Tentang
Menimbangn: a. bahwa rumah sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi
terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit,
pasien, pendamping pasien pengunjung maupun lingkungan rumah sakit;
Pasal 1
Pasal 2
Pedoman Penanganan Bencana ( Hospital Disaster Plane ) sebagaimana dimaksud dalam pasal 1
menjadi acuan dalam memberikan pelayanan di RSUD Talaud
Pasal 3
Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila diperlukan penyesuaian
di kemudian hari, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Melonguane
Pada Tanggal :____________++
RSUD Kabupaten Kepulauan Talaud
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana baik alam maupun ulah
manusia. Beberapa factor yang menyebabkan terjadinya bancana ini adalah kondisi geografis,
iklim, geologis dan factor-faktor lain seperti kergaman social budaya, politik dan situasi
lingkungan. Wilayah Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Secara geografis merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng
tektonik lapis bumi, terdapat 130 gunung api aktif.
2. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil
3. Bertumbuhnya perekonomian sehingga banyak industri besar yang berkembang.
RSUD Kabupaten Talaud sebagai salah satu rumah sakit rujukan kesehatan dengan
sebaran populasi penduduk yang hamper majemuk menjadi satu alternative bila timbul masalah
kerawanan bencana. Sebagai rujukan alternatif maka diperlukan sebuah pedoman penanganan
bencana yang mengatur kerja dan koordinasi rumah sakit untuk mengoptimalkan pelayanan.
Secara umum RSUD Talaud telah memiliki tim medis yang siap menangani bencana, tetapi tim
medis tidak akan dapat bekerja optimal tanpa dukungan semua umur medis maupun non medis
di rumah sakit serta lingkungan eksternal di sekitarnya. Untuk mengatur kinerja dan koordinasi
semua unsur di rumah sakit diperlukan sebuah pedoman yang dipahami bersama. Pengalaman
terjadinya banyaknya bencana alam, bencana akibat manusia dan juga bencana akibat wabah
menunjukkan bahwa sangat diperlukannya sebuah pedoman penanganan bencana dan pelatihan
petugas untuk penanganannya.
Manajemen Rencana Penanganan Bencana rumah sakit dituangkan dalam buku Pedoman
Penanganan Bencana ( Hospital Disaster ) RSUD Kabupaten Talaud yang menjelaskan tentang
struktur Organisasi penanganan bencana, alur respons, uraiana tugas masing-masing unti dan
personal petugas, seta prosedur standar, data pendukung dan formulir yang digunakan untuk
kelengkapan data dan dokumentasi yang mungkin terjadi pada bencana internal maupun
eksternal RSUD Kabupaten Talaud.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Bahwa RSUD Kabupaten Talaud berada di jalur lalu lintas Mala - Melonguane. Secara
geografis berada pada lingkungan pesisir. Sehingga lingkungan RSUD Kabupaten Talaud
memilki lokasi yang sangat rentan untuk setiap kemungkinan terjadinya bencana dari
eksternal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penyusunan pedoman penanganan bencana RSUD Kabupaten Talaud
ini adalah, untuk gambaran dukungan terhadap kemungkinan bencana di sekitar rumah sakit.
Lokasi RSUD Kabupaten Talaud dapat kami gambarkan sebagai berikut :
C. Ruang Lingkup
Sebelum memetakan profil bencana yang mungkin muncul dan bentuk penanggulangan
yang akan dilakukan maka perlu membuat asesmen dengan mengidentifikasi potensial hazard
serta dampak yang mungkin terjadi bagi RSUD Kabupaten Talaud.
Risiko bencana yang mungkin muncul di sekitar lingkungan RSUD Kabupaten Talaud
diharapkan tidak memindahkan bencana tersebut ke rumah sakit, melainkan tim perencanaan
penanggulangan bencana lebih mampu untuk melakukan penanganan serta membuat evaluasi
dan analisa setelah bencana terjadi.
D. Batasan Operasional
Potensi bencana yang mungkin terjadi di Kabupaten :
1. Gempa
Kepulauan Talaud berada di sekitar lingkar gunung berapi bawah laut yang masih aktif dan
kemungkinan dapat terjadi Gempa yang sangat besar di wilayah ini.
2. Kecelakaan lalu lintas
Wilayah Kepulauan Talaud Khususnya sepanjang jalur bowombaru - pulutan, jalur rainis –
beo rentan akan terjadinya kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa karena
kurangnya rambu – rambu lalulintas serta tanda -tanda peringatan pada titik-titik rawan.
3. Kebakaran
Kurangnya risiko terjadinya kebakaran karena dikepulauan talaud masih belum memiliki
pemukiman padat.
4. Keracunan Masal
Bencana ini sangat besar kemungkinan terjadi karena kawasan pada penduduk dan pada
area banyak pemukiman dan perumahan yang terus betambah.
5. Kecelakaan Kerja
Dengan melihat jumlah perkantoran, pergudangan dan kawasan industry khusus,
mengakibatkan kemungkinan terjadi kecelakaan kerja cukup besar.
6. Wabah Penyakit
Wabah penyakit sangat rentan terjadi di seluruh wilayah Indonesia termasuk kepulauan
Talaud, karena kemajemukan dari populasi penduduk di sekitar Sulawesi Utara yang
merupakan daerah terbuka baik secara langsung ataupun tidk langsung dari negara lain.
No POTENSI HAZZARD DAMPAK
1. Gempa Bumi Bangunan rusak sampai kemungkinan rubuh
Kepanikan di lingkungan yang berdampak langsung
Kemacetn llu lintas
Luka-luka ringan dan luka berat pada orang
sekitar sampai dengan meninggal akibat
terkena reruntuhan bangunan
Terjebak akibat tertimpa reruntuhan bengunan
Kehilangan tempat tinggal pada warga
Kemungkinan terjadi penyakit bila terjadi
evakuasi pada penampungan warga secara
massal
2. Kecelakaan Lalu Lintas Korban Luka-luka ringan dan luka berat sampai
dengan meninggal dunia
Jumlah korban massal
Kemacetan lalu lintas
3. Kebakaran Kerusakan bangunan yang terkena dampak langsung
Bila terjadi di pemukiman mengakibatkan
warga kehilangan tempat tinggal
Kemungkinan terjadi penyakit bila terjadi
evakuasi pada penampungan secara massal
Korban luka bakar, terkena paparan asap atau
keracunan sampai dengan mennggal dunia
4. Keracunan Massal Adanya korban massal akibat terpapar racun
( makanan, gas, dan zat kimia lainnya )
Tingkat paparan racun dapat berakibat sampai
pada kematian
5. Kecelakaan Kerja Berhentinya produksi pabrik
Luka yang diakibatkan dari ringan,
berat,sampai meninggal dunia
6. Wabah Penyakit Berakibat secara massal bagi warga sekitar
Jumlah korban yang terkena dampak bisa
berganti dalam waktu cepat
Terganggunya aktifitas social masyarakat
Penanganan korban yang begitu cepat sehingga
berdampak pada kebutuhan fasilitas
Terhentinya aktivitas social sebagai dampak
dari wabah yang mungkin semakin meluas dan
masif
E. Dasar Hukum
Penanganan bencana di setiap perusahaan telah diatur berdasarkan perundang-undangan yang
berlaku. Untuk RSUD Talaud dalam menentukan batasan kedaruratan bencana di rumah sakit
mengacu pada :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan bencana
5. Undang -undang Nomor 28 tahun 2022 tentang Bangunan Gedung
6. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 28 tahun 2022 tentang bangunan
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan kesehatan Kerja
8. PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan kesehatan Kerja Rumah Sakit
10. Permenaker No 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
11. Permenaker No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.
12. PERMENLH Nomor P.56/MENLHK-SETJEN/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengolaan Limbah B3 Dari Fasilitas Kesehatan
13. PERMNLH Nomor 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pemberian Simbol dan Label B3
14. Instruksi Menteri Tenaga Kerja Ni. Inst. 11 Thn 1997 tentang Pengawasan Proteksi
Kebakaran
F. Sistematika Penyusunan
Penyusunan pedoman penanggulangan bencana rumah sakit ini dibuat secara sistematis dengan
memperhatikan daya dukung sarana dan prasarana, sumber daya manusia, keandalan tim.
Adapun sistematika penyusunan pedoman ini adalah :
1. Rencana Pencegahan bencana
2. Kesiapsiapan penanganan bencana
3. Rencana penanggulangan bencana
4. Kordinasi penanganan bencana
5. Rencana pemulihan pasca bencana
BAB II
PENGORGANISASIAN
A. Visi , Misi dan Moto
1. Visi
Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan paripurna kepada
seluruh lapisan masyarakat kota manado dengan biaya yang terjangkau
2. Misi
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan biaya yang terjangkau
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna terintegrasi sesuai
standar yang berfokus pada pasien
3. Meningkatkan taraf kesehatan seluruh lapisan masyarakat kota manado
dengan ikut serta dalam penyelenggaraan program kesehatan promotif dan
prefentif
4. Berperan aktif dalam penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan
yang prima sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran dan kesehatan.
5. Senantiasa meningkatkan sarana, dan prasarana kesehatan untuk mendukung
mutu pelayanan kesehatan secara komprehensif.
3. Motto
“ CERDAS “
B. Struktur organisai
Susunan Keanggotaan
1. Komando SATGAS : Representasi Pemilik
dr.
2. Komandan tim bencana Kota manado : Direktur
1. KOMANDAN RS
(Direktur Rumah Sakit )
Bertanggung Jawab Kepada : Menteri Kesehatan RI berkoordinasi dengan
Gubernur-Dinas Kesehatan Propinsi-Dinas Kota.
Bertanggung jawab untuk : Mengatur pengelolaan penanganan bencana dan
korban bencana di RS.
TUGAS :
a. Memberi arahan kepada Tim Bencana untuk pengelolaan penanganan korban.
b.Melaporkan proses penanganan bencana kepada Departemen Kesehatan
maupun Pemerintah Daerah provinsi
c. Memberikan briefing kepada komandan bencana, ketua medical support dan
ketua management support.
d.Memberikan Informasi terkait proses penanganan bencana kepada pihak lain.
e. Mendampingi kunjungan Kenegaraan, tamu Pemerintahan Pusat dan Propinsi.
f. Mengkoordinasikan permintaan bantuan dalam negeri dan luar negeri
g.Melakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan bencana RS.
E. Pelaporan
Pedoman penanganan bencana ini setap tahun dilauan evaluasi dan dilaporkan kepada
Komandan Bencana dalam hal ini Direktur rumah sakit bila tidak ada kondisi bencana.
Sedangkan untu pelaporan dari seluruh kegiatan yang telah dilakukan baik sebelum
terjadinya bencana, saat bencana, setelah terjadi bencana dan mana pemulihan secara utuh
dilaporkan kepada Komandan Bencana sebelum diteruskan kepada BNPB.
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
A. Pengamanan Struktur Bangunan RSUD Kabupaten Talaud
Indonesia merupakan daerah yan terletak pada jalur lempeng tektonik, artnya
tingkat kerawanan hamper seluruhnya dapat berdampak pada kerawanan gempa bumi.
Dari peta kerawanan gempa bumi di Indonesia dapat kita lihat bahwa wilayah
Sulawesi yang termasuk di dalamnya kabupaten talaud merupakan wilayah yang sangat
rentan terhadap gempa bumi. Dengan demikian dalam perencanaan struktur bangunan
RSUD Talaud juga diperhitungkan terhadap factor kekuatan terhadap gempa. Selain itu
semua aspek pendukung pada bangunan RSUD Talaud dibuat sistem pengamanan dan
juga dijaga keamananan terhadap kerentanan gempa bumi. Seluruh struktur bangunan
RSUD Talaud direncanakan sedemikian rupa sehingga cukup aman untuk menerima
dampak gempa bumi yang mungkin terjadi. Adapun bagian struktur bangunan ini adalah
seluruh kolom, balok, tangga darurat, ramp.
B. Pengamanan Infrastruktur dan Fasilitas Vital RSUD Talaud
Karena gempa bumi tidak bisa diprediksi waktu munculnya maka sebelum terjadi
kerawanan bencana gempa bumi ini perlu diberi pengamanan pada semua aspek
infrastruktur serta fasilitas vital di RSUD Talaud. Bentuk pengamanan infrastruktur dan
fasilitas vital ini adalah :
Yang berikutnya adalah kesiapan utility dan obat-obatan bila terjadi kegagalan
pada sistem pasokan utama utility, maka RSUD Talaud sudah mempersiapkan sejak
awal, yaitu :
1. Cadangan Listrik
Listrik di RSUD Talaud di supliy oleh PLN dengan kapasitas 2500 KVA. Bila
terjadi kegagalan sistem maka rumah sakit sudah memiliki kerjasama tertulis
dengan PLN untuk melakukan by pass dari gardu utama yang ada di area
RSUD Talaud.
2. Cadangan Air
Air yang ada saat ini di RSUD Talaud di suplai oleh 4 (empat ) titik air tanah
dengan kapasitas daya tamping total 200 m3 dan pasokkan 1m3/menit. Bila
terjadi kegagalan sistem maka sumber alternatif digunakan air dari air tanah
yang dipersiapkan sebagai cadangan deep well sebanyak 2 titik untuk
membackup ketersediaan air.
3. Gas Medis
Penggunaan gas medis pada saat ini menggunakan liquid 50 T yang
diintegrasikan dengan sistem sentral dari ruang gas medis dengan back up
tabung 6 m3 sebanyak 20 tabung. Sehingga bila terjadi kegagalan sistem maka
tabung dapat digunakan sebagai cadangan serta sudah membuat kesepakatan
dengan pihak Aneka gas dalam suplai tambahan bila dibutuhkan dalam kondisi
darurat.
4. Obat-obatan, saat ini dengan sistem yang dimiliki oleh RSUD Talaud cukup
tertata dengan baik dan juga komunikasi dan perjanjian kerja sama dengan
vendor terjalin baik , sehingga untuk suplai tambahan akan mudah teroenuhi
sesaui dengan kebutuhan.
BAB IV
TATA LAKSANA
B. Bencana Internal
Bencana internal adaalah bencana yang terjadi di dalam rumah sakit dan bencana
eksternal yang berdampak di dalam rumah sakit. Potensi jenis bencana ( Hazzard ) yang
mungkin terjadi di RSUD Talaud adalah sebagai berikut :
1. Kebakaran
Sumber kebakaran bisa berasal dari dalam gedung bisa juga terjadi diluar
gedung. Detail respons penanganannya ada pada bab penanganan Bencana
Internal-Kebakaran.
2. Gempa Bumi
Lokasi kepualauan di Indonesia berada pada are lempengan bumi di bawah
laut yang sewaktu-waktu dapat bergerak dan menghasilkan gempa, dan kepulauan
di Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang sangat memungkinkan
terjadinya gempa bumi. Dampak terjadinya gempa ini dapat juga terjadi di
Sulawesi Utara dan sekitarnya yang aka merupakan bencana eksternal namun bila
dampak gempa pada areal bangunan di RSUD Talaud maka hal ini merupakan
situasi bencana yang terjadi di rumah sakit. Detail rspon penanganannya ada pada
bab Penanganan Bencana Internal-Gempa Bumi.
3. Kebocoran Gas
Kebocoran Gas dapat terjadi pada tabung-tabung bear gas maupun sentral gas
rumah sakit yang dapat disebabkan karena adanya kecelakaan maupun kerusakan
dan sabotase. Dan tabung-tabung gas maupun salurannya itu sendiri merupakan
sumber dari kebocoran. Detail respon penanganannya ada pada bab Penanganan
bencana internal-Kebocoran gas.
4. Ledakan
Ledakan dapat dihasilkan dari kebocoran gas maupun karena ledaka bahan
berbahaya yang ada di RSUD Talaud. Detail Respons penanganannya ada pada
bab Penanganan bencana Internal-Ledakkan
5. Penyakit Menular
Penyakit Menular yang potensial terjadi di Kepulauan Talaud adalah TBC,
Hepatitis, diare , demam berdarah, serta new emerging desease akibat pembauran
peradaban global. Potensi lain dari penyakit menular ini bisa juga berupa wabah
seperti penyakit yang diakibatkan oleh virus corona.
C. Bencana Eksternal
RSUD Taalaud sebagai rumah sakit yang dikenal di Kepulauan Talaud secara
umum sudah menjadi alternative bagi masyarakat, sanagt memungkinkan untuk
menerima korban bencana eksternal, maupu memberikan bantuan terhadap korban
bencanan keluar rumah sakit di sekitar Kabupaten Talaud. Potensi bencana Eksternal
yang berdampak kepada rumah sakit adalah : ledakkan/bom, kecelakaan transporatsi,
gempa bumi, demonstrasi massal, banjir, kebakaran , tanah bergerak dan kecelakaan
kerja pada kawasan industry :
Apabila terjadi bencana eksternal, maka sistem penanggulangan bencana di rumah sakit
diaktifkan, antara lain :
1. Pusat Komando diaktifkan oelh Komandan Bencana
2. Penanganan korban akibat bencana akan disesuaikan denganstandar penanganan
korban akibat bencana yang sudah diidentifikasi oleh BNPB dana tau BPBD
3. Korban hdup dimasukkan melalui satu pintu di Instalasi Gawat Darurat, sedangkan
korban meninggal langusung ke kamar jenazah ( tidak berlaku untuk bencana akibat
wabah )
4. Semua korban di triase di ruangan Dekontaminasi IGD
5. Petugas keamanan bersama kepolisian mengatur alur lalu lintas di sekitar rumah sakit.
Alur menuju IGD akan dijaga ketat
6. Pengunjung diarahkan ke pusat informasi kehumasan untuk informasi korban
7. Petugas tambahan akan dikontak oleh masing-masing oenanggung jawab
8. Tidak seorangpun dari petugas daoat meninggalkan rumah sakit pada situasi
oenanganan korban bencna tanpa izin dari Komandan bencana.
9. Semua media/informasi kepada pers hanya melalui Komandan rumah sakit ( Direktur )
selanjutny informasi diperoleh dari Komandan Bencana. Ruang pertemuan
dipersiapkan untuk jumpa pers.
10. Form pemeriksaan; form permintaan obat, alat habis pakai dan kebutuhan lainnya
menggunakan form yang ada. Gudang dan farmasi dibuka sesuai keperluan untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan.
11. Pasien non disaster yang berada di Triase IGD tetap mendapatkan pelayanan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
12. Komunikasi dan informasi untuk situasi yang terbaru akan disampaikan pada
keluarga yang berkepentingan.
D. Penanganan Kesiapsiagaan Bencana RSUD Talaud
Pada situasi bencana asoek koordinasi dan kolaborasi diperlukan untuk mengatur proses
pelayanan terhadap korban dan mengatur unsur penunjang yang mendukung proses
pelayanan sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Penanganan bencana di rumah
sakit pada sistem penanganan bencana adalah sebagai berikut :
1) Penanganan Korban
Proses penanganan yang diberikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk
mencegah resiko kecacatan dana tau kematian, dimulai sejak dilokasi kejadian, proses
evakuasi, proses transportasi ke IGD atayu area berkumpul.
Kegiatan dimulai sejak korban tiba di IGD
Penanggung jawab : Ketua Tim Medical support ( Ka IGD )
Tempat : Dekontaminasi-IGD/Lokasi kejadian/area berkumpul/tempat perawatan.
Prosedur di Lapangan :
a. Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus ( hijau, kuning , merah )
b. Menentukan prioritas penanganan
c. Evakuasi korban ketempat yang lebih aman
d. Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami
e. Transportasi korban ke IGD
Prosedur di rumah sakit ( IGD )
1. Lakukan triase oleh tim medis
2. Penempatan korba sesuai hasil triage
3. Lakukan stabilisasi korban
4. Berikan tindakan definitive sesuai dengan kegawat daruratan dan situasi
yang ada ( Merah, kuning, hijau )
5. Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus ( ruang perawatan dan OK )
6. Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis maupun
tempat perawatan.
2) Pengelolaan barang milik Korban
Barang milik Korban hidup baik berupa pakaian, perhiasan, dokumen, dll ditempatkan
secara khusus untuk mencegah barang tersebut hilang maupun tertukar. Sedangkan
barang milik korban meninggal, setelah di dokumentasi oleh coordinator tim forensic,
selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian yang bertugas di forensic.
Tempat : Ruang Dikontaminasi IGD
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan IGD
Prosedur :
a. Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh korban.
b. Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga korban dengan
menandatangani form catatan
c. Temaptkan barang milik korban pada kantong plastic dan disimpan do lemari/loker
terkunci
d. Bila sudah 1 minggu barang milik korban belum diambil baikoelh pasien sendiri
amupun keluarganya, maka barang-barang tersebyr diserahkan kepada Ka Sub Bag
Humas menandatangani dokumen serah terima, selanjutnya ka Sub Bag Humas
menghubungi pasien maupun keluarganya. Apabila dalam waktu 1 bulan barang
belum diambil, maka barang tersebut diserahkan oleh KaBag Hukum dan Humas ke
Polsek terdekat.
3) Pengosongan ruangan dan pemindahan pasien
Pada situasi bencana maka ruangan perawatan tertentu harus dikosongkan untuk
menampung sejumlah korban dan pasien-pasien di ruangan tersebut harus dipindahkan
ke ruangan yang sudah ditentukan.
Tempat : Ruang Meeting
Penanguung jawab : Kabid Keperawatan
Prosedur :
a. Kabid keperawatan menginstruksikan kepala ruangan yang dimaksud untuk
mengosongkan ruangan
b. Kepala ruangan berkoordinasi ke kepala unti lain untuk memindahkan pasiennya
c. Kepala ruangan dan wakil serta perawat primer menjelaskan kepada
pasien/keluarganya alasan pengosongan ruangan
d. Kepala ruangan mencatat ruangan-ruangan tempat tujuan pasien pindah dan
menginstruksikan petigas biling untuk melakukan mutase pada sistem biling.
e. Kepala ruangan melaporkan proses pengosongan ruangan kepada Ka. Bidang
Keperawtan
4) Pengelolaan makanaan korban dan petugas
Makanan untuk pasien dan petugas, persiapan dan distrubusinya di koordinir oleh
instalasi Gizi sesuai dengan permintaan tertulis yang disampaikan oleh kepala ruangan
maupun penanggungjawab pos. makanan yang dipersiapkan dengan memperhitungkan
sejumlah makanan cadangan untuk astisipasi kedatangan korban baru maupun petugas
baru/relawan.
Tempat : Instalasi Gizi dan Posko Donasi ( Makanan )
Penanggung Jawab : Ka Instalasi Gizi
Prosedur :
a. Instalasi Gizi mengkoordinasikan jumlah korban dan petugas yang ada ke
ruangan/posko sebelum mempersiapkan makanan pada setiap waktu makan
b. Instalasi gizi mengupulkan semua permintaan makanan dari ruangan/posko
c. Instalasi mengkoordinir majanan untuk mngetahui jumlah donasi makanan yang
akan/dapat didistrubusikan.
5) Pengelolaan tenaga rumah sakit
Pengaturan jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan saat penanganan bencana.
Tenaga yang dimaksud adalah SDM rumah sakit yang harus disiagakan serta
pegelolaannya saat situasi bencana.
Tempat : Bagian SDM
Penanggung jawab : Bagian SDM
Prosedur :
a. Bagian SDM menginstruksikan Ka Bidang/Bagian/Ka Instalasi yang terkait utnuk
kesiapan tenaga
b. Koordinasi dengan pihak lain bila diperlukan tenaga tambahan/volunteer dari luar
rumah sakit.
c. Dokumentasikan semua staf yang bertugas dan pengunjung
Pada situasi bencana internal maka pengunjung yang saat itu berrada di rumah sakit
ditertibkan dan diarahkan untuk dikumpulkan pada ruangan/area tempat berkumpul
yang ditentukan.
Prosedur :
a. Umumkan kejadian dan lokasi bencana melalui speaker dan diinformasikan agar
korban dipindahkan dan diarahkan ke area yang ditentukan
b. Perintahkan Kepala Unit terkait untuk memindahkan korban
c. Koordinir proses pemindahan dan alur pengunjung ke area dimaksud
7. Kordinasi dengan instasi lain
Diperlukannya bantuan dari instansi lain untuk menanggulangi bencana maupun efek
dari bencana yang ada. Bantuan ini dperlukan sesuai dengan jenis bencana yang terjadi.
Instansi terkait yang dmaksud adalah satkorlak, Dinas Kesehatan Provinsi/Kota,
Kepolisian, Dinas Pemadam kebakaran, SAR, PDAM , PLN, TELKOM,PMI, dan
rumah sakit jejaring, institusi Pendidikan Kesehatan, Perhotelan dan PHRI.
Tempat : Pos Komando
Penanggung Jawab : Komandan RS
Prosedur :
a. Kordinir persiapan rapat koordinasi dan komunikasikan kejadian yang sedang
Dialami serta bantuan yang diperlukan.
b. Hubungi instansi terkait untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan
c. Bantuan instansi terkait dapat diminta kepada pemerintah Provinsi,
Kabupaten/Kota dan pusat, termasuk lembaga/instansi/militer/polisi dana tau
organisasi profesi.
8. Pengelolaan obat dan bahan alat habis pakai
Penyediaan oba dan bahan /alat habis pakai dalam situasi bencana merupakan salah satu
unsur penunjang yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu
diperlukan adanya persediaan obat dan bahan/alat habis pakai sebagai oenunjang
pelayanan korban.
Tempat : Instalasi Farmasi
Penanggung Jawab : Kepala Instalasi Farmasi
Prosedur :
a. Menyiapkan persediaan obat dan bahan/alat habis pakai untuk keperluan
penanganan korban bencana
b. Distribusikan jumlah dan jenis obat dan bahan/alat habis pakai sesuai dengan
permintaan unit pelayanan
c. Membuat permintaan bantuan apabila perkiraan jumlah dan jenis obat dan
bahan/alat habis pakai tidak mencukupi kepada Dinas Kesehatan Provinsi dana
tau Departement Kesehatan RI.
d. Siapkan tempat penyimpanan yang memadai dan memenuhi persyaratan
penyimoanan obat dan bahan/alat habis pakai.
e. Lakukan pemusnahan/koordinasikan ke pihka terkait apabila telah kadaluwarsa
dan atau tidak diperlukan sesuai dengan persyaratan.
9. Pengelolaan Volunter ( relawan )
Keberadaan relawan sangat diperlukan pada situasi bencana, individu/kelompok
organisasi yang berniat turut memberikan bantuan sebaiknya dicatat dan diregitrasi
secara baik oelh bagian SDM, untuk selanjutnya diikutsertakan dalam membantu proses
pelayanan sesuai dengan jenis ketenagaan yang dibutuhkan.
Tempat : Pos Relawan
Penanggung Jawab : Ka. Bagian SDM
Prosedu :
a. Lakukan rapid assessment untuk mengetahui jenis dn jumlah tenaga yang
diperlukan
b. Umumkan kualifikasi dan jumlah tenaga yang diperlukan
c. Lakukan seleksi secara ketat terhadap identitas, keahlian dan keterampilan yang
dimiliki dan pastikan bahwa identitas tersebutbenar ( identitas organisasi
profesi)
d. Dokumentasikan seluruh data relawan
e. Buatkan tanda pengenal resmi/name tag
f. Informasikan tugas dan kewajibannya
g. Antarkan dan perkenalkan pada tempat tugasnya
h. Pastikan relawan tersebut terdaftar pada jaga ruangan/unit dimaksud
i. Buatkan absensi kehadirnnya setiap shift/hari
j. Siapkan penghargaan/sertifikat setelah selesai melaksanakan tugas
10. Pengelolaan kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan tetap dijaga pada situasi apapun termasuk situasi bencana untuk
mencegah terjadinya pencemaean maupun dampak dari bencana.
Tempat : Lingkungan RS
Penanggung Jawab : Kesehatan Lingkungan
Prosedur :
a. Pastikan sistem oembuangan dan oemusnahan smapah dan limbah medis dan
non medis sesuai dengan ketetntuan yang berlaku
b. Catat dan laporkan pemalaian bahan bakar dan jumlah sampah medis yang akan
dimusnahkan
c. Kontrol seluruh pipa dan alat yang dipakai untuk pengelohan sampah dan
limbah agar tidak terjadi pencemaran lingkungan
d. Koordinasikan kebersihan ruangan dan pemisahan sampah medis dan sampah
umum denga petugas cleaning servis yang ada di ruangan tsb
11. Pengelolan Donasi
Pada keadaan bencana rumah sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupa obat,
bahan/alat habis pakai, makanan, alat medis/non medis, maupun non finansial
Tempat : Pos Donasi
Penanggung Jawab : Ka. Bag. Umum
Prosedur :
a. Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik berupa obat,
makanan, batrang dan uang maupun jasa.
b. Catat tanggal kadaluwarsa
c. Distribusikan donasi yang ada kepada pos-pos yang bertanggung jawab:
1) Obat dan bahan/alat habis pakai ke Kepala Instalasi Farmasi
2) Makanan/minuman ke Kepala Instalsi Gizi
3) Barang medis /non medis ke kepala Bag. Rumah tangga
4) Uang ke Kepala Sub Bagian Mobilisasi Dana
5) Line Telepon dan sambungan daya listrik ke GA
6) Laporkan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi ( yang masuk, yang
didistribusikan dan sisanya) kepada Pos Komando
7) Sumbangan yang ditujukan langsung kepada korban akan difasilitasi oleh
kepala ruangan atas sepengathuan ketua manajemen support.
Informasi keadaan
bencana
Komandan bencana
Agar tim penanggulangan bencana dikenal oleh unit internal maupun eksternal.
Maka semua yang terlibat langsung memakai identitas berupa rompi warna hijau
untuk personal sbb:
1. Komadan RS
2. Komandan Bencana
3. Ketua medical support
4. Ketua manajement support
5. Tim medis
6. Ketua post
7. Ketua tim dibawah manajemen support
Untuk kondisi terjadinya bencana eksternal maka pengaturan lalu lintas dilakukan secara
bertahap mulai dari area parkir didepan lobby untuk segera mengosongkan area parkir, seluruh
kendaraan tidak diijinkan memasuki area rumah sakit. kecuali kendaraan ambulance, polisi, flow
atau alur kendaraan hanya dari arah barat ke timur dan selanjutnya mengintari area RSUD
Talaud.
Pada saat terjadi bahaya internal di RSUD Talaud hal pertama yang dilakukan adalah
melakukan penilaian awal terhadap bahaya yang muncul. Penilaian awal dilakukan dengan
melihat tingkat bahaya yang terjadi dengan upaya bahaya yang dapat ditanggulangi.bencana
internal merupakan bencana yang berasal dari internal RS dan menimpa karyawan rumah sakit
dengan segala objek vitalnya seperti pasien, pengujung, karyawan, material dokumen, adapun
contoh bahaya internal adalah sebagai berikut : kebakaran, penculikan bayi. Kecelakaan oleh
karena zat berbahaya dan kejadian luar biasa.
Penanggulangan bencana dan bahaya internal dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yakni :
1. Penanggulangan bahaya oleh tim internal rumah sakit (tim penaggulangan bencana dan
bahaya internal). Penaggulangan bahaya oleh tim penanggulangan bencana dan bahaya
rumah sakit merupakan upaya pertama yang dilakukan untuk mencegah, mengurangi serta
menghilangkan dampak bencana atau bahaya yang timbul di lingkungan RSUD Talaud.
Penanggulangan bencana dan bahaya mengacu kepada standar prosedur oprasional
berdasarkan jenis dan bahaya yang terjadi.
2. Penanggulangan bahaya berkoordinasi dengan tim eksternal (bantuan pihak ke tiga).
Penanggulangan bahaya berkoordinasi dengan tim eksternal dilakukan apabila bencana
atau bahaya yang terjadi tidak dapat ditangani oleh tim penanggulangan rumah sakit.
proses koordinasi terkait dengan penanggulangan bencana dan bahaya disesuaikan dengan
jenis bahaya yang terjadi seperti:
a. Dinas pemadam kebakaran apabila bencana kebakaran yang terjadi tidak dapat
diatasi oleh tim internal rumah sakit
b. Kepolisian apabila bencana kriminalisasi yang terjadi tidak dapat teratasi oleh tim
internal rumah sakit seperti penculikan bayi dll
c. PLN apabila kejadian bencana memerlukan penambahan daya listrik termasuk
penambahan titik sambungan listrik di unit-unit yang diperlukan untuk pelayanan
yang diberikan tetap optimal.
d. PDAM apabila kejadian kontinuitas penyediaan air bersih untuk oprasional
penanganan korban.
Adapun penanganan tiap-tiap jenis bencana adalah sebagai berikut :
1) Kebakaran
Pada saat kebakaran, kemungkinan jenis korban yang dapat terjadi adalah
luka bakar,trauma,sesak napas, hysteria (gangguan psikologis) dan korban
meninggal
a) Minta tolong kepada org yang berada disekitar tempat dimana terjadi
kebakaran.
b) Lakukan pemadaman titik api menggunakan APAR terdekat
c) Hubungi operator dengan nomor estensi 112 untuk pagging terkait
bahaya kebkaran
d) Jika tidak dapat di padamkan,maka sambal menunggu tim
penanggulangan kebakaran datang, data aset dan kendalikan area agar
tetap tenang.
e) Pada saat tim penanggulangan kebakaran datang agar segerah
memberikan informasi kebakaran titik api
f) Jika di perlukan kondisi evakuasi,agar membantu tim evakuasi baik
evakuasi pasien,karyawan,aset maupun dokumen.
g) Kolaborasi dengan tim pemadan kebvakaran bila melibatkan pihak
pemadam dalam mengatasi bencana kebakaran
2) Penculikan bayi
Untuk mencegah terjadinya penculikan bayi,pintu ruang perawatan bayi di
lengkapi dengan akses control yang hanya dapat di akses oleh
orang/karyawan tertentu saja.selain itu akses masuk dan keluar kamar
perawatan bayi di lengkapi dengan camera CCTV yang bderfungsi 24 jam
sehari,7 ahri seminggu dengan kemampuyan menyimpan memory selama 1
minggu.
Jika terjadi penculikan bayi,hal-hal yang harus di lakukan adalah
a) Perawatan kamar bayi memberikan informasi ke operator tentang
adanya penculikan bayi (kode pin)
b) Petugas operator menghubungi security dan petugas parkir untuk
memberitahukan terjadinya penculikan bayi.
c) Security menutup semua akses keluar rumah sakit dan mengecek record
CCTV
d) Petuagas parkir menutup pintu pos keluar dan memeriksa semua
kendaraan yang akan keluar dari rumah sakit
e) Laporkan ke polisi jika penculikan bayi tidak dapat di atasi atau bayi
tidak dapat di temukan
3) Kecelakaan oleh akrena xat berbahaya
Kecelakaan oleh karena zat berbahaya dan beracun meliputi kebocoran dan
atau tumpahan cairan dan atau gas yang mudah terbakar, bersifat korosif,
beracun,zat-zat radio aktif,dll.kemungkina jenis korban yang terjadi adalah:
keracun,luka bakar,trauma dan meninggal
Pada setiap kecelakaan oleh karena zat-zat berbahaya selalu di perhatikan:
a) Pasang tanda peringatan (Warning Sign in)
b) Isolasi area terjadi tumpahan atau kebocoran.
c) Lakukan penanganan terhadap tumpahan dengan sebelumnya
melihat material Sheet data Safety (MSDS)
d) Lakukan prosedur sebagaimana sudah dijalaskan pada panduan
pengolahan bahan berbahaya dan beracun
4) Kejadian luar biasa
Kejadian luar biasa merupakan kejadian yang terjadi secara mendadak atau
secara berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola kehidupan yang
normal sehingga memerlukan tindakan darurat dan luar biasa.
a) Penyakit yang terindikasi mengalami peningkatan kasus secara cepat
b) Penyaki menular (termasuk keracunan)
c) Memiliki inkubasi yang cepat
d) Terjadi di daerah dengan pada hunian
Hal yang dilakukan adalah :
1. Melakukan pertemuan dengan pimpinan dapartemen beserta
tim menajemen tanggap darurat RS terkait pembahasan
pelaporan informasi kejadian luar biasa.
2. Membuat ketetapan terkait kejadian luar biasa
3. Membentuk tim penanggulangan KLB berdasarkan kasus
kejadian luar biasa yang terjadi
4. Mengonfirmasi kepada unit pelayanan RS terkait status
kejadian luar biasa.
5. Melakukan pendataan terkait jumlah KLB
6. Melaporkan status dan jumlah korban KLB ke ketua sub
komite menajemen tanggap darurat.
7. Melakukan pemantauan terkait pengelolaan dan
perkembangan KLB
J. Jalur Evakuasi RS
Proses evakuasi korban bencana perlu dipertimbangkan bila terjadi bencana,
proses evakuasi ini dilakukan dengan tujuan untuk meminimalisir
bertambahnya korban akibat bencana, perintah evakuasi dilakukan atas
indikasi medis, sosisal , maupun permintaan keluarga korban atau dilakukan
karena meningkatnya status atau skala bencana sehingga diperlukan adanya
evakuasi,
Perinta evakuasi dikeluarkan oleh ketua komite K3 RSUD Talaud, setelah
mendapatkan pertimbangan dari tim penanggulangan bencana dan
persetujuan direktur dengan cara menghubungi kode darurat evakuasi (sesuai
kode bencan). Setelah mendapatkan perintah untuk evakuasi tim evakuasi
segera melakukan evakuasi kroban dan menuju ke titik kumpul evakuasi
rumah sakit. di RSUD Talaud ada 2 titik kumpul Evakuasi.
1. Lahan parkiran Gedung IGD
2. Lahan parkrian Gedung VK
3. Lahan belakang pemulasaran jenazah
4. Lahan belakang IPSRS
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang dimaksud dalam pedoman penanganan bencana rumah sakit ini adalah
kesiapan tim bencana untuk menghadapi bencana, baik sebelum terjadinya bencana, saat
bencana, setelah bencana, setelah selesainya bencana maupun masa pemulihan bencana.
A. Kesiapsiagaan
Dalam penanganan bencana yang terjadi, RSUD Talaud siap melakukan penanganan
pasien termasuk kesiapan system untuk mendukung proses penanganan tersebut. Sistem ini
disusun berupa diberlakukannya Struktur Organisasi saat aktivasi sistem penanganan bencana oleh
RS. Sesshingga dalam persiapan untuk dibangunnya posko baik berupa tenda maupun pengalihan
fungsi beberapa ruangan sebagai posko penanganan bencana, diaktifkannya Posko Komando
sebagai sentral aktifitas selama proses penanganan bencana, dan proses komunikasi dengan instansi
jejaring yang sudah terintegrasi untuk proses penanganan korban ke Manado Medical Center dapat
berjalan dengan baik tanpa mengganggu operasional rumah sakit.
B. Tim Bencana RSUD Talaud
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undang terkait kedaruratan bencana maka
Manado Medical Center untuk membentuk membentuk komite penaganan Bencanan
Manado Medical Center dan selanjutnya akan disebut DERU (Disaster Emergency
Respon) dengan dua bagian besar sebagai tim support/pendukung yaitu :
1. Manajement support, yang bertanggung jawab untuk komando,safty,kominkasi,dan
Assessment
2. Medical support, yang bertanggung jawab untuk di ruangan dekontaminasi-
UGD,Treatmen,dan transfer korban dampak bencana.kedua tim tersebut bertanggung
jawab penuh kepada komandan Tim bencana, untuk struktur organisasi seperti
terlampir berikut ini :
Adapun tujuan dalam merencanakan struktur organisasinya kesiap-siagaan
menghadapi bencan ini iyalah untuk :
a. Menyiapkan rumah sakit dalam penanggulangan bencana.
b. Pembentukan sistem komunikasi,control dan komando dalam waktu cepat ( rapid
system establishment).
c. Mengintregasikan sistem pengelolaan petugas (psikologis,social),pasien dan
pengunjung/tamu
d. Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana dan pemulihan,serta tahap
kembali ke fungsi normal.
e. Mengintregasikan semua aktifitas penanganan bencanan dengan standar kualitas
pelayanan tertentu.
Disamping itu perlu juga di perhatikan hal lain untuk memudahkan jalur
komunikasi baik internal maupun eksternal RSUD Talaud yaitu :
1). Peta lokasi area berkumpul saat bencana internal.
2). Peta lokasi ruang perawatan pasien pasca emergency
3). Peta istitusi pelayanan kesehatan provinsi Sulawesi utara
4). Kartu Instruksi Kerja
5). Disaster kit
d. Fasilitas
1). Telepon, Fax
2). computer
3). Peta Area berkumpul
4). Peta ruangan perawatan pasca emergency
5). Peta Instalasi Pelayanan kesehatan di Sulut
6). Peta area Hazard di RS
7). White Board
8). Meja pertemuan
9). Radio komunikasi
10). Emergency kit media dan non medis
2. POS PENGELOLAAN DATA
a. Tempat : Ruangan Karu IGD
b. Fungsi :Tempat Penerimaan dan pengelolaan data yang terkait dengan
penanganan bencana
c. Linkup kerja :
1. Mengumpulkan seluruh data yang terkait dengan bencana.
2. Melakukan koordinasi denganpos-pos penanganan bencana lainya dan unit
pelayanan terkat baik internal maupun eksternal.
3. Mengola data menjadi informasi yang terbaru untuk menunjang keputusan
komando bencana.
4. Melakikan pengarsipan seluruh data dan informasi dalalm bnetuk file sehingga
sewaktu-waktu bisa di buka bila di perlukan.
5. Mengirimkan data ke pusat informasi dan komandan RS sebagai bahan press
conference dan informasi ke pihak eksternal
d. Fasilitas :
1) Telepon ]
2) Komputer,internet
3) Radio kominikasi
3. POS INFORMASI
a. Tempat : HSC
b. Fungsi :Tempat tersedianya informasi untuk data korban, data kebutuhan
relawan,data perencanaan kebutuhan obat, alat medis,non medis,barang
habis pakai medis/non medis, perbaikan gedung,data donator.informasi
yang di siapkan di pos ini di dapatkann dari pos pengelolaan data.
c. Lingkup kerja :
1) Memberikan informasi data korban, data kebutuhan relawan,data perencanaan
kebutuhan obat ,alat medis,no medis, barang habis pakai medis/non
medis,perbaikan gedung,data donator.
2) Mengexpose hanya data korban saja, baik korban sedang di rawat,korban
hilang,korban meninggal,hasil identifikasi jenazah,korban telah di evakuasi ke
luar RS.
d. Fasilitas
1) Telpon (lokasi,SLI )
2) Komputer,internet
3) Papan informasi
4. POS LOGISTIK DAN DONASI
a. Tempat : Ruangan kantin Basement
b. Fungsi :
1. Menerima bantuan/sumbangan logistic dan obat untuk menunjang pelayanan medis
2. Mengkordinasikan kepada ka instalasi terkait tentang sumbangan yang di terima.
3. Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusianya.
c. Lingkup Kerja:
1) Menerima bantuan/sumbangan logistic dan obat untuk menunjang pelayanan medis.
2) Mengkoordinasikan kepada ka instalasi terkait tentang sumbangan yang di terima
3) Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusianya.
d. Fasilitas :
1) Komputer
2) Buku pencatatan dan pelaporan
5. POS PENANGANAN JENAZAH
a. Tempat : Ruang Jenazah
b. Fungsi :
1) Tempat penampungan, penyimpanan korban meninggal dan atau body part serta
proses pengeluaranya.
2) Tempat identifikasi jenazah
3) Temopat penyimpanan barang bukti
c. Lingkup kerja :
1) Pada eksternal disaster penekanan pada korban masuk terutama ketepatan data
korban sehingga identifikasi lebih cepat
2) Menunjang pelayanan medis dalam mengungkapkan kejadian sehingga pelayanan
medis lebih tepat (korban bencana mekanikal/biologis).
3) Koordinasi dengan jajaran terkait ( kepolisian ) terutama dalam identifikasi
4) Menyiapkan segala hal yang terkait dengan evakuasi jenazah baik dalam/luar negeri
5) Menjaga barang bukti
6) Membangun komunikasi dengan keluarga korban terkait identifikasi
7) Melakukan penyelesaian jenazah yang tidak ada keluarga dan di serahkan ke RSUD
8) Membuat laporan yang informatif terutama pada kasusu internal disaster yang
melibatkan korban dari psien dan petugas. (untuk melihat gambaran proses kejadian
penyelamatan oleh petugas RS dalam upaya mengurangi korban meninggal)
d. Fasilitas
1) Komputer,internal
2) Telepon
3) Radio komunikasi
4) Papan informasi
5) X-ray moble
6) Cold storage
6. POS RELAWAN
a. Tempat : Ruangan Tunggu Basment
b. Fungsi
1) Tempat pendaftaran dan pengaturan tenaga relawan,baik orang awam,awam khusus
maupun tenaga professional
2) Tempat informasi relawan
c. Lingkup kerja
1) Menyiapkan informasi yang di butuhkan,yang sesui kompotensinya.
2) Mengatur schedule kerja sesuai tempat dan waktu yang di perlukan
3) Menyiapkan ID card relawan =.
4) Memberikan penjelasan prosedur tetap sesuai keinginan RS .
d. Fasilitas
1) Komputer,telepon, internet
2) Radio komunikasi
3) Buku pencatatan
Buku pedoman ini masih mengaharapkan masukan dan saran untuk proses perbaikan
selanjunya, sehingga setiap yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalalm
menghadapi bencana sudah memiliki kemampuan dasar yang terlatih dengan baik ketika
membaca pedoman ini.
Akhir kata tim penanganan bencana RSUD Talaud mengucapkan bayak terimakasih dan
mempersembahkan pedoman ini untuk dapat di baca srta di pelajari oleh setiap karyawan medis
dan non medis di RSUD Talaud.
Ditetapkan di : Manado
Pada tanggal : 13 agustus 2022
Manado, RSUD Talaud