Anda di halaman 1dari 2

Berbuka Tangis, Bersantap Lara

“Marhaban ya syahru ramadhan ya syah ros syiam”

Sepenggal kalimat suka cita terlontar dari bibir umat muslim di dunia

menyambut bulan suci penuh berkah

tapi tidak di Palestina sana

gema takbir bergetar di ujung bibir

runtuhan air mata kembali mengalir

ledakkan ada di mana-mana

menghiasi langit berkabut lara

puing gedung berserakan rata dengan tanah

menyatu dengan darah para syuhada

anak kecil serupa kuncup kehidupan mati sebelum mekar

ayah dan ibu tempat berkasih sayang terbaring kaku di atas tikar

bergejolak darah muda maju tak gentar

melindungi tanah air yang sedang terkapar

Yaa Ummi.. Yaa Abii.. Yaa Syaqiq

Jeritan itu terlontar perih dan merintih

kiranya puasa hanya lapar dan haus saja yang diuji

nyatanya lebih dari ini

ditinggal pergi satu per satu orang yang dicintai bertemu menghadap illahi

Lihatlah hidangan mereka berbeda dengan kita

di sini berbuka dengan santapan manis

sedangkan di sana bersantap tangis

tanpa sadar sebagian berpuasa di dunia

ketika terbangun mereka berbuka di surga

Katanya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan

di mana semua doa dapat diijabah dengan lekas oleh tuhan


menadah tangan penuh derita diiringi dengan derasnya air mata

memohon diturunkan bala tentara menghentikan duka

Ya.. Allah kapan ini berakhir??

Anda mungkin juga menyukai