Anda di halaman 1dari 11

MANFAAT KHITAN TERHADAP KESEHATAN

Khitan (Sircumcision) telah diketahui banyak memberi manfaat, khususnya untuk menjaga kebersihan organ penis. Secara psikologis, sebaiknya di sunat dilakukan saat anak sudah berani sehingga trauma psikis lebih minimal. Dari sekian banyak manfaat khitan, berikut adalah diantaranya: 1. Dapat mencegah infeksi Dalam Jurnal Pediatric terbitan November 2006 khitan ternyata bisa mengurangi resiko tertular dan menyebarkan infeksi penyakit menular sampai sekitar 50%. Untuk mencegah infeksi para gynecology di Amerika Serikat mengkhitan setiap bayi laki laki yang lahir di rumah sakit. Tahun 1980-an di laporkan bahwa anak yang tidak dikhitan (Sircumsisi) memiliki resiko menderita infeksi saluran air kencing 10 20 kali lebih tinggi.

2. Dapat mencegah kanker. Kotoran berwarna putih yang diproduksi kelenjar penis disebut smegma, bersifat karsinogen artinya bisa memicu timbulnya kanker baik pada penis maupun leher rahim pasangan . Smegma ini sulit di bersihkan apabila tanpa dikhitan.

3. Dapat mengatasi keadaan phimosis Phimosis adalah suatu keadaan dimana ujung preputium (kulit luar penis) mengalami penyempitan sehingga tidak dapat ditarik ke arah proximal (bawah), melewati glans (kepala penis), yang biasanya dapat mengakibatkan obstruksi air seni, bila hal ini di biarkan terus tanpa ada penanganan lebih lanjut akan mengakibatkan peradangan pada penis.

SEJARAH KHITAN Dalam sejarah Islam, khitan sudah dikenal sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA oleh Imam Bukhari, Muslim, Baihaqi, dan Imam Ahmad, bahwa Nabi SAW bersabda, Ibrahim Khalil Ar-Rahman berkhitan setelah berumur 80 tahun dengan menggunakan kapak. Namun, ada sejumlah riwayat dan literatur yang menerangkan bahwa khitan ini telah ada sejak zaman Nabi Adam AS. Bahkan, bangsa-bangsa terdahulu juga melakukan hal yang sama. Mengutip keterangan dari Injil Barnabas, Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang berkhitan. Ia melakukannya setelah bertobat kepada Allah dari dosadosa yang dilakukannya karena melanggar larangan Allah untuk tidak memakan buah khuldi. Ketika syariat ini dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS, karena pada masa itu banyak keturunan Nabi Adam AS yang telah melupakan syariat ini. Karena itu, Nabi Ibrahim AS diperintahkan untuk menghidupkan kembali tradisi yang menjadi fitrah umat manusia itu. Pada masa Babilonia dan Sumeria Kuno, yakni sekitar tahun 3500 Sebelum Masehi (SM), mereka juga sudah melakukan praktik berkhitan ini. Hal ini diperoleh dari sejumlah prasasti yang berasal dari peradaban bangsa Babilonia dan Sumeria Kuno. Pada prasasti itu, tertulis tentang praktik-praktik berkhitan secara perinci. Begitu juga pada masa bangsa Mesir Kuno sekitar tahun 2200 SM. Prasasti yang tertulis pada makam Raja Mesir yang bernama Tutankhamun, tertulis praktik berkhitan di kalangan raja-raja (Firaun). Prasasti tersebut menggambarkan bahwa mereka menggunakan balsam untuk menghilangkan rasa sakit, saat sebagian kulit kemaluan laki-laki dipotong. Tujuan mereka melaksanakan khitan ini adalah untuk kesehatan.

PROSES KHITAN DARI ZAMAN SEDERHANA Sunat atau khitan adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis. Frenulum dari penis dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yang dinamakan frenektomi. Kata sirkumsisi berasal dari bahasa Latin circum (berarti "memutar") dan caedere (berarti "memotong").

Sunat telah dilakukan sejak zaman prasejarah, diamati dari gambar-gambar di gua yang berasal dari Zaman Batu dan makam Mesir purba. Sahabat anehdidunia.com alasan tindakan ini masih belum jelas pada masa itu tetapi teoriteori memperkirakan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari ritual pengorbanan atau persembahan, tanda penyerahan pada Yang Maha Kuasa, langkah menuju kedewasaan, tanda kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah estetika atau seksualitas. Sunat pada laki-laki diwajibkan pada agama Islam dan Yahudi. Praktik ini juga terdapat di kalangan mayoritas penduduk Korea Selatan, Amerika, dan Filipina Yang kita bahas sekarang ini adalah Ritual Sunat Suku Mardudjara suku Aborigin Australia. Ritual sunat bagi suku Mardudjara agak sedikit berbeda dari biasanya. Ketika para pemuda suku Mardudjara sudah mendekati umur dewasa, para pemuda tersebut di haruskan bersunat, yaitu sekitar umur 15 - 16 tahun.

Dalam ritual sunat ini sang pemuda ditelentangkan di dekat api unggun, kemudian dada si pemuda tersebut di duduki oleh kepala suku dengan menghadap ke arah kemaluan si pemuda tersebut. Kemudian kulit kemaluannya di potong dengan menggunakan pisau yang sudah dijampi-jampi. Tapi proses ritual tidak berhenti sampai disini. Setelah proses pemotongan tersebut selesai si kepala suku memerintahkan si pemuda untuk membuka mulut dan kemudian si pemuda di haruskan menelan kulit kemaluannya sendiri tanpa harus dikunyah. Sangat mengerikan bukan? tapi jangan berpandangan terhadap cara sunat ini bagi sahabat yang belum sunat, jangan takut karena di indonesia khususnya alat sunat sudah canggih, dan ditangani oleh petugas yang handal dalam tugasnya.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Khitan adalah syariat Islam yang menjadi sunnah Nabi Muhamad SAW. bahkan dalam syariat Nabi Ibrahim as. Dalam Al Hadits banyak sekali dijumpai perintah yang mewajibkan khitan. Anak yang sudah mencapai usia baligh wajib melakukannya, karena secara syari dirinya sudah dianggap menjadi seorang mukallaf. Perintah khitan sebetulnya adalah ajaran yang dibawa Nabi Ibrahim as. atas perintah Allah SWT. Dalam kitab Mughni Al-Muhtaj dikatakan bahwa lakilaki yang pertama melakukan khitan adalah Nabi Ibrahim as. Islam memerintahkan melakukannya dengan tujuan mengikuti

millahIbrahim as. dan sebagai syarat kesucian dalam ibadah, karena ibadah (shalat) mensyaratkan kesucian badan, pakaian dan tempat. Dalam Al Quran surat An-Nahl ayat 123 Allah berfirman yang artinya: Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad) : ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif dan bukanlah ia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.(QS. An-Nahl :123). Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan umatnya mengikuti millah Nabi Ibrahim as., karena ia Dalam kaidah fiqh, usia baligh ini ditandai dengan tiga hal, yakni: a) telah berumur tahun baik laki-laki maupun perempuan; b) pernah bermimpi basah sekalipun berusia 9 tahun baik laki-laki maupun perempuan; c) telah haidh bagi perempuan sekalipun baru berusia 9 tahun. Nabi Muhammad merupakan orang yang sempurna ketauhidannya. Disamping mengikuti agamanya, ajaran khitan juga salah satu cara menyempurnakan ibadah, karena ibadah mensyaratkan kesucian dan kebersihan. Banyak orang tua yang mengkhitankan anak-anaknya, tetapi hal itu ia lakukan tidak disertai penghayatan terhadap makna khitan. Ia merasa cukup dengan membawa anaknya

kepada ahli khitan dan membayar sekian rupiah, lalu selesai. Ia tidak pernah mencari tahu makna apa yang terkandung dalam khitan. Dalam pandangan Islam, anak adalah perhiasan Allah SWT.yang diberikan kepada manusia. Hadirnya akan membuat bahagia ketika memandangnya, hati akan terasa tentram dan suka cinta setiap bercanda dengan mereka, dialah bunga di kehidupan dunia. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang di ingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga). (QS. AliImran:14). Bagi orang tua, anak merupakan amanah Allah dan sekaligus menjadi tanggung jawabnya kepada Allah untuk dididik. Maka bila sementara orang tua mengaggap bahwa anak sebagai sesuatu untuk Millah adalah salah satu istilah dalam bahasa Arab untuk menunjukkan agama. Istilah lainnya adalah Din. Kedua istilah tersebut digunakan dalam kontek yang berlainan. Millah digunakan dengan nama Nabi yang kepadanya agama itu diwahyukan dan Dindigunakan ketika dihubungkan dengan salah satu agama, atau sifat agama, atau dihubungkan dengan Allah yang mewahyukan agama itu. Dalam pembicaraan sehari-hari digunakan istilah-istilah millah Ibrahim, millah Yakub dan sebagainya; atau Din Al-Islam, Din Al-Haq, Din Al-Qayyim, Din Allah, dan lain sebaginya. Di sini pula pentingya mendidik anak dimulai sejak dini karena anak mulai tumbuh sejak dia kecil sesuai dengan fitrahnya. Dengan demikian maka fitrahmanusia perlu dibimbing dan dididik sesuai dengan ajaran agama. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut : Dari Abu Hurairah berkata : bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda: Tidaklah seseorang yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah(suci dari kesalahan dan dosa), maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi.(HR. Muslim). Mencermati Hadist tersebut berarti kedua orang tua memiliki peran yang cukup strategis bagi masa depan anak. Hal ini disebabkan karena perkembangan

fitrahmanusia banyak bergantung pada usaha pendidikan dan bimbingan orang tua. Dengan demikian orang tua diharapkan menyadari akan kewajibannya dan tanggung jawabnya yang besar dan mulia terhadap anaknya. Tanggung jawab orang tua pada pendidikan anak dimulai ketika anak baru lahir. Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan pada orang tua untuk melaksanakan kegiatan yang berkenaan kelahiran bayi. Kegiatan-kegiatan ini adalah: membisikkan adzan di telinga bayi, Umar Hasyim, Anak Shaleh II: Cara Mendidik Anak Dalam Islam. Khitan menjadi penting bagi anak ketika ia sudah memasuki masa baligh. Khitan bukan hal asing di kalangan umat Islam. Ia menjadi penting karena di samping menjadi perintah Allah, ia juga menjadi persyaratan kesempurnaan seseorang dalam melaksanakan ibadah seperti, shalat lima waktu, membaca Al Quran, haji dan ibadah lain yang mensyaratakan kesucian dari hadats dan najis. Oleh karena itu, seorang anak yang telah berstatus Mukallaf bertanggung jawab atas semua kewajiban melaksanakan shalat, puasa dan lain-lain. Karena ia sendiri yang terkena kewajiban shalat, makanya dirinya pula yang harus menunaikan shalat tersebut dan bukan kedua orang tua. Tugas orang tua hanya memberi pengertian dan pendidikan kepada anak. Pada prakteknya dalam kehidupan sehari-hari, khitan biasanya dilakukan oleh pihak orang tua. Hal ini, semata-mata hanyalah tindakan bijaksana orang tua yang peduli dengan pendidikan anak. Jadi orang tua sifatnya hanyalah sebagai pendidik agar ia mengerti akan kewajibannya setelah mencapai usia baligh. Selain itu dalam upaya membentuk anak yang shaleh peranan khitan menjadi sangat penting. Pelaksanaan khitan tidak cukup hanya diketahui dan difahami saja, tetapi diwajibkan untuk dilaksanakan oleh setiap orang tua muslim. Karena orang tua memiliki kewajiban menjalankan amanah dalam menjaga anak. Sungguh disayangkan jika orang tua muslim lebih suka merayakan pesta khitan dengan pesta pora, tetapi melupakan ajaran yang ada di Norma Tarazi, Wahai Ibu Kenali Anakmu: Pegangan Orang Tua Muslim Mendidik Anak, (Yogyakarta : Mitra Pustaka, 2001), hlm.

Orang mukallafadalah orang yang telah dianggap mampu bertindak hukum, baik yang berhubungan dengan perintah Allah SWT. maupun dengan larangan-Nya. Seluruh tindakan hukum mukallafharus dipertanggungjawabkan. Apabila ia mengerjakan perintah Allah SWT., maka ia mendapat imbalan pahala dan kewajiban terpenuhi, sedangkan apabila ia mengerjakan larangan-Nya, maka ia mendapat dosa. Lihat Abdul Azis Dahlan, et. al, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), hlm. 1219 Hal demikian bisa disebabkan oleh kurangnya perhatian dan pemahaman tentang ajaran khitan. Padahal pelaksanan khitan merupakan moment penting yang syarat dengan makna pendidikan kesalehan anak. Dengan demikian, setiap orang tua muslim yang baik semestinya merasa wajib untuk memenuhi hak pendidikan anak yang memang seharusnya mereka dapatkan dari orang tuanya. Dengan demikian, setiap orang tua muslim yang baik semestinya merasa wajib untuk memenuhi hak pendidikan anak yang memang seharusnya mereka dapatkan dari orang tuanya. Dengan kata lain, ia pasti merasa berkewajiban untuk menumbuhkan kesalehan anak pada usia dewasa kelak. Di dalam khitan tanpa disadari ternyata mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat diambil dalam rangka mengantarkan anak agar menjadi pribadi muslim yang shaleh. Jadi, khitan merupakan sesuatu yang harus dilakukan orang tua dalam upaya pendidikan anak. Mengingat hal itu, maka menjadi penting untuk mempelajari apa dan bagaimana prektek khitan dan nilai-nilai pendidikan apa yang terkandung di dalamnya serta bagaimana implementasinya dalam pendidikan anak. Sehingga diharapkan umat Islam akan lebih faham makna khitan yang sebenarnya dan bersedia mempraktekkannya demi pendidikan anak-anak mereka. Dari uraian di atas, menurut penulis perlu adanya kajian mendalam tentang khitan yang di dalamnya terkandung nilai-nilai pendidikan anak. Kajian tersebut dapat diimplementasikan dalam pendidikan anak. Kajian tersebut akan dijabarkan dalam skripsi dengan judul, NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KHITAN LAKI-LAKI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ANAK.

B. Penegasan Istilah Dalam rangka memberikan penjelasan dan penegasan istilah yang terdapat dalam judul NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM KHITAN LAKILAKI DAN IMPLEMETASINYA DALAM PENDIDIKAN ANAK. Maka disertakan pula definisi peristilahan yang dimaksud. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman dan membatasi terhadap permasalahan judul di atas. Maka penulis berusaha menjelaskan istilah-istilah tersebut dengan formulasi yang banyak disampaikan oleh para tokoh, sebagai berikut : 1. Nilai-Nilai Pendidikan Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Maksudnya kualitas yang memang membangkitkan respon penghargaan. Pendidikan secara etimologi berasal dari kata dasar didik yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Menurut Frederick J. MC. Donald adalah : Education in the sense used here, is a process oran activity which is directed at producing desirable changes in the behavior of human being (pendidikan adalah proses yang berlangsung untuk menghasilkan perubahan yang diperlukan dalam tingkah laku manusia). Jadi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang dalam upaya mendewasakan dirinya melalui pembelajaran. Dalam judul ini yang dimaksud dengan nilai-nilai pendidikan adalah hal-hal yang penting, berharga dan berguna dari perbuatan mendidik. 2. Khitan laki-laki Khitan adalah artinya memotong. Secara terminologi pengertian khitan adalah adalah memotong bagian kulit yang menutupi ujung dzakar, sehingga menjadi terbuka. Khitan laki-laki disebut idzar. Dalam skripsi ini yang penulis fokuskan pada khitan laki-laki. Jadi niali-nilai pendidikan dalam khitan adalah hal-hal yang berguna dan berharga dalam khitan dan hubungannya pada pendidikan.

3. Implementasi dalam Pendidikan Anak a. Implementasi Kata implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu implement yang berarti, alat, melaksanakan. Atau berasal dari kata implementation yang mempunyai maksud pelaksanaan. Sedang dalam kamus besar Bahasa Indonesia implementasi dimaksudkan pelaksanaan, penerapan.Implementasi yang dimaksud dalam skripsi ini adalah penerapan nilai-nilai pendidikan dalam khitan pada pendidikan anak. b. Pendidikan Anak Pendidikan anak tersusun dari kata pendidikan dan anak. Yang dimaksud dengan pendidikan adalah semua perbuatan dari seorang pendidik untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya. Adapun pengertian pendidikan menurut Soegarda Poerbakawadja ialah semua perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya dan keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani maupun rohani. Jadi yang dimaksud dengan pendidikan anak di sini ialah segala usaha yang dilakukan orang tua (pendidik) terhadap anak (terdidik) dalam rangka membantu, membina, melatih dan mengembangkan fitrahdan sumber daya insani baik jasmani maupun rohani yang ada pada anak sejak kecil sehingga terbentuk kepribadian yang utama sesuai dengan ajaranajaran Islam. Jadi yang dimaksud dengan nilai-nilai pendidikan dalam khitan dan implementasinya dalam pendidikan anak adalah bagaimana implementasi (penerapan) nilai-nilai pendidikan yang ada dalam khitan terhadap pendidikan anak tersebut.

C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka ada beberapa permasalahan yang akan dikaji melalui penelitian ini. Permasalahan-permasalahan itu antara lain : 1. Nilai-nilai pendidikan apa yang terkandung dalam khitan laki-laki ? 2. Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan dalam khitan pada

pendidikan anak ?

D. Tujuan Dan Manfaat Penulisan Skripsi Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini : 1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam khitan. 2. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan dalam khitan pada pendidikan anak.

Anda mungkin juga menyukai