Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Langit Berwarna Biru dan Kabur ( Blue Sky and Hazy Day)

Seringkali kali kita melihat langit berwarna biru di siang hari, dan kadang terlihat kabur di pagi
hari. Ada penjelasan mengapa warna langit kadang terlihat berubah-rubah. Seperti yang kita
ketahui cahaya matahari terdiri atas warna merah, kuning, hijau, biru, dan ungu. Di mana warna
merah memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dari pada warna kuning, panjang
gelombang warna kuning lebih panjang dari pada warna hijau dst. Penyebab langit berwarna biru
disebabkan karena, saat sinar matahari memasuki atmosfer, warna yang memiliki panjang
gelombang lebih pendek di hamburkan lebih banyak oleh gas-gas atmosfer. Warna-warna
tersebut yaitu cahaya visible ungu, biru, dan hijau. Kenyataanya adalah sinar ungu dihamburkan
16 kali lebih banyak di bandingan sinar merah

langit terlihat biru karena partikel-partikel di udara lebih banyak menghamburkan cahaya
visibele gelombang pendek (ungu, biru& hijau), dibandingkan cahaya visible gelombang
panjang (kuning, orange, merah) Konsekuensinya saat kita melihat matahari, hamburan cahaya
visible ungu, biru, dan hijau datang dari segala arah menuju retina mata dan menciptakan
sensasi warna biru
Sebagi informasi tambahan, kenyataanya bumi bukalah satu-satunya planet dengan warna langit
yang dapat berubah-ubah. Di Mars, debu yang melayang di udara membuat langit terlihat merah
pada tengah hari, dan berwarna ungu saat sunset. Baca juga :

Penghamburan cahaya visible, selain menyebabkan langit berwarna biru juga dapat mampu
membuat membuat gunung terlihat biru, contohnya seperti Pegunungan Biru Virginia dan
Gunung Biru Australia

Rangkaian pegunungan Virgiana terlihat biru karena partikel-partikel ekstrem yang lebih kecil
dari panjang gelombang sinar visible, menhamburkan seluruh cahaya visible sehingga
membuatnya tertutup kabut biru.
Di beberapa tempat, kabut biru (blue haze) mungkin menutupi pemandangan, meskipun daerah
tersebut jauh dari aktivitas manusia. Meskipun penyebabnya masih controversial, kabut biru ini
diduga disebabkan oleh sebuah proses khusus. Partikel kecil (Hydrocarbon yang disebut
terpenes) dilepaskan oleh vergetasi untuk bergabung dengan sejumlah ozon. Reaksi ini
membentuk pratikel-pratikel kecil (berdiameter sekitar 0.2 m) yang secara selective
menghamburkan warna biru.
Ketika pratikel kecil seperti partikel halus dan garam, terakumulasi di atmosfer, warma langit
mulai berubah dari biru ke putih susu. Meskipun partikel ini sangat kecil, mereka cukup besar
untuk memantulakan semua panjang gelombang cahaya visible secara sama rata kesegala arah.
Ketika mata kita di bombardier oleh semua panjang gelombang sinar visible ini, langit akan
terlihat putih susu, visibility menurun dan kita bisa menyebutnya langit kabur atau a hazy day.
Jika relative humidity cukup tinggi maka partikel-partikel yang dapat larut dalam air ini, akan
menyerap uap air dan tumbuh menjadi partikel haze. Oleh karena itu dapat di tarik kesimpulan,

warna dari langit memberitahu kita jumlah material yang ada di udara : semakin banyak partikel,
semakin besar penghamburan sinar visible, maka langit tampak semakin putih atau kabur.
Karena kebanyakan partikel berada di dekat permukaan bumi, maka horizon kadang tampak
putih. Di puncak gunung, ketika kita berada di atas partikel haze ini maka langit terlihat sangat
biru.

Debu, butiran-butir kecil air, atau haze di bawah awan menghamburka sinar matahari,
membuat daerah di bawah awan terlihat cerah akan sinar
Partikel Haze bisa menghamburkan matahari dari matahari matahari naik sampai terbenam.
Sehingga kita dapat melihat layar putih yang sangat cerah di langit, atau sinar kabur (crepuscular
sky), terpancar di langit. Sebuah efek yang mirip saat sinar matahari melewati sebuah celah
pada lapisan awan. Debu, butiran-butir kecil air, atau haze di bawah awan menghamburka sinar
matahari, membuat daerah di bawah awan terlihat cerah akan sinar. Karena sinar ini terihat
mencapai bumi dari awan, beberapa orang menamianya Matahari yang melukis air. Di Inggirs
feomena yang sama ini disebut sebagai Tangga Jacob. Namun apapun fenomena ini di sebut,
itu merupakan fenomena penghaburan sinar matahari di atmosfer.
Sumber : Meteorology Today, an Introduction to Weather, Climate and the Environment

Anda mungkin juga menyukai