Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PEMINTALAN 3
“MESIN RING SPINNING”

NAMA : Mella Novia


NPM : 17010053
GRUP : 3T3
DOSEN : Roni S., S.ST., MT., MBA.
ASISTEN :- A gus H., ST.
- Slamet S

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2019
I. MAKSUD dan TUJUAN
1. Praktikan mengetahui bagian-bagian mesin Ring Spinning.
2. Praktikan mengetahui gearing diagram mesin Ring Spinning.
3. Praktikan dapat merencanakan pembuatan benang dan mampu menghitung
produksi mesin Ring Spinning.

II. DASAR TEORI


Mesin Ring Spinning adalah kelanjutan daripada mesin Roving, dimana terjadi
proses perubahan Sliver Roving menjadi benang. Fungsi dari mesin ring spinning
dapat adalah sebagai berikut:
a. Mengecilkan roving dan membuatnya menjadi no/ukuran yang diharapkan
(dalam bentuk benang). Dengan kata lain dengan adanya drafting, yaitu dapat
berupa peregangan, penarikan, dan pengecilan bahan. Drafting sendiri terjadi
karena adanya pasangan rol peregang dan perbedaan kecepatan permukaan rol
depan dan belakang.
b. Memberi jumlah antihan pada benang agar memiliki ketahanan/kekuatan yang
diharapkan (Twisting). Twist pada benang terjadi karena ujung benang bagian
atas seolah-olah dipegang oleh pasangan rol peregang depan, sedangkan
bagian bawah terputarkan oleh traveller. Banyaknya antihan tergantung pada
kecepatan permukaan rol peregang depan dan kecepatan putaran traveller.
c. Menggulung benang pada sebuah paket/kemasan (misalnya bobbin), untuk
penyimpanan dan penanganan yang lebih sederhana (Winding). Penggulungan
benang pada bobbin terjadi karena adanya perbedaan antara putaran spindle
(bobbin) dengan putaran traveller. Bobbin dipasang pada spindel yang berputar
aktif, sehingga bobbin juga berputar dengan kecepatan yang sama, sedangkan
traveler berputar pasif karena terbawa oleh putaran bobbin pada saat terjadinya
penggulungan benang
Bagian mesin spinning dapat dibagi menjadi 3 daerah/bagian yaitu:
 Bagian penyuapan
 Bagian peregangan
 Bagian penggulungan
Seperti yang telah kita ketahui, bagian mesin spinning dapat dibagi menjadi 3
daerah/bagian yaitu:
 Bagian penyuapan
 Bagian peregangan
 Bagian penggulungan

a. Bagian Penyuapan
Seperti terlihat pada gambar mesin Spinning, bagian penuapan terdiri dari rak ,
penggantung, gulungan roving dan pengantar juga pengantar. Rak merupakan
tempat untuk menempelkanpenggantungyang jumlahnya sama dengan spindle
yang terdapat pada satu frame. Apabila gulungan roving telah dipasangkan pada
penggantung gulungan roving tersebut harus dapat berputar untuk penguluran
sliver yang ditarik oleh pasangan rol peregang. Sebelum roving disuapkan pada
pasangan rol peregang terlebih dahulu roving tersebut harus melewati pengantar
agar penguluran slivernya berjalan lancar.
Besarnya masing-masing gulungan roving yang akan disuapkan harus diatur
sedemikian rupa agar gulungan tersebut tidak habis dalam waktu yang
bersamaan. Fungsi topi penutup roving ialah untuk mencegah menenmpelnya
serat-serat yang beterbangan pada roving, agar tidak menambah ketidakrataan
pada roving yang disuapkan. Sedang pengantar yang bergerak ke kanan dan kiri
berfungsi untuk mengatur penyuapan roving agar keausan rol peregang merata.

b. Bagian Peregangan
Bagian peregangan atau drafting ini berfungsi untuk membuka antihan roving
dan memberikan regangan pada serat-serat sebelum menjadi benang sehingga
sliver roving yang diameternya besar dirubah menjadi benang yang berdiameter
kecil . Peregangan ini terdiri dari pasangan rol peregang dan dilengkapi dengan
rol penekan, pembersih, apron, dan penghisap.
Rol penekan berfungsi memberikan tekanan pada rol peregang atas terhadap rol
peregang bawah sehingga diperoleh garis jepit yang diharapkan. Prmbersih akan
membersihkan kotoran atau serat-serat yang menempel pada rol peregang atas.
Apron berfungsi untuk mengantarkan serat-serat ke rol peregang bagian depan,
sehingga dengan adanya apro serat-serat yang pendek dapat mengikuti
kecepatan permukaan rol tengah. Sedang penghisap akan menghisap serat-
serat yang keluar dari rol depan pada waktu putus atau pada waktu pertama
mesin dijalankan.
c. Bagian Penggulungan
Bagian penggulungan merupakan akhir dari sluruh proses yang dilakukan oleh
mesin Spinning. Benang yang telah terbentuk akan digulungkan pada bobin.
Proses penggulungan terdiri dari alat bobin yang dipadangkan pada spindle,
dimana bobin dan spindle diputarkan oleh tin rol yang menggunakan
penghubung spindle tape. Ring dipadangkan pada ring rail. Traveller yang
dipasangkan pada ring berfungsi sebagai pengantar benang.
Mekanisme/prinsip kerja mesin spinning adalah sebagai berikut :
Sebagaimana terlihat pada gambar, gulungan roving dipasang pada
penggantung yang terdapat pada rak. Roving tersebut dilalukan melalui
pengantar 1, pengantar 2, terus melalui pasangan rol peregang, ekor babi,
pengontrol ballooning, traveler, akhirnya menjadi benang dan digulung pada
bobbin. Pada waktu roving melalui tiga pasang rol peregang, roving tersebut
mengalami proses peregangan dan setelah keluar dari rol peregang depan
langsung mendapat antihan karena adanya putaran traveler. Terjadinya
peregangan tersebut karena adanya perbedaan kecepatan permukaan rol
pemasukan dengan kecepatan permukaan rol pengeluaran (V rol depan > V rol
belakang).
Gambar 1-Skema Mesin Ring Spinning
Keterangan Gambar :
1. Rak 15. ballooning
2. Penggantung 16. pengontrol ballooning
3. topi penutup 17. bobbin
4. gulungan roving 18. traveler
5. pengantar 1 19. ring
6. roving 20. ring rail
7. pengantar 2 21. gulungan benang
8. per penekan 22. spindle
9. pasangan rol peregang 23. spindle tape
10. apron 24. penegang
11. penghisap 25. tin rol
12. benang 26. rangka mesin
13. ekor babi 27. kaki mesin
14. penyekat
Gambar 2-Ring Rail
Mekanisme kerja builder motion :
1. Pada awal proses noc berada dibawah dengan maksud bila diameternya besar,
maka ukuran akan lebih besar.
2. Semua system (rachet, follower, dan yang seporos) berada dibawah, bila follower
bersentuhan dengan eksentrik pada busur terbesar maka semua system tersebut
naik secara perlahan, maka semua system akan turun secara cepat karena
follower akan bersentuhan dengan eksentrik pada busur kecil.
3. Sistem naik turun
 Bila eksentrik dengan diameter besar menyentuh follower maka sistem akan
turun, akibatnya roda rantai bawah turun, sehingga akan menarik rantai pada
roda rantai atas kearah kiri sehingga batang pengangkat (sistem pada lifting
rail) dan ring rail turun.
 Bila eksentrik dengan diameter kecil (namun dengan busur terpanjang)
menyentuh follower maka system akan naikdengan perlahan dan akan
mengulur rantai pada roda rantai atas kearah kanan sehingga batang
pengangkat akan bergerak keatas dan dan mengangkat lifting rail dan ring rail.
4. Sistem Penambahan Tinggi Pada Ring Rail
Pada system naik, maka pal akan lepas, pada saat turun pal yang tertahan akan
memutarkan gigi rachet yang mana melalui roda gigi cacing dan roda gigi akan
memutarkan roda rantai bawah sehingga rantai akan mengulur sehingga roda
rantai atas akan memutar sedikit kekanan dan sistempada ring rail sedikit ke
kanan (karena ada bebab).
Dengan mekanisme tersebut, lengan pengangkat akan mempunyai tinggi yang
lebih besar dari sebelumnya.

III. ALAT Dan BAHAN


 Sliver roving
 Cop
 Mesin Ring Spinning
 Pelumas
 Bobbin
 Traveler
 Tachometer
 Neraca
IV. HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Gearing Diagram Mesin Ring Spinning

Keterangan:
ZA=45 ZH=22
ZB=74 ZJ=25
ZC=58 ZK=81
ZD=81 atau 83 ZM=52
ZE=72 ZN=65
ZF=51
ZG=70
Didapatkan data sebagai berikut, dengan mengubah jumlah roda gigi ZD ;
Roda Gigi ZD = 81 Roda Gigi ZD = 83
Teori Nyata Teori Nyata
𝐍𝐞𝟏 𝐑𝐨𝐯𝐢𝐧𝐠 - 4,15 4,15
Break Draft 2,5 1,6 2,3 1,54
Main Draft 8,03 13,1 7 11,62
Mechanical draft 20,1 21 16,3 17,89
𝑵𝐞𝟏 𝐁𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 - 20 - 18
Actual Draft - 4,82 - 4,34
RPM back roll 10,57 8,2 13,9 9,2
RPM mid roll 26,43 13 30 14,2
RPM front roll 212,19 170 212,195 165
RPM spindle 9.844,78 10.000 9.844,78 9.206
Kecepatan back 49,78 38,6 65,47 43,53
roll (m/jam)
Kecepatan mid 124,49 61,23 141,3 66,88
roll(m/jam)
Kecepatan front 999,44 800,7 655,8 777,15
roll(m/jam)
TPI 9,85 10,03 15,01 11,89

4.2 Perhitungan
 ZD 81

a. Perhitungan teori
Back roll
185 32 45 58 25 25 81 26
- RPM : 960 x x x 74 x 81 x 81 x 95 x 72 x 22 = 10,57
205 96
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑟𝑜𝑙𝑙
185 32 45 58 25 25 81 26 25
960 × 3,14 × 205
× 96 × 74 × 81 × 81 × 95 × 72 × 22 × 1000 × 60 = 49,78 m/jam

Middle roll
185 32 45 58 25 25 81 80 52
- RPM : 960 x x x x x x x x x = 26,43
205 96 74 104 81 95 72 64 22
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑚𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑙𝑙
185 32 45 58 25 25 83 80 52 25
960 × 3,14 × × × × × × × × × × × 60 =
205 96 74 104 81 95 72 64 22 1000

124,49 m/jam
Front roll
185 32 45 58 28
- RPM : 960 x x
205 96
x 74 x 48 x 28 = 212,19
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑚𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑙𝑙
185 32 45 58 28 25
960 × 3,14 × 205
× 96 × 74 × 48 × 28
× 1000 × 60 = 655,8 m/jam
Spindle
185 250 Main draft
- RPM : 960 x x
205 22
= 9844,78 𝑉𝐹𝑟
𝑀𝐷 =
Break draft 𝑉𝑀𝑟
𝑉𝑀𝑟 124,49 655,8
𝐵𝐷 = = = = 5,3
𝑉𝐵𝑟 49,78 124,49
= 2,5
Total draft
𝑇𝐷 = 𝐵𝐷 × 𝑀𝐷
= 2,5 × 5,3 = 13,25
TPI
𝑅𝑝𝑚 𝑠𝑝𝑖𝑛𝑑𝑙𝑒
𝑇𝑃𝐼 =
𝑉𝐹𝑟
9844,78
= = 15,01
655,8

b. Perhitungan Real
Back roll
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑟𝑜𝑙𝑙
25
8,2 × 3,14 × × 60 = 38,6 m/jam
1000

Middle roll
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑚𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑙𝑙
25
13 × 3,14 × 1000
× 60 = 61,23 m/jam

Front roll
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑚𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑙𝑙
25
170 × 3,14 × 1000 × 60 = 800,7 m/jam

Break draft
𝑉𝑀𝑟 Main draft
𝐵𝐷 =
𝑉𝐵𝑟 𝑉𝐹𝑟
𝑀𝐷 =
61,33 𝑉𝑀𝑟
= = 1,59
38,6 800,7
= = 13,06
61,33
Total draft
𝑇𝐷 = 𝐵𝐷 × 𝑀𝐷
= 1,59 × 13,06
= 20,77

TPI
𝑅𝑝𝑚 𝑠𝑝𝑖𝑛𝑑𝑙𝑒 10.000
𝑇𝑃𝐼 = = = 15,24
𝑉𝐹𝑟 655,8

 ZD 83

a. Perhitungan teori
Back roll
185 32 45 58 25 25 83 26
- RPM : 960 x x
205 96
x 74 x 81 x 81 x 95 x 72 x 22 = 13,9
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑟𝑜𝑙𝑙
185 32 45 58 25 25 83 26 25
960 × 3,14 × 205
× 96 × 74 × 81 × 81 × 95 × 72 × 22 × 1000 × 60 = 65,47 m/jam

Middle roll
185 32 45 58 25 25 83 80 52
- RPM : 960 x x
205 96
x 74 x 104 x 81 x 95 x 72 x 64 x 22 = 30
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑚𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑙𝑙
185 32 45 58 25 25 83 80 52 25
960 × 3,14 × 205
× 96 × 74 × 104 × 81
× 95 × 72
× 64 × 22 × 1000
× 60 = 141,3

m/jam

Front roll
185 32 45 58 28
- RPM : 960 x x x x x = 212,19
205 96 74 48 28
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑚𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑙𝑙
185 32 45 58 28 25
960 × 3,14 × 205
× 96 × 74 × 48 × 28
× 1000 × 60 = 655,8 m/jam

Spindle
185 250
- RPM : 960 x x
205 22
= 9844,78
Break draft Main draft
𝑉𝑀𝑟 𝑉𝐹𝑟
𝐵𝐷 = 𝑀𝐷 =
𝑉𝐵𝑟 𝑉𝑀𝑟
141,3 655,8
= = 2,16 = = 4,64
65,47 141,3
Total draft
𝑇𝐷 = 𝐵𝐷 × 𝑀𝐷
= 2,16 × 4,64
= 10,02
TPI
𝑅𝑝𝑚 𝑠𝑝𝑖𝑛𝑑𝑙𝑒 10.000
𝑇𝑃𝐼 = = = 15,24
𝑉𝐹𝑟 655,8

b. Perhitungan Real
Back roll
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑟𝑜𝑙𝑙
25
9,2 × 3,14 × × 60 = 43,2 m/jam
1000

Middle roll
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑚𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑙𝑙
25
14,2 × 3,14 × 1000
× 60 = 66,9 m/jam

Front roll
- Kecepatan : 𝑛 × 𝜋 × ∅ 𝑚𝑖𝑑𝑑𝑙𝑒 𝑟𝑜𝑙𝑙
25
165 × 3,14 × 1000 × 60 = 777,15 m/jam

Break draft Total draft


𝑉𝑀𝑟 𝑇𝐷 = 𝐵𝐷 × 𝑀𝐷
𝐵𝐷 =
𝑉𝐵𝑟 = 1,02 × 11,62
66,88
= = 1,02 = 11,852
65,47
Main draft
TPI
𝑉𝐹𝑟
𝑀𝐷 = 𝑅𝑝𝑚 𝑠𝑝𝑖𝑛𝑑𝑙𝑒
𝑉𝑀𝑟 𝑇𝑃𝐼 =
𝑉𝐹𝑟
777,15
= = 11,62 9844,78
66,88 = = 15,01
655,8

 No Benang
Nomor Sliver
Panjang sliver : 5 yard dengan berat sliver 2,6 gram
4,572 453,6 8295,44
𝑁𝑒 = × = = 4,15
768 2,6 1996,8
No benang ring spinning
1. ZD = 81
Panjang benang 20 yard
Berat (g)
0,8
0,6
ZD = 81
0,4
0,6

4,572 453,6
𝑁𝑒 = ×
768 0,6
8295,44
= = 18
460,8

2. ZD = 83
Panjang benang 20 yard
Berat (g)
0,6
0,6
ZD = 83
0,6
0,6

4,572 453,6
𝑁𝑒 = ×
768 0,6
8295,44
= = 18
460,8
 Actual Draft
- ZD 81
𝑁𝑒 𝑜𝑢𝑡 20
𝐴𝐷 = = = 4,82
𝑁𝑒 𝑖𝑛 4,15
- ZD 83
𝑁𝑒 𝑜𝑢𝑡 18
𝐴𝐷 = = = 4,34
𝑁𝑒 𝑖𝑛 4,15

V. DISKUSI
Setelah melaksanakan praktikum dan diperoleh data dengan cara mengubah
roda gigi ZD. Dengan merubah roda gigi ini, praktikan dapat membandingkan
perbedaan yang terjadi pada hasil produksi yaitu berupa benang dengan nomor
yang berbeda. Bahan baku berupa roving dengan nomor benang Ne1 4,15 ,
dilakukan proses pada mesin ring spinning.
Pada saat pemasangan roda gigi ZD berjumlah 81 menunjukkan hasil benang
yang lebih kecil dibandingkan dengan saat menggunakan roda gigi yang
berjumlah 83. Hal tersebut terjadi juga pada actual draft, dimana actual draft
pada roda gigi yang berjumlah 81 lebih besar dibandingkan dengan roda gigi
berjumlah 83. Semakin tinggi actual draftnya, maka semakin kecil diameter
benang yang dihasilkan.
Dengan berubahnya roda gigi ZD, pengaruh tidak hanya pada perubahan
diameter benang yang dihasilkan. Namun merubah kecepatan rol sehingga
menyebabkan perbedaan kecepatan penggulungan serta menyebabkan
perbedaan pada antihan yang terjadi pada benang.

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa benang yang dihasilkan dengan perubahan nomor roda gigi ZD adalah
sebagai berikut :
 ZD = 81
Menghasilkan benang Ne1 bernomor 20 , dimana benang ini lebih halus
dibandingan dengan roda gigi berjumlah 83.

 ZD=83
Meski menghasilkan benang yang lebih kasar dibanding dengan roda gigi
berjumlah 81, namun benang yang dihasilkan tidak terlalu kasar yaitu
bernomor 18.

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Samidjo, S. teks. Teknologi pemintalan Ring Spinning. STTT. Bandung
2. http://seputar-tekstil.blogspot.com/p/ring-frame.html

Anda mungkin juga menyukai