Anda di halaman 1dari 14

SEL VOLTA (SEL GALVANI)

Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik dari reaksi kimia
berupa reaksi redoks spontan. Prinsip kerja sel Volta adalah sebagai berikut :
1. Energi hasil dari reaksi kini dirubah menjadi energi listrik
2. Reaksi yang berlangsung adalah reaksi redoks
3. Pada katoda terjadi reduksi dan merupakan kutub positif
4. Pada anoda terjadi oksidasi dan merupakan kutub negatif
Jadi katoda positif, Anoda negatif disingkat KPAN yang dibaca KAPAN
http://dessykimiapasca.wordpress.com/kimia-xii/sel-elektrokimia/sel-volta-sel-
galvani/

Deret Volta adalah susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode
standarnya (E ). Semakin ke kiri, kedudukan suatu logam akan :
Semakin negatif
Semakin reaktif (mudah melepas elektron)
Merupakan reduktor kuat (mengalami olsidasi)
Semakin ke kanan, kedudukan suatu logam akan :
Semakin positif
Semakin kurang reaktif (sukar melepas elektron)
Merupakan oksidator kuat (mengalami reduksi)

Dalam mengerjakan soal elektrokimia, kita harus menghafalkan urutan deret volta
agar dapat mengetahui apakah sebuah reaksi terjadi secara spontan (berlangsung)
atau secara tidak spontan (tidak berlangsung). Ini adalah jembatan keledai yang
penulis buat bersama teman-temannya ketika mempelajari elektrolisis. Selamat
belajar!
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Ni-Co-Sn-Pb-(H)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Li, Kalau Bapa Camat Nanti MeninggAl, Mending Zangan Cari Ferempuan NistaComel
Sangat Puber (H) Sebab Bila Crupuk Hangus Agak Pait Au*

Macam metoda kolorimetri visual, yaitu :
1. metoda standar seri (metoda Nessler)
Pada metoda ini dibuat sederetan larutan standar dan larutan sampel dalam tabung
yang berukuran sama dengan jenis yang sama pula. Kemudian warna larutan sampel
dibandingkan dengan salah satu warna dari larutan standar.
2. metoda kesetimbangan
Pada metoda ini dilakukan cara membandingkan larutan sampel dengan larutan
standar yang didasarkan pada ketebalan larutan standar yang divariasikan.
3. metoda pengenceran
Menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret yang berisi blanko. Konsentrasi
standar diencerkan dengan blanko sampai tercapai kesamaan warna. Prinsip
dasarnya : pada larutan standar ditambahkan blanko.
4. metoda standar sintetis
Zat yang diselidiki diperoleh dengan cara penambahan sejumlah komponen standar
terhadap suatu larutan blanko sampai terjadi kesamaan warna. Prinsip dasarnya :
pada blanko ditambahkan larutan standar.
Transfer massa merupakan migrasi suatu komponen dari campuran yang terjadi
karena adanya perubahan dalam keseimbangan sistemnya yang disebabkan karena
adanya perbedaan konsentrasi. Adanya perbedaan konsentrasi zat kimia antara
bahan dan lingkungan disebut sebagai Driving force atau gaya penggerak dari proses
transfer massa
KOLORIMETRII . T U J U A N

I . T E O R I
Kolorimetri merupakan suatu metoda analisa kimia yang didasarkan padatercapainya
kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan
menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor mata. Metoda inididasarkan
pada penyerapan cahaya tampak dan energi radiasi lainnya oleh suatularutan.Metoda
ini dapat diterapkan untuk penentuan komponen zat warna ataupunkomponen yang
belum bewarna, namun dengan menggunakan reagen pewarnayang sesuai
dapat menghasilkan senyawa bewarna yang merupakan fungsi
darikandungan komponennya. Ji ka tel ah tercapai kesamaan warna bera
rti juml ahmolekul zat penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah
sama danini dijadikan dasar perhitungan.
Contohnya
adalah larutan nitrit dibuat berwarnadengan pereaksi sulfanilamida dan N-
(1-naftil)-etilendiamin.
Juml ah radi asi yangdiserap berbanding lurus dengan konsentrasi zat penyerap
dalam
larutan.Abs or bs i si nar UV at au s i nar t ampak ol eh suat u mol ekul u
mumnyamenghasilkan eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang
gelombang absorbsimaksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang
ada pada molekul yangsedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi
serapan molekul berharga untuk mengindentifikasi gugus-gugus fungsional yang
ada dalam suatu molekul. Akantetapi yang lebih penting adalah penggunaan
spektroskopi serapan ultra violet dansinar tampak untuk penentuan kuantitatif
senyawa-senyawa yang mengandunggugus-gugus pengabsorbsi.Kolorimetri
terbagi atas 2 metoda, yaitu :

a)
Kolorimetri visualMenggunakan mata sebagai detektor.
b)
FotometriMenggunakan fotosel sebagai
detektornya.Metoda kol ori metri vi sual merupakan metoda yang konvens
i onal dan sudah jarang di gunakan karena ti dak akurat. Hal i ni di sebab
kan karena mata hanyas ebagai det ekt or unt uk mel i hat kes amaan w
ar na, bukan s ebagai al at ukur intensitas absorbsi.Metoda analisa
kolorimetri visual ada 4 macam yaitu
:1 ) Me t o d a s t a n d a r s e r i ( me t o d a n e s l e r ) : p a d a me t o d a i n i d
i b u a t s e d e r e t a n larutan standar dalam tabung yang berukuran sama
dengan jenis yang
sama pula.2 ) Me t o d a k e s e i mb a n g a n Pada metoda i ni di l akukan dengan
cara membandi ngkan l arutan sampel dengan larutan standar yang
didasarkan pada ketebalan larutan standar yangdivariasikan. Metoda ini dibagi
tiga, yaitu : s i s t e m s l i n d e r h e c h n e r b a j e r u m
c o m p e r a t o r d u b o s q c o l o r i m e t r i
1)
Metoda pengenceran : menggunakan satu zat standar dan sejumlah buret
yang berisi blanko. Kosentrasi standar diencerkan
dengan blanko sampai terjadikesamaan
warna.2 ) Me t o d a s t a n d a r s i n t e s i s : z a t y a n g d i s e l i d i k i d i
p e r o l e h d e n g a n c a r a penambahan sejuml ah komponen standar te
rhadap suatu l arutan bl ankosampai terjadi kesamaan warna


Hasil Kali Kelarutan
Kelarutan = banyaknya gram/zat yang larut dalam 1 liter air
Hasil kali kelarutan(Ksp)= hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh
dipangkatkan koefisien masing-masing.
Reaksi :
Rumus Ksp Ksp =
Rumus Super Cepat
Ksp =
(S) =
Pengaruh ion sejenis : Kelarutan garam semakin kecil
Pengendapan:-Mengendap jika hasil kali ion-ion pangkat koefisien>Ksp (larutan lewat
jenuh)
-belum mengendap jika hasil kali ion-ion pangkat koefisien < Ksp (larutan tidak
jenuh)
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent. Kelarutan dinyatakan
dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut
pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutanjenuh. Zat-zat tertentu dapat
larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya
adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya
disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni
ataupuncampuran. Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat.
Kelarutan bervariasi dari selalu larut seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut,
seperti perak klorida dalam air. Istilah tak larut (insoluble) sering diterapkan
pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada sangat sedikit kasus
yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi, titik
kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang
disebut lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelarutan
Secara kuantitatif,kelarutan suatu zat dinyatakan sebagai suatu konsentrasi zat
terlarut di dalam larutan jenuhnya pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan
dinyatakan dalam satuan mililiter pelarut yang dapat melarutkan satu gram zat.
Misalnya 1 gr asam salisilat akan larut dalam 550 ml air. Suatu kelarutan juga dapat
dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen. Pelepasan zat aktif dari
suatu bentuk sediaannya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika zat
tersebut serta formulasinya.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain :
1. PH
2. Temperatur
3. Jenis pelarut
4. Bentuk dan ukuran partikel zat
5. Konstanta dielektrik pelarut
http://bagas13038.blog.teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=211

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena
itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkanmadu yang "tebal",
memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas
suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut..
[1]

Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat
dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas
yang tinggi dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam,
karena tidak dapat mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas
yang lebih rendah dari lava akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh
karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan
tegangan disebut fluide ideal.
http://id.wikipedia.org/wiki/Viskositas
Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul.
http://ginaangraeni10.wordpress.com/about/

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.
[1]
Sebagian dari
cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.
[2]
Nilai absorbansi
dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di
dalam kuvet.
[1][2]
http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrofotometer
Absorbansi suatu cahaya oleh suatu molekul merupakan bentuk interaksi gelombang
cahaya dan atom atau molekulnya. Energi cahaya diserap oleh atom atau molekul
digunakan oleh elektron di dalam atom tersebut untuk bertransisi dari E
1
ke tingkat
energi yang lebih tinggi (E
2
). Absorbansi hanya terjadi jika selisih kedua tingkat
energi tersebut (DE= E
2
-E
1
) bersesuaian dengan energi cahaya atau foton yang
datang yakni DE=E
foton
.
Absorbansi terjadi pada saat foton masuk bertumbukan langsung dengan atom-atom
material dan menyerahkan energinya pada elektron atom. Foton mengalami
perlambatan dan akhirnya berhenti, sehingga pancaran sinar yang keluar dari
material berkurang dibanding saat masuk ke material. Asorbansi dari energi cahaya
dapat menyebabkan elektron tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi apabila
energi yang diabsorbsi tersebut lebih besar dari tingkat energi elektron tersebut.
Absorbansi merupakan logaritma kebalikan dari transmitansi.
http://wahyudistkip.wordpress.com/2012/12/05/transmitansi-dan-absorbansi/
Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan
konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan. Dalam hukum
Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan, yaitu :
- Sinar yang digunakan dianggap monokromatis
- Penyerapan terjadi dalam suatu volume yang mempunyai penampang yang sama
- Senyawa yang menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang
lain dalam larutan tersebut
- Tidak terjadi fluorensensi atau fosforisensi
- Indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan
http://aaknasional.wordpress.com/2012/06/08/spektrofotometer-uv-vis/
Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik menjadi energi
kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini adalah elektrodedan
larutan elektrolit.
Elektroda yang digunakan dalam proses elektolisis dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu:
Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina (Pt), dan emas
(Au).
Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag).
Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat pula
leburan garam halida atau leburan oksida. Kombinasi antara larutan elektrolit dan
elektrode menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu:
1. Elektrolisis larutan dengan elektrode inert
2. Elektrolisis larutan dengan elektrode aktif
3. Elektrolisis leburan dengan elektrode inert
http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolisis
Adalah muatan listnk satu mol elektron Pembulatan membenkan nilai 96500
couIomb Definisi ash yang dilontarican oleh Michael Faraday di awaltahun 1830-an
adalah banyaknya muatan listrik (dalam coulomb) yang membebaskan bobot
ekuivalen (dalam gram) suatu zat pada suatu elektrode dalam suatu proses
elektrolisis
Lihat lebih lanjut Elektrokimia Kesetaraan Tags Arti - Pengertian Definisi
Arus faradic adalah arus listrik bolak-balik yang tidak simetris yang mempunyai
durasi 0,01 1 ms dengan frekuensi 50 100 Cy / detik.
Arus faradaik:
dihantarkan Diposkan oleh Elektron yg ditransfer Dalam,Reaksi redoks(mengikuti
Hukum Faraday)

Arus non faradaik:
ion Bergerak Ke permukaan elektrode &membentuk lapisan ganda;elektrode
pajaknya sbg Kapasitor
http://id.scribd.com/doc/117848175/analisis-elkim2


Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika
suatu fluida, cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat
penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan tipis atau film (zat
terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Berbeda dengan absorpsi yang merupakan
penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan.
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang
ada dalam larutan, oleh permukaan zat atau benda penyerap, di mana terjadi
suatu ikatan kimia fisikaantara substansi dengan penyerapnya.
Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan
permukaan atau antar fasa, di mana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan
pengadsorpsi atauadsorben.
Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya
Van Der Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan) yang
ada pada permukaan adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi antara zat yang
diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi tergantung pada sifat
khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu)
http://id.wikipedia.org/wiki/Adsorpsi
1. Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat
yang diserap disebut fase terserap (adsorbat), sedangkan zat yang menyerap
disebut adsorben. Kecuali zat padat, adsorben dapat pula zat cair. Karena itu
adsorpsi dapat terjadi antara : zat padat dan zat cair, zat padat dan gas, zat cair
dan zat cair atau gas dan zat cair.
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut yang ada
dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap. Adsorpsi adalah masuknya
bahan yang mengumpul dalam suatu zat padat. Keduanya sering muncul bersamaan
dengan suatu proses maka ada yang menyebutnya sorpsi. Baik adsorpsi maupun
absorpsi sebagai sorpsi terjadi pada tanah liat maupun padatan lainnya, namun unit
operasinya dikenal sebagai adsorpsi. (Giyatmi, 2008: 101).
Menurut Sukardjo bahwa molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair,
mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya yang mengimbangi.
Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya
adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk
ke dalam adsorben sedang pada adsorpsi, zat yang diserap hanya pada permukaan
(Sukardjo, 2002:190).
2. Jenis adsorpsi
Adsorpsi ada dua jenis, yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia.
Physisorption (adsorpsi fisika)
Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan
dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan
larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media.
Physisorption ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil.
Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika
relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.
Contoh : adsorpsi oleh arang aktif. Aktivasi arang aktif pada temperatur yang tinggi
akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar.
Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang
melekat pada permukaan media adsorpsi.
Chemisorption (adsorpsi kimia)
Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia antara substansi terlarut
dalam larutan dengan molekul dalam media. Chemisorpsi terjadi diawali dengan
adsorpsi fisik, yaitu partikel-partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorben
melalui gaya Van der Walls atau melalui ikatan hidrogen. Dalam adsorpsi kimia
partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan
kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasi
dengan substrat. Contoh : Ion exchange.
(Atkin, 1999: 437-438).
3. Perbedaan adsorpsi fisika dan kimia dapat dilihat pada tabel 1.
Adsorpsi fisika Adsorpsi kimia
Molekul terikat pada
adsorben oleh gaya Van
der Walls
Molekul terikat pada
adsorben oleh ikatan kimia
Mempunyai entalpi reaksi
-4 sampai -40 kJ/mol
Mempunyai entalpi reaksi
-40 sampai 800kJ/mol
Dapat membentuk lapisan
multilayer
Membentuk lapisan
Monolayer
Adsorpsi hanya terjadi
pada suhu dibawah titik
didih adsorbat
Adsorpsi dapat terjadi
pada suhu tinggi
Jumlah adsorpsi pada
permukaan merupakan
fungsi adsorbat
Jumlah adsorpsi pada
permukaan merupakan
karakteristik adsorben
dan adsorbat
Tidak melibatkan energi
aktivasi tertentu
Melibatan energi aktivasi
tertentu
Bersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifik
(Atkin, 1999: 437-438)
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi adalah sebagai berikut:
a. Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorpsi.
Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat
berlangsung lebih baik.
Karakteristik Adsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk
digunakan sebagai adsorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan dimana
adsorpsi terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran partikel.
b. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga
proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben
maka semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat
tergantung pada luas permukaan total adsorbennya.
c. Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa
yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya
lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi
ada perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar
diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan
mudah. Usaha-usaha untuk menemukan hubungan kuantitatif antara kemampuan
adsorpsi dengan kelarutan hanya sedikit yang berhasil.
d. Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul
masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat
ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul
adsorbat untuk masuk.
e.pH
pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap
adsorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat,
sebagian karena pH mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi
adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH
rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH
optimum untuk kebanyakan proses adsorpsi harus ditentukan dengan uji
laboratorium.
f. Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan
jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya
temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika
adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah
dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi (Srining Peni, 2001: 23).
http://kimia08.wordpress.com/2012/05/13/adsorpsi/
Pada dasarnya, persamaan Langmuir, Freundlich, dll adalah persamaan
yang menghubungkan antara konsentrasi zat yang diserap (x) oleh
adsorben dengan konsentrasi zat adsorbat tsb di fasa cairan (c) atau
gas (p)disekelilingnya pada keadaan setimbang dan pada suatu suhu.
Jadi persamaan2 tsb adalah model matematik dari peristiwa adsorpsi.

Pada sebuah percobaan adsorpsi terkumpul data antara x dan c. Bila
diplot grafik x thd c, diperoleh sebuah kurva lengkung yang khas
dengan x=0 di c=0 dan x mengarah konstan bila c cukup besar.
Langmuir mengajukan persamaan untuk mewakili hubungan itu dengan :

X=a.b.C/(1+bC), a dan b adalah konstanta

Sedangkan Freundlich mengajukan

X= k.C^(1/n), k dan n adalah konstanta

Langmuir menurunkan persamaan tersebut berdasarkan asumsi bahwa
hanya ada satu molekul adsorbat yang menempati permukaan adsorben.
Mungkin seperti lalat yang tertempel di permukaan kertas perekat,
tidak ada lalat yang nempel di atas lalat lainnya. Dari asumsi
sampai turunnya persamaan mustinya dpt dijumpai di beberapa situs.

Untuk penentuan konstanta-konstanta berdasarkan satu set data x dan
c, persamaan2 diatas dimodifikasi dulu agar berbentuk linier lalu
diterapkan regresi. Untuk langmuir plot data 1/x vs 1/c, sedangkan
Freundlich log x vs log c.
Absorpsi dan adsorpsi memiliki perbedaan arti yang disebabkan oleh suku kata "ab"
dan "ad." Absorpsi adalah suatu peristiwa penyerapan atau peresapan zat cair ke
zat cair lain atau zat padat, hingga keduanya menyatu. Misalnya ada kopi tumpah,
terus tumpahan itu dibersihkan dengan kertas tissue atau kain. Kopi meresap ke
kertas tissue/kain hingga tissue/kain menjadi basah.
Adsorpsi merupakan proses penyerapan zat, dapat berupa gas atau cairan yang
hanya terserap pada suatu permukaan zat padat atau zat cair. Zat yang diserap
hanya berapa di sekeliling permukaan zat. Karena zat yang terserap hanya di
permukaan, maka zat itu menutupi seluruh permukaan zat. Dikatakan zat itu dapat
berfungsi sebagai selimut.
Peristiwa adsorpsi di atas menguntungkan bagi manusia. Campuran yang dikenal
sebagai koloid, memiliki sifat yang peranannya dalam kehidupan manusia sangat
penting, yaitu adsorpsi. Setiap koloid mampu mengadsorpsi apa saja yang ada di
sekitarnya, baik ion, racun, maupun kotoran, atau lainnya. Sungguh luar biasa.

Volume molal parsial merupakan volume dimana terdapat perbandingan antara
pelarut dengan zat terlarut, yang ditentukan oleh banyaknya zat mol zat terlarut
yang terdapat dalam 1000 gram pelarut.
http://reagenfuad.blogspot.com/2011/12/volum-molal-parsial.html
Volume molal parsial sendiri, komponen pada sistem larutan dapat didefinisikan
sebagai:

(1)

Dimana:

V = Volume n = Jumlah mol

T = Temperatur P = Tekanan

Volume larutan adalah fungsi temperatur, tekanan dan jumlah mol komponen yang
dituliskan:

V = V (T,P,n, . . . .) (2)

Sehingga:

dV = (3)

Pada temperatur dan tekanan tetap, dengan menggunakan persamaan (1) dan (3)
menjadi:

dV = + + . (4)

Volume molal parsial adalah tetap pada kondisi komposisi temperatur dan tekanan
tetap. Dari persamaan (4) pada kondisi tersebut memberikan persamaan:

V = (5)

Oleh karena . = 0, maka volume V adalah nol, sehingga tetapan 0, maka persamaan
5 menjadi :

V = (6)

Deferensiasi dari persamaan (6) menghasilkan :

dV = + + + .)

Jika digabung dengan persamaan (4) memberikan hasil (pada temperatur dan
tekanan tetap) :

+ + . = 0 (7)

Persamaan di atas adalah persamaan Gibbs-Duhem untuk volume.

Untuk sistem larutan biner, volume molal semu untuk zat larut didefinisikan
sebagai :

= (8)

Dengan adalah volume molal pelarut murni (Tim kimia fisika, 2011:8)

Anda mungkin juga menyukai