Anda di halaman 1dari 15

PENDAHULUAN

Andalusia atau al-Andalus adalah nama yang digunakan untuk wilayah di

Semenanjung Iberia yang dikuasai oleh Islam pada 711-1492 M. Ada beberapa

pendapat yang beredar mengenai apa makna asal dari kata andalus ini. Ada yang

menyebutkan bahwa andalus berarti “land of the Vandals” (tanah kekuasaan bangsa

Vandal), “Land of the Atlantis” (tanah kekuasaan bangsa Atlantis), dan ada sebagian

yang berdapat bahwa kata andalus berasal dari bahasa German Landahlauts, yang

berarti “Land allotment” atau tanah pemberian.1 Menurut G. S. Colan, kata andalus

berkaitan dengan penyebutan bangsa Arab terhadap bangsa Vandal (the Vandals), yang

semula dieja sebagai wanda>


lishiya>( 企 貴-Wandalicie). Penggunaan kata al-

Andalus terdapat pada ukiran mata uang yang diterbitkan pada tahun 98 H/716 M, di

mana di salah satu sisinya tertulis Hispaniae (bahasa Latin dari Spanyol), yang merujuk

pada daerah semenanjung Iberia baik yang dikuasai oleh kerajaan Kristen maupun oleh

kekhalifahan Islam.2

Luas wilayah Andalusia berubah-ubah, meluas pada awal penaklukan Islam atas

Spanyol, kemudian meluas lagi setelahnya. Dan kembali menyempit hanya tinggal

wilayah Granada pada akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Wilayah Semenanjung Iberia

pada saat ditaklukkan oleh Islam dikabarkan mencakup wilayah Spanyol dan Portugal.

Bangsa-bangsa yang mendiami wilayah Andalusia (Semenanjung Iberia) juga berasal

dari berbagai bangsa, seperti bangsa Iberia, Latin, Romawi, dan Yunani dari Eropa, ada

juga bangsa Yahudi dari Asia dan Afrika. Tetapi yang paling dominan, khususnya

ketika ditaklukkan oleh Islam, adalah bangsa Vandal dan Gothik yang merupakan salah

satu ras bangsa Jerman (Germanik-Roman).3

1
Josef W. Meri, Ed, Medieval Islamic Civilization, An Encyclopedia, Vol. 1, (New York: Routledge,
2006), 43.
2
G. S. Colan, al-Andalus, terj. Ibrahi>
m Khu> rshi>d, dkk., (Beirut: Da>
r al-Kita>
b al-Lubna>
ni>
, 1980), 58.
3
Muhammad Sa‘i> d ad-Daghali> , al-H{ayah al-Ijtima>‘iyyah fi>al-Andalus wa Atharuha>fi>al-Adab al-‘Arabi>
wa fi>al-Adab al-Andalusi>, (Beirut: Da> r Usa>
mah, 1984), 14.

1
2

Bangsa Arab dan Berber muslim yang mendiami wilayah Andalusia setelah

penaklukan, disebut sebagai orang-orang Moor (Moorish). Meskipun sebenarnya kata

Moor lebih banyak digunakan untuk menyebut orang Berber, baik yang mendiami

wilayah Afrika Utara maupun Spanyol.4

PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam ke Andalusia

Sebelum ditaklukkan oleh T{a>


riq bin Ziya>
d pada tahun 93 H/711 M, sebenarnya

Islam sudah pernah berperang melawan Andalusia pada masa pemerintahan Khalifah

Utsman bin Affan yang terjadi pada tahun 27 H. Sebagaimana dijelaskan dalam Ta>
ri>
kh

al-Umam wa al-Mulu>
k atau yang lebih dikenal dengan Ta>
ri>
kh at}-T{abari>
, “dan Utsman

mengutus Abdullah bin Na>


fi‘ bin al-H{us}ain dan Abdullah bin Na>
fi‘ bin Abd al-Qais

setelah (menyelesaikan penaklukan) daerah Afrika untuk segera menuju Andalusia, dan

mereka mendatangi kedua (daerah itu) melalui laut”.5 Di sana dituliskan juga tentang

kemenangan mereka dalam memerangi bangsa Andalus.6 Para sejarawan tidak

menyebutkan hal itu sebagai penaklukan, melainkan hanya peperangan (ghazwah) saja.7

Penaklukan Andalusia sendiri tidak bisa dipisahkan dari penaklukan wilayah-

wilayah di Afrika Utara oleh tentara Islam.8 Selain itu, juga penguasaan wilayah Afrika

Utara di bawah kekuasaan kekhalifahan Dinasti Umawiyyah (dari masa Mu‘a>


wiyah

sampai dengan masa al-Wali>


d) dan masuknya bangsa Berber ke dalam Islam, yang pada

4
Stanley Lane-Poole dan Arthur Gilman, The Moors in Spain, (New York: G. P. Putnam’s Sons, 1903),
13.
5
Abu>Ja‘far Muhammad bin Jari> r at}-T{abari>
, Ta>
ri>
kh al-Umam wa al-Mulu> k, Ta>
ri>
kh at}-T{abari>
, (Riyad}:
Bait al-Afka> r ad-Dauliyyah, tt). 726.
6
Ibid, 727.
7
Ibnu Athi>r, al-Ka>
mil fi>at-Ta>
ri>
kh, Ta>ri>
kh Ibn Athi>r, (Riyad}: Bait al-Afka>
r ad-Dauliyyah, tt), 374.
8
Penaklukan oleh ‘Amr bin ‘A< s}pada tahun 21 H/642 M dan ‘Abd Allah bin Abi>Sarh}pada tahun 27
H/647 M. Eduardo Manzano Moreno, The Iberian Peninsula and North Africa, dalam The New
Cambridge History of Islam, Vol. 1, Ed. Chase F. Robinson, (Cambridge, UK: Cambridge University
Press, 2010), 581 dan 583.
3

penaklukan Andalusia, mempunyai peran penting, karena sebagian besar pasukan kaum

muslimin yang menaklukkan Andalusia adalah dari bangsa Berber.9

Dalam penaklukan Andalusia, ada tiga orang yang dianggap sebagai pahlawan

Islam yang paling berjasa, yaitu T{ar>if bin Ma>


lik, T{a>
riq bin Ziya>
d, dan Mu>
sa>bin Nus}ayr.

Di mana T{a>
rif sebagai perintis dan penyelidik yang pertama kali menyeberangi selat

antara Maroko (al-Maghrib) dan benua Eropa bersama 40010 orang pasukan Berber,11

dengan menggunakan kapal perang bantuan dari Graft Julian.12 T{a>


rif memenangi

peperangan dan kembali ke Afrika Utara dengan membawa harta rampasan yang

berlimpah.13

Terdorong oleh keberhasilan T}a>


rif, dan melihat adanya konflik penguasa di

kerajaan Spanyol Gotik Barat antara Witiza (putra mahkota) dan Roderick, seorang

komandan yang ingin menjadi raja di kerajaan Gotik Barat, juga didorong oleh

keinginan untuk mendapatkan harta rampasan perang, Mu>


sa>mengutus T{a>
riq bin Ziya>
d

ke Spanyol pada tahun 711 M bersama 7.000 orang pasukan yang sebagian besar terdiri

atas orang Berber.14 Kemudian Mu>


sa>mengirimkan 5.000 orang pasukan tambahan,

sehingga pasukan yang dipimpin oleh T{a>


riq berjumlah 12.000 orang. Jumlah ini masih

lebih sedikit dari jumlah pasukan kerajaan Gothik yang berjumlah 100.000 orang.15

T{a>
riq bersama pasukannya berhasil menyeberangi selat Gibraltar (Jabal T{a>
riq) pada

bulan Rajab 92 H.16 Pertempuran antara pasukan T{a>


riq melawan pasukan Roderick,

yang saat itu sudah menjadi raja Gothik Barat, terjadi di mulut sungai Barbate (Wa>
di>

9
Moreno, The Iberian Peninsula and North Africa, 584.
10
Ada yang menyebutkan jumlah pasukannya 500 orang termasuk pasukan berkuda. Badri Yatim,
Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), 88.
11
Ambroxio Huici Miranda, The Iberian Peninsula and Sicily, dalam The Cambridge History of Islam,
Vol. 2A, Ed. PM. Holt, dkk., (Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1970), 406.
12
Julian (Count Julian) adalah penguasa legendaris Kristen yang menguasai Cueta, daerah jajahan
Spanyol di Afrika Utara yang terpisah dari semenanjung Iberia. Dalam en.wikipedia.org/wiki/julian. (8
Desember 2011).
13
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), 162. Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, 88-89.
14
Philip K. Hitti, History of The Arabs, terj., R. Cecep Lukman Yasin, dkk., (Jakarta: PT. Serambi Ilmu
Semesta, 2010), 628.
15
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 89.
16
Miranda, The Iberian Peninsula and Sicily, 406.
4

Bakkah) pada 28 Ramadhan 92 H/19 Juli 711 M dan dimenangkan oleh pasukan

riq.17 Setelah kemenangan dalam peperangan itu, pasukan muslim kemudian


T{a>

menguasai beberapa kota di Spanyol, di antaranya Ecija, Toledo (ibukota kerajaan

Gothik), Arkidona, Elvira, Kordova, dan Malaga.18

Dengan kemenangan yang diperoleh T{a>


riq ini, Mu>
sa>yang merasa iri, berangkat

ke Spanyol dengan pasukan berjumlah 10. 000 orang tentara. Dalam penaklukan ini,

Mu>
sa>berhasil menguasai Medina Sidonia, Carmona, Alcala de Guadaira, Seville,

Merida, Saragosa, Aragon, Leon, Asturia, dan Galicia.19

Gelombang perluasan wilayah selanjutnya, terjadi pada masa pemerintahan

khalifah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 99 H/717 M, dengan tujuan untuk menguasai

daerah-daerah di pegunungan Pyrenia dan Perancis Selatan. Namun semua usaha yang

dilakukan oleh pasukan muslim kali ini berhasil digagalkan oleh pasukan kerajaan

Perancis, yang selain disebabkan oleh kegigihan tentara kerajaan Kristen yang dipimpin

oleh Charles Martel, juga disebabkan minimnya pengetahuan pasukan muslim tentang

daerah yang akan ditaklukkan yang merupakan daerah pegunungan bersuhu dingin

sehingga strategi yang digunakan tidak dapat berjalan lancar.20 Selanjutnya terdapat

penyerangan lagi, seperti ke Avignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-

pulau yang terdapat di Laut Tengah, Mallorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus,

dan sebagian dari Sicilia, semuanya berhasil dikuasai Islam pada masa kekhalifahan

Dinasti Umawiyyah. Dengan penyerangan ini seluruh wilayah Spanyol, Perancis

Tengah, dan sebagian wilayah Italia dapat dikuasai.21

Dilihat dari proses penaklukan Andalusia, usaha yang dilakukan oleh pasukan

muslimin sebenarnya tidak mengalami banyak kesulitan, bahkan dapat dikatakan

penaklukan tersebut dapat dilakukan dengan mudah, kecuali di sebagian kecil wilayah

17
Miranda, The Iberian Peninsula and Sicily, 406.
18
Hitti, History of the Arabs, 630.
19
Ibid., 632-633.
20
Ibid., 635.
21
Amin, Sejarah Peradaban Islam, 164-165.
5

saja. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor politik, sosial ekonomi,

maupun mental.

Secara politik, keadaan Andalusia saat itu memang sedang dalam perpecahan

dengan munculnya beberapa pemberontakan, salah satunya pemberontakan Basque (di

wilayah Catalan –sekarang Barcelona).22 Juga munculnya beberapa negara-negara kecil

yang tidak mau tunduk pada kekuasaan kerajaan Gothik, serta perselisihan antara Witiza

dan Roderick sebagaimana dijelaskan di muka. Bersamaan dengan itu, sikap tidak

toleran dan berbagai penganiayaan penguasa kerajaan Gothik terhadap pemeluk agama

lain di wilayahnya, di mana orang Yahudi dipaksa dibaptis untuk memeluk agama

Kristen. Hal ini membuat mereka banyak melakukan pengkhianatan dengan berpihak

kepada penakluk, salah satunya pada saat penaklukan Toledo.23

Dari faktor sosial ekonomi, rakyat dibagi ke dalam sistem kelas, sehingga

kehidupan mereka diliputi kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak.

Hal ini membuat mereka menantikan kedatangan juru pembebas dan mereka

menemukannya dalam umat Islam yang datang untuk menaklukkan Andalusia.24

Sedangkan dari faktor mental adalah hilangnya semangat pasukan kerajaan Gothik,

yang terdiri atas para budak yang tertindas, untuk berperang.25

B. Perkembangan Kekuasaan Islam di Andalusia

Perkembangan kekuasan Islam di Andalusia dapat dibagi ke dalam enam

periode kekuasaan, yaitu sebagai berikut.

1. Periode Pertama (711-755 M)

Pada periode pertama ini, Andalusia berada di bawah pemerintahan para

wali yang diangkat oleh khalifah Dinasti Umawiyyah yang berpusat di Damaskus,26

22
Miranda, The Iberian Peninsula and Sicily, 406.
23
Hitti, History of The Arabs, 630, 634. Amin, Sejarah Peradaban Islam, 166-167.
24
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 91.
25
Ibid., 93. Amin, Sejarah Peradaban Islam, 167.
26
Ibid., Yatim, 93. Amin, 168.
6

meskipun para wali tersebut sebenarnya lebih tunduk pada gubernur Afrika Utara

(Tunis) yang berpusat di Kairawan, bukan tunduk secara langsung kepada

khalifah.27

Pada periode ini terjadi 20 kali pergantian wali.28 Hal ini terjadi karena

perselisihan antara pemerintah pusat di Damaskus dan gubernur Afrika Utara

tentang siapa yang berhak menentukan wali bagi Andalusia,29 meskipun sebenarnya

banyak dari para wali itu gugur dalam peperangan melawan pihak Kristen yang

tersisa dari penaklukan sebelumnya. Juga dikarenakan oleh jauhnya kedudukan

Andalusia dari Damaskus yang menyebabkan penduduk Andalusia memiliki

kebebasan untuk menentukan pememerintahan menurut pemikiran penduduk di

Andalusia, yang juga berselisih, yaitu antara orang Berber, Arab Utara (suku Qays)

dan Arab Selatan (Arab Yama>


ni>
). Sehingga dalam pemerintahan wali terakhir,

Yu>
suf bin Abd ar-Rahma>
n al-Fahri>mengadakan pemilihan wali pada tahun 747

M.30

Pada periode pertama ini, Andalusia belum mengalami kemajuan dalam

peradaban. Hal ini antara lain dikarenakan banyak terjadinya krisis di dalam

pemerintahan Islam sendiri yang disebabkan ketidak-puasan orang-orang Berber

akan perlakuan orang Arab sehingga menyebabkan pemberontakan.31 Juga

disebabkan masih banyaknya sisa-sisa musuh dari luar yang harus diperangi.32

Periode pertama ini berakhir dengan datangnya Abd ar-Rahman ad-Da>


khil ke

Spanyol pada 138 H/755 M.33

27
Montgomery Watt, Fi>Ta> ri>
kh Isba>niya>al-Isla>
miyyah, terj. Muhammad Rid}a>al-Mis}ri>
, (Beirut: Shirkat
al-Mat}bu> ‘a>
t li at-Tauzi>
‘ wa an-Nashr, 1998), 36.
28
Ibid.
29
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 93.
30
Watt, Fi>Ta> ri>
kh Isba>
niya>al-Isla>
miyyah, 36.
31
Ibid., 39.
32
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 94.
33
Ibid.
7

2. Periode Kedua (755-912 M)

Pada periode kedua ini, pemerintahan Islam di Spanyol (Andalusia)

dikepalai oleh seorang amir (gubernur) yang tidak tunduk kepada kekhalifahan

Islam, yang pada saat itu terjadi pada masa kekhalifahan Bani Abbasiyah di

Baghdad.34 Pada periode ini kekuasaan di Andalusia dikatakan sebagai al-Ima>


rah

al-Umawiyyah al-Mustaqillah35 dengan ‘Abd ar-Rahma>


n I (bergelar ad-Da>
khil yang

bermakna ‘Yang Masuk (ke Spanyol)’ atau ‘the Immigrant’)36 sebagai amir

pertama. Pada saat ‘Abd ar-Rahma>


n berhasil masuk dan menjadi penguasa di

Andalusia, banyak pengikut/orang-orang yang loyal kepada Dinasti Umawiyyah

pergi ke Andalusia untuk menjadi bagian dari kekuasaannya, sehingga dia dapat

menjalankan sistem administratif Dinasti Umawiyyah sebagaimana yang pernah

dilakukan di Damaskus.37

Amir-amir yang berkuasa di Andalusia pada periode ini antara lain ‘Abd ar-

Rahma>
n I (ad-Da>
khil, 756-788 M), Hisha>
m I (788-796 M), al-H{akam I (796-822

M), ‘Abd ar-Rahma>


n II (al-Awsath, 822-852 M), Muhammad I (852-886 M), al-

Mundhir bin Muhammad (886-888 M), dan ‘Abd Allah bin Muhammad (888-912

M).38

Pada periode ini, Andalusia mulai mengalami kemajuan di berbagai bidang,

baik politik maupun peradaban. Salah satunya adalah pembangunan masjid Kordova

dan beberapa sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Juga diprakarsainya

pemanfaatan tentara bayaran di Spanyol oleh al-H{akam I, sehingga dia dianggap

sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Sedangkan ‘Abd ar-Rahma>


n al-

34
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 95.
35
Watt, Fi>Ta>
ri>
kh Isba>
niya>al-Isla>
miyyah, 44.
36
Laura S. Etheredge, Islamic History, the Islamic World, (New York: Britannica Educational Publishing,
2010), 95.
37
Etheredge, Islamic History, the Islamic World, 96.
38
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 95. Hitti, History of the Arabs, 653.
8

Awsath, yang dikenal sebagai amir yang cinta ilmu, mengundang berbagai ahli ilmu

pengetahuan dari dunia Islam untuk menghidupkan kegiatan keilmuan di Spanyol.39

3. Periode Ketiga (912-1013 M)

Periode ini berlangsung mulai dari diangkatnya ‘Abd ar-Rahma>


n III yang

bergelar an-Na>
s}ir sampai dengan munculnya raja-raja kelompok yang disebut mulu>
k

at}-T{awa>
if. Pada periode ini kekuasaan Dinasti Umawiyyah di Andalusia memasuki

periode kedua dan penguasanya kembali memakai gelar khalifah bukan lagi amir.

Dimulai dari ‘Abd ar-Rahma>


n III yang melihat adanya kemelut dalam kekhalifahan

Bani Abbasiyah akibat meninggalnya khalifah al-Muqtadir di tangan pengawalnya

sendiri, sehingga baginya adalah waktu yang sangat tepat untuk mengikrarkan

kekhalifahan Dinasti Umawiyyah setelah 150 tahun hilang. Maka diapun memakai

gelar khalifah mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar pada periode ini adalah

‘Abd ar-Rahma>
n III (an-Na>
s}ir, 912-962 M), H{akam II (961-976 M), dan Hisha>
m II

(976-1009 M).40

Pada periode ini, peradaban Islam di Andalusia mencapai puncak

kemajuannya, melebihi kemajuan Daulah Abbasiyah di Baghdad. Di antaranya

adalah dibangunnya Universitas Cordova yang perpustakaannya mempunyai koleksi

ratusan ribu buku oleh ‘Abd ar-Rahma>


n III. Juga pembangunan perpustakaan-

perpustakaan penting lainnya di beberapa kota di Spanyol oleh H{akam II.41

4. Periode Keempat (1013-1086 M)

Periode keempat ini ditandai dengan munculnya banyak negara-negara kecil

yang dipimpin oleh raja-raja kelompok yang disebut dengan mulu>


k at}-Tawa>
if, yang

39
Ibid., Yatim, 95.
40
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 96. Selain tiga khalifah tersebut, masih ada khalifah-khalifah Bani
Umayyah lain yang memerintah di Andalusia, baik pada periode ketiga ataupun selanjutnya bersamaan
dengan munculnya mulu> k at}-T{awa>
if, yaitu Muhammad II (1009-1010 M), Sulayman (1009-1010 M,
1013-1016 M), ‘Abd ar-Rahma> n IV (1018 M), ‘Abd ar-Rahma> n V (1023 M), Muhammad III (1023-1025
M), dan Hisha> m III (1027-1031 M). Hitti, History of the Arabs, 680.
41
Ibid., Yatim, 97.
9

terlibat perang saudara satu dengan lainnya.42 Negara-negara kecil ini dapat

dikelompokkan ke dalam tiga kelompok suku bangsa, Berber, as}-S}aqa>


libah

(Slavia), dan Andalusia (campuran bangsa Arab –atau keturunan Arab– dan

Iberia).43

Beberapa di antara negara-negara kecil atau raja-raja kelompok ini adalah

keluarga Jahwariyah yang mendirikan semacam republik di Kordova, Banu ‘Abba>


d

di Seville, rezim Zi>


riyah yang didirikan oleh Ibn Zi>
ri>berkuasa di Granada, juga

Dinasti Hamudiyah yang berkuasa di Malaga dan kemudian penerusnya menjadi

khalifah di Kordova. Di Toledo kekuasaan dipegang oleh Banu Dhu>an-Nu>


n dan di

Saragossa Banu Hu>


d berkuasa. Di antara mulu>
k at}-T{awa>
if ini yang paling kuat

diyyah di Seville.44
adalah pemerintahan terpelajar ‘Abba>

Melihat perpecahan dalam Islam di Andalusia, raja-raja Kristen mulai

mengambil inisiatif melakukan peperangan, sehingga menambah konflik politik

yang sudah sedemikian parah. Namun kegiatan intelektual di Andalusia masih tetap

berjalan dan berkembang. Karena istana-istana mendorong para sarjana dan

sastrawan untuk melakukan kegiatan intelektual mereka dan memberikan

perlindungan dari satu istana ke istana lainnya.45

5. Periode Kelima (1086-1248 M)

Pada periode ini muncul dua kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan

dinasti Mura>
bit}u> n (1143-1235 M).46
n (1086-1143 M) dan dinasti Muwah}h}idu>

Dinasti Mura>
bit}u>
n asalnya adalah sebuah gerakan keagamaan yang didirikan

oleh Yahya>bin Ibra>


hi>
m di kalangan penggembala unta dari kabilah S{anha>
jah,

dengan bantuan seorang ahli ilmu agama dan faqi>


h madzhab Maliki bernama ‘Abd

Allah bin Ya>


si>
n al-Jazu>
li>untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama kepada kabilah

42
Hitti, History of the Arabs, 683.
43
Watt, Fi>Ta>ri>
kh Isba>niya>al-Isla>
miyyah, 102.
44
Hitti, History of Arabs, 683-684.
45
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 98.
46
Amin, Sejarah Peradaban Islam, 170.
10

tersebut. Dalam gerakan keagamaan ini pengajaran diadakan di riba>


th –yang dari

kata ini diambil nama Mura>


bit}un. Gerakan ini dimulai pada tahun 1039 M.

Kemudian gerakan keagamaan ini berubah menjadi sebuah dinasti pada tahun 1062

M oleh Yu>
suf bin Ta>
s}fi>
n, yang kekuasannya mencakup wilayah Maroko,

Mauritania, juga Senegal disebelah selatan, dan bagian barat Aljazair di sebelah

Utara. Tidak diketahui bagaimana gerakan ini dapat berubah menjadi dinasti

Mura>
bit}u>
n yang oleh orang Eropa disebut Almoravids ini. Mereka memasuki

Spanyol pada tahun 1084 M, dan selama berkuasa di sana para rajanya memakai

gelar Ami>
r al-Muslimi>
n serta mengakui otoritas tinggi khalifah Bani Abbasiyyah di

Baghdad.47 Raja-raja dinasti Mura>


bit}u>
n yang berkuasa di Spanyol antara lain Yu>
suf

bin Ta>
shfi>
n (1090-1106 M), ‘Ali>bin Ta>
shfi>
n (1106-1143 M), Ta>
shfi>
n bin ‘Ali>

(1143-1146 M), Ibra>


hi>
m bin Ta>
shfi> q bin ‘Ali>(1146-1147 M).48
n (1146 M), dan Ish}a>

Dinasti al-Muwah}h}idu>
n, sebagaimana Mura>
bit}u>
n berasal dari gerakan

keagamaan yang berubah menjadi gerakan politik, yang juga didirikan oleh orang

Berber dari Afrika Utara yang bernama Muhammad bin Tu>


mart. Dengan semangat

al-amr bi al-ma‘ru>
f wa an-nahy ‘an al-munkar, dia mengajarkan Islam, dalam ke

bentuk murninya, dengan doktrik tauhid, mengesakan Allah, dan konsep spiritual

tentang Allah.49 Dia memulai pengajaran tentang tauhid ini kepada suku-sukud di

Afrika Utara dan suku-suku liar yang mendiami pegunungan Atlas. Selain

mengajarkan doktrin-doktrin tersebut, Ibn Tu>


mart juga mengajari mereka keahlian

militer untuk membentuk kekuatan militer yang kuat.50 Ibnu Tu>


mart memimpin

gerakan ini dan berkuasa sebagai khalifah pada dinasti Muwah}h}idu>


n mulai 1078 M

47
Watt, Fi>Ta>ri>
kh Isba>niya>al-Isla>
miyyah, 107-109.
48
Hitti, History of the Arabs, 693.
49
Dengan dasar tauhid inilah, kemudian pengikut dari Muhammad bin Tu> mart disebut al-Muwah}h}idu>
n
atau orang-orang Eropa menyebutnya Almohads. Hitti, History of the Arabs, 694.
50
Allen J. Fromherz, the Almohads, the Rise of Islamic Empire, (London: I. B. Tauris & Co. Ltd., 2010),
1.
11

sampai dengan 1130 M. Dalam masa itu, kekuasaan dinasti Muwah}h}idu>


n belum

menjangkau Spanyol.51

Ibn Tu>
mart kemudian digantikan oleh ‘Abd al-Mu’min bin ‘Ali>
, jenderal

sekaligus sahabatnya, pada tahun 1130 M. Di bawah kekuasaan ‘Abd al-Mu’min,

dinasti Muwah}h}idu>
n berhasil menggulingkan dinasti Mura>
bitu>
n dan juga menguasai

seluruh wilayahnya termasuk Spanyol. Khalifah-khalifah dinasti Muwah}h}idu>


n yang

berkuasa di Spanyol antara lain ‘Abd al-Mu’min bin ‘Ali>(1145-1163 M),

Abu>
Yu>
suf Ya‘qu>
b al-Mans}u>
r (1184-1199 M), dan Muhammad an-Na>
s}ir (1199-1214

M).52

6. Periode Keenam (1248-1492 M)

Pada periode ini, kekuasaan Islam di Spanyol hanya tersisa di Granada saja,

dengan pemegang kekuasaan dinasti Nas}riyyah atau dinasti Banu Ah}mar, yang

berdiri antara 1232-1492 M. dinasti Nas}riyyah atau Banu Ah}mar didirikan oleh

Muhammad bin Yu>


suf bin Nas}r atau Ibn Ah}mar, yang pada saat pendiriannya dia

bersekutu dengan penguasa Kristen untuk merebut Granada dan untuk menjaga

kelangsungan kekuasaannya dia harus membayar pajak ke penguasa Kristen.

Meskipun kekuasaan dinasti Nas}riyyah ini sangat kecil, namun tetap

mengalami kemajuan di berbagai bidang peradaban. Salah satunya adalah

dibangunnya istana megah di kawasan berbukit diperbatasan, yang diberi nama al-

H{amra>
’ (Eropa: Alhambra; yang merah). Nama ini digunakan karena plesteran

merah yang digunakan dalam pembangunan istana tersebut, bukan dari sebutan

Muhammad, Ibn Ah}mar.53

Dari 1232 sampai 1492 M, ada 21 sultan yang memerintah dinasti Banu

Ah}mar, enam di antaranya memerintah sebanyak dua kali, dan satu sultan lain,

Muhammad VIII (al-Mutamassik) berkuasa sebanyak tiga kali (1417-1427 M, 1429-

51
Hitti, History of the Arabs, 696.
52
Hitti, History of the Arabs, 696-670.
53
Hitti, History of the Arabs, 699.
12

1432 M, 1432-1444 M). di antara sultan-sultan lain yang berkuasa adalah Sa‘d al-

Musta‘i>
n (1445-1446 M, 1453-1461 M), ‘Ali>Abu al-H{asan (Alboacen, 1461-1482

M, 1483-1485 M), Muhammad XI Abu>‘Abd Allah (Boabdil, 1482-1483 M, 1486-

1492 M), dan Muhammad XII al-Zaghall (1485-1486).54

Pada akhir periode ini, di bawah pemerintahan Abu>‘Abd Allah, kekuasaan

Islam di Spanyol dapat ditaklukkan dan direbut oleh Ferdinand dan Isabella of Spain

pada tahun 1492 M. Setelah itu komunitas muslim Spanyol dihadapkan kepada dua

pilihan, masuk Kristen atau keluar meninggalkan daratan Spanyol dan kembali ke

Afrika, sampai akhirnya pada 1609 M, dapat dikatakan sudah tidak ada lagi umat

Islam yang tersisa di Spanyol.55

C. Peradaban Islam di Andalusia

Selama Islam berkuasa di Andalusia (Spanyol), banyak kemajuan dalam

peradaban Islam yang memberikan pengaruh yang signifikan kepada peradaban Eropa,

bahkan dunia. Kemajuan peradaban ini ada yang ditandai dengan kemunculan beberapa

tokoh-tokoh penting di bidangnya masing-masing, dan perkembangan dalam beberapa

bidang. Di antara kemajuan-kemajuan ini adalah sebagai berikut.

1. Bidang Intelektual56

No Bidang Tokoh-Tokoh
Ibn Zaydu> n, Ibn H{azm, al-Mu‘tad}id, al-Mu‘tamid, Ibn
1 Syi’ir ‘Uma> r, Ibn H{admi> s, Ibn Khafa>jah, Abu>‘A> mir bin
Shahi>d, dan Abu>Bakr bin Qazma> n
Ibn Sayyidih, Ibn Abi>Randaqah, Yu> suf bin Shaykh al-
Ma> laqi> , Abu>al-Wali> d al-H{ami>ri>
, Ibn Bassa> m, al-
2 Ilmu Bahasa Arab H{ari>ri. Al-Bas}ri>, Abu>al-‘Abba> s ash-Shari> shi>, Abu>at}-
T{a>hir Muhammad at-Tami> mi>as-Sarqast}i>, Abu>al-
‘Ala>’al-Ma‘ri>

54
Ibid., 703.
55
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 100.
56
Watt, Fi>Ta>ri>
kh Isba>
niya>al-Isla>
miyyah, 123-156. Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 100-103. Baca juga
Hitti, Sejarah Peradaban Islam, 708-753.
13

Ibn H{azm al-Qurt}ubi> , Da>wud al-As}faha> ni>, Ibn ‘Abd al-


Ilmu Agama dan
3 Barr, al-Qa>d}i>‘Iya> d},Ibn Rushd, Ibn H{ayya> n, Ibn
Sejarah
Khaldu>n
Ibn Ba>jah, Ibn T{ufayl, Abu>Ya‘qu> b Yu> suf, Ibn Rushd,
Filsafat dan Muhy ad-Di> n bin al-‘Arabi> , Ibn al-‘Ari> f, Abu>Madi> n
4
Tasawwuf at-Talmasa> ni>
, Abu>al-‘Abba> s al-Mursi> , Ibn ‘Iba> d ar-
Rundi>
‘Abba> s bin Firna>s (kimia dan astronomi), Ibra> hi>
m bin
Yahya>an-Naqqa> s}(astronomi), Ahmad bin Ibas
5 Sains
(herbologi), Ibn Jubayr, Ibn Batu> t}ah, ibn al-Khat}i> b
(geografi)
Al-H{asan bin Na> fi‘ (Zirya>b), ‘Abba> s bin Firna> s, al-
6 Musik dan kesenian
Mu‘tamid

2. Pembangunan dan Arsitektur

Di antara monumen karya seni yang dapat menunjukkan kemajuan

peradaban antara lain Masjid Agung Kordova yang didirikan oleh ‘Abd ar-Rahman

I, dan kemudian disempurnakan/ditambah pembangunannya oleh penerusnya. Selain

itu terdapat istana Alcaza>


r di Seville, Alhambra di Granada, dan istana Madi>
nah az-

Zahra>
, yang kini disebut Kordova la Vieja, serta vila al-Mans}u>
r yang diberi nama

Madi> hirah yang bangunannya memanjang hingga bagian timur Kordova.57


nah az-Za>

Selain bidang arsitektur, pembangunan juga terjadi di beberapa bidang

pertanian, perdagangan, dan industri. Dalam bidang pertanian, bangsa Arab-Spanyol

memperkenalkan metode pertanian, seperti menggali kanal-kanal, menanam anggur,

juga memperkenalkan tanaman padi, aprikot, persik, delima, jeruk, tebu, kapas, dan

kunyit. Sedangkan dalam industri dan perdagangan, Spanyol muslim dapat

menghasilkan produk dan mengekspornya, seperti kapas, zaitun, dan minyak.58

Kemajuan lain terjadi pada bidang ekonomi, antara lain pembuatan mata

uang yang meniru model motif-motif Timur (Islam) dengan dinar sebagai satuan

emas dan dirham sebagai satuan perak, serta fals dari tembaga. Uang Arab ini juga

57
Hitti, History of the Arabsi, 758-760.
58
Ibid., 671-673.
14

digunakan di kerajaan-kerajaan Kristen di utara, yang hampir 400 tahun tidak

memiliki mata uang selain mata uang Arab danm Perancis.59

KESIMPULAN

1. Islam masuk ke daratan Spanyol yang kala itu disebut Andalusia, melalui

penaklukan oleh tiga orang yang dianggap paling berjasa, yaitu T{a>
rif bin Ma>
lik,

T{ariq bin Ziya>


d, dan Mu>
sa>bin Nus}ayr, dengan memanfaatkan keadaan kerajaan

Gothik yang melemah akibat perpecahan dan pemberontakan.

2. Periode-periode perkembangan kekuasaan Islam di Andalusia banyak diwarnai

oleh pemberontakan –khususnya oleh orang Berber yang tidak puas dengan

perlakuan Arab–, perselisihan internal, dan perang saudara, meskipun pada

periode awal pemerintahan Islam di Andalusia banyak terdapat perkembangan

dan kemajuan. Kekacauan ini akhirnya dapat dimanfaatkan oleh penguasa

Kristen untuk menggulingkan kekuasaan Islam dan mengembalikan wilayah

Spanyol ke kerajaan Kristen.

3. Kemajuan dalam peradaban di Andalusia pada masa pemerintahan Islam

mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam perkembangan peradaban di

Spanyol. Kemajuan ini ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh penting dalam

berbagai bidang intelektual dari kalangan muslim Spanyol maupun bangsa Arab

yang kemudian berpindah ke Spanyol.

59
Ibid., 673.
15

DAFTAR RUJUKAN

Amin, Samsul Munir, Drs., M.A., Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2010.

Colan, G. S. al-Andalus. terj. Ibrahi>


m Khu>
rshi>
d, dkk. Beirut: Da>
r al-Kita>
b al-Lubna>
ni>
,
1980.

Daghali>(al), Muhammad Sa‘i>d. al-H{ayah al-Ijtima>


‘iyyah fi>al-Andalus wa Atharuha>fi>
al-Adab al-‘Arabi>wa fi>al-Adab al-Andalusi>. Beirut: Da>
r Usa>
mah, 1984.

Etheredge, Laura S. Islamic History, the Islamic World. New York: Britannica
Educational Publishing, 2010.

Fromherz, Allen J. the Almohads, the Rise of Islamic Empire. London: I. B. Tauris &
Co. Ltd., 2010.

Hitti, Philip K. History of The Arabs. Terj., R. Cecep Lukman Yasin, dkk. Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta, 2010.

Holt, PM. (Ed.). The Cambridge History of Islam. Vol. 2A. Cambridge, UK: Cambridge
University Press, 1970.

Ibnu Athi> r. al-Ka>


mil fi>at-Ta>
ri>
kh, Ta>
ri>
kh Ibn Athi>
r. Riyad}: Bait al-Afka>
r ad-Dauliyyah,
tt.

Lane-Poole, Stanley. Gilman, Arthur. The Moors in Spain. New York: G. P. Putnam’s
Sons, 1903.

Meri, Josef W. (Ed.). Medieval Islamic Civilization, An Encyclopedia. Vol. 1. New


York: Routledge, 2006.

Robinson, Chase F. (Ed.). The New Cambridge History of Islam. Vol. 1. Cambridge,
UK: Cambridge University Press, 2010.

T{abari>(al), Abu>Ja‘far Muhammad bin Jari> r. Ta>


ri>
kh al-Umam wa al-Mulu>
k, Ta>
ri>
kh at}-
T{abari>
. Riyad}: Bait al-Afka>
r ad-Dauliyyah, tt.

Watt, Montgomery. Fi>Ta> ri>


kh Isba>niya>al-Isla>miyyah. Terj., Muhammad Rid}a>al-Mis}ri>
.
Beirut: Shirkat al-Mat}bu>
‘a>
t li at-Tauzi>
‘ wa an-Nashr, 1998.

Yatim, Badri, Dr., M.A. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2010.

Anda mungkin juga menyukai