Anda di halaman 1dari 4

Dampak Globalisasi Informasi Terhadap Perkembangan Politik dan

Administrasi Pemerintah Indonesia


Lia Amelia (12070520716)

Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau

Pendahuluan

Salah satu fenomena menarik di abad 21 atau milenium ketiga adalah globalisasi di segala bidang
termasuk sektor publik atau pemerintahan. Globalisasi berarti bahwa negara-negara, pemerintah, dan
masyarakat di dunia semakin terhubung melalui interaksi yang intens dan hubungan timbal balik di
berbagai bidang kehidupan mereka, seperti politik, ekonomi, masyarakat dan budaya, informasi dan
teknologi. Globalisasi telah menyebabkan dunia memasuki "zaman dunia tanpa batas" Kenichi Ohmae
yang telah mengubah dunia menjadi pasar global untuk barang, jasa, modal, dan teknologi. Fenomena
globalisasi memberikan gambaran kepada kita tentang adanya dinamika perubahan yang cepat dalam
segala aspek kehidupan masyarakat dunia, tidak terkecuali Indonesia (Kristiadi, 1997).

Globalisasi informasi mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan politik dan
pemerintahan negara manapun, termasuk Indonesia. Ini juga berarti bahwa globalisasi informasi
mempengaruhi kemajuan politik dan pemerintahan Indonesia pada akhir Orde Baru dan awal periode
reformasi, berdasarkan apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan terjadi di negara lain dan
apa yang terjadi di negara lain. berhasil adalah , dan apa yang menurut mereka diperlukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kehidupan politik negara dan pemerintahan mereka. Artikel ini
membahas bagaimana pengaruh globalisasi informasi terhadap demokratisasi dan desentralisasi politik
dan pemerintahan, khususnya di Indonesia pasca Orde Baru.

Pembahasan

Globalisasi informasi telah menyebabkan terbentuknya sistem dunia, sehingga negara-negara di dunia
termasuk Indonesia merupakan subsistem dari sistem dunia tersebut. Saling ketergantungan subsistem
(negara) tidak memungkinkan Indonesia lepas dari sistem global, apalagi sebagai bagian dari sistem
global yang lebih kuat dan dominan. Negara-bangsa dan kedaulatan nasional juga bergantung pada
sistem kekuatan global. Seperti nasib negara-negara lain, Indonesia hampir kehilangan batas
kekuatannya (negara tanpa batas) di era dunia maya atau globalisasi (Muis, 2001: 21). Mengikuti
gelombang globalisasi informasi, demokratisasi Indonesia dimulai pada tahun 1997 dengan upaya untuk
menggulingkan Orde Baru yang otoriter dan terpusat melalui demonstrasi pro-demokrasi. Protes
berhasil menggulingkan rezim Soeharto atau "Orde Baru" dan pemerintahan baru yang disebut "Sistem
Reformasi" muncul, membawa angin demokratisasi dan desentralisasi ke administrasi politik dan
pemerintahan Indonesia. Hal ini menunjukkan apa yang Huntington (2001: 43) Banyak negara otoriter
menjadi demokratis dari waktu ke waktu dan fokus pada perubahan rezim daripada keberadaan rezim.
Pesatnya globalisasi informasi dan komunikasi telah dengan cepat mempengaruhi kehidupan politik
pemerintahan Indonesia saat ini dan yang akan datang. Globalisasi informasi memberi Indonesia
dorongan yang kuat untuk mengubah pemerintahan dan manajemen politik yang otoriter dan terpusat
menjadi elit politik Indonesia yang demokratis dan terdesentralisasi, dan masyarakat menerima
demokratisasi dan desentralisasi informasi global dan mengubah perilaku mereka untuk
menerapkannya. Di Indonesia, bagaimanapun, globalisasi informasi berarti bahwa demokratisasi dan
desentralisasi tidak lagi mengikuti pemahaman dan keinginan elit politik dan masyarakat lokal, tetapi
telah berkembang sesuai dengan pemahaman global. Artinya, pelaksanaan demokratisasi dan
desentralisasi politik di Indonesia tidak lagi didasarkan pada kemauan politik elit politik, pemerintah dan
administrasi publik, tetapi pada pemahaman akan kebutuhan global, termasuk kebutuhan negara-
negara donor. dan lembaga internasional dan investor, orang asing. Diketahui bahwa meningkatnya
peran organisasi atau lembaga internasional dan saling ketergantungan negara, negara, pemerintah dan
organisasi non-pemerintah dalam globalisasi informasi tidak dapat dihindari. Runtuhnya rezim Orde
Baru yang otoriter dan sentralistik serta munculnya reformasi yang mendorong demokratisasi dan
desentralisasi merupakan hasil dari globalisasi ilmu pengetahuan, khususnya tentang praktik politik dan
administrasi di banyak negara.

Di Indonesia terdapat dua kecenderungan perubahan politik dan administrasi melalui desentralisasi dan
demokratisasi. Ini adalah perubahan arah yang terjadi di beberapa negara Dunia Pertama, Dunia Kedua
dan Asia dan dilakukan karena mereka jauh lebih maju dan lebih baik dari Indonesia di era Orde Baru.
Yang sangat meningkatkan kehidupan politik dan pemerintahan mereka. Perubahan nyata pertama
adalah desentralisasi dan otonomi daerah, tidak hanya politik tetapi juga administrasi dan ekonomi. Itu
sebabnya pemerintah mengeluarkan dua arahan penting, yakni UU No. 22 Tahun 1999 (kemudian
diubah menjadi UU No. 32 Tahun 2004) dan UU Perimbangan Ekonomi Pusat dan Daerah. Seperti kata
Naisbit, kita sekarang bergerak ke dunia 1.000 negara, Indonesia sekarang bergerak ke negara 1.000
wilayah. Elit lokal di banyak daerah menginginkan daerah otonom dalam bentuk provinsi, kabupaten
dan desa, karena dengan terciptanya daerah otonom akan menjadikan daerah dan masyarakatnya lebih
maju, lebih baik, lebih kaya dan lebih lengkap dalam pelayanan publik.

Penutup

Globalisasi informasi telah merasuki banyak aspek kehidupan manusia, meningkatkan kehidupan politik,
administrasi dan administrasi. Globalisasi informasi telah menyebabkan semakin banyak negara yang
menerapkan demokratisasi dan desentralisasi, semakin banyak negara yang muncul di dunia, dan
semakin banyak wilayah yang terbentuk. Di Indonesia, pelaksanaan desentralisasi mengubah
administrasi publik atau kebijakan daerah menjadi “seribu daerah otonom”. Pasalnya, daerah otonom
tumbuh dari 309 daerah otonom pada masa Orde Baru menjadi 524 daerah otonom selama 12 tahun
reformasi. Pelaksanaan demokratisasi akhir-akhir ini membuat Indonesia semakin “demokratis” dalam
hal pemilihan umum (pemilihan presiden/wakil presiden dan anggota DPR) dan pemilihan kepala
daerah/wakil kepala daerah dan anggota DPRD. Pemilihan Presiden/Wakil Presiden, Gubernur/Wakil
Presiden, Administrasi Negara/Wakil Administrasi dan Walikota/Wakil Walikota, serta anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dilakukan secara langsung.
Demokratisasi juga tercermin dalam upaya pemerintah untuk mempraktekkan pemerintahan
berdasarkan sistem pemerintahan yang baik.

i
i
Ulber Silalahi Jurnal Ilmu Administrasi Volume IX Nomor 1 April 2012, Globalisasi Ilmu Administrasi dan
Perubahan Politik dan Administrasi Negara Indonesia Pasca Orde Baru

Anda mungkin juga menyukai