Anda di halaman 1dari 31

PENGARUH PERCEPATAN GRAVITASI TERHADAP

JARAK TEMPUH BOLA MERIAM

Karya tulis ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan mengikuti Ujian Praktek, dan Ujian Sekolah di SMA
Muhammadiyah 2 Jakarta Tahun Pelajaran 2023/2024

Disusun Oleh
Nama : Arsenio Irvan Ramadhian
NIS/NISN : 9096/0051303215
Kelas : XII MIPA 2
Program : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

MAJLIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH JAKARTA PUSAT
SMA MUHAMMADIYAH 2 TERAKREDITASI “A”
Jalan Garuda No.33 Kemayoran Jakarta Pusat
2024

1
LEMBAR PENGESAHAN

Nomor Peserta : 01-0025-0037

Nama Peserta : Arsenio Irvan Ramadhian

Karya Tulis Berjudul :

“PENGARUH PERCEPATAN GRAVITASI BUMI TERHADAP JARAK

TEMPUH BOLA MERIAM”

Telah disahkan oleh pembimbing untuk Ujian Praktek sebagai salah satu syarat

mengikuti Ujian Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Jakarta, Tahun Ajaran

2023/2024

Menyetujui, Jakarta, 17 Februari 2024

Wali Kelas Pembimbing

Nusyirwan, S.Pd. Trijayanti, M.Pd.

Mengetahui,

Kepala SMA Muhammadiyah 2

Puji Astuti, S.Pd.

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Nomor Peserta : 01-0025-0037

Nama Peserta : Arsenio Irvan Ramadhian

Karya Tulis Berjudul :

“PENGARUH PERCEPATAN GRAVITASI BUMI TERHADAP JARAK

TEMPUH BOLA MERIAM”

Telah disahkan oleh pembimbing untuk Ujian Praktek sebagai salah satu syarat

mengikuti Ujian Sekolah SMA Muhammadiyah 2 Jakarta, Tahun Ajaran

2023/2024

Menyetujui Jakarta, 17 Febuari 2024

Penguji Ujian Praktek Peserta Ujian Praktek

Titis Nurmaulah Yusup, S. Pd. Arsenio Irvan Ramadhian

Mengetahui

Kepala SMA Muhammadiyah 2 Guru Pembimbing

Puji Astuti, S. Pd. Trijayanti, M. Pd.

3
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan petunjuk-Nya karena
atas berkat rahmat-Nya karya tulis ilmiah yang berjudul ”PENGARUH
PERCEPATAN GRAVITASI BUMI TERHADAP JARAK TEMPUH BOLA
MERIAM” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat banyak bantuan,
masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Ibu Puji Astuti, S.Pd. Selaku kepala sekolah SMA Muhammadiyah 2
Jakarta.
2. Ibu Indah Triyanti, S.Pd. Selaku wakil Kurikulum SMA Muhammadiyah 2
Jakarta.
3. Ibu Anathasia Darma Putri, S.Pd. Selaku wakil kesiswaaan SMA
Muhammadiyah 2 Jakarta.
4. Ibu Titis Nurmaulah Yusup, S,Pd. Selaku guru penguji SMA
Muhammadiyah 2 Jakarta
5. Ibu Trijayanti, M.Pd. Selaku guru pembimbing SMA Muhammadiyah 2
Jakarta.
6. Bapak Nusyirwan, S.Pd. Selaku wali kelas penulis
7. Guru dan staff SMA Muhammadiyah 2 Jakarta yang telah berkontribusi
banyak terhadap penulis.
8. Keluarga dan Teman-teman penulis yang telah membantu penulis dalam
membuat karya tulis.
9. Pengelola "History of Java Museum." yang telah mengelola "History of Java
Museum."
Akhir kata, penulis ingin mengucapkan mohon maaf apabila terdapat
kekurangan dalam karya ilmiah ini dan penulis terbuka akan kritik yang
membangun. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita
semua.

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. .ii


LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... …..iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... ..1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.2 Identifikasi Masalah................................................................................. 2
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................ 2
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.5 Metode Penelitian .................................................................................... 2
1.6 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 3
1.7 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
1.8 Manfaat Penelitian ................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 4
2.1 Meriam ..................................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Meriam ........................................................................ 4
2.2 Jarak Tempuh ........................................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Jarak Tempuh ............................................................ 6
2.3 Percepatan Gravitasi ................................................................................ 9
2.3.1 Pengertian Percepatan Gravitasi ................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................10
3.1 Pengaruh dari panjang meriam terhadap jarak tempuh bola meriam .....
............................................................................................................... 10
3.2 Pengaruh percepatan gravitasi bumi terhadap jarak tempuh bola meriam
................................................................................................................15
3.3 Penyebab perbedaan jarak tempuh meriam cetbang dengan meriam
pada umumnya ........................................................................................17

5
BAB IV PENUTUP .............................................................................................21
4.1 Kesimpulan ...........................................................................................21
4.2 Saran .....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................22
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................24
LAMPIRAN .........................................................................................................25

6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
History of Java Museum (HOJM) adalah museum yang terletak di daerah
Yogyakarya. Didalam museum tersebut terdapat banyak sekali peninggalan
sejarah yang salah satunya adalah meriam tangan atau meriam cetbang. Meriam
tersebut diperkirakan dibuat oleh kerajaan Majapahit tidak jauh dengan
masuknya bubuk mesiu yang dibawa oleh bangsa Tiongkok pada saat invasi
tentara Kubilai Khan di bawah pimpinan Ike Mese yang bekerjasama dengan
Raden Wijaya saat menggulingkan Jayakatwang pada tahun 1293 (Averoes,
2020).
Meriam cetbang atau meriam tangan ini memiliki ukuran yang lebih kecil
dari meriam pada umumnya. Meriam cetbang hanya memiliki panjang sekitar
100-220 cm dengan berat sekitar 25 kg dibandingkan dengan meriam pada
umumnya memiliki panjang sekitar 3,4 meter dengan berat sekitar 2.500 kg.
Hal ini dimaksudkan agar meriam dapat diproduksi lebih banyak dan lebih
mudah untuk dipindahkan.
Ukuran dari peluru meriam tersebut pun akhirnya ikut menyesuaikan
dengan ukuran meriam sehingga menjadi lebih kecil. Begitu pula dengan
kegunaanya yang berubah menjadi meriam infanteri. Terlepas dari perubahan
ukuran pelurunya, meriam cetbang memiliki mekanisme penggunaan yang
hampir sama dengan meriam pada umumnya dimana peluru dimasukkan
kedalam tabung lalu dimasukkan ke dalam ruang belakang meriam, kemudian
bagian belakangnnya diganjal kayu agar terkunci. Lubang pengapian diisi
sumbu lalu arahkan ke target dan nyalakan dengan api.
Perubahan ukuran peluru ini juga memungkinkan meningkatnya jarak
tempuh yang dialami peluru. Hal ini mungkin saja terjadi karena perubahan
ukuran peluru yang digunakan. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk
membahas kemungkinan berubahnya jarak tempuh bola meriam khususnya
terkait dengan pengaruh percepatan gravitasi yang terjadi.

7
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menentukan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apakah panjang dari meriam memiliki pengaruh terhadap
jarak tempuh bola meriam?
1.2.2 Bagaimana pengaruh percepatan gravitasi bumi terhadap
jarak tempuh bola meriam?
1.2.3 Mengapa terjadi perbedaan jarak tempuh antara meriam
cetbang dengan meriam pada umumnya?

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis menentukan batas
masalah dari materi tersebut mengenai “PENGARUH PERCEPATAN
GRAVITASI BUMI TERHADAP JARAK TEMPUH BOLA MERIAM”

1.4 Perumusan Masalah


Perumusan masalah dari karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Apa pengaruh dari panjang meriam terhadap jarak tempuh
bola meriam?
1.4.2 Bagaimana percepatan gravitasi bumi dapat mempengaruhi
jarak tempuh bola meriam?
1.4.3 Mengapa terjadi perbedaan jarak tempuh antara meriam
cetbang dengan meriam pada umumnya?

1.5 Metode Penelitian


Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu Penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang
menggambarkan karakteristik populasi atau fenomena yang sedang diteliti
sehingga metode penelitian satu ini fokus utamanya adalah menjelaskan objek
penelitiannya sehingga menjawab apa peristiwa atau apa fenomena yang terjadi.

4
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan
studi literatur. Studi dokumenter merupakan teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik. Isi dokumen dianalisis, dibandingkan, dan
dipadukan sehingga membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu, dan
utuh. Sedangkan studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan
dengan metode pengumpulan data Pustaka, membaca dan mencatat serta
mengelola bahan penelitian.

1.7 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.7.1 Untuk mengetahui pengaruh panjang meriam terhadap jarak
tempuh bola meriam
1.7.2 Untuk mengetahui pengaruh percepatan gravitasi terhadap
jarak tempuh bola meriam
1.7.3 Untuk mengetahui perbedaan jarak tempuh bola meriam
cetbang dengan bola meriam pada umumnya

1.8 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.8.1 Manfaat untuk siswa : menambah wawasan dan referensi
mengenai keterkaitan terumbu karang dengan gempa bumi.
1.8.2 Manfaat untuk sekolah : Karya Ilmiah ini dibuat dapat menjadi
sesuatu yang berguna di SMA MUHAMMADIYAH 2
JAKARTA terutama untuk siswa yang akan membaca karya
ilmiah ini.

5
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Meriam
2.1.1 Pengertian Meriam
Meriam adalah senjata api yang memiliki desain khusus untuk
melemparkan proyektil dengan jarak yang jauh menggunakan tenaga
peledak. Pada umumnya, meriam terdiri dari sebuah laras panjang yang
ditempatkan pada kerangka atau penyangga yang kuat. Meriam memiliki
sejarah panjang sebagai salah satu inovasi utama dalam teknologi militer,
telah mengalami perkembangan dari zaman kuno hingga zaman modern.
Asal mula penciptaan meriam dapat ditelusuri kembali ke Dinasti
Song di Tiongkok pada abad ke-9 M, di mana catatan sejarah
menyebutkan penggunaan awal meriam sebagai senjata peledak.
Penggunaan meriam kemudian menyebar ke Timur Tengah, Eropa, dan
dunia Barat pada abad-abad berikutnya. Eksperimen dan peningkatan
desain meriam terus berlanjut, menciptakan senjata yang lebih efisien
dan dapat diandalkan.
Kegunaan meriam sangat beragam, dari fungsi militer hingga
upacara perayaan. Secara historis, meriam banyak digunakan dalam
pertempuran untuk menyerang benteng atau pasukan musuh dengan
proyektil yang besar dan merusak. Selain itu, meriam sering digunakan
dalam acara peringatan atau perayaan untuk menandai momen penting
dengan tembakan ke udara sebagai tanda kegembiraan.
Cara mengoperasikan meriam melibatkan serangkaian prosedur
yang kompleks, mulai dari pemuatan proyektil hingga menentukan sudut
dan kekuatan tembakan. Keterampilan mengoperasikan meriam sangat
penting agar tembakan mencapai target dengan akurat. Seiring dengan
perkembangan teknologi, meriam modern sering dilengkapi

6
dengan sistem otomatis dan kontrol yang canggih untuk
meningkatkan akurasi dan efisiensi dalam penggunaannya (Beck, 2020).
Penting untuk dicatat bahwa seiring berjalannya waktu, meriam
telah mengalami evolusi teknologis yang signifikan. Meriam modern
sering kali menggunakan propelan dan sistem pengendalian tembakan
yang canggih untuk meningkatkan presisi dan jangkauannya.
Pentingnya meriam dalam sejarah militer tergambar dalam
penggunaannya pada perang-perang besar, seperti Revolusi Industri dan
Perang Dunia. Perkembangan teknologi meriam selama abad ke-20
mencakup penggunaan artileri bergerak dan meriam kendaraan,
memberikan mobilitas tambahan di medan perang. Selain itu, beberapa
meriam modern dilengkapi dengan teknologi nuklir, mengubah dinamika
kekuatan dan dampak strategis dalam konflik internasional.
Dalam konteks militer, meriam menjadi salah satu komponen utama
artileri, menyediakan dukungan tembakan untuk pasukan darat dan
menghadapi ancaman dari kejauhan (Guilmartin, 1999). Sementara itu,
di berbagai acara perayaan atau upacara, penggunaan meriam sebagai
elemen penghormatan atau kegembiraan tetap menjadi tradisi yang
berlangsung hingga hari ini.
Penggunaan meriam dalam upacara perayaan juga mencerminkan
simbolisme historis, yang sering kali diartikan sebagai penghormatan
terhadap nilai-nilai patriotisme dan kejayaan nasional. Meskipun meriam
kini kurang umum dalam pertempuran modern, keberadaannya tetap
relevan sebagai representasi simbolik dan sejarah perang. Terakhir, peran
meriam sebagai artefak sejarah dan objek seni militer sering kali
diapresiasi dalam museum dan koleksi senjata, mempertahankan nilai
budaya dan pendidikan.

12
2.2 Jarak Tempuh Benda
2.2.1 Pengertian Jarak Tempuh Benda
Isaac Newton, seorang ilmuwan besar abad ke-17, mengembangkan
hukum-hukum gerak yang menjadi dasar bagi pemahaman modern
tentang gerakan dan jarak tempuh. Salah satu kontribusinya adalah
Hukum Kedua Newton, yang menyatakan bahwa gaya yang bekerja pada
suatu benda setara dengan perubahan momentumnya, dan hubungannya
dapat diungkapkan dalam rumus:

𝐹 =𝑚×𝑎
Keterangan:
F : Gaya (N)
m : berat beban (kg)
a : Percepatan (m/s)

Hukum ini memberikan dasar untuk menghitung dan memprediksi


gerakan suatu benda, termasuk jarak tempuhnya. Dengan memahami
bagaimana gaya mempengaruhi massa dan percepatan suatu benda, kita
dapat menggunakan persamaan tersebut untuk melakukan perhitungan
yang mendetail tentang pergerakan benda dalam berbagai situasi.
Misalnya, jika kita tahu gaya yang bekerja pada suatu benda, kita
dapat menggunakan Hukum Kedua Newton untuk menghitung
percepatannya. Selanjutnya, dengan mengetahui percepatan tersebut dan
kondisi awal benda, kita dapat menggunakan persamaan kinematika
untuk memprediksi pergerakan benda dan jarak tempuhnya pada waktu
tertentu.
Selain Hukum Kedua Newton, Newton juga merumuskan Hukum
Pertama Newton yang menyatakan bahwa suatu benda akan tetap dalam
keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan jika gaya yang
bekerja padanya bersih nol. Hukum Pertama ini memberikan landasan
bagi pemahaman tentang keseimbangan dan keadaan gerak suatu benda.

13
Dengan demikian, kontribusi Newton dalam mengembangkan teori
gerakan membuka pintu bagi perhitungan yang lebih terperinci dan
akurat tentang jarak tempuh suatu benda dalam berbagai konteks,
merangkum prinsip-prinsip dasar yang masih menjadi dasar bagi ilmu
fisika mekanika klasik hingga saat ini.
Leonhard Euler, seorang matematikawan dan fisikawan abad ke-18,
memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman kita tentang
gerakan dan jarak tempuh melalui pengembangan ilmu matematika,
terutama dalam bidang kalkulus. Euler mengembangkan prinsip-prinsip
diferensial dan integral yang memungkinkan kita untuk menggambarkan
perubahan dan akumulasi dalam suatu sistem.
Penerapan kalkulus dalam fisika memungkinkan kita
menggambarkan pergerakan benda dengan lebih rinci, termasuk
perhitungan jarak tempuh. Euler membantu mengembangkan konsep
lintasan (trajektori) suatu benda dan metode untuk menghitung panjang
kurva tersebut.
Melalui kalkulus, Euler menyumbangkan alat matematika yang
memungkinkan kita untuk lebih presisi dalam memodelkan pergerakan
benda dan mengukur jarak tempuhnya. Pendekatan ini memainkan peran
kunci dalam mengembangkan teori gerakan yang lebih kompleks dan
memfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena fisika
yang melibatkan perubahan dan pergerakan.
Euler juga tidak hanya berfokus pada kalkulus, tetapi juga
mengembangkan persamaan diferensial yang memungkinkan kita
memodelkan sistem fisika yang lebih kompleks. Persamaan diferensial
ini menjadi instrumen penting dalam analisis dinamika benda yang
melibatkan variabel yang berubah seiring waktu, memberikan kontribusi
signifikan dalam memahami fenomena-fenomena yang lebih kompleks.
Penting untuk diingat bahwa konsep energi kinetik dan potensial,
yang menjadi dasar pemahaman tentang gerakan benda, juga
berkembang melalui upaya ilmuwan dan fisikawan lainnya setelah

14
Newton dan Euler. Pengenalan energi sebagai ukuran kapasitas untuk
melakukan kerja membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang
prinsip-prinsip konservasi energi, memperkaya pemahaman kita tentang
perubahan energi dalam suatu sistem.
Melalui upaya bersama para ilmuwan dan fisikawan seperti Newton
dan Euler, kita tidak hanya memahami gerakan benda pada tingkat dasar,
tetapi juga telah mampu mengembangkan kerangka kerja yang lebih luas
untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena fisika yang
semakin kompleks.
Dari kontribusi Isaac Newton dan Leonhard Euler, kita dapat
menyimpulkan bahwa pemahaman tentang gerakan dan jarak tempuh
suatu benda menjadi lebih komprehensif melalui kombinasi prinsip fisika
dan alat matematika. Newton, dengan Hukum Kedua Newton,
menunjukkan keterkaitan antara gaya, massa, dan percepatan,
memberikan dasar yang kokoh untuk menjelaskan gerakan benda. Di sisi
lain, Euler, dengan pengembangan kalkulus, menyediakan alat
matematika yang memungkinkan deskripsi yang lebih rinci tentang
perubahan dan akumulasi dalam pergerakan.
Dengan menggabungkan kontribusi keduanya, kita memperoleh
pendekatan yang holistik terhadap dinamika benda. Hukum gerak
Newton memberikan prinsip-prinsip fisika dasar, sementara kalkulus
Euler memungkinkan kita untuk merinci dan mengukur perubahan
tersebut secara matematis. Gabungan ini tidak hanya memberikan
pemahaman yang lebih mendalam tentang gerakan benda pada tingkat
makro, tetapi juga memfasilitasi analisis yang lebih rinci pada tingkat
mikro, mencakup konsep turunan dan integral.

15
2.3 Percepatan Gravitasi
2.3.1 Pengertian Percepatan Gravitasi
Menurut Isaac Newton, percepatan gravitasi adalah gaya tarik yang
bekerja antara dua benda bermassa karena adanya interaksi gravitasi.
Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa setiap benda di alam
semesta saling menarik satu sama lain dengan gaya gravitasi yang
sebanding dengan produk massa kedua benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak di antara mereka.
Percepatan gravitasi ini didefinisikan oleh hukum gravitasi universal
Newton sebagai:

𝑚1 𝑚2
𝐹=𝐺
𝑟2

Keterangan:
F = Gaya tarik-menarik (N)
G = Konsatanta gravitasi (6,672×10−11 𝑚3 /𝑘𝑔𝑠2 )
𝑚1 = massa benda pertama (kg)
𝑚2 = masssa benda kedua (kg)
r = jarak antara kedua benda (m)

Dengan demikian, percepatan gravitasi (g) di permukaan bumi,


sebagai contoh, dapat dihitung menggunakan rumus:

𝑓
𝑔=
𝑚

Keterangan:
g = Percepatan gravitasi (9,8 m/𝑠2 )
f = Gaya gravitasi (N)
m = massa benda (kg)

16
Hukum gravitasi Newton memberikan pendekatan yang cukup
akurat untuk menggambarkan interaksi gravitasi di kebanyakan situasi
sehari-hari dan tetap menjadi dasar bagi banyak perhitungan dalam ilmu
fisika klasik.
Dalam teori relativitas umumnya, Albert Einstein memperkenalkan
pandangan baru terkait gravitasi. Menurut Einstein, gravitasi bukanlah
hanya gaya tarik seperti yang dijelaskan oleh hukum gravitasi Newton.
Sebaliknya, Einstein menggambarkan gravitasi sebagai hasil dari
lengkungan ruang-waktu oleh massa.
Dalam kerangka teori relativitas umum, massa dan energi
menentukan geometri ruang-waktu di sekitarnya. Benda-benda dalam
medan gravitasi mengikuti lintasan terkembang ini yang dipengaruhi
oleh lengkungan ruang-waktu tersebut. Oleh karena itu, konsep
percepatan gravitasi dalam teori ini bukanlah akibat langsung dari gaya
tarik, tetapi lebih kepada perubahan dalam jalur benda dalam ruang-
waktu yang terdeformasi.
Dengan kata lain, Einstein menggambarkan gravitasi sebagai efek
dari massa "membengkokkan" ruang-waktu di sekitarnya. Ini membuka
pintu untuk memahami fenomena seperti pergeseran merah cahaya, lensa
gravitasi, dan perubahan waktu yang dapat diamati dalam kehadiran
medan gravitasi yang kuat, seperti dekat dengan objek bermassa besar
seperti lubang hitam.
Dalam konteks relativitas umum Einstein, perbedaan konseptual
yang signifikan terletak pada pemahaman mengenai waktu. Menurut
teori ini, medan gravitasi mempengaruhi waktu, sehingga waktu berjalan
lebih lambat di tempat dengan medan gravitasi yang lebih kuat. Konsep
ini telah diuji dan terbukti melalui eksperimen, seperti pengamatan jam
atom di pesawat terbang atau di sekitar objek bermassa besar.
Penting untuk dicatat bahwa sementara hukum gravitasi Newton
memberikan hasil yang sangat akurat dalam kebanyakan situasi sehari-
hari, teori relativitas umum Einstein diperlukan untuk menjelaskan

17
fenomena yang terjadi pada skala yang sangat besar, seperti pergerakan
planet dan galaksi, di mana efek relativitas menjadi lebih mencolok.
Selain itu, teori relativitas umum telah mengilhami penelitian lebih
lanjut tentang sifat materi gelap dan energi gelap, yang sebagian besar
masih menjadi misteri dalam pemahaman kita tentang alam semesta.
Konvergensi antara pandangan Newton dan Einstein memberikan
landasan untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang struktur dan
evolusi alam semesta yang terus berkembang.
Pemahaman baru tentang percepatan gravitasi dapat ditemukan
dengan mengintegrasikan pandangan Albert Einstein dan Isaac Newton.
Menurut Einstein dalam teori relativitas umumnya, gravitasi tidak hanya
dipahami sebagai gaya tarik, melainkan sebagai hasil dari lengkungan
ruang-waktu oleh massa. Ini menawarkan perspektif geometris dan
abstrak terhadap fenomena gravitasi. Sementara itu, Isaac Newton
melihat percepatan gravitasi sebagai gaya tarik antara dua benda
bermassa, dengan hukum gravitas universalnya yang sederhana dan
langsung.
Pemahaman baru ini menggabungkan kompleksitas geometris
relativitas umum dengan formulasi praktis hukum gravitasi Newton.
Dengan demikian, kita dapat melihat gravitasi sebagai interaksi dinamis
antara massa yang memengaruhi struktur ruang-waktu, sekaligus
menciptakan gaya tarik yang dapat diukur. Pendekatan ini
memungkinkan kita untuk memahami gravitasi di berbagai skala, dari
skala kosmik hingga situasi sehari-hari, membentuk landasan holistik
untuk memahami dasar alam semesta yang kompleks.

18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh dari panjang meriam terhadap jarak tempuh bola Meriam
Panjang meriam memiliki dampak signifikan terhadap jarak tempuh bola
meriam dalam sebuah tembakan. Fisika dasar menyatakan bahwa semakin
panjang meriam, semakin besar energi yang dapat ditransfer ke bola meriam
saat tembakan dilakukan (Money, 2007). Menurut hukum fisika, energi kinetik
(E) sebanding dengan kuadrat kecepatan (v) bola, yang dapat dinyatakan dalam
rumus:

1
𝐸 = 𝑚𝑣 2
2

Keterangan:
E = Energi kinetik (J)
m = massa benda (kg)
v = Kecepatan benda (m/s)

Panjang meriam berkontribusi langsung pada kecepatan keluaran proyektil


dan pada gilirannya, memengaruhi jarak yang dapat dicapai oleh bola
meriam.
Pertama, panjang meriam mempengaruhi percepatan bola meriam selama
fase tembakan. Lebih banyak panjang meriam memungkinkan gas hasil
pembakaran memiliki ruang lebih panjang untuk memberikan dorongan pada
bola meriam. Oleh karena itu, kecepatan bola meriam meningkat seiring
dengan panjang meriam, yang merupakan faktor kunci dalam penentuan jarak
tempuhnya.

19
Gambar 1 Contoh meriam panjang

Gambar 2 Contoh meriam pendek

Selain itu, panjang meriam juga memengaruhi sudut tembakan efektif.


Semakin panjang meriam, semakin besar rentang sudut yang dapat digunakan
untuk mencapai jarak maksimal. Ini disebabkan oleh fakta bahwa panjang
meriam memungkinkan lebih banyak kontrol terhadap arah dan sudut
tembakan, memaksimalkan jarak yang dapat dicapai dengan optimal.
Selain panjang meriam, terdapat beberapa faktor tambahan yang ikut
berperan dalam menentukan jarak tempuh bola meriam. Salah satunya adalah
massa bola meriam, yang dapat memengaruhi inersia dan stabilitas proyektil
selama penerbangan. Semakin besar massa bola meriam, semakin stabil
trajektori tembakan, namun terdapat trade-off dengan kecepatan yang dapat
dicapai.
Selanjutnya, keberlanjutan energi proyektil selama penerbangan menjadi
aspek kunci dalam mencapai jarak maksimal. Upaya untuk meminimalkan

20
kehilangan energi selama perjalanan dapat melibatkan pemilihan material yang
ringan dan kokoh, serta desain proyektil yang mengurangi dissipasi energi.
Pemilihan amunisi juga sangat berkontribusi pada kinerja meriam.
Amunisi dengan desain aerodinamis yang baik dan bahan yang tepat dapat
meningkatkan stabilitas dan efisiensi tembakan, memperpanjang jarak yang
dapat dicapai. Pemilihan jenis muatan juga menjadi faktor penting, dengan
muatan yang dioptimalkan untuk mencapai jarak maksimal.
Penting untuk mencatat bahwa perawatan dan pemeliharaan meriam juga
memiliki dampak langsung pada kinerjanya. Meriam yang terawat dengan baik
dan sistem mekanis yang optimal dapat memastikan konsistensi dalam
tembakan, menghindari potensi kegagalan atau kerusakan yang dapat
memengaruhi kinerja meriam.
Salah satu cara untuk memaksimalkan panjang dari sebuah meriam adalah
dengan memanfaatkan material ringan dan kuat dalam konstruksi meriam
untuk mengurangi bobot, yang pada gilirannya memungkinkan peningkatan
panjang tanpa mengorbankan kestabilan struktural. Desain yang efisien akan
memaksimalkan penggunaan material untuk mendukung panjang meriam yang
lebih besar.
Kemudian, jenis bahan bakar dan propelan yang digunakan dalam meriam
juga memiliki dampak signifikan. Propelan dengan energi potensial yang tinggi
dapat memberikan dorongan maksimal pada bola meriam, meningkatkan
kecepatan keluaran proyektil. Pemilihan propelan yang tepat dapat menjadi
kunci dalam meningkatkan jarak tempuh.
Sistem pengarah dan presisi tembakan juga memainkan peran penting.
Semakin canggih sistem pengarah, semakin akurat tembakan, yang pada
gilirannya dapat memaksimalkan efisiensi penggunaan energi untuk mencapai
jarak yang diinginkan.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini bersama dengan panjang
meriam, dapat dihasilkan pemahaman yang lebih holistik tentang pengaruh
berbagai variabel terhadap jarak tempuh bola meriam. Integrasi elemen-elemen

21
ini dalam perancangan meriam dan strategi militer dapat meningkatkan
efektivitas senjata artileri dalam berbagai konteks pertempuran.

3.2 Pengaruh percepatan gravitasi bumi terhadap jarak tempuh bola meriam
Percepatan gravitasi Bumi memiliki dampak substansial pada jarak tempuh
bola meriam. Konsep dasar di sini adalah bahwa bola meriam yang
ditembakkan secara horizontal akan terpengaruh oleh gaya gravitasi yang
menariknya ke bawah. Percepatan gravitasi (g) memberikan tambahan
kecepatan vertikal pada bola meriam selama penerbangan.
Percepatan vertikal ini, meskipun tidak secara langsung berkontribusi pada
arah horizontal, memengaruhi waktu penerbangan dan ketinggian maksimal
proyektil. Dengan meningkatnya percepatan gravitasi, bola meriam akan jatuh
lebih cepat, mengurangi waktu penerbangan, dan pada gilirannya,
mempengaruhi jarak tempuh secara keseluruhan.

Gambar 3 Contoh lintasan bola meriam

Seiring dengan proyektil meluncur, percepatan gravitasi menariknya ke


bawah, mempengaruhi trajektori tembakan. Semakin besar percepatan
gravitasi, semakin cepat proyektil jatuh ke bawah, mengurangi jarak yang
dapat dicapai oleh bola meriam.

22
Penting untuk diketahui bahwa percepatan gravitasi bumi tidak konstan di
semua lokasi di permukaan bumi. Lokasi dengan ketinggian yang berbeda atau
pada lintang yang berbeda dapat memiliki nilai percepatan gravitasi yang
bervariasi. Perbedaan ini dapat memengaruhi tinggi dan jarak tempuh bola
meriam.
Penting juga untuk mengakui bahwa dalam situasi praktis, faktor
lingkungan seperti kelembaban udara, suhu, dan tekanan atmosfer dapat
memengaruhi performa bola meriam. Penelitian lebih lanjut dan uji coba
lapangan dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana
variabilitas ini memengaruhi tembakan dalam kondisi nyata.
Daerah dengan percepatan gravitasi lebih rendah, seperti pada ketinggian
tinggi, dapat memberikan keuntungan dalam jarak tempuh karena gaya
gravitasi yang lebih lemah. Sebaliknya, daerah dengan percepatan gravitasi
yang lebih tinggi dapat mempersingkat jarak tempuh. Oleh karena itu, faktor
ini perlu dipertimbangkan dalam merencanakan penggunaan meriam di lokasi
yang berbeda.
Selain percepatan gravitasi, faktor-faktor lain juga turut memainkan peran
dalam menentukan jarak tempuh bola meriam. Pertama-tama, kecepatan awal
proyektil sangat penting. Semakin tinggi kecepatan awal bola meriam, semakin
besar jarak tempuhnya, dan ini dapat sebagian mengatasi efek percepatan
gravitasi.
Selain itu, sudut tembakan juga memengaruhi kinerja. Sudut tembakan
yang optimal dapat memaksimalkan jarak tempuh dengan memanfaatkan baik
komponen horizontal maupun vertikal dari kecepatan awal.
Dalam optimalisasi jarak tempuh bola meriam di bawah pengaruh
percepatan gravitasi, perlu dicari solusi yang mengatasi hambatan yang
ditimbulkan oleh gaya gravitasi. Meningkatkan kecepatan awal, memilih sudut
tembakan yang tepat, dan menggunakan desain proyektil yang aerodinamis
dapat menjadi strategi dalam mengatasi tantangan ini.
Mengatur sudut tembakan untuk mencocokkan karakteristik percepatan
gravitasi di lokasi tertentu sangat diperlukan. Pemahaman yang mendalam

23
tentang perbedaan ini dapat membantu dalam menghitung sudut yang optimal
untuk mencapai jarak maksimal.
Penting untuk mencatat bahwa resistensi udara juga menjadi faktor penting
dalam mengoptimalkan jarak tempuh bola meriam. Ketika proyektil meluncur
melalui udara, gaya gesekan udara dapat mengurangi kecepatan dan jarak
tempuhnya. Oleh karena itu, pengurangan resistensi udara melalui desain
proyektil yang aerodinamis dapat memberikan kontribusi signifikan pada
peningkatan efisiensi tembakan.
Penggunaan teknologi seperti sistem peluncuran yang dapat dikendalikan
secara presisi juga dapat membantu mengimbangi efek gravitasi. Pemodelan
matematis dan simulasi komputer dapat digunakan untuk memahami secara
lebih mendalam cara berbagai faktor saling berinteraksi di bawah pengaruh
gravitasi.
Dengan memperhatikan semua variabel ini, desain bola meriam dapat
dioptimalkan untuk mencapai jarak tempuh maksimal, bahkan dalam kondisi
percepatan gravitasi yang bervariasi. Keseluruhan, pemahaman mendalam
tentang interaksi kompleks antara faktor-faktor ini krusial dalam
mengembangkan sistem meriam yang efisien.

3.3 Penyebab perbedaan jarak tempuh meriam cetbang dengan meriam pada
umumnya
Perbedaan jarak tempuh antara meriam cetbang dan meriam pada
umumnya dapat disebabkan oleh faktor desain yang unik pada meriam cetbang.
Salah satu perbedaan mencolok adalah bentuk laras yang lebih pendek pada
meriam cetbang. Desain ini mempengaruhi energi yang dapat ditransfer ke
proyektil selama tembakan, menghasilkan jarak tempuh yang berbeda
dibandingkan dengan meriam tradisional.
Meriam cetbang sering kali memiliki bentuk yang lebih khusus dan desain
yang memungkinkan efisiensi tembakan dengan jarak tempuh yang optimal.
Faktor-faktor seperti panjang laras, diameter laras, dan bobot meriam cetbang
dapat berkontribusi pada perbedaan tersebut.

24
Meriam cetbang memiliki prinsip dasar yang berbeda dengan meriam pada
umumnya. Meriam cetbang menggunakan sistem hembusan angin (windage)
yang lebih rendah, sehingga menghasilkan tekanan udara yang lebih tinggi
pada proyektilnya. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan jarak tempuh, karena
gaya dorong yang lebih besar dapat dialami oleh proyektil meriam cetbang.
Perbedaan massa proyektil dan jenis propelan yang digunakan oleh
meriam cetbang juga dapat menjadi salah satu penyebab perbedaan jarak
tempuh dibandingkan dengan meriam konvensional. Massa proyektil yang
lebih ringan dapat memberikan kecepatan awal yang lebih tinggi, tetapi pada
saat yang sama dapat mempercepat penurunan ketinggian selama penerbangan.

Gambar 4 Meriam cetbang

Gambar 5 Contoh meriam konvensional

Pemilihan propelan yang sesuai juga penting. Propelan berbasis energi


tinggi atau teknologi propulsi inovatif pada meriam cetbang dapat memberikan

25
dorongan maksimal, yang memengaruhi kecepatan keluaran proyektil dan,
akhirnya, jarak tempuhnya.
Selain itu, meriam cetbang juga dapat menggunakan bahan bakar tertentu,
seperti gas atau bahan bakar padat, yang memberikan dorongan tambahan pada
proyektil. Keberhasilan mencapai jarak maksimal tidak hanya dipengaruhi oleh
kecepatan keluaran proyektil tetapi juga oleh presisi tembakan, memerlukan
tingkat akurasi yang tinggi dalam sudut tembakan yang lebih rendah.
Beberapa meriam cetbang modern menggunakan bahan bakar tertentu,
seperti gas atau bahan bakar padat, yang dapat memberikan dorongan
tambahan pada proyektilnya. Dalam kasus ini, perbedaan jenis bahan bakar dan
teknologi propulsi dapat memainkan peran dalam menentukan jarak tempuh
meriam cetbang dibandingkan dengan meriam konvensional yang
menggunakan bubuk mesiu atau bahan bakar lainnya.
Meriam cetbang juga cenderung memiliki sudut tembakan yang lebih
rendah dibandingkan dengan meriam konvensional. Hal ini dapat
mempengaruhi jarak tempuh karena lintasan proyektil menjadi lebih datar.
Keberhasilan meriam cetbang dalam mencapai jarak maksimal juga
bergantung pada presisi tembakan, karena sudut tembakan yang lebih rendah
menuntut tingkat presisi yang lebih tinggi untuk mencapai target yang
diinginkan.
Selain itu, faktor kegunaan dari meriamnya pun juga berbeda. Meriam
cetbang yang lebih kecil sering dipilih karena lebih mudah untuk dipindahkan,
lebih ringan, dan lebih fleksibel dalam penggunaannya, terutama dalam
konteks militer atau pertahanan. Ukuran yang lebih kecil memungkinkan
mobilitas yang lebih baik dan mempermudah manuver di medan yang beragam.
Meriam cetbang juga lebih sering digunakan untuk pertahanan pantai atau
serangan maritim. Kegunaannya meliputi pertahanan terhadap serangan musuh
dari laut dan penjagaan wilayah pesisir. Meriam cetbang biasanya ditempatkan
di benteng atau struktur pertahanan lainnya di sepanjang pantai,
memungkinkan pasukan untuk memberikan tembakan kepada kapal-kapal

26
musuh yang mendekat. Senjata ini memiliki peran sejarah yang penting dalam
pertahanan pesisir Indonesia.
Mengingat peran meriam cetbang dalam pertahanan pesisir, topografi atau
geografi dari wilayah pesisir juga dapat memengaruhi jarak tempuhnya.
Kondisi laut, pasang-surut, dan karakteristik geografis pantai dapat menjadi
faktor tambahan yang perlu dipertimbangkan dalam mengoptimalkan kinerja
meriam cetbang.
Penting untuk dicatat bahwa meriam cetbang sering kali mengandalkan
sudut tembakan yang lebih rendah daripada meriam konvensional. Hal ini
dapat secara signifikan memengaruhi jarak tempuh karena membuat lintasan
proyektil menjadi lebih datar. Dalam konteks pertahanan pesisir, aspek ini
menjadi krusial karena memungkinkan pasukan untuk memberikan tembakan
yang efektif kepada kapal musuh yang mendekat.
Selain faktor mobilitas, meriam cetbang yang lebih kecil juga dapat
memiliki biaya produksi dan perawatan yang lebih rendah. Ukuran yang lebih
kecil dapat mengurangi biaya bahan baku dan proses produksi, serta
memerlukan jumlah perawatan yang lebih sedikit. Hal ini dapat menjadi
pertimbangan penting dalam perencanaan anggaran militer.
Karena biaya produksi yang lebih kecil meriam cetbang bisa diproduksi
secara massal dengan biaya yang relatif murah daripada meriam pada
umumnya sehingga tetap dapat memenuhi kebutuhan persenjataan di
kemiliteran.

27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Panjang dari sebuah meriam memiliki dampak yang signifikan terhadap
jarak tempuh bola meriam. Banyak faktor yang dapat menyebabkan panjang
meriam memengaruhi jarak tempuh sebuah meriam seperti kecepatan awal,
sudut tembakan, dan bahan bakar dari meriam itu sendiri.
Selain itu, percepatan gravitasi bumi juga memainkan peran penting dalam
mempengaruhi jarak tempuh tersebut. Bola meriam yang ditembakkan akan
terpengaruh oleh percepatan gravitasi yang pada akhirnya akan dapat
memengaruhi waktu penerbangan, ketinggian maksimal, dan jarak tempuh
meriam tersebut.
Selanjutnya, perbedaan jarak tempuh antara meriam cetbang dan meriam
konvensional memunculkan pengaruh yang menarik dan dapat dijelaskan
melalui faktor-faktor khusus yang perlu dipertimbangkan dalam desain dan
penggunaan meriam. Mekanisme meriam cetbang yang menggunakan sistem
hembusan angin (windage) yang berbeda dari meriam konvesional, perbedaan
massa proyektil, dan juga faktor kegunaan yang berbeda menyebabkan
terjadinya perbedaan jarak tempuh meriam cetbang dengan meriam
konvensional.

4.2 Saran
4.2.1 Penulis didalam melaksanakan karya ilmiah hendaknya mampu
mengoptimalkan pengambilan data dengan baik.
4.2.2 Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian yang
serupa, diharapkan dapat meneliti faktor lainnya yang memiliki
pengaruh lebih kuat dengan hasil belajar sehingga dapat memberikan
hasil yang lebih baik.

28
DAFTAR PUSTAKA

Averoes, M. (2020, September 6). Antara Cerita dan Sejarah: Meriam Cetbang
Majapahit. Jurnal Sejarah, Vol. 3(2), 2020, 3, 89-100. Diambil Oktober 18,
2023, dari catatannusantara:
https://www.catatannusantara.com/pustaka/mj779mcb2cagc8y-smc45-
jf6ec-nh8jf-h3fgh-sybre-y3rg8-rc2hn-ekmw4-2nxgg-apeay-teyd7-jcff9-
s276e-ff39j-dn55p-ea9ed-y2jfm-a9ea6-wpg8s-5p56s-8bhnn-t6ym2-mkjfl-
xhhye-kdhna-hgen2-bm9yx-rkpaz-g5jj8?rq=antara%20cerita%20dan
Beck, K. (2020, Desember 28). How Does a Cannon Work. Diambil Oktober 25,
2023, dari sciencing: https://sciencing.com/a-cannon-work-4911702.html
Clark, Jhattu, D., & Louise. (2014, Mei 29). The Effect of Barrel Length on
Projectile Velocity in a Pressurized Air Cannon. Daimbil Oktober 28, 2023,
dari tuhsphysics:
https://tuhsphysics.ttsd.k12.or.us/Research/IB14/ClarJhat/index.htm
Einstein, A. (2005). Relativity: The Special and the General Theory. In A. Einstein,
Relativity: The Special and the General Theory (pp. 70-73). Bogor: Grafika
Mardi Yuana. Diambil Desember 24, 2023
Guilmartin, J. F. (1999, Juli 26). Military Technology. Diambil Januari 1, 2024, dari
Britannica: https://www.britannica.com/technology/military-technology
Juniardi, W., & Cecep. (2022, November 13). Materi Gerak Prabola dari Definisi,
Rumus, dan Contoh. Diambil Desember 13, 2023, dari quipper:
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/fisika/gerak-parabola
Money, F. (2007, Oktober 31). Canon Length: Why Does it Matter? Diambil Januari
2, 2024, dari physicsforums:
https://www.physicsforums.com/threads/cannon-length-why-does-it-
matter.195217/
Pijar Belajar. (2023, Febuari 28). Hukum Gravitasi Newton: Rumus, Penerapan,
dan Contoh Soalnya. Diambil November 28, 2023, dari pijarbelajar:
https://www.pijarbelajar.id/blog/hukum-gravitasi-newton#hukum-
gravitasi-newton

29
Purbowati, D. (2023, November 11). Mengenal Energi Kinetik dan Potensial,
Perbedaan, dan Contoh Soal. Diambil Desember 12, 2023, dari akupintar:
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/mengenal-energi-kinetik-dan-
potensial-perbedaan-dan-contoh-soal
Sari, E. K. (2002). Tinjauan Teori Gravitasi Secara Klasik dan Modern. Teori
Gravitasi Galileo, Teori Gravitasi Newton dan Teori Gravitasi Einstein
Beserta Kekurangan dan Kelebihannya, 5-74. Diambil Desember 24, 2023,
dari Repository Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya:
http://repository.ukwms.ac.id/id/eprint/16226/

30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI
Nama : Arsenio Irvan Ramadhian
Nomor Induk/NISN : 9096/0051303215
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 2 November 2005
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Email : arsnrmdhn@gmail.com
Alamat : Jl. Kemayoran Gempol Rt. 03 Rw. 09 no. 6 Kel.
Kebon Kosong, Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat,
DKI Jakarta, Indonesia
No. Telpon : 085781515716
Ayah : Astalistianto
Ibu : Diah Tantri
PENDIDIKAN FORMAL
SD Negeri 05 Pagi ( 2013-2018 )
SMP Negeri 5 Jakarta ( 2018-2021 )
SMA Muhammadiyah 2 Jakarta ( 2021-2024 )

31
LAMPIRAN

Gambar 3 Brosur Meriam di History of Java Museum

Gambar 4 Foto bersama

32

Anda mungkin juga menyukai