Anda di halaman 1dari 32

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DI TK NURIADEEN CENDEKIA KELOMPOK B2 DESA PONDOK UDIK

KECAMATAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

Proposal Skirpsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Strata

Satu (S1) dalam Bidang Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (S.Pd.)

Oleh :

CHILLA ANANDITA PUTRI

NIM : 2021009

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA

JAKARTA

2024

1
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Skirpsi dengan judul “Persepsi Orang Tua Terhadap Kualitas Pendidikan

Anak Usia Dini Di Tk Nuriadeen Cendekia Kelompok B2 Desa Pondok Udik Kecamatan

Kemang Kabupaten Bogor.”

Yang disusun oleh Chilla Anandita Putri Nomor Induk Mahasiswa 2021009 telah

diperiksa dan disetujui untuk diajukan ke seminar proposal.

Bogor, 12 Januari 2024


Diterima dan disahkan Oleh,
Dosen Pembimbing

Waspada, S.Ag., M.M.

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. atas ridho-Nya penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP

KUALITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TK NURIADEEN CENDEKIA

DESA PONDOK UDIK KECAMATAN KEMANG KABUPATEN BOGOR”. Sholawat

dan salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya,

sahabatnya dan terhadap umatnya sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini masi jauh dari

kesempurnaan, mengingat keterbatasan, kemampuan, dan pengetahuan penulis. Oleh karena

itu, penulis harapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi menambah

pengetahuan penulis.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada yang terhormat :

1. Kedua orang tua yang tercinta dan teristimewa Ayah Alm. Anang Budi Darmawan

dan Ibu Suhaenah yang selalu mendoakan, membantu, memberi dukungan serta

motivasi penulis untuk selalu semangat dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

2. H. Syahrizal Syarif M. PH., P. hD selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama

Indonesia.

3. Bapak Dede Setiawan M, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

4. Ibu Renti Aprisyah, M. Pd selaku Ketua Program Studi S1 Pendidikan Anak Usia

Dini Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia

5. Bapak Waspada, S. Ag, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, saran, serta motivasi kepada penulis selama penulisan proposal ini.

iii
6. Ibu Zahrotun Nisa, S. Pd selaku kepala sekolah TK Nuriadeen Cendekia yang telah

memberikan izin, saran serta motivasi untuk melakukan penelitian ini

7. Teruntuk Chilla Anandita Putri yang telah menyelesaikan proposal skripsi ini dengan

penuh semangat.

Semoga segala amal baik dan bantuannya yang telah penulis terima mendapatakan

balasan dan pahala dari Allah SWT. Aamiinn.

Dan penulis berharap mudah-mudahan proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulisan khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, 12 Januari 2024

Penulis

Chilla Anandita Putri

2021009

iv
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................v

DAFTAR TABEL..................................................................................................................vii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang Penelitian............................................................................................1

B. Rumusan Penelitian......................................................................................................3

C. Pertanyaan Penelitian...................................................................................................4

D. Tujuan Penelitian..........................................................................................................4

E. Manfaat Penelitian........................................................................................................4

F. Sistematika Penulisan...................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

KAJIAN TEORI.......................................................................................................................6

A. Kajian Teori...................................................................................................................6

1. Persepsi Orang Tua......................................................................................................6

2. Pengertian Orang tua.................................................................................................10

3. Kualitas Pendidikan...................................................................................................11

4. Pendidikan Anak Usia Dini.......................................................................................12

B. Kerangka Berpikir......................................................................................................12

v
C. Tinjauan Penelitian Terdahulu..................................................................................13

BAB III....................................................................................................................................18

METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................................18

A. Metode Penelitian........................................................................................................18

B. Waktu dan Lokasi Penelitian.....................................................................................18

C. Deskripsi Penelitian....................................................................................................20

D. Informan Penelitian....................................................................................................20

E. Teknik Pengumpulaan Data.......................................................................................20

F. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian................................................................................21

G. Teknik Analisis Data...............................................................................................22

H. Validasi Data (Validitas dan Reliabilitas Data)....................................................22

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................24

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kerangaka Berpikir.............................................................................................13

Tabel 2. 2 Tinjauan Penelitian Terdahulu...........................................................................13

Tabel 3. 1 Waktu Penelitian..................................................................................................19

Tabel 3. 2 Kisi – Kisi Instrumen...........................................................................................22

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan harus dimulai sejak dini karena memiliki peran yang sangat penting karena

pada usia ini berbagai aspek pertumbuhan dan perkembangan anak mulai dan sedang

berlangsung, yang akan menjadi dasar dan penentu perkembangan anak selanjutnya.

Menurut Noorlaila (2010), keberhasilan dalam menjalankan tugas perkembangan pada

tahap tertentu akan berdampak pada keberhasilan pada tahap perkembangan berikutnya.

Pada masa kanak-kanak terdapat masa perkembangan emas, yang sangat penting untuk

anak mendapatkan pendidikan terbaik selama masa perkembangan emasnya. Pendidikan

anak harus dimulai sedini mungkin agar perkembangannya tidak terlewatkan atau

terlambat. Karena itu, penting bagi anak untuk diberikan pendidikan usia dini agar

mereka siap untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Mukhtar (2013).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) didefinisikan oleh Undang-undang tentang Sistem

Pendidikan Nasional sebagai upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia enam tahun dan dilakukan melalui pemberian rangsangan untuk

membentu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar mereka siap

untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat

14).

Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan

ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, dan

tidak terpengaruh oleh ras atau etnis. Pendidikan Anak Usia Dini dapat dilakukan dalam

bentuk formal, nonformal, atau informal. Setiap bentuk memiliki karakteristik unik.

1
Semua orang yang dekat dengan anak pasti akan terlibat dalam mendidik anak usia

dini. Orang tua adalah pihak yang sangat penting. Orang tua adalah sepasang ayah ibu

yang ketergantungan dan membutuhkan satu sama lain. dan memainkan peran yang

signifikan dalam menjamin kelangsungan hidup suatu rumah tangga.

Peran orang tua sangat penting bagi anak selama masa dewasa mereka. Anak-anak

dididik untuk menemukan identitas mereka dan memiliki kemampuan untuk menjadi diri

mereka sendiri. Anak-anak diberi kesempatan untuk memilih sendiri karir yang sesuai

dengan kemampuan mereka. Dalam kasus ini, orang tua bertanggung jawab untuk

memberikan masukan, nasihat, dan pertimbangan atas keputusan yang telah dibuat anak

untuk menjadi orang yang sukses. Orang tua juga membantu anak mencapai cita-cita

mereka dengan memenuhi keperluan sekolah dan mengikutsertakan bimbingan belajar

ketika mereka merasa perlu Lestari (2012).

Menurut penelitian tentang persepsi orang tua di TK Nuriadeen Cendekia, orang tua

siswa dan siswi memiliki perspektif yang berbeda-beda tentang pendidikan anak usia dini.

Ini normal karena setiap orang tua memiliki pengalaman, latar belakang, dan pengetahuan

yang berbeda tentang pendidikan anak.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang tua memiliki cara yang berbeda

untuk membantu anak mereka belajar. Mungkin ada hal-hal yang bisa dilakukan untuk

meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya pendidikan anak usia dini, seperti

mengadakan sesi pengenalan tentang pentingnya pendidikan anak usia dini atau memberi

orang tua akses ke sumber daya yang dapat mereka gunakan untuk membantu

perkembangan anak mereka di rumah.

Masyarakat mengungkapkan persepsi ini melalui persepsi dan tanggapan langsung atau

tidak langsung, karena peristiwa atau hal-hal ini dianggap baru dan belum diketahui.

Orang tua dan masyarakat memiliki perspektif yang berbeda tentang pendidikan, terutama

2
pendidikan anak usia dini. Persepsi ini berkaitan dengan proses pembelajaran, metode,

lingkungan, dan tahap pembelajaran (Asfarina, 2014).

Di TK Nuriadeen Cendekia, metode sentra digunakan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan anak usia dini. Metode sentra terdiri dari lima sentra: sentra persiapan, sentra

imtaq, sentra kreativitas, sentra bahan alam, dan sentra main peran. Selain itu, materi

pembelajaran sesuai dengan setiap sentra, memastikan bahwa setiap aspek perkembangan

anak dapat terakomodasi dengan baik.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan

judul “PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN ANAK

USIA DINI DI TK NURIADEEN CENDEKIA KELOMPOK B2 DESA PONDOK

UDIK KECAMATAN KEMANG KABUPATEN BOGOR.”

B. Rumusan Penelitian

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian menggunakan rumuskan penelitian sebgai

berikut :

1. Profil orang tua siswa siswi TK Nuriadeen Cendekia Kelompok B2.

2. Persepsi orang tua terhadap kualitas pendidikan anak usia dini.

3. Harapan orang tua terhadap peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini di TK

Nuriadeen Cendekia.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana profil orang tua siswa siswi TK Nuriadeen Cendekia Kelompok B2?

2. Bagaimana persepsi orang tua terhadap kualitas pendidikan anak usia dini?

3. Apakah harapan orang tua terhadap peningkatan kualitas pendidikan anak usia

dini di TK Nuriadeen Cendekia?

3
D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian dan tema yang menjadi fokus kajian tujuan dari

peneliti ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaima profil orang tua siswa siswi TK Nuriadeen Cendekia

Kelompok B2.

2. Untuk mengetahui bagaimana persepsi orang tua terhadap kualitas pendidikan

anak usia dini.

3. Untuk mengetahui apakah harapan orang tua terhadap peningkatan kualitas

pendidikan anak usia dini di TK Nuriadeen Cendekia.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan tentang persepsi orang tua terhadap kualitas Pendidikan Anak Usia Dini

2. Manfaat bagi Lembaga

Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi lembaga adalah dapat meningkatkan

kualitas Pendidikan yang sudah ada dan terus dikembangkan.

3. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti untuk

menjelaskan tentang persepsi orang tua terhadap kualitas Pendidikan Anak Usia Dini

di TK Nuriadeen Cendekia Desa Pondok Udik Kemang Bogor

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian disusun dengan sistematika sebagai

berikut:

Bab I : Pendahuluan

4
Bab ini berisi latar belakang, rumusan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi tentang kajian teori, kerangka teori, dan tinjauan penelitian terdahulu

Bab III : Metodologi Penelitian

Bab ini berkaitan dengan pendekatan jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian,

deskripsi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, kisi-kisi

instrumen penelitian, Teknik analisis data dan validasi data (validitas dan reabilitas

data)

Bab IV : Hasil Penelitian

Bab ini berisikan menguraikan dan menjelaskan hasil penelitian

Bab V : Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran

5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Persepsi Orang Tua
a. Pengertian Persepsi
Kata persepsi berasal dari Bahasa Inggris, perception yang artinya: persepsi,
penglihatan, tanggapan. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi
diintepretasikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, atau
proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Yufid, KBBI
elektronik). Persepsi merupakan hal yang mempengaruhi sikap, dan sikap akan
menentukan perilaku.
Abdurrahman saleh (2009) juga menambahkan, bahwa persepsi adalah proses
yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita (penginderaan)
untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling,
termasuk sadar akan diri kita sendiri. Jalaluddin Rahmat (2008) mengatakan dalam
bukunya “Psikologi Komunikasi” berpendapat bahwa “Persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa atau hubungan–hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Persepsi ialah memberikan makna
pada stimuli inderawi (sensory stimuli)
Pengertian lain juga dijelaskan bahwa persepsi adalah suatu proses
penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi
stimulus (rangsangan) yang diterima oleh sistem alat indra manusia. Jadi persepsi
pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya, bagaimana ia
mengerti dan menginterpretasikan stimulus yang ada di lingkungannya dengan
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Setelah individu mengindrakan objek di
lingkungannya, kemudian ia memproses hasil pengindraannya itu, sehingga timbullah
makna tentang objek itu. Persepsi individu terhadap objek tertentu akan
mempengaruhi pikirannya. Artinya, persepsi seseorang akan memungkinkannya
untuk memberi penilaian terhadap suatu kondisi stimulus. Desmita (2016)
Slameto (2010) mengemukakan pendapatnya pula dalam bukunya “belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya” bahwa persepsi adalah “proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui proses
inilah manusia terus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini

6
dilakukan lewat inderanya yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan
penciuman”.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa persepsi mempengaruhi perilaku
seseorang atau perilaku merupakan cermin persepsi yang dimilikinya. Persepsi adalah
tanggapan atau gambaran langsung dari suatu serapan seseorang dalam mengetahui
beberapa hal melalui panca indera. Dalam pengertian ini jelas, bahwa persepsi adalah
kesan gambaran atau tanggapan yang dimiliki seseorang setelah orang tersebut
menyerap untuk mengetahui beberapa hal (objek), melalui panca indera.
b. Terbentuknya persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang diawali oleh penginderaan.
Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat penerima yaitu alat indera. Pada umumnya stimulus tersebut diteruskan
saraf ke otak sebagai pusat susunan saraf dan proses selanjutnya merupakan proses
persepsi. Stimulus diterima oleh alat indera, kemudian melalui proses persepsi sesuatu
yang diindera tersebut menjadi sesuatu yang berarti setelah diorganisasikan dan
diinterpretasikan (Walgito, 2002: 53). Sehingga dapat dikemukakan bahwa persepsi
itu merupakan proses pengorganisasian, penginter-pretasikan terhadap stimulus yang
diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan
merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.
Walgito juga menambahkan, bahwa persepsi adalah suatu kesan terhadap
suatu objek yang diperoleh melalui proses penginderaan, pengorganisasian, dan
interpretasi terhadap obyek tersebut yang diterima oleh individu, sehingga merupakan
suatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Pendapat
ini tidak bertentangan dengan pendapat sebelumnya, tetapi justru lebih menjelaskan
proses terjadinya yaitu setelah penyerapan maka gambaran-gambaran yang diperoleh
lewat panca indera itu kemudian diorganisir, kemudian diinterpretasi (ditafsirkan)
sehingga mempunyai arti atau makna bagi individu, sedang proses terjadinya persepsi
tersebut merupakan satu kesatuan aktifitas dalam diri individu.
Adapun menurut Robbins (2007:175), persepsi adalah sebuah proses saat
individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna
memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan
pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Istilah
persepsi sering dikacaukan dengan sensasi. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, saat
stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan

7
ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut. Sebagai misal meja yang
terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja. Sebaliknya
persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat
stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan
kenangan di masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.
Menurut Davidoff, persepsi merupakan cara kerja atau proses yang rumit dan
aktif, karena tergantung pada sistem sensorik dan otak (Davidoff, 1988: 273). Bagi
manusia, persepsi merupakan suatu kegiatan yang fleksibel, yang dapat menyesuaikan
diri secara baik terhadap masukan yang berubah-ubah. Dalam kehidupan seharihari,
tampak bahwa persepsi manusia mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan
baik terhadap lingkungan dan budayanya. Dalam konteks ini, pengalaman-
pengalaman pada berbagai kebudayaan yang berbeda dapat mempengaruhi bagaimana
informasi penglihatan itu diproses.
c. Faktor-Faktor Persepsi
Adapun faktor-faktor yang berperan dalam persepsi menurut Walgito (2010)
antaralain:
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus
dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari
dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima
yang bekerja sebagai reseptor.
2) Alat indera, syaraf dan susunan syaraf
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di samping itu
juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk
persepsi seseorang.
3) Perhatian
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian,
yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain
dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus,

8
meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok
dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya
sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaanperbedaan
individu, perbedaan- perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi
dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses
belajar, dan pengetahuannya.
d. Indikator persepsi
Persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu melalui panca indera
kemudian di analisis (diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga
individu tersebut memperoleh makna. Pendapat Robbins lebih melengkapi pendapat-
pendapat sebelumnya, yaitu adanya unsur -unsur evaluasi atau penilaian terhadap
obyek persepsi. Robbins (2007) menetapkan indikator-indikator persepsi menjadi dua
macam, yaitu:
1) Penerimaan
Proses penerimaan merupakan indikator terjadinya persepsi dalam tahap
fisiologis, yaitu berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari luar.
2) Evaluasi
Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian dievaluasi
oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif. Individu yang satu menilai suatu
rangsang sebagai sesuatu yang sulit dan membosankan. Tetapi individu yang lain
menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu yang bagus dan
menyenangkan.
Sedangkan indikator persepsi menurut Bimo Walgito antara lain:
1) Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu
Rangsang atau objek tersebut diserap atau diterima oleh panca indera, baik
penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pengecap secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama. Dari hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat
indera tersebut akan mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak.
Gambaran tersebut dapat tunggal maupun jamak, tergantung objek persepsi yang
diamati. Di dalam otak terkumpul gambarangambaran atau kesan-kesan, baik
yang lama maupun yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut
tergantung dari jelas tidaknya rangsang, normalitas alat indera dan waktu, baru
saja atau sudah lama.

9
2) Pengertian atau pemahaman
Setelah terjadi gambaran-gambaran atau kesan-kesan di dalam otak, maka
gambaran tersebut diorganisir, digolong-golongkan (diklasifikasi), dibandingkan,
diinterpretasi, sehingga terbentuk pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya
pengertian atau pema-haman tersebut sangat unik dan cepat. Pengertian yang
terbentuk tergantung juga pada gambaran-gambaran lama yang telah dimiliki
individu sebelumnya (disebut apersepsi).
3) Penilaian atau evaluasi
Setelah terbentuk pengertian atau pemahaman, terjadilah penilaian dari individu.
Individu membandingkan pengertian atau pemahaman yang baru diperoleh
tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki individu secara subjektif.
Penilaian individu berbeda-beda meskipun objeknya sama, oleh karena itu
persepsi bersifat individual.
Melalui persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan diri
individu yang bersangkutan. Persepsi selalu berkaitan dengan pengalaman dan tujuan
seseorang pada waktu terjadinya proses persepsi. Ia merupakan tingkah laku selektif,
bertujuan, dan merupakan proses pencapaian makna, dimana pengalaman merupakan
faktor penting yang menentukan hasil persepsi (Sutopo, 1996: 133). Tingkah laku
selalu didasarkan pada makna sebagai hasil persepsi terhadap kehidupan para
pelakunya. Apa yang dilakukan, dan mengapa seseorang melakukan berbagai hal,
selalu didasarkan pada batasan-batasan menurut pendapatnya sendiri, dan dipengaruhi
oleh latar belakang budayanya yang khusus (Spradle, 1980: 137). Budaya yang
berbeda, melatih orang secara berbeda pula dalam menangkap makna suatu persepsi,
karena kebudayaan merupakan cara khusus yang membentuk pikiran dan pandangan
manusia.
Dari teori-teori di atas, dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses
dimana individu-individu memperoleh anggapan-anggapan sebagai hasil interpretasi
dari objek yang diamatinya secara selektif. (Akbar, 2015)
2. Pengertian Orang tua
Pengertian “orang tua” hendaknya diartikan dalam konteks yang luas, yaitu
tidak hanya “orang tua” di rumah (sebagai ayah dan ibu), melainkan juga sebagai
“orang tua” di luar rumah (sebagai anggota masyarakat, pejabat sipil maupun
militer, pengusaha, agamawan, guru, dan profesi lainnya). Mardiyah (2015)

10
Orang tua adalah pertama dan utama dalam keluarga, dikatakan pendidik yang
pertama di tempat inilah anak mendapatkan bimbingan dan kasih sayang yang
pertama kalinya. Dikatakan pendidikan utama karena pendidikan dari tempat ini
mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan anak kelak di kemudian hari, karena
perannya sangat penting maka orang tua harus benar-benar menyadari sehingga
mereka dapat memperankan sebagaimana mestinya. Orang tua merupakan
pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak
mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidik
terdapat dalam kehidupan keluarga. Daradjat. (2006)
Orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anak mereka, karena dari
merekalah anak-anak mulai menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk
pertama pendidikan anak terdapat dalam kehidupan keluarga. Daradjat (2012)
Menurut pendapat lain keluarga merupakan pusat kasih sayang dan saling
membantu antara sesama, telah menjadi teramat penting sebagai pendidikan anak.
Oleh karena itu, orang tua paling bertanggung jawab terhadap pendidikan
anaknya. Hubungan keluarga dengan anakanak biasanya melibatkan unsur-unsur
orang tua mereka, kakek-nenek, saudara, dan anggota keluarga besar. Danim
(2011)
Menurut pendapat lain orang tua merupakan figur sentral dalam kehidupan
anak, karena orang tua adalah lingkungan sosial awal yang dikenal anak, figur
yang menentukan kualitas kehidupan seorang anak, dan figur yang paling dekat
dengannya, baik secara fisik maupun psikis. Jamaluddin (2013)
3. Kualitas Pendidikan
Dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia pengertian dasar dari kata kualitas
adalah “kualitet”: “mutu, baik buruknya barang”. Dalam hal ini kualitas selalu
dihubungkan dengan “mutu” yang berkaitan dengan barang dan jasa. Senada
dengan hal tersebut, kualitas diartikan sebagai tingkat baik buruk sesuatu atau
mutu sesuatu.
Supranta (1997) berpendapat kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia
jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik.
Dalam konteks pendidikan, pengertian kualitas atau mutu mengacu pada
proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dari konteks “proses” pendidikan yang
berkualitas terlibat berbagai input (seperti bahan ajar: kognitif, afektif dan,
psikomotorik), metodologi (yang bervariasi sesuai dengan kemampuan anak),

11
sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya
lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Sinambela (2017)
4. Pendidikan Anak Usia Dini
Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan betapa pentingnya pendidikan bagi
perkembangan kehidupan. Salah satu kunci pembangunan suatu bangsa yaitu
dengan meningkatkan pendidikannya. Menurut Lelgeveld pendidikan merupakan
usaha untuk mempengaruhi, melindungi serta memberikan bantuan agar anak
mampu dalam menjalankan dan melaksanakan tugas sendiri tanpa bantuan orang
lain (Suriansyah, 2011). Anak usia dini didefinisikan sebagai anak yang berada
pada masa pendidikan prasekolah yang memiliki rentang usia 0-8 tahun (Pebriana,
2017). Pendidikan secara etimologi merupakan bimbingan yang diberikan kepada
anak untuk membantu perkembangannya serta seluruh potensi yang dimiliki agar
tercapai seluruh tujuan hidupnya. (Nisna Nursarofah, 2022)
Pendidikan anak usia dini merupakan suatu fasilitas tumbuh kembang anak
secara menyeluruh yang menekankan pada seluruh aspek perkembangan anak.
Bredekamp mengemukakan bahwa program untuk melayani anak yang dirancang
sebagai upaya meningkatkan enam aspek perkembangan pada anak. Dengan
demikian, pendidikan anak usia dini merupakan suatu sarana untuk memfasilitasi
dan mengembangkan berbagai potensi anak agar dapat berkembang secara
optimal (Bredekamp, 1993).
Secara umum PAUD bertujuan untuk mengembangkan berbagai potensi anak
sejak usia dini sebagai bekal untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri di
lingkungannya. Tujuan khusus Pendidikan anak usia dini yaitu : (1) agar anak
percaya adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya, (2) agar
anak dapat mengembangkan keterampilan tubuhnya (motorik kasar dan motorik
halus) serta dapat menerima rangsangan motorik, (3) agar anak memiliki
kemampuan berbahasa untuk dapat digunakan berkomunikasi di lingkungannya
(4) anak mampu berpikir kritis, logis, untuk dapat memecahkan masalah (5) agar
anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat,
menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep
diri yang positif dan kontrol diri di lingkungannya, (6) agar anak memiliki
kepekaan terhadap suatu karya Patmonodewo, (2000).

12
B. Kerangka Berpikir
Peran orang tua sangatlah penting dalam memengaruhi kualitas pendidikan anak usia

dini. Guru menjadi mitra pembelajaran anak di sekolah sedangkan orang tua dapat

menjadi mitra dalam pembelajaran anak di rumah. Mereka dapat membantu anak

memperkuat keterampilan yang dipelajari di sekolah, seperti membaca buku, bermain

permainan yang mendukung kreativitas dan pembelajaran, serta memberikan kesempatan

bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar.

Kerjasama yang baik antara orang tua dan guru merupakan kunci penting. Orang tua

dapat berkomunikasi dengan guru untuk memahami perkembangan anak di sekolah dan

mencari cara terbaik untuk mendukungnya di rumah.

Dukungan dan perhatian orang tua tidak hanya membantu dalam perkembangan

akademis, tetapi juga membentuk dasar yang kuat untuk pertumbuhan dan perkembangan

anak secara menyeluruh.

Persepsi Orang Kualitas Pendidikan


Tua Anak Usia Dini

Tabel 2. 1 Kerangaka Berpikir


Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian yaitu orang tua dan siswa

siswi di TK Nuriadeen Cendekia Pondok Udik Kemang Bogor. Teknik yang

digunakan dalam memperoleh data terkait persepsi orang tua terhadap kualitas

Pendidikan anak usia dini adalah dengan teknik observasi, dokumentasi, dan

wawancara.

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian terkait persepsi orang tua terhadap kualitas pendidikan anak usia
dini yang telah dilaksanakan antara lain :
Tabel 2. 2
Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama, Judul, dan Tahun Metode Subyek dan Hasil Penelitian

13
Penelitian Penelitian Tempat Penelitian
1. Wa Ode Heni Fitriani, Kualitatif Subyek penelitian Berdasarkan hasil penelitian
(Persepsi Pendidikan adalah orang tua dapat disimpulkan bahwa
Anak Usia Dini Orangtua Tempat penelitian persepsi orangtua tentang
Di Daerah Pesisir Suku di Daerah Pesisir pendidikan didaerah pesisir
Bajo Desa Sama Bahari Suku Bajo Desa suku bajo desa sama
Kecamatan Kaledupa Sama Bahari pendidikan sudah memiliki
Kabupaten Wakatobi Kecamatan perubahan dibandingkan
Sulawesi Tenggara), Kaledupa tahun sebelumnya dengan
2021 Kabupaten seiring berjalannya waktu
Wakatobi Sulawesi meliputi makna pendidikan
Tenggara anak usia dini pentingnya
pendidikan anak usia dini
fungsi pendidikan anak usia
dini tujuan pendidikan anak
usia serta harapan orangtua
anak dalam pendidikan anak
usia dini.
2. Widiya Agustina, Deskriptif Subyek penelitian Hasil penelitian ini
(Persepsi Orang Tua Kualitatif adalah orang tua disimpulkan menunjukan
Terhadap Pendidikan Tempat penelitian bahwa persepsi orang tua
Anak Usia Dini Di Desa Di Desa Batu terhadap pendidikan Anak
Batu Kuning Kecamatan Kuning Kecamatan Usia Dini masih sangat
Ulu Manna), 2020 Ulu Manna kurangnya kesadaran dan
pemahaman orang tua
mengenai pentingnya
pendidikan anak usia dini,
pandangan, pengetahuan,
kepercayaan dan
pengalaman orang tua
terhadap pendidikan anak
usai dini masih belum
banyak mengetahui
pentingnya sekolah PAUD.
14
Orang tua masih lebih
memilih mendidik atau
membimbing anaknya di
rumah, karena orang tua
menganggap anak yang
sekolah di PAUD masih
sama dengan anaknya yang
tidak masuk PAUD, mereka
beranggapan anak tidak
masuk ke sekolah PAUD
bukan berarti mereka tidak
bisa masuk ke sekolah
dasar.
3. Tuti Anika, (Persepsi Kualitatif Subyek penelitian Berdasarkan hasil
Orangtua tentang adalah 6 orang tua penelitian, yang penulis
Pendidikan Anak Usia Tempat penelitian lakukan kepada enam
Dini dan Motivasinya Jorong Mancuang orangtua di Jorong
Meyekolahkan Anak ke Kecamatan Baso Mancuang, empat orangtua
TK Nusa Indah Jorong memiliki persepsi yang baik
Mancuang Kecamatan terhadap pendidikan anak
Baso), 2019 usia dini dan termotivasi
menyokolahkan anak ke TK
Nusa Indah Jorong
Mancuang Kecamtan Baso,
sementara satu orangtua
memliki persepsi yang baik
terhadap pendidikan anak
usia dini akan tetapi
orangtua tersebut tidak
termotivasi menyekolahkan
anaknya ke TK Nusa Indah
Jorong Mancuang
Kecamatan Baso dan
orangtua yang satunya lagi
15
memiliki persepsi yang baik
terhadap pendidikan anak
usia dini tetapi anaknya
tidak mau bersekolah di TK
Nusa Indah Jorong
Mancuang Kecamtan Baso.
4. Dea Sita Pratiwi, Ajeng Kuantitatif Subyek penelitian Simpulan yang dapat
Ayu Widiastuti, Maria adalah orang tua dihasilkan dari penelitian
Melita Rahardjo, Tempat penelitian yang berjudul Persepsi
(Persepsi Orangtua Di Lingkungan Rw Orangtua terhadap
Terhadap Pendidikan 01 Dukuh Krajan Pendidikan Anak Usia Dini
Anak Usia Dini Di Kota Salatiga di lingkungan RW 01
Lingkungan Rw 01 Dukuh Krajan Kota Salatiga
Dukuh Krajan Kota yaitu, Persepsi orangtua
Salatiga), 2018 terhadap Pendidikan Anak
Usia Dini di lingkungan RW
01 Dukuh Krajan Kota
Salatiga berada pada
kategori Baik.
5. Yuli Iga Sari, Suyatmin, Deskriptif Subyek penelitian Tingkat Pendidikan orang
Asep Eka Nugraha, ( kualitatif adalah orang tua tua yang baik, disiplin serta
Persepsi Orang Tua anak di PAUD bijaksana akan menentukan
Terhadap Pendidikan Bina Sabjanoba cara mendidik yang lebih
Anak Usia Dini Di Dusun Ribang baik.
Tinjau Dari Pendidikan Semalan
Orang Tua Di Paud Bina Tempat penelitian
Sabjanoba Dusun Ribang di PAUD Bina
Semalan Desa Bina Sabjanoba Dusun
Jaya), 2022 Ribang Semalan
6. La Jeti Jeti, Manan Deskriptif Subyek penelitian Berdasarkan hasil
Manan, (Coastal Parents Kualitatif adalah orang tua penelitian, pendidikan
Perceptions Of The Tempat penelitian pesisir di Kepulauan Buton
Implementation Of Early di Kepulauan belum sepenuhnya memiliki
Childhood Education In pengetahuan tentang hakikat
16
Buton Islands – Buton tumbuh kembang anak usia
Persepsi Orang Tua dini. Berdasarkan hasil
Pesisir Terhadap penelitian menunjukkan
Penyelenggaraan bahwa orang tua belum bisa
Pendidikan Anak Usia membedakan antara PAUD
Dini di Kepulauan dan TK. Taman Kanak-
Buton), 2022 kanak bukan merupakan
bagian dari PAUD sehingga
dalam proses pembelajaran,
orang tua menekankan pada
prestasi akademik tanpa
memberikan pembinaan
karakter.
7. Nurlinda, Asfah Rahman, Kualitatif Subyek penelitian Berdasarkan hasil penelitian
Kisman Salija, (Parents’ adalah orang tua ini, peneliti menyarankan
Perceptions And Beliefs Tempat penelitian kepada para orang tua untuk
Towards Bilingual Di Paud Madania memilih sekolah anaknya
Education At Madania Makassar dengan cermat agar siswa
Preschool In Makassar – nyaman dalam belajar.
Persepsi Dan Lebih-lebih lagi, Kerja sama
Kepercayaan Orang Tua antara guru dan orang tua
Terhadap Pendidikan diperlukan untuk
Bilingual mendukung lingkungan
Di Paud Madania Pendidikan siswa.
Makassar), 2019

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah kualitatif.deskriptif
Penelitian deskriptif kualitatif adalah salah satu dari jenis penelitian yang termasuk
dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan strategi penelitian
dimana di dalamnya peneliti menyelidiki kejadian, fenomena kehidupan individu-
individu dan meminta seorang atau sekelompok individu untuk menceritakan
kehidupan mereka. Informasi ini kemudian diceritakan kembali oleh peneliti dalam
kronologi deskriptif. Adhi, Kusumastuti dan Ahmad Mustamil Khoiro (2019).
Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk memahami fenomena-
fenomena manusia atau sosial dengan menciptakan gambaran yang menyeluruh dan
kompleks yang dapat disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang
diperoleh dari sumber informan, serta dilakukan dalam latar setting yang alamiah
(Walidin, Saifullah & Tabrani, 2015: 77).
Menurut Moh. Nazir (1988), menerangkan bahwa penelitian deskriptif
mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku di
masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan,
sikap-sikap, pandangan-pandangan yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu
fenomena.
Metode penelitian kualititatif merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa narasi yang
bersumber dari aktivitas wawancara, pengamatan, pengalian dokumen. Untuk dapat
menjabarkan dengan baik tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti,
lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, dan
pengecekan keabsahan temuan dalam suatu proposal dan/atau laporan penelitian
diperlukan pemahaman yang baik tentang masing-masing konsep tersebut. Hal ini
penting untuk memastikan bahwa jenis penelitian sampai dengan pengecekan
keabsahan temuan yang dituangkan dalam proposal dan laporan penelitian telah
sesuai dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang dipersyaratkan Murni (2017, 1).
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan terhitung dari bulan Desember
2023 sampai dengan Maret 2024 dengan time schedule sebagai berikut :
18
Tabel 3. 1
Waktu Penelitian

Bulan
Desember Januari Februari Maret
No Uraian
2023 2024 2024 2024
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pra penelitian
2. Pembuatan
proposal
3. Seminar
proposal
4. Perbaikan
proposal
5. Pelaksanaan
penelitian/pengu
mpulan data dan
informasi
(senin-jumat)
6. Pengelolaan
data dan
penyusunan
7. Penyempurnaan
hasil skripsi
8. Sidang skripsi

2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di TK Nuriadeen Cendekia, Desa Pondok Udik Kecamatan
Kemang Kabupaten Bogor. Alasan lokasi tersebut di pilih oleh peneliti karena
memudahkan akses penelitian terhadap partisipan. Waktu penelitian pengamatan
dilaksanakan pada bulan Desember 2023 sampai Maret 2024.

19
C. Deskripsi Penelitian
Dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pengumpulan data,
penganalisis, dan sebagai pencipta penelitian. Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen yang kuat untuk melakukan penelitian.
Posisi peneliti dalam melaksanakan proses penelitian, ikut terlibat dalam
pengambilan data melalui berbagai macam informan dan kemudian peneliti ikut serta
mengamati proses penelitian di TK Nuriadeen Cendekia Desa Pondok Udik
Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor.
D. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data melalui sumber informasi untuk
mendapatkan data yang valid dalam penelitian yaitu orang tua siswa dan siswi TK
Nuriadeen Cendekia Desa Pondok Udik Kemang Bogor
E. Teknik Pengumpulaan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah,
karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan untuk menguji hipotesa
yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan
(Tanzeh 2004, 28). Pengumpulan data dari penelitian ini diperoleh dengan observasi
dan wawanacara, termasuk dengan menggunakan wawancara mendalam atau in-depth
interview.
1. Observasi
Menurut Patton observasi adalah sebuah metode yang akurat dan spesifik dalam
melakukan pengumpulan data serta memiliki tujuan mencari informasi mengenai
segala kegiatan yang sedang berlangsung untuk dijadikan objek kajian dalam
sebuah penelitian. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi
partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiyono:
2017).
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis nonteks yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, yang dilakukan dengan sistematik
dan berlandaskan pada tujuan penelitian yang ada. Wawancara adalah percakapan
20
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu, Maksud mengadakan
wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba antara lain: mengkonstruksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,
kepedulian, dan lain-lain Moleong (2001).
3. Dokumentasi
Menurut Sugiono (2018) dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk
memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka
dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian. Setelah instrumen dokumentasi dibuat, maka peneliti datang kelokasi
penelitian, yakni untuk melakukan pencatatan data dokumentasi yang diperoleh
peneliti. Data yang didapatkan selama penelitian yaitu foto dan file berupa
gambaran umum lingkungan di TK Nuriadeen Cendekia, serta dokumen-dokumen
lain yang dibutuhkan peneliti.
4. Triangulasi
Teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang
sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber
berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
yang sama (Lexy J. Moleong: 2001). Adapun analisis data dapat dilakukan
peneliti yaitu, Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data) dan
Conclusion Drawing (Verifikasi Data).
F. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam
mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan dibimbing oleh pedoman
observasi dan pedoman wawancara. Hal ini dilakukan dengan mengadakan observasi
dan wawancara mendalam dapat memahami makna interaksi sosial, mendalami
perasaan dan nilai-nilai yang tergambar dalam ucapan dan perilaku responden.
Penelitian ini dapat terarah dengan peneliti terlebih dahulu menyusun kisi-kisi

21
instrumen penelitian yang selanjutnya dijadikan acuan untuk membuat pedoman
wawancara dan observasi.
Tabel 3. 2
Kisi – Kisi Instrumen

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam analisis kualitatif menurut Miles dan
Huberman yaitu sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan tahap dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data
merupakan penyederhanaan, penggolongan, dan membuang yang tidak perlu data
sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat menghasilkan informasi yang
bermakna dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Banyaknya jumlah data
dan kompleksnya data, diperlukan analisis data melalui tahap reduksi. Tahap
reduksi ini dilakukan untuk pemilihan relevan atau tidaknya data dengan tujuan
akhir.
2. Display Data
Display data atau penyajian data juga merupakan tahap dari teknik analisis data
kualitatif. Penyajian data merupakan kegiatan saat sekumpulan data disusun secara
sistematis dan mudah dipahami, sehingga memberikan kemungkinan menghasilkan
kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif bisa berupa teks naratif (berbentuk
catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan ataupun bagan. Melalui penyajian data
tersebut, maka nantinya data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi data merupakan tahap akhir dalam teknik
analisis data kualitatif yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengacu
pada tujuan analisis hendak dicapai. Tahap ini bertujuan untuk mencari makna data
yang dikumpulkan dengan hubungan, persamaan, atau perbedaan untuk ditarik
Kesimpulan sebagai jwaban dari permasalahan yang ada.

22
H. Validasi Data (Validitas dan Reliabilitas Data)
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas
internal), uji transferability (validitas eksternal), uji dependability (reliabilitas), dan uji
confirmability (obyektivitas). Validitas data atau keabsahan data merupakan
kebenaran dari proses penelitian. Validitas data dipertanggung jawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan:
1) Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan
dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.
2) Ketekunan atau Keajegan Pengamatan
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Kemudian peneliti
menelaahnya secara terperinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan
tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang sudah dipahami.

23
DAFTAR PUSTAKA
Abul Rahman Saleh. (2009). Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, 110,
(Jakarta: Kencana, 2009).
Adhi, Kusumastuti dan Ahmad Mustamil Khoiro. (2019). Metode Penelitian Kualitatif, 9,
Semarang: Lembaga Pendidikan Sukarno Pressindo (LPSP).
Akbar, R. F. (2015). Analisis Persepsi Pelajar Tingkat Menengah Pada Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Kudus. Edukasia : Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 10(1), 189–
210. https://doi.org/10.21043/edukasia.v10i1.791
Asfarina, Hamimi. (2014). Persepsi Orangtua terhadap Pendidikan Anak Usia Dini di PAUD
Ceria Desa Sesela Kabupaten Lombok Barat. Skripsi (diterbitkan). Lombok : Program
Studi Pendidikan Luar Sekolah. FIP IKIP Mataram
Danim, Sudarwan. (2011) Perkembangan Peserta Didik, 68. (Bandung: Alfabeta, 2011).
Daradjat, Zakiah. (2012) Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 35.
Davidoff, LL. (1988). Introduction to Psychology, alih bahasa Mari Juniati, Psikologi Suatu
Pengantar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Desmita. (2016). Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 118-119. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2016).
Jalaluddin Rakhmat. (2008). Psikologi Komunikasi, 52. (Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset, 2008).
Jamaluddin, Dindin. (2013). Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam, 135. (Bandung:
Pustaka Setia, 2013).
Lestari,Sri. (2012). Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Psikologi
Keluarga (Jakarta: Kencana, 2012), 153
Mardiyah. (2015). “Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Agama Terhadap Pembentukan
Kepribadian Anak”, Jurnal Kependidikan, Vol. Iii No. 2, (2015), 109-122.
Muhadjir, N. (1996). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Penerbit Rake Sarasin.

24
Mukhtar, Latif. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi, 117-
118. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group).
Murni, W. (2017:1). Pemaparan metode penelitian kualitatif." Jurnal Penelitian Kualitatif.
Moleong, Lexy. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Nisna Nursarofah. (2022). Meningkatkan Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini melalui
Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Merdeka Belajar. Journal Ashil: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1), 38–51. https://doi.org/10.33367/piaud.v2i1.2492
Noorlaila. (2010). Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Pinus. Yogyakarta.hlm 15.
Patmonodewo, Soemiarti. (2000). Pendidikan Anak Prasekolah, 42-45. (Jakarta: Rineka
Cipta).
Robbins, Stephen P. (2007). Perilaku Organisasi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Sinambela, L. P. (2017). Profesionalisme Dosen Dan Kualitas Pendidikan Tinggi. Populis :
Jurnal Sosial Dan Humaniora, 2(2), 579–596. https://doi.org/10.47313/pjsh.v2i2.347
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta, Rineka Cipta,
2010), 102.
Spradley, J.P. (1980). Participant Observation. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
Sugiono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.
Sugiono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta CV.
Sutopo, H.B. (1995). Kritik Seni Holistik Sebagai Model Pendekatan Penelitian Kualitatif.
Surakarta: UNS Press.
Tanzeh, Ahnah. (2004). Metode Penelitian Praktis. Jakarta Pusat: PT. Bina Ilmu.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
Walidin, W., Saifullah, & Tabrani. (2015). Metodologi penelitian kualitatif & grounded
theory. FTK Ar-Raniry Press.
Zakiah Daradjat. (2006). Ilmu Pendidikan Islam, 35. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006).

25

Anda mungkin juga menyukai