Disusun Oleh :
FATHUL LADEN
NIM. 180602221
1
5. Teuku Syifa FN.,SE.,M.Acc.,AK. Penasehat Akademik (PA) Peneliti
selama menempuh pendidikan di Jurusan Strata 1 Ekonomi Syari'ah,
yang sudah menyetujui judul, memberi masukan serta memeberikan
nasehat dan motivasi terbaik untuk Peneliti selama menempuh
pendidikan di program studi strata satu (S1) Ekonomi Syari'ah.
6. Dara Amantillah, M.sc. Si Selaku Dosen Pembahas Seminar Proposal.
7. Seluruh Staf dan dosen-dosen yang mengajar pada Program Studi
Ekonomi Syariah selama proses belajar mengajar.
8. Bpk Heru Hermawan, SE selaku pemilik toko Sport SCR Seven
berserta seluruh pegawai yang telah memberikan izin penelitian
memberikan banyak informasi terkait penelitian kepada penulis.
9. Terima kasih kepada keluarga tersayang, skripsi ini penulis
dedikasikasikan untuk Ayahnda Ir Saiful dan Mama Ainomi SE
tercinta yang telah membesarkan tanpa kekurangan suatu apapun, juga
kepada saudara kandung saya yang selalu memberikan semangat yang
luar biasa.
10. Terima kasih kepada sahabat dan teman-teman ekonomi syariah
letting 2018 seperjuangan yang selalu mendukung dan berjuang
bersama dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu
yang telah membantu penulis selama proses penyusunan proposal
skripisi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam Penelitian skripsi ini
masih jauh dari banyak kesalahan dan kekurangan yang disebabkan
karena keterbatasan, kemampuan serta pengalaman Peneliti. Dengan
demikian segala saran, kritik maupun masukan yang lainnya Peneliti
terima dengan lapang dada demi menyempurnakan skripsi ini.
Diharapkan juga skripsi bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
2
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk semua
pihak semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Dan
semoga tugas akhir ini bermanfaat untuk semua pihak yang
membacanya.
Fathul Laden
3
ABSTRAK
Nama : Fathul Laden
NIM : 180602221
Fakultas/Program Studi : Ekonomi dan Bisnis Islam/Ekonomi Syariah
Judul : Analisis Jual Beli Online Secara Dropshipping
dalam Meningkatkan Pendapatan Umkm Menurut
Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Pada Toko
Sport SCR Seven)
Pembimbing I : Dr. Hendra Syahputra. MM
Pembimbing II : Mursalmina. ME
Penelitian yang berjudul “Analisis Jual Beli Online Secara Dropshipping dalam
Meningkatkan Pendapatan Umkm Menurut Perspektif Ekonomi Syariah (Studi
Pada Toko Sport SCR Seven)” bertujuan untuk mengetahui imengetahui
implementasi sistem dropshipping dalam meningkatkan pendapatan pada toko
Sport SCR Seven dan sistem transaksi dropshipping dalam perspektif Ekonomi
Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian
bersifat deskriptif. Informan terdiri dari pihak pemilih Sport SCR Seven dan
pelanggan. Pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi, dokumentasi
dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementalsi
jual beli dengan sistem dropshipping yang dilakukan oleh pihak Sport SCR Seven
disimpulkan bahwa sistem jual beli melalui dropshipping adalah jual beli barang
atau produk secara online dengan cara penjual atau dropshipper tidalk memiliki
barang, barang yalng dipesan akan dikirimkan oleh suppier kepada para pembeli
dengan nama pengirim pihak Sport SCR Seven. Penerapan sistem dropshipping
oleh Sport SCR Seven mampu meningkatkan jumlah penjualan meskipun
peningkatan penjualan tidak hanya dari penerapan sistem dropshipping, nalmun
sejak penggunaan sistem ini, penjualan toko bertambah. Pandangan Ekonomi
Syariah terhadap implementasi jual beli dengaln sistem dropshipping yang
dilakukan pihak Sport SCR Seven telah memenuhi syarat daln rukun dalam jual
beli menurut Islalm. Sistem dropshipping ini dalam praktiknya menggunakan
akad salam dan juga akad wakalah. Proses dan alur jual beli dropshipping adalah
sistem yalng diperbolehkan karena telah sesuali dengan syariat Islalm.
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 1
ABSTRAK ............................................................................................................. 4
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 5
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. 9
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 11
2.2 Dropshipping............................................................................................... 27
5
2.2.3 Keuntungan dan kerugian Dropshipping ............................................. 29
6
3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 57
BAB V PENUTUP............................................................................................... 73
5.2 Saran............................................................................................................ 73
LAMPIRAN......................................................................................................... 80
7
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kerugian Dropshipping ....................................................................... 30
Tabel 2. 2 Kriteria UMKM &Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omset............ 44
Tabel 2. 3 Karakteristik UMKM dan Usaha Besar ............................................... 48
Tabel 2. 4 Penelitian Terkait ................................................................................ 54
8
DAFTAR GAMBAR
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Instrumen Wawancara Penelitian .................................................. 80
Lampiran 1. 2 Transkip Wawancara Penelitian .................................................... 81
10
BAB I
PENDAHULUAN
11
Mekanisme penjual dalam jual beli secara online dapat dilakukan dengan
sistem reseller dan dropshipping. Menurut (Huda, 2021) reseller merupakan
seseorang atau lembaga yang membeli suatu produk dengan tujuan untuk dijual
kembali. Sehingga penjual tidak memproduksi barang sendiri, namun membeli
barang orang lain untuk dijual kembali. Sedangkan dalam sistem dropshipping,
penjual tidak mengetahui secara langsung barang yang dijual. Dropshipping
merupakan suatu cara dalam menjual produk tanpa harus memiliki produk
tersebut (Iswidharmanjaya, 2012). Menurut data Statistik E-Commerce dalam
Badan Pusat Statistik, tren dropshipping cenderung semakin meningkat,
sebagaimana terlihat pada Grafik di bawah ini:
5.29%
4.51%
1.52%
12
barangnnya diserahkan kemudian hari. Tetapi ciri-ciri barang tersebut haruslah
jelas sifatnya serta jelas kuantitas, kualitas dan waktu penyerahannya. Dalam
kajian ekonomi Islam dan keuangan kontemporer, banyaknya muncul persoalan-
persoalan persaingan bisnis yang merupakan salah satu pemicu perubahan yang
harus diperhitungkan, dengan munculnya berbagai produk yang semakin
beragam, menuntut para produsen untuk terus bersaing. Para produsen tentunya
akan selalu berinovasi dalam menghadapi persaingan dan pesaing berupaya
menjadi yang terbaik, yaitu menjalankan bisnisnya dengan produk yang bermutu,
harga bersaing dan pelayanan total (Ismail, 2002).
Dengan adanya sistem dropshipping ini membuat para pelaku UMKM bisa
terbantu dengan baik. Mereka bisa berjualan dengan modal yang minim akan
tetapi memiliki akses barang yang luas, maka dalam hal ini menjadi dampak
positif bagi UMKM yang sedang dalam masa perkembangan di dunia bisnis
digital. Para pelaku UMKM tidak lagi membutuhkan modal yang besar jika ingin
menjual atau sedang melakukan perkembangan di usahanya.
Bedasarkan latar belakang tersebut mendasari dilaksanakannya penelitian
ini guna menasalisis mengenai implementasi dropshipping dalam meningkatkan
pendapatan UMKM dan bagaimana transaksi sistem dropshipping menurut
perspektif ekonomi Islam pada studi pada Toko sport SCR Seven sebagai objek
penelitian yang mulai didirikan pada 2014 dengan hanya menggunakan modal
yang terbilang kecil dan tidak memilki stok barang atau barang yang dikirim
langsung darinya. Memulai usaha dengan modal yang kecil sangat sulit, akan
tetapi dengan adanya sistem dropshipping ini membuat toko sport SCR Seven
mampu bertahan dan bisa berkembang dengan pesat. Memanfaatkan jejaring
media sosial, seperti facebook, twitter, dan beberapa marketplace membuat toko
sport SCR Seven mampu mendirikan toko sendiri dengan menyetok barang
sendiri dan tidak lagi bergantung dengan reseller yang tentunya memiliki harga
yang lebih mahal.
Terdapat penelitian terdahulu yang berhubungan dengan permasalahan
yang diangkat dalam pembahasan atau topik penelitian ini. Oleh karena itu, dalam
kajian ini peneliti memaparkan perkembangan karya ilmiah terkait dengan
13
permasalahan yang akan diteliti sehingga akan terlihat dari sisi mana peneliti
dalam membuat karya ilmiah, sehingga akan terlihat suatu perbedaan tujuan yang
dicapai oleh masing-masing pihak.
Hal ini didukung oleh beberapa penelitian sebelumnya, seperti penelitian
Lestari (2020) mahasiswi IAIN Metro yang berjudul “Bisnis Online Dalam
Perspektif Ekonomi Islam” dalam penelitian tersebut diperoleh keterangan bahwa
dalam bisnis online perspektif Ekonomi Islam telah memenuhi rukun jual beli
dalam ekonomi islam yaitu adanya kedua belah pihak yang berakad meskipun
tidak berada pada majlis yang sama. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Lestari
terfokus pada bisnis online melalui media internet atau dikenal dengan sebutan e-
commerce, sedangkan pada menelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada
barang dalam sebuah sistem jual beli online dengan dropshipping. Penelitian yang
dilakukan oleh Ernani (2021) mahasiswi IAIN Metro yang berjudul “ Jual Beli
Dropship dalam Perspektif Hukum Ekonomi Syari’ah” dalam penelitian tersebut
disimpulkan bahwa dalam jual beli dropship jika dilihat dari hukum ekonomi
syari’ah telah memiliki kesamaan dengan akad yang terdapat dalam hukum
ekonomi syari’ah. Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Dwi Ernani terfokus padaa
Hukum Ekonomi Syari’ah. Sedangkan pada penelitian ini peneliti lebih
memfokuskan pada bagaimana UMKM bisa meningkatkan pendapatan melalui
dropshipping.
Topik ini menarik diteliti karena saat ini dengan berkembanganya sistem
jual beli online, maka berkembang pula para UMKM yang turut menggunakan
sistem jual beli online menggunakan sistem dropshipping yang hanya
memanfaatkan barang dari toko orang lain yang kemudian di jual kembali tanpa
harus menggunakan modal yang besar. Sistem dropshipping ini mengguntungakan
bagi mereka yang ingin berjualan di media sosial atau marketplace tetapi tidak
memiliki modal untuk membeli produk terlebih dulu. Maka, sistem ini
mengguntungkan kedua belah pihak yaitu antara reseller dan droshiper dalam
menjualkan suatu produk. UMKM bisa lebih cepat berkembang dengan adanya
sistem dropshipping ini yang mempercepat meninkatkan pendapatan para
pedagang.
14
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil
penelitian ini dengan judul “Analisis Jual Beli Online Secara Dropshipping
Dalam Meningkatkan Pendapatan Umkm Menurut Perspektif Ekonomi
Syariah (Studi Pada Toko Sport SCR Seven)’’
15
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk Pada bagian sistematika pembahasan, peneliti menyajikan bagian-
bagian yang di mulai dari bab satu sampai dengan bab lima sehingga dapat
memudahkan pembaca dalam memahami isi dari skripsi ini. Adapun bagian-
bagian tersebut, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab satu pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah yang
menjadi permasalahan utama dalam penelitian ini. Pada bab ini penulis
juga memaparkan rumusan masalah, dan tujuan penulisan hingga
manfaat penulisan pada penelitian ini.
Bab II Landasan Teori
Bab dua landasan teori, menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan
penelitian ini. Adapun dalam bab ini juga dijelaskan bagaimana bentuk
teori dasar penelitian, dan penelitian sebelumnya yang terkait serta di
gunakan sebagai acuan terhadap penelitian yang akan di lakukan saat ini.
Bab III Metodologi Penelitian
Bab tiga metode penelitian, pada bab ini peneliti menjelaskan tentang
metodologi penelitian, metodologi penelitian yang dibahas mencakup
jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, subjek dan
objek penelitian, sumber data dan jenis data, teknik pengumpulan data,
teknik analisi data, dan teknik keabsahan data.
16
saran-saran sebagai rekomendasi temuan-temuan yang diperoleh dalam
penelitian yang telah di lakukan.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
18
1) Online Procesing Credit Card. Metode ini digunakan untuk produk yang
bersifat retail dimana mencakup pasar yang sangat luas yaitu seluruh
dunia. Pembayaran dilakukan secara langsung atau saat itu juga.
2) Money Transfer. Pembayaran dalam metode ini lebih aman namun
membutuhkan biaya fee bagi pihak penyedia jasa money transfer untuk
mengirim sejumlah uang ke Negara lain.
3) Cash on Delivery. Pembayaran dengan bayar di tempat ini hanya bisa
dilakukan jika konsumen langsung datang ke toko tempat produsen
menjual produknya atau berada dalam satu wilayah yang sama dengan
penyedia jasa (Prihatna, 2005).
Adapun jual beli menurut terminologi, para ulama berbeda pendapat
dalam mendefinisikannya, antara lain :
1) Menurut ulama Asy-Syafi’i: jual beli adalah pertukaran barang dengan
barang lainnya.
2) Menurut ulama Maliki: jual beli adalah untuk seluruh satuannya bai (jual
beli), yang mencakup akad sharaf, salam dan lain sebagainya.
3) Menurut ulama Hambali: jual beli adalah Saling menukar harta dengan
harta dalam bentuk pemindahan milik dan pemilikan.
4) Menurut ulama Hanafi: jual beli adalah pertukaran harta (benda) dengan
harta berdasarkan cara khusus (yang dibolehkan).
5) Menurut imam Nawawi dalam Al-Majmu.: jual beli adalah pertukaran
harta dengan harta untuk kepemilikan.
6) Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab mugni: jual beli adalah pertukaran
harta dengan harta untuk saling menjadikan milik (Syafe’I, 2000).
Secara terminologi, jual beli diartikan dengan “tukar-menukar harta secara
suka sama suka” kata tukar-menukar atau peralihan pemilikan dengan
penggantian mengandung maksud yang sama, bahwa kegiatan mengalihkan hak
dan pemilikan itu berlangsung secara timbal balik atas dasar kehendak dan
keinginan bersama. (Syarifuddin, 2010).
19
2.1.2 Rukun dan Syarat Jual Beli
Sebagai salah satu bentuk transaksi, dalam jual beli harus ada beberapa hal
agar akadnya dianggap sah dan mengikat. Beberapa hal tersebut disebut sebagai
rukun. Dalam menetapkan rukun jual beli, diantara para ulama terjadi perbedaan
pandapat. Menurut ulama Hanafiah, rukun jual beli adalah ijab dan qabul yang
menunjukan pertukaran barang secara ridha, baik dengan ucapan maupun
perbuatan.
Adapun rukun jual beli menurut jumhur ulama ada empat, yaitu :
1) Penjual (Ba’i.)
Penjual adalah pihak yang memiliki objek barang yang akan
diperjual belikan.
2) Pembeli (musytari)
Pembeli adalah pihak yang ingin memperoleh barang yang
akan diharapkan, dengan membayar sejumlah uang tertentu kepada
penjual.
3) Ijab dan qabul (sighat)
Ijab dari segi bahasa berarti “pewajiban atau perkenaan”,
sedangkan qabul bearti “penerimaan”. Dalam jual beli ucapan atau
tindakan yang lahir pertama kali dari salah satu yang berakad
disebut ijab, kemudian ucapan atau tindakan yang lahir sesudahnya
disebut qabul.
4) Benda atau barang, sebagai berikut:
a) Bahwa di dalam ajaran Islam dilarang melakukan jual beli
barangbarang yang mengandung unsur najis ataupun barang
barang yang dinyatakan diharamkan.
b) Barang yang diperjual belikan adalah sesuatu yang bermanfaat,
alasannya bahwa yang hendak diperoleh dari transaksi ini
adalah manfaat itu sendiri. Bila barang tersebut tidak ada
manfaatnya bahkan dapat merusak seperti ular dan
kalajengking, maka tidak dapat dijadikan objek transaksi.
20
c) Baik barang atau uang yang dijadikan objek transaksi itu betul
betul telah menjadi milik orang yang akan melakukan
transaksi. Hal ini mengandung unsur tidak boleh menjual
barang orang lain, kecuali ada izin atau kuasa dari orang yang
memilikinya.
d) Barang atau yang yang telah menjadi miliknya itu haruslah
telah berada ditangannya atau dalam kekuasaanya dan dapat
diserahkan sewaktu transaksi, dan tidak mesti berada dalam
majelis akad, umpamanya tersimpan dalam gudang
penyimpanan yang berjauhan letaknya.
e) Barang atau uang dijadikan objek transaksi itu mestinya
sesuatu yang diketahui secara transaparan, baik kuantitas
maupun jumlahnya, baik timbang jelas timbangannya dan bila
sesuatu takaran jelas takarnya (Syafe’I, 2000).
Diantara ulama fiqih berbeda pendapat dalam menetapkan persyaratan jual
beli. Dibawah ini akan dibahas sekilas tentang persyaratan jual beli tersebut
(Syarifuddin, 2010).
1) Syarat bagi orang yang melakukan akad antara lain:
a) Baligh (berakal)
b) Beragama Islam
c) Tidak dipaksa.
21
2.1.3 Macam-Macam Jual Beli
Fikih muamalah, telah mengidentifikasi dan menguraikan macam-
macam jual beli, termasuk jenisjenis jual beli yang dilarang oleh Islam.
Macam atau jenis jual beli tersebut ialah:
1) Jual Beli Sahih
Suatu jual beli dikatakan sebagai jual beli yang sahih
apabila jual beli itu disyari’atkan, yaitu dengan terpenuhinya rukun
dan syarat yang telah ditentukan; barang yang diperjualbelikan
milik sendiri bukan milik orang lain, dan tidak tergantung pada hak
khiyar lagi (Nasrun, 2007).
2) Jual beli Yang Batal
Jual beli dikatakan sebagai jual beli yang batal apabila
salah satu atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi, atau jual beli itu
pada dasar dan sifatnya tidak disyari’atkan, seperti jual beli yang
dilakukan oleh anak- anak dan orang gila, atau barang yang
diperjualbelikan itu barang- barang yang diharamkan syara, seperti
bangkai, babi, dan khamar. Jenis-jenis jual beli yang batil
contohnya seperti:
3) Jual beli yang tidak ada
Contoh jual beli tidak ada yaitu apabila memperjualbelikan
buahbuahan yang putiknya pun belum muncul di pohonnya atau
jual beli anak sapi yang belum ada, sekalipun di perut ibunya telah
ada.
4) Menjual barang yang tidak boleh diserahkan pada pembeli
Seperti menjual barang yang dalam keadaan hilang atau
burung piaraan yang lepas dan terbang di udara.
5) Jual beli yang mengandung unsur tipuan
22
Jual beli yang mengandung unsur tipuan adalah yang pada
lahirnya baik, namun ternyata dibalik itu terdapkat unsur- unsur
tipuan.
23
2.1.4 Kelebihan Dan kekurangan Jual Beli Online
24
2) Standar dari Barang tidak sesuai
Salah satu kerugian yang didapat dalam jual beli online adalah
barang tidak sama dengan aslinya, kesamaan dari barang foto/
gambar yang kita lihat di monitor tidak bisa 100% persis sama.
3) Pengiriman Mahal
Jual beli via internet yang terjadi di media elektronik yang
berjauhan tentunya produkyang dibeli tidak selalu langsung kita
dapat mengambil. Pemilik toko masih memerlukan jasa
engiriman. Baik itu JNE, JNT, Pos Indonesia dan lain sebagainya.
4) Resiko Penipuan
Bahayannya uang akan diteruskan ke penjual meskipun produk
tidak dikirim dan tidak pernah dikirim selamanya (Yusuf Sofie,
2002).
25
(e-mail, SMS, BBM dan sejenisnya) atau menggunakan lisan (via telepon). Jual
beli melalui media elektronik adalah transaksi jual beli yang dilakukan via
teknologi modern sebagaimana disebutkan keabsahannya tergantung pada
terpenuhi atau tidaknya rukun dan syarat yang berlaku dalam jual beli. apanila
rukun dan syarat terpenuhi, maka transaksi semacam ini sah.
Beberapa syarat yang terkait dengan pembahasan transaksi elektronik
dalam jual beli dijelaskan dalam sebuah permyataan yang mana Ulama
mensyaratkan satu majelis dalam sebuah transaksi kecuali dalam hibah, makalah,
dan wasiat. Selain itu disyaratkan pula keberlangsungan antara ijab dan qabul
dengan mengacu pada kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tertentu.
Umumnya, penawaran dan akad dalam transaksi elektronik dilakukan secara
tertulis, dimana suatu barang dipajang di laman internet dengan dilabeli harga
tertentu. Kemudian bagi konsumenatau pembeli yang menghendaki maka
mentransfer uang sesuai dengan harga yang tertera dan ditambah ongkos
pengiriman.
Transaksi elektronik penjualan barang yang ditawarkan melalui internet
merupakan transaksi tertulis. Jual beli dapat menggunakan transaksi secara lisan
dan tulisan. Keduanya memiliki kekuatan hukum yang sama. Hal ini sesuai
dengan kaidah fiqhiyah. Mengenai syarat adanya barang dan uang sebagai
pengganti harga barang, maka dalam transaksi jual beli via elektronik tidak
dilakukan secara langsung dalam dunia nyata. Dalam hal bentuk dan wujud
barang yang menjadi obyek transaksi, dalam jual beli online biasanya hanya
berupa gambar (foto atau video) yang menunjukkan barang aslinya kemudian
dijelaskan spesifikasi sifat dan jenisnya. Pembeli dapat dengan bebas memilih
barang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Barang akan dikirim setelah
uang dibayarkan. Mengenai sistem pembayaran atau penyerahan uang pengganti
barang, maka umumnya adalah dilakukan dengan cara transfer. Bila sistem yang
berlaku seperti ini, maka pada dasarnya jual beli ini adalah jual beli salam.
Pembeli memilih barang dengan spesifikasi tertentu kemudian membayarnya,
setelah itu barang akan diserahkan atau dikirim kepada pembeli.
26
Apabila sistem salam yang dilaksanakan dalam jual beli via media
elektronik, maka rukun dan syaratnya juga harus sesuai dengan transaksi salam.
Rukun salam yaitu:
1) Muslim (pembeli atau pemesan).
2) Muslam ilaih (penjual atau penerima pesanan).
3) Muslam fih (Barang yang dipesan).
4) Ra’sul mal (harga pesanan atau modal yang dibayarkan).
5) Shighat ijab-qabul (ucapan serah terima).
Adapun mengenai syarat salam, secara umum sama dengan syarat akad
jual beli, yaitu: barang yang dipesan merupakan sepenuhnya milik penjual, bukan
barang najis dan bisa diserahterimakan. Hanya saja dalam akad salam tidak ada
syarat bagi pemesan untuk melihat barang yang dipesan, ia hanya disyaratkan
menentukan sifat-sifat dan jenis atau spesifikasi barang yang dipesan secara jelas.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka cukup jelas bahwa transaksi perdagangan
atau jual beli yang dilakukan via media elektronikhukumnya sah. Kecanggihan
media elektronik dapat membuat suasana dalam dunia maya menjadi seolah nyata.
Namun demikian, transaksi tersebut dikategorikan sebagai transaksi kinayah yang
keabsahannya dan kekuatan hukumnya sama dengan transaksi yang dilakukan
secara
langsung.
2.2 Dropshipping
27
Dropshipping merupakan sebuah sistem bisnis yang memungkinkan
seseorang untuk menjual berbagai macam produk langsung dari produsen/grosir
(supplier) kepada konsumen, tanpa perlu menyimpan stok serta melakukan
pengemasan dan pengiriman barang kepada konsumen.Bisnis ini sangat cocok
untuk seseorang yang ingin berjualan tetapi tidak mempunyai produk sendiri dan
tidak ingin di repotkan dengan urusan pengemasan dan pengiriman barang karena
semuanya dilakukan oleh pihak produsen atau grosir yang bertindak sebagai
supplier (Purnomo, 2012).
Sistem ini banyak diterapkan oleh para penggiat jual beli online. Mereka
tidak harus memiliki barang. Cukup memasang iklan atau foto produk di website,
facebook, twitter atau instagram dan media sosial lainnya, lalu jika ada pesanan,
mereka tinggal menghubungi pihak supplier atau grosir. Setelah itu pihak supplier
atau grosir yang mengirimkan barang langsung kepada pembeli dengan nama
pengirim yaitu dropshipper. Pada transaksi ini, dropshipper tidak memegang sama
sekali barang yang dia jual. Dengan demikian, konsumen tidak mengetahui bahwa
sejatinya ia membeli barang dari supplier (pihak kedua), dan bukan dari
dropshipper (pihak pertama). Dari berbagai pengertian diatas dapat dipahami
bahwa dropshipping merupakan suatu sistem jual beli online dimana penjual tidak
perlu menyediakan atau melakukan stok barang, dalam hal ini penjual
(dropshipper) hanya melakukan penjualan menggunakan foto/ gambar dan
keterang barang yang diberikan oleh pihak supplier yang kemudian disebarkan
kemedia sosial, dalam hal ini dropshipper berperan dalam kegiatan
mempromosikan barang kepada pembeli. Dalam sistem ini, dropshipper juga tidak
melakukan kegiatan pengemasan barang yang akan dikirim ke pembeli karena hal
tersebut akan dilakukan langsung oleh seorang supplier. Pada transaksi ini,
dropshipper tidak memegang sama sekali barang yang dia jual dan konsumen juga
tidak mengetahui hal tersebut (Iswi Dharmanjaya, 2012).
28
2.2.2 Bentuk Dropshipping
Ada tiga bentuk jual beli dropship yaitu:
1) Dropshipper bertindak sebagai calo atau broker, dalam kondisi ini
bisa mengambil keuntungan dari pihak pembeli atau produsen
(grosir) atau keduanya sekaligus sesuai kesepakatan. Lihat
bahasan mengenai komisi makelar (broker).
2) Dropshipper bertindak sebagai agen atau wakil, dalam kondisi ini,
barang masih boleh berada di tempat produsen (grosir) dan mereka
pun bisa bertindak sebagai pengirim barang (dropshipper) ke
tangan konsumen atau buyer. Jika sebagai agen berarti sudah
disetujui oleh pihak produsen atau grosir, ada hitam di atas putih.
3) Dropshipper menjual sendiri (misal atas nama toko online), tidak
atas nama produsen, maka seharusnya barang sampai ke tangan,
lalu boleh dijual pada pihak lain (Iskandar,2010).
29
4) Mudah untuk dijadikan pekerjaan sampingan Karena anda tidak
perlu melakukan pemantauan stok maupun produksi barang
secara terus menerus, sehingga tidak banyak menyita waktu.
5) Sistem dropshipping ini tidak kenal batas waktu atau ruang, alias
anda dapat menjalankan usaha ini kapanpun dan dimanapun anda
berada.
6) Dropshipper, mendapatkan keuntungan atau fee atas jasanya
memasarkan barang milik supplier (Arifin Badri, 2017).
30
2.2.4 Undang-Undang Dropshipping
31
Ekonomi Syariah (KHEI), salam adalah jasa keuangan yang melibatkan jual beli
yang pembiayaannya dilakukan bersamaan dengan pemesanan pesanan
(Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Pasal 20 Ayat (34).
Suatu akad pesanan atau pesanan pembelian dengan pembayaran di muka
atau pembayaran di muka dan barang yang akan diserahkan sesudahnya. Namun
ciri-ciri barang harus mempunyai spesifikasi yang jelas dan jelas baik dari segi
kuantitas, kualitas, dan waktu pengiriman (Afandi,2009).
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa jual beli
salam adalah suatu transaksi jual beli yang pembayarannya dilakukan pada saat
penandatanganan akad dan penyerahan barangnya dilakukan pada saat selesainya.
sesuai kesepakatan yang disepakati antara penjual dan pembeli.
32
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu
melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak
untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan
kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang
yang berutang itu mendiktekan, danhendaklah dia bertakwa kepada
Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun
daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya
atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri,
maka hendaklah walinyamendiktekannya dengan benar. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu.
Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang
laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang
kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa,
maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah
saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu
bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil
maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat
menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada
ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai
yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi
kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila
kamu berjual beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu
juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal
itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah
memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu”. (Q.SAl-Baqarah: 282).
33
orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti Rasul-Nya. Apabila kalian
melakukan transaksi utang-piutang, di mana sebagian dari kalian memberikan
pinjaman kepada orang lain sampai batas waktu tertentu, maka catatlah pinjaman
itu! Dan hendaklah pinjaman di antara kalian itu dicatat oleh seorang pencatat
dengan benar dan adil sesuai dengan ketentuan syariat. Dan hendaklah si pencatat
tidak menolak mencatat pinjaman itu sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Allah
kepadanya, yakni mencatat secara adil. Maka hendaklah si pencatat itu mencatat
apa yang didiktekan orang yang bertanggung jawab atas pinjaman itu, agar hal itu
menjadi pengakuan darinya. Dan hendaklah ia takut kepada Allah, Rabbnya. Dan
hendaklah ia tidak mengurangi pinjaman itu sedikitpun, baik dalam ukuran, jenis
maupun kualitasnya.
Jika orang yang bertanggungjawab atas pinjaman itu tidak cakap melakukan
transaksi, atau lemah, baik karena usianya yang masih kecil maupun karena
gangguan kejiwaan, atau tidak bisa mendiktekan karena bisu maupun lainnya,
maka hendaklah ia diwakili oleh walinya yang bertanggungjawab atasnya dengan
benar dan adil. Carilah dua orang laki-laki yang berakal sehat dan adil untuk
menjadi saksi. Jika tidak ada dua orang laki-laki, maka carilah saksi seorang laki-
laki dan dua orang wanita yang kalian percaya kualitas agama dan amanahnya.
Hal itu supaya ketika salah satu dari dua wanita itu lupa, maka wanita yang lain
akan mengingatkannya. Dan hendaklah para saksi itu tidak menolak apabila
mereka diminta menjadi saksi terkait transaksi utang-piutang. Dan mereka harus
memberikan kesaksian apabila mereka diundang untuk itu. Dan janganlah kalian
merasa jemu untuk mencatat transaksi utang-piutang, baik dalam jumlah sedikit
maupun banyak sampai batas waktu tertentu. Karena mencatat transaksi utang-
piutang itu lebih adil dalam pandangan syariat Allah, lebih kuat dalam
menegakkan dan memberikan kesaksian, dan lebih besar kemungkinannya untuk
menghilangkan keragu-raguan tentang jenis, kadar dan waktu (jatuh tempo)
pinjaman. Kecuali apabila transaksi itu kalian lakukan dengan cara jual-beli antara
barang dan uang secara tunai, maka tidak ada masalah bila kalian tidak
mencatatnya, karena memang tidak perlu dicatat. Dan dianjurkan kepada kalian
untuk mencari saksi guna menghindari perselisihan. Namun tidak boleh
34
mempersulit urusan para pencatat dan para saksi. Dan mereka juga tidak boleh
mempersulit urusan orang yang meminta jasa pencatatan dan kesaksian mereka.
Jika kalian mempersulit urusan tersebut, maka tindakan itu telah keluar dari ruang
lingkup ketaatan kepada Allah menuju kemaksiatan kepada-Nya. Dan takutlah
kalian -wahai orang-orang mukmin- kepada Allah dengan cara menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan Allah akan mengajarkan kepada
kalian apa-apa yang mengandung kebaikan bagi urusan dunia dan akhirat kalian.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, maka tidak ada sesuatupun yang
luput dari pengetahuan-Nya.
2) Hadist
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW datang ke Madinah,
dimana penduduknya melakukan salaf (salam) dan buah buahan (untuk jangka
waktu) sau, dua, dan tiga tahun. Beliau berkata: “Barang siapa yang
melakukan salaf (salam) hendaknya ia melakukan dengan takaran yang jelas dan
timbangan yang jelas pula, untuk jangka waktu yang diketahui.”
Berdasarkan hadist tersebut jual beli salam ini hukumnya dibolehkan,
selama ada kejelasan ukuran, timbangan dan waktunya ditentukan. Dasar hukum
jual beli ini telah sesuai dengan tuntunan syariat dan kaidah-kaidahnya:
Tafsir Hadits
Wahbah az-Zuhaili dalam al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu mengatakan
bahwa Ibnu Mundzir menyebut akad salam adalah akad yang diperbolehkan oleh
seluruh ulama fikih. Selain itu, manusia umumnya membutuhkan akad seperti ini
untuk bercocok tanam, membeli bahan pembuat produk, hingga modal barang
dagangan.
35
menyerahkan.
2) Objek jual beli salam, yaitu harga dan barang yang dipesan. Barang
yang dipesan harus jelas ciri-cirinya dan waktu penyerahannya.
Harga harus jelas serta diserahkan waktu akad.
3) Shighat berupa ijab dan qabul. Ijab berarti menyatakan melakukan
ikatan dan qabul memiliki arti pernyataan penerimaan ikatan.
36
4) Suci atau mungkin untuk disucikan sehingga tidak sah penjualan
bendabenda najis seperti anjing, babi, dan yang lainnya.
Fatwa nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 Menyebutkan ketentuan tentang barang
salam adalah sebagai berikut:
1) Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai utang.
2) Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
3) Penyerahannya dilakukan kemudian.
4) Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan
kesepakataPembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.
5) Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan barang sejenis sesuai
kesepakatan (Adiwarman A Karim, 2018).
37
(alHifdh). menurut kalangan syafi’i arti Wākalah adalah ungkapan atau
penyerahan kuasa (al-muwakkil) kepada orang lain (al-wakil) supaya
melaksanakan sesuatu dari jenis pekerjaan yang bisa digantikan (an-naqbalu an-
niyabah) dan dapat di lakukan oleh pemberi kuasa, dengan ketentuan pekerjaan
tersebut di laksanakan pada saat pemberi kuasa masih hidup. Wākalah dalam arti
harfiah adalah menjaga, menahan atau penerapan keahlian atau perbaikan atas
nama orang lain, dari sini kata Tawkeel diturunkan yang berarti menunjuk
seseorang untuk mengambil alih atas suatu hal juga untuk mendelegasikan tugas
apapun ke orang lain (Ayub,2012).
Akad Wākalah adalah akad yang memberikan kuasa kepada pihak lain
untuk melakukan suatu kegiatan dimana yang memberi kuasa tidak dalam posisi
melakukan kegiatan tersebut. Akad Wākalah pada hakikatya adalah akad yang
digunakan oleh seseorang apabila dia membutuhkan orang lain atau mengerjakan
sesuatu yang tidak dapat dilakukannya sendiri dan meminta orang lain untuk
melaksanakannya. Wākalah memiliki beberapa makna yang cukup berbeda
menurut beberapa ulama. Berikut adalah pandangan dari para ulama:
1) Menurut Hashbi Ash Shiddieqy, Wākalah adalah akad penyerahan
kekuasaan, yang pada akad itu seseorang menunjuk orang lain
sebagai penggantinya dalam bertindak (bertaṣarruf).
2) Menurut Sayyid Sabiq, Wākalah adalah pelimpahan kekuasaan
oleh seseorang kepada orang lain dalam hal-hal yang boleh
diwakilkan.
3) Ulama Malikiyah, Wākalah adalah tindakan seseorang
mewakilkan dirinya kepada orang lain untuk melakukan tindakan-
tindakan yang merupakan haknya yang tindakan itu tidak
dikaitkan dengan pemberian kuasa setelah mati, sebab jika
dikaitkan dengan tindakan setelah mati berarti sudah berbentuk
wasiat.
4) Menurut Ulama Syafi’iah mengatakan bahwa Wākalah adalah
suatu ungkapan yang mengandung suatu pendelegasian sesuatu
oleh seseorang kepada orang lain supaya orang lain itu
38
melaksanakan apa yang boleh dikuasakan atas nama pemberi
kuasa. Berkenaan dengan akad Wākalah ini para ulama sudah
sepakat mengenai bolehnya akad Wākalah karena dalam
prakteknya di perbankan syariah akad ini dipergunakan untuk
kegiatan tolong menolong, akad ini diperbolehkan karena konsep
dari kegiatan tolong- menolong dan dalam dunia perbankan
syariah, akad ini dipergunakan sebagai wadah untuk
mempertemukan pihak yang mempunyai modal dengan pihak
yang memerlukan modal, dan bank mendapat fee dari jasa
tersebut.
39
kepentingan dirinya atau di luar yang disetujui oleh
pemberi kuasa.
c) Apabila orang yang menerima kuasa melakukan
kesalahan tanpa sepengetahuan yang memberi kuasa
sehingga menimbulkan kerugian, maka kerugian yang
timbul menjadi tanggungannya.
40
2.4.5 Rukun Dan Syarat Akad Wakalah Bil Ujrah
Dalam melaksanakan akad Wakalah bil Ujrah, terdapat rukun dan syarat
yang harus dipenuhi, karena hal ini berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional
majelis Ulama Indonesia No:10/DSN-MUI/IV/2000 tentang wakalah maka akad
wakalah bil ujrah harus memenuhi beberapa rukun yaitu:
1) Adanya Al-Aqidain (subjek perikatan)
Al-Aqidain adalah para pihak-pihak yang melakukan akad. Dilihat dari
sudut hukum, maka pelaku dari suatu tindakan hukum akad disebut sebagai
subjek hukum yang diartikan sebagai pengemban hak dan kewajiban. Subjek
hukum ini terdiri dari dua macam yaitu manusia dan badan hukum. Pertama,
manusia sebagai subjek hukum perikatan adalah pihak yang sudah dibebani
hukum yang disebut mukallaf (orang yang telah mampu bertindak secara
hukum,baik yang berhubungan dengan Tuhan maupun dalam kehidupan
sosial). Kedua, badan hukum yaitu badan yang dianggap dapat bertindak dalam
hukum dan mempunyai hak-hak, kewajiban-kewajiban, dan perhubungan
hukum terhadap orang lain atau badan lain. Dalam melaksanakan akad wakalah
bil ujrah maka para subjek harus memenuhi syaratsyarat, baik wakil maupun
muwakil. Muwakil (yang mewakilkan) akan melaksanakan suatu akad wakalah
bil ujrah haruslah memenuhi syarat antara lain:
a) Harus seorang pemilik sah yang dapat bertindak terhadap hal yang ia
wakilkan.
b) Orang mukallaf atau mumayyiz dalam batas-batas tertentu, yakni dalam
hal-hal yang bermanfaat baginya seperti mewakilkan untuk menerima
hibah, menerima sedekah dan sebagainya. Sedangkan syarat untuk wakil
(yang mewakili) sebagai berikut. Wakil harus orang yang mewakili
kecakapan/cakap hukum, dapat mengerjakan tugas yang diwakilkan
kepadanya (Dewi Wirdianingsih, 2005).
2) Mahallul‟aqd (Objek Perikatan)
Mahallul‟Aqd yaitu suatu objek akad dan dikenakan akibat hukum
yang ditimbulkan. Bentuk objek dalam perikatan dapat berupa benda
berwujud (seperti mobil,rumah dan lain-lain) dan benda tidak berwujud
41
seperti (manfaat tertentu). Adapun mahallul’Aqd dalam akad Wakalah bil
Ujrah adalah sebagai berikut:
a) Objek perikatan tidak bertentangan dengan syariah Islam. Jadi
objek perikatan haruslah memiliki nilai dan bermanfaat,
apabila tidak maka perikatannya menjadi batal.
b) Objek perikatan haruslah jelas dan dikenali oleh orang yang
mewakili. Dalam hal objek menggunakan sejumlah uang yang
harus diketahui jumlah dan jenisnya.
c) Objek perikatan dapat diwakilkan menurut syariat Islam.
3) Ijab qabul (sighat al-Aqd)
Ijab adalah suatu persyaratan janji atau penawaran dari pihak pertama
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan yang dimaksud
Qabul adalah suatu pernyataan menerima dari pihak kedua atas penawaran
yang dilakukan oleh pihak pertama. Jadi sighat al-Aqd (ucapan) yaitu suatu
permintaan dan penawaran (ijab-qabul) harus diucapkan oleh kedua belah
pihak guna menunjukan kemampuan mereka untuk menyempurnakan
kontrak. Dalam akad Wakalah bil Ujarah pernyataan Ijab dan Qabul harus
dinyatakan oleh bela pihak untuk menunjukan kehendak mereka dalam
mengadakan kontrak (akad). Syarat-syarat dalam Ijab dan Qabul adalah
sebagai berikut:
a) Ijab dan Qabul dilakukan oleh pihak-pihak yang memenuhi syarat.
b) Ijab dan Qabul tertuju pada suatu objek tertentu.
c) Pada saat berlangsungnya Ijab dan Qabul harus berhubungan
langsung dengan majelis.
d) Pada saat pelaksanaan Ijab dan Qabul mempunyai pengertian yang
jelas.
e) Adanya pesesuaian antara Ijab dan Qabul menggambarkan
kesungguhan dan kemauan para pihak.
42
2.5 Usaha Menegah Kecil Menegah (UMKM)
43
c) Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih
lebih dari Rp.500 juta hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil
penjualan tahunan di atas Rp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp.50
milyar (Ade Resalawati, 2011).
Usaha Kecil > Rp50 juta – Rp500 >Rp300 juta –Rp2,5 miliar
juta
44
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat
penting dan strategis dalam mengantisipasi perekonomian kedepan terutama
dalam 5 Undang Undang Nomor tahun 2008 tentang UMKM, Bab IV pasal 6
memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya krisis perekonomian
nasional seperti sekarang ini sangat mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi
dan politik yang imbasnya berdampak pada kegiatan-kegiatan usaha besar yang
semakin terpuruk, sementara UMKM serta koperasi relatif masih dapat
mempertahankan kegiatan usahanya.Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin
dicapai adalah terwujudnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
tangguh dan mandiri yang memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam
produksi dan distribusi kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam permodalan
untuk menghadapi persainganbebas.
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada
prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha
Menengah (UM), dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset
awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omsetrata- rata per tahun, atau
jumlah pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini
berbeda menurut negara. Karena itu, memang sulit membandingkan pentingnya
atau peran UMKM antar negara.
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan usaha yang
berdiri sendiri. Beberapa keunggulan UKM terhadap usaha besar antara lain
adalah sebagai berikut.
a) Inovasi dalam teknologi yang telah dengan mudah terjadi dalam
pengembanganproduk.
b) Hubungan kemanusiaan yang akrab di dalam perusahaan kecil.
c) Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau
penyerapannyaterhadap tenaga kerja.
d) Fleksibelitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang
45
berubahdengan cepat dibanding dengan perusahaan (Amalia et al., 2010).
46
2) Untuk keperluan penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah.
3) Untuk meyakinkan pemilik modal atau pengusaha tentang
posisi perusahaannya.
4) Untuk pertimbangan badan tertentu berkaitan dengan antisipasi
kinerja perusahaan.
47
Tabel 2. 3 Karakteristik UMKM dan Usaha Besar
Ukuran Karakteristik
Usaha
Usaha Mikro 1. Jenis barang/komoditi tidak selalu tetap; sewaktu-waktu dapat
berganti.
Tempat usahanya tidak selalu menetap; sewaktu-waktu dapat
pindah tempat.
• Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana
sekalipun.
• Tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan
usaha.
• Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai.
• Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
• Umumnya belum akses kepada perbankan, namun
sebagian sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
• Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan
legalitas lainnya termasuk NPWP.
• Contoh: Usaha perdagangan seperti kaki lima serta
pedagang di pasar.
Usaha Kecil • Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah
tetap tidak gampang berubah.
• Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak
berpindahpindah.
• Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan
walau masih sederhana.
• Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan
keuangan keluarga.
• Sudah membuat neraca usaha.
48
• Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.
• Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman
dalam berwira usaha.
• Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan
modal.
• Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha
dengan baik seperti business planning.
• Contoh: Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang
pengumpul lainnya.
Usaha • Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,
Menengah dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian
keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.
• Telah melakukan manajemen keuangan dengan
menerapkan sistem akuntansi dengan teratur sehingga
memudahkan untuk auditing dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
• Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi
perburuhan.
• Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin
tetangga.
• Sudah memiliki akses kepada sumber-sumber pendanaan
perbankan.
• Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia
yang terlatih dan terdidik.
• Contoh: Usaha pertambangan batu gunung untuk
kontruksi dan marmer buatan.
Usaha Besar • Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan
usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah,
49
yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta,
usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan
kegiatan ekonomi di Indonesia.
50
daninteraksi organisasi dengan pasar, pesaing dan faktor-faktor
lingkungan (Hasan, 2014).
Strategi merupakan hal menetapkan arah kepada “ manajemen”
dalam arti orang tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang
bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang diberikan keuntungan
terbaik untuk membantu memenangkan persaingan di dalam pasar.
Dengan kata lain, definisi strategi mengandung ua komponen yaitu
(Dirgantoro):
a) Future Intentions atau tujuan jangka panjang.
Hal ini diartikan sebagai pengembangan wawasan
jangka panjang dan menetapkan komitmen untuk
mencapainya.
b) Competitive Advantage atau keunggulan bersaing.
Hal ini diartikan sebagai pengembangan
pemahaman yang dalam tentang pemilihan pasar dan
pelanggan atau costumer oleh perusahaan yang juga
menunjukkan kepada cara terbaik untuk tujuan akhir.
Sementara itu Michael Porter dalam buku David
mengemukakan bahwa dengan strategi suatu organisasi
memperoleh keunggulan bersaing dari tiga macam dasar
yang berbeda, yaitu:
2) Strategi keunggulan biaya.
Strategi ini merupakan strategi mengefisienkan seluruh biaya
produksi sehingga menghasilkan produk atau jasa yang bisa dijual
lebih murah dibandingkan pesaing. Strategi keunggulan sukses
biasanya merasuk keseluruh perusahaan atau organisasi, seperti
efisiensi yang tinggi, biaya administrasi yang rendah dan partisipasi
pegawai dalam pengendalian biaya.
3) Strategi diferensiasi.
Strategi ini menawarkan beberapa tingkat pembedaan artinya
dengan memberikan penawaran yang berbeda dibandingkan
51
penawaran yang berbeda dibandingkan penawaran yang diberikan oleh
kompetitor. Strategi differensiasi mengisyaratkan perusahaan
mempunyai jasa atau produk yang mempunyai kualitas ataupun fungsi
yang bisa membedakan dirinya dengan pesaing sehingga dapat
mempromosikan reputasi yang baik.
4) Strategi fokus.
Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang
memenuhi keperluan kelompok kecil konsumen. Strategi fokus
biasanya dilakukan untuk produk atau jasa yang memang mempunya
karakteristik khusus. Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan
bahwa strategi merupakan suatu rencana tindakan yang dirancang
untuk mencapai tujuan bukan hanya tujuan jangka pendek, akan tetapi
jangka menengah dan jangka panjang. Dalam menyusun strategi,
diperlukan analisis terhadap lingkungan, baik lingkungan eksternal
maupun internal dan disertai dengan keputusan dan pelaksanaan yang
tepat agar tujuan dapat dicapai melalui langkah-langkah yang tepat.
2.6 Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan penelitian ini tentunya penulis melakukan
penggalian informasi terkait dengan penelitian sebelumnya. Informasi
yang didapat berasal dari jurnal terkait penelitian yang berkaitan dengan
judul penelitian ini. Selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melihat
kekurangan dan kelebihan pada penelitian yang sudah ada.
Parmujianto (2019) dengan judul “Analisis Fikih Muamalah
Kontenporer Terhadap Jual Beli Online Dengan Sistem Transaksi
Dropshipping”. Tujuan penelitian ini bahwa dalam praktik jual beli sistem
transaksi dropship termasuk jual beli yang terlarang. Karena tidak
terpenuhinya syarat jual beli, yaitu di mana dropshipper tidak pernah
menampung barang sehingga tidak memiliki kekuasaan terhadap
barang untuk dijual, dan bertindak tidak jujur atas label pengiriman
barang yang seolah-olah dropship adalah pemilik dan pengirim barang
52
yang prinsip-prinsip etika bisnis Islam sudah memenuhi kriteria dalam
etiaka bisnis Islam, terutama dalam segi tauhid dan keadilan.
Faisal Fahmi (2016) dengan judul “Kesesuaian Akad Jual Beli
Dropship Dengan Fatwa MUI (Studi Kasus Pada Market Place
Bukalapak)” Skripsi ini bertujuan untuk meneliti sistem dropship pada
jual beli online (market place bukalapak) mengenai kesesuaian dengan
fatwa MUI dan ditinjau dari fiqihnya. Semakin berkembangnya
teknologi saat ini jual beli tidak harus bertatap muka, dengan adanya
internet maka jual beli dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
Disini penulis menjelaskan bagaimana sistem dropship ini berjalan
dan bisa menjadi peluang bagi masyarakat yang ingin melakukan bisnis
online tanpa terikat ruang dan waktu bahkan modal.
Nur Khuzaimah (2015) dengan judul “Jual Beli Online Dengan
Dropshipping Perspektif Fikih Muamalah” Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana sistem jual beli online dengan dropshiping dalam
perspektif fiqh muamalah pada mahasiswa jurusan ekonomi syari’ah
angkatan tahun 2015, IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Metro.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian jenis lapangan atau field reserce
dengan sifat kualitatif adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh
melalui metode wawancara (interview) terhadap penjual maupun pembeli
online dengan sistem dropshipping, dan dokumentasi yang berupa data-
data mahasiswa yang dibutuhkan dalam skripsi ini. Data yang terkumpul
dianalisis menggunakan metode deskriptif yaitu menganalisis data yang
dilakukan dengan jalan mendeskripsikan data dengan penelaran data yang
logis.
53
Tabel 2. 4 Penelitian Terkait
No Penelitian dan Judul Metode Hasil Penelitian
Penelitian
1 Parmujianto 2019. Kualitatif Disimpulkan bahwa dalam
“analisis fikih praktik jual beli system
muamalah transaksi dropship termasuk
Kontenporer terhadap jual beli yang terlarang.
jual beli online Karena tidak terpenuhinya
dengan syarat jual
sistemtransaksi beli, yaitu di mana
dropshipping” dropshipper tidak pernah
menampung barang sehingga
tidak memiliki kekuasaan
terhadap barang untuk dijual,
dan bertindak tidak jujur atas
label pengiriman barang yang
seolah-olah dropship adalah
pemilik dan pengirim barang
yang sesungguhnya
2 Destyana,2018. Kualitatif Dari hasil penelitian
“Jual beli online bahwa jualbeli online
menggunakan sistem menggunakan sistem
dropshipping dalam dropshipping merupakan jual
perspektif etika bisnis beli yang disebutkan sifat-
islam” sifat barangnya. Kemudian
jika dilihat dari segi prinsip-
prinsip etika bisnis Islam
sudah memenuhi kriteria
dalam etiaka bisnis Islam,
terutama dalam segi tauhid
dan keadilan. Kesimpulannya
adalah sistem dropship ini
berjalan dan bisa menjadi
peluang bagi masyarakat yang
ingin melakukan bisnis online
tanpa terikat ruang dan waktu
bahkan modal.
3 Faisal fahmi (2016) Kualitatif Kesimpulannya adalah
Dengan judul semakin berkembangnya
“kesesuaian akad jual teknologi saat ini jual beli
beli dropship dengan tidak harus bertatap muka,
fatwa mui (studi dengan adanya internet maka
kasus pada market jual beli dapat dilakukan
place bukalapak)” dengan cepat dan mudah.
Disini penulis menjelaskan
54
bagaimana sistem dropship ini
berjalan dan bisa menjadi
peluang bagi masyarakat yang
ingin melakukan bisnis online
tanpa terikat ruang dan waktu
bahkan modal.
4 Nur Khuzaimah Kualitatif Penelitian ini termasuk
(2015) dengan judul dalam penelitian jenis
“Jual Beli Online lapangan atau field reserce
Dengan Dropshipping dengan sifat kualitatif adapun
Perspektif Fikih sumber data dalam penelitian
Muamalah” ini diperoleh
melalui metode wawancara
(interview) terhadap
penjual maupun pembeli
online dengan system
dropshipping, dan
dokumentasi yang berupa
data-data mahasiswa yang
dibutuhkan dalam skripsi ini.
Data yang terkumpuk
dianalisis menggunakan
metode deskriptif yaitu
menganalisis data yang
dilakukan dengan jalan
mendeskripsikan data dengan
penelaran data yang logis.
Rizka khoirunnisa, Kualitatif Hasil dari penelitian ini
Jual beli online menunjukan bahwa jual beli
menggunakan sistem online menggunakan sistem
dropshipping dalam dropshipping ini tidak sejalan
perspektif islam dengan bai salam karena
ketidakjelasan kepemilikan
dari barang yang akan dijual,
karena dropshipper tidak
mengetahui wujud dan
keaslian barang secara nyata.
55
2.7 Kerangka Pemikiran
Dropshipping
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
57
3.3 Subjek dan Objek Penelitian
58
Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari lapangan
(wawancara). Pada perolehan data melaui teknik wawancara peneliti
menggunakan wawancara semi-terstruktur dan juga observasi pasif. Dalam
memperoleh hasil wawancara ini, peneliti datang langsung ke toko Sport SCR
Seven. Adapun wawancara yang dilakukan dengan melakukan tanya jawab dan
diskusi secara langsung guna mendapatkan data yang diperlukan dalam
penelitian.
59
2 Jalaludin, ST. MA Pakar Ekonomi Islam 1
3 Pembeli Pelanggan Sport SCR Seven 5
Total 7
2) Observasi
Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian
melalui proses pengamatan langsung di lapangan. Peneliti berada
ditempat itu, untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid dalam
laporan yang akan diajukan. Dalam observasi ini peneliti
menggunakan jenis observasi non partisipan, yaitu peneliti hanya
mengamati secara langsung keadaan objek, tetapi peneliti tidak
aktif dan ikut serta secara langsung. Teknik pengumpulan data ini
dilakukan dengan cara mengamati suatu fenomena yang ada dan
terjadi.
Teknik observasi ini digunakan penulis untuk mengambil
data dengan cara menangkap yang diamati lalu membuatnya menjadi
sebuah deskripsi maupun catatan. Teknik observasi dilakukan secara
langsung melalui pengambilan data untuk mengetahui sistem jual
beli produk secara dropshipping dan peningkatan pendapatan.
Adapun yang menjadi bahan observasi pada penelitian ini yaitu toko
Sport SCR Seven.
60
Tahap analisis data merupakan tahap yang sangat penting dalam suatu
penelitian, karena pada tahap inilah, penulis dapat merumuskan hasil-hasil
penelitiannya. Proses analisis data dimulai dengan dengan menelaah seluruh data
yang tersedia baik dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun
tahap-tahap menganalisis data adalah:
1. Pengumpul data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui
dokumentasi, observasi maupun wawancara yang merupakancatatan data di
lapangan. Dalam penelitianini data yang dikumpulkanbaikberupa data primer
yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi maupun data
sekunder yang diperoleh dari kajian literatur (Miles, Huberman & Saldana,
2014).
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan dan pemusatan perhatian pada
penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan-catatantertulis di lapangan.
Reduksi data juga merupakan suatu bentuk analisis yang memper-tegas,
memperpendek, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan. Dalam tahapan ini
merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian data kasar
yang diambil dari lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidakperlu, dan
menggorganisasi data dengan cara sedemikian rupa, hinggakesimpulan-
kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi (Miles, Huberman & Saldana,
2014).
3. Display Data
Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif dan
semuanya dirancangguna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk
yang padu dan mudah dipahami. Penyajian data diartikan sebagai pemaparan
informasi yang tersusun untuk member peluang terjadinya suatu kesimpulan.
Selainitu, dalam penyajian data diperlukan adanya perencanaan kolom dan tabel
bagi data kualitatif dalam bentuk khususnya. Dengan demikian, penyajian data
yang baik dan jelas sistematikanya sangatlah diperlukan untu kmelangkah kepada
tahapan penelitian kualitatif selanjutnya (Miles, Huberman & Saldana, 2014).
61
4. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan data yang telah ada maka dilakukan penarikan
kesimpulan dengan mempertimbangkan berbagai data yang telah didapatkan
dilapangan. Dari permulaan pengumpulam data, peneliti kualitatif mulai
mencari arti, mencatat keteraturan hasil penelitian, penjelasan-penjelasan, alur
sebab akibat, dan proposisi. Sampai mendapatkan kesimpulan yang sesuai
dengan hasil yang telah diteliti.
62
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
63
yang di alih fungsikan menjadi gudang sekaligus tempat menjual produk-produk
online milik SCR Seven Sport. Di gudang inilah dan bermodalkan komputer dan
internet maka usaha online SCR Seven Sport bisa dijalankan dengan
menggunakan sistem dropshipping.
64
Kedua, dengan cara online atau dropshipping yaitu dimana pembeli
memesan barang dengan menjelaskan spesikasi atau sifat-sifat barang
kepada dopshipper yaitu bapak Heru Hermawan si pemilik toko SCR Seven
kemudian mengirimkan uang sekaligus ongkos kirim, kemudian dropshipper
mengirim data pembeli ke supplier dan supplier langsung mengirimkan barang
kepada pembeli dengan mengatas namakan toko sport SCR Seven tersebut.
Sehingga pembeli mengetahuinya bahwa toko sport SCR Seven lah yang
mengirim barang tersebut. Jual beli cara offline adalah jual beli yang
dilakukan secara langsung antara pembeli dan penjual, dimana pembeli bisa
memilih langsung barang yang diinginkan. Sedangkan jual beli dengan cara
online yaitu dimana pembeli membeli barang melalui media sosial dan hanya
bisa melihat barang lewat gambar dengan spesifikasi barang dan harganya.
Proses jual beli tersebut adalah jual beli yang boleh dilakukan, jual beli
langsung itu sama dengan jual beli benda yang kelihatan dan jual beli sistem
dropshipping termasuk dalam jual beli salam. Kegiatan jual beli sistem
dropshipping yang dilakukan antara dropshipper dengan pembeli ini termasuk
jual beli yang benar, tetapi masih ada kecenderungan barang yang setelah
diterima oleh pembeli tidak sesuai dengan yang sudah diklasifikasikan sehingga
belum sesuai dengan etika bisnis Islam. prinsip etika bisnis Islam yang berkaitan
dengan masalah jual beli sistem dropshipping ini adalah kejujuran dan tanggung
jawab.
65
antaranyal jual beli secaral langsung di toko, reseller maupun dropshipping.
Awal mula keberadaan Sport SCR Seven di Banda Aceh diungkapkan oleh
pemilik Sport SCR Seven sebagai berikut:
Pada awalnya pemilik Sport SCR Seven hanya menjalankan sistem
penjualan online yakni melalui para reseller, namun seiring berjalannya
waktu sistem reseller dianggap kurang maksimal dalam meningkatkan
penjualan toko. Pihak owner toko pun mulai menjalankan sistem
dropship. Dropshipping sebagali sistem lalu model penjualan yang paling
mudah dalam dunia online (Wawancara: Pihak Sport SCR Seven, 10
Desember 2023).
Berdasarkan wawancara peneliti dengan pihak Sport SCR Seven juga
dikatakan terkait alasan menjalankan sistem dropshipping yakni sebagai berikut:
Alasan kami dari pihak Sport SCR Seven menjalankan sistem dropshipping
adalah tidak membutuhkan modal yalng terlalu banyak, halnya cukup
bermodalkan media sosial dan gambal produk dari supplier tanpa harus
menyetok barang dan tidak mengurusi pengiriman barang
(Wawancara: Pihak Sport SCR Seven, 10 Desember 2023).
Pembeli dan pelanggan yang melakukan transaksi jual beli di toko Sport
SCR Seven merupalkan para pengguna aktif shopee yalng berasal dalri berbagali
kota di Indonesia. Akun shopee dari Sport SCR Seven didaftarkan dengan alamat
dari store sendiri. Mitral dagang yang bekerja sama dengan pihak Sport SCR
Seven. Sistem dropshipping yang diterapkan oleh pihak Sport SCR Seven berbeda
dengan akun toko lalin yang juga menjalankan sistem ini, pihak Sport SCR Seven
tetap memiliki stok barang yang dijual di store offinenya, pihak Sport SCR Seven
juga menyatakan bahwa:
Sistem dropshipping ini dijalankan guna meningkatkan penjualan dan
pengembangan toko Sport SCR Seven. Alasan lain diungkalpkaln oleh
pemilik toko Sport SCR Seven, bahwasanya dalam menjalankan store
menggunakan pula sistem dropshipping untuk meningkatkan penjualan,
karena di toko offline tidak banyak produk yang dimiliki, maka untuk
memenuhi permintaan konsumen atas beberapa produk diambikaln dari
67
para supplier, namun dengaln tetap atas nama dari Sport SCR Seven
(Wawancara: Pihak Sport SCR Seven, 10 Desember 2023).
68
segera memprosesnya (Wawancara: Pelanggan Sport SCR Seven, 12
Desember 2023).
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat diketahui bahwa penerapan
dari sistem dropshipping yang telah dilakukan pemilik usaha Sport SCR Seven
telag memberikan hasil bagi peningkatan penjualan dan performa toko Sport
SCR Seven tersebut.
69
dropshipper dengan supplier, di mana pihak dropshipper menentukan harga
barang atau produk sendiri, namun setelah pesanan barang masuk, pihak
dropshipper akan langsung membeli barang dari supplier. Metode kerja sama
dalam sistem dropshipping ini secara umum ada dua macam, yaitu: pihak
supplier memberikan harga ke dropshipper, selanjutnya pihak dropshipper akan
menjual dan memasarkan produknya dengan menentukan harga sendiri dengan
mengambil keuntungannya, yang kedua produk atau barang telah ditentukan
harganya sejak awal, termasuk keuntungan bagi dropshipper untuk setiap barang
atau produk yang terjual. Metode yang pertama inilah yang dianggap paling
mudah dan banyak digemari oleh para pelaku bisnis dropshiping
Metode yang kedua akan ada biaya pendaftaran dan terdapat batas
minimal penjualan barang pada awalnya. Dalam dropshipping ini pihak
dropshipper hanya menjadi tempat perantara untuk mempromosikan barang atau
produk melalui toko online dengan memasang gambar, kriteria barang dan
harga. Sistem dropshipping ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan
dengan sistem yang lainnya. Dropshipping juga memiliki potensi untuk
membuka kesempatan kerja baru. Dalam hal ini apabila pelaku dropshipping
halnya menjual barang atau produk berdasarkan gambar saja dan barang belum
menjadi hak miliknya maka akad jual beli seperti ini adalah dilarang dalam
Islam. Berdasarkan wawancara dengan pemilih Sport SCR Seven Banda Aceh
mengatakan bahwa:
Saya bekerja sesuai dengan job deskripsi yang telah dijelaskan oleh
pemilik toko ini, mengenai hal jual beli dalalm Islam belum memahami
secara keseluruhan, akan tetapi tahu tentang etika dalam jual beli
serta jual beli yang tidak diperbolehkan.
Terkait dengan pemahaman pemilik Sport SCR Seven tentang jual beli
menurut ekonomi syariah belum terlalu mendalam, mereka halnya mengetahui
pemahaman dasar mengenali jual beli dalam Islam, pemilik Sport SCR Seven
dengan baik dan profesional sesuai dengan arahan dari pemilik toko. seluruh jenis
tranksaksi harus memberikan manfaat pada pihak penjual dan pembeli, oleh
karenal itu keduanya wajib memenuhi rukun dan syarat tertentu. Ini pulalah yang
70
menentukan boleh tidaknya di dalam Islam sendiri menentukan terkait jual beli
yang dibolehkan ataupun yang tidak dibolehkan. Pemilik Sport SCR Seven juga
menuturkan bahwa
Saya mengetahui bila penjualan online sepertinya telah memenuhi syarat
dalam ketentuan hukum Islam apalagi ini toko online yang besar seperti
shopee dan tokopedia serta ada MUI yang selalu mengontrol jadi telah
sinkron dengan ketentuan tersebut.
71
1) Pihak yang melakukan akad yang disebut aqid, dalam akad salam
penjual dinamakan muslam ilaih, sedangkan pembeli dinamakan
muslam.
2) Objek, objek dalam akad salam berupa barang dan harga yang telah
dipesan. Dalam hal ini objek jual beli yakni barang disebut dengan
muslam fih. Barang yang dipesan harus diketahui dengan jelas
spesifikasinya dan waktu penyerahannya.
3) Ijab qabul yang disebut sighat. Sighat disyaratkan harus sesuai dengan
aturan syariat Islam. Ijab berarti pernyataan dari penjual kepada
pembeli sedangkan qabul berarti penerimaan pembeli atas ijab yang
dilakukan oleh pembeli.
Syarat sah jual beli dengan akad salam ialah sebagai berikut:
1) Aqid atau pihak yang melakukan akad disyaratkan baligh, berakal dan
mumayiz.
2) Objek akad dalam hal ini berupa barang harus jelas dari berbagai aspek
spesifikasinya.
3) Uang untuk pembayaran harus jelas dan terukur. Mayoritas ulama fiqih
berpendapat pembayaran dalam akad salam harus dilakukan di tempat
berlangsungnya akad agar tidak menjadi piutang penjual.
4) Sighat disyaratkan harus jelas dinyatakan, sejalan, dan tidak
dipisahkan oleh suatu hal yang dapat memalingkan dari maksud dan
tujuan akad. Menurut tinjauan dalam ekonomi syariah, pihak yang
melakukan sistem penjualan dropshipping tergolong dalalm akad
wakalah. Hal ini disebabkan oleh pihak dropshipper hanya menjadi
perantara. Dalalm pelaksanaannya akad wakalah ini sama seperti akad
salam diperbolehkan apabila telah memenuhi rukun daln syarat
sahnya.
Terdapat empat hal yang harus dipenuhi dalam akad wakalah yakni: 1)
orang yang mewakilkan atau disebut muwakkil, dalam akad ini seorang muwakkil
harus berstatus sebagai pemilik sah dari suatu hal atau urusan serta memiliki hak
penuh atas hal atau sesuatu tersebut. 2) orang yang mewakili atau disebut wakil.
72
Syarat dari orang yang mewakili ialah baligh, berakal, dan mumayiz. 3) objek
yang diwakilkan atau muwakkal fih, disyaratkan pekerjaan atau suatu hal tersebut
dapat diwakilkan atau dapat digantikan. 4) Sighat atau ijab qabul. Sighat dalam
akad wakalah harus berupa lafal atau ucapan yang menunjukkan atau mengarah
pada maksud mewakilkan dengan disertai sikap ridho dari pihak muwakkil.
Sebelum terjalin hubungan kerja sama dengan para supplier, pihak Sport
SCR Seven telah menentukan kesepakatan di awal. Pemilik toko Sport SCR Seven
menuturkan sebagai berikut:
Sebelum mengambil barang dari supplier, di antara pihak toko dengan
supplier telah menentukan kesepakatan yang telah sama-sama disetujui,
untuk masalah penentuan harga pihak supplier tidak menentukan, dalalm
hal penentuan harga pihak Sport SCR Seven yang menentukan sendiri, hal
ini sekiranya dapat jadikan penentuan keuntungan yang akan diperoleh
pihak Sport SCR Seven.
Dalam Islam, bentuk kerja sama ini dapat tergolong ke dalam akad
samsarah. Akad Samsarah ialah perantara antara pihak penjual dan pembeli
sebagali pihak yang menjualkan barang atau mencarikan pembeli untuk penjual.
Pada umumnya pihak yang terlibat dalam akad samsarah yang dalam hal ini
seorang dropshipper akan mendapatkan upah dari supplier karena telah
menjualkan barangnya, namun hal ini berbeda dengan praktik yang terjadi dalam
kesepakatan pihalk Sport SCR Seven dengan para suppier. Daam Islam bentuk
kerja sama seperti ini diperbolehkan karena adanya kesepakatan yang telah
disetujui oleh kedua belah pihak dan atas dasar keridhaan.
73
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
5.2 Saran
Pada penelitian yang selalnjutnya diharapkan menggali lebih dalam
tentang sistem dropshipping, tentang bagaimana pengaruh sistem
dropshipping dalam kehidupan ekonomi secaral lebih signifikan.
74
kepercayaan konsumen, terlebih untuk segera mengembangkan
usaha dengan cara memproduksi barang sendiri.
75
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Syafi’i, Step By Step Bisnis Dropshiping dan Reseller, (Jakarta: PT. Elex
MediaKomputindo,2013), h.2.
Akbar, M. A., & Alam, S. N. (2020). E-COMMERCE: Dasar Teori Dalam Bisnis
Digital. Yayasan Kita Menulis.
Ascary. (2011). Akad dan Produk Perbankan Syariah, cet.3. Jakarta: Rajawali
Press.
Fahmi, F. (2018). Kesesuaian akad jual beli dropship dengan fatwa MUI (Studi
Kasus pada Marketplace Bukalapak). Skripsi—UIN Syarif Hidayatullah.
Faulidi Asnawi, Haris. Transaksi Bisnis E-commerce Perspektif Islam, cet.1.
Yogyakarta: Magista Insania Press, 2004.
Feri Sulianta, Trobosan Berjualan Online ala Dropshipping, (Yogyakarta: Penerbit
Andi,2014), h.2.
Gemala Dewi, S. H. (2018). Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Prenada Media.
Harahap, S. S. (1992). Akuntansi pengawasan & manajemen dalam perspektif
Islam. Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), h.5 Hendi
Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta, Raja Grafindo, 2013.
Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, 2006, Jakarta, Dewan Syariah
Nasional Majlis Ulama’ Indonesia, h.24
Huda, M. (2021). Bisnis Web Hosting: Teknologi Pendukung Untuk Menjalankan
Usaha Web Hosting. Bogor : Bisakimia .
Idris. (2016). Hadis Ekonomi Dalam Perspektif Hadis Nab. Jakarta: Prenada
Media Group.
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.
86
Ismail, M. (2002). Menggagas Bisnis Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Isnawati. (2018). Jual Beli Online Sesuai Syariah. Jakarta Selatan: Rumah Fiqih
Publishing.
Iswidharmanjaya, Derry, Dropshipping Cara Mudah Bisnis Online, (Jakarta: PT
ElexMedia Komputindo, 2012), h.7.
Jubilee Enterprise, Toko Online Dropshipping dengan wordpress, (Jakarta : PT
Elex Media Komputindo), h. 159.
77
Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syari’ah, (Bandung:Pustaka Setia, 2012), h.107
Junaidi, Pengaturan Hukum Perbankan Syari’ah di Indoneasia, ( Jakarta: UIN-
Malang Pers, 2009),h. 84
Karim, A. A. (2001). Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta: Gema
InsaniPress.
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, Pasal 103 Ayat (1-3)
Khuzaimah, N. (2019). Jual Beli Online dengan Drop Shipping Perspektif Fiqh
Muamalah (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Ekonomi Syari’ah Angkatan
2015 IAIN Metro) (Doctoral dissertation, IAIN Metro).
78
Beli Online Dengan Sistem Transaksi Dropship (Kajian Hukum Islam). Al
Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Keagamaan, 16(1), 83-103. Purnomo, C.
H. (2012). Jualan Online Tanpa Repot dengan Dropshipping.
Jakarta: Gramedia.
Purnomo, Catur Hadi, Jual Beli Online Tanpa Repot dengan Dropshipping, (Jakart
PT Elek media komputindu, 2012), h. 4
R. Abdul Djamil, Hukum Islam Asas-Asas Hukum Islam, Bandung; Mandar Maju,
1992.Rahmad Syafe’i, Fiqh Muamalah, Semarang: Pustaka Setia, 2001.
Rahmat Syafie’i, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), h. 33
Romdhon, Muhammad Rizki. Jual Beli Online Menurut Madzhab Asy-Syafi‟i.
Tasikmalaya: Pustaka CIpasun. 2015.
Setyawati, Amelia, 2017. Keunggulan Bersaing dan Kinerja UMKM (Tinjauan
Empirik Terhadap Pengembangan Usaha). Malang: PT Media Nusa
Creative
79
Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Beirut: Dar al-Fikr, 1989.
Wijaya, Gunawan dan Kartini Muljadi. Seni Hukum Perikatan. Cet 1: Jakarta; PT
Raja Grafindo, 2003.
Wirdianingsih, Dewi, et.al. Hukum Perikatan Islam di Indonesia cet 2. Jakarta:
Kencana. 2005.
Yusuf, S. (2002). Pelaku Usaha, Konsumen dan Tindak Pidana
Korporasi. Jakarta. Ghalia Indonesia.
80
LAMPIRAN
Lampiran 1. 1 Instrumen Wawancara Penelitian
Informan 1
Pakar Ekonomi Islam ( Jalaludin ST. MA)
1. Bagaimana menurut bapak tentang transaksi dropshipping yang sedang
berkembang sekarang?
2. Apakah dropshipping dapat menjadi alternatif dalam pertumbuhan
UMKM?
3. Akad apa yang mungkin di implementasikan pada sistem dropshipping
4. Apa saran bapak terkait alternatif transaksi dropshipping?
Informan 2
Pemilik toko Sport SCR Seven
1. Sejak kapan menjual barang online dengan sistem dropshipping?
2. Bagaimmana mengenai spesifikasi barang yang anda jual dalam sistem
dropshipping?
3. Apa yang membuat anda tertarik melakukan jual beli sistem dropshipping?
4. Apakah ada konsumen komplain dengan kualitas barang yang anda jual?
5. Bagaimana jika ada cacat pada barang yang diperjual belikan?
6. Apakah anda telah memiliki izin resmi kepada distributor dalam penjualan
dropshipping?
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam jual beli online dropshipping?
8. Berapa pendapatan yang didapatkan setelah menggunakan sistem
dropshipping?
9. Bagaimana perkebangan aset setelah menggunakan sistem dropshipping?
81
Lampiran 1. 2 Transkip Wawancara Penelitian
Pakar Ekonomi Islam ( Jalaludin ST. MA)
82
4. Apa saran bapak terkait alternatif transaksi dropshipping?
Saran saya transaksi ini bagus untuk di kembangkan karena memiliki
dampak yang sangat positif, bahkan dengan adanya alternatif transaksi
dropshipping ini tentu sangat baik bagi para pedagang yang sudah
memulai dan juga baik untuk para calon pedagang yang ingin berdagang
tetapi terkendala dengan modal yang terlalu besar. Yang terpenting
transaksi harus sesuai dengan syariat Islam, jangan ada tipu menipu dan
unsur-unsur haram dalam transaksi ini.
Saya mulai berjualan barang dengan sistem dropshipping ini sejak tahun
2012, saat itu usia saya masih muda dan tentunya karena bukan lahir dari
orang kaya maka saya harus mencari cara agar bisa berjualan dengan
modal yang kecil. Maka itu bermodalkan relasi yang saya kenal melalui
Facebook, Twitter, dan Kaskus saya mencoba mengambil beberapa
sampel foto dari mereka para supplier dan saya post di akun jual beli
online milik saya. Itu menjadi langkah awal dari pada berdirinya usaha ini.
Saya dan tim dari usaha toko Sport SCR Seven selalu berkomunikasi
dengan para supplier untuk berupaya melihat langsung spesifikasi atau
kualitas produk agar tetap sesuai dengan barang yang akan dijual. Kegitan
pengecekan barang dari para suppplier merupakan salah satu hal yang
paling penting, karena berkaitan dengan kepercayaan para konsumen. Bagi
saya konsumen adalah yang paling utama karena apabila para konsumen
kecewa dengan barang yang kita kirim tentunya mereka akan kecewa dan
83
berpengaruh ke reputasi toko dan saya selalu berusaha semaksimal
mungkin memberikan yang terbaik untuk barang yang akan saya kirim.
3. Apa yang membuat anda tertarik melakukan jual beli sistem dropshipping?
Saya terarik melakukan jual beli dengan sistem dropshipping karena ini
mudah dilakukan dan tentunya menguntungkan. Sebenarnya ketertarikan
itu berawal dari ketidak mampuan saya dalam membeli barang dan lalu
dijual. Karena jualan tentunya harus memiliki barang untuk di jual, akan
tetapi terkendala modal. Memiliki bebrapa rekan yang sudah maju di
bidang jual beli barang olahraga maka saya menawarkan kerja sama
kepada supplier untuk menjual barangnya miliknya secara online melalui
toko online saya. Melihat potensi yang cukup positif maka supplier
membolehkan dan hingga saat ini masih terus berjalan
4. Apakah ada konsumen komplain dengan kualitas barang yang anda jual?
Komplain barang pernah terjadi pada saat awal-awal merintis usaha ini.
hal itu terjadi karena kurangnya komunikasi saya dan supplier. ketika
konsumen memesan barang di toko saya, pada saat itu barang tertulis
ready stok maka si konsumen langsung memesan, kemudian begitu saya
cek ke supplier ternyata barangnya sudah sold out total. Karena tidak ingin
pelanggan saya kecewa maka saya akan mengirim barang yang di pesan
setelah ready stok kembali yang artinya terjadi keterlambatan pesanan tiba
ke tempat konsumen dan komplain pun terjadi karena barang terlalu lama
sampai.
Toko saya sangat mampu meyakinkan para konsumen. Hal ini terbukti
karena saya menjamin apabila barang yang di terima itu cacat maka bisa
di
84
tukar tanpa biaya tambahan sepeserpun tetapi dengan syarat harus di
rekam pada saat unboxing. Hal ini terbukti sangat efektif untuk membuat
para konsumen percaya kepada toko Sport SCR Seven.
6. Apakah anda telah memiliki izin resmi kepada distributor dalam penjualan
dropshipping?
Tentunya, saya sudah lama memilki izin dari supplier. Sejak pertama kali
saya dropshipping saya sudah memiliki izin karena bagi saya itu penting
untuk meyakinkan konsumen.
7. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam jual beli online dropshipping?
85
b. Risiko dropshipper bergantung pada marketer besar karena tanpa
berusaha memasarkan sudah ada penjualan
c. Risiko dropshipper terlalu percaya diri kepada kulaitas pada
supplier produknya melalui sistem dropship.
Kalau bicara aset pastinya sudah sangat berkembang, karena saya sudah
membuka toko yang sudah ready beberapa barang yang awalnya hanya
saya dropship dari suplier.
86