Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH MEKANIKA TANAH II

PRAKONSOLIDASI

DOSEN

Roza Mildawati, ST,MT

Disusun Oleh:

NINDA FRESTI YULIANI (223110782)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan sehingga dapat saya dapat menyelesaikan
makalah meknika tanah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
semoga terlimpahkan curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhir nanti.

Tidak lupa pula mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmatnya sehat-Nya, baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga
penulisan mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul ‘’PRAKONSOLIDASI’’.

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas


pada mata kuliah Mekanika Tanah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang apa itu Prakonsolidasi.

Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Roza Mildawati, ST, MT.


Selaku dosen mata kuliah Mekanika Tanah sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan kita.

Saya menyadari makala yang saya buat ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata ucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 23/02/2024

NINDA FRESTI YULIANI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------2

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG -------------------------------------------------------------4

1.2 RUMUSAN MASALAH ----------------------------------------------------------5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 TEKANAN PRAKONSOLIDASI ------------------------------------------------6

2.2 PENGARUH GANGGUAN BENDA UJI PADA GRAFIK E- LOG P’


---------------------------------------------------------------------------------------------------
--7

2.3 KOREKSI INDEKS PEMAMPATAN (Cc) PADA GRAFIK E-LOG P’


---------------------------------------------------------------------------------------------------
-8

2.4 FACTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN TEKANAN


PRAKONSOLIDASI --------------------------------------------------------------------10

2.5 HITUNGAN PENURUNAN KONSOLIDASI -------------------------------12

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ---------------------------------------------------------------------14

DAFTAR PUSAKA ----------------------------------------------------------------------15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdirinya sebuah bangunan tergantung dari cara pembangunan dan


juga tingkat kualitas yang dimiliki dari bahan-bahan yang digunakan untuk
membangun bangunan tersebut. Namun, hal yang paling utama dari
sebuah berdiri/tidaknya sebuah bangunan merupakan kekuatan dari
struktur dasar bangunan tersebut. Struktur bawah berguna untuk
menahan beban dari keseluruhan struktur dari sebuah bangunan.
Dikarenakan pentingnya untuk sebuah struktur bawah untuk berdiri
dengan tegak dan tanpa gangguan, seringkali karakter dari tanah tersebut
harus dipelajari terlebih dahulu sebelum memulai pembangunan. Karakter
dari sebuah tanah memiliki keanekaragaman yang tidak dapat disamakan.
Tingkat kepadatan, jenis tanah sampai letak muka air tanah harus benar-
benar diperhatikan sebelum membangun sebuah struktur bawah sehingga
struktur bawah tersebut dapat bekerja dengan baik. Sebagai contoh,
komposisi struktur bawah untuk sebuah tanah lempung dengan ketinggian
muka air tanah di permukaan tentu saja akan berbeda dengan tanah yang
terdiri dari pasir dengan muka air tanah jauh di bawah.

Penurunan tanah yang tidak diperhitungkan juga bisa menjadi sebuah


masalah yang sangat besar terutama jika struktur bawah sudah dibuat.
Tanah yang penurunannya tidak diperhitungkan dapat mengakibatkan Pc’
membuat keseluruhan struktur bangunan turun. Tidak hanya keseluruhan,
tak jarang penurunan hanya dialami oleh sebagian lokasi dari bangunan
tersebut. Oleh karena itu penurunan tanah harus diamati dengan baik dan
juga direncanakan dengan tepat sebelum membangun struktur bawah
untuk sebuah bangunan. Problem penurunan tanah ini sering di temui
pada rumah-rumah, misalnya retak pada dinding. Retak ini umumnya
disebabkan karena pondasi rumah tersebut mengalami differential
settlement yang kemudian menyebabkan terjadinya tegangan tarik pada
dinding bangunan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud prakonsolidasi?
2. Bagaimana pengaruh gangguan benda uji pada grafik e- log p’?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tekanan Prakonsolidasi

Tekanan prakonsolidasi adalah tekanan maksimum yang pernah


dialami oleh tanah. Tanah lempung pada kondisi normally consolidated,
bila tekanan prakonsolidasi ( Pc ’) sama dengan atau mendekati tekanan
overburden ( Po ’). Untuk menentukan tekanan prakonsolidasi. ( Po ’) pada
penelitian ini digunakan cara Casagrande (1936) yaitu demgan
menggunakan gambar grafik hubungan e- log p’.

a. Pilih dengan pandangan mata titik berjari-jari minimum (puncak


kurva) misal titik A.
b. Gambarkan garis lurus // absis dengan melalui titik A.
c. Gambar garis singgung pada kurva dengan melalui titik A.
d. Bagi dua sudut yang dibuat oleh kedua garis diatas.
e. Perpanjang bagian lurus kurva pemampatan asli sampai memotong
garis bagi sudut diatas. Titik potong (B), proyeksi titik B ke absis
diperoleh tekanan prakonsolidasi ( Pc ’).
Gambar 2.1 Cara menetukan Pc ’(Casagrande)

2.2 Pengaruh Gangguan Benda Uji Pada Grafik e- log p’

Kondisi tanah dilaboraturium tidak sama dengan dilapangan, bedanya


adalah karena sudah terjadi gangguan pada tanah saat uji konsolidasi,
maka untuk mengetahui hubungan e- log p’ kondisi lapangan, diperlukan
koreksi terhadap hasil pengujian laboraturium.

Gangguan tersebut berupa saat tanah dilapangan, tanah dipengaruhi


oleh tegangan efektif vertikal (σ z ’) dan tegangan efektif horizontal (σ x ’ = k o
σ z ’). Karena tanah diambil dengan pengeboran, tekanan efektif horizontal
hilang, akibatnya tanah jenuh tersebut mengembang, kondisi ini ditahan
oleh tekanan air pori negatif (- μ akibat kapiler), jika udara tidak keluar
maka volume tidak berubah, dan tegangan kekang efektif (σ x ’) = - μ. Jika
nilai (σ x ’ / σ z ’ = k o) berubah maka regangan yang timbul akan merusak
benda uji

Gambar 2.2 Pengaruh gangguan terhadap pemampatan

Dari gambar diatas 2.2 menunjukkan tanah lempung normally


consolidated, pemapatan asli lapangan dilihat garis lurus AB( po ’ = pc ’), jika
beban bertambah, terjadi perubahan angka pori (e) menurut garis putus-
putus BE (perpanjang garis AB). Jika tanah diambil pada kedalaman
tertentu dan diuji laboraturium, tekanan konsolidasi efektif berkurang,
walaupun e tetap. Jika sampel dibebani kembali di laboraturium, kurva
konsolidasi ditunjukan kurva CD.

Gambar 2.2 menunjukkan tanah lempung over consolidated, sejarah


tegangan saat tanah dilapangan ditunjukan garis AB (saat pc ’ tercapai),
karena sesuatu hal terjadi diwaktu lampau, tanah terbongkar dan beban
berkurang sampai tekanan overburden ( po ’), kurva penuh BC
memperlihatkan hubungan e- log p’ dilapangan saat pengarangan beban.
Jika beban dilapangan bertambah, akan mengikuti kurva CB dengan garis
putus-putus, jika beban melampaui tekanan prkonsolidasi ( pc ’), kurva akan
terus kebawah mengikuti garis lurus BF. Bila tanah pada kedudukan C
diambil untuk diuji laboraturium, maka tekanan efektif tereduksi pada
angka pori yang konstan, jika tanah diuji laboraturium, kurva akan
mengikuti garis penuh DE, jadi gangguan terhadap benda uji
mengakibatkan kurva laboraturium bergeser kekiri. (ST.MT, 1936)

2.3 Koreksi Indeks Pemampatan (C c) Pada Grafik e- log p’

Penggambaran kurva asli lapangan secara pendekatan seperti yang


diusulkan Schmertmann (1953), garis kemiringan C c uji laboraturium
dianggap memotong garis asli lapangan pada nilai pori e mendekati 0,42
angka pori awal (e 0).

Indeks pemampatan atau indeks kompresi ( C c) adalah kemiringan dari


bagian lurus grafik e- log p’. Untuk dua titik yang terletak pada bagian
lurus dari grafik e- log p’ ditentukan sembarang. Hasil rata-rata nilai indeks
kompresi dari pengujian ini dapat di lihat dari tabel 2.1.

Tabel 2.1 Pengujian Konsolidasi ¿ dan C c)


Limbah Gypsum Semen
(Penelitian,2016) (Herni, 2015)
Variasi No
Campuran Contoh
Angka Indeks Angka Indeks
pori (e 0) Kompresi (C c Pori (e 0)) Kompresi (C c
) ))
I 0,586 0,0419 0,561 0,0397
Tanah
II 0,586 0,0386 0,567 0,04
Asli
III 0,573 0,0414 0,57 0,0394
Rata-rata 0,576 0,0406 0,566 0,0397
I 0,468 0,0172 0,32 0,0055
Variasi
II 0,474 0,0156 0,292 0,0092
5%
III 0,477 0,0172 0,343 0,0084
Rata-rata 0,473 0,0167 0,318 0,0077
I 0,449 0,0132 0,282 0,0037
Variasi
II 0,452 0,0115 0,281 0,0032
10%
III 0,424 0,0128 0,28 0,0037
Rata-rata 0,442 0,0125 0,281 0,0035
I 0,381 0,0086 0,256 0,0032
Variasi
II 0,385 0,0089 0,215 0,0034
15%
III 0,321 0,0082 0,189 0,0026
Rata-rata 0,362 0,0086 0,22 0,0031

Gamabar 2.3 Grafik Hubungan Angka Pori (e o) dengan Variasi Campuran


Gambar 2.4 Grafik Hubungan Indeks Kompresi (C c) dengan Variasi
Campuran

Dari Tabel 2.1, Gambar 2.3 dan 2.4 dapat disimpulkan bahwa nilai
angka pori akibat penambahan limbah gysum lebih besar dari pada nilai
angka pori dengan penambahan semen. Semakin besar nilai angka pori
berarti tanah semakin longgar (tidak padat). Hal ini terjadi karena unsur
silikat yang terdapat pada semen memberikan pengaruh yang dominan
dibandingkan dengan kalsium yang dimiliki limbah gypsum untuk mengikat
partikel tanah hingga tanah hingga tanah semakin keras dan kompak.

Perbedaan nilai nilai angka pori untuk kedua bahan stabilitas ini
sebesar 64,55%. Sedangkan perbedaan nilai untuk indeks kompresi (C c)
antara tanah yang distabilisasi menggunakan limbah gypsum dengan
semen sebesar 177,42%. Faktor yang menyebabkan angka pori menjadi
berkurang adalah senyawa kimia yang terkandung pada limbah gypsum
maupun semen mengisi rongga pori dan mengikat partikel tanah sehingga
rongga pori berkurang selain itu beban-beban yang diberikan selama
proses pengujian berlangsung sehingga partikel-partikel tanah semakin
rapat dan saking mengikat satu sama lain. (Maryati, Apriyanti, 2016)

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Tekanan Prakonsolidasi

Telah disebutkan bahwa pengaruh gangguan contoh menyebabkan


kurva pemampatan asli bergeser ke kiri. Pengaruh dari hal ini adalah
tekanan prakonsolidasi akan bergeser ke kiri atau menjadi berkurang,
yang diikuti oleh pengurangan angka pori (atau regangan bertambah)
pada sembarang tegangan yang ditinjau. Konsekuensinya kemiringan
kurva pada tegangan lebih kecil Pc ' atau (C c) bertambah, dan kemiringan
kurva pada tegangan lebih besar Pc ' atau (C c) bekurang. Ganguan
contoh banyak terjadi pada jenis lempung sensitif.

Gambar 2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan nilai Pc '

a) pengaruh gangguan contoh


b) pengaruh nilai banding penambahan beban (LIR)
c) pengaruh selang waktu penambahan beban

Pada gambar 2.5 yang diambil dari buku Hary Cristady Hardiyatmo
menjelaskan tentang pengaruh dan penerapan beban terhadap
konsolidasi. Pada pengujian konsolidasi sering digunakan istilah LIR
(Load Increment Rasio), yaitu nilai banding tambahan beban yang
ditetapkan pada pengujiannya (contohnya prosedur ASTM D 2345). LIR
didefinisikan sebagai tambahan tegangan dibagi dengan tegangan awal
sebelum beban diterapkan. Atau

∆P
LIR
Pa

Dengan ∆ P adalah tambahan tegangan dan Pa adalah tegangan


sebelumnya. Disini LIR = 1, bila tambahan beban yang diterapkan 2 kali
beban sebelumnya. (Setyanto, 1999)

2.5 Hitungan Penurunan Konsolidasi

Tanah lempung jenuh dengan tebal awal H, akibat beban lapisan tanah
menerima tambahan beban sebesar ∆ p(tegangan lateral = 0), akhirnya
konsolidasi tambahan tegangan vertikal ∆ pakibat tambahan tegangan dari
p0’ ke p1’. ( p1’ = p0’ + ∆ p) dan terjadi pengurangan angka pori dari e 0 ke e 1.
Hubungan perubahan volume dengan angka pori adalah

∆ H ∆V e1 −e 0 ∆e
= = =
H V 1+e 0 1+ e 0

Penurunan tanah sebesar dh dapat dinyatakan :

e1 −e 0 e 1−e 0 p 1' − p 0 '


d Sc = dh = dh = mv ∆ pdh
1+e 0 p 1 ' + p 0 ' 1+e 0

Jika mv dan ∆ pdianggap sama pada sembarang kedalaman maka


penurunan konsolidasi primer totol :

Sc = m v ∆ p H

Jika tanah berlapis :

Sc = ∑ mvi ∆ pi H i

Persamaan umum adalah :


e 0+ e1 ∆e
Sc = C c H= H
1+e 0 1+ e 0

Bila p1‘ = p0‘ + ∆ pmaka :

a. Lempung normally consolidated ( pc ’ = p0’)

H p1'
Sc = C c log
1+ e 0 p0'
b. Lempeng over consolidated ( pc ’ > p0’)
H p1'
1. Jika pc ’ > p0’ maka Sc = C r log
1+e 0 p0'
H pC ' H p1'
2. Jika pc ’ > p0’ Sc = C r log + Cc log
1+e 0 p0' 1+ e 0 pC '

∆e
CC = pada kurva penambahan beban pada p’ > pc ’
∆ log p '

∆e
Cr = pada kurva penambahan beban pada p’ > pc ’
∆ log p '
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Tekanan prakonsolidasi adalah tekanan maksimum yang pernah
dialami oleh tanah. Tanah lempung pada kondisi normally
consolidated, bila tekanan prakonsolidasi ( Pc ’) sama dengan atau
mendekati tekanan overburden ( Po ’). Untuk menentukan tekanan
prakonsolidasi. ( Po ’) pada penelitian ini digunakan cara Casagrande
(1936) yaitu demgan menggunakan gambar grafik hubungan e- log
p’.
 Kondisi tanah dilaboraturium tidak sama dengan dilapangan,
bedanya adalah karena sudah terjadi gangguan pada tanah saat uji
konsolidasi, maka untuk mengetahui hubungan e- log p’ kondisi
lapangan, diperlukan koreksi terhadap hasil pengujian laboraturium.
DAFTAR PUSAKA

Maryati, Apriyanti, Y. (2016). Analisis Perbandingan Penggunaan Limbah


Gypsum Dengan Semen Sebagai Bahan Stabilization Tanah
Lempung. FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil), 4(1), 49–64.
https://journal.ubb.ac.id/index.php/fropil/article/view/1240

Setyanto. (1999). prakonsolidasi.

ST.MT, H. (1936). Konsolidasi. 1–20.

Anda mungkin juga menyukai