terlarut terhadap dua pelarut yang tidak bercampur, dan menentukan derajat disosiasi
zat terlarut dalam pelarut tersebut.
Pelarut adalah suatu zat yang melarutkan zat terlarut. Zat Terlarut adalah zat yang
terdispersi (tersebar merata) dalam zat pelarut. Larutan adalah campuran homogen
yang terdiri dari dua atau lebih zat. Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia
tertentu, zat terlarut, untuk larut dalam suatu pelarut.
Pelarut polar adalah pelarut yang dapat melarutkan senyawa polar , contohnya seperti
air dan etanol. Pelarut non-polar adalah pelarut yang dapat melarutkan senyawa non-
polar, contohnya heksana dan kloroform.
Konstanta kesetimbangan
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 a= slope
b= intersep
log 𝐾. 𝑛 log 𝐶𝑎𝑖𝑟 − log 𝐶𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 + log 𝑛
𝑛
log 𝐶𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 𝑛 log 𝐶𝑎𝑖𝑟 + log
𝐾
𝑛
𝑙𝑜𝑔 =𝑏
𝑘
n=slope
Dengan menggunakan slope dan intersep maka dapat ditentukan nilai K
Keadaan setimbang adalah pada saat zat yang keluar dari pelarut 1 masuk ke pelarut
2 dan sebaliknya sehingga banyaknya zat terlarut dalam pelarut akan konstan.
Hukum Nerst : bila ke dlm dua pelarut yang tidak saling bercampur ditambahkan zat
terlarut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian
kelarutan. Hukum distribusi Nerst menunjukkan bahwa suatu zat terlarut membagi
dirinya antara 2 cairan yang tidak bercampur sehingga angka banding konsentrasi
pada kesetimbangan adalah konstan pada temperatur terlarut.
Pada praktikum ini, pelarut yang digunakan adalah air (polar) dan kloroform (non-
polar) dengan asam asetat (semi polar) sebagai zat terlarut. Kedua pelarut yang
digunakan tidak bercampur, yang berarti tidak saling melarutkan.
Dalam hal ini, air berada dibagian atas larutan kloroform karena massa jenis
kloroform yang lebih besar dibanding air. Kedua larutan tersebut dipisahkan oleh
sebuah batas yang disebut meniskus, yaitu batas yang membedakan antara satu fasa
dengan fasa lainnya.
Jika zat terlarut seperti asam asetat ditambahkan kedalam campuran dan diaduk agar
asam asetat terdistribusi keseluruh bejana, asam asetat akan terbagi antara dua fasa
kesetimbangan.
Ekstraksi pelarut merupakan teknik dimana suatu larutan (biasanya dalam air)
dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya senyawa organik), pada
hakikatnya proses tidak tercampur dengan yang pertama dan menimbulkan
perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) ke dalam pelarut kedua itu.
Semakin tinggi kensentrasi zat terlarutnya maka semakin banyak pula zat
terlarut yang terdistribusi oleh pelarut.
Semakin tinggi suhu asam asetat dan kloroform, maka asam asetat akan lebih
mudah terdistribusi.
Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut, maka semakin kecil nilai koefisien
distribusi.
Nilai derajat disosiasi berbanding terbalik dengan konsentrasi asam asetat
sehingga semakin besar konsetrasi asam asetat maka nilai derajat disosisasi
semakin kecil.
PROSEDUR DAN ALAT BAHAN
2. Bahan :
- Asam asetat I N
- Larutan NaOH 0,5 N
- Kloroform
- Asam asetat glacial
- Indikator PP
Cara Kerja :
1. Buat masing-masing 100 ml larutan asam asetat yang konsentrasinya diberikan
oleh asisten.
2. Ambil 10 ml larutan asam asetat, masukkan kedalam corong pemisah, sisanya
diambil lagi 10 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan
larutan standar NaOH 0,5 N sehingga dapat diketahui konsentrasi awal dari
asam asetat yang sesungguhnya.
PERHITUNGAN
1. Menghitung massa NaOH
𝑁𝑥𝑉(𝑚𝑙) 𝑥𝐵𝑀
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = xe
1000
2. Menghitung konsentrasi asam asetat glasial
𝜌 𝑥 % 𝑥 10
𝑁=
𝐵𝑀
3. Pengenceran
V1.N1 = V2.N2
C kloroform
K=
C air
6. Menentukan derajat disosiasi kloroform terhadap asam astetat
𝑀𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑎𝑟𝑎𝑖
𝛼= 𝑀𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎