Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTIKUM

PEMINTALAN III
MESIN RING SPINNING

Nama : ALDDY RIZKYAWAN

NRP : 13010038

Jurusan : Teknik Tekstil

Dosen : Syarif. , S.ST. ,MT

Asisten Dosen : Agus Hananto, A.Md.

Edi., S.ST

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI


TEKNOLOGI TEKSTIL 2015
I. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah;.

1. Mengetahui alur proses pada mesin Ring Spinning meliputi


penyuapan, peregangan, pemberian antihan dan penggulungan.
2. Memahami fungsi dan mekanisme pada masing-masing komponen
mesin Ring Spinning.
3. Memahami Gearing Diagram pada mesin Ring Spinning.
4. Memahami Builder Motion pada mesin Ring Spinning.
5. Mengetahui produksi dan perhitungan pada mesin Drawing.
6. Proses pengendalian mutu benang pada mesin Ring Spinning.

II. Teori Dasar


Fungsi dari mesin ring spinning dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Untuk mengecilkan roving dan membuatnya menjadi
no/ukuran yang diharapkan (dalam bentuk benang).
Dengan kata lain dengan adanya drafting, yaitu dapat
berupa peregangan, penarikan, dan pengecilan bahan.
Drafting sendiri terjadi karena adanya pasangan rol
peregang dan perbedaan kecepatan permukaan rol depan
dan belakang.
b. Untuk memberi jumlah antihan yang spedifik kepada
benang agar memiliki ketahanan/kekuatan yang
diharapkan(Twisting). Twist pada benang terjadi karena
ujung benang bagian atas seolah-olah dipegang oleh
pasangan rol peregang depan, sedangkan bagian bawah
terputarkan oleh traveller. Banyaknya antihan tergantung
pada kecepatan permukaan rol peregang depan dan
kecepatan putaran traveller.
c. Untuk menggulung benang pada sebuah paket/kemasan
(misalnya bobbin), untuk penyimpanan dan penanganan
yang lebih sederhana (Winding). Penggulungan benang
pada bobbin terjadi karena adanya perbedaan antara
putaran spindle (bobbin) dengan putaran traveller. Bobbin

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 1


Spinning |
dipasang pada spindel yang berputar aktif, sehingga bobbin
juga berputar dengan kecepatan yang sama, sedangkan
traveler berputar pasif karena terbawa oleh putaran bobbin
pada saat terjadinya penggulungan benang

Bagian-Bagian Mesin

Seperti yang telah kita ketahui, bagian mesin spinning dapat


dibagi menjadi 3 daerah/bagian yaitu:
 Bagian penyuapan
 Bagian peregangan
 Bagian penggulungan

a. Bagian Penyuapan

Seperti terlihat pada gambar mesin Spinning, bagian


penuapan terdiri dari rak , penggantung, gulungan roving
dan pengantar juga pengantar.

Rak merupakan tempat untuk


menempelkanpenggantungyang jumlahnya sama dengan
spindle yang terdapat pada satu frame. Apabila gulungan
roving telah dipasangkan pada penggantung gulungan roving
tersebut harus dapat berputar untuk penguluran sliver yang
ditarik oleh pasangan rol peregang. Sebelum roving
disuapkan pada pasangan rol peregang terlebih dahulu
roving tersebut harus melewati pengantar agar penguluran
slivernya berjalan lancar.

Besarnya masing-masing gulungan roving yang akan


disuapkan harus diatur sedemikian rupa agar gulungan
tersebut tidak habis dalam waktu yang bersamaan. Fungsi
topi penutup roving ialah untuk mencegah menenmpelnya
serat-serat yang beterbangan pada roving, agar tidak
menambah ketidakrataan pada roving yang disuapkan.
Sedang pengantar yang bergerak ke kanan dan kiri berfungsi

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 2


Spinning |
untuk mengatur penyuapan roving agar keausan rol
peregang merata.

b. Bagian Peregangan

Bagian peregangan atau drafting ini berfungsi untuk


membuka antihan roving dan memberikan regangan pada
serat-serat sebelum menjadi benang sehingga sliver roving
yang diameternya besar dirubah menjadi benang yang
berdiameter kecil . Peregangan ini terdiri dari pasangan rol
peregang dan dilengkapi dengan rol penekan, pembersih,
apron, dan penghisap.

Rol penekan berfungsi memberikan tekanan pada rol


peregang atas terhadap rol peregang bawah sehingga
diperoleh garis jepit yang diharapkan. Prmbersih akan
membersihkan kotoran atau serat-serat yang menempel
pada rol peregang atas. Apron berfungsi untuk
mengantarkan serat-serat ke rol peregang bagian depan,
sehingga dengan adanya apro serat-serat yang pendek dapat
mengikuti kecepatan permukaan rol tengah. Sedang
penghisap akan menghisap serat-serat yang keluar dari rol
depan pada waktu putus atau pada waktu pertama mesin
dijalankan.

c. Bagian Penggulungan

Bagian penggulungan merupakan akhir dari sluruh


proses yang dilakukan oleh mesin Spinning. Benang yang
telah terbentuk akan digulungkan pada bobin. Proses
penggulungan terdiri dari alat bobin yang dipadangkan pada
spindle, dimana bobin dan spindle diputarkan oleh tin rol

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 3


Spinning |
yang menggunakan penghubung spindle tape. Ring
dipadangkan pada ring rail. Traveller yang dipasangkan pada
ring berfungsi sebagai pengantar benang.

III. Alat dan Bahan


1. Sliver roving
2. Mesin Ring Spinning Jingwei FA 506 A
3. Mesin Reeling
4. Pelumas
5. Bobin
6. Traveller
7. Tachometer
8. Timbangan

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 4


Spinning |
IV.PEMBAHASAN
A. PRINSIP DASAR PEMINTALAN

BLOWING Proses pembukaan, pembersihan, pencampuran


dan hasil berupa Lap.

Carding
Proses pembersihan, penguraian serat,
pemisahan serat yang panjang dengan serat
yang pendek dan merubah bentuk lap menjadi

Drawing
Proses perangkapan,penarikan dan peregangan
serat-serat dan membuat sliver yang lebih rata.
Biasanya proses ini dilakuakan dua kali ( 2
passages).Hasilnya berupa sliver Drawing.

Roving Proses penarikan, pemberian twist,


penggulungan, dan hasilnya berupa Roving.

Ring Proses penarikan, pemberian twist,


Spinning penggulungan, dan hasilnya berupa Benang.

Winding Proses penggulungan benang menjadi bentuk


gulungan yang lebih besar sambil
menghilangkan bagian-bagian yang lemah dan
tidak rata.

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 5


Spinning |
B. MESIN RING SPINNING

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 6


Spinning |
Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 7
Spinning |
C. PENGENALAN RING SPINNING

TUJUAN MESIN RING SPINNING


1. Pengecilan bahan dengan cara drafting.
2. Perubahan nomor benang.
3. Pemberian antihan untuk menambah kekuatan benang.
4. Penggulungan benang pada bobbin.

TAHAPAN PROSES RING SPINNING:

1. Bagian Penyuapan
2. Bagian Peregangan
3. Bagian Penggulungan

1.DAERAH PENYUAPAN
Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 8
Spinning |
Daerah penyuapan bertujuan untuk :
 menyuapkan hasil dari mesin
roving berupa sliver roving ke
daerah peregangan

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 9


Spinning |
DAERAH PENYUAPAN TERDIRI DARI;

1. Rak

Tempat seluruh roving


digantungkan

1.
2. Dudukan
Gulungan
Tempat Roving digantungkan

4. Topi Penutup

Menjaga gulungan bagian


atas roving tetap bersih

5. Gulungan
Roving
Gulungan hasil dari mesin
roving

3. Pengantar

Mengantarkan gulungan
roving ke daerah
peregangan

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 10


Spinning |
2. DAERAH PEREGANGAN

 Drafting atau peregangan adalah proses penarikan serat-serat


yang terjadi antara dua titik jepit pasangan rol-rol peregang
yang berputar. Dimana kecepatan rol penarik lebih cepat dari
rol pendorongnya. Dan rol peregang depan kecepatanya lebih
cepat daripada rol peregang belakang, sehingga terjadi proses
peregangan.
 Sedangkan tujuan dari proses peregangan itu sendiri
adalah untuk mendapatkan nomer benang tertentu
demgan cara mengubah ukuran bahan yang disuapkan.

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 11


Spinning |
DAERAH PEREGANGAN TERDIRI DARI:

10.Terompet

Menggerakan bahan atau


sliver roving kekiri dan
kekanan agar rol tidak mudah
aus

9. Handle

Menaik turunkan pasangan rol


atas

8. 3 pasang rol

Rol – rol yang mangatur


peregangan dari bahan atau
sliver roving

7. Apron

Karet tipis khusus untuk


middle rol untuk
menyampaikan serat
kepasangan rol depan supaya
jumlah serat selalu tetap dan
menghidari putus bahan

6. Pneumafil

Menghisap bahan apabila


terjadi putus pada bahan atau
bahan yang berterbangan

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 12


Spinning |
3. DAERAH PENGGULUNGAN

Daerah Penggulungan bertujuan untuk:


 Benang yang telah terbentuk diberi antihan (twist)
dan akan digulungkan pada bobin.

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 13


Spinning |
Bagian twisting
Antihan adalah penyuapan serat-serat yang akan dibuat
benang agar menempati kedudukan seperti spiral sedemikian
sehingga
serat-serat
saling
mengikat
dan
menampung
serat-serat
yang masih
terlepas satu
sama lainya
yang dalam
bentuk pita
menjadi
suatu massa
yang
kompak sehingga memberikan kekuatan pada benang yang
dibentuknya .
Pemberian antihan ini pada prinsipnya dilakukan dengan
memutar satu ujung dari untaian serat, sedangkan ujung yang
lainya tetap diam. Pada mesin ring spinning yang membuat
antihan pada benang adalah putaran dari travelernya. Dan
terjadinya twist atau antihan pada benang karena ujung
benang bagian atas seolah-olah dipegang oleh peregang
depan, sedangkan bagian bawah diputarkan oleh traveller dan
perputaran traveler mengikuti putaran spindel walaupun
putaran traveler lebih lambat akibat adanya gaya gesek
traveler pada ring rail.

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 14


Spinning |
DAERAH PENGGULUNGAN TERDIRI DARI:

11.Lappet

Agar bentuk ballooning


simetris terhadap benang
sehingga tidak menyentuh
bobin

12.Separator

Agar tidak terjadi singgungan


antar benang pada saat
balloning

14.Rem
13.Rail
Mekanisme penghenti dari
Mengatur penggulungan
putaran spindle apabila terjadi
secara konis
putus pada benang

15.Travellers

Memutarkan benang untuk


nomor benang yang akan
dibuat

16.Ring Rail

Tempat dimana traveller


berputar
17.Bobin

Tempat unguk menggulung


benang

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 15


Spinning |
17.Spindle Tape

Tali penghubung Antara tin rol


dan spindle

19.Tin Rol

Sumber pergerakan dari


spindle

20.Spindle

Meknisme pemutar dari bobin

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 16


Spinning |
D.SKEMA JALANYA BAHAN PADA MESIN RING SPINNING

Gulungan roving masuk ke bagian penyuapan dan digantung di bobin


holder (2) pada krel (1).
Kemudian dilewatkan pada
batang pengantar (3) menuju ke
terompet/travers guide (4) dan
masuk ke bagian Peregangan.
Peregangan terjadi pada
pasangan-pasangan rol peregang
antara pasangan rol belakang
dengan pasangan rol tengah, dan
peregangan juga terjadi pada
pasangan rol peregang tengah
dengan pasangan rol peregang
depan. Peregangan ini terjadi karena adanya perbedaan kecepatan
permukaan antara masing-masing rol peregang, makin kedepan
kecepatan permukaannyanya makin tinggi. Lalu Pasangan rol-rol
peregang (5) mengecilkan roving sesuai dengan nomor yang telah
direncanakan. Hasil setelah peregangan berupa benang.Apabila terjadi
benang putus dan mengambang makan mekanisme pnemafil (7) akan
menghisap benang ke jalur yang telah tersedia. Selajutnya masuk
pada bagian Penggulungan.
Setelah diregangkan, benang dilalukan pada ekor babi (8) dan
traveler (11). Traveler (11) berputar pada ring rail dan Rail (12) akan
bergerak naik turun untuk membentuk gulungan. Saat penggulungan,
terjadi ballooning sehingga separator (10) akan membantu
memisahkan benang dari sentuhan antar benang. Kemudian benang
akan digulung pada bobbin yang diputarkan oleh spindle (13) dan
bersumber pada tin rol (14). Antihan terjadi diantara front rol dengan
traveller. Benang yang masih dijepit oleh front rol diberi antihan
dengan adanya putaran traveler akibat putaran bobin/spindel.

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 17


Spinning |
Penggulungan terjadi karena adanya selisih antara traveler dengan
putaran bobin/spindel hal ini disebabkan adanya gesekan antara
traveler dengan ring dan gesekan traveler dengan udara.

E. GEARING DIAGRAM MESIN DRAWING

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 18


Spinning |
Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 19
Spinning |
Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 20
Spinning |
F. BUILDER MOTION
Mekanisme Builder Motion

Cam
w

pal
Follower

A L
B

Berawal dari putaran cam, maka follower akan membawa lengan L


turun. Pada ujung L dipasang puli yang terikat pada rantai a, melalui

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 21


Spinning |
puli penahan B, selanjutnya puli C dan D akan berputar sehingga
rantai tertarik ke kanan membawa plat pengikat akibatnya
pengungkit tertarik ke kanan
dan terungkit ke atas, ring rail
Cam screw bergerak naik.

D Saat ini builder motion


menyimpan tenaga (mengulur
per tarik) sehingga ketika
rail follower tidak lagi tertekan
oleh cam, maka lengan L akan
bergerak naik, terjadilah gerak
turun dari ring rail.

Pada saat L bergerak turun,


pal yang dipasang pada rachet
gear R akan memutar sejumlah
gigi dari R dan diteruskan melalui roda gigi cacing W, akibatnya akan
memutar puli A untuk menggulung sedikit rantai a, karena rantai a
tergulung sedikit maka kedudukan lengan pengungkit G akan sedikit
naik, yang berarti kedudukan ring rail I juga akan bertambah tinggi
sedikit. Maka terjadilah pembentukan lapis gulungan benang yang
tersusun seperti susunan genting.

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 22


Spinning |
G.PERBEDAAN RING SPINNING DAN ROVING

JIN
G WEI FA 506 RING JING WEI FA 415
SPINNING FRAME ROVING MACHINE

1 Putaran Aktif Aktif


Spindle
2 Pengantar
Benang

traveller

Lengan flyer
3 Putaran Aktif lebih lambat dari putaran
Bobin spindle

Aktif bersama sama dengan


putaran Spindle
4 Kecapatan Tetap ( konstan) Makin lama makin lambat
Putaran
5 Pengantar G = Nb - Ntr G = Nb - Nsp
Roving/ben
ang
6 Lapisan
Gulungan

Miring Tegak

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 23


Spinning |
7 Sistem
penggulung
an

konis

Parallel
8 Gerakan
naik turun
Rail

Builder Motion Trick Box


9 Hasil Sliver Roving

benang

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 24


Spinning |
H.PERHITUNGAN DAN PRODUKSI

 No roving
2,4 2,4
2,2 2,4
2,6 2,2
2,4 2,6
2,6 2,2

X = 2,4 gr

5 yard 453,6
x
1. Ne1 = x 840

5 453,6
x
= 2,4 840

= 1,125

19 32 45 42 104 26
960 x x x x x x
A. RPM front roll = 27 96 75 104 48 22
= 155,9633 rpm
19 32 45 42 25 25 60 80 33
960 x x x x x x x x x
B. RPM middle roll = 27 96 75 104 81 95 74 64 23

= 7,106 rpm
19 32 45 42 25 25 74 26
960 x x x x x x x x
C. RPM back roll = 27 96 75 104 81 95 60 22

= 7,2107 rpm

D. V front roll = n front roll x π x∅ front roll


= 155,9633 x 3,14 x 2,54
= 1243,9

E. V middle roll = n middle roll x π x∅ middle roll


= 7,106 x 3,14 x 2,54
= 56,676
F. V back roll = n back roll x π x ∅ back roll
= 7,2107 x 3,14 x 2,54

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 25


Spinning |
= 57,509

(n front roll x π x ∅ front roll)cm/mnt x 5 mnt x 453,6


- Produksi teoritis = 100 x 768 x Ne1

1248,9 x 5 x 453,6
= 100 x 768 x 1,125 = 32,652 gr/mnt

v front roll 1243,9


= =21,629
- Mechanical draft = v back roll 57,509 put/mnt

 MD = AD
Ne1 keluar
 AD = Ne1 masuk

Ne1 keluar
21,629 = 1,125
Ne1 keluar = 24,33
 TPI = α √ Ne1 k

= 4,25 √ 24,33
= 20,9647

 TPM = TPI x 39,37


= 20,9647 x 39,37
=825,38

 Perhitungan produksi yg dirubah roda giginya


Dengan merubah :
1. Roda gigi pengganti untuk draft ( ZE, ZD, ZK,ZJ)
2. Roda gigi pengganti untuk twist (ZA,ZB,ZC)

 Data roving 5 yard :

1. 2,4 11. 2,8


2. 2,6 12. 2,6
3. 2,4 13. 2,4
4. 2,4 14. 2,4
5. 2,4 15. 2,8
6. 2,2 16. 2,8
7. 2,6 17. 2,6
8. 2,8 18. 2,4
9. 2,2 19. 2,6
10. 2,4 20. 2,4

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 26


Spinning |
50,2
=2,51 gr
Rata-rata = 5

 Berat bobbin , berat bobbin + isi (t = 5 menit)


1. 48,0 gr 1. 49,8 gr
2. 50,4 gr 2. 51,6 gr
 Berat bobbin yang di rubah roda giginya :
1. 1,8 gr
2. 1,2 gr

5 yard 453,6
 Ne1 masuk = x
x 840
5 453,6
x
= 2,51 840

= 1,99 x 0,54
= 1,07

5 yard 453,6
 Ne1 keluar = x
x 840
5 453,6
x
= 0,08 840
= 33,75

 TPI (10 INCH)


1. TPI
360
1) 20 = 18
305
2) 20 = 15,25

X = 16,625 arah twist Z

2. TPI yang dirubah roda giginya


346
1) 20 = 17,3
342
2) 20 = 17,1

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 27


Spinning |
352
3) 20 = 17,6

X = 17,3 arah twist Z

 RPM motor = 960


19 32 45 42 104 26
960 x x x x x x
1. RPM front roll = 27 96 75 104 48 22

= 139,71 rpm
19 32 45 42 25 25 46 80 33
2. RPM middle roll = 960 x 27 x 96 x 75 x 104 x 81 x 95 x 74 x 64 x 23

= 6,4445 rpm
19 32 45 42 25 25 74 26
3. RPM back roll = 960 x 27 x 96 x 75 x 104 x 81 x 95 x 46 x 22

= 4,2466 rpm

4. V front roll = n front roll x π x∅ front roll


= 139,71 x 3,14 x 2,54
= 1114,27
5. V middle roll = n middle roll x π x ∅ middle roll
= 6,4445 x 3,14 x 2,54
= 51,39
6. V back roll = n back roll x π x ∅ back roll
= 4,2466 x 3,14 x 2,54
= 33,86
v front roll 1114,27
 Main draft = v middleroll = 51,39 =21,68 put/mnt

v middleroll 51,39
 Break draft = = =1,51 put/mnt
v back roll 33,86
 Total draft = main draft + break draft
= 21,68 + 1,51
= 22,9325
v front roll 1114,27
 Mechanical draft = v back roll = 33,86 =32,908 put/mnt

 MD = AD

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 28


Spinning |
Ne1 keluar
 AD = Ne1 masuk

Ne1 keluar
32,908 = 1,1157
Ne1 keluar = 36,715
(n front roll x π x ∅ fro nt roll) cm/mnt x 5 mnt x 453,6
 Produksi teoritis = 100 x 768 x Ne1

1114,27 x 5 x 453,6
= 100 x 768 x 36,715

= 0,896 g/mnt
 Produksi teoritis dgn roda gigi dirubah
(n front roll x π x ∅ front roll)cm/mnt x 5 mnt x 453,6
= 100 x 768 x Ne1

1114,27 x 5 x 453,6
= 100 x 768 x 33,75

= 0,974 g/mnt
 Produksi nyata
1,8
= 5 =0,36 g /mnt

 Efisiensi
∏ nyata x 100
= ∏ teoritis

0,36
x 100
= 0,896

= 40,17 %

Proses percobaan
1. Yang dirubah Roda gigi draft : ZD = 46
ZE = 74
2. Yang dirubah Roda gigi twist : ZA = 45
ZB = 75
ZC = 36
 Hasil percobaan

Teoritis Nyata
Efisiensi 1,07 1,07 percobaan
33,75 33,75
17,90 17,3
0,974 1,2 g/5 mnt =
g/mnt 0,24
Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 29
Spinning |
Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 30
Spinning |
Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 31
Spinning |
TEKNOLOGI TERBARU MESIN RING SPINNING

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 32


Spinning |
Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 33
Spinning |
Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 34
Spinning |
V. Diskusi
Beberapa hasil yang diperoleh dalam praktikum Ring Spinning
adalah
1. Penyuapan Ring Spinning berasal dari Mesin Roving berupa
sliver dan hasil Ring Spinning berupa benang.
2. Ring Spinning terdiri dari tiga daerah utama yaitu daerah
penyuapan, daerah peregangan dan daerah penggulunggan.
3. Mesin yang diuji adalah mesin Ring Spinning Jingwei FA 506.
4. Penggulungan benang pada Ring Spinning bersifat konis
sedangkan pada mesin Roving bersifat Paralel.
5. Mekanisme pergerakan naik turun kereta berasal dari Builder
Motion sedangkan pada mesin Roving berasal dari Trick Box.
6. Perubahan nomor benang dilakukan dengan cara mengubah
DCW dan mengatur beban Travellers.
7. Perubahan twist dilakukan dengan cara merubah TCW.
8. Setelah Percobaan didapatkan nomor benang dan twist yang
direncanakan tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh. Faktor
yang mempengaruhinya adalah Mechanical Fault. Dikarenakan
rol rol drafting yang sudah jarang di maintenance sehingga
peregangan sudah tidak maksimal. Lalu roda gigi yang terdapat
pada Mesin bisa jadi tidak sesuai dengan Gearing diagram
mesin.

VI. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan produksi pada praktikum Ring
Spinning ini dapat disimpulkan, bahwa proses Ring Spinning
memiliki tujuan penarikan, pengecilan bahan, pemeberian antihan
dan penggulungan benang. Namun pada kenyataannya, banyak
terjadi human error dan mechanical fault atau kesalahan mesin
yang mengakibatkan perubahan nomor benang, pengaturan antihan
dan effisiensi produksi benang tidak sesuai harapan. Untuk itu
diperlukan pengetahuan dalam hal mengenal bagian-bagian mesin,
gearing diagram dan pengendalian mutu sehingga hasil yang
diperoleh maksimal. Dalam praktikum ini mesin yang digunakan
adalah mesin Ring Spining JINGWEI FA 506. Setelah perhitungan dan

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 35


Spinning |
produksi ternyata nilai hasil mekanik dan nyata memiliki
perbandingan yang berbeda.

VII. Daftar Pustaka


 Charnley Frank,”Manual Of Cotton Spinning volume 1”.
 Pawitro,dkk,”Teknologi Pemintalan Bagian Pertama”, Institut
Teknologi Tekstil, 1973
 Pawitro,dkk,”Teknologi Pemintalan Bagian Kedua”, Institut
Teknologi Tekstil, 1973
 http://www.jwyc.com/en/Product/SpinningEquipment/Frame/., Diakses
pada tanggal 29 Oktober 2013.
 http://www.jwyc.com/en/Product/SpinningEquipment/Frame/201011/t201011
05_878.htm Diakses pada tanggal 29 Oktober 2013.
 http://www.rieter.com/en/spun-yarn-systems/products/ring-spinning/g-32-ring-
spinning-machine/ Diakses pada tanggal 29 Oktober 2013
 http://www.rieter.com/en/spun-yarn-systems/products/ring-spinning/g-35-ring-
spinning-machine/ Diakses pada tanggal 29 Oktober 2013
 http://www.jwyc.com/en/Product/SpinningEquipment/Frame/201011/t201011
05_879.htm Diakses pada tanggal 29 Oktober 2013

Praktikum Pemintalan III Mesin Ring 36


Spinning |

Anda mungkin juga menyukai