KOMPETENSI DASAR
SMP/
Mutawassithah
Revisi 2021
1
PENGESAHAN
Dengan memohon Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, telah disetujui dan disahkan
Kurikulum Diniyah Jenjang SMP/ Mutawassithah Ma’had Tahfidzul Qur’an Darul Hijrah
Tahun 2021.
Ketua Yayasan
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah was syukrulillah, puji syukur hanya milik Allah, Rabb semesta alam yang
selalu memberikan karunia kepada kita, berupa Iman, Islam, serta kesehatan dan
kesempatan, sehingga dengan itu semua kita terbimbing dan termotivasi untuk menjadi
hamba dan khalifah-Nya mengikuti jalan yang digariskan dalam kitab suci-Nya.
Shalawat dan salam kepada Nabi teragung, Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alihi wa
`alihi wasallam. Berkat perjuangan beliau – dengan izin Allah – risalahnya yang berupa
wahyaini (dua wahyu), al-Qur’an dan as-Sunnah, sampai kepada kita. Semoga dengan
mengamalkan keduanya (wahyaini) kita mendapatkan syafa’at beliau di akhirat kelak. Aamiin.
Terkadang ada guru atau pendidik merasa bingung, tidak begitu tahu materi apa yang
harus disampaikan, bagaimana urutannya dan apa yang seharusnya dikuasai murid pada
materi itu. Padahal tidak sedikit sekolah atau lembaga yang acapkali menaruh 100%
keberhasilan pendidikan dalam dan pasca kegiatan belajar mengajar kepada guru. Sementara
pihak lembaga atau sekolah belum atau bahkan abai memberi tahu apa yang harus
disampaikan kepada murid.
Karena itu, menyusun konsep pembelajaran menjadi keniscayaan bagi suatu lembaga
pendidikan, pesantren, madrasah dan semacamnya. Lebih dari itu, konsep tersebut mesti
diketahui, dipahami dan dimengerti oleh segenap pengurus dan pengelola sekolah atau
lembaga. Konsep tersbut tidak cukup hanya disosialisasikan, akan tetapi harus diajarkan
kepada para pengajar, jika ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga tujuan yang
hendak dicapai sebagaimana dijabarkan dalam kompetensi inti dan dasar yang meliputi
kognitif, apektif dan psikomotorik berhasil.
Mengingat urgensinya konsep pembelajaran yang terstandar, baku dan integral, maka
Ma’had Tahfidzul Qur’an Darul Hijrah, ber-ikhtiar ‘meramu’ dan ‘meracik’ beberapa meteri
pelajaran untuk kemudian diterapkan sebagai konsep pembelajaran di ma’had ini.
Penyusunan konsep pembelajaran ini diupayakan selaras dan sejalan dengan visi dan misi
Ma’had yang mengusung “Mencetak Generasi yang Hafidz Al-Qur’an dan Paham As-Sunnah”.
Semoga ikhtiar ini mendapatkan barokah dari Allah serta menghasilkan generasi yang
unggul dan bermartabat dan mampu menegakkan peradaban Islam di Bumi Nusantra secara
khusus dan dunia pada umumnya. Sebagai penutup, ungkapan berikut perlu diresapi dan
dihayati, “Metode lebih penting dari pada materi. Guru lebih penting dari pada metode. Akan
tetapi yang terpenting adalah ruh (ghirah, motivasi) guru pada guru itu sendiri.”
WaLlahu A’lam bish-Shawwab.
3
DAFTAR ISI
4
(Nahwu) ............................................................................................................................... 76
A. Kelas I........................................................................................................................ 76
B. Kelas II ...................................................................................................................... 78
C. Kelas III ..................................................................................................................... 87
(Shorof)................................................................................................................................ 96
A. Kelas 1 ....................................................................................................................... 96
B. Kelas II ...................................................................................................................... 97
C. Kelas III..................................................................................................................... 100
(Tadrib Lughawi) ............................................................................................................... 102
A. Kelas 1 ..................................................................................................................... 102
B. Kelas II .................................................................................................................... 104
8) Tajwid ........................................................................................................................... 107
A. Kelas I...................................................................................................................... 107
B. Kelas II....................................................................................................................... 105
5
BAB I
TUJUAN PENDIDIKAN DAN STRUKTUR KURIKULUM
2) Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi mata pelajaran
dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per
minggu untuk setiap santri peserta didik
Struktur mata pelajaran dalam kurikulum S M P / Mutawassithah Darul Hijrah
adalah sebagai berikut:
KELAS
NO MAPEL
I II III
1 Tafsir 2 2 2
2 Hadits 1 2 2
3 Aqidah 1 1 1
4 Fiqih 2 2 2
5 Akhlaq 1 1 1
6 Siroh 2 2 2
7 Bahasa Arab:
-Nahwu 4 4 4
-Shorof 2 1 1
-Tadrib Lughawi 2 2 2
8 Tajwid 1 1 1
Jumlah Jam Pelajaran Per Pekan 18 18 18
3) Beban Belajar
Sebagaimana jelas pada tabel di atas, beban belajar mata pelajaran diniyyah
sebanyak 18 jam mapel dalam sepekan.
Adapun alokasi waktu setiap jamnya adalah 40 menit. Jika ditotal dalam sepekan,
maka untuk pelajaran wajib beban belajarnya adalah 720 menit (12 jam)
6
Kelas Satu Jam Jumlah Jam Pekan efektif Waktu
Pembelajaran Pembelajaran per tahun pembelajaran/Jam
Tatap Muka Per Pekan Ajaran pertahun
(menit)
1 40 18 36 648
2 40 18 36 647
3 40 18 36 647
7
BAB II
KETUNTASAN BELAJAR DAN KELULUSAN
1) Ketuntasan Belajar
Indikator ketuntasan belajar dalam suatu kompetensi dasar ditetapkan dengan
angka berkisar antara 10-100.
1 Al-Qur`an
a. Tafsir 65 65 65
b. Tajwid 65 65 65
2 Hadits 65 65 65
3 Aqidah 65 65 65
4 Fiqih 65 65 65
5 Akhlak 65 65 65
6 Sirah 65 65 65
7 Bahasa Arab
a. Nahwu 65 65 65
b. Shorof 65 65 65
c. Tadrib Lughawi 65 65 65
8
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh
kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan yayasan;
4. KKM dicantumkan dalam rapot pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali santri.
1. Program Remidial
Dilaksanakan setiap guru bidang studi pada jam mengajar.
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan
kelas diatur sebagai berikut :
d. Kelulusan
Syarat Kelulusan Santri:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
9
2. Memperoleh nilai rata-rata minimal 65 pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran
3. Santri memiliki nilai adab yang baik
4. Santri tidak terlibat tindak kriminal
5. Kehadiran santri minimal 75 % dari jumlah hari efektif
Penentuan kelulusan
1. Penentuan santri yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan
guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/prilaku/
adab santri yang bersangkutan dan memenuhi syarat kelulusan.
2. Santri yang dinyatakan lulus diberi Syahadah Diniyyah
3. Santri yang tidak lulus tidak memperoleh Syahadah Diniyyah
10
BAB III
KOMPETENSI INTI
Kompetensi inti yang harus dicapai santri Darul Hijrah dapat dikategorikan menjadi tiga
aspek; sikap (afektif), pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor).
a. Aspek sikap (afektif).
Lulusan Ma’had Darul Hijrah diharapkan menjadi pribadi yang bersikap baik
kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin muslimin dan kaum muslimin
pada umumnya. Sikap baik kepada Allah ditunjukkan dengan mengabdi dan
mentauhidkan-Nya, menjauhi kesyirikan dan segala bentuk thaghut, yakni semua
yang disembah dan diibadahi selain Allah.
Sikap baik kepada Kitab Allah (Al-Qur`an) ditunjukkan dengan membenarkan
beritanya, menegakkan peraturan-peraturannya, mengamalkan apa yang
diwajibkan di dalamnya dan meninggalkan larangan-larangannya, menjadikannya
sebagai pedoman hidup dan undang-undang dalam bernegara, berbangsa dan
berkeluarga.
Sikap baik kepada Rasulullah ﷺditunjukkan dengan menyakini kerasulannya,
memuliakannya, berittiba’ (mengikuti) sunnah-sunnahnya, beribadah kepada Allah
dengan cara yang beliau ajarkan dan tidak membuat-buat cara ibadah baru (bid’ah)
yang tidak ada contohnya.
Sikap baik kepada pemimpin muslimin ditunjukkan dengan mendo’akan
kebaikan, membantu mereka dalam perkara ma’ruf, mendengar dan mematuhi
perintah mereka selama tidak dalam kemaksiatan, menasehati dan mencegah
mereka bila berbuat dhalim dan munkar atau membahayakan muslimin dan rakyat
pada umumnya.
Sikap baik kepada muslimin secara umum ditunjukkan dengan berakhlak yang
baik terhadap mereka, seperti amanah, jujur, peduli, santun, ramah, cinta, damai,
bergotong royong, memuliakan yang tua dan menyanyangi yang muda, saling
menasehati, saling membantu, saling beramar ma’ruf dan nahi munkar.
Adapun terhadap non muslim, maka sikap yang harus diberikan harus
berdasarkan peraturan rinci yang ada dalam Syari’at Islam; tidak keterlaluan dalam
bertasamuh (toleransi) sampai melanggar prinsip akidah dan wala` wal bara` dan
tidak pula ghuluw, bersikap berlebihan, yang itu justru membuat kalangan non
muslim berprasangka buruk terhadap Dienul Islam.
b. Aspek Pengetahuan (kognitif)
Sikap yang baik sebagaimana dijelaskan pada poin afektif di atas, tidak bisa
dilaksanakan kecuali bila santri mengetahui ilmunya. Untuk mentauhidkan Allah dan
menjauhi thaghut diperlukan pengetahuan ilmu akidah dimana dibahas bagaimana
aplikasi mentauhidkan Allah, apa saja macam-macam thaghut yang harus dijauhi,
apa saja pembatal-pembatal Tauhid dan pembahasan-pembahasan akidah lainnya.
Beri-ittiba’ kepada Rasulullah ﷺmemerlukan pengetahuan tentang ilmu
hadits, baik secara riwayah maupun dirayah, dimana dengan itu bisa digali sunnah-
sunnah beliau. Diperlukan pula pengetahuan tentang sirah, perjalanan hidup
11
Rasulullah ﷺdimana ditemukan mutiara-mutiara sejarah yang bisa dijadikan
pelajaran bagi generasi-generasi setelahnya.
Demikian pula, menjadikan Al-Qur`an sebagai pedoman hidup memerlukan
pengetahuan mengenai tafsir. Membacanya memerlukan ilmu tajwid. Berakhak
yang baik memerlukan ilmu akhlak. Beribadah dan bermuamalah dengan benar
sesuai aturan Syari’at memerlukan ilmu fiqih. Dan, untuk menguasai itu semua
diperlukan ilmu Bahasa Arab, sebab sumber-sumber utama semua ilmu tersebut
berbahasa Arab.
Walhasil, lulusan Ma’had Darul Hijrah harus memiliki pengetahuan dasar, baik
secara konsep maupun cara pengamalan, mengenai tafsir, tajwid, hadits, akidah,
fiqih, sirah, akhlak dan bahasa Arab.
c. Aspek Keterampilan (Psikomotor)
Untuk mengaplikasikan ilmu menjadi sikap yang baik, diperlukan keterampilan.
Karena itu, lulusan Darul Hijrah harus memiliki banyak keterampilan untuk
menunjukkan sikap-sikap yang baik itu, sesuai dengan peran dan keahliannya
masing-masing. Bila kelak berperan sebagai guru ia harus terampil mengajar dan
mendidik santri. Bila mendapat peran sebagai pengasuh, maka ia harus terampil hal
kepengasuhan. Bila menikah dan menjadi suami, ia harus terampil dalam mengelola
rumah tangganya sesuai aturan Syariat, serta mendidik dan mempergauli istrinya
dengan akhlak yang baik; bila peran bertambah menjadi ayah ia harus terampil
dalam menjalani apa yang seharusnya dijalani ayah yang baik.
Begitu pula bila menjadi pemimpin, ulama, tokoh, pebisnis, karyawan, ekonom,
guru, mujahid ataupun orang biasa. Semuanya harus terampil dalam melaksanakan
apa yang menjadi tanggungjawabnya.
12
BAB IV
KOMPETENSI DASAR
3) Tafsir
A. Kelas I
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Surat Al-Fatihah Mengetahui keutamaan surat Al-Fatihah
Mengetahui makkiyah atau madaniyah kah surat A-Fatihah?
Mengetahui nama-nama lain surat Al-Fatihah
Mengartikan perkata (lafdhiyyah) Surat Al-Fatihah
Menterjemahkan secara tafsiriyyah Surat Al-Fatihah
Mengetahui maksud-maksud surat Al-Fatihah
Mamahami pengertian setiap ayat dalam surat Al-Fatihah
Mengambil faedah/ pelajaran yang terkandung dalam Surat
Al-Fatihah
(Semester Genap)
Surat Al-Qari’ah Mengetahui makkiyah atau madaniyah kah surat yang
Surat Al-‘Adiyat dibahas?
Surat Az-Zalzalah Mengetahui sababun nuzul (jika ada)
Surat Al-Bayyinah Mengartikan perkata (lafdhiyyah)
Surat Al-Qadr Menterjemahkan secara tafsiriyyah
Surat Al-`Alaq Mengetahui maksud-maksud surat
Mamahami pengertian setiap ayat dalam surat
Surat At-Tiin
Mengambil faedah/ pelajaran yang terkandung dalam surat
Surat Al-Insyirah
Surat Ad-Dhuha
Surat Al-Lail
13
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Surat Asy-Syams Mengetahui makkiyah atau madaniyah kah surat yang
Surat Al-Balad dibahas?
Surat Al-Fajr Mengetahui sababun nuzul (jika ada)
Surat Al-Ghasyiyah Mengartikan perkata (lafdhiyyah)
Surat Al-‘A’la Menterjemahkan secara tafsiriyyah
Mengetahui maksud-maksud surat
Surat Al-Buruj
Mamahami pengertian setiap ayat dalam surat
Mengambil faedah/ pelajaran yang terkandung dalam surat
(Semester Genap)
Surat Al-Insyiqaq Mengetahui makkiyah atau madaniyah kah surat yang
Surat Al- dibahas?
Muthaffifin Mengetahui sababun nuzul (jika ada)
Surat Al-Infithar Mengartikan perkata (lafdhiyyah)
Surat At-Takwir Menterjemahkan secara tafsiriyyah
Surat ‘Abasa Mengetahui maksud-maksud surat
Mamahami pengertian setiap ayat dalam surat
Mengambil faedah/ pelajaran yang terkandung dalam surat
C. Kelas III
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Surat An-Nazi`at Mengetahui makkiyah atau madaniyah kah surat An-
Nazi’at?
Mengetahui sababun nuzul (jika ada)
Mengartikan perkata (lafdhiyyah)
Menterjemahkan secara tafsiriyyah
Mengetahui maksud-maksud surat An-Nazi’at
Mamahami pengertian setiap ayat dalam surat An-Nazi’at
Mengambil faedah/ pelajaran yang terkandung dalam surat
An-Nazi’at
Membaca kitab tafsir As-Sa’di surat An-Nazi’at
(Semester Genap)
Surat An-Naba` Mengetahui makkiyah atau madaniyah kah surat An-Naba`?
Mengetahui sababun nuzul (jika ada)
Mengartikan perkata (lafdhiyyah)
Menterjemahkan secara tafsiriyyah
Mengetahui maksud-maksud surat An-Naba`
Mamahami pengertian setiap ayat dalam surat An-Naba`
14
Mengambil faedah/ pelajaran yang terkandung dalam surat
An-Nazi’at
Mendalami kitab tafsir As-Sa’di surat An-Naba`
15
4) Hadits
A. Kelas I
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Hadits-hadits Al-
Arba’in An-
Nawawiyyah (1-3)
1. Hadits Pertama Menghafal hadits Umar bin Khattab
(Hadits Umar bin Mengenal Umar bin Khattab
Khattab tentang niat) Memaknai per lafal hadits Umar bin Khattab
Memaknai dan memahami secara menyeluruh hadits Umar
bin Khattab
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits Umar bin
Khattab:
- Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya
amal perbuatan.
- Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena
Allah ta’ala dituntut pada semua amal shaleh dan
ibadah.
- Yang membedakan antara ibadah dan adat
(kebiasaan/rutinitas) adalah niat.
Mengenal Imam Bukhari dan Muslim sebagai mukharrij
hadits Umar bin Khattab tentang niat.
2. Hadits Kedua (Hadits Menghafal hadits kedua Umar bin Khattab tentang Iman,
Umar bin Khattab Islam dan Ihsan
tentang Iman, Islam Memaknai per lafal hadits Umar bin Khattab tentang Iman,
dan Ihsan) Islam dan Ihsan.
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits Kedua:
- Disunnahkan memperhatikan kondisi pakaian,
penampilan dan kebersihan, khususnya jika berhadapan
dengan ulama, orang mulia dan pemimpin.
- Mengerti dan memahami apa saja rukun islam dan
iman.
- Mengerti apa itu ihsan (berlaku baik ) saat ibadah.
- Mengetahui beberapa tanda hari kiamat.
- Mengucapkan “ saya tidak tahu” jika memang tidak
memiliki ilmu, dan menghindari dari sikap sok tahu.
3. Hadits Ketiga (Hadits Menghafal hadits Ibnu Umar tentang 5 pondasi Islam
Ibnu Umar tentang 5 Memahami makna dan kandungan hadits, mulai dari arti
pondasi Islam) perkata hingga seluruh maksud, kesimpulan dan fiqih
hadits ketiga.
Mengenal perowi hadits ketiga yakni Ibnu Umar.
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits Ketiga:
- Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaan-Nya,
membenarkan kenabian Muhammad shallallahu alaihi
16
wa sallam, merupakan hal yang paling mendasar
dibanding rukun-rukun yang lainnya.
- Memahami rukun Islam secara lebih terperinci lagi.
- Wajibnya bersyahadat, mengerjakan shalat, puasa, Haji
(bagi yang mampu, baik harta dan fisiknya) dan
membayar zakat.
- Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa
yang mengingkarinya maka dia bukan seorang muslim
berdasarkan ijma’.
Mengenal Imam at-Tirmidzi sebagai mukharrij hadits Ibnu
Umar.
(Semester Genap)
Hadits-hadits Al-
Arba’in An-
Nawawiyyah (4-10)
4. Hadits Keempat Menghafal hadits keempat serta memahami makna dan
(Hadits Ibnu Mas’ud kandungan hadits, mulai dari arti perkata hingga seluruh
tentang penciptaan maksud, kesimpulan dan fiqih hadits ketiga.
manusia di rahim Mengenal perawi hadits keempat yakni Abdullah Ibnu
ibunya) Mas’ud.
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits keempat, di
antaranya:
- Allah telah mengetahui tentang keadaan makhluk-Nya
sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka
alami termasuk masalah bahagia dan celaka.
- Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaknya
manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini,
justru harus selalu memohon kepada Allah agar diberi
keteguhan dan akhir yang baik (khusnul khotimah)
- Sebagian ulama dan orang bijak berkata bahwa
dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam
kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa
belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah
mampu menciptakannya sekaligus.
17
shallallahu`alaihi wa sallam telah berusaha menjaganya
dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.
- Agama Islam adalah agama yang sempurna tidak ada
kurangnya, sehingga tidak perlu ditambah atau malah
dikurangi.
18
- Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari
shalat dan memerangi mereka yang menolak membayar
zakat.
- Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang
terhadap harta dan darah kaum muslimin.
- Diperbolehkannya hukuman mati bagi setiap muslim
jika dia melakukan perbuatan yang menuntut
dijatuhkannya hukuman itu seperti: berzina bagi orang
yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain
dengan sengaja dan meninggalkan agama dan
jamaahnya.
- Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan
keesaan Allah dan menjalankan syari’at-Nya.
- Diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi
berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang
tersembunyi diserahkan kepada Allah.
19
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits Kesepuluh:
- sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.
- Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik
(thayyib), dan makna thayyib disitu ialah “yang halal”.
Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram
tidak akan diterima.
- Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan
menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
- Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang
dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah
kehendaki.
- Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi
penghalang diterimanya amal perbuatan.
- Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan
larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
- Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan
sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi
kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
- Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat
mengharap akan terkabul.
- Dalam hadits ini terdapat sebagian sebab-sebab
dikabulkannya do’a: perjalanan jauh, kondisi yang
bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam
keadaan kusut dan berdebu, mengangkat kedua tangan
ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam
permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan
pakaian dengan sesuatu yang halal.
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Hadits-hadits Al-Arba’in
An-Nawawiyyah (11-
20)
11. Hadits Kesebelas Menghafal hadits kesebelas
(Hadits Hasan bin Memahami makna dan kandungan hadits, mulai dari arti
Ali) perkata hingga seluruh maksud, kesimpulan dan fiqih
hadits kesebelas.
Mengenal perowi hadits kesembilan yakni Hasan bin Ali
Radhiyallahu Anhuma..
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits Kesebelas:
- Meninggalkan syubhat dan mengambil yang halal akan
melahirkan sikap wara’.
- Keluar dari ikhtilaf ulama lebih utama karena hal
tersebut lebih terhindar dari perbuatan syubhat,
khususnya jika di antara pendapat mereka tidak ada
yang dapat dikuatkan.
20
- Jika keraguan bertentangan dengan keyakinan maka
keyakinan yang diambil.
- Sebuah perkara harus jelas berdasarkan keyakinan dan
ketenangan. Tidak ada harganya keraguan dan
kebimbangan.
- Berhati-hati dari sikap meremehkan terhadap urusan
agama dan masalah bid’ah.
- Siapa yang membiasakan perkara syubhat maka dia
akan berani melakukan perbuatan yang haram.
21
- Tidak boleh menumpahkan darah kaum muslimin
kecuali dengan tiga sebab, yaitu: zina muhshon (orang
yang sudah menikah), membunuh manusia dengan
sengaja dan meninggalkan agamanya (murtad) berpisah
dari jamaah kaum muslimin.
- Islam sangat menjaga kehormatan, nyawa dan agama
dengan menjatuhkan hukuman mati kepada mereka
yang mengganggunya seperti dengan melakukan zina,
pembunuhan dan murtad.
- Sesungguhnya agama yang disepakati adalah yang
dipegang oleh jamaah kaum muslimin, maka wajib
dijaga dan tidak boleh keluar darinya.
22
- Dianjurkan untuk mengulangi pembicaraan hingga
pendengar menyadari pentingnya dan kedudukannya.
23
- Perhatian Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
dalam mengarahkan umatnya serta menyiapkan
generasi mu’min idaman.
- Termasuk adab pengajaran adalah menarik perhatian
pelajar agar timbul keinginannya terhadap pengetahuan
sehingga hal tersebut lebih terkesan dalam dirinya.
- Siapa yang konsekwen melaksanakan perintah-perintah
Allah, nicsaya Allah akan menjaganya di dunia dan
akhirat.
- Beramal saleh serta melaksanakan perintah Allah dapat
menolak bencana dan mengeluarkan seseorang dari
kesulitan.
- Tidak mengarahkan permintaan apapun (yang tidak
dapat dilakukan makhluk) selain kepada Allah semata.
- Manusia tidak akan mengalami musibah kecuali
berdasarkan ketetapan Allah ta’ala.
- Menghormati waktu dan menggunakannya untuk
sesuatu yang bermanfaat sebagaimana Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam memanfaatkan waktunya
saat beliau berkendaraan.
24
Hadits-hadits Al-Arba’in
An-Nawawiyyah (21-
28)
21. Hadits Ke-21 Menghafal hadits kedua puluh satu
Memahami makna dan kandungan hadits, mulai dari arti
perkata hingga seluruh maksud, kesimpulan dan fiqih
hadits Kedua puluh satu.
Mengenal perowi hadits kedua puluh satu yakni Sufyan
bin Abdillah Ats-Tsaqafi Radhiyallahu Anhu.
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadit Kedua puluh
satu:
- Iman kepada Allah ta’ala harus mendahului ketaatan.
- Amal saleh dapat menjaga keimanan.
- Iman dan amal saleh keduanya harus dilaksanakan.
- Istiqomah merupakan derajat yang tinggi.
- Keinginan yang kuat dari para shahabat dalam menjaga
agamanya dan merawat keimanannya.
- Perintah untuk istiqomah dalam tauhid dan ikhlas
beribadah hanya kepada Allah semata hingga mati.
25
- Iman merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah
dengan amal saleh dan keta’atan dan berkurang dengan
maksiat dan dosa.
- Amal perbuatan akan ditimbang pada hari kiamat dan
dia memiliki beratnya.
- Bersuci merupakan syarat sahnya ibadah, karena itu
harus diperhatikan.
- Menjaga shalat akan mendatangkan petunjuk dan
memperbaiki kondisi seorang muslim terhadap
manusia, membedakannya dengan akhlaknya dan
perilakunya, kewara’annya dan ketakwaannya.
- Seruan untuk berinfaq pada jalan-jalan kebaikan dan
bersegera melakukannya di mana hal tersebut
merupakan pertanda benarnya keimanan.
- Anjuran untuk bersabar tatkala mengalami musibah,
khususnya apa yang dialami seorang muslim karena
perbuatan amar ma’ruf nahi munkar.
- Semangat membaca Al Quran dengan pemahaman dan
men-tadabbur-kan (merenungkan) ma’nanya,
mengamalkan kandungan-kandungannya karena hal
tersebut dapat memberi syafaat bagi seorang hamba
pada hari kiamat.
- Seorang muslim harus menggunakan waktu dan
umurnya dalam keta’atan kepada Allah ta’ala serta
tidak mengabaikan karena kesibukan lainnya.
26
- Dalam hadits terdapat petunjuk untuk mengevaluasi
diri (muhasabah) serta penyesalan atas dosa-dosa.
27
- Jasad harus dikeluarkan zakatnya sebagaimana harta
ada zakatnya. Zakat badan adalah melakukan perbuatan
baik, bersedekah dan pintu-pintunya banyak.
- Anjuran untuk mendamaikan kedua belah pihak,
tolong-menolong, mengucapkan kalimat yang baik,
berjalan menuju shalat dan menyingkirkan penghalang
dari jalan.
- Anjuran untuk membersihkan sarana-sarana umum.
- Anjuran untuk melakukan keadilan, karena dengan
keadilanlah ditegakkan langit dan bumi.
28
Hal tersebut merupakan tauladan bagi para da’i di jalan
Allah ta’ala.
- Taqwa merupakan yang paling penting untuk
disampaikan seorang muslim kepada muslim lainnya,
kemudian mendengar dan ta’at kepada pemerintah
selama tidak terdapat di dalamnya maksiat.
- Keharusan untuk berpegang teguh terhadap sunnah
Nabi dan sunnah Khulafaurrasyidin, karena di
dalamnya terdapat kemenangan dan kesuksesan,
khususnya tatkala banyak terjadi perbedaan dan
perpecahan.
- Hadits ini menunjukkan tentang sunnahnya
memberikan wasiat saat berpisah karena di dalamnya
terdapat kebaikan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Larangan untuk melakukan hal yang baru dalam agama
(bid’ah) yang tidak memiliki landasan dalam agama.
Mengenal Imam Abu Dawud sebagai mukharrij hadits ini
dan kitab Sunannya.
C. Kelas III
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Hadits-hadits Al-Arba’in
An-Nawawiyyah (29-
36)
29. Hadits Ke-29 Menghafal hadits kedua puluh sembilan
Memahami makna dan kandungan hadits, mulai dari arti
perkata hingga seluruh maksud, kesimpulan dan fiqih
hadits Kedua puluh sembilan.
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits Kedua puluh
sembilan:
- Perhatian shahabat yang sangat besar untuk melakukan
amal yang dapat memasukkan mereka ke syurga.
- Amal perbuatan merupakan sebab masuk syurga jika
Allah menerimanya dan hal ini tidak bertentangan
dengan sabda Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
“Tidak masuk syurga setiap kalian dengan amalnya”.
Makna hadits tersebut adalah bahwa amal dengan
sendirinya tidak berhak memasukkan seseorang ke
syurga selama Allah belum menerimanya dengan
karunia-Nya dan Rahmat-Nya.
- Mentauhidkan Allah dan menunaikan kewajiban adalah
sebab masuknya seseorang ke dalam syurga.
- Shalat sunnah setelah shalat fardhu merupakan sebab
kecintaan Allah ta’ala kepada hambanya.
- Bahaya lisan dan perbuatannya akan dibalas dan bahwa
dia mencampakkan seseorang ke neraka karena
ucapannya.
29
30. Hadits Ke-30 Menghafal hadits ketiga puluh
Memahami makna dan kandungan hadits, mulai dari arti
perkata hingga seluruh maksud, kesimpulan dan fiqih
hadits ketiga puluh.
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits Ketiga puluh:
- Ketika wafatnya Rasulullah ﷺ, Allah telah
menyempurnakan syariat islam ini. Sehingga setelah
nabi wafat, tambahan dalam ibadah merupakan suatu
bid’ah yang harus dijauhi.
- Segala bentuk peribadatan dalam Islam hukum asalnya
adalah haram sampai ada dalil yang
memerintahkannya.
Mengenal Imam Ad-Daruquthni sebagai mukharrij hadits
ketiga puluh.
30
33. Hadits Ke 33 Menghafal hadits ketiga puluh
Memahami makna dan kandungan hadits, mulai dari arti
perkata hingga seluruh maksud, kesimpulan dan fiqih
hadits Ketiga puluh tiga.
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits Ketiga puluh
dua:
- Seorang hakim harus meminta dari kedua orang yang
bersengketa sesuatu yang dapat menguatkan pengakuan
mereka.
- Seorang hakim tidak boleh memutuskan sebuah
perkara dengan menghalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal.
- Pada dasarnya seseorang bebas dari tuduhan hingga
terbukti perbuatan jahatnya.
- Seorang hakim harus berusaha keras untuk mengetahui
permasalahan sebenarnya dan menjelaskan hukumnya
berdasarkan apa yang tampak baginya.
- Bersumpah hanya diperbolehkan atas nama Allah.
Mengenal Imam Ibnu Majah sebagai mukharrij hadits
ketiga puluh tiga.
31
- Larangan untuk berbuat keji dan menipu dalam urusan
jual beli.
- Diharamkan untuk memutuskan hubungan terhadap
muslim. Sebaliknya harus dijaga persaudaraan dan hak-
haknya karena Allah ta’ala.
- Islam bukan hanya aqidah dan ibadah saja, tetapi juga
di dalamnya terdapat urusan akhlak dan muamalah.
- Hati merupakan sumber rasa takut kepada Allah ta’ala.
- Taqwa merupakan barometer keutamaan dan
timbangan seseorang.
- Islam memerangi semua akhlak tercela karena hal
tersebut berpengaruh negatif dalam masyarakat Islam.
32
- Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang beriman
sangat luas dan ampunannya menyeluruh sedang
pemberian-Nya tidak terbatas.
- Sesungguhnya apa yang tidak kuasa oleh manusia, dia
tidak diperhitungkan dan dipaks a menunaikannya.
- Allah tidak menghitung keinginan hati dan kehendak
perbuatan manusia kecuali jika kemudian dibuktikan
dengan amal perbuatan dan praktek.
- Seorang muslim hendaklah meniatkan perbuatan baik
selalu dan membuktikannya, diharapkan dengan begitu
akan ditulis pahala dan ganjarannya dan dirinya telah
siap untuk melaksanakannya jika sebabnya telah
tersedia.
- Semakin besar tingkat keikhlasan semakin berlipat-
lipat pahala dan ganjaran.
33
menghilangkannya segera, kemudian dia shalat
dengannya karena lupa, maka wajib baginya
mengqhada shalat tersebut. Contoh seperti itu banyak
terdapat dalam kitab-kitab fiqh.
34
- Meletakkan hawa nafsu kita dibawah cinta Allah dan
Rasul.
42. Hadits Ke-42 Menghafal hadits keempat puluh dua serta memahami
makna dan kandungan hadits, mulai dari arti perkata
hingga seluruh maksud, kesimpulan dan fiqih hadits
Keempat puluh dua.
Mengenal perowi hadits keempat puluh dua yakni Anas
bin Malik Radhiyallahu Anhu.
Mengambil pelajaran-pelajaran dari hadits Keempat puluh
dua:
- Berdoa diperintahkan dan dijanjikan untuk dikabul-
kan.
- Maaf Allah dan ampunannya lebih luas dan lebih besar
dari dosa seorang hamba jika dia minta ampun dan
bertaubat.
- Berbaik sangka kepada Allah ta’ala, Dialah semata
Yang Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat dan
istighfar.
- Tauhid adalah pokok ampunan dan sebab satu-satunya
untuk meraihnya.
- Membuka pintu harapan bagi ahli maksiat untuk segera
bertaubat dan menyesal betapapun banyak dosanya
35
5) Aqidah
A. Kelas I
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
I. Pendahuluan Mengetahui:
Makna Akidah dan urgensinya sebagai landasan agama
Sumber-sumber akidah yang benar
Penyimpangan akidah dan cara penanggulanganNya
36
Menyambut dan merayakan hari raya orang kafir
Meminta bantuan kepada orang kafir
Tinggal dan Bekerja di negara kafir
Meniru orang kafir dan bentuk-bentuk taklid kepada
orang kafir
Sikap pasif kaum muslimin dan problematikanya
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
I. Pembahasan tentang Memahami:
Iman Hakekat Iman
Rukun Iman dan cabang-cabangnya
Hal-hal yang membatalkan Iman
Hukum pelaku dosa besar
Dampak maksiat terhadap Iman
Iman kepada yang ghaib
II. Beriman kepada Allah Mengenal Allah dan mengimani-Nya dengan benar
37
Nubuwwah adalah anugerah Ilahi
Sifat-sifat dan mu’jizat Rasul
- Sifat-sifat para rasul
a. Shifq (jujur)
b. Sabar
- Mu’jizat para rasul
Beriman kepada segenap rasul
Beriman kepada Muhammad ﷺsebagai nabi dan rasul
38
VIII. Pengaruh Iman Mengetahui pengaruh iman dalam semua aspek kehidupan
dalam kehidupan sehingga bisa termotivasi untuk selalu meningkatkan iman
pribadi dan
jama’ah
C. Kelas III
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
I. Penyimpangan dalam Memiliki ilmu tentang:
Kehidupan Manusia Penyimpangan dalam kehidupan manusia
dan Sekilas tentang Syirik, definisi dan jenisnya, yaitu syirik besar dan
Sejarah Kekufuran, syirik kecil
Atheisme, Syirik dan Kufur, definisi dan jenisnya, yaitu kufur besar dan kufur
Nifaq kecil
Nifaq, definisi dan jenisnya, yaitu nifaq i’tiqadi dan
nifaq ‘amali
Penjelasan hakekat Jahiliyyah, kefasikan, kesesatan dan
riddah
- Konsekwensi hukum setelah terjadinya riddah
II. Ucapan dan Perbuatan Mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan Tauhid atau
yang Menghilangkan menguranginya, yaitu:
Tauhid atau Mengaku mengetahui ilmu ghaib dengan membaca
Menguranginya telapak tangan, cangkir atau yang lainnya ( ادعاء علم الغيب
. إلخ. .)في قراءة الكف والفنجان والتنجيم
Sihir, perdukunan dan peramalan (.)السحر والكهانة والعرافة
Mempersembahkan kurban, nadzar dan hadiat untuk
tempat yang diziarahi, kuburan serta mengagungkannya
(.)تقديم القرابين والنذور والهدايا للمزارات والقبور وتعظيمها
Mengagungkan berhala-berhala dan kuburan-kuburan
(.)تعظيم التماثيل والنصب التذكارية
Mengolok-olok agama dan melecehkan kehormatannya
(.)االستهزاء بالدين واالستهانة بحرماته
Memutuskan hukum dengan selain apa yang Allah
turunkan (.)الحكم بغير ما أنزل هلال
Mengaku memiliki hak membuat syari’at,
menghalalkan dan mengharamkan ( ادعاء حق التشريع
.)والتحليل والتحريم
Bergabung dengan aliran-aliaran atheis dan kelompok-
kelompok jahiliyyah ( االنتماء إلى المذاهب اإللحادية واألحزاب
.)الجاهلية
Pandangan materialistis terhadap kehidupan ( النظرة
.)المادية للحياة
Ruqyah dan tamimah (.)التمائم والرقى
39
Bersumpah dengan nama selain Allah dan bertawassul
dan meminta pertolongan kepada selain Allah ( الحلف
.)بغير هلال والتوسل واالستعانة بالمخلوق دون هلال
(Semester Ganjil)
III. Kewajiban kepada Memiliki ilmu mengenai:
Rasulullah Saw, Kewajiban mencintai dan mengagungkan, serta larangan
Ahlul bait dan para berlebih-lebihan dalam memuji beliau
shahabat Kewajiban menaati dan meneladi Nabi
Dianjurkan bershalawat kepada Nabi
Keutamaan Ahlul Bait
Keutamaan Shahabat dan yang wajib diyakini tentang
mereka dan madzhab Ahlussunnah dalam peristiwa
yang terjadi di antara mereka
Larangan mencaci shahabat dan para imam
V. Karomah para wali Memiliki ilmu mengenai madzhab Salaf mengenai karomah
para wali
VII. Akhlaq dan budi Memiliki ilmu mengenai akhlaq dan budi pekerti
pekerti Ahlussunnah Ahlussunnah wal Jama’ah, sehingga bisa mencontoh dan
wal Jama’ah meneladani mereka dalam hidup dan kehidupan
40
6) Fiqih
A. Kelas I
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
1) Thoharah (Bersuci):
- Air - Mengetahui jenis-jenis air dan hukum masing-masingnya:
1. Air mutlak seperti air hujan, air laut, air Zamzam
2. Air musta’mal
3. Air tercampur benda suci
4. Air tercampur benda najis
- Bersuci dari najis - Mengetahui cara-cara mensucikan diri dari berbagai najis,
termasuk istinja’ dan istijmar serta adab-adabnya.
- Bersuci dari hadats - Mengetahui hal-hal yang bisa melepaskan diri dari hadats,
termasuk tatacaranya, rukun-rukunnya, fardhu-fardhunya,
sunnah-sunnah serta adab-adabnya. Hal-hal tersebut adalah:
1. Berwudhu, untuk melepaskan diri dari hadats kecil,
seperti buang angin, BAK dan BAB
2. Mandi, untuk melepaskan diri dari hadats besar, seperti
keluar mani dengan syahwat, dan setelah berjima’
3. Tayammum, bila tidak ada atau tidak bisa menggunakan
air
- Termasuk juga hukum-hukum tentang mengusap khuf,
mengusap gips atau perban.
- Mengetahui pembatal-pembatal wudhu, mandi dan
tayammum, baik yang disepakati maupun yang
diperselisihkan di kalangan ulama.
41
- Haid, istihadhah dan - Mengetahui hukum-hukum yang berkaitan dengah haid,
nifas istihadhah dan nifas.
(Semester Genap)
7. Sujud sahwi, tilawah - Mengetahui hukum-hukum tentang sujud sahwi, tilawah dan
dan syukur sujud syukur
42
9. Sholat berjama’ah - Mengetahui fiqih sholat berjama’ah, di antaranya:
1. Hukum shalat berjama’ah bagi laki-laki dan wanita
2. Adab dalam sholat berjama’ah
3. hukum-hukum yang berkaitan dengan imam, syarat-
syaratnya dan siapa yang paling berhak menjadi imam
4. hukum-hukum berkenaan dengan ma’mum.
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
1. Puasa - Mengetahui bahasan-bahasan fiqih mengenai:
Makna puasa
Fadhilah puasa
Macam-macam puasa:
1. Puasa wajib
a. Puasa Ramadhan
b. Puasa kaffarah
c. Puasa nadzar
2. Puasa sunnah
a. Puasa Daud
b. Puasa ayyamul bidh
c. Puasa senin dan kamis
d. Puasa 6 hari di bulan Syawal
e. Puasa hari Arafah
f. Puasa Tasu’a dan ‘Asyura
g. Puasa bulan Sya’ban
3. Puasa haram
a. Puasa sunnah seorang istri tanpa izin suaminya saat
bersamanya
b. Puasa hari syak
c. Puasa hari ‘Ied
d. Puasa hari-hari Tasyriq
43
e. Puasa wanita haidh atau nifas
f. Puasa bid’ah
g. Puasa dengan meninggalkan kewajiban
4. Puasa makruh
a. Mengkhususkan puasa hari Jum’at dan Sabtu
b. Puasa wishal
c. Puasa dahr
- Mengetahui bahasan-bahasan fiqih mengenai:
Parameter penentuan awal Ramadhan
Periodisasi penetapan hukum puasa
Syarat-syarat puasa, baik syarat wajib dan syarat sah
Sunnah-sunnah di bulan Ramadhan
Beberapa udzur syar’ie dalam puasa
Pembatal-pembatal puasa
Golongan-golongan yang tidak berpuasa dan
konsekwensinya, di antaranya:
a. Orang kafir dan orang gila
b. Wanita nifas dan haidh
c. Orang sakit, musafir, wanita hamil dan menyusui
d. Lanjut usia, sakit tanpa ada harapan sembuh
2. Zakat - Mengetahui bahasan-bahasan fiqih mengenai:
Pengertian zakat
Tinjauan historis pelaksanaan zakat
1. Periode Makkah
2. Periode Madinah
3. Periode Khulafa’ Rasyidun
Jenis zakat dan syarat-syaratnya
1. Zakat mal
a. Emas dan perak
b. Harta peniagaan
c. Binatang ternak
d. Hasil tanaman
e. Hasil tambang dan harta karun
f. Hasil profesi
g. Benda-benda produktif dan yang lainnya
2. Zakat nafs (zakat fitri)
Nishob dan kadar zakat
Golongan yang berhak dan tidak berhak menerima zakat
Sistem zakat
44
3. Sa’i
4. Tahallul
- Mengetahui urutan manasik haji dan hukum-hukum lain
yang berkaitan dengannya:
1. Ihram dari Miqot
2. Thawaf qudum
3. Sa’i
4. Tahallul (bagi yang haji Tamattu’)
5. Bermalam di Mina (malam 9 Dzul Hijjah)
6. Wukuf di Arafah (tanggal 9 Dzul Hijjah, setelah
zawal/dhuhur sampai Maghrib)
7. Bermalam di Muzdalifah (malam 10 Dzul Hijjah)
8. Melempar jumrah, tahallul, menyembelih hadyu (bagi
yang haji tamattu’ dan qiran)
9. Thawaf Ifadhah dan Sa’i (bagi yang haji tamattu’ atau
belum sa’i sebelumnya)
10. Melempar 3 jumrah (di hari-hari Tasyriq)
11. Thawaf wada’
- Mengetahui beberapa macam dam (denda):
1. Dam karena terhalang oleh sesuatu sehingga gagal
haji/umroh
2. Dam karena menjalankan haji Tamattu’ atau Qiran, atau
meninggalkan salah satu wajib haji
3. Dam karena mengerjakan salah satu larangan haji
4. Dam karena membunuh binatang buruan
5. Dam karena berhubungan suami istri sebelum tahallul
awal
(Semester Genap)
5. Buyu’ (Jual Beli)
- Definisi bai’ dan - Mengetahui definisi jual beli dan hukum asal jual beli
hukumnya
45
a. Bai’ musawamah
b. Bai’ amanah:
- Bai’ murobahah
- Bai’ wadh’iyyah
- Bai’ tauliyah
- Rukun bai’ - Mengetahui tiga rukun jual beli, yaitu: pelaku transaksi
(penjual dan pembeli), obyek transaksi dan akad
46
- Waktu bai’ dan - Mengetahui waktu dan tempat yang tidak boleh dilakukan
tempat bai’ jual beli
C. Kelas III
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
1. Bai’/muamalah - Mengetahui macam-macam jual beli/muamalah yang
yang diharamkan diharamkan:
1. Mengandung kedhaliman:
a. Ghisysy (seperti menyembunyikan cacat)
b. Najsy
c. Menjual, membeli atau menawar barang yang lebih
dulu dijual, dibeli atau ditawar orang lain
d. Ihtikar (menimbun barang)
e. Menjual barang yang digunakan untuk maksiat
2. Mengandung gharor
a. Definisi Gharor
b. Gharor karena ketidakjelasan pada barang
- Fisik barang tidak jelas
- Sifat barang tidak jelas
- Ukuran barang tidak jelas
- Barang bukan milik penjual
- Barang tidak dapat diserahterimakan
c. Gharor karena ketidakjelasan pada harga
- Penjual tidak menentukan harga
- Penjual memberikan 2 pilihan harga dan pembeli
tidak menentukan salah satu darinya
- Tidak jelas jangka waktu pembayaran
d. Hubungan gharor dengan qimar, maisir dan
mukhataroh (spekulasi)
e. Hukum dan hikmah diharamkannya bai’ gharor
f. Bentuk gharor di masa jahiliyyah
- Bai’ Hashah
- Bai’ Mulamasah dan Munabazah
- Bai’ Hablul Hablah
- Menjual buah yang belum masak
- Bai’ Madhamin dan Malaqih
g. Kriteria gharor yang diharamkan
h. Aplikasi gharor dalam muamalat kontemporer
- Asuransi
47
- Undian berhadiah
- Transaksi berjangka
- Transaksi opsi
3. Mengandung riba
a. Definisi, hukum dan dalil pengharoman riba
b. Jenis-jenis riba
- Riba dain (hutang); ada dua macam: penambahan
hutang saat jatuh tempo dan riba yang
disyaratkan saat akan pinjam meminjam
- Riba bai’ (jual beli), riba ini khusus pada harta-
harta ribawi; ada dua macam riba jenis ini: riba
fadhl dan riba nasi`ah
c. Hikmah diharamkannya riba dain dan riba bai’
- Bai’ ‘Inah -
(Semester Genap)
2. Jihad Mengetahui:
- Defisini jihad
- Keutamaan jihad dan mati syahid
- Fase-fase turunnya syari’at jihad
- Hukum jihad dan syarat-syarat wajib jihad
- Kondisi-kondisi yang menyebabkan jihad menjadi fardhu
‘ain bagi seseorang:
1. Bila musuh datang menyerang negeri muslimin
2. Bila bertemu musuh dalam peperangan
3. Bila dimobilisasi umum oleh Imam untuk berangkat
perang
4. Bila dibutuhkan dalam perang dan tidak ada
penggantinya.
- Macam-macam orang kafir:
1. Harbi
2. Dzimmi
48
3. Muahad
4. Musta`min
- Darul Islam dan Darul kufr
- Hijrah, hukumnya dan alasan-alasan bolehnya tinggal di
negeri kufur
- Hukum-hukum dan adab dalam jihad:
1. Kewajiban dakwah sebelum melancarkan jihad
(ofensif)
2. Larangan membunuh wanita, anak-anak, dan orang usia
lanjut kecuali jika mereka terlibat dalam perang
3. Hukum menyerang musuh yang di tengah-tengah
mereka terdapat orang muslim
4. Hukum merusak tanaman, bangunan dan harta benda
dalam peperangan
5. Larangan mencincang musuh yang tewas
6. Hukum intel
7. Ghanimah, fai’, salab dan nafl
8. Dilarang berbuat ghulul
9. Dilarang melanggar perjanjian
10. Tawanan perang
11. Mati Syahid
49
7) Akhlaq
A. Kelas I
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
1) Adab Menuntut Ilmu Mengenal dan bersungguh-sungguh mempraktekkan
adab-adab dalam menuntut ilmu:
Berniat Menuntut ilmu dengan ikhlas
Menuntut Ilmu tidak diniatkan Semata-mata untuk
Duniawi
Menuntut Ilmu tidak diniatkan Mendebat Ulama’
atau Orang Jahil (sombong-sombongan)
Bersungguh-Sungguh Belajar dan Selalu Haus akan
Ilmu
Rajin Berdo’a kepada Allah untuk Memohon Ilmu
yang Bermanfaat
Rela Menjalani Hidup Prihatin, dan Makan
Makanan yang Seadanya Saat Mencari Ilmu
Bersikap Rendah Hati dan Tidak Malu Menuntut
Ilmu
Hendaknya Menjauhi Perbuatan Dosa dan Maksiat
serta Akhlak Buruk Lainnya
Diam Mendengarkan Pelajaran yang Disampaikan
Guru dengan Baik-Baik dan Memperhatikannya
dengan Sungguh-Sungguh, Sekalipun
Membosankan
Memiliki Sifat Wara’, Seperti Menjauhi Banyak
Bicara, Banyak Tidur, dan Berbuat yang Sia-Sia
Memilih Teman Bergaul yang Shalih dan Beradab
Wajib Mematuhi Adab-Adab Bermajelis
Hendaknya Mandi, Bersiwak, dan Berparfum
sebelum Berangkat Belajar, serta Menjaga Adab
dalam Berpakaian
Wajib Berusaha Memahami Ilmu yang
Disampaikan
Hendaknya Mengikat Ilmu dengan Tulisan
Mendakwahkan Ilmu karena Allah
50
Tidak Duduk di Antara Dua Orang Kecuali Seizin
Mereka
Tidak Menempati Tempat Duduk Orang Lain yang
Ditinggalkan Sementara Waktu
Tidak Berbisik Berduaan dan Meninggalkan Orang
Ketiga
Hendaknya Tidak Banyak Tertawa
Menjaga Pembicaraan yang Ada Dalam Majelis
Menghindari Perbuatan yang Tidak Sopan Dalam
Majelis
Tidak Melakukan Perbuatan Mematai-Matai
Mengakhiri Majelis dengan Do’a Kaffarat Majelis
3) Adab Membaca Al-Qur`an Mengenal dan bersungguh-sungguh mempraktekkan
adab-adab dalam membaca Al-Qur`an:
Mengikhlaskan niat membaca Al-Qur’an untuk
Allah semata
Membaca Al-Qur`an dengan mengharapkan pahala
dari Allah
Dianjurkan menyentuh dan membaca Al-Qur`an
dalam keadaan suci
Dianjurkan membaca Al-Qur`an sambil duduk
Bersiwak sebelum membaca Al-Qur`an
Memulai membaca Al-Qur`an dengan Ta’awudz
dan Basmalah
Membaca Al-Qur`an dengan tartil
Membaguskan suara saat membaca Al-Qur`an
Mengamalkan Al-Qur`an
Membaca Al-Qur`an dengan lisan disertai
kehadiran hati
Mentadabburi dan mentafakkuri makna Al-Qur`an
Disunnahkan memohon rahmat jika melewati ayat
rahmat dan meminta perlindungan jik melewati ayat
adzab, serta membaca tasbih jika melewati ayat
tasybih
Disunnahkan melakukan sujud tilawah jika
membaca ayat sajadah
Berkumpul untuk membaca Al-Qur`an dan
mempelajarinya
Tidak mencari dunia dengan Al-Qur`an
Disunnahkan menyaringkan bacaan Al-Qur`an
selagi tidak ada unsur negatif, seperti riya atau yang
serupa dengannya, atau dapat mengganggu orang
yang sedang shalat dan beribadah lainnya
51
(Semester Genap)
4) Adab Menghafal Al- Mengenal dan bersungguh-sungguh mempraktekkan
Qur`an dan Hadits Nabi adab-adab dalam menghafal Al-Qur`an dan Hadits
Nabi:
Berniat yang benar karena Allah dalam menghafal
Al-Qur`an dan Hadits
Kemauan dan tekat yang benar
Serius menjaga Al-Qur`an dan Hadits dengan selalu
melakukan muroja’ah secara kontinyu
Tidak boleh menghfal Al-Qur`an dan Hadits lalu
melupakannya
Membuat halaqah hafalan Al-Qur`an dan Hadits
Mengamalkan Al-Qur`an dan Hadits
Hendaklah mengajarkan Al-Qur`an dan
menyampaikan Hadits
Bangun malam dan melaksanakan Qiyamul Lail
Senantiasa menjauhi maksiat dan dosa
Wajib memiliki adab yang baik
Memanfaatkan masa muda dengan sungguh-
sungguh menghafal
Pandai memanfaatkan waktu untuk menghafal dan
muraja’ah
Memilih tempat yang tenang
52
Meminta pendapat dan izin orangtua untuk segala
urusan (kecuali dalam hal-hal yang hukumnya
fardhu ‘ain atau semacamnya)
Berbicara lembut terhadap orangtua
Beristighfar atau memintakan ampun kepada Allah
untuk kedua orangtua (kecuali jika berbeda agama)
Menunaikan haji dan wasiat orangtua yang telah
meninggal
Memuliakan teman kedua orangtua setelah
keduanya meninggal
Menyambung silaturrahmi dengan kerabat kedua
orangtua
Tidak berbohong pada orangtua
Tidak mencela orangtua baik secara langung atau
tidak langsung
Tidak memanggil orangtua dengan menyebut
namanya saja
Tidak mengucapkan perkataan yang menunjukkan
tidak suka, seperti “Ah” atau semacamnya, apalagi
membentak
Tidak bermuka cemberut dan sinis kepada orangtua
Tidak malu menyebut mereka sebagai orangtuanya
Tidak mendurhakai kedua orangtua dengan
memerintah mereka
Tidak mendurhakai orangtua dengan
memberatkannya dengan banyak permintaan
Tidak mendurhakai orangtua dengan membuat
mereka bersedih bahkan menangis
Tidak mendurhakai orangtua dengan lebih
mementingkan isteri daripada mereka
6) Adab Murid Terhadap Mengenal dan bersungguh-sungguh mempraktekkan
Guru adab-adab terhadap guru:
Mengambil ilmu dari guru berilmu, beraqidah lurus
dan beradab
Menghormati dan memuliakan guru
Tidak memanggil guru dengan menyebut namanya
saja
Menjaga keridhaan guru, tidak membuatnya jengkel
dan marah
Rendah hati dan sopan
Menjaga adab di majelis ilmu
Memperhatikan adab duduk saat bermajelis ilmu
Memperhatikan adab bertanya kepada guru
Memperhatikan adab dalam mendengarkan
pelajaran
Tidak duduk di tempat duduk guru
53
Sabar atas sifat kasar atau ketegasan seorang guru
Selalu mendo’akan guru dengan kebaikan
Memperhatikan adab-adab dalam menyikapi
kesalahan guru
Jangan memilih ilmu sendiri tanpa bertanya dan
mendapat arahan guru
Meneladani penerapan ilmu dan akhlak guru
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
8) Adab Berpakaian Dan Mengenal dan bersungguh-sungguh mempraktekkan
Berhias adab-adab dalam berpakaian dan berhias:
Disunnahkan memakai pakaian bagus dan bersih
Memakai pakaian yang sederhana
Pakaian harus menutup aurat, serta tebal dan
longgar
Pakaian laki-laki tidak melebihi kedua mata kaki
(isbal)
54
Wanita wajib memanjangkan pakaiannya, sehingga
kedua kakinya tidak terlihat
Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian
wanita atau sebaliknya
Tidak boleh memakai pakaian syuhrah (untuk
sensasi)
Tidak boleh menyerupai pakaian orang kafir
Kaum perempuan tidak boleh memakai pakaian
yang mengundang perhatian kaum lelaki
Tidak boleh memakai pakaian yang ada simbol dan
identitas orang kafir
Diharamkan bagi kaum lelaki memakai emas dan
sutera
Disunnahkan berpakaian dengan mendahulukan
yang kanan
Berdo’a saat memakai pakaian
Disunnahkan bagi kaum lelaki memakai pakaian
berwarna putih
Disunnahkan menggunakan parfum bagi laki-laki
Diharamkan bagi perempuan membuat tato atau
tahi lalat palsu, mencukur alis, memotong gigi
supaya cantik, menyambung, dan menyanggul
rambut
55
Tidak berjual beli dan mengumumkan barang
hilang di masjid
Orang yang berbau badannya dilarang shalat di
masjid
Dilarang tasybik (menganyam antara jemari) ketika
masuk masjid menanti shalat
Tidak mengotori dan membuang sampah di masjid
Diharamkan bagi wanita memakai wewangian saat
pergi ke masjid
56
Buang hajat dengan menghindari tiga tempat
terlarang, yaitu: aliran air, jalan dan tempat
berteduh manusia
Tidak mengangkat pakaian sehingga sudah dekat ke
tempat buang hajat, supaya aurat tidak kelihatan
Dilarang membawa sesuatu yang mengandung
penyebutan Allah ke dalam kamar mandi/WC
Dilarang menghadap atau menghalangi kiblat saat
buang hajat
Dilarang kencing di air yang tidak mengalur lalu
mandi di situ
Dilarang pegang kemaluan dengan tangan kanan
Dilarang istinja’ dengna tangan kanan
Mengganjilkan jumlah batu yang digunakan untuk
bersuci
Dianjurkan kencing dengan duduk, tapi
diperbolehkan sambil berdiri jika aman dari
percikan air kencing
Tidak berdzikir dan menjawab salam saat buang
hajat
Makruh berbicara di saat buang hajat kecuali
darurat
Tidak bersiul dan bernyanyi saat buang hajat
Tidak bersuci dengan tulang dan kotoran hewan
Tidak berlama-lama di kamar mandi atau WC
Anjuran membersihkan tangan setelah beristinja`
57
Tidak boleh terlalu akrab sehingga menjalain
hubungan spesial dengan sesama jenis
Diharamakan berkhalwat dengan perempuan yang
bukan mahram
(Semester Genap)
13) Adab Berbicara Mengenal dan bersungguh-sungguh mempraktekkan
adab-adab dalam berbicara:
Menjaga lisan saat berbicara
Hendaklah bicara yang baik atau diam
Perbanyak membaca kalimat thayyibah, karena
bernilai shadaqah
Anjuran merendahkan suara saat berbicara
Hendaklah meninggalkan pembicaraan yang tidak
berguna
Dilarang menceritakan semua yang didengar
Dianjurkan tidak banyak bicara
Meninggalkan ghibah dan namimah
Hendaklah menghindari perkataan dusta
Menjauhi perdebatan dan berbantah-bantahan,
sekalipun ia benar
Berbicara dengan tenang dan tidak tergesa-gesa
Tidak berkata jorok dan menyakitkan orang lain
Anjuran mendahulukan yang lebih tua untuk bicara
Tidak diperbolehkan memotong pembicaraan
Tidak mencari-cari kekeliruan pembicaraan orang
lain
Jangan mengejek, memperolok-olok dan
memandang rendah orang yang berbicara
58
Jangan bercanda dengan perempuan yang bukan
mahram
Jangan banyak bercanda hingga menjadi kebiasaan
dan menjatuhkan wibawa
Jangan bercanda dalam hal-hal yang serius
Jangan bercanda dengan menyembunyikan barang
milik orang lain
Jangan tertawa terbahak-bahak
59
Tidak bertele-tele dan bersajak dalam berdo’a
Berbakti kepada orangtua, termasuk sebab
dikabulkannya do’a
Memghindari makan makanan yang haram, karena hal
itu menjadi penghalang dikabulkannya do’a
C. Kelas III
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
18) Adab Makan dan Minum Mengenal dan bersungguh-sungguh mempraktekkan
adab-adab ketika makan dan minum:
Berupaya untuk mencari makanan yang halal
Anjuran mencuci tangan sebelum makan
Merasa puas dengan makanan yang ada, dan tidak
mencelanya
Makan dan minum dengan tangan kanan
Dilarang makan dan minum sambil berdiri
Dimakruhkan makan sambil bersandar
Dilarang makan dan minum dengan bejana emas
dan perak
Memulai makan dan minum dengan “Bismillah”
dan mengakhirinya dengan “Alhamdulillah”
Jika terlupa membaca “Bismillah”, maka hendaklah
membaca “Bismillahi fii Awwalihi wa Aakhirihi”.
Anjuran makan makanan yang paling dekat
Dianjurkan makan dari tepi wadah dan bukan dari
tengah
Disunnahkan menjilati jari sesudah makan
Disunnahkan mengambil makanan yang terjatuh
dan membuang bagian yang kotor lalu
memakannya
Dimakruhkan meniup makanan atau bernafas saat
minum
Anjuran bernafas di luar bejana saat minum
Dimakruhkan minum langsung dari mulut ceret
atau bejana
Hendaknya menghindari kenyang yang berlebihan
Mendahulukan orang yang lebih tua atau
mempunyai kedudukan dalam memberikan jamuan
makan
Dalam majelis makan, hendaknya menggilirkan
makanan dan minuman ke arah
Disunnahkan diselingi bercakap-cakap ketika
makan, dan memuji makanan meskipun sedikit
60
Tidak melakukan perbuatan yang orang lain bisa
merasa jijik
Tidak mengkhususkan mengundang orang kaya dan
terpandang saja tanpa menyertakan orang miskin
61
Disunnahkan mengucapkan selamat datang kepada
tamu
Segera menghidangkan makanan untuk tamu,
karena yang demikian itu berarti menghormatinya
Tidak menjamu tamu di luar kemampuan
Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada yang
lebih muda
Mendekatkan hidangan kepada tamu
Melayani tamu selama tiga hari
Tidak tergesa-gesa mengangkat makanan
(hidangan) sebelum tamu selesai menikmati jamuan
Disunnahkan mengantar tamu hingga di luar pintu
rumah
Tidak masuk rumah dan menutup pintu kecuali
setelah tamu pergi
(Semester Genap)
21) Adab Ketika Sakit Mengenal dan bersungguh-sungguh mempraktekkan
adab-adab ketika sakit:
Tidak berkeluh kesah pada saat sakit, dan
hendaknya banyak berdzikir, istighfar dan
beribadah kepada Allah
Dianjurkan meletakkan tangannya pada bagian
yang sakit kemudian meruqyah dirinya sendiri
dengan Bismillah dan do’a
Berusaha minta kehalalan atas hak-hak manusia
yang dilanggarnya, baik harta ataupun kehormatan
Tidak boleh menggantukan jampi-jampi, jimat-
jimat dan semua yang mengandung kesyirikan
Hendaknya memperbanyak istighfar dan bertaubat
dengan sungguh-sungguh, serta memperbanyak
amalan shalih
Bersabar serta mengharap pahala dan maghfirah
Allah atas musibah atau penyakit yang dideritanya
Hendaknya berhusnudhan (berprasangka baik)
kepada Allah
62
Hendaknya mendekat kepada yang sakit dan
mendo’akan dengan kesembuhan dan kesehatan
Dianjurkan berdo’a jika melihat orang yang
tertimpa musibah atau penyakit, agar ia
diselamatkan Allah dari musibah yang sama
63
Dilarang memberi salam dengan isyarat (lambaian
tangan) saja tanpa ucapan lafadz salam, kecuali jika
ada udzur
Disunnahkan berjabat tangan saat bertemu dengan
sesama muslim
Diharamkan berjabat tangan dengan perempuan
bukan mahrom
Dianjurkan tidak melepas tangan terlebih dahulu
saat berjabat tangan, sebelum orang yang diajak
jabat tangan itu melepaskannya
Tidak dianjurkan mengucapkan salam kepada
lawan jenis, jika tidak aman dari fitnah (godaan)
64
Mendahulukan kaki kanan saat memakai, dan
mendahulukan kaki kiri saat melepas
Dianjurkan memakai sandal atau sepatu sambil
duduk
Menata sandal atau sepatu dengan rapi dan indah,
karena Allah menyukai yang indah
Dimakruhkan berjalan dengan memakai sandah
sebelah
Anjuran melepas alas kaki jika masuk ke
pekuburan, kecuali dalam keadaan terpaksa, seperti
jika ada duri, paku dan semisalnya
Tidak memakai sandal orang lain tanpa izin
pemiliknya
26) Adab Menggunakan Mengenal dan bersungguh-sungguh mempraktekkan
Sosial Media adab-adab menggunakan sosial media:
Tidak berlebihan dalam bermedsos sehingga lalai
dari kewajiban dan mengingat Allah
Hendaklah tidak memposting kecuali yang baik dan
untuk kebaikan
Niatkan bermedsos untuk mencari pahala
Periksalah kebenaran berita dengan cermat dan
jangan terburu-buru mensharenya, apalagi jika
berita itu datang dari orang fasik atau buruk
akhlaknya
Jangan membuat atau menyebarkan berita bohong
atau hoax
Hendaklah menghindari ghibah dan fitnah di
sosmed
Diperintahkan menjawab salam, jika ada yang
menyampaikan salam lewat sosmed
Jangan jadikan sosmed sebagai sarana bermaksiat
pada Allah, seperti berpacaran atau berkhalwat
dengan lain jenis
Jangan jadikan sosmed sebagai sarana ta’awaun dan
konspirasi dalam keburukan
Jadikan sosmed sebagai sarana bersilaturrahmi
Jangan mencukupkan belajar Islam dari sosial
media, sehingga malas datang ke majelis ilmu
Menjaga adab-adab bermajelis jika menjadi anggota
grup medsos.
65
8) Sirah
A. Kelas I
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
(Semester Genap)
- Di bawah naungan - Bertahannuts di gua Hira
nubuwwah dan - Jibril turun membawa wahyu
risalah (diangkatnya - Wahyu terputus
Muhammad Saw - Jibril turun membawa wahyu untuk kedua kalinya
sebagai nabi dan - Sedikit penjelasan tentang pembagian-pembagian wahyu
rasul)
66
- Tahapan dakwah - Tiga tahun dakwah secara sembunyi-sembunyi
pertama: dakwah - Golongan awal pemeluk Islam
secara sembuyi- - Perintah shalat
sembuyi - Orang-orang Qurasiy mendengar kabar dakwah secara
umum
67
- Tahapan dakwah - Rasulullah Saw berdakwah di Tha`if
ketiga: dakwah
Islam di luar
Makkah
- Baiat Aqabah kedua - Permulaan dialog dan tanggung jawab yang diingatkan
- Al-Abbas
- Klausul baiat
- Pelaksanaan baiat
- Dua belas pemuka kaum
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
- Permulaan hijrah -
- Parlemen Quraisy -
di Darun Nadwah
- Rasulullah Saw - Pengepungan rumah Rasulullah
berhijrah - Rasulullah meninggalkan rumah
- Pindah dari rumah ke gua
- Saat beliau di gua bersama Abu Bakar
- Perjalanan ke Madinah
- Berada di Quba
- Nabi Saw memasuki Madinah
- Kehidupan di -
Madinah
- Kondisi yang masih -
labil di Madinah
tatkala hijrah
- Membangun - Membangun masjid Nabawi
masyarakat baru - Mempersaudarakan di antara sesama orang-orang muslim
- Butir-butir perjanjian Islam
- Pengaruh spritual dalam masyarakat
68
- Perjanjian dengan -
pihak Yahudi
- Perjuangan yang - Bujukan Quraisy untuk memerangi orang-orang muslim dan
menuntut kontak dengan Abdullah bin Ubay
pengorbanan nyawa - Tekat untuk melaksanakan perlawanan
- Quraisy meneror muhajirin
- Izin untuk berperang
- Satuan-satuan pasukan sebelum perang Badar
69
- Al-Qur`an berbicasra tentang masalah perang
(Semester Genap)
70
- Kesalahan fatal yang dilakukan para pemanah
- Khalid bin Walid mengambil jalan memutar
- Sikap Rasulullah Saw yang patriotik
- Pasukan muslimin centang perenang
- Pertempuran berkobar di sekitar Rasulullah
- Saat yang paling kritis dalam kehidupan Rasulullah
- Para sahabat mulai berkumpul di sekitar Rasulullah
- Orang-orang musyrik semakin melipatgandakan tekanan
- Patriotisme yang tak tertandingi
- Tersiarnya kabar kematian Rasulullah dan pengaruhnya
terhadap peperangan
- Rasulullah Saw melanjutkan pertempuran dan menguasai
keadaan
- Terbunuhnya Ubay bin Khalaf
- Serangan terakhir yang dilancarkan orang-orang Quraisy
- Para syuhada` dicincang
- Seberapa jauh kesiapan para pahlawan muslimin untuk
berperang hingga titik penghabisan
- Setiba di jalan bukit
- Kegembiraan Abu Sufyan seusai perang dan dialognya
dengan Umar
- Mencari orang-orang yang terbunuh dan terluka
- Menghimpun jasad para syuhada` dan menguburkannya
- Rasulullah Saw memanjatkan puji dan do’a kepada Allah
- Kembali ke Madinah
- Korban yang terbunuh di kedua belah pihak
- Suasana duka menyelimuti Madinah
- Perang Hamra’ul Hasad
- Al-Qur`an berbicara tentang peperangan ini
- Hikmah dan sasaran lebih jauh dari peperangan ini
71
perang Bani - Satuan pasakan di bawah komando Muhammad bin
Quraidhah Maslamah
- Perang Bani Lahyan
- Pengiriman satuan-satuan pasukan berikutnya
- Pengiriman satuan- -
satuan pasukan
sesudah perang
Muraisi’
C. Kelas III
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Genap)
- Perjanjian - Muslimin bergerak ke Makkah
Hudaibiyyah - Upaya Quraisy menghadapi orang-orang muslim memasuki
Masjidil Haram
- Mengalihkan alur perjalanan dan menghindari bentrokan
fisik
- Budail menjadi perantara antara Rasulullah dan Quraisy
- Beberapa orang utusan Quraisy
- Allah menahan tangan Quraisy
- Utsman bin Affan sebagai duta ke pihak Quraisy
- Isu terbunuhnya Utsman dan Baiat Ridhwan
- Pengukuhan perjanjian dan klausul-klausulnya
- Klausul Abu Jandal
- Menyembelih hewan hadyu dan mencukur rambut
- Menolak mengembalikan para wanita muslimah yang hijrah
- Apa yang bisa dipetik dari klausul-klausul perjanjian
- Orang-orang muslim murung dan dialog Umar dengan
Rasulullah
- Krisis orang-orang muslim yang lemah terpecahkan
- Beberapa tokoh Quraisy masuk Islam
- Korespondensi - Surat kepada Najasyi, raja Habasyah
dengan Beberapa - Surat kepada Muqaiqis, raja Mesir
Raja dan Amir - Surat kepada Kisra, raja Persia
- Surat kepada Qaishar, raja Ramawi
- Surat kepada Al-Mundzir bin Sawa
- Surat kepada Haudzan bin Ali Al-Hanafi, pemimpin
Yamamah
72
- Surat kepada Al-Harits bin Abu Syamr Al-Ghassani,
pemimpin Damaskus
- Surat kepada raja Uman
- Perang Ghabah
- Perang Khaibar dan - Latar belakang peperangan
Wadil Qura - Berangkat ke Khaibar
- Jumlah pasukan Islam
- Orang-orang munafik mengadakan kontak dengan Yahudi
- Jalan menuju Khaibar
- Beberapa peristiwa yang terjadi di tengah perjalanan
- Pasukan Islam tiba di pagar Khaibar
- Persiapan untuk bertempur dan kondisi benteng-benteng
Khaibar
- Permulaan pertempuran dan penaklukan benteng Na’im
- Penaklukan benteng Ash-Sha’b bin Mu’adz
- Penaklukan benteng Az-Zubair
- Penaklukan benteng Ubay
- Penaklukan benteng An-Nizar
- Penaklukan paroh kedua dari Khaibar
- Perundingan
- Terbunuhnya dua anak Abi Huqaiq karena melanggar
perjanjian
- Pembagian harta rampasan
- Kedatangan Ja’far bin Abu Thalib dan orang-orang
Asy’ariyin
- Pernikahan dengan Shafiyyah
- Masalah daging domba yang disusupi racun
- Korban di kedua belah pihak
- Fadak
- Wadil Qura
- Taima’
- Kembali ke Madinah
- Satuan perang Aban bin Sa’id
- Umrah Qadha` -
- Perang Mu’tah - Latar belakang peperangan
- Para komandan pasukan Islam dan wasiat Rasulullah
- Ucapan selamat tinggal pada pasukan Islam
- Majelis permusyawaratan di Mu’an
- Pasukan muslimin bergerak mendekati musuh
- Permulaan pertempuran dan pergantian komandan
- Bendera di tangan pedang Allah
73
- Kesudahan perang
- Dampak peperangan
- Satuan pasukan ke Salasil
- Satuan pasukan Abu Qatadah ke Khadhirah
(Semester Ganjil)
- Perang Hunain - Keberangkatan pasukan musuh
- Penolakan terdapat pendapat komandan pasukan
- Mata-mata dari masing-masing pihak
- Rasulullah ﷺmeninggalkan Makkah
- Pasukan Islam mendapat serangan secara tiba-tiba
- Orang-orang muslim kembali dan peperangan berkobar lagi
- Kekalahan musuh
- Aksi pengejaran
- Harta rampasan
74
- Perang Tha’if
- Pembagian harta rampasan di Ji’ranah
- Orang-orang Anshar meradang
- Kedatangan utusan Hawazin
- Melaksanakan umrah lalu kembali ke Madinah
- Abu Bakar
Menunaikan haji
- Haji Wada’ -
75
- Wafatnya Rasulullah - Tanda-tanda perpisahan
ﷺ - Permulaan sakit
- Peran terakhir
- Lima hari sebelum wafat
- Empat hari sebelum wafat
- Dua hari atau sehari sebelum wafat
- Sehari sebelum wafat
- Hari terakhir dari kehidupan Rasulullah ﷺ
- Detik-detik terakhir
- Para shahabat dirundung kesedihan
- Sikap Umar bin Khaththab
- Sikap Abu Bakar
- Menangani dan mengubur jasad Rasulullah ﷺ
76
9) Bahasa Arab
(Nahwu)
A. Kelas I
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
اجلملة املفيدة Mengetahui definisi jumlah mufidah
أجزاء اجلملة Mengetahui definisi isim, fi’il dan harf.
Mengidentifikasi isim, fi’il dan harf yang terdapat dalam
kalimat
Menyebutkan contoh-contoh isim, fi’il dan harf
اجلملة الفعلية واجلملة اإلمسية Mengetahui definisi Jumlah Fi’liyyah dan Jumlah
Ismiyyah dan perbedaan antara keduanya
Mengidentifikasi kalimat apakah termasuk jumlah
fi’liyyah ataukah jumlah ismiyyah
(Semester Genap)
نصب الفعل املضارع Mengetahui:
a. fi’il mudhari’ dinashob jika didahului huruf
penashob
b. 4 huruf penashab ()نواصب, yaitu كي، إذن، لن، أن.
77
Mengidentifikasi dan mengi’rab fi’il mudhari yang
dinashab
Membuat kalimat yang terdapat fi’il mudhari’ yang
dinashab
النعت Mengetahui:
a. Definisi na’at
78
b. I’rab na’at mengikuti man’utnya
Mengidentifikasi dan mengi’rab naat yang terdapat
dalam kalimat
Membuat contoh-contoh kalimat yang terdapat na’at,
baik secara lisan maupun tulisan
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
صحيح اآلخر و معتل اآلخر Mampu membedakan mana fi’il yang termasuk shahih
akhir dan yang termasuk mu’tal akhir
Menyebutkan contoh-contoh fi’il shahih akhir dan
mu’tal akhir
79
أحوال بناء الفعل امالضي Mengetahui macam keadaan bina fi’il madhi, yaitu:
a. Fathah, bila tidak bersambung dengan dhamir
rafa’ apapun atau bersambung dengan aliful
itsnain ()الف اإلثنين
b. Dhammah, bila bersambung dengan wawul
jama’aah ()واو الجماعة
c. Sukun, bila bersambung dengan ta’ mutaharrikah
()تاء المتحركة, nun niswah ( )نون النسوةatau ناyang
berfungsi sebagai fa’il ()"نا" الدالة على الفاعل
Mampu mengidentifikasi dan mengi’rab fi’il madhi
apapun keadaan bina`nya, yang terdapat dalam kalimat
Membuat contoh-contoh kalimat yang terdapat fi’il
madhi dengan semua macam keadaan bina`nya.
أحوال بناء فعل األمر Mengetahui macam-macam keadaan bina` fi’il amr,
yaitu:
a. Sukun, bila tidak bersambung dengan dhamir rafa’
apapun atau bersambung dengan nun niswah ( نون
)النسوة
b. Dihapus nun ( )حذف النونyang terdapat pada
akhirnya, bila bersambung dengan aliful itsnain
()الف اإلثنين, wawul jama’ah ( )واو الجماعة, dan ya’
mukhathabah ()ياء مخاطبة
c. Dihapus huruf illahnya ()حذف حرف العلة, apabila
termasuk mu’tal akhir ()معتل اآلخر
d. Fathah, apabila bersambung dengan nun taukid
()نون التوكيد
Mampu mengidentifikasi dan mengi’rab fi’il amr
apapun keadaan bina`nya, yang terdapat dalam kalimat
Membuat contoh-contoh kalimat yang terdapat fi’il amr
dengan semua macam keadaan bina`nya.
أحوال بناء الفعل املضارع Mengetahui dua macam bina` fi’il mudhari’, yaitu:
Sukun, bila bersambung dengan nun niswah
Fathah, bila bersambung dengan nun taukid
(Selain dua kondisi itu, fi’il mudhari’ mu’rab)
Mampu mengidentifikasi dan mengi’rab fi’il mudhari’
yang terdapat dalam kalimat
Membuat contoh-contoh kalimat yang terdapat fi’il
mudhari’ dengan semua macam keadaan bina`nya.
الفعل املضارع املعتل اآلخر و Mengetahui tanda-tanda i’rab fi’il mudhari’ mu’tal
akhir, yaitu:
أحوال إعرابه
80
a. Dalam keadaan rafa’, maka tandanya adalah
dhammah muqaddarah ()ضمة مقدرة
b. Dalam keadaan nashab, maka tandanya adalah
fathah muqaddarah ( )ضمة مقدرةbila huruf ‘illahnya
adalah alif; dan dhammah yang nampak ( )ضمة ظاهرة
bila huruf ‘illah tersebut adalah wawu ( )الواوatau ya’
()الياء
c. Dalam keadaan jazm, maka tandanya adalah
penghapusan huruf ‘illah tersebut
Mengidentifikasi dan mengi’rab fi’il mudhari’ mu’tal
akhir yang terdapat dalam kalimat
Membuat contoh kalimat yang terdapat fi’il mudhari’
mu’tal akhir dalam keadaan rafa’, nashab dan jazm
اإلسم املعتل اآلخر Mengetahui dua jenis isim mu’tal akhir dan tanda-tanda
i’rab masing-masingnya, yaitu:
a. Maqshur ()المقصور
b. Manqhus ()المنقوص
Mengidentifikasi dan mengi’rab isim mu’tal akhir yang
terdapat dalam kalimat
Membuat contoh kalimat yang terdapat isim mu’tal
akhir dalam keadaan rafa’, nashab dan jazm
81
Mengidentifikasi dan mengi’rab fi’il mudhari’ yang
didahului أن مضمرةdan menyebutkan penyebab
tersembunyinya أنtersebut.
Membuat contoh-contoh kalimat yang terdapat أن
مضمرةdengan semua penyebabnya.
تقسيم اإلسم إىل مفرد و مثىن و Mengetahui pembagian isim dilihat dari bilangannya,
yaitu:
مجع a) Mufrad
82
b) Mutsanna
c) Jama’
Mengidentifikasi isim yang terdapat pada kalimat,
apakah termasuk mufrad, mutsanna ataukah jama’.
Menyebutkan contoh-contoh mufrad, mutsanna dan
jama’
83
(Semester Genap)
املضاف واملضاف إليه Mengetahui hukum-hukum berkenaan dengan mudhaf
dan mudhaf ilaihi:
a) Mudhaf tidak boleh diberi alif lam ( )الdan tidak
boleh ditanwin
b) Bila mudhaf adalah mutsanna dan jama’ mudzakkar
salim, maka huruf nunnya dihilangkan
c) Mudhaf ilaih pasti majrur
Mampu mengi’rab mudhaf ilaih yang terdapat dalam
kalimat
Membuat contoh-contoh kalimat yang terdapat mudhaf
dan mudhaf ilaih.
84
ألف مقصورة
ألف ممدودة
b. Tidak semua isim mu`annats memiliki tanda-tanda
tersebut
Menyebutkan contoh-contoh isim mu`annats
العلم Mengetahui:
a. definisi’alam ()العلم
b. ‘alam adalah salah satu isim ma’rifah
Menyebutkan contoh-contoh ‘alam
املعرف ابأللف وااللم Mengetahui isim yang diawali الsebagai salah satu isim
ma’rifah
Merubah nakirah menjadi ma’rifah dengan
menambahkan ال
الضمري Mengetahui:
a. Definisi dhamir
b. dhamir sebagai salah satu isim ma’rifah
c. dhamir terbagi menjadi 3 macam, yaitu
Munfashil ()منفصل, ada dua jenis:
1. Fi mahal rafa’
2. Fi mahal nashab
Muttashil ()متصل, ada tiga jenis:
1. Fi mahal rafa’ ()في محل رفع, yaitu:
- الف اإلثنين
- واو الجماعة
- نون النسوة
(ketiganya ada pada fi’il madhi, mudhari’
dan amr)
- ( ياء مخاطبةhanya terdapat pada fi’il
mudhari’ dan amr)
- تاء متحركة
- "نا" الدالة على الفاعل
(keduanya hanya terdapat pada fi’il
madhi)
2. Fii mahal nashab ( ;)في محل نصبdhamir
muttashil fii mahal nashab adalah dhamir-
dhamir berikut dengan syarat bersambung
dengan fi’il:
- ياء متكلم
- كاف مخاطب
- هاء غائب
85
- "نا" المتكلمون
(Jika dhamir-dhamir tersebut
bersambung dengan isim atau harf, maka
dhamir-dhamir tersebut fi mahal jarr)
3. Fii mahal jarr ()في محل جر, yaitu dhamir-
dhamir pada nomor dua di atas jika
bersambung dengan isim atau harf,
sebagaimana telah dijelaskan
Mustatir ()مستتر, memiliki 3 kondisi, yaitu:
1. Bersembunyi pada fi’il madhi, maka
taqdirnya adalah هوatau هي
2. Bersembunyi pada fi’il mudhari’, maka
taqdirnya adalah أنا، أنت، هي، هوatau نحن
3. Bersembunyi pada fi’il amr, maka hanya
memiliki satu taqdir, yaitu أنت
Mengidentifikasi dan mengi’rab semua jenis dhamir
yang terdapat pada kalimat
Membuat contoh-contoh kalimat yang terdapat dhamir
dengan semua jenisnya.
86
a) Definisi isim isyarah
b) Isim isyarah termasuk ma’rifah
c) Macam-macam isim isyarah, yaitu:
ذاuntuk mufrad mudzakkar
ذهuntuk mufrad mu`annats
ذانuntuk mutsanna mudzakkar
تانuntuk mutsanna mu`annas
أوالءuntuk jama’, baik mudzakkar maupun
mu`annas
هناuntuk tempat dekat
هناكuntuk tempat jauh
ثمuntuk tempat jauh
d) Isim isyarah semuanya mabni, kecuali ذانdan تان.
keduanya dii’rab seperti mutsanna ()مثنى
Mengidentifikasi dan mengi’rab isim isyarah dalam
kalimat ()جملة
Mengungkapkan/membuat kalimat yang terdapat isim
isyarah.
87
Mengungkapkan kalimat yang terdapat أفعال اإلستمرار
)) الناسخة و((ما دامsecara lisan dan tulisan
C. Kelas III
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
املبتدأ واخلرب وتطابقهما Mengetahui konsep mengenai keselarasan antara
mubtada` dan khabar
Mempraktekkan konsep tersebut dalam pembuatan
kalimat, secara lisan maupun tulisan.
88
خرب املبتدأ حني يكون مجلة او شبه Mengetahui macam-macam khabar dan hukum-hukum
yang berkenaan dengan masing-masingnya. Macam-
مجلة macam tersebut adalah:
- Mufrad
- Syibhu Jumlah, ada dua macam:
Jar dan majrur
dharaf
- Jumlah, ada dua macam:
Jumlah ismiyyah
Jumlah fi’liyyah
Mampu mengidentifikasi khabar yang terdapat dalam
Jumlah Ismiyyah, apakah termasuk mufrad, syibhu
jumlah atau jumlah.
Mampu mengi’rab khabar dalam semua macamnya.
Membuat/ mengungkapkan Jumlah Ismiyyah dengan
menggunakan khabar dalam tiga jenis tersebut, baik
secara lisan maupun tulisan.
خرب النواسخ حني يكون مجلة او شبه Mengetahui macam-macam khabar ( النواسخyakni كان
وأخواتهاdan )إن واخواتها, dan hukum-hukum yang
مجلة berkenaan dengannya. Macam-macam tersebut adalah:
- Mufrad
- Syibhu Jumlah, ada dua macam:
Jar dan majrur
dharaf
- Jumlah, ada dua macam:
Jumlah ismiyyah
Jumlah fi’liyyah
Mampu mengidentifikasi khabar النواسخyang terdapat
dalam Jumlah Ismiyyah, apakah termasuk mufrad,
syibhu jumlah atau jumlah.
Mampu mengi’rab khabar النواسخdalam semua
macamnya.
Membuat/ mengungkapkan Jumlah Ismiyyah dengan
menggunakan khabar النواسخdalam tiga jenis tersebut,
baik secara lisan maupun tulisan.
مواضع فتح مهزة إن Mengetahui keadaan dimana hamzah pada إنdifathah,
yaitu:
- Jika isim dan khabarnya bisa diubah menjadi
mashdar (mashdar mu`awwal) tanpa merubah
maknanya. Mashdar mu`awwal ini bisa menjadi
fa’il, na`ibul fa’il, mahf’ul bih, mudhaf ilaih.
89
مواضع كسر مهزة إن Mengetahui keadaan dimana hamzah pada إنdikasrah,
yaitu:
- Jika berada di awal kalimat
- Jika berada di awal jumlah shilah
- Setelah lafal قالatau pecahan ()مشتقnya
ضمائر الرفع البارزة املتصلة ابألفعال Mengetahui dhamir-dhamir rafa’ yang bersambung
dengan fi’il, yaitu:
- الف اإلثنين
- واو الجماعة
- نون النسوة
(ketiganya ada pada fi’il madhi, mudhari’ dan amr)
- ( ياء مخاطبةhanya terdapat pada fi’il mudhari’ dan
amr)
- تاء متحركة
- "نا" الدالة على الفاعل
(keduanya hanya terdapat pada fi’il madhi)
Mampu mengi’rab dhamir-dhamir rafa’ yang
bersambung dengan fi’il
90
مهزات الوصل والقطع Mengetahui pembagian hamzah menjadi 2, yaitu
hamzah washl dan hamzah qath’
إسم الفاعل Mengetahui wazan isim fa’il, baik dari fi’il tsulatsi
maupun ruba’i, yang mujarrad ataupun yang mazid
Mampu merubah semua jenis fi’il menjadi isim fa’il
إسم املفعول Mengetahui wazan isim maf’ul, baik dari fi’il tsulatsi
maupun ruba’i, yang mujarrad ataupun yang mazid
Mampu merubah semua jenis fi’il menjadi isim maf’ul
املستثىن Mengetahui:
- Hukum-hukum mengenai mustatsna dengan إال
(")المستثنى بـ"إال, yaitu:
Bila mustatsna minhu ( )المستثنى منهdisebutkan dan
kalimatnya mutsbat (‘ مثبتpositif’), maka
mustatsna harus manshub
Bila mustatsna minhu ( )المستثنى منهdisebutkan dan
kalimatnya manfi (‘ منفيnegatif’) dan
mustatsna boleh manshub dan boleh mengikuti
i’rab mustatsna minhu
Bila mustatsna minhu ( )المستثنى منهtidak
disebutkan, maka mustatsna dii’rab
sebagaimana kalau seandainya إالtidak ada
- Hukum-hukum mengenai mustatsna dengan غيرdan
)المستثنى بـ"غير" و"سوى"( سوى
Isim setelah غيرharus majrur atas dasar sebagai
mudhaf ilaih
91
غيرdii’rab sebagaimana i’rab mustatsna dengan
)المستثنى بـ"إال"( إال
- Hukum-hukum mengenai mustatsna dengan ،حاشا
خالdan عدا:
Mustatsna dengan خال، حاشاdan عداbisa dijarr
atas dasar tiga kata tersebut huruf jarr, dan bisa
dinashab sebagai maf’ul bih atas dasar tiga kata
itu fi’il. Jadi عدا، حاشا، خالbisa dianggap huruf
jarr dan bisa dianggap fi’il.
Bila ketiga kata tersebut ( عدا، حاشا،)خال
didahului ما, maka berarti ketiga kata tersebut
pasti fi’il, sehingga isim setelahnya
(mustatsna) harus manshub sebagai maf’ul bih
Meng’irab segala macam mustatsna yang terdapat
dalam kalimat
Membuat kalimat dengan semua kata-kata istitsna`
احالل Mengetahui:
- Definisi hal
- Macam-macam hal, yaitu:
Isim mufrad
Syibhu Jumlah, ada dua macam:
1) Jar dan majrur
2) dharaf
Jumlah (kalimat), ada dua macam:
1) Jumlah ismiyyah
2) Jumlah fi’liyyah
- Bila hal berupa jumlah, maka diperlukan pengikat
( )رابطuntuk mengikatnya dengan shahibul hal;
pengikat tersebut bisa berupa wawu ()و, bisa
dhamir, dan bisa dua-duanya.
Mampu mengidentifikasi hal yang terdapat dalam
kalimat, apakah termasuk mufrad, syibhu jumlah atau
jumlah.
Mampu mengi’rab hal dalam semua macamnya.
Membuat/ mengungkapkan kalimat yang terdapat hal
dengan tiga jenis tersebut, baik secara lisan maupun
tulisan.
(Semester Genap)
التمييز Mengetahui:
- Definisi tamyiz
- Macam-macam mumayyaz, yaitu:
Malhudh
Malfudh, seperti
1) Nama-nama timbangan ()الوزن
2) Nama-nama takaran ()الكيل
92
3) Nama-nama jarak ()المساحة
4) Nama-nama bilangan ()العدد
Mengidentifikasi tamyiz yang terdapat dalam kalimat
Mengi’rab tamyiz dengan semua jenis mumayyaznya
yang terdapat dalam kalimat
Membuat kalimat yang terdapat tamyiz dengan semua
jenis mumyyaznya
املنادى Mengetahui:
a) Definisi munada ()المنادى
b) Huruf-huruf nida`
c) Macam-macam munada dan hukum-hukum yang
berkenaan dengan masing-masingnya. Macam-
macam munada adalah:
‘Alam mufrad ( )علم مفرد
Mudhaf ()مضاف
Syabih bil mudhaf ()شبيه بالمضاف
Nakirah ghairu maqshudah ()نكرة غير مقصودة
Nakirah muqshudah ()نكرة مقصودة
Mengidentifikasi macam munada yang terdapat dalam
kalimat
Mengi’rab munada
93
3. Pada أحادي, موحدhingga عشار, معشرdan pada
kata أخر
Shighah Muntahal Jumu’ ()صيغة منتهى الجموع
Isim yang diakhiri alif ta’nits mamdudah ( ألف
)التأنيث الممدودة
Isim yang diakhiri alif ta’nits maqshurah ( ألف
)التأنيث المقصورة
Mengidentifikasi isim-isim yang termasuk الممنوع من
الصرفyang terdapat dalam kalimat
Mengi’rab isim-isim yang termasuk الممنوع من الصرف
Membuat kalimat yang terdapat isim yang termasuk
الممنوع من الصرف
التوكيد Mengetahui:
a. Definisi taukid
94
b. Macam-macam taukid dan hukum-hukum yang
berkenaan dengan masing-masingnya, yaitu:
Lafdhi, yakni dengan pengulangan kata yang
ditaukid
Ma’nawi, yaitu dengan mengunakan lafal-lafal:
كلتا، كال، جميع، كل، العين،النفس
Taukid dengan dhamir
Mengidentifikasi dan mengi’rab semua macam taukid
dalam kalimat
Membuat contoh kalimat yang terdapat taukid, baik
secara lisan maupun tulisan
العطف Mengetahui:
a. Definisi ‘athaf ()العطف
b. Huruf-huruf ‘athof dan fungsinya masing-masing:
حتى، لكن، بل، ال، أم، أو، ثم، الفاء،الواو
Mengidentifikasi ‘athaf dalam kalimat dan
mengi’rabnya
Membuat contoh kalimat yang terdapat ‘athaf dengan
semua huruf ‘athaf baik secara lisan maupun tulisan
الفرق بني واو العطف وواو املعية Mampu membedakan antara wawu ‘athaf ()واو العطف
dengan wawu ma’iyyah ()واو المعية
البدل Mengetahui:
a. Definisi badal ()البدل
b. Macam-macam badal dan hukum-hukum yang
berkenaan dengan masing-masingnya:
بدل مطابق
بدل بعض من كل
بدل اشتمال
Mengidentifikasi badal dalam kalimat dan
mengi’rabnya
Membuat contoh kalimat yang terdapat badal dengan
semua jenisnya, baik secara lisan maupun tulisan.
أدوات اإلستفهام واجلواب Mengetahui kata pertanyaan ()أدوات اإلستفهام, fungsi dan
hukum masing-masingnya:
a. الهمزة
هل.b
من.c
ما.d
e. متى
f. أين
g. كيف
كم.h
أي.i
95
Membuat contoh kalimat yang terdapat أدوات اإلستفهام,
baik secara lisan maupun tulisan
96
(Shorof)
A. Kelas 1
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Tashrif Ishtilahi Fi’il Menghafal contoh-contoh tashrif ishtilahi fi’il tsulatsi
Tsulatsi Mujarrad (6 mujarrod yang ada pada buku Al-Amtsilah At-
wazan) Tashrifiyyah. Ada 6 wazan Fi’il Tsulatsi Mujarrad:
- يفعل- فعل-
يفعل- فعل-
يفعل- فعل-
يفعل- فعل-
يفعل- فعل-
يفعل- فعل-
(Semester Genap)
Tashrif ishtilahi fi’il - Menghafal contoh-contoh tashrif ishtilahi fi’il Tsulatsi
Tsulatsi Mazid 1 harf Mazid 1 harf yang ada pada buku Al-Amtsilah At-
Tashrifiyyah. Ada 3 wazan:
يفعل- فعل-
يفاعل- فاعل-
يفعل- أفعل-
97
Tashrif ishtilahi fi’il - Menghafal contoh-contoh tashrif ishtilahi fi’il tsulatsi
Tsulatsi Mazid 2 harf mazid 2 harf yang ada pada buku Al-Amtsilah At-
Tashrifiyyah. Ada 5 wazan:
يتفاعل- تفاعل-
- يتفعل- تفعل-
- انفعل- يفتعل-افتعل
ينفعل
يفعل- افعل-
Tashrif lughowi fi’il - Menghafal wazan tashrif lughawi fi’il madhi, mudhari’
Madhi, Mudhari’ dan dan amr, baik yang ma’lum maupun majhul.
Amr
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Isim Ditinjau dari Kaedah
Shorof ( اإلسم من حيث قواعد
)الصرف:
98
1.) Isim Ditinjau dari Mengenal jenis-jenis isim dilihat dari huruf akhirnya:
Bangunan Huruf Isim Maqshor ()إسم مقصور
Akhirnya ( اإلسم بالنظر إلى Isim Manqush
)بنيانه Isim Mamdud
Isim Shohih
اإلسم2.) Isim Ditinjau dari Mengenal jenis-jenis isim dilihat dari jenis
)نوعهJenisnya ( بالنظر إلى (kelaminnya):
Isim Mudzakkar, terbagi menjadi:
1. Mudzakkar Haqiqi
2. Mudzakkar Majazi
Isim Mu’annas, terbagi juga menjadi:
1. Mu`annas Haqiqi
2. Mu`annas Majazi
اإلسم3.) Isim Ditinjau dari Mengenal jenis-jenis isim dilihat dari jumlahnya:
)إلى عددهJumlahnya ( بالنطر Isim Mufrod
Isim Mutsanna, terbagi menjadi:
1. Isim Mutsanna Haqiqi
2. Isim Mutsanna Mulhaq
Isim Jama’, terbagi menjadi 3 yaitu:
1. Jama’ Mudzakkar Salim
2. Jama’ Mu’annas Salim
3. Jama’ Taksir
99
(Semester Genap)
5. Isim Ditinjau dari Mengenal jenis-jenis isim dilihat dari perubahan
Perubahan Harokat harokat akhirnya:
Akhirnya ( اإلسم يالنظر إلى Isim Mu’rob
)تغييره Isim Mabni. Isim Mabni ada 8, yaitu:
1. Isim dhamir
2. Isim Isyarah
3. Isim Maushul
4. Isim Syarath
5. Isim Istifham
6. Asma’ul Af’al
7. Sebagian dhorof (kata keterangan waktu/tempat)
1. A’dad Murokkab
( االسم6. Isim Ditinjau dari Mengenal jenis-jenis isim dilihat dari penyusunannya:
)يالنظر إلى تركيبهPenyusunannya Isim Jamid, ada 2 macam; yaitu:
1. Isim Dzat
2. Mashdar. Ada beberapa macam Mashdar:
a. Mashdar yang fi’ilnya 3 huruf
b. Mashdar yang fi’ilnya 4 huruf
c. Mashdar yang fi’ilnya 5-6 huruf
d. Mashdar Mim ()المصدر الميمي
e. Mashdar Shina’I ()الصدر الصناعي
f. Isim Marroh ()اسم المرة
g. Isim Hai’ah ()إسم الهيئة
Isim Musytaq, ada 8 macam; yaitu:
2. Isim Fa’il
3. Shiyaghul Mubalaghah
4. Isim Maf’ul
5. الصفة المشبهة بإسم الفاعل
6. Isim Tafdhil
7. Isim Zaman
8. Isim Makan
Isim Alat
7. Isim Ditinjau dari Mengetahui cara menyusun isim yang dinisbah dan
Nisbah/Penggolongannya tujuan penisbahan tersebut, yaitu untuk menunjukkan:
()اإلسم بالنظر إلى النسبة إليه Kebangsaan/warga negara
Kota/desa
100
Agama/idealisme
Usaha ekonomi
Suatu sifat
C. Kelas III
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Fi’il Ditinjau dari Kaedah-
Kaedah Shorof ( الفعل من حيث
)قواعد الصرف:
( الفعل1.) Fi’il ditinjau dari Mengenal jenis-jenis fi’il ditinjau dari bangunan
)بالنظر إلىBangunan Huruf nya hurufnya:
بنيته Fi’il Shohih, ada tiga macam; yaitu:
1. Mahmuz
2. Mudho’af
3. Salim
Fi’il Mu’tal, ada 5 macam; yaitu:
1. Mitsal
2. Ajwaf
3. Naqish
4. Lafif Mafruq
5. Lafif Maqrun
2.) Fi’il Ditinjau dari Mengenal jenis-jenis fi’il ditinjau dari penyusunannya:
Penyusunannya ( الفعل Fi’il Mujarrod, ada dua macam; yaitu:
)بالنظر إلى تركيبه 1. Mujarrod Tsulatsi, terdiri dari 6 wazan
2. Mujarrod Ruba’ie, terdiri dari 1 mazan
Fi’il Mazid, ada dua macam; yaitu:
1. Mazid Tsulatsi, terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Ditambah 1 huruf, terdiri dari 3 wazan
b. Ditambah 2 huruf, terdiri dari 5 wazan
c. Ditambah 3 huruf, terdiri dari 4 wazan
2. Mazin Ruba’ie, terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Ditambah 1 huruf, terdiri dari 1 wazan saja
b. Ditambah 2 huruf, terdiri dari 2 mazan
3.) Fi’il Ditinjau dari Waktu Mengenal jenis-jenis fi’il ditinjau dari waktu
)إلىKejadiannya ( الفعل بالنظر kejadiannya:
زمانه Fi’il Madhi
Fi’il Mudhari’
Fi’il Amr
101
(Semester Genap)
الفعل4.) Fi’il Ditinjau dari Mengenal jenis-jenis fi’il ditinjau dari obyeknya:
)معمولهObyeknya ( بالنظر إلى Fi’il Lazim
Fi’il Muta’ddi
الفعل5.) Fi’il Ditinjau dari Mengenal jenis-jenis fi’il ditinjau dari subyeknya:
)فاعلهSubyeknya ( بالنظر إلى Fi’il Ma’lum
Fi’il Majhul
الفعل بالنظرFi’il Ditinjau dari Mengenal jenis-jenis fi’il ditinjau dari tashrifnya:
)تصريفهTashrifnya ( إلى Fi’il Jamid
Fi’il Mutasharrif, terbagi menjadi 2, yaitu:
1. متصرف تام
2. متصرف ناقص
( الفعل بالنظر6.) Fi’il Ditinjau dariMengenal jenis-jenis fi’il ditinjau dari perubahannya:
)إلى تغييرهPerubahannya Fi’il Mabni, ada 3, yaitu:
1. Semua fi’il madhi
2. Semua fi’il amr
3. Fi’il mudhari’ yang bersambung dengan nun
niswah dan nun taukid secara langsung
Fi’il Mu’rob
102
(Tadrib Lughawi)
Buku yang dipakai pada materi Tadrib Lughawi adakah Durusul Lughah jilid 1 karya
Imam Zarkasyi dan Imam Syibani.
A. Kelas 1
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
الدرس الثالث ، فرجار- Menghafal beberapa mufradat baru: ، مثلث، مرباة، خريطة،حائط
مؤشر، قلم حرب،منقلة
- Mengenal kata tanya ( ماapa)
- Mengenal kata jawab penafian ( الtidak)
الدرس الرابع ، سقف- Menghafal beberapa mufradat baru: ، جدار، سلة، فصل،مدرسة
ساحة، تقومي، ممسحة، فناء، مسجد، جملة،أرض
- Mengenal isim isyarah ( هناdi sini) dan ( هناكdi sana)
- Mengenal kata kata ( أينdi mana), ( ماذاapa) dan ( هلapakah)
103
الدرس السابع - Menghafal beberapa mufradat baru berupa dhamir: - أان
ّـ... - أنت، ـك... - أنت،ـي...
ــــها... - هي، )ـه (ـــــــــه... - هو، ك
- Menyusun kalimat sederhana dengan menggunakan
mufradat di atas
(Semester Genap)
الدرس الثاين عشر - Menghafal mufradat angka 11-20 mudzakkar: – أحد عشر
عشرون
- Menggunakan mufradat angka 11-20 tersebut dalam
kalimat sederhana
الدرس الثالث عشر - Menghafal mufradat angka 11-20 mu`annats: – إحدى عشرة
عشرون
- Menggunakan mufradat angka 11-20 tersebut dalam
kalimat sederhana
- Menghafal jama’ beberapa mufradat
104
الدرس الرابع عشر - Menghafal beberapa mufradat yang menunjukkan sifat:
، ابرد، حار، ضيق، واسع، وسخ، نظيف، كدر، صا ّف، رقيق، ثخني، ضعيف، قري، قصري،طريل
)(األوصاف
ضحل،عميق
- Menggunakan mufradat-mufradat tersebut dalam kalimat
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
الدرس الثامن عشر - Menghafal beberapa mufradat yang berupa fi’il: -جلس
يدخل- دخل، يخرج- خرج، يجلس
- Mengenal perubahan fi’il mudhari’ ketika dimasuki
dhamir yang menunjukkan: هو، أنت،أنا
(misal: هو يجلس، أنت تجلس،)أنا أجلس
- Menggunakan fi’il-fi’il mudhari’ dengan dhamir-dhamir
tersebut dalam percakapan sehari-hari
الدرس التاسع عشر - Menghafal beberapa mufradat baru berupa fi’il: يذهب-ذهب
يقفل- أقفل، يفتح- فتح، يرجع- رجع،
- Mengenal perubahan fi’il mudhari’ ketika dimasuki
dhamir yang menunjukkan: ( نحنmisal: )نحن نجلس
- Menggunakan fi’il-fi’il mudhari’ dengan dhamir
tersebut dalam percakapan sehari-hari dan bercerita
secara sederhana
105
- Menggunakan fi’il-fi’il amr tersebut pada percakapan
sehari-hari
الدرس احالدي والعشرون أحضر- Menghafal beberapa mufradat fi’il amr: ، إحفظ، أكتب، خذ
تعال، إحمل، إمسح، ضع،
- Mengetahui padanan fi’il amr dalam fi’il mudhari’
(misal: )خذ – أنت تأخذ
الدرس الثاين والعشرون - Menghafal beberapa mufradat baru berupa fi’il: – تمشي
، تسير – سر، تعود – عد، تقوم – قم، تثب – ثب، تقف – قف، تجري – إجر، إمش
تقيس – قس
- Menghafal beberapa mufradat baru berupa isim:
– ظهر، رجل – أرجل، قوي – أقوياء، ذكي – أذكياء، نبي – انبياء
، حائط – حيطان، إبرة – إبر، فرقة – فرق، نعمة – نعم، شهر – أشهر، أظهر
نيران- نار، جار – جيران
- Menggunakan mufradat-mufradat tersebut dalam
kalimat sederhana
- Menghafal mufradat angka: 21 – 100 dan
penggunaannya dalam kalimat sederhana
الدرس الثالث والعشرون (جسم - Menghafal beberapa mufradat baru tentang tubuh
manusia, di antaranya: ، بطن، صدر، يد، كتف، عنق، رأس
)اإلنسان ، شفة، ذقن، أذن، جبهة، خد، سن، لسان، فم، أنف، عين، وجه، رجل، ظهر
أصبع، رسغ، معصم، كف، ساعد، مرفق، عضد،شعر
عقب، كعب، قدم، ساق، ركبة، فخذ، ظفر، خنصر، بنصر، وسطى، سبابة، إبهام،
- Menggunakan mufradat-mufradat tersebut dalam
kalimat dan percakapan sederhana sehari-hari
106
الساعة - Memahami bacaan mengenai jam ( )الساعةdan mengenal
mufradat-mufradat tentangnya
اسم اإلشارة - Mengenal isim isyarah: تلك، ذلك، هذه، هذا، ذه، ذاdan
mutsanna serta jama’nya
امساء شهور السنة اهلجرية أايم - Menghafal mufradat nama-nama bulan Hijriyyah: المحرم
، شعبان، رجب، جمادي الثانية، جمادى األولى، ربيع الثاني، ربيع األول، صفر،
ذو الحجة، ذو القعدة، شوال، رمضان
107
10) Tajwid
A. Kelas I
MATERI KOMPETENSI DASAR
(Semester Ganjil)
Sejarah ilmu tajwid dan - Memahami dan mengerti sejarah dan hukum tajwid,
perkembangannya, serta hingga menjadi sebuah ilmu tersendiri yang terus
hukumnya dipelajari hingga sekarang.
(Semester Genap)
Pengertian Nun Sukun - Mengetahui pengertian dari hukum Nun Sukun dan
dan Tanwin, serta Tanwin beserta hukum-hukumnya dan contohnya
pembagiannya. yang terbagi menjadi :
1. Pengertian Nun Sukun
2. Pengertian Tanwin
3. Idhhar Halqi
4. Idhhar Muthlaq/Wajib
5. Idgham bila ghunnah
6. Idgham bi ghunnah
7. Iqlab
8. Ikhfa’ Haqiqi
108
B. Kelas II
MATERI KOMPETENSI DASAR
Semester Ganjil
Semester Genap
109
g. Ra’ sukun dan sebelumnya huruf yang
berharakat kasroh dan setelah Ra’ adalah
huruf Isti’la’
h. Ra’ sukun dan sebelumnya Kasroh
A’ridh
2. Ra’ Tarqiq :
a. Ra’ kasroh
b. Ra’ sukun dan sebelumnya huruf yang
berharakat kasroh
c. Ra’ sukun dan sebelumnya suskun da
sebelumnya huruf yang berharakat sukun
dalam kondisi waqaf
d. Ra’ sukun yang sebelumnya Ya’ sukun
e. Ra’ Imaalah
3. Ra’ Jawaaz Wajhain
a. Kalimat فرق
b. Kalimat مصر
c. Kalimat قطر
110
C. Kelas III
MATERI KOMPETESI DASAR
(Semester Ganjil)
(Semester Genap)
111