Anda di halaman 1dari 3

Kritik Formalistik

Judul: Semua Ikan di Langit


Seniman: -
Dipamerkan di N-Battleground DKM Malang,
April 2021
Tulisan oleh: Dinda Ayu / Imo

DESKRIPSI
Karya cukup besar berukuran sekitar 1x2m.
Karya ini menampilkan sesuatu yang berbentuk
bulat berwarna cokelat, terlihat seperti kepala
tanpa leher dan bagian tubuh lainnya. Terdapat
banyak objek bertumpuk-tumpuk berbentuk
busur, setengah lingkaran, hampir lingkaran,
terlihat seperti awan berwarna biru dan biru gelap.
Objek tersebut tersebar disekitar kepala. Bagian
kosong yang seakan berada dibelakang semua
objek, berwarna hitam polos.
Terdapat banyak objek-objek kecil yang
terlihat seperti ikan mas, butiran hujan, dan
beberapa berbentuk seperti ‘rumah’. Pada objek
yang menyerupai rumah, terdapat pula lingkaran
dan cipratan-cipratan kecil yang berbentuk seperti
matahari. Pada bagian tengah bawah benda yang
terlihat seperti rumah, ada benda berwarna merah muda yang nampak seperti pintu. Pada
karya ini, terdapat banyak warna hitam dan warna-warna gelap lainnya.
ANALISA FORMAL
Karya ini berpusat pada objek bulat besar di bagian tengah yang menyerupai wajah
manusia, pada objek tersebut juga terdapat seperti sepasang mata yang bertekstur jernih,
terlihat dari lingkaran seperti pupil yang hitam legam, dan sekitarnya berwarna putih bersih.
Objek ditengah tadi dikelilingi garis-garis biru bertekstur halus dan terlihat seperti gumpalan
awan. Banyak penggunaan bentuk bulat-bulat dan simplifikasi pada bagian fitur wajah yang
besar (manusia) maupun bentuk objek yang menyerupai ikan mas.
Semuanya memiliki mata yang sangat bulat, berwarna hitam. Bahkan, bagian yang
menyerupai hidung pun berbentuk bulat. Bentuk membulat yang mengitari objek ‘wajah’ itu
juga terkesan seperti rambut yang dipotong membulat pada bagian bawah. Warna yang
digunakan cukup kontras meskipun cenderung gelap. Banyak digunakan warna hitam, biru
gelap, cokelat gelap. Namun meski dominasi warna gelap, disana-sini ada torehan warna lain
yang mencolok. Contohnya, highlight objek menyerupai awan berwarna biru neon, objek
seperti rumah yang memiliki warna kuning cerah dan merah muda, serta objek seperti ikan
mas dimana-mana dengan warna oranye di bagian ekornya. Tidak hanya itu, namun objek-
objek kecil seperti butiran air ternyata memiliki warna ungu meski sedikit gelap. Tekstur pada
bagian hitam (background) adalah polos, tanpa motif ataupun tanpa sapuan yang meliuk-liuk.
Hanya liuk berwarna biru dan objek-objek lain lah yang bisa dilihat dengan jelas.
INTERPRETASI
Penyebaran objek pada lukisan ini dimulai dari pusat, dengan objek paling besar yaitu
wajah manusia. Dilanjutkan dengan awan-awan biru yang mengelilingi, bersama rumah kecil
di sela-sela gumpalan awan. Lalu ikan-ikan mas yang bertebaran baik diatas awan maupun
wajah manusia. Terakhir, objek butiran air yang menetes dan mengisi ruang-ruang kosong
didalam lukisan.
Objek utama pada bagian tengah, wajah seseorang, tampak seakan menatap balik
pengamat karya ini. Dia sedikit tersenyum, kesan wajahnya cenderung datar, meski terlihat
cukup ramah. Dilanjutkan dengan awan biru yang mengambang diatas langit yang hitam.
Perpaduan warna pada karya ini mengesankan suatu tempat yang lapang dan ‘dalam’, seperti
langit yang sangat tinggi.
Pada setiap awan terdapat rumah, pada setiap rumah terdapat mataharinya masing-
masing. Memberi petunjuk bahwa latar lukisan ini sangat besar, bahkan matahari terlihat
sangat kecil. Gumpalan awan bisa saja diartikan sebagai galaksi yang berbeda-beda. Lalu
bagaimana dengan ikan-ikan mas? Mereka tampak nyaman dengan sosok manusia dengan
wajah bulat itu, meeka bahkan terlihat santai mengelilingi sosok itu, juga mengelilingi awan-
awan biru. Ikan-ikan mas itu seperti suatu ‘dzat’ pengantar. Seperti anak buah dari Dia, sosok
bulat ditengah lukisan. Terlihat dari bagaimana ikan mas memiliki mata yang sama-sama bulat
dengan Dia. Terakhir, butiran air hujan yang menetes dimana-mana. Mereka layaknya
mukjizat, atau bumbu kehidupan yang berasal dari dan untuk gumpalan awan itu sendiri
EVALUASI

Karya dengan tampilan visual mirip dengan Semua Ikan di Langit adalah AMBROSIA
oleh Harindarvati (2019). Keduanya menggunakan teknik yang hampir sama yaitu sapuan
kuas diatas kanvas menggunakan akrilik. Namun hal yang pertama kali terlihat adalah
perbedaan teknik campuran warna yang cukup berbeda. Ambrosia tampak lebih banyak
bermain dengan warna, perpaduan warna juga lebih cerah meskipun kontras dengan warna
gelap tidak jauh berbeda dengan Semua Ikan di Langit.
Selain warna, objek yang digunakan dalam Amrosia terlihat lebih penuh namun tidak
menyesakkan. Apabila dibandingkan, Semua Ikan di Langit cenderung kosong dan hampa.
Dapat disimpulkan bahwa kedua karya tersebut memiliki selisih sepak terjang yang
cukup jauh. Dari segi penggunaan tema, Amrosia cukup kuat karena mengangkat kisah
mitologi Yunani Kuno. Sedangkan, Semua Ikan di Langit merujuk pada novel dengan judul
serupa yang ditulis oleh Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie (2017).

Anda mungkin juga menyukai