Diajukan untuk memenuhi syarat salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Dosen pembina
Disusun oleh :
EUIS NURAISAH
DAFTAR ISI :
KATA PENGANNTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN :
1) Latar Belakang
2) Rumusan Masalah
3) Tujuan
BAB II PEMBAHASAN :
A. PENGERTIAN KHITAN
B. TUJUAN KHITAN
C.
SEJARAH KHITAN
HUKUM KHITAN
F.
G. MANFAAT KHITAN
H. HUKUM KHITAN BAGI PEREMPUAN
I.
J.
WAKTU KHITAN
K. WALIMAH KHITAN
L.
A. KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunia-NYA sehingga kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Khitanan
yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Agama.
Dalam penyusunan karya tulis laporan penelitian ini penulis mengalami banyak kendala,
sehingga tidak terlepas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada:
1. Bapak Agus Fitriadi M.Pd sebagai dosen pembina;
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil.
3. Kepada para pihak yang telah membantu.
Bagaimanapun juga penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka agar lebih baiknya karya
tulis kami dilain waktu. Dan semoga karya tulis ini bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Khitan bagi anak lelaki adalah sebuah perkara wajar. Namun bagi perempuan
masih di anggap tabu atau sebuah perkara yang sangat jarang di lakukan bahkan
oleh sebagian kalangan khitan wanita adalah tindakan kriminal karna hal ini
sangat penting mengingat lebih dari 150 juta sunat perempuan antara lain
adalah nyeri berat, syok kesakitan tanpa anastesi atau pendarahan. oleh karena
itu penulis tertarik untuk mencari tahu bagaimana sebenarnya hukum khitan
wanita di dalam pandangan islam.
sunat atau khitan adalah aturan agama islam dan menjadi salah satu tuntutan
yang di laksanakan baik lelaki maupun perempuan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, rumusan masalah dari
makalah ini adalah bagaimana hukum wanita di dalam pandangan islam.
C. TUJUAN
Adapun tujuanya yaitu untuk mengetahui pengertian khitan, untuk mengetahui
sejarah khitan, untuk mengetahui tujuan khitan, untuk mengetahui batas waktu
khitan, untuk mengetahui khitan di tinjau dari segi kesehatan dan para ulama.
A. Pengertian Khitan
Khitan secara etiologi berasal dari bahasa Arab, yaitu khatana yang berarti memotong
atau mengerat. Namun jika dilihat secara terminologi yang diambil dari ensiklopedi
Islam, khitan bermakna memotong kulit yang menutupi zakar atau kemaluan laki-laki
dan membuang bagian dari kelentit atau jaringan kecil yang terdapat pada ujung lubang
vulva di bagian atas kemaluan perempuan. Dalam agama Islam, khitan merupakan salah
satu media pensucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama.
Khitan dikenal di berbagai belahan dunia, seperti di benua Amerika, Australia, dan
Afrika. Di Indonesia, istilah khitan ini juga dikenal dengan istilah sunat. Kebiasaan sunat
(khitan) ini telah dilakukan sejak zaman prasejarah. Ini berdasarkan hasil pengamatan
dari gambar-gambar di gua yang berasal dari Zaman Batu dan makam Mesir purba.
Namun, alasan khitan ini pada masa itu belum diketahui secara jelas. Tetapi, beberapa
pendapat memperkirakan bahwa tindakan khitan ini merupakan bagian dari ritual
pengorbanan atau persembahan, tanda penyerahan pada Yang Mahakuasa, langkah
menuju kedewasaan, tanda kekalahan atau perbudakan, atau upaya untuk mengubah
estetika atau seksualitas.
Praktik Khitan di Indonesia Menurut dr. Tonang Dwi Ardyanto, dilakukan adalah
membuat perlukaan kecil pada daerah klitoris. Bahkan, banyak yang hanya
mempraktikkan sunat psikologis dimana khitan wanita dilakukan hanya sekadar
penorehan sedikit (dengan) ujung jarum, sehingga keluar setetes darah, dan orang tua
pasien sudah puas. Bahkan kadang, seperti yang juga saya lakukan selama bekerja di
klinik Ibu-Anak dulu, hanya disandiwarakan dengan meneteskan cairan antiseptik
sewarna darah, yang sekaligus diteruskan dengan pembersihan daerah sekitar klitoris.
Menurut pengalamannya, praktik khitan perempuan bukan hanya monopoli orang yang
berpendidikan rendah tapi juga dilakukan oleh keluarga muda, sarjana, bekerja dan
hidup di perkotaan. Mereka justeru bersemangat melakukan terhadap anaknya, bahkan
meski mereka sendiri di masa kecilnya tidak mengalaminya.
Jika WHO secara resmi tidak membolehkan praktik khitan pada perempuan, European
Journal of Obstetrics and Gynecology bulan Oktober 2004 lalu menganalisa bahwa
usaha terbaik untuk mengatasi praktik sunat perempuan harus berupa pendekatan
yang non-direktif, sesuai dengan kultur lokal dan dari banyak sisi (multi-factes).
Wujudnya berfokus pada peranan kelompok masyarakat itu sendiri dalam mensikapi
praktik khitan dengan muaranya adalah munculnya keputusan mandiri, bukan atas
program dari luar. Pengalaman di beberapa negara menunjukkan bahwa pendekatan
legal-formal secara direktif justeru menimbulkan resistensi.
E. HUKUM KHITAN
hukum khitan
Khitan merupakan bagian dari syariat Islam. Khitan dalam agam Islam termasuk bagian
dari fitrah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Fitrah itu ada lima perkara : khitan, mencukur bulu kemaluan, menggunting kuku,
mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis (H.R Muslim 257).
Yang dimaksud dengan fitrah adalah sunnah yang merupakan ajaran agama para Nabi
alaihimus salam[1]. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, Fitrah ada dua
jenis. Pertama adalah fitrah yang berkaitan dengan hati, yaitu marifatullah (mengenal
Allah) dan mencintai-Nya serta mengutamakan-Nya lebih dari yang selain-Nya. Kedua
yaitu fitrah amaliyyah, yaitu fitrah yang disebutkan dalam hadits di atas. Fitrah jenis
yang pertama menyucikan ruh dan membersihkan hati sedangkan fitrah yang kedua
menyucikan badan. Keduanya saling mendukung dan menguatkan satu sama lain. Yang
utama dan pokok dari fitrah badan adalah khitan[2].
Pendapat kedua
Pendapat ketiga
Yang lebih tepat, hukum khitan bagi laki-laki adalah wajib. Imam Ibnu Qudamah
rahimahullah berkata, Khitan hukumnya wajib bagi lai-laki , dan merupakan kemuliaan
bagi wanita namun hukumnya tidak wajib. Ini merupakan pendapat mayoritas para
ulama. Inilah pendapat yang dipilih oleh Imam Asy Syubi, Rabiah, Al Auzai, Yahya bin
Said Al Anshari, Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad, dan ulama-ulama lainnya
rahimahumullah. Di antara alasan-alasan yang menunjukkan wajibnya hukum khitan
adalah sebagai berikut :
Pertama. Khitan merupakan bagian dari fitrah, yakni sunnah yang diajarkan oleh para
Nabi alaihimus salam.
Kedua. Khitan merupakan ajaran agama Nabi Ibrahim alaihis salam. Diriwayatkan dari
sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam
bersabda :
Nabi Ibrahim Khalilur Rahman berkhitan setelah umur delapan puluh tahu (H.R
Bukhari 6298 dan Muslim 370).
Khitan merupakan ajaran Nabi Ibrahim alahis salam, padahal Allah Taala
memerintahkan untuk mengikuti ajaran agama Ibrahim dalam firman-Nya :
Buanglah darimu rambut kekufuran dan berkhitanlah. (H.R Abu Dawud 356,
dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Al Irwa 79)
Hukum asal suatu perintah menunjukkan wajib, sehingga perintah untuk berkhitan
dalam hadits di atas adalah wajib.
Keempat. Khitan merupakan bagian dari syariat kaum muslimin yang merupakan
pembeda dari kaum Yahudi dan Nasrani. Maka hukumnya wajib untuk
melaksanakannya sebagaimana syariat Islam yang lainnya.
Kelima. Khitan adalah memotong sebagian anggota tubuh. Memotong bagian tubuh
dalam Islam merupakan perbuatan haram. Keharaman tidak dibolehkan kecuali untuk
sesuatu yang hukumnya wajb. Atas dasar ini maka khitan hukumnya wajib.
Keenam. Diperbolehkan membuka aurat pada saat khitan, padahal membuka aurat
sesuatu yang dilarang. Ini menujukkan bahwa khitan hukumnya wajib, karena tidak
diperbolehkan melakukan sesuatu yang dilarang kecuali untuk sesuatu yang sangat
kuat hukumnya.
Ketujuh. Khitan menjaga tubuh dari najis yang merupakan syarat sah shalat. Apabila
tidak dikhitan, maka sisa air kencing akan tertahan pada kulup yang menutupi kepala
penis. Khitan adalah memotong kulup yang menutupi kepala penis sehingga tidak ada
lagi sisa air kencing yang tertahan. Dengan demikian, khitan menjadikan tubuh bebas
dari najis.
G. Manfaat Khitan
Di antara hikmah-hikmah khitan yang terkandung dari pelaksanaan khitan adalah
1. Khitan merupakan pangkal fitrah, syiar Islam dan syariat
2. Khitan merupakan salah satu masalah yang membawa kesempurnaan ad-Din yang
disyariatkan Allah swt. lewat lisan Nabi Ibrahim as. sebagaimana terdapat dalam QS.
16:123 yang berbunyi:
3. Khitan itu membedakan kaum muslimin daripada pengikut agama lain
4. Khitan merupakan pernyataan Ubudiyah terhadap Allah swt, ketaatan
melaksanakan perintah, hukum dan kekuasaannya
Berikut ini adalah sedikit faedah-faedah khitan menurut al-Hawani :
Pertama : Dengan memotong Qulfah atau kulup seorang anak, ia akan terbebas dari
endapan yang mnegandung lemak, dan lendir-lendir yang sangat kotor. Ini dapat
menekan serendah mungkin terjadinya peradangan pada kemaluan, dan proses
pembusukan yang diakibatkan oleh endapan lendir-lendir tersebut.
Kedua: Dengan terpotongnya Qulfah, batang kemaluan akan bebas dari kekangan
semasa terjadi ketegangan (ereksi)
Ketiga : Dengan khitan kemungkinan terserang penyakit kanker sangat kecil. Realitas
menunjukan penyakit kanker penis ternyata banyak diderita oleh orang yang tidak di
khitan. Dan jarang sekali menimpa bangsa-bangsa yang syariat agamanya
memerintahkan agar pemeluknya berkhitan.
Keempat : Bila secepatnya mengkhitan sang anak, berarti kita telah menghindarkan dari
kebiasaan ngompol di tempat tidur. Penyebab utama anak mengompol ditempat tidur
pada malam hari karena qulfahnya terasa gatal dan keruh (tergelitik).
Kelima : Dengan khitan anak terhinar dari bahaya melakukan onani. Apabila qulfah
masih ada, maka lendir-lendir yang tertumpuk dalam gulfah, ini dapat merangsang
syaraf-syaraf kemaluan dan mengelitik ujung kemaluan yang merupakan daerah sensitif
terhadap rangsangan (stimulus). Maka dia akan sering menggaruknya. Bila hal ini terus
berjalan sampai usia puber, maka dia akan semakin sering mempermainkannya
sehingga akhirnya kebiasaan itu meningkat pada onani.
Keenam : Para dokter mengatakan secara tidak langsung khitan berpengaruh pada daya
tahan sek. Oleh sebagian lembaga ilmiah pernah diadakan suatu sensus mengenai hal
ini. Hasilnya menunjukan bahwa orang yang berkhitan mempunyai kemampuan seks
yang cukup lama dibandingkan orang yang tidak dikhitan. Falh Gray juga menyatakan
berdasarkan penelitiannya, orang yang khitan memiliki ketahanan lebih lama dibanding
orang yang tidak dikhitan dalam melakukan hubungan suami istri (al-Halwani :46) versi
lengkap.
J. Waktu khitan
Waktu wajib khitan adalah pada saat balig, karena pada saat itulah wajib melaksanakan
sholat. Tanpa khitan, sholat tidak sempurna sebab suci yang yang merupakan syarat sah
sholat tidak bisa terpenuhi.
Adapun waktu sunnah adalah sebelum balig. Sedangkan waktu ikhtiar (pilihan yang
baik untuk dilaksanakan) adalah hari ketujuh seytelah lahir, atau 40 hari setelah
kelahiran, atau juga dianjurkan pada umur 7 tahun. Qadli Husain mengatakan sebaiknya
melakuan khitan pada umur 10 tahun karena pada saat itu anak mulai diperintahkan
sholat. Ibnu Mundzir mengatakan bahwa khitan pada umut 7 hari hukumnya makruh
karena itu tradisi Yahudi, namun ada riwayat bahwa Rasulullah s.a.w. menghitan Hasan
dan Husain, cucu beliau pada umur 7 hari, begitu juga konon nabi Ibrahim mengkhitan
putera beliau Ishaq pada umur 7 hari.
K. Walimah Khitan
Walimah artinya perayaan. Ibnu Hajar menukil pendapat Imam Nawawi dan Qadli Iyad
bahwa walimah dalam tradisi Arab ada delapan jenis, yaitu : 1) Walimatul Urush untuk
pernikahan; 2) Walimatul I'dzar untuk merayakan khitan; 3) Aqiqah untuk merayakan
kelahiran anak; 4). Walimah Khurs untuk merayakan keselamatan perempuan dari
talak, konon juga digunakan untuk sebutan makanan yang diberikan saat kelahiran
bayi; 5) Walimah Naqi'ah untuk merayakan kadatangan seseorang dari bepergian jauh,
tapi yang menyediakan orang yang bepergian. Kalau yang menyediakan orang yang di
rumah disebut walimah tuhfah; 6) Walimah Wakiirah untuk merayakan rumah baru; 7)
Walimah Wadlimah untuk merayakan keselamatan dari bencana; dan 8) Walimah
Ma'dabah yaitu perayaan yang dilakukan tanpa sebab sekedar untuk menjamu sanak
saudara dan handai taulan.
Imam Ahmad meriwayatkan hadist dari Utsman bin Abi Ash bahwa walimah khitan
termasuk yang tidak dianjurkan. Namun demikian secara eksplisit imam Nawawi
menegaskan bahwa walimah khitan boleh dilaksanakan dan hukumnya sunnah
memenuhi undangan seperti undangan lainnya.
]123: [.)
Artinya: Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim
seorang yang hanif dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Tuhan
- QS Al Hajj 78
Artinya: Ikutilah agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian
orang-orang muslim dari dahulu, dan begitu pula dalam (Al quran) ini, supaya Rasul itu
menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia.
- Hadits riwayat Bukhary & Muslim
Artinya: Fithrah itu ada lima: Khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu
ketiak, memotong kuku, dan memotong kumis .
- Hadits riwayat Bukhary & Muslim. Lihat juga As-Syaukani dalam Nailul Autar 1/111
Artinya: Ibrahim alaihissalam telah berkhitan dengan qadum (nama sebuah alat
pemotong) sedangkan beliau berumur 80 tahun
- Hadits riwayat Abu Dawud
Artinya: Hilangkan darimu rambut kekafiran ( yang menjadi alamat orang kafir ) dan
berkhitanlah
- Hadits riwayat Baihaqi
Artinya: Khitan itu sunnah bagi laki-laki dan kemuliaan bagi wanita.
.
Artinya: Khitanlah anak laki-lakimu pada hari ketujuh karena sesungguhnya itu lebih
suci dan lebih cepat tumbuh daging (cepat besar badannya)
- Hadits riwayat As-Syaukani dalam At-Talkhis Al-Jabir
Artinya: Barangsiapa yang masuk Islam maka hendaknya dia berkhitan
- Hadits riwayat Ahmad, dan Baihaqi
Artinya: Khitan itu sunnah bagi laki-laki dan kemuliaan bagi wanita.
- Hadits riwayat Tabrani, Baihaqi, Ibnu Adi, Daulabi, Al-Khatib, tentang khitan
perempuan
Artinya: Apabila Engkau mengkhitan wanita, sisakanlah sedikit dan jangan potong
(bagian kulit klitoris) semuanya, karena itu lebih bisa membuat ceria wajah dan lebih
disenangi oleh suami
- Hadits riwayat Abu Daud dari Ummu Atiyah
" :
Artinya: bahwasanya di Madinah ada seorang wanita yang (pekerjaannya) mengkhitan
wanita, kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Jangan berlebihan
di dalam memotong, karena yang demikian itu lebih nikmat bagi wanita dan lebih
disenangi suaminya.
- Hadits riwayat Muslim
Artinya: Apabila seseorang laki-laki berada di empat cabang wanita (bersetubuh dengan
wanita) dan khitan menyentuh khitan, maka wajib mandi
- Hadits riwayat Baihaqi
Kesimpulan
Hukum khitan (sunat) bagi perempuan, para ulama banyak yang berbeda pendapat.
Ada ulama yang melarang khitan bagi perempuan dengan alasan tidak adanya dalil yang
kuat mengenai permasalahan ini. Namun ada juga ulama yang menganjurkan khitan
pada perempuan.
Penulis berpendapat mengenai masalah ini sebagaimana hadits nabi saw. Yang
artinya Khitan itu disunnatkan (disyariatkan) bagi laki-laki dan dimuliakan bagi kaum
wanita (H.R. Ahmad). Dalam hadits tersebut memang terdapat isyarat perintah bagi
wanita untuk di khitan .
Wallahu alam
Daftar Pustaka
Hasan, M. Ali.2003.Masail Fiqhiyah al-Haditsah.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sururin.http://www.fatayat.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=129).
Diakses pada tanggal 14 Desember 2012.
Harianto, Muhsin.Khitan (Sunat) Perempuan: Perspektif Budaya, Agama dan Kesehatan
.http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/khitan-sunat-perempuan-perspektif-budaya-agamadan-kesehatan/ tanggal akses 14 desember 2012.
Anonim.Hukum Khitan Bagi Wanita. http://thisisgender.com/hukum-khitan-bagiwanita/ Diakses pada tanggal 17 Desember 2012
Anonim.Khitan Wanita dari Sudut Pandang Kesehatan.
http://www.ilmukesehatan.com/67/khitan-wanita-dari-sudut-pandang-kesehatan.html
tanggal akses 14 desember 2012.
Anonim. Ulama Masih Pro dan Kontra Seputar Khitan Perempuan
www.hidayatullah.com/read/16047/25/03/2011/undefined, diakses pada tanggal 17
Desember 2012
Artikel.Khitan Bagi Wanita. http://muslimah.or.id/fikih/khitan-bagiwanita.html/comment-page-1 Diakses pada tanggal 16 Desember 2012
Sehabuddin.Jalan Tengah Ditengah Pro-Kontra Sunat Perempuan.
http://hukum.kompasiana.com/2011/07/02/jalan-tengah-ditengah-pro-kontra-sunatperempuan/ akses tanggal 14 desember 2012
Wicaksono,Adhi.Sejarah Khitan 2. , http://www.republika.co.id/berita/duniaislam/khazanah/12/08/28/m9g14i-sejarah-khitan-2 diakses pada tanggal 21
Anonim. Khitan dalam Tinjauan Syariah, Psikologi dan Medis.
http://groups.yahoo.com/group/masjid_annahl/message/6. Diakses pada tanggal 25
Oktober 2012.