Anda di halaman 1dari 6

Nama: Mudrik

Nim: 22.23.026728

Matkul: ABK

Jawaban no.1 UTS


Jurnal ke 1

1. B. Tujuan

Panduan ini bertujuan sebagai informasi dan menjadi rujukan bagi satuan pendidikan dan pihak terkait
dalam melaksanakan pendidikan inklusif.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup panduan ini membahas kebijakan pendidikan inklusif, peserta didik berkebutuhan khusus
dan karakteristiknya, serta bagaimana penerapan pendidikan inklusif di satuan pendidikan
penyelenggara pendidikan inklusif.

D. Sasaran

Sasaran pengguna panduan adalah:

1. Guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling, dan guru pembimbing khusus di
satuan pendidikan.

2. Kepala satuan pendidikan, pengawas, Dinas Pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya.

2.Kebijakan Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

A. Kebijakan Pendidikan Inklusif

Kebijakan Pendidikan inklusif mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di


Indonesia. UUD 1945 Pasal 28H ayat (2) menyebutkan bahwa setiap orang berhak mendapat
kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan.

B. Pengertian, Tujuan, dan Prinsip Pendidikan Inklusif

1. Pengertian

Inklusi adalah sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan
latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda, meliputi: karakteristik, kondisi fisik, kepribadian, status,
suku, budaya dan lain sebagainya.

2. Tujuan
Tujuan pendidikan inklusif adalah:

• Tujuan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua
peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya;

• Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif


bagi semua peserta didik.

3. Prinsip

Kunci utama yang menjadi prinsip pelaksanaan pendidikan inklusif adalah bahwa semua peserta didik
tanpa terkecuali dapat belajar dan perbedaan menjadi kekuatan dalam mengembangkan potensinya

Jurnal ke 2

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PERMANEN


ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TEMPORER

ABK Permanen : anak yang memiliki kelainan (anak berkelainan) atau anak yang memiliki potensi
kecerdasan dan atau bakat istimewa

ABK Temporer : anak pada umumnya, namun karena situasi dan kondisi lingkungan, budaya, sosial,
ekonomi, politik, dan kebudayaan mengakibatkan mereka memerlukan pendidikan khusus. Misalnya,
anak dari daerah terpencil atau terbelakang, anak yang mengalami bencana alam, bencana sosial, anak
yang tidak mampu dalam bidang ekonomi, seperti anak jalanan, pekerja anak

-ABK PERMANEN
Anak yang memerlukan perhatian dan pelayanan khusus, seperti anak yang mengalami hambatan
penglihatan, pendengaran, kecerdasan, fisik, emosional, sosial, atau kecelakaan sejak di dalam
kandungan atau setelah lahir mengalami kecacatan
Pendidikannya tidak harus di SLB tetapi bisa di sekolah umum/kejuruan secara inklusif di tempat
terdekat anak

-Peserta Didik yang memiliki kelainan.Peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat
istimewa.

-Memberikan pendidikan pada masyarakat di daerah terpencil atau daerah yang mengalami bencana
alam, tidak mampu secara ekonomi
Berada pada jalur pendidikan formal yang diselenggarakan dengan menyesuaikan waktu, tempat, sarana
dan prasarana pembelajaran, pendidik, tenaga kependidikan dan lain sebagainya dengan kondidsi
kesulitan peserta didik
-Berdasarkan etiologi, faktor penyebab tunanetra adalah
Faktor Endogen : herediter

Faktor Eksogen : penyakit, kecelakaan,Berdasarkan kurun waktu terjadinya, faktor penyebab


tunanetra,Prenatal,Natal,Postnatal

-Memahami benda secara verbalisme : memahami benda melalui kata-kata yang disampaikan
Berdasarkan kecerdaan, anak tuna netra dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu : kecerdasan
di bawah rata-rata (subnormal), kecerdasan rata-rata (normal), dan kecerdasan di atas rata-rata
(supernormal)
Terhambat dalam fungsi orientasi dan mobilitas
Untuk memudahkan dalam bergerak, anak tuna netra dapat menggunakan tongkat.

Jawaban no.3 UAS


Jurnal 1

1.Peserta didik dengan hambatan penglihatan/Tunanetra

Seseorang disebut mengalami hambatan penglihatan apabila setelah diukur dengan menggunakan alat
ukur ketajaman penglihatan menghasilkan skor 20/200 feet atau kurang dari itu, dan/atau memiliki
lapang pandang kurang dari 20 derajat.

 Peserta didik dengan hambatan penglihatan

Peserta didik dengan hambatan penglihatan adalah seseorang yang tidak dapat melihat 6 m di depannya
atau jika bidang penglihatannya berdiameter kurang dari 20

 KLASIFIKASI
 Kurang penglihatan Mereka yang memiliki pandangan yang kabur ketika melihat suatu objek.
 Buta total Mereka yang sama sekali tidak mampu melihat rangsangan cahaya dari luar.

2.Peserta didik dengan hambatan pendengaran/Tunarungu Peserta didik dengan hambatan


pendengaran adalah suatu kondisi kerusakan atau tidak berfungsinya pendengaran dalam berbagai
tingkatan yang menyebabkan terjadinya kemiskinan bahasa.

 Peserta didik dengan hambatan pendengaran

Orang/anak yang mengalami gangguan pendengaran sehingga mengganggu proses pemerolehan


informasi melalui pendengaran dengan atau tanpa alat bantu dengar.
 KLASIFIKASI

Klasifikasi:

Gangguan pendengaran ringan dengan derajat 20-30dB Pada klasikasi ini anak masih mampu belajar
bicara dengan menggunakan alat pendengaran dan dapat berkembang normal.Gangguan pendengaran
marginal,30-40dB Pada klasikasi ini anak umumnya akan mengalami kesulitan mendengar jarak jauh
lebih dari satu kaki dan kesulitan dalam mengikuti percakapan, tetapi anak masih dapat belajar
berbicara menggunakan alat pendengarannya.Gangguan pendengaran jenis sedang. d0-60 dB Pada
klasikasi ini anak umumnya hanya dapat mendengar suara dengan volume tinggi.Gangguan
pendengaran berat, 60-70 dB Pada klasikasi ini anak tidak dapat berbicara tanpa menggunakan teknik-
teknik khusus.Gangguan pendengaran sangat berat, lebih dari 75 dB Pada klasikasi ini anak tidak dapat
belajar menggunakan alat dengarnya.

3.Peserta didik dengan hambatan intelektual/Tunagrahita

Peserta didik dengan hambatan intelektual (intellectual disability) adalah anak yang secara nyata
mengalami hambatan atau keterbelakangan intelektual sehingga mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun sosialnya.

 Peserta didik dengan hambatan intelektual Peserta didik dengan hambatan intelektual adalah
individu yang memiliki intelegensi yang signikan berada di bawah rata-rata dan disertai dalam
adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan

Jurnal 2

1. METODE PEMBELAJARAN

 Metode Ceramah Metode Tanya Jawab Metode Demonstrasi Metode LatihanMetode


Pemberian Tugas(di SLB Negeri 1 Pemalang)

- METODE PEMBELAJARAN LANJUTAN

 Metode Diskusi Karyawisata Metode Jarimatika

- METODE CERAMAH

 Guru memberikan materi secara lisan Guru dituntut untuk lebih rinci dan jelas dalam mejelaskan
materi dengan harapan guru dapat memberikan bayangan mengenai hal yang dijelaskan. Misal :
menjelaskan tentang alat musik. Bagaimana bentuknya, terbuat dari apa, fungsinya, cara
menggunakan dan sebagainya

- METODE TANYA JAWAB

 Melalui metode tanya jawab dapat terjadi komunikasi dua arah.Guru dapat mengetahui sejauh
mana daya tangkap peserta didik terhadap materi yang telah dijelaskan.
- METODE DEMONSTRASI

 Guru mempraktekkan materi yang telah dijelaskan kepada siswa. Misalnya dalam menggunakan
alat musik Sebelumnya guru memberi arahan pada siswa mengenai bagaimana cara memainkan
alat musik dengan benar. Hal pertama apa yang harus dilakukan terlebih dahulu.

- METODE LATIHAN

 Setelah peserta didik memahami alat musik yang telah dijelaskan oleh guru, bagaiman cara
memainkannya, peserta didik berlatih bermain alat musik tersebut.

- METODE PEMBERIAN TUGAS

 Tugas diberikan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik agar mampu melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran dan agar guru mengetahui sejauh mana
kemampuan peserta didik.

- METODE JARIMATIKA

 Diciptakan oleh Septi Peny Wulandari Tahun 2004 Alasan :Media yang murah dan dapat dibawa
ke mana saja.

JAWABAN NO 2
Pesan dan kesan dari film Taree zameen par 2007!

Setiap anak memiliki kemampuan dan bakat yang berbeda, jangan paksakan anak untuk
mencapai ambisi orangtua diluar kemampuannya.

Memotivasi anak untuk mau belajar memang baik. Tapi ketika kemampuannya tidak
mendukung, harusnya orangtua tidak memaksakan ambisi dan tetap yakin, bahwa di balik
kekurangan anak, ia tetap punya bakat yang istimewa.

Orangtua harus tahu kondisi perkembangan anak dan biarkan ia menjadi dirinya sendiri
sesuai bakat alaminya.

Orangtua harus peka terhadap tumbuh kembang anak dengan membekali ilmu seputar
pertumbuhan mereka di setiap tahap usianya. Jika memang ada yang ganjal,
konsultasikanlah dengan ahlinya sebelum terlambat atau sebelum salah bertindak.

Dalam film ini, Ishaan juga punya bakat luar biasa dalam melukis. Tapi orangtuanya tak
mampu melihat kelebihan Ishaan dan malah fokus pada kekurangannya.

Jangan jadikan penilaian orang lain menjadi patokan apalagi membanding-bandingkan anak.
Banyak orangtua yang menganggap keberhasilan anak adalah bisa baca tulis hitung sedini
mungkin. Sikap orangtua yang suka membangga-banggakan kemampuan anaknya yang
diatas rata-rata, cukup sering memicu rasa iri pada orangtua lain sehingga memaksa anaknya
untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Membanding-bandingkan anak tak dapat lagi
dihindarkan. Padahal kemampuan anak berbeda-beda. Inilah sikap keliru yang dilakukan
orangtua Ishaan.

Terimalah anak berkebutuhan khusus dengan ikhlas, dukung ia agar tetap percaya pada
kemampuannya demi menyongsong hidup.

Peran orangtua dalam tumbuh kembang anak sangat berpengaruh. Berbesar hatilah saat
harus menerima kondisi anak yang ditakdirkan berbeda. Kalau bukan orangtua sebagai pihak
terdekat yang mendukung. Jangan menekan kekurangannya, tapi yakinkan anak kalau dia
pasti memiliki kelebihan yang dikaruniakan Tuhan untuk

Anda mungkin juga menyukai