Pengelolaan perbatasan suatu negara memiliki dua dimensi, yaitu dimensi nasional
dan dimensi internasional. Dimensi nasional ditunjukan dengan pengaturan regulasi
nasional berkaitan dengan wilayah perbatasannya, sementara dimensi internasional
ditunjukan dengan kerjasama pengelolaan perbatasan dengan negara tetangga.
Hasil UAS tersebut diserahkan ke Bagian Akademik PSMH paling lambat tanggal 14
Desember 2021.
2.) Tunjukan bentuk kerja sama pengelolaan perbatasan dengan salah satu negara
tetangga Indonesia dan analisis implementasi dari kerja sama tersebut.
Kami menggunakan SOSEK MALINDO yang sangat dekat secara geografis dengan
penulis dalam hal ini. Sosek Malindo merupakan organisasi bilateral dalam
pembangunan sosial ekonomi antara Indonesia Malaysia yang berdiri sejak tahun
1985. Pedoman Pokok Organisasi Sosek Malindo menyebutkan bahwa organisasi
ini bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah perbatasan . Usaha
tersebut tidak terlepas dengan usaha pembinaan kesiapan dan kewajiban bernegara
masyarakat nya agar mampu berpartisipasi penuh untuk mencapai tujuan stabilitas
wilayah perbatasan. Tugas pokok Kelompok Kerja Sosial Ekonomi Malaysia
Indonesia (KK Sosek – Malindo) atau yang di Malaysia disebut Jawatan Kuasa Kerja
(JKK) Sosek Malindo adalah membuat kajian terhadap proyek-proyek bersama pada
kawasan perbatasan untuk kesejahteraan masyarakat di kedua negara. Bersamaan
dengan ini, kepentingan dari kedua negara harus di-elaborasi guna mengedepankan
kedua kepentingan negara. Efektivitas dalam kerja sama semisal ini kami nilai terasa
akan sangat sulit dijalankan, jika ingin membuka suatu PLBN baru, maka kedua
negara harus menyetujui dahulu tentang tata letak yang pas bagi kepentingan kedua
negara, akan sangat sulit, kepentingan secara geografis bisa saja terjadi lebih dekat
dengan perkampungan masyarakat Indonesia dan akses dari kota menuju ke daerah
perbatasan baru mudah, namun bagi Malaysia ternyata PLBN tersebut sepi akan
akses keluar masuk, hal hal semacam ini menjadi concern bersama sehingga
terkadang lembaga-lembaga yang berwenang enggan masuk dan membangun jika
dari sisi Malaysia tidak menyetujui pembangunan PLBN yang menyesuaikan dengan
kepentingan Indonesia.