قَ ْد‬ ِ ‫س‬ َ ِ‫َو ََل ت َ ْن ِك ُحوا َما نَ َك َح آَبَا ُؤ ُك ْم ِمنَ الن‬
َ ‫الًلتِي أ َ ْر‬
‫ض ْعنَ ُك ْم‬ ِ ‫ع َّمات ُ ُك ْم َو َخ َاَلت ُ ُك ْم َوبَنَاتُ ْاْلَخِ َوبَنَاتُ ْاْل ُ ْخ‬
َّ ‫ت َوأ ُ َّم َهات ُ ُك ُم‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم أ ُ َّم َهات ُ ُك ْم َوبَنَات ُ ُك ْم َوأ َ َخ َوات ُ ُك ْم َو‬
َ
‫الًلتِي َد َخ ْلت ُ ْم بِ ِهنَّ فَ ِإ ْن لَ ْم‬َّ ‫سائِ ُك ُم‬ َ ِ‫ور ُك ْم ِم ْن ن‬
ِ ‫الًلتِي فِي ُح ُج‬ َّ ‫سائِ ُك ْم َو َربَائِبُ ُك ُم‬ َ ِ‫ع ِة َوأ ُ َّمهَاتُ ن‬ َ ‫الرضَا‬ َّ َ‫َوأ َ َخ َوات ُ ُك ْم ِمن‬
‫ف‬ َ َ‫سل‬َ ‫علَ ْي ُك ْم َو َح ًَلئِ ُل أ َ ْبنَائِ ُك ُم الَّ ِذينَ ِم ْن أَص ًَْل ِب ُك ْم َوأ َ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْينَ ْاْل ُ ْختَي ِْن إِ ََّل َما قَ ْد‬
َ ‫تَكُونُوا َد َخ ْلت ُ ْم ِب ِهنَّ فَ ًَل ُجنَا َح‬
)23( ‫ورا َر ِحي ًما‬ َ َ‫َّللاَ كَان‬
ً ُ ‫غف‬ َّ َّ‫ِإن‬

Artinya
’’ dan janganlah kalian menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayah
kalian kecuali pada masa yang telah lampau! Sesungguhnya perbuatan itu amat keji, dibenci Allah
dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”. Di haramkan atas kalian (menikahi) ibu-ibu kalian,
anak wanita kalian, saudara-saudara wanita kalian, saudara-ssaudara wanita ayah kalian, saudara-
saudara wanita ibu kalian, anak-anak wanita dari saudara laki-laki kalian, anak-anak dari saudara
wanita kalian, ibu-ibu istri kalian ( mertua ), anak-anak wanita dari istri kalian yang dalam
pemeliharaan kalian (anak tiri dari istri) yang telah kalian setubuhi, tetapi jika kalian belum
menyetubuhinya (dan sudah kalian ceraikan) maka tidak berdosa kalian menikahinya; (dan
diharamkan pula menikahi) istri-istri dari anak kandung kalian (menantu)dan menikahi wanita
bersaudara kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.” (QS, an-Nisa’).
Setelah mengetahui wanita-wanita yang haram dinikahi itu, hendaklah kita waspada dalam
memilih calon istri. Karena dalam percaturan kehidupan terlebih dalam era moderen seperti
sekarang ini, tidak sedikit wanita nan jauh dirantau oarang dan kita baru bertemu setelah dewasa
misalnya;mtetspi ternyata ia adalh saudara kita atau wanita haram yang dinikahi.
Oleh sebab itu , sebagai seorang lelaki hendaklah kita bersikap waspada dan upayakan
untuk meneliti asal-usul wanita menawan hati kita. Jangan sampai terlanjur jatuh hati , baru
mengetahui bahwa ternyata ia haram dinikahi misalnya. Yang perlu di ingat adalah, bahwa
panelitain itu bukan berarti harus dilakukan secara langsung , apalgi melalui pacaran

2. Tepat alasan dalam memilih calon istri


Ada beragam alasan kaum lelaki dalam memilih calon istri : mungkin karena
kecantikannya, karena ilmunya, karena karirnya, karena prestasi duniawinya, karena keningratan
nasabnya, karena budi pekertinya, karena prestasi ibadahnya, karena cintanya dan seterusnya. Lalu
alasan apkah yang paling tepat bagi kaum peria dalam memilih calon istri?
Jawaban tersebut tentu harus kita kembalikan kepada petunjuk syariat yang ada. Pada
intinya, alasan yang tepat dalam memilih calon istri tidak lain adalh karena alasan agama. Dasar
yang dipergunakan untuk memilih adalah petunjuk agama (shalat istikharah0 dan pertimbangan
yang dijadikan patokan pun adlah pertimbangan agama.
Jika demikian, apakah islam menapikan (meniadakan ) alasan-alasan yang lain?
Dilarangkah kita memilih seorang calon istri dengan pertimbangan kecantikanya? Tidak bolehkah
kita memilih calon istri dengan pertimbangan hartanya ? haramkah kita memilih calon isteri sebab
perasaan cintananya,? Tidak diizinkankah kita memilih calon istri karena pertimbangan nasab dan
seterusnya?
َ ‫ َو ِل َح‬,‫ ِل َما ِل َها‬: ‫ ت ُ ْن َك ُح ا ْل َم ْرأَةُ ِْل َ ْربَ ٍع‬: ‫َوقال النبي صلي هللا عليه وسلم‬
‫ فَا ْظفَ ْر‬,‫ َو ِل ِد ْينِ َها‬,‫ و ِل َج َما ِل َها‬,‫سبِ َها‬
)‫ت ال ِدي ِْن ت َ ِربَتْ يَدَاكَ (أخرجه البخاري عن أبي هريرة‬ ِ ‫ِبذَا‬
Artinya : "Wanita dikawini karena empat perkara, yaitu karena kekayaannya,
pangkatnya (status sosialnya), kecantikannya dan kekuatan agamanya. Pilihlah wanita yang kuat
kuat agamanya, kamu pasti beruntung". (Diriwayatkan dari Muslim dari abi Hurairah r.a.)

Tentu saja pertimbangan –pertimbangan itu tidak dilarang oleh islam! Tetapi apabila
semata-mata didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan seperti itu tanpa mempertimbangkan
alasan agama, niscaya akan membawa akibat yang tidak baik bagi pengalaman agama kita dan
kehidupan kita.Melibatkan pertimbangan-pertimbangan lain sebagai mana disebutkan diatas tentu
saja tidak dilarang oleh islam, asalkan halitu tidak dijadikan sebagai pertimbangan pokok. Semua
pertimbangan tersebut mungkin saja akan menambah kemesraan dan bumbu penyedap dalm hidup
berkeluarga. Tapi persoalan kan menjadi kacau seandainya bumbu justru di jadikan sebagai bahan
pokok. Mengingat bahan pokok hidup berkeluarga adalah agama, maka itulah yang harus di
jadikan sebagai alasan pokok, sedangkan alasan-alasan yang lain sekedar sebagai bumbu
penyedap yang akan melengkapi kebahagiaan hidup berkeluarga kita.
Sehubungan dengan itu, maka hendaklah par calon suami muslim dapat menempatkan
alasan-alasan dalam memilih calon istri pada posisinya yang tepat. Jangan sampai kita memilih
calon istri hanya karena kemuliaannya (prestasi duniawinya, kebangsawanaan, kecantikan)
semata. Karena alasan ini justru akan merapuhkan bangunan keluarga yang hendak kita dirikan.
Atau memilih calon istri hanya karena hartanya semata, karena hlitu justru akan mengkibatkan
kemiskinan setelah hidup berkeluarga. Demikian pula jangan memilih calon istri hanya karena
keningratan nasabnya semata. Hal inipun akan merendahkan martabat keluarga yang hendak kita
bangun . semua ini telah di wasiatkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau yang artinya: “janganlah
kalian menikahi wanita hanya karena kecantikannya (semata), boleh jdi kecantikanya itu akn
membawa kehancuran! Dan janganlah kalian menikahi wanita karena kekayaannya (semata) ,
boleh jadi kekayaaan itu akan menyebabkan kesombongan ( sehingga kalian tidak mampu
membimbingnya)! Tetapi nikahilah wanita kaerna agamanya! Sesungguhnya budak wanita hitam
yang cacat tetapi taat beragama adalah lebih baik (ketimbang wanita kaya nan cantik tetapi
mengabaikan agama)!” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Alasan-alasan yang lain seperti di atas juga tidak di tapikan aoeh islam sesuai sabda
Rasulullah, artinya: “wanita itu dinikahi (oleh suami) karena empat alasan, yakni: karena hartanya,
karena nasabnya, karena kecantikannya, karena agamanya. Maka dasarilah alasanmu karena
ketaatan agamanya, niscaya kamu akan beruntung!” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

3. Melakukan shalt istikharah


Kode etik yang seharusnya tidak di tinggalkan oleh setiap muslim dalam rangka memilih
calon istrinya ialah melakukan shalt istikharah. Karena shalat istikharah sangat di anjurkan oleh
islamkepada setiap pemeluknya dalam rangka menentukan pilihanya. Selain sebagai ujud
pengalaman atas anjuran agama dengan melakukan shalat istikharah , maka pilihan kita akan jatuh
pada pilihan terbaik dalam penilaian Allah yang maha mengetahui. Sehingga kita tidak akan
menyesal atau dirugikan kelak di kemudian hari. Rasulullah saw bersabda: “ takkan rugi orang
yang menjatuhkan pilihannya dengan melakukan shalat istikharah, takkan menyesal orang yang
senantiasa memusawarahkan dan takkan palilit orang yang bersikap wajar dalam membelanjakan
hartanya!” HR ath-Tabrani
Kata istikharah itu sendiri menurut bahasa berarti menetapkan pilihan yang terbaik. Dengan
mengingat pilihan yang terbaik itu hanya ditetepkan oleh Allah yang maha baik, maka dalam
menetapkan pilihan itu diserahkan sepenuhnya kepada-Nya seraya di tunjukkan pilihan yang
terbaik dengan menjalankan syariatnya, yakni dengan melakukan shalat istikharahshalat sunat
yang dilakukan selain karena Allah, juga diniatkan untuk memohon kepadanya supaya di
tunjukkan pilihan yang terbaik.
Adapun petunjuk yang Allah berikan sifatnya jelas amat rahasia ! Bisa dirasakn dengan
keyakinan hati tetapi sulit dilihat oleh panca indra. Petunjuk itu ialah datangnya kemantapan hati
untuk menetapkan pilihandan bisanya dibarengi pula dengan kemudahan-kemudahan yang tak
terduga unyuk menuju kepilihan itu bisa juga datang melalui gambaran dalam mimpi, tetapi ini
bukan suatu kemungkinan , yang paling mendasar ialah datangnya kemantapan hati terhadap
pilihanya.
Kita tentu memaklumi bahwa jodoh adalah salah satu takdir ilahi. Maka meskipun kita
berkewajiban berikhtiar mencari dan memilih calon istri kita, namun kita tidak boleh
meengabaikan ketentuan (takdir)-Nya. Kapan kita harus menikah dan dengan wanita mana kita
akan meniakh, pada hakikatnya telah di tentukan oleh takdir-Nya. Dan pada dasarnya kita tidak
bisa menawar atau menolak takdir-Nya. Sehingga upaya (ikhtiyar) dalam mencari dan memilih
calon istri, seharusnyalah kita kita lengkapi dengan melakukan shalt istikharah. Dengan demikian,
selain kita melakukan ikhtiyar di dalamya sekaligus terrkandung penyerahan diri kepada-Nya
sebagai ujud penghambaan diri secara total kepdanya.
Memahami kode etik menjajaki calon istri
Adapun cara-cara yang ditempuh dalam menjajagi keperibadian wanita yang akan dipilih
sebagai istri yang di benarkan dalam ajaran islam, pada prinsipnya meliputi cara-cara sebagai
brikut:
1. Mengamati keperibadiannya dari jauh
Mengamati keperibadian wanita perlu dilakukan dengan secerrmat mungkin. Tetapi tidak
harus secara langsung dengan menjalin percintaan gaya monyet (pacaran). Ia cukup dilakkukan
dari jauh. Artinya tidak dilakukan langsung secara dekat. Pengamatan tentu saja tidak sama dengan
penelitian.
Perlunya pengamatan keperibadian wanita yang hendak dijadiakn istra ini memang
dianjurkan Rasulullah saw. Sebagaimana di riwayatkan dalam hadis, bahwasanya tatkala sahabat
Mughirah bin syu’bah mengungkapakan keinginaanya kepad Rasulullah saw untuk menikahi
seorang wanit, beliau memerintahkan untuk mengamati wanita yang bersangkutanseraya bersabda:
“ pergilah dan amatialh keperibadian wanita itu! Karena dengan mengamatinya , niscaya akan
lebih menjamin akan kelangsungan hidup keluaraga kalian berdua.dikemudiian hari dia
menuturkan tentang kerukkunan hidupanyabersama wanita tadi” HR Nasai, at-Tirmizi dan ibnu
majjah.
Pengamatan disini tentunya tidak terlalu sulit untuk dilakukan, apalagi diera seperti
sekarang ini. Calon suami bisa mengamatiwanita yang ditaksirnyadengan jalan memperlihatkan
penampilanya sehari-hari, bagaimana pengamalan agamnya, bagaimana cara ia bergaul dengan
teman-teman sebayanya, kepedulaianya terhadap lingkunagan mayarakat, bagaimana
keperibadian keluarganya(nasabnya), masih gadis atau sudah pernah bersuami, apakah masih
keluarag dekat atau bahakn masih tergolong muhrinyaatau buakndan seterusnya. Semua itu dimaa
sekarang tentunya tidak terlalu banyak kendal.

2. Mencari data dari hubungan dekatnya


Selain dengan pengamatan , penjajagan tehadap waniata yang hendak dipersunting juga
bisa dilakukan dengan cara mencari data dari hubungan dekatnya.
Hubungan dekat dlam hal ini adlah orang-oarang yangmemiliki hubungan dekat dengan
wanita yang dimaksud, seperti: kerabat dekatnya, teman-teman sepergaualanya, guru-gurunya dan
seterusnya. Kepad mereka kita bisa tanyakan tentang bagaimana tingkat kesalihannya, masih gadis
atau tidak, bagai mana nasabnyadan tidak lupa kita tanyakan pula tentanghubunganya dengan kita
( calon suami).apakah ia masih keluarga dekat atau bukan dan termasuk wanita yang haramkita
nikahiatau bukan.

3. Hindari jalan maksiat


Etika menjajagi identitas wanita yang hendak kita ambil sebagai istri, tetap harus berpijak
pada garis yang ditentukan oleh agama. Padahal jlan maksiat adalah jalan yang jelas-jelas
menyimpang dari garis ketentuan agama
Sehubungan dengan itu , tidak ada alasan yang memperbolehkan menjajagi keperibadian
wanita dengan makan malam bersam ditempat ayng jauh, keluar rumah berdua dan seterusnya.
Kita tetap dibatasioleh rambu-rambu agama yang antara lain ditegaskan oleh Rasulullahsaw dalam
sabdnya: “ Inagatlah, janganlah sekali-kali menyepi berduaan dengan seorang wanita! Tidaklah
pantas seorang wanita bepergian kecuali dengan muhrinya.” HR.al-buhari dan muslim.
Kita harus inagt bahwa keluarga yang hendak kita bngun adlah keluarga yang membuahkan
kebahagiaan, tidak hanya di dunia tetapi ebih dari itu untuk merih kebahagiaan didalam akhirat
yang bersipat kekal. Maka tidaklah tepat apa bilapersiapanya diawali dengan melakukan maksiat,
meskipun dengan alasan menjajagi keperibadian calon istri.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
AKIL BALIGH
Masa akil baligh pastinya dialami oleh setiap manusia, baik pria maupun wanita yang telah
dewasa. Tentunya, kita sebagai orang tua telah melewati masa akil baligh belasan bahkan
puluhan tahun silam. Tibalah masanya bagi kita para orang tua untuk memperkenalkan masa akil
baligh kepada anak-anak kita yang akan menginjak remaja, baik anak kandung sendiri maupun
anak didik jika kita berprofesi sebagai guru. Mereka sangat membutuhkan penjelasan kita
tentang apa saja yang akan mereka alami dan apa-apa pula yang harus mereka lakukan bila masa
akil baligh itu tiba waktunya. Masa akil baligh bagi seorang anak laki-laki biasanya diawali
dengan peristiwa 'mimpi'.
PRA NIKAH
Perkawinan sebagai peristiwa sakral dalam perjalanan hidup dua individu. Banyak sekali harapan
untuk kelanggengan suatu pernikahan. Agar harapan pernikahan dapat terwujud, maka
diperlukan pendidikan pranikah dan parenting yang merupakan salah satu upaya penting dan
strategis. Saat ini, pendidikan pra nikah belum menjadi prioritas bagi keluarga maupun calon
pengantin. Padahal dalam kursus diajarkan banyak hal yang dapat mendukung suksesnya
kehidupan rumah tangga pengantin baru.

Anda mungkin juga menyukai