Anda di halaman 1dari 2

Dinamika Penduduk di Asia Tenggara: Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam

Negara-negara di Asia Tenggara memiliki perkembangan ideologi, gambaran penduduk, kondisi sosial, kondisi
budaya, kondisi ekonomi, kondisi politik, dan sistem pertahanan yang membedakan masing-masing negara.

Meskipun kebanyakan negara Asia Tenggara memiliki persamaan sejarah di era kolonialisme dan imperialisme
yang relatif sama, namun keberagaman etnis, agama, hingga tingkat perekonomian di tiap negara di Asia
Tenggara dalam perkembangannya semakin tinggi. Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam memiliki
kedekatan geografis dan kultural namun ketiganya juga memiliki perbedaan dalam beberapa aspek
pemerintahan maupun kehidupan masyarakatnya sehingga isu nasionalnya berbeda-beda pula.

Dari segi ideologinya, tiap- tiap negara memiliki ideologi nasionalnya masing-masing. Pada awalnya, Malaysia
menganut ideologi sosialisme dan kapitalisme. Akan tetapi, kedua ideologi ini seiring perjalanannya dianggap
tidak dapat mengakomodasi kepentingan-kepentingan masyarakat Malaysia sehingga muncul ideologi nasional
baru, yaitu Rukunegara atau Rukun Negara. Ideologi Rukun Negara ini merupakan sarana yang digunakan
untuk menjaga persatuan masyarakat Malaysia paska konflik kerusuhan ras pada 13 Mei 1969 sekaligus
menjadi cikal bakal lahirnya demokrasi dan semangat nasionalisme di Malaysia.

Singapura juga memiliki ideologi yang secara substantif tidak memiliki perbedaan jauh dengan Malaysia yaitu
ideologi komunitarianisme yang berfokus pada masyarakat dan komunitas sebagai suatu kesatuan. Berbeda
dengan Malaysia dan Singapura, Brunei Darussalam memiliki ideologi yang relatif lebih berpusat pada satu
kelompok agama tertentu yaitu Islam.

Brunei menggunakan ideologi Melayu Islam Beraja dengan tujuan untuk meningkatkan kesetiaan rakyat
terhadap negara. Ideologi ini telah menjadi dasar penting dari legitimasi politik sang sultan, ideologi ini
mengangkat Islam sebagai agama nasional, menjamin hak-hak dari masyarakat etnis Melayu, dan
membenarkan garis keturunan sang sultan sebagai sistem pemerintahan yang relevan.

Dari segi kependudukan, Malaysia adalah negara berpenduduk terbanyak ke-43 dengan jumlah penduduk
negara ini mencapai 30.697.000 jiwa pada tahun 2015 lalu Singapura sekitar 6 juta penduduk, dan Brunei
Darussalam yang hanya memiliki kurang lebih 400 ribu penduduk.

Dari segi sosial dan budaya Malaysia mayoritas penduduknya merupakan orang Melayu, kemudian disusul
dengan ras Tionghoa dan India. Terdapat pula warga keturunan Eurasia dan masyarakat adat yang disebut
Orang Asli. Malaysia menetapkan Islam sebagai agama resmi, dan Bahasa Melayu sebagai bahasa nasional.
Singapura memiliki lingkungan sosial yang beragam.

Dalam hal etnis, seperti yang telah disinggung sebelumnya, penduduk di Singapura berasal dari berbagai etnis.
Selain itu, meskipun bahasa Melayu merupakan bahasa umum di Singapura, tidak sedikit bahasa-bahasa yang
lain yang akan sering didengar, seperti bahasa Inggris dan bahasa Tionghoa. Kemudian, agama yang dianut
oleh warga Singapura pun juga beragam, dimulai dari agama mayoritas, yaitu Buddha, kemudian ada pula
agama Kristen, Islam, dan juga Hindu. penduduk di Brunei Darussalam tidak jauh berbeda dengan penduduk di
Malaysia, yaitu mayoritas penduduknya berasal dari etnis Melayu.

Kelompok etnik minoritas yang paling penting dan yang menguasai ekonomi negara ialah orang Tionghoa
(Han) yang menyusun lebih kurang 15% jumlah penduduknya. Etnis-etnis ini juga menggambarkan bahasa-
bahasa yang paling penting: bahasa Melayu yang merupakan bahasa resmi, serta bahasa Tionghoa dan hampir
95% fasih dengan Bahasa Inggris. Islam ialah agama resmi Brunei, dan Sultan Brunei merupakan kepala agama
negara itu. Agama-agama lain yang dianut termasuk agama Buddha, agama Kristen, serta agama-agama orang
asli.
Dari segi ekonomi meskipun masih berstatus negara berkembang, nilai GDP Malaysia termasuk nilai yang
tinggi dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, yaitu 338,1 Miliar USD. Semakin banyaknya kegiatan
ekspor dan impor di Malaysia membuat jumlah pemasukan bagi negara terus meningkat dari tahun ke
tahunnya. Tidak jauh berbeda dengan Malaysia, Brunei Darussalam juga termasuk salah satu negara dengan
pendapatan per kapita yang besar.

Dengan hanya memiliki penduduk sebanyak 433.775 penduduk, GDP Brunei Darussalam mampu mencapai
angka 17, Miliar USD. Pendapatan Brunei Darussalam banyak datang dari sektor agrarisnya. Berbeda dengan
kedua negara tersebut, perekonomian singapura sudah mampu dikatakan sebagai negara yang maju. Dengan
jumlah penduduk yang termasuk sedikit, GDP yang dimiliki oleh Singapura mampu mencapai angka 307,8 USD
dan menjadikan Singapura menjadi negara yang memiliki perekonomian terkuat di Asia Tenggara.

Dari segi politik Sistem pemerintahan yang ada di Malaysia berbentuk parlementer sehingga kepala
pemerintahannya merupakan Perdana Menteri. Di Malaysia, sistem partai yang dianut adalah sistem dua
partai dominan dari berbagai partai yang ada.

Secara keseluruhan, sistem pemerintahan di Malaysia tidak beda jauh dengan pemerintahan yang digunakan
oleh pemerintah Inggris karena Malaysia pernah dijajah oleh Inggris. Berbeda dengan Malaysia, sistem
perpolitikan Brunei Darussalam dapat dikatakan sebagai salah satu sistem pemerintahan yang unik di Asia
Tenggara. Sistem pemerintahan di Brunei Darussalam menggunakan sistem monakri absolutisme keislaman
dimana pemerintahan Sultan memerintah dengan dasar syariat-syariat Islam.

Selain itu, sistem politik Brunei Darussalam diatur oleh Malay Islamic Monarcy dan kemudian memunculkan
konsep MIB (Malay Islam Baraja). Kemudian, sistem politik di Singapura cenderung terlalu monoton karena
Singapura hanya dipimpin oleh satu partai yang sama, yaitu People's Action Party (PAP). Sama seperti
Malaysia, sistem pemerintahan di Singapura memiliki beberapa kemiripan karena Singapura juga merupakan
negara bekas jajahan Inggris. PAP menjadi satu-satunya partai yang mengontrol segala bentuk kegiatan politik.

Dari segi pertahanan Malaysia memiliki koordinsi Angkatan Tentera Malaysia (ATM) yang terbagi menjadi tiga,
yaitu Tentera Darat Malaysia (TDM), Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM), dan Tentera Laut Diraja Malaysia
(TLDM). Di sisi lain, Brunei Darussalam yang dibawahi oleh Royal Brunei Armed Forces (RBAF). Singapura
dengan Singapore Armed Forces (SAF) sebagai pasukan militer utama Singapura, yang di dalamnya terdapat
Angkatan Darat Singapura (Singapore Army), Angkatan Laut Republik Singapura (Republic of Singapore Navy)
dan Angkatan Udara Republik Singapura (Republic of Singapore Air Force).

Masing-masing negara juga memiliki strength, weakness, opportunity, and threat (SWOT) ketiga negara ini
memiliki keunggulan di bidang ekonomi dengan sektor unggulannya masing-masing, yaitu Singapura dengan
bisnis, Malaysia dengan agrikultur serta industri, dan Brunei Darussalam dengan perminyakan. Kemampuan
ekonomi tersebut digunakan oleh masing-masing negara sebagai peluang untuk berkembang di ruang lingkup
global.

Kekurangan dan ancaman ketiga negara ini berkaitan dengan isu sosial dan politik, dimana Malaysia berada
dalam kondisi politik yang buruk, masyarakat Singapura yang mulai xenophobic padahal merupakan negara
yang hampir separuh di antaranya merupakan warga asing, serta Brunei yang dianggap mendiskriminasi warga
negaranya yang non-Islam.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga negara Melayu tersebut memiliki keberagaman baik
dari budaya maupun sosial. Meski begitu terdapat kesamaan dan perbedaan. Kesamaan umumnya terletak
pada aspek sosial terutama bagi Malaysia dan Brunei Darussalam. Perbedaannya terletak pada aspek ekonomi,
politik, militer, serta SWOT.

Anda mungkin juga menyukai