LKS 1
1. Rakitlah komponen yang telah Anda siapkan di meja mnjadi rangkaian
Menguji Hukum Ohm
seperti gambar di bawah ini.
a. Hipotesis:
b. Variabel manipulasi:
c. Variabel respon:
d. Variabel kontrol:
1
e. Definisi operasional variabel manipulasi:
Tabel 1
h. Prosedur:
1) Ukur tegangan baterai pada Gambar a. Tulis hasil pengukuran pada Tabel
1
2) Ukur arus yang mengalir dalam rangkaian pada saat lampu terhubung
pada gambar a. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
3) Ukur tegangan baterai pada gambar b. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
4) Ukur arus yang mengalir dalam rangkaian pada saat lampu terhubung
pada gambar b. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
5) Ukur tegangan baterai pada gambar c. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
6) Ukur arus yang mengalir dalam rangkaian pada saat lampu terhubung
pada gambar c. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
7) Ukur besar hambatan lampu. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
2
Kunci LKS 1
Gambar Grafik
4. Berdasarkan grafik yang telah Anda buat pada butir 3 di atas, lakukan
interpretasi data.
5. Sebagai kesimpulan, apakah hipotesis yang Anda uji di atas didukung oleh
data hasil eksperimen ini?
_____________________________________________________________
6. Berdasarkan Hukum Ohm yang telah teruji di atas, buatlah sebuah prediksi
atau hipotesis.
_____________________________________________________________
3
2. Rencanakanlah sebuah eksperimen untuk menjawab pertanyaan: ”Apakah
besar arus yang mengalir di dalam rangkaian berbanding lurus dengan besar
sumber tegangan yang ada di rangkaian itu?” Dalam rancangan eksperimen
Anda seharusnya ada rincian meliputi hipotesis, identifikasi variabel
manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol, definisi operasional
variabel, rancangan tabel data, prosedur pengambilan data (telah diberikan).
a. Hipotesis:
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, apabila tegangan diperbesar, maka
arus yang mengalir juga akan bertambah besar.
b. Variabel manipulasi:
Besar tegangan
c. Variabel respon:
Besar arus
d. Variabel kontrol:
Besar hambatan beban (lampu), kondisi baterai, alat ukur arus, alat ukur
tegangan
4
g. Rancangan tabel data:
h. Prosedur:
1) Ukur tegangan baterai pada Gambar a. Tulis hasil pengukuran pada Tabel
1
2) Ukur arus yang mengalir dalam rangkaian pada saat lampu terhubung
pada gambar a. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
3) Ukur tegangan baterai pada gambar b. Tulis hasil pengukuran pada Tabel
1
4) Ukur arus yang mengalir dalam rangkaian pada saat lampu terhubung
pada gambar b. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
5) Ukur tegangan baterai pada gambar c. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
6) Ukur arus yang mengalir dalam rangkaian pada saat lampu terhubung
pada gambar c. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
7) Ukur besar hambatan lampu. Tulis hasil pengukuran pada Tabel 1
150
120
90
Arus (mA)
60
30
1 2 3 4 5 6
5
Tegangan (Volt)
4. Berdasarkan grafik yang telah Anda buat pada butir 3 di atas, lakukan
interpretasi data.
Grafik yang diperoleh merupakan grafik garis linier. Artinya besar arus
berbanding lurus dengan besar tegangan. Semakin besar tegangan
sumber, semakin besar pula arus yang mengalir di dalam rangkaian itu.
5. Sebagai kesimpulan, apakah hipotesis yang Anda uji di atas didukung oleh
data hasil eksperimen ini?
Ya., hipotesis di atas didukung oleh data hasil eksperimen. Artinya
hipotesis diterima.
6. Berdasarkan Hukum Ohm yang telah teruji di atas, buatlah sebuah prediksi
atau hipotesis.
Apabila sebuah lampu sedang menyala di dalam sebuah rangkaian, maka
nyala lampu itu dapat diredupkan dengan cara memasang resistor secara
seri dengan lampu.
6
f. Variabel control: Jenis lampu, besar tegangan sumber, kondisi baterai
LKS 2
g. Definisi operasional variabel manipulasi: Rangkaian tanpa resistor vs
rangkaian yang dipasang resistor yang terhubung seri dengan lampu
Mengukur Tegangan DC
h. Definisi operasional variabel respon: Intensitas nyala lampu yang
diamati secara visual dengan mata
i. Alat dan bahan: Lampu pijar 6 V 6 watt 1 buah, baterai 1,5 V 4 buah,
resistor 6 ohm 6 watt 1 buah, soket lampu pijar 1 buah, soket baterai 4
buah, sakelar 1 buah, kabel penghubung secukupnya.
j. Keselamatan dan kesehatan kerja: Jangan terlalu lama menyalakan
lampu karena baterai cepat habis.
k. Pasca eksperimen: Cek dan masukkan kembali seluruh alat dan bahan ke
dalam tempat semula.
Daftar Pustaka
Catatan: Ketika menentukan suatu batas ukur, pilih salah satu batas ukur
tegangan yang lebih tinggi dari pada nilai yang akan diukur. Tetati,
pilih batas ukur maksimum untuk kasus dimana nilai yang akan
diukur tidak dapat diprediksi.
Petunjuk
1. Atur selector batas ukur pada batas ukur
DCV yang sesuai.
2. Hubungkan ujung colok hitam pada
potensial negatif sirkuit yang diukur dan
ujung colok merah pada potensial positif.
7
3. Baca gerak jarum penunjuk pada skala V.A.
4. Ukurlah tegangan DC sebuah baterai di luar
rangkaian dengan mengikuti Rician Tugas
Kinerja di bawah ini.
Mengukur Tegangan DC
Daftar Pustaka
8
LKS 3
Mengukur Arus DC
Petunjuk
1. Putus sirkuit yang akan diukur dan
hubungkan ujung colok hitam pada potensial
negatif sirkuit yang diukur dan ujung colok
merah pada potensial positif.
2. Baca gerak jarum petunjuk pada skala V.A.
3. Ukurlah arus DC dalam rangkaian dengan
mengikuti Rincian Tugas Kinerja di bawah
ini.
Mengukur arus DC
9
Guru
Dapat Tidak
1. Persiapan untuk Pengukuran Arus DC
a. Pengaturan untuk posisi nol meter:
Memutar pengatur posisi nol sehingga
jarum tepat berada pada posisi nol. (25)
b. Pemilihan batas ukur: Memilih satu
batas ukur arus DC yang benar dengan
memutar knob selektor pada posisi batas
ukur DCA yang sesuai. (25)
2. Langkah Pengukuran Arus DC
a. Putus atau bukalah rangkaian yang akan
diukur arusnya dan hubungkan ujung
colok hitam pada tegangan negatif dan
ujung colok merah pada tegangan positif
rangkaian yang diukur. (25)
b. Membaca penunjukan jarum petunjuk
pada skala V.A yang dipilih. (25)
Skor Total
Hasil Pengukuran:
Daftar Pustaka
10
LKS 4
Contoh Soal
1. Pada sebuah tape recorder kecil tertulis: apabila dihubungkan dengan
tegangan sebesar 6 V akan menghasilkan arus sebesar 300 mA.
a. Hitung besar resistansi dari tape recorder tersebut!
b. Bila potensial listrik turun menjadi 5 V, bagaimana perubahan arus
listriknya!
2. Ada dua cara mengontrol besar arus dalam suatu rangkaian. Karena I = V/R,
I dapat diubah dengan mengubah salah satu V atau R, atau dua-duanya.
Gambar 1A menunjukkan suatu rangkaian sederhana. Apabila V adalah 6 V
dan R adalah 30 Ω dengan arus 0,2 A. Bagaimana arus dapat diturunkan
menjadi 0,1 A?
A
A A
0,1 A
0,2 A 0,1 A
30 O
30 O 30 O
6V 3V
6V
I I
30 O
A B C
Gambar 1: Arus melalui suatu rangkaian sederhana (A) dapat diperkecil
dengan mengurangi sebagian tegangan baterai (B) atau
memperbesar hambatan dari rangkaian tersebut (C)
Memeriksa Jawaban Kamu.
Apakah satuan-satuannya benar?
11
Arus diukur dalam ampere.
Resistansi dengan satuan Ohm.
Tegangan diukur dalam volt.
Soal-soal Latihan
1. Arus listrik 400 mA mengalir pada suatu penghantar. Jika beda potensial
antara ujung kawat 40 V, carilah hambatan listrik kawat tersebut!
2. Sebuah seterika listrik yang memiliki elemen dengan hambatan 55 Ω,
dihubungkan ke catu daya 220 V. Tentukan kuat arus yang ditarik oleh
seterika!
3. Suatu komponen listrik menarik arus 4 A ketika dihubungkan ke sumber
tegangan 100 V. Berapakah arus listrik yang ditarik oleh komponen jika
dihubungkan ke sumber tegangan 120 V?
Daftar Pustaka
12
Raharjo.
Kunci LKS 4
Contoh Soal
1. Pada sebuah tape recorder kecil tertulis: apabila dihubungkan dengan
tegangan sebesar 6 V akan menghasilkan arus sebesar 300 mA.
a. Hitung besar resistansi dari tape recorder tersebut!
b. Bila potensial listrik turun menjadi 5 V, bagaimana perubahan arus
listriknya!
Jawab:
Diketahui : V =6V
I = 300 mA = 0,3 A
Ditanya : a. R = ?
c. Jika V = 5 V maka I = ?
Jawab : a. V = I R → R = V/I = 6/0,3 = 20 Ω
c. Resistansi tetap konstan
I = V/R = 5/20 = 0,25 A
2. Ada dua cara mengontrol besar arus dalam suatu rangkaian. Karena I = V/R,
I dapat diubah dengan mengubah salah satu V atau R, atau dua-duanya.
Gambar 1A menunjukkan suatu rangkaian sederhana. Apabila V adalah 6 V
dan R adalah 30 Ω dengan arus 0,2 A. Bagaimana arus dapat diturunkan
menjadi 0,1 A?
A
0,1 A
A A
30 O
0,2 A 0,1 A
30 O 30 O 6V
6V 3V
I I 30 O
13
A B C
Gambar 1: Arus melalui suatu rangkaian sederhana (A) dapat diperkecil
dengan mengurangi sebagian tegangan baterai (B) atau
memperbesar hambatan dari rangkaian tersebut (C)
Jawab:
Arus dapat diturunkan menjadi 0,1 A dengan cara:
Menurunkan tegangan dari 6 V menjadi 3 V dan hambatan tetap 30 Ω
seperti tampak pada Gambar 1B, atau
Menambahkan hambatan 30 Ω seri dengan hambatan 30 Ω semula seperti
tampak pada Gambar 1C.
Soal-soal Latihan
1. Arus listrik 400 mA mengalir pada suatu penghantar. Jika beda potensial
antara ujung kawat 40 V, carilah hambatan listrik kawat tersebut!
Diketahui : I = 100 m A
V = 40 V
Ditanya : R?
Jawab : R = V/I= 40/0,1 = 400 Ω
14
Jawab : I = V/R = 220/55 = 4 A
Daftar Pustaka
15
Nama : Kelas : Tanggal :
LKS 5
1. Arus listrik 400 mA mengalir pada suatu penghantar. Jika beda potensial
Soal Penerapan Hukum
antara ujung penghantar 40 V, carilah hambatan listrik penghantar tersebut!
Ohm
____________________________________________________________________
____________________________________________________________________
__________________________________________________
Daftar Pustaka
16
Raharjo. 2005. Modul Menguasai Teori Dasar Elektronika. Jakarta. Departemen
Pendidikan Nasional
17
Kunci LKS 5
1.
Arus
Soal Penerapan Hukum
Ohm
listrik 400 mA mengalir pada suatu penghantar. Jika beda potensial antara
ujung penghantar 40 V, carilah hambatan listrik penghantar tersebut!
Diketahui : I = 400 mA = 0,4 A
V = 40 V
Ditanya : R=?
Jawab : R = V/I = 40/0,4 = 100 Ω
2. Seutas kawat besi dengan panjang 20 meter dan luas penampang 1mm2,
mempunyai hambatan jenis 10-7 ohmmeter. Jika antara ujung-ujung kawat
dipasang beda potensial 60 volt, tentukan kuat arus yang mengalir dalam
kawat!
Diketahui : l = 20 m
A = 1 mm2 = 1 x 10-6 m2
V = 60 V
ρ = 10-7 ohmmeter
Ditanya : I=?
Jawab : Langkah pertama, selidiki dahulu nilai hambatannya.
= 10-7 . 20/10-6 = 2 Ω
Berdasarkan hukum Ohm:
I = V/R = 0/2 = 30 A
3. Penggunaan kawat penghantar yang terlalu panjang dapat mengakibatkan?
Jawab : Berkurangnya tegangan listrik
4. Sebuah kumpran dialiri arus 50 mA ketika kumparan dihubungkan ke catu
daya 12 V. Berapa kuat arus mengalir dalam kumparan jika dihubungkan ke
catu daya 240 V!
Diketahui : V1 = 12 V → I1 = 50 mA
18
V2 = 240 V
Ditanya : I2 = ?
Jawab : Kita anggap hambatan komponen adalah konstan.
R1 = R2
V1/I1 = V2/I2
12/0,05 = 240/I2 → I2 = 12/12 = 1 A
Daftar Pustaka
19