Anda di halaman 1dari 73

PEDOMAN PENANGANAN BENCANA

(HOSPITAL DISASTER PLAN)

RSU MANADO MEDICAL CENTER


DISUSUN OLEH :
TIM K3RS

Alamat: jln. Raya Mala – Melonguane, TALAUD – SULUT


KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD KABUPATEN TALAUD
Nomor : ………………

Tentang

PEDOMAN PENANGANAN BENCANA


(HOSPITAL DISASTER PLAN)

Direktur RSUD Kabupaten Kepulauan Talaud

Menimbangn: a. bahwa rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi
terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien pengunjung maupun lingkungan rumah sakit;

b. bahwa dalam rangka pengelolaan dan pengendalian risiko yang berkaitan


dengan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit perlu diselenggarakan
keselamatan dan kesehatn kerja dirumah sakit agar terciptanya kondisi rumah
sakit yang sehat, aman dan nyaman.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman dimaksud dalam huruf a dan b


di atas, maka perlu adanya Peraturan Direktur RSUD Talaud tentang
pedoman penanganan Bencana ( hospital disaster plan ) RSUD Talaud

Mengingatl: 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 tentang


Keselamatan Kerja

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang


ketenagakerjaan

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit;

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2000 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 tentang


Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tantang


Kesehatan Lingkungan;

10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 03


Tahun2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan berbahaya
dan Beracun;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012


Tentang Akreditasi Rumah Sakit;

12 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2016


tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016


tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020


tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
MEMUTUSKAN

Menetapkan : Peraturan Direktur RSUD Talaud tentang Pedoman Penanganan Bencana


( Hospital Disaster Plan RSUD Talaud )

Pasal 1

Pedoman Penanganan Bencana ( Hospital Disaster Plan ) RSUD Talaud sebagaimana


tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur ini.

Pasal 2

Pedoman Penanganan Bencana ( Hospital Disaster Plane ) sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
menjadi acuan dalam memberikan pelayanan di RSUD Talaud

Pasal 3

Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila diperlukan penyesuaian
di kemudian hari, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Melonguane
Pada Tanggal :____________++
RSUD Kabupaten Kepulauan Talaud

Dr. dr. Jawali J. Ektivianus, M.Kes


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana baik alam maupun ulah
manusia. Beberapa factor yang menyebabkan terjadinya bancana ini adalah kondisi geografis,
iklim, geologis dan factor-faktor lain seperti kergaman social budaya, politik dan situasi
lingkungan. Wilayah Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Secara geografis merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng
tektonik lapis bumi, terdapat 130 gunung api aktif.
2. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil
3. Bertumbuhnya perekonomian sehingga banyak industri besar yang berkembang.

Kabupaten Kepulauan Talaud masih termasuk daerah tertinggal di Indonesia dan


sebagian wilayah masih terisolir karena faktor geografis dengan berbagai keterbatasan
infrastruktur dasar, ekonomi, sosial budaya, perhubungan, telekomunikasi, informasi,
pertahanan dan keamanan. Bandar Udara Melonguane dan Bandar Udara Miangas merupakan
penghubung utama jalur udara dari dan menuju kabupaten ini.

RSUD Kabupaten Talaud sebagai salah satu rumah sakit rujukan kesehatan dengan
sebaran populasi penduduk yang hamper majemuk menjadi satu alternative bila timbul masalah
kerawanan bencana. Sebagai rujukan alternatif maka diperlukan sebuah pedoman penanganan
bencana yang mengatur kerja dan koordinasi rumah sakit untuk mengoptimalkan pelayanan.
Secara umum RSUD Talaud telah memiliki tim medis yang siap menangani bencana, tetapi tim
medis tidak akan dapat bekerja optimal tanpa dukungan semua umur medis maupun non medis
di rumah sakit serta lingkungan eksternal di sekitarnya. Untuk mengatur kinerja dan koordinasi
semua unsur di rumah sakit diperlukan sebuah pedoman yang dipahami bersama. Pengalaman
terjadinya banyaknya bencana alam, bencana akibat manusia dan juga bencana akibat wabah
menunjukkan bahwa sangat diperlukannya sebuah pedoman penanganan bencana dan pelatihan
petugas untuk penanganannya.
Manajemen Rencana Penanganan Bencana rumah sakit dituangkan dalam buku Pedoman
Penanganan Bencana ( Hospital Disaster ) RSUD Kabupaten Talaud yang menjelaskan tentang
struktur Organisasi penanganan bencana, alur respons, uraiana tugas masing-masing unti dan
personal petugas, seta prosedur standar, data pendukung dan formulir yang digunakan untuk
kelengkapan data dan dokumentasi yang mungkin terjadi pada bencana internal maupun
eksternal RSUD Kabupaten Talaud.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Bahwa RSUD Kabupaten Talaud berada di jalur lalu lintas Mala - Melonguane. Secara
geografis berada pada lingkungan pesisir. Sehingga lingkungan RSUD Kabupaten Talaud
memilki lokasi yang sangat rentan untuk setiap kemungkinan terjadinya bencana dari
eksternal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan pedoman penanganan bencana RSUD Kabupaten Talaud
ini adalah, untuk gambaran dukungan terhadap kemungkinan bencana di sekitar rumah sakit.
Lokasi RSUD Kabupaten Talaud dapat kami gambarkan sebagai berikut :
C. Ruang Lingkup
Sebelum memetakan profil bencana yang mungkin muncul dan bentuk penanggulangan
yang akan dilakukan maka perlu membuat asesmen dengan mengidentifikasi potensial hazard
serta dampak yang mungkin terjadi bagi RSUD Kabupaten Talaud.
Risiko bencana yang mungkin muncul di sekitar lingkungan RSUD Kabupaten Talaud
diharapkan tidak memindahkan bencana tersebut ke rumah sakit, melainkan tim perencanaan
penanggulangan bencana lebih mampu untuk melakukan penanganan serta membuat evaluasi
dan analisa setelah bencana terjadi.
D. Batasan Operasional
Potensi bencana yang mungkin terjadi di Kabupaten :
1. Gempa
Kepulauan Talaud berada di sekitar lingkar gunung berapi bawah laut yang masih aktif dan
kemungkinan dapat terjadi Gempa yang sangat besar di wilayah ini.
2. Kecelakaan lalu lintas
Wilayah Kepulauan Talaud Khususnya sepanjang jalur bowombaru - pulutan, jalur rainis –
beo rentan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa karena
kurangnya rambu – rambu lalulintas serta tanda -tanda peringatan pada titik-titik rawan.
3. Kebakaran
Kurangnya risiko terjadinya kebakaran karena dikepulauan talaud masih belum memiliki
pemukiman padat.
4. Keracunan Masal
Bencana ini sangat besar kemungkinan terjadi karena kawasan pada penduduk dan pada
area banyak pemukiman dan perumahan yang terus betambah.
5. Kecelakaan Kerja
Dengan melihat jumlah perkantoran, pergudangan dan kawasan industry khusus,
mengakibatkan kemungkinan terjadi kecelakaan kerja cukup besar.
6. Wabah Penyakit
Wabah penyakit sangat rentan terjadi di seluruh wilayah Indonesia termasuk kepulauan
Talaud, karena kemajemukan dari populasi penduduk di sekitar Sulawesi Utara yang
merupakan daerah terbuka baik secara langsung ataupun tidk langsung dari negara lain.
No POTENSI HAZZARD DAMPAK
1. Gempa Bumi  Bangunan rusak sampai kemungkinan rubuh
 Kepanikan di lingkungan yang berdampak langsung
 Kemacetn llu lintas
 Luka-luka ringan dan luka berat pada orang
sekitar sampai dengan meninggal akibat
terkena reruntuhan bangunan
 Terjebak akibat tertimpa reruntuhan bengunan
 Kehilangan tempat tinggal pada warga
 Kemungkinan terjadi penyakit bila terjadi
evakuasi pada penampungan warga secara
massal
2. Kecelakaan Lalu Lintas  Korban Luka-luka ringan dan luka berat sampai
dengan meninggal dunia
 Jumlah korban massal
 Kemacetan lalu lintas
3. Kebakaran  Kerusakan bangunan yang terkena dampak langsung
 Bila terjadi di pemukiman mengakibatkan
warga kehilangan tempat tinggal
 Kemungkinan terjadi penyakit bila terjadi
evakuasi pada penampungan secara massal
 Korban luka bakar, terkena paparan asap atau
keracunan sampai dengan mennggal dunia
4. Keracunan Massal  Adanya korban massal akibat terpapar racun
( makanan, gas, dan zat kimia lainnya )
 Tingkat paparan racun dapat berakibat sampai
pada kematian
5. Kecelakaan Kerja  Berhentinya produksi pabrik
 Luka yang diakibatkan dari ringan,
berat,sampai meninggal dunia
6. Wabah Penyakit  Berakibat secara massal bagi warga sekitar
 Jumlah korban yang terkena dampak bisa
berganti dalam waktu cepat
 Terganggunya aktifitas social masyarakat
 Penanganan korban yang begitu cepat sehingga
berdampak pada kebutuhan fasilitas
 Terhentinya aktivitas social sebagai dampak
dari wabah yang mungkin semakin meluas dan
masif

E. Dasar Hukum
Penanganan bencana di setiap perusahaan telah diatur berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku. Untuk RSUD Talaud dalam menentukan batasan kedaruratan bencana di rumah sakit
mengacu pada :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana
5. Undang -undang Nomor 28 tahun 2022 tentang Bangunan Gedung
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 28 tahun 2022 tentang bangunan
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan kesehatan Kerja
8. PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan kesehatan Kerja Rumah Sakit
10. Permenaker No 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
11. Permenaker No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.
12. PERMENLH Nomor P.56/MENLHK-SETJEN/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengolaan Limbah B3 Dari Fasilitas Kesehatan
13. PERMNLH Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label B3
14. Instruksi Menteri Tenaga Kerja Ni. Inst. 11 Thn 1997 tentang Pengawasan Proteksi
Kebakaran

F. Sistematika Penyusunan
Penyusunan pedoman penanggulangan bencana rumah sakit ini dibuat secara sistematis dengan
memperhatikan daya dukung sarana dan prasarana, sumber daya manusia, keandalan tim.
Adapun sistematika penyusunan pedoman ini adalah :
1. Rencana Pencegahan bencana
2. Kesiapsiapan penanganan bencana
3. Rencana penanggulangan bencana
4. Kordinasi penanganan bencana
5. Rencana pemulihan pasca bencana
BAB II
PENGORGANISASIAN
A. Visi , Misi dan Moto
1. Visi
Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan paripurna kepada
seluruh lapisan masyarakat kota manado dengan biaya yang terjangkau
2. Misi
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan biaya yang terjangkau
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna terintegrasi sesuai
standar yang berfokus pada pasien
3. Meningkatkan taraf kesehatan seluruh lapisan masyarakat kota manado
dengan ikut serta dalam penyelenggaraan program kesehatan promotif dan
prefentif
4. Berperan aktif dalam penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan
yang prima sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran dan kesehatan.
5. Senantiasa meningkatkan sarana, dan prasarana kesehatan untuk mendukung
mutu pelayanan kesehatan secara komprehensif.
3. Motto
“ CERDAS “
B. Struktur organisai
Susunan Keanggotaan
1. Komando SATGAS : Representasi Pemilik
dr.
2. Komandan tim bencana Kota manado : Direktur

3. Ketua tim medical support : dr.

a. Tim Pra Hospital


1) Tim ambulance :
2) Tim medis :
3) Tim penunjang :
b. Tim intra Hospital :
1) Penanganan Emergency :
2) Tim kamar operasi :
3) Tim ICU :
4) Tim ruang rawat :
5) Tim rawat jalan :
6) Tim evakuasi :
4. Ketua tim manajement support :
a. Keuangan :
1) Mobilitas Dana :
2) Anggaran :
b. Sumber daya manusia : HRD
1) SDM RS :
2) Relawan :
c. Logistik dan operasional :
1) Pengadaan : Nova Israel
2) Gizi :
3) Keamanan :
4) Perencanaan :
5) Informasi dan dokumen :
6) Sanitasi kebersihan (PPI) :
7) Gedung,alat dan pemeliharaan :
8) Kamar jenazah :
9) Donasi :
10) Rekam medis :
d. Penunjang medis :
1) Laboratorium :
2) Farmasi dan alkes :
3) CSSD :
4) Radiologi :
5) Survelence :
6) Konseling :
7) Keperawatan :
8) Informasi dan mobilitas :
C. Analisis Jabatan ( Uraian Tugas )
Uraian Tugas disini adalah tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap personal Tim
Penanganan Bencana di RSU Manado Medical Center sesuai dengan struktur yang
telah di susun. Struktur ini diaktifkan saat terjadinya situasi bencana baik di dalam
rumah sakit maupun penanganan korban bencana dari luar rumah sakit.
Adapun tujuan dalam merencanakan struktur organisasi kesiapsiagaan menghadapi
bencana ini adalah untuk :
1. Menyiapkan rumah sakit dalam penanggulangan bencana
2. Pembentukan system komunikasi, kontrol dan komando dalam
waktu cepat ( rapid system establishment )
3. Mengintegrasikan system pengelolaan petugas ( psikologis,
social ), pasien dan pengunjung/tamu
4. Menyusun prosedur pelaksanaan respons bencana dan pemulihan
serta tahap kembali ke fungsi normal.
5. Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan bencana dengan
standar kualitas pelayanan tertentu.

1. KOMANDAN RS
(Direktur Rumah Sakit )
Bertanggung Jawab Kepada : Menteri Kesehatan RI berkoordinasi dengan
Gubernur-Dinas Kesehatan Propinsi-Dinas Kota.
Bertanggung jawab untuk : Mengatur pengelolaan penanganan bencana dan
korban bencana di RS.
TUGAS :
a. Memberi arahan kepada Tim Bencana untuk pengelolaan penanganan korban.
b.Melaporkan proses penanganan bencana kepada Departemen Kesehatan
maupun Pemerintah Daerah provinsi
c. Memberikan briefing kepada komandan bencana, ketua medical support dan
ketua management support.
d.Memberikan Informasi terkait proses penanganan bencana kepada pihak lain.
e. Mendampingi kunjungan Kenegaraan, tamu Pemerintahan Pusat dan Propinsi.
f. Mengkoordinasikan permintaan bantuan dalam negeri dan luar negeri
g.Melakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan bencana RS.

2. KETUA MANAGEMENT SUPPORT


(Wadir Umum – GA )
Bertanggung Jawab Kepada : Komandan Bencana
Bertanggung Jawab Untuk : Memastikan ketersediaan sumber pendukung untuk
pelaksanaan penanganan korban.
TUGAS :
a. Mengkoordinir penyediaan logistic, SDM, Keuangan dan penunjang medik
b.Menindaklanjuti koordinasi kerja ke instansi luar yang dilakukan oleh Komandan
c. Melaporkan pelaksanaan proses penyiapan, kesiapan sumber pendukung dan sumber
bantuan yang diterima kepada Komandan Bencana
3. KETUA MEDICAL SUPPORT
( Kepala IGD )
Bertanggung Jawab Kepada : Komandan Bencana
Bertanggung Jawab Untuk : Pengendalian Penanganan Korban bencana hidup dan mati
TUGAS :
a. Mengendalikan penanganan korban hidup
b. Mengendalikan penanganan korban mati
c. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tim medik dan forensic
d. Melaporkan proses penanganan korban hidup dan korban mati kepada Komandan
Bencana
e. Mengkoordinir proses evakuasi korban ke luar RS
f. Memberikan briefing kepada tim pra-hospital dan intra hospital
g. Menyampaikan laporan proses pelaksanaan penanganan korban dan evakuasi korban (
data hasil kegiatan ) kepada komandan bencana.

1. TIM INTRA HOSPITAL


Bertanggung jawab kepada : Ketua Medical Support
Bertanggung jawab untuk : Melakukan penanganan di dalam RS
TUGAS :
a. Melakukan triage dan RHA
b. Menentukan prioritas penanganan dan melakukan evakuasi ke IGD
c. Menentukan jumlah tempat tidur dan ruangan yang diperlukan pasca life saving
d. Melaporkan hasil penanganan kepada ketua medical support.
2. KETUA TIM KEUANGAN
( Manager Keuangan )
Bertanggung Jawab Kepada : ketua Management Support
Bertanggung Jawab Untuk : Pengelolaan keuangan baik dari sumber Keuangan RS
Bantuan Departemen / Dinas Sosial maupun Donatur
TUGAS :
a. Merencanakan, memobilisasi dan mengevaluasi pengelolaan keuangan untuk menunjang
keperluan penanganan bencana.
b. Melakukan koordinasi kerja dengan tim perencanaan, tim pengadaan terkait pengelolaan
dana bencana.
c. Melaporkan pengelolaan keuangan baik bersumber Keuangan RS, Bantuan Dinas Sosial
maupun Donatur Kepada Ketua Management dan Komandan Bencana

2. KETUA TIM SDM


( Manager HRD )
Bertanggung Jawab Kepada : Ketua Management Support
Bertanggung Jawab Untuk : Penyediaan SDM dari karyawan RS maupun relawan sesuai
kualifikasi yang diperlukan
TUGAS :
a. Mengkoordinir penyediaan SDM di RS
b. Melakukan koordinasi dengan unti external dalam pemenuhan kebutuhan tenaga
c. Mengkoordinir proses seleksi relaab berdasarkan keahlian dan kebutuhan, serta
merencanakan penugasannya
d. Mengkoordinir pendokumentasian semua relawan yang bekerja di RS dan mengelola
proses penugasannya
e. Melaporkan kesiapan tenaga kepada Ketua Management Support

3. KETUA TIM LOGISTIK DAN OPERASIONAL


( Kepala Bagian Rumah Tangg )
Bertanggung Jawab Kepada : Ketua Management Support
Bertanggung jawab Untuk : Penyediaan Logistik, penyediaan informasi dan operasional
penanganan bencana
TUGAS :
a. Merencanakan dan mengadakan seluruh kebutuhan dalam penanganan bencana
b. Mengkoordinir penyediaan dan pengelolaan logistik
c. Menindaklanjuti bantuan logistik dari instansi terkait dan donatur
d. Melaksanakan pencatatan dan pelaopran logistik
e. Memastikan penyediaan sarana transportasi ( termasuk ambulance ), kebersihan
lingkungan dan keamanan RS serta ketertiban lalu lintas
f. Mengkoordinir pengelolaan jenazah di kamar jenazah
g. Memastikan berfungsinya sarana prasarana serta pengoperasiannya
h. Menyelesaikan urusan administrasi bantuan luar negeri

4. KETUA TIM MEDIS DAN PENUNJANG


( Kepala Bidang Pelayanan Medis )
Bertanggung jawab kepada : Ketua Management Support
Bertanggung Jawab untuk : Penyediaan dan pelaksanaan pelayanan medik, keperawatan
penunjang serta informasi tentang eberadaan orban hidup selama di RS.
TUGAS :
a. Mengkoordinir kesiapan Tim medis, keperawatan dan penunjnag
b.Menjamin kesiapan operasional penunjnagn dan pendukung pelayanan korban bencana
c. Menyiapkan dukungan konseling dan surveillance pasca bencana
d.Menyiapkan rencana mobilisasi pasien keluar RS
e. Melaporkan pelaksanaan pelayanan medik dan penunjang kepada management support.

D. Pertemuan Atau Rapat


Seluruh pertemun bik internal aupun eksternal nformasi dari poso data merupakan sumber
inforasi yang akan digunakan pihak rumah sakit pada saat jumpa pers. Pihak rumah sakit yang
menghadiri press release adalah direktur sebgai Komandan Bencana, Ketua Medikal support,
dan ketua manajaemen support. Jumpa Pers dilaksankan setiap hari pukul 11.00 WITA untuk
5 hari pertama, dua hari seklai untuk hari berikutnya dan seterusnya bilamana dipandang perlu
sampai tanggap darurat bencn dinyatakan selesaai oleh BNPB.

E. Pelaporan
Pedoman penanganan bencana ini setap tahun dilauan evaluasi dan dilaporkan kepada
Komandan Bencana dalam hal ini Direktur rumah sakit bila tidak ada kondisi bencana.
Sedangkan untu pelaporan dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan baik sebelum
terjadinya bencana, saat bencana, setelah terjadi bencana dan mana pemulihan secara utuh
dilaporkan kepada Komandan Bencana sebelum diteruskan kepada BNPB.
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
A. Pengamanan Struktur Bangunan RSUD Kabupaten Talaud
Indonesia merupakan daerah yan terletak pada jalur lempeng tektonik, artnya
tingkat kerawanan hamper seluruhnya dapat berdampak pada kerawanan gempa bumi.

Dari peta kerawanan gempa bumi di Indonesia dapat kita lihat bahwa wilayah
Sulawesi yang termasuk di dalamnya kabupaten talaud merupakan wilayah yang sangat
rentan terhadap gempa bumi. Dengan demikian dalam perencanaan struktur bangunan
RSUD Talaud juga diperhitungkan terhadap factor kekuatan terhadap gempa. Selain itu
semua aspek pendukung pada bangunan RSUD Talaud dibuat sistem pengamanan dan
juga dijaga keamananan terhadap kerentanan gempa bumi. Seluruh struktur bangunan
RSUD Talaud direncanakan sedemikian rupa sehingga cukup aman untuk menerima
dampak gempa bumi yang mungkin terjadi. Adapun bagian struktur bangunan ini adalah
seluruh kolom, balok, tangga darurat, ramp.
B. Pengamanan Infrastruktur dan Fasilitas Vital RSUD Talaud
Karena gempa bumi tidak bisa diprediksi waktu munculnya maka sebelum terjadi
kerawanan bencana gempa bumi ini perlu diberi pengamanan pada semua aspek
infrastruktur serta fasilitas vital di RSUD Talaud. Bentuk pengamanan infrastruktur dan
fasilitas vital ini adalah :

No Infrastruktur dan Fasilitas Bentuk Penanganan Yang Dilakukan


Vital
1. Bed Pasien Semua bed pada posisi diam diruangan
untuk setiap rodanya dikunci
2. CT-Scan Dipasang angkur ke lantai secara permanen
3. Panoramic Dipasang angkur ke lantai dank e dinding
agar diam statis
4. USG Ke empat rodanya pada posisi terkunci
5. Lemari Obat Dipasang pengaku antar lemari dan juga ke
dinding
6. Lemari Arsip Dipasang pengaku ke kolom dan antar
lemari ke lantai
7. Tabung Oksigen Dipasang pengikat rantai di ruang sentral
gas medis
8. Genset Dipasang angkur dan pengaku ke lantai
9. Panel Dipasang pengaku ke dinding dan juga
pengaku ke lantai
11. Tandon Air di roof Dipasang statis dan kaku di roof
12. APAR Dipasang dengan pengait ke dinding
setinggi 120 cm
Seluruh infrastruktur tersebut dipasang pengaku, angkur , pengait dan perkuatan
pada bagian yang tidak mengganggu fungsi dari peralatan dan operasionalnya. Sehingga
bila terjadi gempa bumi maka seluruh infrastrukur ( komponen non struktur ) tidak rusak
dan tidak berdampak bagi semua karyawan, pengunjung dan pasien.
C. Pengamanan Data RSUD Talaud
Data yang ada di Rumah sakit sangatlah vital, oleh sebab itu semua data , baik yang
bersifat tertulis maupun digital harus terjaga keamanan dan kerahasiannya baik sebelum
terjadi bencana maupun setelah terjadi bencana haruslah tetap tersimpan dan terjaga
dengan baik. Data yang dimiliki oleh RSUD Talaud tersimpan pada :
1. Seluruh dokumen kerja dan dokumen laporan digital tersimpan di server untuk
penempatan server ini berada dalam satu ruangan yang kokoh dan cukup
terlindungi dari bahaya goncangan maupun bahaya panas/api, dengan suhu
ruangan yang harus tetap dingin agae server tetap awet dan terawat.
2. Seluruh dokumen medis tersimpan di satu ruangan khusus dengan rak besi yang
kokoh, sehingga bila terjadi goncangan tidak merusak berkas.
3. Dokumen lainnya yang berada di setiap Nurse Station, Meja Kerja , dan juga di
Front Office yang terkunci dan terlindungi di dalam lemari oleh masing-masing
user.
Bila terjadi kedaruratan bencana maka setiap unit memiliki petugas yang
bertanggung jawab pada dokumen untuk diselamatkan dana tau diamankan agar
tidak tercecer, rusak ataupun hilang. Petugas ini terlatih dan teridentifikasi
sehingga petugas pengaman dokumen pada sebelum terjadi bencana, saat terjadi
dan sesudah selesai bencana.
D. Pengamanan Keuangan dan Asuransi RSUD Talaud
RSUD Talaud dalam menyusun pedoman penanggulangn bencna rumah sakit tidak
terlepas dari penyusunan angraan tahunan untuk kedaruratan bencana ini. Penyusunan
anggaran ini secara komprehensif atau menyeluruh pada semua kemungkinan bencana
yang dapat terjadi kapan saja. Adapun pengamanan anggaran yang direncanakan ada dua
kategori, perencanaan secara langsung dan perencanaan asuransi, yaitu :
1. Anggaran keuangan secara langsung berdasarkan mekanisme laporan
penggunaaan anggaran dan kebutuhnnya sesuai dengan pengajun dan tingkt
kebutuhannya ketika bencana terjadi dan pasca bencana, sedangkan pada pra
bencana merupakan anggaran operasional rutin dari RSUD Talaud yang sudah
dianggarkan setiap tahunnya.
2. Anggaran asuransi, hal ini didasarkan pada aspek penilaian kemungkinan tingkat
kerusakan yang sangat vital dengan nilai yang sangat besar.
Untuk penyusunn anggaran tersebut dpt diktegorikn sebagai berikut :

NO Uraian Kegiatan Anggaran Keterangan


A PRA BENCANA
1. Pemeliharaan Rp. 50.000.000,- TA 2024
sarana K3RS
2. Training dan Rp. 20.000.000,- TA 2024
Pelatihan
Kedaruratan
Bencana
3. Latihan dan Rp. 10.000.000,- TA 2024
Simulasi
Kedaruratan
Bencana
B PADA SAAT
BENCANA
1. Relokasi area Rp. 50.000.000,-
terbuka
2. Mobilisasi Korban Rp. 100.000.000,-
3. Kebutuhan alat non Rp. 100.000.000,-
medis
4. Kebutuhan alat Rp. 250.000.000,-
medis
C PASCA
BENCANA
1. Perbaikan NA Asuransi
Arsitektur
Bangunan
2. Perbaikan NA Asuransi
Mekanikal-
Elektrikal-
Plumbing
3. Perbaikan Fasilitas NA Asuransi
Vital Lain yang
langsung
teridentifikasi

E. Kapasitas dan Kapabilitas Cadangan


Pada keadaan bencana ba internal maupun eksternal setelah penanganan
emergency korban didekontaminasi- IGD maka ruang perawatab untuk melokalisasi
korban yang ada diarahkan ke ruangan rawat inap yang akan menerima pasien, yaitu

RUANG YANG DIKOSONGKAN PEMINDAHAN PASIEN KE


RUANGAN
1. IGD 1.

Yang berikutnya adalah kesiapan utility dan obat-obatan bila terjadi kegagalan
pada sistem pasokan utama utility, maka RSUD Talaud sudah mempersiapkan sejak
awal, yaitu :
1. Cadangan Listrik
Listrik di RSUD Talaud di supliy oleh PLN dengan kapasitas 2500 KVA. Bila
terjadi kegagalan sistem maka rumah sakit sudah memiliki kerjasama tertulis
dengan PLN untuk melakukan by pass dari gardu utama yang ada di area
RSUD Talaud.

2. Cadangan Air
Air yang ada saat ini di RSUD Talaud di suplai oleh 4 (empat ) titik air tanah
dengan kapasitas daya tamping total 200 m3 dan pasokkan 1m3/menit. Bila
terjadi kegagalan sistem maka sumber alternatif digunakan air dari air tanah
yang dipersiapkan sebagai cadangan deep well sebanyak 2 titik untuk
membackup ketersediaan air.

3. Gas Medis
Penggunaan gas medis pada saat ini menggunakan liquid 50 T yang
diintegrasikan dengan sistem sentral dari ruang gas medis dengan back up
tabung 6 m3 sebanyak 20 tabung. Sehingga bila terjadi kegagalan sistem maka
tabung dapat digunakan sebagai cadangan serta sudah membuat kesepakatan
dengan pihak Aneka gas dalam suplai tambahan bila dibutuhkan dalam kondisi
darurat.

4. Obat-obatan, saat ini dengan sistem yang dimiliki oleh RSUD Talaud cukup
tertata dengan baik dan juga komunikasi dan perjanjian kerja sama dengan
vendor terjalin baik , sehingga untuk suplai tambahan akan mudah teroenuhi
sesaui dengan kebutuhan.
BAB IV

TATA LAKSANA

A. Kajian Risiko dan Kesiapsiagaan Berkelanjutan


Sebelum membuat kajian terhadap risiko dan kesiap siagaan berkelanjutan perlu
kita ketahui gambaran bencana internal dan eksternal yang mungkin terjadi dengan
menganalisa profil risiko yang sudah disebutkan sebelumnya. kajian ini sangat penting
karena menjadi acuan untuk RSUD Talaud untuk memetakan penanganan bencana apa
yang dimiliki potensi risiko tinggi.

B. Bencana Internal
Bencana internal adaalah bencana yang terjadi di dalam rumah sakit dan bencana
eksternal yang berdampak di dalam rumah sakit. Potensi jenis bencana ( Hazzard ) yang
mungkin terjadi di RSUD Talaud adalah sebagai berikut :
1. Kebakaran
Sumber kebakaran bisa berasal dari dalam gedung bisa juga terjadi diluar
gedung. Detail respons penanganannya ada pada bab penanganan Bencana
Internal-Kebakaran.
2. Gempa Bumi
Lokasi kepualauan di Indonesia berada pada are lempengan bumi di bawah
laut yang sewaktu-waktu dapat bergerak dan menghasilkan gempa, dan kepulauan
di Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang sangat memungkinkan
terjadinya gempa bumi. Dampak terjadinya gempa ini dapat juga terjadi di
Sulawesi Utara dan sekitarnya yang aka merupakan bencana eksternal namun bila
dampak gempa pada areal bangunan di RSUD Talaud maka hal ini merupakan
situasi bencana yang terjadi di rumah sakit. Detail rspon penanganannya ada pada
bab Penanganan Bencana Internal-Gempa Bumi.
3. Kebocoran Gas
Kebocoran Gas dapat terjadi pada tabung-tabung bear gas maupun sentral gas
rumah sakit yang dapat disebabkan karena adanya kecelakaan maupun kerusakan
dan sabotase. Dan tabung-tabung gas maupun salurannya itu sendiri merupakan
sumber dari kebocoran. Detail respon penanganannya ada pada bab Penanganan
bencana internal-Kebocoran gas.
4. Ledakan
Ledakan dapat dihasilkan dari kebocoran gas maupun karena ledaka bahan
berbahaya yang ada di RSUD Talaud. Detail Respons penanganannya ada pada
bab Penanganan bencana Internal-Ledakkan
5. Penyakit Menular
Penyakit Menular yang potensial terjadi di Kepulauan Talaud adalah TBC,
Hepatitis, diare , demam berdarah, serta new emerging desease akibat pembauran
peradaban global. Potensi lain dari penyakit menular ini bisa juga berupa wabah
seperti penyakit yang diakibatkan oleh virus corona.
C. Bencana Eksternal
RSUD Taalaud sebagai rumah sakit yang dikenal di Kepulauan Talaud secara
umum sudah menjadi alternative bagi masyarakat, sanagt memungkinkan untuk
menerima korban bencana eksternal, maupu memberikan bantuan terhadap korban
bencanan keluar rumah sakit di sekitar Kabupaten Talaud. Potensi bencana Eksternal
yang berdampak kepada rumah sakit adalah : ledakkan/bom, kecelakaan transporatsi,
gempa bumi, demonstrasi massal, banjir, kebakaran , tanah bergerak dan kecelakaan
kerja pada kawasan industry :
Apabila terjadi bencana eksternal, maka sistem penanggulangan bencana di rumah sakit
diaktifkan, antara lain :
1. Pusat Komando diaktifkan oelh Komandan Bencana
2. Penanganan korban akibat bencana akan disesuaikan denganstandar penanganan
korban akibat bencana yang sudah diidentifikasi oleh BNPB dana tau BPBD
3. Korban hdup dimasukkan melalui satu pintu di Instalasi Gawat Darurat, sedangkan
korban meninggal langusung ke kamar jenazah ( tidak berlaku untuk bencana akibat
wabah )
4. Semua korban di triase di ruangan Dekontaminasi IGD
5. Petugas keamanan bersama kepolisian mengatur alur lalu lintas di sekitar rumah sakit.
Alur menuju IGD akan dijaga ketat
6. Pengunjung diarahkan ke pusat informasi kehumasan untuk informasi korban
7. Petugas tambahan akan dikontak oleh masing-masing oenanggung jawab
8. Tidak seorangpun dari petugas daoat meninggalkan rumah sakit pada situasi
oenanganan korban bencna tanpa izin dari Komandan bencana.
9. Semua media/informasi kepada pers hanya melalui Komandan rumah sakit ( Direktur )
selanjutny informasi diperoleh dari Komandan Bencana. Ruang pertemuan
dipersiapkan untuk jumpa pers.
10. Form pemeriksaan; form permintaan obat, alat habis pakai dan kebutuhan lainnya
menggunakan form yang ada. Gudang dan farmasi dibuka sesuai keperluan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan.
11. Pasien non disaster yang berada di Triase IGD tetap mendapatkan pelayanan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
12. Komunikasi dan informasi untuk situasi yang terbaru akan disampaikan pada
keluarga yang berkepentingan.
D. Penanganan Kesiapsiagaan Bencana RSUD Talaud
Pada situasi bencana asoek koordinasi dan kolaborasi diperlukan untuk mengatur proses
pelayanan terhadap korban dan mengatur unsur penunjang yang mendukung proses
pelayanan sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Penanganan bencana di rumah
sakit pada sistem penanganan bencana adalah sebagai berikut :
1) Penanganan Korban
Proses penanganan yang diberikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk
mencegah resiko kecacatan dana tau kematian, dimulai sejak dilokasi kejadian, proses
evakuasi, proses transportasi ke IGD atayu area berkumpul.
Kegiatan dimulai sejak korban tiba di IGD
Penanggung jawab : Ketua Tim Medical support ( Ka IGD )
Tempat : Dekontaminasi-IGD/Lokasi kejadian/area berkumpul/tempat perawatan.
Prosedur di Lapangan :
a. Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus ( hijau, kuning , merah )
b. Menentukan prioritas penanganan
c. Evakuasi korban ketempat yang lebih aman
d. Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami
e. Transportasi korban ke IGD
Prosedur di rumah sakit ( IGD )
1. Lakukan triase oleh tim medis
2. Penempatan korba sesuai hasil triage
3. Lakukan stabilisasi korban
4. Berikan tindakan definitive sesuai dengan kegawat daruratan dan situasi
yang ada ( Merah, kuning, hijau )
5. Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus ( ruang perawatan dan OK )
6. Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis maupun
tempat perawatan.
2) Pengelolaan barang milik Korban
Barang milik Korban hidup baik berupa pakaian, perhiasan, dokumen, dll ditempatkan
secara khusus untuk mencegah barang tersebut hilang maupun tertukar. Sedangkan
barang milik korban meninggal, setelah di dokumentasi oleh coordinator tim forensic,
selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian yang bertugas di forensic.
Tempat : Ruang Dikontaminasi IGD
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan IGD
Prosedur :
a. Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh korban.
b. Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga korban dengan
menandatangani form catatan
c. Temaptkan barang milik korban pada kantong plastic dan disimpan do lemari/loker
terkunci
d. Bila sudah 1 minggu barang milik korban belum diambil baikoelh pasien sendiri
amupun keluarganya, maka barang-barang tersebyr diserahkan kepada Ka Sub Bag
Humas menandatangani dokumen serah terima, selanjutnya ka Sub Bag Humas
menghubungi pasien maupun keluarganya. Apabila dalam waktu 1 bulan barang
belum diambil, maka barang tersebut diserahkan oleh KaBag Hukum dan Humas ke
Polsek terdekat.
3) Pengosongan ruangan dan pemindahan pasien
Pada situasi bencana maka ruangan perawatan tertentu harus dikosongkan untuk
menampung sejumlah korban dan pasien-pasien di ruangan tersebut harus dipindahkan
ke ruangan yang sudah ditentukan.
Tempat : Ruang Meeting
Penanguung jawab : Kabid Keperawatan
Prosedur :
a. Kabid keperawatan menginstruksikan kepala ruangan yang dimaksud untuk
mengosongkan ruangan
b. Kepala ruangan berkoordinasi ke kepala unti lain untuk memindahkan pasiennya
c. Kepala ruangan dan wakil serta perawat primer menjelaskan kepada
pasien/keluarganya alasan pengosongan ruangan
d. Kepala ruangan mencatat ruangan-ruangan tempat tujuan pasien pindah dan
menginstruksikan petigas biling untuk melakukan mutase pada sistem biling.
e. Kepala ruangan melaporkan proses pengosongan ruangan kepada Ka. Bidang
Keperawtan
4) Pengelolaan makanaan korban dan petugas
Makanan untuk pasien dan petugas, persiapan dan distrubusinya di koordinir oleh
instalasi Gizi sesuai dengan permintaan tertulis yang disampaikan oleh kepala ruangan
maupun penanggungjawab pos. makanan yang dipersiapkan dengan memperhitungkan
sejumlah makanan cadangan untuk astisipasi kedatangan korban baru maupun petugas
baru/relawan.
Tempat : Instalasi Gizi dan Posko Donasi ( Makanan )
Penanggung Jawab : Ka Instalasi Gizi
Prosedur :
a. Instalasi Gizi mengkoordinasikan jumlah korban dan petugas yang ada ke
ruangan/posko sebelum mempersiapkan makanan pada setiap waktu makan
b. Instalasi gizi mengupulkan semua permintaan makanan dari ruangan/posko
c. Instalasi mengkoordinir majanan untuk mngetahui jumlah donasi makanan yang
akan/dapat didistrubusikan.
5) Pengelolaan tenaga rumah sakit
Pengaturan jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan saat penanganan bencana.
Tenaga yang dimaksud adalah SDM rumah sakit yang harus disiagakan serta
pegelolaannya saat situasi bencana.
Tempat : Bagian SDM
Penanggung jawab : Bagian SDM
Prosedur :
a. Bagian SDM menginstruksikan Ka Bidang/Bagian/Ka Instalasi yang terkait utnuk
kesiapan tenaga
b. Koordinasi dengan pihak lain bila diperlukan tenaga tambahan/volunteer dari luar
rumah sakit.
c. Dokumentasikan semua staf yang bertugas dan pengunjung

6. Pengendalian Korban Bencana dan pengunjung

Pada situasi bencana internal maka pengunjung yang saat itu berrada di rumah sakit
ditertibkan dan diarahkan untuk dikumpulkan pada ruangan/area tempat berkumpul
yang ditentukan.

Tempat/area berkumpul : Lihat pembehasaan ruanagan dan area berkumpul terbuka

Penanggung jawab : Instalasi pengamanan

Prosedur :

a. Umumkan kejadian dan lokasi bencana melalui speaker dan diinformasikan agar
korban dipindahkan dan diarahkan ke area yang ditentukan
b. Perintahkan Kepala Unit terkait untuk memindahkan korban
c. Koordinir proses pemindahan dan alur pengunjung ke area dimaksud
7. Kordinasi dengan instasi lain
Diperlukannya bantuan dari instansi lain untuk menanggulangi bencana maupun efek
dari bencana yang ada. Bantuan ini dperlukan sesuai dengan jenis bencana yang terjadi.
Instansi terkait yang dmaksud adalah satkorlak, Dinas Kesehatan Provinsi/Kota,
Kepolisian, Dinas Pemadam kebakaran, SAR, PDAM , PLN, TELKOM,PMI, dan
rumah sakit jejaring, institusi Pendidikan Kesehatan, Perhotelan dan PHRI.
Tempat : Pos Komando
Penanggung Jawab : Komandan RS
Prosedur :
a. Kordinir persiapan rapat koordinasi dan komunikasikan kejadian yang sedang
Dialami serta bantuan yang diperlukan.
b. Hubungi instansi terkait untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan
c. Bantuan instansi terkait dapat diminta kepada pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota dan pusat, termasuk lembaga/instansi/militer/polisi dana tau
organisasi profesi.
8. Pengelolaan obat dan bahan alat habis pakai
Penyediaan oba dan bahan /alat habis pakai dalam situasi bencana merupakan salah satu
unsur penunjang yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu
diperlukan adanya persediaan obat dan bahan/alat habis pakai sebagai oenunjang
pelayanan korban.
Tempat : Instalasi Farmasi
Penanggung Jawab : Kepala Instalasi Farmasi
Prosedur :
a. Menyiapkan persediaan obat dan bahan/alat habis pakai untuk keperluan
penanganan korban bencana
b. Distribusikan jumlah dan jenis obat dan bahan/alat habis pakai sesuai dengan
permintaan unit pelayanan
c. Membuat permintaan bantuan apabila perkiraan jumlah dan jenis obat dan
bahan/alat habis pakai tidak mencukupi kepada Dinas Kesehatan Provinsi dana
tau Departement Kesehatan RI.
d. Siapkan tempat penyimpanan yang memadai dan memenuhi persyaratan
penyimoanan obat dan bahan/alat habis pakai.
e. Lakukan pemusnahan/koordinasikan ke pihka terkait apabila telah kadaluwarsa
dan atau tidak diperlukan sesuai dengan persyaratan.
9. Pengelolaan Volunter ( relawan )
Keberadaan relawan sangat diperlukan pada situasi bencana, individu/kelompok
organisasi yang berniat turut memberikan bantuan sebaiknya dicatat dan diregitrasi
secara baik oelh bagian SDM, untuk selanjutnya diikutsertakan dalam membantu proses
pelayanan sesuai dengan jenis ketenagaan yang dibutuhkan.
Tempat : Pos Relawan
Penanggung Jawab : Ka. Bagian SDM
Prosedu :
a. Lakukan rapid assessment untuk mengetahui jenis dn jumlah tenaga yang
diperlukan
b. Umumkan kualifikasi dan jumlah tenaga yang diperlukan
c. Lakukan seleksi secara ketat terhadap identitas, keahlian dan keterampilan yang
dimiliki dan pastikan bahwa identitas tersebutbenar ( identitas organisasi
profesi)
d. Dokumentasikan seluruh data relawan
e. Buatkan tanda pengenal resmi/name tag
f. Informasikan tugas dan kewajibannya
g. Antarkan dan perkenalkan pada tempat tugasnya
h. Pastikan relawan tersebut terdaftar pada jaga ruangan/unit dimaksud
i. Buatkan absensi kehadirnnya setiap shift/hari
j. Siapkan penghargaan/sertifikat setelah selesai melaksanakan tugas
10. Pengelolaan kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan tetap dijaga pada situasi apapun termasuk situasi bencana untuk
mencegah terjadinya pencemaean maupun dampak dari bencana.
Tempat : Lingkungan RS
Penanggung Jawab : Kesehatan Lingkungan

Prosedur :
a. Pastikan sistem oembuangan dan oemusnahan smapah dan limbah medis dan
non medis sesuai dengan ketetntuan yang berlaku
b. Catat dan laporkan pemalaian bahan bakar dan jumlah sampah medis yang akan
dimusnahkan
c. Kontrol seluruh pipa dan alat yang dipakai untuk pengelohan sampah dan
limbah agar tidak terjadi pencemaran lingkungan
d. Koordinasikan kebersihan ruangan dan pemisahan sampah medis dan sampah
umum denga petugas cleaning servis yang ada di ruangan tsb
11. Pengelolan Donasi
Pada keadaan bencana rumah sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupa obat,
bahan/alat habis pakai, makanan, alat medis/non medis, maupun non finansial
Tempat : Pos Donasi
Penanggung Jawab : Ka. Bag. Umum
Prosedur :
a. Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik berupa obat,
makanan, batrang dan uang maupun jasa.
b. Catat tanggal kadaluwarsa
c. Distribusikan donasi yang ada kepada pos-pos yang bertanggung jawab:
1) Obat dan bahan/alat habis pakai ke Kepala Instalasi Farmasi
2) Makanan/minuman ke Kepala Instalsi Gizi
3) Barang medis /non medis ke kepala Bag. Rumah tangga
4) Uang ke Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana
5) Line Telepon dan sambungan daya listrik ke GA
6) Laporkan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi ( yang masuk, yang
didistribusikan dan sisanya) kepada Pos Komando
7) Sumbangan yang ditujukan langsung kepada korban akan difasilitasi oleh
kepala ruangan atas sepengathuan ketua manajemen support.

12. Pengelolaan listrik, air dan telepon


Meningkatnya kebutuhan power listrik, instalasi air dan tambahan sambungan telpon
saat disaster membutuhkan kesiapsiagaan dari tenaga yang melaksanakannya. Persiapan
pengadaan maupun sambungannya mulai dilaksanakan saat aktivasi situasi bencana di
rumah sakit
Tempat : Unit Pelayanan di RSUD Talaud
Penanggung Jawab : Wadir Umum
Prosedur :
a. Pastikan sistem berfungsi dengan baik dana man
b. Siapkan penambahan dan jaga stabilitas listrik agar layak pakai dana man
c. Siapkan Penambahan line telpon untuk SLI maupun sambungan keluar lainnya
d. Jaga kualitas air sesuai dengan syarat kualitas maupun kuantitas air bersih dan
hindari kontaminasi sehingga tetap aman untuk digunakan
e. Lakukan koordinasi dengan intansi terkait ( PLN, PT TELKOM, PDAM) untuk
menambah daya, menambah line dan tetap menjaga ketersediaan listrik, telpon ,
maupun Air.
f. Distribusikan kebutuhan listrik, telpon dan air ke area yang membutuhkan, jika
diperlukan air dan listrik cadangan dapat segera menghubungi pihak yang sudah
ditentukan sebelumnya ( ada MOU )
g. Berkordinasi dengan pengguna ruangan
h. Lakukan monitoring secara rutin.
13. Penanganan Keamanan
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada area-area transportasi korban dari
lokasi ke IGD, pengamanan sekitar Triage dan IGD pada umunya serta pengamanan
pada unit perawatan dan pos pos yang didirikan
Penanggung Jawab : Chief Security
Tempat : Alur masuk ambulance ke IGD, seluruh Unit pelayanan
dan Pos
Prosedur :
a. Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan
b. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian
c. Atur dan arahkan pengunjung ke lokasi yang ditentukan pada saat bencana
internal
d. Lakukan kontrol rutin dan teratur
e. Damping petugas bila ada keluarga yang emosional
14. Pengelolaan Informasi
Informasi, baik berupa data maupun laporan dibuat sesuai dengan form yang ditentukan
sehingga terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah korban baik korban hidup, korban
meninggal, asal negara, tempat perawatan korban dan status evakuasi ke luar RS,
Informasi ini meliputi identitas korban, SDM dan fasilitas yang diperlukan untuk
penanganan korban.
Tempat : Pos Informasi ( HSC )
Penanggung Jawab : Kabag Humas
Prosedur :
a. Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien, umur, dan alamat/aal
negara, dari korban rawat jalan, rawat inap dan meninggal serta evakuasi dan
lengkapu dengan sata tindakan yang telah dilakukan
b. Informasi di update setiap 12 jam untuk 2 hari pertama ( jam 08.00 dan jam
20.00 ) dan 24 jam untuk hari-hari berikutnya jam ( 08.00)
c. Informasi ditulis pada papan informasi dan dipasang di posa informasi
d. Setiap lembar informasi yang keluar ditandatangani oleh komandan bencana dan
diserahkan kepada pihak yang mebutuhkan oleh penanggung jawab pos
informasi.
15. Jumpa Pers
Informasi dari posko data merupakan sumber informasi yang akan digunakan pihak RS
pada saat jumpa pers. Pihak RS yang menghadiri press release adalah Direktur Utama
sebagai Komandan RS, Komandan Bencana, Ketua Medikal support, dan Ketua
Manajement support.
Tempat : Aula Rumah Sakit
Penanggung Jawab : Kabag Humas
Prosedur :
a. Jumpa pers dilaksanakan setiap hari setiap jam 11.00 WITA untuk 5 hari
pertama, dua hari sekali untuk hari berikutnya dan seterusnya bilamana
dipandang perlu.
b. Undangan atau Pemberitahuan kepada pers akan adanya jumpa pers dilakukan
oleh Wadir Umum dan Kabag Humas
c. Siapkan dan sebelumnya konfirmasikan informasi yang akan disampaikan pada
jumpa pers kepada Direktur
d. Jumpa Pers dimpin oleh Komandan RS ( Direkktur )
16. Pengaturan Media
Wartawan dari media cetak dan elektronik akan berada hamper 24 jam di sekitar rumah
sakit untuk meliputi proses pelayanan dan kunjungan tamu ke unti pelayanan, bukan
hanya berasal dari media regional, nasional tetpi juga internasional sehingga perlu
dikelola dengan baik.
Tempat : Aula RS
Penanggung Jawab : Kabag Humas
Prosedur :
a. Registrasi dan berikan kartu identitas semua media serta wartawan yang datang
b. Sampaikan bahwa semua informasi dapat diperoleh dari posa informasi
c. Koordinasikan dengan petugas pengamanan rumah sakit untuk pengaturannya
d. Peliuotan media hanya diijinkan kepada yang sudah memperoleh kartu identitas.
e. Peliputan langsung pada korban bencana atas seizin yang bersangkutan
17. Pengelolaan Rekam Medis
Semua korban bencana yang memerlukan perawatan dibuatkan rekam medis sesuai
dengan prosedur yang berlaku di rumah sakit. Pada rekam medis diberikan tanda khusus
untuk mengidentifikasi data korban dengan segera.
Tempat : Dekontaminasi IGD
Penanggung Jawab : Ka Unit Rekam medik
Prosedur :
a. Siapkan sejumlah form rekam medis korban bencana untuk persiapan
kedatangan korban
b. Kontrol dan pastikan semua korban sudah dibuatkan rekam medik
c. Registrasi semua korban pada system biling setelah dilakukan penanganan
emergency.
18. Identifikasi Korban
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan label yang sudah ditentukan sesuai
warna triase. Label ID yang dipasangkan pada pasien berisi identitas dan hasil triage.
Setelah dilakukan tindakan life saving, label ID akan dilepas dan disimpan pada rekam
medik yang bersangkutan
Tempat : Ruang Dekontaminasi – IGD , Kamar Jenazah
Penanggung Jawab : Ka Instalasi rekam medik
Prosedur :
a. Pasangkan label ID pada semua lengan atas korban hidup pada saat masuk ruangan
triage atau korban meninggal pada saat masuk kamar jenazah, serta dibuatkan
rekam mediknya.
b. Kontrol semua korban bencana dan pastikan menggunakan identitas diri.
19. Pengelolaan tamu/ pengunjung
Tamu dan Kunjungan ke rumah sakit untuk meninjau pelaksanaan pelayanan terhadap
korban dilakukan berupa kunjungan formal/non formal kenegaraan ataupun oleh
institusi, LSM, partai politik maupun perseorangan. Pengelolaannya diatur untuk
mencegah terganggunya proses pelayanan dan mengupayakan privasi korban. Tamu
kenegaraan dari negara lain maupun tamu pemerintah pusat dan daerah aka didampingi
oelh Diektur rumah sakit, LSM, dll diterima dan didampingi oleh Direktur ruma sakit.
Tempat : Ruangan Eksekutif MCU
Penanggung Jawab : Wadir umum
Prosedur :
a. Semua rencana kunjungan tercatat pada bagian hokum dan humas
b. Hubungi Direktur Utama dan para Direktur, Dewan pengawas, Pejabat Struktural
terkait untuk menerima kunjungan sesuai jenis kunjungan atau tamu yang akan
hadir
c. Siapkan ruangan rencana transit dan kebutuhan lainnya ( makanan/minuman) bila
dibutuhkan
d. Siapkan informasi/data korban dan perkembangannya, data keasiapan RS dan
Proses pelayanannya
e. Koordinasi ke Ka Instalasi Pengamanan rumah sakit untuk persiapan
pengamanannya
f. Koordinasikan Unit Rumah Tangga dan bidang Keperawatan untuk Kebersihan
untuk terkait
g. Siapkan dokumentasi team dokumentasi rumah sakit
20. Pengolaan Jenazah
Untuk kejadian bencana, jenaza akan langsung dikirim ke ruang jenazah. Pengelolaan
jenazah seperti, identifikasi, menentukan sebab kematian dan menentukan jenis musibah
yang terjadi, penyimpanan dan pengeluaran jenazah dilakukan di kamar jenazah.
Tempat : Kamar Jenazah
Penanggung Jawab : Ka Instalasi Kedokteran Forensik
Proses :
a. Registrasi semua jenazah korban bencana yang masuk ke rumah sakit melalui
kamar jenazah
b. Bila diperlukan, dilakukan identifikasi pada korban untuk menntukan sebab
kematian
c. Identifikasi korban sesuai dengan guide line kepolisian
d. Siapkan surat – surat yang diperlukan untuk identifikasi, penyerahan ke
keluarga, pengeluaran jenazah dan evakuasi dari RS serta sertifikat kematian.
e. Buat laporan jumlah dan status jenazah kepada ketua medical support dan pos
pengolahan data.
21. Evakuasi korban ke luar negeri
Atas identitas medis, social politik dan hukum maupun permintaan negara yang
bersangkutan atau atas permintaan keluarga seringkali pasien / korban pindah ataupun
keluar dari RSU Manado Medical Center untuk dilakukan perawatan di rumah sakit
tertentu di luar RSU Manado Medical Center, perpindahan / evaluasi korban ini
dilakukan atas persetujuan tim medis dengan keluraga maupun negara yang
bersangkutan dilaporakan adalah warga negara asing. Kelengkapan dokumen medis
serta persetujuan keluarga negara yang bersangkutan diperlukan untuk pelaksanaan
proses evakuasi.
Tempat : IGD, Unit perawatan
Penanggung Jawab : ketuan medical Support
Prosedur :
a. Pastikan adanya persetujuan medis, maupun persetujuan keluarga atau negara
yang bersangkutan sebelum proses evakuasi dilakukan.
b. Koordinasikan rencana evaluasi korban kepada pihak atau rumah sakit penerima
c. Pastikan pasien dalam keadaan stabil dan sehat untuk dievakuasi.
d. Siapkan ambulance sesuai standar untuk evakuasi pasien
e. Bila diperlukan hubungi pihak penerbangan untuk kesipan transportasi pasien
f. Pastikan adanya tim medis yang mendampingi selama proses evakuasi.

Informasi keadaan
bencana

Komandan bencana

Tim penangulangan bencana


melakukan penilaian tempat
n

Aktifkan sistem penanganan Tidak perlu di aktifkan


bencana penanggulanmgan bencana

Aktifkan posko penangulangn


bencana

Evaluasi proses penanggulangan


yang sudah di lakukan
E. Aktivasi Sistem Penanganan Bencana
Dalam melakukan aktivasi system penanganan bencana internal maupun bencana
eksternal RSUD Talaud memiliki garis komunikasi yaitu :
1. Aktivasi Sistem Penanganan Bencana RS.
2. Mobilisasi tim medik
3. Mobilisasi tim manajemen
4. Aktivasi pos komando
5. Penggunaan media komunikasi yang ada, yaitu radio medik, oprator RS.
6. Peran dan tanggung jawab inti pada kartu instruksi kerja, yang dilaksanakan oleh
tiap orang sewaktu – waktu sesuai jabatannya.
7. Tetap memberikan informasi yang up to date yang telah disetujui oleh komando
RS.

Agar tim penanggulangan bencana dikenal oleh unit internal maupun eksternal.
Maka semua yang terlibat langsung memakai identitas berupa rompi warna hijau
untuk personal sbb:

1. Komadan RS
2. Komandan Bencana
3. Ketua medical support
4. Ketua manajement support
5. Tim medis
6. Ketua post
7. Ketua tim dibawah manajemen support

F. Pengaturan Lalu Lintas Ketika Aktivasi Penanganan Bencana


Pengaturan lalu lintas pada bencana ekternal dilakukan sebagai berikut :
1. Kendaraan korban masuk melalui pintu utama rumah sakit
2. Pintu dijaga security rumah sakit bekerja sama dengan kepolisian, untuk
kemudian diarahkan menuju IGD
3. Di lobby IGD petugas security dan kepolisian mengatur ketertiban dan
kelancaran proses penurunan korban dari kendaraan, serta mengarahkan
kendaraan untuk keluar masuk rumah sakit.
4. Korban diterima oleh tim medis yang ada di IGD, untuk selanjutnya dilakukan
pertolongan korban.
5. Kendaraan pengangkut pasien yang bukan korban bencan, diarahkan menuju
area parkir timur dan memutar ke arah barat untuk keluar.
6. Kendaraan petugas dan pengunjung masuk melalui pintu utara sebelah timur
IGD.

Untuk kondisi terjadinya bencana eksternal maka pengaturan lalu lintas dilakukan secara
bertahap mulai dari area parkir didepan lobby untuk segera mengosongkan area parkir, seluruh
kendaraan tidak diijinkan memasuki area rumah sakit. kecuali kendaraan ambulance, polisi, flow
atau alur kendaraan hanya dari arah barat ke timur dan selanjutnya mengintari area RSUD
Talaud.

G. Aktivasi kode bencana atau kegawatdaruratan RSUD Talaud


Saat terjadi bencana atau ditemukannya bahaya didalam lingkungan RSUD Talaud hal utama
yang dilakukan adalah mangaktifkan kode darurat rumah sakit. kode darurat di rumah sakit
dilakukan dengan cara menghubungi nomor ekstensi darurat bahaya 100 dan melaporkan
situasi bahaya yang terjadi. Adapun kode darurat yang digunakan di RSUD Talaud adalah
sebagai berikut :

CODE BLUE (Kode Biru) : Henti Napas/cardiac arrest


CODE RED (kode merah) : Kebakaran/fire/race
CODE BLACK (kode hitam) : Ancaman bom
CODE BROWN (Kode Coklat) : Ancaman keributan/huru hara
CODE PINK (kode pink) : Penculikan bayi
CODE PURPLE (kode ungu) : Ancaman personal dan atau paket surat
CODE YELLOW (Kode kuning) : Internal disaster
CODE ORANGE (Kode Oranye) : Evakuasi
H. Penanganan Bencana Internal RSUD Talaud

Pada saat terjadi bahaya internal di RSUD Talaud hal pertama yang dilakukan adalah
melakukan penilaian awal terhadap bahaya yang muncul. Penilaian awal dilakukan dengan
melihat tingkat bahaya yang terjadi dengan upaya bahaya yang dapat ditanggulangi.bencana
internal merupakan bencana yang berasal dari internal RS dan menimpa karyawan rumah sakit
dengan segala objek vitalnya seperti pasien, pengujung, karyawan, material dokumen, adapun
contoh bahaya internal adalah sebagai berikut : kebakaran, penculikan bayi. Kecelakaan oleh
karena zat berbahaya dan kejadian luar biasa.
Penanggulangan bencana dan bahaya internal dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yakni :
1. Penanggulangan bahaya oleh tim internal rumah sakit (tim penaggulangan bencana dan
bahaya internal). Penaggulangan bahaya oleh tim penanggulangan bencana dan bahaya
rumah sakit merupakan upaya pertama yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi serta
menghilangkan dampak bencana atau bahaya yang timbul di lingkungan RSUD Talaud.
Penanggulangan bencana dan bahaya mengacu kepada standar prosedur oprasional
berdasarkan jenis dan bahaya yang terjadi.
2. Penanggulangan bahaya berkoordinasi dengan tim eksternal (bantuan pihak ke tiga).
Penanggulangan bahaya berkoordinasi dengan tim eksternal dilakukan apabila bencana
atau bahaya yang terjadi tidak dapat ditangani oleh tim penanggulangan rumah sakit.
proses koordinasi terkait dengan penanggulangan bencana dan bahaya disesuaikan dengan
jenis bahaya yang terjadi seperti:
a. Dinas pemadam kebakaran apabila bencana kebakaran yang terjadi tidak dapat
diatasi oleh tim internal rumah sakit
b. Kepolisian apabila bencana kriminalisasi yang terjadi tidak dapat teratasi oleh tim
internal rumah sakit seperti penculikan bayi dll
c. PLN apabila kejadian bencana memerlukan penambahan daya listrik termasuk
penambahan titik sambungan listrik di unit-unit yang diperlukan untuk pelayanan
yang diberikan tetap optimal.
d. PDAM apabila kejadian kontinuitas penyediaan air bersih untuk oprasional
penanganan korban.
Adapun penanganan tiap-tiap jenis bencana adalah sebagai berikut :
1) Kebakaran
Pada saat kebakaran, kemungkinan jenis korban yang dapat terjadi adalah
luka bakar,trauma,sesak napas, hysteria (gangguan psikologis) dan korban
meninggal
a) Minta tolong kepada org yang berada disekitar tempat dimana terjadi
kebakaran.
b) Lakukan pemadaman titik api menggunakan APAR terdekat
c) Hubungi operator dengan nomor estensi 112 untuk pagging terkait
bahaya kebkaran
d) Jika tidak dapat di padamkan,maka sambal menunggu tim
penanggulangan kebakaran datang, data aset dan kendalikan area agar
tetap tenang.
e) Pada saat tim penanggulangan kebakaran datang agar segerah
memberikan informasi kebakaran titik api
f) Jika di perlukan kondisi evakuasi,agar membantu tim evakuasi baik
evakuasi pasien,karyawan,aset maupun dokumen.
g) Kolaborasi dengan tim pemadan kebvakaran bila melibatkan pihak
pemadam dalam mengatasi bencana kebakaran
2) Penculikan bayi
Untuk mencegah terjadinya penculikan bayi,pintu ruang perawatan bayi di
lengkapi dengan akses control yang hanya dapat di akses oleh
orang/karyawan tertentu saja.selain itu akses masuk dan keluar kamar
perawatan bayi di lengkapi dengan camera CCTV yang bderfungsi 24 jam
sehari,7 ahri seminggu dengan kemampuyan menyimpan memory selama 1
minggu.
Jika terjadi penculikan bayi,hal-hal yang harus di lakukan adalah
a) Perawatan kamar bayi memberikan informasi ke operator tentang
adanya penculikan bayi (kode pin)
b) Petugas operator menghubungi security dan petugas parkir untuk
memberitahukan terjadinya penculikan bayi.
c) Security menutup semua akses keluar rumah sakit dan mengecek record
CCTV
d) Petuagas parkir menutup pintu pos keluar dan memeriksa semua
kendaraan yang akan keluar dari rumah sakit
e) Laporkan ke polisi jika penculikan bayi tidak dapat di atasi atau bayi
tidak dapat di temukan
3) Kecelakaan oleh akrena xat berbahaya
Kecelakaan oleh karena zat berbahaya dan beracun meliputi kebocoran dan
atau tumpahan cairan dan atau gas yang mudah terbakar, bersifat korosif,
beracun,zat-zat radio aktif,dll.kemungkina jenis korban yang terjadi adalah:
keracun,luka bakar,trauma dan meninggal
Pada setiap kecelakaan oleh karena zat-zat berbahaya selalu di perhatikan:
a) Pasang tanda peringatan (Warning Sign in)
b) Isolasi area terjadi tumpahan atau kebocoran.
c) Lakukan penanganan terhadap tumpahan dengan sebelumnya
melihat material Sheet data Safety (MSDS)
d) Lakukan prosedur sebagaimana sudah dijalaskan pada panduan
pengolahan bahan berbahaya dan beracun
4) Kejadian luar biasa
Kejadian luar biasa merupakan kejadian yang terjadi secara mendadak atau
secara berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan yang
normal sehingga memerlukan tindakan darurat dan luar biasa.
a) Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat
b) Penyaki menular (termasuk keracunan)
c) Memiliki inkubasi yang cepat
d) Terjadi di daerah dengan pada hunian
Hal yang dilakukan adalah :
1. Melakukan pertemuan dengan pimpinan dapartemen beserta
tim menajemen tanggap darurat RS terkait pembahasan
pelaporan informasi kejadian luar biasa.
2. Membuat ketetapan terkait kejadian luar biasa
3. Membentuk tim penanggulangan KLB berdasarkan kasus
kejadian luar biasa yang terjadi
4. Mengonfirmasi kepada unit pelayanan RS terkait status
kejadian luar biasa.
5. Melakukan pendataan terkait jumlah KLB
6. Melaporkan status dan jumlah korban KLB ke ketua sub
komite menajemen tanggap darurat.
7. Melakukan pemantauan terkait pengelolaan dan
perkembangan KLB

I. Penangnanan Bencana Eksternal RSUD Talaud


Bencana eksternal merupakan bencana dan bahaya yang bersumber dari luar
RS dan dalam waktu yang singkat mendatangkan korban bencana dalam
jumlah melebihi rata-rata keadaan penanganan pasien biasa, sehingga
memerlukan penanganan khusus dan mobilisasi tenaga pendukung. Adapun
contoh bencana eksternal seperti : korban keracunan masal, korban
kecelakaan masal, korban tawuran, gempa bumi, dan ancaman bom.
Berdasarkan jumlah korbannya, pengolaan bencana RSUD Talaud
dikelompokan menjadi 4 kategori yaitu, yakni :
1. Siaga 1 (satu) : jumlah korban 5 orang sampai 10 orang
Keadaan dimana korban dengan jumlah masih dalam kemampuan
pelayanan Instalasi Gawat Daruta (IGD) di RSUD Talaud tanpa
melibatkan petugas dari unit kerja lainnya.
2. Siaga II (Dua) : jumlah korban 11 orang sampai 20 Orang
Keadaan dimana korban dengan jumlah melebihi kemampuan
pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Talaud sehingga
harus dibantu dengan memobilisasi oleh beberapa petugas dari unit
kerja lain, tetapi masih terbatas di dalam lingkungan rumah sakit
tanpan menunda aktivitas pelayanan.
3. Siaga III (Tiga) : Jumlah korban 21 orang sampai 40 orang keadaan
dimana korban dengan jumlah melebihi kemampuan pelaynan
Instaslasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Talaud sehingga harus di
bantu dengan memobilisasi petugas dari unit kerja lain, tetapi masih
terbatas di dalam lingkungan rumah sakit, adapun pekerjaan rutin
sebagian terpaksa di tunda, sebagian lagi masih dapat dilakukan
tanpa terganggu.
4. Siaga IV (Empat) : jumlah korban lebih dari 40 orang keadaan
dimana korban dalam jumlah melebihi kemampuan pelayanan
Instalasi Gawat Darurat, sehingga harus memobilisasi sebagian besar
petugas karyawan yang sedang tidak bertugas, adapun seluruh
kegiatan rutin dihentikan, kecuali pelayanan terhadap pasien rawat
inap.

J. Jalur Evakuasi RS
Proses evakuasi korban bencana perlu dipertimbangkan bila terjadi bencana,
proses evakuasi ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisir
bertambahnya korban akibat bencana, perintah evakuasi dilakukan atas
indikasi medis, sosisal , maupun permintaan keluarga korban atau dilakukan
karena meningkatnya status atau skala bencana sehingga diperlukan adanya
evakuasi,
Perinta evakuasi dikeluarkan oleh ketua komite K3 RSUD Talaud, setelah
mendapatkan pertimbangan dari tim penanggulangan bencana dan
persetujuan direktur dengan cara menghubungi kode darurat evakuasi (sesuai
kode bencan). Setelah mendapatkan perintah untuk evakuasi tim evakuasi
segera melakukan evakuasi kroban dan menuju ke titik kumpul evakuasi
rumah sakit. di RSUD Talaud ada 2 titik kumpul Evakuasi.
1. Lahan parkiran Gedung IGD
2. Lahan parkrian Gedung VK
3. Lahan belakang pemulasaran jenazah
4. Lahan belakang IPSRS

Tim evakuasi melakukan pendataan terkait jumjlah korban serta memastikan


tidak ada korban yang tertinggal di dalam ruangan. Hasil pendataan
dilaporkan ke ketua penanggulangan bencana rumah sakit dan diteruskan
kepada Direktur rumah sakit.

K. Deaktivasi Sistem Penanganan Bencana


Setelah penanggulanagan bencana selesai di tangani langkah terakhir yang
dilakukan oleh tim penanggulangan bencana adalah melakukan normalisasi
kembali keadaan menjadi keadaan normal. Proses deaktivasi meliputi :
1. Pernyataan pengakhiran dari keadaan bencana yang dilakukan oleh
tim penanggulangan bencana dan ketua penanggulangan bencana
rumah sakit
2. Tim penanggulangan bencana mengadakan pertemuan dengan
seluruh jajaran manajeman, ketua penanggulangan bencana rumah
sakit dan dipimpin oleh direktur untuk evaluasi tanggap darurat yang
telah dilaksananakan.
L. Rencana Pemulihan Pasca Bencana RSUD Talaud
1) Alur kerja pemulihan pasca bencana
Pemulihan pasca bencana menjadi yang terpenting setelah bencana
dinyatakan selesai oleh ketua penanggulangan bencana RS, sehingga
dapat kembali normal untuk melakukan kegiatan asuhan keperawatan
di RS, Rencana pemulihan harus berkualitas, disusun secara lengkap
dan disempurnakan dari tahun ketahun. Makin pendek masa
pemulihan, makin kecil kerugian akibat bencana. Sebaiknya makin
Panjang masa pemulihan makin lama mulainya masa produktif.
Dengan demikian pendek waktu pemulihan merupakan hal yang
terpenting, setiap hari perpanjangan waktu pemulihan mungkin
adalah satu hari perpanjangan masa tidak produktif entitas tersebut.
Kondisi fisik asset belum pulih menganggu estetika (rasa keindahan),
memelihara rasa gamang, duka – nestapa, yang menyebabkan
semangant membangun terganggu bahkan beresiko menyebabkan
kerusakan moral.
Strategi pemulihan pasca bencana telah di mulai sebelum bencana
terjadi menggunakan rancangan risk manajement untuk resiko yang
tak terduga dan resiko yang diduga pasti akan terjadi dan tak dapat
dielakan. Sehingga untuk alur kerja pemulihan bencana dari tim
penangulangan bencana RSUD Talaud adalah sejak di lakukanya
deaktifasi bencana oleh ketua penanggulangan bencana rumah sakit,
dengan urutan sesuai tugas dan fungsi kerja dalam struktur
penangulangan bencana RSUD Talaud masing-masing membuat
laporan dan evaluasi singkat yang selanjutnya akan di adakan
evaluasi singkat yang selanjutnya akan di adakan evaluasi secarah
menyeluruh yang di pimpin oleh direktur RSUD Talaud.
2) Kajian Kondisi Paska Bencan
Dalam kurun waktu yang sudah di tentukan oleh ketua
penanggulangan bencana RSUD Talaud (kurang dari 3x24 jam)
setelah terjadi bencana,maka segerah di lakukan kajian dengan
menggunakan HVA. Hasil yang di peroleh menjadi acuan program
kerja berikutnya dan menjadi strategi kerja bila terjadi bencana yang
sama dalam waktu yang tidak di ketahui, sehingga kesiap siagaan tim
penanggulangan bencana RSUD Talaud menjadi lebih siap untuk
menghadapi setiap kemungkinan yang terjadi.
3) Menyusun rencana pemulihan
Selanjutnya seluruh tim penanggulangan bencana RSUD Talaud
secara kesinambungan menyusun rencana pemulihan akibat dari
bencana yang terjadi, adapun rencana pemulihan akibat dari bencana
yang terjadi adalah :
a) Ditetapkannya kebijakan RSUD Talaud oleh direktur,yaitu
membuat konsep kebijakan perlindungan sumberdaya perusahaan
dan mensahkan anggaranya.
b) Melakukan manajemen aset berbasisi bencana,yaitu melakukan
tugas :
1) Daftar aset utama yang harus di jaga kelestarianya dibuat pada
masa sebelum bencana dan di sahkan sebagai basis perencanaan
pemulihan bila terjadi bencana. Harga akuisisi aset baru ( atau
replacement cost) telah di ketahui dan di perbaharui-di
mutakhirkan. Entitas membuat dana khusus untuk penggantian
aset beresiko kena bencana yang taj dapat di asuransikan.dengan
demikian tak terjadi kegusaran perebutan sumberdaya pemulihan
di antara unit kerja,yang pada umumnya minta diprioritaskan
pada waktu bencana terjadi.
2) Daftar aset utama/kritikal yang dapat di asuransikan,termasuk
asuransi jiwa.
3) Daftar aset yang dapat di hindarkan dari resiko bencana di
susun,dan rencana kerja penghindaran resiko di laksanakan
( relokasi,proteksi fisik dll)
4) Semua aset tersebut di atas, apabila rusak atau malafunsi
menyebabkan operasional “lumpuh”,merugikan secara finansial
atau tidak dapat beroprasi secara normal harus mendapat prioritas
perencanaan perlindungan dan penggantian.
4) Melakukan Analisa dan perencanaan pemeliharaan, yaitu:
a) Membuat jadwal untuk telaah dan penyempurnaan berkala
program penanggulangan bencanan rumah sakit dan
dilakukan perubahan bila diperlukan
b) Memuat pengujian terjadwal dan tidak terjadwal terhadap
dampak bencana yang ditimbulkan dan evaluasi kualitas
struktur, no struktur, peralatan medis, utility dan fasilitasi
rumah sakit lainnya.
c) Melakukan pengujian penanggulangan bencana rumah sakit
minimal 1 kali setahun untuk semua fasilitas penting, seperti
lift, genset, kelistrikan dan penagkal petir.
5) Melakukan control dan pengorganisasian dampak bencana yaitu :
a) Bekerja sama dengan para pimpinan unit dalam memeriksa
semua system diseminasi risiko-bencana kepada karyawan,
agar karyawan segera mendeteksi dan melaporkan
ketidakwajaran dan dapat dilakukan penanganan sesegera
mungkin.
b) Membangun program “kepemilikan risiko” dan mampu
menganalisa untuk antisipasi/penaggulangan bencana pada
tiap tugas/jabatan/fungsi kerja.
6) Human Resources, Yaitu;
a) Bersama bagian HRD membangun kesadaran akan potensi
bencana
b) Membangun system hubungan untuk pelaporan temuan
kemungkinan bencana dari masyarakat kepada unit kerja
secara terintegrasi dengan tim penanggulangan bencana
rumah sakit.
7) Pengelolaan pembiayaan
Komunikasi keuangan antar unit dan tim kerja dari penanggulangan
bencana RSUD Talaud harus diidentifikasi dan diperjelas, bila perlu
diatur kembali pasca bencana. Laporan pertanggungjawaban keungan
pemulihan bencana dan laporan kegiatan harus disusun secar
menyeluruh, yaitu meliputi;
a) Physical Environment, yaitu pengunaan asset dan sumber
daya berdasarkan jenis bencana yang terjadi.
b) Organization control, yaitu keterlibatan pihak luar yang
dikoordinasikan dengan tim penanggulangan bencana RS.
c) Oprational and acces control, yaitu bentuk back up data,
transaksi yang mungkin timbul ketika proses berjalan atau
tambahan pasokan utility yang mungkin ada dari luar.
d) Application development, yaitu pemulihan system back up
dan perlindungan arsip atau dokumen yang rusak ataupun
proses pemulihannya.
e) System and Network, yaitu menghitung akiba karugian data,
menyiapkan program pemulihan, membangun penggantian
jaringan atau system bila diperlukan dan menyiapkan
dokumentasi selama terjadi bencana.
f) Emergency action, yaitu membuat dokumentasi, membangun
sarana peringatan dini (signage), sarana evakuasi dan proses
perbaikannya program pelatihan dan latihan serta semua
sestem proteksi pasip maupun aktif kegawat yang ada di
lingkungan rumah sakit.
8) Pelaksanaan pemulihan
Pada tahapan pelaksanaan pemulihan pasca bencana di lingkungan
RSUD Talaud dilakukan secara simultan setelah hasil kajian
evaluasi, penyusunan rencana pemulihan dan penetapan hasil kajian
evaluasi, penyusunan rencana pemulihan dan penetapan anggaran
biaya selesai dilaksanakan. Untuk pelaksanaan pemulihan ini ketua
tim penanggulangan bencan memimpin langsung pelaksanaannya.
Untuk 3 kategori besar yaitu pemulihan aspek
a) Preoteksi fasilitas rumah sakit, yaitu seluruh struktur
bangunan, utilitas peralatan medis, non structural (partisi,
furniture, dan semua komponen arsitektur) diidentifikasi dan
secara terprogram dilakukan perbaikan ataupun penataan
kembali.
b) Manajeman dan informasi, yaitu terkait SDM, dokumen dan
system jaringan maupun sarana teknologi informasi dilakukan
sinkronisasi terkait oprasional dan pemulihan kondisi psikis
dan mental seluruh karyawan.
c) Sinkronisasi tim penanggulangan bencana RS dan seluruh
staf, yaitu memberikan pemahaman akan pentinngya
kewaspadaan terhadap bencana, respontime bila ada kegawat
daruratan serta pemahaman evakuasi yang baik dan benar.

9) Monitoring dan Evaluasi


Pada tahapan ini seluruh tim penanggulangan bencan RSUD Talaud
secara berkala setiap empat bulan melakukan monitoring dan
evaluasi baik untuk kemungkinan terjadinya bencana internal
maupun bencana eksternal di lingkungan rumah sakit. terutama untuk
evaluasi dilakukan dua kali dalam setahun, sedangkan untuk
menitoring dilakukan dengan membuat dokumen pemeriksaan secara
berkala terhadap semua fasilitas risiko dan keamanan yaitu dengan
memeriksa :
a) System proteksi pasif dan aktif di dalam Gedung
b) System utility yang ada di RS, yaitu system kelistrikan,
pompa panampung air, system transportasi (lift, tangga dan
flow keluar masuk kendaraan), system gas medis, IPAL,
instalasi saluran pipa (air bersih dan air kotor), system HVA,
system elpiji, system penangkal petir, dan semua system
jaringan yang ada.
c) Sarana peralatan medis baik yang statis maupun mobile
d) Struktur bangunan dan arsitektur bangunan
e) Seluruh penempatan furniture dan kesesuaian penggunaanya
di RS.
BAB V

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu yang dimaksud dalam pedoman penanganan bencana rumah sakit ini adalah
kesiapan tim bencana untuk menghadapi bencana, baik sebelum terjadinya bencana, saat
bencana, setelah bencana, setelah selesainya bencana maupun masa pemulihan bencana.

A. Kesiapsiagaan

Dalam penanganan bencana yang terjadi, RSUD Talaud siap melakukan penanganan
pasien termasuk kesiapan system untuk mendukung proses penanganan tersebut. Sistem ini
disusun berupa diberlakukannya Struktur Organisasi saat aktivasi sistem penanganan bencana oleh
RS. Sesshingga dalam persiapan untuk dibangunnya posko baik berupa tenda maupun pengalihan
fungsi beberapa ruangan sebagai posko penanganan bencana, diaktifkannya Posko Komando
sebagai sentral aktifitas selama proses penanganan bencana, dan proses komunikasi dengan instansi
jejaring yang sudah terintegrasi untuk proses penanganan korban ke Manado Medical Center dapat
berjalan dengan baik tanpa mengganggu operasional rumah sakit.
B. Tim Bencana RSUD Talaud
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undang terkait kedaruratan bencana maka
Manado Medical Center untuk membentuk membentuk komite penaganan Bencanan
Manado Medical Center dan selanjutnya akan disebut DERU (Disaster Emergency
Respon) dengan dua bagian besar sebagai tim support/pendukung yaitu :
1. Manajement support, yang bertanggung jawab untuk komando,safty,kominkasi,dan
Assessment
2. Medical support, yang bertanggung jawab untuk di ruangan dekontaminasi-
UGD,Treatmen,dan transfer korban dampak bencana.kedua tim tersebut bertanggung
jawab penuh kepada komandan Tim bencana, untuk struktur organisasi seperti
terlampir berikut ini :
Adapun tujuan dalam merencanakan struktur organisasinya kesiap-siagaan
menghadapi bencan ini iyalah untuk :
a. Menyiapkan rumah sakit dalam penanggulangan bencana.
b. Pembentukan sistem komunikasi,control dan komando dalam waktu cepat ( rapid
system establishment).
c. Mengintregasikan sistem pengelolaan petugas (psikologis,social),pasien dan
pengunjung/tamu
d. Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana dan pemulihan,serta tahap
kembali ke fungsi normal.
e. Mengintregasikan semua aktifitas penanganan bencanan dengan standar kualitas
pelayanan tertentu.
Disamping itu perlu juga di perhatikan hal lain untuk memudahkan jalur
komunikasi baik internal maupun eksternal RSUD Talaud yaitu :
1). Peta lokasi area berkumpul saat bencana internal.
2). Peta lokasi ruang perawatan pasien pasca emergency
3). Peta istitusi pelayanan kesehatan provinsi Sulawesi utara
4). Kartu Instruksi Kerja
5). Disaster kit

C. Sistem Pengendali Operasi Penanganan Bencana


Pengendalian operasi penangann bencana diperlukan untuk mengelola maupun
menamung beberapa kegiatan dalalm mendukung penanganan korban bencana sehingga
penanganan dan pengelolaanya dapat lebih terkordinasi dan terarah dengan baik. Sistem
pengendalian operasi penanganan bencana sehingga penanganan dan pengelolaanya dapat
lebih terkordinasi dan terarah dengan baik.sistem pengendalian operasi penanganan
bencana ini secara otomatis berfungsi ketika kedaruratan bencana terjadi di RSUD
Talaud.
POS LOKASI
POS KOMANDO Sudah disiapkan dengan memanfatkan ruang
kepala perawat ruang Dikontaminasi-IGD
POS PENGELOLAAN DATA Ruangan Karu IGD
POS INFORMASI HSC
POS LOGISTIK DAN DONASI Kantin Basement
POS PENANGANAN JENAZAH Instalasi Ruang Jenazah
POS RELAWAN Area Titik Kumpul Samping Gedung RS
s
1. POS KOMANDO
A. Tempat : Ruang Kepala Ruangan Dikontaminasi -IGD
B. Fungsi :
1). Pusat kordinasi dan komunikasi baik dengan internal maupun eksternal unit yang
di pimpin oleh komandan bencana. Area ini merupakan area khusus,dimana hanya
petugas tertentu yang boleh masuk
2).Wadah yang melibatkan semua unsur pimpinan pengambilan keputusan dan
mengendalikan bencana.
3). Tempat penyimpanan disaster kit,radio komunikasi dan peta-peta yang di
perlukan untuk koordinasi maupun pengambilan keputusan
c. Lingkup Kerja :
1. Pada bencana yang bersifat ekternal tetapi mengakibatkan gangguan
infrastruktur (gangguan ekonomi) maka lingkup kerjanya adalah menyelesaikan
masalah pelayanan medis dan upaya untuk dapat mengatasi masalah ekonomi
dan SDM,dengan melibatkan koordinasi dan kerja sama lintas program dan
lintas sectoral
2. Pada disaster yang bersifat internal disaster dimana bencana terjadi di dalam RS,
maka lingkup kerjanya adalah sebatas menyelesaikan masalahpelayanan medis
dan penunjangnya
3. Pemegang kendali komunikasi medik dan non medik.

d. Fasilitas
1). Telepon, Fax
2). computer
3). Peta Area berkumpul
4). Peta ruangan perawatan pasca emergency
5). Peta Instalasi Pelayanan kesehatan di Sulut
6). Peta area Hazard di RS
7). White Board
8). Meja pertemuan
9). Radio komunikasi
10). Emergency kit media dan non medis
2. POS PENGELOLAAN DATA
a. Tempat : Ruangan Karu IGD
b. Fungsi :Tempat Penerimaan dan pengelolaan data yang terkait dengan
penanganan bencana
c. Linkup kerja :
1. Mengumpulkan seluruh data yang terkait dengan bencana.
2. Melakukan koordinasi denganpos-pos penanganan bencana lainya dan unit
pelayanan terkat baik internal maupun eksternal.
3. Mengola data menjadi informasi yang terbaru untuk menunjang keputusan
komando bencana.
4. Melakikan pengarsipan seluruh data dan informasi dalalm bnetuk file sehingga
sewaktu-waktu bisa di buka bila di perlukan.
5. Mengirimkan data ke pusat informasi dan komandan RS sebagai bahan press
conference dan informasi ke pihak eksternal
d. Fasilitas :
1) Telepon ]
2) Komputer,internet
3) Radio kominikasi
3. POS INFORMASI
a. Tempat : HSC
b. Fungsi :Tempat tersedianya informasi untuk data korban, data kebutuhan
relawan,data perencanaan kebutuhan obat, alat medis,non medis,barang
habis pakai medis/non medis, perbaikan gedung,data donator.informasi
yang di siapkan di pos ini di dapatkann dari pos pengelolaan data.
c. Lingkup kerja :
1) Memberikan informasi data korban, data kebutuhan relawan,data perencanaan
kebutuhan obat ,alat medis,no medis, barang habis pakai medis/non
medis,perbaikan gedung,data donator.
2) Mengexpose hanya data korban saja, baik korban sedang di rawat,korban
hilang,korban meninggal,hasil identifikasi jenazah,korban telah di evakuasi ke
luar RS.

d. Fasilitas
1) Telpon (lokasi,SLI )
2) Komputer,internet
3) Papan informasi
4. POS LOGISTIK DAN DONASI
a. Tempat : Ruangan kantin Basement
b. Fungsi :
1. Menerima bantuan/sumbangan logistic dan obat untuk menunjang pelayanan medis
2. Mengkordinasikan kepada ka instalasi terkait tentang sumbangan yang di terima.
3. Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusianya.
c. Lingkup Kerja:
1) Menerima bantuan/sumbangan logistic dan obat untuk menunjang pelayanan medis.
2) Mengkoordinasikan kepada ka instalasi terkait tentang sumbangan yang di terima
3) Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusianya.
d. Fasilitas :
1) Komputer
2) Buku pencatatan dan pelaporan
5. POS PENANGANAN JENAZAH
a. Tempat : Ruang Jenazah
b. Fungsi :
1) Tempat penampungan, penyimpanan korban meninggal dan atau body part serta
proses pengeluaranya.
2) Tempat identifikasi jenazah
3) Temopat penyimpanan barang bukti
c. Lingkup kerja :
1) Pada eksternal disaster penekanan pada korban masuk terutama ketepatan data
korban sehingga identifikasi lebih cepat
2) Menunjang pelayanan medis dalam mengungkapkan kejadian sehingga pelayanan
medis lebih tepat (korban bencana mekanikal/biologis).
3) Koordinasi dengan jajaran terkait ( kepolisian ) terutama dalam identifikasi
4) Menyiapkan segala hal yang terkait dengan evakuasi jenazah baik dalam/luar negeri
5) Menjaga barang bukti
6) Membangun komunikasi dengan keluarga korban terkait identifikasi
7) Melakukan penyelesaian jenazah yang tidak ada keluarga dan di serahkan ke RSUD
8) Membuat laporan yang informatif terutama pada kasusu internal disaster yang
melibatkan korban dari psien dan petugas. (untuk melihat gambaran proses kejadian
penyelamatan oleh petugas RS dalam upaya mengurangi korban meninggal)
d. Fasilitas
1) Komputer,internal
2) Telepon
3) Radio komunikasi
4) Papan informasi
5) X-ray moble
6) Cold storage
6. POS RELAWAN
a. Tempat : Ruangan Tunggu Basment
b. Fungsi
1) Tempat pendaftaran dan pengaturan tenaga relawan,baik orang awam,awam khusus
maupun tenaga professional
2) Tempat informasi relawan
c. Lingkup kerja
1) Menyiapkan informasi yang di butuhkan,yang sesui kompotensinya.
2) Mengatur schedule kerja sesuai tempat dan waktu yang di perlukan
3) Menyiapkan ID card relawan =.
4) Memberikan penjelasan prosedur tetap sesuai keinginan RS .
d. Fasilitas
1) Komputer,telepon, internet
2) Radio komunikasi
3) Buku pencatatan

D. Imtegrasi dan kerja sama


1. Dinas pemadam kebakaran :
Bantuan pemadam kebakaran di perlukan apabila bencana yang terjadi tidak dapat di
atasi dengan hanya memakai APAR (alat pemadam api ringan) maka Chief Security
dapat menghubungi DAMKAR terdekat untuk meminta bantuan petugas dari dinas
pemadam kebakaran.selain untuk tujuan memadamkan api, membantu proses evakuasi
korban dan melaksanakan dekontaminasi primer
2. Palang Merah Indonesia
PMI diperlukan dalam rangka membantu proses triage dan evakuasi,serta penggunaan
fasilitas yang di milikinya.
3. Kepolisian :
Pengaturan keamanan,ketertiban dan lalu lintas menuju dan keluar RSUD Talaud
Khususnya akses menuju ke IGD pada saat kejadian bencana.
4. BPBD :
Kejadian bencana di kordinasikan kepada BPBD Melonguane Sulawesi utara sebagai
upaya antisipasi di perlukanya bantuan logistic,makanan,dsb
5. PLN
Kejadian bencana memerlukan penambahan daya listrik termasuk penambahan titik
sambungan listrik di unit-unit yang di perlukan agar pelayanan yang di berikan tetap
optimal.
6. TELKOM
Tambahan sambungan telepon dan bantuan sambungan telepon internasional bebas biaya
sangat di perlukan pada saat kejadian bencana terutama untuk mrmbantu korban/keluarga
warga negara asing yang ingin berhubungan dengan negaranya.sambungan telepon di
perlukan juga untuk membuka akses internet guna memberikan informasi tentang
bencana yang terjadi.
7. PDAM :
Kontinuitas pengadaan air bersi sangat di perlukanuntuk operasional penanganan korban.
8. Dinas kesehatan Kota Manado
Laporan kepada dinas kesehatan Kabupaten Talaud menjadi prioritas utama pada saat
bencana. Hal ini menjadi jembatan bagi diupayakan mobilisasi bantuan dari
pihak/instansi terkait,khusnya pemda dan instansi kesehatan jejaring lainya.
9. Rumah Sakit Jejaring :
Pada situasi korban yang sangat besar dimana RSUD Talaud tidak mampu menampung
untuk penangananya,maka kerja sama penanganan dengan RS lain sangat di
perlukan.oleh karena itu perlu di informasikan upaya meminta bantuan kepada RS lain
yang menjadi RS jejaring RSUD Talaud.
10. SAR :
Tim sar sangat di perlukan untuk membantu proses evakuasi dalalm penanganan bencan.

E. Kordinasi Penanganan Kedaruratan Bencana RSUD Talaud


1. Pusat Komando RS
Pusat komando dalam penanggulangan bencana di RSUD Talaud di pusatkan dengan satu
komando oleh komando tim bencana yang di intregasikan melalui optel untuk kesiapan
seluruh tim untuk bencana dalam waktu yang singkat.untuk kondisi dalam waktu yang
lama maka pusat komando terintregasi dan terpusat di ruang auditorium Manado Medical
Center.
2. Sistem Kominikasi
Selama kondisi bencana jalur komunikasi untuk internal tersentral melalui EXT 0 dan akan
diintregasikan dengan tim lainya untuk saling berkordinasi,dan semua telepon yang masuk
harus tersental melalui telepon RS.untuk komunikasi lainya ada dena evakuasi yang ada
pada setiap titik unit layanan dan juga ada petunjuk evakuasi yang terpasang pada dinding
yang mengarah sesui alur evakuasi.
Ketersediaan sistem dan fasilitas lomunikasi selama proses penaggulangan bencana
sangatlah penting.sistem komunikasi yang baik akan mempermudah proses
penanggulangan bencana,masing-masing penaggulangan siagag diharuskan memiliki
fasilitas fasilitas komunikasi seperti telpon,HT untuk mempermudah komunikasi dengan
pos komando.selain itu,bentuk komunikasi juga dapat di lakukan secara lisan (melalui
pagging),tulisan,isyarat/tanda. dalalm suatu keadaan darurat (disaster )baik dalam skala
kecil,menengah dan besar,unsur komunikasi adalah salah satu komponen (sub-system)yang
berperan menentukan terhadap berhasil atau kurang berhasil,bahkan gagalnya suatu operasi
penyelamatan (search and rescue) dan pengerahan bantuan penanganan serta
penanggulangan terhadap kejadian musibah/bencanan.sistem komunikasi berperan sebagai
pengghubung dari semua fase kegawatdaruratan.
Adapun ketentuan terkait dalam penyampaian informasi dan komunikasi pada saat
penanggulangan bencanan adalah sebagai berikut :
a. Pada saat jam kerja
Sistem penyampaian informasi dan komunikasi terkait penanggulangan bencana pada
saat jam kerja langsung di pegang dan di kendalikan oleh ketua komte K3RS
berkordinasi dengan tim penanggulangan bencanan untuk di laporkan ke direktur RS.
b. Pada saat di luar jam sisitem penyampaian informasi dan komunikasi terkait
penangulangan bencana pada saat di luar jam kerja langsung di pegang dan di
kendalikan oleh Duty manager dan komunikasikan ke ketua komite K3RS dan Direktur
RS
3. Manajemen Lalu Lintas
Pengaturan lalu lintas pada saat terjadi bencana sangatlah penting agar tidak terjadi
penumpukan kendaran dan antrian yang berkepanjangan. Untuk bencanan internal makak
semua lalu lintas kendaraan tidak di perkenankan memasuki area RS kecuali ambulace,dan
secara bertahap kendaraan yang berada di basement segera untuk di evakuasi.sedangkan
bila terjadi bencana eksternal maka alur lalu lintas menuju RSUD Talaud ketika memasuki
RS langsung mengarah memasuki RS langsung mengarah memasuki IGD dan kembali
memarkirkan kendaraanya di area yang sudah di tentukan.
4. Keamanan RS
Keamanan sangat berperan aktif bila terjadi bencana,terutama dalam mengkordinasikan
antar tim1 dengan tim lainya.bahkan keamanan berada dalalm posisi ke depan untuk
melakukan evakuasi dan juga mengkordinasikan semua penanganan bencana Bersama
polisi,TNI dan BNPB.di dalalm lingkungan RS dan tim security menjadi penanggung
jawab keamanan dan bertugas untuk membuka jalur evakuasi, menertibkan alur lalu lintas
dan juga mengamankan semua barang yang di gunakan untuk semua barang yang di
gunakan ataupun peralatan yang di perlukan serta memberikan pengamanan kepada setiap
keluarga atau pun pengunjung yang datatng di RS.
5. Pengunjung RS
Pada situasi terjadi bencanan pengunjung yang berada di lingkungan atau area sekitar RS
harus segerah di tertibkan dan di arahkan ke tempat yang telah di tentukan :
6. IGD
Pengunjung diinstruksikan untuk menunggu di luar ruangan IGD dan menuju area titik
kumpul yang sudah disediakan di depan IGD
7. Lobbby (lantai 1)
Pengunjung diinstrusikan untuk menunggu dan berkumpul di luar tunggu dan selanjutnya
menuju titik kumpul yang sudah di tentukan di depan IGD
8. Lantai 2,3,4 dan 5
Untuk seluruh pengunjung di arahkan menuju tangga darurat di setiap sisi lift yang
langsung ke luar menuju lantai 1 yang mengarah ke titik kumpul parkiran kendaraan
9. Basement
pengunjung yang berada di basement akan di arahkan menuju arah keluar sebelah barat
dan langsung berkumpul di titik kumpul di depan RS
10. Sukarelawan
Keberadaan relawan sangat di perlukan pada situasi bencana. Individu atau kelompok
organinasi yang berniat turut memberikan bantuan sebaiknya di catat dan di registrasi
secara baik oleh bagian HRD,untuk selanjutnya di ikutsertakan dalam membantu proses
pelayanan sesuai dengan jenis ketenagaan yang di butuhkan.
b. Lakukan rapid assessment untuk mengetahui jenis dan jumlah tenaga yang di perlukan
c. Umumkan kualifikasi dan jumlah tenaga yang di perlukan
d. Lakukan seleksi secara ketet terhadap identitas,keahlian dan keterampilan yang di
miliki dan pastikan bahwa identitas tersebut benar (identitas organisasi profesi)
e. Dokumentasikan seluruh data relawan
f. Buat tanda pengenal resmi/name tag
g. Informasikan tugas dan kewajibanya
h. Antarkan dan perkenalkan pada tempat tugasnya
i. Pastikan relawan tersebut terdaftar pada daftar jaga ruangan/unit dimaksud
j. Buatkan absensi kehadiranya setiap shif/hari
k. Siapkan penghargaan/sertifikat setelah selesai melaksnakan tugas
11. Penerimaan Korban
Seluruh pasien yang tiba di RS, dilakukan proses triase.proses triase ini tergantung
kebutuhannya, dapat di lakukan di IGD ataupun di pintu masuk RS. Prinsip triase pada saat
bencana adalah menyelamatkan sebanyak mungkin pasien yang tiba di RS.proses triase
bencana berlangsung tidak lebih dari 1 (satu) menit untuk setiap pasien.pasien yang telah
menjalani proses triase diberikan kartu berwarna tergantung dari pengelompokanya.
Pengelompokan pasien berdasrkan dari hasil triase di dapatkan :
Pasien label hijau, Di kumpulkan di loby depan IGD,apabila tidak mencukupi,maka dapat
di perluas hingga ke lobby RS
Pasien Label kuning, Langsung di masukan ke dalam ruangan IGD untuk mendapat
penanganan lebih lanjut dan mendapatkan prioritas utama dalalm penanganan
Pasien label merah, langsung di arahkas ke dalalm ruangan resusitas dan di lakukan
pembebasan jalan napas yang selanjutya di lakukan,bila kemungkinan tertolong sangat
kecil pasien dapat di tinggalkan apabila ruang resusitas penuh, pasien dapat di bawah ke
ruang pemeriksaan medical.
Pasien label hitam, langsung di bawa ke ruang mortuari/ruang jenazah di setiap kartu
pasien ada nomor yang berfungsi sebagai nomor rekam medic pasien sementara sampai
pasien dapat di daftarkan secara layak.bila kapasitas tempat tidur di RSUD Talaud tidak
mencukupi maka korban di alihkan untuk di rawat di ruang poliklinik.adapun ketentuan
terkait dengan pengaturan tim pengelolaan bencana berdasarkan status siaga
kegawadaruratan adalah sebagaiberikut :
N Personel Yang harus Hadir Siaga Siaga Siaga Siaga
o I II III IV
1 Dokter IGD + + + +
2 Dokter Jaga Bangasal - + + +
3 Dokter Umum On Call TK TK + +
4 Dokter Bedah Orthopedi TK TK + +
5 Dokter Bedah Umum On TK TK + +
Cal
Dokter Anestesi TK TK + +
Perawat IGD + + + +
Perawat Kamar Bedah + + + +
Perawat On Call - + + +
Kepala Ruang/Dokter IGD - - - +
Kepala Ruang/Perawat IGD - - - +
Manager Medis - - - +
Penata rontgen + + + +
Petugas Farmasi + + + +
Petugas Linen + + + +
Petugas FO + + + +
Petugas Operator + + + +
Petugas Mantenace + + + +
Penanggung jawab siaga Dkter Bedah Bedah Bedah
umum umum umum umum
Penanggung jawab umum + + + +
TK = Tergantung Kebutuhan
12. Lokasi utama di RSUD Talaud Merupakan objek vital yang seluruhnya merupakan area
penting,namun ada yang di kategorikan sebagai critical area atau area vital yang menjadi
prioritas utama dalam operasional maupun layananya,yaitu :
a. IGD berada pada lantai satu dan posisinya ada di depan RS
b. Radiologi berada pada lantai satu
c. ICU-NICU-PICU bearada pada lantai satu
d. Ruang Operasi berada pada lantai satu
e. Farmasi berada pada lantai satu
f. Laboratorium berada pada lantai satu
g. HSC yang di jadikan sebgai tempat konferensi pers berada di lantai dua
h. Basement yang akan di jadikan pusat logistik dan distribusi bahan pokok serta utility
13. Tim lapangan
Tim lapangan ini lebih banyak ke peran ketika terjadi bencana eksternal dan dalalm
waktu yang Panjang karena akakn mempersiapkan seluruh kebutuhan dan perlengkapan
kedaruratan bencana yang terjadi,sperti : penyiapan bed IGD,membuat jalur penerimaan
pasien ke IGD pengamanan area RS yang di kordinasikan dengan petugas
keamanan,menjaga area RS yang di kordinasikan dengan petugas keamanan, menjaga
area kontaminasi agar tidak terhalang oleh apapun, membuka jalur keluar masuk area
mortuary atau kamar jenazah dan lain-lain. Sedangkan untuk bencana internal memiliki
peran dalalm membuka jalur evakuasi,penyelamatan utility dan peralatan
medis,mengamankan dokumen yang sudah di identifikasi penanggung jawab ruangan
serta membuka jalur dan mengamankan akses mortuary.
14. Daftar kontak Penting
Nomor Telepon Direktur :
Nomor Telepon Kepala K3 :
Nomor telepon Kedaruratan Bencan :
Nomor telpon Nama Rumah Sakit Terdekat :
RS Siloam
RS Hermina Manado : +62431 7242525
Nomor Telepon Ambulance :
Nomor Telepon Pemadam Kebakaran :
Nomor Telepon Kantor Polres Manado :
Nomor telpon Polsek Pall 2 :
Nomor Telpon BMKG : +62431 7242525
Nomor telpon PDAM : +62431893507
Nomor Telpn PLN (123) : +62431 891007
Nomor Telpon PMI : +6281340479519
Nomor Telepon SAR (115) : +62438 51975
Nomor Telepon BPBD (129) : +6287747599524
a. Tentukan jenis/tingkat kedaruratan.
b. Berusaha tetap tenang
c. Sebutkan nama dan lokasi/alamat dengan jelas
d. Dengarkan dan berikan kesempatan kepada penolong/petugas yang berwenang untuk
memberikan arahan.
e. Selalu siap dalalm memberikan jawaban secarah perlahan dan jelas
f. Tetap berada di gagang telepon, jangan di letakan hingga penolong/petugas
menyelesaikan arahanya
15. Penanganan Umum RS
Untuk mendukung layanan asuhan keperawatan akiban bencana maka bagian umum
mempunyai peran dan tugas untuk menyiapkan :
a. Penambahan daya atau kebutuhan listrik
b. Pengawasan kebutuhan dan kebersihan air minum
c. Penempatan staf dan dokter untuk beristirahat
d. Pengamanan limbah padat dan cair RS
e. Pengiriman dan pengawasan dalam pedistribusian obat-obatan
f. Pengawasan dan penyediaan linen
g. Memastikan keamanan dan kenyamanan saat melakukan tugas
16. Training
Penanganan bencana di RS akan sangat efektif bila semua tim yang terlibat sudah
mengikuti traning atau pelatihan,karena hai ini menjadi dasar untuk dapat mengetahui
tugas dan fungsi masing-masing personil. Setelah mendapat pelatihan maka selanjunya RS
melakukanlatihan dengan scenario secarah menyeluruh sesuai dengan alur danurutan atau
tahapan penanganan korban bencana.
Traning atau pelatihan ini di RSUD Talaud di lakukan dua kali setahun dan latihan dengan
scenario sesui bencana yang mungkin terjadi di lakukan sekali dalalm setahun

5. Jadwal Kerja Tim Penanganan Bencana RSUD Talaud


Penyusunan jadwal kerja sangat penting karena akakn dapat di ketahui sampai sejauh
mana kesiapan dari seluruh tim penanggulangan bencana RS dan juga kesiapsiagaan dari seluruh
kariawan dalalm menghadapi bencana yang mungkin terjadi. Jadwal kerja dari tim
penanggulangan bencana RSUD Talaud di susun berdasrkan dua kategori, yaitu untuk pelatihan
dan latihan dengan scenario, berikut jadwal kerja yang sudah di susun dalalm kurun waktu tahun
2022 (terlampir). Untuk pelatihan di lakukan di dalam ruangan secara simultan dan Bersama
sama terlibat secara interaktif sehingga pemahaman untuk penanganan bencana yang mungkin
terjadi sudah mempunyai dasar yang baik.
Untuk latihan sendiri pada tahun 2022 ini di pilih untuk penanganan bencana gempa
bumi serta Teknik dan cara evakuasi korban dari dalalm ruangan atau gedung ke area titik
kumpul. Scenario llatihan ini juga dipaduhkan dengan kemungkinan terjadinya bahaya
kebakaran,sehingga dengan satu kali drill diharapkan dapat sekaligus untuk semua tim
mengetahui Teknik dan cara penangananya dengan baik. Selain itu tim penanganan bencana juga
secara aktif mengikuti program dari pelatihan serta latihan dari Badan Penanggulangan Bencana
Daera (BPBD) dengan demikian RSUD Talaud secara pro aktif ikut ambil bagian dalam
penanganan bencana di daerah,sehu-ingga bilah terjadi kegawad daruratan akibat bencana maka
tim penanganan bencana RSUD Talaud diharapkan sudah siap dan siaga pada waktu yang tidak
di tntukan setiap saat.
No Uraian Kegitan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan organiasi penanganan
Mnado MedicalCenter
2 Pelatihan pengenalan dan penaganan
bencana internal dan eksterna[
3 Pelatihan penangana bencana gempa
bumi
4 Pelatihan evaluasi bencana internal
dan eksternal
5 Penyusun HVA RS Manado Medical
Center
6 Penyusun HIS RSUD Talaud
Jadwal kerja Disaster Plan RSUD Talaud
BAB VI
PENUTUP

Pedoman penanganan bencana RSUD Talaud disusun untuk dapat memberikan


pemahaman yang baik dan benar kepada seluruh staf dan pelayanan medis di RSUD Talaud
dalalm menghadapi kemungkinan terjadinya bencana. Buku pedoman ini di susun berdasarkan
kajian dan beberapa riset yang di lakukan serta menggali referensi dari berbagai sumber maupun
peraturan perundang-undang yang berlaku, sehingga di harapkan dapat menjadi acuan untuk tim
penaganan bencana RSUD Talaud.

Buku pedoman ini masih mengaharapkan masukan dan saran untuk proses perbaikan
selanjunya, sehingga setiap yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalalm
menghadapi bencana sudah memiliki kemampuan dasar yang terlatih dengan baik ketika
membaca pedoman ini.
Akhir kata tim penanganan bencana RSUD Talaud mengucapkan bayak terimakasih dan
mempersembahkan pedoman ini untuk dapat di baca srta di pelajari oleh setiap karyawan medis
dan non medis di RSUD Talaud.

Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 13 agustus 2022
Manado, RSUD Talaud

Dr. dr. JAWALI J. EKTIVIANUS, M.Kes


Direktur

Anda mungkin juga menyukai