Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

Diajukan untuk memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama

Dosen pembina

Agus Fitriadi M.Pd

Disusun oleh :
EUIS NURAISAH

Pendidikan Ekonomi A/1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS KUNINGAN 2014

DAFTAR ISI :

KATA PENGANNTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN :
1) Latar Belakang
2) Rumusan Masalah
3) Tujuan
BAB II PEMBAHASAN :
A. PENGERTIAN KHITAN
B. TUJUAN KHITAN
C.

SEJARAH KHITAN

D. KHITAN PADA PEREMPUAN DALAM PANDANGAN MEDIS


E.

HUKUM KHITAN

F.

HUKUM KHITAN DALAM ISLAM

G. MANFAAT KHITAN
H. HUKUM KHITAN BAGI PEREMPUAN
I.

APA YANG DI POTONG DARI PEREMPUAN

J.

WAKTU KHITAN

K. WALIMAH KHITAN
L.

DALIL QURAN DALAM SUNAH (HADIST) TENTANG KHITAN

BAB III PENUTUP :


A. KESIMPULAN
B. DAFTAR PUSTAKA

A. KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-NYA sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Khitanan
yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama.
Dalam penyusunan karya tulis laporan penelitian ini penulis mengalami banyak kendala,
sehingga tidak terlepas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Agus Fitriadi M.Pd sebagai dosen pembina;
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
3. Kepada para pihak yang telah membantu.
Bagaimanapun juga penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka agar lebih baiknya karya
tulis kami dilain waktu. Dan semoga karya tulis ini bermanfaat.

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Khitan bagi anak lelaki adalah sebuah perkara wajar. Namun bagi perempuan
masih di anggap tabu atau sebuah perkara yang sangat jarang di lakukan bahkan
oleh sebagian kalangan khitan wanita adalah tindakan kriminal karna hal ini
sangat penting mengingat lebih dari 150 juta sunat perempuan antara lain
adalah nyeri berat, syok kesakitan tanpa anastesi atau pendarahan. oleh karena
itu penulis tertarik untuk mencari tahu bagaimana sebenarnya hukum khitan
wanita di dalam pandangan islam.
sunat atau khitan adalah aturan agama islam dan menjadi salah satu tuntutan
yang di laksanakan baik lelaki maupun perempuan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, rumusan masalah dari
makalah ini adalah bagaimana hukum wanita di dalam pandangan islam.
C. TUJUAN
Adapun tujuanya yaitu untuk mengetahui pengertian khitan, untuk mengetahui
sejarah khitan, untuk mengetahui tujuan khitan, untuk mengetahui batas waktu
khitan, untuk mengetahui khitan di tinjau dari segi kesehatan dan para ulama.

A. Pengertian Khitan
Khitan secara etiologi berasal dari bahasa Arab, yaitu khatana yang berarti memotong
atau mengerat. Namun jika dilihat secara terminologi yang diambil dari ensiklopedi
Islam, khitan bermakna memotong kulit yang menutupi zakar atau kemaluan laki-laki
dan membuang bagian dari kelentit atau jaringan kecil yang terdapat pada ujung lubang
vulva di bagian atas kemaluan perempuan. Dalam agama Islam, khitan merupakan salah
satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama.
Khitan dikenal di berbagai belahan dunia, seperti di benua Amerika, Australia, dan
Afrika. Di Indonesia, istilah khitan ini juga dikenal dengan istilah sunat. Kebiasaan sunat
(khitan) ini telah dilakukan sejak zaman prasejarah. Ini berdasarkan hasil pengamatan
dari gambar-gambar di gua yang berasal dari Zaman Batu dan makam Mesir purba.
Namun, alasan khitan ini pada masa itu belum diketahui secara jelas. Tetapi, beberapa
pendapat memperkirakan bahwa tindakan khitan ini merupakan bagian dari ritual
pengorbanan atau persembahan, tanda penyerahan pada Yang Mahakuasa, langkah
menuju kedewasaan, tanda kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah
estetika atau seksualitas.

B. TUJUAN KHITAN (SUNAT) SECARA SYARIAH


1. Tujuan utama syariah kenapa khitan itu disyariatkan adalah karena menghindari adanya
najis pada anggota badan saat shalat. Karena, tidak sah shalat seseorang apabila ada najis
yang melekat pada badannya. Dengan khitan, maka najis kencing yang melihat disekitar kulfa
(kulub) akan jauh lebih mudah dihilangkan bersamaan dengan saat seseorang membasuh
kemaluannya setelah buang air kecil.
2. Mengikuti sunnah Rasulullah.
3. Mengikuti sunnah Nabi Ibrahim.

C. Sejarah Khitan dalam Islam


Mengutip keterangan dari Injil Barnabas, Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang
berkhitan. Ia melakukannya setelah bertobat kepada Allah dari dosa-dosa yang
dilakukannya karena melanggar larangan Allah untuk tidak memakan buah khuldi .
Pada masa Babilonia dan Sumeria Kuno, yakni sekitar tahun 3500 Sebelum Masehi
(SM), mereka juga sudah melakukan praktik berkhitan ini. Hal ini diperoleh dari
sejumlah prasasti yang berasal dari peradaban bangsa Babilonia dan Sumeria Kuno.
Pada prasasti itu, tertulis tentang praktik-praktik berkhitan secara perinci. Begitu juga
pada masa bangsa Mesir Kuno sekitar tahun 2200 SM. Prasasti yang tertulis pada
makam Raja Mesir yang bernama Tutankhamun, tertulis praktik berkhitan di kalangan
raja-raja (Firaun).
Tradisi khitan (sunat), disebutkan juga dalam Taurat yang berhubungan dengan janji
Tuhan kepada Ibrahim (nama aslinya Abram) . Khitan merupakan perjanjian Allah dan
Ibrahim. Janji itu mengikat pada Ibrahim dan keturunannnya. Nabi Ibrahim merupakan
tokoh sentral. Dalam tradisi Yahudi, Ibrahim adalah penerima perjanjian (kovenan) asli
antara orang-orang Ibrani dengan Tuhan. Dalam tradisi Kristen, Ibrahim merupakan
Bapak Bangsa terkemuka dan penerima perjanjian formatif dan orisinal dari Tuhan.
Dalam tradisi Islam, Ibrahim merupakan contoh seorang pewarta yang memiliki
keyakinan tak tergoyahkan serta tokoh monotheisme yang kokoh; Ia seorang nabi dan
pembawa pesan Tuhan .
D. Khitan pada Perempuan dalam Pandangan Medis
Tradisi khitan anak perempuan barangkali sudah setua sejarah manusia itu sendiri,
sebab ia banyak ditemukan dalam sejarah agamaagama sebelum Islam, misalnya
Yahudi dan sebagian Kristen. Seiring dengan itu, para pemeluk agama ini meneruskan
ritual itu hingga sekarang. Kendati tak semua pemeluk agama melakukannya, karena
khitan sendiri mengandung perdebatan di dalamnya, tetap saja agama menjadi satu
dorongan kuat untuk melakukannya.
Apa sebenarnya yang dilakukan pada khitan (sunat) bagi perempuan?. Banyak tipe
khitan dan sangat bermacam menurut budayanya. Di Indonesia barangkali paling
ringan, sebab di tempat lain menyunatnya bisa berlebihan dan menimbulkan luka
berbahaya. praktik sunat perempuan yang diserupakan dengan sunat pada laki-laki.
Karena klitoris merupakan kembaran penis, maka kulit di sekitar klitoris juga harus
dibuang, seperti membuang preputium. Bahkan ada yang sampai memotong klitorisnya
itu sendiri. memotong kulit di sekitar klitoris (yang sejenis dengan preputium pada
penis) merupakan tipe paling ringan .
Khitan pada perempuan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu clitoridectomy dan
infibulation. Clitoridectomy dengan menghilangkan sebagian atau lebih dari alat
kelamin luar yang termasuk di dalamnya menghilangkan sebagian atau seluruh klitoris
dan sebagian bibir kecil vagina (labia minora). infibulation dengan menghilangkan
seluruh klitoris serta sebagian atau seluruh labia minora lalu labia minora dijahit dan
hampir menutupi seluruh vagina.

Praktik Khitan di Indonesia Menurut dr. Tonang Dwi Ardyanto, dilakukan adalah
membuat perlukaan kecil pada daerah klitoris. Bahkan, banyak yang hanya
mempraktikkan sunat psikologis dimana khitan wanita dilakukan hanya sekadar
penorehan sedikit (dengan) ujung jarum, sehingga keluar setetes darah, dan orang tua
pasien sudah puas. Bahkan kadang, seperti yang juga saya lakukan selama bekerja di
klinik Ibu-Anak dulu, hanya disandiwarakan dengan meneteskan cairan antiseptik
sewarna darah, yang sekaligus diteruskan dengan pembersihan daerah sekitar klitoris.
Menurut pengalamannya, praktik khitan perempuan bukan hanya monopoli orang yang
berpendidikan rendah tapi juga dilakukan oleh keluarga muda, sarjana, bekerja dan
hidup di perkotaan. Mereka justeru bersemangat melakukan terhadap anaknya, bahkan
meski mereka sendiri di masa kecilnya tidak mengalaminya.
Jika WHO secara resmi tidak membolehkan praktik khitan pada perempuan, European
Journal of Obstetrics and Gynecology bulan Oktober 2004 lalu menganalisa bahwa
usaha terbaik untuk mengatasi praktik sunat perempuan harus berupa pendekatan
yang non-direktif, sesuai dengan kultur lokal dan dari banyak sisi (multi-factes).
Wujudnya berfokus pada peranan kelompok masyarakat itu sendiri dalam mensikapi
praktik khitan dengan muaranya adalah munculnya keputusan mandiri, bukan atas
program dari luar. Pengalaman di beberapa negara menunjukkan bahwa pendekatan
legal-formal secara direktif justeru menimbulkan resistensi.
E. HUKUM KHITAN
hukum khitan
Khitan merupakan bagian dari syariat Islam. Khitan dalam agam Islam termasuk bagian
dari fitrah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

Fitrah itu ada lima perkara : khitan, mencukur bulu kemaluan, menggunting kuku,
mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis (H.R Muslim 257).
Yang dimaksud dengan fitrah adalah sunnah yang merupakan ajaran agama para Nabi
alaihimus salam[1]. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, Fitrah ada dua
jenis. Pertama adalah fitrah yang berkaitan dengan hati, yaitu marifatullah (mengenal
Allah) dan mencintai-Nya serta mengutamakan-Nya lebih dari yang selain-Nya. Kedua
yaitu fitrah amaliyyah, yaitu fitrah yang disebutkan dalam hadits di atas. Fitrah jenis
yang pertama menyucikan ruh dan membersihkan hati sedangkan fitrah yang kedua
menyucikan badan. Keduanya saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Yang
utama dan pokok dari fitrah badan adalah khitan[2].

F. Hukum Khitan dalam Islam


Para ulama Islam berselisih pendapat tentang hukum khitan menjadi tiga pendapat :
Pendapat pertama

: Khitan hukumnya wajib bagi laki-laki dan wanita.

Pendapat kedua

: Khitan hukumnya sunnah bagi laki-laki dan wanita.

Pendapat ketiga

: Khitan hukumnya wajib bagi laki-laki dan sunnah bagi wanita.

Yang lebih tepat, hukum khitan bagi laki-laki adalah wajib. Imam Ibnu Qudamah
rahimahullah berkata, Khitan hukumnya wajib bagi lai-laki , dan merupakan kemuliaan
bagi wanita namun hukumnya tidak wajib. Ini merupakan pendapat mayoritas para
ulama. Inilah pendapat yang dipilih oleh Imam Asy Syubi, Rabiah, Al Auzai, Yahya bin
Said Al Anshari, Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad, dan ulama-ulama lainnya
rahimahumullah. Di antara alasan-alasan yang menunjukkan wajibnya hukum khitan
adalah sebagai berikut :
Pertama. Khitan merupakan bagian dari fitrah, yakni sunnah yang diajarkan oleh para
Nabi alaihimus salam.
Kedua. Khitan merupakan ajaran agama Nabi Ibrahim alaihis salam. Diriwayatkan dari
sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :

Nabi Ibrahim Khalilur Rahman berkhitan setelah umur delapan puluh tahu (H.R
Bukhari 6298 dan Muslim 370).
Khitan merupakan ajaran Nabi Ibrahim alahis salam, padahal Allah Taala
memerintahkan untuk mengikuti ajaran agama Ibrahim dalam firman-Nya :

Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim seorang


yang hanif dan dia tidak termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. (An Nahl
:123)
Ketiga. Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kepada seseorang yang
masuk Islam untuk berkhitan. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada
seseorang yang masuk Islam :

Buanglah darimu rambut kekufuran dan berkhitanlah. (H.R Abu Dawud 356,
dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Al Irwa 79)

Hukum asal suatu perintah menunjukkan wajib, sehingga perintah untuk berkhitan
dalam hadits di atas adalah wajib.
Keempat. Khitan merupakan bagian dari syariat kaum muslimin yang merupakan
pembeda dari kaum Yahudi dan Nasrani. Maka hukumnya wajib untuk
melaksanakannya sebagaimana syariat Islam yang lainnya.
Kelima. Khitan adalah memotong sebagian anggota tubuh. Memotong bagian tubuh
dalam Islam merupakan perbuatan haram. Keharaman tidak dibolehkan kecuali untuk
sesuatu yang hukumnya wajb. Atas dasar ini maka khitan hukumnya wajib.
Keenam. Diperbolehkan membuka aurat pada saat khitan, padahal membuka aurat
sesuatu yang dilarang. Ini menujukkan bahwa khitan hukumnya wajib, karena tidak
diperbolehkan melakukan sesuatu yang dilarang kecuali untuk sesuatu yang sangat
kuat hukumnya.
Ketujuh. Khitan menjaga tubuh dari najis yang merupakan syarat sah shalat. Apabila
tidak dikhitan, maka sisa air kencing akan tertahan pada kulup yang menutupi kepala
penis. Khitan adalah memotong kulup yang menutupi kepala penis sehingga tidak ada
lagi sisa air kencing yang tertahan. Dengan demikian, khitan menjadikan tubuh bebas
dari najis.

G. Manfaat Khitan
Di antara hikmah-hikmah khitan yang terkandung dari pelaksanaan khitan adalah
1. Khitan merupakan pangkal fitrah, syiar Islam dan syariat
2. Khitan merupakan salah satu masalah yang membawa kesempurnaan ad-Din yang
disyariatkan Allah swt. lewat lisan Nabi Ibrahim as. sebagaimana terdapat dalam QS.
16:123 yang berbunyi:
3. Khitan itu membedakan kaum muslimin daripada pengikut agama lain
4. Khitan merupakan pernyataan Ubudiyah terhadap Allah swt, ketaatan
melaksanakan perintah, hukum dan kekuasaannya
Berikut ini adalah sedikit faedah-faedah khitan menurut al-Hawani :
Pertama : Dengan memotong Qulfah atau kulup seorang anak, ia akan terbebas dari
endapan yang mnegandung lemak, dan lendir-lendir yang sangat kotor. Ini dapat
menekan serendah mungkin terjadinya peradangan pada kemaluan, dan proses
pembusukan yang diakibatkan oleh endapan lendir-lendir tersebut.
Kedua: Dengan terpotongnya Qulfah, batang kemaluan akan bebas dari kekangan
semasa terjadi ketegangan (ereksi)
Ketiga : Dengan khitan kemungkinan terserang penyakit kanker sangat kecil. Realitas
menunjukan penyakit kanker penis ternyata banyak diderita oleh orang yang tidak di
khitan. Dan jarang sekali menimpa bangsa-bangsa yang syariat agamanya
memerintahkan agar pemeluknya berkhitan.
Keempat : Bila secepatnya mengkhitan sang anak, berarti kita telah menghindarkan dari
kebiasaan ngompol di tempat tidur. Penyebab utama anak mengompol ditempat tidur
pada malam hari karena qulfahnya terasa gatal dan keruh (tergelitik).
Kelima : Dengan khitan anak terhinar dari bahaya melakukan onani. Apabila qulfah
masih ada, maka lendir-lendir yang tertumpuk dalam gulfah, ini dapat merangsang
syaraf-syaraf kemaluan dan mengelitik ujung kemaluan yang merupakan daerah sensitif
terhadap rangsangan (stimulus). Maka dia akan sering menggaruknya. Bila hal ini terus
berjalan sampai usia puber, maka dia akan semakin sering mempermainkannya
sehingga akhirnya kebiasaan itu meningkat pada onani.
Keenam : Para dokter mengatakan secara tidak langsung khitan berpengaruh pada daya
tahan sek. Oleh sebagian lembaga ilmiah pernah diadakan suatu sensus mengenai hal
ini. Hasilnya menunjukan bahwa orang yang berkhitan mempunyai kemampuan seks
yang cukup lama dibandingkan orang yang tidak dikhitan. Falh Gray juga menyatakan
berdasarkan penelitiannya, orang yang khitan memiliki ketahanan lebih lama dibanding
orang yang tidak dikhitan dalam melakukan hubungan suami istri (al-Halwani :46) versi
lengkap.

H. Hukum Khitan Bagi Perempuan


Dalam fikih Islam, hukum khitan dibedakan antara untuk lelaki dan perempuan. Para
ulama berbeda pendapat mengenai hukum khitan baik untuk lelaki maupun
perempuan.
Hukum khitan bagi perempuan telah menjadi perbincangan para ulama. Sebagian
mengatakan itu sunnah dan sebagian mengatakan itu suatu keutamaan saja dan tidak
ada yang mengatakan wajib.
Perbedaan pendapat para ulama seputar hukum khitan bagi perempuan tersebut
disebabkan riwayat hadist seputar khitan perempuan yang masih dipermasalahkan
kekuatannya.
Tidak ada hadist sahih yang menjelaskan hukum khitan perempuan. Ibnu Mundzir
mengatakan bahwa tidak ada hadist yang bisa dijadikan rujukan dalam masalah khitan
perempuan dan tidak ada sunnah yang bisa dijadikan landasan. Semua hadist yang
meriwayatkan khitan perempuan mempunyai sanad dlaif atau lemah.
Hadist paling populer tentang khitan perempuan adalah hadist yang berasal dariAnas
bin Malik radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda kepada kepada
Ummu Athiyah (wanita tukang khitan):
Abu Dawud juga meriwayatkan hadist serupa namun semua riwayatnya dlaif dan tidak
ada yang kuat. Abu Dawud sendiri konon meriwayatkan hadist ini untuk menunjukkan
kedlaifannya. Demikian dijelaskan oleh Ibnu Hajar dalam kitab Talkhisul Khabir.
Mengingat tidak ada hadist yang kuat tentang khitan perempuan ini, Ibnu Hajar
meriwayatkan bahwa sebagian ulama Syafi'iyah dan riwayat dari imam Ahmad
mengatakan bahwa tidak ada anjuran khitan bagi perempuan.
Sebagian ulama mengatakan bahwa perempuan Timur (kawasan semenanjung Arab)
dianjurkan khitan, sedangkan perempuan Barat dari kawasan Afrika tidak diwajibkan
khitan karena tidak mempunyai kulit yang perlu dipotong yang sering mengganggu atau
menyebabkan kekurangnyamanan perempuan itu sendiri.
Mazhab SyafiI mewajibkan khitan perempuan layaknya khitan laki-laki dengan alasan
kesucian kaum wanita . Pada fatwa MUI tentang hukum pelarangan khitan terhadap
perempuan adalah sebagai upaya perlindungan terhadap hak perempuan untuk
mengikuti ajaran Islam, menjaga kebersihan, kesucian dan memelihara kesehatannya.
Berkata Imam Nawawi,yang wajib bagi laki-laki adalah memotong seluruh kulit yang
menutupi kepala zakar sehingga kepala zakar itu terbuka semua. Sedangkan bagi
wanita, maka yang wajib hanyalah memotog sedikit daging yang berada pada bagian
atas farji. (Syarah Sahih Muslim 1/543, Fathul Bari 10/340)
Barang kali pendapat yang paling moderat, paling adil, dan paling dekat pada kenyataan
dalam masalah ini adalah khitan ringan, seperti disebutkan dalam beberapa haditsmeskipun tidak sampai derajat shahih-bahwa Nabi saw. Pernah menyuruh seorang
perempuan yang berprofesi mengkhitan wanita, sabda Nabi saw.
Sayatlah sedikit dan jangan kau sayat yang berlebihan, karena hhal itu akan
mencerahkan wajah dan menyenangkan suami .

I. Apa yang dipotong dari perempuan


Imam Mawardi mengatakan bahwa khitan pada perempuan yang dipotong adalah kulit
yang berada di atas vagina perempuan yang berbentuk mirip cengger ayam. Yang
dianjurkan adalah memotong sebagian kulit tersebut bukan menghilangkannya secara
keseluruhan. Imam Nawawi juga menjelaskan hal yang sama bahwa khitan pada
perempuan adalah memotong bagian bawah kulit lebih yang ada di atas vagina
perempuan.
Namun pada penerapannya banyak kesalahan dilakukan oleh umat Islam dalam
melaksanakan khitan perempuan, yaitu dengan berlebih-lebihan dalam memotong
bagian alat vital perempuan. Seperti yang dikutib Dr. Muhammad bin Lutfi Al-Sabbag
dalam bukunya tentang khitan bahwa kesalahan fatal dalam melaksanakan khitan
perempuan banyak terjadi di masyarakat muslim Sudan dan Indonesia. Kesalahan
tersebut berupa pemotongan tidak hanya kulit bagian atas alat vital perempuan, tapi
juga memotong hingga semua daging yang menonjol pada alat vital perempuan,
termasuk clitoris sehingga yang tersisa hanya saluran air kencing dan saluran rahim.
Khitan model ini di masyarakat Arab dikenal dengan sebutan "Khitan Fir'aun".
Beberapa kajian medis membuktikan bahwa khitan seperti ini bisa menimbulkan
dampak negatif bagi perempuan baik secara kesehatan maupun psikologis, seperti
menyebabkan perempuan tidak stabil dan mengurangi gairah seksualnya. Bahkan
sebagian ahli medis menyatakan bahwa khitan model ini juga bisa menyebabkan
berbagai pernyakit kelamin pada perempuan.
Seandainya hadist tentang khitan perempuan di atas sahih, maka di situ pun Rasulullah
s.a.w. melarang berlebih-lebihan dalam menghitan anak perempuan. Larangan dari
Rasulullah s.a.w. secara hukum bisa mengindikasikan keharaman tindakan tersebut.
Apalagi bila terbukti bahwa berlebihan atau kesalahan dalam melaksanakan khitan
perempuan bisa menimbulkan dampak negatif, maka bisa dipastikan keharaman
tindakan tersebut.
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas beberapa kalangan ulama kontemporer
menyatakan bahwa apabila tidak bisa terjamin pelaksanaan khitan perempuan secara
benar, terutama bila itu dilakukan terhadap anak perempuan yang masih bayi, yang
pada umumnya sulit untuk bisa melaksanakan khitan perempuan dengan tidak
berlebihan, maka sebaiknya tidak melakukan khitan perempuan. Toh tidak ada hadist
sahih yang melandasinya.

J. Waktu khitan
Waktu wajib khitan adalah pada saat balig, karena pada saat itulah wajib melaksanakan
sholat. Tanpa khitan, sholat tidak sempurna sebab suci yang yang merupakan syarat sah
sholat tidak bisa terpenuhi.
Adapun waktu sunnah adalah sebelum balig. Sedangkan waktu ikhtiar (pilihan yang
baik untuk dilaksanakan) adalah hari ketujuh seytelah lahir, atau 40 hari setelah
kelahiran, atau juga dianjurkan pada umur 7 tahun. Qadli Husain mengatakan sebaiknya
melakuan khitan pada umur 10 tahun karena pada saat itu anak mulai diperintahkan
sholat. Ibnu Mundzir mengatakan bahwa khitan pada umut 7 hari hukumnya makruh
karena itu tradisi Yahudi, namun ada riwayat bahwa Rasulullah s.a.w. menghitan Hasan
dan Husain, cucu beliau pada umur 7 hari, begitu juga konon nabi Ibrahim mengkhitan
putera beliau Ishaq pada umur 7 hari.

K. Walimah Khitan
Walimah artinya perayaan. Ibnu Hajar menukil pendapat Imam Nawawi dan Qadli Iyad
bahwa walimah dalam tradisi Arab ada delapan jenis, yaitu : 1) Walimatul Urush untuk
pernikahan; 2) Walimatul I'dzar untuk merayakan khitan; 3) Aqiqah untuk merayakan
kelahiran anak; 4). Walimah Khurs untuk merayakan keselamatan perempuan dari
talak, konon juga digunakan untuk sebutan makanan yang diberikan saat kelahiran
bayi; 5) Walimah Naqi'ah untuk merayakan kadatangan seseorang dari bepergian jauh,
tapi yang menyediakan orang yang bepergian. Kalau yang menyediakan orang yang di
rumah disebut walimah tuhfah; 6) Walimah Wakiirah untuk merayakan rumah baru; 7)
Walimah Wadlimah untuk merayakan keselamatan dari bencana; dan 8) Walimah
Ma'dabah yaitu perayaan yang dilakukan tanpa sebab sekedar untuk menjamu sanak
saudara dan handai taulan.
Imam Ahmad meriwayatkan hadist dari Utsman bin Abi Ash bahwa walimah khitan
termasuk yang tidak dianjurkan. Namun demikian secara eksplisit imam Nawawi
menegaskan bahwa walimah khitan boleh dilaksanakan dan hukumnya sunnah
memenuhi undangan seperti undangan lainnya.

L. DALIL QURAN DAN SUNNAH (HADITS) TENTANG KHITAN


QS An-Nahl :123

]123: [.)
Artinya: Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim
seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Tuhan
- QS Al Hajj 78

Artinya: Ikutilah agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian
orang-orang muslim dari dahulu, dan begitu pula dalam (Al quran) ini, supaya Rasul itu
menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia.
- Hadits riwayat Bukhary & Muslim

Artinya: Fithrah itu ada lima: Khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu
ketiak, memotong kuku, dan memotong kumis .

- Hadits riwayat Bukhary & Muslim. Lihat juga As-Syaukani dalam Nailul Autar 1/111

Artinya: Ibrahim alaihissalam telah berkhitan dengan qadum (nama sebuah alat
pemotong) sedangkan beliau berumur 80 tahun
- Hadits riwayat Abu Dawud

Artinya: Hilangkan darimu rambut kekafiran ( yang menjadi alamat orang kafir ) dan
berkhitanlah
- Hadits riwayat Baihaqi

Artinya: Khitan itu sunnah bagi laki-laki dan kemuliaan bagi wanita.

- Hadits riwayat Ar-Rafi'i dalam At-Takwin, As-Syaukani dalam Al-Fawaid Al-Majmuah,


Al-Bahiri dalam As-Sabi'

.
Artinya: Khitanlah anak laki-lakimu pada hari ketujuh karena sesungguhnya itu lebih
suci dan lebih cepat tumbuh daging (cepat besar badannya)
- Hadits riwayat As-Syaukani dalam At-Talkhis Al-Jabir


Artinya: Barangsiapa yang masuk Islam maka hendaknya dia berkhitan
- Hadits riwayat Ahmad, dan Baihaqi


Artinya: Khitan itu sunnah bagi laki-laki dan kemuliaan bagi wanita.
- Hadits riwayat Tabrani, Baihaqi, Ibnu Adi, Daulabi, Al-Khatib, tentang khitan
perempuan

Artinya: Apabila Engkau mengkhitan wanita, sisakanlah sedikit dan jangan potong
(bagian kulit klitoris) semuanya, karena itu lebih bisa membuat ceria wajah dan lebih
disenangi oleh suami
- Hadits riwayat Abu Daud dari Ummu Atiyah

" :

Artinya: bahwasanya di Madinah ada seorang wanita yang (pekerjaannya) mengkhitan
wanita, kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Jangan berlebihan
di dalam memotong, karena yang demikian itu lebih nikmat bagi wanita dan lebih
disenangi suaminya.
- Hadits riwayat Muslim


Artinya: Apabila seseorang laki-laki berada di empat cabang wanita (bersetubuh dengan
wanita) dan khitan menyentuh khitan, maka wajib mandi
- Hadits riwayat Baihaqi

" : " " :


() "

Kesimpulan
Hukum khitan (sunat) bagi perempuan, para ulama banyak yang berbeda pendapat.
Ada ulama yang melarang khitan bagi perempuan dengan alasan tidak adanya dalil yang
kuat mengenai permasalahan ini. Namun ada juga ulama yang menganjurkan khitan
pada perempuan.
Penulis berpendapat mengenai masalah ini sebagaimana hadits nabi saw. Yang
artinya Khitan itu disunnatkan (disyariatkan) bagi laki-laki dan dimuliakan bagi kaum
wanita (H.R. Ahmad). Dalam hadits tersebut memang terdapat isyarat perintah bagi
wanita untuk di khitan .
Wallahu alam

Daftar Pustaka
Hasan, M. Ali.2003.Masail Fiqhiyah al-Haditsah.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sururin.http://www.fatayat.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=129).
Diakses pada tanggal 14 Desember 2012.
Harianto, Muhsin.Khitan (Sunat) Perempuan: Perspektif Budaya, Agama dan Kesehatan
.http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/khitan-sunat-perempuan-perspektif-budaya-agamadan-kesehatan/ tanggal akses 14 desember 2012.
Anonim.Hukum Khitan Bagi Wanita. http://thisisgender.com/hukum-khitan-bagiwanita/ Diakses pada tanggal 17 Desember 2012
Anonim.Khitan Wanita dari Sudut Pandang Kesehatan.
http://www.ilmukesehatan.com/67/khitan-wanita-dari-sudut-pandang-kesehatan.html
tanggal akses 14 desember 2012.
Anonim. Ulama Masih Pro dan Kontra Seputar Khitan Perempuan
www.hidayatullah.com/read/16047/25/03/2011/undefined, diakses pada tanggal 17
Desember 2012
Artikel.Khitan Bagi Wanita. http://muslimah.or.id/fikih/khitan-bagiwanita.html/comment-page-1 Diakses pada tanggal 16 Desember 2012
Sehabuddin.Jalan Tengah Ditengah Pro-Kontra Sunat Perempuan.
http://hukum.kompasiana.com/2011/07/02/jalan-tengah-ditengah-pro-kontra-sunatperempuan/ akses tanggal 14 desember 2012
Wicaksono,Adhi.Sejarah Khitan 2. , http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/12/08/28/m9g14i-sejarah-khitan-2 diakses pada tanggal 21
Anonim. Khitan dalam Tinjauan Syariah, Psikologi dan Medis.
http://groups.yahoo.com/group/masjid_annahl/message/6. Diakses pada tanggal 25
Oktober 2012.

Anda mungkin juga menyukai