NIM: S012022024 Administrasi Pembangunan Negara Tugas Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
A. Hubungan Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah dalam Hal:
1. Hubungan Pengakuan dan pembentukan daerah Dalam UU nomor 23 tahun 2014 bab VI tentang penataan daerah pasal 31, penataan daerah dan penyesuaian daerah dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan kepentingan stategis nasional. Pasal 38, pembentukan daerah persiapan diusulan oleh gubernur kepada pemerintah pusat, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, atau Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia setelaah memnuhi persyaratan dasar kewilayahan dan persyaratan administratif. Selama proses ini pemerintah pusat akan melakukan pembinaan, pengwasan, dan evaluasi terhadap Daerah Persiapan selama masa Daerah persiapan. Begitu pula dengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia akan melakukan pengawasan terhadap Daerah Persiapan. Contoh: Kota Depok adalah bentuk daerah pemekaran dari Kabupaten Bandung pada 27 April 1999. Terdapat dalam UU No. 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon. 2. Kewenangan Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap akhir kekuasaan tertinggi tetap di tangan pemerintah pusat. Peraturan mengenai otonomi daerah ada pada Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yakni Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah otonom berdasarkan asas otonomi. Sedangkan Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada instansi vertical di wilayah tertentu. Contohnya: Suatu pemerintah daerah mengeluarkan peraturan baru terkait suatu bidang. Misalnya perkebunan di daerah itu. Namun, dari peraturan baru itu penanggung jawab akan dialihkan ke pemerintah daerah yang tadinya dipegang oleh pemerintah pusat. Dengan begitu, pengelolaann perkebunan tersebut akan didasarkan pada kekhasan daerah masing-masing dan memakai pengetahuan dari adat dan budayanya. Walaupun dialihakan kepada pemerintah daerah, peemerintah pusat akan terus memantau jalannya peraturan tersebut. 3. Keuangan Dalam UU nomor 23 tahun 2014 Bab XI tentang Keuangan Daerah dijelaskan bahwa pemerintah pusat memiliki hubungan keuangan dengan pemerintah daerah untuk membiayai penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan dan/atau ditugaskan kepada daerah. Adapun hubungan keuangan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah meliputi: a. Pemberian sumber penerimaan daerah berupa pajak daerah dan redistribusi daerah. b. Pemberian dana bersumber dari perimbangan keuangan dantara pemerintah pusat dan daerah. c. Pemberian dana penyelenggaraan otonomi khusus untuk pemerintahan daerah tertentu yang ditetapkan dalam undang-undang. d. Pemberian pinjaman dan/atau hibah, dana darurat, dan insentif (fiskal). Contoh: Pemberian Dana Desa yang mana dana desa merupakan bagian dari TKD yang diperuntukkan bagi desa. Dana ini diberikan dengan tujuan untuk mendukung pendanaan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Dana desa bersumber dari APBN yang dialokasikan dengan mempertimbangkan keadilan dan pemerataan. Perhitungannya pun dilakukan berdasarkan kinerja desa, jumlah penduduk, jumlah desa, luas wilayah, angka kemiskinan, dan tingkat kesulitan geografis. 4. Kepegawaian Daerah mempunyai kewenangan untuk melakukan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penerapan pension, gaji, tunjangan dan kesejahteraan pegawai, serta pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian untuk PNS Daerah, pemerintahan pusat memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan normative yang berlaku seragam seluruh Indonesia sementara pelaksanaanya menjadi kewenangan daerah. Contoh: PP nomor 24 tahun 1976 tentang cuti pegawai negri sipil, cuti terdiri dari cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti bersalin, cuti karena alas an penting, dan cuti di luar tanggungan Negara. Cuti tahunan boleh diajukan apabila pegawai telah bekerja selama 12 bulan berturut-turut maka cuti tahunan dapat diajukan, cuti tahunan selama maksimal 12 hari kerja. 5. Pembinaan dan Pengawasan Pada Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 Bab XIX tentang Pembinaan dan Pengawasan dijelaskan bahwa pemerintah pusat melakukan pembinaan dan pengawasan tehadap penyelengggaraan pemerintahan daerah provinsi. Kemudian gubernur sebagai wakil pemerintah pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintah daerah kabupaten/kota. Pembinaan dan pengawasan ini secara nasional dikoordinasikan oleh menteri. Contoh: adanya penagguhan dan pembatalan PERDA, PERBW, KEPBW yang bertentangan dengan kepentingan umum.
6. Pelaporan Penyelenggaraan PEMDA
Dalam PERMENDAGRI nomor 18 tahun 2020 tentang peraturan pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 13 tahun 2019 tentang laporan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah ditetapkan bahwa LPDP adalah laporan yang disampaikan oleh pemerintah daerah kepada pemerintah pusat yang memuat capaian kerja penyelengggaraan pemerintah daerah dan pelaksanaan tugas pembantuan selama 1 tahun anggaran. LPDP provinsi disampaikan oleh gubernur kepada prsiden melalui menteri. LPDP kabupaten/kota disampaikan oleh bupati/walikota kepada menteri melalui gubernur sebagai wakil pemerintah pusat. Contoh: Pada LPDP DKI Jakarta pada tahun 2021 tercatat ada 11.261.595 jiwa yang menjadi penduduk kota Jakarta yang mana terdiri dari laki-laki 5.655.534 dan perempuan 5.606.061 jiwa. 7. Hubungan Kerjasama dan Penyelesaian Perselisihan Dalam UU no.23 tahun 2014 BAB XVII tentang kerja sama daerah dan perselisihan dijelaskan bahwa, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerja sama yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan public serta saling menguntungkan. Apabila kerjasama antar daerah kabupaten/kota tidak dilaksanakan oleh daerah, pemerintah pusat akan mengambil alih pelaksanaan urusan pemerintahan yang dikerjasamakan. Dan apabila kerjasama antar daerah satu provinsi tidak dilaksanakan oleh daerah kabupaten/kota, gubernur sebagai wakil pemerintah pusat mengambil alih pelaksanaannya. Dalam UU no.23 tahun 2014 Bagiann kedua tentang perselisihan dijelaskan bahwa apabila terjadi perselisihan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan antar- daerah kebupaten/kota dalam satu daerah provinsi, gubernur sebagai wakil pemerintah pusat menyelesaikan perselisihan tersebut. Tapi apabila perselisihan terjadi antar daerah provinsi diluar wilayah, maka menteri yang akan meneyelesaikan perselisihan tersebut. Contoh: kerjasama pembangunan daerah yang berupa penyelenggaraan pelayanan Tera dan Tera ulang di kabupaten Paser dengan Pemerintah Kota Balikpapan pada tangga 11 Januari 2018 selama 12 bulan. B. 10 Contoh Auxiliary Bodies 1. Dewan Pertimbangan Presiden 2. Komisi Pemilihan Umum 3. Komisi Pemberantasan Korupsi 4. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 5. Komisi Ombudsman Nasional 6. Ikatan Notaris Indonesia 7. Persatuan Advokat Indonesia 8. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 9. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha 10. Dewan Pertahanan Nasional. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mempunyai tugas pokok membantu presiden dalam menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, membina perkembangan, memberikan jasa, memberikan saran kepada pemerintah tentang kebijaksanaan nasional di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.