Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SDI AYAT AL- QURA’AN DAN HADIS

TENTANG USIA AKIL BALIGH DAN PASE


PRANIKAH

PENDBAAHBU1
LUAN

AKIL BALIGH
Setiap anak perempuan secara alamiah akan mengalami menstruasi. Inilah fase bagi seorang
anak perempuan memasuki masa akil baligh. Masyarakat Gorontalo memiliki tradisi yang unik
terkait hal ini. Seperti diberitakan Tabloid Jum’at Republika edisi 5 Maret 2010, masyarakat
Gorontalo lazim melakukan upacara baiat untuk menyambut anak perempuan mereka yang
mendapatkan menstruasi pertamanya. Inti acara yang sangat bernuansa relijius ini adalah
mengantarkan seorang gadis menjadi muslimah seutuhnya. Anak gadis yang telah menginjak masa
akil baligh itu dituntun

seorang pemuka agama untuk mengucapkan syahadat, yakni kalimat ikrar peneguhan tauhid
sebagai seorang muslimah. Setelah itu, sang gadis membacakan rukun iman, rukun Islam, dan
rukun ihsan. Prosesi itu disaksikan ayah, ibu, nenek, kakek, dan seluruh anggota keluarga serta
handai taulan sebagai pertanda bahwa si gadis berikrar akan memegang teguh syariat dan ajaran
Islam.
Masa akil baligh adalah masa bagi seorang anak yang dipandang cukup untuk mengemban misi
kehidupan. Ia memasuki umur yang memungkinkan baginya mulai memahami jati dirinya
sebagai hamba Allah. Pada masa inilah berlaku beban hukum (taklif) syariat kepadanya. Ada pena
pencatat pahala dan dosa di setiap tingkah lakunya. Mukallaf. Ia tidak lagi bocah dan kanak-
kanak, melainkan remaja atau anak muda yang beranjak dewasa.
Menstruasi pertama bagi anak perempuan yang menjadi tanda masuknya masa akil baligh bisa
datang sejak usia 9 tahun. Dan peran serta orangtua/guru amatlah diperlukan untuk melakukan
pembimbingan dan pendampingan. Umur 9 tahun saat ini mungkin baru kelas 3 atau 4 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Sayyidah Aisyah menyatakan,


Jika anak gadis telah mencapai umur 9 tahun, maka ia termasuk perempuan (memasuki umur
baligh). (H.R. Tirmidzi)
Pra Nikah
Perkawinan sebagai peristiwa sakral dalam perjalanan hidup dua individu. Banyak sekali
harapan untuk kelanggengan suatu pernikahan. Agar harapan pernikahan dapat terwujud, maka
diperlukan pendidikan pranikah dan parenting yang merupakan salah satu upaya penting dan
strategis. Saat ini, pendidikan pra nikah belum menjadi prioritas bagi keluarga maupun calon
pengantin. Padahal dalam kursus diajarkan banyak hal yang dapat mendukung suksesnya
kehidupan rumah tangga pengantin baru. Angka perceraian pun dapat diminimalisir dengan
adanya pendidikan pra nikah

Materi yang diberikan pada kursus pranikah antara lain, kesehatan organ reproduksi, UU
perkawinan, UU KDRT. Dengan adanya pemaparan materi-materi itu, pasangan baru tersebut
mengetahui apa hak dan kewajiban secara undang-undang. Misalnya saja pengantin jadi
mengetahui, kalau saat terjadi perselisihan antar suami-istri, berdasarkan Undang-undang tetangga
atau keluarga terdekat bisa menengahinya. Pendidikan pra nikah juga dapat mengajarkan
pemahaman kepribadian masing-masing calon pengantin dan pola-pola penyesuaian yang tepat
pada setiap pasangan calon pengantin. Pemahaman tetnang kepribadian diri sendiri dan calon
pasangan ini menjadi penting karena ditengarai banyak perceraian terjadi karena kebiasaan-
kebiasaan kecil yang tidak disukai oleh lawan jenis. Materi penting yang juga ada dalam
pendidikan pra-nikah tersebut adalah mengenai cara menjadi orang tua yang baik. Seperti

diketahui, menjadi orang tua tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dipersiapkan baik moril
maupun materiil. Pada kursus tersebut akan dibahas mengenai kesiapan menjadi orang tua,
mendidik anak dan mengatur emosional. Selain itu peserta juga akan mendapatkan materi
tentang managemen keuangan keluarga. Mengingat Indonesia dikenal dengan kultur religinya,
penyelenggara kursus dapat dilakukan oleh Departemen Agama. Lokasi pendidikan dapat
dilakukan di tempat ibadah, misalnya untuk umat Islam dapat dilakukan di lingkungan masjid.

BAB II

PEMBAHASAN
A. AKIL BALIGH
Masa akil baligh pastinya dialami oleh setiap manusia, baik pria maupun wanita yang
telah dewasa. Tentunya, kita sebagai orang tua telah melewati masa akil baligh belasan bahkan
puluhan tahun silam. Tibalah masanya bagi kita para orang tua untuk memperkenalkan masa
akil baligh kepada anak-anak kita yang akan menginjak remaja, baik anak kandung sendiri
maupun anak didik jika kita berprofesi sebagai guru. Mereka sangat membutuhkan penjelasan
kita tentang apa saja yang akan mereka alami dan apa-apa pula yang harus mereka lakukan bila
masa akil baligh itu tiba waktunya. Masa akil baligh bagi seorang anak laki-laki biasanya diawali
dengan peristiwa 'mimpi'.

Sedangkan bagi seorang


menstruasi. Sangatlah patut anak perempuan
dan bijaksana masaorang
jika para akil tua
baligh dimulai
mau tahu dengan
dan turut terjadinya
berperan serta
menjelaskan
peristiwa akil baligh kepada anak-anaknya sendiri dan tidak sekedar menyerahkan kepada pihak
sekolah atau guru saja apalagi kepada orang lain yang tidak paham dan tidak ada sangkut
pautnya dengan anak-anak kita. Masalah akil baligh bukanlah masalah yang harus ditakuti atau
dianggap tabu untuk diperbincangkan. Justru seyogyanya peristiwa akil baligh adalah peristiwa
yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak manusia. Baligh merupakan istilah dalam
hukum Islam yang menunjukkan seseorang telah mencapai kedewasaan. "Baligh" diambil dari kata
bahasa Arab

yang secara bahasa memiliki arti "sampai", maksudnya "telah sampainya usia seseorang pada
tahap kedewasaan". Secara hukum Islam, seseorang dapat dikatakan baligh apabila :
1. Mengetahui, memahami, dan mampu membedakan mana yang baik dan mana
yang buruk, serta
2. Telah mencapai usia 15 tahun ke atas dan atau sudah mengalami mimpi basah.
(bagi laki-laki)
3. Telah mencapai usia 9 tahun ke atas dan atau sudah mengalami "menstruasi".
(bagi perempuan)
4. Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan
dihisab yang mana baligh mempunyai tanda-tanda yang dapat dikenal

Oleh karena itu, celupan Allah (shibghatullah) harus kita torehkan kepada
anak. Kita celup jiwa dan badan mereka dengan celupan Allah, sebelum mereka
menerima atau tercemari celupan-celupan yang lain. Setelah berbicara mengenai millah
Nabi Ibrahim, Al- Qur’an menyatakan

Celupan (shibghah) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan
hanya kepada-Nya-lah kami menyembah. (Q.S. Al-Baqarah

Baligh adalah satu masa di mana seorang anak dibebani kewajiban (taklif) syari’at dan akan
dihisab yang mana baligh mempunyai tanda-tanda yang dapat dikenal
Tanda-Tanda Baligh untuk Laki-Laki
1. Ihtilam, yaitu keluar air mani baik karena mimpi atau karena lainnya
Dalilnya disebutkan dalam Al-Qur’an, dimana Allah ta’ala berfirman
:

59.   


 

 
 

”Dan bila anak-anakmu telah sampai hulm (ihtilam), maka hendaklah mereka meminta ijin seperti
orang-orang yang sebelum mereka meminta ijin”. (An Nuur : 59)
Dari Ali bin Abi Thalib radliyallaahu ‘anhu ia berkata,”Aku hafal perkataan dari Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam : Tidak dinamakan yatim bila telah ihtilam dan tidak boleh
diam seharian hingga malam” (HR. Abu Dawud).

Dari Ali juga dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :

”Diangkat pena tidak dikenakan kewajiban pada tiga orang : orang yang tidur hingga bangun,
anak kecil hingga ihtilam, dan orang gila hingga berakal” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

2. Tumbuhnya rambut kemaluan


Dari ‘Athiyyah ia berkata : “Kami dihadapkan kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pada
hari Quraidhah , di situ orang yang sudah tumbuh bulu kemaluannya dibunuh, sedang orang
yang belum tumbuh dibiarkan. Aku adalah orang yang belum tumbuh maka aku dibiarkan”(HR.
Abu Dawud, Tirmidzi , Nasa’I , Ibnu Majah dan Ahmad).

Semua ini menunjukkan bahwa tumbuhnya rambut kemaluan adalah tanda balighnya seseorang,
sebagai tanda juga bagi anak-anak kaum muslimin dan orang-orang kafir; dan menunjukkan
juga

bolehnya melihat aurat orang lain bila diperlukan untuk mengetahui baligh dan tidaknya
seseorang serta untuk lainnya
Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata,”Untuk waktu ihtilaam tidak ada batas umurnya, bahkan
anak-anak yang berusia dua belas tahun bisa ihtilaam. Ada juga yang sampai lima belas tahun,
enam belas tahun, dan seterusnya namun belum ihtilaam”.

Tanda baligh untuk perempuan


Setiap anak perempuan secara alamiah akan mengalami menstruasi. Inilah fase bagi seorang
anak perempuan memasuki masa akil baligh. Masa akil baligh adalah masa bagi seorang anak
yang dipandang cukup untuk mengemban misi kehidupan. Ia memasuki umur yang
memungkinkan baginya mulai memahami jati dirinya sebagai hamba Allah. Pada masa inilah
berlaku beban hukum (taklif) syariat kepadanya. Ada pena pencatat pahala dan dosa di setiap
tingkah lakunya. Mukallaf. Ia tidak lagi bocah dan kanak-kanak, melainkan remaja atau anak
muda yang beranjak dewasa.
Menstruasi pertama bagi anak perempuan yang menjadi tanda masuknya masa akil baligh bisa
datang sejak usia 9 tahun. Dan peran serta orangtua/guru amatlah diperlukan untuk melakukan
pembimbingan dan pendampingan. Umur 9 tahun saat ini mungkin baru kelas 3 atau 4 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Sayyidah Aisyah menyatakan,

Jika anak gadis telah mencapai umur 9 tahun, maka ia termasuk perempuan (memasuki umur
baligh). (H.R. Tirmidzi)
B. PRANIKAH
pengertian nikah dalam islam sebuah ucapn sakraldengan memenuhi rukun dan syarat
tertentu yang bertujuan untuk membentuk keluarga sakinah dalam jangka waktu yang tidak
terbatas. sebelum memberanikan diri bersanding di pelaminan dengan wanita pujaan para calon
suami muslim hendaklah mengetahuwi betul tentang hukum menikah ( beristri). Sehingga
meraka dapat memposisikan dirinya pada hukum yang nbenar, apakah sudah termasuk wajib
menikah,

baru disunnahkan, hanya di perbolehkan, dimakruhkan atau bahkan diharamkan. Adapun


hukum menikah menurut pandangan fiqih meliputi lima hukum, yakni:
1. Wajib
Seorang laki-laki wajib menikah apabila telah mampu membiyayai kehidupan berkeluarga dan
di kawatirkan akan mudah terjerumus ke jurang perzinahhan jika tidak segera beristri.
2. Sunat
Seorang lelaki sunah menikah apabila telah berkeinginan serta telah memiliki kesiapan rohani
dan jasmani yang cukup.
– Rasullah saw, bersabda.

.
– "Wahai para pemuda barang siapa di antara kamu sekalian telah cukup persediaan untuk menikah,
maka menikahlah. Sesungguhnya nikah itu akan menjaga dari kejahatan mata dan mampu
menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum berkemampuan hendaklah berpuasa. sebab
baginya puasa itu merupakan perisai (yang mampu menahannya dari berbuatan zina)"
(Diriwayatkan Bukhari Muslim dan selain dari keduanya dari Abdullah bin Mas'ud).

3. Jai’z
Inilah asal menikah. Lelaki pada dasarnya boleh menikah dan boleh pula tidak menikah. Baru
setelah ada ‘ilat (alasan)maka nikah bis memiliki hukum wajib, sunat, makruh, atau haram.

4. Makruh
Seorang laki-laki makruh menikah apabila brlum siap memberikan nafkah kepada istri, baik
nafkah batin maupun lahir.
5. Haram
Seseorang lelaki haram menikah apabila motifnya untuk menyakiti (membung rugi) calon istri.
Memahami kode etik memili calon istri
Dalm rangka mewujudkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan , maka calon istri yang
hendak di pilihpun seharusnya seorang wanita yang memiliki kretria-kretria tertentusesuai
dengan tujuan yang telah dicanangkan dan upaya yang dilakukan untuk memilih pun tetap
menempuh jalan yang digariskan oleh ajaran islam. Tidak bertindak sembrono, apalagi sengaja
menempuh jalan yang sesat. Adapun kode etik memilih calon istri yang sesuai dengan syariat
islam , antara
lain harus mengetahui wanita-wanita yang haram di nikahi, tepat dalam memilih calon istri dan
tidak lupa memohon petunjuk kepada Allah SWT melalui shalat istikharah.
1. Mengetahui wanita yang haram di nikahi
Diantara perkara-perkara yang paling urgen bagi setiap muslim dalm memilih calon istri
adalah memilih mengetahui wanita-wanita yang haram dinikahi.
Dengan begitu dia tidak terjerumus ke dalam jurang yang amat dalam. Karena pernikahan

itu sendiri adalah diniatkan untuk selama-lamanya, tidak hanya berlaku didunia yang fana ini belka
melainkan hingga di akhiarat yang berkelanggengan kelak. Maka apabila sampai keliru
menikahi
wanita yang ternyata haram dinikahi, terlebih jika terlanjur beranak , niscaya keluarga yang
telah dibangun pun merupakan keluarga yang haram , persetubuhannya juga termasuk zina dan
anak- anak yang lahirpun tidak jelas identitasnya.
Adapun wanita-wanita yang haram dinikahi itu secara langsung dijelaskan oleh Allah SWt,
yang meliputi 14 macam. Sebagaimana difirmankan dalam (QS. An Nisa’: 22 -23)

 )22( 

)23(

Artinya
’’ dan janganlah kalian menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayah
kalian kecuali pada masa yang telah lampau! Sesungguhnya perbuatan itu amat keji, dibenci
Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”. Di haramkan atas kalian (menikahi) ibu-ibu
kalian, anak wanita kalian, saudara-saudara wanita kalian, saudara-ssaudara wanita ayah kalian,
saudara- saudara wanita ibu kalian, anak-anak wanita dari saudara laki-laki kalian, anak-anak
dari saudara wanita kalian, ibu-ibu istri kalian ( mertua ), anak-anak wanita dari istri kalian yang
dalam pemeliharaan kalian (anak tiri dari istri) yang telah kalian setubuhi, tetapi jika kalian
belum menyetubuhinya (dan sudah kalian ceraikan) maka tidak berdosa kalian menikahinya;
(dan diharamkan pula menikahi) istri-istri dari anak kandung kalian (menantu)dan menikahi
wanita bersaudara kecuali yang telah terjadi pada masa lampau.” (QS, an-Nisa’).
Setelah mengetahui wanita-wanita yang haram dinikahi itu, hendaklah kita waspada
dalam memilih calon istri. Karena dalam percaturan kehidupan terlebih dalam era moderen
seperti sekarang ini, tidak sedikit wanita nan jauh dirantau oarang dan kita baru bertemu setelah
dewasa misalnya;mtetspi ternyata ia adalh saudara kita atau wanita haram yang dinikahi.
Oleh sebab itu , sebagai seorang lelaki hendaklah kita bersikap waspada dan upayakan
untuk meneliti asal-usul wanita menawan hati kita. Jangan sampai terlanjur jatuh hati , baru
mengetahui bahwa ternyata ia haram dinikahi misalnya. Yang perlu di ingat adalah, bahwa
panelitain itu bukan berarti harus dilakukan secara langsung , apalgi melalui pacaran

2. Tepat alasan dalam memilih calon istri

Ada beragam alasan kaum lelaki dalam memilih calon istri : mungkin karena
kecantikannya, karena ilmunya, karena karirnya, karena prestasi duniawinya, karena
keningratan
nasabnya, karena budi pekertinya, karena prestasi ibadahnya, karena cintanya dan seterusnya.
Lalu alasan apkah yang paling tepat bagi kaum peria dalam memilih calon istri?
Jawaban tersebut tentu harus kita kembalikan kepada petunjuk syariat yang ada. Pada
intinya, alasan yang tepat dalam memilih calon istri tidak lain adalh karena alasan agama. Dasar
yang dipergunakan untuk memilih adalah petunjuk agama (shalat istikharah0 dan pertimbangan
yang dijadikan patokan pun adlah pertimbangan agama.
Jika demikian, apakah islam menapikan (meniadakan ) alasan-alasan yang lain?
Dilarangkah kita memilih seorang calon istri dengan pertimbangan kecantikanya? Tidak bolehkah

kita memilih calon istri dengan pertimbangan hartanya ? haramkah kita memilih calon isteri
sebab perasaan cintananya,? Tidak diizinkankah kita memilih calon istri karena pertimbangan
nasab dan
seterusnya?
, , , , : :
) ( 
Artinya : "Wanita dikawini karena empat perkara, yaitu karena kekayaannya,
pangkatnya (status sosialnya), kecantikannya dan kekuatan agamanya. Pilihlah wanita yang kuat
kuat agamanya, kamu pasti beruntung". (Diriwayatkan dari Muslim dari abi Hurairah r.a.)

Tentu saja pertimbangan –pertimbangan itu tidak dilarang oleh islam! Tetapi apabila

semata-mata didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan seperti itu tanpa mempertimbangkan


alasan agama, niscaya akan membawa akibat yang tidak baik bagi pengalaman agama kita dan
kehidupan kita.Melibatkan pertimbangan-pertimbangan lain sebagai mana disebutkan diatas
tentu saja tidak dilarang oleh islam, asalkan halitu tidak dijadikan sebagai pertimbangan pokok.
Semua pertimbangan tersebut mungkin saja akan menambah kemesr an dan bumbu penyedap
dalm hidup berkeluarga. Tapi persoalan kan menjadi kacau seandainya bumbu justru di jadikan
sebagai bahan pokok. Mengingat bahan pokok hidup berkeluarga adalah agama, maka itulah
yang harus di jadikan sebagai alasan pokok, sedangkan alasan-alasan yang lain sekedar sebagai
bumbu penyedap yang akan melengkapi kebahagiaan hidup berkeluarga kita.
Sehubungan dengan itu, maka hendaklah par calon suami muslim dapat menempatkan
alasan-alasan dalam memilih calon istri pada posisinya yang tepat. Jangan sampai kita memilih
calon istri hanya karena kemuliaannya (prestasi duniawinya, kebangsawanaan, kecantikan)
semata. Karena alasan ini justru akan merapuhkan bangunan keluarga yang hendak kita dirikan.
Atau memilih calon istri hanya karena hartanya semata, karena hlitu justru akan mengkibatkan
kemiskinan setelah hidup berkeluarga. Demikian pula jangan memilih calon istri hanya karena
keningratan nasabnya semata. Hal inipun akan merendahkan martabat keluarga yang hendak
kita bangun . semua ini telah di wasiatkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau yang artinya:
“janganlah kalian menikahi wanita hanya karena kecantikannya (semata), boleh jdi
kecantikanya itu akn

membawa kehancuran! Dan janganlah kalian menikahi wanita karena kekayaannya (semata) ,
boleh jadi kekayaaan itu akan menyebabkan kesombongan ( sehingga kalian tidak mampu
membimbingnya)! Tetapi nikahilah wanita kaerna agamanya! Sesungguhnya budak wanita
hitam yang cacat tetapi taat beragama adalah lebih baik (ketimbang wanita kaya nan cantik
tetapi mengabaikan agama)!” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Alasan-alasan yang lain seperti di atas juga tidak di tapikan aoeh islam sesuai sabda
Rasulullah, artinya: “wanita itu dinikahi (oleh suami) karena empat alasan, yakni: karena
hartanya, karena nasabnya, karena kecantikannya, karena agamanya. Maka dasarilah alasanmu
karena ketaatan agamanya, niscaya kamu akan beruntung!” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

3. Melakukan shalt istikharah


Kode etik yang seharusnya tidak di tinggalkan oleh setiap muslim dalam rangka memilih
calon istrinya ialah melakukan shalt istikharah. Karena shalat istikharah sangat di anjurkan oleh
islamkepada setiap pemeluknya dalam rangka menentukan pilihanya. Selain sebagai ujud
pengalaman atas anjuran agama dengan melakukan shalat istikharah , maka pilihan kita akan
jatuh pada pilihan terbaik dalam penilaian Allah yang maha mengetahui. Sehingga kita tidak
akan menyesal atau dirugikan kelak di kemudian hari. Rasulullah saw bersabda: “ takkan rugi
orang yang menjatuhkan pilihannya dengan melakukan shalat istikharah, takkan menyesal orang
yang senantiasa memusawarahkan dan takkan palilit orang yang bersikap wajar dalam
membelanjakan hartanya!” HR ath-Tabrani

Kata istikharah itu sendiri menurut bahasa berarti menetapkan pilihan yang terbaik. Dengan
mengi ngat pilihan yang terbaik itu hanya ditetepkan oleh Allah yang maha baik, maka dalam
menetapkan pilihan itu diserahkan sepenuhnya kepada-Nya seraya di tunjukkan pilihan yang
terbaik dengan menjalankan syariatnya, yakni dengan melakukan shalat istikharahshalat sunat
yang dilakukan selain karena Allah, juga diniatkan untuk memohon kepadanya supaya di
tunjukkan pilihan yang terbaik.
Adapun petunjuk yang Allah berikan sifatnya jelas amat rahasia ! Bisa dirasakn dengan
keyakinan hati tetapi sulit dilihat oleh panca indra. Petunjuk itu ialah datangnya kemantapan
hati untuk menetapkan pilihandan bisanya dibarengi pula dengan kemudahan-kemudahan yang
tak terduga unyuk menuju kepilihan itu bisa juga datang melalui gambaran dalam mimpi, tetapi
ini bukan suatu kemungkinan , yang paling mendasar ialah datangnya kemantapan hati terhadap
pilihanya.
Kita tentu memaklumi bahwa jodoh adalah salah satu takdir ilahi. Maka meskipun kita
berkewajiban berikhtiar mencari dan memilih calon istri kita, namun kita tidak boleh
meengabaikan ketentuan (takdir)-Nya. Kapan kita harus menikah dan dengan wanita mana kita
akan meniakh, pada hakikatnya telah di tentukan oleh takdir-Nya. Dan pada dasarnya kita tidak
bisa menawar atau menolak takdir-Nya. Sehingga upaya (ikhtiyar) dalam mencari dan memilih
calon istri, seharusnyalah kita kita lengkapi dengan melakukan shalt istikharah. Dengan demikian,

selain kita melakukan ikhtiyar di dalamya sekaligus terrkandung penyerahan diri kepada-Nya
sebagai ujud penghambaan diri secara total kepdanya.
Memahami kode etik menjajaki calon istri
Adapun cara-cara yang ditempuh dalam menjajagi keperibadian wanita yang akan
dipilih sebagai istri yang di benarkan dalam ajaran islam, pada prinsipnya meliputi cara-cara
sebagai brikut:
1. Mengamati keperibadiannya dari jauh
Mengamati keperibadian wanita perlu dilakukan dengan secerrmat mungkin. Tetapi
tidak harus secara langsung dengan menjalin percintaan gaya monyet (pacaran). Ia cukup
dilakkukan dari jauh. Artinya tidak dilakukan langsung secara dekat. Pengamatan tentu saja tidak
sama dengan

penelitian.
Perlunya pengamatan keperibadian wanita yang hendak dijadiakn istra ini memang
dianjurkan Rasulullah saw. Sebagaimana di riwayatkan dalam hadis, bahwasanya tatkala
sahabat Mughirah bin syu’bah mengungkapakan keinginaanya kepad Rasulullah saw untuk
menikahi seorang wanit, beliau memerintahkan untuk mengamati wanita yang bersangkutanseraya
bersabda: “ pergilah dan amatialh keperibadian wanita itu! Karena dengan mengamatinya ,
niscaya akan lebih menjamin akan kelangsungan hidup keluaraga kalian berdua.dikemudiian
hari dia menuturkan tentang kerukkunan hidupanyabersama wanita tadi” HR Nasai, at-Tirmizi
dan ibnu majjah.
Pengamatan disini tentunya tidak terlalu sulit untuk dilakukan, apalagi diera seperti

sekarang ini. Calon suami bisa mengamatiwanita yang ditaksirnyadengan jalan memperlihatkan
penampilanya sehari-hari, bagaimana pengamalan agamnya, bagaimana cara ia bergaul dengan
teman-teman sebayanya, kepedulaianya terhadap lingkunagan mayarakat, bagaimana
keperibadian keluarganya(nasabnya), masih gadis atau sudah pernah bersuami, apakah masih
keluarag dekat atau bahakn masih tergolong muhrinyaatau buakndan seterusnya. Semua itu
dimaa sekarang tentunya tidak terlalu banyak kendal.

2. Mencari data dari hubungan dekatnya


Selain dengan pengamatan , penjajagan tehadap waniata yang hendak dipersunting juga
bisa dilakukan dengan cara mencari data dari hubungan dekatnya.
Hubungan dekat dlam hal ini adlah orang-oarang yangmemiliki hubungan dekat dengan
wanita yang dimaksud, seperti: kerabat dekatnya, teman-teman sepergaualanya, guru-gurunya dan
seterusnya. Kepad mereka kita bisa tanyakan tentang bagaimana tingkat kesalihannya, masih
gadis atau tidak, bagai mana nasabnyadan tidak lupa kita tanyakan pula tentanghubunganya
dengan kita ( calon suami).apakah ia masih keluarga dekat atau bukan dan termasuk wanita
yang haramkita nikahiatau bukan.

3. Hindari jalan maksiat


Etika menjajagi identitas wanita yang hendak kita ambil sebagai istri, tetap harus berpijak
pada garis yang ditentukan oleh agama. Padahal jlan maksiat adalah jalan yang jelas-jelas
menyimpang dari garis ketentuan agama
Sehubungan dengan itu , tidak ada alasan yang memperbolehkan menjajagi keperibadian
wanita dengan makan malam bersam ditempat ayng jauh, keluar rumah berdua dan seterusnya.
Kita tetap dibatasioleh rambu-rambu agama yang antara lain ditegaskan oleh Rasulullahsaw
dalam sabdnya: “ Inagatlah, janganlah sekali-kali menyepi berduaan dengan seorang wanita!
Tidaklah pantas seorang wanita bepergian kecuali dengan muhrinya.” HR.al-buhari dan muslim.
Kita harus inagt bahwa keluarga yang hendak kita bngun adlah keluarga yang membuahkan

kebahagiaan, tidak hanya di dunia tetapi ebih dari itu untuk merih kebahagiaan didalam akhirat
yang bersipat kekal. Maka tidaklah tepat apa bilapersiapanya diawali dengan melakukan
maksiat,
meskipun dengan alasan menjajagi keperibadian calon istri.

PEBNAUB TIIUI
P
A. Kesimpulan
AKIL BALIGH
Masa akil baligh pastinya dialami oleh setiap manusia, baik pria maupun wanita yang telah
dewasa. Tentunya, kita sebagai orang tua telah melewati masa akil baligh belasan bahkan
puluhan tahun silam. Tibalah masanya bagi kita para orang tua untuk memperkenalkan masa
akil

baligh kepada anak-anak kita yang akan menginjak remaja, baik anak kandung sendiri maupun
anak didik jika kita berprofesi sebagai guru. Mereka sangat membutuhkan penjelasan kita
tentang apa saja yang akan mereka alami dan apa-apa pula yang harus mereka lakukan bila masa
akil baligh itu tiba waktunya. Masa akil baligh bagi seorang anak laki-laki biasanya diawali
dengan peristiwa 'mimpi'.
PRA NIKAH
Perkawinan sebagai peristiwa sakral dalam perjalanan hidup dua individu. Banyak sekali
harapan untuk kelanggengan suatu pernikahan. Agar harapan pernikahan dapat terwujud, maka
diperlukan pendidikan pranikah dan parenting yang merupakan salah satu upaya penting dan
strategis. Saat ini, pendidikan pra nikah belum menjadi prioritas bagi keluarga maupun calon

pengantin. Padahal dalam kursus diajarkan banyak hal yang dapat mendukung suksesnya
kehidupan rumah tangga pengantin baru.

Anda mungkin juga menyukai