“Askara” dalam Bahasa Indonesia berarti cahaya atau
sinar, yang pada garapan tari ini disimbolkan dengan pelita. Pelita berfungsi sebagai penerang dikala gelap mulai datang. Pada zaman dahulu, penerangan di kampong sangat terbatas. Masyarakat di perkampungan menggunakan pelita sebagai media penerang di rumah, jalan, bahkan Musholla.
Sebelum kumandang Adzan Maghrib tiba, para pemuda
Muslim biasanya telah bersiap di Musholla atau Masjid terdekat sambil bersenda gurau, bermain sarung dan menghidupkan pelita, agar cahaya terangnya menerangi sekitar.
Memanglah cantik nage belimbur, Jadi selendang pergi kenduri
Memanglah cantik dare pelipur, Cantik dipandang sampai ke hati
Tarian ini menceritakan aktivitas Dare Melayu yang
sedang membuat kain tenun. Kain corak Nage Belimbur merupakan kain khas dari Ketapang. Proses yang dilakukan mulai dari memintal benang sampai dengan kain tenun jadi yang nantinya akan dipakai untuk mereka sehari-hari. Dalam gerakannya tercermin perasaan sukaria dan gembira dalam proses pembuatan kain yang juga difungsikan sebagai tudung kepala sebagai identitas puan melayu.