Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

LAPORAN PERIODE PERKEMBANGAN SEJARAH


ARSITEKTUR MODERNDAN POSTMODERN DUNIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Arsitektur III


(Arsitektur Modern)

Dosen Pengampu :
Ir. Umiyati .S.T,. M.T
NIDN.1006060606

Disusun Oleh :
Ruzaidi
NPM 211090011

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
BATAM
2023/2024
ARSITEKTUR MODERN
Judul Periode PerkembanganSejarah Arsitektur ModernDan Postmodern
Dunia
Pengertian Arsitektur Modern  Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih
“manusiawi” yang diterapkan pada bangunan.
 Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg
dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan
sikapmental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresip,
hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan
segalabentuk pranatanya.
 Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau
arsitektur yang artistik & estetik yang dapat
dipertanggungkansecara ilmiah.
Revolusi Arsitektur Modern Berawal dari tahun 1920 hingga 1960, berkembang secara bertahap
dan lebih kurang setengah abad lamanya
Pendorong Pertumbuhan Arsitektur  Pendidikan formal mengajarkan & mendorong pemikiran
Modern moder
 Adanya fungsi-fungsi kebutuhan baru yang mendesak
(istana/puri keagamaan ,pabrik, kantor, stasiun, dsb).
 Penggunaan bahan dan penanganannya sangat mudah, karena
segala sesuatunya dibuat, direncanakan di dalam Pabrik.
 Adanya promosi tentang keberadaan arsitektur modern
melalui pameran-pameran, publikasi dan perdebatan.
 Perencanaan suatu bangunan dimulai dari kebutuhan dan
kegiatan, tidak dari bentuk luar. Sehigga manusia
dapatmenuntut apa yang dibutuhkan secara mutlak.
Perubahan Masyarakat yang  Perubahan dalam bidang teknologi bangunan terutama dalam
mempengaruhi timbulnya bidang konstruksi / struktur bangunan (1775 – 1939).
arsitektur modern  Perubahan pada perkotaan atau perkembangan kota-kota
(1800 – 1909).
 Perubahan dalam kebudayaan yang menyangkut gaya
neoklasik (1750 – 1900)
Periode I (1900 – 1929) Tahun :
Mulai pada tahun 1890-an sampai dengan 1930-an
Masalah :
terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia Arsitektur yang
ditunjukkan melalui munculnya berbagaieksperimen yang dilakukan
oleh perorangan maupun kelompok, Eksperimen tersebut,
diungkapkan sebagai sebuah pertentangan yang mana dibutuhkan40
tahun untuk mengubah Arsitektur menjadi sekarang apa yang
dikenal sebagai Arsitektur Modern. Hal yang menjadi Pertentangan
tersebut antara lain : Arsitektur sebagai art vs Arsitektur sebagai
science, Arsitektur sebagai form vs Arsitektur sebagai space,
Arsitektur sebagai craft vs Arsitektur sebagaiassembly dan
Arsitektur sebagai karya manual vs Arsitektur sebagai karya
machinal.
Populer :
Arsitektur modern Mulai menonjol setelah PD I (1917)
Ciri :
 Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
 struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus
denganbentukan masa lampau (tanpa ornamen).
 Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan
kaki.
 Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud.
Tokoh :
 Louis Sullivan.
 Frank Lloyd Wright
 Le Corbusier
 Walter Gropius
 Ludwig Mies van de Rohe
Periode II (1930-1939) Tahun :
Mulai pada tahun (1930-1939)
Masalah :
Pada periode II perkembangan arsitektur modern sudah sampai di
seluruh Eropa, Amerika dan Jepang, yg mana masing-masing daerah
mempunyai perbedaan iklim, keadaan tanah, corak tradisi, yang bisa
mempengaruhi apresiasi bentuknya.
Perubahan :
Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur
tidak lagi bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan yang
sangat erat dengan tempat dimana bangunan itu didirikan,
mempunyai hubungan erat dengan spesivikasi kedaerahan dan
keregionalan.Karakteristik bentuk dan tampilan dengangaya
International Style atau Universal Style dari arsitektur modern pada
peride ini diwarnai oleh tipe-tipe tampilan baru, yaitu tampilan
dengan –memperhatikan penggunaan bahan-bahan local / setempat.
Tokoh :
 Alvar Aalto
 Arne Jacobsen
 Oscar Niemeyer.
Periode III (1945 – 1958) Tahun :
Mulai pada tahun (1945 – 1958)
Masalah :
Perang Dunia II (1941 – 1945) menimbulkan kerusakan pada
gedung-gedung dan rumah tinggal,menyebabkan faktor-faktor
kebutuhan manusia akan rumah tinggal dan gedung-gedung menjadi
latar belakang pada periode ini.
Kejayaan :
Bagi mereka yang berpihak pada Teknologi dan Industrialisasi,
tahun 1950-an dikatakan sebagai titik puncak kejayaan Arsitektur
Modern. Dimana tahun 50-an di sebut mass production (produksi
bahan bangunan oleh pabrik). Dalam hal ini mereka menerapkan
kecepatan dalam membangun (pabrikasi komponen bangunan),
efisien, ekonomis, dan rasional.
Penurunan :
 Karena Arsitektur telah kehilangan identitas/ ciri individual
perancangnya. Tahun-tahun itu, nama yang dikenal orang
adalah nama biro-biro Arsitektur, bukan arsiteknya.
 Walaupun Arsitektur menjadi sangat demokratis, dalam
masyarakat tidak bisa dihilangkan adanya hirarki atau kelas-
kelas. Maka kata-kata demokratis itu sama saja bohong/
omong kosong.
 Dengan maraknya produksi massal, pabrik-pabrik dapat
menghasilkan bahan-bahan bangunan yang sejenis atau
mirip, tapi dengan kualitas berbeda.
 Karena penekanan perancangan pada space, maka desain
menjadi polos, simpel, bidang-bidang kaca lebar. Ciri ini
juga disebut nihilism yang berarti tidak ada apa-apanya
kecuali geometri dan bahan. (Dengan demikian, siapa pun
bisa menjadi arsitek. Tidak ada bedanya arsitek atau bukan.
Kalau sudah begini, apa gunanya sekolah arsitek?)
 Keseragaman bentuk yang geometris menyebabkan
pemandangan yang disharmoni, tidak menyatu dengan
lingkungan. Terutama di Eropa, di mana bentukan yang
geometrik dianggap merusak dan memperburuk wajah
lingkungan yang masih kental dengan wajah-wajah
neoklasik/pramodern.
 Dengan hilangnya batas dunia, mengakibatkan hilangnya
privacy. Contoh: diterapkannya open plan, yang berarti anti
privacy.
Desain Dominan :
 Bentuk curvelinier geometris yang plastis dengan
penggunaan bahan dan struktur utama pada umumnya beton
serta struktur atap baja.
 Bentuk geometri (kubus, prisma), umumnya menggunakan
baja sebagai struktur utama dengan dinding kaca sebagai
penutup.
 Arsitektur Landscape mulai dikembangkan, dengan
menggunakan bahan, fungsi, sistem pencahayaan, bentuk
masa, dipengaruhi oleh keadaan iklim, topografi dan sifat
kenasionalan
Puncak Kejayaan :
 Karena tahun 50-an, segenap filosofi dan prinsip Arsitektur
sebagai ilmutelah dapat diformulasikan dengan sempurna
dari ide sampai denganrealisasinya: bangunan kotak dan
geometris murni, Platonic solid, menjadiekspresi yang pas
bagi Arsitektur sebagai ilmu, karena dalam ilmu, yangdisebut
bentuk jikalau memenuhi aturan-aturan geometri,
misalnya :lingkaran, bujursangkar, segitiga ( 2
matra/Dimensi ) dan bola, piramid,kubus ( 3 matra/Dimensi )
 Karya-karya Arsitektur mampu dan sangat sempurna untuk
mengekspresikan space/ruang (ciri utama ruang adalah: ada
tapi tidak dapat dilihat) yang diwakili oleh kaca lebar dan
bidang-bidang polos (Kaca adalah elemen ruang yang sangat
tepat untuk mewakili ruang, karena kaca juga memiliki ciri
adatapi tak terlihat’. Bidang polos pun dianggap sebagai
pengekspresi ruang).
Periode III Fase I (1949 – 1958) Tahun :
Mulai pada tahun (1949 – 1958)
Ciri-ciri :
 Penggunaan bidang kaca yang lebar.
 Penggunaan dinding penyekat yang diproduksi secara
industrial.
 Permukaan bangunan mulai agak kasar. (menjurus ke
brutalisme).
 Sistem “cantilever” dengan tujuan untuk mendapatkan lantai
lebih luas.
Prinsip Penggunaan :
 Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
 Dilihat dari metode produksi (efisiensi).
Aliran Berkembang :
 Aliran “penyederhanaan bentuk” (minimalism), di dalam
kesederhanaan berusaha mencapai efek yang kaya.
Bentuknya lurus-lurus hampir sama untuk berbagai jenis
bangunan. (tokohnya : Mies-van de Rohe).
 Aliran “bentuk sesuai dengan fungsi dan bahan”, bila ada
bagian yang perlu ditonjolkan akan dibuat menonjol,
sehingga ada variasi pada bentuk masanya. Aliran ini
bentuknya lebih plastis dibandingkan aliran di atas.
(tokohnya: Alvar Aalto).
 Aliran “pernyataan bentuk melalui struktur” (experimental
structure), bentuk terlahir dari permainan gaya-gaya
struktural, sehingga tercipta bangunan yang istimewa
bentuknya dan berskala besar.(tokohnya: Eero Saarinen).
 Aliran “organik” (organic architecture), berusaha
menghubungkan alam dan lingkungan ke dalam pemecahan
masalah arsitektural (tokohnya: Frank Lloyd Wright).
 Aliran “perubahan sikap terhadap zaman yang lampau”,
menggunakan kembali langgam- langgam dari masa lalu
yang sudah dipermodern dan disederhanakan.

Tokoh :
 Minoru Yamasaki
Periode III Fase II (1958 – 1966). Tahun :
Mulai pada tahun (1958 – 1966).
Aliran Berkembang :
 Aliran “Brutalisme”, berasal dari beton brut (beton
telanjang), yang dipakai oleh Le Corbusier pada bangunan
Unite d’Habitation di Marseilles. Bangunan yang dibuat
dengan gaya seperti ini, yaitu menggunakan bahan bangunan
yang kasar, seperti beton expose, batu bata kasar dan bahan
lain yang sejenis termasuk di dalam aliran ini. Brutalisme
mengalami dua fase, yaitu:
1) Brutalisme dalam artian sempit dalam lingkungan
Smitthsons (Inggris), lebih mementingkan etika dari
pada estetika.
2) Internasional Brutalisme, disini lebih bertujuan pada
estetika.
 Tokoh :
1) Le Corbusier
2) Paul Rudolph
3) Michael Kallmenn
4) Eero Sarine
5) Kenzo
6) Tange
7) Stubbin
 Aliran “Formalisme” ,perancangan bangunan berdasarkan
segi estetika, lebih menonjolkan bentuk bangunan.
Penampilan dipengaruhi oleh faktor emosi dan perasaan dari
arsitek, fungsi dinomer duakan, bentuk luar tidak sesuai
dengan fungsinya. Slogan “Form follows function” dirubah
menjadi “Form evokes function” (bentuk menciptakan
fungsi), bentuk adalah merupakan titik tolak perancangan.
Formalisme dipengaruhi aliran lainnya:
1) Formalisme vs Brutalisme; bertitik tolak pemikiran
yang sama yaitu technical excellence, kekuatan
teknik sebagai suatu cara untuk mencapai keindahan
ideal. (Paul Rudolph).
2) Formalisme vs Neo-Historisme; ditrapkan bentuk-
bentuk masa lampau yang tujuannya untuk mencapai
estetika, perletakan masa simetris, ada plaza di tengah
dan penyusunan ruangnya sama dengan masa abad
XIX.
Kesimpulan  Perkembangan arsitektur modern terjadi secara bertahap
selama sekitar setengah abad, mulai sekitar tahun 1920
hingga 1960.
 Arsitektur modern menghilangkan ornamen dan dekorasi
yang digantikan oleh geometri.
 Arsitektur modern merupakan perpaduan antara keahlian,
perkembangan teknologi, industri, dan seni dengan faham
kedaerahan (manusia dan lingkungan).
 Arsitektur modern menekankan penggunaan bahan yang
mudah dan efisien, dengan segala sesuatunya direncanakan
di dalam pabrik.
 Arsitektur modern mencerminkan pandangan hidup yang
lebih "manusiawi" dan mengutamakan fungsi-fungsi
kebutuhan baru yang mendesak.
 Arsitektur modern menjadi demokratis dalam masyarakat,
namun tetap terdapat hirarki atau kelas-kelas.
 Pada tahun 1950-an, arsitektur modern mencapai puncak
kejayaannya dengan penekanan pada produksi massal,
kecepatan, efisiensi, dan rasionalitas.
ARSITEKTUR POSTMODERN
Judul Periode PerkembanganSejarah Arsitektur ModernDan Postmodern
Dunia
Pengertian Arsitektur Postmodern  Arsitektur yang sudah melepaskan diri dari aturan-aturan
modernisme. Tapi kedua-duanya masih eksis.
 Anak dari Arsitektur Modern. Keduanya masih memiliki sifat/
karakter yang sama.
 Koreksi terhadap kesalahan Arsitektur Modern. Jadi hal-hal
yang benar dari Arsitektur Modern tetap dipakai.
 Merupakan pengulangan periode 1890-1930.
 Arsitektur yang menyatu-padukan Art dan Science, Craft dan
Technology, Internasional dan Lokal. Mengakomodasikan
kondisi-kondisi paradoksal dalam arsitektur.
 Tidak memiliki hubungan sama sekali dengan Arsitektur
Modern.
Awal Post Modern  Arsitektur Post Modern lahir karena beberapa hal antara lain
Arsitektur Modern dipermalukan karena tidak begitu
menghargai Sejarah ,kemudian terjadinya Gerakan
Internasional Mahasiswa di berbagai negara dengan tujuan
secara umum yang sama yaitu menuntut kebebasan karena
sebelum masa pemberontakan tersebut pada umumnya pusat-
pusat intelektual /sekolah-sekolah secara politik dikuasai
pemerintah sehingga melalui gerakan mahasiswa ini
kemandirian mahasiswa dihargai
 Post Modern timbul pada saat aliran Modern sudah mencapai
klimaks pertumbuhannya dan sebagai suatu aliran baru yang
merupakan perubahan dramatis arsitektur Modern dan
Internasional Style .
 Istilah Post Modern pertama kali oleh Arnold Toynbee, tetapi
bukan dalam konteks Arsitektur
 Kemudian dipindahkan dalam konteks Arsitektur oleh Arsitek
Joseph Hudnut pada tahun 1949 dan kemudian Geoffrey
Barraclouyh ( sesudah Toynbee ) yaitu untuk menggambarkan
suatu jaman yang penuh dengan keanekaragaman dalam
peradaban yang saling berdampingan satu dengan yang
lainnya
 Arsitektur PostModern bermula dari kejenuhan masyarakat
terhadap arsitektur modern, maka timbullah Gerakan
pembenahan dari para arsitek Arsitektur post modern ini
muncul dalam tiga versi atau sub langgam yaitu: purna
modern, pasca modern, dan dekonstruksi. Arsitektur purna
modern dan neo modern merupakan hasil pemikiran arsitektur
untuk mengkoreksi degradasi yang terjadi.
Ciri -ciri umum Arsitektur Ideological
postmodern  Pengertian adalah Suatu konsep bersistem yang menjadi asas
pendapat untuk memberikan arah dan tujuan. Jadi dalam
pembahasan Arsitektur post modern, ideological adalah
konsep yang memberikan arah agar pemahaman arsitektur
post modern bisa lebih terarah dan sistematis.
 Ciri-ciri
1) Double coding of Style : Bangunan post modern
adalah suatu paduan dari dua gaya atau style,
yaitu :Arsitektur modern dengan arsitektur lainnya.
2) Popular and pluralist : Ide atau gagasan yang umum
serta tidak terikat terhadap kaidah tertentu, tetapi
memiliki fleksibilitas yang beragam. Hal ini lebih baik
dari pada gagasan tunggal.
3) Semiotic form: Penampilan bangunan mudah
dipahami, Karena bentuk–bentuk yang tercipta
menyiratkan makna atau tujuan atau maksud.
4) Tradition and choice : Merupakan hal–hal tradisi dan
penerapannya secara terpilih atau disesuaikan dengan
maksud atau tujuan perancang.
5) Artist or client : Mengandung dua hal pokok yaitu:
Bersifat seni (intern) dan Bersifat umum (extern) Yang
menjadi tuntutan perancangan sehingga mudah
dipahami secara umum.
6) Elitist and participative: Lebih menonjolkan suatu
kebersamaan serta mengurangi sikap borjuis seperti
dalam arsitektur modern.
7) Piecemal: Penerapan unsur–unsur dasar, secara sub–
sub saja atau tidak menyeluruh. Unsur–unsur dasar
seperti: sejarah, arsitektur vernakular, lokasi, dan lain–
lain.
8) Architect, as representative and activist: Arsitek
berlaku sebagai wakil penerjemah, perancangan dan
secara aktif berperan serta dalam perancangan.
Stylitic (ragam) :
 Pengertian Adalah Gaya adalah suatu ragam (cara, rupa,
bentuk, dan sebagainya) yang khusus
 Gaya Khusus Arsitektur Postmodern :
1) Hybrid Expression adalah Penampilan hasil gabungan
unsur–unsur modern dengan: Vernacular, Local,
Metaphorical, Revivalist, Commercial, dan contextual.
2) Complexity adalah Hasil pengembangan ideology–
ideology dan ciri–ciri post modern yang
mempengaruhi perancangan dasar sehingga
menampilkan perancangan yang bersifat kompleks.
Pengamat diajak menikmati, mengamati, dan
mendalami secara lebih seksama.
3) Variable Space with surprise adalah Perubahan ruang–
ruang yang tercipta akibat kejutan, misalnya: warna,
detail elemen arsitektur, suasana interior dan lain–lain.
4) Conventional and Abstract Form adalah menampilkan
bentuk konvensional dan bentuk-bentuk yang rumit
(popular), sehingga mudah ditangkap artiinya.
5) Eclectic adalah Campuran langgam–langgam yang
saling berintegrasi secara kontinu untuk menciptakan
unity.
6) Semiotic adalah Arti yang hendak di tampilkan secara
fungsi.
7) Varible Mixed Aesthetic Depending On Context
Expression on content and semaic appropriateness
toward function. Gabungan unsur estetis dan fungsi
yang tidak mengacaukan fungsi.
8) Pro Or Organic Applied Ornament adalah
Mencerminkan kedinamisan sesuatu yang hidup dan
kaya ornament
9) Pro Or Representation adalah Menampilkan ciri–ciri
yang gamblang sehingga dapat memperjelas arti dan
fungsi.
10) Pro-metaphor adalah Hasil pengisian bentuk–bentuk
tertentu yang diterapkan pada desain bangunan
sehingga orang lebih menangkap arti dan fungsi
bangunan.
11) Pro-Historical reference adalah Menampilkan nilai-
nilai histori pada setiap rancangan yang menegaskan
ciri-ciri bangunan.
12) Pro-Humor ialah Mengandung nilai humoris, sehingga
pengamat diajak untuk lebih menikmatinya.
13) Pro-simbolic adalah Menyiratkan simbol-simbol yang
mempermudah arti dan yang dikehendaki perancang
Design Ideas  Contextual Urbanism and Rehabilitation ialah Kebutuhan
akan suatu fasilitas yang berkaitan dengan suatu lingkungan
urban.
 Functional Mixing ialah Gabungan beberapa fungsi yang
menjadi tuntutan dalam perancangan.
 Mannerist and Baroque ialah Kecenderungan untuk
menonjolkan diri.
 All Phetorical Means ialah Bentuk rancangan yang berarti.
 Skew Space and Extensions adalah Pengembangan rancangan
yang asimetrisdinamis.
 Street Building.
 Ambiquity adalah Menampilkan ciri-ciri yang mendua atau
berbeda tetapi masih unity dalam fungsi.
 Trends to Asymetrical Symetry adalah Menampilkan bentuk-
bentuk yang berkesan keasimetrisan yang seimbang.
Kesimpulan Arsitektur postmodern memiliki beberapa ciri kunci dan
perkembangan penting dalam sejarah arsitektur, antara lain:
 Penolakan terhadap aturan-aturan modernisme: Arsitektur
postmodern melepaskan diri dari aturan-aturan yang dominan
dalam arsitektur modern. Hal ini memungkinkan kebebasan
dalam bereksperimen dengan berbagai gaya dan elemen
arsitektur.
 Penggabungan antara seni dan sains, kerajinan dan
teknologi: Arsitektur postmodern menggabungkan berbagai
aspek seperti seni, sains, kerajinan, dan teknologi. Hal ini
menciptakan harmoni antara elemen-elemen yang sebelumnya
dianggap bertentangan.
 Kontekstualitas dan rehabilitasi urban : Arsitektur
postmodern mengakui pentingnya konteks lingkungan urban
dalam perancangan. Selain itu, rehabilitasi bangunan dan
penggunaan kembali struktur yang ada juga menjadi fokus
dalam arsitektur ini.
 Penggunaan gaya-gaya arsitektur lainnya : Arsitektur
postmodern mengadopsi dan menggabungkan berbagai gaya
arsitektur, termasuk gaya tradisional dan vernakular. Hal ini
menciptakan keberagaman dalam desain arsitektur.
 Penekanan pada makna dan symbol : Arsitektur postmodern
menekankan pentingnya makna dan simbol dalam desain.
Bangunan-bangunan postmodern sering kali memiliki bentuk
dan elemen yang mudah dipahami dan menyiratkan tujuan
atau maksud tertentu.
 Fleksibilitas dan pluralism : Arsitektur postmodern tidak
terikat pada satu gaya atau aturan tertentu. Desainnya lebih
fleksibel dan pluralistik, memungkinkan perancang untuk
menggabungkan berbagai elemen dan gaya sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi.
Perkembangan arsitektur postmodern terjadi sebagai reaksi terhadap
kejenuhan terhadap arsitektur modern. Gerakan ini muncul dalam
beberapa sub-gaya, termasuk arsitektur purna modern, pasca modern,
dan dekonstruksi. Arsitektur postmodern mengkoreksi beberapa
kelemahan dan kekurangan arsitektur modern, sambil
mempertahankan elemen-elemen yang dianggap positif.

Anda mungkin juga menyukai