Anda di halaman 1dari 12

Nama : Alan ( 2030202251 )

Nama : Muhammad Imam Guritno (2020202180)

PEMBAHASAN

2.1 ISLAM DI ANDALUSIA/SPANYOL


Spanyol/Andalusia di kuasai oleh umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-
715 M) salah seorang khalifah Daulah Umayah yang berpusat di Damaskus.[1] Dan masa ini
berlangsung selama hampir delapan abad ( 711 – 1492 M ). Sebelum umat Islam menguasai
Andalusia wilayah yang terletak disekitar semenanjung Iberia dan membelah Benua Eropa
dengan Afrika ini dikenal dengan berbagai nama. Sebelum abad ke – 5 M, wilayah ini disebut
dengan Iberia ( atau Les Iberes ), yang diambil dari nama Bangsa Iberia ( penduduk tertua
diwilaya tersebut ). Ketika berada dibawah kekuasan Romawi, wilayah ini dikenal dengan
nama Asbania. Pada abad ke – 5 M, Andalusia dikuasai olah Bangsa Vandal yang berasal
dari wilayah ini sejak itu wilayah ini disebut Vandalusia yang oleh umat Islam akhirnya
disebut “ Andalusia “. Setelah itu datanglah bangsa Gothia ke Andalusia memerangi bangsa
Vandal dan menguasai Andalusia. Pada Awalnya bangsa Gothia ini kuat sekali tapi kemudian
banyak perpecahan dan menyebabkan kemunduran kerajaan itu.
Kemudian setelah Witiza, raja Gothia meninggal digantikan oleh Roderick. Peristiwa
ini menyebabkan putera-putera raja Witiza sangat marah dan mereka mengadakan perjanjian
persekutuan dengan kaum muslimin. Begitu pula telah terjadi perselisihan antara Count
Julian yang memegang pemerintah. Perselisihan ini kabarnya karena Roderik mencemarkan
kehormatan puteri dari Julian. Karena itu Julian ingin membalas dendam untuk membela
kehormatan dan nama baiknya. Ia berusaha mendorong kaum Muslimin supaya menyerbu ke
Spanyol. Tentunya ini merupakan kesempatan yang baik bagi kaum muslim. Kaum yang
memusuhi Rodrick itu akhirnya meminta Graf Julian bekerja sama Musa bin Nushair,
gubernur Muawiyah di Afrika. Musa kemudian minta ijin pada Khalifah walid bin Abdul
Malik yang berkedudukan di Damascus, dan segera dikirmlah pasukan sebanyak 500 orang
dibawah pimpinan Tharif bin Malik untuk menyerbu Spanyol. Setelah kemenangan pasukan
ini, Musa mengirimkan pasukan gerak cepat di bawah komando Thariq bin Ziyad, kemudian
Thariq bin Ziyad berngkat untuk memimpin 7000 orang tentara yang terdiri dari bangsa
Babar. Mereka menyebrangi selat itu dengan kapal-kapal yang disediakan oleh Julian,
penguasa di Septah, yang dulunya pernah pula menyediakan kapal-kapal untuk Tharif dan
pasukannya. Ini terjadi pada bulan Rajab atau Sya’ban tahun 92 H. Thariq beserta
pasukannya kemud ian mendarat dan menempati suatu gunung yang sampai kini masih
dikenal dengan namanya sendiri, yaitu “jabal Thariq” (Giblatar). Disanalah Thariq
mempersiapkan satuan-satuannya untuk menyerbu semenanjung yang luas dan makmur itu.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol, karena pasukannya
lebih besar dari hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang
didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang arab yang dikirim Khalifah Al-
Walid. Pasukan itu kemudian menyebrangi Selat dibawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan
pasukannya. Dikenal dengan nama Giblatar (Jabal Thariq). Dengan dikuasainya daerah ini,
maka terbukalah pintu secara luas untuk memasuki Spanyol. Dalam Pertempuran di suatu
tempat bernama Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya
terus menaklukkan kota-kota penting, seperti Cordova, Granada, dan Toledo (Ibu kota
kerajaan Goth saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo, ia meminta tambahan
pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa mengirimkan tambahan pasukan
sebanyak 5.000 personel, sehingga jumlah pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah
ini belum sebanding dengan pasukan Ghotik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka jalan untuk
penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair merasa perlu
melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu perjuangan
Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyebrangi selat itu dan satu
persatu kota yang dilewatinya dapat ditaklukkannya. Setelah Musa berhasil menaklukan
Sidonia, Karmona, Seville dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic,
Theodomir di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya
berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian utaranya, mulai dari
Saragosa sampai Navare.Selanjutnya Thariq menggerakkan pasukannya ke pusat kekuasaan
Roderick di Spanyol. Roderick terdesak sampai perbatasan tebing sungai Guadelete, di
perbatasan antara Medinia dan Sidonia. Merasa tidak ada jalan lain, akhirnya Roderick
meninggal dengan terjun ke dalam sungai Guadelete. Setelah berhasil dalam pertempuran
melawan Roderick, Thariq dengan mudah menaklukan kota Sidonia, Carmona, dan Granada.
Setelah menaklukan kota Cordova, ia segera bergerak ke Toledo, Ibukota pemerintahan
Spanyol dan berhasil menguasainya. Jadi dalam waktu singkat, pasukan Thariq berhasil
menguasai sebagian besar wilayah Spanyol.
Kesuksesan Thariq yang gemilang menarik perhatian Musa ibn Nusyair. Ia mendarat
di Spanyol dengan 18.000 pasukan pada bulan Juli 712 M., dan segera menaklukan kota
Saville dan sejumlah kota kecil lainnya. Di dekat kota Toledo Musa menjumpai Thariq.
Dengan sikap marah Musa menanyakan prihal harta rampasan perang selama ini, namun
akhirnya mereka mencapai kesepakatan sehingga terbentuklah pasukan gabungan. Pasukan
gabungan itu dengan mudah menaklukkan kota sarragosa, Terragona dan Barcelona.
Selanjutnya Musa mengerahkan pasukannya karah Timur untuk menaklukkan negeri-negeri
Eropa lainnya. Sementara itu kabar mengenai perlakuan Musa terhadap Thariq ibn Ziyad
terdengar sampai Damaskus, Sehingga Raja Walid I memerintahkan Musa kembali ke
Damaskus. Orang tak dapat membenarkan riwayat yang menggambarkan adanya rasa
permusuhan dan saling membenci antara Musa dan Thariq, dan bahwa Musa pernah
menganiaya dan mempersalahkan Thariq. Semua fakta yang ada dihadapan kita bahkan
menunjukkan adanya kerjasama yang erat antara kedua pahlawan itu. Musa telah mengirim
bala bantuan kepada Thariq, dan kemudian ia sendiri datang kesana dan menaklukkan negeri-
negeri yang berada di belakang pasukan Thariq. Dengan demikian ia telah berusaha untuk
menghindarkan pasukan-pasukan Thariq dari pukulan musuh dari belakang. Selanjutnya,
kedua pahlawan itu terus maju bergandeng bahu dan bekerja sama dalam menaklukkan
negeri-negeri yang masih tertinggal, hingga akhirnya mereka mencapai kemenangan yang
sempurna di daerah itu.
Sebelum meninggalkan Spanyol, Musa mengatur keperluan untuk tegaknya wilayah
yang baru saja ditaklukkannya. Ia mengangkat ketiga putranya : Abdul Aziz sebagai Raja
muda di Spanyol, Abdullah sebagai gubernur di Afrika, dan Abdul Malik sebagai gubernur
Maroko. Dengan membawa harta rampasan dalam jumlah yang besar, Musa kembali ke
Damaskus untuk diserahkan kepada Raja Walid I, namun sang raja meninggal sebelum Musa
tiba di Damaskus. Penaklukan pasukan muslim terhadap Spanyol merupakan lembaran baru
yang gemilang bagi sejarah negeri ini. Penaklukan tersebut menyelamatkan wilayah Spanyol
dari Tirani. Ghotik, dengan membuka suatu era baru di mana kebenaran dan keadilan
ditegakkan. Prinsip persaudaraan universal diterapkan kepada seluruh rakyat. Kebebasan
beragama terjamin, baik bagi mereka yang beragama yahudi maupun Kristen. Sekalipun atas
mereka diwajibkan membayar jizya, namun terasa sangat ringan dibandingkan beban
berbagai pajak yang dipikul mereka pada masa sebelum pemerintahan muslim. Segala bentuk
perpajakan yang memberatkan rakyat dihapuskan dan digantikan dengan sistem perpajakan
yang adil. Para budakdan hamba sahaya dibebaskan. Perdagangan dan perniagaan mengalami
kemajuan pesat. Pertanian dikembangkan dengan membangun sejumlah sistem irigrasi.
Pembangunan menjadikan sejumlah kota di Spanyol berdiri dengan megah

2.2 PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL/ANDALUSIA


Sejak pertama kali berkembang di Spanyol sampai dengan berakhirnya kekuasaan
Islam di sana, Islam telah memainkan peranan yang sangat besar. Masa ini berlangsung
selama hampir 8 abad (711-1492 M). Pada tahap awal semenjak menjadi wilayah kekuasaan
Islam, Spanyol diperintah oleh wali-wali yang diangkat oleh pemerintahan Bani Umayah di
Damaskus. Periode ini kondisi sosial politik di Spanyol masih diwarnai perselisihan
disebabkan karena kompleksitas etnis dan golongan. Selain itu juga timbul gangguan dari
sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di wilayah-wilayah pedalaman.
Periode ini berakhir dengan datangnya Abdur Rahmad Al-Dhalil ke Spanyol pada tahun 138
H/755 M.

2.2.1 Periode Pertama (711-755 M)


Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh
Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri
Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi baik datang dari
dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elit
penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan
pandangan terhadap khalifah di Damaskus dan Gubernur Afrika Utara yang berpusat di
Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa, merekalah yang berhak menguasai daerah
Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam
jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada
hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Di
dalam etnis Arab sendiri, terdapat dua golongan yang terus menerus bersaing, yaitu suku
Qaisy (Arab Utara) dan Arab Yunani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali
menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya
di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya
untuk jangka waktu yang agak lama.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat
tinggal di daerah-daerah pergunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada
pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500
tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol. Karena seringnya terjadi
konflik internal dan berperang menghadapi musuh luar, maka dalam periode ini Islam
Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan dipandang peradaban dan kebudayaan.
Periode ini berakhir dengan datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 13
H/755 M.

2.2.2 Periode Kedua (755-912 M)


Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir
(Panglima atau Gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintah. Spanyol menjadi
bagian dari imperium Islam dalam masa pemerintahan Walid bin Abdul Malik. Sejak itu
Spanyol merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Islam. Bangsa Spanyol bahagia dan
makmur di bawah pemerintahan Muslim. Ia tetap menjadi bagian dari kekhalifahan Umayah
hingga pecahnya pemberontakan Abbasiyah. Abbasiyah berhasil menegakkan kekuasaannya
di berbagai bagian imperium kecuali Spanyol. Di sana seorang putra Bani Umayah
mendirikan pemerintahan yang merdeka.
Pendiri dinasti Umayah yang merdeka ini ialah Abdurrahman bin Abi Spfyan, cucu
Khalifah Umayah ke 10, Hisyam. Dia adalah salah seorang di antara sedikit Bani Umayah
yang terlepas dari Pembalasan dendam yang keji dari khalifah Abbasyiah yang pertama,
Asaffah. Setelah singgah lima tahun di Palestina, Mesir, dan Afrika, akahirnya dia sampai di
Geuta. Disana dia diberi perlindungan oleh seorang Berber, keluarga pamannya dari pihak
ibu. Kemudian mengutus pelayannya, Badar, untuk berunding dengan orang-orang Siria di
Spanyol. Orang-orang Siria merupakan pendukung utama bani Umayah, dan mereka siap
menyambut pemuda petualang dari dinasti kesayangannya itu. Karena itu Abdurrahman pergi
ke Spanyol dan memperoleh sambutan hangat pada tahun 755 M. Pribadi yang menarik dari
seorang Petualang muda ini serta nama besar keluarganya, membuat dia memperoleh
dukungan rakyat. Gubernur Abbasiyah yang lemah memeranginya di Masarah. Pertempuran
Masarah itu merupakan pertempuran yang menentukan. Yusuf gubernur Abbasiyah untuk
Spanyol, dikalahkan karena Khalifah Manshur tidak dapat mengirimkan bantuan pada
waktunya. Abdurrahman menjadi penguasa Spanyol dan menempatkan dirinya di Singgasana
Spanyol sebagai seorang amir yang merdeka (756 M).maka di dalam masa enam tahun sejak
kejatuhan pemerintahan Umayah, suatu dinasti Umayah yang baru didirikan di Spanyol.
Semenjak menjabat sebagai penguasa Spanyol, Abdur Rahman menghadapi berbagai gerakan
pemberontakan internal. Gangguan pihak luar yang terbesar adalah serbuan pasukan papin,
seorang raja prancis dan putranya bernama Charlemagne. Namun pasukan penanggung jawab
ini dapat dikalahkan oleh kekuatan Abdur Rahman. Belum selesai menangani aksi
pemberontakan ia keburu meninggal dunia pada tahun 172 H/788 M., sebelum Amirat
Umayah di Spanyol ini berdiri tegak.

1. Hisyam I (172-180 H/788-796 M)


Abdur Rahman di gantikan oleh putranya yang bernama Hisyam I (172-180 H/788-796 M).
Ia merupakan penguasa yang lemah lembut dan administrator yang liberal. Ia menghadapi
pemberontakan yang dilancarkan oleh saudaranya sendiri di Toledo, yakni Abdullah dan
Sualiman. Pemberontakan ini dapat ditaklukan oleh Hisyam. Selanjutnya Hisyam
mengarahkan perhatiannya ke wilayah utara. Umat Kristen yang tidak henti-hentinya
melancarkan gangguan keamanan ditindasnya sekaligus berhasil mengalahkan kekuatan
perancis. Kota Norebonne ditaklukkannya, sementara suku-suku yang tinggal di Galicia
mengajukan perdamaian.
Hisyam merupakan penguasa yang adil, dan bermurah hati khususnya terhadap rakyatnya
yang lemah dan miskin. Ia senantiasa ingin mengetahui keluhan si miskin ia senantiasa
dengan keluar malam masuk perkampungan di kordoba, dan dengan mengunjungi mereka
yang sedang sakit. Lalu meringankan beban mereka dengan membagikan sejumlah uang.
Sekalipun tempramennya lemah lembut, namun seringkali ia menunjukan sikap tegas
terhadap para pesuruh dan pemberontak yang mengancam stabilitas Negara.
2. Hakam I (796-822 M)
Hakam I menggantikan ayahnya, Hisyam I, menduduki tahta Spanyol. Dia adalah orang yang
tidak baik dan tidak mulia. Dia suka dilingkungi kemegahan dan pertunjukan-pertunjukan.
Pembawaanya suka senang-senang dan menikmati kehidupan yang diperolehnya, dia sangat
kecanduan dengan minum anggur.
Tak lama setelah pelantikannya, hakam dihadapkan pada pemberontakan yang hebat dari para
pembelot yang dipimpin oleh seorang Faqih. Orang-orang faqih itu sangat mempengaruhi
para pembelot yang tinggal dipinggiran kota Cordova sebelah selatan, yang ketika itu ibu
kota Spanyol Muslim. Karena kedermawanan kebijakan Hisyam yang disalahgunakan, kaum
faqih itu menjadi suatu kekuatan di negeri itu. Dia menghindari semua campur tangan dalam
urusan Negara” karena frustasi dalam harapannya memperoleh kekuasaan, dan merasa
bangga akan kependetaan mereka, mereka menjadi penghasut dengan pidato-pidato.” Oleh
karena itu, kaum faqih berusaha membakar kefanatikan orang-orang Spanyol Muslim.
Pengaruh mereka di antara orang-orang itu tak terhingga. Sebagian besar penduduk di seleruh
jazirah itu adalah mualaf, yaitu orang-orang yang baru masuk Islam. Mereka diangap rendah
oleh orang-orang Arab yang berdarah murni. Pemimpin kaum faqih itu, Yahya bin Yahya,
berkomplot dengan sekelompok kaum bangsawan untuk mengangkat seorang paman Hakam
ke atas singgasana Kordofa. Akan tetapi, komplotan itu tercium sehingga tokoh-tokoh faqih
serta kaum bangsawan, sekitar 72 orang junmlahnya, dibunuh, dan Yahya selamat melarikan
diri. Hakam meninggal pada tahun 207 H/ 822 M, setelah berkuasa selama 26 tahun, suatu
periode yang paling banyak diwarnai pertempuran. Ibnu Al-Athir, mencatatnya sebagai
penguasa Andalusia pertama yang bijaksana sekaligus ksatria. Satu kekurangannya adalah
tidak bersikap ramah terhadap fuqaha. Ia tidak menghendaki campur tangan fuqaha dalam
urusan Negara. Inilah sebab timbulnya gerakan fuqaha yang berusaha menggulingkan
kekuasaan hakam. Mererka muncul sebagai oposisi hakam dan berusaha menciptakan
kegaduhan sehingga melatari gerakan pemberontakan di Gordoha.
3. Abdurrahman II (822-852 M)
Hakam digantikan oleh anaknya, Abdurrahman, yang nama panggilannya
Ausad.pergantiannya tidak terlepas dari persaingan karena Abdullah, anak Abdurrahman I,
melakukan usaha untuk menduduki tahta. Namun hal ini gagal dan Abdullah harus tunduk.
Pemerintahan tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan. “orang-orang Kristen dari Merida
bangkit memberontak di bawah pimpinan Mahmud bin Al Jabar, bekas pengumpul pajak dan
sulaiman bin Martin. Penyebab pemberontakan ini adalah pembebanan pajak atas barang
sehari-hari dan kekejaman para mentri serta para pengumpul pajak“. Abdurrahman
menumpasnya dengan kekerasan. Bajingan-bajingan itu ditundukkan dan 7000 pemberontak
di bunuh. Suatu pemberontakan yang baru pecah di Toledo. Dalam pemberontakan itu para
neo/muslim dan orang-orang Yahudi mengambil bagian. Pemberontakan itu dipimpin oleh
seorang muallaf yang bernama Hasyim. Akan tetapi, Hasyim dapat dikalahkan dan dibunuh
dan para pemberontak itu dicerai-beraikan.
Menjelang akhir pemerintahan, golongan fanatic dari penduduk Kristen di Kordova bangkit
memberontak. Pemberontakan ini mengambil sikap yang paling membahayakan. Mereka
menghina orang-orang Islamdan menjelek-jelekkan Nabi mereka. Tidak beral;asan bagi
orang-orang Kristen untuk mengeluh terhadap pemerintahan Arab. Mereka memperoleh
kebebasan beragama, kehidupan social dan ekonomi serta di beri jabatan-jabatan yang
penting dalam pengelolaan Negara. Orang-orang Kristen itu sangat terpengaruh olehj
kesusaateraan dan bahasa Arab. Mereka juga mengadopsi perilaku dan adat istiadat Arab
tanpa memeluk agama Islam. Orang-orang Kristen yang terpengaruh ooleh Arab itu, yang
disaebut Mozarab, dibenci oleh saudara-saudaranya yang fanatic dengan mencela mereka
sebagai tidak beragama. Pasra pemimpin golongan masyarakat ini adalha seorang pendeta,
Enlogios dan sahabatnya, Alvaro. Mereka menggerakkan yang tidak puas dan dengan cara itu
meningkatkan kebencian golongan yang keras kepala. “Fitnahan kepada Nabi Muhammad
dan kepada Islam oleh orang-orang Kristen mempunyai arti yang sangat pentinmg di dalam
sejarah Islam di Spanyol. Hal itu menunjukkan sikap keras kepala orang-orang Kristen yang
menolak pemerintahan Muslim dan mengutuk setiap yang berbau Muslim”. Abdurrahman
harus mengambil tindakan yang efektif di dalam masalah itu, dan mengakibatkan banyak
laki-laki maupun perempuan yang suka rela mati sebagai syuhada.
Abdurrahman mewarisi kejayaan dan kemakmuran yang diciptakan oleh
pendahulunya yaitu Hakam. Kerusuhan yang terjadi pada saat itu antara lain ditimbulkan oleh
umat Kristen di daerah pendalaman yang dikepalai pimpinan Suku Leon, dan juga terdapat
serbuan bangsa Norman terhadap wilayah pantai Spanyol. Kedua kekuatan asing ini dapat
dikalahkan pada masa pemerintahan II selama 30 tahun ini, perekonomian rakyat mengalami
kemajuan dan kemakmuran. Ia sangat mencintai seni, kepustakaan, dan berusaha membangun
Kordoba sebagai Baghdad II. Ia mendirikan sejumlah Istana, taman dan menghiasi Ibukota
dengan berbagai bangunan mesjid yang indah. Banyak Ilmuwan berkumpul di istananya yang
sebagian mereka berasal dari Baghdad.
4. Muhammad I (238-273 H / 853-886 M)
Muhammad menggantikan kedudukan ayahnya yaitu Abdurrahman II. Pada masa ini
masyarakat Kristen Toledo dengan bantuan pimpinan suku Leon bangkit menentang
Muhammad. Pasukan Muhammad menumpas kekuatan pemberontak dalam pertempuran di
Guadelet. Di Kordoba timbul gerakan perusuh. Muhammad segera menempuh langkah-
langkah pengamanan ibukota ini dengan menumpas semua kekuatan pemberopntak.
Kekacauan di pusat pemerintahan ini dimanfaatkan oleh bangsa Perancis dengan
menciptakan gangguan di wilayah utara, dan oleh Normandia yang melancarkan serbuan
terhadap wilayah pantai Spanyol.
Kedua kekuatan asing ini dapat dikalahkan oleh pasukan Muhammad I. Pada akhir masa
pemerintahan, muncul sejumlah pemberontakkan diberbagai pennjuru. Seorang muslim
Spanyol yang bernama Musa mengklaim sebagai penguasa atas kota Aragon. Pemberontakan
di wilayah barat dipimpin oleh Ibnu Marwan. Pemberontakan terbesar terjadi di wilayah
perbukitan antara kota Ronda dan Malaga yang dipimpin oleh Umar ibnu Hafsun.
5. Munzir (273-275 H/886-888 M)
Munzir merupakan penguasa yang energik dan pemberani. Seandainya ia berusia panjang,
niscaya ia cukup mampu menegakkan kedamaian dan ketertiban Negara. Munzir memimpin
sendiri pasukan untuk menghadapi kekuatan Umar ibn Hafsun. Ia keburu meninggal sebelum
mengamankan Negara dari gangguan para pemberontak.
6. Abdullah (275-300 H/888-912M)
Abdullah merupakan saudara Munzir. Menurut ibn Al-Athir, “Pada masa ini timbul gerakan
pemberontakan dan kerusuhan di segenap penjuru wilayah Spanyol. Kondisi ini berlangsung
sejak awal masa pemerintahanm Abdullah hingga berakhir”. Ia tidak hanya mendapat
perlawanan dari masyarakat Spanyol pedalaman, tetapi kelompok Aristokratis arab juga
menentangnya. Pertengkaran yang sengit terjadi antar kelangan Arab, kalangan Seville,
kalngan Elvire. Pertengkaran ini sangat mengancam kekuasaaan raja.Umar ibn Hafsun
memanfaatkan kondisi pertengkaran ini dengan upaya memperluas wilayah kekuasaan hingga
mendekati batas Ibukota. Abdullah mengarahkan pasukannya untuk menumpas gerakan
pemberontakan dibawah pimpinan Obaydullah. Pemberontakan yang terbesar selama ini,
yakni pemberontakan Umar ibn Hafsun berhasil dikalahkan oleh pasukan Obaydullah,
sehingga pemberontakan kecil lainnya segera tunduk kepadanya. Tahta kerajaan berhasil
ditegakkannya.

2.2.3 Periode ke-3(912-1013M)


Periode ini berlansung mulai dari pemerintahan Aburrahman III yang bergelar “An-Nasir”
sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Mulk At-Thawa’if.
Pada periode ini, Spanyol diperintahn oleh penguas adengan gelar khalifah, pengguanaan
gelar khalifah tersebut bermual dari berita yang sampai pada Abdurrahman III, bahwa Al-
Muktadir Khalifah Daulah Bani Abbas di Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh
pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana
pemerintahan Abbasyiah sedang berada dalam kemelut, ia berpendapat bahwa saat ini
merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dari
kekuasaan bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai
tahun 929 M. khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada tiga orang yaitu
Abdurrahman An-Nasir (912-961 M), Hakam II (961-976 M) dan Hisyam II(976-1009 M).
Pada periode ini umat islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, menyaingi
kejayaan Daulah Abbasyiah di Baghdad. Abdurrahman An-Nasir mendirikan universitas
Kordoba. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seporang
korektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati
kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.
Awal dari kehancuran Khalifah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta
dalam usia 11 tahun. Oleh karena itu, kekuasaan aktual berada diterangan para pejabat. Pada
tahun 981 M, khalifah menunjuk ibn Abi Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak.
Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya secara mutlak dan
melebarkan wilayah kekuasaan Islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-
saingannya. Atas keberhasilan-keberghasilannya, dia mendapat gelar Al-Manshur Billah. Ia
wafat pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya Al-Muzaffar, yang masih dapat
mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi, setelah wafat pada tahun 1008 M, dia
digantikan oleh adiknya yang tidak memilikim kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa
tahun saja, Negara yang tadinya m,akmur dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran total.
Pada tahun 1009 M khalifah menguindurkan diri. Beberraapa orang yang dicoba untuk
menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya, pada tahun
1013 M, Dewan Mentri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika
itu, Spanyol sudah berpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota
tertentu.
1. Abdurrahman III
2. akam II(961-976 M)
3. Hisyam II ( 972 M )
4. Hajib Al-Manshur (976-1002 M)
5. Sulaiman.
Kejayaan Daulah Umayah berakhir ketika meninggalnya Hakam pada tahun 366 H atau 976
M.

2.2.4 Periode keempat (1013-1086 M)


Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil dibawah
pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif, yang berpusat di suatu kota
seperti Seville, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah
Abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa
pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang
bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja kristen. Melihat kelemahan dan
kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang
kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik
tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana
mendorong para sarjana dana sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke
istana lain.

2.2.5 Periode Kelima (1086-1248 M)


Sekalipun pada masa ini kekuatan muslim Spanyol terpecah menjadi sejumlah negara kecil,
namun terdapat kekuatan yang dominan yakni dinasti Murabithun (1086-1143 m). dan diansti
Murabithun pada mulanya merupakan gerakan keagamaan di Afrika utara yang dipimpin oleh
tokoh-tokoh agama (kiai) yang tinggal di Ribath (sejenis surau) yang dipimpin oleh seorang
guru yang bernama Abdullah ibn Yasin. Gerakan Ribath ini berubah menjadi gerakan militer
yang melakukan gerakan expansi di bawah pimpinan ibn Tasyfin yang berpusat di kota
Marrakusy.
Ia masuk ke Spanyol atas “undangan” penguasa-penguasa Islam di sana yang telah memikul
beban berat perjuangan mempertahankan negeri-negerinya dari serangan-serangan orang-
orang kristen. Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil
mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja muslim, Yusuf
melangkah lebih jauh untuk manguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Akan tetapi,
penguasa-penguasa sesudah ibn Tasyfin adalah raja-raja yang lemah. Pada tahun 1143 M,
kekuasaan diansti ini berakhir, baik di Afrika utara maupun di Spanyol dan digantikan oleh
dinasti Muwahhidun.
Al-Muwahhidun didirikan oleh ibn Tumart, berasal dari kawasan sus di Afrika Utara. Ibn
Tumart menamakan gerakannya dengan al-Muwahhidun karena gerakan ini bertujuan untuk
menegakkan tauhid (keesaan Allah), menolak segala bentuk pemahaman anthropomorfisme
(tajsim) yang dianut oleh Murabitun. Karena itu, semangat perjuangan Ibn Tumart adalah
menghancurkan kekuatan Murabithun. Ditangan Abdul Mun’im, seorang panglima militer
Ibn Tumart dan sekaligus pengganti kedudukannya, Muwahhidun berhasil memasuki
Spanyol. Antara tahun 1114-1154 M., kota-kota muslim di Spanyol.jatuh ke tangannya;
kordoba, Almeria, dan Granada. Abdul Mun’im digantikan oleh saudaranya yang bernama
Yaqub, dan kemudian tampilah Yaqub sebagai penerusnya. Dalam beberapa generasi ini
Muwahhidun mengalami masa-masa kemajuan. Setelah kematian Yaqub, Muwahhidun
memasuki masa-masa kemundurannya.bersama dengan kemunduran Muwahhidun ini,
Pasukan salib yang telah dikalahkan oleh salahuddin di palestina kembali ke eropa dan mulai
menggalang kekuasaan baru di bawah pimpinan Alfanso IX. Kekuasaan keristen ini
mengulangi serangannya ke Andalusia. Kali ini mereka berhasil mengalahkan kekuatan
muslim Muwahhidun. Setelah beberapa kali mengami kekalahan dan terusterdesak, akhirnya
penguasa Muwahhidun meninggalkan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara (Marokko).
Sepeninggalan Muwahhidun ini, di Spanyol timbul kembali sejumlah kerajaan kecil. Di
antara mereka yang terbesar adalah kekuatan Muhammad ibn Yusuf ibn Nash yang lebih
terkenal sebagai " ibn Ahmad". Ia berhasil menegakkan sebuah kerajaan selama kurang lebih
2 abad.

2.2.6 Periode keenam (1248-1492 M)


Pada periode ini, islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti bani Ahmar
(1232-1492 M). peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman an-
Nasir. Akan tetapi, secara politik, dinasti ini hanya berkuasa diwilayah yang terkecil.
Kekuasaan islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena
perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad
merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai pengganti
menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha memberantas kekuasaan. Dalam
pemberontakan itu, ayahnya terbunuh kemudian digantikan oleh Muhammad ibn Sa'ad. Abu
Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand an Isabella untuk menjatuhkannya.
Dua penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang syah dan Abu Abdullah naik
tahta.
Tentu sasja, Ferdinan dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui
perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat
islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen
tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinan dan
Isabela. Dan keudian dia hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan
Islam di Spanyol pada tahun 1492 M. umat islam setelah itu dihadapjkan pada 2 pilihan,
masuk Krusten atau meniggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada
lagi umat islam di daerah ini.

2.3 KEMAJUAN PERADABAN


1. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brillian dalam
bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu
pengetahuan Yunani Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu
pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa bani
Umayyah yang ke-5, Muhammad bin Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif Al-Hakam(961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis di impor dari Timur
dalam jumlah besar, sehingga, Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya
mampu mernyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan didunia Islam. Apa yang
dilakukan oleh para pemimpin dinasti bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan
untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhmmad ibn
Al-Sayyigh yang lebih dikenal dengan ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragossa ia pindah ke
Sevila dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez pada tahun 1138 M dalam usia yang
masih muda sepertyi Al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya
bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir Al-Mutawahhid. Serta yang
terkenal lainnya ialah Abu Bakr Ibn Thufa'il, penduduk asli Wadhi' Asy, sebuah dusun kecil
disebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. ia banyak menulis
masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah
Hay Ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang
terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rasyd, dari Cordova. Ia lahir tahun
1126 M dan meninggal tahun 1198 M. cirri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan
naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun
tentang keserasian filsafat dan agama.dia juga ahli Fiqh dengan karyanya Bidayatul Mujtahid.
2. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga
berkembang dengan baik. Abbas Ibn Farnash termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi.ialah orang pertama yang menemukan perbuatan kaca dari batu. Ibrahim Ibnu
Yahya Al Naqqash terkenasl daalm Ilmu Astronomi. Ia dapat menentikan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong
modern yang dapat mnenetukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad Ibnu Ibas
dari cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm Al-Hasan binti Al Abi Jafar dan
saudara perempuan Al-Hafiz adalah dua orang ahli kedoktoran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir
terkenal. Ibnu jubair dari falencia ( 1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim
Medinterania dan Sicilia dan Ibnu batutah dari tangier (1304-1377 M) mencapai samudra
pasai dan cina. Ibnu Al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan ibnu
khaldun dari Thunis perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan bertempat tinggal sdi
Spanyol, kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian besar-besar nama besar dalam bidang
sains.

3. Fiqih
Dalam bidang fiqih Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mahzab Maliki.
Memperkenalkan mahzab ini adalah ziat ibnu abdul arrahman. Perkembangan selanjutnya
ditentukan oleh ibnu Yahya yang menjadi Qodi pada masa Hisyam ibnu ala rahman. Ahli
fiqih lainnya diantaranya adalah abu baker ibnu al qutiyah, munzir ibnu said al baluti dan
ibnu hazm yang terkenal.
4. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan bidang seni suara Spanyol Islam mencapai kecermelangan dengan
tokohnya al hasan ibnu Hafi yang dijuluki zariyab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan
dan perjamuan zariyab selalu tampil menunjukan kebolehannya. Ia juga terkenak sebagai
pengubah lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya. Baik pria
maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemashurannya tersebar luas.
5. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu
dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol
menduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dalam bahasa arab baik
keterampilan membaca maupun tata bahasa mereka itu antara lain : Ibnu Sayyidi, Ibnu Malik,
Pengarang Alfiyah, Ibnu Khuruf, Ibnu al Hajj, Abu Ali Al Isybilli, Abu Al Hasan, Ibnu
Usfur, dan Abu Hayyan al Gharnathi.
Seiring dengan kemajuan bahasa itu karya-karya sastra banyak bermunculan seperti al 'Iqd Al
Farid karya Ibnu Abdul Rabbih, Al Dzakhirah fi mahasin ahl al-jazirah oleh Ibnu Bassam,
kitab ala Qalaid buah karya Al Fath Ibnu Khaqam dan banyak lagi yang lain.
Cordova
Cordova adalah ibukota Spanyol sebelum Islam, dan kemudian diambil alih oleh Bani
Umayah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun
diatas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman kota dibangun untuk menghiasi
ibukota Spanyol Islam. Pohon-pohon dan bunga di impor dari timur. Di seputar ibukota
berdiri istana-istaan yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap Istana
dan taman diberi nama tersendiri dan dipuncaknya terpancang Istana damsik.
Diantara kembanggaan kota cordova lainya adalah mesjid cordova. Menurut ibnu al dhalai',
terdapat 491 mesjid disana, di samping itu, cirri khusus kota-kota Islam adalah tempat tempat
pengundian. Di cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian di sekitarnya berdiri
perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa
muslim mendirikan saluran air dari pergunungan yang panjangnya 80 km.
Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Diosana berkumpul sisa-
sisa kekuatan arab dan pemikir Islam. Posisi cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa
akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur bangunannya terkenal diseluruh Eropa Istana al
hamra yan gindah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam.
Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya.
Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bias di perpanjang dengan kota dan
istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda dan lain-lain.

2.4 SEBAB RUNTUHNYA KERAJAAN ISLAM DI SPANYOL


1. Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna. Mereka sudah merasa
puas dengan hanya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan
membiarkan mereka mempertahankan hokum dan adapt mereka termasuk posisi hierarkhi
tradisional asal tidak ada perlawanan bersenjata. Namun demikian, kehadiran Arab Islam
telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan
kehidupan Negara Islam di Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan
Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara umat Islam
sedang mengalami kemunduran.
2. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa kedua Islam di Spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat "serius", sehingga lalai membina
perekonomian. Akibatnyaq timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan
mempengaruhi kondisi politik dan militer.
3. Tidak jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahliwaris. Bahkan, karena inilah
kekuasaan bani Umayyah runtuh dan Muluk At-Thawa'if muncul ke Granada yang
merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol jatuh ketangan Ferdinand an Isabela,
diantaranya juga disebabkan permasalahan ini.
4. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendiri, tanpa
mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Dengan demikian tidak ada kekuatan alternative
yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.

Anda mungkin juga menyukai