Kata Pengantar
P
uji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan lindungan-Nya kami dapat
menyelesaikan Laporan Kinerja Direktorat
Jenderal Cipta Karya Tahun 2022. Laporan
ini disusun sebagai wujud akuntabilitas dan
pertanggungjawaban pelaksanaan program dan
kegiatan serta mengukur keberhasilan kinerja unit
organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selama
tahun anggaran 2022.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh unit kerja,
unit pelaksana teknis dan satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal
Cipta Karya yang telah mendukung dengan data-data dan rumusan untuk
tersusunnya laporan ini. Kami berharap Laporan Kinerja Direktorat Jenderal
Cipta Karya Tahun 2022 dapat dimanfaatkan bagi semua stakeholder terkait
dan menjadi acuan bagi perencanaan kinerja dan pelaksanaan kegiatan
yang lebih baik pada tahun berikutnya. Apabila terdapat kekurangan, kami
mengharapkan masukan untuk penyempurnaan Laporan Kinerja agar
lebih baik penyusunannya di masa yang akan datang.
S
alah satu dari visium tersebut adalah Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya
100% smart living (hunian cerdas). merupakan outcome pada level stakeholders yang
Peraturan Presiden Republik Indonesia ingin dicapai di akhir tahun 2024. Berdasarkan Rencana
Nomor18 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2020-2024,
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Direktorat Jenderal Cipta Karya mendukung pencapaian
Tahun 2020-2024 juga mengamanatkan Sasaran Strategis 3 (SS-3) yaitu “meningkatnya
beberapa hal terkait dengan pembangunan penyediaan akses perumahan dan infrastruktur
infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dari kedua permukiman yang layak, aman, dan terjangkau”.
peraturan tersebut dan untuk menyikapi isu Dalam rangka menjawab sasaran strategis tersebut,
strategis yang berkembang maka rumusan maka sasaran program (outcome pada level customers)
tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu “meningkatnya
adalah: pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman
yang layak dan aman”.
Sasaran program atau outcome utama Direktorat serta gap pendanaan yang cukup lebar yang
Jenderal Cipta Karya tidak memenuhi target yang berdampak pada ketidakoptimalan pelaksanaan
ditetapkan pada tahun 2022 berdasarkan Perjanjian kegiatan.
Kinerja 2022 dan Renstra Direktorat Jenderal Cipta
Karya 2020-2024 dengan kinerja realisasi 92,48%. Tiga indikator sasaran program yang tidak
Dari tujuh Sasaran Kegiatan Direktorat Jenderal memenuhi target yang ditetapkan yaitu indikator
Cipta Karya, tiga di antaranya telah mencapai sasaran program “Persentase rumah tangga
target yang ditetapkan atau dengan kata lain dengan akses air minum layak” dengan kinerja
kinerja realisasi telah 100%. Sementara itu empat realisasi mencapai 92,96%, “Persentase rumah
di antaranya tidak memenuhi target secara umum tangga dengan akses air limbah domestik layak
dikarenakan terdapat kegiatan-kegiatan yang dan aman” dengan kinerja realisasi mencapai
merupakan pekerjaan lintas tahun (MYC Baru) 79,06%, “Persentase rumah tangga dengan akses
yang mana output dari pekerjaan tersebut akan sampah yang terkelola di perkotaan” dengan
dihitung pada tahun terakhir pekerjaan selesai, kinerja realisasi mencapai 64,80%.”
Gambar A. Persebaran Sumber Daya Manusia pada Direktorat Jenderal Cipta Karya
Sumber: Data Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Sementara untuk 4 indikator lainnya sudah dengan persentase sebesar 39,48% atau sebanyak
mencapai target yang ditetapkan atau dengan 2.906 orang. SDM dengan kategori non-PNS di
kata lain kinerja realisasi telah 100%, yaitu Direktorat Jenderal Cipta Karya berjumlah 2.581
indikator sasaran program “Persentase luasan orang (35,07%) sedangkan untuk konsultan
kawasan permukiman yang ditingkatkan individual berjumlah1.873 orang (25,45%).
kualitasnya” dengan kinerja realisasi mencapai
64,41%, “Persentase kab/kota yang terfasilitasi Pada tahun 2022, Direktorat Jenderal Cipta Karya
implementasi penyelenggaraan bangunan mendapatkan penambahan CPNS angkatan 2021
gedung yang tertib dan andal” dengan kinerja sebanyak 256 orang. Apabila penambahan CPNS
realisasi mencapai 100%, “Persentase inisiasi Angkatan 2021 tersebut dihitung sebagai bagian
penerapan bangunan gedung hijau” dengan dari SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka
kinerja realisasi mencapai 60%, dan “Persentase jumlah seluruh SDM Direktorat Jenderal Cipta
sarana prasarana strategis yang ditingkatkan” Karya adalah sebanyak 7.616 orang. Namun para
dengan kinerja realisasi mencapai 73,68%. CPNS angkatan 2021 ini belum mendapatkan
penempatan secara resmi sehingga dikecualikan
Sumber daya manusia (SDM) yang mendukung dalam perhitungan jumlah SDM Direktorat
kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya pada Jenderal Cipta Karya tahun 2022.
tahun 2022 sejumlah 7.360 orang. SDM ini terdiri
dari 2.906 orang pegawai negeri sipil (PNS), Pada tahun 2022, sarana dan prasarana yang
2.581 orang non-PNS, dan 1.873 orang konsultan dikelola oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya
individual (KI). adalah senilai Rp 33.697.150.370.088,00. Sarana
dan prasarana tersebut: (1) tanah; (2) peralatan
Berdasarkan Gambar A, jumlah PNS mendominasi dan mesin; (3) gedung dan bangunan; (4) jalan
komposisi SDM di Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan jembatan; (5) irigasi; jaringan; (7) aset tetap
Tabel B. DIPA Awal dan Revisi Unit Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya
DIPA TA 2022 (X RP 1.000)
UNIT KERJA PERATURAN MENTERI PUPR 13 TAHUN 2021
AWAL REVISI AKHIR
(17/11/2021) (28/11/2022)
1 Sekretariat Direktorat Jenderal 751.006.073 730.097.527
Dit. Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur
2 180.371.495 593.807.915
Permukiman
3 Dit. Bina Penataan Bangunan 546.101.662 4.181.262.120
4 Dit. Pengembangan Kawasan Permukiman 2.122.751.607 2.855.763.084
5 Dit. Sanitasi 1.672.998.943 2.845.582.604
6 Dit. Air Minum 2.381.927.509 2.810.079.082
7 Dit. Prasarana Strategis 4.732.865.856 3.464.730.639
8. Dit. Bina Teknik Permukiman dan Perumahan 103.148.175 101.496.258
9. Dit. Kepatuhan Intern 18.968.680 17.695.873
Total 12.510.140.000 17.600.515.102
Sumber: Data Subdit SPA (Direktorat SSPIP) yang diolah dari DIPA DJCK, 2022
renovasi; (8) aset tetap lainnya; (9) kemitraan Sesuai daftar isian penyelenggaraan anggaran
dengan pihak ketiga; (10) aset tetap yang tidak (DIPA) awal Direktorat Jenderal Cipta Karya tanggal
digunakan dalam operasi; (11) software; (12) hasil 17 November 2021, anggaran yang diamanatkan
kajian/penelitian; (13) aset tak berwujud lainnya; kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun
(14) aset tak berwujud yang tidak digunakan 2022 adalah sebesar Rp 12.510.140.000.000,00.
dalam operasional. Dari anggaran tersebut, alokasi terbesar ada pada
Direktorat Prasarana Strategis yaitu sebesar Rp
Total aset barang milik negara (BMN) Direktorat 4.732.865.856.000,00, sedangkan alokasi yang
Jenderal Cipta Karya yang peruntukannya adalah paling kecil berada pada Direktorat Kepatuhan
untuk dijual/diserahkan kepada masyarakat Intern yaitu sebesar Rp18.968.680.000,00.
adalah senilai Rp 49.250.515.698.315,00. Direktorat
Jenderal Cipta Karya dalam melaksanakan Pada akhir tahun anggaran 2022, pagu anggaran
kegiatan untuk menunjang tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami
nya memiliki sarana prasarana dengan total Rp peningkatan dari DIPA Awal menjadi Rp
33.697.150.370.088,00. Dari total nilai tersebut 17.600.515.101.500,00. Unit kerja dengan anggaran
terdapat kelompok aset tetap yang tidak digunakan tertinggi setelah perubahan adalah Direktorat
dalam operasi sebesar Rp 5.525.544.130.277,00. Bina Penataan Bangunan dengan alokasi sebesar
Aset tersebut merupakan sarana dan prasarana Rp 4.181.262.120.000,00.
yang kondisinya rusak berat / dalam proses hibah
kepada Pemerintah Daerah-Pemerintah Kota.
Dalam pelaksanaan kegiatan selama tahun 2022, 4. Belum keluarnya surat izin pembebasan
terdapat beberapa kendala, diantaranya sebagai lahan atau izin pembangunan bangunan dan
berikut: keterlambatan material;
1. Persiapan lelang yang tidak maksimal seperti 5. Dengan adanya kebijakan penggunaan
penyiapan dokumen lelang, dokumen Produk Dalam Negeri (PDN) yang memerlukan
perencanaan yang membutuhkan waktu penyesuaian dalam mencari atau mensubtitusi
serta pemenuhan readiness critera yang material atau alat yg selama ini digunakan agar
belum maksimal menyebabkan jadwal lelang melewati batas minimum PDN tersebut;
terlambat; 6. Kurangnya koordinasi dengan stakeholder
2. Proses evaluasi dokumen lelang yang yang berperan dalam pelaksanaan kegiatan
memakan waktu yang cukup lama, serta masih kurang, sehingga banyak ditemukan
terlambatnya proses koordinasi dengan BP2JK miskomunikasi atau misinformasi yang
terkait dokumen yang akan dilelangkan; membuat pelaksanaan kegiatan baik
3. Kurangnya kepatuhan dalam administrasi administratif, keuangan dan fisik menjadi
dokumen lelang, sehingga memerlukan waktu terhambat;
perbaikan yang menyebabkan pergeseran 7. Kurangnya monitoring dan evaluasi yang
timeline pelaksanaan; dilakukan oleh Balai PPW, sehingga kendala
– kendala pelaksanaan kegiatan yang terjadi
belum ditanggapi secara cepat dan tepat.
Untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan pada 5. Perlunya memastikan pasokan material sesuai
periode selanjutnya, beberapa hal yang perlu dengan waktunya dan melakukan pemetaan
dilakukan adalah sebagai berikut: terhadap material yang dapat disubtitusi
1. Memastikan setiap Balai PPW dapat melakukan apabila terdapat kendala
pengawasan kelengkapan readiness criteria 6. Meningkatkan koordinasi secara intensif
harus disiapkan terlebih dahulu sebelum dengan institusi/stakeholder terkait pada lokasi
pelaksanaan pekerjaan dimulai; pekerjaan untuk meningkatkan pelaksanaan
2. Meningkatkan pendampingan kepada Balai pekerjaan, pemantauan dan evaluasi
PPW dalam melakukan pengawasan kualitas pekerjaan; serta
perencanaan (konsep perencanaan, desain, 7. Menjaga kinerja penyedia jasa pada
Detail Engineering Desain (DED), serta Rencana pelaksanaan di lapangan agar menerapkan
Anggaran dan Biaya (RAB) agar sesuai dengan 6T, yaitu tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya,
standar, panduan dan konsep pengembangan tepat kuantitas, tepat administrasi, dan tepat
wilayah; sasaran dengan melakukan pendampingan/
3. Perlunya penguatan kapasitas perencanaan di pembinaan dan pelibatan masyarakat terhadap
tingkat balai melalui pembinaan teknis berkala pengendalian mutu secara berkelanjutan serta
dalam rangka mendorong perbaikan kualitas membentuk Tim Monitoring (tingkat pusat)
perencanaan di lingkungan Direktorat Jenderal yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang
Cipta Karya; jelas untuk melakukan pengendalian secara
4. Melaksanakan verifikasi usulan kegiatan intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan
dengan lebih sistematis, meliputi kesiapan khususnya pekerjaan yang kritis.
dokumen perencanaan teknis, readiness
criteria, dan tahapan pelaksanaan kegiatan
yang realistis terhadap mekanisme pelelangan;
01 PENDAHULUAN 86 J u m l a h S u m b e r D aya M a n u s i a
2022
23 Visi Misi
32 Program/Kegiatan Organisasi
2024
Tabel 4.6 Penjelasan Target dan Realisasi Kinerja Output Sesuai Renstra Direktorat
Jenderal Cipta Karya 2020-2024 190
Tabel 4.7 Perbandingan Capaian Realisasi Outcome Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2021 dan Tahun 2020 205
Tabel 4.8 Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun
2022 dengan Tahun 2021 206
Tabel 4.9 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2020
– 2022 dan Gap Capaian Tahun 2024 223
Tabel 4.10 Capaian Kinerja Indikator Sasaran Kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2020 – 2022 dan Gap Capaian Tahun 2024 224
Tabel 4.11 Capaian Direktorat Jenderal Cipta Karya Sesuai Target RPJMN 2022 242
Tabel 4.12 Capaian Direktorat Jenderal Cipta Karya Sesuai Target RPJMN 2022 Khusus
Major Project 245
Tabel 4.13 Capaian Program/Kegiatan Rencana Kerja Kementerian PUPR Bidang Cipta
Karya Tahun 2022 247
Tabel 4.14 Capaian Kinerja Program Direktorat Jenderal Cipta Karya TA 2022 250
Tabel 4.15 Capaian Indikator Kinerja Program Direktorat Jenderal Cipta Karya TA 2022 251
Tabel 4.16 Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya TA 2022 252
Tabel 4.17 Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Jenderal Perumahan 253
Tabel 4.18 Nilai Aspek Evaluasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 255
Tabel 4.19 Realisasi Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 256
Tabel 4.20 Konsistensi Perencanaan dan Implementasi Penyerapan Anggaran Direktorat
Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 256
Tabel 4.21 Pencapaian Keluaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 258
Tabel 4.22 Pencapaian Outcome Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 262
Tabel 4.23 Hasil Rekapitulasi Pengisian Kuesioner Laporan Kinerja di Direktorat Jenderal
Cipta Karya TA 2022 per Komponen dan Sub Komponen 266
Gambar 3.6 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 Berdasarkan
Kelompok Umur dan Status Kepegawaian 106
Gambar 3.7 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2021 Berdasarkan
Golongan 107
Gambar 3.8 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 Berdasarkan
Jabatan 107
Gambar 3.9 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 Berdasarkan
Jabatan Struktural, Koordinator dan Subkoordinator 108
Gambar 3.10 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 Berdasarkan
Rumpun Jabatan Fungsional 109
Gambar 3.11 Perbandingan PNS pada Setiap Unit Kerja di Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2022 Berdasarkan Usia 111
Gambar 3.12 Perbandingan Sebaran Jumlah SDM pada Balai Prasarana Permukiman
Wilayah di Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 114
Gambar 3.13 Perbandingan Sebaran Jumlah SDM pada Balai Teknik di Direktorat Jenderal
Cipta Karya Tahun 2022 115
Gambar 4.1 Penataan Kawasan Wisata Rawa Pening dan Gedongsongo-Bandungan
Kabupaten Semarang 155
Gambar 4.2 Bundaran Sunggung Kawasan Mandalika 156
Gambar 4.3 Pasar Gorontalo 158
Gambar 4.4 Rekonstruksi Universitas Islam Palu Sulawesi Tengah 159
Gambar 4.5 Pembangunan IPA dan Jaringan Perpipaan SPAM IKK Way Sepagasan Kab.
Pringsewu Lampung 161
Gambar 4.6 Sanimas SPALD-T Penanganan Kawasan DAS Citarum 163
Pendahuluan
Pendahuluan
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi
mengamanatkan bahwa setiap entitas organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
pemerintah wajib untuk menyusun laporan dan Perumahan Rakyat menyebutkan bahwa
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas
Laporan kinerja disusun sebagai wujud menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam kebijakan di bidang penyelenggaraan sistem
mencapai misi dan tujuan organisasi. Direktorat penyediaan air minum, pengelolaan air limbah
Jenderal Cipta Karya menyusun Laporan Kinerja domestik, pengelolaan drainase lingkungan, dan
Tahun 2022 sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan persampahan, penataan bangunan
pelaksanaan program dalam rangka mencapai gedung, pengembangan kawasan permukiman,
visi, misi, dan tujuan organisasi yang terukur dan pengembangan sarana prasarana strategis
(akuntabel) dan transparan. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Jenderal
Cipta Karya Tahun 2022 dilaksanakan sesuai Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat
dengan pedoman yang diatur di dalam Peraturan Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi:
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 09/PRT/M/2018 tentang Penyelenggaraan 1. perumusan kebijakan di bidang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah penyelenggaraan sistem penyediaan air
di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan minum, pengelolaan air limbah domestik,
Rakyat. Laporan Kinerja ini diharapkan dapat pengelolaan drainase lingkungan, dan
dipergunakan oleh pimpinan dan seluruh jajaran pengelolaan persampahan, penataan
entitas organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya bangunan gedung, pengembangan kawasan
sebagai bahan acuan dalam menyusun program, permukiman, dan pengembangan sarana
kebijakan dan anggaran yang lebih efektif dan prasarana strategis sesuai dengan ketentuan
lebih efisien di tahun mendatang. peraturan perundang-undangan;
Sumber: Lampiran Peraturan Menteri PUPR No. 13/PRT/M/2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum d. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan
dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 peraturan perundang-undangan, fasilitasi
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian advokasi hukum serta penyelenggaraan
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, struktur komunikasi publik direktorat jenderal;
organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya, terdiri e. pelaksanaan koordinasi administrasi
atas: kebencanaan;
f. pelaksanaan pembinaan urusan kepegawaian,
Sekretariat Direktorat Jenderal, bertugas organisasi, dan tata laksana, serta reformasi
memberikan pelayanan teknis dan administratif birokrasi;
kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan g. pelaksanaan penyusunan laporan sistem
Direktorat Jenderal Cipta Karya. pengendalian intern pemerintah di lingkungan
direktorat jenderal; dan
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat h. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat
Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: jenderal.
a. pemberian bimbingan teknis dan supervisi
dalam penyusunan laporan akuntansi dan Sekretariat Direktorat Jenderal, terdiri atas:
laporan barang milik negara; a. Bagian Keuangan, Pengelolaan Barang Milik
b. pelaksanaan administrasi perbendaharaan dan Negara dan Barang Persediaan Bencana;
pengelolaan penerimaan negara bukan pajak; b. Bagian Hukum dan Komunikasi Publik; dan
c. pengelolaan barang milik negara di lingkungan c. Bagian Kepegawaian dan Umum.
direktorat jenderal;
Direktorat Bina Penataan Bangunan, bertugas lingkungan, bangunan gedung, dan rumah
melaksanakan penyusunan dan perumusan negara;
kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, e. pembinaan pelaksanaan norma, standar,
pelaksanaan kebijakan, pembinaan dan prosedur dan kriteria perencanaan,
pengawasan, pembinaan pelaksanaan norma, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja penataan
standar, prosedur, dan kriteria perencanaan, bangunan dan lingkungan, bangunan gedung,
pelaksanaan, dan evaluasi kinerja, serta fasilitasi dan rumah negara;
pemberdayaan bidang penataan bangunan dan f. pengelolaan bangunan gedung dan rumah
lingkungan, bangunan gedung, dan rumah negara. negara;
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Bina g. fasilitasi pemberdayaan dan pembinaan
Penataan Bangunan menyelenggarakan fungsi: kelembagaan serta pengembangan jejaring
a. penyusunan dan perumusan kebijakan, kemitraan bidang penataan bangunan dan
strategi, dan perencanaan teknis penataan lingkungan, bangunan gedung, dan rumah
bangunan dan lingkungan, bangunan gedung, negara; dan
dan rumah negara; h. pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.
b. pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan bidang penataan bangunan Direktorat Bina Penataan Bangunan, terdiri atas:
dan lingkungan, bangunan gedung, dan a. Subdirektorat Perencanaan Teknis Penataan
rumah negara; Bangunan;
c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi b. Subdirektorat Bangunan Gedung dan Rumah
bidang penataan bangunan dan lingkungan, Negara;
bangunan gedung, dan rumah negara; c. Subdirektorat Wilayah I;
d. pembinaan dan pengawasan pelaksanaan d. Subdirektorat Wilayah II; dan
kebijakan bidang penataan bangunan dan e. Subbagian Tata Usaha.
Gambar 1.9 Struktur Organisasi Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan
Sumber: Lampiran Peraturan Menteri PUPR No. 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Direktorat Kepatuhan Intern, bertugas dan proses bisnis dalam pencapaian target
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis program dan kegiatan di Direktorat Jenderal
kerangka kerja, pembinaan, pengendalian, Cipta Karya;
pemantauan, evaluasi dan pelaporan kepatuhan d. pemantauan, evaluasi dan pelaporan
intern dan manajemen risiko Direktorat Jenderal penerapan kepatuhan intern dan manajemen
Cipta Karya. risiko di Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan
e. pelaksanaan urusan tata usaha di lingkungan
Dalam melaksanakannya, Direktorat Kepatuhan direktorat.
Intern menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dan kerangka Direktorat Kepatuhan Intern terdiri atas:
kerja kepatuhan intern serta manajemen risiko a. Subdirektorat Pembinaan dan Pengembangan
di Direktorat Jenderal Cipta Karya; Kepatuhan Intern dan Manajemen Risiko;
b. pelaksanaan pembinaan teknis kepatuhan b. Subdirektorat Pengendalian Kepatuhan Intern
intern dan manajemen risiko di Direktorat dan Manajemen Risiko; dan
Jenderal Cipta Karya; c. Subbagian Tata Usaha.
c. pelaksanaan pengendalian kepatuhan intern
dan manajemen risiko terkait kecurangan
Selain struktur organisasi sesuai dengan Peraturan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kelas I dan
Menteri PUPR Nomor 13 Tahun 2020, Direktur II mempunyai tugas melaksanakan perencanaan
Jenderal Cipta Karya didukung oleh unit pelaksana dan penyiapan teknis, pelaksanaan, pemantauan
teknis seperti yang diatur dalam Peraturan dan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana
Menteri PUPR Nomor 16 Tahun 2020 tentang permukiman, pengelolaan informasi pelaksanaan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pembangunan permukiman, penanggulangan
di Kementerian PUPR dan perubahannya pada pasca bencana, dan fasilitasi serah terima aset.
Peraturan Menteri PUPR Nomor 26 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri PUPR Dalam melaksanakan tugasnya, Balai
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Prasarana Permukiman Wilayah Kelas I dan II
Kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Kementerian menyelenggarakan fungsi:
PUPR. Unit pelaksana teknis di DJCK terdiri atas: 1. penyusunan rencana teknis, program, dan
anggaran pembangunan sarana dan prasarana
Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kelas I permukiman;
sebanyak 27 balai; 2. penyiapan analisis teknis dan evaluasi terhadap
1. Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kelas II kelayakan program pembangunan sarana dan
sebanyak 7 balai; dan prasarana permukiman;
2. Balai Teknik sebanyak 5 balai.
Balai Teknologi Air Minum, mempunyai tugas c. pengelolaan laboratorium bidang air minum;
melaksanakan pelayanan pengujian, inspeksi, dan d. pengelolaan sistem manajemen mutu
sertifikasi serta pengkajian teknologi air minum. laboratorium;
e. pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi bahan dan
Dalam melaksanakan tugasnya Balai Teknologi Air produk konstruksi bidang air minum;
Minum menyelenggarakan fungsi: f. pelaksanaan bimbingan teknis dan diseminasi
a. penyusunan rencana, program, dan anggaran; bidang air minum;
b. pelaksanaan pengujian bahan dan produk g. pelaksanaan audit teknologi serta penilaian
bidang air minum di laboratorium dan keandalan bangunan pasca konstruksi dan
lapangan; pasca bencana bidang air minum;
h. pelaksanaan perekayasaan bidang air minum; Susunan organisasi Balai Teknologi Air Minum
i. pelaksanaan kliring teknologi bidang air terdiri atas:
minum; dan a. Subbagian Umum dan Tata Usaha; dan
j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah b. Kelompok Jabatan Fungsional.
tangga balai.
Balai Teknologi Sanitasi mempunyai tugas f. pelaksanaan bimbingan teknis dan diseminasi
melaksanakan pelayanan pengujian, inspeksi, dan bidang sanitasi;
sertifikasi serta pengkajian teknologi sanitasi. g. pelaksanaan audit teknologi serta penilaian
keandalan bangunan pasca konstruksi dan
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana pasca bencana bidang sanitasi;
dimaksud, Balai Teknologi Sanitasi h. pelaksanaan perekayasaan bidang sanitasi;
menyelenggarakan fungsi: i. pelaksanaan kliring teknologi bidang sanitasi;
a. penyusunan rencana, program, dan anggaran; dan
b. pelaksanaan pengujian bahan dan produk j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
bidang sanitasi di laboratorium dan lapangan; tangga balai.
c. pengelolaan laboratorium bidang sanitasi;
d. pengelolaan sistem manajemen mutu Susunan organisasi Balai Teknologi Sanitasi terdiri
laboratorium; atas:
e. pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi bahan dan a. Subbagian Umum dan Tata Usaha; dan
produk konstruksi bidang sanitasi; b. Kelompok Jabatan Fungsional.
Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung f. pelaksanaan bimbingan teknis dan diseminasi
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bidang bahan dan struktur bangunan gedung;
pengujian, inspeksi, dan sertifikasi serta pengkajian g. pelaksanaan audit teknologi serta penilaian
teknologi bahan dan struktur bangunan gedung. keandalan struktur bangunan pasca konstruksi
dan pasca bencana;
Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Bahan dan h. pelaksanaan perekayasaan bahan dan struktur
Struktur Bangunan Gedung menyelenggarakan bangunan;
fungsi: i. pelaksanaan kliring teknologi bahan dan
a. penyusunan rencana, program, dan anggaran; struktur bangunan; dan
b. pelaksanaan pengujian bahan dan struktur j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
bangunan di laboratorium dan lapangan; tangga balai.
c. pengelolaan laboratorium bahan dan struktur
bangunan; Susunan organisasi Balai Bahan dan Struktur
d. pengelolaan sistem manajemen mutu Bangunan Gedung terdiri atas:
laboratorium; a. Subbagian Umum dan Tata Usaha; dan
e. pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi bahan dan b. Kelompok Jabatan Fungsional.
struktur bangunan;
Balai Sains Bangunan mempunyai tugas f. pelaksanaan bimbingan teknis dan diseminasi
melaksanakan pelayanan pengujian, inspeksi, bidang sains bangunan;
dan sertifikasi serta pengkajian teknologi fisika g. pelaksanaan audit teknologi serta penilaian
bangunan gedung dan proteksi kebakaran. keandalan bangunan pasca konstruksi dan
pasca bencana terhadap sifat fisika bangunan
Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Sains dan proteksi kebakaran;
Bangunan menyelenggarakan fungsi: h. pelaksanaan perekayasaan fisika bangunan
a. penyusunan rencana, program, dan anggaran; dan proteksi kebakaran;
b. pelaksanaan pengujian sifat fisika bangunan i. pelaksanaan kliring teknologi fisika bangunan
dan proteksi kebakaran di laboratorium dan dan proteksi kebakaran; dan
lapangan; j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
c. pengelolaan laboratorium fisika bangunan tangga balai.
dan proteksi kebakaran;
d. pengelolaan sistem manajemen mutu Susunan organisasi Balai Sains Bangunan terdiri
laboratorium; atas:
e. pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi bahan a. Subbagian Umum dan Tata Usaha; dan
dan produk konstruksi terhadap sifat fisika b. Kelompok Jabatan Fungsional.
bangunan dan proteksi kebakaran;
Balai Kawasan Permukiman dan Perumahan f. pelaksanaan bimbingan teknis dan diseminasi
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan bidang kawasan permukiman dan perumahan;
pengujian, inspeksi, dan sertifikasi serta g. pelaksanaan audit teknologi serta penilaian
pengkajian teknologi kawasan permukiman dan penataan kawasan pasca konstruksi dan
perumahan. pasca bencana kawasan permukiman dan
perumahan;
Dalam melaksanakan tugasnya, Balai Kawasan h. pelaksanaan perekayasaan kawasan
Permukiman dan Perumahan menyelenggarakan permukiman dan perumahan;
fungsi: i. pelaksanaan kliring teknologi kawasan
a. penyusunan rencana, program, dan anggaran; permukiman dan perumahan; dan
b. pelaksanaan pengujian keandalan kawasan j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
permukiman dan perumahan; tangga balai.
c. pelayanan studio kawasan permukiman dan
perumahan; Susunan organisasi Balai Kawasan Permukiman
d. pengelolaan sistem manajemen mutu; dan Perumahan terdiri atas:
e. pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi bahan a. Subbagian Umum dan Tata Usaha; dan
dan produk konstruksi teknologi kawasan b. Kelompok Jabatan Fungsional.
permukiman dan perumahan;
Gambar 1.17 Perbandingan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Sebelum dan
Sesudah Perubahan Organisasi
Sumber: Permen PUPR No. 03/PRT/M/2019, Permen PUPR No. 05/M/2019, Permen PUPR
No. 13/PRT/M/2020, Permen PUPR No. 16/PRT/M/2020
reguler lainnya, seperti pengembangan sistem banyak hal mulai kehandalan sumber daya
pengolahan air limbah domestik (SPALD), manusia, ketersediaan infrastruktur ekonomi,
pengembangan jaringan sistem pengolahan air natural resources, maupun perangkat hukum
minum (SPAM), penataan kawasan permukiman, untuk menjamin kepastian berusaha. Jika hal-hal
serta pembangunan, renovasi, dan rehabilitasi tersebut tidak siap, posisi ekonomi Indonesia akan
sekolah dan pasar. semakin lemah. Oleh karena itu, kesiapan tersebut
tentu akan menjadi tantangan bagi Indonesia
Pada bidang pertahanan dan keamanan, untuk menjadi negara ekonomi besar.
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal
Cipta Karya melaksanakan beberapa dukungan Untuk beradaptasi pada situasi global, Indonesia
pengembangan infrastruktur militer atau menyusun strategi kebijakan dalam RPJMN 2020
pertahanan dan keamanan (hankam). Berdasarkan – 2024 melalui pengembangan kawasan ekonomi
Instruksi Presiden Nomor 06 Tahun 2015 tentang khusus (KEK), kawasan industri (KI), kawasan
Pembangunan dan Pengembangan 7 (Tujuh) Pos strategis nasional (KSN) dan kawasan strategis
Lintas Batas Negara (PLBN) dan Instruksi Presiden pariwisata nasional (KSPN). Kawasan – kawasan
Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pembangunan dan ini direncanakan menjadi magnet investasi
Pengembangan 11 Pos Lintas Batas Negara (PLBN), yang memicu pertumbuhan perekonomian
Direktorat Jenderal Cipta Karya bertanggung wilayah disekitarnya. Kementerian PUPR melalui
jawab dalam melaksanakan pembangunan dan Direktorat Jenderal Cipta Karya turut berkontribusi
pengembangan PLBN dan kawasan sekitarnya. Hal mendukung pengembangan kawasan tersebut
ini dilakukan untuk memperkuat pertahanan dan melalui pembangunan infrastruktur. Infrastruktur
keamanan negara khususnya di daerah perbatasan. menjadi penting, karena berimplikasi pada
peningkatan produktivitas dan pergerakan
Dari penjelasan di atas, isu geopolitik turut ekonomi. Dukungan Direktorat Jenderal Cipta
mempengaruhi kebijakan dalam pembangungan Karya untuk pengembangan kawasan ekonomi
dan pengembangan infrastruktur. Pembangunan seperti pengembangan sistem penyediaan air
infrastruktur dilaksanakan dalam upaya minum (SPAM), pengembangan sistem pengolahan
memperkuat posisi eksternal dan meningkatkan air limbah (SPAL), pengembangan sistem
kesejahteraan pada rakyat Indonesia. persampahan dan penataan kawasan sekitar.
Globalisasi dan Free Trade Direktorat Jenderal Cipta Karya memiliki komitmen
Isu terkait program perdagangan bebas telah dalam upaya meningkatkan pertumbuhan
disepakati sejak 2015 oleh negara – negara ekonomi melalui kegiatan perdagangan
ASEAN dalam program Masyarakat Ekonomi dan jasa. Upaya tersebut dilakukan dengan
ASEAN (MEA). Arus globalisasi ekonomi juga pembangunan infrastruktur pendukung, seperti
menipiskan batasan antar negara sehingga pembangunan renovasi dan rehabilitasi pasar
membuat perekonomian dunia semakin liberal serta pengembangan dan penataan kawasan.
dan memiliki ketergantungan antarnegara yang Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal
tinggi. Kondisi ini akan memunculkan persaingan Cipta Karya Tahun 2020 – 2024, Direktorat Jenderal
antara negara-negara dengan kekuatan ekonomi Cipta Karya ditargetkan membangun, merenovasi,
besar, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. Iklim dan merehabilitasi sekitar 45 pasar dan sampai
ini tentu berpengaruh terhadap perekonomian dengan tahun 2022 telah tercapai sebanyak 30
Indonesia, sehingga menuntut kesiapan dalam pasar. Selain itu, Direktorat Jenderal Cipta Karya
juga melakukan pengembangan dan penataan pemerintah bertekad mencapai net-zero emission
kawasan untuk meningkatkan pertumbuhan pada tahun 2060 atau lebih cepat. Oleh karena itu
ekonomi wilayah. Dengan demikian diharapkan infrastruktur permukiman perlu dirancang secara
pertumbuhan ekonomi di setiap wilayah dapat ‘hijau‘ untuk meminimalisir emisi GRK.
tumbuh positif dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sebagai tujuan akhirnya. Kelangkaan Komoditi
Seperti telah dijelaskan di atas, perubahan iklim
Perubahan Iklim berdampak pada banyak kejadian seperti cuaca
Perubahan iklim yang disebabkan konsentrasi ekstrem dan kekeringan yang berkepanjangan.
gas rumah kaca (GRK) telah berdampak luas Kondisi ini sangat mempengaruhi aktivitas
pada ekosistem dan seluruh aspek kehidupan sektor primer yaitu pertanian, perkebunan dan
masyarakat. Beberapa contoh yang sudah perikanan. Sektor-sektor tersebut menjadi rentan
terjadi antara lain gagal panen, kekeringan dan terpengaruh proses produksinya karena
yang berkepanjangan, intensitas hujan yang perubahan iklim. Banyaknya kejadian gagal panen
ekstrem, dan kenaikan permukaan air laut yang mengakibatkan penurunan ketersediaan dan
meningkatkan kerentanan kota pesisir. Perubahan kelangkaan komiditi.
iklim akan menyebabkan tingkat kerusakan
perumahan dan kawasan permukiman akibat Pemerintah melalui Kementerian PUPR giat
bencana hidrometeorologi meningkat. melakukan upaya mitigasi dan peningkatan pasokan
bahan-bahan primer melalui pembangunan
Pada tahun 2022, banyak terjadi bencana infrastruktur seperti embung, irigasi, jalan, air
alam berupa banjir, gempa, tanah longsor, dan bersih hingga Proyek Strategis Nasional Food Estate.
erupsi gunung berapi. Kejadian ini tidak sedikit Direktorat Jenderal Cipta Karya berperan dalam
mengakibatkan kerusakan bangunan rumah, mendukung pencegahan kelangkaan komoditas
fasilitas umum, fasilitas sosial dan infrastruktur untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan
vital serta menimbulkan korban jiwa. Oleh karena pangan di masa depan. Hal itu dilaksanakan
itu, mitigasi sebelum terjadi bencana perlu melalui pembangunan infrastruktur air bersih
dilakukan. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas jalan lingkungan untuk
permukiman juga harus mampu mengantisipasi memperlancar distribusi barang dari hulu ke hilir.
bencana yang dipicu oleh perubahan iklim serta Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan melalui
harus diperkuat dengan meningkatkan tanggap dana bergulir dalam program pembangunan
darurat bencana. infrastruktur sosial ekonomi wilayah (PISEW).
Secara mendasar tugas dan fungsi Direktorat Kerjasama Lintas Pemangku Kepentingan
Jenderal Cipta Karya dalam penyelenggaraan Dalam menyelenggarakan infrastruktur
infrastruktur permukiman mencakup pengaturan, permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya
pembinaan, pelaksanaan, pengawasan, dan memerlukan kerja sama dengan berbagai
pengendalian (TURBINLAKWASDAL). Berdasarkan pemangku kepentingan. Mulai dari perencanaan,
pembagian tugas dan kewenangan sesuai pelaksanaan, pemanfaatan dan pengendalian
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang senantiasa dilakukan bersama-sama dengan
Pemerintahan Daerah, Direktorat Jenderal Cipta pemangku kepentingan lainnya termasuk
Karya bertindak sebagai eksekutor pelaksanaan masyarakat, pemerintah daerah, dan institusi
pembangunan infrastruktur yang menjadi lainnya. Kerja sama dan kolaborasi akan
kewenangan pusat serta mempunyai tugas dalam berdampak positif ketika Direktorat Jenderal Cipta
hal pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan Karya dan pemangku kepentingan lainnya dapat
pengendalian. melangkah sesuai peran masing-masing sejalan
dengan rencana yang sudah disepakati bersama.
Tugas ini telah dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Cipta Karya dan menjadi tantangan ketika Terdapat permasalahan yang kadang kala
tahun 2017 Visium Kementerian PUPR diterbitkan. menghambat kelancaran pelaksanaan
Visium ini salah satunya menargetkan seluruh pembangunan dan pengelolaan pasca konstruksi.
perkotaan di Indonesia menjadi Permukiman Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan
Cerdas pada tahun 2030. Direktorat Jenderal orientasi di antara pemangku kepentingan dalam
Cipta Karya juga telah meningkatkan upaya yang menjalankan kewajiban serta tanggung jawabnya.
lebih besar dalam pelaksanaan tugas ini semenjak Oleh karena itu perlu upaya membangun
dicanangkannya 100-0-100 pada Renstra komitmen sejak awal dengan mengupayakan
Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019. penyamaan pemahaman dalam kerja sama,
Pada periode 2020-2024 program dan kegiatan koordinasi, dan kolaborasi serta mendukung
yang sudah dilaksanakan periode sebelumnya kemandirian kabupaten/kota. Hal ini termasuk
semakin dipertajam dan ditargetkan tuntas pada dalam penyiapan readiness criteria (RC), seperti
2030. yang sering terjadi yaitu kesulitan penyediaan
lahan yang layak dan sesuai dengan ketentuan
Selain itu, dalam rangka menjaga kualitas dan teknis pembangunan infrastruktur.
akses layanan dasar infrastruktur permukiman
sesuai standar, maka Direktorat Jenderal Cipta Keterbatasan Pembiayaan Infrastruktur
Karya melakukan pembinaan melalui peningkatan Permukiman
kapasitas kelembagaan (jumlah dan kompetensi Penyelenggaraan kawasan permukiman,
sumber daya manusia (SDM) serta organisasi) khususnya penyediaan infrastruktur permukiman
pembangunan infrastruktur permukiman di yang dilaksanakan oleh pemerintah masih
daerah. Upaya lain yang dilaksanakan Direktorat bergantung pada pendanaan yang bersumber dari
Jenderal Cipta Karya adalah dengan penerapan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN),
teknologi perumahan dan permukiman, serta baik rupiah murni (RPM) maupun pinjaman dan
mendorong pemerintah daerah untuk menyusun hibah luar negeri (PHLN). Keterbatasan sumber
dan mengimplementasikan peraturan daerah pembiayaan ini memberikan beban berat
(perda) terkait pembangunan dan pengelolaan terhadap keuangan negara.
infrastruktur.
Di sisi lain, terbatasnya alokasi anggaran untuk tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang
infrastruktur permukiman mengakibatkan target Milik Daerah, yang menyatakan bahwa pemda
capaian akses universal permukiman layak belum tidak bisa mengelola barang yang bukan barang
bisa optimal. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan milik daerah sehingga dibutuhkan percepatan
pendanaan untuk pembangunan infrastruktur hibah BMN kepada pemerintah daerah agar dapat
permukiman, telah dilakukan berbagai skema dikelola pemerintah daerah.
kemitraan yang bertujuan untuk dapat memenuhi
gap pendanaan. Beberapa skema kemitraan yang Demikian juga, setiap infrastruktur yang telah
sudah dilakukan antara lain melalui kerja sama dibangun, terutama infrastruktur pendukung
pemerintah dan badan usaha (KPBU), coorporate kawasan strategis nasional, kawasan pariwisata
social responsibility (CSR), surat berharga syariah prioritas, kawasan perbatasan dan lain sebagainya
negara (SBSN), dan dukungan filantropi. Namun diharapkan dapat langsung dimanfaatkan oleh
demikian, upaya tersebut masih belum optimal masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan aset
dengan adanya kendala dalam pemenuhan hasil pembangunan membutuhkan perhatian
kriteria kelayakan kegiatan serta penyiapan dan kebijakan khusus yang mampu mengurai
kegiatan yang melibatkan berbagai pemangku permasalahan dan dampaknya yang akan
kepentingan. Oleh sebab itu, dibutuhkan muncul akibat belum diserahterimakan. Pada
terobosan untuk dapat mendorong kemandirian kenyataannya proses hibah BMN kepada pihak
pemerintah daerah dalam menciptakan program- lain terutama pemerintah daerah membutuhkan
program yang layak secara finansial dan menarik waktu yang cukup panjang.
minat pihak swasta dan masyarakat untuk ikut
andil dalam mewujudkan permukiman cerdas Perencanaan, Pengelolaan dan Keberlanjutan
di tahun 2030 sebagaimana ditargetkan dalam Program Penyelenggaraan Infrastruktur
Visium Kementerian PUPR. Permukiman
Perencanaan yang kurang matang menyebabkan
Pengelolaan Aset Hasil Pembangunan kurang optimalnya tata kelola pemanfaatan
Sebagian besar infrastruktur yang dibangun oleh (pembangunan yang tepat sasaran, berkualitas,
Direktorat Jenderal Cipta Karya berada di atas dan berfungsi jangka panjang) dan pengendalian
lahan milik pemerintah daerah. Agar pemerintah infrastruktur dan kawasan permukiman (perizinan,
daerah segera dapat mengelola infrastruktur standar teknis, dan kelaikan fungsi, termasuk
tersebut telah dilakukan percepatan serah terima pengawasan keandalan dan kinerja/ umur
atau hibah aset barang milik negara (BMN) kepada bangunan gedung dan infrastruktur permukiman).
pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Oleh karena itu, banyak infrastruktur permukiman
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Barang yang telah terbangun tidak mampu secara
Milik Negara/Daerah (yang sebelumnya diatur optimal berfungsi dan bermanfaat atau bahkan
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 06 Tahun terbengkalai.
2006), Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/
PMK.06/2007 tentang Pelaksanaan, Penggunaan, Kondisi ini dipicu karena kurang adanya
Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindah penguatan pada sisi keberlanjutan program
Tanganan BMN, Peraturan Menteri Keuangan melalui mekanisme pengelolaan, pemeliharaan,
Nomor 50/PMK.06/2014 tentang Tata Cara pengoperasian bahkan replikasi kegiatan yang
Pelaksanaan Penghapusan BMN, dan Peraturan dilakukan oleh penerima aset tersebut yaitu
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 pemerintah daerah. Oleh karena itu, diperlukan
peningkatan komitmen dan peran Pemda serta prasarana kerja sesuai dengan kebutuhan dan
kesadaran dan partisipasi masyarakat terkait tuntutan tugas; serta penerapan standar prosedur
penyelenggaraan infrastruktur permukiman operasi (standard operating procedure) dalam
(perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan
pemeliharaan, dan pengendalian aset). umum.
Tingkat efisiensi dan efektifitas kegiatan juga Di samping itu, keterampilan SDM pengelola
turut dipengaruhi oleh peran dan fungsi data dan sistem informasi yang melakukan input
kelembagaan. Selama ini beberapa keterlambatan dan analisis juga menentukan kualitas data
dan ketidakefisienan kegiatan disebabkan karena dan infromasi yang dihasilkan. Oleh karena itu,
terjadi missing link terhadap alur koordinasi pengembangan, pengelolaan data dan sistem
maupun arus data dan informasi yang terjadi informasi dalam satu kendali, serta peningkatan
pada setiap entitas dalam kelembagaan pengetahuan dan keterampilan SDM pengelola
tersebut. Sehingga beberapa kesalahpahaman data dan sistem informasi mutlak diperlukan agar
terhadap peran tugas dan fungsi hingga alur meningkatkan kualitas data dan sistem informasi
sistem struktural yang terjadi berdampak pada yang terintegrasi, akurat dan konsisten.
terhambatnya pelaksanaan pekerjaan.
Selain permasalahan internal yang telah
Dengan demikian penguatan kapasitas dijelaskan, adapun isu dan permasalahan yang
kelembagaan sangat diperlukan. Hal itu terjadi pada setiap sektor seperti air minum,
dilakukan melalui peningkatan kapasitas struktur sanitasi, pengembangan kawasan permukiman,
organisasi yang efektif, efisien, rasional dan bina penataan bangunan dan prasarana strategis,
proporsional; peningkatan kapasitas tata laksana sebagai berikut:
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi setiap
entitas; pelembagaan budaya kerja organisasi yang Air Minum
produktif dan positif berdasarkan nilai-nilai luhur Pada dasar terdapat beberapa tantangan dan isu
budaya bangsa; peningkatan kapasitas anggaran strategis yang dihadapi dalam pengembangan
untuk mendukung peningkatan kualitas dan infrastruktur air minum dalam upaya menyediakan
kuantitas pembangunan dan penyelenggaraan akses yang layak dan aman, sebagai berikut:
pemerintahan; peningkatan kapasitas sarana dan
a. Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi, rawan kekeringan dan banjir. Tentu hal ini akan
dimana pada tahun 2022, jumlah penduduk berpengaruh terhadap kapasitas handal air
indonesia terproyeksi mencapai lebih dari baku yang dimanfaatkan sebagai sumber air
275 juta jiwa. Peningkatan ini akan sebanding bersih; serta
dengan peningkatan kebutuhan air minum d. Idle capacity dan Non-Revenue Water, dimana
untuk kegiatan domestik maupun non- terdapat total idle capacity mencapai 22.868,07
domestik, namun pengembangan infrastruktur l/det atau sekitar 16,60% dari keseluruhan
SPAM belum dapat mengimbangi laju infrastruktur Air Minum yang terbangun.
peningkatan kebutuhan air minum terutama Sedangkan tingkat kehilangan air atau
untuk SPAM Jaringan Perpipaan; NRW Nasional sebesar sebesar 27,24%. Idle
b. Desentralisasi, sejak diberlakukannya capacity ini dikarenakan bahwa terlambatnya
otonomi daerah, hampir semua lingkup tugas pembangunan jaringan perpipaan distribusi
pelaksanaan pembangunan bidang air minum dan keterbatasan sumber air baku yang
merupakan tanggung jawab pemerintah menyuplai instalasi terbangun dan buruknya
kabupaten/kota. Sedangkan pemerintah pusat perawatan SPAM sehingga efisiensi instalasi
berperan dalam pengaturan, pembinaan pengolahan air minum menurun.
dan pengawasan dalam upaya pencapaian
sasaran pembangunan nasional dan Standar Sanitasi
Pelayanan Minimum. Urusan yang menjadi Permasalahan dalam sektor sanitasi seringkali
kewenangan pemerintah daerah ini tidak hanya dikaitkan pada aspek teknis terkait
berjalan optimal karena keterbatasan kapasitas minimnya penyediaan infrastruktur sanitasi
yang dimiliki mengakibatkan ketergantungan dibandingkan dengan jumlah yang harus
daerah terhadap pusat. Hal ini tercermin disediakan dalam rangka mencapai target,
pada rendahnya kontribusi Pemda dalam operasionalisasi infrastruktur terbangun, dan
pendanaan air minum. Sehingga pemerintah terbatasnya penerapan inovasi teknologi,
pusat juga turut mengambil alih peran dalam khususnya pada wilayah sulit dan spesifik seperti
upayan peningkatan akses air minum layak karst, pasang surut dan lain-lain. Namun dalam
dan aman; kenyataannya, permasalahan dalam sektor sanitasi
c. Pencemaran Lingkungan dan Perubahan Iklim, juga meliputi aspek non teknis meliputi:
kualitas air baku dalam pembangunan SPAM a. Aspek regulasi yaitu belum tersedianya payung
terus menurun akibat limbah, intrusi air laut dan hukum nasional untuk air limbah domestik,
perubahan iklim. Pencemaran ini terjadi karena banyak kabupaten/kota yang belum memiliki
kurangnya pengelolaan sampah dan limbah perda yang mengatur tentang sanitasi,
serta perilaku masyarakat yang belum dapat lemahnya penegakan hukum, dan kurangnya
berubah terhadap lingkungan. Kondisi ini akan diseminasi norma, standar, prosedur, kriteria
mempengaruhi kualitas air baku yang akan (NSPK) bidang sanitasi.
menjadi sumber utama dalam pengembangan b. Aspek kelembagaan yaitu sebagian besar
SPAM. Ditambah dengan adanya perubahan kabupaten/kota belum melakukan pemisahan
iklim global yang mempengaruhi siklus air operator dan regulator, kualitas dan kuantitas
yang beraikibat pada kemarau panjang, SDM penyelenggara (mulai dari perencanaan
peningkatan intensitas hujan (umumnya sampai dengan pengawasan) masih rendah;
mengandung asam), menaikkan tinggi belum tersertifikasinya pelaksana pengelolaan
permukaan air laut dan meningkatkan potensi sanitasi; dan lemahnya pembinaan operasional
sarana dan parasarana infrastruktur berbasis yang sebelumnya memiliki angka capaian sebesar
masyarakat. 60,64%.
c. Aspek pendanaan, yaitu: skema tarif layanan
sanitasi yang belum full cost recovery, belum Pengembangan Kawasan Permukiman
tergalinya dan termanfaatkannya sumber Isu-isu strategis yang terjadi dalam sektor
pendanaan alternatif, dan potensi kerjasama pengembangan kawasan permukiman yang
swasta yang belum dioptimalkan. mengganggu pelaksanaan kebijakan dalam
d. Aspek peran serta masyarakat yaitu belum pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan,
maksimalnya penciptaan supply and demand sebagai berikut:
untuk sanitasi di level masyarakat dan a. belum tercapai layanan infrastruktur
penyediaan barang/jasa dan rendahnya permukiman di perkotaan;
keterlibatan pihak swasta/badan usaha dalam b. kurangnya sinergitas antar sektor dalam
penyelenggaraan air limbah domestik. pengembangan kawsan;
c. lemahnya kapasitas kelembagaan bidang
Keseluruhan aspek teknis dan non teknis perumahan dan kawasan permukiman;
merupakan bagian yang tidak terpisahkan d. kurang optimalnya tata kelola pemanfaatan
dalam rangka terciptanya layanan sanitasi yang dan pengendalian infrastruktur permukiman;
berkelanjutan. Sebagaimana diamanatkan dalam e. kerentanan permukiman terhadap bencana
RPJMN 2020-2024 capaian sanitasi di tahun 2024 (wabah COVID-19) serta mitigasi terhadap
ditargetkan sebagai berikut: dampak perubahan iklim;
a. meningkatnya rumah tangga yang memiliki f. belum optimalnya pemanfaatan alternatif
akses sanitasi layak menjadi 90% (termasuk di sumber pembiayaan lainnya; dan
dalamnya 15% rumah tangga memiliki akses g. perencanaan dan pembangunan kawasan
sanitasi aman). strategis lainnya.
b. meningkatnya rumah tangga dengan akses
sampah terkelola di perkotaan menjadi 100%. Bina Penataan Bangunan
Dalam upaya meningkatkan kinerja
Capaian akses layak air limbah domestik nasional penyelenggaraan bangunan gedung, Direktorat
di akhir tahun 2021 adalah sebesar 80,29% Bina Penataan Bangunan sebagai pelaksana
(Susenas KOR 2021, diolah Bappenas). Capaian menghadapi berbagai isu strategis, sebagai
akses aman air limbah domestik di akhir tahun berikut:
2021 sebesar 7,25% (Susenas KOR 2021, diolah a. kerawanan bencana indonesia terkait dengan
Bappenas). Angka capaian ini menurun sebesar mitigasi bencana pada bangunan gedung
0,39% dibandingkan dengan akhir tahun tahan gempa dengan aspek terpenting pada
2020. Pada sektor persampahan, pengukuran teknologi struktur-konstruksi serta inovasi
capaian oleh Susenas BPS dilakukan setiap tiga material konsturksi untuk mengurangi dampak
tahun sekali sehingga tidak memberikan cukup bencana;
informasi terhadap peningkatan rata-rata capaian b. pengendalian penyelenggaraan bangunan
eksisting untuk setiap tahunnya. Persentase gedung dan penataan bangunan melalui
rumah tangga perkotaan yang telah terlayani penerbitan persetujuan bangunan gedung
pengelolaan sampah di akhir tahun 2019 adalah (PBG), penerbitan dan perpanjangan sertifikat
sebesar 56,73% (Susenas 2019, diolah Bappenas). laik fungsi (SLF) bangunan gedung;
Terjadi penurunan angka capaian dari tahun 2016
c. kontribusi dalam visi kota berkelanjutan persyaratan teknis sesuai Peraturan Menteri
2045 dengan penyelenggaraan bangunan Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006
gedung dan keandalan bangunan gedung tentang Pedoman Persyaratan Teknis
(keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan Bangunan Gedung, Peraturan Menteri PUPR
kemudahan); No 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan
d. mendorong penerapan bangunan gedung Bangunan Gedung Negara, serta pedoman
hijau (BGH) yang juga merupakan komponen teknis lainnya. Namun, saat ini pemenuhan
smart living pada visium PUPR 2030; persyaratan teknis tersebut belum optimal
e. Mendorong penggunaan building information karena kurangnya kesadaran pemerintah
modelling (BIM) pada pembangunan daerah dalam menerapkan pedoman teknis
bangunan gedung negara sesuai dengan ke dalam dokumen perencanaan teknis yang
kompleksitas pekerjaan; dan disusun.
f. dalam upaya mendukung pembangunan ibu c. Rendahnya Komitmen Pemda dalam
kota negara (IKN) yang melibatkan banyak Melaksanakan Pemeliharaan dan Operasional
sektor dan kementerian/lembaga lain, Pasca Konstruksi, Pemerintah daerah memiliki
sehingga diperlukan kolaborasi dan koordinasi komitmen yang rendah dalam melakukan
berbagai pihak agar seluruh saran dan kegiatan dan mengalokasikan anggaran untuk
prasarana baik tahap desain dan pelaksanaan kegiatan operasional dan pemeliharaan pasca
dapat terintegrasi dengan baik. konstruksi. Ketidakmampuan pemerintah
daerah dalam mengalokasikan anggaran
Prasarana strategis untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan
Beberapa tantangan yang dihadapi dalam disebabkan oleh pembangunan yang
penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan diusulkan untuk ditangani bukan berdasarkan
pembangunan, rehabilitasi dan renovasi sarana kebutuhan, pembangunan fisik tidak
prasarana pendidikan, olahraga, pasar dan mengikuti detailed engineering design (DED)
sarana prasarana strategis lainnya di lingkungan yang telah dibuat, kompleksitas pemeliharaan
Direktorat Prasarana Strategis tahun 2022 adalah yang tinggi dan kurangnya Kerjasama dan
sebagai berikut: koordinasi dengan multi stakeholder atau
a. Pemulihan ekonomi pasca pandemi badan usaha milik negara (BUMN).
(COVID-19), Akselerasi pemulihan ekonomi d. Proses Perencanaan Program yang belum
pasca pandemic diarahkan untuk mendorong konsisten dengan implementasinya, Direktorat
pemulihan di berbagai sektor dengan tetap Prasarana Strategis hanya melaksanakan
mengedepankan keseimbangan antara kegiatan-kegiatan yang bersifat direktif dari
kesehatan dan ekonomi. Adanya program presiden, menteri dan hasil kunjungan kerja,
akselerasi pemulihan ekonomi di tahun serta usulan aspirasi Dewan Perwakilan
2022 menyebabkan pemerintah melakukan Rakyat (DPR). Hal ini menyebabkan Direktorat
pemotongan/penghematan anggaran Prasarana Strategis tidak memiliki masterplan
khususnya pada alokasi anggaran untuk dalam menentukan rencana penanganan dan
kegiatan penyelenggaraan infrastruktur yang penyusunan target kinerja dalam perencanaan
tidak bersifat prioritas. strategis. Oleh karena itu, implementasi
b. Pemenuhan Persyaratan Teknis, Sarana kegiatan yang dilaksanakan seringkali tidak
prasarana yang dibangun oleh Direktorat sesuai dengan perencanaannya.
Prasarana Strategis harus memenuhi
Perencanaan
Kinerja
Perencanaan Kinerja
Sesuai dengan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2020-2024 berikut ini
adalah tujuan dan sasaran strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2020-2024.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 26/
Rakyat melaksanakan misi presiden dan wakil PRT/M/2017 tentang Panduan Pembangunan
presiden dengan uraian sebagai berikut: Budaya Integritas di Kementerian Pekerjaan Umum
1. memberikan dukungan teknis dan administratif dan Perumahan Rakyat. Pada peratruan tersebut
serta analisis yang cepat, akurat, dan responsif telah ditetapkan sasaran pembangunan PUPR
kepada presiden dan wakil presiden dalam berupa Visium Kementerian Pekerjaan Umum dan
pengambilan dan pelaksanaan kebijakan Perumahan Rakyat 2030. Salah satunya adalah
pembangunan serta penyelenggaraan 100% smart living (hunian cerdas). Target yang
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan akan dicapai untuk bidang cipta karya pada tahun
rakyat; 2020-2024 adalah 88% pelayanan air minum,
2. memberikan dukungan teknis dan administratif menurunkan luas permukiman kumuh perkotaan
kepada presiden dan wakil presiden menjadi 17.000 hektar, dan 85% pelayanan
dalam menyelenggarakan pembangunan sanitasi.
infrastruktur sumber daya air, konektivitas,
perumahan dan permukiman dalam suatu Pelaksanaan kegiatan dalam rangka mewujudkan
pengembangan infrastruktur wilayah yang Visium PUPR sudah harus dimulai sejak peraturan
terpadu; tersebut diterbitkan. Direktorat Jenderal Cipta
3. menyelenggarakan pelayanan yang efektif Karya fokus pada implementasi permukiman
dan efisien di bidang tata kelola, perencanaan, yang layak, permukiman yang tahan bencana,
pengawasan, informasi, dan hubungan permukiman yang menerapkan bangunan hijau
kelembagaan; dan serta permukiman yang menerapkan teknologi
4. meningkatkan kualitas sumber daya manusia, informasi dan ramah lingkungan.
penyelenggaraan jasa konstruksi, dan
pembiayaan infrastruktur dalam mendukung Target 100% smart living di perkotaan yang
penyelenggaraan infrastruktur pekerjaan ditetapkan oleh Kementerian PUPR merupakan
umum dan perumahan rakyat. tantangan bagi Direktorat Jenderal Cipta Karya
bersama pemangku kepentingan lainnya. Untuk
Arahan untuk penyelenggaraan pembangunan mewujudkan hal tersebut penyelenggaraan
infrastruktur perumahan dan permukiman sudah permukiman harus dilaksanakan dengan
tercantum di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan pendekatan entitas yang ditangani secara terpadu.
2.1.3 Sasaran Strategis PUPR dan tugas teknis lainnya”. Adapun sasaran
Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya program (outcome pada level customers) untuk
merupakan outcome pada level stakeholders yang menjawab SS-5 tersebut yaitu meningkatnya
ingin dicapai di akhir tahun 2024. Berdasarkan dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya,
Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2020- yang didapat dari sepuluh unit organisasi di
2024, Direktorat Jenderal Cipta Karya mendukung Kementerian PUPR. Direktorat Jenderal Cipta
pencapaian Sasaran Strategis 3 (SS-3) yaitu Karya mendukung sasaran program Dukungan
“meningkatnya penyediaan akses perumahan Manajemen dengan menetapkan Sasaran
dan infrastruktur permukiman yang layak, aman, Kegiatan: meningkatnya efektifitas dan efisiensi
dan terjangkau”. Dalam rangka menjawab sasaran tata kelola penyelenggaraan infrastruktur.
strategis tersebut, maka sasaran program (outcome
pada level customers) Direktorat Jenderal Cipta Dengan memperhatikan peta strategi di tingkat
Karya yaitu meningkatnya pelayanan infrastruktur Kementerian PUPR, maka peta strategi Direktorat
perumahan dan permukiman yang layak dan Jenderal Cipta Karya perlu dikonsepkan sebagai
aman. Adapun peta strategi Kementerian PUPR panduan sasaran kegiatan ditingkat unit kerja
dapat lihat pada Gambar 2.2. eselon II. Adapun Peta Strategi Direktorat
Jenderal Cipta Karya dapat lihat pada Gambar 2.3.
Berdasarkan struktur program dan kegiatan dalam Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan
Rencana Strategis Kementerian PUPR 2020-2024, Direktorat Jenderal Cipta Karya diarahkan dengan
selain mendukung Program Perumahan dan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab
Kawasan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi
Karya juga mendukung pencapaian Program kegiatan utama berupa pengaturan, pembinaan,
Dukungan Manajemen. Program tersebut dapat dan pengawasan (Turbinwas), dan kegiatan
dicapai dengan Sasaran Strategis 5 (SS-5) yaitu pembangunan (bang).
“meningkatnya kualitas tata kelola Kementerian
Gambar 2.2 Peta Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sumber: Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020-2024
Gambar 2.3 Peta Strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Sumber: Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020-2024
Untuk mencapai sasaran tersebut, RPJMN 1. pendekatan holistik dan tematik berdasarkan
2020-2024 menerjemahkan dalam 7 (tujuh) penanganan secara menyeluruh dan terfokus
agenda pembangunan atau prioritas nasional pada prioritas pembangunan dan lokasi yang
yang didalamnya terdapat program prioritas, paling relevan, melalui pendekatan koridor
kegiatan prioritas, dan proyek prioritas, antara pertumbuhan dan koridor pemerataan
lain: (1) memperkuat ketahanan ekonomi untuk berbasis wilayah pulau;
pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan; 2. penerapan kebijakan dan strategi
(2) mengembangkan wilayah untuk mengurangi pengarusutamaan gender pada pembangunan
kesenjangan dan menjamin pemerataan; (3) infrastruktur guna mewujudkan
meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya penyelenggaraan infrastruktur yang responsif
saing; (4) revolusi mental dan pembangunan gender;
kebudayaan; (5) memperkuat infrastruktur untuk 3. penerapan kebijakan dan strategi
mendukung pengembangan ekonomi dan pengarusutamaan infrastrukur yang tangguh
pelayanan dasar; (6) membangun lingkungan bencana yang ditujukan untuk menghasilkan
hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan infrastruktur PUPR yang tangguh dan bisa
perubahan iklim; dan (7) memperkuat stabilitas mengurangi risiko bencana serta dapat
politik, hukum, pertahanan, keamanan dan mengurangi jumlah kerusakan infrastruktur
transformasi pelayanan publik. Kementerian dan lingkungan.
PUPR, khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya,
mendukung tercapainya sasaran target yang Sebagai upaya merespon arah kebijakan dan
ditetapkan pada agenda pembangunan ketiga, strategi lintas sektor pertama, Direktorat Jenderal
kelima, keenam dan ketujuh. Cipta Karya telah menjadikan landasan spasial
sebagai basis entitas keterpaduan pembangunan
RPJMN 2020-2024 bersifat indikatif dan dijadikan infrastruktur permukiman dan menjadi salah satu
sebagai pedoman penyusunan Rencana arah kebijakan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Strategis (Renstra) Kementerian PUPR dan entitas periode 2020-2024. Selanjutnya untuk merespon
di bawahnya. Untuk menjawab tantangan arah kebijakan dan strategi lintas sektor kedua
pembangunan infrastruktur periode 2020-2024, dan ketiga tersebut, Direktorat Jenderal Cipta
arah kebijakan dan strategi Kementerian PUPR Karya tetap melanjutkan pengarusutamaan
meliputi: (1) arah kebijakan dan strategi lintas gender dalam penyelenggaraan infrastruktur
sektor serta (2) arah kebijakan dan strategi utama permukiman serta menerapkan mitigasi dan
pada masing-masing sektor. adaptasi perubahan iklim melalui penerapan
teknologi dan kesiapsiagaan pelaksanaan
Sebagaimana tertuang dalam Renstra Kementerian pembangunan infrastruktur permukiman yang
PUPR 2020-2024, arah kebijakan dan strategi tangguh bencana.
utama pada sektor cipta karya difokuskan pada
peningkatan akses air minum layak dan aman, Arah kebijakan pembinaan dan pengembangan
peningkatan akses sanitasi layak dan aman, serta infrastruktur permukiman dalam mewujudkan
peningkatan kualitas permukiman. Sedangkan konsep smart living yang dilaksanakan oleh
arah kebijakan dan strategi lintas sektor terdiri Direktorat Jenderal Cipta Karya pada periode
dari: 2020-2024 adalah peningkatan penyediaan
infrastruktur permukiman yang partisipatif dan Arah kebijakan tersebut dilaksanakan dalam
berkelanjutan. Sedangkan kebijakan pembinaan dan rangka mewujudkan smart living yang
pengembangan infrastruktur permukiman sebagai meliputi empat aspek, yaitu; (1) perwujudan
penjabaran dari arah kebijakan tersebut sebagai permukiman layak huni (livable settlement);
berikut: (2) penerapan bangunan gedung hijau; (3)
1. membangun sistem penyediaan infrastruktur pembangunan permukiman tahan bencana;
permukiman berbasis entitas yang andal, responsif dan (4) penerapan teknologi dan permukiman
terhadap mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ramah lingkungan. Gagasan smart living
inklusif (termasuk pengarusutamaan gender), dalam konteks Direktorat Jenderal Cipta
berkelanjutan, serta bersifat return of invesment Karya dimaknai sebagai Permukiman Cerdas
dalam setiap tahapan penyelenggaraan yaitu cara mencapai target pembangunan
infrastruktur permukiman; permukiman berkelanjutan (sustainability).
2. mendukung kontribusi dan kemandirian Gagasan ini sesuai dengan Tujuan Pembanguan
pemerintah daerah serta partisipasi semua Berkelanjutan (Sustainable Develpoment
pihak dalam rangka keberhasilan pengelolaan Goals/SDGs), khususnya Tujuan 11, yaitu
infrastruktur permukiman; mewujudkan pembangunan berkelanjutan
3. menerapkan inovasi terbarukan dan/atau tepat tahun 2030 (aman, inklusif, tanggap bencana,
guna dalam implementasi penyelenggaraan berkelanjutan).
infrastruktur permukiman.
Kebijakan dan Strategi Air Minum • penerapan SPAM regional untuk mengatasi
Kebijakan dan strategi peningkatan kontribusi ketidakmerataan air baku;
pemenuhan akses air minum jaringan perpipaan • penerapan konsep bauran air baku
diuraikan sebagai berikut: domestik dalam mendukung ketahanan air
a. Kebijakan 1 yaitu peningkatan cakupan baku;
pelayanan dan pemenuhan standar kualitas air • penerapan rencana pengamanan air
minum yang dilaksanakan melalui strategi: minum (RPAM)/Water Safety Plan (WSP)
• peningkatan cakupan akses air minum dalam menjamin pemenuhan kualitas air
melalui jaringan perpipaan yang memenuhi minum;
4K (kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan • pemanfaatan inovasi teknologi untuk
keterjangkauan) dalam rangka pemenuhan mendukung peningkatan efisiensi proses,
standar pelayanan minimal (SPM), termasuk serta pemenuhan SPM pada kawasan
pada kawasan rawan air dan pulau kecil rawan air dan pulau kecil terluar; dan
terluar, melalui penurunan kebocoran • percepatan serah terima dan pengelolaan
(non-revenue water/NRW), pemanfaatan aset SPAM terbangun kepada pemerintah
idle capacity, dan pembangunan kapasitas; daerah.
• koordinasi intensif dalam rangka menjamin
ketersediaan air baku;
mendapatkan rehabilitasi dan renovasi sarana e. SPAM berbasis masyarakat dengan indikator
prasarana madrasah dan sekolah keagamaan; kinerja jumlah sambungan rumah (SR)
e. pembangunan sarana prasarana madrasah yang mendpatkan layanan SPAM berbasis
dan sekolah keagamaan baru dengan indikator masyarakat;
kinerja jumlah sekolah yang mendapatkan f. pembinaan teknis bidang air minum
pembangunan sarana prasarana madrasah dengan indikator kinerja jumlah orang yang
dan sekolah keagamaan baru; mendapatkan pembinaan teknis bidang air
f. pembangunan, rehabilitasi, dan renovasi minum; dan
sarana prasarana peguruan tinggi dengan g. fasilitasi pengembangan teknologi dan
indikator kinerja jumlah gedung yang pengelolaan peralatan bidang air minum
mendapatkan pembangunan, rehabilitasi, dan dengan indikator kinerja jumlah laporan
renovasi sarana prasarana perguruan tinggi fasilitasi pengembangan teknologi dan
negeri; dan pengelolaan peralatan bidang air minum.
g. pembangunan, rehabilitasi, dan renovasi
sarana prasarana perguruan tinggi keagamaan Kegiatan 4 yaitu Penyelenggaraan Sanitasi
Islam negeri dengan indikator kinerja jumlah yang Layak
gedung yang mendapatkan pembangunan, Kegiatan penyelenggaraan sanitasi yang layak
rehabilitasi, dan renovasi sarana prasarana dilaksanakan oleh Direktorat Sanitasi dengan
perguruan tinggi keagamaan Islam negeri. sasaran kegiatan 4.1 yaitu “meningkatnya
kontribusi pemenuhan akses sanitasi”. Sasaran
Kegiatan 3 yaitu Penyelenggaraan Air Minum kegiatan ini diukur dengan indikator kinerja
yang Layak (1) persentase rumah tangga yang terlayani
Kegiatan penyelenggaraan air minum yang prasarana dan sarana air limbah domestik
layak dilaksanakan oleh Direktorat Air Minum yang layak dan aman, (2) persentase rumah
dengan sasaran kegiatan 3.1 yaitu “meningkatnya tangga yang sampahnya terkelola (baik melalui
kontribusi pemenuhan akses air minum jaringan penanganan maupun pengurangan) di perkotaan,
perpipaan” dan indikator persentase rumah dan (3) persentase rumah tangga yang terlayani
tangga dengan akses air minum jaringan infrastruktur drainase lingkungan. Sasaran
perpipaan (JP). Sasaran kegiatan ini dijabarkan kegiatan ini dijabarkan menjadi ouput kegiatan
menjadi ouput kegiatan sebagai berikut: sebagai berikut:
a. pembinaan dan pengawasan pengembangan a. pembinaan dan pengawasan pengembangan
SPAM dengan indikator kinerja jumlah sanitasi dengan indikator kinerja jumlah
kabupaten/kota yang mendapatkan kabupaten/kota yang mendapatkan
pembinaan dan pengawasan pengembangan pembinaan dan pengawasan pengembangan
sistem penyediaan air minum; sanitasi;
b. pembangunan SPAM dengan indikator kinerja b. sistem pengelolaan air limbah domestik
jumlah kapasitas SPAM yang dibangun; dengan indikator kinerja jumlah kepala
c. peningkatan SPAM dengan indikator kinerja keluarga (KK) yang mendapatkan layanan
jumlah peningkatan kapasitas SPAM eksisting; sistem pengelolaan air limbah;
d. perluasan SPAM dengan indikator kinerja c. sistem pengelolaan drainase lingkungan
jumlah sambungan rumah (SR) yang dengan indikator kinerja jumlah kepala
mendapatkan perluasan SPAM; keluarga yang mendapatkan layanan sistem
pengelolaan drainase lingkungan;
Tabel 2.1 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 (Awal)
NO SASARAN PROGRAM TARGET
(1) (2) (3)
SASARAN STRATEGIS: Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak, aman dan
terjangkau
IKSS: persentase peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman yang layak dan
aman melalui pendekatan smart living
SP Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan
80,07%
aman
persentase peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman yang layak dan aman
melalui pendekatan smart living
1. Persentase rumah tangga dengan akses air minum layak 95,90% (Jaringan Perpipaan: 27,10)
82,07% Akses Layak (termasuk 14%
2. Persentase rumah tangga dengan akses air limbah domestik layak dan aman Akses Aman)
3. Persentase rumah tangga dengan akses sampah yang terkelola di perkotaan 84,41%
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 (Revisi)
NO SASARAN PROGRAM TARGET
(1) (2) (3)
SASARAN STRATEGIS: Meningkatnya penyediaan akses perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak, aman dan
terjangkau
IKSS: persentase peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman yang layak dan
aman melalui pendekatan smart living
SP Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak
80,07%
dan aman
persentase peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman yang layak dan aman
melalui pendekatan smart living
1. Persentase rumah tangga dengan akses air minum layak 95,90% (jaringan perpipaan: 27,10)
82,07% Akses Layak (termasuk 14%
2. Persentase rumah tangga dengan akses air limbah domestik layak dan aman akses aman)
3. Persentase rumah tangga dengan akses sampah yang terkelola di perkotaan 84,41%
4. Persentase luasan kawasan permukiman yang ditingkatkan kualitasnya 64,41%
Persentase kabupaten/kota yang terfasilitasi implementasi penyelenggaraan
5. 100%
bangunan gedung yang tertib dan andal
6. Persentase inisiasi penerapan bangunan gedung hijau 60%
7. Persentase sarana prasarana strategis yang ditingkatkan 73,68%
Sumber: Revisi Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Revisi Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta sebesar 80,07%. Sasaran program ini dihitung dari
Karya Tahun 2022 disusun menggunakan indikator rerata gabungan tujuh indikator kinerja, yaitu:
kinerja yang terdapat pada Lampiran Peraturan 1. persentase rumah tangga dengan akses air
Menteri PUPR Nomor 23 Tahun 2020 tentang minum layak dengan target kinerja sebesar
Rencana Strategis Kementerian PUPR. DIrektorat 95,90% (jaringan perpipaan:27,10);
Jenderal Cipta Karya mendukung sasaran strategis 2. persentase rumah tangga dengan akses air
“meningkatnya penyediaan akses perumahan limbah domestik layak dan aman sebesar
dan infrastruktur permukiman yang layak, aman 82,07% akses layak (termasuk 13% akses
dan terjangkau” dengan indikator kinerja sasaran aman);
strategis (IKSS) “persentase peningkatan pelayanan 3. persentase rumah tangga dengan akses
infrastruktur permukiman yang layak dan aman sampah yang terkelola di perkotaan dengan
melalui pendekatan smart living” dengan target target kinerja sebesar 84,41%;
pencapaian di tahun 2022 sebesar 80,07%. 4. persentase luasan kawasan permukiman yang
Sasaran program Direktorat Jenderal Cipta Karya ditingkatkan kualitasnya dengan target kinerja
adalah “meningkatnya pelayanan infrastruktur sebesar 64,41%;
perumahan dan permukiman yang layak dan 5. persentase kabupaten/kota yang terfasilitasi
aman” dengan indikator kinerja “persentase implementasi penyelenggaraan bangunan
peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman gedung hijau yang tertib dan andal dengan
yang layak dan aman melalui pendekatan smart target kinerja sebesar 100%;
living” dengan target pencapaian di tahun 2022
Tabel 2.3 Target Indikator Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2020 sesuai
Renstra PUPR Tahun 2020-2024
Infrastruktur Permukiman di area relokasi badai siklon tropis saroja Kab. Kupang
PENANGGUNG
SASARAN CARA MENGUKUR SATUAN
JAWAB
SS 3 Meningkatnya Penyediaan Akses Perumahan dan Infrastruktur Permukiman
yang Layak, Aman, dan Terjangkau
Persentase peningkatan Indikator Kinerja SS Kontribusi kinerja Direktorat Jenderal
pelayanan infrastruktur indikator 1 (DJCK): indikator 2 (DJP & DJPI) % Cipta Karya
permukiman yang layak dan = 50%:50%
aman melalui pendekatan
smart living (DJCK)
SP3.1 Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang Direktorat Jenderal
%
layak dan aman Cipta Karya
Persentase peningkatan Indikator Kinerja SP Kontribusi kinerja
pelayanan infrastruktur indikator 8 (DJCK): indikator 2 (DJP) :
permukiman yang layak dan indikator 1 (DJPI) = 50% : 25% : 25%
aman melalui pendekatan Direktorat Jenderal
%
Indikator Kinerja SP Rata-rata penjumlahan Cipta Karya
smart living dari Indikator 1, indikator 2, indikator 3,
indikator 4, indikator 5, indikator 6, dan
indikator 7
K1 Penyelenggaraan Permukiman dan Bangunan Gedung
PENANGGUNG
SASARAN CARA MENGUKUR SATUAN
JAWAB
K2 Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Pendidikan
PENANGGUNG
SASARAN CARA MENGUKUR SATUAN
JAWAB
SK Meningkatnya kualitas pembinaan teknis dalam penyelenggaraan
5.3 perumahan dan infrastruktur permukiman
IKK Persentase peningkatan Indikator Kinerja Kegiatan: Direktorat Bina Teknik
5.3 kualitas pembinaan % Permukiman dan
Rerata dari nilai indikator 1 indikator 2, Perumahan
teknis dalam penyelenggaraan indikator 3 dan indikator 4
perumahan dan infrastruktur
permukiman
SK Meningkatnya kepatuhan intern dalam penyelenggaraan infrastruktur
5.4 permukiman
IKK Persentase peningkatan Indikator 1 dihitung dari rerata jumlah
5.4 kepatuhan intern dan bahan kebijakan teknis, pembinaan teknis,
manajemen risiko dalam serta kerangka kerja kepatuhan intern dan
penyelenggaraan infrastruktur manajemen risiko dibagi dengan target Direktorat Kepatuhan
permukiman %
2024 dikalikan 100% Intern
2.4 TARGET TAHUN 2022 MENURUT program tersebut dihitung dari rerata gabungan
RENCANA STRATEGIS TAHUN 2020 – tujuh indikator kinerja, yaitu:
2024 1. persentase rumah tangga dengan akses air
minum layak dengan target kinerja sebesar
Target kinerja yang akan dilaksanakan pada 95,90% (jaringan perpipaan:27,10%);
tahun 2022 oleh Direktorat Jenderal Cipta 2. persentase rumah tangga dengan akses air
Karya mengacu Rencana Strategis Kementerian limbah domestik layak dan aman sebesar 82,07%
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun akses layak (termasuk 13% akses aman);
2020-2024 yang meliputi satu sasaran strategis 3. persentase rumah tangga dengan akses
yaitu “meningkatnya penyediaan akses perumahan sampah yang terkelola di perkotaan dengan
dan infrastruktur permukiman yang layak, aman, target kinerja sebesar 84,41%;
dan terjangkau” dengan indikator kinerja sasaran 4. persentase luasan kawasan permukiman yang
strategis (IKSS) yaitu persentase peningkatan ditingkatkan kualitasnya dengan target kinerja
pelayanan infrastruktur permukiman yang layak sebesar 64,41%;
dan aman melalui pendekatan smart living. 5. persentase kabupaten/kota yang terfasilitasi
implementasi penyelenggaraan bangunan
Direktorat Jenderal Cipta Karya menetapkan gedung hijau yang tertib dan andal dengan
sasaran program “meningkatnya layanan target kinerja sebesar 100%;
infrastruktur perumahan dan permukiman 6. persentase inisiasi penerapan bangunan
yang layak dan aman” dengan indikator kinerja gedung hijau dengan target kenierja sebesar
program yaitu “persentase peningkatan pelayanan 60%;
infrastruktur permukiman yang layak dan aman 7. presentase sarana dan prasarana strategis yang
melalui pendekatan smart living” dengan target ditingkatkan dengan target kinerja sebesar
pencapaian di tahun 2022 sebesar 80,07%. Sasaran 73,68%.
SP
IKSP Persentase peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman yang layak dan aman
% 80,07
melalui pendekatan smart living
TARGET
SASARAN KINERJA SATUAN
RENSTRA
SK1.2 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan
bangunan
% 80,00
IKK 1.2 Persentase peningkatan kualitas penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan
bangunan
SK1.3 Meningkatnya kualitas sarana prasarana olahraga dan pasar
IKK 1.3 Persentase peningkatan kualitas sarana prasarana olahraga dan pasar yang tertib dan % 79,26
andal
K2 Pembangunan dan Rehabilitasi Prasarana Pendidikan
SK2.1 Meningkatnya kualitas sarana prasarana pendidikan % 68,11
IKK 2.1 Persentase peningkatan kualitas sarana prasarana pendidikan yang tertib dan andal
Persentase rumah tangga yang terlayani prasarana dan sarana air limbah 77,64%
domestik layak dan aman Akses Layak
% (Termasuk
8,77% Akses
Aman)
Persentase rumah tangga yang sampahnya terkelola (baik melalui penanganan
% 65,96
maupun pengurangan) di perkotaan
Persentase rumah tangga yang terlayani infrastruktur drainase lingkungan % 55,00
K5 Penyelenggaraan Pembinaan Infrastruktur Permukiman
SK5.1 Meningkatnya kinerja perencanaan, pemrograman, dan evaluasi infrastruktur
permukiman
% 86,67
IKK 5.1 Persentase peningkatan kinerja perencanaan, pemrograman, dan evaluasi infrastruktur
permukiman
SK5.2 Terlaksananya Dukungan Layanan Kebencanaan Bidang Permukiman
% 52,38
IKK 5.2 Persentase dukungan layanan kebencanaan bidang permukiman
SK5.3 Meningkatnya kualitas pembinaan teknis dalam penyelenggaraan perumahan
dan infrastruktur permukiman
% 70,28
IKK 5.3 Persentase peningkatan kualitas pembinaan teknis dalam penyelenggaraan perumahan
dan infrastruktur permukiman
SK5.4 Meningkatnya kepatuhan intern dalam penyelenggaraan infrastruktur
permukiman
% 60,00
IKK 5.4 Persentase peningkatan kepatuhan intern dan manajemen risiko dalam
penyelenggaraan infrastruktur permukiman
Sumber: Renstra Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020-2024
Pada tahun 2022, sasaran program tersebut Pencapaian sasaran program ini dihitung dari
direncanakan akan dilaksanakan dengan rerata gabungan indikator sebagai berikut:
anggaran untuk Program Perumahan dan 1. persentase rumah tangga dengan akses air
Kawasan Permukiman adalah sebesar minum layak dengan target pencapaian
Rp 24.625.265.000.000,00 dan Rp sebesar 95,90% (jaringan perpipaan: 27,10%);
1.470.364.000.000,00 untuk Program Dukungan 2. persentase rumah tangga dengan akses air
Manajemen. limbah domestik layak dan aman dengan
target pencapaian sebesar 82,07% akses layak
Perjanjian kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya (13% termasuk aman);
baik yang disusun pada awal tahun 2022 maupun 3. persentase rumah tangga dengan akses
perjanjian kinerja revisi yang disusun pada sampah yang terkelola di perkotaan dengan
akhir tahun 2022 menetapkan sasaran program target pencapaian sebesar 84,41%;
yang sama. Sasaran program yang ditetapkan 4. persentase luasan kawasan permukiman
yaitu “meningkatnya pelayanan infrastruktur yang ditingkatkan kualitasnya dengan target
perumahan dan permukiman yang layak dan pencapaian sebesar 64,41%;
aman melalui pendekatan smart living” dengan
target pada tahun 2022 sebesar 80,07%.
Kapasitas
Organisasi
Kapasitas Organisasi
Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagai salah satu beretika-akhlakul karimah (iProve). Selaras dengan
unit organisasi di Kementerian PUPR melaksanakan hal tersebut Kementerian PUPR melaksanakan
sasaran strategis yang diamanatkan dalam Renstra deklarasi komitmen pelaksanaan core values
Kementerian PUPR 2020—2024 dan dipertegas berAKHLAK sesuai dengan Surat Edaran Menteri
dalam Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 20
2020—2024. Tahun 2021 tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding ASN.
Dalam rangka melaksanakan sasaran strategis
yang diamanatkan di dalam renstra dibutuhkan Nilai yang harus dilaksanakan oleh ASN sesuai
sumber daya yang harus dapat saling dengan peraturan tersebut adalah berorientasi
berkolaborasi dan saling melengkapi. Sumber pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal,
daya tersebut dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) adaptif, dan kolaboratif. Nilai-nilai tersebut harus
kategori yaitu: (1) sumber daya manusia sebagai dilaksanakan dalam setiap kegiatan sebagai
pelaksana kegiatan yang sudah disusun dalam langkah mewujudkan visium Kementerian
sasaran strategis; (2) sarana dan prasarana yang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dalam
digunakan dalam mendukung pencapaian kinerja sub-bab ini, akan dijelaskan mengenai sumber
organisasi; serta (3) anggaran yang diterima dan daya manusia Direktorat Jenderal Cipta Karya
kemudian digunakan untuk penyelenggaraan berdasarkan gender, golongan, jabatan, usia, dan
kegiatan sebagaimana tercantum dalam Daftar pendidikan
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
3.1.1 Jumlah Sumber Daya Manusia Direktorat
3.1 SUMBER DAYA MANUSIA Jenderal Tahun 2022
Sumber daya manusia yang mendukung kinerja
Dalam rangka melaksanakan sasaran strategis organisasi Direktorat Jenderal Cipta Karya terbagi
yang telah diamanatkan di dalam Renstra, menjadi tiga kategori, yaitu pegawai negeri sipil
Direktorat Jenderal Cipta Karya memerlukan (PNS), non-PNS, dan konsultan individual (KI).
sumber daya manusia yang mempunyai jati Pegawai negeri sipil dalam hal ini mengacu pada
diri Insan PUPR yang memiliki integritras, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
profesionalisme, berorientasi misi, visioner, dan Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah
Tabel 3.1 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
NO. KATEGORI SDM JUMLAH
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2.906
2. Non-PNS 2.581
3. Konsultan Individual (KI) 1.873
4. CPNS Angkatan 2021 256
Total Jumlah SDM dengan CPNS Angkatan 2021 7.616
Total Jumlah SDM tanpa CPNS Angkatan 2021 7.360
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen dari perhitungan jumlah PNS di Direktorat Jenderal
Pegawai Negeri Sipil serta perubahannya yaitu Cipta Karya. Komposisi SDM Direktorat Jenderal
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2021 Cipta Karya dapat dilihat pada Tabel 3. 1.
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen 3.1.2 Komposisi Sumber Daya Manusia
Pegawai Negeri Sipil. Direktorat Jenderal Tahun 2022
Sesuai dengan pedoman di dalam Peraturan
Untuk non-PNS dan KI, kriteria pengelompokannya Menteri PUPR Nomor 18/PRT/M/2018 tetang
mengacu pada Surat Edaran Menteri PUPR Nomor Penyelenggaraan SAKIP di Kementerian PUPR,
01/SE/M/2018 tentang Pengelolaan Pegawai penjelasan mengenai komposisi SDM dilakukan
Non-PNS di Kementerian PUPR. Untuk Pegawai berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur,
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tingkat pendidikan, golongan, dan jabatan.
sebagaimana yang tercantum di dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014, Direktorat Jenderal
Cipta Karya belum ada formasinya.
Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2022 Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2022 Berdasarkan Kelompok Umur
Pengelompokan SDM Direktorat Jenderal Cipta Pengelompokan Pengelompokan SDM Direktorat
Karya berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Jenderal Cipta Karya tahun 2022 berdasarkan
Gambar 3. 1. Dari Gambar 3. 1 dapat dilihat bahwa kelompok umur dilakukan pada SDM dengan
SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya didominasi kategori PNS, non-PNS, maupun konsultan
oleh laki-laki yaitu sebanyak 4.610 orang (62,64%), individual. Dari Gambar 3. 3 dapat disimpulkan
sementara SDM berjenis kelamin perempuan bahwa mayoritas pegawai Direktorat Jenderal
sebanyak 2.750 orang (37,36%). Komposisi SDM Cipta Karya yang berada pada kelompok umur 30-
berjenis kelamin laki-laki hampir dua kali lipat 39 tahun sebanyak 2.850 orang (38,72%) dan yang
jumlah SDM perempuan. berada pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak
1.778 orang (24,16%). Kondisi ini menggambarkan
Apabila dilihat berdasarkan kategori bahwa dominasi pegawai Direktorat Jenderal Cipta
kepegawaiannya, SDM dengan jenis kelamin laki- Karya masih dalam usia produktif. Fakta lainnya lebih
laki tetap mendominasi pada seluruh kategori, dari 50% pegawai Direktorat Jenderal Cipta Karya
baik PNS, non-PNS, maupun konsultan individual. tergolong pada kategori generasi millenial dan
Pada kategori PNS SDM berjenis kelamin laki-laki generasi Z. Hal ini cukup menarik karena karakteristik
sebanyak 1.710 orang dan perempuan sebanyak dan kemampuan generasi tersebut diharapkan
1.196 orang. Pada kategori non-PNS jumlah mampu memberikan iklim inovasi dan kreativitas
SDM berjenis kelamin laki-laki lebih dari dua kali baru dalam lingkungan bekerja di Direktorat Jenderal
lipat jumlah SDM perempuan yaitu sebanyak Cipta Karya. Para pegawai usia produktif diharapkan
1.764 orang, sementara SDM perempuan adalah mampu memberikan produktivitas kinerja yang baik
sebanyak 817 orang. Untuk kategori konsultan untuk membantu Direktorat Jenderal Cipta Karya
individual masih didominasi oleh SDM berjenis dalam mencapai target yang ditetapkan melalui
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1.136 orang, transformasi iklim pekerjaan yang lebih inovatif,
sementara SDM perempuan sebanyak 737 orang. kreatif dan berintegritas.
Gambar 3.1 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2021
Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Gambar 3.2 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 Berdasarkan Jenis Kelamin
dan Status Kepegawaian
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Gambar 3.3 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 Berdasarkan Kelompok Umur
Sumber: Data Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Merujuk pada Gambar 3. 4, diketahui bahwa setiap yang masih muda relatif cukup sedikit jumlahnya.
kategori SDM memiliki dominasi kelompok usia Oleh karena itu perlu dilakukan regenerasi SDM
tertentu pada masing-masing kategori. Untuk yang lebih cepat melalui rekrutmen PNS dalam
kategori PNS, jumlah kelompok usia terbanyak jumlah besar agar Direktorat Jenderal Cipta karya
adalah pada kelompok usia lebih dari atau sama mampu menghadapi tantangan di era globalisasi
dengan 50 tahun yang berjumlah 808 orang, yang berdampak pada kedinamisan kegiatan yang
sementara pada kelompok usia 40-49 tahun dilaksanakan dalam mewujudkan tujuan organisasi.
sebanyak 713 orang. Pada Kelompok Usia 30-
39 tahun SDM dengan kategori PNS berjumlah Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah
693 orang dan pada kelompok usia 20-29 tahun pada SDM dengan kategori Non-PNS yang mayoritas
berjumlah 692 orang. berada pada rentang usia 30-39 tahun ( 57,19%) dan
pada kategori konsultan individual yang mayoritas
Fakta ini cukup menarik karena kelompok usia berada pada rentang usia 20-29 tahun (41,59%).
mayoritas yaitu sekitar 27,80% termasuk dalam Kondisi ini dapat menjadi refleksi bagi Direktorat
kelompok umur yang sudah melewati usia Jenderal Cipta karya dalam melakukan perencanaan
produktif. Dalam kurun waktu sekitar 5-8 tahun SDM untuk beberapa tahun ke depan agar mampu
ke depan, PNS yang berusia di atas 50 tahun menghasilkan regenerasi pegawai yang baik dan
akan memasuki masa purnabakti sedangkan PNS berkualitas.
Gambar 3.4 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Berdasarkan Kelompok Umur dan Status Kepegawaian
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Gambar 3.5 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2021 Berdasarkan Pendidikan
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya lulusan S1/D4 dengan jumlah 1.557 orang, diikuti
Tahun 2022 Berdasarkan Pendidikan oleh PNS lulusan S2 dengan jumlah sebanyak 680
Pengelompokan SDM Direktorat Jenderal Cipta orang, kemudian PNS dengan tingkat pendidikan
Karya tahun 2022 berdasarkan tingkat pendidikan SMA sebanyak 421 orang. Tingkat pendidikan SDM
terakhir dilakukan pada kategori PNS, non-PNS, dengan kategori PNS ini cukup baik, mengingat
dan konsultan individual. didominasi oleh lulusan sarjana dan lulusan
Magister (S2).
Dari Gambar 3. 5 terlihat bahwa komposisi SDM
di Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2022 Komposisi SDM kategori non-PNS didominasi
mayoritas adalah lulusan S1/D4 yaitu sebanyak oleh lulusan S1/D4 dengan jumlah 1.396 orang.
4.494 orang (61,06%), sedangkan kelompok Untuk Non-PNS dengan tingkat pendidikan SMA
dengan jenjang pendidikan yang paling sedikit jumlahnya cukup besar juga yaitu sebanyak
adalah S3 yaitu 20 orang (0,27%). Berdasarkan 875 orang. Hal ini dapat dimaklumi karena pada
penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan umumnya non-PNS banyak berperan pada
bahwa jenjang pendidikan SDM di Direktorat kegiatan administratif yang tidak memerlukan
Jenderal Cipta Karya tahun 2022 sudah cukup kemampuan analisis tinggi.
baik karena mayoritas SDM adalah lulusan sarjana.
Dengan kondisi ini diharapkan dapat menunjang Untuk kategori Konsultan Individual, SDM yang
pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Cipta mendominasi adalah dengan tingkat pendidikan
Karya. S1/D4 yaitu sebanyak 1.541 orang dan S2
sebanyak 152 orang. Hal ini terjadi karena KI
Dengan melihat Gambar 3. 6 dapat disimpulkan direkrut untuk membantu pekerjaan-pekerjaan
bahwa setiap kategori SDM memiliki persebaran yang membutuhkan kemampuan analisis yang
tingkat pendidikan yang hampir sama pada cukup tinggi. Oleh karena itu, pada Gambar 3.6
kelompok mayoritasnya yaitu S1/D4. Komposisi dapat dilihat tidak terdapat sejumlah KI dengan
SDM dengan kategori PNS didominasi oleh tingkat pendidikan SD dan SMP.
Gambar 3.6 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Berdasarkan Kelompok Umur dan Status Kepegawaian
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Jika ditinjau berdasarkan golongan, PNS Direktorat
Tahun 2022 Berdasarkan Golongan Jenderal Cipta Karya berdasarkan golongan sudah
Pengelompokan SDM Direktorat Jenderal Cipta cukup baik karena sebagian besar merupakan PNS
Karya berdasarkan golongan dilakukan pada SDM golongan III sehingga dapat mengangkat kinerja
dengan kategori PNS. Sebagaimana dapat dilihat unit organisasi. Hal ini karena PNS golongan III
pada Gambar 3. 7, PNS di Direktorat Jenderal pada umumnya memiliki tingkat pendidikan
Cipta Karya paling banyak berada pada golongan minimal S1/D4 atau tingkat pendidikan di bawah
III yaitu sebanyak 2.072 orang (71,3%). Kelompok S1/D4 namun sudah cukup lama bekerja sehingga
golongan II sebanyak 538 orang (18,51%) naik golongan secara berkala menjadi golongan
kemudian diikuti PNS yang berada pada golongan III. Dengan sejumlah PNS yang setidaknya
IV sebanyak 283 orang (9,74%), dan yang paling memiliki tingkat pendidikan S1/D4 dan PNS yang
sedikit adalah PNS dengan golongan I sebanyak pendidikannya di bawah S1/D4 namun memilki
13 orang (0,45%). pengalaman dan masa pengabdian yang sudah
cukup tinggi berjumlah 2072 orang (71,3%),
tentunya menjadi keunggulan tersendiri bagi
Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Gambar 3.7 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2021
Berdasarkan Golongan
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Gambar 3.8 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Berdasarkan Jabatan
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Dari Gambar 3. 8 dapat dilihat bahwa PNS Direktorat
Tahun 2021 Berdasarkan Jabatan Jenderal Cipta Karya tahun 2022 mayoritas berada
Pengelompokan SDM Direktorat Jenderal Cipta dalam kelompok jabatan pelaksana yaitu sebanyak
Karya Tahun 2022 berdasarkan jabatan dilakukan 3.921 (71,46%). Hal ini berarti jumlah pelaksana
pada kategori PNS. SDM dengan kategori non-PNS adalah lebih dari setengah jumlah PNS Direktorat
dan konsultan individual memiliki nama jabatan Jenderal Cipta Karya. PNS yang menduduki
yang sangat beragam jenisnya. Pengelompokkan jabatan fungsional (JF) sebanyak 1.373 (25,02%).
PNS berdasarkan Jabatannya dapat dilihat pada Sedangkan untuk jabatan struktural di Direktorat
Gambar 3. 8. Jenderal Cipta Karya ada 193 orang.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian khusus karena Pada Gambar 3. 9 memperlihatkan susunan
dalam Roadmap Reformasi Birokrasi setiap PNS dari 291 pejabat struktural, koordinator dan
diharapkan untuk bekerja secara profesional. subkoordinator di Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Salah satu langkah yang dilakukan untuk menjadi Terdapat 1 orang eselon I yaitu Direktur Jenderal
PNS yang professional adalah dengan menjadi Cipta Karya, 9 orang eselon II yaitu para direktur,
pejabat fungsional (JF). Sampai saat ini jumlah dan 70 orang eselon III di Direktorat Jenderal
JF di Direktorat Jenderal Cipta Karya sebetulnya Cipta Karya. Eselon IV dijabat oleh 113 orang
sudah cukup banyak, namun masih belum sesuai PNS. Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan
dengan yang diharapkan dalam ketentuan yang di masing-masing unit kerja, telah ditetapkan 8
ditetapkan oleh Kementerian PAN dan RB dalam orang koordinator dan sub koordinator sebanyak
Roadmap Reformasi Birokrasi. Kementerian PUPR 93 orang.
sebagai kementerian teknis harus didukung oleh
SDM yang memiliki kemampuan dan kompetensi Selain jabatan struktur di Direktorat Jenderal
teknis. Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Cipta Cipta karya terdapat Jabatan Fungsional Tertentu
Karya sebagai bagian dari Kementerian PUPR (JFT). Dari 1373 orang JFT di Direktorat Jenderal
harus dapat meningkatkan jumlah pejabat Cipta Karya pada tahun 2022, terdiri dari berbagai
fungsional setara atau bahkan lebih banyak rumpun JFT yang dapat dilihat pada Gambar 3. 10.
dari jumlah pelaksana. Hal ini tentunya menjadi
tugas tersendiri bagi Sekretariat Direktorat Dari Gambar 3. 10, terlihat bahwa Direktorat
Jenderal Cipta Karya selaku pengampu dalam Jenderal Cipta Karya pada tahun 2022 memiliki
pembinaan kepegawaian di lingkungan Direktorat mayoritas pegawai yang berada pada kelompok
Jenderal Cipta Karya serta Direktorat Bina Teknik jabatan fungsional teknik tata bangunan dan
Permukiman dan Perumahan sebagai pembina perumahan (TBP) yaitu sebanyak 746 orang
jabatan fungsional di lingkungan Direktorat (53,82%) dan kelompok jabatan fungsional teknik
Jenderal Cipta Karya.
Gambar 3.9 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Berdasarkan Jabatan Struktural, Koordinator dan Subkoordinator
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Gambar 3.10 Komposisi SDM Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Berdasarkan Rumpun Jabatan Fungsional
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
penyehatan lingkungan (TPL) yaitu sebanyak 488 3.1.3 Persebaran SDM Direktorat Jenderal
orang (35,25%). Hal ini terjadi karena Direktorat Cipta Karya Tahun 2022
Jenderal Cipta Karya merupakan pembina teknis Sumber daya manusia Direktorat Jenderal Cipta
dari kedua kelompok jabatan fungsional tersebut. Karya tersebar di berbagai unit kerja dan unit
Selain itu, jenis pekerjaan di lingkungan Direktorat pelaksana teknis sesuai dengan penempatan dan
Jenderal Cipta Karya juga didominasi oleh jenis - penugasannya masing-masing. Pada sub bab ini
jenis pekerjaan yang erat kaitannya dengan kedua dibahas persebaran SDM Direktorat Jenderal Cipta
kelompok jabatan fungsional tersebut. Karya sesuai dengan struktur organisasi yang telah
dibahas pada Bab I.
Persebaran PNS Direktorat Jenderal Cipta Direktorat Kepatuhan Intern yaitu sebanyak 43
Karya Tahun 2022 orang, dengan rincian 35 orang PNS, 7 orang non-
Dari Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa, Sekretariat PNS, dan 1 orang KI. Sedikitnya jumlah SDM yang
Direktorat Jenderal memiliki paling banyak SDM ditempatkan di Direktorat Kepatuhan Intern, karena
dibandingkan dengan unit kerja yang lain. Pada pada direktorat ini hanya terdapat 2 sub direktorat.
sekretarian Direktorat Jenderal terdapt sebanyak
403 orang SDM dengan rincian 303 orang PNS, 86 Hal yang menjadi perhatian adalah jumlah SDM
orang non-PNS dan 14 orang konsultan individual. pada Direktorat Prasarana Strategis. Direktorat
Unit kerja dengan SDM terbanyak kedua adalah ini memiliki tugas dan tanggungjawab yang
Direktorat Air Minum yaitu sebanyak 246 orang cukup besar untuk membangun infrastruktur
dengan rincian 99 orang PNS, 59 orang non-PNS yang vital bagi masyarakat seperti pasar, gedung
dan 88 orang KI. Dari Tabel 3. 2 juga terlihat bahwa olahraga, sekolah dan lain sebagainya. Dari sisi
Direktorat Air Minum juga merupakan unit kerja anggaran, alokasi yang dikelola oleh Direktorat
yang paling banyak menggunakan konsultan Prasarana Strategis hampir setara dengan alokasi
individual untuk membantu kinerja organisasinya. Direktorat Air Minum. Oleh karena itu, perlu
ditinjau kemungkinan mutasi PNS ke Direktorat
Gambar 3. 11 menunjukkan bahwa unit kerja Prasarana Strategis untuk dapat lebih membantu
dengan jumlah SDM yang paling sedikit adalah meningkatkan kinerja direktorat tersebut.
Tabel 3.2 Jumlah SDM pada Unit Kerja di Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
PNS
UNIT KERJA/UNIT PELAKSANA TEKNIS
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
1. Sekretariat Direktorat Jenderal 183 120 303
2. Dit. Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur 52 34 86
Permukiman
3. Dit. Bina Penataan Bangunan 31 47 78
4. Dit. Pengembangan Kawasan Permukiman 43 50 93
5. Dit. Sanitasi 31 54 85
6. Dit. Air Minum 53 46 99
7. Dit. Prasarana Strategis 35 26 61
8. Dit. Kepatuhan Intern 16 19 35
9. Dit. Bina Teknik Perumahan dan Permukiman 70 54 124
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Gambar 3.11 Perbandingan PNS pada Setiap Unit Kerja di Direktorat Jenderal
Cipta Karya Tahun 2022 Berdasarkan Usia
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Persebaran SDM pada Balai Prasarana jumlah SDM tertinggi adalah Balai PPW Jawa
Permukiman Wilayah Tahun 2022 Tengah dengan SDM berjumlah 284 orang yang
Dari Tabel 3. 3, dapat dilihat bahwa balai terdiri dari 70 orang PNS, 111 orang non-PNS dan
permukiman prasarana wilayah (PPW) dengan 103 orang KI.
Tabel 3.3 Persebaran PNS pada setiap Balai Prasarana Permukiman Wilayah
di Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 Berdasarkan Jenis Kelamin
NON- KONSULTAN
UNIT KERJA/UNIT PELAKSANA TEKNIS PNS JUMLAH
PNS INDIVIDUAL
1 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Aceh 87 82 34 203
2 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Utara 72 66 77 215
3 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Barat 49 80 47 176
4 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Riau 42 68 49 159
5 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kepulauan Riau 31 84 23 138
6 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jambi 47 62 38 147
7 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bengkulu 64 36 38 138
8 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Selatan 63 70 63 196
9 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kepulauan Bangka 38 27 27 92
Belitung
10 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Lampung 41 52 41 134
11 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten 55 63 47 165
12 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jakarta Metropolitan 39 61 39 139
13 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Barat 70 38 78 186
14 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Tengah 70 111 103 284
15 Balai Prasarana Permukiman Wilayah DI Yogyakarta 63 57 29 149
16 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Timur 66 73 83 222
17 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Barat 46 56 36 138
18 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Tengah 33 52 26 111
19 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Selatan 28 59 36 123
20 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Timur 102 47 40 189
21 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Kalimantan Utara 23 42 8 73
22 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Utara 53 63 33 149
23 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Gorontalo 28 76 32 136
24 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Tengah 49 73 84 206
25 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Barat 28 85 45 158
26 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Selatan 77 69 69 215
27 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sulawesi Tenggara 73 108 27 208
NON- KONSULTAN
UNIT KERJA/UNIT PELAKSANA TEKNIS PNS JUMLAH
PNS INDIVIDUAL
28 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali 57 61 48 166
29 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Nusa Tenggara Barat 65 60 45 170
30 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Nusa Tenggara Timur 53 71 66 190
31 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Maluku 56 38 46 140
32 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Maluku Utara 57 38 31 126
33 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Papua 38 45 31 114
34 Balai Prasarana Permukiman Wilayah Papua Barat 27 51 45 123
Total 1790 2124 1564 5478
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Balai PPW dengan jumlah SDM yang paling sedikit di Balai PPW belum cukup merata. Oleh karena itu,
adalah Balai PPW Kalimantan Utara yang hanya ada baiknya Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta
memiliki 73 orang SDM yang terdiri dari 23 orang Karya selaku pembina kepegawaian di Direktorat
PNS, 42 orang non-PNS dan 8 orang KI seperti dapat Jenderal Cipta Karya mempertimbangkan kondisi
dilihat pada Gambar 3. 12. Berdasarkan ulasan di ini dalam penempatan PNS formasi 2021.
atas, dapat disimpulkan bahwa persebaran SDM
Gambar 3.12 Perbandingan Sebaran Jumlah SDM pada Balai Prasarana Permukiman Wilayah
di Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Persebaran SDM pada Balai Teknis di Balai teknik dengan jumlah SDM yang paling
Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya sedikit adalah Balai Sains Bangunan yang
Tahun 2022 berjumlah 42 orang dengan rincian 27 orang PNS,
Dari Tabel 3. 4 dapat dilihat bahwa jumlah SDM 13 orang non-PNS dan 2 orang KI. Pada diagram
tertinggi berada pada Balai Teknologi Air Minum dapat dilihat persebaran SDM pada balai teknik di
dengan total SDM berjumlah 61 orang terdiri dari lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun
34 orang PNS, 20 orang non-PNS dan 7 orang KI. 2022.
Tabel 3.4 Jumlah SDM pada Balai Teknik di Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
NON- KONSULTAN
UNIT KERJA/UNIT PELAKSANA TEKNIS PNS JUMLAH
PNS INDIVIDUAL
1 Balai Teknologi Air Minum 34 20 7 61
2 Balai Teknologi Sanitasi 27 13 11 51
3 Balai Sains Bangunan 27 13 2 42
4 Balai Kawasan Permukiman dan Perumahan 28 10 7 45
5 Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung 36 16 4 56
Total 152 72 31 255
Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
3.2 SARANA DAN PRASARANA pengguna barang (UAKBP). Setiap UAKPB wajib
melakukan rekonsiliasi aset BMN kepada unit
Setiap organisasi membutuhkan sarana dan akuntansi pembantu pengguna barang wilayah
prasarana untuk melaksanakan tugas dan (UAPPB-W) dan juga Kantor Pelayanan Kekayaan
fungsinya, demikian pula dengan Direktorat Negara dan Lelang (KPKNL) yang berada di
Jenderal Cipta Karya, sebagai salah satu unit wilayahnya masing - masing. Selanjutnya setiap
organisasi dari Kementerian PUPR harus UAPPB-W wajib melakukan rekonsiliasi data aset
turut mendukung tercapainya visi dan misi BMN kepada unit akuntansi pembantu pengguna
Kementerian PUPR yang tertuang dalam Rencana barang tingkat eselon I (UAPPB-E1) dan juga
Strategis (renstra) Kementerian PUPR Tahun 2020 kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
- 2024, tentunya Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJKN). UAPPB-E1 pada Direktorat Jenderal Cipta
memerlukan sarana prasarana yang tidak sedikit. Karya berada pada Sekretariat Direktorat Jenderal
Sarana prasarana dari Direktorat Jenderal Cipta Cipta Karya, tepatnya pada Bagian Keuangan,
Karya sebagai bagian dari Kementerian PUPR Pengelolaan Barang Milik Negara (PBMN) dan
dihitung sebagai barang milik negara (BMN) yang Barang Persediaan Bencana.
wajib dicatat dalam Sistem Informasi Manajemen
dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Berdasarkan data yang terdapat dari Bagian
Keuangan, PBMN dan Barang Persediaan
Pencatatan aset berupa BMN kedalam aplikasi Bencana, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta
SIMAK-BMN dilakukan secara berjenjang mulai Karya, neraca BMN Direktorat Jenderal Cipta
dari tingkat satuan kerja. Kepala satuan kerja Karya status 31 Desember 2021 yang dicetak
sebagai kuasa pengguna barang yang memiliki pada tanggal 25 Januari 2023 dapat dilihat pada
tugas selaku pengarah dari unit akuntansi kuasa Tabel 3. 5 dibawah ini.
AKUN NERACA
JUMLAH
KODE URAIAN
131111 Tanah 6.760.643.347.383
132111 Peralatan dan Mesin 2.332.400.222.833
133111 Gedung dan Bangunan 3.372.092.357.567
134111 Jalan dan Jembatan 4.218.314.517.100
134112 Irigasi 1.279.212.877.142
134113 Jaringan 7.372.474.458.246
135111 Aset Tetap Renovasi 3.314.296.849.657
135121 Aset Tetap Lainnya 637.094.204.339
136111 Konstruksi Dalam pengerjaan 8.285.444.500.908
137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin 1.743.093.288.373
137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 277.377.480.547
137311 Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan 2.750.229.325.676
AKUN NERACA
JUMLAH
KODE URAIAN
137312 Akumulasi Penyusutan Irigasi 2.187.218.079.273
137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan 464.094.827.133
137411 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya 351.218.752.180
161111 Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 21.634.026.828
162151 Software 736.385.984.579
162171 Hasil Kajian/Penelitian 161.118.161.754
162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 185.487.500
162311 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan 5.624.940.557.929
166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam Operasi Pemerintahan 676.735.557.020
166113 Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam Operasional 3.431.139.322.907
169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam 18.610.729.893
169315 Akumulasi Amortisasi Software 2.365.349.489
169318 Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam
2.187.218.079.273
Operasional Pemerintahan
Jumlah 33.697.150.370.088
Sumber data: Bagian Keuangan, PBMN dan Barang Persediaan Bencana, Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya sesuai
aplikasi e-rekon lk.djpbn.kemenkeu.go.id, status 30 Desember 2022
Berdasarkan pada Tabel 3. 5, Sarana dan prasarana 1. tanah bangunan untuk dijual atau
pada Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2022 diserahkan kepada masyarakat senilai Rp.
adalah senilai Rp 33.697.150.370.088,00 yang 2.064.714.306.844,00;
terdiri dari kelompok barang, yaitu: (1) tanah; (2) 2. peralatan dan mesin untuk dijual atau
peralatan dan mesin; (3) gedung dan bangunan; diserahkan kepada masyarakat senilai Rp.
(4) jalan dan jembatan; (5) irigasi; (6) jaringan; 690.554.726.215,00;
(7) aset tetap renovasi; (8) aset tetap lainnya; 3. jalan, irigasi dan jaringan untuk
(9) kemitraan dengan pihak ketiga; (10) aset diserahkan kepada masyarakat senilai Rp.
tetap yang tidak digunakan dalam operasi; (11) 35.394.935.603.906,00;
software; (12) hasil kajian/penelitian; (13) aset tak 4. aset tetap lainnya untuk diserahkan kepada
berwujud lainnya; (14) aset tak berwujud yang masyarakat senilai Rp. 5.291.327.427.517,00;
tidak digunakan dalam operasional. 5. aset lain-lain untuk diserahkan kepada
masyarakat senilai Rp. 3.139.774.832,00;
Dari asset tersebut terdapat aset BMN yang 6. barang persediaan lainnya untuk dijual/
peruntukannya adalah untuk dijual/diserahkan diserahkan ke masyarakat senilai Rp.
kepada masyarakat. Aset BMN Direktorat Jenderal 189.542.700,00;
Cipta Karya yang peruntukannya adalah untuk 7. persediaan lainnya untuk diserahkan kepada
dijual/diserahkan kepada masyarakat terdiri dari: masyarakat senilai Rp. 5.805.654.316.301,00.
Total aset BMN Direktorat Jenderal Cipta Karya Dari total nilai tersebut terdapat kelompok “aset
yang peruntukannya adalah untuk dijual/ tetap yang tidak digunakan dalam operasi”. Aset
diserahkan kepada masyarakat adalah senilai tersebut merupakan sarana dan prasarana yang
Rp. 49.250.515.698.315,00. Direktorat Jenderal kondisinya rusak berat / dalam proses hibah
Cipta Karya dalam melaksanakan kegiatan untuk kepada pemerintah daerah-pemerintah kota
menunjang tugas dan fungsi nya memiliki sarana sebesar Rp 5,525,544,130,227,00.
prasarana dengan senilai Rp 33.697.150.370.088,00.
Tabel 3.6 Neraca Kelompok Barang Milik Negara (BMN) Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2022
AKUN
NERACA/ SALDO PER 1JANUARI SALDO PER
SUB-SUB MUTASI
2022 31 DESEMBER 2022
KELOMPOK
BARANG
BERTAMBAH BERKURANG
KUAN- KUAN-
URAI- KUAN- KUAN-
KODE TI- NILAI TI- NILAI
AN TI- NILAI TI- NILAI
TAS TAS
TAS TAS
131111 Tanah 1.516.626 6.739.836.989.910 88.995 142.334.979.207 30.830 121.528.621.734 1.574.791 6.760.643.347.383
132111 Peralatan 103.512 2.467.925.083.559 10.008 167.880.224.402 5.818 298.103.483.322 107.702 2.337.701.824.639
dan Mesin
133111 Gedung 2.300 3.291.733.319.486 331 2,385,180,151,01 313 2,302,178,870,21 2.318 3.374.734.600.292
dan
Bangunan
134111 Jalan dan 53.126.52 4.178.147.347.967 2.867.798 707.765.827.958 659.231 667.598.658.825 55,335,09 4.218.314.517.100
Jembatan
134112 Irigasi 2.721 1.905.208.413.287 154 157.039.158.419 239 783.034.694.564 2.636 1.279.212.877.142
134113 Jaringan 42.387 8.567.739.337.614 459 2,800,920,423,39 2.364 3,996,185,302,76 40.482 7.372.474.458.246
135111 Aset Tetap 605 3.126.797.945.690 299 2,072,013,022,16 251 1,884,514,118,19 653 3.314.296.849.657
Renovasi
135121 Aset Tetap 9.524 634.261.760.837 120 146.116.774.558 136 141.840.652.268 9.508 638.537.883.127
Lainnya
161111 Kemitraan 47.091 351.218.752.180 0 0 0 0 47.091 351.218.752.180
Dengan
Pihak
Ketiga
166112 Aset Tetap 13.512.91 6.388.346.915.762 238 7.418.271.400 1.363.775 770.252.710.493 12,149,37 5.625.512.476.669
yang
tidak
diguna-
kan
dalam
Operasi
Sumber data: Bagian Keuangan, PBMN dan Barang Persediaan Bencana, Setkretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya sesuai aplikasi
e-rekon lk.djpbn.kemenkeu.go.id.
3.3 DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN dapat dilihat dalam Tabel 3. 7 di bawah ini.
ANGGARAN sebesar Rp 5,525,544,130,227,00.
Anggaran yang diamanatkan kepada Direktorat Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami 14 kali
Jenderal Cipta Karya untuk tahun 2022 sesuai revisi DIPA sejak DIPA awal tahun anggaran 2022
dengan DIPA tanggal 17 November 2021 adalah ditetapkan. Informasi perubahan anggaran yang
sebesar Rp 12.510.140.000.000,00. Dari total terjadi selama pelaksanaan kegiatan tahun 2022
anggaran tersebut, anggaran terbesar adalah pada adalah sebagai berikut:
Direktorat Prasarana Strategis, yaitu sebesar Rp 1. Revisi 1 berdasarkan Surat Direktur Jenderal
4.732.865.856.000,00. Sedangkan anggaran yang Anggaran Nomor S-109/AG/AG.3/2022,
paling kecil berada pada Direktorat Kepatuhan tanggal 08 Maret 2022 berupa: usulan revisi
Intern yaitu sebesar Rp 18.968.680.000,00. Pada pergeseran alokasi anggaran dari Belanja
akhir tahun anggaran 2022, pagu anggaran Anggaran Bendahara Umum Negara (BA BUN)
Direktorat Jenderal Cipta Karya mengalami Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08) ke
peningkatan sebesar Rp 5.090.375.101.500,00 BA Kementerian PUPR TA 2022 sebesar Rp.
dari DIPA awal menjadi Rp. 17.600.515.101.500,00. 1.135.510.432.000,00 untuk Pelaksanaan
Unit Kerja dengan anggaran terbesar mengalami Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun
perubahan karena pada akhir tahun 2022 2021 mengenai Percepatan Pelaksanaan
Direktorat Bina Penataan Bangunan menjadi Pembangunan Infrastruktur untuk Mendukung
pengemban anggaran tertinggi yaitu sebesar Rp. Penyelenggaraan Acara Internasional di
4.181.262.120.000,00. Rincian alokasi anggaran Provinsi Bali, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi NTB
pada awal tahun dan perubahan yang terjadi pada dan Provinsi NTT.
akhir tahun 2022 dari masing-masing Unit Kerja
Tabel 3.7 Perubahan Alokasi Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
berdasarkan DIPA
DIPA TA. 2022 ( X Rp. 1.000)
NO UNIT KERJA AWAL REVISI AKHIR
(17/11/2021) (28/11/2022)
1. Sekretariat Direktorat Jenderal 751.006.073 730.097.527
2. Dit. Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur 180.371.495 593.807.915
Permukiman
3. Dit. Bina Penataan Bangunan 546.101.662 4.181.262.120
4. Dit. Pengembangan Kawasan Permukiman 2.122.751.607 2.855.763.084
5. Dit. Sanitasi 1.672.998.943 2.845.582.604
6. Dit. Air Minum 2.381.927.509 2.810.079.082
7. Dit. Prasarana Strategis 4.732.865.856 3.464.730.639
8. Dit. Bina Teknik Permukiman dan Perumahan 103.148.175 101.496.258
9. Dit. Kepatuhan Intern 18.968.680 17.695.873
Total 12.510.140.000 17.600.515.102
Sumber: Data Subdit SPA yang diolah berdasarkan DIPA DJCK, 2022
2. Revisi 2 berdasarkan Surat Direktur Jenderal Greater Bandung yang bersumber dari KfW
Anggaran Nomor S-227/AG/AG.3/2022, Grant sebesar Rp 4.156.356.000,00.
tanggal 08 Maret 2022 berupa: pergeseran b. penerbitan Surat Perintah Penerbitan/
anggaran rupiah murni antar satker pada Pembukuan (SP3) kegiatan Small Scale
kegiatan PAMSIMAS, percepatan penarikan Water Treatment for Emergency Relief
pinjaman dan hibah luar negeri, pergeseran (SSTWP-ER) sebesar RP 11.357.981.000,00.
anggaran pinjaman luar negeri, pergeseran 5. Revisi 5 berdasarkan Surat Direktur Jenderal
anggaran antar jenis belanja antar satker dan Anggaran Nomor S-354/AG/AG.3/2022,
pemutakhiran POK. tanggal 21 Juni 2022 berupa:
3. Revisi 3 berdasarkan Surat Direktur Jenderal a. pergeseran anggaran dan percepatan
Anggaran Nomor S-308/AG/AG.3/2022, penarikan pinjaman luar negeri loan
tanggal 08 Juni 2022 berupa: National Urban Water Supply Program
a. pergeseran anggaran rupiah murni (NUWSP) IBRD 8872-ID sebesar Rp
antar satker antar Program/Kegiatan/ 83.905.122.000,00;
KRO/RO sebesar Rp 389.774.871.000,00 b. pergeseran anggaran antar satker sebesar
untuk kegiatan prioritas dan mendesak, Rp 52.000.000.000,00 untuk mendukung
pembayaran tunggakan, penambahan Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun
paket alokasi kontrak tahun jamak, 2021 mengenai Percepatan Pelaksanaan
penanganan pasca bencana, dan kegiatan Pembangunan Infrastruktur untuk
dukungan lainnya; dan Mendukung Penyelenggaraan Acara
b. pergeseran anggaran rupiah murni antar Internasional di Provinsi Bali, Provinsi DKI
satker sebesar Rp 1.144.163.579.000,00 Jakarta, Provinsi NTB dan Provinsi berupa
untuk kegiatan infrastruktur berbasis kegiatan pembangunan dan revitalisasi
masyarakat TA 2021. Terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai
4. Revisi 4 berdasarkan Surat Direktur Jenderal Bali.
Perbendaharaan Nomor S-139/PB.2/2022, 6. Revisi 6 berdasarkan Surat Direktur Jenderal
tanggal 10 Juni 2022 dan Surat Direktur Anggaran Nomor S-389/AG/AG.3/2022,
Jenderal Perbendaharaan Nomor S-150/ tanggal 13 Juli 2022 berupa:
PB.2/2022, tanggal 16 Juni 2022 berupa: a. pergeseran anggaran kegiatan pinjaman
penambahan alokasi anggaran dalam rangka luar negeri Central Sulawesi Rehabilitation
persyaratan pengesahan atas pengeluaran and Reconstruction Project (CSRRP) sebesar
kegiatan/proyek 1 (satu) tahun dan/atau tahun- Rp 101.440.040.000,00 dan percepatan
tahun anggaran sebelumnya yang bersumber penarikan pinjaman luar negeri National
dari pinjaman luar negeri yang telah closing Slum Upgrading Project Contigency
date di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Emergency Response Component (NSUP
Karya TA 2022. Alasan/pertimbangan perlunya CERC) sebesar Rp 6.104.925.000,00,
revisi anggaran, sebagai berikut; b. pergeseran anggaran antar satker
a. dalam rangka penerbitan Surat Perintah untuk kegiatan infrastruktur berbasis
Penerbitan/Pembukuan (SP3) Paket masyarakat sebesar Rp 880.171.933.000,00;
Feasibility Study For Development and pencantuman catatan halaman IVB DIPA,
Optimation of Wastewater Treatment in pencantuman penandaan anggaran alokasi
PEN TA 2022.
7. Revisi 7 berdasarkan Surat Direktur Jenderal 9. Revisi 9 berdasarkan Surat Direktur Jenderal
Anggaran Nomor S-418/AG/AG.3/2022, Anggaran Nomor S-470/AG/AG.3/2022,
tanggal 27 Juli 2022 berupa: tanggal 19 Agustus 2022 berupa:
a. pergeseran anggaran dalam rangka a. pergeseran alokasi anggaran dari Belanja
pemenuhan kebutuhan operasional Anggaran Bendahara Umum Negara (BA
pembayaran gaji dan tunjangan pada BUN) Pengelolaan Belanja Lainnya (BA
satker Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta 999.08) ke BA Kementerian PUPR (BA
Karya sebesar Rp 7.644.390.000,00, dan 033) sebesar Rp 2.129.790.000.000,00
satker Direktorat Bina Penataan Bangunan untuk keperluan tambahan anggaran
sebesar Rp 678.109.000,00 ; Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) TA
b. pergeseran anggaran antar satker dalam 2022 (paket multi years contract); dan
rangka penanganan kemiskinan ekstrem b. pergeseran antar satker.
sebesar Rp 29.361.830,00; dan 10. Revisi 10 berdasarkan Surat Direktur Jenderal
c. pergeseran blokir Automatic Adjustment Anggaran Nomor S-535/AG/AG.3/2022,
(AA) tanpa merubah total pagu blokir AA. tanggal 9 September 2022 berupa:
8. Revisi 8 berdasarkan Surat Direktur Jenderal a. pergeseran antar satker dan KRO/RO
Anggaran Nomor S-461/AG/AG.3/2022, sebesar Rp 311.172.095.000,00 untuk
tanggal 16 Agustus 2022 berupa: kegiatan prioritas dan mendesak,
a. pergeseran anggaran yang bersumber dari penambahan alokasi Multi Years Contract
hibah luar negeri Support Trust Fund for (MYC), penanganan pasca bencana, dan
PAMSIMAS III sebesar Rp 2.800.000.000,00; kegiatan dukungan lainnya;
b. pergeseran anggaran rupiah murni menjadi b. penghapusan catatan halaman IV A DIPA
rupiah murni pendamping (RMP) sebesar untuk Paket Pembangunan Gedung Kuliah
Rp 770.000.000,00; Terpadu dan Gedung Kuliah FISIPOL Kampus
c. pergeseran alokasi anggaran dari Belanja Sidotopo Universitas Tidar, Pembangunan
Anggaran Bendahara Umum Negara (BA Gedung FIA Tahap I Universitas Indonesia,
BUN) Pengelolaan Belanja Lainnya (BA Manajemen Konstruksi Pembangunan
999.08) ke BA Kementerian PUPR (BA Gedung FIA Tahap I Universitas Indonesia,
033) sebesar Rp 32.231.789.000,00 untuk Manajemen Konstruksi Pembangunan KDP
keperluan penanganan pasca bencana di Gedung Direktorat Politeknik Pertanian
Provinsi Nusa Tenggara Barat; dan Negeri Kupang, Peningaktan Landscape
d. pergeseran blokir automatic adjustment di Lingkungan Gedung Kuliah Umum
(AA) tanpa mengubah total pagu blokir AA; Politeknik Negeri Kupang, dan Rehabilitasi
dan TK Putra sebesar Rp 24.569.477.000,00;
e. pergeseran alokasi anggaran dari Belanja c. Pergeseran anggaran antar satker loan
Anggaran Bendahara Umum Negara (BA Indonesia Tourism Development Project
BUN) Pengelolaan Belanja Lainnya (BA (ITDP) sebesar Rp 30.000.000,00;
999.08) ke BA Kementerian PUPR (BA 033) d. percepatan pelaksanaan pinjaman luar
sebesar Rp 228.945.490.000,00 untuk negeri sebesar Rp 54.011.794.000,00; dan
keperluan Pembangunan Ibu Kota Negara e. pergeseran blokir Automatic Adjustment
(IKN) TA 2022. (AA) tahap I tanpa mengubah pagu total
blokir Direktorat Jenderal Cipta Karya.
11. Revisi 11 berdasarkan Surat Direktur Jenderal c. pergeseran antar satker dan antar
Anggaran Nomor S-555/AG/AG.3/2022, program/kegiatan/KRO/RO untuk
tanggal 20 September 2022 berupa: penyesuaian pemaketan IKN sebesar Rp
a. pergeseran anggaran dari Belanja Anggaran 2.358.840.720.000,00;
Bendahara Umum Negara (BA BUN) d. pergeseran dari Belanja Anggaran
Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08) Bendahara Umum Negara (BA BUN)
ke BA Kementerian PUPR (BA 033) sebesar Pengelolaan Belanja Lainnya (BA 999.08)
Rp 279.988.318.000,00 untuk keperluan ke BA Kementerian PUPR (BA 033) untuk
tambahan anggaran penanganan dampak keperluan penanganan dampak bencana
bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur di Jawa Timur dan Sulawesi Barat; dan
dan Provinsi Sulawesi Barat; e. pencantuman halaman IV B DIPA dalam
b. pergeseran antar RO, dan pergeseran rangka pembayaran tunggakan tahun-
anggaran antar satker. tahun sebelumnya dan pencantuman
12. Revisi 12 berdasarkan Surat Direktur Jenderal halaman IV A DIPA untuk pengadaan lahan
Anggaran Nomor S-640/AG/AG.3/2022, sebesar Rp 202.744.200.000,00.
tanggal 11 Oktober 2022 berupa: 14. Revisi 14 berdasarkan Surat Direktur Jenderal
a. penghapusan blokir Automatic Adjustment Anggaran Nomor S-824/AG/AG.3/2022 tanggal
(AA) sebesar Rp 503.453.703.000,00, dan 28 November 2022 berupa:
pergeseran anggaran antar satker, antar a. percepatan penarikan loan Engineering
program, kegiatan, KRO, RO pada 92 satker Service Project ADB 3455-INO sebesar Rp
Ditjen Cipta Karya; 14.101.275.000,00;
b. penghapusan blokir pada BPPW Sulawesi b. percepatan penarikan loan Emergency
Tengah sebesar Rp 1.067.471.000,00; Assistance for Rehabilitation and
c. penghapusan blokir sehubungan telah Renconstruction ADB 3793-INO sebesar Rp
dilengkapinya dokumen pendukung 30.247.436.000,00;
sebesar Rp 78.031.111.000,00; dan c. pergeseran anggaran loan National Urban
d. pergeseran dan percepatan penarikan Water Supply Project IBRD 8871-ID sebesar
pinjaman luar negeri sebesar Rp Rp 5.885.069.000,00 dan percepatan
150.373.327.00,00. penarikan sebesar Rp 4.540.071.000,00;
13. Revisi 13 berdasarkan Surat Direktur Jenderal d. pengurangan alokasi hibah Support Trust
Anggaran Nomor S-803/AG/AG.3/2022 tanggal Fund for PAMSIMAS III Grant TF0A6336
9 November 2022 berupa: sebesar Rp 6.043.592.000,00; dan
a. percepatan penarikan loan sebesar Rp e. pergeseran anggaran loan Integrated
160.688.324.000,00 dan Pengurangan Tourism Development Project IBRD 8861-ID
alokasi loan sebesar Rp 11.112.006.000,00; sebesar Rp 2.435.000.000,00.
b. pergeseran anggaran antar satker dan
antar program/kegiatan/KRO/RO dan
penghapusan catatan halaman IV DIPA
sebesar Rp 358.959.118.000,00;
Kronologis Revisi DIPA pada Unit Kerja dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Kronologis Revisi DIPA (x1000)
UNIT ESELON
DIPA AWAL REVISI 1 REVISI 2 REVISI 3 REVISI 4
II
Dit. AM 2.381.927.509 2.381.927.509 2.569.760.104 2.560.140.896 2.628.843.754
Dit. BPB 546.101.662 546.101.662 1.483.039.437 1.536.179.036 1.572.839.463
Dit. BTPP 103.148.175 103.148.175 103.148.175 103.148.175 103.148.175
Dit. KI 18.968.680 18.968.680 18.968.680 18.968.680 18.968.680
Dit. PKP 2.122.751.607 2.330.348.976 2.319.953.302 2.310.475.854 2.308.706.793
Dit. PS 4.732.865.856 4.732.865.856 4.780.601.898 4.789.381.951 4.789.381.951
Dit. SSPIP 180.371.495 180.371.495 188.668.552 167.145.605 5.040.562.199
Dit. Sanitasi 1.672.998.943 1.679.489.113 1.879.579.529 1.858.279.480 132.254.239
Setditjen 751.006.073 751.006.073 751.006.073 751.006.073 1.862.435.836
12.510.140.000 12.724.227.539 14.094.725.750 14.094.725.750 14.178.942.945
Setelah mengalami beberapa kali revisi, anggaran anggaran awal sebesar Rp 1.672.998.943.000,00
Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah sebesar Rp menjadi Rp 2.845.582.604.000,00;
17.600.515.101.500,00 dengan alokasi di masing- 6. Direktorat Air Minum mengalami kenaikan
masing output Unit Kerja adalah sebagai berikut: anggaran sebesar Rp 428.151.573.000,00 dari
1. Sekretariat Direktorat Jenderal mengalami anggaran awal sebesar Rp 2.381.927.509.000,00
penurunan anggaran sebesar Rp menjadi Rp 2.810.079.082,00;
31.769.096.000,00 atau dari anggaran awal 7. Direktorat Prasarana Strategis mengalami
sebesar Rp 751.006.073.000,00 menjadi Rp penurunan anggaran sebesar Rp
730.097.527.000,00; 1.268.135.217.000,00 dari anggaran awal
2. Direktorat Sistem dan Strategi sebesar Rp 4.732.865.856.000,00 menjadi
Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Rp 3.464.730.639.000,00;
mengalami penambahan anggaran sebesar 8. Direktorat Bina Teknik Permukiman dan
Rp 413.436.420.000,00. dari anggaran awal Perumahan mengalami penurunan anggaran
sebesar Rp 180.371.495.000,00, menjadi Rp sebesar Rp 1.651.917.000,00 dari anggaran
593.807.915.000,00; awal sebesar Rp 103.148.175.000,00 menjadi
3. Direktorat Bina Penataan Bangunan Rp 101.496.258.000,00;
mengalami kenaikan anggaran sebesar Rp 9. Direktorat Kepatuhan Intern mengalami
3.635.160.458.000,00, dari anggaran awal penurunan anggaran sebesar Rp
sebesar Rp 546.101.662.000,00, menjadi Rp 1.272.807.000,00 dari anggaran awal
4.181.262.120.000,00; sebesar Rp 18.968.680.000,00 menjadi Rp
4. Direktorat Pengembangan Kawasan 17.695.873.000,00.
Permukiman mengalami peningkatan
anggaran sebesar Rp 733.011.477.000,00 dari Jika output dari pagu anggaran yang terdapat
anggaran awal sebesar Rp 2.122.751.607.000,00 dalam DIPA ini disandingkan dengan Output
menjadi Rp 2.855.763.084.000,00; yang tercantum pada Renstra Kementerian PUPR
5. Direktorat Sanitasi mengalami peningkatan tahun 2020-2024, maka hasilnya dapat dilihat
anggaran sebesar Rp 1.172.583.661.000,00 dari pada Tabel 3. 9.
Tabel 3.9 Sandingan Output Kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 antara
DIPA dengan RENSTRA
Pembinaan dan 509 Kab/Kota 4.181.262.120 Pembinaan dan 509 KAB/KOTA 2.179.957.000
Pengawasan Pengawasan
Penyeleng- Penyeleng-
garaan garaan
Bangunan
Bangunan Gedung dan
Gedung dan Penataan
Penataan Lingkungan
Lingkungan
Pembinaan dan 1.800 Unit Pembinaan dan 1.800 Unit
Pengelolaan Rumah Pengelolaan Rumah
Rumah Negara Negara Rumah Negara Negara
Pengembangan 10.000 m2 Pengembangan 10.000 m2
Penyeleng- Penyeleng-
garaan garaan
Bangunan Bangunan
Gedung Gedung
5. Dit. Sanitasi
Pembinaan dan 509 Kab/Kota 2.845.582.604 Pembinaan dan 509 KAB/KOTA 7.722.675.000
Pengawasan Pengawasan
Pengembangan Pengembangan
Penyehatan Sanitasi
Lingkungan
Permukiman
Sistem 407.000 KK Sistem 407.000 KK
Pengelolaan Pengelolaan
Air Limbah Air Limbah
Domestik Domestik
Sumber data: Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja Unit Kerja Eselon II, i-eMonitoring Kementerian PUPR status 31 Desember 2022 dan
RENSTRA Kementerian PUPR 2020-2024.
Pada Tabel 3. 9 dapat dilihat perbedaan output dengan target output yang tercantum dalam
yang ada di dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian PUPR
Kementerian PUPR tahun 2021-2024 namun tidak tahun 2020-2024. Begitupun jika dilihat dari sisi
tercantum di dalam DIPA Tahun Anggaran 2021 Revisi Anggaran. Terdapat perbedaan di seluruh Unit
Akhir, yaitu, yaitu: Kerja pada Direktorat Jenderal Cipta Karya dari
1. Pembinaan dan Pengawasan, Pembangunan, sisi anggaran yang tercantum dalam DIPA Tahun
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Anggaran 2021 Revisi Akhir dengan anggaran
Olahraga; yang tercantum dalam Rencana Strategis
2. Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi Sarana (RENSTRA) Kementerian PUPR tahun 2020-2024,
Prasarana Strategis Lainnya; Hal ini dikarenakan adanya kebijakan Refocussing
3. Pembinaan dan Pengawasan, Pembangunan, Anggaran dari Kemenkeu guna mendukung
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana pemerintah dalam menghadapi Pandemi
Pendidikan; COVID-19 dan gejolak perekonomian. Sehingga
4. Pembangunan Sarana Prasarana Pendidikan beberapa Output tidak terselenggara dan
Dasar dan Menengah Baru; beberapa output mengalami penurunan anggaran.
5. Pembangunan Sarana Prasarana Madrasah dan Selain itu, terdapat beberapa Output yang justru
Sekolah Keagamaan Baru. mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh
munculnya kegiatan yang bersifat Direktif Presiden
Untuk target output, terdapat beberapa perbedaan yang kemudian masuk dalam DIPA Revisi menjadi
antara DIPA Tahun Anggaran 2021 Revisi Akhir jumlah tambahan dalam suatu Output DIPA.
Akuntabilitas
Kerja
Akuntabilitas Kinerja
Hal tersebut dilakukan dalam rangka mencapai misi fisik terhadap target yang telah ditetapkan
organisasi secara terukur dengan sasaran/target berdasarkan Perjajian Kinerja Direktorat Jenderal
kinerja, yang ditetapkan melalui Laporan Kinerja Cipta Karya Tahun 2022 dan Rencana Strategis
Instansi Pemerintah yang disusun secara periodik Kementerian PUPR 2020-2024, maka target dan
(sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun realiasi kinerja tampak dalam Tabel 4.1.
2014) tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Pekerjaan Pada Tahun 2022, realisasi pencapaian indikator
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2018 kinerja program “Persentase peningkatan
tentang Penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas pelayanan infrastruktur permukiman yang layak
Kinerja Instansi Pemerintah di Kementerian dan aman melalui pendekatan smart living”
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. adalah sebesar 76,41% dari target sebesar 80,07%
(berdasarkan target renstra dan perjanjian
4.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI kinerja (PK)) atau belum tercapai dari target yang
ditetapkan. Sehingga kinerja realisasi capaian
Pengukuran Akuntabilitas Kinerja Direktorat sasaran program “meningkatnya pelayanan
Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 dapat dilihat infrastruktur perumahan dan permukiman yang
melalui pencapaian persentase keuangan maupun layak dan aman” adalah sebesar 95,24%.
Tabel 4.2 Target dan Realisasi Capaian Outcome Ditjen Cipta Karya Tahun 2022
SASARAN PROGRAM
(OUTCOME)/SASARAN BASELINE TARGET REALISASI
SATUAN KINERJA KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/ 2021 TA 2022 TA 2022
INDIKATOR
SASARAN PROGRAM: Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan aman
INDIKATOR KINERJA PROGRAM:
Persentase peningkatan
pelayanan infrastruktur
permukiman yang layak dan aman % 65,84 80,07 76,41 95,24 Tidak Tercapai
melalui pendekatan smart living
---- dihitung dari rerata gabungan
indikator:
1. Persentase rumah tangga 92,19 95,90 92,96 96,93
dengan akses air minum layak % Tidak Tercapai
(Jaringan Perpipaan) 21,85 27,10 22,62 83,47
2. Persentase rumah tangga 78,58 82,07 79,06 96,33
dengan akses air limbah % Tidak Tercapai
domestik layak dan aman (8,65% akses (13% akses (8,73% akses
67,15
aman) aman) aman)
3. Persentase rumah tangga
dengan akses sampah yang % 84,41 64,80 76,76 Tidak Tercapai
terkelola di perkotaan
4. Persentase luasan kawasan
permukiman yang % 41,15 64,41 64,41* 100 Tercapai
ditingkatkan kualitasnya
5. Persentase kab/kota yang
terfasilitasi implementasi
% 100 100 100 100 Tercapai
penyelenggaraan bangunan
gedung yang tertib dan andal
SASARAN PROGRAM
(OUTCOME)/SASARAN BASELINE TARGET REALISASI
SATUAN KINERJA KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/ 2021 TA 2022 TA 2022
INDIKATOR
6. Persentase inisiasi penerapan % 40 60 60* 100 Tercapai
bangunan gedung hijau
7. Persentase sarana prasarana % 50,27 73,68 73,68* 100 Tercapai
strategis yang ditingkatkan
Sumber : Data Laporan Kinerja (LKj) Satuan Kerja, Balai dan Unit Kerja, 2022
Ket:* terdapat penambahan output yang mempengaruhi data capaian outcome yang melebihi 100%
(Data capaian No. 4 = 383,37%, No. 6 = 377,25%, dan No. 7 = 767,97%)
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa 4. Persentase luasan kawasan permukiman
sasaran program yang menjadi outcome yang ditingkatkan kualitasnya memiliki
utama Direktorat Jenderal Cipta Karya, yaitu capaian sebesar 64,41% (target 64,41%)
“Meningkatnya pelayanan infrastruktur atau telah memenuhi target dengan kinerja
perumahan dan permukiman yang layak dan realisasi sebesar 100%. Secara umum,
aman” belum memenuhi target yang ditetapkan indikator ini melebihi target dengan capaian
dengan capaian sebesar 76,41% dari target 80,07% sebesar 383,37%, hal ini dikarenakan adanya
pada tahun 2022 atau memiliki kinerja realisasi penambahan output yang mempengaruhi
95,42%. Sementara pada tujuh sub indikator capaian outcome pada indikator ini;
sasaran program, tiga dari tujuh sub indikator 5. Persentase kab/kota yang terfasilitasi
sasaran program telah memenuhi target atau implementasi penyelenggaraan bangunan
sekitar 42,85% sedangka empat sub indikator gedung yang tertib dan andal memiliki
belum memenuhi target dengan rincian sebagai capaian sebesar 100% (target 100%) atau telah
berikut: memenuhi target dengan kinerja realisasi
1. Persentase rumah tangga dengan air minum sebesar 100%;
layak (Jaringan Perpipaan) memiliki capaian 6. Persentase inisiasi penerapan bangunan
sebesar 92,96% dengan jaringan perpipaan gedung hijau memiliki capaian sebesar 60%
22,62% (target 95,90% (jaringan perpipaan (target 60%) atau telah memenuhi target
27,10%)) atau belum memenuhi target dengan dengan kinerja realisasi sebesar 100%.
kinerja realisasi sebesar 96,93%; Secara umum, indikator ini melebihi target
2. Persentase rumah tangga dengan akses air dengan capaian sebesar 377,25%, hal ini
limbah domestik layak dan aman (Akses aman) dikarenakan adanya penambahan output
memiliki capaian sebesar 79,06% dengan akses yang mempengaruhi capaian outcome pada
aman 8,73% (target 82,07% dengan akses aman indikator ini; serta
13%) atau belum memenuhi target dengan 7. Persentase sarana prasarana strategis yang
kinerja realisasi sebesar 96,33% untuk akses ditingkatkan memiliki capaian sebesar 73,68%
layak dan 67,15% untuk akses aman; (target 73,68%) telah memenuhi target dengan
3. Persentase rumah tangga dengan akses kinerja realisasi sebesar 100%. Secara umum,
sampah yang terkelola di perkotaan memiliki indikator ini melebihi target dengan capaian
capaian sebesar 64,80% (target 84,41%) atau sebesar 767,97%, hal ini dikarenakan adanya
belum memenuhi target dengan kinerja penambahan output yang mempengaruhi
realisasi sebesar 76,76%; capaian outcome pada indikator ini.
Selain indikator kinerja program, Ditjen Cipta menjadi kegiatan yang mana dijelaskan pada
Karya memiliki Indikator kinerja kegiatan yang tabel dibawah ini.
Tabel 4.3 Target dan Realisasi Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
4 Pengembangan Penyelenggaraan
Penataan Bangunan dan Lingkungan
Jumlah kawasan pengembangan
penyelenggaraan penataan Kawasan 25 20 20 100
bangunan dan lingkungan
PELAKSANA: DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS
OUTPUT KEGIATAN :
1 Pembinaan dan Pengawasan
Pembangunan, Rehabilitasi dan
Renovasi Sarana Prasarana Olahraga,
dan Pasar
Jumlah kab/kota yang
mendapatkan pembinaan dan
pengawasan pembangunan, Kab/Kota 0 25 0 0
rehabilitasi dan renovasi sarana
prasarana olahraga dan pasar
2 Pembangunan, Rehabilitasi dan
Renovasi Sarana Prasarana Olahraga
Jumlah gedung yang mendapatkan
pembangunan, rehabilitasi dan Gedung 22 0 0 0
renovasi sarana prasarana olahraga
3 Pembangunan, Rehabilitasi dan
Renovasi Sarana Prasarana Pasar
Jumlah pasar yang mendapatkan
pembangunan, rehabilitasi dan Pasar 17 8 7 87,5
renovasi sarana prasarana pasar
4 Pembangunan, Rehabilitasi dan
Renovasi Sarana Prasarana Strategis
Lainnya
Jumlah gedung yang mendapatkan
pembangunan, rehabilitasi dan Gedung 0 2 0 0
renovasi sarana prasarana strategis
lainnya
KEGIATAN 2: PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI
PRASARANA PENDIDIKAN
SASARAN KEGIATAN 2.1: Meningkatnya kualitas
sarana prasarana pendidikan
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN: Persentase
peningkatan kualitas sarana prasarana % 47,21 68,11 47,05 69,07
pendidikan yang tertib dan andal --- dihitung
dari indikator: (cek)
1 Persentase sarana prasarana pendidikan % 47,21 68,11 47,05 69,07
yang tertib dan andal
KOORDINATOR: DIREKTORAT PRASARANA
STRATEGIS
PELAKSANA: DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
OUTPUT KEGIATAN :
1. Pembinaan dan Pengawasan
Pembangunan, Rehabilitasi dan
Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan
Jumlah kab/kota yang
mendapatkan pembinaan dan
pengawasan pembangunan, Kab/Kota 0 148 0 0
rehabilitasi dan renovasi sarana
prasarana pendidikan
2 Rehabilitasi dan Renovasi Sarana
Prasarana Pendidikan Dasar dan
Menengah
Jumlah sekolah yang mendapatkan
rehabilitasi dan renovasi sarana Sekolah 1.240 998 458 45,89
prasarana pendidikan dasar dan
menengah
3. Pembangunan Sarana Prasarana
Pendidikan Dasar dan Menengah Baru
Jumlah sekolah yang mendapatkan
pembangunan sarana prasarana Sekolah 0 2 0 0
pendidikan dasar dan menengah
baru
4. Rehabilitasi dan Renovasi Sarana
Prasarana Madrasah dan Sekolah
Keagamaan
Jumlah sekolah yang mendapatkan
rehabilitasi dan renovasi sarana Sekolah 170 128 83 64,84
prasarana madrasah dan sekolah
keagamaan
5. Pembangunan Sarana Prasarana
Madrasah dan Sekolah Keagamaan Baru
Jumlah sekolah yang mendapatkan
pembangunan sarana prasarana Sekolah 0 2 7 350
madrasah dan sekolah keagamaan
baru
6. Pembangunan, Rehabilitasi dan
Renovasi Sarana Prasarana Perguruan
Tinggi Negeri
Jumlah gedung yang mendapatkan
pembangunan, rehabilitasi Gedung 114 15 19 126,67
dan renovasi sarana prasarana
perguruan tinggi negeri
7. Pembangunan, Rehabilitasi dan
Renovasi Sarana Prasarana Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam Negeri
Jumlah gedung yang mendapatkan
pembangunan, rehabilitasi
dan renovasi sarana prasarana Gedung 3 2 6 300
perguruan tinggi keagamaan islam
negeri
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN BASELINE
SATUAN KINERJA
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021
TARGET REALISASI
Pada Tabel 4. 3 diatas, terdapat sepuluh Sasaran • Output “Pembinaan dan Pengawasan
Kegiatan pada Direktorat Jenderal Cipta Karya Penyelenggaraan Kawasan
pada Tahun 2022 yang secara rinci setiap sasaran Permukiman” dengan capain realisasi
kegiatan dijelaskan, sebagai berikut: 509 Kabupaten/Kota (target pada tahun
1. Sasaran Kegiatan 1.1 (SK 1.1) yaitu Persentase 2022 sebesar 509 Kabupaten/Kota);
peningkatan keterpaduan perencanaan dan serta
kualitas kawasan permukiman dengan realisasi • Output “Perencanaan Pembangunan
capaian sebesar 229,2% (target pada tahun Infrastruktur Permukiman” dengan
2022 sebesar 62,98%), memiliki kinerja realisasi capaian realisasi 10 dokumen (target
sebesar 363% (perbandingan antara realisasi pada tahun 2022 sebesar 10 dokumen)
dan target) serta penyerapan anggaran untuk atau kinerjanya 100%.
ketercapaian sasaran kegiatan ini mencapai b. Indikator “Persentase peningkatan kualitas
99% (berdasarkan status 31 Desember 2022 kawasan permukiman” dengan capaian
pada aplikasi i-eMonitoring PUPR). SK 1.1 realisasi sebesar 383,37% (target pada
terdiri dari 2 sub indikator sasaran kegiatan tahun 2022 sebesar 64,41%). Realisasi ini
yang mendukungnya, yaitu: disebabkan karena adanya tambahan-
a. Indikator “Persentase dokumen tambahan pekerjaan yang bersifat direktif
keterpaduan perencanaan kawasan pada tahun 2022 seperti kegiatan PSN,
permukiman” dengan capaian realisasi KSPN, Tematik, Kawasan Kumuh, PISEW,
sebesar 75% (target pada tahun 2022 dan program padat karya lainnya. Indikator
sebesar 62%), dimana terdiri dan terhitung ini terdiri dan terhitung dari dua output,
dari gabungan output, sebagai berikut: yaitu:
2. Sasaran Kegiatan 1.2 (SK 1.2) yaitu peningkatan Gedung dan Penataan Lingkungan” yang
kualitas penyelenggaraan bangunan gedung memiliki capaian sebesar 509 Kabupaten/
dan penataan bangunan dengan realisasi Kota (target pada tahun 2022 sebesar 509
capaian sebesar 442,5% (target pada tahun Kabupaten/Kota);
2022 sebesar 80%). memiliki kinerja realisasi b. Indikator “Persentase dukungan
sebesar 553% (perbandingan antara realisasi pengembangan penyelenggaraan
dan target) serta penyerapan anggaran untuk bangunan gedung” dengan capaian
ketercapaian sasaran kegiatan ini mencapai realisasi sebesar 1.059,80% (target pada
94,58% (berdasarkan status 31 Desember tahun 2021 sebesar 60%) atau kinerja
2022 pada aplikasi i-eMonitoring PUPR). SK. sebesar 1.766,3%. Indikator ini terdiri dan
1.2 terdiri dari 3 sub indikator sasaran kegiatan terhitung dari output “Pengembangan
yang mendukungnya, yaitu: Penyelenggaraan Bangunan Gedung” yang
a. Indikator “Persentase kab/kota yang memiliki capaian sebesar 105.980 m2 (target
terfasilitasi implementasi penyelenggaraan pada tahun 2022 sebesar 10.000 m2) telah
bangunan gedung yang tertib dan andal” memenuhi target yang ditetapkan pada
dengan capaian realisasi sebesar 100% tahun 2022 bahkan melebihi targetnya. Hal
(target pada tahun 2022 sebesar 100%) atau ini disebabkan karena adanya tambahan-
kinerjanya sebesar 100%. Indikator ini terdiri tambahan pekerjaan yang bersifat direktif
dan terhitung dari output “Pembinaan dan pada tahun 2022 seperti Presidensi G20,
Pengawasan Penyelenggaraan Bangunan Mandalika, dan lain sebagainya;
sarana prasarana strategis lainnya yang tertib penyerapan anggaran untuk ketercapaian
dan andal” masih memenuhi target yang sasaran kegiatan ini mencapai 99,65%
ditetapkan. Hal ini disebabkan karena secara (berdasarkan status 31 Desember 2022 pada
kumulatif capain output “Pembangunan, aplikasi i-eMonitoring PUPR). SK. 2.1 terdiri dan
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana terhitung dari kumulatif output tahun 2020-
Strategis Lainnya” tahun 2020 – 2022 masih 2022 dibandingkan target total tahun 2024,
berkontribusi positif dimana terdapat berikut output yang mendukung ketercapaian
kontribusi dari perbaikan 407 Ruko di SK 2.1, yaitu:
Wamena, Papua pada tahun 2020. a. Output Pembinaan dan Pengawasan
Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi
4. Sasaran Kegiatan 2.1 (SK 2.1) yaitu peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan yang
kualitas sarana prasarana pendidikan yang tidak dilaksanakan pada tahun 2022 (target
tertib dan andal dengan realisasi capaian pada tahun 2022 yaitu 148 Kabupaten/
sebesar 47,05% (target pada tahun 2022 sebesar Kota), hal ini disebabkan karena sejak
68,11%), memiliki kinerja realisasi sebesar 69,07% dibentuknya Balai PPW pada tahun 2020,
(perbandingan antara realisasi dan target) serta maka kegiatan pembinaan dilakukan
langsung oleh masing-masing Balai PPW hanya dipakai untuk kegiatan Direktorat PS
dan bukan lagi menjadi kewenangan saja, tetapi juga digunakan oleh Direktorat
Direktorat Prasarana Strategis; Sanitasi, Direktorat BPB dan Direktorat PKP;
b. Output Rehabilitasi dan Renovasi Saranan c. Output Pembangunan Sarana Prasarana
Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah Pendidikan Dasar dan Menengah Baru
yang memiliki capaian 458 sekolah pada tidak dilaksanakan pada tahun 2022 ini
tahun 2022 (target pada tahun 2022 yaitu (target pada tahun 2022 yaitu dua sekolah).
998 sekolah) atau kinerja sebesar 45,89%. Hal ini disebabkan karena belum ada dasar
Output ini tidak tercapai karena terdapat hukum penugasannya (masih dalam proses
70 sekolah yang dilaksanakan secara MYC perubahan Perpres 43/2019);
2021-2023 dan 202 sekolah yang dilakukan d. Output Rehabilitasi dan Renovasi Sarana
secara MYC 2022-2023. Pada tahun 2022, Prasarana Madrasah dan Sekolah
prioritas alokasi anggaran digunakan Keagamaan yang memiliki capaian 83
untuk kegiatan PTN dan PTKIN yang sekolah (target pada tahun 2022 yaitu
bersifat direktif dan commited, kegiatan 128 sekolah) atau kinerja sebesar 64,48%.
OPOR, serta alokasi fungsi pendidikan yang Output ini belum tercapai karena Terdapat
diberikan kepada DJCK pada tahun ini tidak 79 madrasah yang dilakukan secara MYC
2022-2023. Pada tahun 2022, prioritas lebih kecil dibandingkan dengan kebutuhan
alokasi anggaran digunakan untuk kegiatan pendanaan berdasarkan renstra;
PTN dan PTKIN yang bersifat direktif dan b. Output Peningkatan SPAM yang memiliki
commited, kegiatan OPOR, serta alokasi capaian sebesar 707,5 liter/detik (target
fungsi pendidikan yang diberikan kepada tahun 2022 sebesar 375 liter/detik) atau
DJCK pada tahun ini tidak hanya digunakan kinerja sebesar 188%. Output ini telah
untuk kegiatan Direktorat PS saja, tetapi tercapai dan melebihi target, karena
juga digunakan oleh Direktorat Sanitasi, adanya penambahan capaian kapasitas
Direktorat BPB dan Direktorat PKP; dari kegiatan MYC tahun 2021- 2022 yang
e. Output Pembangunan Sarana Prasarana terhitung di akhir tahun 2022;
Madrasah dan Sekolah Keagamaan Baru c. Output Perluasan SPAM memiliki capaian
yang memiliki capaian tujuh sekolah sebesar 9.476 SR (target tahun 2022 sebesar
(target pada tahun 2022 yaitu dua sekolah) 192.000 SR) atau kinerja sebesar 4,93%.
atau kinerja sebesar 350%; Output ini tidak tercapai karena anggaran
f. Output Pembangunan, Rehabilitasi dan yang tersedia lebih kecil dibandingkan
Renovasi Sarana Prasarana Perguruan Tinggi dengan kebutuhan pendanaan
Negeri yang memiliki capaian 19 gedung berdasarkan renstra; serta
(target pada tahun 2022 sebesar 15 gedung) d. Output SPAM Berbasis Masyarakat yang
atau kinerja sebesar 126%; serta memiliki capaian sebesar 131.135 SR (target
g. Output Pembangunan, Rehabilitasi dan tahun 2022 sebesar 400.000 SR) atau kinerja
renovasi Sarana dan Prasarana Perguruan sebesar 32,78%. Output ini tidak tercapai
Tinggi Keagamaan Islam Negeri memiliki karena anggaran yang tersedia lebih
capaian enam gedung (target pada tahun kecil dibandingkan dengan kebutuhan
2022 yaitu dua gedung) atau kinerja pendanaan berdasarkan renstra.
sebesar 300%.
Selain 4 output yang mendukung atau
5. Sasaran Kegiatan 3.1 (SK 3.1) yaitu peningkatan berkontribusi langsung terhadap ketercapaian SK
kontribusi pemenuhan akses air minum 3.1, adapun output lain yang bersifat pembinaan
jaringan perpipaan dengan realisasi capaian dan pelatihan yang tidak berkontribusi langsung,
sebesar 22,06% (target pada tahun 2022 sebagai berikut:
sebesar 22,92%), memiliki kinerja realisasi a. Output Pembinaan dan Pengawasan
sebesar 96,24% serta penyerapan anggaran Pengembangan SPAM yang memiliki capaian
untuk ketercapaian sasaran kegiatan ini sebesar 509 kabupaten/kota (target tahun
mencapai 95,13% (berdasarkan status 31 2022 sebesar 509 kabupaten/kota) atau telah
Desember 2022 pada aplikasi i-eMonitoring mencapai target yang ditetapkan (kinerja
PUPR). SK. 3.1 terdiri dan terhitung dari sebesar 100%);
gabungan output, sebagai berikut: b. Output Pembinaan Teknis Bidang Air Minum
a. Output Pembangunan SPAM yang memiliki yang memiliki capaian sebesar 890 orang
capaian sebesar 1.283,50 liter/detik (target (target tahun 2022 sebesar 800 orang) atau
tahun 2022 sebesar 1.530 liter/detik) atau telah mencapai target yang ditetapkan (kinerja
kinerja sebesar 83,88%. Output ini belum sebesar 111%). Output ini bahkan melebihi
tercapai karena anggaran yang tersedia target karena adanya antusiasme yang
Gambar 4.5 Pembangunan IPA dan Jaringan Perpipaan SPAM IKK Way Sepagasan Kab. Pringsewu Lampung
Sumber: Dokumentasi Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
tinggi dari peserta yang ingin mendapatkan dalam 3 indikator sasaran kegiatan yang
pembinaan dan pelatihan teknis dan tentu mendukung SK 4.1 yaitu:
faktor telah diperbolehkannya kegiatan offline a. Indikator “Persentase rumah tangga yang
turut berpengaruh terhadap capaian output; terlayani prasarana dan sarana air limbah
serta domestik layak dan aman”, dimana pada
c. Output Fasilitasi Pengembangan Teknologi tahun 2022 telah memenuhi target yang
dan pengelolaan Peralatan Bidang Air Minum ditetapkan untuk akses layak dengan
yang memiliki capaian sebesar 1 layanan capaian sebesar 78,22% dan belum
(target tahun 2022 sebesar 1 layanan) atau memenuhi target yang ditetapkan untuk
kinerja sebesar 100%. Hal ini disebabkan akses aman sebesar 8,6% (target pada
karena anggaran yang tersedia lebih kecil tahun 2022 sebesar 77,64% akses layak dan
dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan 8,77% akses aman) atau kinerja sebesar
berdasarkan renstra. 100,7% untuk akses layak dan 98,06%
6. Sasaran Kegiatan 4.1 (SK 4.1) yaitu peningkatan untuk akses aman. Indikator ini terdiri dan
kontribusi pemenuhan akses sanitasi, dengan terhitung dari gabungan output, sebagai
penyerapan anggaran untuk ketercapaian berikut:
sasaran kegiatan ini mencapai 94,83% • Output Sistem Pengelolaan Air Limbah
(berdasarkan status 31 Desember 2022 pada Domestik yang memiliki capaian sebesar
aplikasi i-eMonitoring PUPR), dimana terbagi 80.628 KK (target tahun 2022 sebesar
407.000 KK) atau kinerja sebesar 19,81%. 163%. Untuk pengelolaan persampahan
Output ini belum tercapai yang disebabkan memiliki capaian sebesar 26.848 KK.
karena banyak kegiatan yang direlaksasi c. Indikator “Persentase rumah tangga yang
atau menjadi kegiatan MYC 2022 - 2023, terlayani infrastruktur drainase lingkungan”,
sehingga capaian belum bisa terhitung dimana pada tahun 2022 tidak terdapat
pada tahun 2022; serta kegiatan Sistem Pengelolaan Drainase
• Output Sanitasi Berbasis Masyarakat yang Lingkungan. Hal tersebut dikarenakan alokasi
terdiri dari 2 kegiatan, pengelolaan air anggaran Direktorat Sanitasi diprioritaskan
limbah dan pengelolaan persampahan. dalam rangka mencapai sasaran outcome
Secara total output sanitasi berbasis Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik dan
masyarakat memiliki capaian sebesar Sistem Pengelolaan Persampahan terutama
102.404 KK (target tahun 2022 sebesar pada kelompok kegiatan committed (MYC
62.800 KK) atau telah memenuhi target Lanjutan dan PHLN), optimalisasi infrastruktur
yang ditetapkan dengan kinerja sebesar terbangun, kegiatan padat karya, serta
163%. Untuk pengelolaan air limbah kegiatan direktif (Presiden dan Menteri).
memiliki capaian sebesar 76.711 KK. Sehingga angka capaian pada indikator ini
b. Indikator “Persentase rumah tangga sebesar 44,38% (angka capaian kumulatif
yang sampahnya terkelola (baik melalui TA 2020 – 2022), masih belum bertambah
penanganan maupun pengurangan) di dengan kontribusi dari kegiatan TA 2022
perkotaan”, dimana pada tahun 2022 belum (tidak ada kegiatan);
memenuhi target yang ditetapkan dengan
capaian sebesar 64,25% (target pada tahun Selain output yang mendukung atau berkontribusi
2022 sebesar 65,96%) atau kinerja sebesar langsung terhadap ketercapaian SK 4.1, adapun
97,40%. Indikator ini terdiri dan terhitung output lain yang bersifat pembinaan dan pelatihan
dari gabungan output, sebagai berikut: yang tidak berkontribusi langsung, sebagai berikut:
• Output Sistem Pengelolaan Persampahan a. Output Pembinaan dan Pengawasan
yang memiliki capaian sebesar 38.165 Pengembangan Sanitasi yang memiliki capaian
KK (target tahun 2022 sebesar 1.003.000 sebesar 509 kabupaten/kota (target tahun 2022
KK) atau kinerja sebesar 0,003%. Output sebesar 509 kabupaten/kota) telah memenuhi
ini belum tercapai yang disebabkan target yang ditetapkan dengan kinerja sebesar
karena banyak kegiatan yang direlaksasi 100%;
atau menjadi kegiatan MYC 2022 - 2023, b. Output Pembinaan teknis Bidang Sanitasi yang
sehingga capaian belum bisa terhitung memiliki capaian sebesar 806 orang (target
pada tahun 2022; serta tahun 2022 sebesar 300 orang) telah memenuhi
• Output Sanitasi Berbasis Masyarakat yang target yang ditetapkan dengan kinerja
terdiri dari 2 kegiatan, pengelolaan air sebesar 268%. Bahkan capaian melebih target
limbah dan pengelolaan persampahan. disebabkan karena adanya antusiasme yang
Secara total output sanitasi berbasis tinggi dari peserta yang ingin mendapatkan
masyarakat memiliki capaian sebesar pembinaan dan pelatihan teknis dan tentu
102.404 KK (target tahun 2022 sebesar faktor telah diperbolehkannya kegiatan offline
62.800 KK) atau telah memenuhi target turut berpengaruh terhadap capaian output;
yang ditetapkan dengan kinerja sebesar serta
c. Output Fasilitasi Pengembangan Teknologi dan realisasi sebesar 80,03% serta penyerapan
Pengelolaan Peralatan Bidang Sanitasi yang anggaran untuk ketercapaian sasaran kegiatan
memiliki capaian sebesar 40 laporan (target ini mencapai 38,52% (berdasarkan status 31
tahun 2022 sebesar 27 laporan) telah memenuhi Desember 2022 pada aplikasi i-eMonitoring
target yang ditetapkan dengan kinerja sebesar PUPR). Terdapat 3 indikator sasaran kegiatan
148%. Output ini melebihi target disebabkan yang mendukung SK 5.1 yaitu:
karena efektifitas penggunaan anggaran a. Indikator “Tingkat implementasi
yang dilakukan oleh Balai Teknologi Sanitasi perencanaan penyelenggaraan
dalam pengembangan teknologi bidang infrastruktur permukiman”, dimana pada
sanitasi, pelayanan pengujian dan pengelolaan tahun 2022 belum memenuhi target
laboratorium bidang sanitasi, penyusunan yang ditetapkan dengan capaian sebesar
materi teknis pedoman penilaian keandalan 72,45% (target pada tahun 2022 sebesar
bangunan pasca konstruksi dan pasca bencana 100%) atau kinerja sebesar 72,45%. Dimana
bidang sanitasi, inspeksi dan sertifikasi bahan capaian ini terhitung dari Jumlah rencana
dan produk konstruksi bidang sanitasi serta pembangunan infrastruktur permukiman
audit teknologi bidang sanitasi. yang diimplementasikan (tahunan)
7. Sasaran Kegiatan 5.1 (SK 5.1) yaitu peningkatan dibandingkan dengan jumlah rencana
kinerja perencanaan, pemrograman, dan pembangunan infrastruktur permukiman
evaluasi infrastruktur permukiman dengan dalam Renstra (tahunan) dikalikan 100%.
capaian realisasi sebesar 69,37% (target pada Merujuk hal tersebut, banyaknya kegiatan
tahun 2022 sebesar 86,67%), memiliki kinerja yang belum tercapai tahun ini berpengaruh
pada ketercapaian indikator ini, dimana 2022 yang dibandingkan total target tahun
dari 21 output Ditjen Cipta Karya, terdapat 2024, dimana memiliki capaian 35 laporan
9 output kegiatan (dari 21 output kegiatan) (target tahun 2022 sebesar 35 laporan)
telah memenuhi target yang ditetapkan; secara kumulatif output tahun 2020 – 2021
b. Indikator “Nilai kinerja anggaran”, dimana yang dibangdingkan dengan total target
pada tahun 2022 belum memenuhi target 2024, capain ini masih memenuhi target
yang ditetapkan dengan capaian sebesar yang diharapkan;
95,65% (target pada tahun 2022 sebesar
100%) atau kinerja sebesar 95,65%. Hal 9. Sasaran Kegiatan 5.3 (SK 5.3) yaitu
ini pun disebabkan karena penyerapan peningkatan kualitas pembinaan teknis dalam
anggaran yang belum maksimal akibat penyelenggaraan perumahan dan infrastruktur
adanya uang muka lelang yang tidak permukiman dengan capaian realisasi sebesar
terserap pada paket Technical Management 78,90% (target pada tahun 2022 sebesar
Consultant to Support DGHS on Indonesia 70,28%), memiliki kinerja realisasi sebesar
Tourism Develpoment Project (ITDP) karena 112% serta penyerapan anggaran untuk
kurangnya tenaga ahli yang ada; serta ketercapaian sasaran kegiatan ini mencapai
c. Indikator “Nilai realisasi penyiapan kegiatan 98,58% (berdasarkan status 31 Desember 2022
kerjasama dan bantuan luar negeri”, pada aplikasi i-eMonitoring PUPR). Terdapat 4
dimana pada tahun 2022 belum memenuhi indikator sasaran kegiatan yang mendukung SK
target yang ditetapkan dengan capaian 5.3 yaitu:
sebesar 40% (target pada tahun 2022 a. Indikator “Persentase NSPK bidang
sebesar 60%) atau kinerja sebesar 66,67%. permukiman dan perumahan”, dimana
Hal ini disebabkan karena pada tahun pada tahun 2022 belum memenuhi
2022, kegiatan PHLN dijalankan untuk target yang ditetapkan dengan capaian
penyelesaian kegiatan on-going. Sehingga sebesar 57,41% (target pada tahun 2022
tidak terdapat kegiatan baru yang diproses sebesar 61%). Indikator ini terdiri dan
dalam green book. Dari 5 usulan kegiatan, terhitung dari kumulatif output Peraturan
terdapat 1 kegiatan yang diproses dalam Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
green book yaitu The Development of Permukiman yang diterbitkan tahun 2020-
Regional Water Supply System in Wosusokas. 2022 dibandingkan dengan total target
2024. Pada tahun 2022, capaian output
8. Sasaran Kegiatan 5.2 (SK 5.2) yaitu dukungan tersebut sebesar 11 dokumen (target
layanan kebencanaan bidang permukiman tahun 2022 sebesar 11 dokumen) atau
dengan capaian realisasi sebesar 70,75% telah memenuhi target yang ditetapkan
(target pada tahun 2022 sebesar 52,38%), pada tahun 2022. Namun begitu dalam
memiliki kinerja realisasi sebesar 135,07% hal capaian indikator, secara kumulatif
serta penyerapan anggaran untuk output Peraturan Penyelenggaraan
ketercapaian sasaran kegiatan ini mencapai Perumahan dan Kawasan Permukiman
98,36% (berdasarkan status 31 Desember yang dibandingkan dengan total target
2022 pada aplikasi i-eMonitoring PUPR). 2024 belum memenuhi target indikator
Indikator ini terdiiri dan terhitung dari “Persentase NSPK bidang permukiman dan
kumulatif ketercapaian output Tanggap perumahan” yang ditetapkan pada tahun
Darurat/Kebutuhan Mendesak tahun 2020- 2022. Hal ini disebabkan adanya beberapa
Tabel 4.4 Realisasi Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
ANGGARAN (X Rp. 1.000)
KINERJA
UNIT KERJA ESELON II PAGU (SESUAI REVISI REALISASI (E-MON (%)
TERKAHIR 28/10/202) STATUS 31 DES 2022
1. Sekretariat Direktorat Jenderal 730.097.527 719.056.366 98,49
2. Direktorat Sistem dan Strategi 593.807.915 235.525.358 39,66
Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman
3. Direktorat Bina Penataan Bangunan 4.181.262.120 4.012.050.464 95,95
4. Direkorat Pengembangan Kawasan 2.855.763.084 2.631.923.996 92,16
Permukiman
5. Direktorat Sanitasi 2.845.582.604 2.797.011.893 98,29
6. Direktorat Air Minum 2.810.079.082 2.714.670.739 96,60
7. Direktorat Prasarana Strategis 3.464.730.639 3.444.643.331 99,42
8. Direktorat Bina Teknik Permukiman dan 101.496.258 96.275.417 94,86
Perumahan
9. Direktorat Kepatuhan Internal 17.695.873 17.591.520 99,41
TOTAL 17.600.515.102 16.668.749.084 94,71
Sumber: Aplikasi e-Imonitoring Kementerian PUPR status 31 Desember 2022
d. Kendala dan hambatan yang terjadi dalam Direktorat Sistem dan Strategi
pengelolaan bidang kepegawaian adalah Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman
pendistribusian pegawai yang belum 1. Analisis penyebab permasalahan dalam
maksimal sesuai dengan latar belakang penyerapan anggaran dan pelaksanaan
pendidikan dan keahlian, kurangnya kegiatan.
personil dan belum meratanya pembagian
beban kerja, adanya beberapa kasus Pada tahun anggaran 2022, Direktorat
disiplin yang terjadi karena terlambatnya SSPIP memiliki alokasi anggaran sebesar Rp
laporan dari pihak pengelola kepegawaian 593.807.915.000,00 dan melakukan penyerapan
provinsi. anggaran sebesar Rp 235.525.358.000,00 atau
sebesar 39,66%. Adapun beberapa kendala
2. Alternatif solusi yang dilakukan Setditjen Cipta yang menghambat progres penyerapan
Karya dalam mengatasi permasalahan tersebut dan pelaksanaan kegiatan Direktorat Sistem
yaitu: dan Strategi Penyelenggaraan Infrastruktur
a. melakukan kegiatan jemput bola kepada Permukiman, sebagai berikut:
BPPW Provinsi atau melakukan clustering a. Banyaknya revisi anggaran yang terjadi
wilayah dalam melaksanakan kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan berakibat
verifikasi hibah agar target verifikasi dapat pada dinamika kegiatan yang terjadi;
tercapai, terus menerus melakukan fasilitasi b. Masih banyak kelengkapan data dukung
proses hibah kepada BPPW Provinsi, revisi anggaran dan pengajuan izin/
menetapkan target hibah kepada masing- rekomposisi MYC yang belum sesuai
masing BPPW Provinsi, dan memberikan ketentuan serta kurangnya informasi
apresiasi kepada BPPW Provinsi dalam untuk satker terhadap karwas sehingga
pemenuhan target yang ditetapkan; menyebabkan pagu minus saat revisi
b. Untuk meningkatkan pencapaian nilai anggaran;
outcome IKPA, pengelolaan bidang c. Masih adanya kesalahan penggunaan mata
keuangan harus memperhatikan proses anggaran pengeluaran (MAK) pada satker,
perencanaan anggaran terutama anggaran hal ini terlihat dari adanya catatan dalam
pegawai, meminimalisir adanya kesalahan Laporan Hasil Audit (LHA) dengan tujuan
dalam pembuatan SPM dengan melakukan tertentu atas temuan audit operasional
pemeriksaan kembali data dukung sebelum BPKP yang belum disepakati dalam LHA-
pengajuan SPM ke KPPN, secara periodik 336/PW26/2/2021 tanggal 25 Agustus
menghitung tingkat kemajuan aktivitas 2021 dan LHA-338/PW26/2/2021 tanggal
dan capaian output serta memperhatikan 30 Agustus 2021 serta biaya administrasi
gap progres capaian output dengan kegiatan, dimana perlu dipastikan
penyerapan anggaran; serta seluruh kegiatan tahun anggaran 2023
c. Meningkatkan pelayanan bidang direncanakan dan dianggarkan sesuai
administrasi kepegawaian kepada seluruh ketentuan;
pegawai Direktorat Jenderal Cipta Karya d. Pada kegiatan koordinasi pengadaan
dengan menyusun SOP pelayanan tanah yaitu belum tersedianya lahan (clean
prima, seperti menentukan batas waktu and clear) yang akan digunakan untuk
pemberian pelayanan kepegawaian. pembangunan infrastruktur permukiman
dan Ibu Kota Negara (IKN) akibat adanya
IPAL Kota Banda Aceh, izin pembangunan dilaksanakan telah memenuhi readiness
jaringan pada ruas jalan nasional pada criteria dan Pemerintah Daerah telah
jaringan IPAL Kota Palembang sehingga berkomitmen untuk menerima aset dan
merubah jalur jaringan perpipaan; mengoperasionalkan;
e. Proses pabrikasi dan pengiriman b. Menjamin kesesuaian DED dengan kondisi
barang/peralatan yang melebihi jadwal lahan dan mewajibkan balai melakukan
pelaksanaan yang sudah direncanakan reviu DED untuk menjaga kualitas dokumen
dan terkendala pada unsur TKDN untuk perencanaan dan dokumen lelang serta
pengadaan alat; syarat khusus dan umum pada kontrak;
f. Perubahan lokasi kegiatan IBM yang c. Melakukan penarikan uang muka dan
disebabkan adanya penolakan warga, pencairan termin untuk paket kegiatan
lokasi belum sesuai kriteria teknis; MYC lanjutan pada awal tahun;
g. Adanya performa kontraktor yang kurang d. Melakukan proses pelelangan lebih cepat
optimal terutama pada kegiatan TPA untuk paket-paket yang sudah siap untuk
Kab. Seluma dan paket C-3 Makassar dilaksanakan;
serta kurangnya tenanga kerja untuk e. Melakukan penguatan pengawasan balai
pembangun di lapangan ; melalui kegiatan monitoring dan evaluasi
h. Adanya gap kebutuhan pendanaan dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi;
terhadap alokasi anggaran Direktorat f. Memastikan kesesuaian metode pekerjaan
Sanitasi serta adanya beberapa kegiatan dan kesesuaian petunjuk teknis denhan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik kondisi di lapangan;
dilaksanakan secara MYC dimana g. Berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah
pelaksanaannya masih akan berlanjut pada setempat untuk pelaksanaan kegiatan
tahun berikutnya sehingga perhitungan serta memerintahkan penyedia jasa
capaian baru dapat dilakukan pada saat menggunakan tenaga kerja lokal.
pelaksanaan kegiatan telah diselesaikan;
serta Direktorat Air Minum
i. Terdapat 79 lokasi yang pekerjaan fisik 1. Analisis penyebab permasalahan dalam
melewati TA. 2022 disebabkan karena penyerapan anggaran dan pelaksanaan
pergantian lokasi, proses verifikasi RKM kegiatan.
yang membutuhkan waktu lebih lama,
keterlambatan proses pencairan dan Penyerapan anggaran terhadap pelaksanaan
kondisi cuaca hujan, keterlambatan anggaran Tahun 2022 dapat disampaikan
pembayaran gaji TFL yang menyebabkan bahwa pagu Direktorat Air Minum sebesar
tidak ada biaya operasional dan jarak lokasi Rp. 2.810.079.082.000,00 dengan penyerapan
kegiatan yang tersebar cukup jauh dan anggaran mencapai 96,60% atau sekitar
lain-lain. Rp. 2.714.670.739.000,00 pada akhir tahun
anggaran 2022. Berdasarkan pemantauan
2. Alternatif solusi yang telah dilakukan dalam sepanjang tahun 2022, terdapat 2
mengatasi permasalahan penyerapan permasalahan sepanjang pelaksanaan TA 2022
anggaran dan pelaksanaan kegiatan. yaitu sebagai berikut:
a. Memastikan dan memeriksa yang akan a. Persiapan RC dan Proses Lelang
• Kurangnya monitoring dan evaluasi 4. Target angka Renstra yang terlalu rendah
yang dilakukan oleh Balai PPW, sehingga Di beberapa outcome atau output yang
kendala–kendala pelaksanaan kegiatan ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
yang terjadi belum ditanggapi secara cepat Ditjen Cipta Karya, memiliki angka target
dan tepat. yang terlalu rendah dan berakibat pada angka
• Koordinasi dengan stakeholder yang capaian melambung tinggi. Hal ini disebabkan
berperan dalam pelaksanaan kegiatan karena adanya penambahan tugas dan
masih kurang, sehingga banyak ditemukan kegiatan yang sifatnya direktif sehingga angka
miskomunikasi atau misinformasi yang target perlu disesuaikan dan menjadi usulan
membuat pelaksanaan kegiatan baik perubahan dalam Review Renstra pada tahun
administratif, keuangan dan fisik menjadi 2022.
terhambat.
bangunan gedung yang tertib dan andal” dengan memiliki target 62,98% dan telah tercapai pada
target 100% dan “Persentase inisiasi penerapan tahun 2022. Outcome tersebut (Indikator kinerja
bangunan gedung hijau” dengan target 60%, kegiatan) dijabarkan dari perhitungan rerata 2 sub
dimana keduanya telah mencapai target kinerja outcome (indikator kegiatan), yaitu: “Persentase
yang ditetapkan pada tahun 2022. dokumen keterpaduan perencanaan kawasan
Sementara Direktorat Bina Penataan Bangunan permukiman” dengan target 62% dan “Persentase
memiliki 1 outcome (indikator Kinerja Kegiatan), peningkatan kualitas kawasan permukiman”
yaitu “meningkatnya kualitas penyelenggaraan dengan target 64,41%. Kedua indikator tersebut
bangunan gedung dan penataan bangunan” telah memenuhi target yang ditetapkan pada
yang telah memenuhi target pada tahun 2022, tahun 2022. Semaentara itu untuk target output
dimana outcome ini terdiri dan terhitung dari pada tahun 2022 terdapat 4 output yang seluruhnya
3 sub outcome (indikator kinerja kegiatan) telah memenuhi target yang ditetapkan pada
diantaranya, “Persentase kab/kota yang terfasilitasi tahun 2022.
implementasi penyelenggaraan bangunan
gedung yang tertib dan andal”, “Persentase Direktorat Sanitasi
dukungan pengembangan penyelenggaraan Direktorat Sanitasi memiliki 2 outcome yang
bangunan gedung”, dan “Persentase dukungan merupakan target indikator sasaran program
pengembangan penyelenggaraan penataan yang menjadi bagian dari target indikator sasaran
bangunan dan lingkungan” yang keseluruhan telah program (outcome) Direktorat Jenderal Cipta
mencapai target yang ditetapkan dalam renstra, Karya, yaitu “Persentase rumah tangga dengan
bahkan melebihi target. Capain ini dikarenakan akses air limbah domestik layak dan aman”
adanya kegiatan-kegiatan yang bersifat direktif dengan target 82,07% akses layak dan 13% akses
dan prioritas yang dilaksanakan Direktorat BPB, aman serta “Persentase rumah tangga dengan
sehingga meningkatkan realisasi capaian outcome akses sampah yang terkelola di perkotaan”
Direktorat BPB pada tahun 2022. Sementara untuk dengan target 84,41%, kedua outcome ini belum
capaian output Direktorat BPB seluruhnya telah memenuhi target yang ditetapkan pada tahun
mencapai target renstra yang ditetapkan pada 2022. Sementara itu, Direktorat Sanitasi memiliki
tahun 2022. 3 outcome berdasarkan pada Indikator Kinerja
Kegiatan, diantaranya “Persentase rumah tangga
Direktorat Pengembangan Kawasan yang terlayani prasarana dan sarana air limbah
Permukiman domestik layak dan aman” dengan target 77,64%
Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman akses aman dan 8,77% akses layak, “Persentase
memiliki satu target indikator sasaran program rumah tangga yang sampahnya terkelola (baik
yang menjadi bagian dari target indikator sasaran melalui penanganan maupun pengurangan)
program (outcome) Direktorat Jenderal Cipta Karya, di perkotaan” dengan target 65,96%, serta
yaitu “Persentase luasan kawasan permukiman yang “Persentase rumah tangga yang terlayani
ditingkatkan kualitasnya” dengan target 64,41% infrastruktur drainase lingkungan” dengan
dan telah memenuhi target yang ditetapkan pada target 55%. Terdapat perbedaan antara target
tahun 2022. Sementara pada tingkat Direktorat, dari “Persentase rumah tangga yang terlayani
Direktorat PKP memiliki satu outcome (Indikator prasarana dan sarana air limbah domestik layak
Kinerja Kegiatan) yaitu “Meningkatnya keterpaduan dan aman” yang menjadi indikator sasaran
perencanaan dan kualitas kawasan permukiman” program (outcome) Ditjen Cipta Karya dengan
Tabel 4.5 Penjelasan Target dan Realisasi Sasaran Kinerja Sesuai Renstra
Direktorat Jenderal Cipta Karya 2020-2024
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
SASARAN PROGRAM:
Meningkatnya pelayanan
infrastruktur perumahan dan
permukiman yang layak dan aman
INDIKATOR KINERJA PROGRAM: Adanya kebijakan penyesuaian
Persentase peningkatan dan pengalihan anggaran untuk
pelayanan infrastruktur kegiatan prioritas, relaksasi
permukiman yang layak dan aman kegiata SYC menjadi MYC, dan
melalui pendekatan smart living permasalahan teknis lainnya,
---- dihitung dari rerata gabungan % 80,07 76,41 √ seperti RC yang membuat
indikator: keterlambatan pelaksanaan
kegiatan berdampak pada
capaian realisasi Direktorat
Jenderal Cipta Karya yang belum
memenuhi target
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
KEGIATAN 1: PENYELENGGARAAN
PERMUKIMAN DAN BANGUNAN
GEDUNG
SASARAN KEGIATAN 1.1:
Meningkatnya keterpaduan
perencanaan dan kualitas
kawasan permukiman
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN: Persentase
peningkatan keterpaduan
perencanaan dan kualitas % 62,98 229,2 √ Target tercapai
kawasan permukiman ----
dihitung dari rerata gabungan
indikator:
1. Persentase dokumen Target tercapai
keterpaduan Adanya penambahan kegiatan
perencanaan kawasan direktif pada tahun 2022
% 62 75 √
permukiman mempengaruhi pencapaian
realisasi yang melebihi target
yang ditetapkan
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
2. Persentase pengendalian
kepatuhan intern dan
manajemen risiko
% 60 92,4 v Target tercapai
dalam penyelenggaraan
infrastruktur
permukiman
KEGIATAN 1: DUKUNGAN
MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
SASARAN KEGIATAN:
Meningkatnya efektifitas
dan efisiensi tata kelola
penyelenggaraan infrastruktur
permukiman
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN:
1. Tingkat Kualitas Terhambatnya proses
Pembinaan dan verifikasi Hibah dan proses
Pengelolaan Tata penandatanganan BAST Hibah
Naskah Dinas, Kearsipan, baik kepada Pemda maupun
Penatausahaan Pemkot dikarenakan masih
Barang Milik Negara, adanya pembatasan kegiatan
dan Pengelolaan di beberapa wilayah, adanya
% 90 88,23 v
Ketatausahaan kesulitan dalam proses Hibah/ali
status dikarenakan aset yang akan
diserahterimakan sudah berumur
lebih dari 10 tahun, kesulitan
melakukan inventaris dokumen
aset yang berumur lebih dari 10
tahun
2. Tingkat Layanan
Pembentukan Produk % 100 200 v Target Tercapai
Hukum
3. Tingkat Layanan
Pengelolaan
Kelembagaan dan % 87,70 87,75 v Target Tercapai
Pengadministrasian
Pegawai
TARGET
SASARAN PROGRAM/ SA- TAR- REALI- REALISASI
SASARAN KEGIATAN/ TU- GET SASI KETERANGAN
OUTPUT/INDIKATOR AN 2022 2022 TER- TIDAK
CAPAI TER-
CAPAI
Tabel 4.6 Penjelasan Target dan Realisasi Kinerja Output Sesuai Renstra
Direktorat Jenderal Cipta Karya 2020-2024
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
KOORDINATOR: DIREKTORAT
PENGEMBANGAN KAWASAN
PERMUKIMAN
PELAKSANA: DIREKTORAT
PENGEMBANGAN KAWASAN
PERMUKIMAN
OUTPUT KEGIATAN :
1. Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Kawasan
Permukiman
Jumlah kab/kota yang
mendapatkan pembinaan
dan pengawasan Kab/Kota √ Target tercapai
penyelenggaraan kawasan
permukiman
2. Perencanaan Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
Jumlah dokumen
perencanaan
Dokumen √ Target tercapai
pembangunan
infrastruktur permukiman
3. Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan
Permukiman
Luas pembangunan dan terdapat beberapa kegiatan yang
pengembangan kawasan bersifat MYC 2022 - 2023, sehingga
Hektar √
permukiman capaian belum dapat terhitung
pada tahun 2022
4. Pembangunan Infrastruktur
Permukiman Berbasis
Masyarakat
Luas pembangunan
infrastruktur permukiman Hektar √ Target tercapai
berbasis masyarakat
PELAKSANA: DIREKTORAT BINA PENATAAN
BANGUNAN
OUTPUT KEGIATAN :
1. Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Bangunan
Gedung dan Penataan
Lingkungan
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
Jumlah kab/kota yang
mendapatkan pembinaan
dan pengawasan
Kab/Kota √ Target tercapai
penyelenggaraan
bangunan gedung dan
penataan bangunan
2. Pembinaan dan Pengelolaan
Rumah Negara
Jumlah unit rumah negara
yang mendapatkan Unit Rumah
√ Target tercapai
pembinaan dan Negara
pengelolaan
3. Pengembangan
Penyelenggaraan Bangunan
Gedung
Luas pengembangan
penyelenggaraan m2 √ Target tercapai
bangunan gedung
4. Pengembangan
Penyelenggaraan Penataan
Bangunan dan Lingkungan
Jumlah kawasan
pengembangan
penyelenggaraan Kawasan √ Target tercapai
penataan bangunan dan
lingkungan
PELAKSANA: DIREKTORAT PRASARANA
STRATEGIS
OUTPUT KEGIATAN :
1. Pembinaan dan Pengawasan
Pembangunan, Rehabilitasi
dan Renovasi Sarana Prasarana
Olahraga, dan Pasar
Jumlah kab/kota yang Sejak dibentuknya Balai PPW
mendapatkan pembinaan pada tahun 2020, maka kegiatan
dan pengawasan pembinaan dilakukan langsung
pembangunan, rehabilitasi oleh masing-masing Balai PPW dan
Kab/Kota √
dan renovasi sarana bukan lagi menjadi kewenangan
prasarana olahraga dan Direktorat Prasarana Strategis
pasar (diusulkan output kegiatan ini
untuk dihilangkan.
2. Pembangunan, Rehabilitasi
dan Renovasi Sarana Prasarana
Olahraga
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
Jumlah gedung
yang mendapatkan
pembangunan, rehabilitasi Gedung - - Target tercapai
dan renovasi sarana
prasarana olahraga
3. Pembangunan, Rehabilitasi
dan Renovasi Sarana Prasarana
Pasar
Jumlah pasar yang Terdapat 5 Pasar yang dilaksanakan
mendapatkan secara MYC 2021-2023 dan 2 Pasar
pembangunan, rehabilitasi dilaksanakan secara MYC 20222-
dan renovasi sarana Pasar √ 2023. Penanganan dilakukan
prasarana pasar berdasarkan usulan pemda/
direktif presiden/direktif menteri/
kunjungan kerja
4. Pembangunan, Rehabilitasi
dan Renovasi Sarana Prasarana
Strategis Lainnya
Jumlah gedung Masih terdapat 6 sekolah dan 39
yang mendapatkan gedung PTN yang dilaksanakan
pembangunan, rehabilitasi Gedung √ secara MYC 2022-2023, sehingga
dan renovasi sarana belum terhitung capaiannya
prasarana strategis lainnya
KOORDINATOR: DIREKTORAT PRASARANA
STRATEGIS
PELAKSANA: DIREKTORAT PRASARANA
STRATEGIS
OUTPUT KEGIATAN :
1. Pembinaan dan Pengawasan
Pembangunan, Rehabilitasi
dan Renovasi Sarana Prasarana
Pendidikan
Jumlah kab/kota yang Sejak dibentuknya Balai PPW
mendapatkan pembinaan pada tahun 2020, maka kegiatan
dan pengawasan pembinaan dilakukan langsung
pembangunan, rehabilitasi oleh masing-masing Balai PPW dan
Kab/Kota - -
dan renovasi sarana bukan lagi menjadi kewenangan
prasarana pendidikan Direktorat Prasarana Strategis
(diusulkan output kegiatan ini
untuk dihilangkan)
2. Rehabilitasi dan Renovasi
Sarana Prasarana Pendidikan
Dasar dan Menengah
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
Jumlah sekolah yang Terdapat 70 sekolah yang
mendapatkan rehabilitasi dilaksanakan secara MYC 2021-2023
dan renovasi sarana dan 202 sekolah yang dilakukan
prasarana pendidikan secara MYC 2022-2023. Pada tahun
dasar dan menengah 2022, prioritas alokasi anggaran
digunakan untuk kegiatan PTN
dan PTKIN yang bersifat direktif
Sekolah √ dan commited, kegiatan OPOR,
serta alokasi fungsi pendidikan
yang diberikan kepada DJCK pada
tahun ini tidak hanya dipakai untuk
kegiatan Direktorat PS saja, tetapi
juga digunakan oleh Direktorat
Sanitasi, Direktorat BPB dan
Direktorat PKP.
3. Pembangunan Sarana
Prasarana Pendidikan Dasar
dan Menengah Baru
Jumlah sekolah Belum ada dasar hukum
yang mendapatkan penugasannya (masih dalam proses
pembangunan sarana Sekolah √ perubahan Perpres 43/2019)
prasarana pendidikan
dasar dan menengah baru
4. Rehabilitasi dan Renovasi
Sarana Prasarana Madrasah
dan Sekolah Keagamaan
Jumlah sekolah yang Terdapat 79 madrasah yang
mendapatkan rehabilitasi dilakukan secara MYC 2022-2023.
dan renovasi sarana Pada tahun 2022, prioritas alokasi
prasarana madrasah dan anggaran digunakan untuk
sekolah keagamaan kegiatan PTN dan PTKIN yang
bersifat direktif dan commited,
Sekolah √ kegiatan OPOR, serta alokasi
fungsi pendidikan yang diberikan
kepada DJCK pada tahun ini tidak
hanya digunakan untuk kegiatan
Direktorat PS saja, tetapi juga
digunakan oleh Direktorat Sanitasi,
Direktorat BPB dan Direktorat PKP.
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
5. Pembangunan Sarana
Prasarana Madrasah dan
Sekolah Keagamaan Baru
Jumlah sekolah Belum ada dasar hukum
yang mendapatkan penugasannya (masih dalam proses
pembangunan sarana perubahan Perpres 43/2019).
prasarana madrasah dan Sekolah √ Adapun output yg terealisasikan
sekolah keagamaan baru adalah kegiatan olahraga
yang menggunakan anggaran
pendidikan
6. Pembangunan, Rehabilitasi
dan Renovasi Sarana Prasarana
Perguruan Tinggi Negeri
Jumlah gedung Terdapat 2 gedung yang
yang mendapatkan dilaksanaian secara MYC 2021-2023
pembangunan, rehabilitasi dan 8 gedung yang dilaksanakan
dan renovasi sarana secara MYC 2022-2023 dan 1
Gedung √
prasarana perguruan gedung yang dilakukan secara MYC
tinggi negeri 2022-2024. Untuk output ini akan
terhitung dan tercapai di tahun
2023
7. Pembangunan, Rehabilitasi
dan Renovasi Sarana Prasarana
Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam Negeri
Jumlah gedung Terdapat 1 gedung yang
yang mendapatkan dilaksanakan secara MYC 2021-
pembangunan, rehabilitasi 2023 dan 1 gedung yang dilakukan
dan renovasi sarana Gedung √ secara MYC 2022-2023
prasarana perguruan
tinggi keagamaan islam
negeri
KOORDINATOR: DIREKTORAT AIR MINUM
PELAKSANA: DIREKTORAT AIR MINUM
OUTPUT KEGIATAN :
1. Pembinaan dan Pengawasan
Pengembangan SPAM
Jumlah kab/kota yang
mendapatkan pembinaan
dan pengawasan Kab/Kota √ Target tercapai
pengembangan sistem
penyediaan air minum
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
2. Pembangunan SPAM
Jumlah kapasitas SPAM anggaran yang tersedia lebih kecil
yang dibangun dengan kebutuhan pendanaan
berdasarkan resntra, sehingga
Liter/detik √
prioritasi kegiatan dilakukan
berdasarkan pada kemendesakan
dan ke-strategis-annya
3. Peningkatan SPAM
Jumlah peningkatan
Liter/detik √ Target tercapai
kapasitas SPAM eksisting
4. Perluasan SPAM
Jumlah sambungan rumah anggaran yang tersedia lebih kecil
(SR) yang mendapatkan dengan kebutuhan pendanaan
perluasan SPAM berdasarkan resntra, sehingga
SR √
prioritasi kegiatan dilakukan
berdasarkan pada kemendesakan
dan ke-strategis-annya
5. SPAM Berbasis Masyarakat
Jumlah sambungan rumah anggaran yang tersedia lebih kecil
(SR) yang mendapatkan dengan kebutuhan pendanaan
layanan SPAM berbasis berdasarkan resntra, sehingga
SR √
masyarakat prioritasi kegiatan dilakukan
berdasarkan pada kemendesakan
dan ke-strategis-annya
6. Pembinaan Teknis Bidang Air
Minum*
Jumlah orang yang
mendapatkan pembinaan Orang √ - Target tercapai
teknis bidang air minum
7. Fasilitasi
PengembanganTeknologi dan
Pengelolaan Peralatan Bidang
Air Minum*
Jumlah laporan fasilitasi anggaran yang tersedia lebih kecil
pengembangan teknologi dengan kebutuhan pendanaan
dan pengelolaan peralatan berdasarkan resntra, sehingga
Laporan √
bidang air minum prioritasi kegiatan dilakukan
berdasarkan pada kemendesakan
dan ke-strategis-annya
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
KOORDINATOR: DIREKTORAT SANITASI
PELAKSANA: DIREKTORAT SANITASI
OUTPUT KEGIATAN :
1. Pembinaan dan Pengawasan
Pengembangan Sanitasi
Jumlah kab/kota yang
mendapatkan pembinaan
Kab/Kota √ Target Tercapai
dan pengawasan
pengembangan sanitasi
2. Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik
Jumlah kepala keluarga Terdapat beberapa kegiatan
(KK) yang mendapatkan lanjutan paket-paket MYC 2022
layanan sistem - 2023, sehingga capaian belum
pengelolaan air limbah dapat terhitung tahun 2022,
adanya gap kebutuhan pendanaan
yang mempengaruhi capaian
realisasi, terdapat penolakan
KK √
penyambungan jaringan oleh
calon penerima manfaat yang
mereduksi angka capaian, serta
terdapat kesalahan penempatan
rincian output untuk kegiatan
pembangunan IPAL Skala
Permukiman
3. Sistem Pengelolaan Drainase
Lingkungan
Jumlah Kepala Keluarga tidak terdapat kegiatan
(KK) yang mendapatkan pembangunan drainase
layanan sistem lingkungan, karena gap pendanaan
KK √
pengelolaan drainase dan prioritasi kegiatan pencapaian
lingkungan sasaran pengelolaan air limbah dan
pengelolaan persampahan
4. Sistem Pengelolaan
Persampahan
Jumlah kepala keluarga masih terdapat kegiatan MYC yang
(KK) yang mendapatkan perhitungan output-nya belum bisa
KK √
layanan sistem dilakukan pada tahun 2022
pengelolaan persampahan
5. Sanitasi Berbasis Masyarakat
Jumlah kepala keluarga
(KK) yang mendapatkan
KK √ Target Tercapai
layanan sanitasi berbasis
masyarakat
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
6. Pembinaan Teknis Bidang
Sanitasi
Jumlah orang yang
mendapatkan pembinaan Orang √ Target Tercapai
teknis bidang sanitasi
7. Fasilitasi Pengembangan
Teknologi dan Pengelolaan
Peralatan Bidang Sanitasi
Jumlah laporan fasilitasi
pengembangan teknologi
Laporan √ Target Tercapai
dan pengelolaan peralatan
bidang sanitasi
KOORDINATOR: DIREKTORAT BINA TEKNIK
PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
PELAKSANA: DIREKTORAT SISTEM
DAN STRATEGI PENYELENGGARAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
OUTPUT KEGIATAN :
1. Perencanaan Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
Jumlah laporan
perencanaan
Laporan √ Target Tercapai
pembangunan
infrastruktur permukiman
2. Program dan Anggaran
Pembangunan Infrastruktur
Permukiman
Jumlah laporan
program dan anggaran
Laporan √ Target Tercapai
pembangunan
infrastruktur permukiman
3. Pengelolaan Pinjaman
dan Hibah Luar Negeri
Pembangunan Infrastruktur
Permukiman
Jumlah laporan
penyusunan program
dan pengelolaan PHLN Laporan √ Target Tercapai
bidang pembangunan
infrastruktur permukiman
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
4. Pengendalian Pelaksanaan,
Kinerja Program, dan
Koordinasi Pengadaan Tanah
Pembangunan Infrastruktur
Permukiman
Jumlah laporan
pengendalian
pelaksanaan, kinerja
program dan koordinasi Laporan √ Target tercapai
pengadaan tanah
untuk pembangunan
infrastruktur permukiman
PELAKSANA: SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL CIPTA KARYA
OUTPUT KEGIATAN :
1. Tanggap Darurat/Kebutuhan
Mendesak
Jumlah paket/laporan
Paket/
tanggap darurat/ √ Target tercapai
Laporan
kebutuhan mendesak
PELAKSANA: DIREKTORAT BINA TEKNIK
PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
OUTPUT KEGIATAN :
1. Peraturan Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Jumlah NSPK
penyelenggaraan
NSPK √ Target tercapai
perumahan dan kawasan
permukiman
2. Peningkatan Kompetensi
Teknis dan Profesi Bidang
Permukiman dan Perumahan
Jumlah laporan
pengembangan profesi
Laporan √ Target tercapai
bidang permukiman dan
perumahan
3. Fasilitasi Keandalan Bangunan
Gedung dan Kawasan
Permukiman
Jumlah rekomendasi
teknis keandalan Rekomendasi
√ Target tercapai
bangunan gedung dan Teknis
kawasan permukiman
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
4. Fasilitasi Pengembangan
Teknologi Dan Pengelolaan
Peralatan Infrastruktur
Permukiman Dan Perumahan
Jumlah laporan fasilitasi
pengembangan teknologi
dan pengelolaan peralatan Laporan √ Target tercapai
infrastruktur Permukiman
dan Perumahan
5. Pengelolaan Data dan Sistem
Informasi Infrastruktur
Permukiman*
Jumlah laporan
pengolahan data dan
Laporan √ Target tercapai
pengembangan sistem
informasi
6. Bimbingan Teknik Bidang
Permukiman dan Perumahan
Jumlah bimbingan teknik
bidang permukiman dan Angkatan √ Target tercapai
perumahan
7. Penyelenggaraan Habitat*
Jumlah laporan
Laporan √ Target tercapai
penyelenggaraan habitat
PELAKSANA: DIREKTORAT KEPATUHAN
INTERN
OUTPUT KEGIATAN :
1. Pembinaan Teknis Kepatuhan
Intern dan Manajemen Risiko
Penyelenggaraan Infrastruktur
Permukiman
Jumlah laporan
pembinaan teknis
kepatuhan intern dan
Laporan √ Target tercapai
manajemen risiko
penyelenggaraan
infrastruktur permukiman
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
2. Pengendalian Kepatuhan
Intern dan Manajemen Risiko
Penyelenggaraan Infrastruktur
Permukiman
Jumlah laporan
pengendalian kepatuhan
intern dan manajemen Laporan √ Target tercapai
risiko penyelenggaraan
infrastruktur permukiman
PROGRAM 5: DUKUNGAN MANAJEMEN
SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya
Kualitas Tata Kelola Kementerian PUPR
dan Tugas Teknis Lainnya
1 INDIKATOR KINERJA SASARAN:
Tingkat Kualitas Tata Kelola
Kementerian PUPR
SASARAN PROGRAM: Meningkatnya
Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis
Lainnya
1 INDIKATOR KINERJA PROGRAM :
Tingkat Dukungan Manajemen
Kementerian PUPR
KOORDINATOR: SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL CIPTA KARYA
PELAKSANA: SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL CIPTA KARYA
OUTPUT KEGIATAN :
1. Pembinaan Teknis Bidang Cipta
Karya
Jumlah orang yang
mendapatkan pembinaan Orang √ Target tercapai
teknis bidang cipta karya
2. Layanan Dukungan
Manajemen Eselon I
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen eselon I
3. Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
Jumlah layanan sarana
Layanan √ Target tercapai
dan prasarana internal
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
4. Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen satker
5. Layanan Perkantoran
Jumlah layanan
Layanan √ Target tercapai
perkantoran
PELAKSANA: DIREKTORAT
PENGEMBANGAN KAWASAN
PERMUKIMAN
OUTPUT KEGIATAN :
1. Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
Jumlah layanan sarana
Layanan √ Target tercapai
dan prasarana internal
2. Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen satker
3. Layanan Perkantoran
Jumlah layanan
Layanan √ Target tercapai
perkantoran
PELAKSANA: DIREKTORAT BINA PENATAAN
BANGUNAN
OUTPUT KEGIATAN :
1. Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
Jumlah layanan sarana
Layanan √ Target tercapai
dan prasarana internal
2. Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen satker
3. Layanan Perkantoran
Jumlah layanan
Layanan √ Target tercapai
perkantoran
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
PELAKSANA: DIREKTORAT PRASARANA
STRATEGIS
OUTPUT KEGIATAN :
1. Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
Jumlah layanan sarana
Layanan √ Target tercapai
dan prasarana internal
2. Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen satker
3. Layanan Perkantoran
Jumlah layanan
Layanan √ Target tercapai
perkantoran
PELAKSANA: DIREKTORAT AIR MINUM
OUTPUT KEGIATAN :
1. Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
Jumlah layanan sarana
Layanan √ Target tercapai
dan prasarana internal
2. Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen satker
3. Layanan Perkantoran
Jumlah layanan
Layanan √ Target tercapai
perkantoran
PELAKSANA: DIREKTORAT SANITASI
OUTPUT KEGIATAN :
1. Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
Jumlah layanan sarana
Layanan √ Target tercapai
dan prasarana internal
2. Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen satker
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
3. Layanan Perkantoran
Jumlah layanan
Layanan √ Target tercapai
perkantoran
PELAKSANA: DIREKTORAT SISTEM
DAN STRATEGI PENYELENGGARAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
OUTPUT KEGIATAN :
1.. Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
Jumlah layanan sarana
Layanan √ Target tercapai
dan prasarana internal
2. Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen satker
3. Layanan Perkantoran
Jumlah layanan
Layanan √ Target tercapai
perkantoran
PELAKSANA: DIREKTORAT BINA TEKNIK
PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
OUTPUT KEGIATAN :
1. Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
Jumlah layanan sarana
Layanan √ Target tercapai
dan prasarana internal
2. Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen satker
3. Layanan Perkantoran
Jumlah layanan
Layanan √ Target tercapai
perkantoran
PELAKSANA: DIREKTORAT KEPATUHAN
INTERN
OUTPUT KEGIATAN :
1. Layanan Sarana dan Prasarana
Internal
Jumlah layanan sarana
Layanan √ Target tercapai
dan prasarana internal
STATUS CAPAIAN
2022
SASARAN PROGRAM/SASARAN
SATUAN TIDAK KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR TER
TER-
CAPAI
CAPAI
2. Layanan Dukungan
Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan
Layanan √ Target tercapai
manajemen satker
3. Layanan Perkantoran
Jumlah layanan
Layanan √ Target tercapai
perkantoran
Sumber: Data Laporan Kinerja (LKj) setiap Unit Kerja Eselon II, 2022
Infrastruktur Bidang Cipta Karya pada Kawasan Relokasi Bencana Erupsi Semeru
4.2.2 Capaian Kinerja Organisasi Direktorat masing-masing tahun yaitu 93,95% dan 95,42%.
Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 dengan Namun begitu terdapat peningkatan kinerja
Tahun Sebelumnya yang dialami oleh Direktorat Jenderal Cipta
Berdasarkan Tabel 4.10, diketahui bahwa Karya pada tahun 2022 dibandingkan tahun
perbandingan capaian realisasi outcome 2021 dengan gap mencapai 1,47%. Adanya
Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 dan keterbatasan atau gap pendanaan pada tahun
tahun 2021. Dimana pada tahun 2021 dan tahun 2022 sangat mempengaruhi penurunan kinerja
2022, Direktorat Jenderal Cipta Karya belum Direktorat Jenderal Cipta Karya. Secara lebih rinci
mampu memenuhi target yang ditetapkan pada dapat digambarkan pada Tabel 4. 7 dan Tabel 4. 8
masing-masing tahun dengan kinerja realisasi dibawah ini.
Tabel 4.7 Perbandingan Capaian Realisasi Outcome Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2021 dan Tahun 2020
Tabel 4.8 Perbandingan Realisasi Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2022 dengan Tahun 2021
Pada tahun 2022, Direktorat Jenderal Cipta dan strategi pelaksanaan penyelenggaraan
Karya melakukan midterm review terhadap infrastruktur permukiman. Berikut ketercapaian
penyelenggaraan Rencana Strategis (Renstra) sasaran program dan kegiatan Direktorat
Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2020– 2024. Jenderal Cipta Karya Tahun 2020 – 2024 yang
Hal ini dilakukan untuk melakukan review atas dijelaskan pada tabel dibawah ini.
ketercapaian program atau kegiatan, kebijakan
Tabel 4.9 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2020 – 2022 dan gap capaian Tahun 2024
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa hampir capaian diatas 35%, dimana dalam waktu 2 tahun
seluruh capaian kinerja indikator sasaran program kedepan diperlukan langkah strategis untuk
masih memiliki gap target tahun 2024. Terdapat meningkatkan kinerja capaian Ditjen Cipta Karya
satu indikator, yaitu “Persentase kab/kota yang dama memenuhi target akhir renstra di akhir
terfasilitasi implementasi penyelenggaraan tahun 2024. Adapun capaian kinerja Indikator
bangunan gedung yang tertib dan andal” dalam Sasaran Kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
2 tahun memiliki konsistensi dalam pemenuhan Tahun 2020 – 2024 dan gap capaian Tahun 2024
target renstra. Sementara terdapat empat seperti dijelaskan pada Tabel 4.10 dibawah ini.
indikator sasaran program yang memiliki gap
Tabel 4.10 Capaian Kinerja Indikator Sasaran Kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Tahun 2020 – 2022 dan gap capaian Tahun 2024
OUTPUT KEGIATAN :
Li-ter/
Jumlah peningkatan kapasitas
de- 0 765 707,5 375 0 1.199 273,5
SPAM eksisting
tik
4. Perluasan SPAM
Jumlah sambungan rumah (SR)
yang mendapatkan perluasan SR 13.171 34.608 9.476 192.000 8 878.000 -820745
SPAM
5. SPAM Berbasis Masyarakat
Jumlah sambungan rumah (SR)
yang mendapatkan layanan SR 621.750 496.079 131.135 400.000 400.000 2.000.000 -751036
SPAM berbasis masyarakat
6. Pembinaan Teknis Bidang Air
Minum*
Jumlah orang yang
Ora-
mendapatkan pembinaan 0 917 890 800 800 3.200 -1393
ng
teknis bidang air minum
7. Fasilitasi PengembanganTeknologi
dan Pengelolaan Peralatan Bidang
Air Minum*
Jumlah laporan fasilitasi
La-
pengembangan teknologi dan
por- 0 1 1 1 1 4 -2
pengelolaan peralatan bidang
an
air minum
KEGIATAN 4: PENYELENGGARAAN
SANITASI YANG LAYAK
SASARAN KEGIATAN 4.1: Meningkatnya
kontribusi pemenuhan akses sanitasi
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN:
Persentase peningkatan kontribusi
pemenuhan akses sanitasi ---- dihitung
pada masing-masing indikator:
1. Persentase rumah tangga yang 78,28 78,58 78,22 77,73% 77,79% 77,79
terlayani prasarana dan sarana air Akses Akses Akses Akses Akses Akses
0,43%
limbah domestik layak dan aman Layak Layak Layak Layak Layak Layak
Akses Layak
(Ter- (Ter- (Ter- (Ter- (Ter- (Ter-
% (Ter-masuk
masuk masuk masuk masuk masuk masuk
-1,5% Akses
8,43% 8,65% 8,6% 9,29% 10,10% 10,10%
Aman)
Akses Akses Akses Akses Akses Akses
Aman) Aman) Aman) Aman) Aman) Aman)
2. Persentase rumah tangga yang
sampahnya terkelola (baik
% 62,37 58,52 64,25 67,77 70,5 70,5 -6,25
melalui penanganan maupun
pengurangan) di perkotaan
OUTPUT KEGIATAN :
1. Perencanaan Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
Jumlah laporan perencanaan La-
pembangunan infrastruktur por- 1 1 1 1 1 5 -
permukiman an
2. Program dan Anggaran
Pembangunan Infrastruktur
Permukiman
Jumlah laporan program dan La-
anggaran pembangunan por- 1 1 1 1 1 5 -
infrastruktur permukiman an
3. Pengelolaan Pinjaman dan Hibah
Luar Negeri Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
Jumlah laporan penyusunan
La-
program dan pengelolaan
por- 1 1 1 1 1 5 -
PHLN bidang pembangunan
an
infrastruktur permukiman
4. Pengendalian Pelaksanaan,
Kinerja Program, dan Koordinasi
Pengadaan Tanah Pembangunan
Infrastruktur Permukiman
Jumlah laporan pengendalian
pelaksanaan, kinerja program La-
dan koordinasi pengadaan por- 2 2 2 2 2 10 -
tanah untuk pembangunan an
infrastruktur permukiman
PELAKSANA: SEKRETARIAT DIREKTORAT
JENDERAL CIPTA KARYA
OUTPUT KEGIATAN :
1 Tanggap Darurat/Kebutuhan
Mendesak
Jumlah paket/laporan tanggap Pa-
darurat/kebutuhan mendesak ket/
La- 34 35 35 35 35 147 -43
por-
an
1. Peraturan Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan
Permukiman
Jumlah NSPK penyelenggaraan
perumahan dan kawasan NSPK 8 8 11 11 10 54 -27
permukiman
2. Peningkatan Kompetensi Teknis
dan Profesi Bidang Permukiman
dan Perumahan
Jumlah laporan La-
pengembangan profesi bidang por- 2 2 2 2 2 10 -
permukiman dan perumahan an
3. Fasilitasi Keandalan Bangunan
Gedung dan Kawasan
Permukiman
Jumlah rekomendasi teknis Re-
keandalan bangunan gedung ko-
dan kawasan permukiman men-
54 54 45 40 40 200 -47
dasi
Tek-
nis
4. Fasilitasi Pengembangan
Teknologi Dan Pengelolaan
Peralatan Infrastruktur
Permukiman Dan Perumahan
Jumlah laporan fasilitasi
pengembangan teknologi La-
dan pengelolaan peralatan por- 5 5 6 5 5 25 -9
infrastruktur Permukiman dan an
Perumahan
5. Pengelolaan Data dan Sistem
Informasi Infrastruktur
Permukiman*
Jumlah laporan pengolahan La-
data dan pengembangan por- 3 3 4 4 4 19 -9
sistem informasi an
6. Bimbingan Teknik Bidang
Permukiman dan Perumahan
Jumlah bimbingan teknik Ang-
bidang permukiman dan kat- 11 11 9 9 9 45 -14
perumahan an
OUTPUT KEGIATAN :
OUTPUT KEGIATAN :
Tabel 4.11 Capaian Direktorat Jenderal Cipta Karya Sesuai Target RPJMN 2022
1 2 3 4 5 6 7 8
III. Agenda Pembangunan 3: Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing
KP: Percepatan
Perbaikan Gizi
Masyarakat
ProP: Penurunan
Stunting
V. Agenda Pembangunan 5: Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pembangunan Ekonomi dan Pelayanan
Dasar
1. Meningkatnya 1. Rumah tangga yang % 87,80 95,90 92,96 96,93 Tidak Tercapai
penyediaan menempati hunian
infrastruktur dengan akses air
layanan dasar minum layak dan
aman
2. Rumah tangga dengan % 20 27,10 22,06 81,40 Tidak Tercapai
akses air minum
jaringan perpipaan
3. Rumah tangga yang % 74,60 82,07 80,77 98,42 Tidak Tercapai
menempati hunian
4. dengan akses sanitasi % 7,42 13 7,33 56,38 Tidak Tercapai
(air limbah domestik)
layak dan aman
5 Jumlah sambungan KK 1,3 juta 407.000 5.072 1,25 Tidak Tercapai
rumah yang terlayani
SPALD-T skala Terdapat
permukiman/kota/ beberapa kegiatan
regional MYC yang baru
dapat terhitung
capaiannya pada
akhir tahun
kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
6. Jumlah rumah tangga KK N/A 62.981 49.243 78,19 Tidak Tercapai
yang terlayani instalasi
pengolahan lumpur Terdapat beberapa
tinja (Rumah Tangga) kegiatan MYC
yang baru dapat
terhitung capaian-
nya pada akhir
tahun kegiatan
7. Rumah tangga yang % 59 84,41 58,92 69,80 Tidak Tercapai
menempati hunian
dengan akses sampah Terdapat beberapa
yang terkelola dengan kegiatan MYC
baik di perkotaan yang baru dapat
terhitung capaian-
nya pada akhir
tahun kegiatan
8. Jumlah rumah tangga KK N/A 32.208 65.013 201,85 Tercapai
yang terlayani TPA
9. Jumlah luasan Hek- 32.222 2.385 2.369 99,33 Tidak Tercapai
permukiman kumuh tar
yang ditangani secara
terpadu
VI. Agenda Pembangunan 6: Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana, dan Perubahan
Iklim
1. Peningkatan 1. Jumlah rumah tangga KK N/A 2 0 0,00 Tidak Tercapai
Kualitas yang terlayani TPA
Lingkungan Hidup dengan standar
sanitary landfill (KK)
Pengelolaan 2. Jumlah rumah tangga KK N/A 11.006 38.165 346,77 Tercapai
Limbah yang terlayani TPS3R
3. Jumlah rumah tangga KK N/A 21.200 26.848 126,64 Tercapai
yang terlayani TPST
VII. Agenda Pembangunan 7: Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik
1. Menjaga Stabilitas Jumlah Pos Pamtas, Unit tidak ter-ma- 0 0 0,00 Tidak ada Kegiatan
Keamanan Posal, Pos Pol suk da-lam
Nasional SubSektor dan PLBN tipo-logi
KP: Penguatan yang dibangun (sifatnya
Keamanan Dalam mengganti
Negeri bangunan
yang terkena
dampak
pem-
bangunan)
1 2 3 4 5 6 7 8
Penguatan Jumlah PLBN yang Unit 7 PLBN 9 5 55,56 Tidak Tercapai
Pertahanan dan dibangun
Keamanan di Gel. I: 3 lainnya relaksasi
Perbatasan dan Bangunan MYC dikarenakan
Pulau Terluar utama/ refocusing
inti (PLBN anggaran di tahun
Tahap I), sebelumnya
sarpras
(PLBN 1 lainnya
Tahap dilakukan
II) dan penghentian
Sarpras kontrak
Penunjang dikarenakan
(PLBN masalah
Tahap III) aksesibilitas
material
2 PLBN masih
terkendala
masalah Batas
Negara, masih
menunggu
K/L lain untuk
menyelesaikan
kendala
Arahan Menteri
PUPR - Setuju
untuk dihentikan
sampai adanya
akses yang lebih
memungkinkan
untuk
penyelesaian
pekerjaan
Sumber: Data Laporan Kinerja (LKj) Unit Kerja Eselon II Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, diketahui bahwa 1. Pada tahun 2022, pendanaan atau anggaran
hampir seluruh kegiatan dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan yang didapatkan memiliki
Agenda Pembangunan dalam RPJMN 2020 – 2024 gap yang cukup lebar dari perencanaan
untuk Ditjen Cipta Karya belum memenuhi target pendanaan atau anggaran yang dilakukan, gap
yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ini membuat adanya keterbatasan yang secara
beragam yang telah dijelaskan pada subbab langsung mempengaruhi pelaksanaan kegiatan
sebelumnya, seperti: yang menjadi kurang optimal. Dampaknya
realisasi capaian belum memenuhi target yang
ditetapkan;
2. Pada tahun 2022, banyak kegiatan yang Selain mendukung Agenda Pembangunan, Ditjen
direlaksasi menjadi kegiatan MYC yang baru Cipta Karya juga mendukung ketercapaian kegiatan
dapat terhitung capaiannya pada akhir Major Project atau Prioritas Nasional (PN), yaitu:
tahun kegiatan; PN1- Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk
3. Adanya beberapa kegiatan prioritas Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan,
dan mendesak yang lebih didahulukan PN2 - Mengembangkan wilayah untuk mengurangi
pelaksanaannya, sehingga penyesuaian kesenjangan dan menjamin pemerataan, PN3 -
kegiatan dilakukan untuk memberikan Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas
ruang bagi kegiatan tersebut; dan Berdaya Saing, serta PN5 - Memperkuat
4. Adapun permasalahan dalam aksesibilitas Infrastruktur Untuk Mendukung Pengembangan
material serta permasalahan batas dan Ekonomi dan Pelayanan Dasar. Untuk lebih jelas
lahan. dapat dilihat pada tabel 4.12 dibawah ini:
Tabel 4.12 Capaian Direktorat Jenderal Cipta Karya Sesuai Target RPJMN 2022
Khusus Major Project
OUTPUT KINERJA
NO MAJOR PROJECT SATUAN
TARGET CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6
PN01 Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan
OUTPUT KINERJA
NO MAJOR PROJECT SATUAN
TARGET CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6
3. Pemulihan pascabencana : Kota Palu dan sekitarnya, Pulau Lombok dan sekitarnya, serta kawasan pesisir selat
sunda
a. Pembangunan dan renovasi bangunan gedung unit 6 6 100
pascabencana
4. PKSN Kawasan Perbatasan Negara
PN05 Memperkuat Infrastruktur Untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar
2. Akses Sanitasi (Air Limbah Domestik) Layak dan Aman (90 Persen Rumah Tangga)
Dari empat PN dan 25 kegiatan, maka terdapat 4.2.4 Perbandingan Capaian Kinerja Direktorat
5 kegiatan yang tidak dilaksanakan pada Jenderal Cipta Karya Tahun 2022 terhadap Capaian
tahun 2022, 3 kegiatan yang belum memenuhi Rencana Kerja (Renja) Kementerian Pekerjaan
target yang ditetapkan dan 17 kegiatan telah Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2022
memenuhi target yang ditetapkan. Mayoritas Selain mendukung target RPJMN tahun 2020-
kegiatan dapat terpenuhi karena kegiatan- 2024, Direktorat Jenderal Cipta Karya mendukung
kegiatan ini merupakan kegiatan prioritas ketercapaian dari Rencana Kerja (Renja) Kementerian
yang didahulukan pelaksanaannya sesuai PUPR Tahun 2022. Maka capaian realisasi RKP
dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 109 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Tahun 2022 bidang Cipta Karya dijelaskan detail pada
Proyek Strategis Nasional. tabel 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Capaian Program/Kegiatan Rencana Kerja Kementerian PUPR bidang Cipta Karya
Tahun 2022
OUTPUT KINERJA
NO PROGRAM/KEGIATAN SATUAN
TARGET CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6
A Program Perumahan dan Kawasan Permukiman
1. Rehabilitasi dan Renovasi Sekolah Dasar dan Menengah unit 932 458 49
OUTPUT KINERJA
NO PROGRAM/KEGIATAN SATUAN
TARGET CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6
4. Peningkatan SPAM Regional Liter/detik 1 300 30.000
OUTPUT KINERJA
NO PROGRAM/KEGIATAN SATUAN
TARGET CAPAIAN (%)
1 2 3 4 5 6
14. Penataan Kawasan Destinasi Wisata Morotai Hektar 0 - -
Sumber: Data Laporan Kinerja (LKj) Unit Kerja Eselon II Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2022
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, diketahui 4.2.5 Perbandingan Kinerja Unit Organisasi
bahwa terdapat 53 program/kegiatan bidang Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan Unit
cipta karya yang terbagi kedalam empat Organisasi lainnya
tema, yaitu Pembangunan dan Rehabilitasi Dalam upaya peningkatan kualitas Laporan
Prasarana Pendidikan, Penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja diperlukan perbandingan
Air Minum yang Layak, Penyelenggaraan kinerja antar Unit Organisasi yang setara. Oleh karena
Permukiman dan Bangunan Gedung, serta itu, Ditjen Cipta Karya melakukan perbandingan
PenyelenggaraanSanitasi yang Layak. Terdapat kinerja dengan Ditjen Perumahan karena Indikator
23 program kegiatan yang belum memenuhi Kinerja Sasaran Program dari keduanya berkontribusi
target yang ditetapkan, 8 kegiatan yang tidak terhadap pencapaian Indikator Program
dilaksanakan tahun ini, serta 22 kegiatan yang Kementerian PUPR. Berdasarkan Rencana Strategis
memenuhi target yang ditetapkan. Mayoritas Kementerian PUPR Tahun 2020-2024, Ditjen Cipta
permasalahan atau tantangan dari ketercapaian Karya mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3
kegiatan sama dengan yang dijelaskan pada (SS-3) yaitu “meningkatnya pelayanan infrastruktur
subbab sebelumnya yang dipengaruhi oleh perumahan dan permukiman yang layak, dan aman”.
keterbatasan pendanaan yang membuat perlu Dalam rangka menjawab sasaran strategis tersebut,
adanya prioritasi dalam pelaksanaan kegiatan, maka Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Perumahan
relaksasi kegiatan menjadi kegiatan MYC mendukung ketercapaian Sasaran Program (outcome
yang baru dapat terhitung capaiannya pada pada level customers) yaitu meningkatnya pelayanan
akhir tahun kegiatan, permasalahan dalam infrastruktur perumahan dan permukiman yang
aksesibilitas orang dan barang/peralatan, dan layak dan aman. Untuk perbandingan lebih jelasnya
sebagainya. dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14 Capaian Kinerja Program Direktorat Jenderal Cipta Karya TA 2022
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/
TARGET REALISASI %
SASARAN KEGIATAN/OUTPUT/ SATUAN KETERANGAN
TA 2022 TA 2022 CAPAIAN
INDIKATOR
SASARAN PROGRAM: Meningkatnya pelayanan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak dan aman
Capaian Indikator Kinerja Program Ditjen Cipta disebabkan karena terdapat banyak kegiatan MYC
Karya TA 2022 tercapai sebesar 76,41% dari target yang dilanjutkan proses pelaksanaannya sehingga
sebesar 80,07%, sehingga persentase capaian capaian kegiatan belum terhitung pada tahun
yang didapat sebesar 95,42%, sementara capaian 2022, serta gap pendanaan yang cukup lebar yang
Indikator Kinerja Program Ditjen Perumahan berdampak pada ketidakoptimalan pelaksanaan
TA 2022 pada Indikator pemenuhan kebutuhan kegiatan.
rumah layak huni tercapai sebesar 57,2055% dari
target sebesar 57,2078%, sehingga persentase Pada level sub Indikator Kinerja Program, Ditjen
capaian yang didapat sebesar 99,99%. Pada Cipta Karya memiliki tujuh sub Indikator Sasaran
indikator rumah MBR yang mendapat bantuan Program yang mendukung pencapaian Sasaran
PSU tercapai sebesar 22,12% dari target sebesar Program Meningkatnya pelayanan infrastruktur
22,04% sehingga capaian persentase yang perumahan dan permukiman yang layak dan
didapat sebesar 100,36%. Ditjen Cipta Karya aman. Berikut adalah rincian sub Indikator Kinerja
memiliki capaian kinerja yang lebih rendah Sasaran Program Ditjen Cipta Karya:
Tabel 4.15 Capaian Indikator Kinerja Program Direktorat Jenderal Cipta Karya TA 2022
SASARAN PROGRAM BASE- REALI- %
SATU- TARGET
(OUTCOME)/SASARAN LINE SASI CAPAI- KETERANGAN
AN TA 2022
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR 2021 TA 2022 AN
1. Persentase rumah tangga dengan
92,18 95,9 92,96 96,93
akses air minum layak % Tidak Tercapai
(Jaringan Perpipaan) 21,85 27,1 22,62 83,47
2. Persentase rumah tangga dengan 78,58 82,07 79,06 96,33
akses air limbah domestik layak dan
aman % (8,65% (13% (8,6% Tidak Tercapai
akses akses akses 67,15
aman) aman) aman)
3. Persentase rumah tangga dengan
akses sampah yang terkelola di % 58,72 84,41 64,80 76,76 Tidak Tercapai
perkotaan
4. Persentase luasan kawasan
permukiman yang ditingkatkan % 41,15 64,41 64,41* 100,00 Tercapai
kualitasnya
5. Persentase kab/kota yang terfasilitasi
implementasi penyelenggaraan
% 100 100 100 100,00 Tercapai
bangunan gedung yang tertib dan
andal
6. Persentase inisiasi penerapan
% 40 60 60* 100,00 Tercapai
bangunan gedung hijau
7. Persentase sarana prasarana strategis
% 50,27 73,68 73,68 100,00 Tercapai
yang ditingkatkan
Sumber: Data Laporan Kinerja (LKj) Unit Kerja Eselon II Ditjen Cipta Karya yang diolah, 2022
Sementara pada Ditjen Perumahan tidak memiliki Pada level Indikator Kinerja Kegiatan, Ditjen
sub Indikator Kinerja Sasaran Program yang Cipta Karya memiliki sepuluh Indikator Kinerja
mendukung ketercapaian outcome persentase Kegiatan yang mendukung pencapaian kegiatan
pemenuhan kebutuhan rumah layak huni dan Penyelenggaraan Permukiman dan Bangunan
persentase rumah MBR yang mendapat bantuan Gedung. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Ditjen
PSU. Cipta Karya dipaparkan pada Tabel berikut:
Tabel 4.16 Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya TA 2022
REALI-
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN SATU- TARGET %
SASI KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR AN TA 2022 CAPAIAN
TA 2022
KEGIATAN: Penyelenggaraan Permukiman dan Bangunan Gedung
SASARAN KEGIATAN: Meningkatnya kontribusi pemenuhan akses air minum jaringan perpipaan
SASARAN KEGIATAN: Meningkatnya kinerja perencanaan, pemrograman, dan evaluasi infrastruktur permukiman
REALI-
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN SATU- TARGET %
SASI KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR AN TA 2022 CAPAIAN
TA 2022
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN: Terlaksananya
Dukungan Layanan Kebencanaan Bidang % 52,38 70,75 135,07 Tercapai
Permukiman
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN: Meningkatnya
kualitas pembinaan teknis dalam penyelenggaraan % 70,28 78,9 112,27 Tercapai
perumahan dan infrastruktur permukiman
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN: Meningkatnya
kepatuhan intern dalam penyelenggaraan % 60 74,89 124,82 Tercapai
infrastruktur permukiman
Sumber: Data Laporan Kinerja (LKj) Unit Kerja Eselon II Ditjen Cipta Karya yang diolah, 2022
Rerata capaian Indikator Kinerja Kegiatan Ditjen Pada level Indikator Kinerja Kegiatan, Ditjen
Cipta Karya sebesar 170,07%. Terdapat capaian Perumahan memiliki empat Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Kegiatan Ditjen Cipta Karya yang Kegiatan yang mendukung pencapaian
melebihi target karena terdapat kegiatan direktif kegiatan Penyediaan Akses Perumahan yang
dan tematik. Namun terdapat beberapa capaian Layak dan Aman. Rerata capaian Indikator
Indikator Kinerja Kegiatan Ditjen Cipta Karya yang Kinerja Kegiatan Ditjen Cipta Karya sebesar
tidak memenuhi target, yang berdampak pada 93,80%. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan
angka capaian Ditjen Cipta Karya TA 2022 yang tidak Ditjen Cipta Karya dipaparkan pada Tabel
dapat memenuhi target Renstra. berikut:
REALI-
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN SATU- TARGET %
SASI KETERANGAN
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR AN TA 2022 CAPAIAN
TA 2022
KEGIATAN: Penyediaan Akses Perumahan yang Layak dan Aman
Berdasarkan pemaparan Ditjen Cipta Karya dan Ditjen permukiman yang layak dan aman melalui
Perumahan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa pendekatan smart living dengan capaian
hal sebagai berikut: 92,48%.
1. Ditjen perumahan memiliki capaian Indikator 2. Ditjen Cipta Karya memiliki 10 (sepuluh)
Kinerja Program yang lebih baik dibandingkan Indikator Kinerja Kegiatan, sedangkan
dengan Ditjen Cipta Karya, hal ini didapatkan Ditjen Perumahan memiliki 4 (empat)
dari capaian Indikator Kinerja Program Ditjen Indikator Kinerja Kegiatan. Rerata capaian
Perumahan dengan Indikator pemenuhan Ditjen Perumahan sebesar 93,80% lebih
kebutuhan rumah layak huni sebesar 99,99% dan rendah dibandingkan Ditjen Cipta Karya
indikator rumah MBR yang mendapat bantuan PSU sebesar 170,07%. Terdapat capaian
sebesar 100,36%, dibandingkan dengan capaian Indikator Kinerja Kegiatan Ditjen Cipta
Ditjen Cipta Karya dengan Indikator Kinerja Karya yang melebihi target karena terdapat
Program Peningkatan pelayanan infrastruktur kegiatan direktif dan tematik.
Penyediaan Infrastruktur Permukiman Mendukung Daerah Relokasi Akibat Badai Siklon Tropis Seroja Kota Kupang
Tabel 4.18 Nilai Aspek Evaluasi Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Tabel 4.19 Realisasi Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
DIREKTORAT PENYERAPAN
PAGU REALISASI
JENDERAL ANGGARAN
Cipta Karya 17.600.515.102.000 16.668.749.084.000 94,71
Sumber: e-Monitoring Kementerian PUPR, 31 Desember 2022; Hasil Perhitungan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: Nomor
214 Tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negeri/
Lembaga yang diolah, 2022
KONSIS-
RENCANA RENCANA TENSI
TINGKAT
PENYERAP- PENYERAP- REALISASI ANTARA
REALISASI PENYERAP-
BULAN AN AN ANGGARAN PERENCA-
ANGGARAN AN TIAP
DANA DANA KUMULATIF NAAN DAN
BULAN
KUMULATIF IMPLE-
MENTASI
Januari 122.584.332 122.584.332 573.307.373 573.307.373 0,00
Februari 559.593.041 682.177.373 1.039.829.025 1.613.136.398 236,47
Maret 1.291.993.060 1.974.170.433 1.811.472.918 3.424.609.316 173,47
April 2.223.531.291 4.197.701.724 2.734.997.102 6.159.606.418 146,74 123,41
Mei 2.995.259.897 7.192.961.621 3.386.715.170 9.546.321.588 132,72
Juni 4.269.335.756 11.462.297.377 4.706.484.637 14.252.806.225 124,35
Juli 5.913.158.955 17.375.456.332 6.439.928.245 20.692.734.470 119,09
KONSIS-
RENCANA RENCANA TENSI
TINGKAT
PENYERAP- PENYERAP- REALISASI ANTARA
REALISASI PENYERAP-
BULAN AN AN ANGGARAN PERENCA-
ANGGARAN AN TIAP
DANA DANA KUMULATIF NAAN DAN
BULAN
KUMULATIF IMPLE-
MENTASI
Agustus 7.372.456.330 24.747.912.662 7.717.290.581 28.410.025.051 114,80
September 9.076.097.832 33.824.010.494 9.577.803.905 37.987.828.956 112,31
Oktober 11.241.018.784 45.065.029.278 11.278.597.673 49.266.426.629 109,32
November 13.916.023.371 58.981.052.649 13.967.887.847 63.234.314.476 107,21
Desember 17.600.515.102 76.581.567.751 16.718.978.975 79.953.293.451 104,40
Sumber: e-Monitoring Kementerian PUPR, 31 Desember 2022; Hasil Perhitungan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: Nomor
214 Tahun 2017 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negeri/
Lembaga yang diolah, 2022
Tabel 4.21 Pencapaian Keluaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Tabel 4.22 Pencapaian Outcome Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2022
Ketercapaian hasil Direktorat Jenderal Cipta hingga penataan kawasan lingkungan berupa
Karya dapat juga dilihat dari berbagai manfaat penyediaan ruang publik yang cukup. Hal ini tentu
yang bersifat tangible dan intangible dalam akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat
penyelenggaraan infrastruktur permukiman layak yang berdampak pada meningkatnya angka
huni dan aman, seperti: harapan hidup.
kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Angka pendapatan per kapita yang signifikan, hal ini
stunting juga sangat dipengaruhi oleh kemudahan tentu adanya program-program padat karya
akses dan kelayakan infrastruktur permukiman dan infrastruktur yang memicu terjadinya
di suatu wilayah, dimana pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.
hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka Pasca pandemi COVID-19, Ditjen Cipta Karya
stunting turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi memiliki kebijakan dalam pemulihan ekonomi
21,6% di tahun 2022. Pembangunan infrastruktur melalui pembangunan infrastruktur. Kebijakan
permukiman sangat erat berhubungan dengan ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian
munculnya penyakit diare dan stunting, semakin masyarakat pasca krisis COVID-19. Kebijakan ini
baik penyediaan infrastruktur permukiman didorong dengan penyelenggaraan program
seperti penyediaan air bersih layak dan aman, padat karya hingga penggunaan produk dalam
penyelenggaraan sanitasi layak dan aman serta negeri dalam penyediaan infrastruktur.
pengelolaan sampah maka semakin baik kondisi
kesehatan masyarakat. Sementara yang masih e. Persentase Penduduk Miskin
diperlukan dalam perhatian adalah ketimpangan Persentase penduduk miskin adalah jumlah
antar provinsi terkait angka keluhan diare dan penduduk miskin terhadap jumlah penduduk di
stunting ini yang masih mengalami lonjakan- suatu wilayah. Berdasarkan BPS yang dimaksud
lonjakan tajam. penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah
c. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) garis kemiskinan. Pada tahun 2022, Persentase
IPM merupakan indikator penting untuk penduduk miskin di Indonesia mengalami
mengukur keberhasilan dalam upaya membangun penurunan 0,17% menjadi 9,54% (BPS, 2022).
kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). Tentu hal ini menjadi kondisi yang baik pasca krisis
IPM menjelaskan bagaimana penduduk pandemi COVID-19, kondisi ini terus didorong oleh
dapat mengakses hasil pembangunan dalam pemerintah untuk meningkatkan anggaran dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, pemulihan ekonomi nasional. Ditjen Cipta Karya
dan sebagainya. Nilai IPM di 34 provinsi mengalami juga turut berperan dalam upaya memperbaiki
kenaikan dari tahun ke tahun. Di tahun 2021, angka kemiskinan yang sempat tinggi karena
angka IPM Indonesia telah mencapai 72,91% (naik COVID-19, melalui pembangunan infrastruktur
0,62%). Secara umum, dapat disimpulkan bahwa atau program padat karya diharapkan terjadi
pembangunan dalam upaya meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang baik dan perputaran
kualitas hidup manusia secara nasional telah ekonomi wilayah yang positif. Dampaknya adalah
merata. angka kemiskinan menjadi semakin menurun.
Selain itu penggunaan produk dalam negeri juga
d. Pendapatan per Kapita dilaksanakan dalam pembangunan infrastruktur.
Pendapatan per Kapita (dalam satuan Rp.000 Hal ini tentu untuk meningkatkan iklim usaha
per orang per tahun) menunjukkan tingkat lokal yang sempat terganggu karena pandemi.
kesejahteraan ekonomi yang diukur dengan Pada akhirnya peningkatan iklim usaha akan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita meningkatkan angka penyerapan tenaga kerja.
dalam harga konstan. Indonesia dalam beberapa
tahun terakhir telah menunjukkan peningkatan
Hal ini menggambarkan bahwa terdapat Direktorat Jenderal Cipta Karya. Sehingga laporan
beberapa responden yang berpendapat bahwa kinerja dapat menjadi dokumen evaluasi dan
laporan kinerja belum menjadi kepedulian sumber acuan dalam pelaksanaan kegiatan,
seluruh pegawai, belum digunakan dalam khususnya dalam melakukan perbaikan dan
penyesuaian aktivitas untuk mencapai kinerja perubahan kinerja organisasi menjadi lebih
dan mempengaruhi perubahan budaya kinerja baik. Berikut adalah persentase perbandingan
organisasi. Kondisi ini mengindikasikan perlunya setiap komponen dan sub komponen dalam
peningkatan kapasitas pengetahuan pegawai pemanfaatan laporan kinerja di lingkungan
tentang peran dan fungsi penting laporan kinerja Direktorat Jenderal Cipta Karya TA. 2022:
serta peningkatan peran laporan kinerja dalam
pelaksanaan kegiatan organisasi di lingkungan
Tabel 4.23 Hasil Rekapitulasi Pengisian Kuesioner Laporan Kinerja di Direktorat Jenderal Cipta
Karya TA 2022 per Komponen dan sub Komponen
SANGAT
TIDAK SANGAT
KOMPONEN SUB KOMPONEN TIDAK SESUAI
SESUAI SESUAI
SESUAI
Informasi isu strategis dalam laporan kinerja unit
organisasi/unit kerja dibahas oleh pimpinan unit 0,14% 0,84% 53,21% 45,81%
organisasi/unit kerja
Informasi rencana kerja dalam laporan kinerja unit
organisasi/unit kerja dibahas oleh pimpinan unit 0,28% 1,26% 51,82% 46,65%
organisasi/unit kerja
Informasi dalam
Informasi capaian kinerja dalam laporan kinerja unit
laporan kinerja
organisasi/unit kerja dibahas oleh pimpinan unit 0,14% 1,12% 48,88% 49,86%
menjadi perhatian
organisasi/unit kerja
utama pimpinan
Informasi realisasi anggaran dalam laporan kinerja
unit organisasi/unit kerja dibahas oleh pimpinan unit 0,14% 1,12% 46,23% 52,51%
organisasi/unit kerja
Informasi permasalahan dan rekomendasi dalam
laporan kinerja unit organisasi/unit kerja dibahas 0,14% 1,82% 45,53% 52,51%
oleh pimpinan unit organisasi/unit kerja
Total 0,17% 1,23% 49,13% 49,47%
Saya mengetahui informasi isu strategis unit
0,00% 2,37% 38,13% 59,50%
organisasi/unit kerja dalam laporan kinerja
Saya mengetahui informasi rencana kerja unit
0,00% 1,68% 40,36% 57,96%
organisasi/unit kerja dalam laporan kinerja
Saya mengetahui informasi capaian kinerja unit
0,00% 2,09% 41,76% 56,15%
organisasi/unit kerja dalam laporan kinerja
Informasi
dalam laporan Saya mengetahui informasi realisasi anggaran unit
0,14% 1,82% 44,27% 53,77%
kinerja menjadi organisasi/unit kerja dalam laporan kinerja]
kepedulian
seluruh pegawai Saya mengetahui informasi permasalahan dan
rekomendasi unit organisasi/unit kerja dalam 0,00% 2,93% 39,39% 57,68%
laporan kinerja
Saya mengetahui informasi kemajuan hasil
0,00% 1,68% 43,16% 55,17%
pelaksanaan kegiatan dalam laporan kinerja
Saya mengetahui informasi deviasi antara rencana serta
0,00% 3,35% 42,18% 54,47%
realisasi fisik dan keuangan dalam laporan kinerja
Total 0,02% 2,27% 41,32% 56,38%
Informasi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan
dalam laporan kinerja berkala telah digunakan 0,00% 1,26% 41,34% 57,40%
dalam penyesuaian aktivitas untuk mencapai kinerja
Informasi deviasi antara rencana dengan realisasi
fisik dan keuangan dalam laporan kinerja berkala
0,00% 1,54% 40,78% 57,68%
telah digunakan dalam penyesuaian aktivitas untuk
mencapai kinerja
Informasi permasalahan dan rekomendasi dalam
laporan kinerja berkala telah digunakan dalam 0,00% 1,68% 40,78% 57,54%
penyesuaian aktivitas untuk mencapai kinerja
SANGAT
TIDAK SANGAT
KOMPONEN SUB KOMPONEN TIDAK SESUAI
SESUAI SESUAI
SESUAI
Laporan kinerja periode sebelumnya menjadi
acuan untuk penyusunan laporan kinerja periode 0,00% 1,12% 42,88% 56,01%
berikutnya
Total 0,00% 1,40% 41,45% 57,16%
Informasi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan
dalam laporan kinerja berkala telah digunakan
0,14% 1,12% 41,34% 57,40%
dalam penyesuaian anggaran untuk mencapai
Informasi dalam kinerja
laporan kinerja
berkala telah Informasi deviasi antara rencana serta realisasi fisik
digunakan dalam dan keuangan dalam laporan kinerja berkala telah
0,14% 1,40% 41,06% 57,40%
penyesuaian digunakan dalam penyesuaian anggaran untuk
anggaran untuk mencapai kinerja
mencapai kinerja
Informasi permasalahan dan rekomendasi dalam
laporan kinerja berkala telah digunakan dalam 0,14% 1,54% 41,06% 57,26%
penyesuaian anggaran untuk mencapai kinerja
Total 0,14% 1,35% 41,15% 57,36%
Informasi isu strategis dalam laporan kinerja unit
organisasi/unit kerja telah digunakan dalam evaluasi 0,00% 0,84% 42,60% 56,56%
pencapaian keberhasilan kinerja
Informasi rencana kerja dalam laporan kinerja unit
organisasi/unit kerja telah digunakan dalam evaluasi 0,00% 0,98% 42,74% 56,28%
pencapaian keberhasilan kinerja
Informasi capaian kinerja dalam laporan kinerja unit
organisasi/unit kerja telah digunakan dalam evaluasi 0,00% 0,42% 43,02% 56,56%
pencapaian keberhasilan kinerja
Informasi realisasi anggaran dalam laporan kinerja
Informasi dalam unit organisasi/unit kerja telah digunakan dalam 0,00% 0,98% 42,60% 56,42%
laporan kinerja evaluasi pencapaian keberhasilan kinerja
telah digunakan
dalam evaluasi Informasi permasalahan dan rekomendasi dalam
pencapaian laporan kinerja unit organisasi/unit kerja telah
0,00% 0,84% 41,48% 57,68%
keberhasilan digunakan dalam evaluasi pencapaian keberhasilan
kinerja kinerja
Informasi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan
dalam laporan kinerja berkala telah digunakan 0,00% 0,84% 42,60% 56,56%
dalam evaluasi pencapaian keberhasilan kinerja
Informasi deviasi antara rencana serta realisasi
fisik dan keuangan dalam laporan kinerja telah
0,00% 0,84% 41,34% 57,82%
digunakan dalam evaluasi pencapaian keberhasilan
kinerja
Laporan kinerja periode sebelumnya dalam laporan
kinerja telah digunakan dalam evaluasi pencapaian 0,00% 0,84% 41,90% 57,26%
keberhasilan kinerja
Total 0,00% 0,82% 42,28% 56,90%
SANGAT
TIDAK SANGAT
KOMPONEN SUB KOMPONEN TIDAK SESUAI
SESUAI SESUAI
SESUAI
Informasi isu strategis dalam laporan kinerja
unit organisasi/unit kerja telah digunakan dalam
0,00% 0,84% 39,66% 59,50%
penyesuaian perencanaan kinerja yang akan
dihadapi berikutnya
Informasi rencana kerja dalam laporan kinerja
unit organisasi/unit kerja telah digunakan dalam
0,14% 0,70% 41,76% 57,40%
penyesuaian perencanaan kinerja yang akan
dihadapi berikutnya
Informasi capaian kinerja dalam laporan kinerja
unit organisasi/unit kerja telah digunakan dalam
0,00% 0,70% 41,90% 57,40%
penyesuaian perencanaan kinerja yang akan
dihadapi berikutnya
Informasi realisasi anggaran dalam laporan kinerja
unit organisasi/unit kerja telah digunakan dalam
Informasi 0,00% 0,98% 40,78% 58,24%
penyesuaian perencanaan kinerja yang akan
dalam laporan
dihadapi berikutnya
kinerja telah
digunakan dalam Informasi permasalahan dan rekomendasi dalam
penyesuaian laporan kinerja unit organisasi/unit kerja telah
0,00% 0,84% 38,69% 60,47%
perencanaan digunakan dalam penyesuaian perencanaan kinerja
kinerja yang yang akan dihadapi berikutnya
akan dihadapi
berikutnya Informasi kemajuan hasil pelaksanaan kegiatan
dalam laporan kinerja berkala telah digunakan
0,00% 0,98% 42,04% 56,98%
dalam penyesuaian perencanaan kinerja yang akan
dihadapi berikutnya
Informasi deviasi antara rencana serta realisasi
fisik dan keuangan dalam laporan kinerja telah
0,00% 0,98% 38,69% 60,34%
digunakan dalam penyesuaian perencanaan kinerja
yang akan dihadapi berikutnya
Informasi permasalahan dan rekomendasi dalam
laporan kinerja berkala telah digunakan dalam
0,00% 1,26% 42,04% 56,70%
penyesuaian perencanaan kinerja yang akan
dihadapi berikutnya
Laporan kinerja periode sebelumnya telah
digunakan dalam penyesuaian perencanaan kinerja 0,14% 0,98% 41,20% 57,68%
yang akan dihadapi berikutnya
Total 0,03% 0,92% 40,75% 58,30%
Informasi Informasi permasalahan dalam laporan kinerja
dalam laporan menjadi pertimbangan dalam meningkatkan budaya 0,14% 2,23% 40,50% 57,12%
kinerja selalu kinerja organisasi
mempengaruhi
perubahan Informasi rekomendasi dalam laporan kinerja
budaya kinerja menjadi pertimbangan dalam meningkatkan budaya 0,14% 1,82% 40,08% 57,96%
organisasi kinerja organisasi
Penutup
Penutup
3. Sasaran Kegiatan 1.3 (SK 1.3) yaitu peningkatan realisasi pada tahun 2022 belum memenuhi
kualitas sarana prasarana olahraga dan pasar target yang ditetapkan sebesar 68,11% (target
yang tertib dan andal dengan realisasi capaian pada tahun 2022 sebesar 68,11%), karena
sebesar 1.488,89% (target pada tahun 2022 terdapat 70 sekolah yang dilaksanakan secara
sebesar 79,26%). Penyerapan anggaran untuk MYC 2021-2023 ,202 sekolah yang dilakukan
ketercapaian sasaran kegiatan ini mencapai secara MYC 2022-2023, serta madrasah yang
99,65% (berdasarkan status 31 Desember 2022 dilakukan secara MYC 2022-2023;
pada aplikasi i-eMonitoring PUPR). Terdapat 3 5. Sasaran Kegiatan 3.1 (SK 3.1) yaitu peningkatan
indikator sasaran kegiatan yang mendukung kontribusi pemenuhan akses air minum
SK 1.3, yaitu: jaringan perpipaan dengan realisasi capaian
a. Indikator “Persentase sarana prasarana sebesar 92,96% untuk capaian air minum layak
olahraga yang tertib dan andal” dengan dan 22,62% untuk capaian jaringan perpipaan
capaian realisasi sebesar 330% (target pada (target pada tahun 2022 sebesar 95,9% untuk
tahun 2022 sebesar 100%). Indikator ini capaian air minum layak dan 27,10% untuk
telah memenuhi target pada tahun 2022; capaian jaringan perpipaan). Penyerapan
b. Indikator “Persentase sarana prasarana anggaran untuk ketercapaian sasaran kegiatan
pasar yang tertib dan andal” dengan ini mencapai 95,13% (berdasarkan status 31
capaian realisasi sebesar 66,67% (target Desember 2022 pada aplikasi i-eMonitoring
pada tahun 2022 sebesar 77,78%). Indikator PUPR). Terdapat 1 indikator sasaran kegiatan
ini tidak memenuhi target yang ditetapkan yang mendukung SK 3.1 yaitu “Persentase
pada tahun 2022 karena disebabkan rumah tangga dengan akses air minum
adanya dua kegiatan pembangunan pasar Jaringan Perpipaan (JP)”, dimana pada tahun
yang dilaksanakan secara MYC tahun 2022 belum memenuhi target yang ditetapkan
2022 – 2023. Penanganan ini dilakukan dengan capaian sebesar 22,62% (target pada
berdasarkan usulan Pemerintah Daerah/ tahun 2022 sebesar 27,10%). Hal ini disebabkan
Direktif Presiden/Direktif Menteri/ karena anggaran yang tersedia lebih kecil
Kunjungan Kerja; dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan
c. Indikator “Persentase sarana prasarana berdasarkan renstra sehingga pelaksanaan
strategis lainnya yang tertib dan andal” kegiatan kurang optimal;
dengan capaian sebesar 4.070% (target 6. Sasaran Kegiatan 4.1 (SK 4.1) yaitu peningkatan
pada tahun 2022 sebesar 60%). kontribusi pemenuhan akses sanitasi, dengan
penyerapan anggaran untuk ketercapaian
4. Sasaran Kegiatan 2.1 (SK 2.1) yaitu peningkatan sasaran kegiatan ini mencapai 94,83%
kualitas sarana prasarana pendidikan yang (berdasarkan status 31 Desember 2022 pada
tertib dan andal dengan realisasi capaian aplikasi i-eMonitoring PUPR). Terdapat 3
sebesar 47,05% (target pada tahun 2022 indikator sasaran kegiatan yang mendukung
sebesar 68,11%). penyerapan anggaran untuk SK 4.1 yaitu:
ketercapaian sasaran kegiatan ini mencapai a. Indikator “Persentase rumah tangga yang
99,65% (berdasarkan status 31 Desember 2022 terlayani prasarana dan sarana air limbah
pada aplikasi i-eMonitoring PUPR). Terdapat 1 domestik layak dan aman”, dimana pada
indikator sasaran kegiatan yang mendukung tahun 2022 telah memenuhi target yang
SK 2.1 yaitu “Persentase sarana prasarana ditetapkan untuk akses layak dengan
pendidikan yang tertib dan andal”, dimana capaian sebesar 77,71% dan belum
memenuhi target yang ditetapkan untuk akses c. Indikator “Persentase rumah tangga yang
aman sebesar 8,13% (target pada tahun 2021 terlayani infrastruktur drainase lingkungan”,
sebesar 77,57% akses layak dan 8,31% akses belum memenuhi target yang ditetapkan
aman). Pada capaian realisasi akses aman tidak dengan realisasi sebesar 44,38%. Angka ini
tercapai disebabkan karena banyak kegiatan didapatkan dari capaian kumulatif kegiatan
yang direlaksasi atau menjadi kegiatan MYC pembangunan draianse lingkungan dari
2022 - 2023, sehingga capaian belum bisa tahun 2020 – 2022. Sementara pada tahun
terhitung pada tahun 2022; 2022, tidak terdapat kegiatan Sistem
b. Indikator “Persentase rumah tangga Pengelolaan Drainase Lingkungan. Hal
yang sampahnya terkelola (baik melalui tersebut dikarenakan alokasi anggaran
penanganan maupun pengurangan) di Direktorat Sanitasi diprioritaskan dalam
perkotaan”, dimana pada tahun 2021 belum rangka mencapai sasaran outcome Sistem
memenuhi target yang ditetapkan dengan Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Sistem
capaian sebesar 58,52% (target pada tahun Pengelolaan Persampahan terutama pada
2021 sebesar 64,46%). Pada capaian realisasi kelompok kegiatan committed (MYC Lanjutan
indikator ini tidak tercapai disebabkan karena dan PHLN), optimalisasi infrastruktur
banyak kegiatan yang direlaksasi atau menjadi terbangun, kegiatan padat karya, serta
kegiatan MYC 2022 - 2023, sehingga capaian kegiatan direktif (Presiden dan Menteri);
belum bisa terhitung pada tahun 2022;
7. Sasaran Kegiatan 5.1 (SK 5.1) yaitu peningkatan c. Indikator “Nilai realisasi penyiapan kegiatan
kinerja perencanaan, pemrograman, dan kerjasama dan bantuan luar negeri”, dimana
evaluasi infrastruktur permukiman dengan pada tahun 2022 belum memenuhi target
capaian realisasi sebesar 69,37% (target pada yang ditetapkan dengan capaian sebesar 40%
tahun 2022 sebesar 86,67%), memiliki kinerja (target pada tahun 2022 sebesar 60%). Hal ini
realisasi sebesar 80,03% serta penyerapan disebabkan karena pada tahun 2022, kegiatan
anggaran untuk ketercapaian sasaran kegiatan PHLN dijalankan untuk penyelesaian kegiatan
ini mencapai 38,52% (berdasarkan status 31 on-going. Sehingga tidak terdapat kegiatan
Desember 2022 pada aplikasi i-eMonitoring baru yang diproses dalam green book.
PUPR). Terdapat 3 indikator sasaran kegiatan Dari 5 usulan kegiatan, terdapat 1 kegiatan
yang mendukung SK 5.1 yaitu: yang diproses dalam green book yaitu The
a. Indikator “Tingkat implementasi Development of Regional Water Supply System
perencanaan penyelenggaraan in Wosusokas.
infrastruktur permukiman”, dimana pada
tahun 2022 belum memenuhi target yang 8. Sasaran Kegiatan 5.2 (SK 5.2) yaitu dukungan
ditetapkan dengan capaian sebesar 72,45% layanan kebencanaan bidang permukiman
(target pada tahun 2022 sebesar 100%). dengan capaian realisasi sebesar 70,75% (target
Dimana capaian ini terhitung dari Jumlah pada tahun 2022 sebesar 52,38%), memiliki
rencana pembangunan infrastruktur kinerja realisasi sebesar 135,07% serta penyerapan
permukiman yang diimplementasikan anggaran untuk ketercapaian sasaran kegiatan
(tahunan) dibandingkan dengan jumlah ini mencapai 98,36% (berdasarkan status 31
rencana pembangunan infrastruktur Desember 2022 pada aplikasi i-eMonitoring PUPR).
permukiman dalam Renstra (tahunan) Indikator ini terdiiri dan terhitung dari kumulatif
dikalikan 100%. Merujuk hal tersebut, ketercapaian output Tanggap Darurat/Kebutuhan
banyaknya kegiatan yang belum tercapai Mendesak tahun 2020-2022 yang dibandingkan
tahun ini berpengaruh pada ketercapaian total target tahun 2024, dimana memiliki capaian
indikator ini, dimana dari 21 output Ditjen 35 laporan (target tahun 2022 sebesar 35 laporan)
Cipta Karya, terdapat 9 output kegiatan secara kumulatif output tahun 2020 – 2021 yang
(dari 21 output kegiatan) telah memenuhi dibangdingkan dengan total target 2024, capain
target yang ditetapkan; ini masih memenuhi target yang diharapkan;
b. Indikator “Nilai kinerja anggaran”, dimana 9. Sasaran Kegiatan 5.3 (SK 5.3) yaitu
pada tahun 2022 belum memenuhi peningkatan kualitas pembinaan teknis dalam
target yang ditetapkan dengan capaian penyelenggaraan perumahan dan infrastruktur
sebesar 95,65% (target pada tahun 2021 permukiman dengan capaian realisasi sebesar
sebesar 100%). Hal ini pun disebabkan 78,90% (target pada tahun 2022 sebesar 70,28%),
karena penyerapan anggaran yang belum memiliki kinerja realisasi sebesar 112% serta
maksimal akibat adanya uang muka lelang penyerapan anggaran untuk ketercapaian sasaran
yang tidak terserap pada paket Technical kegiatan ini mencapai 98,58% (berdasarkan status
Management Consultant to Support DGHS 31 Desember 2022 pada aplikasi i-eMonitoring
on Indonesia Tourism Develpoment Project PUPR). Terdapat 4 indikator sasaran kegiatan yang
(ITDP) karena kurangnya tenaga ahli yang mendukung SK 5.3 yaitu:
ada; serta a. Indikator “Persentase NSPK bidang
permukiman dan perumahan”, dimana pada
tahun 2022 belum memenuhi target yang sebesar 100%). Indikator ini terdiri dan
ditetapkan dengan capaian sebesar 57,41% terhitung dari capaian output Pengelolaan
(target pada tahun 2022 sebesar 61%). Indikator Data dan Sistem Informasi Infrastruktur
ini terdiri dan terhitung dari kumulatif output Permukiman yang memiliki capaian
Peraturan Penyelenggaraan Perumahan dan sebesar 4 laporan (target pada tahun 2022
Kawasan Permukiman yang diterbitkan tahun sebesar 4 laporan) atau telah memenuhi
2020-2022 dibandingkan dengan total target target yang ditetapkan;
2024. Pada tahun 2022, capaian output tersebut d. Indikator “Persentase dukungan
sebesar 11 dokumen (target tahun 2022 sebesar pengembangan kompetensi dan kontribusi
11 dokumen) atau telah memenuhi target yang jabatan fungsional bidang permukiman”
ditetapkan pada tahun 2022. Namun begitu telah memenuhi target yang ditetapkan
dalam hal capaian indikator, secara kumulatif dengan capaian sebesar 72,96% (target
output Peraturan Penyelenggaraan Perumahan pada tahun 2022 sebesar 60%), dimana
dan Kawasan Permukiman yang dibandingkan capaian didapatkan dari jumlah jabatan
dengan total target 2024 belum memenuhi fungsional yang mendapatkan bimbingan
target indikator “Persentase NSPK bidang teknik bidang permukiman dan perumahan
permukiman dan perumahan” yang ditetapkan dibandingkan dengan jumlah seluruh
pada tahun 2022. Hal ini disebabkan adanya jabatan fungsional di Ditjen Cipta Karya.
beberapa NSPK yang tidak diterbitkan karena
kebijakan penyesuaian belanja (refocusing) 10. Sasaran Kegiatan 5.4 (SK 5.4) yaitu peningkatan
untuk penanganan pandemi COVID-19 yang kepatuhan intern dan manajemen risiko dalam
berdampak pada penyesuaian dan pengalihan penyelenggaraan infrastruktur permukiman
anggaran untuk kegiatan lain di tahun dengan capaian realisasi sebesar 76,39%
sebelumnya; (target pada tahun 2022 sebesar 60%), memiliki
b. Indikator “Persentase rekomendasi teknis kinerja realisasi sebesar 124% serta penyerapan
keandalan bangunan gedung dan kawasan anggaran untuk ketercapaian sasaran kegiatan
permukiman” telah memenuhi target yang ini mencapai 99,41% (berdasarkan status 31
ditetapkan dengan capaian sebesar 75,23% Desember 2022 pada aplikasi i-eMonitoring
(target pada tahun 2022 sebesar 60%). PUPR). Terdapat 2 indikator sasaran kegiatan
Indikator ini terdiri dan terhitung dari kumulatif yang mendukung SK 5.4 yaitu:
output Fasilitasi Keandalan Bangunan Gedung a. Indikator “Persentase pembinaan dan
dan Kawasan Permukiman tahun 2020 – 2022 pengembangan kepatuhan intern dan
dibandingkan dengan target total tahun manajemen risiko dalam penyelenggaraan
2024. Pada tahun 2022, output Fasilitasi infrastruktur permukiman” telah memenuhi
Kenadalan Bangunan Gedung dan Kawasan target yang ditetapkan dengan capaian
Permukiman memiliki capaian sebesar 45 sebesar 60,38% (target pada tahun 2022
rekomendasi teknis (target tahun 2022 sebesar sebesar 60%);
40 rekomendasi teknis) atau telah memenuhi b. Indikator “Persentase pengendalian
target yang ditetapkan; kepatuhan intern dan manajemen risiko
c. Indikator “Persentase penyediaan data dan dalam penyelenggaraan infrastruktur
sistem informasi yang berkualitas” telah permukiman” telah memenuhi target yang
memenuhi target yang ditetapkan dengan ditetapkan dengan capaian sebesar 92,40%
capaian sebesar 110% (target pada tahun 2022 (target pada tahun 2022 sebesar 40%).
Lampiran
Lampiran
Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja Awal Tahun 2022 Direktorat Jenderal Cipta Karya
PENYERAPAN
DIREKTORAT JENDERAL PAGU REALISASI
ANGGARAN
Cipta Karya 17.600.515.102 16.668.749.084 94,71
RENCANA
RENCANA REALISASI
PENYERAPAN REALISASI TINGKAT KONSIS-TENSI
PENYERAPAN ANGGARAN
DANA ANGGARAN PENYERAP- ANTARA PERENCA-
BULAN DANA (RDP) KUMULATIF
KUMULATIF (RA) (Rp. RIBU) AN TIAP NAAN DAN IMPLE-
(Rp. RIBU) (RAK)
(RPDK) BULAN MENTASI (K)
(Rp. RIBU)
(Rp. RIBU)
Januari 122.584.332 122.584.332 573.307.373 573.307.373 0,00
Februari 559.593.041 682.177.373 1.039.829.025 1.613.136.398 236,47
Maret 1.291.993.060 1.974.170.433 1.811.472.918 3.424.609.316 173,47
April 2.223.531.291 4.197.701.724 2.734.997.102 6.159.606.418 146,74
Mei 2.995.259.897 7.192.961.621 3.386.715.170 9.546.321.588 132,72
Juni 4.269.335.756 11.462.297.377 4.706.484.637 14.252.806.225 124,35
123,41
Juli 5.913.158.955 17.375.456.332 6.439.928.245 20.692.734.470 119,09
Agustus 7.372.456.330 24.747.912.662 7.717.290.581 28.410.025.051 114,80
September 9.076.097.832 33.824.010.494 9.577.803.905 37.987.828.956 112,31
Oktober 11.241.018.784 45.065.029.278 11.278.597.673 49.266.426.629 109,32
November 13.916.023.371 58.981.052.649 13.967.887.847 63.234.314.476 107,21
Desember 17.600.515.102 76.581.567.751 16.718.978.975 79.953.293.451 104,40
TARGET REALISASI
PENCAPAIAN
IKK SATUAN OUTPUT OUTPUT RKK/TKK
KELUARAN
(TKK) (RKK)
Pembinaan dan Pengawasan Kab/Kota
509 509 1,00
Pengembangan SPAM
Pembangunan SPAM L/detik 1.530 1.283,5 0,84
Peningkatan SPAM L/detik 375 707,5 1,89
128,74
Perluasan SPAM SR 192.000 9.476 0,05
SPAM Berbasis Masyarakat SR 400.000 131.135 0,33
Pembinaan Teknis Bidang Air Minum Orang 800 890 1,11
TARGET REALISASI
PENCAPAIAN
IKK SATUAN OUTPUT OUTPUT RKK/TKK
KELUARAN
(TKK) (RKK)
Fasilitas Pengembangan Teknologi & Laporan
1 1 1,00
Pengelolaan Peralatan Bid. AM
Pembinaan dan Pengawasan Kab/Kota
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan 509 509 1,00
Penataan Lingkungan
Pembinaan dan Pengelolaan Rumah Negara Unit Rumah
1.800 2.029 1,13
Negara
Pengembangan Penyelenggaraan m2
10.000 105.980 10,60
Bangunan Gedung
Pengembangan Penyelenggaraan Penataan Kawasan
20 20 1,00
Bangunan dan Lingkungan
Pembinaan dan Pengawasan Kab/Kota
509 509 1,00
Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Dokumen
10 10 1,00
Permukiman
Pembangunan dan Pengembangan Ha
2.385 1.122,8 0,47
Kawasan Permukiman
Pembangunan Infrastruktur Permukiman Ha
1.280 11.412 8,92
Berbasis Masyarakat
Pembinaan dan Pengawasan Kab/Kota
Pengembangan Penyehatan Lingkungan 509 509 1,00
Permukiman
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik KK 407.000 80.628 0,20
Sistem Pengelolaan Drainase KK 3.500 0 0,00
Sistem Pengelolaan Persampahan KK 1.003.000 38.165 0,04
Sanitasi Berbasis Masyarakat KK 62.800 102.404 1,63
Pembinaan Teknis Bidang Sanitasi Orang 300 806 2,69
Fasilitasi Pengembangan Teknologi dan Laporan
27 40 1,48
Pengelolaan Peralatan Bidang Sanitasi
Pembinaan Teknis Kepatuhan Intern dan Laporan
Manajemen Risiko Penyelenggaraan 1 1 1,00
Infrastruktur Permukiman
Pengendalian Kepatuhan Intern dan Laporan
Manajemen Risiko Penyelenggaraan 1 1 1,00
Infrastruktur Permukiman
Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Laporan
1 1 1,00
Permukiman
Program dan Anggaran Pembangunan Laporan
1 1 1,00
Infrastruktur Permukiman
Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Laporan
Negeri Pembangunan Infrastruktur 1 1 1,00
Permukiman
TARGET REALISASI
PENCAPAIAN
IKK SATUAN OUTPUT OUTPUT RKK/TKK
KELUARAN
(TKK) (RKK)
Pengendalian Pelaksanaan, Kinerja Laporan
Program dan Koordinasi Pengadaan Tanah 2 2 1,00
Pembangunan Infrastruktur Permukiman
Tanggap Darurat / Kebutuhan Mendesak Laporan 35 35 1,00
Pembinaan Teknis Bidang Cipta Karya Orang 4.480 4.901 1,09
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I Layanan 1 1 1,00
Peraturan Penyelenggaraan Perumahan dan NSPK
11 11 1,00
Kawasan Permukiman
Peningkatan Kompetensi Teknis dan Profesi Laporan
2 2 1,00
Bidang Permukiman dan Perumahan
Fasilitasi Keandalan Bangunan Gedung dan Rekomendasi
40 45 1,13
Kawasan Permukiman Teknis
Fasilitasi Pengembangan Teknologi dan Laporan
Peralatan Infrastruktur Permukiman dan 5 6 1,20
Perumahan
Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Laporan
4 4 1,00
Infrastruktur Permukiman
Bimbingan Teknik Bidang Permukiman dan Angkatan
9 9 1,00
Perumahan
Penyelenggaraan Habitat Laporan 1 1 1,00
Pembinaan dan Pengawasan Kab/Kota
Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi 25 - 0,00
Sarana Prasarana Olahraga, dan Pasar
Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi Gedung
- - 0,00
Sarana Prasarana Olahraga
Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi Pasar
8 7 0,88
Sarana Prasarana Pasar
Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi Gedung
2 - 0,00
Sarana Prasarana Strategis Lainnya
Pembinaan dan Pengawasan Kab/Kota
Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi 148 - 0,00
Sarana Prasarana Pendidikan
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah
998 458 0,46
Pendidikan Dasar dan Menengah
Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah
2 - 0,00
Pendidikan Dasar dan Menengah Baru
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah
128 83 0,65
Madrasah dan Sekolah Keagamaan
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah
2 7 3,50
Madrasah dan Sekolah Keagamaan Baru
Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi Gedung
15 19 1,27
Sarana Prasarana Perguruan Tinggi Negeri
TARGET REALISASI
PENCAPAIAN
IKK SATUAN OUTPUT OUTPUT RKK/TKK
KELUARAN
(TKK) (RKK)
Pembangunan, Rehabilitasi dan Renovasi Gedung
Sarana Prasarana Perguruan Tinggi 2 6 3,00
Keagamaan Islam Negeri
Layanan Dukungan Manajemen Internal Layanan/
Laporan/ 261 258 0,99
Dokumen
Layanan Sarana dan Prasarana Internal Unit/m2/Paket 837 833 1,00
Layanan Manajemen SDM Internal Orang/Layanan 40 31 0,78
Layanan Manajemen Kinerja Internal Dokumen/
Layanan/ 72 68 0,94
Laporan
Efiesiensi
SPAM Berbasis
SR 400.000 131.135 833.876.295 828.111.451 6.315 2.085 3,03 -202,92
Masyarakat
Pembinaan Teknis -77,80 -144,50
Orang 800 890 5.690.854 5.543.653 6.229 7.114 0,88 12,44
Bidang Air Minum
Fasilitas
Pengembangan
Lapor-
Teknologi & 1 1 1.985.503 1.870.596 1.870.596 1.985.503 0,94 5,79
an
Pengelolaan
Peralatan Bid. AM
Pembinaan dan
Pengawasan
Penyelenggaraan
Kab/
Bangunan 509 509 121.133.668 87.237.959 171.391 237.984 0,72 27,98
Kota
Gedung dan
Penataan
Lingkungan
Aspek Evaluasi
PENGHARGAAN
Penghargaan FIABCI Indonesia-REI Excellence Award 2022
Ditjen Cipta Karya Raih 3 Penghargaan FIABCI Indonesia-REI Excellence Award 2022
Piagam Penghargaan dari Menteri PANRB kepada Balai Sains Bangunan, Ditjen Cipta Karya
sebagai Unit Kerja Pelayanan Berpredikat Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) Tahun 2022
Balai Sains Bangunan Raih Piagam Perhargaan Unit Kerja Pelayanan Berpredikat Menuju WTB Tahun 2022
Ditjen Cipta Karya melalui Balai Sains Bangunan presentase keberhasilan dalam memperoleh
memperoleh Piagam Penghargaan dari Menteri predikat dari Kementerian PANRB yang mencakup,
PANRB sebagai Unit Kerja Pelayanan Berpredikat antara lain inovasi yang memberikan dampak nyata
Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK) Tahun 2022. bagi masyarakat, penguatan ekosistem integritas,
Penghargaan tersebut diberikan kepada Dirjen Cipta birokrasi yang tangkas dan pelayanan publik berbasis
Karya yang diwakili Direktur Bina Teknik Permukiman digital, responsif terhadap isu strategis nasional, serta
dan Perumahan Dian Irawati oleh Inspektur Jenderal perubahan tata kelola secara komprehensif bukan
Kementerian PUPR Teuku Iskandar di Jakarta, Kamis hanya pemenuhan dokumen. Turut hadir dalam acara
(15/12/2022). Iskandar mengungkapkan, diperlukan penghargaan tersebut Direktur Kepatuhan Intern V.
strategi yang lebih tajam dalam pembangunan Untoro Kurniawan dan Kepala Balai Sains Bangunan
Zona Integritas (ZI) sehingga dapat meningkatkan Ajun Hariono.
Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Pasar Sukowati sebagai Pasar Seni Pertama Yang
Menerapkan Bangunan Gedung Hijau Pada Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan
Pada tahun 2022 Direktorat Prasarana Strategis Revitalisasi Pasar Seni Sukawati Bali dibangun dengan
telah mendapatkan penghargaan baik di tingkat konsep ramah lingkungan (hijau, terdapat sirkulasi
internasional. Penghargaan ini diperoleh atas angin, sistem pencahayan sehingga tidak memerlukan
hasil kerja keras dan gotong royong antara pusat pendingin ruangan) dibangun terdiri dari 3 lantai, 2
dan daerah dalam Kegiatan Pembangunan Pasar basement dengan total luas 10.206,95 meter persegi
Sukawati, Kabupaten Gianyar. Penghargaan dengan jumlah los 529 unit, 65 kios, ruang laktasi, ruang
tersebut diperoleh pada hari Senin tanggal kesehatan, ruang bermain anak, toilet, ruang rapat dan
22 Maret 2022 dalam bentuk Penghargaan rapat.
Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Berdasarkan hasil sertifikasi tersebut disimpulkan Dari total 810 unit kios yang disewakan, pasar
bahwa Pasar Sukawati merupakan pasar seni juga difungsikan untuk melaksanakan kebijakan
pertama yang menerapkan Konsep Bangunan Gubenur Bali dalam visi “Nangun Sat Kerti Loka” yang
Gedung Hijau (BGH) mulai dari tahap perencanaan memprioritaskan produk industri kecil menengah asli
hingga pelaksanaan konstruksi dan telah sesuai Gianyar, dan lokal Bali dengan harapan membangkitkan
dengan standar internasional yang ditetapkan. petani, nelayan, perajin, pelaku IKM atau UMKM di Bali.
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
AIR MINUM Kegiatan Opor
Optimalisasi SPAM IKK Mowila Kab. Konawe
Kegiatan Reguler Selatan
Peningkatan IPA Kapasitas 50 Liter/Detik SPAM (Lokasi: Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi
IKK Garot Tenggara)
(Lokasi: Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh)
Lingkup Kegiatan:
Lingkup Kegiatan: 1. Pengadaan dan Pemasangan Pompa Solar Cell;
1. Pekerjaan Persiapan; 2. Pembuatan Intake.
2. Perkerjaan Bangunan Intake Air Baku dan Pipa
Sadap; Manfaat:
3. Pekerjaan Pipa Transmisi Air Baku; Untuk memperluas cakupan pelayanan air minum
4. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pompa bagi masyarakat di Kabupaten Konawe Selatan.
Intake, Panel, Pipa dan Accessories;
5. Pekerjaan IPA Struktur Bajs 50 L/dt;
6. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal;
7. Pekerjaan Reservoir 600 m3;
8. Pekerjaan Rumah Pompa dan Panel;
9. Pekerjaan Rumah Bahan Kimia;
10. Pekerjaan Peralatan Mekanikal dan Elektrikal.
Manfaat:
1. Menambah jumlah cakupan pelayanan;
2. Menambah jumlah orang yang menikmati air bersih;
3. Bertambahnya ketersediaan Sambungan Rumah
(SR) ± 4000 SR;
4. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat. Optimalisasi SPAM IKK Mowila Kab. Konawe Selatan
TPST didesain sebanyak 4 hangar dengan kapasitas Program pembangunan sanitasi SPALDT tahap 1
total 140 ton/hari. Ditjen Cipta Karya akan membangun sejumlah 5 Lokasi. Berikut merupakan persebaran
1 unit Hanggar dengan kapasitas pengolahan 35 ton/ lokasi program Sanitasi SPALDT tahap 1:
hari beserta bangunan pendukung untuk mengolah Kab. Banyuwangi : 1 Lokasi
sampah domestik dari tenant, rumah susun, dll di Kab. Bondowoso : 3 Lokasi
KITB (Fase I - 450 Ha). Pengolahan di dalam TPST Kab. Situbondo : 1 Lokasi
meliputi pengolahan organik menjadi kompos dan Lingkup Kegiatan:
waste to energy dengan biodigester serta pengolahan a. Pekerjaan Greasetrap;
anorganik untuk didaur ulang. b. Bak Kontrol Sambungan Rumah (SR);
c. Jaringan Pipa Induk;
Lingkup Kegiatan: d. Manhole, Bak Kontrol;
1. Pekerjaan Perpipaan; e. MCK sebanyak 3 bilik.
2. Pekerjaan Bangunan Utama;
3. Pekerjaan Bangunan Penunjang;
4. Pekerjaan Landscape;
5. Pekerjaan Comissioning.
Penataan Kawasan Pantai Malalayang dan Penataan Ecotourism Village Bunaken Kota Manado, Sulawesi Utara
Penataan Kawasan Pantai Malalayang dan Pantai Malalayang: Akses ke lokasi kegiatan dari Kota
Penataan Ecotourism Village Bunaken Kota Manado ± 35 km dapat ditempuh melalui darat dengan
Manado, Sulawesi Utara waktu tempuh sekitar 30 menit. Pulau Bunaken: Akses
(Lokasi: Kecamatan Bunaken, Kecamatan ke lokasi kegiatan dari Kota Manado ± 75 km dan dapat
Malalayang, Kota Manado, Provinsi Sulawesi ditempuh melalui Laut dengan waktu tempuh sekitar 45
Utara) menit.
Peningkatan Kualias Permukiman Kumuh Kawasan ada penanganan limbah dan proteksi kebakaran,
Tanjung Ringgit serta bangunan rumah tidak standar . Aspek Strategis
(Lokasi: Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Provinsi kawasan ini terletak pada fungsi strategis kota (berada
Sulawesi Selatan) di area pengembangan) Kawasan perdagangan jasa
Tanjong Ringgit dan di kawasan pusat niaga.
Tanjung Ringgit merupakan salah satu Kawasan
Permukiman Kumuh tipologi dataran rendah dengan Lingkup Kegiatan:
luasan kumuh 64,51 Ha. Permasalahan kumuh dan 1. Peningkatan Kualitas Jalan dan Drainase;
wajah kawasan yaitu jaringan air bersih dan drainase 2. Pembangunan Ruang Terbuka Publik;
tidak memadai, lebar Jalan Lingkungan <1,5m, belum 3. Pembangunan Sanitasi dan Air Bersih.
Manfaat dari dibangunnya PLBN ini ialah untuk Rehabilitasi Bangunan Kawasan Pusaka Benteng
mewujudkan kawasn perbatasan sebagai Pendem
halam depan negara yang berdaulat, berdaya (Lokasi: Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur)
saing dan aman melalui pendekatan keamanan
(security approach) dan pendekatan peningkatan Kawasan Benteng Van den Bosch dalam RTRW
kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Ngawi (Perda Kabupaten Ngawi No.10
tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah)
Lingkup Kegiatan: ditetapkan sebagai kawasan strategis dari sudut
1. Pekerjaan Site; kepentingan sosial dan budaya.
2. Pekerjaan Bangunan Inti;
3. Pekerjaan Gudang Barang dan Transit; Lingkup Kegiatan:
4. Pekerjaan Mess, Kantor dan Wisma; 1. Pembuatan Jalan Sementara;
5. Pekerjaan Bangunan Tower Air, Car Waash; 2. Rehabilitasi pada Bangunan I-XIII;
6. Pekerjaan Bangunan Penunjang; 3. Penataan Kawasan.
Pembangunan Indoor Multifunction Stadium Dalam Rangka Kejuaraan Dunia Bola Basket Tahun 2023
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
KEGIATAN TA. 2022
Pencanangan pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada Unit
Kerja/Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Peninjauan penataan kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Revitalisasi Terminal VVIP Bandara I
Gusti Ngurah Rai yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR untuk mendukung KTT G20 November 2022
Rapat Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Ditjen Cipta Karya TA 2022 dalam rangka meningkatkan
koordinasi antara seluruh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) dengan Unit Kerja, evaluasi,
dan menyelaraskan serta meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan TA 2022 Ditjen Cipta Karya
Monitoring Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan relokasi bencana erupsi
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang
Peninjauan penataan kawasan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah
Kunjungan Kerja pada TPA Warloka dan Pengelolaan Sampah Proses Termal Labuan Bajo
Tim Tanggap Darurat Bencana Bppw Aceh Melaksanakan Kegiatan Distribusi Air Bersih ke Lokasi yang
Terdampak Banjir
Peninjauan lokasi pasca bencana gempa di Cianjur. Dukungan Ditjen Cipta Karya berupa rehabilitasi
atas fasilitas kesehatan yang rusak berat dan sedang, dukungan untuk bangunan gedung pemerintah,
dukungan untuk bangunan peribadatan yang rusak sedang dan berat, serta perbaikan 8 titik kebocoran
pipa pada SPAM Cianjur
Puncak peringatan Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia Tahun 2022 dimeriahkan oleh talkshow spesial
bertajuk “Potret Inklusifitas dan Kolaborasi Penanganan Kawasan Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem”
Peninjauan Pasar Aksara, Jalan Masjid, Desa Medan Estate, Deliserdang, dan Pembangunan
Infrastruktur Permukiman Kawasan Kota Lama Kesawan, serta SPAM Regional Mebidang
Peninjauan Pasar Aksara, Jalan Masjid, Desa Medan Estate, Deliserdang, dan Pembangunan
Infrastruktur Permukiman Kawasan Kota Lama Kesawan, serta SPAM Regional Mebidang
Penghargaan diberikan oleh Direktur SSPIP yang Penghargaan diberikan berdasarkan kategori
diwakili oleh Kasubdit Koordinasi Pengadaan BPPW, balai teknik dan satuan kerja dengan nilai
Tanah Pemantauan dan Evaluasi. Penghargaan hasil evaluasi penyelenggaraan SAKIP tertinggi.
penyelenggaraan SAKIP di lingkungan Ditjen Cipta Outcome yang diharapkan dari pemberian
Karya TA 2021 diperuntukan berdasarkan beberapa penghargaan evaluasi penyelenggaraan SAKIP,
kategori, yaitu kategori Balai Prasarana Permukiman dapat memotivasi dan memberikan semangat
Wilayah (BPPW), kategori Balai Teknik, dan Kategori untuk semakin meningkatkan kinerja dan
Satuan Kerja Prasarana Permukiman Wilayah. akuntabilitas.
Pemberian penghargaan kepada tiga BPPW dengan nilai hasil evaluasi penyelenggaaraan SAKIP TA 2021 tertinggi yaitu BPPW Jawa Timur,
BPPW Kalimantan Selatan, dan BPPW Jambi
Pemberian penghargaan kepada Balai Teknik dengan nilai hasil evaluasi penyelenggaaraan SAKIP TA 2021 tertinggi yaitu Balai Bahan dan
Struktur Bangunan Gedung
Pemberian penghargaan kepada Satuan Kerja (Satker) dengan nilai hasil evaluasi penyelenggaaraan SAKIP TA 2021 tertinggi yaitu Satker
PPW Wilayah 1 Jawa Timur, Satker PPW Wilayah 2 Jawa Timur, dan Satker PPW Wilayah 3 Nusa Tenggara Timur
166112 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan 5,624,940,557,929
166113 Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam Operasional Pemerintahan 676,735,557,020
169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan (3,431,139,322,907)
169318 Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam Operasional Pemerintahan (2,365,349,489)
Jumlah 33,697,150,370,088
Sumber: Bagian Keuangan, PBMN dan Barang Persediaan Bencana, Setditjen Cipta Karya sesuai aplikasi e-rekon-lk-djpbn.kemenkeu.go.id
status 31 Desember 2022
4. Nota Dinas Direktur SSPIP kepada Direktur BPB terkait Permohonan Penjelasan
terhadap Indikator Sasaran Program Presentase Inisiasi Penerapan Bangunan
Gedung Hijau sebagai tindak lanjut rekomendasi evaluasi SAKIP pada komponen
Perencanaan Kinerja
PERJANJIAN KINERJA
PERJANJIAN KINERJAAWAL
AWALSEKRETARIAT DIREKTORATJENDERAL
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA
CIPTA KARYA
KARYA
PERJANJIAN
PERJANJIAN KINERJAAWAL
AWAL
PERJANJIAN KINERJA
KINERJA AWAL
DIREKTORAT BINA
DIREKTORAT TEKNIK PERMUKIMAN
DIREKTORAT BINA TEKNIK PERMUKIMAN DAN
BINA TEKNIK PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
DAN PERUMAHAN
PERUMAHAN
PERJANJIAN
PERJANJIAN KINERJA
KINERJA AWALDIREKTORAT
AWAL DIREKTORAT BINA
BINAPENATAAN
PENATAANBANGUNAN
BANGUNAN
PERJANJIAN KINERJA AWAL DIREKTORAT BINA PENATAAN BANGUNAN
PERJANJIAN
PERJANJIAN
PERJANJIAN KINERJA
KINERJA REVISI
REVISI
KINERJA DIREKTORAT
DIREKTORAT BINA
REVISIDIREKTORAT BINAPENATAAN
BINA PENATAAN
PENATAAN BANGUNAN
BANGUNAN
BANGUNAN
PERJANJIAN KINERJA
PERJANJIAN AWAL
KINERJA DIREKTORAT
AWAL DIREKTORATPENGEMBANGAN KAWASAN
PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
PERMUKIMAN
PERJANJIANKINERJA
PERJANJIAN KINERJA REVISI
REVISI DIREKTORAT
DIREKTORATSANITASI
SANITASI
PERJANJIAN KINERJA REVISI DIREKTORAT SANITASI
PERJANJIAN
PERJANJIAN KINERJA
KINERJA AWALAWAL DIREKTORATKEPATUHAN
DIREKTORAT KEPATUHAN INTERN
INTERN
PENANGGUNG JAWAB
Pandu Gunadi Atmosukarto, ST., MUM
KETUA
Wayan Lindu Swara, S.Kom., M. Si
KOORDINATOR
Oktalina Mayasari, ST., M.Eng
ANGGOTA
1. Juniarto Ramadhan, S.IP
2. Sumadi, ST
3. Naufal Rabbani Priyandianto, ST.
4. Bella Prita Cahyani, ST.
5. RB. Iqbal Rahmadianto, ST
Laporan Kinerja
Direktorat Jenderal
Cipta Karya
2022
374 hlm.; 20 cm x 25 cm
Diterbitkan oleh:
374 Laporan Kinerja 2020-2024