Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMINTALAN

ROVING

NAMA : REYHAN M DWI ARZUNA

NPM : 22410062

GRUP : T3

DOSEN : 1.Roni S ., S.ST., MT., MBA

2.Doddy M., S.ST., M.Tr.T

3. Slamet S

POLITEKNIK STTT BANDUNG

TEKNIK TEKSTIL

TAHUN AJARAN 2023/2024


PENDAHULUAN
Seperti telah kita ketahui proses selanjutnya setelah proses di mesin Seperti telah kita
ketahui proses selanjutnya setelah proses di mesin drawing adalah mesin roving, hasil dari
mesin drawing berupa sliver yang drawing adalah mesin roving, hasil dari mesin drawing
berupa sliver yang lebih rata dan letak serat-seratnya sudah sejajar satu sama lain. Dalam
lebih rata dan letak serat-seratnya sudah sejajar satu sama lain. Dalam proses pembuatan
benang untuk memperoleh hasil yang baik, maka sliver proses pembuatan benang untuk
memperoleh hasil yang baik, maka sliver tersebut perlu diperkecil tahap demi tahap salah
satunya pada mesin roving. tersebut perlu diperkecil tahap demi tahap salah satunya pada
mesin roving. Menurut sistem konvensional, makin tinggi nomor benang yang akan Menurut
sistem konvensional, makin tinggi nomor benang yang akan dibuat, maka makin banyak
proses flyer yang akan diperlukan. Ada beberapa dibuat, maka makin banyak proses flyer
yang akan diperlukan. Ada beberapa tahapan proses flyer pada system konvensional antara
lain:tahapan proses flyer pada system konvensional antara lain; slubbing frame,slubbing
frame, intermediate frame, roving, fine roving frame.intermediate frame, roving, fine roving
frame.
Menurut sistem konvensional, makin tinggi nomor benang yang akan dibuat, maka makin
banyak proses flyer yang akan diperlukan. Pada proses yang pertama di mesin flyer yang
biasanya disebut mesin slubbing, sliver hasil mesin drawing passage terakhir ditempatkan
satu persatu di bagian belakang mesin slubbing untuk setiap spindlenya, dan satu persatu
ujung slivernya dimasukan ke rol peregang yang biasanya menggunakan 3 – 4 pasang rol
peregang.
Setelah mengalami regangan, kemudian keluar dari rol depan terus dimasukan dibagian atas
dari flyer terus ke lengan flyer lalu dibelitkan pada pengantar roving, kemudian digulung
pada bobin. Hasil dari proses ini disebut Roving.
Karena perputaran flyer, maka terjadi twist pada roving, dan karena perbedaan kecepatan
putaran spindle dengan bobin, maka terjadi penggulungan roving pada bobin. Mesin ini
menggerakan bobin demikian rupa sehingga pada waktu lapisan gulungan roving sampai
diatas, maka untuk lapisan gulungan yang berikutnya diturunkan sebesar kurang lebih satu
diameter roving, dan pada waktu lapisan gulungan yang berikutnya dinaikan sebesar kurang
lebih satu diameter roving.
Pada sistem pemintalan yang baru, untuk pembuatan benang yang halus tidak lagi
menggunakan tiga atau empat mesin flyer seperti pada sistem konvensional, tetapi pada
umumnya sekarang cukup menggunakan satu mesin flyer yang biasa disebut Mesin Simplex
(speed frame).
Sliver dari hasil mesin Drawing dapat langsung dibuat menjadi benang, namun untuk
memperoleh hasil yang berguna baik, maka sliver tersebut perlu diperkecil tahap demi tahap
dengan menggunakan mesin Roving. Fungsi utama dari Mesin Roving adalah memperkecil
sliver hasil mesin Drawing menjadi sliver Roving yang kecil dimana telah diberi peregangan
dan antihan.

FUNGSI MESIN ROVING


1. Peregangan (Drafting)
Proses peregangan ini terjadi pada tiga pasang rol peregang (Draft Roller) dimana
kecepatan permukaan dari rol depan (front roll) lebih besar dari rol tengah (middle roll) dan
kecepatan permukaan dari rol tengah lebih besar dari rol belakang (back roll). Akibat dari
peregangan ini maka serat menjadi lebih tegang tetapi kekuatannya masih kurang.
2. Antihan (Twisting)
Setelah serat mengalami peregangan dan keluar dari rol depan (front roll) maka serat
digulung dengan bantuan manusia (operator) dan dimasukan ke axial pada bagian atas flyer,
dan keluar secara radial melalui lobang yang terus membelit dengan flyer. Karena
putaran flyer yang cepat maka antihan sudah terlihat pada waktu serat mulai masuk axial.
3. Penggulungan (Winding)
Serat yang telah berupa sliver roving dimana telah diregangkan dan diberi antihan, maka
sliver roving akan digulung melalui lengan flyer pada bobbin akibat kecepatan putaran
bobbin lebih cepat dari kecepatan putaran flyer.

HASIL PRAKTIKUM
1.pre roll rpm : 23 = 2,75 cm
2.backroll rpm : 29 = 2,75 cm
3.midlle roll rpm : 202 = 2,75 cm
4.front roll rpm : 214 = 2,75 cm
5.flyers rpm : 725
6.Ne sliver drawing : 0,1882 lbs
7.B.Bobbin kosong : 222,0 gram
8.B.Bobbin isi : 289,8
9.B roving : 289,8– 222,0 =67,8 gram
10. Ne roving :1,858 lbs
Perhitungan
1.pre draft
v back roll 29× 27 , 5 797 ,5
= = =1 , 26
v fre roll 28 × 27 , 5 637 ,5

2.break draft
v middle roll 202 ×27 , 5 5555
= = =6 , 96
v back roll 29 ×27 ,5 797 , 5

3.main draft
v front roll 214 ×27 ,5 5885
= = =1 , 06
v midlle roll 202 ×27 , 5 5555

4.mechanical draft
v front roll 214 × π × 2 ,75
= =7 ,37
v back roll 29 × π × 2, 75

5.kapasitas produksi teroritis


rpm fr × π × θfr ×60

=214-3,14 x 2,75 x 60
=1.108,734 m/jam
6.actual draft
Ne roving 1,858
AD= = =9 , 87
Ne sliver 0,1882

7.Ne teoritis
AD x Ne sliver = 9,87 x 0,1882
=1,857
8.kapasitas produksi nyata
60 60
Pnyata = b roving × 10 =67 , 8 × 10 =406 , 8 g/ jam

9.efisiensi
p nyata
× 100
p teoritis
406 , 8
×100=115 , 42 %
352, 45

Anda mungkin juga menyukai